SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero)...

download SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar Timur

of 97

Transcript of SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero)...

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    1/97

    UNIVERSITAS HASANUDDINFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    JURUSAN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM SARJANA

    SKRIPSI

    PENERAPAN TRANSFER PENGETAHUAN(SHARING KNOWLEDGE) PADA DIVISI

    PELAYANAN PT. PLN (PERSERO) MAKASSARTIMUR

    Oleh:

    FEBRIANTI

    E 211 08 008

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam MemperolehGelar Sarjana Sosial Dalam Bidang Ilmu Administrasi

    Makassar, 2012

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    2/97

    ii

    UNIVERSITAS HASANUDDINFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    JURUSAN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

    ABSTRAK

    Febrianti (E211 08 008), Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing

    Knowledge) Pada Divisi Pelayanan di PT. PLN (Persero) Makassar Timur xiv

    + 83 halaman + 1 tabel + 7 gambar + 24 pustaka (1997-2011)

    Knowledge Sharingmerupakan salah satu proses utama di dalam Knowledge

    Management(KM) yang selama ini lebih ditujukan untuk memaksimalkan

    pemanfaatan pengetahuan melalui pendistribusian pengetahuan kepada anggota

    organisasi yang membutuhkannya. Namun semakin pentingnya peran inovasi

    sebagai faktor penentu daya saing, telah menyadarkan banyak organisasi bahwa

    sekedar memaksimalkan pemanfaatan pengetahuan yang ada, tidak lagi

    memadai. Perusahaan negara justru dituntut untuk secara kontinu menciptakan

    pengetahuan baru agar tetap eksis dan memiliki masa depan. PT. PLN (Persero)

    sejak tahun 2008 telah menerapkan manajemen pengetahuan dalam hal

    peningkatan kualitas kinerja pegawai untuk menciptakan inovasi-inovasi baru

    guna meningkatkan kualitas layanannya.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif

    yang bersifat deskriptif. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui dan

    menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti dengan mendeskripsikan

    peristiwa yang ada dan mempelajari data serta informasi secara mendalam

    mengenai masalah proses transfer pengetahuan dan hambatan-hambatan yang

    didapatkan selama menerapkan budaya sharing knowledge di PT. PLN (Persero)

    Makassar Timur.

    Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa penerapan transfer

    pengetahuan (sharing knowledge) pada divisi pelayanan di PT. PLN (Persero)

    Makassar Timur belum efektif yang dinilai melalui empat model konversi

    pengetahuan, karena masih kurangnya koordinasi serta hambatan-hambatan

    seperti adanya faktor gengsi dan perbedaan pemahaman teknologi di PT. PLN

    (Persero) Makassar Timur. Sehingga cukup mempengaruhi hasil pemahaman

    yang didapatkan dalam menghasilkan pengetahuan yang baru.

    Kata kunci: Transfer Pengetahuan/ Sharing Knowledge, Empat Model Konversi

    Pengetahuan.

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    3/97

    iii

    UNIVERSITAS HASANUDDINFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    JURUSAN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

    ABSTRACT

    Febrianti (E211 08 008), Application of Knowledge Transfer (Sharing

    Knowledge) in Customer Service Division at PT. PLN (Persero) Makassar

    Timur xiv + 83 pages + 1 table + 7 pictures + 24 references (1997-2011)

    Knowledge Sharing is one of the main processes in Knowledge Management

    (KM), which is more aimed at maximizing the utilization of knowledge trough the

    dissemination of knowledge to members of the organization who need it. But the

    growing importance of the role of innovation as determinants in competitiveness,

    many organizations have been aware that simply maximizing the utilization of

    existing knowledge is no longer adequate. The company states it is required to

    continuously create new knowledge that still exist and have a future. PT. PLN

    (Persero) since 2008th has been implementing knowledge management in terms

    of improving the quality of employee performances to create new innovations and

    improving the quality of its services.

    In this research, writer used a qualitative method trough descriptive analysis. The

    method used to determine and describe the reality of the events studied by

    describing the events there and study the data an information in depth about the

    issue of knowledge transfer process and the constraints obtained for

    implementing knowledge-sharing culture in the PT. PLN (Persero) Makassar

    Timur.

    Based on this research it is known that the application of knowledge transfer

    (Knowledge Sharing) on the division of customer service in PT. PLN (Persero)

    Makassar Timur has not effectively assessed in all four models of knowledge

    conversion, because it is still a lack of coordination and the obstacles as a factor

    of prestige and the perceptionof technology in the PT. PLN (Persero) Makassar

    Timur, so that is affecting the result to obtained in generating an understanding of

    new knowledge.

    Key words: Knowledge Transfer / Knowledge Sharing, Four Models of

    Knowledge Conversion.

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    4/97

    iv

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKJURUSAN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM SARJANA

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : FEBRIANTI

    NPM : E211 08 008

    Program Studi : ADMINISTRASI NEGARA

    Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul PENERAPAN TRANSFER

    PENGETAHUAN (SHARING KNOWLEDGE) PADA DIVISI PELAYANAN DI PT.

    PLN (PERSERO) MAKASSAR TIMUR benar-benar merupakan hasil karya

    pribadi dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan

    benar.

    Makassar, 21 Mei 2012

    F E B R I A N T IE211 08 008

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    5/97

    v

    UNIVERSITAS HASANUDDINFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    JURUSAN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM SARJANA

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

    Nama : FEBRIANTI

    NIM : E211 08 008

    Program Studi : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

    Judul : PENERAPAN TRANSFER PENGETAHUAN (SHARING

    KNOWLEDGE) PADA DIVISI PELAYANAN DI PT. PLN

    (PERSERO) MAKASSAR TIMUR

    Telah dipertahankan dihadapan Penguji Ujian Skripsi Program Sarjana Jurusan

    llmu Administrasi Fakultas llmu Sosial dan llmu Politik Universitas Hasanuddin

    pada hari Selasa, 22 Mei 2012.

    Dewan Penguji Skripsi

    Ketua Sidang : Dr. H. Badu Ahmad, M.Si (.....)

    Sekretaris Sidang : Drs. Lutfhi Atmansyah, MA (.....)

    Anggota : Dr. Hamsinah, M. Si (.....)

    Dr. Alwi, M.Si (.....)

    Drs. H. Nurdin Nara, M.Si (.....)

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    6/97

    vi

    UNIVERSITAS HASANUDDINFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    JURUSAN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM SARJANA

    LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

    Nama : FEBRIANTI

    NPM : E211 08 008

    Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

    Judul : PENERAPAN TRANSFER PENGETAHUAN (SHARINGKNOWLEDGE) PADA DIVISI PELAYANAN DI PT. PLN(PERSERO) MAKASSAR TIMUR

    Telah diperiksa oleh Ketua Program Sarjana dan Pembimbing serta dinyatakan

    layak untuk diajukan ke sidang Skripsi Program Sarjana Jurusan Ilmu

    Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

    Makassar, 21 Mei 2012

    Disetujui Oleh,

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dr. H. Badu Ahmad, M. SiNip : 19621231 198903 1 028

    Dr. Lutfhi Atmansyah, MANip : 19621107 198803 1 002

    Mengetahui,

    Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

    Prof. Dr. Sangkala, MANip : 19631111 199103 1 002

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    7/97

    vii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    AlhamdulillahAlhamdulillahAlhamdulillahi Rabbil alamin Puji syukur

    penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya

    semoga kita senantiasa berada dalam lindungan-Nya. Teriring salam dan

    shalawat pada junjungan Rasulullah SAW dan Keluarga yang dicintainya beserta

    sahabat-sahabatnya, sehingga skripsi yang berjudul Penerapan Transfer

    Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan di PT. PLN

    (Persero) Makassar Timur ini, dapat penulis selesaikan dengan baik dan tepat

    waktu.

    Penulis menyusun skripsi ini sebagai karya ilmiah yang merupakan

    persyaratan memperoleh gelar kesarjanaan pada Program Studi Ilmu

    Administrasi Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

    Politik Universitas Hasanuddin.

    Sungguh banyak kendala yang penulis hadapi dalam rangka penyusunan

    skripsi ini, sejak dari merencanakan awal menentukan judul, penelitian hingga

    penyusunan laporannya. Namun berkat usaha, kerja keras, dukungan dan

    bantuan berbagai pihak, akhirnya penulis dapat melewati kendala-kendala

    tersebut.

    Dan semua ini tiada artinya tanpa dukungan moril, kasih sayang, cinta, dan

    doa dari kedua orang tua tercinta, Ayahanda Serap Mannippi dan Ibunda

    Nispudewa, serta saudara dan saudariku tersayang Maman Mannippi dan

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    8/97

    viii

    Winda Febrianawati Mannippi yang telah memberikan dorongan moril dan

    materil yang tak terhitung bagi penulis, yang tidak mungkin penulis balas dengan

    tunai.

    Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, karena itu

    penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

    1. Bapak Prof.Dr.dr. Idrus A. Paturusi, Sp.B.,Sp.BOselaku Rektor Universitas

    Hasanuddin

    2. Bapak Prof.Dr. Hamka Naping. Sebagai Dekan Fisip Universitas

    Hasanuddin

    3. Bapak Prof.Dr. Sangkala, MA. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

    Negara Fisip Universitas Hasanuddin

    4. Ibu Dr. Hamsinah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara

    Fisip Universitas Hasanuddin

    5. Bapak Dr. H. Badu Ahmad, M.Si dan Bapak Drs. Luthfi Atmansyah, MA

    Selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak meluangkan

    waktunya untuk mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

    6. Para dosen Jurusan Ilmu Administrasi atas ilmu yang telah diberikan dan staf

    akademik yang banyak membantu penulis utamanya K Rini, K Aci, Bu Ani

    dan Pak Lili yang juga selalu turut memberikan solusi dan bantuan yang

    dihadapi penulis.

