skripsi kiki Watermark.pdf

217
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran (IPS) Sejarah Dengan Menggunakan Media Dongeng (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X SMK Pembangunan Global) Tahun Ajaran 2015-2016 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan IPS (S. Pd) Oleh : KIKI PUJI ASTUTI NIM : 109015000011 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H

Transcript of skripsi kiki Watermark.pdf

Page 1: skripsi kiki Watermark.pdf

“Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran (IPS)

Sejarah Dengan Menggunakan Media Dongeng “

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X SMK Pembangunan Global)

Tahun Ajaran 2015-2016

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan IPS (S. Pd)

Oleh :

KIKI PUJI ASTUTI

NIM : 109015000011

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M/1437 H

Page 2: skripsi kiki Watermark.pdf
Page 3: skripsi kiki Watermark.pdf

LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran (IPS) Sejarah Dengan

Menggunakan Media Dongeng

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X SMK Pembangunan Global Jln. Sukatani

Barat No.99, Kota Pangulah Utara, Kec.Kota Baru, Cikampek)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan IPS (S. Pd)

Oleh :

KIKI PUJI ASTUTI

NIM : 109015000011

Mengetahui

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 4: skripsi kiki Watermark.pdf
Page 5: skripsi kiki Watermark.pdf

ABSTRAK

KIKI PUJI ASTUTI. NIM 109015000011.“Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Dalam Pembelajaran (IPS) Sejarah Dengan Menggunakan Media Dongeng”.(Penelitian

Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X Smk Pembangunan Global di Jln. Sukatani Barat No. 99

Kota Pangulah Utara Kec. Kota Baru Cikampek). Skripsi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Juni 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan media pembelajaran dongeng

atau cerita pada mata pelajaran IPS (Sejarah) tentang pedagang penguasa dan pujangga pada

masa klasik (Hindu-Buddha) dapat terlaksana dengan baik atau tidak serta dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Dan pada hasil penelitian ini membuktikan bahwa hasil

belajar siswa dapat meningkat meski dengan media yang sederhana.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan

dengan melakukan perubahan kearah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran,

digunakanlah media dongeng pada pembelajaran IPS (Sejarah) di kelas X SMK

Pembangunan Global di Jln. Sukatani Barat No. 99 Kota Pangulah Utara Kec. Kota Baru

Cikampek.

Penulis memilih satu model pembelajaran media dongeng untuk mengatasi

pembelajaran dalam peningkatan pemahaman serta menumbuhkan rasa kreativitas pada diri

siswa. Media dongeng adalah cara mudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan

mengambil informasi keluar otak dari otak.Siswa yang dijadikan objek penelitian ini adalah

siswa kelas X SMK Pembangunan Global yang berjumlah 38 siswa kelas X. Instrument yang

digunakan berupa RPP, lembar observasi, lembar angket, dan tes hasil belajar IPS pada

materi Sejarah yakni pedagang, penguasa, dan pujangga pada masa klasik (Hindu dan Budha)

berbentuk pilihan ganda 35 soal. pada penelitian ini dilakukan 2 siklus, setiap siklus terdiri

dari 5 kali pertemuan.

Berdasarkan analisis penelitian yang telah di lakukan bahwa penerapan media dongeng

terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dengan meningkatnya hasil rata-rata hasil belajar

siswa siklus 1 dengan nilai pretest : 69,43 dan posttest : 78,14 dengan nilai N-Gain : 0, 28 dan

siklus 2 dengan nilai pretest : 77,51 dan posttest : 85, 94 dengan nilai N-Gain : 0, 37. Pada

siswa kelas X SMK Pembangunan Global pada materi materi Sejarah yakni pedagang,

penguasa, dan pujangga pada masa klasik (Hindu dan Budha).

Kata Kunci : Upaya Peningkatan, Hasil Belajar, Pembelajaran (IPS) Sejarah, Media

Dongeng.

Page 6: skripsi kiki Watermark.pdf

ABSTRACT

KIKI PUJI ASTUTI,NIM. 109015000011. "Improving Learning Outcomes in

Learning (IPS) History of Using Media Tale". (Class Action Research In Class X Smk Global

Development at Jln. Sukatani West No. 99 North Pangulah City district. New Town

Cikampek). Thesis Department of Social Education, Faculty of Science and Teaching

Tarbiyah UIN SyarifHidayatullah Jakarta, June 2016.

This study aims to determine whether the learning media fairy tales or stories in social

studies (history) about traders ruler and poet in the classical period (Hindu-Buddhist) can be

done well or not, and can improve student learning outcomes. And the results of this study

prove that student learning outcomes can be improved even with simple media.

The method used in this research is the Classroom Action Research (PTK). Class

Action Research is an approach to improve education by making changes towards improving

the outcomes of education and learning, is used media IPS fairytale learning (History) in

class X SMK Global Development at Jln. Sukatani West No. 99 City North Pangulah district.

New Town Cikampek.

The author chose a fairytale media learning model to address the learning in improving

the understanding and foster a sense of creativity in students. Media fairytale is an easy way

to put the information into the brain and take information out of the brain of the brain.

Students who made the object of this study are students of class X SMK Global Development

totaling 38 students of class X. The instrument is used in the form of lesson plans,

observation sheets, sheet questionnaires, and tests results of social studies on the material

history of the traders, rulers, and poet in the classical period (Hinduism and Buddhism) 35

multiple choice questions. in this study conducted two cycles, each cycle consisting of five

meetings.

Based on the analysis of the research that has been done that the media application

fairytale performing well. This can be seen with increasing average results of student learning

outcomes with the value pretest cycle 1: 69.43 and posttest: 78.14 with a value of N-Gain: 0,

28, and cycle to the value pretest 2: 77.51 and posttest: 85 , 94 with a value of N-Gain: 0, 37.

in class X SMK Global Development in the material history of the material merchants, rulers,

and poet in the classical period (Hinduism and Buddhism).

Keywords: Improving, Results Learning, Learning (IPS) History, Media Stories Class.

Page 7: skripsi kiki Watermark.pdf

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaannirrahiim

Puji serta syukur ke Hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kepada

makhluk-Nya. Atas segala izin dan pertolongan-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul : Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran (IPS) Sejarah

Dengan Menggunakan Media Dongeng. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 Juruan Pendidikan IPS (Sosiologi) Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan

terealisasikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat :

1. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih pada Allah SWT. Berkat ridho dan

karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas terakhir saya walau dengan perlahan tapi

pasti. Tak lupa pula kepada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW karena beliaulah

silaturahmi yang ada dalam ajaran agama Islam dapat mempertemukan kita dalam

ruang lingkup pendidikan, yakni sebagai cahaya dalam hidup kita.

2. Bapak Prof. Dede Rosyada, MA selaku Rektor (UIN) Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

4. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS dan sekaligus

Pembimbing Akademik yang telah banyak meluangkan waktunya untuk

membimbing, memberikan nasihat, arahan, dan memotivasi kepada penulis agar

segera dapat terealisasikan skripsi ini.

5. Bapak Syaripulloh, selaku Wakil Ketua/Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS serta

sebagai Dosen Penguji I yang telah memberikan banyak ilmu dan nasihatnya.

6. Bapak Sodikin, M. Si, selaku Dosen Penguji II.

7. Bapak Ahmad Royani, selaku Ketua Lab

8. Bapak Muhammad Noviacdi, selaku Wakil Lab

9. Ibu Ulfah Fajarini, M. Si, Dr, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Bapak/ Ibu Dosen UIN Syarif Hiadayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak

ilmu sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Page 8: skripsi kiki Watermark.pdf

ii

11. Kepada kedua orang tuaku dan nenekku yang telah membimbing dan mendo’akan

dalam setiap langkahku dengan ketulusan dan kasih sayang yang tiada tara demi

terselesaikannya skripsi ini

12. Bapak Abdul Rojak, S. Pd, selaku Kepala Sekolah SMK Pembangunan Global.

13. Seluruh siswa/siswi SMK Pembangunan Global yang telah banyak membantu saat

penelitian di lapangan.

14. Seluruh sahabat-sahabatku dan teman-teman dari semua pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu-satu namanya disini, yang telah memberikan motivasi,

semangat, dan informasi sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Tapi besar

harapan penulis mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang berarti

bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya SMK atau SMA sederajat serta

bermanfaat bagi yang membacanya.

Jakarta, 24 Juni 2016

Penulis

Page 9: skripsi kiki Watermark.pdf

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK (INDONESIA)

ABSTRAC (INGGRIS)

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................................................... 6

C. Pembatasan Penelitian ........................................................................ 7

D. Rumusan Penelitian ............................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ........................................ 9

1. Media ................................................................................................ 9

a. Pengertian Media ........................................................................... 9

b. Pemanfaatan Media ....................................................................... 10

c. Fungsi Media ................................................................................. 11

d. Klasifikasi Dan Karakteristik Media ............................................. 12

2. Dongeng ............................................................................................. 13

a. Sejarah Singkat Cerita / Dongeng ................................................. 13

b. Pengertian Dongeng ...................................................................... 15

c. Ciri-Ciri Dongeng ......................................................................... 19

d. Manfaat Dongeng .......................................................................... 19

e. Fungsi Dongeng ............................................................................ 20

Page 10: skripsi kiki Watermark.pdf

iv

f. Tujuan Dongeng ............................................................................ 21

g. Peran Dongeng .............................................................................. 21

h. Dongeng Sebagai Sumber Pembentuk Dan Pembinaan Watak .... 22

i. Langkah Dasar Bercerita bagi Guru Dongeng .............................. 23

j. Metode Penyampaian Cerita/ Dongeng ......................................... 24

3. Pendidikan, Belajar dan Hasil Belajar Kognitif ................................ 28

4. Sejarah ............................................................................................... 37

5. Hasil Penelitian Yang Relevan ......................................................... 41

6. Kerangka Berfikir ............................................................................. 50

7. Hipotesis Tindakan ........................................................................... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 53

1. Tempat Penelitian .................................................................................. 53

2. Waktu Penelitian .................................................................................... 53

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan ............................................... 54

1. Metode .................................................................................................... 54

2. Desain Intervensi Tindakan .................................................................... 55

C. Subjek Penelitian ....................................................................................... 55

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ............................................ 55

E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................................. 55

F. Data dan Sumber Data ............................................................................. 58

G. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data .......................................... 59

H. Teknik Keterpercayaan Study ................................................................ 62

1. Uji Validitas ........................................................................................... 62

2. Uji Reliabilitas . ...................................................................................... 66

I. Analisis Data ............................................................................................. 67

J. Tindak Lanjut Pengembangan Perencanaan Tindakan ....................... 69

K. Indikator Keberhasilan ............................................................................ 71

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah ............................................................................................. 72

B. Deskripsi Data ........................................................................................... 74

1. Hasil Belajar Pembelajaran IPS (Sejarah) Dengan Menggunakan Media Dongeng

Pada Setiap Siklus .................................................................................. 74

1) Pra Penelitian ................................................................................ 74

Page 11: skripsi kiki Watermark.pdf

v

2) Deskripsi Siklus I ......................................................................... 76

a. Tahap Perencanaan ................................................................. 76

b. Tahap Pelaksanaan ................................................................. 77

c. Tahap Pengamatan ................................................................. 78

d. Tahap Refleksi ....................................................................... 83

3) Deskripsi Siklus II ........................................................................ 84

a. Tahap Perencanaan ................................................................. 84

b. Tahap Pelaksanaan ................................................................. 85

c. Tahap Pengamatan ................................................................. 87

d. Tahap Refleksi ....................................................................... 91

2. Hasil Belajar Pembelajaran IPS (Sejarah) Dengan Menggunakan Media Dongeng

Pada Akhir Siklus .................................................................................. 92

3. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 93

4. Analisis hasil belajar siklus I ................................................................. 94

5. Analisis Hasil Belajar Siklus II ............................................................... 98

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................... 103

B. Implikasi .................................................................................................... 103

C. Saran .......................................................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 105

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: skripsi kiki Watermark.pdf

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal Penelitian ......................................................................................................... 53

2. Hasil Interpretasi Validitas Uji Coba Instrument Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I .. 63

3. Hasil Interpretasi Validitas Uji Coba Instrument Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II .. 65

4. Hasil Interpretasi Realibilitas Uji Coba Instrument Pada Siklus I dan II .................... 67

5. Interpretasi Keterlaksanaan .......................................................................................... 68

1. Interpretasi Hasil Belajar ............................................................................................. 69

2. Obsevasi Awal ............................................................................................................. 75

3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus I .......... 79

4. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus I ........... 80

5. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Siklus I ................................................................ 82

6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus II ......... 87

7. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus II ......... 89

8. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Siklus II ............................................................. 92

9. Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ....................................................................... 94

10. Keterangan Nilai Presentase ........................................................................................ 96

11. Rekapitulasi Hasil Test Siklus I ................................................................................... 97

12. Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ...................................................................... 98

13. Rekapitulasi Hasil Test Siklus II .................................................................................. 100

14. Perbandingan Hasil Belajar dan Peresentase hasil belajar pada siklus I & II .............. 101

15. Presentase Hasil Belajar Pada Siklus I Dan Siklus II .................................................. 101

Page 13: skripsi kiki Watermark.pdf

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerucut Pengalaman Dale ........................................................................................ 12

2. Skema Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 51

3. Grafik Observasi Awal ............................................................................................. 76

4. Observasi Aktivitas Guru Siklus I ............................................................................. 82

5. Observasi Aktivitasa Guru Siklus II ......................................................................... 91

6. Observasi Siklus I dan II .......................................................................................... 94

7. Perhitungan Hasil Belajar Siklus I ............................................................................ 97

8. Perhitungan Hasil Belajar Siklus II ........................................................................... 100

9. Perbandingan hasil Belajar Pretest dan Postest Siklus I & II, Dan N-Gain ............. 101

10. Presentase Hasil Belajar Siklus I & II ..................................................................... 102

Page 14: skripsi kiki Watermark.pdf

viii

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

1.1 Penyampaian Cerita atau Dongeng .......................................................... 26

1.2 Model Desain Kemmis & Mc. Taggart ................................................... 58

Page 15: skripsi kiki Watermark.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Sekarang ini kita telah memasuki abad dimana IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan

Tekhnologi) berkembang pesat sesuai kemajuan zaman dan tekhnologi modern

banyak di ciptakan namun dalam hal ini seorang siswa tidak bisa belajar dengan

sungguh-sungguh hanya bisa mengandalkan teknologi tersebut tanpa bisa

menciptakan suatu kreativitas. Dengan demikian siswa perlu di bekali untuk

memiliki kemampuan memperoleh, memilih, dan mengelola informasi untuk

bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif seperti di

masa modern seperti ini.

Pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok

orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan

yanag lebih tinggi dalam arti mental. sebagaimana firman Allah SWT dalam surat

(Al-ankabut ayat : 43)

Artinya :

“ Dan perumpamaan-perumpamaan ini kami buat untuk manusia; dan tidak ada

yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu.”1

Disini seorang guru dan siswa merupakan komponen yang sangat penting

dalam terbentuknya suatu proses belajar-mengajar/proses pembelajaran. Guru

disini dituntut untuk dapat membimbing siswanya dalam mengasah kemampuan

pengetahuannya sesuai bidang studi yang dipelajari. Oleh karena itu, seorang guru

harus mampu menguasai materi agar dapat mengetahui tingkat pengetahuan

1Kementrian Agama Republik Indonesia, Qur’an Dan Terjemahnya, Q. S. Al-Ankabut ayat : 43,

Bandung : Pt. Madina Raihan Makmur, 2017, Hal 401

Page 16: skripsi kiki Watermark.pdf

2

siswanya dari sebelum dan sesudahnya diberikan materi pelajaran. Selanjutnya

dengan media yang guru bawakan dalam penerapan belajarnya diharapkan bisa

membantu siwa dalam mengembangkan pengetahuannya secara efektif.

Dalam hal ini contoh mata pelajarannya misalnya sejarah yang merupakan

bidang studi yang sudah ada dan merupakan salah satu bidang study IPS (ilmu

pengetahuan sosial) baik di tingkat SD, SMP maupun SMA atau SMK sederajat

sekolah-sekolah tersebut senantiasa memberikan pelajaran sejarah agar siswanya

mengetahui bagaimana bisa terbentuknya sejarah. Akan tetapi, dengan persepsi

kurang baik dan di anggap rendah. Bahkan, sejarah menyandang pelajaran yang

membosankan bagi siswa/siswinya. Kecenderungan yang muncul adalah, persepsi

bahwa sejarah itu tidak memiliki manfaat atau kegunaan dan sejarah merupakan

pelajaran yang membosankan. Umumnya pembelajaran di dalam kelas

berlangsung sangat kaku, dan bosan. Sedangkan, siswa diharapkan belajar yang

menyenangkan agar dapat menyeimbangkan antara otak kanan dan kiri.

Sebagaimana kecenderungan yang muncul adalah persepsi bahwa sejarah itu

tidak memiliki manfaat atau kegunaan dalam pelajaran serta membosankan.

Karena, di kelas pada umumnya materi sejarah disampaikan secara verbal dan

siswa memahami secara visual baik yang digambarkan oleh guru maupun buku.

Sebagai salah satu bahan ajar dalam materi sejarah sekolah, buku dengan berbagai

penyajiannya merupakan sumber belajar paling utama dalam mendapatkan materi

yang dipelajari oleh siswa. Kenyataannya buku mempunyai peranan penting

dalam proses pembelajaran di sekolah, di samping peran guru sebagai pengajar.

Akan tetapi, tidak hanya buku yang memegang peranan penting tetapi dengan

media lainnya juga bisa memegang peranan penting. Misalnya, dengan media

dongeng/cerita karena hampir bisa di pastikan bahwa setiap ahli pendidikan

sepakat bahwa dongeng/cerita (untuk anak-anak) memiliki peran penting dalam

proses tumbuh kembang anak. Sebagaimana yang tertulis dalam firman Allah

SWT dalam surat (Qs. Al-Baqarah ayat : 65).

Page 17: skripsi kiki Watermark.pdf

3

Artinya :

“ Dan sungguh, kamu telahmengetahui orang-orang yang melakukan

pelanggaran diantara kamu pada hari sabat, lalu kami katakan pada mereka, “

Jadilah kamu kera yang hina! ”2

Melalui media dongeng/cerita tidak hanya memperoleh kesenangan atau

hiburan, tetapi masukan dan pengalaman psikologis, sosial dan kultural yang

berharga bagi perkembangannya yang masih berada pada tahap awal umumnya.

Tidaklah berlebihan bahwa cerita/dongeng bisa mempengaruhi pembentukan

kepribadian anak terutama dalam peningkatan hasil belajar. Dengan begitu,

jelaslah bahwa cerita/dongeng bukanlah masalah yang remeh dan “ Sekedar Cerita

“! Cerita berpengaruh besar dan menjangkau waktu yang amat panjang, bahkan

seumur hidup siswa kelak.3

Namun, fakta dilapangan menunjukkan bahwa minat siswa untuk membaca

buku-buku sejarah sangatlah memprihatinkan, ditambah lagi dengan penyampaian

materi oleh guru yang kurang menarik pada pembelajaran sejarah tentu saja akan

berdampak pada peningkatan hasil belajar yang kurang baik. Hal ini bisa

dibuktikan, Setiap kali masuk kelas guru dihadapkan pada kenyataan yamg

kurang menyenangkan misalnya ; siswa tidak tertib dan tidak peduli pada topik

bahasan yang sedang guru jelaskan, pasti banyak siswa yang mengantuk dan

kurang memperhatikan pelajaran ini, dan sebagian dari mereka sibuk sendiri

dengan apa yang mereka pikirkan dan banyak juga yang asyik mengobrol dengan

teman sebangkunya, asyik mengerjakan tugas yang lain, bahkan tidak sedikit

2 Kementrian Agama Republik Indonesia, Qur’an Dan Terjemahnya, Q. S. Al-Ankabut ayat : 43,

Bandung : Pt. Madina Raihan Makmur, 2017, Hal 10 3 Sugihastuti, “ Tentang Cerita Anak ”, Cet. 3 (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013). H. 3

Page 18: skripsi kiki Watermark.pdf

4

siswa yang meninggalkan kelas dengan berbagai macam alasan. Demikian pula

fenomena yang terjadi di lingkungan sekolah.

Hal-hal tersebut di atas kemungkinan dikarenakan oleh berbagai macam

faktor, misal cara mengajar guru yang kurang menarik bahkan cenderung

monoton sehingga banyaknya argumentasi yang sulit dipahami. Namun tidak

selamanya dalam proses belajar mengajar memungkinkan untuk memberikan

siswa pengalaman langsung. Melihat pameran, atau karyawisata hanya dapat

dilakukan beberapa kali.

Maka untuk menyiasati agar proses pengalaman tidak berada pada tingkat

yang paling abstrak yakni dengan bercerita/berdongeng, maksudnya dalam

berdongeng siswa di haruskan untuk ikut turut serta dalam cerita tersebut agar

siswa dapat mengetahui makna dan kandungan yang tersimpan di dalam cerita

tersebut. Selain itu, dengan jiwa yang senang selama proses pembelajaran

berlangsung, maka belajar beriringan membentuk kreativitas yang tanpa tekanan,

secara operasional memenuhi standar penilaian KKM untuk pelajaran sejarah.

Itupun selama pembelajaran menarik dan menyenangkan, maka kondisi belajar

dan pengelolaan belajar sudah dipastikan berjalan baik. Akan tetapi, jika

cenderung tidak menarik atau membosankan tidak menutup kemungkinan bahwa

bahwa kondisi belajar dan pengelolaan dalam belajarnya dipastikan belum

berjalan dengan baik.

Suatu keberhasilan pelajaran tentunya tidak lepas dari faktor internal dan

eksternal. Dimana faktor internal yakni faktor yang berkaitan dengan diri siswa

dalam kemampuan, minat, motivasi, keaktivan belajar, kreativitas dan lain-lain.

Dan faktor eksternal yakni faktor dari luar diri siswa diantaranya seperti model

pembelajaran, strategi pembelajaran, sarana kelas, dan lain-lain. Akan tetapi

dalam fase awal belajar adalah masa yang dilalui sebelum melalui fase belajar

lanjutan, selepas mereka dari usia balita, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Fase

ini mencakup masa pengasuhan, pendidikan di taman kanak-kanak, sekolah dasar,

sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, sampai memasuki sekolah

lanjutan atas. Masa ini adalah masa menjelang usia dewasa.

Page 19: skripsi kiki Watermark.pdf

5

Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja

sama sesama siswa yaitu pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif

(cooperative learning) merupakan pendekatan dalam proses belajar mengajar

yang berbasis kelompok. Media pembelajaran ini sangat berguna untuk membantu

siswa menumbuhkan kemampuan kerja sama, berpikir kreatif dan inovatif.

Pembelajaran ini akan menciptakan siswa untuk berpartisipasi aktif/ikut serta

secara aktif dan bekerja sama sehingga antara siswa akan berfikir bersama,

berdiskusi bersama, melakukan pembelajaran bersama dan berbuat ke arah yang

sama. Oleh karena itu, siswa memerlukan latihan, daya khayal, dan sosiasi

pikiran, serta kemampuan untuk menggunakan semua hal apa yang telah diketahui

dan di alaminya.

Dengan demikian, para orang tua, guru dan para pendidik lain, serta siapa pun

yang menaruh perhatian pada masalah pendidikan siswa sesungguhnya amat perlu

untuk menyadari dan selalu memperluas wawasan akan hal ihwal cerita siswa

tersebut. Karena disini proses belajar yang dipakai adalah dengan media

dongeng/cerita yang merupakan seni dan seni adalah sumber dari rasa keindahan

dan bagian dari pendidikan. Salah satunya seni sastra, termasuk cerita juga

menjadi bagian dari keduanya. Maka, didalamnya terdapat kenikmatan dan

kesenangan bagi pengarang yang telah menyusun dan mengarangnya, pendongeng

yang menyampaikannya, dan penyimak yang menyimaknya.

Seni sastra ini seperti cerita atau dongeng memberi pengaruh, baik pada jiwa

orang dewasa maupun anak-anak karena ia dapat mengasah rasa, akal, daya

khayal, dan bersosialisasi pikiran. Dengan bercerita siswa diperkenalkan dengan

seni bercerita yang dapat menimbulkan kecintaannya. Kecintaannya ini tidak akan

terwujud tanpa latihan. Oleh karena itu, dengan peragaan para siswa terhadap

beberapa cerita/ dongeng merupakan bentuk lain dari cara pengungkapan yang

akan berkesan dengan ekspresi tubuh dan perasaan. Hal itu menjadi salah satu

tujuan pengajaran cerita di sekolah yang dapat membantu siswa dalam

mengungkapkan idenya secara hidup dan ekspresif. Guru yang cerdik dan ulet

akan dapat melihat siswa yang siap bercerita dan akan memotivasi mereka.

Page 20: skripsi kiki Watermark.pdf

6

Cerita merupakan salah satu bentuk sastra yang memiliki keindahan dan

kenikmatan tersendiri. Karena cerita adalah salah satu bentuk sastra yang bisa di

baca atau hanya didengar oleh orang yang tidak bisa membaca. Dalam cerita ada

beberapa hal pokok yang masing-masing tidak bisa dipisahkan. Yaitu karangan,

pengarang, penceritaan, pencerita atau pendongeng, dan penyimakan serta

penyimak. Karangan, pengarang, penceritaan, pencerita, atau pendongeng, dan

penyimakan serta penyimak adalah komponen pokok yang harus diperhatikan

sehingga sebuah cerita layak disebut bagian dari sastra yang hidup dan abadi.

Selain itu, mengarang cerita mencakup tiga unsur pokok. Pertama, ide yang

terkandung dalam cerita, sisi kejiwaan, kesesuaiannya dengan pembaca atau

pendengar, baik dalam cerita panjang maupun cerita pendek. Kedua, susunan ide

yang teratur. Ketiga, bahasa dan gaya bahasa yang dibentuk oleh ide.4

Kemampuan yang dimiliki siswa merupakan prasyarat yang harus dimiliki

siswa agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik sehingga dimungkinkan siswa

yang mempunyai latar belakang kemampuan awal yang baik akan dapat

mengikuti pelajaran dengan mudah. Berdasarkan semua pernyataan diatas,

diperlukan suatu kajian yang cukup mendalam mengenai penggunaan dongeng

dan pengaruhnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini

peneliti mencoba mengkaji berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas

maka penulis ingin mengadakan penelitian tentang “Upaya Peningkatan Hasil

Belajar Siswa Dalam Pembelajaran (IPS) Sejarah Dengan Menggunakan

Media Dongeng “

B. Fokus Penelitian.

Dari uraian di atas dapat di identifikasikan beberapa fokus penelitian dalam

penelitian ini, antara lain :

1. Kurangnya peran guru dalam memberikan materi pelajaran secara menarik

dan menyenangkan hingga konsentrasi/fokus pada suatu pelajaran kurang

terserap.

4 Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik Dengan Cerita Cet. 4 Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2008 Hal 3-10

Page 21: skripsi kiki Watermark.pdf

7

2. Kurangnya media serta sarana/fasilitas selama proses pembelajaran/proses

belajar-mengajar, hingga kurangnya minat ketertarikan serta interaksi antar

teman, siswa dan guru mengakibatkan proses belajar terhambat dan hasil

belajar pun menurun.

C. Pembatasan Penelitian.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah di uraikan di atas, maka

penelitian ini dibatasi pada permasalahan sebagai berikut :

1. Kurangnya peran guru dalam memberikan materi pelajaran yang menarik

dan menyenangkan untuk menghilangkan rasa tidak menarik/cenderung

bosan dan meningkatkan hasil belajar dalam bidang studi tersebut.

2. Kurangnya efektivitas timbal balik atau interaksi antara guru dan siswa,

pada saat pembelajaran berlangsung berakibat pada hasil belajar jika

konsentrasi atau fokus siswa tidak tertuju pada bidang studi pada saat

pembelajaran berlangsung.

D. Rumusan Masalah Penelitian.

Dari uraian di atas sesuai latar belakang yang telah di kemukakan maka

rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain :

1. Bagaimana proses penerapan model pembelajaran media dongeng pada

pokok bahasan dalam pelajaran sejarah.

2. Bagaimana tingkat hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran

menggunakan media dongeng di kelas X SMK Pembangunan Global pada

setiap siklus ?

E. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini

bertujuan agar memperoleh gambaran tentang :

1. Untuk memperoleh peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

(IPS) sejarah dengan menggunakan media dongeng di kelas X SMK

Pembangungan Global pada setiap siklus dan memperoleh hasil akhir pada

akhir siklus.

Page 22: skripsi kiki Watermark.pdf

8

2. Untuk memberikan masukan terhadap sekolah tentang media-media

sederhana yang ternyata mungkin bisa jadi sarana pembelajaran yang

efektif terutama media dongeng.

F. Manfaat Penelitian.

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah media dongeng atau cerita yang

dapat dijadikan bahan pertimbangan melakukan inovasi pembelajaran di kelas

sehingga pembelajaran tidak monoton dan konvensional. Manfaat praktis yang

diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi guru dan siswa dapat memberikan atau menyampaikan materi dengan

menggunakan media dongeng atau cerita sebagai kontribusi positif agar dapar

meningkatkan kualitas pengajarannya dengan memanfaatkan dongeng sebagai

bahan ajar sehingga proses pembelajaran akan berjalan dengan efektif dan

efesien, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan media yang

berbeda dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) khususnya

Sejarah.5

2. Bagi sekolah. Dari hasil penelitian dapat memberikan masukan kepada sekolah

atau yayasan di SMK Pembangunan Global sebagai bahan kajian dalam usaha

perbaikan proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih baik, sehingga mutu

pendidikan dapat lebih meningkat.

5 Kasmadi, SST, M.Pd, DKK, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif, cet.1, Bandung :

ALFABETA, 2013, H. 20-21

Page 23: skripsi kiki Watermark.pdf

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti.

1. Media

a. Pengertian Media.

Kata “Media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata “Medium” secara harfiah media memiliki arti “perantara“ atau

“pengantar“. Association For Education and Communication Technology

(AECT), mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang di pergunakan

untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan, Education Association

(NEA), mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan,

dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan, beserta instrument yang

dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat

mempengaruhi efektifitas program instruksional. Bila media adalah sumber

belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda,

ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan

dan keterampilan, maka media merupakan wahana penyalur informasi

belajar atau penyalur pesan.1

Dari definisi-definisi diatas disimpulkan bahwa media merupakan

sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran,

perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses

belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan

siswa untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.2

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima

pesan. Menurut Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

1 Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain, “Strategi Belajar Mengajar” Cet. Ke 3,

Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2006, h. 120 2 Asnawir dan Basyiruddin Usman, “ Media Pembelajaran “, cet. 1, Jakarta Selatan : Ciputat Pers,

2002, h. 11

Page 24: skripsi kiki Watermark.pdf

10

Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Apapun batasan-batasan yang diberikan, ada persamaan-persamaan

diantaranya yaitu bahwa media adalah segala sesuatu ang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan, dari pengirim ke penerima sehingga dapat

merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa

sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.3

Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan

untuk menggunakan media. Jika diabaikan maka media bukan lagi sebagai

alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan

secara efektif dan efesien.4 Namun, dapat dipahami bahwa media adalah alat

bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mecapai

tujuan pengajaran.

b. Pemanfaatan Media.

Media digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi

mutu proses kegiatan belajar mengajar. Prinsip-prinsip dalam penggunaannya

yang antara lain harus di perhatikan ialah :

a. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian

yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan sebagai alat bantu

yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu

dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan.

b. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang

digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam

proses belajar mengajar.

c. Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media

pengajaran yang dipergunakan.

d. Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu

media pengajaran.

3 Arif, S. Sadiman, dkk, “ Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya

“, cet. 4 Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996. H. 6. 4 Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain, “Strategi Belajar Mengajar” h. 121

Page 25: skripsi kiki Watermark.pdf

11

e. Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sitematis bukan

sembarang menggunakannya.

f. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam

media, maka guru dapat memanfaatkan multi media yang

menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga

dapat merangsang siswa dalam belajar.5

Secara umum media memiliki kegunaan-kegunaan sebagai berikut :

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitis.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

3) Dengan menggunakan media secara tepat dan bervariasi dapat diatasi

sikap pasif anak didik.

4) Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan

lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum materi

pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak

mengalami bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri.6

Media disini sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah

suatu kenyataaan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang

menghendaki untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan

dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik.

c. Fungsi Media.

Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan

belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman

visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas,

dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih

sederhana, konkrit, serta mudah dipahami. Dengan demikian, media dapat

berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan daya simpan anak terhadap

materi pembelajaran.

5Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran , h. 19

6 Arif Sadiman, “ Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, h. 16-17.

Page 26: skripsi kiki Watermark.pdf

12

Edgar Dale mengklasifikasikan pengalaman belajar anak mulai dari hal-

hal yang paling konkrit sampai pada hal-hal yang di anggap paling abstrak.

Klasifikasi pengalaman tersebut lebih di kenal dengan kerucut pengalaman

(Cone of Experience).

Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale

Berdasarkan klasifikasi di atas media dongeng termasuk audio visual

dan sangat mengandalkan indera penglihatan dan indera pendengaran dalam

penyampaiannya. Namun, dongeng merupakan media seni yang bisa di lihat,

di baca, di dengar oleh siapa saja. Sedangkan, klasifikasi media menurut Rudi

Bretz ada tiga unsur pokok yaitu suara, visual, dan gerak.

d. Klasifikasi Dan Karakteristik Media.

Dalam media tentunya memiliki beberapa klasifikasi diantaranya,

menurut Oemar Hamalik dan 4 klasifikasi media pengajaran, yaitu :

a) Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya ; filmstrip, transparansi,

papan tulis.

b) Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya bisa di dengar, misalnya ;

radio, rekaman pada tape recorder.

c) Alat-alat yang bisa di dengar dan di lihat, misalnya ; film, dan televisi,

bak pasir, peta electris.

d) Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, saandiwara boneka, dan

sebagainya.

Sedangkan gagne membuat 7 macam pengelompokan media, yaitu :

(1) Benda untuk di demonstrasikan.

(2) Komunikasi lisan.

(3) Gambar cetak.

(4) gambar diam.

(5) Gambar gerak.

Page 27: skripsi kiki Watermark.pdf

13

(6) Film bersuara.

(7) Mesin belajar.7

2. Dongeng.

a. Sejarah Singkat Cerita / Dongeng.

Mengkaji dongeng dari sudut pandang sejarah tidak lepas dari tradisi

lisan. Tradisi lisan merupakan pesan-pesan verbal yang berupa pernyataan-

pernyataan yang pernah dibuat di masa lampau oleh generasi yang hidup

sebelum generasi sekarang, sedikitnya satu generasi sebelumnya. Pernyataan-

pernyataan tersebut meliputi pesan-pesan yang diucapkan, dinyanyikan atau

disampaikan lewat musik (alat bunyi-bunyian).

Munculnya tradisi lisan tidak dapat diketahui secara pasti, ada yang

berpendapat, usianya tak ubahnya usia peradaban manusia karena

berkembang seiring dengan dinamika sosio kultural suatu komunitas atau

masyarakat. Sebagaimana kita ketahui, bahwa manusia sebagai individu tidak

mungkin hidup terisolasi dengan individu-individu lainnya. Mereka hidup

berkelompok-kelompok sebagai suatu masyarakat. Jadi individu-individu itu

mewujudkan masyarakat yang akan memberi wadah bagi interaksi antar

individu dan menjadi landasan bagi perkembangan pribadi dari masing-

masing individu dengan memanfaatkan berbagai kemungkinan perkembangan

yang di sediakan oleh kehidupan sosialnya.

Masyarakat juga melakukan hal yang sama seperti yang di lakukan oleh

individu sebagaimana terbagan pada struktur di bawah, maka yang menjadi

masalah sekarang ialah dari mana pengalaman masa lampau dari masyarakat

itu di hidupkan kembali. Di mana pengalaman masa lampau itu di simpan.

Masyarakat sebagai kumpulan individu tidak punya fasilitas yang berupa

memori seperti pada individu, yang bisa menyimpan pengalaman mereka dan

kemudian menghidupkannya kembali apabila diperlukan. Rupanya fungsi

memori pada masyarakat digantikan oleh suatu media yang dikembangkan

oleh masyarakat untuk menyimpan pengalamannya. Itu tidak lain daripada

berupa cerita-cerita yang hidup di masyarakat (tradisi lisan), yang pada

7 Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran h. 29&31.

Page 28: skripsi kiki Watermark.pdf

14

mulanya diabadikan dengan cara menceritakannya secara lisan turun

temurun.8

Maka mendongenglah sebab itu menyenangkan, sebelumnya ada yang

perlu diperhatikan sebelum mendongeng, yaitu :

a. Keinginan yang kuat dan tulus untuk mendongeng.

b. Siap melakukan sehingga hasilnya tidak setengah-setengah.

c. Mau bersuara lantang dan jelas.

d. Mau melakukan dengan benar.

e. Dapat menciptakan suasana akrab, hangat, dan gembira9.

Selain itu, Menurut Kak Agus Ds, menyampaikan ada 13 hal yang harus

diperhatikan agar menjadi pendongeng yang baik, yaitu :

1. Pastikan kondisi fisik benar-benar dalam keadaan baik.

2. Berusaha untuk memfokuskan perhatian pada saat bercerita.

3. Menghayati cerita dengan sunguh-sunguh.

4. Membuat singkatan cerita.

5. Menyiapkan dan menyusun gambar-gambar peraga.

6. Membuat puisi dan lagu. (jika mampu)

7. Memilih adegan menarik.

8. Atur dan perhatikan artikulasi pengucapan kata-kata.

9. Komunikatif.

10. Menjaga kerahasiaan jalan cerita.

11. Terbuka terhadap kritik dan saran.

12. Tidak menyimpang dari etika.

13. Bersedia belajar dari orang lain.10

Dan ada pula hal-hal yang harus di perhatikan saaat mendongeng, yaitu :

1. Pola dan irama bicara.

2. Jarak dengan audien.

3. Gerak dan sikap tubuh.

4. Kontak mata.

5. Suara saat berbicara.

6. Penampilan.11

Mendongeng adalah hal yang sangat menyenangkan untuk dilakukan,

oleh siapapun, baik orang tua, guru bahkan anak-anak sekalipun. Serta

8 Muhammad Hanif, dalam Jurnal Ilmiah, “ Dongeng Dalam Perspektif Pendidikan” FPIPS IKIP

PGRI Madiun. 9 H. Muhammad Abdul Latif, Mendongeng Mudah dan Menyenangkan, (Jakarta:PT Luxima Metro

Media, cet.1 , 2014) h. 30. 10

Ibid., h. 86 11

Ibid., h. 89

Page 29: skripsi kiki Watermark.pdf

15

mendongeng merupakan suatu kegiatan yang sangat mudah bisa dikatakan

sebagai kegiatan yang sangat sederhana, mudah dan maknanya sangat luas.12

b. Pengertian Dongeng.

Dongeng atau cerita rakyat adalah bagian dari salah satu unsur

kebudayaan yang sangat penting artinya bagi pembentukan dan pembinaan

watak serta pengaturan ketertiban sosial. Hal ini dimungkinkan karena

berbagai pesan dan amanat yang ingin disampaikan pada masyarakat

dilakukan secara tidak langsung serta diselubungi oleh berbagai hal yang

mengasyikan, sehingga penerima pesan tanpa merasakan adanya kebosanan.

Oleh karena itu, tradisi mendonggeng pada waktu itu tumbuh subur.13

Cerita rakyat adalah cerita yang hidup di dalam lingkungan kolektif

tertentu. dalam kancah keilmuan cerita dalam bahasa inggris disebut

“folktale” namun lebih di kenal dengan “folklore” yang merujuk bahwa

cerita rakyat merupakan milik suatu masyarakat tertentu yang berbeda dari

masyarakat lainnya. Dongeng disini bukan hanya sekedar cerita rakyat yang

disimpan dalam bentuk cerita melainkan sebagai isyarat, alat pembantu,

pengingat, nyanyian, permainan anak-anak, peribahasa, cerita, teka-teki, dan

sebagainya yang dilakukan secara verbal dan nonverbal. Selain itu, folklore

mencakup segala keyakinan, mitos, legenda, dan adat istiadat yang dipelihara

suatu puak atau suatu bangsa secara turun temurun.14

Namun, Danandjaja mengatakan bahwa dongeng adalah cerita prosa

rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama

untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan

pelajaran (moral),atau bahkan sindiran. Selain itu, dongeng juga sering

disebut cerita pendek kolektif kesusastraan lisan. Dan ada juga yang

menyebutkan bahwa dongeng itu adalah mite yang telah rusak (broken-down

myths). Dalam kenyataannya pun hal ini memang terjadi, suatu cerita

12

Ibid., h. 3 13

Ahmad yunus, dkk. “Peranan cerita rakyat dalam pembentukan dan pembinaan anak”, 1993 14

Korrie Layun Rampan, Teknik Menulis Cerita Rakyat, (Bandung: Penerbit Yrama Widya,

2014)., h. 1.

