SKRIPSI PENGARUH STIMULASI PERKEMBANGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/183/1/27.pdfIDAI :...
Transcript of SKRIPSI PENGARUH STIMULASI PERKEMBANGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/183/1/27.pdfIDAI :...
ii
SKRIPSI
PENGARUH STIMULASI PERKEMBANGAN DENGAN PENCAPAIAN
PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PLAY
GROUP KELURAHAN PANDEAN KOTA MADIUN
Diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
sarjana keperawatan (S.Kep)
Oleh :
DEWI ANGGRAINI
NIM : 201302015
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan
layak mengikuti Ujian Sidang.
SKRIPSI
PENGARUH STIMULASI PERKEMBANGAN DENGAN PENCAPAIAN
PERKEMBANGAN MOTORIK PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PLAY
GROUP KELURAHAN PANDEAN KOTA MADIUN
Menyetujui, Pembimbing II
Istikomah, S.Kep.,Ns.,M.Kes NIP. 197405171998032009
Menyetujui, Pembimbing I
Cholik Harun Rosjidi, M.Kes NIP. 19720222200501101
Mengetahui, Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Mega Arianti Putri, S.Kep.,Ns.,M.Kep NIS. 20130092
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Tugas Akhir (SKRIPSI) Dan
Dinyatakan telah Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar (S.Kep)
Pada Tanggal: ……………..
Dewan Penguji :
1. Ketua Dewan Penguji
Zaenal Abidin, SKM.,M.kes (Epid)
NIS. 20160130 :………………………….
2. Penguji 1
Cholik Harun, M.Kes
NIP. 19720222200501101 :………………………….
3. Penguji 2
Istokomah, S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIP. 197405171998032009 :………………………….
Mengesahkan
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Ketua,
Zaenal Abidin, SKM.,M.kes (Epid)
NIS. 20160130
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu,
Allah mengetahui, sedang kamu kamu tidak mengetahui
(Q.S Al-Baqarah 216)
Every action has a reaction, every act has a consequence, and every
kindness has kind reward
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah.. Alhamdulillahirobbil’alamin., Atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Dengan kerendahan hati, bersama keridhoanMu ya Allah, kupersembahkan karya kecil ini untuk
yang tercinta dan terkasih :
Bapak Suwardi dan Ibu Sarini Puspita Sari, Terimakasih atas dukungan bapak dan ibu
baik moril maupun materil. jerih payah pengorbanan bapak dan ibu berikan untukku agar dapat
menggapai cita-cita. Serta do’a yang kau lantunkan untukku setiap sujud malammu memudahkan
setiap urusanku
Adik tersayang Ilham Muhamad Fais terima kasih sudah menjadi saudara yang baik dan
teman berantem. belajar yang rajin dek bahagianin bapak sama ibu.
Cahya Satya Sukma terima kasih telah menemani selama ini,terima kasih untuk bullyan
nya yang selalu bikin greget saat malas nyusun skripsi. Apa yang selalu kita semogakan segera
tersemogakan apa yang kita cita-citakan di ridhoi Allah SWT.
Pak Cholik Harun Rosjidi S.Kep M.Kes dan ibu Istikomah S.Kep Ns M.Kes terima kasih atas
waktunya, bimbingan dan masukkanya dalam penyusunan proposal dan Skripsi dengan penuh
kesabaran dan ketelatenan. Semoga Allah memerikan balasan atas ilmu dan kebaikan yang telah
di berikan.
Semua dosen STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun terima kasih banyak untuk semua
ilmu,didikan dan pengalaman yang sangat berarti yang telah diberikan
Nofi Purwatih, Erma megawati, Septiana Wahyu jatingtyas dan Wahyu Firmanningtyas,
terimaksih telah menjadi patner selama masa kuliah, meskipun kita sering berselisih paham
namun karena kalian lah masa kuliahku berasa mengesankan.
Buat teman-teman STIKES BHM Madiun, khususnya teman-teman Keperawatan 8A dan teman
seperjuangan terima kasih atas segala dukungan dan semangat yang kalian berikan.
vii
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dewi Anggraini
NIM : 201302015
Prodi : S1 Keperawatan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan
dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dlam memperoleh gelar
(Sajana) di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan
yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun belum/tidak
dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.
Madiun, Agustus 2017
Dewi Anggraini
NIM. 201302015
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Dewi Anggraini
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tempat dan Tanggal Lahir : Magetan, 17 November 1994
No. Hp : 081216417968
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. 2000 - 2001 : TK Darul Ulum Rejomulyo Magetan
2. 2001 – 2007 : SDN Karangmojo II Magetan
3. 2007 – 2010 : SMPN 2 Barat Magetan
4. 2010 – 2013 : SMAN 1 Barat Magetan
5. 2013 – Sekarang : STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Riwayat Pekerjaan : Belum pernah bekerja
ix
ABSTRAK
PENGARUH STIMULASI PERKEMBANGAN DENGAN
PENCAPAIAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3
TAHUN DI PLAY GROUP KELURAHAN PANDEAN KOTA MADIUN
DEWI ANGGRAINI
201302015
Perkembangaan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan
gerak anak. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Usia 1-3
tahun merupakan waktu yang penting dan berpengaruh terhadap
perkembangan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh stimulasi
perkembangan dengan pencapaian perkembangan motorik anak usia 1-3 tahun
di Play Group Kelurahan Pandean Kota Madiun.
Penelitian ini menggunakan desain Komparatif dengan case control.
Sampel penelitian sejumlah 22 kasus dan 22 kotrol dari 72 populasi, teknik
pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Analisis data
menggunakan uji Chi Square dengan taraf signifikan 0,05.
Hasil penelitian diketahui, stimulasi baik dengan perkembangan motorik
normal 13 Responden (59,1%), stimulasi buruk dengan perkembangan
motorik normal 2 responden (9,1%) dan untuk stimulasi baik dengan
perkembangan motorik abnormal 9 responden (40,9%) sementara stimulasi
buruk dengan perkembangan motorik abnormal 20 responden (90,9%). Hasil
uji korelasi antara stimulasi perkembangan dengan pencapaian perkembangan
motorik diketahui pValue=0,000. Dengan nilai koefisiensi kontigensi sebesar
0,467 yang diinterpretasikan bahwa kekuatan pengaruh antara variabel pada
tingkat sedang.
Variabel yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian perkembangan
motorik adalah pemberian stimulasi. Hal ini disebabkan oleh keefektifan
orang tua dalam pemberian stimulasi sesuai usia anak.
Diharapkan orang tua khususnya ibu untuk meningkatkan pemberian
stimulasi perkembangan sehingga anak dapat berkembang dengan optimal
sesuai dengan tahap usia perkembangan motorik anak.
Kata kunci : stimulasi perkembangan, pencapaian perkembangan motorik
x
ABSTRACT
INFLUENCE OF GROWTH STIMULATION WITH ATTAINMENT OF
MOTORIC GROWTH CHILD AGE 1-3 YEAR IN PLAY GROUP OF
PANDEAN MADIUN
DEWI ANGGRAINI
201302015
Physical growth ( motoric) is process of grow flower ability of motion in a
child. Physical growth ( motoric) cover growth of harsh motoric and smooth
motoric. In age 1-3 years old represent very important time and very having
an effect on to growth. At the time of this is important to plan related to
growth a child. The aim of this research is to analyse influence of growth
stimulation with attainment of motoric growth child age 1-3 year in Play
Group Of Pandean Madiun.
This Research use comparability design with approach of case control.
Research Sampel a number of 44 responders with amount 22 case and 22
control from 72 population with technique intake of sampel use simple
random sample. Data analysis use test of Chi Square with level of significant
0,05.
Result of research known that growth stimulation of goodness with
attainment of normal motoric growth counted 13 Responders ( 29,5%),bad
stimulation with attainment of normal motoric growth counted 2 responders (
4,5%) and for bad stimulation with attainment of normal mototric growth
counted 9 responders ( 20,5%) whereas bad stimulation with attainment of
abnormal motorik growth counted 20 respondents ( 45,5%). Result of
correlation test between growth stimulation with attainment of motorik growth
known by p-value=0,000. With coefficient contingency value equal to 0,467
which interpreted that strength of influence between variable is medium level.
variable of great influence on the achievement of motoric development is
the provision of stimulation. This is due to the effectiveness of parents in the
provision of age-appropriate stimulation of children.
expected that parents, especially mothers to improve the provision of
development stimulation so that children can develop optimally according to
the stage of child’s motoric development.
Keywords : Growth Stimulation, attainment of motoric growth
xi
DAFTAR ISI
Sampul Depan .................................................................................................. i
Sampul Dalam .................................................................................................. ii
Lembar Persetujuan ......................................................................................... iii
Lembar Pengesahan ......................................................................................... iv
Lembar Persembahan ....................................................................................... v
Lembar Keaslian Penelitian ............................................................................. vii
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... viii
Abstrak ............................................................................................................. ix
Abstract ............................................................................................................ x
Daftar Isi........................................................................................................... xi
Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii
Daftar Gambar .................................................................................................. xiv
Daftar Lampiran ............................................................................................... xv
Daftar Singkatan dan Istilah ............................................................................. xvi
Kata Pengantar ................................................................................................. xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................
2.1 Konsep Perkembangan .............................................................................. 10
2.2 Konsep Anak Usia 1-3 tahun .................................................................... 16
2.3 Konsep Stimulasi Perkembangan ............................................................. 20
xii
2.4 Penilaian Perkembangan dengan Menggunakan DDST ........................... 25
2.5 Kerangka Teori Penelitian ......................................................................... 30
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................................ 31
3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 32
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 33
4.2 Populasi dan Sampel ................................................................................. 34
4.3 Teknik Sampling ....................................................................................... 37
4.4 Kerangka Kerja Penelitian ....................................................................... 38
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional variabel ............................ 40
4.6 Instrumen penelitian ................................................................................. 43
4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................... 44
4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 45
4.9 Prosedur Pengumpulan Data ................................................................... 45
4.10 Teknik Analisa Data ................................................................................ 47
4.11 Etika Penelitian ....................................................................................... 54
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian .................................................. 57
5.2 Data Umum ................................................................................................ 58
5.3 Data khusus ................................................................................................ 62
5.4 Pembahasan .............................................................................................. 65
5.5 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 74
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................................... 75
6.2 Saran ........................................................................................................... 75
Daftar Pustaka ................................................................................................. 77
Lampiran-lampiran .......................................................................................... 80
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perkembangan Motorik Halus
19
Tabel 2.2 Perkembangan Motorik Kasar
19
Tabel 4.1 Tabel Nilai Z sesuai Nilai ɑ35
Tabel 4.2 Kriteria Inklusi Ibu dan Anak (Cassus)
36
Tabel 4.3 Kriteria Inklusi Ibu dan Anak (Control)
36
Tabel 4.4 Kriteria Eklusi Ibu dan Anak (Cassus)
37
Tabel 4.5 Kriteria Eklusi Ibu dan Anak (Control)
37
Tabel 4.6 Defisini Operasional
41
Tabel 4.7 contingency
53
Tabel 4.8 Daftar Nilai Keeratan Hubungan Antar Variabel
54
Tabel 5.1 Karakteristik Ibu Berdasarkan Usia
58
Tabel 5.2 Karakteristik Ibu Berdasarkan pendidikan
59
Tabel 5.3 karakteristik Ibu Berdasarkan Pekerjaan
59
Tabel 5.4 karakteristik Anak Berdasarkan Usia
60
xiv
Tabel 5.5 karakteristik Anak Berdasarkan jenis Kelamin
61
Tabel 5.6 Stimulasi Perkembangan yang Diberikan Ibu
61
Tabel 5.7 Perkembangan Motorik Anak
62
Tabel 5.8 Tabulasi Silang Stimulasi dengan Perkembangan Motorik Normal
63
Tabel5.9 Tabulasi Silang Stimulasi dengan Perkembangan Motorik Abnormal ..63
Tabel 5.10 Tabulasi Silang Stimulasi dengan Perkembangan Motorik
64
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori Pengaruh Stimulasi Perkembangan dengan
Pencapaian Perkembangan Motorik Anak Usia 1-3 Tahun .........
30
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pengaruh Stimulasi Perkembangan dengan
Pencapaian Perkembangan Motorik Anak Usia 1-3 Tahun …….
31
Gambar 4.1 Kerangka Desain Penelitian Pengaruh Stimulasi Perkembangan
dengan Pencapaian Perkembangan Motorik Anak Usia 1-3
Tahun……………………………………………………………
33
Gambar 4.2 Kerangka Kerja Pengaruh Stimulasi Perkembangan dengan
Pencapaian Perkembangan Motorik Anak Usia 1-3
Tahun……………………………………………………………
39
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Pengesahan Judul ......................................................... .... 80
Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden ............................... .... 81
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ................................. .... 82
Lampiran 4 Kisi-Kisi Kuesioner .................................................................. .... 83
Lampiran 5 Kuesioner Data Umum Responden ........................................ .... 84
Lampiran 6 Kuesioner Stimulasi Perkembangan ......................................... .... 85
Lampiran 7 SOP DDST .............................................................................. .... 88
Lampiran 8 Formulir DDST ........................................................................ .... 89
Lampiran 9 Petunjuk Pelaksanaan .............................................................. .... 90
Lampiran 10 Perijinan Penelitian ................................................................... .... 91
Lampiran 11 Tabulasi Kuesioner Stimulasi Perkembangan .......................... .... 93
Lampiran 12 Tabulasi Perkembangan Motorik Anak ................................... .... 95
Lampiran 13 Uji Validitas dan Reabilitas ..................................................... .... 97
Lampiran 14 Hasil Analisis ................................................................................. 99
Lampiran 15 Kartu Bimbingan Tugas Akhir ................................................... 107
Lampiran 16 Jadwal Pengajuan Skripsi ............................................................ 108
Lampiran 17 Dokumentasi ................................................................................. 109
Lampiran 18 Lembar Revisi Skripsi ................................................................. 110
xvii
DAFTAR SINGKATAN
IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia
DDST : Denver Development Screening test
KPSP : Kuesioner pra Screening Perkembangan
APE : Alat Permainan Edukatif
SPSS : Statitical Padage for Social Sclense
UKS : Unit Kesehatan Sekolah
OR : Ods Ratio
CC : Coefisiensi Contingensi
xviii
DAFTAR ISTILAH
Deprivasi Maternal
Helplessnes
Independence
Self Concept
Self Confidence
Fringer
Visual
Auditif
Verbal
Taktil
Personal Social
Fine Motor Adaptive
Gross Motor Adaptive
Inform Consert
Justice
Confidentially
: Kondisi dimana anak kehilangan kasih sayang orang tua
: Tidak berdaya
: Tidak bergantung/bebas
: Kepribadian
: Rasa percaya diri
: terpinggirkan
: Penglihatan
: Pendengaran
: Lisan/ucapan
: Indra peraba/sentuhan
: Perilaku sosial
: gerakan motorik halus
: gerakan motorik kasar
: lembar persetujuan
: keadilan
: Kerahasiaan
xix
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
(skripsi) yang berjudul “Pengaruh Stimulasi Perkembangan dengan Pencapian
Perkembangan Motorik Anak usia 1-3 Tahun di Play Group Kelurahan Pandean
Kota Madiun”. skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan tugas akhir Program Studi S1 Keperawatan STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam rangka kegiatan
penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan,
arahan, dan motivasi kepada penulis. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kepala Sekolah Play Group Insan Al-firdaus Kota Madiun yang telah
memberikan izin penelitian.
2. Kepala Sekolah Play Group Al-Hidayah Plus Kota Madiun yang telah
memberikan izin penelitian.
3. Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes selaku Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun.
4. Mega Arianti Putri, S.Kep,Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
xx
5. Cholik Harun, M.Kes selaku pembimbing I yang telah meluangkan banyak
waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penyelesaian
proposal ini.
6. Istikomah, S.Kep,Ns.,M.Kes selaku pembimbing II yang dengan kesabaran
dan ketelitiannya dalam membimbing sehingga proposal ini dapat
terselesaikan dengan baik.
7. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, nasehat-nasehat dan semangat
yang tiada hentinya kepada saya.
8. Sahabat-sahabat saya yang selalu menyemangati saya disaat semangat saya
mulai goyah dan selalu menemani saya disaat suka dan duka.
9. Teman-teman Program Studi S1 Keperawatan angkatan 2013 atas kerja sama
dan motivasinya.
10. Semua Murid dan ibu/pengasuh Play Group Insan Al-Firdaus dan Play
Group Al-Hidayah Plus Kota Madiun yang telah bersedia menjadi responden
dalam penelitian ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan
dalam penyelesaian proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap
semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.
Madiun, agustus 2017
Penulis
Dewi Anggraini
NIM. 201302015
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa balita merupakan waktu yang sangat penting dan sangat berpengaruh
terhadap perkembangannya. Pada saat inilah penting untuk merencanakan terkait
dengan perkembangan seorang anak. Perkembangan anak merupakan segala
perubahan yang terjadi pada anak yang dapat dilihat dari berbagai aspek, antara
lain aspek fisik. Perkembangan anak terdiri dari perkembangan motorik,
perkembangan kognitif, dan perkembangan bahasa, dimana perkembangan ini
harus dilalui sesuai periode perkembangan atau sesuai umur anak (Soejatingsih,
2010). Namun permasalahan gangguan perkembangan di tengah masyarakat dari
tahun ke tahun khususnya di Indonesia masih belum teratasi.Hal ini dibuktikan
oleh angka kejadian masalah perkembangan anak di dunia sekitar 12-16 %,
sedangkan prevalensi masalah perkembangan anak di Indonesia pada tahun 2013
sebesar 11-16 %. Pada tahun 2014 sebesar 10-14% anak mengalami gangguan
perkembangan sedangkan tahun 2015sejumlah 13-18% ( Novianti, 2015). Data
dari Dinkes Provinsi Jawa Timur terdapat 1-3% anak mengalami keterlambatan
motorik.Data jumlah balita kabupaten Madiun pada Tahun 2015 berjumlah 2.449
balita. Yang mengalami keterlambatan perkembangan motorik sebanyak 906 atau
36,9 % balita (Dinkes, 2015).