    7. Untuk Kanda Chimie si Nakal, yang selalu memberi penulis semangat, doa,

    dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini, selalu mau mendengarkan

    curhatan penulis dan memberi solusi yang paling efektif (hahaha). Makasih

    Kanda nakal, do always love you ^~^

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    9/97

    ix

    8. Untuk Sahabat-sahabat Saya yang paling cantik dan perhatian: Zka si

    Botto yang selalu mengalami masalah, kepanikan, serta kebahagiaan

    bersama penulis juga menjadi pengingat dan penyemangat (^~^), Umbot dan

    Kibotsi kembar yang tak pernah berpisah, makasih atas semangat, motivasi,

    serta sarannya yah say!! Love u all^~^

    9. Untuk DRiechan sepupuku yang paling cerewet, yang tiada hentinya

    bertanya kapan skripsinya selesai?..makasih Ari..

    10. Untuk Wahyutong teman yang paling cerewet, pemarah, dan jahilmakasih

    banyak Wahyu, tanpa Kamu mungkin skripsi serta sesajenan yang lain tidak

    dapat selesai tepat waktu. Hehehe

    11. Untuk Saudara-saudariku di Social Company Community (SCC) , terima

    kasih banyak atas dukungan dan doanya yaahh

    12. Teman-teman seangkatan BRAVO 08 tanpa terkecuali terima kasih untuk

    persahabatan, kebersamaan, dan semangat yang telah diberikan semua ini

    pasti akan menjadi kenangan dan kesan yang tak terlupakan bagi penulis.

    13. Untuk Kak Ichal, Immang, Hidri, Kak Budi, dan Ancha terima kasih telah

    mau menyempatkan waktunya untuk ikut mengurangi stress Saya..hehehe.

    14. Untuk Student Employee (SE) yang menjadi wadah bagi Saya untuk

    berkembang menjadi orang yang lebih ramah dan bersahabat, banyak

    pelajaran yang Saya dapatkan dan tentunya tidak akan pernah Saya

    lupakan..

    15. Untuk Kanda-kanda ATMOSPER 06, Adik-adik CIA 09, PRASASTI 010, dan

    BRILIAN 011, serta tentu saja HUMANIS yang tercinta, terima kasih!!

    16. Untuk Pak Nai dan Pak Hasan, terima kasih banyak pak atas doa-doanya..

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    10/97

    x

    17. Untuk Pak Khaerullah, Mbak Nita dan Kak Ika, serta Pak Hasan dari PT.

    PLN Makassar Timur, terima kasih banyak atas bantuan dan keramahan

    yang telah diberikan kepada Saya selama melakukan penelitian.

    18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

    memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis.

    Akhir kata, penulis mengucapkan permohonan maaf atas segala

    kekurangan dan kekhilafan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan

    masukan bagi yang membacanya, amin.

    Terima Kasih, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    Makassar, Juni 2012

    Febrianti

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    11/97

    xi

    DAFTAR ISI

    LEMBAR JUDUL .................................................................................... i

    ABSTRAK ............................................................................................... ii

    ABSTRACT ............................................................................................ iii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................... iv

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ v

    LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ....................................................... vi

    KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

    DAFTAR ISI ............................................................................................ xi

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii

    DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1I.1 Latar Belakang .............................................................. 1

    I.2 Rumusan Masalah ......................................................... 6I.3 Tujuan Penelitian ........................................................... 6I.4 Manfaat Penelitian ......................................................... 7

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................... 8II.1 Konsep Pengetahuan .................................................... 8

    II.1.1 Pengertian Pengetahuan ...................................... 8II.1.2 Tingkatan Pengetahuan ........................................ 10II.1.3 Keunggulan Pengetahuan ..................................... 12II.1.4 Proses 10-Langkah untuk Membangun

    Pengetahuan yang Bermanfaat ............................. 13II.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 18

    II.2 Konsep Manajemen Pengetahuan ................................. 20II.2.1 Pengertian Manajemen Pengetahuan ................... 20II.2.2 Karakteristik Manajemen Pengetahuan ................ 22

    II.3 Implementasi Manajemen Pengetahuan ......................... 25II.3.1 Faktor-faktor yang Menentukan Implementasi

    Manajemen Pengetahuan ...................................... 28II.4 Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) ................. 32

    II.4.1 Elemen-elemen Budaya SharingOleh Tobing ....... 32II.4.2 Siklus Transfer Pengetahuan ................................. 32II.4.2 Strategi Transfer Pengetahuan .............................. 34II.4.3 Hambatan Dalam Proses Transfer Pengetahuan ... 36

    II.5 Konsep Kualitas Pelayanan ........................................... 38

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    12/97

    xii

    II.6 Kerangka Berpikir .......................................................... 41

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 42III.1 Pendekatan Penelitian ................................................... 42III.2 Lokasi Penelitian ............................................................ 43III.3 Unit Analisis ................................................................... 43III.4 Jenis Data Penelitian ..................................................... 43III.5 Sumber Data Penelitian ................................................. 44III.6 Teknik Mendapatkan Informan ....................................... 45III.7 Teknik Pengumpulan Data ............................................. 45III.8 Teknik Analisa Data ....................................................... 46

    BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ........................................ 47IV.1 Sejarah Singkat Perusahaan ......................................... 47

    IV.2 Visi dan Misi Perusahaan .............................................. 50IV.2.1 Visi Perusahaan ................................................... 50IV.2.2 Misi Perusahaan .................................................. 50IV.2.3 Motto Perusahaan ............................................... 51IV.2.4 Penerapan Nilai-Nilai Perusahaan ....................... 51

    IV.3 Struktur Perusahaan ...................................................... 51IV.4 Job Description ............................................................... 54

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 58V.1 Proses Penerapan Transfer Pengetahuan Melalui Empat

    Model Konversi Pengetahuan Pada Divisi PelayananPelanggan di PT. PLN (Persero) Makassar Timur ......... 58

    V.1.1 Model Sosialisasi .................................................. 63V.1.2 Model Eksternalisasi ............................................. 66V.1.3 Model Kombinasi .................................................. 68V.1.4 Model Internalisasi ................................................ 70V.1.5 Hambatan-hambatan Transfer Pengetahuan ......... 71

    BAB VI SIMPULAN DAN REKOMENDASI......................................... 73VI.1 Simpulan ....................................................................... 73VI.2 Rekomendasi ................................................................. 75

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ xv

    LAMPIRAN ............................................................................................. xix

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... xxii

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    13/97

    xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Level Operasional dari definisi knowledge 10Gambar 2.2 Empat Model Konversi Knowledge (SECIProcess, Nonaka & Takeuchi 1995) 33

    Gambar 2.3 Kerangka Berpikir 41

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi 53

    Gambar 5.1 Forum Pembuatan Master Plan Pengembangan Sistem 60

    Distribusi Tenaga Listrik Dan Data Capture (Survey)

    Trase & Entry DataJaringan Distribusi 20 KV

    Gambar 5.2 Forum Transmisi ke-6 61

    Gambar 5.3 Pelatihan MS. Office Tim KM Cabang Pinrang 62

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    14/97

    xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Penghambat Proses Transfer Pengetahuandan Cara Mengatasinya 37

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    15/97

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Perkembangan zaman yang sangat cepat saat ini menuntut perusahaan

    negara untuk meningkatkan pelayanan secara profesional sesuai dengan

    bidangnya masing-masing. Perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat

    cepat telah mendorong perusahaan negara untuk menghasilkan produk atau

    layanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga

    konsumen merasa puas dengan apa yang telah mereka dapatkan dari

    perusahaan. Banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan dalam memenuhi

    kebutuhan dan keinginan konsumen, salah satunya yaitu dengan memberikan

    kesan/citra yang baik dalam hal produk maupun pelayanan kepada konsumen.

    Pelayanan saat ini, merupakan suatu hal yang tidak dapat dilihat dengan

    satu mata saja. Masyarakat menuntut untuk diberikan pelayanan yang

    memuaskan terutama pelayanan dari lembaga-lembaga yang dimiliki oleh

    negara. Hal ini disebabkan oleh masih buruknya citra pelayanan dari lembaga-

    lembaga tersebut.

    Berbicara mengenai pelayanan, menurut Sugiarto (2002) dalam Darmastria

    (2011), pelayanan adalah upaya maksimal yang diberikan oleh petugas

    pelayanan dari sebuah perusahaan industri untuk memenuhi harapan dan

    kebutuhan pelanggan sehingga tercapai kepuasan.

    Pelayanan di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 25

    Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dimana undang-undang tersebut

    mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang merupakan

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    16/97

    2

    efektifitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri. Pelayanan publik yang

    dilakukan oleh pemerintahan atau korporasi yang efektif dapat memperkuat

    demokrasi dan hak asasi manusia, mempromosikan kemakmuran ekonomi,

    kohesi sosial, mengurangi kemiskinan, meningkatkan perlindungan lingkungan,

    bijak dalam pemanfaatan sumber daya alam, memperdalam kepercayaan pada

    pemerintahan dan administrasi publik. Bagi Negara Indonesia, negara

    berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak

    dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan

    amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

    Oleh karena itu Badan Usaha Milik Negara yang disingkat BUMN harus

    dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat selaku konsumen dan

    memberikan citra yang baik di mata masyarakat dengan cara memberikan

    pelayanan yang berkualitas. Melihat keadaan tersebut, pemerintah berupaya

    agar BUMN berusaha dapat memperbaiki keadaan dengan memberikan

    pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Dengan pelayanan yang baik,

    diharapkan masyarakat akan merasa dihargai dan tidak merasa diabaikan

    haknya dan akhirnya masyarakat sebagai pengguna atau pelanggan dari jasa

    yang ditawarkan oleh perusahaan milik pemerintah tersebut akan merasa puas.