Page 30: skripsi kiki Watermark.pdf

16

mengalami gradasi misalnya, mite seiring perkembangan zaman dapat beralih

menjadi dongeng karena anggapan masyarakat pemilik sudah tidak

memandang mite sebagai sesuatu yang suci lagi. Dongeng memiliki begitu

banyak jenis, menurut Anti Aarne dan Stith Thompson dalam Danandjaja,

yang berjudul The Types of the Folktale, dongeng terbagi ke dalam empat

golongan besar, yaitu:

1. Dongeng Binatang (animal tales), dongeng dengan tokoh binatang

peliharaan dan binatang liar. Serta binatang-binatang ini dapat berbicara

dan berakal budi seperti manusia.

2. Dongeng Biasa (ordinary tales), tokohnya adalah manusia dan biasanya

berkisah suka duka seseorang. Contohnya Cinderella, Ande-ande Lumut,

dan lain-lainnya.

3. Lelucon dan Anekdot (jokes and anecdotes), adalah dongeng-dongeng

yang dapat menimbulkan rasa menggelikan hati, sehingga menimbulkan

tawa atau dongeng yang dapat menimbulkan tawa bagi yang

mendengarkannya maupun yang menceritakannya. Meski demikian, bagi

masyarakat atau orang yang menjadi sasaran, dongeng itu dapat

menimbulkan rasa sakit hati. Contohnya “Dongeng Modin Karok:”

(Sumenep Madura).

4. Dongeng Berumus (formula tales)15

, adalah dongeng yang strukturnya

terdiri dari perulangan, ada yang bertimbum banyak, untuk

mempermainkan orang, dan dongeng yang yang tidak mempunyai akhir.

Contoh dongeng bersifat penghinaan suku bangsa lain.16

Dongeng pada umumnya tidak memiliki fakta riil. Fungsi dongeng lebih

di tujukan sebagai hiburan. Di dalam dongeng biasanya terdapat unsur

nasihat, pertentangan antara yang baik dan yang buruk. Dongeng salah satu

bentuk sosialisasi nilai-nilai yang perlu di wariskan kepada generasi yang

lebih muda.

Ada beberapa tipenya adanya 3, yakni ; 1) Unpromising Heroin (

cinderella, dan bawang merah bawang putih), 2) Male Cinderella (jaka

kendil), Mather Incest Prophecy (sangkuriang, dan prabu watu gunung).

Karena, dongeng merupakan pewarisan tradisi lisan dan yang mewarisinya

adalah keluarga dan masyarakat.17

Sebagaimana menurut kamus bahasa sunda:

15

Marwan Supriyadi, “ Sejarah SMA Jilid 1 Kelas X (Jakarta: PT. Perca; 2009) h. 39 16

Muhammad Hanif, dalam Jurnal Ilmiah, “ Dongeng Dalam Perspektif Pendidikan” 17

Ratna Hapsari, Dkk, “Sejarah SMA Kelas X (1)” (Jakarta : Erlangga, 2008) h. 43.

Page 31: skripsi kiki Watermark.pdf

17

” Carita, lem, carios; omongan, dongeng, lalakon; nyarita, lem, nyarios;

ngomong”.

“ Dongeng, carita baheula, biasana loba pamohalanana”.18

Maksudnya, dalam bahasa sunda dongeng biasanya itu adalah sebuah

cerita, cerita dahulu, kisah, pembicaraan, dan biasanya terdapat amanat yang

terkadung di dalamnya. Karena dengan dongeng manusia tidak mengetahui

bagaimana bisa mereka dapat menjalani hidupnya. Sebab, di dalam dongeng

terdapat unsur-unsur yang dapat mendidik tanpa kita ketahui yang sekarang

sudah mulai punah malah sudah tidak di hiraukan lagi oleh banyak manusia.

Dengan dongeng ini di harapkan bisa membangun suasana pembelajaran yang

baru yang tidak dominan dengan ceramah saja, dan tidak membuat jenuh

suasana belajar jenuh atau cenderung membosankan.

Agus Trianto dalam buku bahasa indonesia dongeng adalah cerita

sederhana yang tidak benar-benar terjadi, misalnya kejadian-kejadian aneh

zaman dahulu. Dongeng disini termasuk cerita tradisional. Cerita tradisional

adalah cerita yang disampaikan secara turun-temurun. Suatu cerita tradisional

dapat disebarkan secara luas ke berbagai tempat. Kemudian, cerita itu

disesuaikan dengan kondisi daerah setempat. Kejadia-kejadian dalam

dongeng menjadi impian semua orang.19

Rika Lestari dalam buku Bahasa Indonesia SMP dongeng adalah bagian

dari sastra lama yang ceritanya berkaitan dengan cerita-cerita zaman dahulu.

Dongeng berisi petuah atau nasihat dengan tujuan untuk membina budi

pekerti yang luhur bagi generasi muda. Ada beberapa jenis dongeng, yakni :

a. Sage, adalah cerita yang berkaitan dengan nilai-nilai kejujuran dan

kepahlawanan. Contohnya, Babad Dipenogoro.

b. Mitos, adalah cerita tentang dewa atau pahlawan zaman dahulu yang

mengandung roh atau mistis. Contohnya, Bandung Bondowoso, Nyai

Roro Kidul.

c. Legenda, adalah cerita yang berkaitan dengan terjadinya suatu tempat

atau peristiwa. Contohnya, Sangkuriang (Gunung Tangkuban Perahu),

Nyai Endit (Situ Bagendit).

18

Surayi, Dkk, “Kamus Basa Sunda Pikeun Murid Sakola Dasar” cet.2 (Bandung : CV Yrama

Widya, 2003) h. 24 & 28. 19

Agus Trianto, “ Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia Untuk SMP Dan

MTs Kelas VII ”, Jakarta : Erlangga, 2007. H.14

Page 32: skripsi kiki Watermark.pdf

18

d. Fabel, adalah cerita yang diperankan oleh binatang. Contohnya, Sikancil,

Kura-kura, dan Siput.20

Korrie layun rampan dalam buku teknik menulis cerita rakyat membagi

jenis-jenis cerita rakyat, yaitu :

a. Mite,adalah cerita rakyat yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat

pendukungnya.

b. Legenda, adalah folklore yang dianggap benar-benar pernah terjadi.

c. Dongeng, yang besifat fiktif mengangkat cerita dari khazanah masa silam

tentang tokoh-tokoh manusia biasa atau benda dan makhluk lainnya yang

dibuat sama dengan manusia yang beraktivitas seperti didalam kehidupan

sehari-hari.

d. Fabel, adalah cerita rakyat yang berkisah tentang binatang.

e. Sage, adalah cerita rakyat yang memiliki latar tempat dan waktu tertentu.

awalnya, sage merupakan cerita rakyat yang menekankan pada silsilah

raja-raja dan keturunannya.

f. Saga, adalah salah satu bentuk cerita rakyat. Berawal dari islandia saga

tersebut berupa cerita lisan.

g. Auktorial, adalah pembacaan cerita rakyat yang bersifat dongeng.

Auktorial mirip teater rakyat yang menggunakan ruang pentas dan

penonton menjadi satu kesatuan.

h. Epik, merupakan bentuk cerita kepahlawanan. Sering disebut epos atau

wiracarita. Dengan ciri khas tokoh utamanya harum namanya.

i. Cerita Jenaka, adalah cerita rakyat yang mengacu kepada hal-hal yang

lucu.

j. Cerita Berbingkai, adalah kisah yang ditandai oleh peristiwa, perbuatan,

pengalaman, penderitaan, kebahagiaan seseorang yang terjadi pada masa

lalu. Maksudnya, di dalam cerita terdapat cerita lain.

k. Cerita Pelipur Lara, memiliki dua pengertian yakni ; 1) cerita rakyat yang

tujuan utamanya menghibur para pendengar atau pembaca, dan 2) orang

yang mahir berkisah menggunakan cerita-cerita tertentu (maksudnya,

tukang cerita, pendongeng, juru kisah). Tujuan utama cerita ini untuk

memberi hiburan guna melipur hati yang lara.

l. Hikayat, berasal dari bahasa Arab yang artinya kisah, dongeng, cerita.

Kata tersebut diturunkan dari kata kerja “haka” yang artinya

menceritakan atau mengisahkan sesuatu kepada orang lain

m. Biografi, adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis orang lain. Tujuan

penulisan biografi ini untuk memberi teladan.

n. Autobiografi, adalah bentuk riwayat hidup yang tulis sendiri oleh

pengarangnya. Umumnya bersifat subjektif karena banyak peristiwa dan

pengalaman pribadi yang bersifat rahasia tak mungkin ditulis seperti apa

adanya.

20

Rika Lestari, “ Ringkasan Dan Pembahasansoal Bahasa Indonesia, SMP”, cet. 1, Jakarta :

Puspa Swara, Anggota Ikapi, 2006. H. 116

Page 33: skripsi kiki Watermark.pdf

19

o. Kisah perjalanan, adalah salah satu bentuk cerita yang melandaskan isi

cerita pada pengalaman subjektif.21

c. Ciri-Ciri Dongeng.

Adapun ciri-ciri dongeng menurut Rusyana dkk seperti terlihat pada

bagan di bawah ini:

a. Dongeng merupakan cerita tradisional yang terdapat di masyarakat sejak

zaman dahulu.

b. Peristiwa yang diceritakan menggambarkan peristiwa dahulu kala.

c. Pelakunya dibayangkan manusia biasa seperti dalam kehidupan sehari-

hari.

d. Perbuatan yang dilakukan oleh pelaku kebanyakan perbuatan biasa, akan

tetapi ada juga yang melakukan hal-hal luar biasa atau keajaiban.

e. Latar cerita dapat berupa tempat biasa yang ada di bumi ini atau juga

latar yang bukan merupakan tempat biasa seperti kayangan atau tempat

tinggal makhluk halus.

f. Oleh masyarakatnya dongeng tidak diperlakukan sebagai sesuatu yang

pernah terjadi dan sebagai sesuatu kepercayaan.22

d. Manfaat Dongeng.

Ada 5 manfaat dongeng bagi anak :

a. Merangsang kekuatan berfikir.

b. Sebagai media yang efektif dalam berkomunikasi.

c. Mengasah kepekaan anak terhadap bunyi-bunyian.

d. Menimbulkan minat baca.

e. Menumbuhkan rasa empati23

.

Menurut Hollowel dalam kak Agus DS, mengatakan bahwa ada 6

manfaat yang positif dongeng untuk anak, yaitu :

a. Mengembangkan Imajinasi dan memberikan pengalaman emosional yang

mendalam.

b. Memuaskan kebutuhan ekspesi.

c. Menanamkan pendidikan moral tanpa harus menggurui.

d. Menumbuhkan rasa humor yang sehat.

e. Mempersiapkan apresiasi sastra.

f. Memperluas cakrawala khayalan anak24

.

21

Korrie Layun Rampan, Teknik Menulis Cerita Rakyat, h. 16-99. 22

Marwan Supriyadi, “ Sejarah SMA Jilid 1 Kelas X h. 41 23

H. Muhammad Abdul Latif, Mendongeng Mudah dan Menyenangkan, h. 17. 24

Ibid, H. 15

Page 34: skripsi kiki Watermark.pdf

20

Selain itu manfaat dongeng bisa dirasakan oleh orang tua dan guru, di

antaranya sebagai berikut :

a. Menambah pengetahuan.

b. Lebih dekat dengan anak

c. Mudah dalam memberikan pelajaran25

.

Adapun kendala bagi orang tua ketika akan mendongeng , yaitu :

a. Tidak bisa mendongeng.

b. Malas.

c. Sibuk.

d. Capek.

e. Tidak punya ide26

.

e. Fungsi Dongeng.

Pada dasarnya dongeng berfungsi untuk menyenangkan (menghibur)

bagi yang mendengarkannya, meskipun sering di dalamnya terkandung

unsur-unsur petuah. Petuah-petuah ” yang sebenarnya merupakan rumusan

kalimat yang dianggap punya arti khusus bagi kelompok, yang biasanya

dinyatakan berulang-ulang untuk menegaskan satu pandangan kelompok

yang diharapkan jadi pegangan bagi generasi-generasi berikutnya. Rumusan

kalimat atau kata-kata itu biasanya diusahakan untuk tidak dibah-ubah,

meskipun dalam kenyataan perubahan itu biasa saja terjadi terutama sesudah

melewati beberapa generasi, apalagi penerusannya bersifat lisan, jadi sukar

dicek dengan rumusan aslinya. Namun, karena kedudukannya yang sangat

istimewa dalam kehidupan kelompok, maka tetap diyakini bahwa rumusan itu

tidak berubah.27

25

Ibid, h. 20. 26

Ibid, h. 26. 27

Marwan Supriyadi, “ Sejarah SMA Jilid 1 Kelas X , h. 41

Page 35: skripsi kiki Watermark.pdf

21

Selain itu, dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral

(mendidik) dan juga menghibur. Melalui dongeng, nilai, kepercayaan, dan

adat masyarakat juga dapat tercermin.28

Secara sederhana, tujuan cerita rakyat berfungsi sebagai pelipur lara,

sarana pendidikan, kritik sosial atau protes sosial, dan sebagai sarana untuk

menyatakan suatu yang sukar dikatakan secara langsung. Kadang hal-hal tabu

dan profan tak mungkin di eksplorasikan dan di nyatakan secara terbuka,

sedangkan cerita rakyat atau dongeng berfungsi menjadi media penyampaian

hal-hal yang demikian, sehingga sesuatu yang, mungkin akan menimbulkan

kualat dapat dinyatakan dalam sintaksis-sintaksis cerita rakyat yang memikat.

f. Tujuan Dongeng.

Cerita dan dongeng memiliki tujuan yang sama yaitu menyampaikan

pesan-pesan moral tanpa berkesan menggurui atau memaksakan pendapat.

Karena bagi mereka mendongeng itu sangatlah penting dalam memberikan

contoh yang baik dan buruk adalah media yang sangat efektif.29

Namun,

tujuan utama dongeng adalah menghibur dan memberikan pelajaran kepada

pembacanya untuk meniru apa yang dilakukan tokoh-tokohnya.30

Tujuan dongeng atau cerita rakyat dalam nilai budaya mengandung

unsur pembentukan serta pembinaan watak ialah :

a. Untuk memahami dan mempelajari nilai dan citra anak di lingkungan

masyarakat pendukung cerita yang bersangkutan.

b. Untuk mengetahui nilai-nilai budaya yang umum berlaku pada

masyarakat pendukung cerita.

c. Untuk mengkaji dan memahami proses sosialisasi pada masyarakat

sunda yang menggunakan media cerita rakyat.

d. Untuk melengkapi dan memperkaya khasanah kepustakaan nusantara.

g. Peran Dongeng.

28

Agus Trianto, “ Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia Untuk SMP Dan

MTs Kelas VII ”.h. 46 29

H. Muhammad Abdul Latif, Mendongeng Mudah dan Menyenangkan, h.4 30

Korrie Layun Rampan, Teknik Menulis Cerita Rakyat, h. 28

Page 36: skripsi kiki Watermark.pdf

22

Mendidik anak adalah tugas yang paling mulia yang di amanatkan

Tuhan kepada orang tua. Maka, tanggung mendidik anak terletak di atas bahu

para orang tua. Anak membutuhkan perhatian yang lebih mendalam serta

pengelolaan yang lebih intensif, baik melalui pendidikan formal (sekolah)

maupun pendidikan nonformal (keluarga). Sarana pendidikan keluarga, orang

tua dapat memberikan pengaruh dalam pembentukan kepribadian anak dan

watak yang akan dibawanya sampai dewasa nanti.

Dengan demikian, bahwa mendidik anak adalah pekerjaan yang

terpenting serta merupakan tnggung jawab orang tua demi masa depan

anaknya. Tugas utama dan mulia dalam pembentukan watak, sebagian besar

terletak di tangan orang tua.

Menurut, Dr. Benyamin Spock dalam melihat cinta antara orang tua dan

anak-anaknya hendaknya dibedakan antara kasih sayang yang di dasarkan

kepada devition dan cinta orang tua yang bertolak dari enjoyment. Orang tua

mencintai ank-anaknya dalam arti devition di dorong oleh kasih sayang yang

sebenarnya. Karena, dari pengorbananlah itu terjadi baik yang masuk akal

maupun yang tak masuk akal pasti akan dilakukan. Misalnya: orang tua

mampu menjadi narator atau tokoh dari dongeng yang diceritakan.

Yang paling penting adalah contoh-contoh yang diberikan yang di

contoh oleh anak adalah dengan pola tingkah laku seperti ucapan-ucapan,

tingkah laku yang harmonis, tentram, damai, dan saling sayang menyayangi

diantara anggota keluarga.

h. Dongeng Sebagai Sumber Pembentuk Dan Pembinaan Watak.

Amanat dongeng yang memberi bayangan kepada pendukung budaya

yang bersangkutan bahwa dengan kuasa Tuhan hasil yang di peroleh adalah

perbuatannya sendiri. Kelangsungan nilai seperti itu dalam upaya

ketentraman hidup bermasyarakat. Namun, bukan berarti di balik itu tidak

boleh menerima nilai-nilai yang baru, yang datang dari luar. Selama nilai tu

bersifat positif dan meningkatkan kemartabatan sebagai manusia maka hal itu

di perbolehkan.

Oleh karena itu, ukuran-ukuran bagaimana manusia seharusnya

berperilaku sangat di perlukan. Nilai adalah “tata bahasa” bagaimana

berperilaku dalam bermasyarakat. Beberapa nilai yang dicari dikategorikan

Page 37: skripsi kiki Watermark.pdf

23

sebagai nilai budi pekerti dan nilai semangat kerja (etos kerja). Nilai budi

pekerti yang dimaksud adalah : kejujuran, lurus hati, punya kepribadian dan

pendirian, tidak terbawa arus dan situasi kondisi sosial, nilai suci bersih,

takwa, tidak takabur, tidak sombong, bijaksana, pemimpin yang bejiwa

kerakyatan, taat pada pepatah orang tua, taat pada guru dan ajaran leluhur,

mendapat didikan agama, dan suka tolong menolong.

Nilai yang di kategorikan bersemangat (etos kerja) antara lain: punya

idealisme, sabar, pasrah kepada Tuhan, rajin, tekun, dan lain-lain. Melalui

dongeng masyarakat memahami secara konkrit adanya nilai-nilai yang harus

di ajarkan. Dengan demikian, dongeng merupakan media yang

mensosialisasikan nilai itu, baik melalui jalur nonformal (pendidikan di dalam

rumah tangga), maupun jalur formal (sekolah). Karena, dengan

berkembangnya pendidikan masalah nilai ini pun agar dapat di lanjutkan di

berbagai pendidikan formal (sekolah). Jadi, akan tercipta kesinambungan

pendidikan yang tidak lain merupakan salah satu cara dalam usaha

pembudayaan.31

i. Langkah Dasar Bercerita bagi Guru Dongeng.

a) Pemilihan Cerita.

Sebagian orang yang piawai harus mampu menceritakan satu bentuk

cerita bentuk cerita tertentu dengan baik dibandingkan dengan cerita

yang lain. Seperti penguasaan terhadap cerita-cerita humor, binatang,

misteri, dsb. Sebaiknnya pendongeng memilih jenis cerita yang ia kuasai.

Tetapi lain halnya bagi seorang guru, tampaknya ia akan agak sulit jika

membatasi diri pada satu bentuk cerita.

Ada faktor lain yang dapat membantu dalam pemilihan cerita, yaitu

situasi dan kondisi siswa. Misalnya, di awal tahun sangat baik memilih

cerita Sakinah dan Anaknya. Karena dalam cerita tersebut sangat dekat

dan dikenal dengan anak sebelum masuk sekolah. Kemudian di akhir

31

Ahmad yunus, dkk. “Peranan cerita rakyat dalam pembentukan dan pembinaan anak”, hal.

1&6, dan 83-87

Page 38: skripsi kiki Watermark.pdf

24

tahun cukup baik bila memilih kisah Cerita Tak Berujung. Karena pada

cerita ini lebih dekat dengan memberi kesan pada dihati para siswa

menjelang kelulusannya di akhir tahun. Sebab dalam cerita ini,

digambarkan sebagai sesuatu yang terulang-ulang dan terus-menerus

berlangsung.

Oleh karena itu, guru harus menyiapkan dan membaca seluruh cerita

yang hendak diceritakan. Sebagai catatan bagi guru, bahwa dalam dalam

penyampaian cerita yang lucu dan sedih, ia harus bercerita dengan

menggunakan cara yang tepat agar murid tidak salah dalam

mengapresiasikan.

b) Persiapan sebelum Masuk Kelas.

Sebuah kekeliruan adalah mengira seorang guru tidak memerlukan

persiapan. tetapi harus ada persiapan terlebih dahulu karena setiap menit

dan waktu yang digunakan untuk berpikir dan mengolah cerita sekaligus

mempersiapkannya sebelum pelajaran di mulai, akan membantu

penyampaiannya dengan mudah.

c) Perhatikan Posisi Duduk Siswa.

Ketika bercerita, yang diharapkan adalah perhatian para siswa

dengan sepenuh hati dan pikiran mereka. Oleh karena itu, guru harus

dapat menguasai cerita yang disampaikan dengan baik. Untuk keperluan

ini, dalam penceritaana berlangsung para siswa hendaknya di posisikan

secara khusus, tidak sewaktu mereka belajar menulis dan membaca.

Yang terpenting siswa dapat menerima cerita yang di sampaikan secara

aktif, tidak duduk sesukanya. Dengan begitu suasananya jauh dari kesan

resmi tidak seperti umumnya pelajaran yang lain, dan hubungan guru dan

siswanya dalam bercerita hendaknya seperi tuan rumah dengan tamunya,

yakni harus terjalin keakraban yang wajar.32

32

Abdul Aziz Abdul Majid, “Mendidik Dengan Cerita”, cet. 4, Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2008, hal 30-33.

Page 39: skripsi kiki Watermark.pdf

25

j. Metode Penyampaian Cerita/Dongeng.

a) Tempat Bercerita/Dongeng.

Bercerita tidak harus selalu dilakukan di dalam kelas, tetapi boleh

juga di luar kelas yang dianggap baik oleh guru agar para siswa bisa

duduk dan mendengarkan cerita/dongeng. Karena anjuran untuk para

guru, akan lebih baik mengajar para siswa, atau bercerita kepada mereka

di udara bebas selagi mungkin daripada membatasi mereka di ruang

kelas.

b) Posisi Duduk.

Sebelum memulai bercerita atau berdongeng sebaiknya ia

memposisikan para siswa dengan posisi yang baik untuk mendengarkan

cerita/dongeng. Kemudian, guru duduk di tempat yang sesuai dan mulai

bercerita. Sebaiknya, dalam memulai bercerita/berdongeng hendaknya

memulai dengan berdiri dan tidak duduk terus tetapi juga selama proses

tersebut hendaknya mengubah posisi gerakan sesuai dengan jalan cerita

tersebut.

c) Bahasa Cerita.

Bahasa dalam buku ini adalah bahasa yang baik dan mudah,

memiliki bahasa yang sesuai dengan guru. Guru juga tidak harus selalu

terfokus dalam gaya bahasa cerita dalam buku akan tetapi bisa aja dengan

menambahkan atau mengurangi ungkapan yang dirasanya cukup baik

agar para siswa lebih mudah memahami jalannya cerita.

Bahasa dalam cerita hendaknya menggunakan gaya bahasa yang

lebih tinggi dari gaya bahasa siswa sehari-hari tetapi lebih ringan di

bandingkan gaya bahasa cerita dalam buku. Dengan catatan, tetap di

pahami oleh siswa. Dalam bercerita guru juga hendaknya menggunakan

kata-kata dan ungkapan yang pendek dan baru tapi mudah diingat dan

dekat dengan siswa. Yang terpenting adalah memilih kosa kata baru yang

sesuai dan mencari cara yang tepat untuk menjelaskannya ketika

bercerita tanpa memutuskan rangkaian jalannya cerita.

Page 40: skripsi kiki Watermark.pdf

26

d) Intonasi Guru.

Cerita itu mencakup pengantar, rangkaian peristiwa, konflik yang

muncul dalam cerita, dan klimaks. Pada permulaan cerita guru

hendaknya memulai dengan suara tenang. Kemudian, mengeras sedikit

demi sedikit. Perubahan naik turunnya cerita harus sesuai dengan

peristiwa dalam cerita. Ketika sampai pada puncak konflik ia harus

menyampaikan dengan suara yang di tekan dengan maksud menarik

perhatian para siswa. Juga akan memberikan gambaran yang membuat

mereka berpikir untuk menemukan klimaksnya. Para ahli pendidikan

berpendapat bahwa besarnya perhatian para siswa akan bertambah ketika

konflik akan bertambah. Dan mereka akan merasa lega dari

ketegangannya, jika telah sampai pada klimaksnya. Maka hendaknya

dalam penyampaian klimaksnya dengan suara yang meyakinkan dan

membuat penasaran hingga tiba saat klimaks. Karena, harus menjiwai

setiap ungkapan dan intonasi suara sampai akhir cerita.

Puncak konflik

Rangkaian peristiwa Klimaks

Pengantar Akhir cerita

Bagan 1

Penyampaian Cerita/ Dongeng.

e) Pemunculan Tokoh-Tokoh.

Telah di sebutkan bahwa ketika mempersiapkan cerita, seorang guru

harus mempelajari dahulu tokoh-tokohnya, agar dapat memunculkannya

secara hidup di depan para siswa. Untuk itu, diharapkan guru dapat

menjelaskan peristiwanya dengan jelas tanpa gemetar atau ragu-ragu.

Dalam bercerita guru juga harus dapat menggambarkan setiap tokoh

dengan gambaran yang sesungguhnya, dan memperlihatkan karakternya

seperti dalam cerita.

Page 41: skripsi kiki Watermark.pdf

27

f) Penampakan Emosi.

Saat bercerita guru harus dapat menampakkan keadaan jiwa dan

emosi para tokohnya dengan memberi gambaran kepada pendengar

bahwa seolah-olah hal itu adalah emosi si guru sendiri. Jika situasinya

menunjukan rasa kasihan, protes, marah atau mengejek, maka intonasi

dan kerut wajah harus menunjukkan hal tersebut.

g) Peniruan Suara.

Seorang guru tidak perlu merasa rendah dengan peniruan suara ini,

karena pekerjaan mengajar adalah mulia. Dan bercerita dengan

penggambaran yang baik adalah bagian dari pekerjaan ini. Dengan

demikian, selama peniruan yang dimaksud dalam cerita untuk

menciptakan penjiwaan dalam cerita dan memberi kesan yang lebih

dalam di hati para siswa.

h) Penguasaan Terhadap Siswa Yang Tidak Serius.

Ketika proses bercerita berlangsung, guru mungkin menemukan

salah seorang murid yang mengabaikan cerita dan menyepelekannya.

Dalam hal ini guru tidak boleh memotong penyampaian ceritauntuk

memperingatkan anak tersebut, tetapi dapat dengan menghampirinya,

menarik tangannya dan mendudukan kembali si anak di tempat

duduknya, atau membiarkannya berdiri di samping sang guru. Bisa juga

dengan menyebutkan namanya, dengan penyebutan nama ini atau

memandangnya dengan tajam saat bercerita, cukup untuk

memperlihatkan kepada siswa ini bahwa guru memperhatikannya dan

mengetahui kenakalannya. Biasanya, tindakan ini bisa menghilangkan

kenakalan tersebut.

i) Menghindari Ucapan Spontan.

Guru acapkali mengucapkan ungkapan spontan setiap kali

menceritakan suatu peristiwa. Kebiasaan ini tidak baik karena bisa

memutuskan rangkaian peristiwa dalam cerita. Kesembilan hala di atas

Page 42: skripsi kiki Watermark.pdf

28

sangat penting untuk diketahui dan diperhatikan oleh guru ketika

bercerita. Memang, kita menganggap bahwa bercerita dengan cara yang

baik, rata-rata, adalah sesuatu yang lebih bersifat alami dari pada yang

dibuat-buat. Namun, kita juga hendaknya tidak melupakan manfaat dari

latihan dan belajar dalam mengusahakan metode yang tepat. Untuk itu,

membaca petunjuk-petunjuk yang tertulis saja tidak cukup. Harus

ditambah pula dengan praktek dan melampaui pengalaman dalam waktu

yang tidak singkat. Jika guru telah selesai bercerita dengan

memperhatikan poin-poin terdahulu, maka guru dapat meminta para

siswa untuk mengungkap ulang cerita dengan salah satu cara dari banyak

cara pengungkapan cerita.33

3. Pendidikan, Belajar dan Hasil Belajar Kognitif.

a. Pendidikan.

Apa itu pendidikan ? jawabannya pasti beragam. Dalam arti sederhana

diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai

dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Selanjutnya,

pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok

orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau

penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

Terdapat dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu paedagogie dan

paedagogiek. Paedagogie artinya pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti

ilmu pendidikan. Pendidikan atau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan

yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik.

Pedagogia yang berarti “ pergaulan dengan anak-anak”.

Paedagogos ialah seorang pelayan atau bujang pada zaman yunani kuno

yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah.

Paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing,

memimpin). Paedagogos mulanya berarti “rendah” (pelayan atau bujang),

sekarang dipakai untuk pekerjaan yang mulia. Paedagoog (pendidik/ ahli

33

Ibid, h. 47-54

Page 43: skripsi kiki Watermark.pdf

29

didik) ialah seseorang yang tugasnya membimbing anak dalam

pertumbuhannya agar dapat berdiri sendiri.34

Kenyataanya, pengertian

pendidikan ini selalu mengalami perkembangan, berikut akan dibahas

beberapa pengertian pendidikan yang di berikan oleh para ahli pendidikan,

yaitu:

Langeveld, “ pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan

bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada pendewasaan anak itu, atau

lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya

sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa dan ditunjuakan pada

orang yang belum dewasa”.

Carter V. Good,

a. Pedagogy is the art, practice, of profession of theaching.

b. The systematized learning or intruction concerning principlesand methods of

teaching and of studentcontrol and guidance; largely replaced by the term

educatin.

Pendidikan adalah :

a. Seni, praktik, atau profesi sebagai pengajar.

b. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan

metode-metode, mengajar, pengawasan, dan bimbingan murid; dalam arti

luas digantikan dengan istilah pendidikan.

Ki Hajar Dewantara, “ pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup

tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala

kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagi manusia

dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan

kebahagiaan setinggi-tingginya.

Karena itu, ada beberapa pengertian dasar yang perlu dipahami sebagai

berikut:

1. Pendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik berlangsung terus

sampai anak didik mencapai pribadi dewasa susila.

34

Ngalim Puwanto MP, “Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis”, Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2007. H 20

Page 44: skripsi kiki Watermark.pdf

30

2. Pendidikan merupakan perbuatan manusiawi.

3. Pendidikan merupakan hubungan antar pribadi pendidik dan anak didik.

4. Tindakan atau perbuatan mendidik menuntun anak didik mencapai tujuan-

tujuan tertentu, dan hal ini tampak pada perubahan-perubahan dalam diri anak

didik.

Jean Piaget, pendidikan sebagai penghubung dua sisi, disatu sisi individu

yang sedang tumbuh dan disisi lain nilai sosial , intelektual, dan moral yang

menjadi tanggung jawab pendidik untuk mendorong individu tersebut. Disini

menggambarkan makna bahwa pendidikan adalah segala sesuatu hidup yang

mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang

berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.

Ahli psikologi memandang pendidikan adalah pengaruh orang dewasa

terhadap anak yang belum dewasa agar mempunyai kemampuan yang

sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas

sosial-sosialnya dalam bermasyarakat.

Ilmu pendidikan disebut juga pedagogik, diterjemahkan dalam bahasa inggris

"pedagogics". Pedagogics sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu "pais" yang

artinya anak, dan "again" yangvartinya membimbing. Poerwabakwatja dan

Haharap mengatakan bahwa pedagogik ada 2 arti : 1) praktek, cara seseorang

mengajar, dan 2) ilmu pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan metode

mengajar, membimbing dan mengawasi pelajaran yang disebut juga

pendidikan.

Jadi, pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku

anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan

sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu

itu berada. Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa dasarnya

pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) untuk dengan penuh tanggung

jawab membimbing anak-anak didik menjadi kedewasaan.

Mudyahardjo menegaskan bahwa sebuah teri berisi konsep-konsep, ada

yang berfungsi sebagai : 1) asumsi atau konsep-konsep yang menjadi dasar/

titik tolak pemikiran sebuah teori, dan 2) definisi konotatif, atau denotatif

Page 45: skripsi kiki Watermark.pdf

31

atau konsep-konsep yang menyatakan Makna dari istilah-istilah yang

dipergunakan dalam menyusun teori.

Asumsi pokok pendidikan ; 1) pendidikan adalah aktual, artinya

pendidikan bermula dari kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar dan

lingkungan belajar, 2) pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju

pada pencapaian hal-hal yang baik atau normaa-norma yang baik, 3)

pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa

serangkaian kegiatan bermula dari kondisi –kondisi aktual dan invidu yang

belajar tertuju pada pencapaian yang individu yang diharapkan.

Teori pendidikan secara faktual adalah aktivitas sekelompok orang dan

guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda dan

secara perspektif memberi petunjuk bahwa pendidikan adalah muatan,

arahan, pilihan yang telah ditetapkan sebagai wahana pengembangan masa

depan anak didik yang tidak terlepas dari keharusan kontrol manusia.

Pendidikan menurut Charles E Silberman tidak sama dengan pengajaran

karena pengajaran hanya menitikberatkan pada usaha mengembangkan

intelektualitas manusia. Jadi, pengajaran merupakan bagaian dari pendidikan ,

mengacu pada konsep yang lebih luas dan lintas kultural masyarakat

indonesia yang demikian majemuknya, maka usaha sadar memberi makna

bahwa pendidikan di selenggarakan berdasarkan rencana yang matang,

mantap, jelas, dan lengkap, menyeluruh, rasional dan obyektif menjadikan

peserta didik menjadi warga negara yang baik.

Secara prinsip pernyataan filosofis harus memberi identitas pada pendidikan

yang berbeda dengan yang lain bersifat “cross culture”, artinya bahwa kita

melihat pendidikan itu dengan konsep yang lebih luas sdan lintas kultural

yang memandang manusia sebagai bagian dari masyarakat sosial yang secara

akumulatif mempengaruhi proses pendidikan. Ada berbagai rumusan untuk

memahami pendidikan dari berbagai sudut pandang keilmuan, yakni :

1. Sosiologi, dari aspek sosial pendidikan diartikan sebagai usaha pewarisan

dari generasi ke generasi. Dengan tujuan agar orang lain menjadi terdidik,

dan untuk menjadi terdidik mereka harus belajar.

Page 46: skripsi kiki Watermark.pdf

32

2. Antropologi, memandang pendidikan adalah enkulturasi yaitu proses

pemindahan budaya dari generasi ke generasi. Disini melihat dari aspek

budaya, yakni sebagai udaha pemindahan pengetahuan dan nilai-nilai

kepada generasi berikutnya.

3. Psikologi, dari aspek tingkah laku individu, yaitu sebagai perkembangan

kapasitas individu secara optimal. Konsep-konsep psikologi tentang

invidu menjadi dasar pelaksanaan proses kegiatan belajar-mengajar.

4. Ekonomi, memandang pendidikan sebagai usaha penanaman modal insani

(human capital) yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu

bangsa. Konsep ekonomi menjadi dasar atau landasan pendidikan, karena

itu kondisi ekonomi mempengaruhi kemampuan dan kegiatan pendidikan.

5. Politik, melihatnya sebagai proses menjadi warga negara yang diharapkan

(civilisasi) sebagai usaha pembinaan kader bangsa yang tangguh. Konsep

politik menjadi dasar penyelenggara sistem pendidikan makro nasional.

Pendidikan selalu dapat dibedakan menjadi teori dan praktek. Teori

pendidikan adalah pengetahuan tentang makna dan bagaimana seyogiyanya

pendidikan itu dilaksanakan, sedangkan praktek adalah tentang pelaksanaan

pendidikan secara konkretnya. Pengajaran pada hakekatnya proses

komunikasi, maka perlu dikuasai teori komunikasi yang relevan.

O’Connor, mengatakan pendidikan perlu memiliki syarat-syarat untuk

berfikir lurus dan benar, deskriptif atau penggambaran berarti dipaparkan

secara jelas dan menjelaskan berarti memberikan penerangan.

Teori pendidikan menurut Pratte tidak dapat disusun seperti teori dalam

ilmu pengetahuan alam. Teori tidak memiliki keterkaian logis sebagai suatu

rangkaian hipotesis dan gagal membentuk suatu paradigma sebagai teori

ilmiah.

Artinya, mengajar pada hakekatnya suatu proses, yaitu proses yang

mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga

menumbuhkan dan mendorong siswa belajar.

b. Faktor-Faktor Pendidikan.

Page 47: skripsi kiki Watermark.pdf

33

Pendidikan merupakan sarana dimana siswa mendapatkan pengajaran,

Menurut Sutari Imam Barnadib, bahwa perbuatan mendidik dan di didik

memuat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi dan menentukan, yaitu :

a. Adanya tujuan yang hendak dicapai.

b. Adanya subjek manusia yang melakukan pendidikan.

c. Yang hidup bersama dalam lingkungan hidup tertentu.

d. Yang menggunakan alat-alat tertentu untuk mencapai tujuan.

Antara faktor yang satu dengan faktor lainnya, tidak bisa dipisahkan,

karena kesemuanya saling pengaruh mempengaruhi.35

c. Tujuan Pendidikan.

Apakah sebenarnya tujuan pendidikan itu ? akan di bawa kemanakah

anak didik itu ? soal “ tujuan pendidkan “ merupakan soal yang prinsipil

dalam pedagogik. Dalam UU yang membicarakan tujuanj pendidikan yang

khusus berlaku dinegara kita dewasa ini ( UU pendidkan dan pengajaran no

12 tahun 1954 dan UU no.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional,

yakni “ segala apa yang kita katakan tentang tujuan pendidikan ditentukan

oleh zaman dan kebudayaan ditempat kita hidup”.

Dalam beberapa pasal yang sudah dikatakan pendidikan ialah pimpinan

orang dewasa terhadap anak dalam perkembangannya ke arah kedewasaan.

Dalam ringkasan tadi tujuan umum dari pendidikan ialah membawa anak

kepada kedewasaannya, yang berarti ia harus bisa menentukan diri sendiri

dan bertanggung jawab sendiri. Dan yang harus kita ingat bahwa tujuan

pendidikan berhubungan erat dengan tujuan dan pandangan hidup si pendidik

sendiri. Di dalam buku Beknopte theoretische paedagogiek, langeveld

mengutarakan macam-macam-macam tujuan pendidikan, yakni; tujuan

umum, tujuan-tujuan tak sempurna, tujuan-tujuan sementara, tujuan-tujuan

perantara, dan tujuan-tujuan insidental.36

Berikut akan dikemukakan secara singkat tentang tujuan-tujuan satu

persatu secara hierarki. Sebagai bekal atas pendidikannya, yaitu :

a) Tujuan umum, tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidikdalam segala

waktu dan keadaan dengan memperhatikan hakikat kemanusiaan yang

universal. 35

Hasbullah, “Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan” (Jakarta : Rajawali Pers; 2012) h. 9-10.

36

Puwanto, “Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis”, hal. 3, 18, dan 20.

Page 48: skripsi kiki Watermark.pdf

34

b) Tujuan khusus, merupakan pengkhususan dari tujuan umum diatas dasar

beberapa hal, di antaranya :

1. Terdapatnya perbedaan individual dan anak didik.

2. Perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat.

3. Perbedaan yang berhubungan dengan tugas dan lembaga pendidikan.

4. Perbedaan yang berhubungan dengan pandangan atau falsafah hidup

suatu bangsa.37

d. Fungsi Pendidikan.

Fungsi pendidikan adalah menghilangkan segala sumber penderitaan

rakyat dari kebodohan dan ketertinggalan. Karena, dengan modal ilmu

pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnyamelalui proses pendidikan

ia mampu mengatasi berbagai problem yang dihadapinya.

Fungsi pendidikan dapat meningkatkan kesejahteraan karena orang yang

berpendidikan dapat terhindar dari kebodohan maupun kemiskinan.

UUSPN No.20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa.38

e. Belajar.

Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan

tujuan dan bahan acuan interaksi, baik bersifat eksplisit maupun implisit

(tersembunyi).

Arthur D. Jersild menyatakan bahwa belajar adalah “modification of

behavior through experience dan training”, yakni perubahan atau membawa

akibat perubahan tingkah laku dalam pendidikan karena pengalaman dan

latihan atau karena mengalami latihan.

Menurut Morgan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap

dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau

pengalaman.

37

Hasbullah“ Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan”, h. 14 38

Prof. Dr. Syaiful Sagala, M. Pd, “konsep dan makna pembelajaran”, Bandung : ALFABETA,

2010, cet. 8 hal. 1-11.

Page 49: skripsi kiki Watermark.pdf

35

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai

tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.

Mudjiono mengemukakan bahwa siswa adalah penentu terjadinya atau

tidak terjadinya proses belajar.