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonnesia (IDAI) Jawa Timur melakukan
pemeriksaan terhadap 2.634 anak dari usia 0-72 bulan. Hasil pemeriksaan tersebut
menunjukkan hasil perkembangan normal sesuai usia 53%, meragukan
2
(Membutuhkan pemeriksaan lebih dalam) sebanyak 13 % dan penyimpangan
perkembangan sebanyak 34%. 10% dari penyimpangan perkembangan tersebut
terdapat pada aspek motorik kasar (seperti berjalan, duduk), 30% motorik halus
(seperti Menulis, memegang), 44% bicara bahasa dan 16% sosialisasi
kemandirian (Cempaka, 2016).
Banyak masalah yang di timbulkan oleh keterlambatan perkembangan salah
satunya balita akan bermasalah dalam hubungan sosial awal dengan teman
sebayanya, yang menyebabkan balita merasa kesepian dan tidak mempunyai
kesempatan untuk berperilaku sesuai dengan teman sebayanya. Dampak apabila
tahap motorik tidak terlalui maka motorik anak tidak akan berkembang, sehingga
anak tidak bisa menyadari gerakanya. Perkembangan selanjutnya setelah
bertambah usia akan mempengaruhi kecerdasan emosi, kecerdasan mental anak
dan kemungkinan jangka panjang anak secara kecerdasan IQ bagus namun
kecerdasan EQ terlambat (Suhartini, 2011).
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh hal-hal tertentu
seperti faktor keturunan dan faktor lingkungan.Faktor keturunan dimana pada
keluarganya rata-rata perkembangan motorik lambat dan faktor lingkungan pula
seperti anak tidak ada kesempatan untuk belajar karena terlalu dimanjakan, selalu
digendong atau diletakkan di babywalker terlalu lama dan juga anak yang
mengalami deprivasi meternal.Disamping itu, faktor kepribadian anak misalnya
anak sangat penakut, gangguan retadasi mental juga adalah penyebab
perkembangan motorik yang lambat.Selain itu, kelainan tonus otot, obesitas,
3
penyakit neuromuscular seperti penyakit duchenne muscular dystrophy dan buta
juga merupakan gangguan perkembangan motorik. (Soejatiningsih, 2012)
Menurut Santoso (2014), pada umumnya anak memiliki pertumbuhan dan
perkembangan yang normal dan ini merupakan hasil interaksi banyak faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor-faktor tersebut
meliputi genetic, lingkungan, mekanisme, toksin/zat kimia, gizi, hubungan anak
dengan keluarga, stimulasi, dan APE.
Kenyataan yang ada di masyarakat tidak semua anak balita dapat
berkembang secara normal.Seperti ketika anak sudah berumur satu tahun, anak
sudah bisa berjalan. Namun terdapat anak yang mengalami terlambat berjalan,
meski usia sudah lebih dari setahun. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya
orang tua dalam merangsang motorik kasar pada anak. Orang tua selalu khawatir
anak jatuh sehingga sering mengendongnya, hal ini juga akan membuat anak
terlambat berjalan. Sebab otot-otot kaki anak tidak pernah mendapat stimulus
untuk bergerak (Semar, 2010).
Stimulasi merupakan komponen penting untuk perkembangan anak.
Stimulasi bertujuan untuk membantu dan memberikan kesempatan anak agar
dapat mencapai potensinya. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang
terarah akan cepat berkembang dari pada anak yang kurang mendapatkan
stimulasi (Hardjadinata, 2009). Pemberian stimulus seperti dengan mengajak anak
untuk melakukan kegiatan bermain yang melibatkan gerak fisik motorik. Anak
usia dini juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik-motorik mereka.
Kegiatan bermain yang demikian disebut juga dengan kegiatan bermain
4
fungsional, misalnya seperti gerakkan berlari, melompat, merangkak, memanjat,
dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut jika dilakukan secara rutin ataupun
berulang-ulang dapat mengakibatkan kekuatan fisik, kelenturan otot maupun
keterampilan motorik anak yang secara langsung dapat berpengaruh terhadap
perkembangan fisik-motorik ( Lindawati, 2014).
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini mungkin
sejak anak dilahirkan.Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang
dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan pada tumbuh
kembang anak. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk perkembangan motorik
anak secara optimal dapat dilakukan dengan memberikan stimulus, meningkatkan
status gizi, APE (alat permainan edukatif) serta pola pengasuhan orang tua
(Lindawati,2014).
Dari hasil study pendahuluan yang dilakukan di Play Group Insan Al-
Firdaus Jl.Serayu Kota madiun, terdapat 52 balita usia 1-3 tahun. Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan pada salah satu guru didapatkan 4 balita yang
mengalami keterlambatan perkembangan, dari 10 balita usia 1-3 tahun. Hasil
tersebut didapatkan dari penilaian KPSP oleh guru di play group Insan Al-Firdaus
Kota Madiun. Berdasarkan fenomena diatas peneliti memilih tempat Play Group
Insan Al-Firdaus Kota Madiun karena data yang diperlukan yaitu keterlambatan
motorik terdapat pada lokasi tersebut.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas di rumuskan masalah penelitian
“Apakah stimulasi perkembangan yang diberikan ibu berpengaruh dengan
pencapaian perkembangan motorik anak usia 1-3 tahun di Play Group Kelurahan
Pandean Kota Madiun?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
stimulasi perkembangan yang diberikan ibu dengan pencapaian perkembangan
motorik anak usia 1-3 tahun di Play Group Kelurahan pandean Kota Madiun.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi stimulasi perkembangan yang diberikan ibu dengan
pencapaian perkembangan motorik normal pada anak usia 1-3 tahun di Play
Group Kelurahan Pandean Kota Madiun.
2. Mengidentifikasi stimulasi perkembangan yang diberikan ibu dengan
pencapaian perkembangan motorik abnormal pada anak usia 1-3 tahun di Play
Group Kelurahan Pandean Kota Madiun.
3. Menganalisis pengaruh antara stimulasi perkembangan dengan pencapaian
pekembangan motorik anak usia 1-3 tahun di Play Group Kelurahan Pandean
Kota Madiun.
6
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian bagi peneliti adalah untuk menambah wawasan dan
menambah ilmu pengetahuan dalam melakukan proses penelitian mengenai
pengaruhstimulasi perkembangan dengan pencapaianperkembangan motorik
pada anak usia 1-3 tahun
2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Manfaat penelitian bagi pendidikan keperawatan adalah untuk
mengembangkan teori-teori keperawatan di bidang anak yang berhubungan
dengan perkembangan motorik anak usia 1-3 tahun, serta membantu
pelaksanaan proses belajar mengajar dan sebagi syarat pemenuhan tugas.
1.4.2. Manfaat praktis
1. Bagi Orang Tua
Manfaat penelitian bagi orang tua adalah untuk dapat menambah informasi
bagi orang tua khususnya ibu mengenai pengaruh stimulasi perkembangan
dengan pencapaian perkembangan motorik pada anak usia 1-3 tahun
2. Bagi Pendidik Play Group
Manfaat penelitian bagi tenaga pendidik play group dapat digunakan sebagai
masukan dalam peningkatan pencapaianperkembangan motorik pada anak usia
1-3 tahun.
7
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis mungkin ada kemiripan dari beberapa
variabel antara lain:
1. Eha Lucky (2011) meneliti Hubungan pola asuh ibu dengan tingkat
perkembangan motorik halus pada anak TK ABA Kendangan Caturharjo
Sleman. Dengan instrument kuesioner dan DDST. Dengan hasil penelitian
terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh ibu dengan perkembangan
motorik halus. Dengan nilai signifikansi 0,000 (<0,05).
Persamaan dari penelitian ini tidak ditemukan, perbedaan dari penelitian
tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada
subjek penelitian, variabel penelitian tersebut yaitu pola asuh ibu dengan
perekembangan motorik halus. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan
yaitu pengaruh stimulasi perkembangan dengan pencapaian motorik dengan
subjek anak usia toddler.
2. Silvia Marischa (2016) meneliti Hubungan pengetahuan orang tua tentang
stimulasi dengan perkembangan motorik kasar anak usia 0-5 tahun di Desa
Bumi Aji Kecamatan Anak Tuha Kabupaten Lampung Tengah. Dengan
instrument kuesioner dan DDST. Dengan hasil penelitian Terdapat hubungan
pengetahuan orang tua tentang stimulasi dengan perkembangan motorik kasar
anak. Dengan nilai signifikansi 0,000 (<0,05).
Persamaan dari penelitian ini yaitu variabel stimulasi perkembangan.
Sedangkan perbedaan dari penelitian tersebut dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti terletak pada subjek penelitian, jenis penelitian, serta
8
variabel pada penelitian tersebut perkembangan motorik kasar sedangkan pada
penelitian yang akan dilakukan dengan variabel pencapaian motorik halus dan
kasar pada anak usia toddler.
3. Dian Hadi Kuncoro (2013) Hubungan antara stimulus ibu dengan
perkembangan motorik halus anak usia toddler di PAUD Mekarsari Desa
Pucangombo Tegalombo Pacitan. Dengan instruemen kuesioner dan DDST.
Hasil uji hubungan antara stimulasi yang diberikan ibu dengan perkembangan
motorik halus mengunakan korelasi Kendall tau diperoleh r = 0,511 dengan p =
0,001. Kesimpulannya adalah ada hubungan antara stimulasi yang di berikan
ibu dengan perkembangan motorik halus pada anak usia toddler di PAUD
Mekarsari Desa Pucangombo Tegalombo Pacitan.
Persamaan dari penelitian ini dengan terletak pada subjek dan variabel
penelitian. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan
dilakukan yaitu variabel dalam penelitian tersebut mengunakan variabel
penelitian perkembangan motorik halus sedangkan variabel dalam penelitian
yang akan dilakukan pencapaian motorik pada anak usia toddler.
4. Nurmaningsih (2015) Hubungan peran ibu dalam stimulasi dini dengan
perkembangan anak usia toddler di desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat
Kabupaten Gorontalo. Dengan instrumen kuesioner dan DDST. Dengan Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan peran ibu dalam stimulasi
dini dengan perkembangan anak usia toddler di Desa Hutabohu Kecamatan
Limboto Barat Kabupaten Gorontalo dengan nilai p = 0,000 dengan taraf
signifikasi <0,05.
9
Persamaan dari penelitian ini dengan terletak pada subjek dan variabel
penelitian yaitu stimulus perkembangan. Perbedaan penelitian tersebut dengan
penelitian yang akan dilakukan yaitu variabel dalam penelitian tersebut
mengunnakan variabel penelitian perkembangan anak sedangkan variabel
dalam penelitian yang akan dilakukan pencapaian motorik pada anak usia
toddler.
5. Siddegowd (2013) Family and child correlates of motor development of
toddlers in India. dengan instrumen DDST. Dengan hasil penelitian
menunjukkan Hasil penelitian Uji kai-kuadrat menghasilkan satu variabel
stimulasi lingkungan rumah yang mempunyai hubungan signifikan dengan
perkembangan motorik dengan p = 0,01, Uji regresi logistik yang dilakukan
menentukan varibel yang paling berhubungan dengan perkembangan motorik
adalah stimulasi lingkungan rumah.
Persamaan dari penelitian ini terletak pada variabel perkembangan motorik
dan subjek penelitian yaitu toodler.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan terletak
pada variabel dependent yaitu stimulasi lingkungan rumah dan pola asuh orang
tua, sedangkan pada penelitian ini yaitu stimulus perkembangan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep perkembangan
2.1.1 Pengertian perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan
kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati”
(progresif and continous change in the organism from birth to death). Pengertian
lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami individu atau
organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang
berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan,baik menyangkut
fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)” (Yusuf Syamsu, 2011).
Yang dimaksut dengan sistematis, progresif, dan berkesinambungan itu
adalah sebagai berikut:
1. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling
kebergantungan atau saling memepengaruhi antara bagian-bagian organisme
(fisik dan psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis.
2. Progresif, berarti perubahan yang bersifat maju, meningkatkan, dan
mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis).
3. Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu
berlangsung secara beraturan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-
loncat.
11
2.1.2 Ciri-Ciri Perkembangan
Menurut Yusuf Syamsu (2011), Perkembangan itu secara umum mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut.
1. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik : perubahan tinggi dan berat badan
serta organ-organ tubuh lainya, aspek psikis: semakin bertambahnya
perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan berfikir, mengingat, serta
mengunakan imajinasi positifnya.
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi, aspek fisik: proporsi tubuh anak
berubah sesuai dengan fase perkembangannya. Aspek psikis: perubahna
imajinasi dan fantasi ke realitas, dan perubahan yang biasanya hanya tertuju
pada dirinya sendiri perlahan beralih pada orang lain.
3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama, tanda-tanda fisik hilangnya kelenjar
thymus (kelenjar kanak-kanak) yang terletak pada bagian dada, kelenjar
pineal pada bagian bawah otak, rambut-rambut halus dan gigi susu. Tanda
psikis: lenyapnya masa mengoceh,bentuk gerak gerik kanak-kanak, dan
perilaku implusif.
4. Diperoleh tanda-tanda baru, tanda fisik: pergantian gigi dan karakteristik
seks, tanda psikis : berkembangnya rasa ingin tahu.
2.1.3 Jenis-Jenis Perkembangan
Menurut Yusuf Syamsu (2011) Perkembangan anak mencakup 3 aspek yaitu :
1. Personal Sosial
Perkembangan social merupakam pencapaian kematangan dalam hubungan
social. Perkembangan social dapat diartikan sebagai proses belajar untuk
12
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, tradisi, dan
meleburkan diri menjadi satu serta saling menjalin kerja sama dan
komunikasi.
2. Bahasa
Bahasa merupakan segala bentuk komunikasi, baik yang disampaikan dalam
lisan, tulisan, isyarat, gerak tubuh, maupun ekspresi wajah. Perkembangan
bahasa meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak.
Perkembangan bahasa berhubungan dengan perkembangan kognitif
anak.Anak yang intelektualnya belum berkembang dan masih sederhana
pula.Bahasa juga merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak belajar
bahasa seperti halnya belajar hal lain, yaitu dengan meniru dan mengulang
hasil yang didapatkannya.
3. Perkembangaan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang
kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan merupakan
hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam
tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan fisik (motorik) meliputi
perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
1) Perkembangan motorik kasar
Perkembangan motorik kasar adalah gerak tubuh yang menggunakan
otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.Perkembanagan motorik
kasar meliputi penggunaan otot-otot kasar seperti tangan, kaki dan badan
(hurlock, 2003).Kemampuan anak untuk duduk, berlari dan melompat
13
termasuk contoh perkembangan motorik kasar.Otot-otot besar dan
sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh anak untuk
melakukan gerakan tubuh. Perkembangan motorik kasar dipengaruhi
oleh proses kematangan anak. Oleh karena proses kematangan setiap
anak berbeda maka laju perkembangan seorang anak bisa saja berbeda
satu sama lain .
2) Perkembangan Motorik Halus
Adapun perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan
anak yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh
tertentu.Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak
untuk belajar dan berlatih.Menulis, menggunting, dan menyusun balok,
adalah contoh-contoh gerakan motorik halus.
2.1.4 Fungsi perkembangan Motorik
Perkembangan keterampilan motorik merupakan faktor yang sangat
penting bagi perkembangan pribadi secara keseluruhan. Elizabeth Hurluck (1995)
cit Yusuf Syamsu (2011) mencatat beberapa alasan tentang perkembangan
motorik bagi konstelasi perkembangan individu, yaitu:
1. Melalui keterampilan perkembangan motorik anak dapat menghibur dirinya
dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan
memiliki keterampilan memainkan boneka, mengkap bola dan memainkan
alat mainan.
2. Melalui keterampilan perkembangan motorik anak dapat beranjak dari
kondisi helplessness (tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama dalam
14
kehidupannya, ke kondisi yang independence (bebas, tidak bergantung). Anak
dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya, dan dapat berbuat
sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan self
confidence (rasa percaya diri).
3. Melalui keterampilan perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan
dirinya dengan lingkungannya.
4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat
bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal
akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan
dia akan terkucil atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).
5. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perekembangan
self-concept(kepribadian anak).
2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik
Menurut Santoso (2014), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan motorik anak antara lain :
1. Faktor Genetik
Faktor genetic merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
perkembangan anak. Faktor ini merupakan faktor bawaan anak, yaitu potensi
anak yang menjadi ciri khanya.Melalui genetic yang terkadang didalam sel
telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
perkembnagan. Ditandai dengan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas
jaringan terhadap rangasangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan
tulang.
15
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai atau tidaknya
potensi bawaan.Faktor ini disebut juga mileum merupakan tempat anak
tersebut hidup dan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak.
Lingkungan yang cukup baik akan menghambatnya. Berikut ini yang dapat
mempengaruhi faktor lingkungan:
a. Mekanisme
Trauma, cairan ketuban yang kurang dan posisi fetus yang abnormal bisa
menyebabkan kelainan konginetal seperti club foot.
b. Toksin/zat kimia
Zat-zat kimia yang menyebakan kelainan bawaan pada bayi anatara lain
obat-obatan, rokok, dan alkhol.
c. Radiasi
Paparan sinar rontgen dapat menyebabkan kelainan pada janin seperti
spinal bifida, retadasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan
konginetal mata, kelinan jantung.
d. Gizi
Kebutuhan zat gizi yang diperlukan seorang anak, seperti: Protein,
karbohidrat, lemak, mineral, vitamin,dan air dapat membantu proses
perkembangan anak dengan baik. Seorang anak yang kebutuhan zat
gizinya kurang atau tidak terpenuhi, maka dapat menghambat
perkembangan.