    PT. PLN (Persero) merupakan salah satu Perusahaan Milik Negara yang

    memberikan pelayanan kepada calon pelanggan dan masyarakat dalam

    penyediaan jasa yang berhubungan dengan penjualan tenaga listrik satu-satunya

    di Indonesia. Peningkatan kebutuhan listrik melonjak dengan tinggi dan cepat,

    khususnya kebutuhan bagi industri dan diiringi pula dengan standar tingkat

    kepuasan masyarakat menjadi lebih tinggi lagi sebagai akibat dari meningkatnya

    pendapatan masyarakat yang maju dan modern. Dalam melakukan kegiatannya,

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    17/97

    3

    PT. PLN (Persero) menyediakan bagian pelayanan pelanggan yang tugasnya

    memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh setiap pelanggan.

    Pelayanan merupakan unsur yang sangat penting di dalam usaha

    meningkatkan kepuasan konsumen. Pada dasarnya posisi pelayanan ini

    merupakan fakor pendukung terhadap aktivitas pemasaran jasa PT. PLN

    (Persero). Untuk itu PT. PLN (Persero) memberikan perhatian khusus kepada

    kegiatan pelayanan dalam hal pemenuhan kebutuhan pelanggan agar dalam

    pelaksanaannya dapat memuaskan pelanggannya.

    PT. PLN (Persero) Makassar Timur merupakan Badan Usaha Milik Negara

    (BUMN) yang melayani kepentingan umum dan bergerak di bidang pelayanan

    pembayaran rekening listrik, pelayanan pemasangan baru dan perubahan daya,

    pelayanan keluhan pelanggan mengenai pembacaan meter, dan sebagainya.

    Demi terselenggaranya penyaluran aliran listrik, dibutuhkan sarana penghubung

    berupa saluran transmisi, sedangkan jasa yang disalurkan berupa tenaga listrik.

    PT. PLN (Persero) melaksanakan kegiatan pembangunan di segala bidang

    dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang

    kelistrikan.

    Namun berdasarkan hasil survei KPK mengenai Integritas Layanan Publik

    tahun 2011 , pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar Timur masih dibawah rata-

    rata. Dan berdasarkan pernyataan kepala divisi pelayanan PT. PLN (Persero)

    Makassar Timur untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka pada

    tanggal 8 Maret 2012, PT PLN (Persero) Makassar Timur telah meresmikan

    pelayanan berbasis front line atau dikenal dengan pelayanan Custumer Service

    (CS) yang merupakan hasil kerja sama antara pihak PT. PLN (Persero)

    Makassar Timur dan PT. Bank Mandiri (Persero).

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    18/97

    4

    Tentamia yang merupakan Vice President PLN Pusat dalam Saviorz88

    (2009) menerangkan bahwa sejak tahun 2008 PT. PLN (Persero) telah

    menerapkan manajemen pengetahuan (KM) dalam sistem keorganisasiannya.

    Dimana dalam Dinamika Organisasi terdapat apa yang disebut Siklus 10

    tahunan, PLN menargetkan untuk bisa menjadi organisasi Pembelajar yang

    mampu melaksanakan proses transformasi (berbagi) pengetahuan secara

    berkelanjutan, dari pengetahuan pekerja menjadi pengetahuan organisasi,

    untuk menumbuh-kembangkan aset pengetahuan perusahaan.

    Pihak PLN wilayah Makassar Timur bekerjasama dengan PT. Bank Mandiri

    Cab. Makassar, melakukan sharing knowledge atau transfer pengetahuan dalam

    hal pelayanan prima kepada pelanggan. Sharing knowledge atau transfer

    pengetahuan merupakan suatu proses pengubahan tacit knowledge menjadi

    explicit knowledge agar dapat diterima dengan lebih mudah oleh pihak lain.

    Transfer pengetahuan tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan

    percakapan secara tatap muka, ikut dalam forum pengetahuan, dan lainnya.

    Adapun dalam proses transfer pengetahuan yang dilakukan antara PLN dan

    Bank Mandiri adalah melalui proses pelatihan. Dalam menghasilkan pegawai

    custumer service yang piawai, para calon pegawai CS PLN diberikan pelatihan

    selama kurang lebih tiga bulan dan dilaksanakan oleh pihak pelatih dari Bank

    Mandiri. Kualitas dari pelatih itu sendiri tidak diragukan lagi, apalagi Bank Mandiri

    yang merupakan organisasi perbankan dari sektor swasta telah memiliki

    pengalaman dalam hal pemberian layanan yang excellent.

    Hal yang perlu dikhawatirkan dari proses transfer pengetahuan itu sendiri

    adalah apakah pengetahuan yang dibagikan selama pelatihan dapat diterima

    dengan baik oleh calon pegawai customer service tersebut? Sehingga dari

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    19/97

    5

    pengetahuan tersebut dapat di aplikasikan nantinya dalam memberikan layanan

    kepada pelanggan dan apakah mereka dapat mengolah pengetahuan yang

    diterima sehingga dapat diseuaikan dengan kebutuhan layanan mereka nantinya.

    Pada saat melakukan wawancara tahap awal dengan kepala divisi pelayanan

    PT. PLN (Persero) Makassar Timur, penulis sempat memperhatikan proses

    pelayanan dari customer service PLN wilayah Makassar Timur tersebut dan

    melihat masih kurang optimalnya dalam memberikan layanan kepada pelanggan

    seperti dalam hal menerapkan 3S yaitu salam, senyum, sapa.

    Selain itu masalah internal lainnya adalah berbagi pengetahuan tersebut

    masih dianggap hal yang biasa, problem solving yang masih berdasarkan

    kedudukan yang lebih tinggi/ hierarki, forum-forum pengetahuan yang formal

    masih menunggu putusan dari jadwal yang diterbitkan direksi, serta kurangnya

    koordinasi berupa pemberian informasi yang masih beragam dari beberapa

    pegawai.

    Sedangkan masalah eksternal yang dialami oleh PLN wilayah Makassar

    Timur setelah meresmikan pelayanan front lineadalah sosialisasi kepada seluruh

    masyarakat terutama kepada seluruh pelanggan PLN wilayah Makassar Timur

    yang tentunya sangat banyak. Berdasarkan hasil wawancara tahap awal dengan

    kepala divisi pelayanan PT PLN (Persero) Makassar Timur, masalah-masalah

    yang menghambat proses sosialisasi tersebut adalah:

    1. Finansial : membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk melakukan

    proses sosialisasi kepada seluruh pelanggan PLN,

    2. Kesulitan dalam menghimpun seluruh pelanggan PLN dalam wilayah

    Makassar Timur,

    3. Waktu yang terbatas

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    20/97

    6

    4. Kemampuan SDM dan mesin yang terbatas.

    Untuk menciptakan suatu proses transfer pengetahuan yang optimal, maka

    nilai yang ingin dicapai dari proses tersebut harus dapat mengarahkan

    perubahan perilaku atau pengembangan ide-ide baru yang mengarah pada

    bentuk perilaku baru. Sehingga nilai organisasi dapat menjadi lebih meningkat

    dari sebelumnya dan menciptakan produk serta layanan yang lebih efisien

    melaluiproblem solving yang cepat dan tepat.

    Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

    judul Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi

    Pelayanan di PT PLN (Persero) Makassar Timur.

    I.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah yang

    dikemukakan adalah :

    1. Bagaimana proses penerapan transfer pengetahuan PT. PLN (Persero)

    Makassar Timur dalam hal meningkatkan kualitas pelayanan?

    2. Apakah terdapat hambatan-hambatan selama dalam menerapkan

    transfer pengetahuan pada divisi pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    Timur?

    I.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan permasalahan yang penulis paparkan, maka tujuan penelitian

    ini adalah:

    1. Untuk mengetahui proses penerapan transfer pengetahuan PT. PLN

    (Persero) Makassar Timur dalam hal peningkatan kualitas pelayanan.

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    21/97

    7

    2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang timbul selama dalam

    menerapkan transfer pengetahuan pada divisi pelayanan PT. PLN

    (Persero) Makassar Timur.

    I.4 Manfaat Penelitian

    Diharapkan penelitian ini dapat berimplikasi dalam hal sebagai berikut :

    a. Manfaat Akademis

    1) Para peneliti, mahasiswa yang berminat mengkaji ulang tema yang

    sama dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai sumber

    informasi, khusus mengenai penerapan dari transfer pengetahuan.

    2) Menambah referensi untuk dijadikan acuan pembelajaran dalam

    memberi informasi kepada mahasiswa.

    b. Manfaat Praktis

    1) Pihak PT. PLN (Persero) Makassar Timur dapat memanfaatkan hasil

    penelitian tersebut sebagai bahan informasi maupun sebagai bahan

    masukan dalam rangka mengambil kebijakan dan pengembangan

    program-program peningkatan layanan melalui proses transfer

    pengetahuan kedepannya.

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    22/97

    8

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    II.1 Konsep Pengetahuan

    II.1.1 Pengertian Pengetahuan

    Drucker (1988) dalam Tobing (2007: 16) mendefinisikan pengetahuan

    sebagai:

    Informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang, hal itu terjadi ketikainformasi tersebut menjadi dasar untuk bertindak, atau ketika informasitersebut memampukan seseorang atau institusi untuk mengambiltindakan yang berbeda atau tindakan yang lebih efektif dari tindakansebelumnya.

    Menurut Garn B. Pojasek dan Papadopoulos dalam Budiani dan

    Kosasih (2007: 7) Knowledge is information with the most value, and is

    consequently the hardest form to manage, yang artinya pengetahuan adalah

    informasi dengan nilai yang paling tinggi dan merupakan bentuk yang paling sulit

    dikelola. Nilai-nilai itu berasal dari sebuah fakta bahwa seseorang telah

    memberikan informasi, arti, dan terjemahan tertentu melalui perspektif definisi

    yang telah diartikan sehingga orang lain dapat dengan mudah mengerti.