Hilgard dan Marquis berpendapat bahwa belajar merupakan proses

meencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan,

pembelajaran, dan sebaginya sehingga terjadi perubahan dalam diri.

James L. Mursell mengemukakan belajar adalah upaya yang dilakukan

dengan mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri dan memperoleh sendiri.

Gage menurutnya, belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu

organisma berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.

Henry. E. Garret berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang

berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman

yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap

suatu perangsang tertentu.

Lester. D. Crow mengemukakan belajar ialah upaya untuk memperoleh

kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap. Belajar dikatakan

berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi yang

dipelajarinya, maka belajar seperti dikatakan “rote-learning”. Dan jika apa

yang dipelajari mampu disampaikan dan diekspresikan dalam bahasa sendiri

maka itu di sebut “overlearning”.

Perhatian yang utama dalam belajar adalah perilaku verbal dari manusia,

yaitu kemampuan manusia untuk menagkap informasi mengenai ilmu

pengetahuan yang diterimanya dalam belajar. Berikut makna belajar menurut

pandangan para ahli pendidikan dan psikologi :

1) B. F. Skinner, belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian

tingkah laku yang berlaku secara progressif serta dipahami sebagai suatu

perilaku, pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik.

2) Robert M. Gagne, belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil

belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan; (a) stimulasi

yang berasal dari lingkungan, dan (b) proses kognitif yang dilakukan oleh

pelajar.

3) Jean Piaget, seorang psikolog swiss menitik beratkan pada aspek

perkembangan pikiran secara alami dari lahir hingga dewasa.

Page 50: skripsi kiki Watermark.pdf

36

4) Carl. R. Rogers, ahli psiko terapi praktek pendidikan menitikberatkan

pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar.39

Berbagai pengertian belajar dari berbagai pandangan konsep belajar atau

makna belajar selalu menunjukkan kepada “suatu proses perubahan perilaku

atau perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman

tertentu ”, dengan ini bahwa belajar membawa perubahan tingkah laku karena

pengalaman dan latihan, semua itu di dapatkan karena kecakapan baru dan

perubahan yang terjadi karena usaha yang disengaja. Belajar pada dasarnya

merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral yang bersifat

jasmaniah.

Karena itu, belajar merupakan proses terbentuknya tingkah laku baru

yang disebabkan individu merespon lingkungannya melalui pengalaman

pribadi yang tidak termasuk kematangan, pertumbuhan atau instink. Secara

garis besar dikenal ada 3 rumpun besar teori belajar menurut pandangan

psikologi yaitu teori disiplin mental, teori behaviorisme, dan teori cognitive

gestalt-filed. Jika di uraikan adalah :

a) Teori Disiplin Mental. Bahwa disini menganggap belajar mental siswa

didisiplinkan dan dilatih. Jadi, disini mengsahakan adanya tanggapan

sebanyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya pada pada kesadaran individu.

b) Teori Behaviorisme. Teori ini sangat menekankan perilaku atau tingkah

laku yang dapat diamati/diukur. Disini belajar benar-benar diperuntukkan

untuk mengembangkan kemampuan pribadi siswa dengan

mengembangkan potensinya melalui berbagai aktivitas belajar.

c) Teori Cognitive Gestalt-Filed. Bahwa yang utama pada kehidupan

manusia adalah mengetahui (knowing) dan bukan respons. Disini

menegaskan bahwa belajar adalah berusaha mengatasi hambatan-

hambatan untuk mencapai tujuan.40

f. Pembelajaran.

Mengajar adalah mengorganisasikan aktivitas siswa dalam arti yang

luas. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk

membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.

UUSPN No. 20 Tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses

39

Prof. Dr. Syaiful Sagala, M. Pd, “Konsep dan Makna Pembelajaran”, Bandung : ALFABETA,

h. 4-37 40

Ibid, h. 39-50.

Page 51: skripsi kiki Watermark.pdf

37

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh

guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan

kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan

pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik

terhadap materi pembelajaran. Pembelajaran memiliki 2 karakteristik, yaitu :

1) Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara

maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat,

akan tetapi menghendaki aktifitas siswa dalam proses berfikir.

2) Dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dalam proses tanya

jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk

memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.

Kegiatan pembelajaran yang di programkan guru merupakan kegiatan

integralistik antara pendidik dengan peserta didik. Hal ini menggambarkan

bahwa interaksi pendidik dengan peserta didik merupakan inti proses

pembelajaran (Instructional). Dengan demikian, pembelajaran adalah setiap

kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajarai

suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang

sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks

kegaitan belajar mengajar.41

4. Sejarah.

a. Pengertian Sejarah.

Kata sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajarotun yang berarti

pohon kayu atau syajara yang berarti terjadi.42

Pohon dalam pengertian ini

merupakan suatu simbol yaitu simbol kehidupan. Di dalam pohon terdapat

bagian-bagian seperti batang, ranting, daun, akar, dan buah. Bagian-bagian

dari pohon itu menunjukkan adanya aspek-aspek kehidupan yang satu sama

41

Ibid, h. 61-65. 42

Muhammad Arif, “ Pengantar Sejarah ”, Jakarta : Para Cita Prees, 2010, Hal 9.

Page 52: skripsi kiki Watermark.pdf

38

lain saling berhubungan untuk membentuk sesuatu itu menjadi hidup. Ada

dinamika yang bersifat aktif. Dinamika ini terus menerus terjadi beriringan

dengan waktu dan ruang di mana kehidupan itu ada. Lambang pohon itu

menunjukkan adanya pertumbuhan dan perkembangan.43

Istilah yang memiliki makna sama dengan kata syajaratun adalah

silsilah, riwayat atau hikayat, kisah, dan tarikh. Silsilah menunjuk pada

keluarga dan nenek moyang. Pada kerajaan-kerajaan masa lampau sering

dibuat silsilah keluarga raja mulai dari siapa pendiri raja itu sampai pada raja

yang sedang berkuasa.44

Selain itu, pengertian beberapa ahli mengatakan :

J. Bank, Sejarah merupakan semua kejadian/peristiwa masa lampau.

Sejarah dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku manusia pada

masa yang lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Semua

kejadian yang dimaksud dalam pendapat tersebut adalah kejadian atau

peristiwa yang berkaitan dengan manusia. Dalam kejadian atau peristiwa

tersebut terdapat bagaimana manusia berperilaku.

Robert V. Daniels, Sejarah ialah kenangan dari tumpuan masa silam.

Sejarah yang dimaksud dalam definisi adalah sejarah manusia. Manusia

merupakan pelaku sejarah. Kemampuan yang dimiliki oleh manusia adalah

kemampuan untuk menangkap kejadiankejadian yang ada di sekelilingnya.

Hasil tangkapan tersebut akan menjadi ingatan atau memori dalam dirinya.

Memori ini akan menjadi sumber sejarah.

Moh. Hatta, Sejarah dalam wujudnya memberikan pengertian tentang

masa lampau. Sejarah bukan sekadar melahirkan ceritera dari kejadian masa

lalu sebagai masalah. Sejarah tidak sekadar kejadian masa lampau, tetapi

pemahaman masa lampau yang di dalamnya mengandung berbagai dinamika,

mungkin berisi problematika pelajaran bagi manusia berikutnya.45

Selain merujuk pada kata syajarah seperti yang di uraikan di atas,

pengertian sejarah dapat di gali dari kata historia (bahasa Yunani Kuno) yang

kemudian berkembang menjadi history (bahasa Inggris) yang berarti orang

pandai. Dalam hubungan ini Sjamsuddin dan Ismagun menjelaskan bahwa

istilah historia atau history mengandung pengertian belajar dengan cara

bertaya-tanya. Istilah ini juga mengandung pengertian sebagai pertelaan

tentang hal ihwal manusia secara kronologis.

43

Marwan Supriyadi, “ Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X ”, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional, 2009 h. 2 44

Ibid, h. 2 45

Ibid, h. 4

Page 53: skripsi kiki Watermark.pdf

39

Woolever dan Scoot “ sejarah sebagai suatu kajian tentang aktivitas

manusia pada masa lampau, baik dalam bidang politik, militer, sosial, agama,

ilmu pengetahuan, dan hasil kreativitas seni.

Menurut Heyking menyatakan bahwa sejarah merupakan suatu bentuk

kegiatan inkuiri yang membantu dalam membangung pemahaman tentang

kehidupan, baik yang bersifat individu maupun kolektif, dalam kurun waktu

tertentu.

Sementara Kartodirdjo melihat pengertian sejarah dalam dua sudut

pandang, yakni secara subyektif dan obyektif. Secara subyektif merupakan

suatu konstruk atau suatu bangunan yang disusun oleh sejarawan sebagai

suatu cerita tentang suatu peristiwa tertentu yang terjadi pada masala lampau.

Sedangkan, secara obyektif memungkinkan adanya tafsiran yang berbeda

antara sejarawan yang satu dengan sejarawan yang lainnya meskipun

mengkaji suatu tema yang sama.46

Sebagaimana yang dijelaskan di atas sejarah tidak dapat dipisahkan dari

pendidikan ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora) yang dapat melatih daya

untuk berpikir, memberikan kesadaran kepada kita akan nilai-nilai yang telah

manusia lahirkan dan temukan melalui pikiran, perasaan, atau perbuatannya.

Sebab, sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia di masa

lampau.47

Oleh karena itu, penting nya kita memahami sejarah dari berbagai

sisi baik itu dari segi pengertian, makna, fungsi, kegunaan, dan manfaat, yang

saling saling terkait satu sama lainnya.

b. Makna Sejarah.

Berbicara makna memiliki beberapa makna diantaranya, Collingwood

bahwa sejarah akan memberikan makna bagi kehidupan manusia karena

materi sejarah itu sendiri telah memungkinkan tterjadinya dialog antar

dimensi waktu, yakni dialog antara waktu yang telah lalu, waktu yang

sekarang, dan bahkan waktu yang akan datang yang terjadi secara terus

menerus. Kesadaran untuk mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa

yang lalu, guna mengantisipasi peristiwa pada saat ini dan pada masa yang

akan datang seperti itulah yang akan membentuk kesadaran sejarah.

46

Muhammad Arif, “ Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan”, h 9-14. 47

Drs, Idad Suhada, M. Pd, “Konsep Dasar IPS” Bandung : Solo Press, 2010. Hal 7.

Page 54: skripsi kiki Watermark.pdf

40

Soedjatmoko menyatakan, kesadaran sejarah merupakan suatu refleksi

yang berkesinambungan tentang kompleksitasperubahan yang ditimbulkan

oleh interaksi dialektik dari masyarakat yang ingin melepaskan diri dari

realitas yang mengungkung.

Sementara kartodirdjo “ kesadaran sejarah merupakan kesadaran diri

yang secara imanen ada pada refleksi diri.48

c. Fungsi Sejarah.

Pada dasarnya fungsi menurut Kuntowijoyo mengatakan bahwa fungsi

sejarah dapat dibagi menjadi dua yakni fungsi instrinsik dan fungsi ekstrinsik.

Fungsi instrinsik, yakni kegunaan dari dalam yang nampak terkait dengan

keilmuan dan pembinaan profesi kesejarahan. Misalnya, sejarah sebagai kisah

dan peristiwa. Sedangkan, fungsi ekstrinsik terkait dengan proses penanaman

nilai, proses pendidikan, liberal education. Misalnya sejarah sebagai

pendidikan moral.

Wiriatmadja menyatakan sejarah berfungsi untuk membangkitkan

kesadaran dalam kaitannya dengan kehidupan bersama dalam komunitas yang

lebih besar, sehingga tumbuh kesadaran kolektif dalam memiliki

kebersamaan dalam sejarah.

Nugroho Notosusanto menyatakan bahwa terdapat empat fungsi sejarah,

yaitu:

1) Fungsi rekreatif. Yaitu sejarah sebagai pendidikan keindahan, sebagai

pesona perlawatan.

2) Fungsi inspiratif. Fungsi ini terkait dengan suatu proses untuk memperkuat

identitas dan mempertinggi dedikasi sebagai suatu bangsa.

3) Fungsi instruktif. Yaitu sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.

4) Fungsi edukatif. Maksudnya adalah bahwa sejarah dapat dijadikan

pelajaran dalam kehidupan keseharian bagi setiap manusia.49

d. Kegunaan Sejarah.

Kegunaan dalam pelajaran sejarah menerangkan bahwa, Widja

menjelaskan bahwa sejarah bukan sekedar uraian cerita kehidupan pada masa

yang lalu semata. Adapun kegunaan sejarah yang dimaksud adalah kegunaan

edukatif, kegunaan inspiratif, dan kegunaan rekreatif. Kegunaan Edukatif,

mengkaji peristiwa masa lampau akan memberikan peluang bagi kita untuk

48

Muhammad Arif“ Pengantar Sejarah ”, h 19-20. 49

Ibid, h. 41

Page 55: skripsi kiki Watermark.pdf

41

dapat melakukan dialog dengan masa lalu. Kegunaan Inspiratif, menggali

gagasan masa lalu yang berguna untuk mendapatkan inspiratif dan semangat

untuk mewujudkan identitas sebagai suatu bangsa. Kegunaan Rekreatif,

sesuatu yang mendatangkan kegembiraan hati atau sesuatu yang menyegarkn

pikiran. Karena dengan membaca yang secara penghayatan akan menerobos

kemasa lampau dan tempat-tempat yang tak terbatas untuk mengikuti suatu

peristiwa sejarah.

e. Manfaat Sejarah.

Mengenai manfaat, menurut Kuntowijoyo adanya dua dimensi dari

manfaat sejarah, yakni manfaat sejarah instrinsik dan secara ekstrinsik. Secara

intrinsik bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, terutama

terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, terutama terhadap pengembangan

ilmu sejarah. Kemudian, secara ekstrinsik, sejarah memberikan nilai-nilai

yang memberikan inspirasi terhadap perjalanan umat manusia.50

Pada dasarnya manfaat sejarah adalah mengenang, menilai, mengambil

sebuah pengajaran yang terdapat dalam setiap masanya, baik itu masa lalu,

masa kini, maupun masa yang akan datang.

5. Hasil Penelitian Yang Relevan.

a. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Hanif

dalam jurnal ilmiahnya “Dongeng/Cerita Dalam Perspektif

Pendidikan” menulis, Dongeng merupakan suatu cerita yang sifatnya

fiksi dan bersifat menyenangkan (menghibur) bagi yang

mendengarkannya didalamnya sering didalamnya terkandung unsur-

unsur petuah pula. Danandjaya juga mengatakan, bahwa dongeng

adalah prosa rakyat yang dianggap tidak pernah terjadi, dan

diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga yang

melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran (moral), atau sindiran.

Dongeng bersifat universal dan banyak jumlahnya, namun menurut

Anti Arne dan Stith Thomson dongeng dapat dibagi menjadi empat

jenis, yaitu :

32 Muhammad Arif, “ Pengantar Sejarah ”, h 21-22..

Page 56: skripsi kiki Watermark.pdf

42

1) Dongeng binatang (animal tales). Adalah dongeng yang ditokohi

binatang peliharaan dan binatang liar, seperti bianatang menyusui,

binatang melata, ikan dan serangga. Binatang-binatang tersebut

dalam ceritanya dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia.

Ada binatang cerdik, licik, dan jenaka di satu pihak dan binatang

pandir yang menjadi bulan-bulanan tipu muslihat di lain pihak. Di

Indonesia banyak dongeng jenis ini, satu diantaranya : Si Kancil

dan Si Siput, Kancil Menipu Kera, dan lain-lainnya

(Rahimsyah.tanpa tahun).

2) Dongeng biasa (ordinary folkates). Adalah jenis dongeng yang

ditokohi manusia dan biasanya adalah kisah suka duka seseorang.

Contohnya Cinderella, Ande-ande Lumut, dan lain-lainnya.

3) Lelucon dan anekdot (jokes and anecdotes). Adalah dongeng-

dongeng yang dapat menimbulkan rasa menggelikan hati, sehingga

menimbulkan tawa.

4) Dongeng berumus (formula tales). Adalah dongeng yang

strukturnya terdiri dari perulangan, ada yang bertimbum banyak,

untuk mempermainkan orang, dan dongeng yang yang tidak

mempunyai akhir.51

b. Penelitian yang dilakukan oleh Rika Evalia Ariyanti. 2010. Penerapan

Role Playing untuk Meningkatkan Pemahaman Teks Cerita Rakyat

pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Tegalweru

Kabupaten Malang. Skripsi, Program Studi S1 Pendidikan Guru

Sekolah Dasar. Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Pra Sekolah.

Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Malang. Penelitian ini

menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Role

Playing mampu meningkatkan aktivitas dan pemahaman teks cerita

rakyat siswa kelas V SDN Tegalweru. Peningkatan rata-rata aktivitas

belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 13,6%, peningkatan

prosentase ketuntasan belajar kelas yang menunjukkan tingkat

pemahaman siswa terhadap teks cerita rakyat dari siklus 1 ke siklus 2

sebesar 20,7%.52

51

Muhammad Hanif, “ Dongeng/Cerita Dalam Perspektif Pendidikan”, FPIPS IKIP PGRI

Madiun. 52

Rika Evalia Ariyanti. 2010. Penerapan Role Playing untuk Meningkatkan Pemahaman Teks

Cerita Rakyat pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Tegalweru Kabupaten

Malang. Skripsi, Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Jur. Kependidikan Sekolah

Dasar dan Pra Sekolah. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Malang.

Page 57: skripsi kiki Watermark.pdf

43

c. Dalam penelitiannya Meina Febriani (2012) “Pengembangan Bahan

Ajar Apresiasi Dongeng Banyumas Bagi Siswa Sd Kelas Rendah”.

Setelah penelitian dilaksanakan, diperoleh hasil penelitian sebagai

berikut: (1) bahan ajar Dongeng Banyumas yang dinginkan oleh guru

dan siswa adalah bahan ajar dongeng Banyumasan yang didesain

dengan tampilan yang menarik, sesuai dengan pemahaman siswa,

mengajarkan nilai-nilai positif, dan memberikan pengetahuan budaya

Banyumas, (2) penilaian yang diberikan oleh guru dan ahli pada

dimensi sampul buku diperoleh nilai rata-rata 83,33 dengan ketegori

baik, pada dimensi anatomi buku diperoleh nilai rata-rata 82,5 dengan

kategori baik, dan pada dimensi isi buku, diperoleh nilai rata-rata

81,25 dengan kategori baik, dan (3) perbaikan yang dilakukan

terhadap bahan ajar apresiasi dongeng Banyumas meliputi perbaikan

desain sampul, peniadaan materi mengapresiasi dongeng, pembatasan

cakupan dongeng, perbaikan gaya bahasa, dan penyesuasian

pertanyaan tentang apresiasi dan muatan budaya Banyumas yang

dihubungkan dengan nilai yang terkandung dalam dongeng. Dari

penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode

pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan aktivitas, dan

pemahaman teks cerita rakyat siswa kelas V di SDN Tegalweru

Kecamatan Dau Kabupaten Malang.53

d. Dalam penelitian Sunarti A Lapalume (2014) Meningkatkan

Kemampuan Siswa Menyimak Dongeng Melalui Media Audio Visual

Di Kelas II SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango.

Berdasarkan hasil yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I menjadi

10 orang atau sekitar 52,63% siswa yang mampu, 6 orang atau sekitar

31,58% siswa yang kurang mampu dan 3 orang atau sekitar15,79%

siswa yang tidak mampu. Kemudian pada tindakan siklus II

kemampuan siswa menyimak meningkat 16 orang atau sekitar 84,21%

53

Meina Febriani (2012) “Pengembangan Bahan Ajar Apresiasi Dongeng Banyumas Bagi Siswa

Sd Kelas Rendah”.

Page 58: skripsi kiki Watermark.pdf

44

siswa yang mampu, 2 orang atau 10,53% siswa yang kurang mampu

dan 1 orang atau sekitar 5,26% siswa yang tidak mampu. Simpulannya

bahwa melalui media audio visual dapat meningkatkan kemampuan

siswa menyimak dongeng dikelas II SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa

Kabupaten Bone Bolango.54

e. Dalam penelitiannya Novita Dewi (2015). Penggunaan Metode

Bercerita dengan Boneka Jari Tangan Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berbahasa Anak Kelompok A di TA Pesan Ibu Malang.

Skripsi. Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah, Program Studi

S1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu

Pendidikan. Universitas Negeri Malang. Penelitian ini menggunakan

rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Hopkins (1993)

dan dirancang dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari dua pertemuan

yang meliputi perencanaan, aksi/tindakan, observasi, dan refleksi.

Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas, guru kelas sebagai

pelaksana sedangkan peneliti sebagai observer. Subyek penelitian

yaitu anak kelompok A di TA Pesan Ibu Malang sebanyak 30 anak, 20

anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Instrumen penelitian yang

digunakan adalah lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan

dokumentasi. Analisis data yang dipakai adalah deskriptif, baik

deskriptif kuantitatif maupun deskriptif kualitatif. Penerapan metode

bercerita dengan boneka jari tangan diawali dengan guru memberitahu

judul cerita dan memperkenalkan tokoh-tokohnya, kemudian bercerita

dengan boneka jari tangan, selanjutnya anak menceritakan kembali

cerita tersebut di depan kelas secara berkelompok. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa anak pada pra tindakan

sebesar 33.33%, meningkat menjadi 46.67% pada siklus I dan menjadi

83.33% pada siklus II. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan

54

Sunarti A Lapalume (2014) Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyimak Dongeng Melalui

Media Audio Visual Di Kelas II SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango.

Page 59: skripsi kiki Watermark.pdf

45

bahwa penggunaan metode bercerita dengan boneka jari tangan dapat

meningkatkan kemampuan berbahasa anak kelompok A.55

f. Dalam penelitiannya, Nasai (2012) “Pemanfaatan media boneka

tangan untuk meningkatkan kemampuan bercerita siswa kelas VII A

MTs NU Pakis Malang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan bercerita siswa

MTs NU Pakis Malang. Tahap-tahap yang dilakukan adalah

menyiapkan boneka, menyusun pokok-pokok cerita, dan bercerita.

Keaktifan siswa selama pembelajaran keterampilan berbicara

khususnya bercerita dengan menggunakan boneka tangan meningkat.

Siklus I meningkat 52,3% dan siklus II meningkat 63,5%. Hasil

belajar juga meningkat dari siklus I mencapai rata-rata 45,8% dan

pada silkus II mencapai 64,1%.56

g. Dalam Penelitiannya, Eka Retnaningsih (2009) “Peningkatan

Menyimak Dongeng Menggunakan Media Audio Dengan Strategi

Membangkitkan Rasa Ingin Tahu Pada Siswa Kelas VII A. Desain

penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan

dalam dua tahap, yaitu siklus I dan siklus II. Hasil penelitian

menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menyimak dongeng.

Siklus I nilai rata-rata kelas 72,8 dan siklus II 80. Perilaku siswa

dalam mengikuti pembelajaran mengalami perubahan kearah yang

lebih positif.57

h. Dalam penelitiannya, Teti Milawati (2011) “ Peningkatan

Kemampuan Anak Memahami Drama Dan Menulis Teks Drama

Melalui Somatis Auditori Visual Intelektual (Savi) Hasil penelitian

55

Novita Dewi (2015). Penggunaan Metode Bercerita dengan Boneka Jari Tangan Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Kelompok A di TA Pesan Ibu Malang. Skripsi.

Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah, Program Studi S1 Pendidikan Guru Pendidikan

Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan. 56

Nasai (2012) “Pemanfaatan media boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan bercerita

siswa kelas VII A MTs NU Pakis Malang.” S1 Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

dan Daerah. 57

Nas Haryati, dkk (2009) “Peningkatan Menyimak Dongeng Menggunakan Media Audio Dengan

Strategi Membangkitkan Rasa Ingin Tahu Pada Siswa Kelas VII A.

Page 60: skripsi kiki Watermark.pdf

46

untuk pencapaian kemampuan anak memahami drama ternyata aspek

yang lebih dominan dikuasai anak dan mendapat urutan kesatu adalah

aspek memahami latar dengan tingkat keberhasilan 14% mampu dan

32% mahir, urutan kedua aspek memahami tema yang mendapat hasil

16% mampu dan 30% mahir, urutan ketiga memahami amanat 18%

mampu dan 28% mahir, urutan keempat menirukan tokoh mendapat

hasil 22% dan 26% mahir, urutan kelima mengekspresikan karakter

mendapat hasil 26% mampu dan 22% mahir sedangkan urutan

terakhir menyusun alur mendapat hasil 38% mampu dan 8% mahir.

Berdasarkan uji t bahwa hasil tes performansi di kelas eksperimen

memperoleh rerata (mean) 14,44 sedangkan rerata tes performansi

10,28 di kelas kontrol. Kesimpulannya kelas ekaperimen lebih

berhasil dalam peningkatan kemampuan memahami drama dibanding

kelas kontrol. Hasil penelitian untuk pencapaian kemampuan anak

menulis teks drama ternyata aspek yang lebih dominan dikuasai anak

dan mendapat urutan kesatu adalah aspek menulis tokoh dengan

tingkat pencapaian hasil 12% mampu dan 38% mahir, urutan kedua

aspek menulis latar yang mendapat hasil 18% mampu dan 32% mahir,

urutan ketiga aspek menulis tema mendapat hasil 30% mampu dan

14% mahir, urutan keempat aspek menulis konflik mendapat hasil

28% mampu dan 14% mahir sedangkan urutan terakhir yaitu aspek

menulis bahasa mendapat hasil 38% mampu dan 8% mahir.

Berdasarkan uji t hasil kemampuan anak menulis teks drama di kelas

eksperimen sebelum diberi perlakuan mendapat nilai rerata 7,24 dan

hasil kemampuan menulis teks drama anak di kelas eksperimen

setelah diberi perlakuan mendapat nilai rerata 11,76 maka pencapaian

hasil peningkatan kemampuan menulis teks drama anak di kelas

eksperimen mencapai nilai rerata 4,52. Hasil kemampuan anak

menulis teks drama anak di kelas kontrol sebelum diberi perlakuan

mendapat nilai rerata 6,24 dan hasil kemampuan menulis teks drama

anak di kelas kontrol setelah diberi perlakuan mendapat nilai rerata

Page 61: skripsi kiki Watermark.pdf

47

8,36 maka pencapaian hasil peningkatan kemampuan menulis teks

drama anak di kelas kontrol mencapai nilai rerata 2,12 Hasil observasi

selama penerapan model pembelajaran SAVI berlansung sangat baik.

Hal ini terlihat dari nilai persentase yang diperoleh 94% terhadap

penilaian aktivitas siswa dan 96% hasil aktivitas guru dalam kelas.

Nilai ini menandakan bahwa aktivitas siswa dan guru dalam setiap

pertemuan di kelas eksperimen sangat baik.58

i. Dalam Jurnal Pendidikan Malaysia 34(1)(2009): 3 - 15 yang

dilakukan Zahara Aziz, Nurliah Jair Penggunaan Peta Konsep untuk

Meningkatkan Pencapaian Mata Pelajaran Sejarah bagi Pelajar

Tingkatan Dua (The Use of Concept Maps in Improving Achievement

in The Subject of History for Form Two Students) Hipotesis ini

bertujuan untuk melihat sama ada wujud atau tidak perbedaan yang

signifikan dari segi min pencapaian pelajar dalam ujian pra dan ujian

pasca. Jadual 1 menunjukkan keputusan ujian-t (36) = -10.769 dan p =

.000 < 0.05. Min ujian pra ialah 39.7, manakala min ujian pasca pula

ialah 52.7 di mana perbezaan min ialah 13. Oleh itu terdapat

perbezaan yang signifikan dari segi min pencapaian pelajar dalam

ujian pra dan ujian pos. Oleh karena itu, hipotesis nol ditolak dan

hipotesis alternatif diterima. (Rujuk Jadual 1) Berdasarkan kepada

taburan skor min item tahap penerimaan pelajar terhadap penggunaan

peta konsep yang diperoleh, didapati 6 daripada 10 item mempunyai

skor min tinggi adalah item berkaitan dengan pengajaran

menggunakan peta konsep membuatkan saya lebih ingin belajar dan

berjaya dalam mata pelajaran sejarah (skor min = 3.84). Setiap pelajar

harus tahu menggunakan peta konsep dalam pelajaran mereka (skor

min = 4.11). Pembelajaran berbantukan peta konsep amat

58

Teti Milawati (2011) “ Peningkatan Kemampuan Anak Memahami Drama Dan Menulis Teks

Drama Melalui Somatis Auditori Visual Intelektual (Savi)“ Hasil penelitian untuk pencapaian

kemampuan anak memahami drama ternyata aspek yang lebih dominan dikuasai anak dan

mendapat urutan kesatu adalah aspek memahami latar dengan tingkat keberhasilan 14% mampu

dan

Page 62: skripsi kiki Watermark.pdf

48

menyeronokkan, mudah dan realistik(skor min = 3.78). Saya dapat

meningkatkan penguasaan konsep dan fakta dalam sejarah dengan

menggunakan peta konsep (skor min = 3.70). Pengajaran guru dengan

menggunakan peta konsep lebih berkesan (skor min = 4.0). Saya lebih

mudah mengingati fakta dalam sejarah dengan penggunaan peta

konsep dalam proses pengajaran dan pembelajara sejarah (skor min =

3.78) Hasil analisis ini menunjukkan bahawa pelajar-pelajar boleh

menerima dengan baik penggunaan peta konsep dalam proses

pengajaran dan pembelajaran. Pelajar juga menunjukkan sikap yang

positif terhadap mata pelajaran sejarah itu menunjukkan minat untuk

belajar mata pelajaran sejarah. Secara keseluruhan skor min tahap

penerimaan pelajar terhadap penggunaan peta konsep dalam proses

pengajaran dan pembelajaran sejarah ialah 3.55. Berdasarkan

interpretasim min yang diadaptasi daripada Jamil Ahmad (1993),

didapati tahap penerimaan pelajar terhadap penggunaan peta konsep

dalam proses pengajaran dan pembelajaran sejarah berada pada tahap

sederhana positif.59

j. Dalam Penelitian Skripsi, Kresna Hendrawan (2009) “Peningkatan

Hasil Belajar Sejarah Melalui Penerapan Model Pembelajaran Mind

Mapping Di Smp Nasima Semarang Kelas Vii Semester II Tahun

Ajaran 2008/2009. Penelitian ini menggunakan model penelitian

tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdapat 4

tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VII D

yang berjumlah 28 siswa. Siswa dikatan tuntas belajar jika siswa

mendapat nilai minimal > 75,00 dan ketuntasan belajar klasikal

mencapai 70% dari jumlah siswa yang ada dikelas. Hasil belajar siswa

sebelum diadakan penelitian diperoleh nilai rata-rata 64,32 dengan

59

Jurnal Pendidikan Malaysia 34(1)(2009): 3 - 15 yang dilakukan Zahara Aziz, Nurliah Jair

Penggunaan Peta Konsep untuk Meningkatkan Pencapaian Mata Pelajaran Sejarah bagi Pelajar

Tingkatan Dua (The Use of Concept Maps in Improving Achievement in The Subject of History for

Form Two Students).

Page 63: skripsi kiki Watermark.pdf

49

persentase ketuntasan klasikal sebesar 21,43%. Pada siklus I setelah

diadakan penelitian diperoleh nilai rata-rata sebesar 73,39 dengan

persentase ketuntasan klasikal 64,29%. Pada siklus I nilai rata-rata dan

ketuntasan belajar klasikal sudah meningkat, tapi ketuntasan belajar

belum mencapai indikator. Kemudian hasil belajar yang diperoleh

pada siklus II nilai rata-rata sebesar 77,14 dengan ketuntasan klasikal

78,57%. Pada siklus II telah mengalami peningkatan dari siklus I,

dengan ketuntasan belajar klasikal yaitu 78,57% dari jumlah siswa

satu kelas dan nilai rata-rata mencapai 77,14. berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model

pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa.60

k. Dalam penelitiannya, Subadrah Nair Dalam Jurnal Pendidik Dan

Pendidikan, Jil. 20, 21–41, 2005 “Penggunaan Model Konstruktivisme

Lima Fasa Needham Dalam Pembelajaran Sejarah” mata pelajaran

Sejarah Tingkatan Empat. Dapatan kajian ini menunjukkan bahawa

penggunaan Model Konstruktivisme Lima Fasa Needham (Needham,

1987) dalam pengajaran dan pembelajaran Sejarah sangat berkesan

dan dapat membantu pelajar memahami konsep dan menguasai isi

kandungan tajuk pelajaran Sejarah dengan lebih baik. Signifikan

kajian ini adalah pelajar dapat menjawab keseluruhan soalan Sejarah,

soalan esei, soalan struktur dan soalan objektif/aneka pilihan dengan

baik dan signifikan berbanding pelajar Kumpulan Kawalan yang

menggunakan pendekatan tradisional.61

l. Dalam penelitiannya, “Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual

Vidio Pembelajaran Dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil

Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sejarah dengan Model Penelitian

60

Kresna Hendrawan (2009) “Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Mind Mapping Di Smp Nasima Semarang Kelas Vii Semester II Tahun Ajaran

2008/2009.” 61

Subadrah Nair Dalam Jurnal Pendidik Dan Pendidikan, Jil. 20, 21–41, 2005 “Penggunaan

Model Konstruktivisme Lima Fasa Needham Dalam Pembelajaran Sejarah” K mata pelajaran

Sejarah Tingkatan Empat. Subadrah Nair Dalam Jurnal Pendidik Dan Pendidikan, Jil. 20, 21–41,

2005 “Penggunaan Model Konstruktivisme Lima Fasa Needham Dalam Pembelajaran Sejarah” K

mata pelajaran Sejarah Tingkatan Empat.

Page 64: skripsi kiki Watermark.pdf

50

Tindakan Kelas di SMP Bina Sejahtera Depok yang dilakukan Oleh

Fitria Ningtias Rahmawati. Penelitian ini dilakukan di SMP Bina

Sejahtera Depok kelas VIII B yang berjumlah 25 siswa tahun ajaran

2011/2012. Teknik pengumpulan data yng dilakukan adalah test,

lembaar observasi, dan angket. Teknik analisis data secara kuantitatif

berdasarkan hasil analisis perhitungan rata-rata skor angket motivasi

siklus II. Rata-rata skor angket motivasi belajar siswa sebesar 91,5

sedangkan rata-rata skor hasil hasil belajar siswa siklus I 6,06,

sedangkan pada siklus II sebesar 7,42. Dapat disimpulkan terjadi

peningkatan skor hasil belajar siswa.62

Dari beberapa hasil penelitian yang relevan di atas menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh tentang upaya peningkatan hasil belajar

media dongeng dalam pembelajaran Sejarah. Hal ini terbukti dengan

perubahan pada nilai hasil belajar siswa, bahwa dapat di katakan hal

ini dapat di terima oleh siswa.

6. Kerangka Berpikir.

Rendahnya hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

salah satu satunya yaitu tata cara penyajian materi yang dilakukan oleh guru

di depan kelas masih membosankan. masalah seperti ini dapat dengan mudah

dipecahkan dan diatasi dengan penggunaannya media-media pembelajaran.

Penggunaannya media-media pembelajaran didalam penyajian materi

akan membantu guru untuk lebih mudah mengarahkan serta menarik

perhatian siswa agar lebih bersemangat untuk belajar, sehingga hasil belajar

siswa dapat dengan mudah ditingkatkan. Namun, metode pembelajaran yang

bagus tidak hanya terbatas digunakan untuk menyampaikan materi siswa saja,

akan tetapi media yang membuat siswa terlibat langsung untuk

menggunakannya.

62

“Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Vidio Pembelajaran Dalam Upaya Peningkatan

Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sejarah dengan Model Penelitian Tindakan

Kelas di SMP Bina Sejahtera Depok” yang dilakukan Oleh Fitria Ningtias Rahmawati (2011/2012)

Page 65: skripsi kiki Watermark.pdf

51

Dari uraian diatas metode pembelajaran dengan dongeng tersebut

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar sejarah pada siswanya. Dengan

demikian, menggunakan metode dongeng dengan berbantuan media-media

yang telah disiapkan maupun yang dihasilkan oleh siswanya hasil karya

sendiri. Hal ini menentukan bagaimana proses belajar mengajar akan

berlangsung dan mendapatkan hasil belajar yang ingin dicapai.

Gambar 2 : Skema Kerangka Pemikiran

hasil belajar

7. Hipotesis Tindakan.

Hipotesis adalah dugaan sementara adanya hubungan antara varibel

bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Agar memenuhi unsur yang

Penerapan Media Dongeng Untuk

Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Sejarah

Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Media

Dongeng Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa

a) Keinginan yang kuat dan tulus untuk

mendongeng.

b) Siap melakukan sehingga hasilnya tidak

setengah-setengah.

c) Mau bersuara lantang dan jelas.

d) Mau melakukan dengan benar.

e) Dapat menciptakan suasana akrab,

hangat, dan gembira.

1. Pengetahuan.

2. Pemahaman.

3. Pengaplikasian.

4. Analisis.

5. Sisntesis.

6. Evaluasi.

Langkah Dasar Dalam Penyampaian Media

Dongeng

Hasil Belajar Siswa

Page 66: skripsi kiki Watermark.pdf

52

menentukan mengenai ada tidaknya hubungan tersebut, maka diajukan

hipotesis. Sederhananya, hipotesis adalah taksiran terhadap parameter

populasi melalui data-data penelitian yang diperoleh dari sampel. Para meter

adalah ukuran-ukuran yang di kenakan pada populasi. Sedangkan sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang mewakili populasi.

Pengajuan hipotesis didasarkan atas hipotesis nol (H0), hipotesis

alternatif (H1). Hipotesis nol adalah koefesien korelasi antara variabel X

dengan Y sama dengan nol. Artinya, tidak menunjukan adanya hubungan

antara variabel X dengan Y. Sedangkan hipotesis penelitian (H1) adalah

koefesien korelasi menunjukan harga lebih besar dari nol. Artinya, terdapat

hubungan antara variabel X dengan Y. Hipotesis disini adalah istilah yang

memungkinkan peneliti menghubungkan teori dengan pengamatan, atau

sebaliknya pengamatan dengan teori. Jadi berdasarkan kajian teoritik dan

kerangka berpikir yang telah penulis uraikan sebelumnya. Bahwa adanya

hubungan yang saling keterkaitan satu sama lainnya antara variabel X dan

Y.63

Hipotesis Tindakan yang dipandang tepat untuk memecahkan masalah

yang akan diteliti adalah Upaya Peningkatan hasil belajar siswa dengan

Media Dongeng dengan pokok bahasan Pedagang, Penguasa, dan Pujangga

pada Masa Klasik (Hindu dan Budha) dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPS (Sejarah) di kelas X SMK Pembangunan Global.

63

Kasmadi, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif”, H. 52-55.

Page 67: skripsi kiki Watermark.pdf

53

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian.

1. Tempat Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Pembangunan Global di Jln.

Sukatani Barat No. 99 Kota Pangulah Utara Kec. Kota Baru Cikampek

Kab Karawang. Peneliti memilih lokasi penelitian ini dikarenakan secara

geografis lokasi sekolah strategis, dan memadai untuk dilakukannya

penelitian berlangsung.

2. Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di pada tanggal 1 Oktober 2015 sampai

dengan 1 November 2015 pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.

Jadwal kegiatan dilakukan secara berkala sesuai jam mata pelajaran atau

jam mengajar di sekolah.

Tabel 3.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan Oktober 2015

November

2015 Januari 2016

Februari

2016

Maret 2016

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan

Penelitian

Awal

Studi

Pustaka

Penyusunan

Proposal

Pelaksanaan

Penelitian

Siklus I dan

Refleksi

Pelaksanaan

Penelitian

Siklus II

dan Refleksi

Pembuatan

Laporan

Hasil

Penelitian

Perbaikan

Laporan

Page 68: skripsi kiki Watermark.pdf

54

Pembuatan

Laporan

Hasil

Penelitian

Secara Final

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan.

1. Metode.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan

kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.1

Dalam buku Suharsimi Arikunto,2 agar peneliti mendapatkan informasi

atau kejelasan yang lebih baik tentang penelitian tindakan kelas, perlu kiranya

di pahami bersama prinsip-prinsip yang harus dipenuhi apabila berminat akan

melakukan penelitian tindakan kelas. Adapun prinsip tersebut adalah :

1) Kegiatan nyata dalam situasi rutin

2) Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja

3) SWOT (Strength/ Kekuatan, Weaknesses/ Kelemahan, Opportunity/

Kesempatan, Threat/Ancaman) sebagai dasar berpijak

4) Upaya emperis dan sistematik

5) Ikuti prinsip SMART (Specifik/ khusus, Mangable/ dapat dikelola,

Acceptable/ dapat diterima dan Achievable/ dapat dipercaya, Realistik/

operasional, Time-bound/ diikat oleh waktu) dalam perencanaan.