16
e. Hubugan anak dalam keluarga
Hubungan anak dengan orang disekitarnya, seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau yang selalu merasa tertekan, akan
mengalami hambatan dalam perkembangan
f. Stimulasi
Stimulasi merupakan hal penting dalam perkembangan anak. Anak
mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih mudah
berkembang terutama dalam perkembangan motorik, seperti berjalan,
berdiri dan melompat.
g. APE
Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal
upaya yang dilakukan yaitu melalui stimulasi bermain mengunakan
permainan edukatif (APE) sehingga dapat meningkatkan perkembangan
anak.
2.2 Konsep Anak Usia 1-3 Tahun
2.2.1 Pengertian
Anak usia toddler adalah anak usia 12-36 bulan (1-3 tahun). Pada periode
ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana
mengontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan, dan tindakan keras kepala.
Hal ini merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan intelektual secara optimal ( Rizki, 2015)
17
2.2.2 Ciri-Ciri Umum Anak Usia 1-3 Tahun
Ciri-ciri tumbuh kembang anak usia1-3 tahun menurut Rizky (2015) yaitu:
1. Tinggi dan berat badan meningkat, yang menggambarkan pertumbuhan
mendorong dan melambatkan karakteristik anak usia 1-3 tahun.
2. Karakteristik anak usia 1-3 tahun dengan menonjolnya abdomen yang
diakibatkan karena otot-otot abdomen yang tidak berkembang.
3. Bagian kaki berlawanan secara khas terdapat pada usia 1-3 tahun karena
otot-otot kaki harus menopang berat badan tubuh.
4. Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak usia toddler pada tahap pra-
operasioanal (2-7 tahun). Tahap ini ditandai oleh adanya pemakaian kata-kata
lebih awal dan memanipulasi simbol-simbol yang mengambarkan objek
untuk benda dan hubungan diantara mereka. Tahap pre-operasional juga
ditandai oleh beberapa hal, antara lain egosentrisme, ketidakmatangan pikiran
tentang sebab-sebab dunia di fisik, kebingungan antara symbol objek yang
mereka wakili, kemampuan untuk focus pada satu satu dimensi pada satu
waktu dan kebingungan tentang identitas orang dan objek.
5. Menurut Erikson, tahap psikososial anak toddler (usia 1-3 tahun) berada pada
tahap ke-2: otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu. Masa balita yang
berlangsung mulai 1-3 tahun (early childhood). Tahap ini merupakan tahap
anus otot (anal/muscular stages). Pada masa ini anak cenderung aktif dalam
segala hal, sehingga orang tua dianjurka untuk tidak terlalu membatasi ruang
gerak serta kemandirian anak, namun tidak pula terlalu memberikan
kebebasan melakukan apapun yang dia mau. Pembatasan ruang gerak pada
18
anak dapat menyebabkan anak akan mudah menyerah dan tidak dapat
melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain. Sebaliknya jika anak
terlalu diberi kebebasan mereka akan cenderung bertindak sesuai yang dia
inginkan tanpa memperhatikan baik buruknya tindakan tersebut. Jadi pada
usia ini orang tua harus seimbang dalam mendidik anak antara pemberian
kebebasan dan pembatasan ruang gerak anak, karena dengan cara itulah anak
bisa mengembangkan sikap control diri dan harga diri.
Anak usia 1-3 tahun mulai untuk menguasai individualisasi, seperti
membeakan diri sendiri dengan orang lain, pemisahan dari orang tua,
mengontrol pada fungsi tubuh, berkomunikasi dengan kata-kata, kemahiran
perilaku yang dapat diterima secara social dan interaksi egosentris dengan
orang lain. Rasa malu dan ragu-ragu dapat berkembang jika anak usia balita
ini tetap ketergantungan di area-area diaman ia mampu mengunakan
keterampilan-keterampilan yang baru didapat atau jika membuatnya merasa
tidak memadai pada waktu berusaha terhadap keterampilan baru.
6. Perkembangan motorik
Perkembangan motorik pada anak 1-3 tahun meliputi motorik halus dan
motorik kasar, yang akan diuraikan berikut ini (Cintya dkk, 2015)
19
1. Motorik halus (fine Motor)
Tabel 2.1 Perkembangan Motori Halus
Usia Uraian
15 bulan a. Anak menyusun mainan balok (2 balok ke atas)
b. Anak juga menulis „cakar ayam/coret-coretan‟ yang
spontan
18 bulan Anak menyusun 3 balok 4 balok ke atas
24 bulan Anak meniru gerakan vertical
30 bulan a. Anak menyusun 8 balok ke atas
b. Anak juga dapat menyalip lintasan
Sumber : Soetjatiningsih (2012). Kedokteran EGC
2. Motorik kasar (gross motor)
Keterampilan motorik kasar yang utama adalah lokomosi (bergerak).
Tabel 2.2 Perkembangan Motori Kasar
Usia Uraian
15 bulan Anak berjalan tanpa bantuan
18 bulan Anak berjalan menaiki tangga dengan satu tangaan
berpegangan
24 bulan Anak berjalan menaiki dan menuruni tangga satu
tahap/langkah setiap kalinya
30 bulan Anak melompat dengan kedua kakinya
Sumber : Soejatiningsih (2012). Kedokteran EGC
2.2.1 Tugas Perkembangan usia 1-3 tahun
Anak usia toddler ini memiliki tugas perkembangan belajar untuk :
1. Berpisah secara psikologis dari orang dekatnya.
2. Memfokuskan energi dan mengembalikan control diri dasar
3. Bersosialisasi
20
4. Mengkoordinasikan gerak tubuh dan ativitas-aktivitas dasar kehidupan sehari-
hari termasuk buang air besar (BAB) maupun buang air kecil (BAK)
5. Mempelajari keterampilan berkomunikasi
6. Mempelajari nilai-nilai keluarga dasar.
2.3 Konsep Stimulasi Perkembangan
2.3.1 Pengertian Stimulasi
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal.Setiap anak perlu mandapat stimulasi
rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi
tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang
terdekat dengan anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di
lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi adalah kemampuan
gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara, dan kemampuan
sosialisasi (Depkes RI, 2010).
Kebutuhan ASAH meliputi: stimulasi (rangsangan) dini pada semua indera
(pendengaran, penglihatan, sentuhan, membau, mengecap), sistem gerak kasar dan
halus, komunikasi, emosi-sosial dan rangsangan untuk berpikir. Stimulasi
merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi.
Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa pranatal, dan setelah
lahir dengan cara menetekkan bayi pada ibunya sedini mungkin.Asah merupakan
21
kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang didapat melalui
pendidikan dan latihan (Soetjiningsih, 2010).
Stimulasi dari orang terdekat seperti orang tua sangatlah dibutuhkan anak
untuk mancapai perkembangan yang optimal di usianya. Anak yang mendapat
stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan
anak yang kurang mendapat stimulasi (Soetjiningsih, 2010).
2.3.2 Prinsip-Prinsip Stimulasi Perkembangan
Depkes RI (2010) terdapat prinsip dasar dalam memberikan stimulasi, yaitu:
1. Stimulasi dilakukan dengan landasan rasa cinta dan kasih sayang.
2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik, karena anak akan meniru
tingkah laku orang-orang terdekat dengannya.
3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak,
terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak.
6. Gunakan alat bantu / permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar
anak.
7. Beri kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
8. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya
Aktivitas sensori motor merupakan bagian yang berkembang paling
dominan pada masa toddler, perkembangan ini didukung oleh
22
stimulasi/rangsangan yang berasal dari luar diri anak tersebut. Macam-
macam stimulasi yang dapat diberikan orang tua pada anaknya adalah:
1) Stimulasi Visual
Merupakan stimulasi awal yang penting pada tahap permulaan
perkembangan anak karena anak akan meningkatkan perhatiannya
pada lingkungan sekitar melalui penglihatannya.
2) Stimulasi Auditif
Merupakan stimulasi yang diberikan dengan suara-suara untuk
melatih pendengaran dan perilaku anak sehingga anak akan terbiasa
dengan yang mereka dengar dari sekitar mereka, disini orang tua
berperan penting dalam stimulasi ini karena semua yang diucapkan
orang di sekitar anak seperti orang tua akan di rekam oleh otak anak.
3) Stimulasi verbal
Merupakan stimulasi suara yang diberikan oleh orang disekitar anak.
Stimulasi ini merupakan kelanjutan dari stimulasi auditif karena
setelah anak mendengar ucapan-ucapan dari orang sekitar, maka anak
akan meniru ucapan tersebut dan tidak jarang anak juga akan
melakukan perintah yang sesuai dengan yang di ucapkan.
4) Stimulasi Taktil
Adalah stimulasi yang yang mencakup tentang perhatian dan kasih
sayang yang diperlukan oleh anak. Stimulus ini akan menimbulkan
rasa aman dan percaya diri pada anak sehingga anak akan lebih
responsive dan berkembang.
23
2.3.3 Cara stimulasi Pada Anak Usia 1-3 Tahun
Berbagai stimulasi perkembangan yang dapat dilakukan oleh ibu kepada anak
tahun (Depkes RI, 2006) :
1. Motorik Kasar
Stimulasi motorik kasar yang dapat dilakukan oleh ibu antara lain :
a. Stimulasi anak usia 1-2 tahun
1) Melatih anak berdiri sendiri.
2) Mengajarkan anak melangkah dan berjalan.
3) Mengajarkan anak menendang bola.
4) Melatih anak membungkuk kemudian berdiri.
5) Mengajarkan anak untuk melompat.
b. Stimulasi anak usia 2-3 tahun
1) Mendorong anak untuk naik tangga tanpa bantuan.
2) Melatih anak bermain lempar tangkap bola.
3) Melatih anak berdiri dengan satu kaki.
4) Memperkenalkan anak pada sepeda roda tiga.
2. Motorik Halus
Stimulasi motorik halus yang dapat diberikan oleh ibu antara lain :
a. Stimulasi anak usia 1-2 tahun
1) Mengajarkan anak untuk meyusun manara kubus.
2) Melatih anak mengambil benda kecil seperti manic-manik.
b. Stimulasi anak usia 2-3 tahun
1) Memberikan kertas dan pensil untuk anak mencoret-coret.
24
2) Mengajarkan anak untuk menaruh benda di dalam wadah.
3) Mengajarkan anak menirukan garis vertical.
2.3.4 Macam-Macam Alat Permainan
Menurut Slamet Suyanto (2005) macam-macam Alat permainan Edukatif
(APE) yaitu :
1. Tangga
Merupakan salah satu Alat Permainan Edukatif (APE) outdoor yang
mengembangkan kekuatan otot tangan dan otot kaki. Alat ini membutuhkan
koordinasi antar penglihatan, gerakan kaki,dan tangan untuk menaiki dan
menuruni setiap anak tangga.
2. Ayunan
Ayunan dapat melatih kesimbangan anak.Selain itu ayunan juga dapat
meningkatkan kemampuan social emosial dan bahasa yakni saat anak
berkomunikasi dan bercanda ketika bermain ayunan bersama dengan
temannya.
3. Papan Titian
Alat ini berfungsi untuk melatih keseimbangan anak. Alat ini digunakan
dengan cara anak berjalan di atas papan tersebut. Kegiatan ini dapat
dilakukan dengan berbagai variasi sesuai dengan kreativitas.
4. Jungkat-Jungkit
Alat ini berfungsi untuk mengembangkan kekuatan tangan dan
kaki.Mengembangkan kekuatan kaki saat anak menekan atau menjungkitkan
25
kaki ke tanah.Sedangkan mengembnagkan kekuatan tangan saat tangan anak
banyak bergerak karena kaki tidak menjungkit ke tanah.
5. Prosotan
Sebelum meluncur anak harus memanjat tangga. Motorik kasar anak akan
teruji termasuk bagaimana ketika anak harus menjaga keseimbangan
tubuhnya saat menapaki anak tangga. Selain itu anak belajar mengenai
peraturan, yaitu anak harus tertib bergiliran naik satu persatu saat meluncur
agar tidak bertabrakan dengan teman yg lain.
6. Komedi Putar
Alat ini berfungsi untuk mengembangkan kekuatan tangan yakni saat
memutar komedi yang di tumpangi anak. Alat ini memiliki bentuk yang
bervariasi dan biasanya berpatokan pada satu tiang
2.4 Penilaian Perkembangan Pada Anak dengan Menggunakan DDST
(Denver Develomental Screening Test)
Ada dua tes untuk mengukur perkembangan yaitu DDST (Denver
Develomental Screening Test) dan KPSP (Kuesioner Pra Screening
Perkembangan).DDST adalah salah satu tes untuk mengetahui keterlambatan
perkembangan anak.Sedangkan KPSP adalah alat untuk instrument yang
digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan
yang hanya dilakukan tenaga kesehatan, guru TK, dan petugas PAUD yang
terlatih.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur DDST (Denver
Develomental Screening Test) untuk mengukur perkembangan motorik anak.
26
2.4.1 Pengertian DDST (Denver Develomental Screening Test)
DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostic atau tes IQ.DDST memenuhi
semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik.Tes ini
mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang
tinggi (Soetjiningsih, 2012).
2.4.2 Aspek Perkembangan yang Dinilai
Menurut Soetjiningsih (2012) semua tugas perkembangan itu disusun
berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang
disebut sector perkembangan, yang meliputi :
1. Personal Sosial (Perilaku Sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan llingkungannya.
2. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
3. Langue
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan.
4. Gross motor
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
27
2.4.3 Alat yang Diguankan dalam Pemeriksaan DDST
Alat yang digunakan dalam pengukuran pemeriksaan DDST adalah :
1. Alat peraga : benang wolmerah, kismis/manic-manik, kubus warna merah-
kuning-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas
dan pensil.
2. Lembar formulir DDST
3. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes
dan cara penilaiannya.
2.4.4 Waktu Pelaksanaan pemeriksaan DDST
Waktu pelaksanaan pemeriksaan DDST terdiri dari dua tahap yaitu:
1. Tahap pertama : secara periodic dilakukan pada semua anak yang berusia 3-6
bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun dan 5 tahun.
2. Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostic yang lengkap.
2.4.5 Teknik Pelaksanaan Pemeriksaan DDST
Pelasanan tes perlu adanya kerjasama yang aktif dari anak dan orang tua
atau pengasuh, ruang yang cukup luas, dan ada langkah-langkah yang harus
dilalui yaitu :
1. Menentukan umur anak
Pada pelaksanaan DDST umur anak perlu ditetapkan terlebih dahulu, dengan
menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu
tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah
28
dan sama dengan atau lebih dari 15 hari bibulatkan keatas. Misalnya Budi
lahir pada tanggal 23 mei 1992 dari kehamilan yang cukup bulan dan tes
dilakukan pada tanggal 5 oktober 1994, maka perhitungannya adalah sebagai
berikut :
1994 – 10 – 5 (saat tes dilakukan)
1992 – 5 – 23 (tanggal lahir Budi)
Umur budi adalah 2 – 4 – 12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari
Setelah ditentukan umur anak selanjutnya ditarik agris berdasarkan umur
kronologis yang memotong garis horizontal tugas perkembangan pada
formulir DDST, kemudian baru dilanjutkan dengan penggetesan sesuai aspek
perkembangan (Soetjiningsih, 2012).
2. Pelaksanaan
Tarik garis lurus dengan menggunakan pensil dan pengaris yang ada pada
lembar DDST sesuai umur anak.Tarik garis umur dari atas ke bawah dan
cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis umur. Formulir denver
dapat digunakan untuk beberapa kali, gunakan garis umur dengan warna yang
berbeda.
Periksa satu persatu tiap item sesuai dengan item pengujian yang tepat berada
pada garis dan di sebelah kiri garis jika sebelumnya anak belum pernah diuji,
makan diberikan kode (L) jika anak menolak melaksanakan permintaan atau
perintah yang diberikan penguji, dan penguji boleh bertanya pada orang tua
tidak harus diperiksa. P: Passed/lulus, bila anak bisa melaksanakan
permintaan atau perintah yang diberikan dengan baik. F: Fall/gagal, bila anak
29
menolak melakukannya dengan baik. R: Refusal/menolak, bila anak menolak
melakukan tugas /tes.
3. Penilaian meliputi : apakah P: Passed/lulus, F: fall/gagal. Kemudian ditarik
berdasarkan umur, kronologis yang memotong garis lurus horizontal tugas
perkembangan pada formulir DDST. Setelah dihitung pada masing-masing
sector, beberapa yang (P)dan beberapa yang (F), selanjutnya berdasarkan
pedoman, hasil tes diklasifiksikan ke dalam: Normal, abnormal, meragukan.
a. Normal : tidak ada skor terlambat atau, maksimal 1 peringatan
b. Abnormal : bila didapatkan 2 keterlambatan dan dua atau lebih peringatan.
c. Meragukan : bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih. Bila
pada 1 sektor atau lebih didapatakan keterlambatan dan pada sector yang
sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
ventikal usia.
30
2.5 Kerangka Teori Penelitian
Gambar 2.1 kerangka teori pengaruh stimulasi perkembangan dengan pencapaian
perkembangan motorik anak usia 1-3 tahun.
Gambar 2.1 menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan motorik pada anak yaitu faktor genetic, faktor genetik ini
merupakan faktor bawaan anak, yaitu potensi anak yang menjadi ciri khasnya.
