SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero)...
-
Upload
rafly-lubis -
Category
Documents
-
view
246 -
download
3
Transcript of SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero)...
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
1/97
UNIVERSITAS HASANUDDINFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM SARJANA
SKRIPSI
PENERAPAN TRANSFER PENGETAHUAN(SHARING KNOWLEDGE) PADA DIVISI
PELAYANAN PT. PLN (PERSERO) MAKASSARTIMUR
Oleh:
FEBRIANTI
E 211 08 008
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam MemperolehGelar Sarjana Sosial Dalam Bidang Ilmu Administrasi
Makassar, 2012
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
2/97
ii
UNIVERSITAS HASANUDDINFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
ABSTRAK
Febrianti (E211 08 008), Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing
Knowledge) Pada Divisi Pelayanan di PT. PLN (Persero) Makassar Timur xiv
+ 83 halaman + 1 tabel + 7 gambar + 24 pustaka (1997-2011)
Knowledge Sharingmerupakan salah satu proses utama di dalam Knowledge
Management(KM) yang selama ini lebih ditujukan untuk memaksimalkan
pemanfaatan pengetahuan melalui pendistribusian pengetahuan kepada anggota
organisasi yang membutuhkannya. Namun semakin pentingnya peran inovasi
sebagai faktor penentu daya saing, telah menyadarkan banyak organisasi bahwa
sekedar memaksimalkan pemanfaatan pengetahuan yang ada, tidak lagi
memadai. Perusahaan negara justru dituntut untuk secara kontinu menciptakan
pengetahuan baru agar tetap eksis dan memiliki masa depan. PT. PLN (Persero)
sejak tahun 2008 telah menerapkan manajemen pengetahuan dalam hal
peningkatan kualitas kinerja pegawai untuk menciptakan inovasi-inovasi baru
guna meningkatkan kualitas layanannya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif
yang bersifat deskriptif. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui dan
menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti dengan mendeskripsikan
peristiwa yang ada dan mempelajari data serta informasi secara mendalam
mengenai masalah proses transfer pengetahuan dan hambatan-hambatan yang
didapatkan selama menerapkan budaya sharing knowledge di PT. PLN (Persero)
Makassar Timur.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa penerapan transfer
pengetahuan (sharing knowledge) pada divisi pelayanan di PT. PLN (Persero)
Makassar Timur belum efektif yang dinilai melalui empat model konversi
pengetahuan, karena masih kurangnya koordinasi serta hambatan-hambatan
seperti adanya faktor gengsi dan perbedaan pemahaman teknologi di PT. PLN
(Persero) Makassar Timur. Sehingga cukup mempengaruhi hasil pemahaman
yang didapatkan dalam menghasilkan pengetahuan yang baru.
Kata kunci: Transfer Pengetahuan/ Sharing Knowledge, Empat Model Konversi
Pengetahuan.
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
3/97
iii
UNIVERSITAS HASANUDDINFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
ABSTRACT
Febrianti (E211 08 008), Application of Knowledge Transfer (Sharing
Knowledge) in Customer Service Division at PT. PLN (Persero) Makassar
Timur xiv + 83 pages + 1 table + 7 pictures + 24 references (1997-2011)
Knowledge Sharing is one of the main processes in Knowledge Management
(KM), which is more aimed at maximizing the utilization of knowledge trough the
dissemination of knowledge to members of the organization who need it. But the
growing importance of the role of innovation as determinants in competitiveness,
many organizations have been aware that simply maximizing the utilization of
existing knowledge is no longer adequate. The company states it is required to
continuously create new knowledge that still exist and have a future. PT. PLN
(Persero) since 2008th has been implementing knowledge management in terms
of improving the quality of employee performances to create new innovations and
improving the quality of its services.
In this research, writer used a qualitative method trough descriptive analysis. The
method used to determine and describe the reality of the events studied by
describing the events there and study the data an information in depth about the
issue of knowledge transfer process and the constraints obtained for
implementing knowledge-sharing culture in the PT. PLN (Persero) Makassar
Timur.
Based on this research it is known that the application of knowledge transfer
(Knowledge Sharing) on the division of customer service in PT. PLN (Persero)
Makassar Timur has not effectively assessed in all four models of knowledge
conversion, because it is still a lack of coordination and the obstacles as a factor
of prestige and the perceptionof technology in the PT. PLN (Persero) Makassar
Timur, so that is affecting the result to obtained in generating an understanding of
new knowledge.
Key words: Knowledge Transfer / Knowledge Sharing, Four Models of
Knowledge Conversion.
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
4/97
iv
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKJURUSAN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM SARJANA
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : FEBRIANTI
NPM : E211 08 008
Program Studi : ADMINISTRASI NEGARA
Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul PENERAPAN TRANSFER
PENGETAHUAN (SHARING KNOWLEDGE) PADA DIVISI PELAYANAN DI PT.
PLN (PERSERO) MAKASSAR TIMUR benar-benar merupakan hasil karya
pribadi dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan
benar.
Makassar, 21 Mei 2012
F E B R I A N T IE211 08 008
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
5/97
v
UNIVERSITAS HASANUDDINFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM SARJANA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : FEBRIANTI
NIM : E211 08 008
Program Studi : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Judul : PENERAPAN TRANSFER PENGETAHUAN (SHARING
KNOWLEDGE) PADA DIVISI PELAYANAN DI PT. PLN
(PERSERO) MAKASSAR TIMUR
Telah dipertahankan dihadapan Penguji Ujian Skripsi Program Sarjana Jurusan
llmu Administrasi Fakultas llmu Sosial dan llmu Politik Universitas Hasanuddin
pada hari Selasa, 22 Mei 2012.
Dewan Penguji Skripsi
Ketua Sidang : Dr. H. Badu Ahmad, M.Si (.....)
Sekretaris Sidang : Drs. Lutfhi Atmansyah, MA (.....)
Anggota : Dr. Hamsinah, M. Si (.....)
Dr. Alwi, M.Si (.....)
Drs. H. Nurdin Nara, M.Si (.....)
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
6/97
vi
UNIVERSITAS HASANUDDINFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM SARJANA
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : FEBRIANTI
NPM : E211 08 008
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Judul : PENERAPAN TRANSFER PENGETAHUAN (SHARINGKNOWLEDGE) PADA DIVISI PELAYANAN DI PT. PLN(PERSERO) MAKASSAR TIMUR
Telah diperiksa oleh Ketua Program Sarjana dan Pembimbing serta dinyatakan
layak untuk diajukan ke sidang Skripsi Program Sarjana Jurusan Ilmu
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
Makassar, 21 Mei 2012
Disetujui Oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Badu Ahmad, M. SiNip : 19621231 198903 1 028
Dr. Lutfhi Atmansyah, MANip : 19621107 198803 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Prof. Dr. Sangkala, MANip : 19631111 199103 1 002
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
7/97
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
AlhamdulillahAlhamdulillahAlhamdulillahi Rabbil alamin Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
semoga kita senantiasa berada dalam lindungan-Nya. Teriring salam dan
shalawat pada junjungan Rasulullah SAW dan Keluarga yang dicintainya beserta
sahabat-sahabatnya, sehingga skripsi yang berjudul Penerapan Transfer
Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan di PT. PLN
(Persero) Makassar Timur ini, dapat penulis selesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Penulis menyusun skripsi ini sebagai karya ilmiah yang merupakan
persyaratan memperoleh gelar kesarjanaan pada Program Studi Ilmu
Administrasi Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Hasanuddin.
Sungguh banyak kendala yang penulis hadapi dalam rangka penyusunan
skripsi ini, sejak dari merencanakan awal menentukan judul, penelitian hingga
penyusunan laporannya. Namun berkat usaha, kerja keras, dukungan dan
bantuan berbagai pihak, akhirnya penulis dapat melewati kendala-kendala
tersebut.
Dan semua ini tiada artinya tanpa dukungan moril, kasih sayang, cinta, dan
doa dari kedua orang tua tercinta, Ayahanda Serap Mannippi dan Ibunda
Nispudewa, serta saudara dan saudariku tersayang Maman Mannippi dan
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
8/97
viii
Winda Febrianawati Mannippi yang telah memberikan dorongan moril dan
materil yang tak terhitung bagi penulis, yang tidak mungkin penulis balas dengan
tunai.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, karena itu
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof.Dr.dr. Idrus A. Paturusi, Sp.B.,Sp.BOselaku Rektor Universitas
Hasanuddin
2. Bapak Prof.Dr. Hamka Naping. Sebagai Dekan Fisip Universitas
Hasanuddin
3. Bapak Prof.Dr. Sangkala, MA. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Negara Fisip Universitas Hasanuddin
4. Ibu Dr. Hamsinah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Fisip Universitas Hasanuddin
5. Bapak Dr. H. Badu Ahmad, M.Si dan Bapak Drs. Luthfi Atmansyah, MA
Selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak meluangkan
waktunya untuk mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Para dosen Jurusan Ilmu Administrasi atas ilmu yang telah diberikan dan staf
akademik yang banyak membantu penulis utamanya K Rini, K Aci, Bu Ani
dan Pak Lili yang juga selalu turut memberikan solusi dan bantuan yang
dihadapi penulis.