Bagi peneliti pemula, sangat di sarankan untuk melakukan penelitian

kolaborasi, yaitu penelitian yang dilakukan bersama-sama atau berpasangan.3

Dalam melakukan kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan kelas

adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan

terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang

sedang melakukan tindakan. Kolaborasi juga dapat dilakukan oleh 1 orang

1 Prof. Suharsimi Arikunto DKK, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT Bumi Aksara 2010),

Cet ke 10, H. 3 2 Ibid., h. 6-8

3 Ibid., h. 22

Page 69: skripsi kiki Watermark.pdf

55

guru, yang dengan cara bergantian mengamati. Ketika sedang mengajar, dia

adalah seorang guru dan ketika sedang mengamati dia adalah seorang peneliti.4

2. Desain Intervensi Tindakan.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini kegiatan

pembelajarannya berbentuk siklus dengan setiap siklus terdiri atas 4 komponen

kegiatan pokok, yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada

setiap pelaksanaannya ke-4 komponen kegiatan pokok itu berlangsung secara

terus menerus pada setiap siklus.

C. Subjek Tindakan.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Pembangunan

Global Desa. Pangulah Utara Kecamatan. Kotabaru. Kabupaten Karawang,

yang berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 20 siswa

perempuan. Sedangkan, subjek pendukung penelitian adalah guru mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau Sejarah Indonesia kelas X yang

melakukan tindakan terhadap siswa.

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian.

Peran dan posisi peneliti dalam penelitian adalah sebagai peneliti, guru

mata pelajaran sejarah sekaligus sebagai wali kelas yang berperan langsung

dalam pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan Media Dongeng atau

Cerita serta media audio visual video pembelajaran di kelas X SMK

Pembangunan Global Desa. Pangulah Utara Kecamatan Kotabaru Kabupaten

Karawang.

E. Tahapan Intervensi Tindakan.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus yang saling

keterkaitan. Untuk lebih jelasnnya, berikut rincian siklus yang akan

dilaksanakan :

Pada siklus 1 tindakan yang dilakukan adalah :

4 Ibid., h.17

Page 70: skripsi kiki Watermark.pdf

56

1) Rencana (Plan), pelaksanaan PTK mencakup beberapa kegiatan, yaitu :

a) Menetapkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Materi

Pembelajaranyang akan dicari alternatif pemecahannya.

b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman

pelaksanaan pembelajaran agar proses pembelajaran lebih terarah dan

terpogram guna tercapainya tujuan pembelajaran.

c) Menyiapkan kertas kosong A4 dan membagi kelompok

d) Menyusun instrument penelitian untuk mengumpulkan data-data yang

diperlukan berupa lembar observasi guru dan siswa.

e) Memberikan informasi kepada observer (guru mata pelajaran IPS) dan

rekan sejawat yang membantu dalam penelitian ini untuk mengamati

jalannya pelaksanaan tindakan sesuai dengan instrumen-instrumen yang

ada

f) Mempersiapkan cara-cara melakukan observasi terhadap proses dan hasil

pada pelaksanaan tindakan yang berlangsung.

2) Tindakan (Act), tindakan PTK merupakan implentasi atau penerapan

tindakan yang sesuai skenario pembelajaran (RPP).

a) Menerapkan media dongeng yang telah disusun dalam RPP pada materi

Pedagang, Penguasa, dan Pujangga pada Masa Klasik (Hindu dan

Budha).

b) Pada akhir pembelajaran mengadakan evaluasi.

3) Observasi (Observe), kegiatan yang dilakukan pada tahap oservasi tindakan

adalah :

a) Observasi dan pengamatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b) Observasi dan pengamatan aktivitas guru menerapkan media

pembelajaran dongeng/ bercerita.

c) Observasi, pengamatan, kerjasama dan kreatifitas siswa dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan media dongeng.

4) Refleksi (Reflect), kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi adalah :

a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi

evaluasi mutu, jumlah, dan waktu dari setiap tindakan.

Page 71: skripsi kiki Watermark.pdf

57

b) Melakukan pertemuan dengan guru untuk membahas hasil evaluasi

tentang skenario pembelajaran.

c) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan

pada siklus berikutnya.

d) Evaluasi tindakan 1.

Pada siklus 2 tindakan yang dilakukan adalah :

1) Rencana (Plan), Rencana pelaksanaan PTK pada siklus 2 mencakup

beberapa kegiatan sebagai berikut :

a) Menetapkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Materi

Pembelajaran yang akan dicari alternatif pemecahannya.

b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman

pelaksanaan pembelajaran agar proses pembelajaran lebih terarah dan

terpogram guna tercapainya tujuan pembelajaran.

c) Menyiapkan kertas kosong A4 dan membagi kelompok

d) Menyusun instrument penelitian untuk mengumpulkan data-data yang

diperlukan berupa lembar observasi guru dan siswa.

e) Memberikan informasi kepada observer (guru mata pelajaran IPS) dan

rekan sejawat yang membantu dalam penelitian ini untuk mengamati

jalannya pelaksanaan tindakan sesuai dengan instrumen-instrumen yang

ada

f) Mempersiapkan cara-cara melakukan observasi terhadap proses dan hasil

pada pelaksanaan tindakan yang berlangsung.

2) Tindakan (Act), tindakan PTK merupakan implentasi atau penerapan

tindakan yang sesuai skenario pembelajaran (RPP).

a) Menerapkan media dongeng yang telah disusun dalam RPP pada materi

Pedagang, Penguasa, dan Pujangga pada Masa Klasik (Hindu dan

Budha).

b) Pada akhir pembelajaran mengadakan evaluasi.

3) Observasi (Observe), observasi pada siklus 2 terdiri dari pengumpulan dan

analisis data tindakan kedua.

a) Observasi dan pengamatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Page 72: skripsi kiki Watermark.pdf

58

b) Observasi dan pengamatan aktivitas guru menggunakan media

pembelajaran dongeng/ bercerita.

c) Observasi dab pengamatan kerjasama dan kreatifitas siswa dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan media dongeng.

4) Refleksi (Reflect), kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi siklus II

adalah evaluasi tindakan kelas. Jika pada kenyataanya hasil dari ke-2 siklus

tersebut, masih kurang untuk meningkatkan pemahaman siswa, maka akan

dilakukan siklus III, dan seterusnya. Model penelitian yang digunakan

adalah model spiral dari Kemmis dan Taggrat yang dikutip oleh Rochiati

Wiriatmadja.

REFLEKSI PLAN

OBSERVE ACTION

REFLEKSI PLAN

OBSERVE ACTION

Bagan 2

Model Desain Kemmis & Mc Taggart

F. Data dan Sumber Data.

Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran

tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka (golongan)

maupun yang berbentuk kategori, seperti baik, buruk, tinggi, rendah, dan

sebagainya.

Jenis data dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas. penelitian

tindakan kelas yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

sebuah tindakan, yang sengaja di munculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

Page 73: skripsi kiki Watermark.pdf

59

secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan

guru yang di lakukan oleh siswa5.

G. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik non tes yang

terdiri atas observasi, tes yang terdiri atas observasi, rekaman vidio dan dan

foto. Uraian masing-masing teknik tersebut di jelaskan lebih rinci dibawah ini :

1) Observasi

Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan sistematika dari

fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk menemukan

data dan informasi dari gejala-gejala atau fenomena (kejadian-kejadian atau

peristiwa-peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penyelidikan

yang telah dirumuskan.

Observasi yang dilakukan observer ini adalah untuk melihat aktivitas

siswa dan guru serta untuk merekam dan memotret jalannya pembelajaran

sesuai skenario pembelajaran.

2) Lembar Observasi

Pada alat pengumpulan data berupa observasi ini menggunakan lembar

observasi untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dalam belajar, menilai

keprofesionalan guru dalam mengajar dan kefektifan model pembelajaran yang

digunakan. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi

karena peneliti akan mengukur perilaku manusia, proses kerja serta gejala

alam.

3) Angket

Angket merupakan instrumen pengumpul data penelitian berupa sejumlah

pertanyaan secara tertulis yang diberikan kepada subyek penelitian.

Pengambilan angket ditujukan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar

siswa. Daryanto mengatakan dengan kuisioner ini orang dapat diketahui

tentang keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya

dan lain-lain. Maksud dari pendapat di atas angket mampu mengukur tentang

5 Ibid, H. 3

Page 74: skripsi kiki Watermark.pdf

60

pribadi, perasaan, kebiasaan, pengalaman, dan pendapatnya. Data primer

adalah data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan atau

yang memakai data tersbut. Dalam penelitian ini peneliti mengambil langsung

data yang akan digunakan, berdasarkan teori peneliti menggunakan data primer

sebagai data yang dipakai dalam penelitian ini. Pengambilan data primer yang

menggunakan angket ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan para siswa

dengan pembelajaran yang akhir-akhir ini mereka rasakan, dalam hal ini

pembelajaran sejarah yang menggunakan media dongeng atau cerita. Angket

terdiri 11 butir pernyataan dengan penyebaran beberapa pernyataan positif dan

negatif.

4) Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang langsung di tunjukan

pada subjek penelitian, namun melalui dokumentasi merupakan ciri dengan

proses sistematis, proses yang di arahkan untuk menggeneralisasikan,

memanifestasikan dan mengikuti aturan tertentu. Proses sistematis, obyektif

yang di gunakan untuk mengkaji masalah yang berkenaan dengan hubungan

antar variabel dengan cara mengumpulkan dan menganalisis keterangan atau

informasi yang sesuai dengan lingkup batasan kajian, merupakan hakikat dari

penelitian. Salah satu sumber informasi untuk penelitian dapat diperoleh

melalui keterangan yang terdapat dalam dokumentasi.

5) Tes

Tes menggunakan instrumen soal untuk mengukur hasil belajar siswa.

Adapun bentuk tes dapat dilihat dari bentuknya yang terbagi menjadi dua yaitu:

a) ”Tes obyektif, istilah obyektif adalah tidak adanya faktor lain yang

mempengaruhi proses pemeriksaan pekerjaan test”. Dengan artian tes

obyektif telah memiliki jawaban yang pasti dan tidak dapat diubah-ubah

semaunya. Hal ini hanya memungkinkan siswa untuk menjawab soal

dengan satu jawaban saja, sehingga siswa tidak memiliki kebebasan

mengeluarkan pendapat dalam menjawab soal. Ini sejalan dengan pendapat

Cece Rahmat dan Didi Suherdi, bahwa dalam tes obyektif, siswa tidak

mempunyai kesempatan untuk mengorganisasikan jawabannya sendiri,

Page 75: skripsi kiki Watermark.pdf

61

karena alternatif-alterntif jawabannya sudah disediakan, kecuali dalam tes

isian dan jawaban singkat, dan siswa tinggal memilih jawaban mana yang

paling tepat. Berdasarkan penjelasan di atas bentuk tes obyektif dapat

berupa pilihan ganda, mencocokan, dan benar salah.

b) Tes subyektif, istilah subyektif di sini diartikan sebagai adanya faktor

lain di luar kemampuan testi dan perlengkapan instrumen tes yang

mempengaruhi proses pemeriksaan dan hasil akhir berupa skor/nilai.

Bentuk tes ini memiliki keunggulan yaitu tes ini mampu menggambarkan

kemampuan siswa yang sebenarnya karena menuntut siswa agar berpikir

secara sistematik, menyampaikan pendapat dan argumentasi untuk

mengaitkan fakta-fakta yang relevan. Tes ini diberikan untuk tes hasil

belajar matematika siswa pada siklus I dan II.

6) Pilihan Ganda

Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes pilihan ganda yang dilakukan dalam penelitian ini adalah suatu tes

yang pilihan jawabannya sudah tertera dala soal tersebut. Dalam hal ini

bertujuan untuk mengukur pemahaman serta ketelitian siswa dalam menjawab

setelah dilakukannya suatu pembelajaran. Untuk mengetahui kemampuan hasil

belajar dalam peningkatan pemahamannya pada pelajaran IPS tiap siklus dan

dan seluruh siklus, diperoleh dari hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir

siklus baik itu siklus I samapai dengan siklus II dan dari hasil posttest.

Alat elektronik yang digunakan adalah HP,dan Tab atau Kamera digital

untuk memudahkan proses pengamatan.

7) Catatan Harian

Pada alat pengumpulan data berupa catatan harian ini menggunakan

lembar catatan untuk mencatat kejadian-kejadian selama proses belajar

mengajar. Kejadian-kejadian yang dicatat akan dijadikan alat bukti, dan

sebagai acuan untuk melakukan tidakan pada penelitian ini. Diharapkan dengan

catatan harian ini mampu memperkuat dan menjabarkan informasi yang

Page 76: skripsi kiki Watermark.pdf

62

didapat dari penelitian secara jelas dan transparan. Catatan harian ini diisi oleh

peneliti, dan dikoreksi oleh observer.

H. Teknik Keterpercayaan Study.

Sebelum instrument pengumpulan data tersebut dijadikan sebagai

instrument penelitian dilakukanterlebih dahulu uji coba kepada responden yang

berada diluar subject yang sudah ditetapkan. Uji coba tersebut dimaksudkan

sebagai syarat validitas dan reliabilitas instrument. Uji validitas, reliabilitas,

dan tingkat kesukaran soal tes objektif, jika diuraikan :

1. Uji Validitas

Menurut Pengujian Scarvia B. Anderson dalam bukunya yang berjudul

Encyclopedia of Educational Evaluation yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto

mengatakan A test is valid if it measures what it purpose to measure. yang

artinya bahwa suatu tes dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur. Sebelum menentukan suatu instrumen itu layak diuji atau

tidak penelitian perlu melakukan uji validitas terlebih dahulu. Pada penelitian

tindakan kelas ini validasi instrumen tes hasil belajar, angket, lembar observasi

dan catatan harian dilakukan dengan cara meminta penilaian kepada para ahli

dibidang pendidikan berkenaan dengan content, kisi-kisi, kata per kata serta

letak tata gambar pada alat pengumpulan data, dalam hal ini dilakukan oleh

dosen pembimbing. Untuk menguji validitas instrumen tes hasil belajar siklus

I, dan II menggunakan Korelasi Poin biserial6, yang akan dikorelasikan

dengan r tabel di mana n = 35 yaitu 0,334 ≈ 0,33 dan taraf signifikansi 5%, di

mana n merupakan banyaknya subjek. Rumusnya sebagai berikut :

p t

pbis

t

M M pr

S q

Keterangan:

pbisr : Koefisien Korelasi Poin Biserial

pM : Rata-rata skor subjek-subjek yang menjawab benar

6 Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hal.64

Page 77: skripsi kiki Watermark.pdf

63

tM : Rata-rata skor total (skor rata-rata dari seluruh subjek)

tS : Standar deviasi skor total

p : Proporsi subjek yang menjawab betul item pilihan

q : 1 p

Di mana rumus standar deviasi7 menggunakan rumus:

22

1

i i

t

n X XS

n n

Setelah diperoleh nilai pbisr , dan nilai ini dibandingkan dengan nilai tabelr

dengan taraf signifikan 0,05 . Adapun kriteria pengujian uji coba validitas

butir soal adalah sebagai berikut:

a. Jika pbis tabelr r maka butir soal valid.

b. Jika pbis tabelr r maka butir soal tidak valid.

Berdasarkan hasil analisis validitas dari instrumen yang telah diuji cobakan

pada 35 siswa.

Setelah dilakukan uji coba instrumen di SMK Pembangunan Global maka

didapat hasil, berikut ini hasil interpretasi validitas uji coba instrumen hasil

belajar Sejarah siswa pada siklus I:

Tabel 3.2

Hasil Interpretasi Validitas Uji Coba Instrumen Hasil Belajar

Sejarah Siswa Pada Siklus I:

No rhitung rtabel Status

1 0,343

0,334

Valid

2 0,416 Valid

3 0,564 Valid

4 0,455 Valid

5 0,632 Valid

6 0,377 Valid

7 0,360 Valid

8 0,524 Valid

7 Sudjana. Metode Statistika. (Bandung : Tarsito. 2005) hlm. 94

Page 78: skripsi kiki Watermark.pdf

64

9 0,434 Valid

10 0,420 Valid

11 0,422 Valid

12 0,556 Valid

13 0,450 Valid

14 0,422 Valid

15 0,418 Valid

16 0,372 Valid

17 0,089 Drop

18 0,632 Valid

19 -0,075 Drop

20 0,430 Valid

21 -0,206 Drop

22 -0,028 Drop

23 0,596 Valid

24 0,352 Valid

25 0,467 Valid

26 0,435 Valid

27 0,574 Valid

28 0,490 Valid

29 0,337 Valid

30 0,532 Valid

31 0,438 Valid

32 0,350 Valid

33 0,359 Valid

34 0,032 Drop

35 0,405 Valid

Berdasarkan perhitungan validitas soal pada uji coba instrumen siklus I

didapatkan 30 butir soal valid dan 5 butir soal tidak valid. Sehingga soal yang

Page 79: skripsi kiki Watermark.pdf

65

akan digunakan untuk mengukur hasil belajar sejarah siswa pada kelas sampel

yang valid. Berikut ini hasil interpretasi validitas uji coba instrumen hasil

belajar sejarah siswa pada siklus II:

Tabel 3.3

Hasil Interpretasi Validitas Uji Coba Instrumen Hasil Belajar

Sejarah Siswa Pada Siklus II:

No rhitung rtabel Status

1 0,259

0,334

Drop

2 0,345 Valid

3 0,123 Drop

4 0,308 Drop

5 0,535 Valid

6 0,474 Valid

7 0,504 Valid

8 0,538 Valid

9 0,372 Valid

10 0,433 Valid

11 0,461 Valid

12 0,521 Valid

13 0,371 Valid

14 0,369 Valid

15 0,383 Valid

16 0,452 Valid

17 0,396 Valid

18 0,464 Valid

19 0,352 Valid

20 0,546 Valid

21 0,369 Valid

22 0,523 Valid

23 -0,063 Drop

24 0,543 Valid

Page 80: skripsi kiki Watermark.pdf

66

25 0,488 Valid

26 0,461 Valid

27 0,405 Valid

28 0,384 Valid

29 0,043 Drop

30 0,452 Valid

Berdasarkan perhitungan validitas soal pada uji coba instrumen siklus II

didapatkan 25 butir soal valid dan 5 butir soal tidak valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Dalam sebuah tes, validitas itu penting dan reliabilitas itu perlu karena

suatu tes mungkin reliabel tetapi tidak valid. Sebaliknya sebuah tes yang valid

biasanya reliabel, oleh karena itu jika sudah mengetahui instrumen soal mana

saja yang valid, maka tahap selanjutnya adalah tahap mengukur reliabilitas

pada sekumpulan butir soal yang telah terbukti valid.

Reliabilitas instrumen berhubungan dengan keajekkan suatu tes. Pada

penelitian ini peneliti menggunakan 1 kelas yang berbeda untuk uji instrumen.

Jadi reliabilitas dilakukan untuk setiap uji coba yang dilakukan agar

mendapatkan instrumen yang sesuai dan layak untuk diujikan kepada subyek

penelitian. Perhitungan uji reliabilitas pada siklus I dan II ini rumus yang

digunakan peneliti adalah rumus Kuder - Richardson (K-R.20)8, rumusnya

yaitu:

2

11 21

t i i

t

s p qkr

k s

Keterangan :

r11 : Koefisien reliabilitas

k : Jumlah soal

ip : Proporsi banyak subjek yang menjawab benar pada butir soal ke-i

iq : Proporsi banyak subjek yang menjawab salah pada butir soal ke-i

8 Erman Suherman. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. (Jakarta: Universitas Terbuka.

Depdikbud. 1993) hlm.160

Page 81: skripsi kiki Watermark.pdf

67

st2 : Varians dari skor total

Setelah diperoleh nilai 11r , dan nilai ini dibandingkan dengan nilai tabelr

dengan taraf signifikan 0,05 . Adapun kriteria pengujian uji coba

reliabilitas butir soal sebagai berikut :

a. Jika r11 > rtabel maka butir soal reliabel.

b. Jika r11 ≤ rtabel maka butir soal tidak reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis uji reliabilitas pada siklus I yang

diperoleh pada uji coba instrumen 11 = ℎ = 0,873 dan nilai =

0,334. Sehingga diperoleh ℎ = 0,873 > 0,334 = . Berdasarkan

hasil perhitungan analisis uji reliabilitas pada siklus II yang diperoleh pada uji

coba instrumen, diperoleh 11 = ℎ = 0,853 dan nilai = 0,334.

Sehingga diperoleh ℎ = 0,853 > 0,36 = . Dapat disimpulkan

bahwa uji coba instrument siklus I dan II reliabel. Berikut ini merupakan

rekapitulasi hasil perhitungan reliabilitas pada siklus I dan siklus II.

Tabel 3.4

Hasil Interpretasi Reliabilitas Uji Coba Instrumen Hasil Belajar

Sejarah Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

Siklus Kemampuan Kriteria Kategori

I Hasil Belajar

Sejarah

0,873 0,334 Reliabel

Sangat Tinggi

II 0,853 Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 3.5 diperoleh bahwa soal yang digunakan untuk

mengukur hasil belajar sejarah siswa pada siklus I dari total 35 soal yang

diujikan valid 30 soal. Sedangkan dari siklus II dari total 30 soal yang diujikan

25 valid. Reliabilitas pada Siklus I tergolong tinggi dengan perolehan ℎ =

0,873 > 0,334 = , dan pada siklus II tergolong tinggi dengan perolehan

ℎ = 0,853 > 0,334 = . Jadi dapat disimpulkan bahwa soal layak

diujikan kepada siswa dikelas X SMK Pembangunan Global.

I. Analisis Data.

Page 82: skripsi kiki Watermark.pdf

68

Pengolahan dan analisis data yang dimaksud adalah untuk mengolah data

mentah berupa hasil penelitian agar dapat ditafsirkan dan mengandung makna.

Penafsiran data tersebut antara lain untuk menjawab pertanyaan pada rumusan

masalah.

1) Untuk mengetahui keterlaksanaan media pembelajaran tipe Dongeng/

Bercerita yang meliputi aktivitas guru dan siswa.

Teknik analisis datanya dilakukan dengan cara dihitung dan dipaparkan

secara sederhana hasil analisis lembar observasi setiap siklus. Kemudian dirata-

ratakan dan di presentasikan ke dalam grafik sederhana. Presentasi dihitung

dengan persamaan :

100

Skor hasil observasiPresentase x

Skor total

Tabel 3.5

Interpretasi Keterlaksanaan

Presentase (%) Bobot Kategori

≤54 0 Sangat Kurang

55-59 1 Kurang

60-75 2 Sedang

76-85 3 Baik

86-100 4 Sangat Baik

Sumber : (Purwanto, 2009:103)

2) Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran Sejarah

pada siklus.

100

jumlah jawaban benar yang dicapai oleh siswaKetercapaian individu x

Jumlah soal

Katercapaian klasikal =

100

Jumlah siswa yang tuntas

Jumlah seluruh s ax

isw

3) Untuk mengetahui nilai rata-rata peningkatan pemahaman siswa dalam

pembelajaran Sejarah pada setiap siklus dan akhir siklus.

Adapun untuk mengetahui nilai rata-rata peningkatan pemahaman siswa di

gunakan rumus :

Page 83: skripsi kiki Watermark.pdf

69

Rata-rara peningkatan kemampuan belajar siswa =

100

Jumlah skor total siswax

Jumlah seluruh siswa

Tabel 3.6

Interpretasi Hasil Belajar

(Sumber : Adi Suryanto, 2008: 47)

J. Tindak Lanjut Pengembangan Perencanaan Tindakan.

Proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan Media Dongeng

dalam pembelajaran IPS (Sejarah) Pada Materi Pedagang, Penguasa, dan

Pujangga pada Masa Klasik (Hindu dan Budha) berlangsung beberapa

pertemuan. Observasi dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran. Hal ini

dilakukan dengan memperhatikan pedoman observasi kegiatan pembelajaran

yang telah disiapkan sebelumnya dan untuk memperoleh gambaran

pembelajaran media dongeng atau cerita serta sesuai tidak langkah-langkah

model pembelajaran dan proses pembelajaran yang berlangsung dengan media

dongeng atau cerita di dalam kelas yang dilakukan peneliti sebagai observer.

Penelitian ini dilakukan secara individu yang dimana peneliti (Observer), guru

(Guru Model), dan siswa (Dokumentasi). Observasi ini fokus untuk aktivitas

guru dan siswa.

Mengenai aktivitas guru dan siswa berdasarkan hasil data observasi yang

telah dilakukan interaksinya berlangsung dengan cukup baik. Proses

pembelajaran pun dilaksanakan sesuai dengan media dongeng yang

berlangsung selama beberapa pertemuan. Adapun tahap-tahap yang dilakukan

dalam proses pembelajaran ini adalah sebagai berikut :

a. Memberikan materi.

No Presentase Hasil Belajar Kategori

1 <70% Kurang

2 70-79% Cukup

3 80-89% Tinggi

4 90-100% Sangat Tinggi

Page 84: skripsi kiki Watermark.pdf

70

Tahapan yang dilakukan oleh guru adalah memberikan materi tentang

Pedagang, Penguasa, dan Pujangga pada Masa Klasik (Hindu dan Budha)

setelah menerangkan guru memberikan contoh cara pembelajaran media

dongeng di papan tulis di hubungkan dengan materi yang diberikan guru.

b. Pengelompokkan.

Guru membentuk pengelompokkan peserta satu kelas terdiri dari 5

kelompok, setiap kelompok memiliki 6 sampai 7 peserta. Pengelompokkan ini

tidak berdasarkan tingkat kepintaran, status sosial, agama, suku, warna kulit,

maupun lainnya. Pengelompokkan ini semua siswa dianggap sama tidak

memiliki perbendaan apapun. Kemudian guru memberikan bahan ajar dan

contoh media dongeng kepada masing-masing kelompok, tiap satu kelompok

di berikan contoh bercertita atau berdongeng. Walaupun siswa didik dibagi

menjadi kelompok namun diharapkan dalam pembuatan tugas secara

bekerjasama, masing-anggota kelompok memiliki tugasnya masing-masing dan

tidak ada yang mengandalkan. Disini guru membebaskan siswa dalam

pembuatan cerita atau dongeng dan tidak membatasinya dalam pembuatan

Cerita atau Dongeng tetai tetap dalam pengawasan guru sehingga timbul

kreatifitas pada diri siswa. Setelah selesai guru meminta perwakilan dari

masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil

yang telah ada.

c. Guru memberikan tugas (Buku Paket).

Pada tahap ini Guru memberikan tugas buku paket dalam BAB II, untuk

dikerjakan perkelompok. Pada buku paket ini karena tidak adanya LKS, maka

guru memberikan tugas pada BAB II dalam buku paket yang terdiri dari

beberapa materi dan di bagi menajdi beberapa pertemuan, dikerjakan setelah

proses pengelompokkan pembuatan media dongeng atau cerita.

d. Kesimpulan.

Setelah semua kegiatan terlaksana, maka siswa dan guru menyampaikan

kesimpulan dari materi yang diberikan. Dengan adanya kesimpulan tersebut

guru dapat menilai apakah pembelajaran yang dilaksanakan berhasil diserap

oleh peserta didik.

Page 85: skripsi kiki Watermark.pdf

71

K. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini antara lain:

1. Pelaksanaan pembelajaran dengan model discovery learning berjalan sesuai

dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa hingga mencapai

kualifikasi yang ditentukan sebagai berikut:

a. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ideal adalah 75.

b. Persentase kelulusan ideal adalah 75%.

3. Adanya peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus, siklus I, dan siklus II

Page 86: skripsi kiki Watermark.pdf

72

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah.

SMK Pembangunan Global adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang

didirikan oleh sebuah yayasan, yang bernama “Yayasan Sartika Putri”. Pada

tahun 2009 dengan izin Bupati Karawang dengan No.

421.3/kep.747.HUK/2010 dan Akreditasi „B‟ dengan nilai akreditasi, sekolah

ini beralamat di Jl. Sukatani Barat No. 99, Pangulah Utara Kecamatan

Kotabaru Kabupaten Karawang 41374. Dengan No. Telepon (0264) 2654 499/

082114795500. Homepage : http://smkpege.blogspot.com , dan Email :

[email protected]. Disertai beberapa jurusan diantaranya

adalah :

1. Bidang Studi Keahlian : Teknologi dan Rekayasa, dengan Kompetensi

Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Komputer Jaringan.

2. Bidang Studi Keahlian : Bisnis Manajemen, dengan Kompetensi

Keahlian : Administrasi Perkantoran.

Lokasi sekolah berada di dalam pemukiman warga tidak ada angkot yang

lewat tepat depan sekolah, jarak dari sekolah ke jalan raya yang dilalui angkot

kurang lebih 100 meter. Untuk mengakses sekolah ini dapat menggunakan

kendaraan pribadi atau berjalan kaki. Kelas X terdiri dari 3 kelas, kelas XI

terdiri dari 2 kelas dan kelas XII terdiri dari 2 kelas, ukuran ruang kelas cukup

luas sehingga cukup nyaman untuk proses belajar mengajar. Peneliti mengajar

di kelas X, yang mempunyai 102 siswa, karena beberapa siswa keluar atau

pindah sekolah, siswa sekarang menjadi beberapa siswa. 38 siswa di kelas X

dimana guru sebagai peneliti mengajar terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 23

siswa perempuan. Di kelas X mempunyai 1 papan tulis biasa, LCD, kipas

angin, serta sound system. Kelas di penuhi dengan karya-karya siswa yang

ditempel di dinding kelas. Kelas X terletak di depan gedung sekolah yang

bersebelahan dengan gedung sekolah SD Sartika Putri. Keadaan kelas cukup

Page 87: skripsi kiki Watermark.pdf

73

memadai diantaranya papan tulis yang besar ditambah dengan meja dan lemari

penyimpanan dalam keadaan baik, begitu pula kondisi meja dan kursi yang

tersedia.

1. Visi, Misi dan Tujuan SMK Pembangunan Global

a) Visi SMK Pembangunan Global

1) Beriman dan bertakwa.

2) Berbudi luhur.

3) Mengedepankan pendidikan.

4) Mengedepankan Prestasi baik pendidikan maupun olahraga.

b) Misi SMK Pembangunan Global

1) Menjadikan siswa penerus bangsa Indonesia yang berkualitas dan

berbudaya.

2) Menjadikan siswa penerus bangsa yang sehat dan berpendidik.

3) Menjadikan siswa penerus bangsa Indonesia yang jujur dan

berprestasi.

c) Tujuan SMK Pembangunan Global

Menyiapkan siswa yang kreatif, handal, terampil, disiplin, berbudaya,

dan berprestasi serta mampu mengembangkan diri dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia.

2. Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan.

Salah satu komponen terpenting dalam dunia pendidikan dalah seorang

guru. Dimana, guru memerankan peran sebagai sutradara atau aktor yang

memegang kendali atas berlangsungnya proses belajar mengajar. Sedangkan,

jumlah tenaga kependidikan di SMK Pembangunan Global berjumlah 32

termasuk Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan, Wakil Kepala

Sekolah Kurikulum, TU (Tata Usaha), Bendahara, dan 27 guru pengajar mata

pelajaran sesuai bidangnya.

3. Keadaan Siswa.

Jumlah siswa SMK Pembangunan Global pada tahun ajaran 2015/2016

secara keseluruhan berjumlah 209 siswa.

4. Sarana dan prasarana.

Page 88: skripsi kiki Watermark.pdf

74

Sarana dan Prasarana merupakan sesuatau yang diadakan sekelompok

manusia sebagai penunjang proses pendidikan dagar dapat memberikan

kontribusi secara efesien dan optimal bagi jalannya proses belajar mengajar

dalam dunia pendidikan. Adapun sarana dan prasarana di SMK Pembangunan

Global adalah sebagai berikut ; Ruang Kelas : 9, Komputer : 12, Ruang Kepala

Sekolah: 1, Ruang Yayasan : 1, Ruang Guru : 1, Ruang Tu : 1, Papan Tulis :

10, Lab Komputer : 1, Toilet Guru : 1, Toilet Siswa : 2 dan semua dalam

keadaan baik.1

B. Deskripsi Data.

1. Hasil Belajar Pembelajaran IPS (Sejarah) Dengan Menggunakan

Media Dongeng Pada Setiap Siklus.

a. Pra Penelitian.

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdri dari dua siklus, dan

sebelum memulai siklus tim peneliti melakukan observasi secara

mendalam pada sampel yang akan di teliti. Siklus satu di bagi menjadi dua

pertemuan begitu pula siklus kedua, hal ini di lakukan karena materi yang

di ajarkan terbilang sedikit. Observasi di dasarakan pada hasil belajar

sejarah siswa dengan pembelajaran yang selama ini berlangsung, penyebab

nilai sejarah siswa masih di bawah KKM, serta melihat motivasi siswa

dalam belajar di kelas.

Ketika peneliti melaksanakan observasi awal dengan cara

memperhatikan tingkah laku siswa saat belajar sejarah, banyak hal-hal

yang menjadi bahan acuan peneliti untuk mencari solusi sehingga saat

penelitian kelas bisa kondusif. Hal-hal tersebut antara lain, konsentrasi

siswa sering terganggu karena adanya gangguan dari luar kelas, motivasi

siswa yang rendah ketika mengerjakan soal latihan bahakan sering mereka

mengerjakan soal seadanya, dan model pembelajaran yang digunakan

cenderung membosankan. Berkenaan dengan masalah model

1 Sumber Hasil Penelitian 2015.

Page 89: skripsi kiki Watermark.pdf

75

pembelajaran, judul yang di angkat oleh peneliti sudah tepat karena

berkaitan dengan model pembelajaran.

Hasil belajar siswa terutama bidang studi sejarah kelas X masih relatif

rendah karena masih terdapat siswa yang memperoleh nilai di bawah

KKM. Hal ini juga diperkuat oleh hasil belajar siswa pada saat ulangan

harian pada materi garis dan sudut yang menunjukkan bahwa hasil

belajarnya masih rendah. Berdasarkan hasil ulangan tersebut, dari 35 siswa

yang mengikuti ulangan diperoleh hasil dengan persentase perolehan

sebesar 75% yang mencapai KKM, sedangkan 25% belum mencapai KKM

Ideal

Berdasarkan gambar 4.1 siswa terdapat 16 siswa yang belum

mencapai KKM. Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa perlu

adanya perbaikan pembelajaran sehingga disepakati dan diputuskan untuk

melaksanakan suatu model pembelajaran yang dapat membantu siswa agar

lebih aktif dan kreatif dalam meningkatkan pembelajarannya yaitu dengan

menggunakan media dongeng atau bercerita.

Setelah melakukan pra penelitian, proses pembelajaran siklus pertama

dilakukan yang terdiri dari empat kali pertemuan dilaksanakan pada

tanggal 12 Mei, dan 13 Mei 2015. Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal

20 Mei, dan 26 Mei 2015. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa

hasil belajar siswa kelas X SMK Pembangunan Global dengan KKM yang

harus dicapai 75 setelah mengikuti proses pelajaran Sejarah dengan

menggunakan media dongeng atau bercerita.

Tabel 4.1 Observasi Awal

No Instrumen Observasi Awal Jumlah Siswa Presentase

1 Sangat Antusias 5 14,3

2 Sedang 10 28,6

3 Biasa Saja 8 22,8

4 Tidak Antusias 12 34,3

Jumlah 35 100

Page 90: skripsi kiki Watermark.pdf

76

Dalam bentuk grafik batang, data tersebut di atas dapat disajikan

seperti gambar grafik 4.1 berikut ini:

Gambar Grafik 4.1

Observasi Awal

b. Deskripsi Siklus I

Siklus pertama terdiri atas 4 tahap yakni perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi seperti berikut ini :

1) Perencanaan.

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) mengacu

kepada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata

pelajaran IPS (Sejarah) untuk kelas X dengan Standar Kompetensi adalah

menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya

agama dan kebudayaan Hindu-Budha di indonesia dan menganalisis

karakteristikk kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan kebudayaan

pada masa kerajaan-kerajaan hindu-budha di Indonesia.

b) Pembuatan lembar observasi aktivitas guru dan siswa

Pembuatan lembar observasi terdiri dari 2 yaitu lembar observasi

untuk aktivitas siswa dan lembar observasi untuk aktivitas guru. Lembar

observasi untuk guru dibuat berdasarkan langkah-langkah yang harus

ditempuh oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan media dongeng atau cerita. Sedangkan , lembar observasi

untuk siswa dibuat berdasarkan kegiatan atau aktivitas apa saja yang

5

10

8

12

Presentase

Sangat Antusias

Sedang

Biasa Saja

Tidak Antusias

Page 91: skripsi kiki Watermark.pdf

77

harus dilakukan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran media

dongeng atau cerita.

c) Menyiapkan media pembelajaran

Dalam hal ini peneliti menggunakan media pembelajaran dongeng

atau cerita. Pemilihan media tersebut dikarenakan media tersebut sangat

sesuai dengan proses pembelajaran dengan menggunakan model dongeng

atau cerita. Kemudian disini guru menulis dan mencoNtohkan dengan

menggunakan spidol dengan warna warni dengan tema (Kata Kunci)

Jalur Perdagangan dan Pelayaran serta Masuknya Pengaruh Hindu-

Buddha di Kepulauan Nusantara yakni Indonesia , tema tersebut adalah

materi yang telah diterangkan dan sedang di bahas oleh guru.

d) Menyipakan instrument berupa test

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa pilihan

ganda (multi choice) yang terdiri dari 35 soal. Tes tersebut dilakukan

sesudah pelajaran berlangsung.

2) Tindakan.

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari senin, selasa

dan kamis pada tanggal 28,29, dan 1 September 2015 pada pukul 10.00-

11.10, 07.00-09.40, dan 07.00-12.20. kegiatan pembelajaran

menggunakan media dongeng atau cerita untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam meningkatkan pemahamannya yang mengacu pada

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah dibuat. Peneliti

merupakan seorang guru yang merupakan wali kelas X dan peneliti

sebagai observe.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran siklus I meliputi

kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. Kegiatan awal meliputi :

1) Guru mengucapkan salam dengan kata yang santun pada saat

membuka pelajaran.

2) Guru mengabsen siswa dengan suara yang jelas.

3) Guru menanyakan kabar kepada siswa.

Page 92: skripsi kiki Watermark.pdf

78

4) Guru mengulang kembali pelajaran yang telah lalu secara sepintas.

5) Guru mengharapkan siswa memahami materi Pedagang, Penguasa,

dan Pujangga pada Masa Klasik (Hindu dan Budha) setelah

pembelajaran ini selesai.

Setelah kegiatan awal selesai, maka guru melakukan kegitan inti.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Guru menjelaskan aturan main dalam setiap kegiatan pembelajaran.

2) Guru menjelaskan materi tentang BAB II ini.

3) Guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang berhubungan dengan

materi pelajaran.

4) Siswa memperhatikan guru yang sedang membuat contoh dongeng

atau cerita.

5) Guru tidak membatasi siswa dalam pembuatan media dongeng atau

cerita membebaskan dalam pembuatannya tetapi tetap dalam

pengawasan guru.

6) Setelah selesai, perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk kedepan

kelas mempresentasikan hasil pekerjaannya dan kelompok lain

memperhatikan apa yang dibicarakan oleh temannya di depan kelas.

7) Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang berani maju ke depan

kelas.

Setelah kegiatan inti selesai, maka guru melakukan kegiatan akhir.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

a) Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama-sama

dengan siswa.

b) Guru memberikan penilaian bagi siswa yang bisa menjawab

dengan benar

c) Guru memberiksn hasil dari penilaian media dongeng atau cerita

kepada siswa.

3) Observasi.

a) Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I

Page 93: skripsi kiki Watermark.pdf

79

Hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar

pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran aktif tipe

dongeng atau cerita dalam beberapa kelompok, dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.2

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran

Pada Siklus I

No Nama Siswa ∑Nilai %

1 A1 229 229%

2 A2 244 224%

3 A3 200 200%

4 A4 125 125%

5 A5 245 245%

6 A6 184 184%

7 A7 209 209%

8 A8 157 157%

9 A9 184 184%

10 A10 178 178%

11 A11 179 179%

12 A12 175 175%

13 A13 114 114%

14 A14 180 180%

15 A15 183 183%

16 A16 204 204%

17 A17 177 177%

18 A18 183 183%

19 A19 152 152%

20 A20 145 145%

21 A21 198 198%

22 A22 170 170%

23 A23 178 178%

24 A24 196 196%

25 A25 162 162%

26 A26 183 183%

27 A27 187 187%

28 A28 209 209%

29 A29 192 192%

30 A30 185 185%

31 A31 170 170%

32 A32 189 189%

33 A33 203 203%

Page 94: skripsi kiki Watermark.pdf

80

34 A34 206 206%

35 A35 233 233%

Jumlah Keseluruhan 6708

Rata-Rata 191,66

Presentase 348,5%

Presentase ketercapaian aktivitas siswa dalam penerapan model

pembelajaran active learning tipe dongeng atau cerita pada siklus I

adalah sebagai berikut :

=

rata rata aktivitas siswa

jumlah no item x skor maksimal X 100%

= 191,66

100%11 5

xx

= 3,485 x 100%

= 348,5

Berdasarkan tabel diatas, menggambarkan bahwa keterlaksanaan

aktivitas dari setiap siswa pada pembelajaran siklus I dengan

menggunakan media dongeng.

b) Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I

Selain itu, dilakukan juga pengamatan terhadap aktivitas guru ketika

proses pembelajaran berlangsung, hal ini dilakukan sebagai bahan acuan

guru agar terus dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan

bahan refleksi siklus selanjutnya. Pedoman observasi untuk guru pada

siklus I ditunjukkan dalam lembar observasi seperti berikut :

Tabel 4.3

Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus I

No Aspek yang Diamati Implementasi

Ya Tidak

1 Guru mengabsen dan menjelaskan tujuan pembelajaran. 1

2 Guru memilih pokok bahasan Pedagang, Penguasa, dan

Pujangga pada Masa Klasik (Hindu dan Budha) 1

3 Guru mempersiapkan siswa untuk belajar. 1

4 Guru menjelaskan alur pelaksanaan pembelajaran. 1

5 Guru memberi materi berupa Pedagang, Penguasa, dan

Pujangga pada Masa Klasik (Hindu dan Budha) 1

Page 95: skripsi kiki Watermark.pdf

81

6 Guru membagi kelompok siswa masing-masing terdiri

dari 10-11 orang 1

7 Guru menyiapkan dan memberi pengarahan kepada

siswa. 1

8 Guru memberikan contoh Cerita dengan bermain peran

tentang Pedagang, Penguasa, dan Pujangga pada Masa

Klasik (Hindu dan Budha)

1

9 Guru mempersilahkan siswa untuk membuat dongeng

atau cerita tentang Pedagang, Penguasa, dan Pujangga

pada Masa Klasik (Hindu dan Budha) sesuai dengan

keinginannya masing-masing.