Dan faktor lingkungan yang di bagi atas beberapa faktor yaitu gizi, mekanisme,
stimulasi, hubungan anak dalam keluarga, toksin/zat kimia, radiasi, APE. Dari
beberapa faktor di atas dapat mempengaruhi pencapaian perkembangan motorik
yaitu perekembangan motorik halus dan motorik kasar pada anak.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
perkembangan
motorik
Genetik
Lingkungan
1. Gizi
2. Mekanisme
3. Stimulasi
4. Hubungan anak
dalam keluarga
5. Toksin/zat
kimia
6. Radiasi
7. APE
Pencapaian
perkembangan
motorik :
1. Perkembangan
motorik halus
2. Perkembangan
motorik kasar
31
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 kerangka konseptual
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
: berhubungan
Gambar 3.1.kerangka konsep Pengaruh Stimulasi Perkembangan Dengan
Pencapaian Motorik pada Anak Usia 1-3 Tahun.
Gambar 3.1 menjelaskan bahwa anak usia 1-3 tahun membutuhkan atau berkaitan
erat dengan stimulasi dari ibu dengan kategori baik atau kurang baik stimulsai itu
diberikan. Stimulasi dapat berpengaruh pada perkembangan motorik dari anak
yang meliputi pekembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus.
Perkembangan motorik dapat di kategorikan menjadi normal, abnormal atau
meragukan. Peneliti menganalisis stimulasi perkembangan untuk melihat
pencapaian perkembangan motorik pada anak usia 1-3 tahun.
Anak usia 1-3
tahun
Stimulasi
perkembangan :
1. Baik
2. Buruk
Pencapaian
perkembangan motorik :
1. Normal
2. Abnormal/meragukan
32
3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah dan pernyataan
peneliti.Hipotesis juga merupakan suatu pernyataan asumsi tentang hubungan dua
atau lebih variabel yang diharapakan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam suatu
penelitian.Setiap hipotesa terdiri atas suatu unit atau bagian dari permasalahan
(Nursalam, 2013).
H1: Ada pengaruh stimulus perkembangan terhadap pencapaian perkembangan
motorik pada anak usia 1-3 tahun
33
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian
yang diharapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun penelitian pada
seluruh proses penelitian (Nursalam, 2013).
Jenis penelitian yang digunakan ini adalah komparatif dengan desain case
control. Pengertian dari penelitian komparatif adalah jenis penelitian yang
difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada
kelompok subjek tanpa adanya suatu perlakuan dari peneliti. Desain case control,
faktor resiko dan efek atau penyakit sudah terjadi di masa lampau sebelum
dimulaianya penelitian. Dengan demikian variabel tersebut diukur melalui catatan
(Nursalam, 2013).
Gambar 4.1 kerangka desain penelitian case control pengaruh stimulasi
perkembangan dengan pencapaian perkembangan anak usia 1-3 tahun
Casus
Retrospektif
Control
Retrospektif
Baik
Buruk
Stimulasi
perkembangan
Perkembangan
motorik
abnormal/
Meragukan
Baik
Buruk
Stimulasi
perkembangan
Perkembangan
motorik normal
34
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian
4.2.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti
(Notoatmojo, 2010). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh anak usia 1-3
tahun di play group Kelurahan Pandean kota Madiun yang berjumlah 72.
4.2.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan subyek yang akan diteliti yang dianggap
mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,2010). Besar sampel dalam penelitian
ini menggunakan rumus Lemessowdengan hasil perbandingan 1 : 1 dengan
jumlah sampel ditambah 20%.
n =
(Lemessow)
Keterangan :
n : besar sampel yang diinginkan
Z : score Z, berdasarkan nilai α yang diinginkan
α : derajat kepercayaan
d : toleransi kesalahan
p : proporsi kasus yang ditliti dalam populasi. Jika p tidak diketahui
maka gunakan p terbesar yaitu p = 0,1
1-p : q, yaitu proporsi untuk terjadinya suatu kejadian. Jika peneliti
menggunakan p terbesar, maka q = 1-p = 1= 0,1
35
Tabel 4.1 Tabel nilai Z sesuai nilai α
Α 1-α Z1- α/2 Z1- α
1% 99% 2.58 2.33
5% 95% 1.96 1.64
10% 90% 1.64 1.28
n =
n =
n =
n =
n = 18,34+20% = 22,08 = 22
Berdasarkan perkiraan hasil sampel diatas didapatkan 22 anak yang
berhasil/normal dalam pencapaian perkembangan motorik dan 22 anak yang
gagal/abnormal dalam pencapaian motoriknya.
4.2.3 Kriteria Sampel
Sampel didapat dari populasi penelitian yang memenuhi kriteria inklusi
dan ekskulsi sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
36
Kriteria inklusi adalah karakteristik subyek penelitian dari suatu populasi
target yang diteliti (Nursalam, 2009). Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah:
Tabel 4.2 Tabel kriteria inklusi casus
Ibu/pengasuh Anak
1. Ibu/pengasuh yang memiliki
anak usia 1-3 tahun
2. Ibu/ pengasuh yang mimiliki
Anak dengan perekembangan
motorik meragukan/abnormal
3. kooperatif dalam penelitian
1. Anak 1-3 tahun
2. Anak yang diberikan izin oleh
ibu atau pengasuhnya
3. Tidak sedang minum obat
4. Anak dengan perkembangan
motorik meragukan/abnormal
5. Kooperatif dalam penelitian
6. Tidak sedang tertekan
Tabel 4.3 Tabel kriteria inklusi control
Ibu/pengasuh Anak
1. Ibu/pengasuh yang memiliki
anak usia 1-3 tahun
2. Ibu/pengasuh yang memiliki
anak dengan perkembangan
motorik normal
3. Kooperatif dalam penelitian
1. Anak usia 1-3 tahun
2. Anak yang diberikan izin oleh
ibu/pengasuhnya
3. Tidak sedang minum obat
4. Anak dengan perkembangan
motorik normal
5. Kooperatif dalam penelitian
6. Tidak sedang tertekan
7. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2009).
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
37
Tabel 4.4 Tabel kriteria eksklusi casus
Ibu/ pengasuh Anak
1. Menolak menjadi responden
2. Ibu/pengasuh yang memilki
anak dengan perkembangan
motorik meragukan/abnormal
yang tidak ada di tempat pada
saat dilakukan penelitian.
1. Anak dengan perkembangan motorik
meragukan/abnormal yang dalam
keadaan atau suatu penyakit yang
menganggu pengukuran maupun
interpretasi hasil pengukuran
2. Saat dilakukan penelitian anak tidak
masuk sekolah
3. Anak dengan status gizi buruk
Tabel 4.5 Tabel kriteria eksklusi control
Ibu/pengasuh Anak
1. Menolak menjadi responden
2. Ibu/pengasuh yang memilki
anak dengan perkembangan
motorik normal yang tidak
ada di tempat pada saat
dilakukan penelitian.
1. Anak dengan perkembangan motorik
normal yang dalam keadaan atau
suatu penyakit yang menganggu
pengukuran maupun interpretasi
hasil pengukuran
2. Saat dilakukan penelitian anak tidak
masuk sekolah
3. Anak dengan status gizi buruk
4.3 Teknik Sampling
Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlahsampel akan mewakili
keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2008).
Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah probability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
probability sampling yang digunakan yaitu simple random sampling.Pengambilan
anggota sampel dan populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2014).
38
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka kerja merupakan bagian kerja terhadap rancangan kegiatan
penelitian yang akan dilakukan meliputi siapa yang akan diteliti (subjek
penelitian), variabel yang akan diteliti, dan variabel yang mempengaruhi dalam
penelitian (Hidayat, 2007).
39
Gambar 4.2 kerangka kerja pengaruh stimulasi perkembangan anak dengan
pencapaian perkembangan motorik anak usia 1-3 tahun.
Populasi
Seluruh anak yang berhasil/normal dalam pencapian perkembangan
motorik dan anak yang abnormal/ meragukan dalam pencapian
perkembangan motorik
Sampel
22 anak yang berhasil/normal dalam pencapaian perkembangan motorik
22 anak yang meragukan/abnormal dalam pencapian perkembangan
motorik
Teknik Sampling
Simple random sampling
Jenis Penelitian
Komparatif dengan desain case control
Variabel
Variabel Bebas :
Stimulasi perkembangan
Variabel Terikat :
Pencapaian perkembangan
motorik
Pengumpulan Data
Menggunakan kuesioner dan DDST (denver
Development Screening Test)
Pengolahan Data
Editing, coding, scoring, and tabulasi
Analisa data
Chi square
Hasil dan Kesimpulan
Pelaporan
40
4.5 Variabel Penelitian dan definisi Operasional
4.5.1 Identifikasi Variabel
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
pengertian tertentu (Notoatmojo,2012). Dalam penelitian ini didapatkan 2
variabel yaitu :
a. Variabel Independent (Bebas)
Variabel independent adalah variabel yang nilainya menentukan variabel
lain (Nursalam, 2013). Variabel independent dalam penelitian ini yaitu
stimulasi perkembangan.
b. Variabel Dependent (Terikat)
Variabel dependent adalah variabel yang diamati atau diukur untuk
menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas
(Nursalam, 2013). Variabel dependent dalam penelitian ini yaitu
pencapaian perkembangan motorik.
4.5.2 Definisi operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. Pada definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi,
komunikasi, dan replikasi (Nursalam, 2013).
41
Table 4.6 tabel definisi operasional
Variabel
penelitian
Definisi
operasional
Parameter Alat ukur Skala Skor / kategori
Variabel
independent
:
Stimulasi
perkembang
an
Stimulasi
adalah
kegiatan
merangsang
kemampuan
dasar anak
agar anak
tumbuh dan
berkembang
secara
optimal oleh
ibu.
Indicator
stimulasi
perkembangan
meliputi :
Motorik kasar
1. Melatih anak
untuk berdiri
sendiri
2. Melatih anak
untuk
melangkah
dan berjalan
3. melatih anak
membungkuk
kemudian
berdiri
4. Melatih anak
untuk
menendang
bola
5. Melatih anak
untuk naik
tangga tanpa
bantuan
6. melatih anak
melompat
7. Melatih anak
berdiri dengan
1 kaki
8. Mengajarkan
anak lempar
tangkap bola
9. Memperkenal
kan anak pada
sepeda roda
tiga
Motorik halus
1. Mengajarkan
anak untuk
menyusun
menara
Kuesioner
dalam
bentuk
skala
likert
berupa 10
item
pertanyaan
dalam
setiap
pembagian
usia
Nominal skor yang
diberikan untuk
pertanyaan
stimulasi
perkembangan:
selalu : 4
sering : 3
kadang-kadang:2
tidak pernah :1
kriteria stimulasi
perkembangan
dinilai dengan
hasil scoring
diolah dalam
bentuk
casus :
0: Jika hasil skor
T < Mean T :
stimulasi
buruk
Control:
1: Jika hasil skor
T ≥ Mean T :
stimulasi baik
42
2. Mengajarkan
anak untuk
mengambi
benda kecil
seperti manic-
manik
3. Mengajarkan
anak menaruh
benda dalam
wadah
4. Memberikan
anak pensil
dan kertas
untuk anak
mencoret-
coret
5. Mengajarkan
anak
menirukan
garis vertical
Variabel
dependent:
Perkembang
an motorik
Perkembanga
n fisik
(motorik)
merupakan
proses
tumbuh
kembang
kemampuan
gerak seorang
anak.
Kemampuan anak
untuk melakukan
tugas sesuai
dengan usianya.
Formulir
DDST
Ordinal Skor :
P : Passed/lulus.
Bila anak bisa
melaksanakan
tugas/tes yang
diberikan dengan
baik.
F: fail/gagal.
Bila anak menolak
melakukanya
dengan baik
R:Refusal/menola
k. Bila anak
menolak
melakukan
tuagas/tes.
Kategori
Casus:
0: Abnormal: bila
didapatkan 2
keterlambatan
dan dua atau
lebih
43
peringatan.
meragukan :
bila pada pada
sector
didapatkan 2
ketrlambatan
atau lebih. Bila
pada 1 sektor
atau lebih
didapatkan
keterlambatan
pada sector
yang sama
tidak ada yang
lulus pada
kotak yang
berpotongan
dengan garis
vertical usia.
Control :
1: Normal : tidak
ada skor
terlambat atau
maksimal 1
peringatan.
4.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan,
mengolah, menganalisis dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif
dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Pada
penelitian ini mengumpulkan data respondent dengan memberiakan kuesioner
stimulasi perkembangan pada ibu/pengasuh dari respondent,kemudian mengukur
44
pencapaian perkemabngan motorik respondent dengan mengunakan DDST
(denver development screening test).
4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.7.1 Uji Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat
(Arikunto, 2011).Kuesioner penelitian dibuat untuk dikembangkan oleh peneliti,
maka perlu dilakukan uji validitas dan uji reabilitas terhadap instrumen penelitian.
Untuk uji validitas dan uji reabilitas yang digunakan untuk variabel stimulasi
perkembangan
Untuk mengukur r atau koefisiensi korelasi dan tingkat signifikansinya
dapat digunakan bantuan program computer.Menurut Arikunto (2011) rumus
yang dapat digunakan adalah dikemukakan oleh person, yang dikenal rumus
product moment person.Penentuan uji validitas : jika p-value ≤ 0,05 maka item
pertanyaan dinyatakan valid, begitu pula sebaliknya jika p-value > 0,05 maka item
pertanyaan dinyatakan tidak valid.
Dilaksanakan uji validitas terhadap kuesioner stimulasi perkembangan,
pertanyaan yang di uji validitas sebanyak 10 pertanyaan untuk masing-masing
usia dan dilakukan pada 12 responden ibu/pengasuh didapatkan sejumlah 10
pertanyaan tersebut valid. Setelah kuesioner melalui tahap editing dan scoring
kemudian di uji validitas menggunakan komputerisasi menggunakna person
product moment.
45
4.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengukur apakah
instrumen yang dilakukan telah reliabel. Suatu alat dikatakan reliable alat itu
mengukur suatu gejala dalam berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama
(Notoadmojo, 2010). Pengujian reabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
internal konsisten yaitu melakukan uji coba instrumen satu kali saja kemudian
hasil yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Untuk menguji reabilitas
kuesioner digunakan dengan cara yang sama dengan komputerisasi dengan
menggunakan Alpha Cronbach hasil pengujian dengan Alpha Cronbach dengan
alat ukur kuesioner dikatakan reliable jika nilai Alpha Cronbach lebih atau sama
dengan 0,60 (Arikunto, 2011). Berdasarkan hasil uji coba pada 12 responden
ibu/pengasuh diperoleh r hitung Item pertanyaan dinyatakan valid jika nilai r
hitung ≥0,06 yaitu 0,906.
4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.8.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian Ini akan dilakukan di Play Group Insan Al-Firdaus dan
Play Group Al-Hidayah Kota Madiun.
4.8.2 Waktu penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari-Juli 2017.
4.9 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek
penelitian dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam
46
suatu penelitian (Nursalam, 2013). Dalam melakukan penelitian prosedur yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mengurus surat ijin penelitian dengan membawa surat dari STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun.
2. Berkoordinasi dengan dengan Play Group di Kelurahan pandean Kota
Madiun yaitu Play Group Insan Al-Firdaus dan Play Group Al-Hidayah Plus.
3. Penelitian dilakukan pada tanggal 13 juni 2017, penelitian dilaksanakan
kurang lebih selama 3 hari.
4. Melakukan pendataan identitas pada subyek penelitian.
5. Memberikan penjelasan kepada calon responden (ibu atau pengasuh) bila
bersedia menjadi respondent maka mempersilahkan untuk mengisi lembar
Informed Consent atau lembar persetujuan untuk menjadi responden.
6. Member pengarahan tentang kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan
penelitian kepada subyek selama penelitian berlangsung.
7. Mengelompokkan responden yang berhasil/normal dalam pencapain
perkembangan motorik dan responden yang meragukan/abnormal dalam
perkembangan motorik dengan melakukan pengukuran menggunakan DDST
serta bantuan alat-alat yang dibutuhkan sesuai dengan tahapan usia anak.
8. Peneliti memberikan kuesioner yang harus diisi responden yaitu ibu/pengasuh
yang memiliki anak dengan perkembangan motorik normal dan ibu/ pengasuh
yang memiliki perkembangan motorik meragukan/abnormal, dimana
responden memilih jawaban sesuai point yang ada.
47
9. Peneliti mengecek dan memastikan kembali bahwa semua pertanyaa sudah
terisi. Bila terdapat jawaban yang terlewat, peneliti langsung menanyakan
kembali kepada responden.
10. Setelah semua data terkumpul peneliti melakukan pengolahan data, analisi
data dan membuat laporan hasil penelitian.
4.10 Teknik Analisa data
4.10.1 Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting.Hal ini
disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah,
belum memberikan informasi apa-apa dan belum siap untuk disajikan
(Notoadmojo, 2012). Pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai
berikut :
1. Editing
Hasil data dari lapangan harus dilakukan penyutingan (editing) terlebih
dahulu, secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekkan dan
perbaikan.Apabila ada data-data yang belum lengkap, jika memungkinkan
perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi data-data
tersebut.Tetapi apabila tidak memungkinkan maka data yang tidak lengkap
tersebut tidak diolah atau dimasukkan dalam pengolahan “data missing”
(Nugroho, 2012).
2. Entri Data
Memasukan data ke computer dengan menggunakan aplikasi program SPSS
(Statitical Padage for Social Sciense) very 16.00 for Window.Pada pengisian
48
kode pada program SPSS masing-masing variabel penelitian diberi kode
berupa angka.
3. Coding
Setelah data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng”kode”an atau
“coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan (Nugroho, 2012).