7. Untuk Kanda Chimie si Nakal, yang selalu memberi penulis semangat, doa,
dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini, selalu mau mendengarkan
curhatan penulis dan memberi solusi yang paling efektif (hahaha). Makasih
Kanda nakal, do always love you ^~^
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
9/97
ix
8. Untuk Sahabat-sahabat Saya yang paling cantik dan perhatian: Zka si
Botto yang selalu mengalami masalah, kepanikan, serta kebahagiaan
bersama penulis juga menjadi pengingat dan penyemangat (^~^), Umbot dan
Kibotsi kembar yang tak pernah berpisah, makasih atas semangat, motivasi,
serta sarannya yah say!! Love u all^~^
9. Untuk DRiechan sepupuku yang paling cerewet, yang tiada hentinya
bertanya kapan skripsinya selesai?..makasih Ari..
10. Untuk Wahyutong teman yang paling cerewet, pemarah, dan jahilmakasih
banyak Wahyu, tanpa Kamu mungkin skripsi serta sesajenan yang lain tidak
dapat selesai tepat waktu. Hehehe
11. Untuk Saudara-saudariku di Social Company Community (SCC) , terima
kasih banyak atas dukungan dan doanya yaahh
12. Teman-teman seangkatan BRAVO 08 tanpa terkecuali terima kasih untuk
persahabatan, kebersamaan, dan semangat yang telah diberikan semua ini
pasti akan menjadi kenangan dan kesan yang tak terlupakan bagi penulis.
13. Untuk Kak Ichal, Immang, Hidri, Kak Budi, dan Ancha terima kasih telah
mau menyempatkan waktunya untuk ikut mengurangi stress Saya..hehehe.
14. Untuk Student Employee (SE) yang menjadi wadah bagi Saya untuk
berkembang menjadi orang yang lebih ramah dan bersahabat, banyak
pelajaran yang Saya dapatkan dan tentunya tidak akan pernah Saya
lupakan..
15. Untuk Kanda-kanda ATMOSPER 06, Adik-adik CIA 09, PRASASTI 010, dan
BRILIAN 011, serta tentu saja HUMANIS yang tercinta, terima kasih!!
16. Untuk Pak Nai dan Pak Hasan, terima kasih banyak pak atas doa-doanya..
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
10/97
x
17. Untuk Pak Khaerullah, Mbak Nita dan Kak Ika, serta Pak Hasan dari PT.
PLN Makassar Timur, terima kasih banyak atas bantuan dan keramahan
yang telah diberikan kepada Saya selama melakukan penelitian.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis.
Akhir kata, penulis mengucapkan permohonan maaf atas segala
kekurangan dan kekhilafan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
masukan bagi yang membacanya, amin.
Terima Kasih, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, Juni 2012
Febrianti
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
11/97
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................... ii
ABSTRACT ............................................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ v
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ....................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1I.1 Latar Belakang .............................................................. 1
I.2 Rumusan Masalah ......................................................... 6I.3 Tujuan Penelitian ........................................................... 6I.4 Manfaat Penelitian ......................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................... 8II.1 Konsep Pengetahuan .................................................... 8
II.1.1 Pengertian Pengetahuan ...................................... 8II.1.2 Tingkatan Pengetahuan ........................................ 10II.1.3 Keunggulan Pengetahuan ..................................... 12II.1.4 Proses 10-Langkah untuk Membangun
Pengetahuan yang Bermanfaat ............................. 13II.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 18
II.2 Konsep Manajemen Pengetahuan ................................. 20II.2.1 Pengertian Manajemen Pengetahuan ................... 20II.2.2 Karakteristik Manajemen Pengetahuan ................ 22
II.3 Implementasi Manajemen Pengetahuan ......................... 25II.3.1 Faktor-faktor yang Menentukan Implementasi
Manajemen Pengetahuan ...................................... 28II.4 Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) ................. 32
II.4.1 Elemen-elemen Budaya SharingOleh Tobing ....... 32II.4.2 Siklus Transfer Pengetahuan ................................. 32II.4.2 Strategi Transfer Pengetahuan .............................. 34II.4.3 Hambatan Dalam Proses Transfer Pengetahuan ... 36
II.5 Konsep Kualitas Pelayanan ........................................... 38
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
12/97
xii
II.6 Kerangka Berpikir .......................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 42III.1 Pendekatan Penelitian ................................................... 42III.2 Lokasi Penelitian ............................................................ 43III.3 Unit Analisis ................................................................... 43III.4 Jenis Data Penelitian ..................................................... 43III.5 Sumber Data Penelitian ................................................. 44III.6 Teknik Mendapatkan Informan ....................................... 45III.7 Teknik Pengumpulan Data ............................................. 45III.8 Teknik Analisa Data ....................................................... 46
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ........................................ 47IV.1 Sejarah Singkat Perusahaan ......................................... 47
IV.2 Visi dan Misi Perusahaan .............................................. 50IV.2.1 Visi Perusahaan ................................................... 50IV.2.2 Misi Perusahaan .................................................. 50IV.2.3 Motto Perusahaan ............................................... 51IV.2.4 Penerapan Nilai-Nilai Perusahaan ....................... 51
IV.3 Struktur Perusahaan ...................................................... 51IV.4 Job Description ............................................................... 54
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 58V.1 Proses Penerapan Transfer Pengetahuan Melalui Empat
Model Konversi Pengetahuan Pada Divisi PelayananPelanggan di PT. PLN (Persero) Makassar Timur ......... 58
V.1.1 Model Sosialisasi .................................................. 63V.1.2 Model Eksternalisasi ............................................. 66V.1.3 Model Kombinasi .................................................. 68V.1.4 Model Internalisasi ................................................ 70V.1.5 Hambatan-hambatan Transfer Pengetahuan ......... 71
BAB VI SIMPULAN DAN REKOMENDASI......................................... 73VI.1 Simpulan ....................................................................... 73VI.2 Rekomendasi ................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ xv
LAMPIRAN ............................................................................................. xix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... xxii
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
13/97
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Level Operasional dari definisi knowledge 10Gambar 2.2 Empat Model Konversi Knowledge (SECIProcess, Nonaka & Takeuchi 1995) 33
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir 41
Gambar 4.1 Struktur Organisasi 53
Gambar 5.1 Forum Pembuatan Master Plan Pengembangan Sistem 60
Distribusi Tenaga Listrik Dan Data Capture (Survey)
Trase & Entry DataJaringan Distribusi 20 KV
Gambar 5.2 Forum Transmisi ke-6 61
Gambar 5.3 Pelatihan MS. Office Tim KM Cabang Pinrang 62
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
14/97
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penghambat Proses Transfer Pengetahuandan Cara Mengatasinya 37
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
15/97
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman yang sangat cepat saat ini menuntut perusahaan
negara untuk meningkatkan pelayanan secara profesional sesuai dengan
bidangnya masing-masing. Perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat
cepat telah mendorong perusahaan negara untuk menghasilkan produk atau
layanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga
konsumen merasa puas dengan apa yang telah mereka dapatkan dari
perusahaan. Banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen, salah satunya yaitu dengan memberikan
kesan/citra yang baik dalam hal produk maupun pelayanan kepada konsumen.
Pelayanan saat ini, merupakan suatu hal yang tidak dapat dilihat dengan
satu mata saja. Masyarakat menuntut untuk diberikan pelayanan yang
memuaskan terutama pelayanan dari lembaga-lembaga yang dimiliki oleh
negara. Hal ini disebabkan oleh masih buruknya citra pelayanan dari lembaga-
lembaga tersebut.
Berbicara mengenai pelayanan, menurut Sugiarto (2002) dalam Darmastria
(2011), pelayanan adalah upaya maksimal yang diberikan oleh petugas
pelayanan dari sebuah perusahaan industri untuk memenuhi harapan dan
kebutuhan pelanggan sehingga tercapai kepuasan.
Pelayanan di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dimana undang-undang tersebut
mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang merupakan
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
16/97
2
efektifitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri. Pelayanan publik yang
dilakukan oleh pemerintahan atau korporasi yang efektif dapat memperkuat
demokrasi dan hak asasi manusia, mempromosikan kemakmuran ekonomi,
kohesi sosial, mengurangi kemiskinan, meningkatkan perlindungan lingkungan,
bijak dalam pemanfaatan sumber daya alam, memperdalam kepercayaan pada
pemerintahan dan administrasi publik. Bagi Negara Indonesia, negara
berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak
dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan
amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Oleh karena itu Badan Usaha Milik Negara yang disingkat BUMN harus
dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat selaku konsumen dan
memberikan citra yang baik di mata masyarakat dengan cara memberikan
pelayanan yang berkualitas. Melihat keadaan tersebut, pemerintah berupaya
agar BUMN berusaha dapat memperbaiki keadaan dengan memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Dengan pelayanan yang baik,
diharapkan masyarakat akan merasa dihargai dan tidak merasa diabaikan
haknya dan akhirnya masyarakat sebagai pengguna atau pelanggan dari jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan milik pemerintah tersebut akan merasa puas.