1

10 Guru terus memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas. 1

11 Guru membebaskan siswa untuk berpikir menentukan

dongeng atau cerita yang cocok. 1

12 Guru tidak membatasi anak untuk membuat dongeng

atau cerita. 0

13 Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok siswa

untuk menampilkan hasil kerjanya secara bergantian. 1

14 Guru melakukan proses penilaian 1

15 Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS). 0

16 Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 0

17 Guru meminta siswa merangkum hasil pembelajaran

yang telah dilaksanakan. 0

Jumlah 13 4

Jumlah Tahapan 17

Keterlaksanaan 75%

Kategori Baik

Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa presentase keterlaksanaan

aktivitas guru pada siklus I dalam penerapan media dongeng atau cerita

di kelas X SMK Pembangunan Global dapat di gambarkan dengan grafik

seperti gambar 4.2 berikut ini:

Page 96: skripsi kiki Watermark.pdf

82

Gambar 4.2 Observasi Aktivitas Guru Siklus I

c) Hasil belajar kognitif siswa pada siklus I

Hasil belajar kognitif siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan model pembelajaran active learning tipe dongeng dengan

mengacu pada indikator-indikator yang tertera pada lembar tes yang telah

dikerjakan oleh siswa pada siklus I terdiri dari :

d) Ketuntasan belajar individu.

Ketuntasan belajar individu pada siklus I diketahui bahwa

1. Ketuntasan belajar klasikal.

Hasil ketuntasan belajar siswa kelas X SMK Pembangunan

Global pada pembelajaran IPS (Sejarah) deangan menggunakan

media pembelajaran dongeng atau cerita pada siklus I adalah

2. Rata-rata hasil belajar kognitif siswa.

Nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa dalam peningkatan

pemahaman pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4

Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nama

Siswa

Nilai

Pretest

Nilai

Posttest

1 A1 75 80

2 A2 75 80

3 A3 70 75

4 A4 70 75

5 A5 70 75

6 A6 75 80

7 A7 60 75

8 A8 75 80

9 A9 60 75

75%

25%

Presentase

Terlaksana

Tidak Terlaksana

Page 97: skripsi kiki Watermark.pdf

83

10 A10 60 75

11 A11 80 85

12 A12 75 80

13 A13 75 80

14 A14 75 80

15 A15 80 83

16 A16 75 78

17 A17 75 78

18 A18 75 79

19 A19 60 75

20 A20 60 75

21 A21 60 75

22 A22 80 83

23 A23 80 84

24 A24 60 75

25 A25 60 76

26 A26 60 75

27 A27 60 76

28 A28 60 75

29 A29 76 80

30 A30 70 78

31 A31 70 78

32 A32 70 79

33 A33 80 84

34 A34 70 77

35 A35 70 77

Jumlah 2430 2735

Rata-rata 69,43 78,14

Berdasarkan tabel diatas, rata-rata nilai hasil belajar kognitif siswa

pada siklus pertama dengan menggunakan model pembelajaran media

dongeng atau cerita yaitu 69,43 dengan interpretasi kurang.

4) Refleksi dan perencanaan ulang.

Berdasarkan hasil penelitian siklus I, ada beberapa kendala atau

masalah yang perlu dicari pemecahan masalahnya agar penelitian agar

penelitian di siklus II akan lebih baik lagi. Adapun masalah-masalah atau

kendala yang terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut :

1) Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang

mengarah kepada pendekatan pembelajaran aktif tipe dongeng atau

Page 98: skripsi kiki Watermark.pdf

84

cerita. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru

dalam kegiatan belajar mengajar yang hanya mencapai 348,5%

2) Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar menggunakan

model pembelajaran aktif tipe dongeng atau cerita. Hal ini dapat

dilihat dari dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam

kegiatan pembelajaran hanya mencapai

3) Masih ada siswa yang belum paham bagaimana media dongeng atau

cerita.

Untuk memecahkan masalah dan mengurangi kendala di atas, maka

peneliti melakukan beberapa tindakan sebagai berikut :

1) Guru harus lebih menguasai lagi tentang semua tahapan pembelajaran

aktif tipe dongeng atau cerita.

2) Guru meberikan motivasi pada peserta didik untuk lebih aktif dan

kreatif dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran aktif tipe dongeng atau cerita.

Memberikan penghargaan (reward) atau apresiasi (apreciation) bagi

peserta didik yang berani tampil berpendapat di depan kelas.

c. Deskripsi Siklus II

Sama halnya dengan siklus I, Siklus II juga terdiri dari 4 tahap, yakni

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun tahapannya seperti

berikut ini :

1) Perencanaan.

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang lebih

mudah dimengerti oleh siswa dan mengacu kepada Standar Kompetensi

(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran IPS (Sejarah) untuk

kelas X dengan Standar Kompetensi menganalisis berbagai teori tentang

proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan hindu-buddha

di indonesia dan menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat,

pemerintahan, dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan hindu-budha

di indonesia. Adapun kompetensi dasarnya menganalisis berbagai teori

Page 99: skripsi kiki Watermark.pdf

85

tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan hindu-

buddha di indonesia dan menganalisis karakteristik kehidupan

masyarakat, pemerintahan, dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan

Hindu-Budha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang

masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.

b) Pembuatan lembar observasi aktivitas guru dan siswa

Pembuatan lembar observasi terdiri dari 2 yaitu lembar observasi

untuk aktivitas siswa dan lembar observasi untuk aktivitas guru. Lembar

observasi untuk guru dibuat berdasarkan langkah-langkah yang harus

ditempuh oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan media dongeng atau cerita. Sedangkan , lembar observasi

untuk siswa dibuat berdasarkan kegiatan atau aktivitas apa saja yang

harus dilakukan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran media

dongeng atau cerita.

c) Menyiapkan media pembelajaran

Dalam hal ini peneliti menggunakan media pembelajaran dongeng

atau cerita. Pemilihan media tersebut di karenakan media tersebut sangat

sesuai dengan proses pembelajaran dengan menggunakan media dongeng

atau cerita. Kemudian disini guru menulis dan mencotontohkan dengan

menggunakan Spidol Dengan Warna Warni dengan tema (Kata Kunci)

Jalur Perdagangan dan Pelayaran serta Masuknya Pengaruh Hindu-

Buddha di Kepulauan Nusantara yakni Indonesia, tema tersebut adalah

materi yang telah diterangkan dan sedang di bahas oleh guru.

d) Menyipakan instrument berupa test

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa pilihan

ganda (multi choice) dan essay yang terdiri dari 30 soal. Tes tersebut

dilakukan sesudah pelajaran berlangsung.

2) Tindakan.

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari senin, selasa

dan kamis pada tanggal 12,13, dan 15 Oktober 2015 pada pukul 10.00-

Page 100: skripsi kiki Watermark.pdf

86

11.10, 07.00-09.40, dan 07.00-12.20. kegiatan pembelajaran

menggunakan media dongeng atau cerita untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam meningkatkan pemahamannya yang mengacu pada

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah dibuat. Peneliti

merupakan seorang guru yang merupakan wali kelas X dan peneliti

sebagai observe.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran siklus II meliputi

kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. Kegiatan awal meliputi :

1) Guru mengucapkan salam dengan kata yang santun pada saat

membuka pelajaran.

2) Guru mengabsen siswa dengan suara yang jelas.

3) Guru menanyakan kabar kepada siswa.

4) Guru mengulang kembali pelajaran yang telah lalu secara sepintas.

5) Guru mengharapkan siswa memahami materi pedagang, penguasa,

dan pujangga pada masa klasik (Hindu dan Budha) setelah

pembelajaran ini selesai.

Setelah kegiatan awal selesai, maka guru melakukan kegiatan inti.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Guru menjelaskan aturan main dalam setiap kegiatan pembelajaran.

2) Guru menjelaskan materi pedagang, penguasa, dan pujangga pada

masa klasik (Hindu dan Budha)

3) Guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang berhubungan dengan

materi pelajaran.

4) Siswa memperhatikan guru yang sedang membuat contoh dongeng

atau cerita.

5) Siswa diminta untuk membentuk kelompok menajadi 5 kelompok

masing-masing terdiri dari 6-7 orang

6) Guru tidak membatasi siswa dalam pembuatan Dongeng atau Cerita

membebaskan dalam pembuatannya tetapi tetap dalam pengawasan

guru.

Page 101: skripsi kiki Watermark.pdf

87

7) Setelah selesai, perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk kedepan

kelas mempresentasikan hasil pekerjaannya dan kelompok lain

memperhatikan apa yang dibicarakan oleh temannya di depan kelas.

8) Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang berani maju ke depan

kelas.

Setelah kegiatan inti selesai, maka guru melakukan kegiatan akhir.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama-sama

dengan siswa.

2) Guru memberikan penilaian bagi siswa yang bisa menjawab dengan

benar

3) Guru memberiksn hasil dari penilaian media dongeng atau cerita

kepada siswa.

3) Observasi.

a) Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II

Hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar

pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran aktif tipe

Dongeng atau Cerita dalam beberapa kelompok, dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.5

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus II

No Nama Siswa ∑Nilai %

1 A1 2023 2023%

2 A2 1005 1005%

3 A3 1504 1504%

4 A4 1696 1696%

5 A5 1542 1542%

6 A6 2161 2161%

Page 102: skripsi kiki Watermark.pdf

88

7 A7 1495 1495%

8 A8 1344 1344%

9 A9 514 514%

10 A10 1585 1585%

11 A11 1886 1886%

12 A12 956 956%

13 A13 216 216%

14 A14 1562 1562%

15 A15 2145 2145%

16 A16 525 525%

17 A17 1072 1072%

18 A18 1790 1790%

19 A19 465 465%

20 A20 2503 2503%

21 A21 365 365%

22 A22 820 820%

23 A23 1170 1170%

24 A24 1272 1272%

25 A25 1623 1623%

26 A26 984 984%

27 A27 1938 1938%

28 A28 566 566%

29 A29 1690 1690%

30 A30 1830 1830%

31 A31 1550 1550%

32 A32 1670 1670%

Page 103: skripsi kiki Watermark.pdf

89

33 A33 1780 1780%

34 A34 1225 1225%

35 A35 1239 1239%

Jumlah Keseluruhan 1.390.367

Rata-Rata 39.724,77

Presentase 72,227%

Presentase ketercapaian aktivitas siswa dalam penerapan model

pembelajaran active learning tipe dongeng atau cerita pada siklus II

adalah sebagai berikut :

=

rata rata aktivitas siswa

jumlah no item x skor maksimal X 100%

= 39724,77

100%11 5

xx

= 722,27 x 100%

= 72,227

Berdasarkan tabel 3.4 diatas, menggambarkan bahwa keterlaksanaan

aktivitas dari setiap siswa pada pembelajaran siklus II dengan

menggunakan media dongeng atau cerita pada umumnya terlaksana

dengan sangat baik dengan nilai rata-rata dari keseluruhan aktivitas siswa

adalah 72,227% di kategorikan berada pada kategori tinggi.

b) Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II

Berdasarkan penelitian pada siklus II yang telah di laksanakan pada

tanggal 12, 13, dan 15 oktober 2015, hasil penelitian yang dapat

dikemukakan adalah mengenai observasi terhadap kegiatan yang.

dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung melalui

lembar observasi terhadap kegiatan guru yang telah disediakan.

Tabel 4.6

Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus

II

No Aspek yang Diamati Implementasi

Ya Tidak

1 Guru mengabsen dan menjelaskan tujuan pembelajaran. 1

Page 104: skripsi kiki Watermark.pdf

90

2 Guru memilih pokok bahasan Pedagang, Penguasa, dan

Pujangga pada Masa Klasik (Hindu dan Budha) 1

3 Guru mempersiapkan siswa untuk belajar. 1

4 Guru menjelaskan alur pelaksanaan pembelajaran. 1

5 Guru memberi materi berupa Pedagang, Penguasa, dan

Pujangga pada Masa Klasik (Hindu dan Budha) 1

6 Guru membagi kelompok siswa masing-masing terdiri

dari 10-11 orang 1

7 Guru menyiapkan dan memberi pengarahan kepada

siswa. 1

8

Guru memberikan contoh Cerita dengan bermain peran

tentang Pedagang, Penguasa, dan Pujangga pada Masa

Klasik (Hindu dan Budha)

1

9

Guru mempersilahkan siswa untuk membuat dongeng

atau cerita tentang Pedagang, Penguasa, dan Pujangga

pada Masa Klasik (Hindu dan Budha) sesuai dengan

keinginannya masing-masing.

1

10 Guru terus memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas. 1

11 Guru membebaskan siswa untuk berpikir menentukan

dongeng atau cerita yang cocok. 1

12 Guru tidak membatasi anak untuk membuat dongeng

atau cerita. 1

13 Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok siswa

untuk menampilkan hasil kerjanya secara bergantian. 1

14 Guru melakukan proses penilaian 1

15 Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS). 1

16 Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 1

17 Guru meminta siswa merangkum hasil pembelajaran

yang telah dilaksanakan. 1

Jumlah 17 0

Jumlah Tahapan 17

Keterlaksanaan 100%

Kategori Sangat Baik

Page 105: skripsi kiki Watermark.pdf

91

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa pada pertemuan di siklus

II seluruh tahap atau kegiatan pembelajaran sudah terlaksana semua. di

bandingkan dengan pertemuan pada siklus I, pada pertemuan siklus II ini guru

sudah memahami perannya dalam pembelajaran dengan menggunakan media

dongeng atau cerita, sehingga tidak ada satu tahap pembelajaran pun yang

terlewati dalam pelaksanaannya. hasil tersebut tergambar pula pada grafik 4.3.

Gambar 4.3 Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II

Grafik 4.2 diatas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang

signifikan pada pembelajaran siklus II yang merupakan pembelajaran

pertemuan terakhir. pada pertemuan kali ini guru sudah bisa mengkondisikan

waktu, siswa dan diririnya sehingga pembelajaran pada siklus II ini semua

tahap pembelajaran bisa terlaksana.

4) Refleksi dan perencanaan ulang.

Berdasarkan hasil penelitian siklus II, beberapa kendala atau

masalah yang perlu dicari pemecahan masalahnya agar penelitian lebih

baik lagi kini dapat terselesaikan. Adapun masalah-masalah atau kendala

yang terjadi pada siklus II adalah sebagai berikut :

1) Guru sudah terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang

mengarah kepada pendekatan pembelajaran aktif tipe dongeng atau

cerita. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru

dalam kegiatan belajar mengajar yang hanya mencapai 72,227%.

2) Sebagian siswa sudah mulai terbiasa dengan kondisi belajar

menggunakan model pembelajaran aktif tipe dongeng atau cerita.

100%

Presentase

Terlaksana

Page 106: skripsi kiki Watermark.pdf

92

Hal ini dapat dilihat dari dari hasil observasi terhadap aktivitas

siswa dalam kegiatan pembelajaran hanya mencapai 72,227%.

3) Meski masih ada siswa yang belum paham bagaimana media

dongeng atau cerita. Akan tetapi, sebagian besar pula siswa sudah

terbiasa dengan media pembelajaran dongeng atau cerita.

Untuk memecahkan masalah dan mengurangi kendala di atas, maka

peneliti melakukan beberapa tindakan sebagai berikut :

1) Guru harus lebih menguasai lagi tentang semua tahapan pembelajaran

aktif dongeng atau cerita.

2) Guru memberikan motivasi pada peserta didik untuk lebih aktif dan

kreatif dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran aktif tipe dongeng atau cerita.

Memberikan penghargaan (reward) atau apresiasi (apreciation) bagi

peserta didik yang berani tampil berpendapat di depan kelas.2

2. Hasil Belajar Pembelajaran IPS (Sejarah) Dengan Menggunakan

Media Dongeng Pada Akhir Siklus.

2.1. Hasil Postest Akhir Siklus.

Dalam pembelajaran IPS (Sejarah), suatu pokok bahasan yang satu

dengan sub bahasan yang lain saling berhubungan dan merupakan satu

kesatuan. Maka untuk mengetahui kemampuan siswa dalam satu pokok

bahasan selain diadakn test setiap sub pokok bahasan (dalam penelitian

ini tes setiap siklus) dianggap perlu untuk mengadakan postest.

Adapun nilai rata-rata hasil post tes pada akhir siklus dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.7

Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nama

Siswa

Nilai

Pretest

Nilai

Posttest

1 A1 76 86

2 Op. Cit, H. 80

Page 107: skripsi kiki Watermark.pdf

93

2 A2 76 85

3 A3 80 85

4 A4 75 86

5 A5 75 90

6 A6 76 85

7 A7 75 80

8 A8 76 86

9 A9 77 87

10 A10 77 87

11 A11 83 88

12 A12 78 87

13 A13 80 85

14 A14 75 85

15 A15 83 86

16 A16 80 84

17 A17 77 84

18 A18 77 84

19 A19 75 90

20 A20 76 85

21 A21 75 90

22 A22 84 89

23 A23 85 88

24 A24 75 83

25 A25 76 83

26 A26 77 84

27 A27 77 87

28 A28 75 90

29 A29 78 85

30 A30 75 90

31 A31 75 86

32 A32 78 80

33 A33 83 88

34 A34 76 85

35 A35 77 85

Jumlah 2713 3008

Rata-rata 77,51 85,94

3. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini pelaksanaan siklus dibatasi hanya sampai siklus II.

Hal ini didasarkan kepada perolehan hasil aktivitas siswa dan guru yang cukup

tinggi. Selain itu, perolehan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan

dari siklus ke siklus dan pada akhir siklus.

Page 108: skripsi kiki Watermark.pdf

94

Berdasarkan siklus yang telah dilaksanakan mulai dari siklus I dan siklus

II, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung dengan aktif.

Berdasarkan siklus I rata-rata nilai aktivitas siswa hanya 348,5% sedangkan

pada siklus II mencapai 72,227% skor ideal 100 %. Dapat dilihat pada grafik

dibawah ini :

Gambar 4.4 Observasi Siklus I dan Siklus II

Selain aktivitas siswa, aktivitas guru juga mengalami peningkatan yang

signifikan ke arah yang lebih baik dari siklus ke siklus. Hasil yang diperoleh

pada siklus I dengan rata-rata 75% dan 100% pada siklus II. Adapun

peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I, siklus II, dan siklus akhir

(posttest) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

4. Analisis hasil belajar siklus I

Berdasarkan nilai hasil belajar pada siklus I dapat di uraikan pada

tabel berikut di bawah ini :

Tabel 4.8

Nilai hasil belajar siswa pada siklus I

No Nama Siswa Hasil yang di capai

Pretest Posttest N-Gain Keterangan

1 Ai Siti Nurindah Sari 75 80 0,2 Rendah

2 Aisah 75 80 0,2 Rendah

3 Al Lenah 70 75 0,17 Rendah

4 Anisa Febriani 70 75 0,17 Rendah

348,50%

722,27%

Presentase

Siklus I

Siklus II

Page 109: skripsi kiki Watermark.pdf

95

5 Ayu Wahdini Retno

Handayani 70 75 0,17 Rendah

6 Cicih Trisnawati 75 80 0,2 Rendah

7 Devi Andriyani 60 75 0,4 Sedang

8 Devi Anggraeni 75 80 0,2 Rendah

9 Dian Kurniasari 60 75 0,4 Sedang

10 Doni Nuryasin 60 75 0,4 Sedang

11 Fiorenza Hendriyani 80 85 0,25 Rendah

12 Indy Fitria 75 80 0,2 Rendah

13 Indra Gunawan 75 80 0,2 Rendah

14 Mia Sumiyati 75 80 0,2 Rendah

15 Muhammad Jejen 80 83 0,15 Rendah

16 Nika Nurafni 75 78 0,04 Rendah

17 Putri Syidqia 75 78 0,04 Rendah

18 Ria Siti Rahayu 75 79 0,16 Rendah

19 Rika Maesaroh 60 75 0,4 Sedang

20 Rika Nurhasanah 60 75 0,4 Sedang

21 Rosidah 60 75 0,4 Sedang

22 Royani 80 83 0,15 Rendah

23 Sartika 80 84 0,2 Rendah

24 Sinta 60 75 0,4 Sedang

25 Siti Fatimah 60 76 0,4 Sedang

26 Siti Maryati 60 75 0,4 Sedang

27 Siti Nurlaela 60 76 0,4 Sedang

28 Siti Solehayati 60 75 0,4 Sedang

Page 110: skripsi kiki Watermark.pdf

96

29 Sri Handayani 76 80 0,17 Rendah

30 Teti Kurnia 70 78 0,27 Rendah

31 Vivi Fitria 70 78 0,27 Rendah

32 Wina Nurlaila 70 79 0,3 Rendah

33 Winda Kania 80 84 0,2 Rendah

34 Windy Aulia 70 77 0,23 Rendah

35 Wiki Abadi 70 77 0,23 Rendah

Jumlah 2430 2735 9,69

Rata-rata 69,43 78,14 0,28

Rata-rata Rendah 0,68

Rata-rata Sedang 0,314

Rata Tinggi -

RUMUS N- GAIN

N-Gain = Nilai Pos Test- nilai Pre Test

Nilai Ideal – Nilai Pre Tast

Tabel.4.9

Keterangan Nilai Presentase

Keterangan:

T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 16

Jumlah siswa yang belum tuntas : 19

Presentase Keterangan

0,1-0,3 Rendah

0,4-0,5 Sedang

0,5-1,00 Tinggi

Page 111: skripsi kiki Watermark.pdf

97

Skor Pre Test : 2430

Rata-rata SkorTercapai : 69,43

Skor Post Test : 2735

Rata-rata Skor Tercapai : 78,14

Prosentase Ketuntasan : 75%

N-Gain : 9,69

Klasikal : Belum tuntas

Tabel. 4.10

Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1

2

3

4

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar

N-Gain

70

16

75%

9,69

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar kognitif

siswa mengalami perbaikan dan peningkatan. Hal ini juga diperkuat dengan

pendapat yang dikemukakan bahwa strategi pembelajaran yang aktif dalam

proses pembelajaran adalah siswa diharapkan aktif terlibat dalam kegiatan

pembelajaran untuk berpikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan

konsep baru atau mengahasilkan suatu karya. Dengan pembelajaran aktif

menggunakan media dongeng atau cerita menjadi kreatif dan dapat berpikir

serta mengingat dengan lebih baik sehingga terjadi suatu peningkatan hasil

pembelajaran dari setiap siklusnya. Berikut dapat disimpulkan dengan grafik

dibawah ini :

2430 2735

9,69 0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Pretest Postest N-Gain

Presentase

Presentase

Page 112: skripsi kiki Watermark.pdf

98

Gambar 4.5 Perhitungan Hasil Belajar Siklus I

5. Analisis Hasil Belajar Siklus II

Berdasarkan nilai hasil belajar pada siklus II dapat di uraikan pada tabel

berikut di bawah ini :

Tabel 4.11

Nilai hasil belajar siswa pada siklus II

No Nama Siswa

Hasil yang di capai

Pretest Posttest N-Gain Keterangan

1 Ai Siti Nurindah Sari 76 86 0,42 Sedang

2 Aisah 76 85 0,4 Sedang

3 Al Lenah 80 85 0,25 Rendah

4 Anisa Febriani 75 86 0,44 Sedang

5 Ayu Wahdini Retno

Handayani 75 90 0,6 Tinggi

6 Cicih Trisnawati 76 85 0,4 Sedang

7 Devi Andriyani 75 80 0,2 Rendah

8 Devi Anggraeni 76 86 0,42 Sedang

9 Dian Kurniasari 77 87 0,43 Sedang

10 Doni Nuryasin 77 87 0,43 Sedang

11 Fiorenza Hendriyani 83 88 0,3 Rendah

12 Indy Fitria 78 87 0,41 Sedang

13 Indra Gunawan 80 85 0,25 Rendah

14 Mia Sumiyati 75 85 0,4 Sedang

15 Muhammad Jejen 83 86 0,18 Rendah

16 Nika Nurafni 80 84 0,2 Rendah

Page 113: skripsi kiki Watermark.pdf

99

17 Putri Syidqia 77 84 0,30 Rendah

18 Ria Siti Rahayu 77 84 0,30 Rendah

19 Rika Maesaroh 75 90 0,6 Tinggi

20 Rika Nurhasanah 76 85 0,4 Sedang

21 Rosidah 75 90 0,6 Tinggi

22 Royani 84 89 0,31 Rendah

23 Sartika 85 88 0,2 Rendah

24 Sinta 75 83 0,32 Rendah

25 Siti Fatimah 76 83 0,3 Rendah

26 Siti Maryati 77 84 0,30 Rendah

27 Siti Nurlaela 77 87 0,43 Sedang

28 Siti Solehayati 75 90 0,6 Tinggi

29 Sri Handayani 78 85 0,32 Rendah

30 Teti Kurnia 75 90 0,6 Tinggi

31 Vivi Fitria 75 86 0,44 Sedang

32 Wina Nurlaila 78 80 0,1 Rendah

33 Winda Kania 83 88 0,3 Rendah

34 Windy Aulia 76 85 0,4 Sedang

35 Wiki Abadi 77 85 0,35 Rendah

Jumlah 2713 3008 12,9

Rata-rata 77,51 85,94 0,37

Rata-rata Rendah 0,5

Rata-rata Sedang 0,4

Rata Tinggi 0,143

Page 114: skripsi kiki Watermark.pdf

100

Berikut dapat disimpulkan dengan grafik dibawah ini :

Gambar 4.6 Perhitungan Hasil Belajar Siklus II

Keterangan:

T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 35

Jumlah siswa yang belum tuntas : -

Skor Pre Test : 2713

Rata-rata Skor Tercapai : 77,51

Skor Post Test : 3008

Rata-rata Skor Tercapai : 85,94

Prosentase Ketuntasan : 100%

N-Gain : 12,9

Klasikal : Tuntas

Tabel. 4.12

Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II

1

2

3

4

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar

N-Gain

80

35

100%

12,9

Adapun perbandingan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

(IPS) Sejarah dengan menggunakan media gambar pada siklus I dan siklus

II, yaitu:

2713 3008

12,9 0

1000

2000

3000

4000

Pretest Postest N-Gain

Presentase

Presentase

Page 115: skripsi kiki Watermark.pdf

101

Tabel. 4.13

Perbandingan Hasil Belajar Pada Siklus I dan II

Hasil Belajar Pre Tes Hasil Belajar Post Tes

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

69,43 77,51 78,14 85,94

Tabel. 4.14

Presentase Hasil Belajar Pada Siklus I dan II

Presentase Hasil Belajar Pre Tes Presentase Hasil Belajar Post Tes

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

6,943% 7,751% 7,814% 8,594%

Gambar 4.7 Perbandingan Hasil Pretes dan Post tes Siklus I dan II

beserta N-Gain

Dari grafik di atas perbandingan hasil belajar siswa dari siklus I dan II

mengalami peningkatan. Pada siklus I hasil belajar siswa untuk nilai pre tes

adalah 69,43 dan post tes adalah 78,14 serta N-Gain adalah 0,28. Sedangkan pada

siklus II hasil belajar siswa untuk nilai pre tes adalah 77,51 dan post tes adalah

85,94 serta N-Gain adalah 0,37

0

1000

2000

3000

4000

PretestPosttest

N-Gain

2430 2735

9,69

2713 3008

12,9

Siklus I

Siklus II

Page 116: skripsi kiki Watermark.pdf

102

Gambar 4.8 Presentase Hasil Belajar Siswa Dari Siklus I dan II

Sedangkan dari grafik presentase hasil belajar siswa dari siklus I dan II

juga mengalami peningkatan. Pada siklus I presentase hasil belajar siswa untuk

pre tes adalah 43,33% dan post tes adalah 83,33%. Sedangkan pada siklus II

presentase hasil belajar siswa untuk pre tes adalah 53,33% dan post tes adalah

100%. Dengan demikian, hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima yaitu :

penerapan media dongeng atau cerita dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran (IPS) sejarah di kelas X SMK Pembangunan Global

0,00%

50,00%

100,00%

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 1 Siklus 2

Pre Tes 43,33% 53,33%

Post Tes 83,33% 100%

Page 117: skripsi kiki Watermark.pdf

103

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pelaksanaan penerapan model pembelajaran media dongeng atau cerita pada mata

pelajaran IPS (Sejarah) tentang pedagang penguasa dan pujangga pada masa klasik

(Hindu-Buddha) pada setiap siklus terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari

meningkatnya hasil rata-rata aktivitas guru dan siswa pada setiap siklus.

2. Hasil belajar pada mata pelajaran IPS (Sejarah) materi Pedagang Penguasa Dan

Pujangga Pada Masa Klasik (Hindu-Buddha) dengan menggunakan media dongeng

atau cerita pada setiap siklus cukup baik dan mengalami peningkatan. Hal tersebut

dapat dilihat pada siklus I dengan rata-rata 7,814% dengan kategori kurang

berdasarkan dari interval <70% hingga siklus II dengan rata-rata 8,594% dengan

kategori cukup berdasarkan dari interval 70-79. Hasil belajar siswa dari siklus I dan II

mengalami peningkatan sehingga pelajaran IPS (Sejarah) dengan menggunakan

Media Dongeng dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMK Pembangunan

Global Jln. Sukatani Barat No. 99 Kota Pangulah Utara Kec. Kota Baru Cikampek.

Hasil belajar pada akhir siklus mengalami pengingkatan di bandingkan dengan siklus

I dan II. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata Postess formatif mencapai 8,594% dengan

kategori cukup meningkat dari siklus sebelumnya.

B. Implikasi.

Penelitian ini merupakan suatu usaha untuk mengetahui penerapan penggunaan

media dongeng atau bercerita terhadap hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Dari

hasil penelitian telah diketahui bahwa penggunaan media dongeng atau bercerita dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, pada setiap siklusnya. Jadi penggunaan media dongeng

atau bercerita sebagai media pembelajaran pada kelas X SMK dirasa cukup baik

berdasarkan temuan peneliti yang telah diuraikan pada BAB II.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk diadakan penelitian lebih

lanjut mengenai media-media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan

siswa di kelas, sehingga kelebihan dan kekurangan setiap media dapat menjadi perhatian.

Page 118: skripsi kiki Watermark.pdf

104

penyelenggara guru agar pada akhirnya bisa lebih menciptakan proses pembelajaran

yang lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa.

C. Saran.

Berdasarkan simpulan diatas, penulis perlu untuk merumuskan saran yaitu talh

terbuktinyapembelajaran dengan media dongeng atau cerita dapat meningkatkan hasil belajar

kognitif siswa dalam pelajaran IPS (Sejarah) kelas X SMK Pembangunan Global. Maka

penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan guru menjadikan pembelajaran media

dongeng sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran IPS (Sejarah) untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Media pembelajaran ini sangat bermanfaat bagi siswa dengan guru. Oleh karena itu

diharapkan media ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pengajaran

IPS (Sejarah).

3. Media pembelajaran ini sangat bermanfaat bagi sekolah terutama dalam dunia

pendidikan di berbagai mata pelajaran tertentu pada proses belajar mengajar untuk

memberikan kontribusi yang positif pada siswa sehingga tidak cenderung monoton

atau membosankan.

Page 119: skripsi kiki Watermark.pdf

105

Daftar Pustaka

Ali, Mohammad, “ Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan”, cet. 1, Jakarta : Pustaka

Cendekia Utama, 2010.

Arif, Muhammad, “ Pengantar Sejarah ”, Cet.1, Jakarta : Para Cita Prees, 2010.

Arikunto, Suharsimi, dkk, “ Penelitian Tindakan Kelas ”, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2010.

Arikunto, Suharsimi, “ Prosedur Penelitian “ , Jakarta : Rineka Cipta 2006.

Arikunto, Suharsimi,” Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Asnawir, dan Usman, Basyiruddin, “ Media Pembelajaran “, cet. 1, Jakarta Selatan : Ciputat

Pers, 2002.

Bunanta, Murti, “problematika : Penulisan Cerita Rakyat Untuk Ank Di Indonesia”, cet 1,

Jakarta : Balai Pustaka, 1998

Djamarah, Bahri, Syaiful, dkk,“ Strategi Belajar Mengajar ”, cet. 3, Jakarta : PT. Rineka

Cipta, 2006.

Dwi, Amurwani,L, dkk, “Sejarah Indonesia”, cet. 2, Jakarta : Kementrian Pendidikan dan

Kebudyaan, 2014.

Faisal, Sanapiah, “ Format-format Penelitian Sosial ”, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

1989

Hasbullah, “ Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan”, Jakarta : Rajawali Press, 2012.

Hapsari, Ratna, Syukur, Abdul, “ Eksplorasi Sejarah Indonesia dan Dunia Untuk SMA Kelas

X ”, Jakarta : Erlangga, 2008.

Hamalik, Oemar, “ Media Pendidikan”, Cet. 6, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1989.

Hanif, Muhammad, dalam Jurnal Ilmiah, “Dongeng Dalam Perspektif Pendidikan” FPIPS

IKIP PGRI Madiun.

Kasmadi, dkk,” Panduan Modern Penelitian Kuantitatif”, Bandung : Alfabeta, 2013.

Kosasih, E, Surayin, “ Kamus Basa Sunda”, cet-2, Bandung : CV Yrama Widya, 2003.

Latif, H., Abdul, Muhammad, “ Mendongeng Mudah dan Menyenangkan ”, cet.1, Jakarta :

PT. Luxima Metro Media, 2014.

Majid, Abdul, Aziz, Abdul, “Mendidik Dengan Cerita”, cet. 4, Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2008

NK, Roestiyah, “Strategi Belajar Mengajar”. Cet. 2, Jakarta : Bina Aksara, 1988.

Rampan, Layun, Korrie, “Teknik Menulis Cerita Rakyat”, cet. 1, Bandung : Yrama Widya,

2014.

Page 120: skripsi kiki Watermark.pdf

106

Sadiman, S, Arif, dkk, “ Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya “, cet. 4 Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996.

Sagala, Syaiful, “ Konsep dan Makna Pembelajaran ”, cet. 8, Bandung : Alfabeta, 2010.

Sudjana, Nana, “Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar”, cet-14, Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2009.

Sugihastuti, “ Tentang Cerita Anak ”, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013, Cet. 3.

Suhada, Idad, ”Konsep Dasar IPS”, Bandung : Solo Press, 2010.

Sukmadinata, Syaodih, Nana, “ Landasan Psikologi Proses Pendidikan”, cet ke 3, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2005.

Supriyadi, Marwan, “ Sejarah SMA Jilid 1 Kelas X”, Jakarta : PT Perca, Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional , 2009.

Surayin, dan Kosasih, E, “ Kamus Basa Sunda ”, cet. 1-2, Bandung : CV. Yrama Widya,

2003.

Suryabrata, Sumadi, “ Psikologi Pendidikan”, cet. 19, Jakarta : Rajawali Press, 2012.

Purwanto, Ngalim, “Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis”, edisi. 2, cet. 18, Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya, 2007.

Yunus, Ahmad, dkk, “ Peranan Cerita Rakyat Dalam Pembentukan Dan Pembinaan Anak”

Jakarta : 1993.

Page 121: skripsi kiki Watermark.pdf

DAFTAR UJI REFERENSI

Nama : KIKI PUJI ASTUTI

NIM : 109015000011

Jurusan/ Prodi : P. IPS/ Sosiologi-Antropologi

Judul : ” Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran (IPS)

Sejarah Dengan Menggunakan Media Dongeng “

Page 122: skripsi kiki Watermark.pdf

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “ Upaya Peningkatan

Hasil Belajar Siswa Dlam Pembelajaran (IPS) Sejarah Dengan Menggunakan Media Dongeng “

yang disusun oleh Kiki Puji Astuti NIM : 109015000011 Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Program Studi Sosiologi-Antropologi (P.IPS/ Sosiologi-Antropologi) Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah di uji kebenarannya oleh dosen

pembimbing skripsi pada tanggal 04 Mei 2016.

Jakarta, 04 Mei 2016

Page 123: skripsi kiki Watermark.pdf

107

Lampiran-Lampiran

Lampiran 1

Jadwal Penelitian

SMK Pembangunan Global

Pertemuan

Ke-

Hari, Tanggal/

Bulan/ Tahun

Kegiatan Mengajar

Kelas Waktu Pukul Materi

1 Senin,

6 Oktober 2015 X 2 x 45” 11.10– 12.20

Indonesia Zaman Hindu-Buddha: Silang Budaya Lokal dan Global

Tahap Awal

2 Selasa,

7 Oktober 2015 X 4 x 45” 07.00 – 09.40

1. Teori -teori masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha

2. Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

3. Bukti-bukti Kehidupan dan hasil-hasil kebudayaan pengaruh

Hindu-Buddha yang masih ada pada saat ini

3 Senin,

13 Oktober 2015 X 2 x 45” 11.10– 12.20 Praktek Bermain Peran

4 Selasa,

14 Oktober 2015 X 4 x 45” 07.00 – 09.40 Uji Instrument Siklus I

5 Senin,

20 Oktober 2015 X 2 x 45” 11.10– 12.20 Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia

6 Selasa,

21 Oktober 2015 X 4 x 45” 1. – 09.40

1. Teori-teori masuk dan berkembangnya Islam

2. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

7 Senin,

27 Oktober 2015 X 2 x 45” 11.10– 12.20

1. Bukti-bukti Kehidupan dan hasil-hasil budaya pengaruh Islam

yang masih ada pada saat ini

8 Selasa,

28 Oktober 2015 X 4 x 45” 07.00 – 09.40 Praktek Bermain Peran

9 Senin,

3 November 2015 X 2 x 45” 11.10– 12.20 Uji Instrument Siklus II

Page 124: skripsi kiki Watermark.pdf

108

Kotabaru, 3 November 2015

Guru Mata Pelajaran

Kiki Puji Astuti

NIM.109015000011

Peneliti

Kiki Puji Astuti

NIM.109015000011

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Abdul Rojak, S. Pd. I

Page 125: skripsi kiki Watermark.pdf

109

Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SMK Pembangunan Global

Kelas/Semester : X / 1

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Materi Pokok :

- Pedagang, penguasa dan pujangga pada masa klasik

(Hindu dan Buddha)

- Dari lembah indus-muara karam

Sub Materi pokok :

- Dari lembah indus-muara karam

- Masuknya pengaruh Hindu-budddha

- Kerajaan Kutai dan Tarumanegara

- Kerajaan Kalingga dan SriWijaya

- Kerajan Mataram Kuno

Pertemuan ke- : 11-15

Alokasi waktu : 2 X 45 menit @ (5x Pertemuan)

A. Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotongroyong, kerjasama cinta damai, responsif dan proaktif) dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu

pengetahuan,teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan kemanusiaan,

kebangsaan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

2.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya

2.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari

2.3 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada masa

pra aksara, Hindu-Buddha dan Islam

2.4 Berlaku jujur dan bertanggung-jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari

pembelajaran sejarah

2.5 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat,pemerintahan,dan kebudayaan pada

masa kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia serta menunjukkan contoh bukti-

bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat indonesia masa kini.

2.6 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan

kebudayaan Hindu Budha di Indonesia

2.7 Budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu-Budha dan masih berkelanjutan

Page 126: skripsi kiki Watermark.pdf

110

dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.

2.8 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Hindu

Budha dengan menerapkan cara berpikir kronologis dan pengaruhnya pada kehidupan

masyarakat Indonesia pada masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan.

2.9 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya

yang berkembang pada masa kerajaan Hindu Budha dan masih berkelanjutan dalam

kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menunjukkan bukti-bukti kehidupan dan hasil budaya Hindu-Budha yang masih ada

sampai sekarang.