    Sedangkan menurut Dr. Yogesh Malhotra dalam Budiani dan Kosasih

    (2007: 7) knowledge is the potential for action based upon data, information,

    insights, intuition and experience. Yang artinya pengetahuan adalah potensi

    untuk tindakan yang berdasar pada data, informasi, wawasan, intuisi dan

    pengalaman.

    Dalam Wikipedia, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan

    diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    23/97

    9

    seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian

    tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

    Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan

    pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak

    seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif

    terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi

    dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan

    menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk

    mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki.

    (Wikipedia.org)

    Menurut Quin (1998) dalam Yuliazmi (2005: 4) knowledge dapat

    didefinisikan kedalam empat level operasional sebagai berikut:

    a. Know what atau cognitive knowledge

    Merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pelatihan,

    pembelajaran dan kualifikasi formal. Level ini sangat penting bagi

    perusahaan namun umumnya masih kurang mencukupi bagi keberhasilan

    komersial.

    b. Know howmerupakan level aplikasi praktis

    Pada level ini apa yang telah didapat pada level I diterjemahkan dalam

    pelaksanaan. Pada tahap ini merupakan area dimana knowledge

    menambahkan nilai dalam suatu organisasi melalui kemampuan

    menterjemahkan knowledge yang bersifat teoritis menjadi eksekusi yang

    efektif.

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    24/97

    10

    c. Know why disebut juga system understanding

    Merupakan knowledge terdalam dari jaringan hubungan sebab akibat

    yang ada pada suatu disiplin ilmu. Level ini memungkinkan profesional untuk

    berpindah dari pelaksanaan kerja ke pemecahan masalah yang lebih besar

    dan kompleks dan menciptakan solusi baru bagi permasalahan yang baru.

    d. Care whytahap lanjutan dari kreativitas diri (self-motivated creativity)

    Merupakan level dimana inovasi radikal dapat terjadi melalui lompatan

    imajinatif dan pemikiran lateral.

    Gambar 2.1 Level Operasional dari definisi knowledge

    Sumber:DAVI (2003) dalam Yuliazmi (2005: 5)

    II.1.2 Tingkatan Pengetahuan

    Soekidjo Notoadmodjo dalam Caiwardana (2012) membagi

    pengetahuan dalam 6 tingkat yaitu:

    a. Tahu

    Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari

    sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

    Know What

    Know How

    Know Why

    Care Why

    Increasing

    Value to the

    Organization

    Increasing Human Capital

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    25/97

    11

    mengingat kembali suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari

    atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkatan

    pengetahuan yang paling rendah.

    b. Memahami

    Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang di

    ketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar.

    c. Aplikasi

    Kemampuan menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi

    atau kondisi areal. Aplikasi dapat berupa penggunaan hukum-hukum,

    rumus metode, dan juga prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

    situasi yang lain. Misalnya mempraktekan teori dalam kehidupan yang

    nyata.

    d. Analisis

    Kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau suatu objek dalam

    komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan

    masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat

    dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan,

    membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan.

    e. Sintesis

    Menunjuk suatu kemampuan untuk meletakkan bagian-bagian di

    dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis

    adalah suatu bentuk kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

    formulasi-formulasi yang sudah ada.

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    26/97

    12

    f. Evaluasi

    Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

    penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian itu di

    dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau menggunakan

    kriteria-kriteria yang telah ada.

    II.1.3 Keunggulan Pengetahuan

    Stewart (1997) dalam Sangkala (2007: 56) mengemukakan keunggulan

    pengetahuan sebagai berikut:

    a. Non-substractive, artinya ketika seseorang berbagi pengetahuan dengan

    orang lain, maka orang yang membagi pengetahuan tersebut tidak berarti

    pengetahuannya akan berkurang.

    b. Dapat dimiliki oleh banyak pihak, hal ini berarti pengetahuan mempunyai

    sifat yang dapat disebarkan ke berbagai tempat dalam waktu yang

    bersamaan.

    c. Memiliki struktur pembiayaan yang berbeda dari produk lainnya, artinya

    biaya untuk mereplikasi pembiayaannya, bahkan kadang-kadang jauh

    berbeda dari biaya ketika pertama kali dibuat sehingga sangat murah dan

    efisien.

    d. Jarang memiliki skala ekonomi, artinya berapa banyak biaya yang

    digunakan untuk memproduksi tidak dipngaruhi oleh berapa banyak orang

    yang menggunakan produk dari pengetahuan tersebut.

    e. Unpredictable, tidak ada korelasi yang sederhana antara pengeluaran

    atas pengetahuan dengan produktivitas yang diperoleh.

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    27/97

    13

    f. Karena ketidakpastian pengetahuan berarti pengetahuan memiliki nilai

    yang tidak dapat ditaksir sampai pengetahuan tersebut benar-benar

    sudah dimiliki.

    g. Mengaburkan perbedaan antara produk dan layanan.

    II.1.4 Proses 10-Langkah Untuk Membangun Pengetahuan yang

    Bermanfaat

    Stapleton (2003: 43) menjelaskan bahwa terdapat 10-langkah yang

    dapat digunakan untuk mengubah informasi, data, riset, dan pendapat menjadi

    pengetahuan yang berguna dan berdaya terap:

    1. Cari, membangun pengetahuan dimulai dengan mencari informasi-

    informasi yang dibutuhkan. Sumber-sumber informasi terdapat pada

    banyak tingkat, di antaranya:

    a. Sumber-sumber internal:

    Sistem ERP

    Kontak internal

    Kelompok sebaya (peer groups)

    Pemilik bisnis, manajemen senior, atau atasan

    Asisten, sekretaris, teman dekat, dan anggota dari grup-grup

    sebelumnya

    Klien

    Survey klien formal

    Survey karyawan

    Basis data tentang praktik terbaik (best practices)

    Vendor

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    28/97

    14

    Kontraktor

    TEC (The Executive Committee) atau kelompok-kelompok

    profesional lainnya.

    b. Data dasar:

    Mailing list

    Riset tentang data-data inti

    Data-data keuangan yang telah diverifikasi (laporan keuangan)

    Kliping artikel

    Data ekonomi

    c. Intelijen:

    Laporan industry

    Laporan analis

    Analisis isu

    d. Riset:

    Riset industri

    Riset akademik

    Lamporan lembaga think-tank

    White papers

    Laporan dan artikel konsultan dan kantor konsultan

    Riset dan pengembangan (R&D) orisinil

    e. Teknis:

    White paper

    Artikel kantor konsultan

    Informasi dan program dari asosiasi dagang

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    29/97

    15

    f. Opini:

    Pendapat pakar

    Spesialisasi industri

    Artikel-artikel opini

    Komentar dari penasehat terpercaya

    2. Dapatkan, jika Anda mendapatkan informasi dari suatu sumber, atau jika

    Anda meminta orang lain untuk mengumpulkan informasi tertentu, Anda

    harus memastikan bahwa informasi diserahkan ke Anda secara utuh.

    Anda tidak boleh membiarkan individu yang menyusun informasi

    menyediakan perspektif pribadi, berbasis interpretasi mereka atas

    ekspektasi Anda atau berbasis perasaan pribadi mereka. Setiap distorsi,

    betapapun kecilnya, akan mempengaruhi kualitas dari informasi.

    Kumpulkan semua informasi, jangan hanya memilihnya.

    3. Evaluasi, setiap potong informasi harus dievaluasi dari segi:

    Kualitas. Apakah informasi berasal dari sumber yang baik, sumber

    yang sangat baik, atau sumber yang tidak pasti? Apakah Anda

    mempercayai sumbernya?

    Kuantitas. Stephen King berkata bahwa seorang penulis harus

    menunjukkan karyanya kepada 10 orang. Jika masing-masing orang

    memiliki perspektif berbeda tentang apa yang salah, maka karya itu

    mungkin cukup baik. jika ke-10 orang menunjukkan kelemahan yang

    sama, maka karya tersebut memang mengandung kelemahan. Prinsip

    umum disini adaah jika Anda mendengar tiga orang berbeda

    memberikan suatu pendapat, pendapat tersebut perlu ditinjau. Anda

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    30/97

    16

    biasanya boleh meremehkan perspektif satu individu tertentu kecuali

    Anda menghormati individu tersebut.

    Konteks. Perspektif adalah segalanya dalam manajemen

    pengetahuan. Seberapa cocoknya informasi dengan informasi-

    informasi lain yang telah Anda susun?

    Umur. apakah informasi masih baru dan terkini? Informasi memiliki

    masa manfaat yang relative pendek, dan bias berubah setiap saat.

    Evaluasilah setiap informasi secara seksama. Seperti kata pepatah

    lama, percayalah pada setengah yang Anda liaht dan jangan percaya

    apapun yang Anda dengar.

    4. Susun, ini berlaku tidak hanya untuk akurasi, tetapi juga interpretasi.

    Yang pasti data, riset, pendapat, dan informasi mesti disalin dan disimpan

    secara benar. Yang lebih penting, interpretasinya ditarik secara tepat dar

    informasi yang tersaji.

    5. Pahami, informasi tidak langsung memiliki arah. Informasi memiliki arti

    bagi individu berbeda. Carilah arti-arti tersembunyi dalam pengetahuan

    Anda. Apa yang diberitahu pengetahuan Anda? Apa yang diberitahu

    pengetahuan tersebut kepada orang lain? Apa yang penting? Apa yang

    tidak penting?

    6. Analisis, kunci dari analisis adalah bersikap open-minded. Sangat sulit

    bagi pikiran tertutup untuk menerima berbagai konsep dan perspektif

    baru, informasi-informasi yang sebelumnya tidaka dapat diperhitungkan,

    dan hubungan-hubungan baru.

    7. Simpulkan, informasi harus dikonsolidasikan. Informasi-informasi mana

    yang lebih penting? Perangkuman menentukan secara tepat berapa

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    31/97

    17

    banyak informasi yang harus diserahkan kepada seorang pembuat

    keputusan.