PT. PLN (Persero) merupakan salah satu Perusahaan Milik Negara yang
memberikan pelayanan kepada calon pelanggan dan masyarakat dalam
penyediaan jasa yang berhubungan dengan penjualan tenaga listrik satu-satunya
di Indonesia. Peningkatan kebutuhan listrik melonjak dengan tinggi dan cepat,
khususnya kebutuhan bagi industri dan diiringi pula dengan standar tingkat
kepuasan masyarakat menjadi lebih tinggi lagi sebagai akibat dari meningkatnya
pendapatan masyarakat yang maju dan modern. Dalam melakukan kegiatannya,
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
17/97
3
PT. PLN (Persero) menyediakan bagian pelayanan pelanggan yang tugasnya
memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh setiap pelanggan.
Pelayanan merupakan unsur yang sangat penting di dalam usaha
meningkatkan kepuasan konsumen. Pada dasarnya posisi pelayanan ini
merupakan fakor pendukung terhadap aktivitas pemasaran jasa PT. PLN
(Persero). Untuk itu PT. PLN (Persero) memberikan perhatian khusus kepada
kegiatan pelayanan dalam hal pemenuhan kebutuhan pelanggan agar dalam
pelaksanaannya dapat memuaskan pelanggannya.
PT. PLN (Persero) Makassar Timur merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang melayani kepentingan umum dan bergerak di bidang pelayanan
pembayaran rekening listrik, pelayanan pemasangan baru dan perubahan daya,
pelayanan keluhan pelanggan mengenai pembacaan meter, dan sebagainya.
Demi terselenggaranya penyaluran aliran listrik, dibutuhkan sarana penghubung
berupa saluran transmisi, sedangkan jasa yang disalurkan berupa tenaga listrik.
PT. PLN (Persero) melaksanakan kegiatan pembangunan di segala bidang
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang
kelistrikan.
Namun berdasarkan hasil survei KPK mengenai Integritas Layanan Publik
tahun 2011 , pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar Timur masih dibawah rata-
rata. Dan berdasarkan pernyataan kepala divisi pelayanan PT. PLN (Persero)
Makassar Timur untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka pada
tanggal 8 Maret 2012, PT PLN (Persero) Makassar Timur telah meresmikan
pelayanan berbasis front line atau dikenal dengan pelayanan Custumer Service
(CS) yang merupakan hasil kerja sama antara pihak PT. PLN (Persero)
Makassar Timur dan PT. Bank Mandiri (Persero).
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
18/97
4
Tentamia yang merupakan Vice President PLN Pusat dalam Saviorz88
(2009) menerangkan bahwa sejak tahun 2008 PT. PLN (Persero) telah
menerapkan manajemen pengetahuan (KM) dalam sistem keorganisasiannya.
Dimana dalam Dinamika Organisasi terdapat apa yang disebut Siklus 10
tahunan, PLN menargetkan untuk bisa menjadi organisasi Pembelajar yang
mampu melaksanakan proses transformasi (berbagi) pengetahuan secara
berkelanjutan, dari pengetahuan pekerja menjadi pengetahuan organisasi,
untuk menumbuh-kembangkan aset pengetahuan perusahaan.
Pihak PLN wilayah Makassar Timur bekerjasama dengan PT. Bank Mandiri
Cab. Makassar, melakukan sharing knowledge atau transfer pengetahuan dalam
hal pelayanan prima kepada pelanggan. Sharing knowledge atau transfer
pengetahuan merupakan suatu proses pengubahan tacit knowledge menjadi
explicit knowledge agar dapat diterima dengan lebih mudah oleh pihak lain.
Transfer pengetahuan tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan
percakapan secara tatap muka, ikut dalam forum pengetahuan, dan lainnya.
Adapun dalam proses transfer pengetahuan yang dilakukan antara PLN dan
Bank Mandiri adalah melalui proses pelatihan. Dalam menghasilkan pegawai
custumer service yang piawai, para calon pegawai CS PLN diberikan pelatihan
selama kurang lebih tiga bulan dan dilaksanakan oleh pihak pelatih dari Bank
Mandiri. Kualitas dari pelatih itu sendiri tidak diragukan lagi, apalagi Bank Mandiri
yang merupakan organisasi perbankan dari sektor swasta telah memiliki
pengalaman dalam hal pemberian layanan yang excellent.
Hal yang perlu dikhawatirkan dari proses transfer pengetahuan itu sendiri
adalah apakah pengetahuan yang dibagikan selama pelatihan dapat diterima
dengan baik oleh calon pegawai customer service tersebut? Sehingga dari
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
19/97
5
pengetahuan tersebut dapat di aplikasikan nantinya dalam memberikan layanan
kepada pelanggan dan apakah mereka dapat mengolah pengetahuan yang
diterima sehingga dapat diseuaikan dengan kebutuhan layanan mereka nantinya.
Pada saat melakukan wawancara tahap awal dengan kepala divisi pelayanan
PT. PLN (Persero) Makassar Timur, penulis sempat memperhatikan proses
pelayanan dari customer service PLN wilayah Makassar Timur tersebut dan
melihat masih kurang optimalnya dalam memberikan layanan kepada pelanggan
seperti dalam hal menerapkan 3S yaitu salam, senyum, sapa.
Selain itu masalah internal lainnya adalah berbagi pengetahuan tersebut
masih dianggap hal yang biasa, problem solving yang masih berdasarkan
kedudukan yang lebih tinggi/ hierarki, forum-forum pengetahuan yang formal
masih menunggu putusan dari jadwal yang diterbitkan direksi, serta kurangnya
koordinasi berupa pemberian informasi yang masih beragam dari beberapa
pegawai.
Sedangkan masalah eksternal yang dialami oleh PLN wilayah Makassar
Timur setelah meresmikan pelayanan front lineadalah sosialisasi kepada seluruh
masyarakat terutama kepada seluruh pelanggan PLN wilayah Makassar Timur
yang tentunya sangat banyak. Berdasarkan hasil wawancara tahap awal dengan
kepala divisi pelayanan PT PLN (Persero) Makassar Timur, masalah-masalah
yang menghambat proses sosialisasi tersebut adalah:
1. Finansial : membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk melakukan
proses sosialisasi kepada seluruh pelanggan PLN,
2. Kesulitan dalam menghimpun seluruh pelanggan PLN dalam wilayah
Makassar Timur,
3. Waktu yang terbatas
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
20/97
6
4. Kemampuan SDM dan mesin yang terbatas.
Untuk menciptakan suatu proses transfer pengetahuan yang optimal, maka
nilai yang ingin dicapai dari proses tersebut harus dapat mengarahkan
perubahan perilaku atau pengembangan ide-ide baru yang mengarah pada
bentuk perilaku baru. Sehingga nilai organisasi dapat menjadi lebih meningkat
dari sebelumnya dan menciptakan produk serta layanan yang lebih efisien
melaluiproblem solving yang cepat dan tepat.
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi
Pelayanan di PT PLN (Persero) Makassar Timur.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah yang
dikemukakan adalah :
1. Bagaimana proses penerapan transfer pengetahuan PT. PLN (Persero)
Makassar Timur dalam hal meningkatkan kualitas pelayanan?
2. Apakah terdapat hambatan-hambatan selama dalam menerapkan
transfer pengetahuan pada divisi pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
Timur?
I.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang penulis paparkan, maka tujuan penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses penerapan transfer pengetahuan PT. PLN
(Persero) Makassar Timur dalam hal peningkatan kualitas pelayanan.
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
21/97
7
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang timbul selama dalam
menerapkan transfer pengetahuan pada divisi pelayanan PT. PLN
(Persero) Makassar Timur.
I.4 Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat berimplikasi dalam hal sebagai berikut :
a. Manfaat Akademis
1) Para peneliti, mahasiswa yang berminat mengkaji ulang tema yang
sama dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai sumber
informasi, khusus mengenai penerapan dari transfer pengetahuan.
2) Menambah referensi untuk dijadikan acuan pembelajaran dalam
memberi informasi kepada mahasiswa.
b. Manfaat Praktis
1) Pihak PT. PLN (Persero) Makassar Timur dapat memanfaatkan hasil
penelitian tersebut sebagai bahan informasi maupun sebagai bahan
masukan dalam rangka mengambil kebijakan dan pengembangan
program-program peningkatan layanan melalui proses transfer
pengetahuan kedepannya.
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
22/97
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
II.1 Konsep Pengetahuan
II.1.1 Pengertian Pengetahuan
Drucker (1988) dalam Tobing (2007: 16) mendefinisikan pengetahuan
sebagai:
Informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang, hal itu terjadi ketikainformasi tersebut menjadi dasar untuk bertindak, atau ketika informasitersebut memampukan seseorang atau institusi untuk mengambiltindakan yang berbeda atau tindakan yang lebih efektif dari tindakansebelumnya.
Menurut Garn B. Pojasek dan Papadopoulos dalam Budiani dan
Kosasih (2007: 7) Knowledge is information with the most value, and is
consequently the hardest form to manage, yang artinya pengetahuan adalah
informasi dengan nilai yang paling tinggi dan merupakan bentuk yang paling sulit
dikelola. Nilai-nilai itu berasal dari sebuah fakta bahwa seseorang telah
memberikan informasi, arti, dan terjemahan tertentu melalui perspektif definisi
yang telah diartikan sehingga orang lain dapat dengan mudah mengerti.
Sedangkan menurut Dr. Yogesh Malhotra dalam Budiani dan Kosasih
(2007: 7) knowledge is the potential for action based upon data, information,
insights, intuition and experience. Yang artinya pengetahuan adalah potensi
untuk tindakan yang berdasar pada data, informasi, wawasan, intuisi dan
pengalaman.