Coding yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Memberikan kode terhadap identitas responden:
Usia ibu :
20-30 tahun : kode 1
40-50 tahun : kode 2
Jenis kelamin anak :
Laki-laki : kode 1
Perempuan : kode 2
Tingkat pendidikan ibu ;
SD : kode 1
SMP : kode 2
SMA : kode 3
Perguruan tinggi : kode 4
b. Memberikan kode pada kategori hasil scoring jawaban responden:
Stimulasi perkembangan :
Baik : kode 1
Buruk : kode 2
49
Perkembangan motorik kasar :
Normal : kode 1
Meragukan : kode 2
Abnormal : kode 3
4. Scoring
Yaitu penilaian data dengan memberikan skor pada pertanyaan yang
berkaitan dengan tindakan responden.Hal ini dimaksutkan untuk
memberikan bobot pada masing-masing jawaban, sehingga mempermudah
perhitungan.
a. Stimulasi perekembangan :
Pernyataan positif (favorable)
Selau : 4
Sering : 3
Kadang-kadang : 2
Tidak pernah : 1
Pernyataan negatif (unfavorable))
Tidak pernah : 4
Kadang-kadang : 3
Sering : 2
Selau : 1
Untuk mengukur stimulasi perkembangan digunakan skala
likert.Pada skala likert disediakan empat alternative jawaban dan
setiap jawaban sudah tersedia nilainya.Dalam skala likert item ada
50
yang bersifat positif (favorable) terhadap masalah yang diteliti,
sebaliknya ada yang bersifat negative (unfavorable) terhadap
masalah yang diteliti. Sedangkan untuk stimulasi perkembangan
dengan menggunakan rumus skor-T, yaitu :
Keterangan :
X : skor responden pada skala stimulasi perkembangan
X : Mean skor kelompok
s : deviasi standar skor kelompok
Keterangan :
MT : rata-rata T
n : jumlah sampel
∑ T : jumlah standarisasi dari skor x
Dan dari ini didapatkan ketentuan jika :
1. Nilai T ≥ mean T, berarti baik
2. Nilai T < mean T, berarti Buruk
Keterangan :
S : Standart deviasi
51
x : skor Responden
x : nilai rata-rata kelompok
n : jumlah sampel
b. Pencapaian perkembangan motorik
Falll/gagal : 1
Refusal/menolak : 2
Passed/lulus : 3
5. Tabulating
Tabulating yaitu membuat table-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian
atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmojo, 2012).
Dalam penelitian ini tabulasi stimulasi perkembangan dan pencapaian
perkemabangan motorik terdiri dari hasil data penelitian, skor dan
ketegori.
4.10.2 Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa data univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo,
2013).Berdasarkan macam data yang dimiliki tersebut, dalam penelitian
ini dipakai perhitungan distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi dalam
penelitian ini sebagai berikut : karateristik responden (umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan) stimulasi perkembangan dan pencapaian motorik
dalam bentuk table distribusi frekuensi. Data akan di analisis dengan
menggunakan rumus prosentase sebagai berikut :
52
P =
Keterangan :
P = Angka Presentase
f = Frekuensi
n = Banyaknya Responden
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariate yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh antara variabel bebas dan terikat dengan menggunakan uji
statistic. Dalam penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui
pengaruh stimulasi perkembangan dengan pencapaian motorik pada anak
usia 1-3 tahun. Pengolahan analisa data bivariat ini dengan menggunakan
bantuan komputerisasi. Uji statistik yang digunakan adalah Chi
Squaredengan α = 0,05. Dasar digunakannya uji statistik chi square, jika data
dari kedua variabel yang akan diolah mengandung unsur skala nominal.
Selain itu juga untuk melihat kemaknaan perhitungan jika nilai p-value ≤
0,05 berarti terdapat pengaruh yang bermakna (signifikan) atau H diterima
dan Hο ditolak, artinya ada pengaruh stimulasi perkembangan dengan
pencapiaan motorik pada anak usia 1-3 tahun. Jika nilai p-value > 0,05
berarti tidak ada pengaruh yang bermakna atau Hο diterima H ditolak,
artinya tidak adapengaruh stimulasi perkembangan dengan pencapiaan
motorik pada anak usia 1-3.
53
Adapun langkah-langkah sebagai berikut membuat table
contingency yang merupakan gabungan dari table distribusi kategori
pengaruh stimulasi perkembangan dengan pencapaian perkembagan motorik
pada anak usia 1-3 tahun.
Table 4.7 tabel contingency
Stimulasi
perkembangan
Pencapaian perkembangan motorik
Abnormal/Meragukan Normal Total
Buruk A B A + B
Baik C D C+D
Total A + C B+D N
Secara umum rumus untuk menghitung derajat kebebasan (dk) pada
pengujian hipotesis chi-square adalah (baris-1) (kolom-1). Maka baris dengan
sebanyak 2 dan kolom sebanyak 2 diperoleh derajat kebebasan (db) (2-1) (2-1) =
1Nilai ekpetasi atau nilai yang diharpakan (fh) sesuai dengan hipotesis penelitian.
Nilai ekpetasi dapat dihitung dengan perkalian antar marginal kolom dan baris
yang bersangkutan dibagi dengan jumlah seluruhnya (N) atau grand total yang
terletak pada sudut kanan table contigensi (Sugiyono, 2010)
Dengan hasil perhitungan dengan bantuan komputerisasi untuk
menginterpretasi seberapa kuat hubungan antar variabel, menurut pedoman untuk
memberikan interpretasi koefisiensi contingensi sebagai berikut :
54
Tabel 4.8 Daftar nilai keeratan hubungan antar variabel
No. Nilai Kategori
1 0,00 - 0,199 Sangat lemah
2 0,20 - 0,399 Lemah
3 0,40 – 0,599 Sedang
4 0,60 – 0,799 Kuat
5 0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono (2014). Alfabeta
4.11. Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek
penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia.
Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang
akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia (Hidayat,
2012). Beberapa prinsip etika penelitian antara lain:
1. Prinsip etika penelitian
a. Prinsip Manfaat
Dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk penelitian
yang dilakukan memiliki harapan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan membebaskan, tidak
memberikan atau menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak menjadikan
manusia untuk dieksploitasi.Penelitian yang dihasilkan dapat memberikan
manfaat dan mempertimbangkan antara aspek resiko dengan aspek
manfaat, bila penelitian yang dilakukan dapat mengalami dilema dalam
etik (Hidayat, 2012).
55
b. Prinsip Menghargai Hak Azasi Manusia (Recpect Human dignity)
Manusia memiliki hak dan makhluk yang mulia yang harus
dihormati, karena manusia memiliki hak dalam menentukan pilihan antara
mau dan tidak untuk diikutsertakan menjadi subyek penelitian (Hidayat,
2012).
c. Prinsip Keadilan (Right To Justice)
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia
dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak
menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap
manusia (Hidayat, 2012)
2. Masalah etika penelitian
a. Inform consent
Inform consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Inform
consent ini merupakan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Pemberian inform consent ini bertujuan agar subjek mengerti maksud dan
tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Setelah dijelaskan tujuan
penelitian serta dampaknya Sebagian besar ibu/pengasuh bersedia
menjadi responden dan menandatangani inform consent. Pengisian
kuesioner dilakukan saat orang tua mengantarkan anaknya berangkat
sekolah sehingga ada beberapa ibu/pengasuh menolak untuk menjadi
responden dikarenakan keterbatasan waktu yang rata-rata calon
responden terburu-buru.
56
b. Prinsip Anomality
Anomality berarti dalam menggunakan subjek penelitian tidak
mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data. Penelitian hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut. Penelti tidak
mencantumkan identitas responden hanya menuliskan kode yang sudah
di tentukan sebelumnya
c. Prinsip confidentially
Dalam hal ini kerahasiaan, informasi yang sudah didapatkan dari
responden harus menjamin kerahasiaanya. Masalah ini merupakan
masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasian hasil penelitian,
baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Disini Peneliti tidak
membicarakan atau tidak menuliskan atau menyebutkan identitas dari
responden.
57
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini peneliti akan menyajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang
Pengaruh Stimulasi Perkembangan Dengan Pencapaian Perkembangan Motorik
Pada Anak Usia 1-3 Tahun Di Play Group Kelurahan Pandean Kota Madiun.
Pengumpulan data dilakukan pada 44 responden ibu dan anak, yaitu 22 anak
dengan perkembangan motorik normal dan 22 anak dengan perkembangan
motorik abnormal yang dipilih secara acak, sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan pada penelitian maka hasil penelitian berisi data umum dan data
khusus. Data umum berisi tentang karakteristik responden berdasarkan usia,
tingkat pendidikan, pekerjaan dan jenis kelamin. Sedangkan data khusus berisi
tentang stimulasi perkembangan dengan pencapaia perkembangan motorik normal
dan stimulasi perkembangan dengan pencapaian perkembangan motorik
abnormal.
5.1 Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian
Pengumpulan data dilakukan di Play Group kelurahan Pandean Kota
Madiun. Di kelurahan Pandean terdapat 2 Play Group yaitu Play Group Insan Al-
Firdaus dan Play group Al-Hidayah Plus, merupakan sebuah lembaga pendidikan
non formal yang berada di Jl. Serayu Kelurahan Pandean Kota Madiun. Jumlah
responden dalam penelitian ini adalah 44 responden dengan usia 1-3 tahun. Di
kedua play group memiliki fasilitas sekolah yang hampir sama yaitu lingkungan
sekolah terdapat sarana bermain yang cukup luas, memadai dan lengkap serta
dengan pengasuhnya,halaman sekolah yang setiap pagi digunakan untuk senam,
58
Tersedianya APE. sarana prasarana kesehatan seperti UKS belum mempunyai
ruangan tersendiri masih menjadi satu dengan ruang guru akan tetapi memiliki
peralatan P3K yang cukup lengkap. Di kedua play group juga terdapat kurikulum
tentang perkembangan motorik anak. Didalam kurikulum terdapat beberapa
kriteria tentang perkembangan motorik anak baik motorik kasar maupun halus.
Tidak hanyak perkembangan fisik motorik namun juga kesehatan dan perilaku
keselamatan serta perkembangan kongnitif anak.
5.2 Data Umum
5.2.1 Karakteristik Ibu Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penelitian diPlay group Kelurahan Pandean Kota
Madiun didapatkan hasil sesuai dengan table 5.1 berikut :
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu di Play Group
Kelurahan Pandean Kota Madiun. Pada Bulan Juli 2017
Usia Ibu
Mean Median Modus Min-Max SD CI-95%
30,70 30,00 29 25-42 4,380 29,37-32,036
Sumber : Data umum responden di Play Group Kelurahan Pandean Kota
Madiun
Berdasarkan tabel 5.1 bahwa dari hasil penelitian didapatkan rata-rata usia
ibu 30,70, Median 30,00 dan Modus 29, dengan usia termuda 25 tahun, sedangkan
usia ibu paling tua 42 tahun dengan standart devisiasi 4,380. Pada tingkat
kepercayaan 95% usia responden berada pada 29,37-32,36 tahun.
59
5.2.2 Karakteristik Ibu Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di Play
Group Kelurahan Pandean Kota Madiu. Pada bulan juli 2017
No. Pendidikan Frekuensi (n) Presentase (%)
1. Sekolah menengah (SMA) 14 31,8
2. Perguruan Tinggi (Akademi,PT) 30 68,2
Jumlah 44 100,0
Sumber :Data umum responden di Play Group Kelurahan Pandean Kota
Madiun
Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan hasil bahwa sebagian besar dari 44 ibu di
Play Group Kelurahan Pandean Kota Madiun 30 orang ibu (68,2%) berpendidikan
perguruan Tinggi sedangkan 14 (31,8%) pendidikan terakhir Sekolah Menengah
(SMA).
5.2.3 Karakteristik Ibu Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Play
Group Kelurahan Pandean Kota Madiun. Pada Bulan Juli
2017
No. Pekerjaan Frekuensi (n) Presentase (%)
1. Tidak Bekerja/IRT 14 31,8
2. Swasta 17 38,6
3 Wiraswata 0 0
4 PNS 13 29,5
Jumlah 44 100
Sumber :Data umum responden di Play Group Kelurahan Pandean Kota
Madiun
Berdasarkan Tabel 5.3 didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden
berprofesi sebagai PNS yang berjumlah 13 orang ibu (29,5%), tidak bekerja/IRT
berjumlah 14 (31,8), dan Swasta berjumlah 17 (38,6%).
60
5.2.4 Karakteristik bBerdasarkan jumlah Anak
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan jumlah anak di Play Group
Kelurahan Pandean Kota Madiun. Pada Bulan Juli 2017
No Jumlah Anak Frekuensi (n) Presentase (%)
1 1 16 36,4
2 2 17 38,6
3 3 atau lebih 11 25,0
Jumlah
Sumber : Data umum reposnden di Play Group Kelurahan Pandean Kota
Madiun
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden
memilki jumlah anak 1 sebanyak 16 responden (36,45), sedangkan responden
dengan jumlah anak 2 sebanyak 17 responden (38,6%) dan responden dengan
jumlah anak 3 atau lebih sebanyak 11 responden (25,0%).
5.2.5 Karakteristik Anak Usia 1-3 Tahun berdasarkan usia
Tabel 5.4 karakteristik Responden berdasarkan usia Anak di Play group
kelurahan Pandean Kota Madiun. Pada bulan juli 2017
Sumber :Data umum responden penelitian di Play Group Kelurahan
Pandean Kota Madiun
Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa hasil penelitian didapatkan
rata-rata usia anak 2,63, median 2,90 dan modus 3, dengan usia termuda 1,9 tahun
sedangkan usia paling tua 3 tahun dengan standart devisiasi 430. Pada tingkat
kepercayaan 95% usia responden anak berada pada 2.60-2.90 tahun.
Usia Anak
Mean Median Modus Min-Max SD CI-95%
2,63 2,90 3 1,9-3 430 2,50-2,76
61
5.2.6 Karakteristik Anak Usia 1-3 Tahun Berdasarkan jenis kelamin
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak di Play
Group Kelurahan Pandean Kota Madiun. Pada Bulan Juli
2017
No. Jenis Kelamin Frekuensi (n) Presentase (%)
1. Laki-laki 20 45,5
2. Perempuan 24 54,5
Jumlah 44 100
Sumber: Data umum responden penelitian di Play Group Kelurahan Pandean
Kota Madiun
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden anak
yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 anak (54,5%) dengan jumlah
reponden laki-laki sebanyak 20 anak (45,5%).
5.2.7 Stimulasi perkembangan yang Diberikan Oleh Ibu
Hasil analisis Stimulasi Perkembangan di Play Group Kelurahan Pandean
Kota Madiun.Dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Stimulasi Perkembangan di Play Group
Kelurahan Pandean Kota Madiun. Pada Bulan Juli 2017
No. Stimulasi Perkembangan Frekuensi (n) Presentase (%)
1. Baik 15 34,1%
2. Buruk 29 65,9%
Jumlah 44 100,0
Sumber : Kuesioner stimulasi perkembangan di Play Group Kelurahan
Pandean Kota Madiun
Berdasrkan tabel 5.5 dari total 44 responden, responden didapati hasil
stimulasi perkembangan yang baik sebanyak 15 responden (34,1%). Sedangkan
stimulasi buruk yaitu sebanyak 29 responden (65,9%).
62
5.2.8 Perkembangan Motorik Anak Usia 1-3 Tahun
Hasil analisis perkembangan motorik anak usia 1-3 ahun di Play Group
Kelurahan Pandean Kota Madiun. Dalam bentuk tabel distribusi Frekuensi.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Perkembangan Motorik Anak Usia 1-3
tahun di Play Group Kelurahan Pandean Kota Madiun. Pada
bulan juli 2017
No Perkembangan Motorik Frekuensi (n) Presentase (%)
1. Normal 22 50%
2. Abnormal 22 50%
Jumlah 44 100,0
Sumber : Data pemeriksaan tes DDST responden di Play Group
Kelurahan Pandean Kota Madiun
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa hasil penelitian terhadap 44
responden anak usia 1-3 tahun sebanyak 22 anak (50%) dengan perkembangan
motorik normal sedangkan perkembangan motorik abnormal yaitu sebanyak 22
anak (50%).
5.3 Data Khusus
5.3.1 Stimulasi perkembangan dengan Pencapaian Perkembangan Motorik
Normal
Hasil analisis antara stimulasi perkembangan dengan pencapaian
perkembangan motorik normal anak usia 1-3 tahun di play Group Kelurahan
Pandean Madiun.
63
Tabel 5.8 Tabulasi silang antara stimulasi perkembangan dengan
pencapaian perkembangan motorik normal anak usia 1-3
tahuun di Play Group Kelurahan Pandean kota Madiun. Pada
bulan juli 2017
Stimulasi Perkembangan Frekuensi (n) Presentase (%)
Baik 13 59,1
Buruk 9 40,9
Jumlah 22 100
Sumber: Kuesioner dan Tes DDST di Play Group Kelurahan Pandean
Kota Madiun
Dari tabel 5.8 diatas menunjukkan bahwa riwayat pemberian stimulasi
perkembangan baik dengan perkembangan motorik normal yaitu sebanyak 13
responden (59,1%), sedangkan ibu dengan riwayat pemberian stimulasi buruk
dengan perkembangan motorik normal sebanyak 9 responden (40,9%).
5.3.2 Stimulasi perkembangan dengan Pencapaian Perkembangan Motorik
Abnormal
Hasil analisis antara stimulasi perkembangan dengan pencapaian
perkembangan motorik abnormal anak usia 1-3 tahun di Play Group Kelurahan
Pandean Madiun.
Tabel 5.9 Tabulasi silang antara stimulasi perkembangan dengan
pencapaian perkembangan motorik abnormal anak usia 1-3
tahuun di Play Group Kelurahan Pandean kota Madiun. Pada
bulan juli 2017
Stimulasi Perkembangan Frekuensi (n) Presentase (%)
Baik 2 9,1
Buruk 20 90,9
Jumlah 22 100
Sumber : Kuesioner dan tes DDST di Play Group Kelurahan Pandean
Kota Madiun
64
Dari tabel 5.8 menunjukkan bahwa sebagian riwayat pemberian stimulasi
perkembangan baik dengan perkembangan motorik abnormal yaitu sebanyak 2
responden (9,1%), sedangkan ibu dengan pemberian stimulasi buruk dengan
perkembangan motorik abnormal sebanyak 20 responden (90,9%).