    8. Sebarkan, informasi harus diterima oleh orang yang tepat. Meskipun

    mendapatkan informasi dari tangan yang tepat memang sulit, adalah lebih

    sulit untuk menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi besar.

    Informasi, khususnya informasi yang bersifat khusus, mungkin sangat

    bernilai di dalam perusahaan, jadi informasi ini mungkin:

    Dilindungi

    Diperdagangkan

    Ditahan

    Disembunyikan

    Dihiasi

    Dibengkokkan (diubah susunannya)

    Semua hal ini menciptakan arus internal yang mencegah modal

    pengetahuan didistribusikan secara lancar, tanpa friksi, di dalam

    organisasi. Belum lagi friksi yang dihasilkan oleh konflik perebutan

    kekuasaan, perselisihan, dan konflik-konflik lain, di mana cara tercepat

    untuk melemahkan pesaing internal adalah dengan mencegah mereka

    melihat informasi penting.

    Eksekutif-eksekutif yang bias dengan efektif mendistribusikan

    pengetahuan ke pada stakeholder kunci memiliki keunggulan besar di

    banding mereka yang kesulitan menyebarkan pesan mereka.

    9. Bertindaklah berbasis pengetahuan,

    10. Pelihara/ gabungkan. Pengetahuan bersifat dinamis, terus berubah, dan

    mengalir bebas. Pengetahuan berubah akibat dua hal: pertama, karena

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    32/97

    18

    berlalunya waktu, yang membuat basis pengetahuan berkurang

    manfaatnya. Basis pengetahuan Anda harus dirawat dengan pendapat,

    informasi, dan data yang paling segar dan terkini. kedua, setiap potongan

    data baru, tiap pendapat baru, akumulasi pengetahuan Anda akan

    berubah arah. Suatu potongan informasi, meski tampak tidak signifikan,

    bias mengubah situasi secara total.

    II.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

    Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor (Wikipedia,

    org) diantaranya:

    a. Pendidikan

    Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku

    seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui

    upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah

    visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.

    b. Media

    Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang

    sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran,

    dan majalah.

    c. Informasi

    Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah "that of

    which one is apprised or told: intelligence, news". Kamus lain menyatakan

    bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang

    menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah

    informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    33/97

    19

    teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk

    mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,

    menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu.

    Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode,

    program komputer, basis data. Adanya perbedaan definisi informasi

    dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan(intangible),

    sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang

    diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta

    diteruskan melalui komunikasi.

    Selain itu menurut Mubarak dalam Satria2008 (2011) ada tujuh faktor

    yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

    a. Pendidikan, pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

    kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami.

    Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin

    mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin

    banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang

    tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap

    seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru

    diperkenalkan.

    b. Pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

    memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung

    maupun secara tidak langsung.

    c. Umur, dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan

    pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis

    besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    34/97

    20

    proporsi, hilangnya cirri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi

    akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf

    berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

    d. Minat, sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap

    sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni

    suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih

    mendalam.

    e. Pengalaman, adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang

    dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan

    pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk

    melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut

    menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang

    membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.

    f. Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah mempunyai

    budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin

    masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga

    kebersihan lingkungan.

    g. Informasi, kemudahan memperoleh informasi dapat membantu

    mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

    II.2 Konsep Manajemen Pengetahuan

    II.2.1 Pengertian Manajemen Pengetahuan

    Chun Wei Choo (2002) dalam Kasali (2010: 210) mengatakan:

    Knowledge management is framework for designing an organizaionsgoals, structures and processes so that the organization can use

    what it knows to learn and to create value for its customer andcommunity.

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    35/97

    21

    Adapun menurut Martinez (1998) dalam Ariani (2003: 215)

    menggambarkan bahwa:

    Manajemen pengetahuan adalah mengenai dukungan individu untukmengkomunikasikan atau menyampaikan pengetahuan yangdimilikinya dengan cara menciptakan lingkungan dan sistem untukpemahaman, pengorganisasian, dan penyebaran pengetahuan keseluruh organisasi.

    Sedangkan menurut Widayana (2005) dalam Harly Christy M. Siagian

    (2009: 20) bahwa:

    Manajemen pengetahuan merupakan suatu sistem yang dibuatuntuk menciptakan, mendokumentasikan, menggolongkan danmenyebarkan pengetahuan dalam organisasi. Sehingga pengetahuanmudah digunakan kapan pun diperlukan, oleh siapa saja sesuaidengan tingkat otoritas dan kompetensinya.

    Tannebaum (1998) dalam Sangkala (2007:8) mendefinisikan

    manajemen pengetahuan dengan definisi yang lebih komprehensif sebagai

    berikut:

    a. Manajemen pengetahuan mencakup pengumpulan, penyusunan,

    penyimpanan, dan pengaksesan informasi untuk membangun

    pengetahuan.

    b. Manajemen pengetahuan mencakup berbagi pengetahuan (sharing

    knowledge).

    c. Manajemen pengetahuan terkait dengan pengetahuan orang.

    d. Manajemen pengetahuan terkait dengan peningkatan efektivitas

    organisasi.

    Definisi manajemen pengetahuan menurut Amrit Tiwana (2001) dalam

    Tobing (2007: 23), yaitu:

    Pengelolaan knowledge perusahaan dalam menciptakan nilai bisnis(business value) dan menghasilkan keunggulan kompetitif yang

    berkesinambungan (sustainable competitive advantage) denganmengoptimalkan proses penciptaan, pengkomunikasian dan

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    36/97

    22

    pengaplikasian semua knowledge yang dibutuhkan dalam rangkapencapaian tujuan bisnis.

    II.2.2 Karakteristik Manajemen Pengetahuan

    Selain mengumpulkan satu konsensus mengenai pengertian

    manajemen pengetahuan Tannebaum juga memberikan penjelasan mengenai

    karakteristik berbagai aktivitas manajemen pengetahuan. Manajemen

    pengetahuan menurut Tannebaum (Sangkala: 2007: 10) paling tidak terdiri dari:

    a. Pengembangan database organisasi mengenai pelanggan, masalah yang

    bersifat umum dan serta pemecahannya;

    b. Mengenali para ahli internal, memperjelas apa yang mereka ketahui, dan

    mengembangkan kamus yang menjelaskan sumber daya internal kunci

    dan mengenali bagaimana menemukannya;

    c. Mendapatkan dan menangkap pengetahuan dari para ahli tersebut untuk

    disebarkan ke yang lain;

    d. Mendesain struktur pengetahuan yang membantu mengelola informasi

    dalam suatu cara yang dapat diakses dan siap diaplikasikan;

    e. Menciptakan forum bagi orang-orang yang ada di dalam perusahaan

    untuk berbagi pengalaman dan ide, baik dalam bentuk tatap muka,

    berkomunikasi melalui internet, website, chatting room, e-Mail, dan lain-

    lain;

    f. Memanfaatkan groupware sehingga memungkinkan berbagai macam

    orang di lokasi yang berbeda dapat berkomunikasi untuk menyelesaikan

    masalah secara bersama-sama, dan mencatat informasi di dalam suatu

    domain pengetahuan yang telah diplilih;

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    37/97

    23

    g. Bertindak mengenali, mempertahankan talenta orang-orang yang memiliki

    pengetahuan yang diperlukan di dalam bidang kegiatan utama bisnis;

    h. Mendesain pelatihan dan aktivitas pengembangan lainnya untuk menilai

    dan membangun pengetahuan internal;

    i. Menerapkan praktik penghargaan, pengakuan, dan promosi yang

    mendorong berlangsungnya kegiatan berbagi informasi antar anggota

    maupun antar unit dalam organisasi;

    j. Membantu pekerjaaan serta menyediakan alat-alat yang mendukung

    kinerja sehingga memungkinkan setiap orang menilai dan menerapkan

    pengetahuan apabila diperlukan;

    k. Memaknai database pelanggan, produk transaksi, atau hasil dengan

    mengenali kecenderungan dan menggali informasi sebanyak mungkin;

    l. Mengukur modal intelektual di dalam upaya mengelola pengetahuan yang

    lebih baik;

    m. Menangkap dan menganalisis informasi yang terkait dengan perhatian

    pelanggan, pilihan-pilihan, dan kebutuhan dari lapangan, front line atau

    personil bagian pelayanan didorong untuk mampu memahami dengan

    lebih baik terhadap kecenderungan pelanggan.

    Selain itu kutipan dalam Irfan46 (2011) memaparkan Core

    processdari Knowledge Managementyiatu :

    1. Knowledge Identification: melakukan identifikasi knowledge

    perusahaan secara lengkap, baik yang sudah dimiliki maupun

    knowledge yang belum dimiliki tapi di butuhkan perusahaan. Pada

    proses ini, tidak hanya mengidentifikasi knowledgetetapi juga

    mengidentifikasi orang-orang yang berpotensi menjadi knowledge

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    38/97

    24

    worker. Knowledge Identificationsangat penting karena untuk

    membangun sebuah Knowledge Management, terlebih dahulu harus

    mengetahui apa saja knowledgeyang sudah dimiliki oleh organisasi

    (baik knowledge yang dimiliki perorangan maupun team/organisasi)

    karena ini yang akan menjadi dasar untuk mencapai tujuan organisasi.

    2. Knowledge Acquisition: setelah mengidentifikasi knowledge,

    perusahaan perlu untuk melihat dan menyerap

    eksternal knowledge yang dibutuhkan. Knowledgeyang akan diserap

    dan diterapkan tidak diterima secara menyeluruh tetapi terlebih dahulu

    disesuaikan dengan budaya perusahaan. KnowledgeAcquisitionbaik

    dilakukan untuk memperkaya ide-ide/knowledge yang nantinya akan

    sangat berguna untuk proses Knowledge Development.