Dalam Wikipedia, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan
diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
23/97
9
seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian
tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.
Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan
pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak
seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif
terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi
dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan
menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk
mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki.
(Wikipedia.org)
Menurut Quin (1998) dalam Yuliazmi (2005: 4) knowledge dapat
didefinisikan kedalam empat level operasional sebagai berikut:
a. Know what atau cognitive knowledge
Merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pelatihan,
pembelajaran dan kualifikasi formal. Level ini sangat penting bagi
perusahaan namun umumnya masih kurang mencukupi bagi keberhasilan
komersial.
b. Know howmerupakan level aplikasi praktis
Pada level ini apa yang telah didapat pada level I diterjemahkan dalam
pelaksanaan. Pada tahap ini merupakan area dimana knowledge
menambahkan nilai dalam suatu organisasi melalui kemampuan
menterjemahkan knowledge yang bersifat teoritis menjadi eksekusi yang
efektif.
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
24/97
10
c. Know why disebut juga system understanding
Merupakan knowledge terdalam dari jaringan hubungan sebab akibat
yang ada pada suatu disiplin ilmu. Level ini memungkinkan profesional untuk
berpindah dari pelaksanaan kerja ke pemecahan masalah yang lebih besar
dan kompleks dan menciptakan solusi baru bagi permasalahan yang baru.
d. Care whytahap lanjutan dari kreativitas diri (self-motivated creativity)
Merupakan level dimana inovasi radikal dapat terjadi melalui lompatan
imajinatif dan pemikiran lateral.
Gambar 2.1 Level Operasional dari definisi knowledge
Sumber:DAVI (2003) dalam Yuliazmi (2005: 5)
II.1.2 Tingkatan Pengetahuan
Soekidjo Notoadmodjo dalam Caiwardana (2012) membagi
pengetahuan dalam 6 tingkat yaitu:
a. Tahu
Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
Know What
Know How
Know Why
Care Why
Increasing
Value to the
Organization
Increasing Human Capital
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
25/97
11
mengingat kembali suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami
Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang di
ketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar.
c. Aplikasi
Kemampuan menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi
atau kondisi areal. Aplikasi dapat berupa penggunaan hukum-hukum,
rumus metode, dan juga prinsip dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain. Misalnya mempraktekan teori dalam kehidupan yang
nyata.
d. Analisis
Kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau suatu objek dalam
komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat
dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan.
e. Sintesis
Menunjuk suatu kemampuan untuk meletakkan bagian-bagian di
dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis
adalah suatu bentuk kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang sudah ada.
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
26/97
12
f. Evaluasi
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian itu di
dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
II.1.3 Keunggulan Pengetahuan
Stewart (1997) dalam Sangkala (2007: 56) mengemukakan keunggulan
pengetahuan sebagai berikut:
a. Non-substractive, artinya ketika seseorang berbagi pengetahuan dengan
orang lain, maka orang yang membagi pengetahuan tersebut tidak berarti
pengetahuannya akan berkurang.
b. Dapat dimiliki oleh banyak pihak, hal ini berarti pengetahuan mempunyai
sifat yang dapat disebarkan ke berbagai tempat dalam waktu yang
bersamaan.
c. Memiliki struktur pembiayaan yang berbeda dari produk lainnya, artinya
biaya untuk mereplikasi pembiayaannya, bahkan kadang-kadang jauh
berbeda dari biaya ketika pertama kali dibuat sehingga sangat murah dan
efisien.
d. Jarang memiliki skala ekonomi, artinya berapa banyak biaya yang
digunakan untuk memproduksi tidak dipngaruhi oleh berapa banyak orang
yang menggunakan produk dari pengetahuan tersebut.
e. Unpredictable, tidak ada korelasi yang sederhana antara pengeluaran
atas pengetahuan dengan produktivitas yang diperoleh.
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
27/97
13
f. Karena ketidakpastian pengetahuan berarti pengetahuan memiliki nilai
yang tidak dapat ditaksir sampai pengetahuan tersebut benar-benar
sudah dimiliki.
g. Mengaburkan perbedaan antara produk dan layanan.
II.1.4 Proses 10-Langkah Untuk Membangun Pengetahuan yang
Bermanfaat
Stapleton (2003: 43) menjelaskan bahwa terdapat 10-langkah yang
dapat digunakan untuk mengubah informasi, data, riset, dan pendapat menjadi
pengetahuan yang berguna dan berdaya terap:
1. Cari, membangun pengetahuan dimulai dengan mencari informasi-
informasi yang dibutuhkan. Sumber-sumber informasi terdapat pada
banyak tingkat, di antaranya:
a. Sumber-sumber internal:
Sistem ERP
Kontak internal
Kelompok sebaya (peer groups)
Pemilik bisnis, manajemen senior, atau atasan
Asisten, sekretaris, teman dekat, dan anggota dari grup-grup
sebelumnya
Klien
Survey klien formal
Survey karyawan
Basis data tentang praktik terbaik (best practices)
Vendor
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
28/97
14
Kontraktor
TEC (The Executive Committee) atau kelompok-kelompok
profesional lainnya.
b. Data dasar:
Mailing list
Riset tentang data-data inti
Data-data keuangan yang telah diverifikasi (laporan keuangan)
Kliping artikel
Data ekonomi
c. Intelijen:
Laporan industry
Laporan analis
Analisis isu
d. Riset:
Riset industri
Riset akademik
Lamporan lembaga think-tank
White papers
Laporan dan artikel konsultan dan kantor konsultan
Riset dan pengembangan (R&D) orisinil
e. Teknis:
White paper
Artikel kantor konsultan
Informasi dan program dari asosiasi dagang
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
29/97
15
f. Opini:
Pendapat pakar
Spesialisasi industri
Artikel-artikel opini
Komentar dari penasehat terpercaya
2. Dapatkan, jika Anda mendapatkan informasi dari suatu sumber, atau jika
Anda meminta orang lain untuk mengumpulkan informasi tertentu, Anda
harus memastikan bahwa informasi diserahkan ke Anda secara utuh.
Anda tidak boleh membiarkan individu yang menyusun informasi
menyediakan perspektif pribadi, berbasis interpretasi mereka atas
ekspektasi Anda atau berbasis perasaan pribadi mereka. Setiap distorsi,
betapapun kecilnya, akan mempengaruhi kualitas dari informasi.
Kumpulkan semua informasi, jangan hanya memilihnya.
3. Evaluasi, setiap potong informasi harus dievaluasi dari segi:
Kualitas. Apakah informasi berasal dari sumber yang baik, sumber
yang sangat baik, atau sumber yang tidak pasti? Apakah Anda
mempercayai sumbernya?
Kuantitas. Stephen King berkata bahwa seorang penulis harus
menunjukkan karyanya kepada 10 orang. Jika masing-masing orang
memiliki perspektif berbeda tentang apa yang salah, maka karya itu
mungkin cukup baik. jika ke-10 orang menunjukkan kelemahan yang
sama, maka karya tersebut memang mengandung kelemahan. Prinsip
umum disini adaah jika Anda mendengar tiga orang berbeda
memberikan suatu pendapat, pendapat tersebut perlu ditinjau. Anda
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
30/97
16
biasanya boleh meremehkan perspektif satu individu tertentu kecuali
Anda menghormati individu tersebut.
Konteks. Perspektif adalah segalanya dalam manajemen
pengetahuan. Seberapa cocoknya informasi dengan informasi-
informasi lain yang telah Anda susun?
Umur. apakah informasi masih baru dan terkini? Informasi memiliki
masa manfaat yang relative pendek, dan bias berubah setiap saat.
Evaluasilah setiap informasi secara seksama. Seperti kata pepatah
lama, percayalah pada setengah yang Anda liaht dan jangan percaya
apapun yang Anda dengar.
4. Susun, ini berlaku tidak hanya untuk akurasi, tetapi juga interpretasi.
Yang pasti data, riset, pendapat, dan informasi mesti disalin dan disimpan
secara benar. Yang lebih penting, interpretasinya ditarik secara tepat dar
informasi yang tersaji.
5. Pahami, informasi tidak langsung memiliki arah. Informasi memiliki arti
bagi individu berbeda. Carilah arti-arti tersembunyi dalam pengetahuan
Anda. Apa yang diberitahu pengetahuan Anda? Apa yang diberitahu
pengetahuan tersebut kepada orang lain? Apa yang penting? Apa yang
tidak penting?
6. Analisis, kunci dari analisis adalah bersikap open-minded. Sangat sulit
bagi pikiran tertutup untuk menerima berbagai konsep dan perspektif
baru, informasi-informasi yang sebelumnya tidaka dapat diperhitungkan,
dan hubungan-hubungan baru.
7. Simpulkan, informasi harus dikonsolidasikan. Informasi-informasi mana
yang lebih penting? Perangkuman menentukan secara tepat berapa
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
31/97
17
banyak informasi yang harus diserahkan kepada seorang pembuat
keputusan.
8. Sebarkan, informasi harus diterima oleh orang yang tepat. Meskipun
mendapatkan informasi dari tangan yang tepat memang sulit, adalah lebih
sulit untuk menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi besar.