2. Menjelaskan perkembangan kerajaan-kerajaan zaman Hindu-Budha di Indonesia.

3. Menganalisis kehidupan sosial ekonomi masyarakat zaman Hindu Budha.

4. Menganalisis perkembangan hasil-hasil kebudayaan Hindu-Budha.

5. Menganalisa berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan

kebudayaan Hindu – Budha di Indonesia

6. Merumuskan pendapat tentang teori yang paling tepat dari beberapa teori yang ada

tentang proses masuk dan berkembangnya Hindu – Budha di Indonesia.

7. Menjelaskan perkembangan masyarakat pada masa kerajaan Kalingga dan Sriwijaya

8. Memahami perkembangankerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim

9. Menjelaskan keteladanan para pemimpin agama dan raja di kerajaan Kalingga dan

Kerajaan Sriwijaya

10. Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan

kebudayaan hindu-budha di indonesia

11. Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Hindu-

Budha dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada

masyarakat Indonesia pada masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan

12. Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai –nilai dan unsur

D. Tujuan Pembelajaran

Melalui diskusi, mengamati dan membaca referensi siswa dapat:

1. Menjelaskan Pertumbuhan Dan Perkembangan Agama Hindu

2. Menjelaskan Asal Mula Lahirnya Agama Budha.

3. Menjelaskan proses masuknya agama Hindu-Buddha di Kepulauan Indonesia.

4. Membandingkan teori-teori masuknya agama Hindu-Buddha ke kepulauan

Indonesia, sehingga peserta didik dapat memahami berbagai teori tentang masuk dan

berkembangnya agama Hindu-Buddha di Indonesia, dan Menganalisis relevansi teori

dengan kondisi masyarakat di kepulauan Indonesia.

5. Dengan melakukan pengamatan gambar prasasti yang ada di Kutai dan

Tarumanegara siswa dapat menanya hubungan antara prasasti dengan sistem

6. Dengan membaca materi masuknya pengaruh Hindu-Budha di Indonsesia siswa

dapat menalar pengaruh sistem kerajaan (pemerintahan) Hindu-Budha di Indonesia

7. Dengan berdiskusi siswa dapat memahami pengaruh Hindu-Budha di bidang

Pemerintahan yang ada di Indonesia

8. Dengan mempresentasikan hasil diskusi siswa dapat menyampaikan pengaruh sistem

pemerintahan (kerajaan) Hindu-Budha di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari

yang masih ada sampai saat iniProses kegiatan dimunculkan

9. Melalui pengamatan gambar peta sejarah dan membaca referensi pesera didik dapat

menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dengan

saling menghargai pada masa kerajaan Kalingga dan Sriwijaya

Page 127: skripsi kiki Watermark.pdf

111

10. Melalui browsing internet dan buku referensi peserta didik dapat mengidentifikasi

perkembangan ekonomi kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim.

11. Melalui pengamatan terhadap peta sejarah peserta didik dapat menunjukkan letak

kerajaan Kalingga dan Sriwijaya.

12. Melalui diskusi kelompok peserta didik dapat menjelaskan keteladanan para

pemimpin agama dan raja di kerajaan Kalingga dan Sriwijaya.

13. Melalui penayangan gambar candi peserta didik mengidentifikasi tentang bangunan

peninggalan Hindu dan Budha kerajaan Mataram Kuno

14. Melalui membaca peserta didik dapat menggali informasi tentang perkembangan

kerajaan Mataram Kuno

15. Melalui mendengarkan keterangan guru peserta didik memiliki rasa ingin tahu tentang

perkembangan Hindu Budha di kerajaan Mataram Kuno dengan bertanya kepada teman

dan guru lebih jauh

16. Melalui menganalisa perkembangan kerajaan Mataram Kuno peserta didik mampu

menalar perkembangan kerajaan Mataram Kuno

17. Melalui diskusi peserta didik berani bertanya tentang perkembangan kerajaan

Mataram Kuno

18. Melalui Diskusi peserta didik mampu mempresentasikan pendapatnya tentang

keteladanan dan kepedulian para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya di

depan kelas.

E. Materi Ajar

1. lahirnya agama Hindu-Budha

2. Proses masuk dan berkembangnya Hindu Budha Di Indonesia

3. Teori tentang masuk dan berkembangya agama dan kebudayaan Hindu – Budha di

Indonesia

4. Gambar prasasti yang ada di Kutai dan Tarumanegara

5. Hubungan antara prasasti dengan berkembangya kerajaan Hindu – Budha di

Indonesia.

6. Pengaruh Hindu-Budha di bidang Pemerintahan di Indonsesia. Pengaruh sistem

pemerintahan Hindu-Budha di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari yang masih ada

sampai sekarang.

7. Nilai-nilai keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dengan

saling menghargai pada masa kerajaan Kalingga dan Sriwijaya.

8. Perkembangan kehidupan Kerajaan Sriwijaaya sebagai kerajaan maritim.

9. Keteladanaan para pemimpin agama dan raja di Kerajaan Kalingga ( ratu Sima ) dan

kerajaan Sriwijaya.

10. Proses masuk dan perkembangan kerajaan Hindu Buddha serta pengaruhnya dalam

kehidupan masyarakat Indonesia masa kini dan mengemukakannya dalam tulisan.

11. Kerajaan Mataram Kuno

12. Metode pembelajaran

1. Pendekatan : Scientifik learning, melatih, mempersiapkan, memberi contoh untuk

peragaan

2. Strategi : Bermain Peran dan Bercerita

3. Metode : Media Dongeng/ Bercerita

13. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi

waktu

Pendahuluan Memberikan salam 5 menit

Page 128: skripsi kiki Watermark.pdf

112

Kegiatan Deskripsi Alokasi

waktu

Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa

Menanyakan kehadiran siswa

Appersepsi : mengkaitkan antara pelajaran yang lalu dengan

pelajaran hari ini

Menyampaikan tujuan pembelajaran di papan bor

Inti

Menayangkan hasil kebudayaan Hindhu Budha yang

berupa bangunan candi

Siswa mendapatkan penjelasan tentang proses pelaksanaan

diskusi

Siswa dibagi ke dalam 4 kelompok kecil

Setiap kelompok mendapatkan tugas:

1. Mendiskusikan kerajaan yang berkaitan dengan

berdirinya,sistem sosial ekonomi dan pemerintahan

serta perkembangan sastra dan budaya

2. Mendiskusikan bukti sejarah,sistem ekonomi

3. Mencari bahan cerita dari materi yang diberikan

Setiap kelompok memperagakan hasil latihannya, dan

setiap siswa di kelas mencatat hasil dari peragaan yang

diperagakan di depan kelas,

sampai semua masalah selesai dibahas

Masing-masing anggota Kelompok yang lain menanggapi

30 menit

Penutup

Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru

menyimpulkan materi

Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran

Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan

pembelajaran

Mengucapkan salam

10 menit

14. Alat/Sumber Belajar :

1. Buku sumber Sejarah SMA X

a. Kemendikbud RI, 2013, Sejarah Indonesia, Jakarta

b. Siti Waridah,2000, Sejarah nasional ,Bumi aksara,Jakarta

2. White board/papan flanel

3. Internet

15. Penilaian Hasil Belajar

a. Tes Uraian (terlampir)

b. Non Tes : Penilaian Kinerja

1. Lembar pengamatan kerja kelompok (terlampir)

2. Lembar pengamatan presentasi (terlampir)

3.

Mengesahkan: Kotabaru, 3 November 2015

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Abdul Rojak S, Pd. I Kiki Puji Astuti

Page 129: skripsi kiki Watermark.pdf

113

LEMBAR PENGAMATAN KERJA KELOMPOK SISWA

Kelas/ Semester : X/ 1

Mata pelajaran : Sejarah

Materi Pokok : Pedagang, penguasa dan pujangga pada masa klasik

(Hindu dan Budha)

Sub Materi pokok : Kerajaan-kerajaan pada masa Hindu Budha

Peretemuan ke- : 11-15

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 5x pertemuan )

No.

Urut Nama Siswa

Aspek Aktivitas

1 2 3 4 5 6 7

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Keterangan Aspek Aktifitas:

1. Memperhatikan penjelasan guru/teman.

2. Menghargai pendapat orang lain.

3. Membaca materi.

4. Menulis (mencatat) materi penting.

5. Menjadi pembicara kelompok.

6. Bertanya(pada teman/guru).

7. Mengumpulkan hasil diskusi

Petunjuk:

1. Pengamatan dilakukan oleh guru pada saat peserta didik berdiskusi

2. Pengamatcukup memberi tanda cek ( ) pada kolom aspek aktivitas siswa.

Kotabaru, 3 November 2015

Guru Mata Pelajaran

Kiki Puji Astuti

Page 130: skripsi kiki Watermark.pdf

114

PENILAIAN PRESENTASI

(hasil pengumpulan data/laporan penelitian/dll)

Tanggal /bulan/tahun : ...................................................

Nama/kelompok : ...................................................

Kelas/Smt : ...................................................

Mata Pelajaran : ...................................................

Judul Presentasi : …………………………………

No Aspek Penilaian Bobot Skor Nilai

1

KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN GAGASAN

a. Ide pokok laporan

b. Keruntutan berpikir dari latar belakang, masalah,

tujuan, hasil, dan kesimpulan.

c. Penggunaan Bahasa Indonesia.

15%

2

KEMAMPUAN MENJELASKAN ISI

PRESENTASI

a. Kelancaran penyampaian gagasan

b. Kejelasan metode dan prosedur kerja

15%

3

KEMAMPUAN MENUNJUKKAN ORISINALITAS

a. Bukti empirik atas argumen

b. Konsistensi argumentasi 15%

4

KEMAMPUAN MENJELASKAN INOVASI DAN

MANFAAT

a. Sifat kebaruan hasil karya

b. Kesesuaian antara materi penulisan dengan

penugasan dari guru

15%

5 KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KONSEP

DALAM MENJAWAB PERTANYAAN 20%

a. Kemampuan berargumentasi, ketangguhan dan

konsistensi, berkomunikasi lisan

b. Keruntutan dalam penalaran

c. Ketepatan dalam menjawab pertanyaan

d. Akurasi uraian materi dengan kesimpulan

6 KEMAMPUAN MENJELASKAN HASIL 15%

a. Originalitas atas keaslian karya

b. Keefektifan atau pencapaian tujuan/prestasi

c. Dampak atau manfaatnya

7 SIKAP DALAM PRESENTASI 5%

a. Kerapihan

b. Kesopanan

Catatan : Skor 1-5. 1. Sangat Kurang, 2. Kurang,3. Cukup,4. Baik, 5. Sangat Baik). Nilai =

bobot x skor

Kotabaru, 3 November 2015

Guru Mata Pelajaran

Kiki Puji Astuti

Page 131: skripsi kiki Watermark.pdf

115

MATERI PELAJARAN

PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA

SERTA KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA

Proses Masuknya Agama Hindu dan Budha ke Indonesia

Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua

benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah

persimpangan lalu lintas perdagangan dunia. Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda amati

gambar peta jaringan perdagangan laut Asia Tenggara berikut ini:

Gambar 1.1.

Peta jalur perdagangan laut Asia Tenggara.

Pada abad 1 Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera)

tetapiberalih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India

melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut.

Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia dengan

India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya

budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia. Mengenai siapa yang membawa atau

menyebarkan agama Hindu - Budha ke Indonesia, tidak dapat diketahui secara pasti,

walaupun demikian para ahli memberikan pendapat tentangproses masuknya agama Hindu -

Budha atau kebudayaan India ke Indonesia.

Untuk agama Budha diduga adanya misi penyiar agama Budha yang disebut dengan

Dharmaduta, dan diperkirakan abad 2 Masehi agama Budha masuk ke Indonesia. Hal

inidibuktikan dengan adanya penemuan arca Budha yang terbuat dari perunggu diberbagai

daerah di Indonesia antara lain Sempaga (Sulsel), Jember (Jatim), Bukit Siguntang

(Sumsel).

Dilihat ciri-cirinya, arca tersebut berasal dari langgam Amarawati (India Selatan) dari abad2

- 5 Masehi.Dan di samping itu juga ditemukan arca perunggu berlanggam Gandhara (India

Utara) di Kota Bangun, Kutai (Kaltim).Dari penjelasan uraian materi tersebut, apakah Anda

sudah memahami? Kalau Anda belumpaham, baca kembali uraian materi tersebut, dan

kemudian lanjutkan menyimak uraian materiselanjutnya! Untuk penyiaran Agama Hindu ke

Indonesia, terdapat beberapa pendapat/hipotesa yaituantara lain:

Page 132: skripsi kiki Watermark.pdf

116

1. Hipotesis Waisya, diutarakan oleh Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu masuk

ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang keIndonesia, bahkan

diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.

2. Hipotesis Ksatria, diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang

membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena

adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit yangkalah perang

terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaandi Indonesia.

3. Hipotesis Brahmana, diutarakan oleh J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama Hindumasuk

ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmanayang berhak

mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan Kaum Brahmanatersebut diduga

karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau sengaja datang untuk menyebarkan

agama Hindu ke Indonesia.

Pada dasarnya ketiga teori tersebut memiliki kelemahan yaitu karena golongan ksatria dan

waisya tidak mengusai bahasa Sansekerta.Sedangkan bahasa Sansekerta adalah bahasa sastra

tertinggi yang dipakai dalam kitab suci Weda. Dan golongan Brahmana walaupun menguasai

bahasa Sansekerta tetapi menurut kepercayaan Hindu kolot tidak boleh menyebrangi laut.

Dari kebenaran maupun kelemahan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa, masuknya

agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana yang tidak kolot atas undangan raja

dan orang Indonesia yang belajar ke India.Dengan adanya penyebaran agama Hindu tersebut

maka mendorong orang-orang Indonesia untuk menambah ilmunya mempelajari agama

Hindu di India sekaligus berziarah ke tempat-tempat suci. Dan sekembalinya dari India

tersebut, maka orang-orang tersebut dapat menyebarkan agama Hindu dengan bahasa mereka

sendiri, dengan demikian agama Hindu lebih cepat dan mudah tersebar di Indonesia.

Wujud Akulturasi Kebudayaan Hindu-Budha dengan Kebudayaan Indonesia

Apakah Anda sebelumnya pernah mendengar atau mengetahui pengertian Akulturasi? Banyak

para ahli yang memberikan definisi tentang akulturasi, antara lain menurut pendapat Harsoyo.

Akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompok-kelompok manusia

yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara

langsung dan terus-menerus; yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan

yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya (Harsoyo).

Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akulturasi sama dengan kontak budaya

yaitu bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkan

kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan aslinya. Dengan

adanya penjelasan tentang pengertian akulturasi, apakah anda sekarang sudah memahami

istilah akulturasi? Jika Anda sudah paham, silakan anda simak uraian materinya.

Seperti yang telah dijelaskan pada materi sebelumnya, bahwa dengan adanya kontak dagang

antara Indonesia dengan India, maka mengakibatkan adanya kontak budaya atau akulturasi

yang menghasilkan bentuk-bentuk kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan kepribadian

kebudayaan sendiri. Hal ini berarti kebudayaan Hindu - Budha yang masuk ke Indonesia tidak

diterima seperti apa adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan dengan budaya yang

dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli

Indonesia menja dibentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu - Budha. Wujud akulturasi

tersebut dapat anda simak pada uraian materi unsur-unsur budaya berikut ini:

1. Bahasa

Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa

sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang dimana bahasa Sansekerta tersebut

memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia.Untuk mengukur tingkat pemahaman Anda,

silakan tulis 5 kata bahasa Indonesia yangberasal dari bahasa Sansekerta, kemudian dapat

Anda kumpulkan pada Guru bina Anda, selanjutnya Anda simak uraian materi selanjutnya.

Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis)

peninggalan kerajaan Hindu - Budha pada abad 5 - 7 M, contohnya prasasti Yupa dari

Page 133: skripsi kiki Watermark.pdf

117

Kutai, prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Tetapi untuk perkembangan

selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno

seperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7 - 13 M.Sedangkan

untuk aksara, dapat dibuktikan dengan adanya penggunaan huruf Pallawa, tetapi kemudian

huruf Pallawa tersebut juga berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara)

Bali dan Bugis. Hal ini dapat dibuktikan melalui Prasasti Dinoyo (Malang) yang

menggunakan huruf Jawa Kuno. Demikianlah uraian tentang contoh wujud akulturasi dalam

bidang bahasa, untuk selanjutnya simak uraian materi berikutnya.

2. Religi/Kepercayaan

Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Budha masuk ke

Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Anda masih

ingat pengertian Animisme dan Dinamisme? Kalau Anda lupa, baca kembali modul ke-2

Anda! Dengan masuknya agama Hindu - Budha ke Indonesia, maka masyarakat Indonesia

mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Tetapi agama Hindu dan Budha yang

berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan Animisme dan

Dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Tentu Anda ingin bertanya apa

yang dimaksud dengan Sinkritisme?Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang

berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu.Untuk itu agama Hindu dan

Budha yang berkembang di Indonesia, berbeda denganagama Hindu - Budha yang dianut oleh

masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut misalnya dapat Anda lihat dalam upacara

ritual yang diadakan oleh umat Hindu atauBudha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara

Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh

umat Hindu di India.

3. Organisasi Sosial Kemasyarakatan

Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat Anda lihat dalam

organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya

pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem

pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh

seorang rajasecara turun temurun.

Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat,

sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut, hal ini dapat dibuktikan dengana danya raja-

raja yang memerintah di Singosari seperti Kertanegara diwujudkan sebagai Bairawa dan R

Wijaya Raja Majapahit diwujudkan sebagai Harihari (dewa Syiwa danWisnu jadi satu).

Permerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti diIndia

dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan terutama

apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi pada masa

berlangsungnya kerajaan Majapahit, dalam hal pengangkatan Wikramawardana.

Wujud akulturasi di samping terlihat dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam system

kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta.

Apakah Anda sebelumnya mengenal kasta? Kalau Anda pernah mengetahui tentang kasta,

cobalah tuliskan empat kasta menurut kepercayaan agama Hindu, seperti yang anda ketahui

berikut ini. Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan

Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang)

dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Paria (golongan glandangan)

Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama

persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam

seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta

hanya diterapkan untuk upacara keagamaan. Demikianlah contoh wujud akulturasi dalam

bidang organisasi sosial kemasyarakatan untuk selanjutnya kalau Anda sudah memahaminya,

Anda dapat melanjutkan pada uraian materi wujud akulturasi berikutnya.

4. Sistem Pengetahuan

Page 134: skripsi kiki Watermark.pdf

118

Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu

berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu.

Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan

tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun

masehinya 654 + 78 = 732 M. Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga

ditemukan perhitungantahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Apakah Anda

sebelumnya pernahmengetahui istilah Candrasangkala? Candrasangkala adalah susunan

kalimat ataugambar yang dapat dibaca sebagai angka.

Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan

menggunakan kalimat bahasa Jawa salah satu contohnya yaitu kalimat Sirna ilangkertaning

bhumi apabila diartikan sirna = 0, ilang = 0, kertaning = 4 dan bhumi = 1,maka kalimat

tersebut diartikan dan belakang sama dengan tahun 1400 saka atau sama dengan 1478 M yang

merupakan tahun runtuhnya Majapahit .

5. Peralatan Hidup dan Teknologi

Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan

Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi

keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena

Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang

tercantum dalam kitab Clpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai

petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan. Untuk itu dilihat dari bentuk

dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan dimana bentuk dasar bangunan candi

di Indonesia adalah punden berundak-undak,yang merupakan salah satu peninggalan

kebudayaan Megalithikum yang berfungsisebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi

bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan

candi berasal dari kata Candika yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut,

sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya

raja-raja dan orang-orang terkemuka.

Di samping itu juga dalam bahasa kawi candi berasal dari kata Cinandi artinya yang

dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah

melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yangdisebut

dengan Pripih. Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan

terhadap rohnenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini

terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk

tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares

merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.

A. Kerajaan Kalingga

Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah kerajaan bercorak

Budha yang muncul di Jawa Tengah, sebelah utara gunung Muria

Page 135: skripsi kiki Watermark.pdf

119

Sejarah Kerajaan Kalingga

Sumber sejarah :

1. Berita Cina, misalnya berita dari Dinasti T’ang

2. Prasasti Tuk Mas di lereng Gunung Merbabu

Pemerintahan dan kehidupan Masyarakat

Raja yang paling terkenal di kerajaan Kalingga : Ratu Sima (Raja yang tegas, jujur dan

bijaksana) yang memerintah sekitar 674 M. Hukum dilaksanakan dengan tegas dan seadil-

adilnya. Rakyat patuh terhadap semua peraturan yang berlaku. Ia tidak membedakan antara

rakyat dan anggota kerabatnya sendiri.

Agama utama yang dianut oleh penduduk Kalingga adalah Budha

Rakyat hidup teratur, aman dan tenteram. Mata pencaharian penduduk bertani dan berdagang

Kemunduran : akibat serangan Kerajaan Sriwijaya yang menguasai perdagangan. Akibatnya

pemerintahan Kijen menyingkir ke Jawa bagian timur

B. Kerajaan Sriwijaya Pusat kerajaan Sriwijaya : Palembang, di tepi sungai Musi.

Sumber sejarah :

- Prasasti Kedukan Bukit

Berangka tahun : 605 Saka

Isi : “Seorang bernama Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci (siddhayatra) dengan

menggunakan perahu. Ia berangkat dari Minangatamwan dengan membawa tentara 20.000

personel”

- Prasasti Talang Tuo

Berangka tahun : 606 Saka

Isi : “Pembangunan sebuah taman yang disebut Sriksetra”.

Taman ini dibuat oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga

- Prasasti Telaga Batu

Tidak berangka tahun.

Isi : “Kutukan-kutukan yang menakutkan bagi mereka yang berbuat kejahatan”

- Prasasti Kota Kapur

Berangka tahun : 608 Saka

Isi :”Permintaan kepada para dewa untuk menjaga kedatuan Sriwijaya, dan menghukum

setiap orang yang bermaksud jahat”

- Prasasti Karang Berahi

Page 136: skripsi kiki Watermark.pdf

120

Berangka tahun : 608 Saka

Isi : “Permintaan kepada para dewa untuk menjaga kedatuan Sriwijaya, dan menghukum

setiap orang yang bermaksud jahat”

- Prasasti Ligor

- Prasasti Nalanda

- Berita I-tsing

Perkembangan Kerajaan Sriwijaya

Faktor-faktor yang mendorong perkembangan Sriwijaya :

a. Letak geografis yaitu terletak di tepi sungai Musi

b. Runtuhnya kerajaan Funan di Vietnam akibat serangan Kamboja

Perkembangan Politik dan pemerintahan Kerajaan Sriwijaya mulai berkembang pada abad ke 7 dengan rajanya Dapunta Hyang.

Dapunta Hyang banyak melakukan usaha perluasan daerah. Daerah yang berhasil dikuasai :

- Tulang Bawang

- Daerah Kedah

- Pulau Bangka

- Daerah Jambi Tanah Genting Kra

- Kerajaan Kaling dan Mataram Kuno

Raja yang terkenal : Balaputradewa

Perkembangan ekonomi

- Bertani

- Berdagang

Kemunduran kerajaan Sriwijaya disebabkan beberapa hal antara lain :

- Keadaan sekitar Kerajaan Sriwijaya berubah, tidak lagi dekat dengan pantai. Hal ini

disebabkan aliran Sungai Musi, Ogan, dan Komering banyak membawa lumpur. Akibatnya

Sriwijaya tidak baik untuk perdagangan

- Banyak daerah kekuasaan Sriwijaya yang melepaskan diri

- Serangan dari kerajaan-kerajaan lain misal serangan dari Raja Rajendracola dari

Colamandala, Raja Kertanegara dari Singasari

Page 137: skripsi kiki Watermark.pdf

121

Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SMK Pembangunan Global

Kelas/Semester : X / 1

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Materi Pokok :

- Kerajaan-kerajaan pada masa Hindu Buddha

- Mengkaji proses berkembangnya agama Hindu

Buddha

Sub Materi pokok :

- Kekuasaan Dinasti Isyana

- Kerajaan Kediri dan Kerajaaan Singhasari

- Kerajaan-kerajaan pada masa Hindu Buddha

- Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui

Perdagangan

- Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu-

Buddha

Pertemuan ke- : 16-20

Alokasi waktu : 2 X 45 menit @ (5x pertemuan)

A. Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotongroyong, kerjasama cinta damai, responsif dan proaktif) dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu

pengetahuan,teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan kemanusiaan,

kebangsaan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya.

1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.3 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada

masa pra aksara, Hindu-Buddha dan Islam.

1.4 Berlaku jujur dan bertanggung-jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari

pembelajaran sejarah.

1.5 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan

kebudayaan Hindu Budha di Indonesia.

1.6 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan

pada masa kerajaan-kerajaan Hindu – Budha di Indonesia serta menunjukkan contoh

bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini

Page 138: skripsi kiki Watermark.pdf

122

1.7 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Hindu

Budha dengan menerapkan cara berpikir kronologis dan pengaruhnya pada

kehidupan

masyarakat Indonesia pada masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan.

1.8 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsure

budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu Budha dan masih

berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mendeskripsikan perkembangan kerajaan zaman Hindu-Budha di Indonesia

2. Menganalisis kehidupan sosial ekonomi masyarakat zaman Hindhu-Budha

3. Menganalisis perkembangan hasil-hasil kebudayaan zaman Hindhu-Budha

4. Menunjukkan bukti-bukti kehidupan dan hasil budaya Hindu budha yang masih ada

sampai sekarang

D. Tujuan Pembelajaran

Melalui diskusi, mengamati dan membaca referensi siswa dapat:

1. Menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap peninggalan hasil budaya kerajaan

majapahit

2. Menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah

3. Mendeskripsikan berdirinya kerajaan majapahit,

4. Menganalisis bukti adanya kerajaan Buleleng dan dinasti warmadewa di bali

5. Mendeskripsikan kehidupan sosial ekonomi masyarakat kerajaan majapahit,buleleng

dan dinasti warmadewa di bali

6. Menunjukkan bukti-bukti peninggalan hasil kebudayaan dari kerajaan majapahit

E. Materi Ajar

1. Kerajaan Majapahit

2. Politik dan pemerintahan

3. Kehidupan sosial ekonomi

4. Perkembangan sastra budaya

5. Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa

F. Metode pembelajaran

1. Pendekatan : Scientifik learning, melatih, mempersiapkan, memberi contoh untuk

peragaan

2. Strategi : Bermain Peran dan Bercerita

3. Metode : Media Dongeng/ Bercerita

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi

waktu

Pendahuluan

Memberikan salam

Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa

Menanyakan kehadiran siswa

Appersepsi : mengkaitkan antara pelajaran yang lalu dengan

pelajaran hari ini

Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point

5 menit

Page 139: skripsi kiki Watermark.pdf

123

Kegiatan Deskripsi Alokasi

waktu

Inti

Menayangkan hasil kebudayaan Hindhu Budha yang

berupa bangunan candi

Siswa mendapatkan penjelasan tentang proses pelaksanaan

diskusi

Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok kecil

Setiap kelompok mendapatkan tugas:

1. Mendiskusikan kerajaan Majapahit yang berkaitan

dengan berdirinya,sistem sosial ekonomi dan

pemerintahan serta perkembangan sastra dan budaya

2. Mendiskusikan kerajaan Buleleng dan dinasti

Warmadewa di Bali yang berkaitan dengan bukti

sejarah,sistem ekonomi

Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompoknya

dan setial anggota mencatat hasil laporan kelompoknya

dengan cara guru menunjuk secara acak untuk melaporkan

hasil diskusi kelompok, sampai semua masalah selesai

dibahas

Masing-masing anggota Kelompok yang lain menanggapi

30 menit

Penutup

Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru

menyimpulkan materi Kerajaan Majapahit, kerajaan

Buleleng dan kerajaan dinasti Warmadewa

Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran

Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan

pembelajaran

Mengucapkan salam

10 menit

H. Alat/Sumber Belajar :

1. Buku sumber Sejarah SMA X

a. Kemendikbud RI, 2013, Sejarah Indonesia, Jakarta

b. Siti Waridah,2000, Sejarah nasional ,Bumi aksara,Jakarta

2. White board/papan flanel

3. Power point

4. LCD

5. Internet

I. Penilaian Hasil Belajar

a. Tes Uraian (terlampir)

b. Non Tes : Penilaian Kinerja

1. Lembar pengamatan kerja kelompok (terlampir)

2. Lembar pengamatan presentasi (terlampir)

Mengesahkan: Kotabaru, 3 November 2015

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Abdul Rojak S, Pd. I Kiki Puji Astuti

Page 140: skripsi kiki Watermark.pdf

124

LEMBAR PENGAMATAN KERJA KELOMPOK SISWA

Kelas/ Semester : X/ 1 (Ganjil)

Mata pelajaran : Sejarah

Materi Pokok : Pedagang, penguasa dan pujangga pada masa klasik

(Hindu dan Budha)

Sub Materi pokok : Kerajaan-kerajaan pada masa Hindu Budha

Peretemuan ke- : 16-20

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 5 x pertemuan )

No.

Urut

Nama Siswa Aspek Aktivitas

1 2 3 4 5 6 7

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Keterangan Aspek Aktifitas:

1. Memperhatikan penjelasan guru/teman.

2. Menghargai pendapat orang lain.

3. Membaca materi.

4. Menulis (mencatat) materi penting.

5. Menjadi pembicara kelompok.

6. Bertanya(pada teman/guru).

7. Mengumpulkan hasil diskusi

Petunjuk:

1. Pengamatan dilakukan oleh guru pada saat peserta didik berdiskusi

2. Pengamat cukup memberi tanda cek ( ) pada kolom aspek aktivitas siswa.

3. Kotabaru, 3 November 2015

Guru Mata Pelajaran

Kiki Puji Astuti

Page 141: skripsi kiki Watermark.pdf

125

PENILAIAN PRESENTASI

(hasil pengumpulan data/laporan penelitian/dll)

Tanggal /bulan/tahun : ...................................................

Nama/kelompok : ...................................................

Kelas/Smt : ...................................................

Mata Pelajaran : ...................................................

Judul Presentasi : …………………………………

No Aspek Penilaian Bobot Skor Nilai

1

KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN GAGASAN

a. Ide pokok laporan

b. Keruntutan berpikir dari latar belakang, masalah,

tujuan, hasil, dan kesimpulan.

c. Penggunaan Bahasa Indonesia.

15%

2

KEMAMPUAN MENJELASKAN ISI

PRESENTASI

a. Kelancaran penyampaian gagasan

b. Kejelasan metode dan prosedur kerja

15%

3

KEMAMPUAN MENUNJUKKAN ORISINALITAS

a. Bukti empirik atas argumen

b. Konsistensi argumentasi 15%

4

KEMAMPUAN MENJELASKAN INOVASI DAN

MANFAAT

a. Sifat kebaruan hasil karya

b. Kesesuaian antara materi penulisan dengan

penugasan dari guru

15%

5 KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KONSEP

DALAM MENJAWAB PERTANYAAN 20%

a. Kemampuan berargumentasi, ketangguhan dan

konsistensi, berkomunikasi lisan

b. Keruntutan dalam penalaran

c. Ketepatan dalam menjawab pertanyaan

d. Akurasi uraian materi dengan kesimpulan

6 KEMAMPUAN MENJELASKAN HASIL 15%

a. Originalitas atas keaslian karya

b. Keefektifan atau pencapaian tujuan/prestasi

c. Dampak atau manfaatnya

7 SIKAP DALAM PRESENTASI 5%

a. Kerapihan

b. Kesopanan

Catatan : Skor 1-5. 1. Sangat Kurang, 2. Kurang,3. Cukup,4. Baik, 5. Sangat Baik). Nilai =

bobot x skor

Kotabaru, 3 November 2015

Guru Mata Pelajaran

Kiki Puji Astuti

Page 142: skripsi kiki Watermark.pdf

126

MATERI PELAJARAN

Kerajaan Majapahit

Setelah Singhasari jatuh, berdirilah kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur, abad ke-

14 - ke-15 M. Berdirinya kerajaanini sebenarnya sudah direncanakan oleh Kertarajasa

Jayawarddhana (Raden Wijaya). Ia mempunyai tugas untuk melanjutkan kemegahan

Singhasari yang saat itu sudah hampir runtuh. Saat itu dengandibantu oleh Arya Wiraraja

seorang penguasa Madura, Raden Wijaya membuka hutan di wilayah yang disebut dalam

kitab Pararaton sebagai hutannya orang Trik. Desa itu dinamai Majapahit,yang namanya

diambil dari buah maja, dan rasa “pahit” dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongol tiba,

Raden Wijaya bersekutudengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan

Jayakatwang.Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalikmenyerang

pasukan Mongol sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya.Pada masa

pemerintahannya Raden Wijaya mengalamipemberontakan yang dilakukan oleh sahabat-

sahabatnya yangpernah mendukung perjuangan dalam mendirikan Majapahit.

Setelah Raden Wijaya wafat, ia digantikan oleh puteranya Jayanegara. Jayanegara dikenal

sebagai raja yang kurang bijaksana dan lebih suka bersenang-senang. Kondisi itulah yang

menyebabkan pembantu-pembantunya melakukan pemberontakan. Di antara pemberontakan

tersebut, yang dianggap paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti. Padasaat itu, pasukan

Kuti berhasil menduduki ibu kotanegara. Jayanegara terpaksa menyingkir ke Desa

Badanderdi bawah perlindungan pasukan Bhayangkara pimpinan Gajah Mada. Gajah Mada

kemudian menyusun strategi dan berhasil menghancurkanpasukan Kuti. Atas jasa-jasanya,

Gajah Mada diangkat sebagai patih Kahuripan (1319-1321) dan patih Kediri (1322-1330).

Kerajaan Majapahit penuh dengan intrik politik dari dalam kerajaan itu sendiri. Kondisi yang

sama juga terjadi menjelang keruntuhan Majapahit.Masa pemerintahan Tribhuwanattungga

dewi Jaya wisnu warddani adalah pembentuk kemegahan kerajaan. Tribhuwana berkuasa di

Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Iadi teruskan oleh putranya, Hayam

Wuruk. Padamasa Hayam Wuruk itulah Majapahit berada di puncak kejayaannya. Hayam

Wuruk disebut juga Rajasanagara. Ia memerintah Majapahit dari tahun1350 hingga 1389.

Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, Majapahit mencapai

zaman keemasan. Wilayah kekuasaan Majapahit sangat luas, bahkan melebihi luas wilayah

Republik Indonesia sekarang. Oleh karena itu, Muhammad Yamin menyebut Majapahit

dengan sebutan Negaranasional kedua di Indonesia. Seluruh kepulauan diIndonesia berada di

bawah kekuasaan Majapahit. Halini memang tidak dapat dilepaskan dan kegigihan Gajah

Mada. Sumpah Palapa, ternyata benar-benardilaksanakan. Dalam melaksanakan cita-citanya,

Gajah Mada didukung oleh beberapa tokoh, misalnya Adityawarman dan Laksamana Nala. Di

bawah pimpinan Laksamana Nala Majapahit membentuk angkatan laut yang sangat kuat.

Tugas utamanya adalah mengawasi seluruh perairan yang ada diNusantara. Di bawah

pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit mengalami kemajuan di berbaga i bidang. Sejarah

Indonesia 117 Menurut Kakawin Nagarakertagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan

Majapahit meliputi Sumatra, Semenanjung Malaya,Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa

Tenggara, Maluku, Papua,Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. Majapahit

juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam,

dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok. Sunda, Palembang, Tumasik, barulah saya

akan beristirahat”

a. Politik dan Pemerintahan

Majapahit telah mengembangkan sistem pemerintahan yang teratur. Raja memegang

kekuasaan tertinggi. Dalam melaksanakan pemerintahan, raja dibantu oleh berbagai badan

atau pejabat berikut.

1. Rakryan Mahamantri Katrini, dijabat oleh para putra raja,terdiri atas Rakryan i Hino,

Rakryan i Sirikan, dan Rakryan iHalu.

Page 143: skripsi kiki Watermark.pdf

127

2. Dewan Pelaksana terdiri atas Rakryan Mapatih atau Patih Mangkabumi, Rakryan

Tumenggung, Rakryan Demung,Rakryan Rangga dan Rakryan Kanuruhan.

Kelima pejabat 118 Kelas X ini dikenal sebagai Sang Panca ring Wilwatika. Di antara kelima

pejabat itu Rakryan Mapatih atau Patih Mangkubumimerupakan pejabat yang paling penting.

Ia menduduki tempat sebagai perdana menteri. Bersama sama raja,ia menjalankan

kebijaksanaan pemerintahan. Selain ituterdapat pula dewan pertimbangan yang disebut

dengan Batara Sapta Prabu.Struktur tersebut ada di pemerintah pusat. Di setiapdaerah yang

berada di bawah raja-raja, dibuatkan pula struktur yang mirip.Untuk menciptakan

pemerintahan yang bersih danberwibawa, dibentuklah badan peradilan yang disebutdengan

Saptopapati. Selain itu disusun pula kitab hukum olehGajah Mada yang disebut Kitab

Kutaramanawa. Gajah Mada memang seorang negarawan yang mumpuni. Ia memahami

pemerintahan strategi perang dan hukum.Untuk mengatur kehidupan beragama dibentuk

badan atau pejabat yang disebut Dharmadyaksa. Dharmadyaksa adalah pejabat tinggi

kerajaan yang khusus menangani persoalan keagamaan.

Di Majapahit dikenal ada dua Dharmadyaksa sebagai berikut.1. Dharmadyaksa ring

Kasaiwan, mengurusi agama Syiwa (Hindu), 2. Dharmadyaksa ring Kasogatan, mengurusi

agama Buddha.

Dalam menjalankan tugas, masing-masing Dharmadyaksa dibantu oleh pejabat keagamaan

yang diberi sebutan Sang Pamegat. Kehidupan beragama di Majapahit berkembang semarak.

Pemeluk yang beragama Hindu maupun Buddha saling bersatu. Pada masa itupun sudah

dikenal semboyan Sejarah Indonesia 119Bhinneka Tunggal Ika, artinya, sekalipun berbeda-

beda baik Hindu maupun Buddha pada hakikatnya adalah satu jua. Kemudian secara umum

kita artikan berbeda-beda akhirnya satu jua Berkat kepemimpinan Hayam Wuruk dan Gajah

Mada, kehidupan politik, dan stabilitas nasional Majapahit terjamin.Hal ini disebabkan pula

karena kekuatan tentara Majapahit dan angkatan lautnya sehingga semua perairan nasional

dapat diawasi. Majapahit juga menjalin hubungan dengan negara-negara/kerajaan lain.

Hubungan dengan Negara Siam, Birma, Kamboja, India, dan Cina berlangsung dengan baik.

Dalam membina hubungan dengan luar negeri, Majapahit mengenal motto Mitreka Satata,

artinya negara sahabat.

b. Kehidupan Sosial Ekonomi

Di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk, rakyat Majapahit hidup aman dan tenteram.

Hayam Wuruk sangat memperhatikan rakyatnya. Keamanan dan kemakmuran rakyat

diutamakan. Untuk itu dibangun jalan-jalan dan jembatan jembatan. Dengan demikian lalu

lintas menjadi lancar. Hal ini mendukung kegiatan keamanan dan kegiatan perekonomian,

terutama perdagangan. Lalu lintas perdagangan yang paling penting melalui sungai. Misalnya,

Sungai Bengawan Solo danSungai Brantas. Akibatnya desa-desa di tepi sungai dan yang

berada di muara serta di tepi pantai, berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan. Hal itu

menyebabkan terjadinya arus bolak-balik para pedagang yang menjajakan barang

dagangannya dari daerah pantai atau muara ke pedalaman atau sebaliknya. Bahkan di daerah

pantai berkembang perdagangan antar daerah, antar pulau, bahkan dengan pedagang dari luar.

Kemudian timbullah kota-kota pelabuhan sebagai pusat pelayaran dan perdagangan. Beberapa

kota pelabuhan yang penting pada zaman Majapahit, antara lain Canggu, Surabaya, Gresik,

Sedayu, dan Tuban. Pada waktu itu banyak pedagang dari luar seperti dari Cina India, dan

Siam. Adanya pelabuhan-pelabuhan tersebut mendorong munculnya kelompok bangsawan

kaya. Mereka menguasai pemasaran bahan-bahan dagangan pokok dari dan ke daerah-daerah

Indonesia Timur dan Malaka. Kegiatan pertanian juga dikembangkan. Sawah dan ladang

dikerjakan secukupnya dan dikerjakan secara bergiliran. Hal ini maksudnya agar tanah tetap

subur dan tidak kehabisan lahan pertanian. Tanggul-tanggul di sepanjang sungai diperbaiki

untuk mencegah bahaya banjir.

c. Perkembangan Sastra dan Budaya

Page 144: skripsi kiki Watermark.pdf

128

Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, bidang sastra mengalami kemajuan. Karya sastra

yang paling terkenal padazaman Majapahit adalah Kitab Negarakertagama. Kitab iniditulis

oleh Empu Prapanca pada tahun 1365 M. Di samping menunjukkan kemajuan di bidang

sastra, negarakertagamajuga merupakan sumber sejarah Majapahit. Kitab lain yang penting

adalah Sutasoma. Kitab ini disusun oleh Empu Tantular. Kitab Sutasoma memuat kata-kata

yang sekarang menjadi semboyan negara Indonesia, yakni Bhinneka Tunggal Ika. Di samping

itu, Empu Tantular juga menulis kitab Arjunawiwaha. Sejarah Indonesia 121 Sutasoma

139,4d-5d Hyan Buddha tan pabi lawan siwarajadewa rwanekadhatu winuwus wara

Buddhawisma bhineki rakwa rinapankenapanarwanosen manka n jiwatwa kalawan

siwatatwa tunggal bhineka ika tan hanna dharma mangruwa Artinya : “Dewa Buddha tidak

berbeda dengan Siwa. Mahadewa diantara dewa-dewa. Keduanya dikatakan mengandung

banyak unsur Buddha yang boleh dikatakan tidak terpisahkan dapat begitu saja dipisahkan

menjadi dua? Jiwa Jina dan Jiwa Siwa adalah satu dalam hukum tidak terdapat dualisme.