    3. Knowledge Development: knowledgeyang sudah diidentifikasi

    kemudian dikelola untuk dikembangkan dan menunjang penciptaan ide

    baru,skill baru, produk baru, dan proses yang lebih efektif dan efisien.

    Dengan Knowledge Developmentdiharapkan knowledgedidalam

    organisasi dapat berkembang sehingga menciptakan ide-ide baru

    dan knowledgebaru yang mampu mendukung tercapainya tujuan

    organisasi secara lebih efektif dan efisien.

    4. Knowledge Sharing/ Distribution: setelah pengembangan, knowledge

    yang sudah ada harus digunakan secara group dan perlu untuk

    membangun budaya sharing knowledgemelalui sistem yang ada di

    dalam organisasi dan digunakan oleh pihak yang benar.

    Dengan Knowledge Sharingsangat penting dalam membangun

    sebuah Knowledge Management karena dengan sharing diharapkan

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    39/97

    25

    knowledge tersebut tidak diam di tempat melainkan dapat membantu

    perkembangan knowledge di dalam organisasi.

    5. Knowledge Utilization: setelah proses sharing, kemudian dipastikan

    bahwaknowledgedapat diimplementasikan dan berguna bagi

    perusahaan. Dalam membangun sebuah Knowledge Management,

    perlu untuk memastikan bahwa knowledgeyang dimiliki dan yang akan

    digunakan harus selaras dengan tujuan organisasi dan tidak

    menyimpang dari tujuan organisasi.

    6. Knowledge Retention: memastikan bahwa knowledge yang sudah di

    miliki tidak hilang dan tetap ada dan digunakan dalam perusahaan.

    Sebuah Knowledge Management akan tetap berjalan apabila

    knowledge yang di miliki tetap berada di dalam organisasi sehingga

    perlu untuk mempertahankannya.

    II.3 Implementasi Manajemen Pengetahuan

    Tobing (2007: 24) memaparkan bahwa perusahaan dapat memiliki

    keunggulan kompetitif yang merupakan dampak dari penerapan manajemen

    pengetahuan dalam berbagai bidang, yaitu:

    a. Bidang Operasi dan Pelayanan

    Peter F. Drucker menyebut suatu pekerjaan yang memiliki pekerja

    yang dapat mengambil keputusan yang kompleks berdasarkan

    pengertian dan pengetahuan yang dimiliki oleh pekerjanya dengan

    sebutan knowledge work dan pekerjanya dengan sebutan knowledge

    worker.

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    40/97

    26

    Perusahaan yag memiliki knowledge worker adalah perusahaan

    yang memiliki basis customer knowledge yang dikelola dengan baik.

    Customer knowledge ini dapat diakses oleh pekerjanya serta dapat

    membantu mereka dalam memberikan pelayanan terbaik kepada

    pelanggannya. Knowledge worker sangat mengenal pelanggannya,

    mereka mengetahui permasalahan yang dihadapai pelangggan dan

    solusi yang sudah terbukti efektivitasnya serta mengetahui secara

    proaktif kebutuhan pelanggannya karena semua itu tersaji dalam basis

    customer knowledge perusahaan yang dikelola dengan prinsip-prinsip

    manajemen pengetahuan (KM).

    Akibat logis dari kondisi tersebut adalah, knowledge worker dapat

    memberikan respon yang lebih cepat, penanganan klaim pelanggan

    yang lebih baik,serta pelayanan yang lebih proaktif.

    b. Bidang Pengembangan Kompetensi Personil

    Proses utama dalam KM yaitu berupa proses-proses: knowledge

    creation, knowledge retention, knowledge transfer/sharing, dan

    knowledge utilization.

    Knowledge transfer/sharing sebagai salah satu proses utama

    dalam KM, pada hakekatnya adalah penciptaan kesempatan yang luas

    untuk belajar (learning) kepada seluruh anggota organisasi sehingga

    dapat meningkatkan kompetensinya secara mandiri. Namun demikian,

    tersedianya bahan ajar atau knowledge dalam KM yang disimpan

    memory perusahaan, belum tentu akan mendorong minat belajar

    karyawan. Hal ini dapat terjadi karena dua faktor yaitu, pertama,

    knowledge yang tersedia kurang relevan dengan tugas sehari-hari para

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    41/97

    27

    pekerja. Kedua, para pekerja memang tidak memiliki motivasi dan daya

    yang memadai untuk belajar secara mandiri.

    Untuk mengatasi faktor penghambat belajar yang pertama,

    perusahaan perlu secara terus menerus mengganti perkembangan

    kebutuhan knowledge yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan

    melakukan updating knowledge yang tersimpan di dalam memory

    perusahaan. Sedangkan untuk mengatasi faktor penghambat yang

    kedua, pekerja perlu didorong untuk memanfaatkan knowledge yang

    sudah tersimpan di memory perusahaan melalui pembelajaran yang

    mandiri.

    c. Bidang Pemeliharaan Ketersediaan Knowledge

    Skill dan knowledge yang dimiliki oleh para pekerja dalam sebuah

    perusahaan perlu dikelola oleh perusahaan untuk menjamin tidak

    terjadinya knowledge loss. Knowledge loss adalah suatu kondisi

    dimana perusahaan kehilangan knowledge yang dibutuhkannya, walau

    knowledge itu sebenarnya sudah pernah dimiliki dan dipergunakan oleh

    perusahaan tersebut.

    Knowledge loss dapat terjadi ketika seorang pekerja keluar dari

    perusahaan baik karena alasan pensiun atau pindah ke perusahaan

    lain, sementara knowledge yang dimiliki oleh pekerja tersebut belum

    ditransfer kepada memory perusahaan atau pekerja lainnya di dalam

    perusahaan. Knowledge loss dapat mengakibatkan terganggunya

    operasi perusahaan,bahkan dapat mengakibatkan gangguan yang lebih

    serius jika perpindahaan atau keluarnya pekerja tersebut diikuti dengan

    berpindahnya beberapa pelanggan ke perusahaan lain atau mengikuti

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    42/97

    28

    pekerja tersebut menjadi pelanggan dari perusahaan yang baru

    dimasukinya.

    d. Bidang Inovasi dan Pengembangan Produk

    Salah satu produk dari KM adalah proses pembelajaran yang

    berimplikasi terhadap peningkatan kemampuan inovasi yaitu dengan

    terciptanya knowledge baru. Inovasi yang dikombinasikan dengan

    kebutuhan pelanggan menjadi solusi atau produk yang yang efektif

    dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi pelanggan.

    Proses pengembangan produk merupakan proses yang bersifat

    kolaboratif dan lintas fungsi. Artinya produk baru tidak dihasilkan oleh

    unit atau fungsi tertentu dalam perusahaan, tetapi melibatkan berbagai

    unit untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan tidak sekedar baru,

    tetapi juga harus laku dan dapat diproduksi dengan semestinya.

    II.3.1 Faktor-faktor yang Menentukan Implementasi Manajemen

    Pengetahuan

    a. Manusia

    Pada hakekatnya knowledge berada di dalam pikiran manusia berupa

    tacit knowledge. Carla ODell dalam Tobing (2007: 28) mengatakan

    bahwa 80% knowledge adalah berupa tacit knowledge dan hanya 20%

    berupa knowledge explisit (Girard, 2006). Disamping sebagai sumber

    knowledge, manusia pada hakekatnya juga merupakan pelaku dari

    proses-proses yang ada di dalam KM. Jika proses knowledge

    sharing/transfer dan knowledge creation tidak dapat berjalan, maka

    persoalan utamanya adalah karena tidak adanya kemauan dan

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    43/97

    29

    kemampuan manusia untuk melakukannya. Semua proses-proses

    tersebut dapat berjalan, selama manusia memang terdorong untuk

    melakukannya, walaupun tanpa bantuan teknologi.

    b. Leadership

    Untuk suksesnya implementasi KM, para pemimpin harus

    mengerahkan kapasitas intelektual dan sumber daya yang dibawah

    kendalinya dalam menginspirasi, menyusus dan terjun langsung

    mengkonduktori implementasi KM untuk mewujudkan visinya. Pada

    hakekatnya pemimpin memiliki kapabilitas untuk memuali pembentukan

    budaya atau tradisi baru dengan menggalang dan mengarahkan

    partisipasi semua anggota organisasi dalam mewujudkan visinya.

    Selain yang berkaitan dnegan pembentukan visi dan tingkat

    keterlibatan dalam implementasi KM, kepemimpinan juga berkaitan

    dengan proses pengambilan keputusan yang bersifat strategis, termasuk

    keputusan yang menyangkut nilai-nilai, objektif, persyaratan knowledge,

    sumber-sumber knowledge, prioritasi, dan alokasi sumber daya dari aset

    knowledge organisasi. Para pemimpin juga sangat berperan dalam

    menerapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik manajemen yang integrative

    berbasis knowledge.

    c. Teknologi

    Perkembangan teknologi internet dengan berbagai aplikasi di

    dalamnya membuat teknologi ini menjadi basis utama pengemabngan KM

    Tool. Tujuan utama dari penggunaan teknologi internet dalam KM adalah

    untuk mendistribusikan knowledge melalui internet/ intranet yang

    memungkinkan knowledge yang dimiliki perusahaan dan karyawannya

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    44/97

    30

    tersebar secara corporate wide dan menjadi milik kolektif perusahaan

    atau organisasi.

    Selain berfungsi sebagai media utama pendistribusian knowledge,

    penggunaan teknologi IT dalam KM juga sangat berperan dalam

    mengeksekusi berbagai proses di KM yaitu:

    Capture, generate atau akuisisi knowledge

    Kodifikasiknowledge

    Knowledge maintenance (validasi, pemeliharaan integritas knowledge)

    Security dari knowledge

    Memonitor pemanfaatan knowledge

    d. Organisasi

    Organisasi berkaitan dnegan penanganan aspek operasional dari

    aset-aset knowledge, termasuk fungsi-fungsi, proses-proses, struktur

    organisasi formal dan informal, ukuran dan indikator pengendalian, proses

    penyempurnaan, dan rekayasa proses bisnis.