Informasi, khususnya informasi yang bersifat khusus, mungkin sangat
bernilai di dalam perusahaan, jadi informasi ini mungkin:
Dilindungi
Diperdagangkan
Ditahan
Disembunyikan
Dihiasi
Dibengkokkan (diubah susunannya)
Semua hal ini menciptakan arus internal yang mencegah modal
pengetahuan didistribusikan secara lancar, tanpa friksi, di dalam
organisasi. Belum lagi friksi yang dihasilkan oleh konflik perebutan
kekuasaan, perselisihan, dan konflik-konflik lain, di mana cara tercepat
untuk melemahkan pesaing internal adalah dengan mencegah mereka
melihat informasi penting.
Eksekutif-eksekutif yang bias dengan efektif mendistribusikan
pengetahuan ke pada stakeholder kunci memiliki keunggulan besar di
banding mereka yang kesulitan menyebarkan pesan mereka.
9. Bertindaklah berbasis pengetahuan,
10. Pelihara/ gabungkan. Pengetahuan bersifat dinamis, terus berubah, dan
mengalir bebas. Pengetahuan berubah akibat dua hal: pertama, karena
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
32/97
18
berlalunya waktu, yang membuat basis pengetahuan berkurang
manfaatnya. Basis pengetahuan Anda harus dirawat dengan pendapat,
informasi, dan data yang paling segar dan terkini. kedua, setiap potongan
data baru, tiap pendapat baru, akumulasi pengetahuan Anda akan
berubah arah. Suatu potongan informasi, meski tampak tidak signifikan,
bias mengubah situasi secara total.
II.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor (Wikipedia,
org) diantaranya:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah
visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.
b. Media
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang
sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran,
dan majalah.
c. Informasi
Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah "that of
which one is apprised or told: intelligence, news". Kamus lain menyatakan
bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang
menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah
informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
33/97
19
teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk
mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,
menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu.
Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode,
program komputer, basis data. Adanya perbedaan definisi informasi
dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan(intangible),
sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang
diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta
diteruskan melalui komunikasi.
Selain itu menurut Mubarak dalam Satria2008 (2011) ada tujuh faktor
yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :
a. Pendidikan, pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami.
Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin
mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin
banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang
tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru
diperkenalkan.
b. Pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.
c. Umur, dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan
pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis
besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
34/97
20
proporsi, hilangnya cirri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi
akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf
berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.
d. Minat, sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni
suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam.
e. Pengalaman, adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan
pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk
melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut
menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang
membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.
f. Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah mempunyai
budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin
masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga
kebersihan lingkungan.
g. Informasi, kemudahan memperoleh informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
II.2 Konsep Manajemen Pengetahuan
II.2.1 Pengertian Manajemen Pengetahuan
Chun Wei Choo (2002) dalam Kasali (2010: 210) mengatakan:
Knowledge management is framework for designing an organizaionsgoals, structures and processes so that the organization can use
what it knows to learn and to create value for its customer andcommunity.
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
35/97
21
Adapun menurut Martinez (1998) dalam Ariani (2003: 215)
menggambarkan bahwa:
Manajemen pengetahuan adalah mengenai dukungan individu untukmengkomunikasikan atau menyampaikan pengetahuan yangdimilikinya dengan cara menciptakan lingkungan dan sistem untukpemahaman, pengorganisasian, dan penyebaran pengetahuan keseluruh organisasi.
Sedangkan menurut Widayana (2005) dalam Harly Christy M. Siagian
(2009: 20) bahwa:
Manajemen pengetahuan merupakan suatu sistem yang dibuatuntuk menciptakan, mendokumentasikan, menggolongkan danmenyebarkan pengetahuan dalam organisasi. Sehingga pengetahuanmudah digunakan kapan pun diperlukan, oleh siapa saja sesuaidengan tingkat otoritas dan kompetensinya.
Tannebaum (1998) dalam Sangkala (2007:8) mendefinisikan
manajemen pengetahuan dengan definisi yang lebih komprehensif sebagai
berikut:
a. Manajemen pengetahuan mencakup pengumpulan, penyusunan,
penyimpanan, dan pengaksesan informasi untuk membangun
pengetahuan.
b. Manajemen pengetahuan mencakup berbagi pengetahuan (sharing
knowledge).
c. Manajemen pengetahuan terkait dengan pengetahuan orang.
d. Manajemen pengetahuan terkait dengan peningkatan efektivitas
organisasi.
Definisi manajemen pengetahuan menurut Amrit Tiwana (2001) dalam
Tobing (2007: 23), yaitu:
Pengelolaan knowledge perusahaan dalam menciptakan nilai bisnis(business value) dan menghasilkan keunggulan kompetitif yang
berkesinambungan (sustainable competitive advantage) denganmengoptimalkan proses penciptaan, pengkomunikasian dan
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
36/97
22
pengaplikasian semua knowledge yang dibutuhkan dalam rangkapencapaian tujuan bisnis.
II.2.2 Karakteristik Manajemen Pengetahuan
Selain mengumpulkan satu konsensus mengenai pengertian
manajemen pengetahuan Tannebaum juga memberikan penjelasan mengenai
karakteristik berbagai aktivitas manajemen pengetahuan. Manajemen
pengetahuan menurut Tannebaum (Sangkala: 2007: 10) paling tidak terdiri dari:
a. Pengembangan database organisasi mengenai pelanggan, masalah yang
bersifat umum dan serta pemecahannya;
b. Mengenali para ahli internal, memperjelas apa yang mereka ketahui, dan
mengembangkan kamus yang menjelaskan sumber daya internal kunci
dan mengenali bagaimana menemukannya;
c. Mendapatkan dan menangkap pengetahuan dari para ahli tersebut untuk
disebarkan ke yang lain;
d. Mendesain struktur pengetahuan yang membantu mengelola informasi
dalam suatu cara yang dapat diakses dan siap diaplikasikan;
e. Menciptakan forum bagi orang-orang yang ada di dalam perusahaan
untuk berbagi pengalaman dan ide, baik dalam bentuk tatap muka,
berkomunikasi melalui internet, website, chatting room, e-Mail, dan lain-
lain;
f. Memanfaatkan groupware sehingga memungkinkan berbagai macam
orang di lokasi yang berbeda dapat berkomunikasi untuk menyelesaikan
masalah secara bersama-sama, dan mencatat informasi di dalam suatu
domain pengetahuan yang telah diplilih;
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
37/97
23
g. Bertindak mengenali, mempertahankan talenta orang-orang yang memiliki
pengetahuan yang diperlukan di dalam bidang kegiatan utama bisnis;
h. Mendesain pelatihan dan aktivitas pengembangan lainnya untuk menilai
dan membangun pengetahuan internal;
i. Menerapkan praktik penghargaan, pengakuan, dan promosi yang
mendorong berlangsungnya kegiatan berbagi informasi antar anggota
maupun antar unit dalam organisasi;
j. Membantu pekerjaaan serta menyediakan alat-alat yang mendukung
kinerja sehingga memungkinkan setiap orang menilai dan menerapkan
pengetahuan apabila diperlukan;
k. Memaknai database pelanggan, produk transaksi, atau hasil dengan
mengenali kecenderungan dan menggali informasi sebanyak mungkin;
l. Mengukur modal intelektual di dalam upaya mengelola pengetahuan yang
lebih baik;
m. Menangkap dan menganalisis informasi yang terkait dengan perhatian
pelanggan, pilihan-pilihan, dan kebutuhan dari lapangan, front line atau
personil bagian pelayanan didorong untuk mampu memahami dengan
lebih baik terhadap kecenderungan pelanggan.
Selain itu kutipan dalam Irfan46 (2011) memaparkan Core
processdari Knowledge Managementyiatu :
1. Knowledge Identification: melakukan identifikasi knowledge
perusahaan secara lengkap, baik yang sudah dimiliki maupun
knowledge yang belum dimiliki tapi di butuhkan perusahaan. Pada
proses ini, tidak hanya mengidentifikasi knowledgetetapi juga
mengidentifikasi orang-orang yang berpotensi menjadi knowledge
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
38/97
24
worker. Knowledge Identificationsangat penting karena untuk
membangun sebuah Knowledge Management, terlebih dahulu harus
mengetahui apa saja knowledgeyang sudah dimiliki oleh organisasi
(baik knowledge yang dimiliki perorangan maupun team/organisasi)
karena ini yang akan menjadi dasar untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Knowledge Acquisition: setelah mengidentifikasi knowledge,
perusahaan perlu untuk melihat dan menyerap
eksternal knowledge yang dibutuhkan. Knowledgeyang akan diserap
dan diterapkan tidak diterima secara menyeluruh tetapi terlebih dahulu
disesuaikan dengan budaya perusahaan. KnowledgeAcquisitionbaik
dilakukan untuk memperkaya ide-ide/knowledge yang nantinya akan
sangat berguna untuk proses Knowledge Development.
3. Knowledge Development: knowledgeyang sudah diidentifikasi
kemudian dikelola untuk dikembangkan dan menunjang penciptaan ide
baru,skill baru, produk baru, dan proses yang lebih efektif dan efisien.
Dengan Knowledge Developmentdiharapkan knowledgedidalam
organisasi dapat berkembang sehingga menciptakan ide-ide baru
dan knowledgebaru yang mampu mendukung tercapainya tujuan
organisasi secara lebih efektif dan efisien.