5.3.3 Pengaruh Stimulasi perkembangan Dengan Pencapaian
perkembangan Motorik pada Anak Usia 1-3 tahun
Hasil dari tabulasi silang antara stimulasi perkembangan dengan
pencapaian perkembangan motorik pada anak usia 1-3 tahun dapat dilihat pada
tabel 5.10
Tabel 5.10 Tabulasi silang antara stimulasi perkembangan dengan
pencapaian perkembangan motorik anak usia 1-3 tahuun di
Play Group Kelurahan Pandean kota Madiun. Pada bulan juli
2017
Stimulasi
perkembangan
Perkembangan
Motorik
Total
2
p
α
OR
95% CI Abnormal Normal
F % F % F %
Buruk 20 90,9 9 40,9 29 65,9
12,239
0,000
<0,05
14,444
2,682-
77,796
Baik 2 9,1 13 59,1 15 34,1
Total 22 100 22 100 44 100
CC = 0.467
Dari tabel 5.8 menunjukkan bahwa sebagian stimulasi perkembangan
orang tua baik dengan perkembangan motorik normal yaitu sebanyak 13
responden (59,1%) sedangkan orang tua dengan pemberian stimulasi baik dengan
perkembangan motorik abnormal/meragukan 2 responden (9,1%). Sementara itu
stimulasi perkembangan yang buruk dengan pencapaian perkembangan normal
65
sebanyak 9 responden (40,9%), dan untuk stimulasi perkembangan buruk dengan
pencapaian perkembangan abnormal/meragukan sebanyak 20 responden (90,9%).
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan spss 16 dengan uji chi square
pada ɑ <0,05diperoleh nilai p sebesar 0,000 maka H0 ditolak H1 diterima, yang
berarti ada pengaruh yang signifikan antara stimulasi perkembangan dengan
pencapaian perkembangan motorik pada anak usia 1-3 tahun di play Group
Kelurahan Pandean Kota Madiun. Sedangkan untuk nilai koefisiensi kontingensi
sebesar 0,467 yang diinterpretasikan bahwa kekuatan pengaruh antar variabel
pada tingkat sedang.
Pada tabel 5.8 menunjukkan hasil ods ratio menunjukkan bahwa anak
yang diberikan stimulasi perkembangan buruk oleh orang tua beresiko 14x
mengalami perkembangan motorik abnormal. dan anak yang diberikan stimulasi
baik oleh orang tua beresiko 14x mengalami perkembangan motorik normal.
5.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan kuesioner dan test DDST,
maka penulis akan membahas mengenai pengaruh stimulasi Perkembangan
dengan pencapaian perkembangan Motorik Anak Usia 1-3 tahun di play Group
Kelurahan Pandean Kota Madiun.
5.4.1 Stimulasi Perkembangan Dengan Pencapaian Perkembangan Motorik
Normal
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 22 responden dengan
perkembangan motorik normal di Play group Kelurahan Pandean Kota Madiun
menunjukkan bahwa sebagian besar pada responden deengan pencapaian
66
perkembangan motorik normal dengan masa lalunya pemberian stimulasinya baik
yaitu sebanyak 13 responden (59,1%) sementara itu responden dengan pencapaian
perkembangan motorik normal pada masa lalunya pemberian stimulasinya buruk
sebanyak 9 responden (40,9%). Penelitian ini sesuai pendapat Soetjiningsih
(2010) perkembangan motorik anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor
genetik dan lingkungan. Orang tua termasuk salah satu faktor lingkungan, yaitu
lingkungan kelurga karena disinilah orang tua melakukan interaksi pertama kali
dengan anak untuk mengembangkan kemampuan anak salah satunya dengan
stimulasi/ rangsangan yang diberikan orang tua. Anak yang banyak mendapatkan
stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang
kurang mendapatkan stimulasi. Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan
sejak masa prenatal.
Menurut Meta hanindita (2014) perkembangan motorik anak sangat
tergantung pada seberapa banyak stimulasi dan dorongan yang diberikan. Hal ini
disebabkan karena otot-otot anak baik halus ataupun kasar belum mencapai
kematangan. Dengan latihan-latihan yang cukup akan membantu anak untuk
mengendalikan gerak ototnya sehingga mencapai kondisi perkembangan yang
optimal yang ditandai dengan mampunya anak menyelesaikan tugas
perkembangan sesuai usianya. Menurut Herawati (2012) semakin dini stimulasi
yang diberikan, maka perkembangan anak akan semakin baik. Semakin banyak
stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak menjadi luas sehingga
perkembangan anak semakin optimal. Disebutkan juga bahwa jaringan otak anak
67
yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang mencapai 80% pada usia
kurang dari 4 tahun.
Menurut Nasrul Efendy (2007), Faktor yang mempengaruhi pemberian
Stimulasi perkembangan anak salah satunya adalah usia orang tua, sesuai hasil
penelitian di dapatkan bahwa rata-rata ibu berusia 30 tahun dengan usia paling
muda 25 tahun dan paling tua dengan usia 42 tahun. Menurut Hurlock semakin
bertambahnya usia seseorang maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja sehingga pemberian stimulasi
pekembangan kepada anak optimal. Semakin bertambahnya usia seseorang maka
tingkat kepekaan dan pengalaman meningkat lebih baik.
Faktor yang mempengaruhi permberian stimulasi selanjutnya adalah
jumlah anak, Berdasarkan jumlah anak didapatkan hasil bahwa sebagian besar
responden memilki jumlah anak 1 sebanyak 16 responden (36,45), sedangkan
responden dengan jumlah anak 2 sebanyak 17 responden (38,6%) dan responden
dengan jumlah anak 3 atau lebih sebanyak 11 responden (25,0%). Jumlah anak
yang sedikit menyebabkan orang tua dapat lebih efektif dalam mengasuh anak.
kualitas pengasuhan dalam berbagai interaksi dapat member pengaruh terhadap
perkembangan anak. Menurut soetjiningsih (2012) keluarga yang memiliki jumlah
anak yang banyak atau terlalu besar dengan jarak yang relative pendek dapat
menyebabkan terlantarnya pengasuhan anak terutama balita, usia lima tahun
pertama kehidupan anak merupakan waktu perkembangan yang sangat
menentukkan bagi perkembangan anak.
68
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi perkembangan yang optimal
menurut Soetjiningsih (2010) adalah lingkungan sekitar anak serta hubungan
dengan keluarga. Sesuai hasil penelitian yang dilakukan di Play Group Kelurahan
Pandean Kota Madiun tersedianya sarana prasarana yang cukup memadahi serta
pengasuhnya, sarana prasarana yang ada diantaranya terdapat lingkungan
bermain yang cukup luas, ruang kelas, halaman sekolah yang digunakan untuk
senam setiap pagi, tersedia APE cukup lengkap. Hal ini sesuai dengan pendapat
Lindawati (2014) bahwa tersedianya fasilitas lingkungan yang memadahi dapat
mempengaruhi perkembangan motorik anak karena semakin lengkapnya sarana
dan prasaran dapat memperluas gerak anak, menimbulkan kreatifitas dan
imajinasi anak, meningkatkan perkembangan sosial anak saat berkumpul bermain
bersama teman sebayanya.
5.4.2 Stimulasi Perkembangan Dengan Pencapaian Perkembangan Motorik
Abnormal Anak Usia 1-3 Tahun
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 22 anak (50%) dengan
perkembangan motorik abnormal di Play group Kelurahan Pandean Kota Madiun
menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan pencapaian perkembangan
motorik abnormal masa lalunya pemberian stimulasinya buruk yaitu sebanyak 20
responden (90,9%) , sedangkan responden masa lalu pemberian stimulsi baik
dengan pencapaian perkembangan motorik abnormal sebanyak 2 responden
(9,1%). Hal ini sesuai pendapat Santoso (2014), pada umumnya anak memiliki
pertumbuhan dan perkembangan yang normal dan ini merupakan hasil interaksi
banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
69
Faktor-faktor tersebut meliputi genetik, lingkungan, mekanisme, toksin/zat kimia,
gizi, hubungan anak dengan keluarga, stimulasi, dan APE. Stimulasi merupakan
kebutuhan yang sangat penting untuk perkembangan anak. Anak yang mendapat
stimulasi yang buruk mempunyai resiko tinggi mengalami keterlambatan dalam
perkembangan (Hardjadinata,2009). Dalam perkembangan motorik anak yang
mengalami gangguan atau keterlambatan perkembangan berarti perkembangan
motorik yang berada di bawah normal umur anak. Akibatnya pada umur tertentu
anak tidak mengguasai tugas perkembangan yang diharapkan sehingga anak
mengalami gangguan dalam melakukan gerak dan juga akan menghambat akses
pada sumber-sumber eksternal serta regulasi emosi dan kecerdasan.
Tidak pernah diberi atau kurangnya stimulasi perkembangan berdampak
pada keterlambatan perkembangan motorik anak. Hal ini disebabkan karena
jaringan otak anak yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang mencapai
80% pada usia kurang dari 4 tahun. Sebaliknya jika anak tidak pernah diberi
stimulasi maka jaringan otak akan mengecil sehingga fungsi otak menurun. Hal
ini lah yang menyebabkan perkembangan anak menjadi terhambat (Herawati,
2012)
Menurut hurlock (1999) Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak
selanjutnya adalah jenis kelamin. berdasarkan hasil penelitian didapatkan anak
dengan perkembangan motorik abnormal/meragukkan sebanyak 13 anak (59,1%)
berjenis kelamin laki-laki dan anak dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 9
(40,9%). Hal ini juga sesuai dengan pendapat Hurlock (1999) menyatakan ada
tiga alas an penting mengapa jenis kelamin individu penting bagi perkembangan
70
anak selama hidupnya. Pertama, setiap bulan anak mengalami peningkatan
pemahaman perilaku orang tua, teman sebaya dan masyarakat yang
memepengaruhi perkembangan sikap dan perilaku yang dipandang sesuai dengan
jenis kelamin individu. Ketiga, sikap orang tua dan anggota keluarga lainnya
sehubungan dengan jenis kelamin mereka. Keinginan untuk memiliki anak jenis
kelamin tertentu akan mempengaruhi sikap penerimaan orang tua dan keluarga
terhadap anak, yang selanjutnya berpengaruh juga pada perilaku dan hubungan
mereka dengan anak.
Menurut Nasrul Efendy (2007) Faktor yang mempengaruhi Stimulasi
perkembangan anak diantaranya faktor pengetahuan, pendidikan, usia, pekerjaan,
sosial ekonomi, lingkungan dan peran keluarga. Berdasarkan hasil penelitian di
dapatkan bahwa sebagian besar responden bekerja diluar rumah, yaitu responden
dengan profesi swasta sebanyak 17 responden (38,6%), PNS sebanyak 13
responden (29,5%) dan sebagian kecil responden tidak bekerja (IRT) sebanyak
14 responden (31,8%). Dan sesuai dengan hasil kuesioner, stimulasi
perkembangan yang diberikan ibu pada anak sebagian besar responden dengan
stimulasi perkembangan buruk dengan jumlah 29 responden (65,9%) dan
sebanyak 15 responden (34,1) dengan stimulasi perkembangan yang baik. Dari
data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar respoden bekerja di luar rumah
(Swasta/ PNS). Sehingga angka stimulasi perkembangan buruk lebih tinggi
dibanding stimulasi perkembangan baik. Stimulasi ibu merupakan pondasi awal
untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.Waktu yang berkualitas dengan
keluarga merupakan kunci terpenuhinya rangsangan/stimulasi perkembangan
71
yang baik bagi anak. Responden di play group kelurahan Pandean Kota madiun
sebagian besar responden berprofesi sebagai PNS dan swasta yang sebagian besar
waktunya digunakan untuk bekerja di luar rumah sehingga quality time dengan
anak amat sedikit, maka anak lebih sering diasuh oleh orang lain yang belum tentu
memahami pentingnya stimulasi perkembangan anak sejak dini seperti orang tua
atau ibunya
Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Notoatmojo (2010),
sebagian besar ibu berstatus tidak bekerja akan mempunyai banyak waktu untuk
mengurus anaknya, dan yang masuk dalam kategori cukup sebanyak 2 (11,1%),
kurang sebanyak 1 (5,6%) ini kemungkinan di pengaruhi oleh faktor pekerjaan ibu
sebagai PNS/Swasta/Wiraswasta. Hasil penelitian jasda (2001) juga
mengungkapkan bahwa kedekatan hubungan ibu-anak lebih tinggi pada ibu yang
tidak bekerja dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Sebuah penelitian
Cahyaningdyah (2011) juga mengungkapkan bahwa umur anak mempunyai
pengaruh terhadap konflik pekerjaan dibandingkan dengan keluarga dimana
wanita yang bekerja dan memiliki anak balita biasanya akan lebih mengalami
konflik pekerjaan dengan kuluarga dibanding dengan orang tua yang memiliki
anak yang sudah menginjak remaja Karena intensitas perhatian akan berbeda
hubungan ibu yang bekerja.
Faktor selanjutnya yaitu Pemberian stimulasi salah satunya dipengaruhi
oleh pengetahuan serta pendidikan orang tua (Nasrul Efendy, 2007). Hal ini
disebabkan karena semakin tingginya pendidikan seseorang akan semakin mudah
untuk menyerap berbagai informasi dan mempunyai pola pikir yang yang lebih
72
maju dibandingkan dengan tingkat pendidikan dasar atau rendah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan latar belakang pendidikan
tinggi (akademi, PT) sebanyak 30 responden (68,2%) sedangkan responden
dengan latar belakang pendidikan sekolah menengah (SMA) sebanyak 14
(31,8%). Namun sesuai hasil penelitian masih tingginya pemberian stimulasi yang
buruk hal ini mungkin dipengaruhi oleh kurangnya waktu orang tua berinteraksi
dengan anak karena sebagian besar responden dengan pendidikan tinggi bekerja
diluar rumah. hal ini sesuai dengan pendapat Chiarello LA (2011) keberhasilan
suatu stimulasi tidak tergantung dari pendidikan orang tua akan tetapi lebih
ditentukan oleh efektifitas dan kesinambungan dalam pemberian stimulasi.
5.4.3 Pengaruh Stimulasi Perkembangan dengan Pencapaian
Perkembangan Motorik
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil ada pengaruh antara
stimulasi perkembangan dengan pencapaian perkembangan motorik pada anak
usia 1-3 tahun di Play Group kelurahan Pandean Kota Madiun. Dari data
penelitian stimulasi perkembangan dapat diketahui dari pengukuran menggunakan
kuesioner yang menunjukkan bahwa sebagian besar anak distimulasi buruk oleh
orang tua sebanyak 29 Anak (65,5%) diantaranya 20 anak (90,9%) mengalami
pecapaian perkembangan motorik abnormal. Sedangkan 9 Anak (40,9%)
mengalami pencapian perkembngan normal. Dan jumlah anak yang di stimulasi
baik sebanyak 15 (34,1%)diantaranya 2 anak (9,1%) mengalami pencapian
perkembangan abnormal, sedangkan 13 anak (59,1%) mengalami perkembangan
motorik normal.
73
Berdasarkan analisa dengan menggunakan uji statistic chi square dengan
program spss versi 16.0 didapatkan p=0,001<α = 0,05 dengan nilai hitung pearson
= 12,239 makan H1 diterima H0 ditolak yang berarti ada pengaruh yang signifikan
antara stimulasi perkembangan dengan pencapaian perkembangan motorik pada
anak usia 1-3 tahun di Play Group Kelurahan Pandean kota Madiun. Sedangkan
nilai koefisiensi kontingensi sebesar 0,467 yang diinterpretasikan bahwa kekuatan
pengaruh antar variabel sedang. Dari hasil tersebut didapatkan bahwa stimulasi
perkembanganyang buruk akan mengakibatkan pencapaian perembangan
abnormal pada anak. Hasil analisis pada penelitian ini sesuai dengan Sutrisno
(2014) dalam mengembangkan berbagai kemampuan dasar anak peran orang tua
sangatlah penting dalam merencanakan pertumbuhan dan perkembangan anak,
merencanakan kegiatan fisik motorik yang bermakna dan sesuai bagi anak.
Menurut Notoatmodjo (2010) Masa balita adalah masa keemasan (golden
periode) dalam rentang perkembangan seorang individu. Masa ini merupakan
masa kritis yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan anak dalam proses
tumbuh kembang selanjutnya dan sangat menentukan kualitas hidup manusia,
namun pemenuhan aktivitas hariannya masih tergantung penuh terhadap orang
dewasa. Pada masa ini, seorang anak selain mengalami pertumbuhan fisik yang
pesat, didapatkanpula tingginya tingkat kemampuan otak penting untuk proses
pembelajaran dan pengayaan perkembangan kecerdasan, keterampilan motorik
dan sosialemosi (Departemen Kesehatan RI, 2009).
74
Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh anatara stimulasi
perkembangan yang diberikan orang tua dengan pencapaian perkembangan
motorik anak usia 1-3 tahun di Play Group Kelurahan Pandean Kota Madiun.
5.5 Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengakui masih banyak
kelemahan dan kekurangan sehingga memungkinkan hasil yang ada belum
optimal atau bisa dikatakan belum sempurna. Setiap penelitian yang dilakukan
pasti memiliki hambatan dalam proses pelaksanaanya, dalam penelitian ini
memiliki beberapa keterbatasan yaitu :
1. Pada saat pengambilan data kurang sempurna antara lain karena keterbatasan
sarana dan prasarana serta situasi dalam pengisian kuesioner yang kurang
memadahi. Penelitian dilakukan didalam kelas dimana anak ada rasa takut,
malu untuk melaksanakan tugas yang diberikan dan beberapa responden tidak
kooperatif sehingga pengisian kuesioner tidak maksimal.