    Organisasi yang suportif terhadap KM adalah organisasi yag

    menghargai knowledge dan memilikinya. Organisasi ini sangat fleksibel

    dan sangat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan. Galbraith et al,

    (2002) menyatakan bahwa reconfigurable organization (organisasi yang

    dinamis) adalah organisasi yang mampu mengkombinasikan dan

    mengkoordinasikan ulang skill, kompetensi, dan sumber daya organisasi

    untuk merespon perubahan-perubahan lingkungan. Sehingga jenis

    organisasi ini adalah berbasis knowledge.

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    45/97

    31

    e. Learning

    Garvin (1998), mendefinisikan learning organization sebagai

    keterampilan organisasi dalam lima aktifivitas utama, yaitu:

    Penyelesaian masalah secara sistematis

    Penguji cobaan pendekatan-pendekatan baru

    Belajar dari pengalaman masa lalu

    Belajar dari teknik terbaik

    Transfer/sharing knowledge secara cepat dan efisien ke seluruh

    organisasi

    Proses learning menjadi sangat penting dalam KM, karena melalui

    proses inilah diharapkan muncul ide-ide, inovasi dan knowledge baru,

    yang menjadi komoditas utama yang diproses dalam KM. untuk itu

    perusahaan perlu mendorong dan memfasilitasi proses learning dengan

    memastikan individu-individu berkolaborasi dan melakukan sharing

    knowledge secara optimal. Pemimpin harus memperlengkapi organisasi

    dengan lingkungan dan karakter-karakter yang dibutuhkan untuk

    terbentuknya learning organization, serta memberikan solusi dalam

    mengatasi hambatan belajar yang dihadapi organisasi.

    Budaya transfer pengetahuan merupakan budaya yang perlu

    ditumbuhkan dan dirangsang dalam sebuagh perusahaan yang ingin

    menerapkan KM dengan efektif. Karena sharing merupakan fondasi bagi

    proses learning, dan melalui sharing tercipta kesempatan yang lebih luas

    untuk learning. Tanpa learning tidak akan ada inovasi, dan tanpa inovasi,

    perusahaan tidak akan bertumbuh atau bahkan dapat bertahan.

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    46/97

    32

    II.4 Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge)

    II.4.1 Elemen-elemen Budaya Sharing Oleh Tobing

    Untuk suksesnya pembentukan budaya sharing sebagai inti dari KM,

    Tobing berpendapat (2007: 13) bahwa perusahaan harus memenuhi berbagai

    persyaratan organisasional atau kultural berikut:

    Peranan kepemimpinan berupa kemampuan merumuskan visi,

    keterlibatan langsung, pemberian dukungan dan advokasi.

    Budaya perusahaan yang memberikan iklim kepercayaan dan

    keterbukaan

    Adanya kemauan dari pimpinan organisasi untuk mempromosikan

    knowledge sharing dan kolaborasi

    Perusahaan menghargai knowledge, pembelajaran dan inovasi

    Perusahaan memiliki struktur organisasi yang adaptif

    Adanya kemampuan organisasi dalam mengeksekusi proses transformasi

    dengan mulus dan efektif.

    II.4.2 Siklus Transfer Pengetahuan

    Polanyi seorang ahli kimia merupakan orang pertama yang

    memperkenalkan bahwa knowledgeterdiri dari dua jenis yaitu tacit knowledge

    dan explicit knowledge. Tacit knowledge merupakan konowledge yang diam di

    dalam benak manusia dalam bentuk intuisi,judgement, skill, values, dan belief

    yang sangat sulit diformulasikan dan di share dengan orang lain. Sedangkan

    explicit knowledge adalah knowledge yang dapat atau sudah terkodifikasi

    dalam bentuk dokumen atau bentuk berwujud lainnya sehingga dapat dengan

    mudah ditransfer dan didistribusikan dengan menggunakan berbagai media.

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    47/97

    33

    Explicit knowledge dapat berupa formula, kaset/ cd video dan audio,

    spesifikasi produk atau manual. (Tobing: 2007: 20)

    Kedua jenis knowledge tersebut, oleh Nonaka dan Takeuchi (1995)

    dalam Tobing (2007: 20) dapat dikonversi melalui empat jenis proses konversi

    yaitu: Sosialisasi, Eksternalisasi, Kombinasi dan Internalisasi. Keempat jenis

    konversi ini disebut SECI Process (S: Socialization, E: Externalization, C:

    Combination, I: Internalization) seperti yang dilukiskan dalam gambar 2.b

    berikut di bawah ini:

    Gambar 2.2 Empat Model Konversi Knowledge(SECI Process, Nonaka & Takeuchi 1995)

    Sosialisasi Externalisasi

    Internalisasi Kombinasi

    Sumber: Tobing (2007:20)

    1. Sosialisasimerupakan proses sharing dan penciptaan tacit knowledge

    melalui interaksi dan pengalaman langsung.

    2. Eksternalisasi merupakan pengartikulasian tacit knowledge menjadi

    explicit knowledge melalui proses dialog dan refleksi.

    3. Kombinasi merupakan proses konversi explicit knowledge menjadi

    explicit knowledge yang baru melalui sistemisasi dan pengaplikasian

    explicit knowledge dan informasi.

    Tacit Knowledge Explicit Knowledge

    Tacit

    Knowledge

    ExplicitKnowledge

    Ke

    dari

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    48/97

    34

    4. Internalisasi merupakan proses pembelajaran dan akuisisi knowledge

    yang dilakukan oleh anggota organisasi terhadap explicit knowledge yang

    disebarkan ke seluruh organisasi melalui pengalaman sendiri sehingga

    menjadi tacit knowledge anggota organisasi.

    II.4.3 Strategi Transfer Pengetahuan

    Yuliazmi (2005: 15) membagi beberapa strategi pembentukan sistem

    untuk memperbaiki kegiatan saling berbagi dan transfer knowledge sebagai

    berikut:

    1. Knowledge map, memetakan dimana knowledge berada dalam

    perusahaan, rincian tentang siapa mengetahui apa dan berada dimana.

    2. Talk space, menyediakan tempat yang bertujuan untuk memberikan

    kesempatan bagi pegawai untuk berbicara dengan yang lain dalam

    suasana informal.

    3. Smart office layout, merancang ruang kerja yang dapat memberikan

    kontribusi bagi lingkungan yang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

    4. Dedicated Knowledge-Sharing event, mengadakan kegiatan knowledge

    fair atau forum untuk saling berbagi knowledge. Memberikan kesempatan

    bagi pegawai yang tidak pernah bertemu dalam kegiatan kerja sehari-hari

    untuk saling bertukar. Dalam hal ini struktur yang tidak terlalu ketat paling

    baik dalam konteks knowledge sharing, sehingga peserta dapat

    menentukan cara masing-masing dalam memenuhi kebutuhannya.

    5. Common language. Faktor utama keberhasilan kegiatan transfer

    knowledge adalah memiliki bahasa umum dalam berkomunikasi dengan

    seluruh pegawai dalam suatu perusahaan. Kegiatan ini dimulai dengan

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    49/97

    35

    membentuk daftar kata dan perbendaharaannya, kemudian diterjemahkan

    dalam bahasa yang di mengerti bersama.

    6. Knowledge leader, menentukan pihak yang dapat menggunakan sumber

    daya, menguasai logika dari knowledge-sharing, memonitor partisipasi

    pegawai dan menjadi contoh dari sikap saling berbagi.

    7. A change in culture. Menciptakan budaya dimana pegawai sangat ingin

    membagi knowledge yang mereka miliki. Hal ini merupakan tantangan

    mengingat sifat dasar dari saling berbagi adalah suka rela. Cara termudah

    adalah dengan menghilangkan penghalang dari kegiatan penyebaran

    knowledge.

    8. Room for tension, disebut juga fusion, creative abrasion atau creative

    tension. Menyatukan pegawai dari bagian yang berbeda untuk bersama-

    sama menyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini dibutuhkan karena

    pembelajaran dan solusi inovatif kerap terjadi saat seseorang

    dikondisikan untuk meluaskan pemikiran mereka dalam cara yang baru.

    Dari pemaparan diatas, strategi yang dapat ditempuh untuk dapat

    mencapai proses transfer pengetahuan yang efektif dapat dilakukan dengan cara

    yang terstruktur maupun tidak terstruktur/spontanitas. Dengan menyediakan

    beberapa area khusus dan kegiatan tertentu yang dapat digunakan para

    karyawan untuk saling bertukar pikiran maka pengetahuan baru pun dapat

    tercipta dalam organisasi tersebut.

    II.4.4 Hambatan Dalam Proses Transfer Pengetahuan

    Sangkala (2007: 144) menyatakan hambatan terbesar di dalam upaya

    organisasi melakukan transfer pengetahuan, yakni adanya kultur penghambat

    yang dinamakan dengan pertentangan (frictions). Pertentangan akan

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    50/97

    36

    memperlambat dan bahkan dapat mencegah berlangsungnya proses transfer

    pengetahuan dan kemungkinan mengikis pengetahuan yang sudah ada.

    Beberapa bentuk pertentangan dan cara mengatasinya dapat dilihat dalam tabel

    2.1.