4. Knowledge Sharing/ Distribution: setelah pengembangan, knowledge
yang sudah ada harus digunakan secara group dan perlu untuk
membangun budaya sharing knowledgemelalui sistem yang ada di
dalam organisasi dan digunakan oleh pihak yang benar.
Dengan Knowledge Sharingsangat penting dalam membangun
sebuah Knowledge Management karena dengan sharing diharapkan
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
39/97
25
knowledge tersebut tidak diam di tempat melainkan dapat membantu
perkembangan knowledge di dalam organisasi.
5. Knowledge Utilization: setelah proses sharing, kemudian dipastikan
bahwaknowledgedapat diimplementasikan dan berguna bagi
perusahaan. Dalam membangun sebuah Knowledge Management,
perlu untuk memastikan bahwa knowledgeyang dimiliki dan yang akan
digunakan harus selaras dengan tujuan organisasi dan tidak
menyimpang dari tujuan organisasi.
6. Knowledge Retention: memastikan bahwa knowledge yang sudah di
miliki tidak hilang dan tetap ada dan digunakan dalam perusahaan.
Sebuah Knowledge Management akan tetap berjalan apabila
knowledge yang di miliki tetap berada di dalam organisasi sehingga
perlu untuk mempertahankannya.
II.3 Implementasi Manajemen Pengetahuan
Tobing (2007: 24) memaparkan bahwa perusahaan dapat memiliki
keunggulan kompetitif yang merupakan dampak dari penerapan manajemen
pengetahuan dalam berbagai bidang, yaitu:
a. Bidang Operasi dan Pelayanan
Peter F. Drucker menyebut suatu pekerjaan yang memiliki pekerja
yang dapat mengambil keputusan yang kompleks berdasarkan
pengertian dan pengetahuan yang dimiliki oleh pekerjanya dengan
sebutan knowledge work dan pekerjanya dengan sebutan knowledge
worker.
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
40/97
26
Perusahaan yag memiliki knowledge worker adalah perusahaan
yang memiliki basis customer knowledge yang dikelola dengan baik.
Customer knowledge ini dapat diakses oleh pekerjanya serta dapat
membantu mereka dalam memberikan pelayanan terbaik kepada
pelanggannya. Knowledge worker sangat mengenal pelanggannya,
mereka mengetahui permasalahan yang dihadapai pelangggan dan
solusi yang sudah terbukti efektivitasnya serta mengetahui secara
proaktif kebutuhan pelanggannya karena semua itu tersaji dalam basis
customer knowledge perusahaan yang dikelola dengan prinsip-prinsip
manajemen pengetahuan (KM).
Akibat logis dari kondisi tersebut adalah, knowledge worker dapat
memberikan respon yang lebih cepat, penanganan klaim pelanggan
yang lebih baik,serta pelayanan yang lebih proaktif.
b. Bidang Pengembangan Kompetensi Personil
Proses utama dalam KM yaitu berupa proses-proses: knowledge
creation, knowledge retention, knowledge transfer/sharing, dan
knowledge utilization.
Knowledge transfer/sharing sebagai salah satu proses utama
dalam KM, pada hakekatnya adalah penciptaan kesempatan yang luas
untuk belajar (learning) kepada seluruh anggota organisasi sehingga
dapat meningkatkan kompetensinya secara mandiri. Namun demikian,
tersedianya bahan ajar atau knowledge dalam KM yang disimpan
memory perusahaan, belum tentu akan mendorong minat belajar
karyawan. Hal ini dapat terjadi karena dua faktor yaitu, pertama,
knowledge yang tersedia kurang relevan dengan tugas sehari-hari para
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
41/97
27
pekerja. Kedua, para pekerja memang tidak memiliki motivasi dan daya
yang memadai untuk belajar secara mandiri.
Untuk mengatasi faktor penghambat belajar yang pertama,
perusahaan perlu secara terus menerus mengganti perkembangan
kebutuhan knowledge yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan
melakukan updating knowledge yang tersimpan di dalam memory
perusahaan. Sedangkan untuk mengatasi faktor penghambat yang
kedua, pekerja perlu didorong untuk memanfaatkan knowledge yang
sudah tersimpan di memory perusahaan melalui pembelajaran yang
mandiri.
c. Bidang Pemeliharaan Ketersediaan Knowledge
Skill dan knowledge yang dimiliki oleh para pekerja dalam sebuah
perusahaan perlu dikelola oleh perusahaan untuk menjamin tidak
terjadinya knowledge loss. Knowledge loss adalah suatu kondisi
dimana perusahaan kehilangan knowledge yang dibutuhkannya, walau
knowledge itu sebenarnya sudah pernah dimiliki dan dipergunakan oleh
perusahaan tersebut.
Knowledge loss dapat terjadi ketika seorang pekerja keluar dari
perusahaan baik karena alasan pensiun atau pindah ke perusahaan
lain, sementara knowledge yang dimiliki oleh pekerja tersebut belum
ditransfer kepada memory perusahaan atau pekerja lainnya di dalam
perusahaan. Knowledge loss dapat mengakibatkan terganggunya
operasi perusahaan,bahkan dapat mengakibatkan gangguan yang lebih
serius jika perpindahaan atau keluarnya pekerja tersebut diikuti dengan
berpindahnya beberapa pelanggan ke perusahaan lain atau mengikuti
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
42/97
28
pekerja tersebut menjadi pelanggan dari perusahaan yang baru
dimasukinya.
d. Bidang Inovasi dan Pengembangan Produk
Salah satu produk dari KM adalah proses pembelajaran yang
berimplikasi terhadap peningkatan kemampuan inovasi yaitu dengan
terciptanya knowledge baru. Inovasi yang dikombinasikan dengan
kebutuhan pelanggan menjadi solusi atau produk yang yang efektif
dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi pelanggan.
Proses pengembangan produk merupakan proses yang bersifat
kolaboratif dan lintas fungsi. Artinya produk baru tidak dihasilkan oleh
unit atau fungsi tertentu dalam perusahaan, tetapi melibatkan berbagai
unit untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan tidak sekedar baru,
tetapi juga harus laku dan dapat diproduksi dengan semestinya.
II.3.1 Faktor-faktor yang Menentukan Implementasi Manajemen
Pengetahuan
a. Manusia
Pada hakekatnya knowledge berada di dalam pikiran manusia berupa
tacit knowledge. Carla ODell dalam Tobing (2007: 28) mengatakan
bahwa 80% knowledge adalah berupa tacit knowledge dan hanya 20%
berupa knowledge explisit (Girard, 2006). Disamping sebagai sumber
knowledge, manusia pada hakekatnya juga merupakan pelaku dari
proses-proses yang ada di dalam KM. Jika proses knowledge
sharing/transfer dan knowledge creation tidak dapat berjalan, maka
persoalan utamanya adalah karena tidak adanya kemauan dan
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
43/97
29
kemampuan manusia untuk melakukannya. Semua proses-proses
tersebut dapat berjalan, selama manusia memang terdorong untuk
melakukannya, walaupun tanpa bantuan teknologi.
b. Leadership
Untuk suksesnya implementasi KM, para pemimpin harus
mengerahkan kapasitas intelektual dan sumber daya yang dibawah
kendalinya dalam menginspirasi, menyusus dan terjun langsung
mengkonduktori implementasi KM untuk mewujudkan visinya. Pada
hakekatnya pemimpin memiliki kapabilitas untuk memuali pembentukan
budaya atau tradisi baru dengan menggalang dan mengarahkan
partisipasi semua anggota organisasi dalam mewujudkan visinya.
Selain yang berkaitan dnegan pembentukan visi dan tingkat
keterlibatan dalam implementasi KM, kepemimpinan juga berkaitan
dengan proses pengambilan keputusan yang bersifat strategis, termasuk
keputusan yang menyangkut nilai-nilai, objektif, persyaratan knowledge,
sumber-sumber knowledge, prioritasi, dan alokasi sumber daya dari aset
knowledge organisasi. Para pemimpin juga sangat berperan dalam
menerapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik manajemen yang integrative
berbasis knowledge.
c. Teknologi
Perkembangan teknologi internet dengan berbagai aplikasi di
dalamnya membuat teknologi ini menjadi basis utama pengemabngan KM
Tool. Tujuan utama dari penggunaan teknologi internet dalam KM adalah
untuk mendistribusikan knowledge melalui internet/ intranet yang
memungkinkan knowledge yang dimiliki perusahaan dan karyawannya
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
44/97
30
tersebar secara corporate wide dan menjadi milik kolektif perusahaan
atau organisasi.
Selain berfungsi sebagai media utama pendistribusian knowledge,
penggunaan teknologi IT dalam KM juga sangat berperan dalam
mengeksekusi berbagai proses di KM yaitu:
Capture, generate atau akuisisi knowledge
Kodifikasiknowledge
Knowledge maintenance (validasi, pemeliharaan integritas knowledge)
Security dari knowledge
Memonitor pemanfaatan knowledge
d. Organisasi
Organisasi berkaitan dnegan penanganan aspek operasional dari
aset-aset knowledge, termasuk fungsi-fungsi, proses-proses, struktur
organisasi formal dan informal, ukuran dan indikator pengendalian, proses
penyempurnaan, dan rekayasa proses bisnis.