Kebudayaan dan Pariwisata.Bidang seni bangunan juga berkembang. Banyak bangunan candi

telah dibuat. Misalnya Candi Penataran dan Sawentar di daerah Blitar, Candi Tigawangi dan

Surawanadi dekat Pare, Kediri, serta Candi Tikus di Trowulan. Keruntuhan Majapahit lebih

disebabkan oleh ketidak puasan sebagian besar keluarga raja, setelah turunnya Hayam Wuruk.

Perang Paregrek telah melemahkan unsur-unsur kejayaan Majapahit. Meskipun peperangan

berakhir, Majapahit terus mengalami kelemahan karena raja yang berkuasa tidak mampu lagi

mengembalikan kejayaannya. Unsur lain yang menyebabkan runtuhnya Majapahit adalah

semakin meluasnya pengaruh Islam pada saat itu. Kemajuan peradaban Majapahit itu tidak

hilang dengan runtuhnya kerajaanitu. Pencapaian itu terus dipertahankan hingga masa

perkembangan Islam di Jawa.Peninggalan peradaban Majapahit juga dapat kita saksikan pada

perkembangan lingkup kebudayaan Bali pada saat ini.Kebudayaan yang masih dikembangkan

hingga masa Islam adalah cerita wayang yang berasal dari epos India yaitu Mahabharata dan

Ramayana, serta kisah asmara Raden Panji dengan Sekar Taji (Galuh Candrakirana). Selain

itu dapat kita saksikan juga pada unsur arsitekturnya bentuk atap tumpang, seni ukir sulur-

suluran dan tanaman melata, senjata keris, lokasi keramat, dan masih banyak lagi.i Komnsi

Dalam catatan sejarah, Kerajaan Majapahit dikenal sebagai kerajaan besar yang mampu

menguasai hampir seluruh pulau di Nusantara, melampaui luas wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia saat ini. Kitab Nagarakartagama mencatat puluhan daerah yang

menyerahkan upeti kepada Kerajaan Majapahit.

4. Kerajaan Buleleng danKerajaan Dinasti Warmadewa di Bali

Menurut berita Cina di sebelah timur Kerajaan Kaling ada daerah Po-li atau Dwa-pa-tan yang

dapat disamakan dengan Bali. Adat istiadat di Dwa-pa-tan sama dengan kebiasaan orang-

orang Kaling. Misalnya, penduduk biasa menulisi daun lontar. Bila ada orang meninggal,

mayatnya dihiasi dengan emas dan ke dalam mulutnya dimasukkan sepotong emas, serta

diberi bau-bauan yang harum. Kemudian mayat itu dibakar. Hal itu menandakan Bali telah

berkembang. Dalam sejarah Bali, nama Buleleng mulai terkenal setelah periode kekuasaan

Majapahit. Pada waktu di Jawa berkembang kerajaan-kerajaan Islam, di Bali juga

berkembang sejumlah kerajaan. Misalnya Kerajaan Gelgel, Klungkung, dan Buleleng yang

didirikan oleh I Gusti Ngurak Panji Sakti, dan selanjutnya muncul kerajaan yang lain. Nama

Kerajaan Buleleng semakin terkenal, terutama setelah zaman penjajahan Belanda di Bali.

Pada waktu itu pernah terjadi perang rakyat Buleleng melawan Belanda.

Pada zaman kuno, sebenarnya Buleleng sudah berkembang. Pada masa perkembangan

Kerajaan Dinasti Warmadewa, Buleleng diperkirakan menjadi salah satu daerah kekuasaan

Dinasti Warmadewa. Sesuai dengan letaknya yang ada di tepi pantai, Buleleng berkembang

menjadi pusat perdagangan laut. Hasil pertanian dari pedalaman diangkut lewat darat menuju

Buleleng. Dari Buleleng barang dagangan yang berupa hasil pertanian seperti kapas, beras,

asam, kemiri, dan bawang diangkut atau diperdagangkan ke pulau lain (daerah seberang).

Perdagangan dengan daerah seberang mengalami perkembangan pesat pada masa Dinasti

Page 145: skripsi kiki Watermark.pdf

129

Warmadewa yang diperintah oleh Anak Wungsu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya

kata-kata pada prasasti yang disimpan di Desa Sembiran yang berangka tahun 1065.

Kata-kata yang dimaksud berbunyi, “mengkana ya hana banyaga sakeng sabrangjong,

bahitra, rumunduk i manasa. ….. Artinya, andai kata ada saudagar dari seberang yang datang

dengan jukung bahitra datang berlabuh di manasa …..” Sistem perdagangannya ada yang

menggunakan sistem barter, ada yang sudah dengan alat tukar (uang). Pada waktu itu sudah

dikenal beberapa jenis alat tukar (uang), misalnya ma, su dan piling. Dengan perkembangan

perdagangan laut antar pulau di zaman kuno secara ekonomis Buleleng memiliki peranan

yang penting bagi perkembangan kerajaan-kerajaan di Bali misalnya pada masa Kerajaan

Dinasti.

Page 146: skripsi kiki Watermark.pdf

130

Lampiran 4

SILABUS SEJARAH INDONESIA

Satuan Pendidikan : SMK Pembangunan Global

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas : X ( Sepuluh )

Kompetensi Inti :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,

responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

1.1 Menghayati Pembelajaran pada KD KI 1 Penilaian hasil belajar

Page 147: skripsi kiki Watermark.pdf

131

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

keteladanan para

pemimpin dalam

mengamalkan ajaran

agamanya.

1.2 Menghayati

keteladanan para

pemimpin dalam

toleransi antarumat

beragama dan

mengamalkannya

dalam kehidupan

sehari-hari

dan KI 2 terintegrasi dalam

pembelajaran pada KI 3 dan

KI 4 melalui indirect teaching

dilakukan melalui observasi,

penilaian diri, penilaian antar

teman, dan jurnal (catatan

pendidik).

2.1 Menunjukkan sikap

tanggung jawab, peduli

terhadap berbagai hasil

budaya pada zaman pra

aksara, Hindu-Buddha

dan Islam

Page 148: skripsi kiki Watermark.pdf

132

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

2.2 Meneladani sikap dan

tindakan cinta damai,

responsif dan pro aktif

yang ditunjukkan oleh

tokoh sejarah dalam

mengatasi masalah

sosial dan

lingkungannya

2.3 Berlaku jujur dan

bertanggungjawab

dalam mengerjakan

tugas-tugas dari

pembelajaran sejarah

3.1 Memahami dan

menerapkan konsep

berpikir kronologis

(diakronik), sinkronik,

ruang dan waktu

dalam sejarah

Cara Berfikir

Kronologis

dan Sinkronik

dalam

mempelajari

Sejarah

Mengamati:

Membaca buku teks tentang

cara berfikir kronologis,

sinkronik, dan konsep ruang

dan waktu dalam sejarah.

Menanya:

Sikap:

Observasi

Tentang kegiatan peserta

didik dalam proses

mengumpulkan data,

analisis data dan

6 jp

Buku

Sejarah

Indonesia

kelas X.

Buku-buku

lainya

Page 149: skripsi kiki Watermark.pdf

133

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

4.1 Menyajikan informasi

mengenai keterkaitan

antara konsep berpikir

kronologis ( diakronik

), sinkronik, ruang dan

waktu dalam sejarah

Cara

berfikir

kronologis

dalam

mempelaja

ri sejarah

Cara

berfikir

sinkronik

dalam

mempelaja

ri sejarah

Konsep

ruang dan

waktu

Menanya dalam kegiatan

diskusi untuk mendapatkan

pendalaman pengertian

tentang cara berfikir

kronologis, sinkronik, dan

konsep ruang dan waktu

dalam sejarah.

Mengumpulkan Informasi:

Mengumpulkan informasi

terkait dengan pertanyaan

mengenai cara berfikir

kronologis, sinkronik, konsep

ruang dan waktu dari sumber

tertulis, sumber lainnya dan

atau internet.

Menalar/Mengasosiasi:

Menganalisis hasil informasi

yang didapat dari sumber

tertulis dan atau internet untuk

pembuatan laporan tentang

cara berfikir kronologis,

sinkronik, ruang dan

waktu dalam sejarah

(peduli, cinta damai,

responsif, proaktif, jujur,

tanggung jawab)

Pengetahuan:

Tes tertulis tentang cara

berfikir kronologis,

sinkronik serta

keterkaitannya dengan

konsep ruang dan waktu

dalam sejarah.

Tugas membuat ringkasan

laporan dalam bentuk

tulisan tentang cara

berfikir kronologis,

sinkronik, ruang dan

Internet

(jika

tersedia)

Page 150: skripsi kiki Watermark.pdf

134

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

mendapatkan kesimpulan

tentang cara berfikir

kronologis dan sinkronik serta

keterkaitan antara cara

berfikir kronologis, sinkronik

dengan konsep ruang dan

waktu dalam sejarah.

Mengomunikasikan:

Menyajikan secara tertulis

hasil analisis dan kesimpulan

tentang cara berfikir

kronologis dan sinkronik serta

keterkaitannya dengan konsep

ruang dan waktu dalam

sejarah.

waktu dalam sejarah.

Keterampilan:

Portofolio

Tentang laporan-laporan

dan karya peserta didik

berkaitan dengan materi

cara berfikir kronologis,

sinkronik, ruang dan

waktu dalam sejarah.

3.2 Memahami corak

kehidupan masyarakat

pada zaman praaksara

3.3 Menganalisis asal-usul

Indonesia

Zaman

Praaksara:

awal

Mengamati:

Membaca buku teks dan

melihat gambar-gambar

tentang aktivitas kehidupan

Sikap:

Observasi

Tentang kegiatan peserta

didik dalam proses

16 jp

Buku

Sejarah

Indonesia

kelas X.

Page 151: skripsi kiki Watermark.pdf

135

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

nenek moyang bangsa

Indonesia (Proto,

Deutero Melayu dan

Melanesoid)

3.4 Menganalisis

berdasarkan tipologi

hasil budaya Praaksara

Indonesia termasuk

yang berada di

lingkungan terdekat.

4.2 Menyajikan hasil

penalaran mengenai

corak kehidupan

masyarakat pada zaman

praaksara dalam bentuk

tulisan.

4.3 Menyajikan

kesimpulan-kesimpulan

dari informasi

kehidupan

Manusia

Indonesia.

Awal

kehidupan

masyarakat

Indonesia

Asal-usul

nenek

Moyang

bangsa

Indonesia

Kebudayaa

n zaman

praaksara

masyarakat zaman praaksara,

peta persebaran asal-usul

nenek moyang bangsa

Indonesia dan peninggalan

hasil kebudayaan pada zaman

praaksara.

Menanya:

Menanya melalui kegiatan

diskusi untuk mendapatkan

klarifikasi tentang kehidupan

masyarakat zaman praaksara,

persebaran asal-usul nenek

moyang bangsa Indonesia dan

peninggalan hasil-hasil

kebudayaan pada zaman

praaksara.

Mengumpulkan Informasi:

Mengumpulkan informasi

terkait dengan pertanyaan

mengumpulkan,

menganalisis data dan

membuat laporan tentang

kehidupan zaman

praaksara di Indonesia

(peduli, cinta damai,

responsif, proaktif, jujur,

tanggungjawab).

Pengetahuan:

Tes tertulis/lisan tentang

Indonesia pada zaman

praaksara.

Tugas membuat laporan

dalam bentuk tulisan

mengenai kehidupan

zaman praaksara di

Indonesia.

Keterampilan:

Portofolio

Buku-buku

lainya

Internet

(jika

tersedia)

Gambar

aktifitas

kehidupan

manusia

praaksara

Gambar

hasil-hasil

peninggala

n

kebudayaan

praaksara

Peta

penyebaran

nenek

Page 152: skripsi kiki Watermark.pdf

136

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

mengenai asal-usul

nenek moyang bangsa

Indonesia (Proto,

Deutero Melayu dan

Melanesoid) dalam

bentuk tulisan.

4.4 Menalar informasi

mengenai hasil budaya

Praaksara Indonesia

termasuk yang berada

di lingkungan terdekat

dan menyajikannya

dalam bentuk tertulis.

mengenai masyarakat

Indonesia zaman praaksara

melalui bacaan, pengamatan

terhadap sumber-sumber

praaksara yang ada di

museum atau peninggalan-

peninggalan yang ada di

lingkungan terdekat.

Menalar/Mengasosiasi:

Menganalisis informasi dan

data-data yang didapat baik

dari bacaan maupun dari

sumber-sumber lain yang

terkait untuk mendapatkan

kesimpulan tentang kehidupan

masyarakat Indonesia pada

zaman praaksara.

Mengomunikasikan:

Menyajikan secara tertulis

Tentanglaporan-laporan

dan karya peserta didik

berkaitan dengan materi

kehidupan zaman

praaksara di Indonesia.

moyang

bangsa

Indonesia

Page 153: skripsi kiki Watermark.pdf

137

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

hasil analisis dan kesimpulan

tentang kehidupan di

Indonesia pada zaman

praaksara.

3.5 Menganalisis berbagai

teori tentang proses

masuk dan

berkembangnya agama

dan kebudayaan

Hindu-Buddha di

Indonesia.

3.6 Menganalisis

karakteristik

kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan

kebudayaan pada masa

kerajaan-kerajaan

Hindu-Buddha di

Indonesia serta

Indonesia

Zaman

Hindu-

Buddha:

Silang Budaya

Lokal dan

Global Tahap

Awal

Teori -teori

masuk dan

berkemban

gnya

Hindu-

Buddha

Kerajaan-

Mengamati:

Membaca buku teks dan

melihat gambar-gambar

tentang Indonesia pada

zaman Hindu-Buddha.

Menanya:

Menanya melalui kegiatan

diskusi untuk mendapatkan

klarifikasi tentang kehidupan

masyarakat Indonesia pada

zaman Hindu-Buddha.

Mengumpulkan Informasi:

Mengumpulkan informasi

terkait dengan pertanyaan

tentang Indonesia pada zaman

Sikap:

Observasi

Tentang kegiatan peserta

didik dalam

mengumpulkan,

menganalisis data dan

membuat laporan tentang

kehidupan masyarakat di

Indonesia pada zaman

Hindu-Buddha (peduli,

cinta damai, responsif,

proaktif, jujur,

tanggungjawab).

Pengetahuan:

Tes tertulis/lisan: tentang

24 jp

Buku

Sejarah

Indonesia

kelas X.

Buku-buku

lainya

Internet (

jika

tersedia)

Gambar

hasil-hasil

peninggala

n zaman

Hindu-

Buddha

Page 154: skripsi kiki Watermark.pdf

138

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

menunjukan contoh

bukti-bukti yang masih

berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia

masa kini.

4.5 Mengolah informasi

mengenai proses masuk

dan perkembangan

kerajaan Hindu-Buddha

dengan menerapkan

cara berpikir

kronologis, dan

pengaruhnya pada

kehidupan masyarakat

Indonesia masa kini

serta

mengemukakannya

dalam bentuk tulisan.

4.6 Menyajikan hasil

kerajaan

Hindu-

Buddha di

Indonesia

Bukti-bukti

Kehidupan

dan hasil-

hasil

kebudayaan

pengaruh

Hindu-

Buddha

yang masih

ada pada

saat ini

Hindu-Buddha melalui

bacaan, internet, pengamatan

terhadap sumber-sumber

sejarah yang ada di museum

dan atau peninggalan-

peninggalan yang ada di

lingkungan terdekat

Menalar/Mengasosiasi:

Menganalisis informasi dan

data-data yang didapat baik

dari bacaan maupun dari

sumber-sumber terkait untuk

mendapatkan kesimpulan

tentang Indonesia pada

zaman Hindu-Buddha.

Mengomunikasikan:

Menyajikan dalam bentuk

tulisan hasil analisis dan

kehidupan masyarakat

Indonesia pada zaman

Hindu-Buddha.

Tugas membuat laporan

dalam bentuk tulisan

mengenai nilai-nilai dan

unsur-unsur budaya yang

berkembang pada zaman

Hindu-Buddha yang masih

berkelanjutan dalam

kehidupan masyarakat

Indonesia masa kini.

Keterampilan:

Portofolio tentang

laporan-laporan dan karya

peserta didik berkaitan

dengan materi kehidupan

masyarakat di Indonesia

pada zaman Hindu-

Peta letak

kerajaan-

kerajaan

Hindu

Buddha di

Indonesia

Page 155: skripsi kiki Watermark.pdf

139

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

penalaran dalam bentuk

tulisan tentang nilai-

nilai dan unsur budaya

yang berkembang pada

masa kerajaan Hindu-

Buddha dan masih

berkelanjutan dalam

kehidupan bangsa

Indonesia pada masa

kini.

kesimpulan tentang Indonesia

pada zaman Hindu-Buddha.

Buddha

3.7 Menganalisis berbagai

teori tentang proses

masuk dan

berkembangnya agama

dan kebudayaan Islam

di Indonesia.

3.8 Menganalisis

karakteristik

Perkembanga

n Kerajaan-

Kerajaan

Islam di

Indonesia

Teori-teori

masuk dan

berkemban

gnya Islam

Mengamati:

Membaca buku teks dan

melihat gambar-gambar

peninggalan zaman

perkembangan kerajaan-

kerajaan Islam di Indonesia

Menanya:

Menanya untuk mendapatkan

Sikap:

Observasi

Tentang kegiatan peserta

didik dalam proses

mengumpulkan data,

analisis data dan

pembuatan laporan tentang

perkembangan kerajaan-

kerajaan Islam dan hasil-

24 jp

Buku Paket

Sejarah

Indonesia

kelas X.

Buku-buku

lainya

Internet (

jika

tersedia)

Page 156: skripsi kiki Watermark.pdf

140

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan

kebudayaan pada masa

kerajaan-kerajaan Islam

di Indonesia dan

menunjukan contoh

bukti-bukti yang masih

berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia

masa kini.

4.7 Mengolah informasi

mengenai proses

masuk dan

perkembangan kerajaan

Islam dengan

menerapkan cara

berpikir kronologis,

dan pengaruhnya pada

kehidupan masyarakat

Kerajaan-

kerajaan

Islam di

Indonesia

Bukti-bukti

Kehidupan

dan hasil-

hasil

budaya

pengaruh

Islam yang

masih ada

pada saat

ini

klarifikasi tentang zaman

perkembangan kerajaan-

kerajaan Islam di Indonesia.

Mengumpulkan Informasi:

Mengumpulkaninformasi

terkait dengan pertanyaan dan

materi tentang zaman

perkembangan kerajaan-

kerajaan Islam di Indonesia

melalui bacaan, internet,

pengamatan terhadap sumber-

sumber sejarah yang ada di

museum dan atau

peninggalan-peninggalan

yang ada di lingkungan

terdekat.

Menalar/Mengasosiasi:

Menganalisis informasi dan

data-data yang didapat baik

hasil kebudayaannya di

Indonesia (peduli, cinta

damai, responsif, proaktif,

jujur, tanggungjawab).

Pengetahuan:

Tes tertulis/lisan tentang

perkembangan kerajaan-

kerajaan Islam dan hasil-

hasil kebudayaannya di

Indonesia

Tugas membuat laporan

dalam bentuk tulisan

mengenai perkembangan

kerajaan-kerajaan Islam di

Indonesia.

Keterampilan:

Portofolio

TentangLaporan-laporan

Gambar

hasil-hasil

peninggala

n zaman

Islam

Peta letak

kerajaan-

kerajaan

Islam di

Indonesia

Page 157: skripsi kiki Watermark.pdf

141

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

Indonesia masa kini

serta

mengemukakannya

dalam bentuk tulisan.

4.8 Menyajikan hasil

penalaran dalam bentuk

tulisan tentang nilai-nilai

dan unsur budaya yang

berkembang pada masa

kerajaan Islam dan

masih berkelanjutan

dalam kehidupan bangsa

Indonesia pada masa kini

dari bacaan maupun dari

sumber-sumber terkait untuk

mendapatkan kesimpulan

tentang zaman perkembangan

kerajaan-kerajaan Islam di

Indonesia.

Mengomunikasikan:

Melaporkan dalam bentuk

tulisan hasil analisis dan

kesimpulan tentang Indonesia

pada zaman perkembangan

kerajaan-kerajaan Islam.

dan karya peserta didik

tentangperkembangan

kerajaan-kerajaan Islam

dan hasil-hasil

kebudayaannya di

Indonesia

Kotabaru, 3 November 2015

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Kiki Puji Astuti Kiki Puji Astuti

Page 158: skripsi kiki Watermark.pdf

142

Lampiran 5

1. Materi Pokok.

a. Pedagang, Penguasa, dan Pujangga pada Masa Klasik

(Hindu dan Budha).

Masa Hindu-Budha berlangsung selama kurang lebih 12 abad.

Pembabakan masa Hindu-Budha terbagi menjadi 3, yaitu : periode

pertumbuhan, perkembangan, dan keruntuhan. Pada abad ke-16 agama

islam mulai mendominasi Nusantara. Namun, tidak berarti pengaruh

kebudayaan Hindu-Budha hilang tergantikan kebudayaan islam. Agama

islam mengakomodasi peninggalan Hindu-Budha, tentunya dengan

melakukan modifikasi agar tetap berselang beberapa abad, wujud

peradaban Hindu-Budha masih dapat kita saksikan hingga sekarang,

misalnya dalam perwujudan sastra dan arsitektur.

Perkembangan kebudayaan Hindu-Budha sudah sangat berlangsung

lama dan meluas di seluruh kepulauan Indonesia. Oleh karena itu, disini

akan dibahas tentang penduduk di kepulauan Indonesia ketika sudah

mengenal tulisan dan kebudayaannya mulai berkembang. Terutama saat

pengaruh Hindu-Budha masuk ke kepulauan Indonesia, masa ini di sebut

masa klasik, yaitu awal masuknya unsur-unsur budaya india di kepulauan

Indonesia. Dimana masa klasik ini di artikan sebagi pertimbngan

banyaknya capaian budaya pada masa Hindu-Budha itu yang masih

dihargai dan ditafsirkan ulang hingga saat ini meskipun pengaruh budaya

Hindu-Budha sudah mulai memudar dan digantikan dengan budaya lain.

Page 159: skripsi kiki Watermark.pdf

143

Gambar 2 : PETA KONSEP

Terbentuk Melalui

Membentuk Membentuk

Antara Lain

Proses Melalui

Membentuk Budaya Baru

Saling Mempengaruhi

1) Pengaruh Budaya India.

Satu diantara bangsa yang berinteraksi dengan penduduk kepulauan

Indonesia adalah bangsa India. Interaksi itu terjalin sejalan dengan

meluasnya hubungan perdagangan antara india dan cina. Hubungan

tersebut mendorong pedagang-pedagang India dan Cina datang ke

Kepulauan Indonesia. Menurut Van Leur, barang yang diperdagangkan

dalam pasar internasional saat itu adalah barang komoditas yang bernilai

Pedagang, Penguasa, dan Pujangga pada Masa Klasik (Hindu

dan Budha)

Pengaruh Hindu-Budha

Jaringan Perdagangan dan

Pelayaran Nusantara

Kerajaan Pada Masa

Hindu-Budha

Akulturasi kebudayaan

Nusantara dan Hindu-Budha

Kerajaan Kutai, Kerajaan

Tarumanegara, Kerajaan

Kalingga, Kerajaan Sriwijaya,

Kerajaan Mataram Kuno,

Kerajaan Kediri, Kerajaan

Singhasari, Kerajaan Majapahit,

Kerajaan Buleleng, Kerajaan

Tulang Bawang, Kerajaan Kota

Kapur.

Seni Bangunan, Seni Rupa

dan Ukir, Seni Sastra dan

Aksara, Sistem Kepercayaan,

Sistem Pemerintah

Page 160: skripsi kiki Watermark.pdf

144

tinggi. Barang-barang itu berupa logam mulia, perhiasan, berbagai

barang pecah belah, serta bahan baku yang diperlakukan untuk kerajinan.

Dua komoditas penting yang menjadi primadona pada awal masa sejarah

di Kepulauan Indonesia adalah gaharu dan kapur barus. Kedua komoditi

itu merupakan bahan baku pewangi yang paling di gemari oleh bangsa

India dan Cina. Interaksi dengan kedua bangsa itu membawa perubahan

pada bentuk tatanegara di beberapa daerah di Kepulauan Indonesia. Juga

perubahan dalam susunan kemasyarakatan dan sistem kepercayaan. Sejak

saat itu pengaruh-pengaruh Hindu-Budha berkembang di Indonesia.

2) Kerajaan-Kerajaan pada masa Hindu-Budha.

a. Kerajaan Kutai.

Dalam memahami kerajaan kutai memerlukan sumber sejarah yang

dapat menjelaskannya. Sumbersejarah yang utama adalah prasasti yang

disebut Yupa, yaitu batu bertulis. Yupa juga sebagai tugu peringatan dari

upacara kurban. Yupa ini dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja

Mulawarman. Prasasti Yupa di tulis dengan huruf pallawa dan bahasa

sanskerta. Dengan melihat bentuk hurufnya, para ahli berpendapat bahwa

yupa dibuat sekitar abad ke-5 M.

Hal yang menarik dalam prasasti tersebut menyebutkan nama kakek

dari Mulawarman adalah Kudungga. Kudungga berarti penguasa lokal

yang setelah terkena pengaruh Hindu-Budha daerahnya berubah menjadi

kerajaan. Walaupun pengaruh tersebut Kudungga tetap berbedadengan

anaknya Aswawarman dan cucunya Mulawarman. Oleh karena itu, yang

ternal sebagai wamsakerta adalah aswawarman.

Satu diantara yupa tersebut menceritakan silsilah tentang Raja

Mulawarman. Dikatakan Kudungga memiliki putra bernama

Aswawarman yang seperti Dewa Ansuman (Dewa Matahari),. Beliau

memiliki 3 anak tetapi yang terkenal adalah Mulawarman. Dia

merupakan raja terbesar di Kutai. Ia pemeluk agama Hindu- Siwa yang

setia. Tempat sucinya dinamakan waprakeswara. Ia merupakan raja yang

Page 161: skripsi kiki Watermark.pdf

145

dekat dengan kaum Brahmana dan rakyat. Raja Mulawarman sangat

dermawan, sehingga ia mengadakan kurban emas dan 20.000 ekor lembu

untuk para Brahmana. Sebagai tanda terimakasih daan peringatan

mengenai upacara kurban para Brahmana mendirikan sebuah yupa.

Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kutai mengalami zaman

keemasan. Kehidupan Ekonomi pun mengalami perkembangan. Kutai

terletak ditepi sungai, sehingga masyarakat melakukan pertanian. Selain

itu, mereka banyak yang melakukan perdagangan. Bahkan diperkirakan

sudah terjadi hubungan dagang dengan luar. Jalur perdagangan

internasional dari India melewati Selat Makassar, terus ke Filipina dan

sampai di Cina.dalam pelayarannya dimungkinkan bahwa para pedagang

itu singgah terlebih dahulu di Kutai. Dengan demikian, Kutai semakin

ramai dan rakyat hidup makmur.

Satu diantara yupa berisi keterangan yang artinya “Sang

Mulawarman raja yang mulia dan terkemuka dengan memberi sedekah

20.000 ekor sapi kepada para Brahmana yang seperti api (bertempat) di

dalam tanah yang sangat suci (bernama) Waprakeswara ”

b. Kerajaan Tarumanegara.

Sejarah tertua yang berkaitan dengan pengedalian banjir dan sistem

pengairan adalah pada masa Kerajaan Tarumanegara. Untuk

mengendalikan banjir dan usaha pertanian yang diduga di wilayah

Jakarta saat ini., maka Raja Purnawarman menggali Sungai Candrabaga.

Setelah itu, raja mempersembahkan 1.000 ekor lembu pada para

Brahmana.

Purnawarman adalah raja terkenal dari Tarumanegara. Karena,

setelah Kerajaan Kutai berkembang di Kalimantan Timur, di Jawa

Bagian Barat muncul Kerajaan Tarumanegara. Berdasarkan prasasti-

prasasti pusat Kerajaan Tarumanegara berada diantara Sungai Citarum

dan Cisadane. Kemudian, berdasarkan prasasti tugu, Purbacaraka

memperkirakan pusatnya ada di daerah Bekasi.

Page 162: skripsi kiki Watermark.pdf

146

Sumber sejarah Tarumanegarayang utama adalah beberapa prasasti

yang telah ditemukan. Berkaitan dengan perkembangan Kerajaan

Tarumanegara diteukan 7 buah prasasti yang berhuruf pallawa dan

berbahasa sanskerta, yaitu : Prasasti Tugu, Prasasti Ciaruteun, Prasasti

Kebon Kopi, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Jambu, Prasasti

Cidanghiang dan Prasasti Pasir Awi.

c. Kerajaan Kalingga.

Ratu Sima adalah penguasa di Kerajaan Kalingga. Ia digambarkan

sebagai seorang pemimpin wanita yang tegas dan taat terhadap peraturan

yang berlaku dalam kerajaan itu. Kerajaan Kalingga atau Holing,

diperkirakan terletak di Jawa bagian tengah. Nama Kalingga berasal dari

Kalinga, nama sebuah kerajaan di India Selatan. Menuurut berita Cina,

disebelah timur Kalingga ada Po-li (Bali sekarang), di sebelah barat

Kalingga ada To-po-Teng (Sumatra). Disebelah utara Kalingga ada

Chen-la (Kamboja) dan sebelah selatan berbatasan dengan samudra. Oleh

karena itu, Kerajaan Kalingga diperkirakan terletak di Kecamatan

Keling, Jepara, Jawa Tengah atau disebelah utara Gunung Muria.

Sumber utama Kerajaan Kalingga adalah berita Cina, misalnya dari

Dinasti T’ang. Sumber lain adalah prasasti Tuk Mas di Lereng Gunung

Merbabu. Melalui Berita Cina, banyak hal yang diketahui tentang

perkembangan Kerajaan Kalingga dan kehidupan masyarakatnya.

Kerajaan Kalingga berkembang kira-kira abad ke-7 sampai ke-9 M.

d. Kerajaan Sriwijaya.

Dari ketiga kerajaan itu, yang kenudian berkembang dan mencapai

puncak kejayaannya adalah Kerajaan Sriwijaya (Kerajaan Melayu)yang

berpusat di Jambi. Pada tahun 692 M, Sriwijaya mengadakan ekspansi di

daerah Melayu yang kemudian ditaklukan dan berada dibawah kekuasaan

Kerajaan Sriwijaya.

Sumber sejarah Kerjaan Sriwijaya yang penting adalah Prasasti

yang bertuliskan huruf pallawa, bahasa yang dipakai adalah Melayu

Kuno. Prasasti tersebut antara lain ; Prasasti Kedutan Bukit, Prasasti

Page 163: skripsi kiki Watermark.pdf

147

Talang Tuo, Prasasti Telaga Batu, Prasasti Kota Kapur, Prasasti Karang

Berahi.

e. Kerajaan Mataram Kuno.

Pertengahan abad ke-8 di Jawa Bagian Tengah berdiri sebuah

kerajaan baru yang kita kenal dengan Kerajaan Mataram Kuno. Untuk

mengetahui perkembangan Kerajaan Mataram Kuno dapat digunakan

sumber yang berupa prasasti. Ada beberapa prsasti yang berkaitan

dengan Kerajaan Mataram Kuno diantaranya Prasasti Canggal, Prasasti

Kalasan, Prasastoi Klura, Prasasti Kedu atau Prasasti Balitung. Selain

prasasti tersebut sumber sejarah lainnya adalah berita Cina.

f. Kerajaan Kediri.

Kerajaan Kediri adalah Kerajaan pertama yang memiliki sistem

administrasi kewilayahan nnegara berjenjang. Hierarki kewilayahan

dibagi atas 3 jenjang. Kehidupan politik pada bagian awal di Kerajaan

Kediri ditandai dengan perang saudara antara samarawijaya yang

berekuasa di Panjalu dan Panji Garasakan yang berkuasa di Jenggala.

Pada thun 1052 M terjadi peperangan perebutan kekuasaan diantara

kedua belah pihak. Tahun 1059 M yang memerintah adalah Samarotsaha.

Akan tetapi setelah itu tidak terdengar berita mengenai Kerajaan Panjalu

dan Jenggala. Bru pada Tahun 1104 M tampil Kerajaan Panjalu sebagai

rajanya Jayawangsa lebih dikenal dengan Kerajaan Kediri dengan ibu

kotanya di Daha.

Tahun 1117 M Bameswara tampil sebagai Raja Kediri Prasasti yang

ditemukan, antara lain Prasasti Padlegan (1117 M) dan Panumbangan

(1120 M). Isinya yang penting tentang pemberian status perdikan untuk

beberapa desa.

Tahun 1135 M tampil raja yang sangat terkenal, yakni Raja

Jayabaya. Ia meninggalkan 3 Prasasti penting, yakni Prasasti Hantang

atau Ngantang (1135 M) yang berisi tulisan panjalu jayati, artinya

panjalu menang dan untuk mengenang kemenangan Panjalu atas

Jenggala, Talan (1136 M), dan Prasasti Desa Jepun (1144 M).

Page 164: skripsi kiki Watermark.pdf

148

Jayabaya berhasil mengatasi berbagai kekacauan di kerajaan, karena

nama Jayabaya sangatterkenal di kalangan masyarakat Jawa sebab ada

Ramalan atau Jangka Jayabaya. Pada masa Kerajaan Jayabaya telah

digubah Kitab Baratayuda oleh Empu Sedah dan kemudian dilanjutkan

oleh Empu Panuluh.

Raja terkhir kerajaan kediri adalah Kertajaya atau Dandang Gendis. Pada

masa pemeerintahannya, terjadi pertentangan antara raja dan para

pendeta atau kaum Brahmana, karena Kertajaya berlaku sombong dan

berani melanggar adat. Hal ini memperlemah pemerintahan di Kediri.

Kemudian, para Brahmana mencari perlindungan kepada Ken Arok yang

merupakan penguasa di Tumapel. Pada tahun 1222 M, Ken Arok dengan

dukungan para kaum Brahmana menyerang Kediri. Kediri dapat

dikalahkan oleh Ken Arok.

g. Kerajaan Singhasari.

Raja-Raja yang Memerintah Singhasari.

1. Ken Arok (1222-1227 M)

Setelah berakhirnya Kerajaan Kediri, kemudian berkembang

Kerajaan Singhasari. Yang pusatnya kota Malang, Jawa Timur

dengan pendirinya Ken Arok sebagai raja yang berasal dari rakyat

biasa. Menurut kitab Pararaton, Ken Arok adalah anak seorang

Petani dari Desa Pangkur, di sebelah timur Gunung Kawi, daerah

Malang, ibunya bernama Ken Endok.

Setelah berdiri Kerajaan Singhasari, Ken Arok tampil sebagai

raja pertama bergelar “Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi”. Ia

memerintah selama 5 tahun. Pada tahun 1227 M Ken Arok di

bunuh seorang pengalasan atau pesuruh dan Batil, atas perintah

Anusapati yang merupaka Putra Ken Dedes dengan Tunggul

Ametung. Jenazah Ken Arok dicandikan di Kagenengan dalam

bangunan perpaduan Syiwa-Budha. Ken Arok meninggalkan

beberapa Putra bersama Ken Umang memiliki 4 Putra yakni : Panji

Page 165: skripsi kiki Watermark.pdf

149

Tohjaya, Panji Sudatu, Panji Wregola, dan Dewi Rambi.

Sedangkan, bersama Ken Dedes memiliki Putra bernama Mahesa

Wongateleng.

2. Anusapati

Anusapati naik tahta tahun 1227 M di Kerajaan Singhasari dan

ia memeritah selama 21 tahun sebelum banyak berbuat untuk

pembangunan Kerajaan. Lambat laun berita tentang pembunuhan

Ken Arok samapai pada Tohjoyo (Putra Ken Arok) adalah

Anusapati, maka Tohjoyo ingin membalasa dengan cara

mengetahui kesukaan Anusapati adalah menyambung ayam. Oleh

karena itu, tohjoyo mengajaknya Anusapati mengadu ayam dan

pada saat mengadu ayam Tohjoyo berhasil membunuh Anusapati,

jenazahnya di candikan di Candi Kidal dekat Kota Malang. Beliau

meninggal seorang putra bernama Ronggowuni.

3. Tohjoyo (1248 M)

Setelah berhasil membunuh Anusapaati Tohjoyo naik tahta,

namun sangat singkat karena menurut Ronggowuni ia berhak atas

tahta tersebut maka ia menuntut hak tersebut dalam hal ini ia

dibantu oleh Mahesa Cempaka putra dari Mahesa Wongateleng.

Saat mengetahui berita ini Tohjoyo mengirim pasukannya dibawah

Lembu Ampaluntuk melawan Ronggowuni. Namun, Lembu Ampal

berbalik memihak Ronggowuni, maka Ronggowuni semakin kuat.

Tohjoyo berhasil meloloskan diri dan akhirnya meninggal di daerah

Katang Lumbang akibat luka-luka yang dideritanya.

4. Ronggowuni (1248-1268 M)

Ronggowuni naik tahta menggantikan Tohjoyo di Kerajaan

Singhasari 1248 M dengan gelar “Sri Jaya Wissnuwardana” ia

didampingi Mahesa Cempaka yang berkedudukan sebagai Ratu

Anggabaya yang bergelar “Narasimhamurti”. Pada tahun 1254 M

Page 166: skripsi kiki Watermark.pdf

150

Wisnuwardana mengangkat putranya Kertanegara sebagai raja

muda atau Yuwaraja.

Tahun 1268 M Ronggowuni meninggal dan dicandikan di 2

tempat, yaitu sebagai Syiwa di Waleri dan sebagai Budha

Amogapasa di Jajagu yang kemudian dikenal Jago. Tidak lama

kemudian Mahesa Cempaka meninggal dan dicandikan di Kumeper

dan Wudi Kucir.

5. Kertanegara (1268-1292 M)

Tahun 1268 M Kertanegara naik tahta menggantikan

Ronggowuni dan ia bergelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara.

Kertanegara merupakan raja yang paling Terkenal di Singhasari. Ia

bercita-citakan Kerajaan Singhasari menjadi Kerajaan Besar maka

ia melakukan bebgai usaha.

Sebagai raja besar maka nama Kertanegara diabadikan di

berbagai tempat. Bahkan di Surabaya terdapat Arca Kertanegara

yang menyerupai Arca Budha. Arca Kertanegara dinamakan Arca

Joko Dolok. Dengan terbunuhnya Kertanegara maka berakhirlah

Kerajaan Singhasari.

h. Kerajaan Majapahit.

Setelah Kerajaan Singhasari jatuh berdirilah Kerajaan Majapahit

yang berpusat di Jawa Timur antara abad ke 14-15 M. Kerajaan ini

direncanakan oleh Kertarajasa Jayawarddhana (Raden Wijaya). Ia

memiliki tugas untuk melanjutkan kemegahan Singhasari yang hampir

runtuh. Saat itu dibantu dengan Arya Wiraraja seorang penguasa Madura,

Raden Wijaya membuka hutan di wilayah yang disebutkan dalam kitab

Pararaton sebagai Hutannya orang Trik. Desa itu dinamakan dari sebuah

buah yang bernama Maja dengan rasa Pahit dari buah tersebut.

i. Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa

di Bali.

Page 167: skripsi kiki Watermark.pdf

151

Dalam sejarah Bali, nama Buleleng mulai terkenal setelah periode

kekuasaan Majapahit. Pada waktu di Jawa berkembang kerajaan-kerajaan

Islam, di Bali juga berkembang sejumlah Kerajaan. Pada zaman kuno,

sebenarnya Buleleng sudah berkembang.

Pada masa Dinasti Warmadewa yang diperintah oleh Anak Wungsu.

Hal ini dibuktikan dalam prasasti yang disimpan di Desa Sembiran yang

berangka Tahun 1065 M. Sistem perdagangannya ada yang

menggunakan sistem barter, ada yang sudah dengan alat tukar (uang).

Pada waktu itu dikenal dengan beberapa jenis alat tukar (uang), misalnya

ma, su, dan pilling.

j. Kerajaan Tulang Bawang.