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    51/97

    37

    Tabel 2.1Penghambat Proses Transfer Pengetahuan dan Cara Mengatasinya

    Pertentangan Kemungkinan jalan keluarnya

    Kurangnya kepercayaan Membangun hubungan dan kepercayaan

    melalui pertemuan dengan tatap muka

    Perbedaan kultur, bahasa, referensi Menciptakan pemahaman yang sama

    melalui pendidikan, diskusi, publikasi,

    berkelompok, rotasi pekerjaaan

    Tiadanya waktu dan tempat

    pertemuan; ide sempit mengenai

    bekerja produktif

    Menetapkan waktu dan transfer

    pengetahuan: pekan, ruangan percakapan,

    laporan konferensi

    Status penghargaan terhadap pemilik

    pengetahuan

    Evaluasi kinerja dan menyediakan insentif

    berdasarkan atas berapa yang dibagi

    Kurangnya kapasitas menyerap dari

    penerima

    Mendidik karyawan agar lebih fleksisbel;

    menyediakan waktu untuk belajar, menggaji

    atas keterbukaan ide-ide

    Kepercayaan bahwa pengetahuan

    merupakan hak-hak istimewa

    kelompok tertentu

    Mendorong pendekatan non hierarki

    terhadap pengetahuan; kualitas ide lebih

    penting daripada status sumber

    Tidak toleran terhadap kesalahan atau

    kebutuhan membantu

    Menerima dan menghargai kesalahan

    kreatif dan kolaborasi; tidak kehilangan

    status karena tidak mengetahui segalanya

    Sumber: Davenport dan Prusak (2000) Dalam Sangkala (2007: 144)

    Transfer pengetahuan pada dasarnya mencakup dua tindakan, yaitu

    transmisi (pengiriman atau memberikan pengetahuan kepada penerima yang

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    52/97

    38

    potensial) dan absorbsi (penyerapan) oleh seseorang atau kelompok. Jika

    pengetahuan tidak diserap, berarti belum ditransfer.

    Meskipun proses transmisi dan penyerapan pengetahuan berlangsung,

    tidak akan mempunyai nilai jika pengetahuan baru yang diserap tersebut tidak

    diarahkan kepada perubahan perilaku, atau kepada pengembangan ide-ide baru

    yang mengarah kepada perilaku baru. Oleh karena itu tujuan transfer

    pengetahuan tidak sekedar mentransmisi dan menyerap pengetahuan dari satu

    pihak kepada pihak lain, tetapi lebih kepada terjadinya peningkatan kemampuan

    organisasi untuk melakukan sesuatu, yang berarti bermuara pada peningkatan

    nilai organisasi.

    II.5 Konsep Kualitas Pelayanan

    Faktor utama yang menentukan kinerja suatu perusahaan negara adalah

    kualitas produk/barang dan jasa yang dihasilkan. Produk dan jasa yang

    berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan

    konsumennya. Oleh karena itu, merupakan hal yang krusial bagi suatu organisasi

    untuk mengenal konsumen atau pelanggannya dan mengetahui kebutuhan dan

    keinginannya. Beberapa pengertian kualitas menurut para ahli, diantaranya

    menurut Feigenbaum (1991) dalam Ariani (2003: 8), yiatu:

    Kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa danjasa yang meliputi marketing, manufacture, dan maintenance, dimanaproduk dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengankebutuhan dan harapan pelanggan.

    Sedangkan menurut American Society for Quality Control dalam

    Triswandari (2011: 25), kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-

    karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk

    memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten.

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    53/97

    39

    Adapun Tjiptono (2002: 2) membagi enam definisi kualitas, antara lain:

    1. Kesesuaian dengan persyaratan / tuntutan,

    2. Kecocokan untuk pemakaian,

    3. Perbaikan / penyempurnaan berkelanjutan,

    4. Bebas dari kerusakan / cacat,

    5. Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal,

    6. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.

    Konsep kualitas pelayanan merupakan faktor penilaian yang merefleksikan

    persepsi konsumen terhadap lima dimensi spesifik dari kinerja layanan. Konsep

    kualitas pelayanan ini disebut sebagai konsep ServQual (singkatan dari service

    quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1985, 1988,

    1990, 1991, 1993, 1994). Pada awal konsep dimensi pelayanan ini

    diformulasikan, terdiri dari 10 dimensi yaitu: reliabilitas, daya tanggap,

    kompetensi, akses, kesopanan, komunikasi, kredibilitas, keamanan, kemampuan

    memahami pelanggan, dan bukti fisik (Tjiptono : 2008: 108). Yang kemudian

    disederhanakan menjadi lima dimensi pokok yaitu: tangible, reliability,

    responsiveness, assurance, dan empathy. Kelebihan dari konsep ini adalah

    karena didasarkan atas suatu riset yang sangat komprehensif, mudah dpahami

    dan mempunyai instrumen yang jelas untuk melakukan pengukuran. (Irawan:

    2002: 57)

    Dimensi pertama dari kualitas pelayanan menurut konsep ServQual ini

    adalah tangible. Karena suatu service tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan

    tidak bisa diraba, maka aspek tangible menjadi penting sebagai ukuran terhadap

    pelayanan. Pelanggan akan menggunakan indera penglihatan untuk menilai

    suatu kualitas pelayanan.

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    54/97

    40

    Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan juga ditentukan oleh dimensi

    reliability, yaitu dimensi yang mengukur kehandalan dari perusahaan dalam

    memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Dimensi reliability terdiri dari dua

    dimensi, pertama adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan

    seperti yang dijanjikan. Kedua adalah seberapa jauh suatu perusahaan mampu

    memberikan pelayanan yang akurat.

    Dimensi yang ketiga adalah dimensi responsiveness, merupakan dimensi

    kualitas pelayanan yang paling dinamis. Dimensi ini berdasarkan pada persepsi,

    karena persepsi mengandung aspek psikologis lain, maka faktor komunikasi dan

    situasi fisik di sekeliling pelanggan yang menerima pelayanan merupakan hal

    yang terpenting dalam mempengaruhi penilaian pelanggan.

    Keempat, dimensi assurance yaitu dimensi kualitas yang berhubungan

    dengan kemampuan perusahaan dan perilaku front-linestaf dalam menanamkan

    rasa percaya dan keyakinan kepada para pelanggannya. Berdasarkan hasil riset

    yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, dimensi assurance terdiri dari empat

    aspek, yaitu keramahan, kompetensi, kredibilitas, dan keamanan.

    Dimensi yang kelima, yaitu dimensi empathy. Secara umum, dimensi ini

    memang dipersepsi kurang penting dibandingkan dengan dimensi reliability dan

    responsiveness di mata kebanyakan pelanggan. Studi yang dilakukan Frontier

    selama beberapa tahun terakhir untuk berbagai industri mengkonfirmasikan hal

    ini. Akan tetapi, untuk kelompok pelanggan the haves dimensi ini bias menjadi

    dimensi yang paling penting. Ini sesuai dengan teori perkembangan kebutuhan

    manusia dari Maslow. Pada tingkat yang semakin tinggi, kebutuhan manusia

    tidak lagi dengan hal-hal yang primer. Setelah kebutuhan fisik, keamanan dan

    social terpenuhi, maka tersisa dua kebutuhan lagi yang akan dikejar oleh

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    55/97

    41

    manusia, yitu kebutuhan ego dan aktualisasi. Dua kebutuhan terakhir dari teori

    Maslow inilah yang banyak berhubungan dengan dimensi empathy.

    II.6 Kerangka Berpikir

    Kerangka berpikir ialah penjelasan terhadap gejala yang menjadi objek

    permasalahan kita. Kerangka berpikir disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan

    hasil penelitian yang relevan.

    Agar apa yang diuraikan dalam penelitian ini dapat dipahami dengan jelas

    maka penulis membuat kerangka berpikir sebagaimana tertera pada gambar di

    bawah ini:

    Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

    Penerapan Manajemen

    Pengetahuan di PT.

    PLN (Persero)

    Makassar Timur

    Transfer /Konversi Pengetahuan

    1. Sosialisasi

    2. Internalisasi

    3. Eksternalisasi

    4. kombinasi

    Penciptaan Produk dan

    Layanan baru

    Peningkatan Kualitas

    Pelayanan di PT. PLN

    (Persero) Makassar Timur

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    56/97

    42

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    III.1 Pendekatan Penelitian

    Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan

    kualitatif. Secara harfiah, sesuai dengan namanya, penelitian kualitatif adalah

    jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur

    kuantifikasi, perhitungan statistik, atau bentuk cara-cara lainnya yang

    menggunakan ukuran angka (Strauss dan Corbin, 1990 dalam Hoepfl, 1997 dan

    Golafshani, 2003). Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek

    kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna

    hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa, atau kata-

    kata. Oleh karena itu, bentuk data yang digunakan bukan berbentuk bilangan,

    angka, skor atau nilai; peringkat atau frekuensi; yang biasanya dianalisis dengan

    menggunakan perhitungan matematik atau statistik (Creswell, 2002).

    Penelitian kualitatif menempatkan manusia sebagai figur terpenting dalam

    penelitian. Berbeda dengan penelitian kuantiatif yang menempatkan kuisener,

    rumus matematika dan statistik sebagai instrumen pengumpulan dan pengolahan

    data, penelitian kualitatif memposisikan manusia sebagai instrumen utama

    penelitian. Peneliti sebagai manusia berhubungan langsung dan tidak dapat

    dipisahkan dalam proses pengumpulan, analisis dan interpretasi data. Oleh

    karena itu, realita yang berhasil digali dan ditemukan melalui penelitian kualitatif

    sering dianggap bersifat subyektif, karena sangat tergantung dari kapasitas dan

    kredibilitas pihak-pihak yang terkait, baik peneliti maupun partisipan yang terlibat

    di dalamnya (Golafshani, 2003).

  • 7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar

    57/97

    43

    III.2 Lokasi Penelitian

    Penilitian ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Rayon Makassar Timur Jl.

    Batara Bira No. 3 Badoka. Adapun subyek Penelitian adalah Kepala divisi

    pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar Timur, staf divisi operasional PT. Bank

    Mandiri (Persero) Cab. Makassar dan Pegawai custumer service PT. PLN

    (Persero) Makassar Timur.

    III.3 Unit Analisis

    Dalam penyusunan penelitian ini,