Organisasi yang suportif terhadap KM adalah organisasi yag
menghargai knowledge dan memilikinya. Organisasi ini sangat fleksibel
dan sangat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan. Galbraith et al,
(2002) menyatakan bahwa reconfigurable organization (organisasi yang
dinamis) adalah organisasi yang mampu mengkombinasikan dan
mengkoordinasikan ulang skill, kompetensi, dan sumber daya organisasi
untuk merespon perubahan-perubahan lingkungan. Sehingga jenis
organisasi ini adalah berbasis knowledge.
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
45/97
31
e. Learning
Garvin (1998), mendefinisikan learning organization sebagai
keterampilan organisasi dalam lima aktifivitas utama, yaitu:
Penyelesaian masalah secara sistematis
Penguji cobaan pendekatan-pendekatan baru
Belajar dari pengalaman masa lalu
Belajar dari teknik terbaik
Transfer/sharing knowledge secara cepat dan efisien ke seluruh
organisasi
Proses learning menjadi sangat penting dalam KM, karena melalui
proses inilah diharapkan muncul ide-ide, inovasi dan knowledge baru,
yang menjadi komoditas utama yang diproses dalam KM. untuk itu
perusahaan perlu mendorong dan memfasilitasi proses learning dengan
memastikan individu-individu berkolaborasi dan melakukan sharing
knowledge secara optimal. Pemimpin harus memperlengkapi organisasi
dengan lingkungan dan karakter-karakter yang dibutuhkan untuk
terbentuknya learning organization, serta memberikan solusi dalam
mengatasi hambatan belajar yang dihadapi organisasi.
Budaya transfer pengetahuan merupakan budaya yang perlu
ditumbuhkan dan dirangsang dalam sebuagh perusahaan yang ingin
menerapkan KM dengan efektif. Karena sharing merupakan fondasi bagi
proses learning, dan melalui sharing tercipta kesempatan yang lebih luas
untuk learning. Tanpa learning tidak akan ada inovasi, dan tanpa inovasi,
perusahaan tidak akan bertumbuh atau bahkan dapat bertahan.
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
46/97
32
II.4 Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge)
II.4.1 Elemen-elemen Budaya Sharing Oleh Tobing
Untuk suksesnya pembentukan budaya sharing sebagai inti dari KM,
Tobing berpendapat (2007: 13) bahwa perusahaan harus memenuhi berbagai
persyaratan organisasional atau kultural berikut:
Peranan kepemimpinan berupa kemampuan merumuskan visi,
keterlibatan langsung, pemberian dukungan dan advokasi.
Budaya perusahaan yang memberikan iklim kepercayaan dan
keterbukaan
Adanya kemauan dari pimpinan organisasi untuk mempromosikan
knowledge sharing dan kolaborasi
Perusahaan menghargai knowledge, pembelajaran dan inovasi
Perusahaan memiliki struktur organisasi yang adaptif
Adanya kemampuan organisasi dalam mengeksekusi proses transformasi
dengan mulus dan efektif.
II.4.2 Siklus Transfer Pengetahuan
Polanyi seorang ahli kimia merupakan orang pertama yang
memperkenalkan bahwa knowledgeterdiri dari dua jenis yaitu tacit knowledge
dan explicit knowledge. Tacit knowledge merupakan konowledge yang diam di
dalam benak manusia dalam bentuk intuisi,judgement, skill, values, dan belief
yang sangat sulit diformulasikan dan di share dengan orang lain. Sedangkan
explicit knowledge adalah knowledge yang dapat atau sudah terkodifikasi
dalam bentuk dokumen atau bentuk berwujud lainnya sehingga dapat dengan
mudah ditransfer dan didistribusikan dengan menggunakan berbagai media.
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
47/97
33
Explicit knowledge dapat berupa formula, kaset/ cd video dan audio,
spesifikasi produk atau manual. (Tobing: 2007: 20)
Kedua jenis knowledge tersebut, oleh Nonaka dan Takeuchi (1995)
dalam Tobing (2007: 20) dapat dikonversi melalui empat jenis proses konversi
yaitu: Sosialisasi, Eksternalisasi, Kombinasi dan Internalisasi. Keempat jenis
konversi ini disebut SECI Process (S: Socialization, E: Externalization, C:
Combination, I: Internalization) seperti yang dilukiskan dalam gambar 2.b
berikut di bawah ini:
Gambar 2.2 Empat Model Konversi Knowledge(SECI Process, Nonaka & Takeuchi 1995)
Sosialisasi Externalisasi
Internalisasi Kombinasi
Sumber: Tobing (2007:20)
1. Sosialisasimerupakan proses sharing dan penciptaan tacit knowledge
melalui interaksi dan pengalaman langsung.
2. Eksternalisasi merupakan pengartikulasian tacit knowledge menjadi
explicit knowledge melalui proses dialog dan refleksi.
3. Kombinasi merupakan proses konversi explicit knowledge menjadi
explicit knowledge yang baru melalui sistemisasi dan pengaplikasian
explicit knowledge dan informasi.
Tacit Knowledge Explicit Knowledge
Tacit
Knowledge
ExplicitKnowledge
Ke
dari
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
48/97
34
4. Internalisasi merupakan proses pembelajaran dan akuisisi knowledge
yang dilakukan oleh anggota organisasi terhadap explicit knowledge yang
disebarkan ke seluruh organisasi melalui pengalaman sendiri sehingga
menjadi tacit knowledge anggota organisasi.
II.4.3 Strategi Transfer Pengetahuan
Yuliazmi (2005: 15) membagi beberapa strategi pembentukan sistem
untuk memperbaiki kegiatan saling berbagi dan transfer knowledge sebagai
berikut:
1. Knowledge map, memetakan dimana knowledge berada dalam
perusahaan, rincian tentang siapa mengetahui apa dan berada dimana.
2. Talk space, menyediakan tempat yang bertujuan untuk memberikan
kesempatan bagi pegawai untuk berbicara dengan yang lain dalam
suasana informal.
3. Smart office layout, merancang ruang kerja yang dapat memberikan
kontribusi bagi lingkungan yang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
4. Dedicated Knowledge-Sharing event, mengadakan kegiatan knowledge
fair atau forum untuk saling berbagi knowledge. Memberikan kesempatan
bagi pegawai yang tidak pernah bertemu dalam kegiatan kerja sehari-hari
untuk saling bertukar. Dalam hal ini struktur yang tidak terlalu ketat paling
baik dalam konteks knowledge sharing, sehingga peserta dapat
menentukan cara masing-masing dalam memenuhi kebutuhannya.
5. Common language. Faktor utama keberhasilan kegiatan transfer
knowledge adalah memiliki bahasa umum dalam berkomunikasi dengan
seluruh pegawai dalam suatu perusahaan. Kegiatan ini dimulai dengan
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
49/97
35
membentuk daftar kata dan perbendaharaannya, kemudian diterjemahkan
dalam bahasa yang di mengerti bersama.
6. Knowledge leader, menentukan pihak yang dapat menggunakan sumber
daya, menguasai logika dari knowledge-sharing, memonitor partisipasi
pegawai dan menjadi contoh dari sikap saling berbagi.
7. A change in culture. Menciptakan budaya dimana pegawai sangat ingin
membagi knowledge yang mereka miliki. Hal ini merupakan tantangan
mengingat sifat dasar dari saling berbagi adalah suka rela. Cara termudah
adalah dengan menghilangkan penghalang dari kegiatan penyebaran
knowledge.
8. Room for tension, disebut juga fusion, creative abrasion atau creative
tension. Menyatukan pegawai dari bagian yang berbeda untuk bersama-
sama menyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini dibutuhkan karena
pembelajaran dan solusi inovatif kerap terjadi saat seseorang
dikondisikan untuk meluaskan pemikiran mereka dalam cara yang baru.
Dari pemaparan diatas, strategi yang dapat ditempuh untuk dapat
mencapai proses transfer pengetahuan yang efektif dapat dilakukan dengan cara
yang terstruktur maupun tidak terstruktur/spontanitas. Dengan menyediakan
beberapa area khusus dan kegiatan tertentu yang dapat digunakan para
karyawan untuk saling bertukar pikiran maka pengetahuan baru pun dapat
tercipta dalam organisasi tersebut.
II.4.4 Hambatan Dalam Proses Transfer Pengetahuan
Sangkala (2007: 144) menyatakan hambatan terbesar di dalam upaya
organisasi melakukan transfer pengetahuan, yakni adanya kultur penghambat
yang dinamakan dengan pertentangan (frictions). Pertentangan akan
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
50/97
36
memperlambat dan bahkan dapat mencegah berlangsungnya proses transfer
pengetahuan dan kemungkinan mengikis pengetahuan yang sudah ada.
Beberapa bentuk pertentangan dan cara mengatasinya dapat dilihat dalam tabel
2.1.