2. Pengumpulan data pada variabel pencapaian perkembangan motorik anak
menggunakan test DDST yang dilakukan hanya satu kali. Seharusnya
dilakukan pemeriksaan ulang 1-2 minggu kemudian untuk menghindari bias
pemeriksaan.
75
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang berjudul pengaruh stimulasi perkembangan
dengan pencapaian perkembangan motorik anak usia 1-3 tahun di Play Group
Kelurahan Pandean Kota Madiun. Dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sebagian besar sebanyak 13 ibu (59,1%) memeberikan stimulasi baik
dengan perkembangan motorik normal. Sementara 9 ibu (40,9%)
memberikan stimulasi buruk dengan perkembangan motorik normal di
Play Group Kelurahan Pandean Kota Madiun
2. Sebagian besar sebanyak 20 ibu (90,9%) memeberikan stimulasi
buruk dengan perkembangan motorik abnormal. Sementara 2 ibu
(9,1%) memberikan stimulasi baik dengan perkembangan motorik
abnormal di Play Group Kelurahan Pandean Kota Madiun
3. Ada pengaruh yang signifikan antara stimulasi perkembangan dengan
pencapaian perkembnagan motorik anak usia 1-3 tahun di Play group
Kelurahan Pandean Kota Madiun. Dengan nilai koefisiensi korelasi
sebesar 467 yang diinterpretasikan sedang.
6.2 Saran
1. Bagi orang tua
Diharapkan untuk memberikan stimulasi perkembangan yang sesuai
dengan usia anak karena dengan memberikan stimulasi yang baik
dapat mengoptimalkan pencapaian perkembangan motorik anak.
76
walupun anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan pengasuh
diharapkan ibu atau orang tua memberikan pengetahuan tentang
pentingnya stimulasi perkembangan bagi anak serta cara menstimulasi
anak sesuai dengan usianya kepada pengasuh.
2. Bagi institusi tempat penelitian
Walaupun di sekolah telah dilakukan stimulasi perkembangan motorik
bagi anak namun ada baiknya guru untuk memberikan promosi
tentang pentingnya pemberian stimulasi yang berkelanjutan karena
waktu anak dirumah lebih panjang dari waktu anak di sekolah yang
hanya terpaut beberapa jam saja. Agar orang ibu/ pengasuh tetap
memberikan stimulasi perkembangan pada anak saart anak di rumah.
3. Bagi institusi pendidikan
Dari hasil penelitian dapat digunakan untuk meningktkan pengetahuan
dan wawasan tentang pengaruh stimulasi perkembangan dengan
pencapaian perkembangan motorik anak usia 1-3 tahun. Disini peneliti
mengalami kendala dalam mencari referensi buku tentang stimulasi
perkembangan anak,bagi institusi pendidikan khususnya Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiuns angat disarankan untuk menambah referensi
yang berkaitan dengan stimulasi perkembangan anak.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti pengaruh pola
asuh orang tua terhadap perkembangan motorik anak. serta pengaruh
jenis kelamin anak terhadap pemberian stimulsi perkembangan.
77
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2005. Management Penelitiian. Jakarta: Rineka Cipta Medika.
Arikunto. 2011.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta Medika.
Cempaka. 2016. Hubungan Stimulasi perkembangan Terhadap Perkembangan
Anak Usia 0-5 tahun di RW Kelurahan Kalicari Kota Semarang.
eprints.undip.ac.id/49601/1/PROPOSAL_BUNEG.pdf. didownload pada
tanggal 04 Februari 2017 pukul 20.00 WIB
Chiarello LA, Palisano RJ. 2011. Investigation of the Effects of a Model of
Physical Therapyon Mother Child Interactions and the Motor Behavior of
Children with Motor Delay. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9474110
diakses pada tanggal 20 mei 2017 pukul 14.15 WIB
Cintya dkk. 2015. Teori dan Konsep Tumbuh Kembang. Jogjakarta: Nuhamedika.
Departemen Kesehatan RI. 2010. Pelayanan Stimulasi deteksi intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak.
http://www.depkes.go.id/article/print/1137/pelayanan-stimulasi-deteksi-
intervensi-dini-tumbuh-kembang-anak.html. Di download pada tanggal 04
Februari 2017 pukul 21.35 WIB.
Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Pelaksanan Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar.
http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article
&id=69/. Didownload pada tanggal 30 Januari 2017 pukul 19.45 WIB.
Departemen Kesehatan RI.2015. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita.
http://www.indonesian-publichealth.com/deteksi-dini-tumbuh-kembang-
balita/. Di download pada tanggal 04 Februari 2017 pukul 22.10 WIB.
DH. Kuncoro. 2013. Hubungan Antara Stimulasi Ibu dengan Perkembangan
Motorik Halus dan kasar Pada Anak Usia Toddler di PAUD Mekarsari
Desa Pucangombo Tegalombo Pacitan.http://eprints.ums.ac.id/25706/10/
78
NASKAH_PUBLIKASI.pdf. Di download pada tanggal 04 Februari 2017
pukul 19.30 WIB.
Herawati. 2012. Psikologi Perkembangan III. Bandung: PGTK UPI.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012. Metode Penelitian Kebidanan dan Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
IDAI. 2012. Pemantauan Tumbuh Kembang Anak. http:// dokumen.tips/
documents/rekomendasi-idai-pemantauan-tumbuh-kembang-anakpdf.html.
Didownload pada tanggal 02 Februari 2017 pukul 21.15 WIB.
Lindawati. 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perkembangan
Motorik Anak Usia Pra
Sekolah.eprints.ums.ac.id/46410/8/DAFTAR%20PUSTAK.pdf. Di download
pada tanggal 02 Februari 2017 pukul 20.00 WIB.
Lintang, D.S. 2015. Teori dan Konsep Tumbuh Kembang. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoadmojo,S. 2013. Metodologi Penelitian Kessehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Nurmaningsih Ayuba. 2015. Hubungan Peran Ibu Dalam Stimulasi Dini dengan
Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto
Barat Kabupaten Gorontalo.http://eprints.ung.ac.id/12330/1/2015-1-1-
14201-841411071-abstraksi-23072015105933.pdf.Di download pada
tanggal 04 Februari 2017 pukul 20.15 WIB.
Nursalam. 2013. Metodologi Ilmu keperawatan. Edisi 3. Jakarta: salemba
Medika.
Rizki. 2015. Stimulasi Optimal Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Balita.Yogyakart: Delta books.
Silvia Marischa. 2016. Hubungan Pengetahuan Orang Tua tentang Stimulasi
dengan Perkembangan Motorik KasarAnak Usia 1-5 Tahun Di Desa Bumi
Aji Kecamatan Anak Tuha Kabupaten Lampung Tengah.http://digilib.
unila.ac.id/21548/19/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.
pdf. Didownloads pada tanggal 05 Februari 2017 pukul 06.10 WIB.
79
Slamet Suyanto. 2015. Dasar-Dasar Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Hikayat Publishing.
Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Kedokteran EGC.
Soetjiningsih. 2010. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Permasalahanya.
Jakarta: Sagung Seto.
Sugiono. 2007. Metode Penelitian kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:
Alfabeta.
Suhartini. 2011. Perkembangan Motorik Anak Toddler pada Ibu Bekerja dan Ibu
Tidak Bekerja. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-pmnj26e02e4
f68full.docx .Didownload pada tanggal 02 Februari 2017 pukul 21.05 WIB.
Sutrisno MY. 2014. Hubungan Status gizi dengan perkembangan Motorik Kasar
Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Mandalawangi pandeglang Banten. repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../MOHAMMAD%20YOGI%20SUTRISNO
-FKIK.pdf diakses pada tanggal 19 mei 2017 pukul 21.40
_____2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2013. www.dinkesjatim.go.id.
Didownload pada tanggal 15 januari 2017 pukul 21.30 WIB.
Yusuf Syamsu. 2010. Psikologi Perkembangan Anak dam Remaja. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
80
Lampiran 1
81
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Dengan hormat,
Saya sebagai mahasiswa Progam Studi Ilmu Keperawatan STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun,
Nama : Dewi Anggraini
Nim : 201302015
Bermaksud melakukan penelitian tentang “Pengaruh Stimulasi
Perkembangan dengan Pencapaian Perkembangan Motorik Pada Anak Usia 1-3
Tahun di Play Group Kelurahan Pandean Kota Madiun”. Sehubungan dengan ini,
saya mohon kesedian saudara untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian
yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data pribadi saudara akan sangat kami jaga
dan informasi yang akan saya gunakan untuk kepentingan penelitian.
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya
ucapkan terima kasih.
Madiun, April 2017
Peneliti
Dewi Anggraini
NIM 201302015
Lampiran 2
82
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)
Dengan hormat ,
Saya sebagai mahasiswa Progam Studi Ilmu Keperawatan STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun,
Nama : Dewi Anggraini
Nim : 201302015
Bermaksud melakukan penelitian tentang “Pengaruh Stimulasi
Perkembangan dengan Pencapaian Perkembangan Motorik Pada Anak Usia 1-3
Tahun Di Play Group Kelurahan Pandean Kota Madiun Adapun informasi yang
saudara berikan akan dijamin kerahasiaanya saya tanggung jawab apabila
informasi yyang diberikan merugikan saudara.
Sehubungan dengan hal tersebut, apabila saudara setuju ikut serta dalam
penelitian ini dimohon untuk menandatangani kolom yang telah disediakan.
Untuk kesedian dan kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih.
Madiun, April 2017
Peneliti Responden
Dewi Anggraini
NIM 201302015
Lampiran 3
83
KISI-KISI KUESIONER STIMULASI PERKEMBAGANGAN
Variabel Usia Kisi-kisi No soal Jumlah
soal
Stimulasi
perkembnagan
Anak
usia 12-
18 bulan
1. Melatih anak untuk berdiri
sendiri
2. Melatih anak untuk
melangkah dan berjalan
3. melatih anak membungkuk
kemudian berdiri
4. Mengajarkan anak untuk
menyusun menara
5. Mengajarkan anak untuk
mengambi benda kecil seperti
manik-manik
1,3
2,4,6
5
7,8,10
9
2
1
1
3
1
Stimulasi
perkembangan
Usia 19-
24 bulan
1. Melatih anak untuk
menendang bola
2. Melatih anak untuk naik
tangga tanpa bantuan
3. melatih anak melompat
4. Melatih anak untuk menyusun
menara kubus
5. Mengajarkan anak menaruh
benda dalam wadah
1,3,5
2,4
6
8,9
7,10
3
2
1
2
1
Stimulasi
perkebangan
Usia 25-
36 bulan
1. Melatih anak berdiri dengan 1
kaki.
2. Mengajarkan anak lempar
tangkap bola
3. Memperkenalkan anak pada
sepeda roda tiga
4. Memberikan anak pensil dan
kertas untuk anak mencoret-
coret
5. Mengajarkan anak menirukan
garis vertical
1,5
2
6
3,4
9,10
7
2
1
1
2
2
1
Lampiran 4
84
KUESIONER
A. Data Umum
Petunjuk : pilihlah salah satu jawaban sesuai dengan kondisi ibu, dengan
memberikan tanda (√) pada kotak sesuai dengan jawaban ibu. Dan isilah
titik-titik sesuai dengan kondisi ibu dan anak.
1. Usia ibu saat ini ….
2. Tempat, tanggal lahir anak (tgl-bln-thn)…………….. , …. - … - ….
3. Usia anak saat ini … tahun
4. Anak keberapa dalam anggota keluarga …..
5. Pekerjaan ibu
Tidak bekerja / ibu rumah tangga :
Swasta
Wiraswasta
PNS
6. Pendidikan terakhir ibu :
Sekloah dasar (SD, SMP)
Sekolah Menengah (SMA)
Perguruan Tinggi (Akademi,PT)
7. Jenis kelamin anak :
Laki-laki
Perempuan
Lampiran 5
85
Kuesioner Variabel Stimulasi Perkembangan
Berilah tanda √pada setiap pertanyaan sesuai dengan usia anak pada kolom yang
telah di sediakan
Keterangan :
SL : selalu
SR : sering
KD : kadang-kadang
TP : Tidak pernah
Anak usia 12-18 bulan
No
Pernyataan
Jawaban
SL SR KD TP
1.
Saya Melatih anak untuk berdiri
sendiri
2.
Saya Mengajarkan anak
melangkah dan berjalan
3.
Saya Melatih anak berjalan
mundur
4.
Saya Selalu Memegangi anak saat
anak berjalan sendiri
5.
Saya Mengajarkan anak untuk
membungkuk kemudian berdiri
6. Saya Memberikan anak mainan
yang bisa di dorong atau ditarik
saat anak bisa berjalan
7. Saya Memberikan anak macam-
macam alat permainan seperti
balok/kubus
8. Saya Mengajarkan anak
mengambil benda dengan
mengunakan ibu jari dan telunjuk.