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
51/97
37
Tabel 2.1Penghambat Proses Transfer Pengetahuan dan Cara Mengatasinya
Pertentangan Kemungkinan jalan keluarnya
Kurangnya kepercayaan Membangun hubungan dan kepercayaan
melalui pertemuan dengan tatap muka
Perbedaan kultur, bahasa, referensi Menciptakan pemahaman yang sama
melalui pendidikan, diskusi, publikasi,
berkelompok, rotasi pekerjaaan
Tiadanya waktu dan tempat
pertemuan; ide sempit mengenai
bekerja produktif
Menetapkan waktu dan transfer
pengetahuan: pekan, ruangan percakapan,
laporan konferensi
Status penghargaan terhadap pemilik
pengetahuan
Evaluasi kinerja dan menyediakan insentif
berdasarkan atas berapa yang dibagi
Kurangnya kapasitas menyerap dari
penerima
Mendidik karyawan agar lebih fleksisbel;
menyediakan waktu untuk belajar, menggaji
atas keterbukaan ide-ide
Kepercayaan bahwa pengetahuan
merupakan hak-hak istimewa
kelompok tertentu
Mendorong pendekatan non hierarki
terhadap pengetahuan; kualitas ide lebih
penting daripada status sumber
Tidak toleran terhadap kesalahan atau
kebutuhan membantu
Menerima dan menghargai kesalahan
kreatif dan kolaborasi; tidak kehilangan
status karena tidak mengetahui segalanya
Sumber: Davenport dan Prusak (2000) Dalam Sangkala (2007: 144)
Transfer pengetahuan pada dasarnya mencakup dua tindakan, yaitu
transmisi (pengiriman atau memberikan pengetahuan kepada penerima yang
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
52/97
38
potensial) dan absorbsi (penyerapan) oleh seseorang atau kelompok. Jika
pengetahuan tidak diserap, berarti belum ditransfer.
Meskipun proses transmisi dan penyerapan pengetahuan berlangsung,
tidak akan mempunyai nilai jika pengetahuan baru yang diserap tersebut tidak
diarahkan kepada perubahan perilaku, atau kepada pengembangan ide-ide baru
yang mengarah kepada perilaku baru. Oleh karena itu tujuan transfer
pengetahuan tidak sekedar mentransmisi dan menyerap pengetahuan dari satu
pihak kepada pihak lain, tetapi lebih kepada terjadinya peningkatan kemampuan
organisasi untuk melakukan sesuatu, yang berarti bermuara pada peningkatan
nilai organisasi.
II.5 Konsep Kualitas Pelayanan
Faktor utama yang menentukan kinerja suatu perusahaan negara adalah
kualitas produk/barang dan jasa yang dihasilkan. Produk dan jasa yang
berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan
konsumennya. Oleh karena itu, merupakan hal yang krusial bagi suatu organisasi
untuk mengenal konsumen atau pelanggannya dan mengetahui kebutuhan dan
keinginannya. Beberapa pengertian kualitas menurut para ahli, diantaranya
menurut Feigenbaum (1991) dalam Ariani (2003: 8), yiatu:
Kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa danjasa yang meliputi marketing, manufacture, dan maintenance, dimanaproduk dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengankebutuhan dan harapan pelanggan.
Sedangkan menurut American Society for Quality Control dalam
Triswandari (2011: 25), kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-
karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten.
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
53/97
39
Adapun Tjiptono (2002: 2) membagi enam definisi kualitas, antara lain:
1. Kesesuaian dengan persyaratan / tuntutan,
2. Kecocokan untuk pemakaian,
3. Perbaikan / penyempurnaan berkelanjutan,
4. Bebas dari kerusakan / cacat,
5. Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal,
6. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.
Konsep kualitas pelayanan merupakan faktor penilaian yang merefleksikan
persepsi konsumen terhadap lima dimensi spesifik dari kinerja layanan. Konsep
kualitas pelayanan ini disebut sebagai konsep ServQual (singkatan dari service
quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1985, 1988,
1990, 1991, 1993, 1994). Pada awal konsep dimensi pelayanan ini
diformulasikan, terdiri dari 10 dimensi yaitu: reliabilitas, daya tanggap,
kompetensi, akses, kesopanan, komunikasi, kredibilitas, keamanan, kemampuan
memahami pelanggan, dan bukti fisik (Tjiptono : 2008: 108). Yang kemudian
disederhanakan menjadi lima dimensi pokok yaitu: tangible, reliability,
responsiveness, assurance, dan empathy. Kelebihan dari konsep ini adalah
karena didasarkan atas suatu riset yang sangat komprehensif, mudah dpahami
dan mempunyai instrumen yang jelas untuk melakukan pengukuran. (Irawan:
2002: 57)
Dimensi pertama dari kualitas pelayanan menurut konsep ServQual ini
adalah tangible. Karena suatu service tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan
tidak bisa diraba, maka aspek tangible menjadi penting sebagai ukuran terhadap
pelayanan. Pelanggan akan menggunakan indera penglihatan untuk menilai
suatu kualitas pelayanan.
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
54/97
40
Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan juga ditentukan oleh dimensi
reliability, yaitu dimensi yang mengukur kehandalan dari perusahaan dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Dimensi reliability terdiri dari dua
dimensi, pertama adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan
seperti yang dijanjikan. Kedua adalah seberapa jauh suatu perusahaan mampu
memberikan pelayanan yang akurat.
Dimensi yang ketiga adalah dimensi responsiveness, merupakan dimensi
kualitas pelayanan yang paling dinamis. Dimensi ini berdasarkan pada persepsi,
karena persepsi mengandung aspek psikologis lain, maka faktor komunikasi dan
situasi fisik di sekeliling pelanggan yang menerima pelayanan merupakan hal
yang terpenting dalam mempengaruhi penilaian pelanggan.
Keempat, dimensi assurance yaitu dimensi kualitas yang berhubungan
dengan kemampuan perusahaan dan perilaku front-linestaf dalam menanamkan
rasa percaya dan keyakinan kepada para pelanggannya. Berdasarkan hasil riset
yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, dimensi assurance terdiri dari empat
aspek, yaitu keramahan, kompetensi, kredibilitas, dan keamanan.
Dimensi yang kelima, yaitu dimensi empathy. Secara umum, dimensi ini
memang dipersepsi kurang penting dibandingkan dengan dimensi reliability dan
responsiveness di mata kebanyakan pelanggan. Studi yang dilakukan Frontier
selama beberapa tahun terakhir untuk berbagai industri mengkonfirmasikan hal
ini. Akan tetapi, untuk kelompok pelanggan the haves dimensi ini bias menjadi
dimensi yang paling penting. Ini sesuai dengan teori perkembangan kebutuhan
manusia dari Maslow. Pada tingkat yang semakin tinggi, kebutuhan manusia
tidak lagi dengan hal-hal yang primer. Setelah kebutuhan fisik, keamanan dan
social terpenuhi, maka tersisa dua kebutuhan lagi yang akan dikejar oleh
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
55/97
41
manusia, yitu kebutuhan ego dan aktualisasi. Dua kebutuhan terakhir dari teori
Maslow inilah yang banyak berhubungan dengan dimensi empathy.
II.6 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir ialah penjelasan terhadap gejala yang menjadi objek
permasalahan kita. Kerangka berpikir disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan
hasil penelitian yang relevan.
Agar apa yang diuraikan dalam penelitian ini dapat dipahami dengan jelas
maka penulis membuat kerangka berpikir sebagaimana tertera pada gambar di
bawah ini:
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
Penerapan Manajemen
Pengetahuan di PT.
PLN (Persero)
Makassar Timur
Transfer /Konversi Pengetahuan
1. Sosialisasi
2. Internalisasi
3. Eksternalisasi
4. kombinasi
Penciptaan Produk dan
Layanan baru
Peningkatan Kualitas
Pelayanan di PT. PLN
(Persero) Makassar Timur
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
56/97
42
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan
kualitatif. Secara harfiah, sesuai dengan namanya, penelitian kualitatif adalah
jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
kuantifikasi, perhitungan statistik, atau bentuk cara-cara lainnya yang
menggunakan ukuran angka (Strauss dan Corbin, 1990 dalam Hoepfl, 1997 dan
Golafshani, 2003). Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek
kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna
hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa, atau kata-
kata. Oleh karena itu, bentuk data yang digunakan bukan berbentuk bilangan,
angka, skor atau nilai; peringkat atau frekuensi; yang biasanya dianalisis dengan
menggunakan perhitungan matematik atau statistik (Creswell, 2002).
Penelitian kualitatif menempatkan manusia sebagai figur terpenting dalam
penelitian. Berbeda dengan penelitian kuantiatif yang menempatkan kuisener,
rumus matematika dan statistik sebagai instrumen pengumpulan dan pengolahan
data, penelitian kualitatif memposisikan manusia sebagai instrumen utama
penelitian. Peneliti sebagai manusia berhubungan langsung dan tidak dapat
dipisahkan dalam proses pengumpulan, analisis dan interpretasi data. Oleh
karena itu, realita yang berhasil digali dan ditemukan melalui penelitian kualitatif
sering dianggap bersifat subyektif, karena sangat tergantung dari kapasitas dan
kredibilitas pihak-pihak yang terkait, baik peneliti maupun partisipan yang terlibat
di dalamnya (Golafshani, 2003).
-
7/25/2019 SKRIPSI Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) Pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar
57/97
43
III.2 Lokasi Penelitian
Penilitian ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Rayon Makassar Timur Jl.
Batara Bira No. 3 Badoka. Adapun subyek Penelitian adalah Kepala divisi
pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar Timur, staf divisi operasional PT. Bank
Mandiri (Persero) Cab. Makassar dan Pegawai custumer service PT. PLN
(Persero) Makassar Timur.
III.3 Unit Analisis
Dalam penyusunan penelitian ini,