9. Saya Mengajarkan anak untuk
memindahkan benda
10. Saya Mengajarkan anak untuk
menyusun kubus
Total nilai
Lampiran 6
86
Anak usia 19-24 bulan
No
Pertanyaan
Jawaban
SR SL JR TP
1. Saya Melatih anak menendang
bola
2. Saya Melatih anak untuk naik
tangga tanpa bantuan
3. Saya Membiarkan anak
mendorong mainan agar bergerak
maju dengan kaki
4. Saya Melarang anak saat anak
mencoba naik tangga tanpa
bantuan orang lain
5. Saya Melarang anak untuk
mendorong mainan
6. Saya Mengajarkan anak untuk
melompat
7. Saya Mengajarkan anak untuk
meletakkan benda dalam wadah
8. Saya Melatih anak untuk
menyusun menara kubus
9. Saya Mengajarkan anak untuk
mengelompokkan benda yang
sejenis
10. Saya Membiarkan anak
meletakkan benda dalam wadah
tanpa bantuan
Total nilai
87
Anak usia 25-36 bulan
No
Pertanyaan
Jawaban
SR SL JR TP
1. Saya Melatih anak berdiri dengan
satu kaki
2. Saya Mengajarkan anak untuk
melempar bola dengan tangan ke
atas
3. Saya mengajarkan anak
menangkap bola
4. Saya Melatih anak untuk berjalan
mengikuti jalan lurus
5. Saya Mengajarkan anak untuk
melompat dengan kedua kaki
6. Saya Memperkenalkan anak pada
sepeda roda tiga
7. Saya Mengajarkan anak untuk
mengikuti garis vertical seperti
contoh :
8. Saya Mendorong anak untuk
menyusun 8 atau lebih balok
keatas
9. Saya Memberikan anak peralatan
tulis seperti pensil atau kertas
10. Saya Melatih anak untuk
mencoret-coret kertas
Total nilai
88
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR )
DDST (Denver Develoment Screening Test)
No dokumen
P.01.2012
No. Revisi Halaman
Prosedur tetap Tanggal terbit 2 januari 2012
Pengertian Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menilai kemampuan mahasiswa
dalam melakukan pemeriksaan Denver Test
Tujuan Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa keperawatan yang akan
melakukan praktek klinik rumah sakit daam:
1. melakukan pemeriksaan pada tumbuh kembang anak
Prosedur Uraian T TM Tanda
tangan
Persiapan alat :
1. Lembar DDST
2. DDST set
Persiapan pasien :
1. Identifikasi identitas
2. Menjelaskan kepadaibu pasien prosedur yang
akan dilakukan
3. Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan
di dilakukan
4. Mempersiapkan lingkungan tempat pemeriksaan
Pelaksanaan :
1. Menarik garis umur pada lembar DDST dan
menentukan tugas perkembangan yang akan
diujikan
2. Memberikan petunjukn pada pasien cara
melakukan tes. Kemudian meminta klien
melakukannya
3. Melakukan tes di mulai dari item yang paling
mudah
4. Melakukan tes secara urut dari item yang
menggunakan sedikit energy
5. Memberikan pujian pada anak jika berhasil
melakukan tes
6. Menuliskan skor pada form DDST setiap satu
tindakan tes
7. Menyimpulkan hasil tes setelah menyelesaikan
minimal 5 tindakan
Dokumentasi
tindakan
Catatan
Penilaian
Lampiran 7
89
Lampiran 8
90
Lampiran 9
91
Lampiran 10
92
93
Lampiran 11
DATA STIMULASI PERKEMBANGAN YANG DIBERIKAN IBU PADA ANAK USIA 1-3 DI PLAY GROUP KELURAHAN PANDEAN
KOTA MADIUN PADA BULAN JUNI 2017
No. Usia Pendidikan Pekerjaan Jumlah
Anak
Pertanyaan N T_Skor Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 30 Perguruan Tinggi Tidak bekerja/IRT 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 37 67,54 50 BAIK
2 32 Perguruan Tinggi PNS 2 4 1 2 3 1 3 2 2 3 2 23 38,646 50 BURUK
3 30 Perguruan Tinggi PNS 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 4 26 44,839 50 BURUK
4 31 Sekolah Menengah Atas Swasta 3 3 3 2 2 3 2 2 1 4 4 26 44,839 50 BURUK
5 35 Perguruan Tinggi PNS 3 4 3 3 2 3 3 4 2 2 4 30 53,097 50 BAIK
6 29 Perguruan Tinggi Swasta 1 2 2 3 1 3 2 1 1 3 3 21 34,517 50 BURUK
7 29 Perguruan Tinggi Tidak bekerja/IRT 2 2 4 4 2 3 2 3 2 4 4 30 53,097 50 BAIK
8 26 Sekolah Menengah Atas Swasta 1 3 1 2 1 2 3 4 3 3 3 25 42,775 50 BURUK
9 32 Sekolah Menengah Atas swasta 2 4 1 2 1 2 3 2 2 4 4 25 42,775 50 BURUK
10 29 Perguruan Tinggi Tidak bekerja/IRT 2 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 36 65,483 50 BAIK
11 30 Perguruan Tinggi Swasta 2 4 1 2 1 1 3 3 3 3 4 25 42,775 50 BURUK
12 31 Sekolah Menengah Atas Swasta 2 3 3 3 2 3 2 2 1 4 4 27 46,903 50 BURUK
13 30 Perguruan Tinggi Tidak bekerja/IRT 2 4 1 3 1 3 3 4 3 4 4 30 53,097 50 BAIK
14 30 Perguruan Tinggi PNS 2 2 4 4 2 3 2 2 1 4 4 28 48,968 50 BURUK
15 40 Perguruan Tinggi PNS 3 3 1 3 1 3 3 3 2 3 4 26 44,839 50 BURUK
16 31 Perguruan Tinggi PNS 3 3 1 2 1 2 4 3 2 3 3 24 40,71 50 BURUK
17 27 Sekolah Menengah Atas Tidak bekerja/IRT 1 3 4 4 3 3 3 2 2 4 4 32 57,225 50 BAIK
18 40 Perguruan Tinggi PNS 3 3 3 3 2 2 2 2 1 4 4 26 44,839 50 BURUK
19 28 Perguruan Tinggi Tidak bekerja/IRT 1 3 4 4 4 4 2 3 1 4 4 33 59,29 50 BAIK
20 29 Sekolah Menengah Atas Swasta 1 3 3 3 2 2 2 2 1 4 4 26 44,839 50 BURUK
21 29 Perguruan Tinggi PNS 1 3 3 3 3 2 3 3 3 1 4 28 48,968 50 BURUK
22 25 Sekolah Menengah Atas Swasta 1 3 1 2 1 2 3 4 2 3 4 25 42,775 50 BURUK
23 26 Perguruan Tinggi Swasta 1 3 1 3 1 3 4 3 3 3 4 28 48,968 50 BURUK
24 25 Sekolah Menengah Atas Tidak bekerja/IRT 1 2 3 3 3 2 2 2 1 4 4 26 44,839 50 BURUK
25 29 Sekolah Menengah Atas Swasta 2 3 1 2 1 1 4 3 2 3 3 23 38,646 50 BURUK
26 33 Perguruan Tinggi PNS 3 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 36 65,483 50 BAIK
27 36 Perguruan Tinggi Swasta 3 3 1 2 1 2 3 3 3 3 3 24 40,71 50 BURUK
94
28 30 Perguruan Tinggi Swasta 2 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4 35 63,418 50 BAIK
29 27 Perguruan Tinggi Tidak bekerja/IRT 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 38 69,612 50 BAIK
30 39 Perguruan Tinggi PNS 2 3 3 3 3 3 2 2 1 4 4 28 48,968 50 BURUK
31 34 Perguruan Tinggi Swasta 2 4 1 3 1 2 3 4 2 3 3 26 44,839 50 BURUK
32 40 Sekolah Menengah Atas Swasta 3 2 3 3 3 3 3 2 1 4 4 28 48,968 50 BURUK
33 25 Perguruan Tinggi Tidak bekerja/IRT 1 4 2 4 2 4 3 4 3 4 3 33 59,29 50 BAIK
34 42 Perguruan Tinggi PNS 3 3 1 3 1 2 3 4 3 4 4 28 48,968 50 BURUK
35 28 Sekolah Menengah Atas Tidak bekerja/IRT 2 3 4 4 3 2 3 2 1 4 4 30 53,097 50 BAIK
36 31 Perguruan Tinggi PNS 2 2 3 3 3 2 2 2 2 4 4 27 46,903 50 BURUK
37 26 Sekolah Menengah Atas Swasta 1 2 3 3 2 2 1 2 1 4 4 24 40,71 50 BURUK
38 35 Perguruan Tinggi PNS 2 3 1 2 1 2 2 3 3 3 3 23 38,646 50 BURUK
39 33 Perguruan Tinggi Tidak bekerja/IRT 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 71,676 50 BAIK
40 30 Perguruan Tinggi Tidak bekerja/IRT 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 71,676 50 BAIK
41 29 Perguruan Tinggi Swasta 1 4 1 2 1 2 3 3 2 3 3 24 40,71 50 BURUK
42 26 Sekolah Menengah Atas Tidak bekerja/IRT 1 2 3 3 3 2 2 2 1 4 4 26 44,839 50 BURUK
43 27 Perguruan Tinggi Swasta 1 3 1 2 1 2 3 3 3 3 3 24 40,71 50 BURUK
44 27 Sekolah Menengah Atas Tidak bekerja/IRT 1 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 36 65,483 50 BAIK
95
Lampiran 12
DATA PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PLAY GROUP KELURAHAN PANDEAN KOTA
MADIUN PADA BULAN JUNI 2017
No. Jenis kelamin Usia Perkembangan
1 Perempuan 2 Normal
2 Laki-laki 2,9 Abnormal
3 perempuan 3 Abnormal
4 Laki-laki 3 Normal
5 perempuan 2,8 Normal
6 Laki-laki 2 Abnormal
7 Perempuan 3 Normal
8 Perempuan 2 Abnormal
9 Laki-laki 2,7 Abnormal
10 perempuan 2,5 Normal
11 Laki-laki 3 Normal
12 Perempuan 3 Abnormal
13 Perempuan 2 Abnormal
14 Laki-laki 3 Abnormal
15 Laki-laki 2,9 Abnormal
16 Laki-laki 2,4 Normal
17 perempuan 2 Normal
18 Perempuan 3 Normal
19 Perempuan 3 Normal
20 Laki-laki 3 Abnormal
21 Perempuan 3 Abnormal
22 Perempuan 2 Normal
96
23 Perempuan 3 Abnormal
24 Laki-laki 3 Abnormal
25 Laki-laki 2,6 Abnormal
26 Perempuan 2,11 Normal
27 Laki-laki 2 Normal
28 Perempuan 2,5 Normal
29 Laki-laki 1,9 Normal
30 perempuan 3 Normal
31 Laki-laki 2 Abnormal
32 perempuan 3 Abnormal
33 perempuan 2,7 Normal
34 perempuan 2 Abnormal
35 perempuan 3 Normal
36 Laki-laki 3 Abnormal
37 Perempuan 3 Normal
38 Laki-laki 3 Normal
39 Laki-laki 3 Normal
40 Perempuan 2,5 Normal
41 Laki-laki 2 Abnormal
42 perempuan 3 Abnormal
43 Laki-laki 2,5 Abnormal
44 Laki-laki 3 Abnormal
97
HASIL TABULASI DATA
UJI VALIDITAS DAN REABILITAS KUESIONER STIMULASI PERKEMBANGAN
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.906 10
Correlations
s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 TOTAL
s1 Pearson Correlation 1 .549 .543 .543 .590* .529 .155 .272 .323 .220 .613
*
Sig. (2-tailed) .065 .068 .068 .044 .077 .630 .393 .306 .493 .034
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
s2 Pearson Correlation .549 1 .707* .707
* .707
* .781
** .354 .391 .420 .500 .785
**
Sig. (2-tailed) .065 .010 .010 .010 .003 .260 .209 .174 .098 .002
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
s3 Pearson Correlation .543 .707* 1 1.000
** .850
** .875
** .500 .184 .297 .354 .808
**
Sig. (2-tailed) .068 .010 .000 .000 .000 .098 .567 .348 .260 .001
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
s4 Pearson Correlation .543 .707* 1.000
** 1 .850
** .875
** .500 .184 .297 .354 .808
**
Sig. (2-tailed) .068 .010 .000 .000 .000 .098 .567 .348 .260 .001
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
s5 Pearson Correlation .590* .707
* .850
** .850
** 1 .957
** .650
* .405 .594
* .636
* .953
**
Sig. (2-tailed) .044 .010 .000 .000 .000 .022 .191 .042 .026 .000
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
s6 Pearson Correlation .529 .781** .875
** .875
** .957
** 1 .644
* .390 .492 .586
* .935
**
Lampiran 13
98
Sig. (2-tailed) .077 .003 .000 .000 .000 .024 .210 .104 .045 .000
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
s7 Pearson Correlation .155 .354 .500 .500 .650* .644
* 1 .644
* .594
* .530 .707
*
Sig. (2-tailed) .630 .260 .098 .098 .022 .024 .024 .042 .076 .010
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
s8 Pearson Correlation .272 .391 .184 .184 .405 .390 .644* 1 .820
** .521 .600
*
Sig. (2-tailed) .393 .209 .567 .567 .191 .210 .024 .001 .083 .039
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
s9 Pearson Correlation .323 .420 .297 .297 .594* .492 .594
* .820
** 1 .840
** .738
**
Sig. (2-tailed) .306 .174 .348 .348 .042 .104 .042 .001 .001 .006
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
s10 Pearson Correlation .220 .500 .354 .354 .636* .586
* .530 .521 .840
** 1 .742
**
Sig. (2-tailed) .493 .098 .260 .260 .026 .045 .076 .083 .001 .006
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
TOTAL Pearson Correlation .613* .785
** .808
** .808
** .953
** .935
** .707
* .600
* .738
** .742
** 1
Sig. (2-tailed) .034 .002 .001 .001 .000 .000 .010 .039 .006 .006
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
99
DATA UMUM DAN DATA KHUSUS OUTPUT SPSS PENGARUH
STIMULASI PERKEMBANGAN DENGAN PENCAPAIAN
PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PLAY
GROUP KELURAHAN PANDEAN KOTA MDIUN
Statistics
USIA_IBU
N Valid 44
Missing 0
Mean 30.7045
Median 30.0000
Mode 29.00a
Std. Deviation 4.38061
Range 17.00
Minimum 25.00
Maximum 42.00
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
USIA_IBU 44 100.0% 0 .0% 44 100.0%
Statistic Std. Error
USIA_IBU Mean 30.7045 .66040
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 29.3727
Upper Bound 32.0364
5% Trimmed Mean 30.4545
Median 30.0000
Variance 19.190
Std. Deviation 4.38061
Minimum 25.00
Maximum 42.00
Lampiran 14
100
Range 17.00
Interquartile Range 5.50
Skewness 1.026 .357
Kurtosis .490 .702
USIA_IBU
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 25 3 6.8 6.8 6.8
26 4 9.1 9.1 15.9
27 4 9.1 9.1 25.0
28 2 4.5 4.5 29.5
29 7 15.9 15.9 45.5
30 7 15.9 15.9 61.4
31 4 9.1 9.1 70.5
32 2 4.5 4.5 75.0
33 2 4.5 4.5 79.5
34 1 2.3 2.3 81.8
35 2 4.5 4.5 86.4
36 1 2.3 2.3 88.6
39 1 2.3 2.3 90.9
40 3 6.8 6.8 97.7
42 1 2.3 2.3 100.0
Total 44 100.0 100.0
101
PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SekolahMenengah 14 31.8 31.8 31.8
PerguruanTinggi (Akademi, PT)
30 68.2 68.2 100.0
Total 44 100.0 100.0
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TidakBekerja/IbuRumahTangga
14 31.8 31.8 31.8
Swasta 17 38.6 38.6 70.5
PNS 13 29.5 29.5 100.0
Total 44 100.0 100.0
jumlah_anak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 anak 16 36.4 36.4 36.4
2 anak 17 38.6 38.6 75.0
lebih dari sama dengan 3 11 25.0 25.0 100.0
Total 44 100.0 100.0
USIA_ANAK
N Valid 44
Missing 0
Mean 2.6366
Median 2.9000
Mode 3.00
Std. Deviation .43001
Range 1.10
Minimum 1.90
Maximum 3.00
USIA_ANAK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1.9 1 2.3 2.3 2.3
2 10 22.7 22.7 25.0
2.11 1 2.3 2.3 27.3
2.4 1 2.3 2.3 29.5
2.5 4 9.1 9.1 38.6
102
2.6 1 2.3 2.3 40.9
2.7 2 4.5 4.5 45.5
2.8 1 2.3 2.3 47.7
2.9 2 4.5 4.5 52.3
3 21 47.7 47.7 100.0
Total 44 100.0 100.0
Statistic Std. Error
USIA_ANAK Mean 2.6366 .06483
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.5059
Upper Bound 2.7673
5% Trimmed Mean 2.6543
Median 2.9000
Variance .185
Std. Deviation .43001
Minimum 1.90
Maximum 3.00
Range 1.10
Interquartile Range .97
Skewness -.643 .357
Kurtosis -1.348 .702
JENIS_KELAMIN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-laki 20 45.5 45.5 45.5
Perempuan 24 54.5 54.5 100.0
Total 44 100.0 100.0
103
STIMULASI_PERKEMBANGAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BAIK 14 31.8 31.8 31.8
BURUK 30 68.2 68.2 100.0
Total 44 100.0 100.0
PERKEMBANGAN_MOTORIK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid NORMAL 22 50.0 50.0 50.0
ABNORMAL 22 50.0 50.0 100.0
Total 44 100.0 100.0
Usia * Perkembangan_MotorikCrosstabulation
Perkembangan_Motorik
Total normal abnormal
Usia 12-18 bulan Count 1 0 1
Expected Count .5 .5 1.0
% within Usia 100.0% .0% 100.0%
% of Total 2.3% .0% 2.3%
19-24 bulan Count 4 6 10
Expected Count 4.5 5.5 10.0
% within Usia 40.0% 60.0% 100.0%
% of Total 9.1% 13.6% 22.7%
25-36 bulan Count 15 18 33
Expected Count 15.0 18.0 33.0
% within Usia 45.5% 54.5% 100.0%
% of Total 34.1% 40.9% 75.0%
Total Count 20 24 44
Expected Count 20.0 24.0 44.0
% within Usia 45.5% 54.5% 100.0%
% of Total 45.5% 54.5% 100.0%
perkembanganmotorik_normal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak bekerja / IRT 10 45.5 45.5 45.5
swasta 5 22.7 22.7 68.2
PNS 7 31.8 31.8 100.0
Total 22 100.0 100.0
104
perkembanganmotorik_abnormal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak bekerja 3 13.6 13.6 13.6
swasta 11 50.0 50.0 63.6
PNS 8 36.4 36.4 100.0
Total 22 100.0 100.0
perkembanganmotorik_normal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sekolah menengah (SMA) 5 22.7 22.7 22.7
perguruan tinggi (akademi,PT)
17 77.3 77.3 100.0
Total 22 100.0 100.0
perkembanganmotorik_abnormal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sekolah menengah (SMA) 9 40.9 40.9 40.9
perguruan tinggi (akademi, PT)
13 59.1 59.1 100.0
Total 22 100.0 100.0
perkembanganmotorik_normal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid laki-laki 7 31.8 31.8 31.8
perempuan 15 68.2 68.2 100.0
Total 22 100.0 100.0
perkembanganmotorik_abnormal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid laki-laki 13 59.1 59.1 59.1
perempuan 9 40.9 40.9 100.0
Total 22 100.0 100.0
105
Perkembanganmotorik_Normal * Stimulasi_PrekembanganCrosstabulation
Stimulasi_Prekembangan
Total baik buruk
Perkembanganmotorik_Normal Normal Count 13 9 22
Expected Count 13.0 9.0 22.0
% within Perkembanganmotorik_Normal
59.1% 40.9% 100.0%
% of Total 59.1% 40.9% 100.0%
Total Count 13 9 22
Expected Count 13.0 9.0 22.0
% within Perkembanganmotorik_Normal
59.1% 40.9% 100.0%
% of Total 59.1% 40.9% 100.0%
Perkembanganmotorik_Abnormal * StimulasiCrosstabulation
Stimulasi
Total baik buruk
Perkembanganmotorik_Abnormal Abnormal Count 2 20 22
Expected Count 2.0 20.0 22.0
% within Perkembanganmotorik_Abnormal
9.1% 90.9% 100.0%
% of Total 9.1% 90.9% 100.0%
Total Count 2 20 22
Expected Count 2.0 20.0 22.0
% within Perkembanganmotorik_Abnormal
9.1% 90.9% 100.0%
% of Total 9.1% 90.9% 100.0%
STIMULASI_PERKEMBANGAN * PERKEMBANGAN_MOTORIK Crosstabulation
PERKEMBANGAN_MOTORIK
Total ABNORMAL NORMAL
STIMULASI_PERKEMBANGAN
BURUK Count 20 9 29
Expected Count 14.5 14.5 29.0
% within STIMULASI_PERKEMBANGAN
69.0% 31.0% 100.0%
% within PERKEMBANGAN_MOTORIK
90.9% 40.9% 65.9%
BAIK Count 2 13 15
Expected Count 7.5 7.5 15.0
106
% within STIMULASI_PERKEMBANGAN
13.3% 86.7% 100.0%
% within PERKEMBANGAN_MOTORIK
9.1% 59.1% 34.1%
Total Count 22 22 44
Expected Count 22.0 22.0 44.0
% within STIMULASI_PERKEMBANGAN
50.0% 50.0% 100.0%
% within PERKEMBANGAN_MOTORIK
100.0% 100.0% 100.0%
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .467 .000
N of Valid Cases 44
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for STIMULASI_PERKEMBANGAN (BURUK / BAIK)
14.444 2.682 77.796
For cohort PERKEMBANGAN_MOTORIK = ABNORMAL
5.172 1.391 19.229
For cohort PERKEMBANGAN_MOTORIK = NORMAL
.358 .201 .638
N of Valid Cases 44
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 12.239a 1 .000
Continuity Correctionb 10.115 1 .001
Likelihood Ratio 13.293 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 11.961 1 .001
N of Valid Casesb 44
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.50.
b. Computed only for a 2x2 table
107
Lampiran 15
Lampiran 16
JADWAL KEGIATAN
No. Kegiatan BULAN
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 Pembuatan dan
Konsul Judul
2 Penyusunan
Proposal
3 Bimbingan
Proposal
4 Ujian Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengambilan Data
7 Penyusunan dan
Konsul Skripsi
8 Ujian Skripsi
108
109
Lampirabn 17
110
111
112