Menurut berita Cina, Kerajaan awal yang terdapat di Lampung

adalah Kerajaan yang disebut Bawang atau Tulang Bawang. Berita Cina

Tertua itu berasal dari abad ke 5, yaitu dari kitab Liu-Sung-Shu, kitab

Sejarah pada masa Kaisar Liu Sung (420-479).

Dalam sumber sejarah Cina yang lain, yaitu kitab T’a- P’ing-huang-

yu-chi yang dtulis pada tahun 976-983 M, disebutkan Kerajaan bernama

T’o-lang-p’p-huang yang oleh G.ferrand disarankan untuk diidentifikasi

dengan Tulang Bawang ynag terletakdi daerah Pantai Tenggara Pulau

Sumatera, di Selatan sungai Palembang (Sungai Musi).

k. Kerajaan Kota Kapur.

Ditemukan petunjuk pada tahun 1994 adanya sebuah kekuasaan

sebelum Kerajaan Sriwijaya. pusat kekuasaan ini ditemukan beberapa

temuan Arkeologi seperti sisa-sia bangunan Candi Hindu (Waisnawa)

terbuat dari batu bersama dengan arca-arca batu lainnya. Sebelumnya di

situs Kota Kapur selain ditemukan sebuah inskripsi batu dari Kerajaan

Sriwijaya yang berangka tahun 608 Saka(=686 M) telah ditemukan pula

peninggalan-peninggalan yang lain diantaranya sebuah arca Wisnu dan

Arca Durga Mahisasuramardhini. Dan nampaknya peninggalan-

peninggalan tersebut tampak kekuasaan di Pulau Bangka yang bercorak

Hindu-Waisnawa, seperti halnya Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat.

Page 168: skripsi kiki Watermark.pdf

152

Lampiran 6

KISI – KISI UJI COBA INSTRUMEN

Mata Pelajaran : IPS (Sejarah) Jumlah Soal : 35 soal

Kelas/ Semester : X / 1 PG : 35 soal

Tahun pelajaran : 2015/2016 UT/Esai : 0 soal

No Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal Jumlah

Soal

1

Menganalisis berbagai

teori tentang proses

masuk dan

berkembangnya agama

dan kebudayaan Hindu-

Buddha di Indonesia

1. Mendeskripsikan pengertian kebudayaan Hindu

2. Memahami proses sinkretisme

3. Memahami teori proses masuknya agama Hindu ke

Indonesia

4. Memahami istilah-istilah dalam kepercayaan Hindu

5. Memahami pengertian akulturasi dan mampu

menyebutkan contoh-contohnya dalam berbagai bidang

kehidupan

1, 3, 4, 18, 19,

34, 16, 7

2

Menganalisis

karakteristik kehidupan

masyarakat,

pemerintahan dan

kebudayaan pada masa

kerajaan-kerajaan Hindu-

Buddha di Indonesia dan

menunjukan contoh

bukti-bukti yang masih

berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia

masa kini.

1. Menyebutkan Negara-negara pada masa Hindu Budha

yang menerapkan konsep Negara kesatuan

2. Menerapkan pengaruh Hindu-Buddha pada kehidupan

sekarang

3. Memahami istilah “Labadiu”

4. Memahami ketaladanan dari Raja Mulawarman

5. Memahami bukti catatann I-Tsing tentang kerajaan

Sriwijaya

6. Memahami pendiri kerajaan Mataram Hindu

7. Memahami kebijakan raja Airlangga

8. Memahami isi dari karya Jayabaya

9. Memahami kerjasama yang dilakukan oleh raja

Balaputeradewa di Sriwijaya dengan Negara lain

2, 10, 11,12, 13,

14, 15, 17, 26,

27, 28, 30, 33

13

Page 169: skripsi kiki Watermark.pdf

153

3 1. Mengolah informasi

mengenai proses masuk

dan perkembangan

kerajaan Hindu-Buddha

dengan menerapkan cara

berpikir kronologis, dan

pengaruhnya pada

kehidupan masyarakat

Indonesia masa kini serta

mengemukakannya

dalam bentuk tulisan.

2. Mengolah informasi

mengenai proses

masuk dan

perkembangan

kerajaan Islam dengan

menerapkan cara

berpikir kronologis,

dan pengaruhnya pada

kehidupan masyarakat

Indonesia masa kini

serta

mengemukakannya

dalam bentuk tulisan.

1. Mampu membuktikan bahwa Holing adalah kerajaan

yang menganut agama Budha

2. Memahami isi catatan I-Tsing

3. Memahami catatan yang merupakan bukti adanay

kerajaan Melayu

4. Memahami tujuan ekspedisi Pamalayu oleh Singasari

5. Memahami bukti peninggalan kerajaan Kutai

6. Memahami bukti peninggalan kebudayaan India di

Indonesia

7. Memahami bukti didirikannya kerajaan Bali

5, 6, 7, 8, 9,

20,21, 22, 23,24,

25, 29, 31, 32,

35

15

Page 170: skripsi kiki Watermark.pdf

154

Lampiran 7

Instrumen Penelitian dan Kunci Jawaban

Tes Hasil Belajar IPS Siklus I

1. Terletak dimanakah Candi Borobudur...........

a. Kota Magelang, Jawa Barat

b. Kota Pontianak, Jawa Timur

c. Kota Pare, Jawa Tengah

d. Kota Magelang, Jawa Tengah

e. Kota Pare, Jawa Timur

2. Dilihat dari arsitektur, Candi tersebut merupakan bentuk dari........

a. Candi Hindu

b. Candi Buddha

c. Candi Kalasan

d. Candi Peninggalan

e. Candi Artefak

3. Candi Prambanan, letaknya tidak jauh dari Candi Borobudur tepatnya dimana......

a. Perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta, Klaten Jawa Tengah

b. Perbatasan Daerah Istimewa Bandung, Jawa Barat

c. Perbatasan Daerah Pare, Jawa Timur

d. Perbatasan Daerah Jambi, Klaten Jawa Tengah

e. Perbatasan Daerah Surakarta, Jambi Jawa Tengah

4. Kedua Candi tersebut (Candi Borobudur dan Candi Prambanan) merupakan bukti-bukti

pada masa ............

a. Dinasti Jayanegara

b. Dinasti Raden Wijaya

c. Dinasti Hayam Wuruk

d. Dinasti Syailendra

e. Dinasti Waisnawa

Nama :

Kelas :

Sekolah :

Petunjuk :

Tulis nama, kelas, dan sekolah pada tempat yang disediakan pada

lembaran soal.

Pilihlah jawaban yang anggap kalian benar di antara: a,b,c, d, dan e.

Berdoalah sebelum mengerjakan soal.

Selamat mengerjakan !

Page 171: skripsi kiki Watermark.pdf

155

5. Candi tersebut merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia yang merupakan bukti

perkembangan......

a. Agama dan politik di Indonesia

b. Agama kedudukan di Indonesia

c. Agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

d. Sastra dabn budaya Hindu waisnawa di Indonesia

e. Sastra, agana, politik dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

6. Kerajaan yang handal menajalin hubungan dengan dunia internasional melalui jaringan

perdagangan dan kemaritimannya adalah..........

a. Kerajaan Sriwijaya

b. Kerajaan Kutai

c. Kerajaan Demak

d. Kerjaan Banten

e. Kerajaan Tarumanegara

7. Berdasarkan kehebatan Sriwijaya ditunjukan dengan adanya “dharma”(sumbangan) untuk

mendirikan asrama di wilayah.......

a. Nalanda, Irlandia

b. Nepal, Iran

c. Nalanda, India

d. Nepal, Nigeria

e. Nalanda, Iran

8. Yang terkenal dengan seorang ahli geografi yunani, adalah...........

a. Jawasyipa

b. Jawadwipa

c. Ptolomeus

d. Labadiu

e. Syailendra

9. Sumber sejarah yang tertua adanya pengaruh kebudayaan Hindu di Indonesia berupa.......

a. Artefak

b. Yupa

c. Candi

d. Tugu

e. Prasasti

10. Kerajaan tertua yang terdapat di Muara Kaman Kalimantan Timur yakni.........

a. Kutai

b. Demak

c. Sriwijaya

d. Mataram Kuno

e. Tulang Bawang

11. Kerajaan Kutai mendapat pengaruh yang kuat dari budaya India yaitu budaya yang

dikembangkan oleh.......

a. Bangsa Negro, Kalimantan Barat

b. Bangsa Portugis, Kalimantan Tidur

c. Bangsa Arya di Lembah Sungai Indus

d. Bangsa Dayak, di Lembah Sungai Tandus

e. Bangsa Barat, Di Lembah Sungai Indus

12. Nama komoditas penting yang bernilai tinggi pada awal masa sejarah dikepulauan

Indonesia adalah.......

a. Gaharu

b. Kapur Tulis

Page 172: skripsi kiki Watermark.pdf

156

c. Gaharu dan Tulisan

d. Gaharu dan kapur Barus

e. Kapur Barus

13. Komoditas tersebut merupakan bahan baku pewangi yang paling digemari oleh.......

a. Bangsa Barat dan Portugis

b. Bangsa India dan Barat

c. Bangsa Cina dan Potugis

d. Bangsa India dan Cina

e. Bangsa Portugis dan India

14. Awal hubungan dagang antara penduduk kepulauan Nusantara dan India bertepatan

dengan perkembangan pesat dari........

a. Agama Hindu

b. Agama Buddha

c. Agama Kristen

d. Agama Katholik

e. Agama Islam

15. Sistem Kemasyarakatan yang dikembangkan oleh bangsa Arya yang berkembang di

Lembah Sungai Indus adalah......

a. Sistem Kasta

b. Sistem Ras

c. Sistem Pemerintahan

d. Sistem Kerajaan

e. Sistem Politik

16. Berdasarkan fungsinya Kasta golongan pertama di duduki oleh .........

a. Brahmana (Pendeta)

b. Ksatria (Bangsawan, Prajurit)

c. Waisya (Pedagang dan Petani)

d. Sudra (Rakyat Biasa)

e. Pecinan

17. Berdasarkan fungsinya Kasta golongan ketiga di duduki oleh....

a. Brahmana (Pendeta)

b. Ksatria (Bangsawan, Prajurit)

c. Waisya (Pedagang dan Petani)

d. Sudra (Rakyat Biasa)

e. Pecinan

18. Sistem kepercayaan dan kasta menajdi dasar terbentuknya kepercayaan terhadap

Hinduisme, penggolongan seperti ini disebut............

a. Caturwarga

b. Caturwarna

c. Dharmawarga

d. Dharmawarna

e. Dharmawangsa

19. Arca Buddha yang terbuat dari perunggu di daerah sempaga, sulawesi selatan. Arca ini

memperlihatkan langgam seni arca asmarawati dari India Selatan. Arca sejenis

ditemukan di...........

a. Jember Jawa Timur dan Daerah Bukit Siguntang Sumatra Selatan

b. Bandung Jawa Barat dan daerah Perbukitan

c. Daerah Perbukitan dan perbatasan Daerah kalimantan Barat

d. Dataran tinggi dan perbukitan rendah daerah Sumatra Barat

e. Pare Jawa Timur dan Perbatasan Kalimantan Timur

Page 173: skripsi kiki Watermark.pdf

157

20. Pendapat mengenai berbagai proses masuknya Hindu-Buddha sering di sebut.............

a. Buddhanisasi

b. Hindunisasi

c. Hinbuddanisasi

d. Kristenisasi

e. Prostetanisasi

21. Munculnya kerajaan atau pengaruh hindu di kepulauan Indonesia disebabkan oleh

peranan kaum ksatria/ para prajurit India disebut .........

a. Teori Brahmana

b. Teori Ksatria

c. Teori Waisya

d. Teori Sudra

e. Teori Arus Balik

22. Teori yang lebih menekankan pada peranan bangsa Indonesia sendiri dalam proses

penyebaran kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia, di sebut........

a. Teori Brahmana

b. Teori Ksatria

c. Teori Waisya

d. Teori Sudra

e. Teori Arus Balik

23. “Yang memotivasi para pedagang india untu datang ke asia tenggara adalah keinginan

untuk memperoleh barang tambang terutama emas dan hasil hutan” ini merupakan

pendapat dari...........

a. R.C Majundar

b. N. J Krom

c. G Coedes

d. Van Leur

e. Paul Wheatly

24. “Para penguasa lokal di Asia Tenggara sangat berkepentingan dengan kebudayaan India

guna mengangkat status sosial mereka” merupakan pendapat dari..........

a. R.C Majundar

b. N. J Krom

c. G Coedes

d. Van Leur

e. Paul Wheatly

25. “ Proses Indianisasi di Kepulauan Indonesia dilakukan oleh kelompok tertentu mereka

itu terdiri dari kaum terpelajar yang mempunyai semangat untuk menyebarkan agama

buddha” merupakan pendapat dari....................

a. R.C Majundar

b. N. J Krom

c. G Coedes

d. F.D.K. Bosch

e. Paul Wheatly

26. Melalui proses apa budaya yang dianggap sesuai dengan karakteristik masyarakat

diterima dengan menyesuaikan pada budaya masyarakat setempat pada masa itu......

a. Akulturasi

b. Indianisasi

c. Hindunisasi

d. Buddhanisasi

e. Kristenisasi

Page 174: skripsi kiki Watermark.pdf

158

27. Letak pusat pemerintahan Majapahit saat itu adalah.........

a. Kompleks Himalaya

b. Kompleks Sinabung

c. Komplek Trowulan

d. Komplek Sangiran

e. Kompleks Mahakam

28. Siapakan yang menyebutkan bahwa Kerajaan Majapahit adalah Kerajaan Nasional

kedua........

a. Soekarno

b. Muhammad Hatta

c. Muhammad Yamin

d. Gajah Mada

e. Hayam Wuruk

29. Siapakah 2 tokoh besar yang berhasil mempersatukan Nusantara...........

a. Selaparang dan Mulawarman

b. Soekarno dan Moch Hatta

c. Mahmud Effendi dan Moch Yamin

d. Gajah Mada dan Hayam Wuruk

e. Gajah Mada dan Selaparang

30. Masyarakat Lombok timur mempercayai bahwasannya makam Patih Gajah Mada berada

di wilayah Komplek Pemakaman..............

a. Selaparang

b. Mulawarman

c. Anusopati

d. Hayam Wuruk

e. Pendhopo

31. Suatu kondisi dimana perbedaan jarak dan letak geografis bukan lagi menjadi penghalang

merupakan pengertian .................

a. Globalisasi.

b. Asimilasi.

c. Akuluturasi.

d. Intergasi.

e. Jaringan Perdagangan Global.

32. Pada masa perkembangan Hindu-Buddha di Nusantara terdapat 2 kekuatan peradaban

besar, yakni.......

a. Cina dan India

b. Hongkong dan Taiwan

c. Thailand dan Taiwan

d. Hongkong dan Thailand

e. Cina dan Hongkong

33. Di Jawa terdapat 3 kerajaan utama, yaitu...........

a. Tarumanegara, Demak, Majapahit

b. Ho-ling (Kalingga), Tarumanegara, Singhasari

c. Singhasari, Demak, Majapahit

d. Majapahit, Kalingga, Kutai

e. Demak, Tarumanegara, Singhasari

34. Sketsa, Candi, Stupa dan Batas Kota merupakan bagian unsur darai seni...

a. Seni Rupa dan Ukir

b. Seni Pertunjukan

c. Seni Bangunan

Page 175: skripsi kiki Watermark.pdf

159

d. Seni Aristektur

e. Seni Sastra dan Aksara

35. Secara filosofis lingga dan yoni adalah lambang....

a. Laki-laki dan Perempuan

b. Kekuasaan dan Kekuatan

c. Kesuburan dan Kemakmuran

d. Animismedan Dinamisme

e. Asimilasi dan Akulturasi

Kunci Jawaban 1. D 6. A 11. C 16. A 21. B 26. A 31. A

2. B 7. C 12. D 17. C 22. E 27. C 32. A

3. A 8. B 13. D 18. B 23. C 28. C 33. B

4. D 9. E 14. B 19. A 24. E 29. D 34. C

5. C 10. A 15. A 20. B 25. D 30. A 35. C

Page 176: skripsi kiki Watermark.pdf

160

148

Lampiran 8

Instrumen Penelitian dan Kunci Jawaban

Tes Hasil Belajar IPS Siklus II

1. Terletak dimanakah Candi Borobudur...........

a. Kota Magelang, Jawa Barat

b. Kota Pontianak, Jawa Timur

c. Kota Pare, Jawa Tengah

d. Kota Magelang, Jawa Tengah

e. Kota Pare, Jawa Timur

2. Dilihat dari arsitektur, Candi tersebut merupakan bentuk dari........

a. Candi Hindu

b. Candi Buddha

c. Candi Kalasan

d. Candi Peninggalan

e. Candi Artefak

3. Candi Prambanan, letaknya tidak jauh dari Candi Borobudur tepatnya dimana......

a. Perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta, Klaten Jawa Tengah

b. Perbatasan Daerah Istimewa Bandung, Jawa Barat

c. Perbatasan Daerah Pare, Jawa Timur

d. Perbatasan Daerah Jambi, Klaten Jawa Tengah

e. Perbatasan Daerah Surakarta, Jambi Jawa Tengah

4. Kedua Candi tersebut (Candi Borobudur dan Candi Prambanan) merpakan bukti-bukti

pada masa ............

a. Dinasti Jayanegara

b. Dinasti Raden Wijaya

c. Dinasti Hayam Wuruk

d. Dinasti Syailendra

e. Dinasti Waisnawa

5. Candi tersebut merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia yang merupakan bukti

perkembangan......

Nama :

Kelas :

Sekolah :

Petunjuk :

Tulis nama, kelas, dan sekolah pada tempat yang disediakan pada

lembaran soal.

Pilihlah jawaban yang anggap kalian benar di antara: a,b,c, d, dan e.

Berdoalah sebelum mengerjakan soal.

Selamat mengerjakan !

Page 177: skripsi kiki Watermark.pdf

161

a. Agama dan politik di Indonesia

b. Agama kedudukan di Indonesia

c. Agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

d. Sastra dabn budaya Hindu waisnawa di Indonesia

e. Sastra, agana, politik dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

6. Kerajaan yang handal menajalin hubungan dengan dunia internasional melalui jaringan

perdagangan dan kemaritimannya adalah..........

a. Kerajaan Sriwijaya

b. Kerajaan Kutai

c. Kerajaan Demak

d. Kerjaan Banten

e. Kerajaan Tarumanegara

7. Berdasarkan kehebatan Sriwijaya ditunjukan dengan adanya “dharma”(sumbangan) untuk

mendirikan asrama di wilayah.......

a. Nalanda, Irlandia

b. Nepal, Iran

c. Nalanda, India

d. Nepal, Nigeria

e. Nalanda, Iran

8. Yang terkenal dengan seorang ahli geografi yunani, adalah...........

a. Jawasyipa

b. Jawadwipa

c. Ptolomeus

d. Labadiu

e. Syailendra

9. Sumber sejarah yang tertua adanya pengaruh kebudayaan Hindu di Indonesia berupa.......

a. Artefak

b. Yupa

c. Candi

d. Tugu

e. Prasasti

10. Kerajaan tertua yang terdapat di Muara Kaman Kalimantan Timur yakni.........

a. Kutai

b. Demak

c. Sriwijaya

d. Mataram Kuno

e. Tulang Bawang

11. Kerajaan Kutai mendapat pengaruh yang kuat dari budaya India yaitu budaya yang

dikembangkan oleh.......

a. Bangsa Negro, Kalimantan Barat

b. Bangsa Portugis, Kalimantan Tidur

c. Bangsa Arya di Lembah Sungai Indus

d. Bangsa Dayak, di Lembah Sungai Tandus

e. Bangsa Barat, Di Lembah Sungai Indus

12. Nama komoditas penting yang bernilai tinggi pada awal masa sejarah dikepulauan

Indonesia adalah.......

a. Gaharu

b. Kapur Tulis

c. Gaharu dan Tulisan

d. Gaharu dan kapur Barus

Page 178: skripsi kiki Watermark.pdf

162

e. Kapur Barus

13. Komoditas tersebut merupakan bahan baku pewangi yang paling digemari oleh.......

a. Bangsa Barat dan Portugis

b. Bangsa India dan Barat

c. Bangsa Cina dan Potugis

d. Bangsa India dan Cina

e. Bangsa Portugis dan India

14. Awal hubungan dagang antara penduduk kepulauan Nusantara dan India bertepatan

dengan perkembangan pesat dari........

a. Agama Hindu

b. Agama Buddha

c. Agama Kristen

d. Agama Katholik

e. Agama Islam

15. Sistem Kemasyarakatan yang dikembangkan oleh bangsa Arya yang berkembang di

Lembah Sungai Indus adalah......

a. Sistem Kasta

b. Sistem Ras

c. Sistem Pemerintahan

d. Sistem Kerajaan

e. Sistem Politik

16. Berdasarkan fungsinya Kasta golongan pertama di duduki oleh .........

a. Brahmana (Pendeta)

b. Ksatria (Bangsawan, Prajurit)

c. Waisya (Pedagang dan Petani)

d. Sudra (Rakyat Biasa)

e. Pecinan

17. Sistem kepercayaan dan kasta menajdi dasar terbentuknya kepercayaan terhadap

Hinduisme, penggolongan seperti ini disebut............

a. Caturwarga

b. Caturwarna

c. Dharmawarga

d. Dharmawarna

e. Dharmawangsa

18. Pendapat mengenai berbagai proses masuknya Hindu-Buddha sering di sebut.............

a. Buddhanisasi

b. Hindunisasi

c. Hinbuddanisasi

d. Kristenisasi

e. Prostetanisasi

19. “Yang memotivasi para pedagang india untu datang ke asia tenggara adalah keinginan

untuk memperoleh barang tambang terutama emas dan hasil hutan” ini merupakan

pendapat dari...........

a. R.C Majundar

b. N. J Krom

c. G Coedes

d. Van Leur

e. Paul Wheatly

20. “Para penguasa lokal di Asia Tenggara sangat berkepentingan dengan kebudayaan India

guna mengangkat status sosial mereka” merupakan pendapat dari..........

Page 179: skripsi kiki Watermark.pdf

163

A. R.C Majundar

B. N. J Krom

C. G Coedes

D. Van Leur

E. Paul Wheatly

21. “ Proses Indianisasi di Kepulauan Indonesia dilakukan oleh kelompok tertentu mereka

itu terdiri dari kaum terpelajar yang mempunyai semangat untuk menyebarkan agama

buddha” merupakan pendapat dari....................

A. R.C Majundar

B. N. J Krom

C. G Coedes

D. F.D.K. Bosch

E. Paul Wheatly

22. Melalui proses apa budaya yang dianggap sesuai dengan karakteristik masyarakat

diterima dengan menyesuaikan pada budaya masyarakat setempat pada masa itu......

A. Akulturasi

B. Indianisasi

C. Hindunisasi

D. Buddhanisasi

E. Kristenisasi

23. Letak pusat pemerintahan Majapahit saat itu adalah.........

A. Kompleks Himalaya

B. Kompleks Sinabung

C. Komplek Trowulan

D. Komplek Sangiran

E. Kompleks Mahakam

24. Siapakan yang menyebutkan bahwa Kerajaan Majapahit adalah Kerajaan Nasional

kedua........

A. Soekarno

B. Muhammad Hatta

C. Muhammad Yamin

D. Gajah Mada

E. Hayam Wuruk

25. Siapakah 2 tokoh besar yang berhasil mempersatukan Nusantara...........

A. Selaparang dan Mulawarman

B. Soekarno dan Moch Hatta

C. Mahmud Effendi dan Moch Yamin

D. Gajah Mada dan Hayam Wuruk

E. Gajah Mada dan Selaparang

26. Masyarakat Lombok timur mempercayai bahwasannya makam Patih Gajah Mada berada

di wilayah Komplek Pemakaman..............

A. Selaparang

B. Mulawarman

C. Anusopati

D. Hayam Wuruk

E. Pendhopo

27. Suatu kondisi dimana perbedaan jarak dan letak geografis bukan lagi menjadi penghalang

merpakan pengertian .................

A. Globalisasi.

B. Asimilasi.

Page 180: skripsi kiki Watermark.pdf

164

C. Akuluturasi.

D. Intergasi.

E. Jaringan Perdagangan Global.

28. Pada masa perkembangan Hindu-Buddha di Nusantara terdapat 2 kekuatan peradaban

besar, yakni.......

A. Cina dan India

B. Hongkong dan Taiwan

C. Thailand dan Taiwan

D. Hongkong dan Thailand

E. Cina dan Hongkong

29. Di Jawa terdapat 3 kerajaan utama, yaitu...........

A. Tarumanegara, Demak, Majapahit

B. Ho-ling (Kalingga), Tarumanegara, Singhasari

C. Singhasari, Demak, Majapahit

D. Majapahit, Kalingga, Kutai

E. Demak, Tarumanegara, Singhasari

30. Secara filosofis lingga dan yoni adalah lambang....

A. Laki-laki dan Perempuan

B. Kekuasaan dan Kekuatan

C. Kesuburan dan Kemakmuran

D. Animismedan Dinamisme

E. Asimilasi dan Akulturasi

Kunci Jawaban 1. D 6. A 11. C 16. A 21. D 26. A

2. B 7. C 12. D 17. B 22. A 27. A

3. A 8. B 13. D 18. B 23. C 28. A

4. D 9. E 14. B 19. C 24. C 29. B

5. C 10. A 15. A 20. E 25. D 30. C

Page 181: skripsi kiki Watermark.pdf

165

153

Lampiran 9

Lampiran Dokumentasi

Page 182: skripsi kiki Watermark.pdf

166

Page 183: skripsi kiki Watermark.pdf

167

Page 184: skripsi kiki Watermark.pdf

168

Page 185: skripsi kiki Watermark.pdf

169

167

Lampiran 10

Lembar Observasi Akktivitas Siswa

Page 186: skripsi kiki Watermark.pdf

170

Lampiran 11

Validitas Siklus I

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 28 784

2 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 18 324

3 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 22 484

4 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 21 441

5 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 21 441

6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 22 484

7 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 25 625

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 29 841

9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 729

10 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 17 289

11 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 19 361

12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 21 441

13 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 20 400

14 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 24 576

15 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 19 361

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 22 484

17 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 16 256

18 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 25 625

19 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 24 576

20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 24 576

21 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 24 576

22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 5 25

23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 31 961

24 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 27 729

25 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 20 400

26 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 18 324

27 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 20 400

28 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 25 625

29 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 14 196

30 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 20 400

31 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 16 256

32 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 17 289

33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900

34 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 33 1089

35 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 10 100

20 19 20 32 32 31 22 24 25 14 16 28 30 30 11 29 12 32 11 5 13 8 31 16 25 17 20 15 30 28 24 22 27 18 17 754 17368

465 451 487 715 725 692 509 566 578 343 387 648 678 676 276 653 267 725 230 138 260 170 706 380 581 410 488 372 670 646 558 508 612 391 407

0,571 0,543 0,571 0,914 0,914 0,886 0,629 0,686 0,714 0,400 0,457 0,800 0,857 0,857 0,314 0,829 0,343 0,914 0,314 0,143 0,371 0,229 0,886 0,457 0,714 0,486 0,571 0,429 0,857 0,800 0,686 0,629 0,771 0,514 0,486

0,429 0,457 0,429 0,086 0,086 0,114 0,371 0,314 0,286 0,600 0,543 0,200 0,143 0,143 0,686 0,171 0,657 0,086 0,686 0,857 0,629 0,771 0,114 0,543 0,286 0,514 0,429 0,571 0,143 0,200 0,314 0,371 0,229 0,486 0,514

23,250 23,737 24,350 22,344 22,656 22,323 23,136 23,583 23,120 24,500 24,188 23,143 22,600 22,533 25,091 22,517 22,250 22,656 20,909 27,600 20,000 21,250 22,774 23,750 23,240 24,118 24,400 24,800 22,333 23,071 23,250 23,091 22,667 21,722 23,941

21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543 21,543

5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751 5,751

0,343 0,416 0,564 0,455 0,632 0,377 0,360 0,524 0,434 0,420 0,422 0,556 0,450 0,422 0,418 0,372 0,089 0,632 -0,075 0,430 -0,206 -0,028 0,596 0,352 0,467 0,435 0,574 0,490 0,337 0,532 0,438 0,350 0,359 0,032 0,405

0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334

VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID DROP VALID DROP VALID DROP DROP VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID DROP VALID

1 2 3 4 5

No NamaNomor Butir Soal

Y Y2

Jumlah

r pbis

r tabel

Status

Jumlah True

p

q

Mp

Mt

St

Page 187: skripsi kiki Watermark.pdf

171

Realibilitas Siklus II

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 18 20 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 35

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784

2 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 17 289

3 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 20 400

4 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 20 400

5 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 19 361

6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 20 400

7 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 23 529

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 27 729

9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 676

10 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 16 256

11 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 324

12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 21 441

13 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 18 324

14 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24 576

15 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 17 289

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 21 441

17 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 15 225

18 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 25 625

19 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 20 400

20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 23 529

21 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 21 441

22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4

23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841

24 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 25 625

25 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 19 361

26 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 17 289

27 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 18 324

28 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 23 529

29 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 12 144

30 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 19 361

31 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 12 144

32 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 15 225

33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784

34 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 28 784

35 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 6 36

20 19 20 32 32 31 22 24 25 14 16 28 30 30 11 29 32 5 31 16 25 17 20 15 30 28 24 22 27 17 692 14890

0,571 0,543 0,571 0,914 0,914 0,886 0,629 0,686 0,714 0,400 0,457 0,800 0,857 0,857 0,314 0,829 0,914 0,143 0,886 0,457 0,714 0,486 0,571 0,429 0,857 0,800 0,686 0,629 0,771 0,486

0,429 0,457 0,429 0,086 0,086 0,114 0,371 0,314 0,286 0,600 0,543 0,200 0,143 0,143 0,686 0,171 0,086 0,857 0,114 0,543 0,286 0,514 0,429 0,571 0,143 0,200 0,314 0,371 0,229 0,514

0,245 0,248 0,245 0,078 0,078 0,101 0,233 0,216 0,204 0,240 0,248 0,160 0,122 0,122 0,216 0,142 0,078 0,122 0,101 0,248 0,204 0,250 0,245 0,245 0,122 0,160 0,216 0,233 0,176 0,250

ReliabelStatus

35,534

5,551

0,334

Y

∑ p*q

p*q

KR-20

rkritis

Nomor Butir SoalNama

0,873

Y2

p

q

k

S2t

30

Jumlah

No

Page 188: skripsi kiki Watermark.pdf

172

Lampiran 12

Validitas Siklus II

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 13 169

2 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 144

3 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 21 441

4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 24 576

5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 25 625

6 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 15 225

7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 21 441

8 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 18 324

9 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 26 676

10 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 26 676

11 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 25 625

12 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 20 400

13 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 16 256

14 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 27 729

15 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 28 784

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900

17 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 26 676

18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 27 729

19 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 15 225

20 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 24 576

21 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 24 576

22 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 20 400

23 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 25 625

24 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 21 441

25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 25 625

26 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 17 289

27 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 13 169

28 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 14 196

29 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 18 324

30 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 12 144

31 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 24 576

32 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 28 784

33 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 27 729

34 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 26 676

35 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 19 361

23 27 23 20 26 27 21 27 22 32 26 23 29 28 28 23 28 28 24 30 28 25 22 23 25 22 21 23 23 25 752 17112

517 607 505 458 602 617 497 622 506 710 596 540 649 629 630 534 631 636 546 680 629 581 467 542 578 514 488 528 498 575

0,657 0,771 0,657 0,571 0,743 0,771 0,600 0,771 0,629 0,914 0,743 0,657 0,829 0,800 0,800 0,657 0,800 0,800 0,686 0,857 0,800 0,714 0,629 0,657 0,714 0,629 0,600 0,657 0,657 0,714

0,343 0,229 0,343 0,429 0,257 0,229 0,400 0,229 0,371 0,086 0,257 0,343 0,171 0,200 0,200 0,343 0,200 0,200 0,314 0,143 0,200 0,286 0,371 0,343 0,286 0,371 0,400 0,343 0,343 0,286

22,478 22,481 21,957 22,900 23,154 22,852 23,667 23,037 23,000 22,188 22,923 23,478 22,379 22,464 22,500 23,217 22,536 22,714 22,750 22,667 22,464 23,240 21,227 23,565 23,120 23,364 23,238 22,957 21,652 23,000

21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486 21,486

5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299 5,299

0,259 0,345 0,123 0,308 0,535 0,474 0,504 0,538 0,372 0,433 0,461 0,521 0,371 0,369 0,383 0,452 0,396 0,464 0,352 0,546 0,369 0,523 -0,063 0,543 0,488 0,461 0,405 0,384 0,043 0,452

0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334

DROP VALID DROP DROP VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID DROP VALID VALID VALID VALID VALID DROP VALID

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

#NUM! 28,08067

r tabel

Status

Y Y2

Jumlah

Jumlah True

p

q

Mp

Mt

St

No NamaNomor Butir Soal

r pbis

Page 189: skripsi kiki Watermark.pdf

173

Realibilitas Siklus II

2 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 24 25 26 27 28 30

1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 9 81

2 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 11 121

3 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 17 289

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 21 441

5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 21 441

6 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 10 100

7 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 18 324

8 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 13 169

9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 22 484

10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 23 529

11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 529

12 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 17 289

13 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 13 169

14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 576

15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 24 576

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 625

17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 24 576

18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 24 576

19 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 11 121

20 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21 441

21 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19 361

22 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 16 256

23 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 21 441

24 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 16 256

25 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 21 441

26 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 16 256

27 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 12 144

28 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 11 121

29 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 18 324

30 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 10 100

31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 22 484

32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 625

33 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 576

34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23 529

35 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 16 256

27 26 27 21 27 22 32 26 23 29 28 28 23 28 28 24 30 28 25 23 25 22 21 23 25 641 12627

0,771 0,743 0,771 0,600 0,771 0,629 0,914 0,743 0,657 0,829 0,800 0,800 0,657 0,800 0,800 0,686 0,857 0,800 0,714 0,657 0,714 0,629 0,600 0,657 0,714

0,229 0,257 0,229 0,400 0,229 0,371 0,086 0,257 0,343 0,171 0,200 0,200 0,343 0,200 0,200 0,314 0,143 0,200 0,286 0,343 0,286 0,371 0,400 0,343 0,286

0,176 0,191 0,176 0,240 0,176 0,233 0,078 0,191 0,225 0,142 0,160 0,160 0,225 0,160 0,160 0,216 0,122 0,160 0,204 0,225 0,204 0,233 0,240 0,225 0,204

Nomor Butir Soal

Reliabel

Y2

p

q

k

S2t

25

Jumlah

No Nama

∑ p*q

Y

p*q

KR-20

rkritis

Status

26,104

4,730

0,334

0,853

Page 190: skripsi kiki Watermark.pdf

174

Lampiran 13

1. Contoh soal validitas dari yang valid hingga tidak valid pada siklus I

a. Contoh soal yang valid

Mp : 23,250

Mt : 21,543

St : 5,751

P : 0, 571

q : 0,429

rtabel : 0,334

Jika pbis tabelr r , dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa 0,343 > 0,334 maka

butir soal valid.

b. contoh soal yang tidak valid

Mp : 22,250 p

Mp Mt pr bis

St q

Mt : 21,543

St : 5,751

P : 0, 343

q : 0,657

rtabel : 0,334

Jika pbis tabelr r , dari perhitungan diatas di peroleh bahwa 0,089 < 0,334 maka butir

soal tidak valid.

2. Contoh realibilitas dari siklus I

Analisis butir soal dengan Uji Reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha

Croncbach, rumusnya yaitu :

2

11 21

t i i

t

s p qkr

k s

Keterangan :

11r : Koefisien reliabilitas

k : Jumlah soal

ip : Proporsi banyak subjek yang menjawab benar pada butir soal ke-i

iq : Proporsi banyak subjek yang menjawab salah pada butir soal ke-i

st2 : Varians dari skor total

Mencari varians total:

=

= 0,297 (1,154)

= 0,343

=

= 0,123 (0,722)

= 0,089

Page 191: skripsi kiki Watermark.pdf

175

22

2

1

i i

t

n Y Ys

n n

2

235 14890 692

35 35 1ts

2 521150 478864

35 34ts

2 42286

1190ts

2 35,534ts

Perhitngan reliabilitas instrumen sebagai berikut:

2

11 21

t i i

t

s p qkr

k s

11

30 35,534 5,551

30 1 35,534r

11

30 29,983

29 35,534r

11 1,034 0,844r

11 0,873r

Dari tabel diperoleh 0,334tabelr . Karena 0,873 0,334hitung tabelr r , maka dapat

disimpulkan bahwa tes tersebut reliabel.

3. Contoh soal validitas dari yang valid hingga tidak valid pada siklus II

a. contoh soal yang valid

Mp : 22,481 p

Mp Mt pr bis

St q

Mt : 21,486

St : 5,299

P : 0, 771

q : 0,229

rtabel : 0,334

Jika pbis tabelr r , dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa 0.345 > 0,334 maka

butir soal valid.

=

= 0, 188 (1,835)

= 0, 345

Page 192: skripsi kiki Watermark.pdf

176

b. Contoh soal yang tidak valid

Mp : 22,478 p

Mp Mt pr bis

St q

Mt : 21,486

St : 5,299

P : 0, 657

q : 0,343

rtabel : 0,334

Jika pbis tabelr r , dari perhitungan diatas di peroleh bahwa 0,259 < 0,334 maka butir

soal tidak valid.

4. Contoh realibilitas dari siklus II

Analisis butir soal dengan Uji Reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha

Croncbach, rumusnya yaitu :

2

11 21

t i i

t

s p qkr

k s

Keterangan :

11r : Koefisien reliabilitas

k : Jumlah soal

ip : Proporsi banyak subjek yang menjawab benar pada butir soal ke-i

iq : Proporsi banyak subjek yang menjawab salah pada butir soal ke-i

st2 : Varians dari skor total

Mencari varians total:

22

2

1

i i

t

n Y Ys

n n

2

235 12627 641

35 35 1ts

2 441945 410881

35 34ts

2 31064

1190ts

=

= 0, 187 (1,384)

= 0, 259

Page 193: skripsi kiki Watermark.pdf

177

2 26,104ts

Perhitngan reliabilitas instrumen sebagai berikut:

2

11 21

t i i

t

s p qkr

k s

11

25 26,104 4,730

25 1 26,104r

11

25 21,374

24 26,104r

11 1,042 0,819r

11 0,853r

Dari tabel diperoleh 0,334tabelr . Karena 0,853 0,334hitung tabelr r , maka dapat

disimpulkan bahwa tes tersebut reliabel.

Page 194: skripsi kiki Watermark.pdf

178

Lampiran 14

Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Pada

Siklus I

No Aspek yang Diamati Implementasi

Ya Tidak

1 Guru mengabsen dan menjelaskan tujuan pembelajaran.

2 Guru memilih pokok bahasan Pedagang, Penguasa, dan

Pujangga pada Masa Klasik (Hindu dan Budha)

3 Guru mempersiapkan siswa untuk belajar.

4 Guru menjelaskan alur pelaksanaan pembelajaran.

5 Guru memberi materi berupa Pedagang, Penguasa, dan

Pujangga pada Masa Klasik (Hindu dan Budha)

6 Guru membagi kelompok siswa masing-masing terdiri

dari 10-11 orang

7 Guru menyiapkan dan memberi pengarahan kepada

siswa.

8 Guru memberikan contoh Cerita dengan bermain peran

tentang Pedagang, Penguasa, dan Pujangga pada Masa

Klasik (Hindu dan Budha)

9 Guru mempersilahkan siswa untuk membuat dongeng

atau cerita tentang Pedagang, Penguasa, dan Pujangga

pada Masa Klasik (Hindu dan Budha) sesuai dengan

keinginannya masing-masing.

10 Guru terus memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas.

11 Guru membebaskan siswa untuk berpikir menentukan

dongeng atau cerita yang cocok.

12 Guru tidak membatasi anak untuk membuat dongeng

atau cerita.

13 Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok siswa

untuk menampilkan hasil kerjanya secara bergantian.

14 Guru melakukan proses penilaian

15 Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS).

Page 195: skripsi kiki Watermark.pdf

179

16 Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

17 Guru meminta siswa merangkum hasil pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

Keterangan untuk mengisi kolom implementasi :

1. Berikan tanda centang (√) pada kolom (Ya ) jika guru melaksanakan, dan (Tidak)

jika tidak melaksanakan aktivitas penerapan model pembelajaran.

Kotabaru, 14 Oktober 2015

Guru Mata Pelajaran Observer

Kiki Puji Astuti Kiki Puji Astuti

Mengetahui

Kepala Sekolah

Abdul Rojak, S. Pd. I

Page 196: skripsi kiki Watermark.pdf

180

Lampiran 15

Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Pada

Siklus II

No Aspek yang Diamati Implementasi

Ya Tidak

1 Guru mengabsen dan menjelaskan tujuan pembelajaran.

2 Guru memilih pokok bahasan Pedagang, Penguasa, dan

Pujangga pada Masa Klasik (Hindu dan Budha)

3 Guru mempersiapkan siswa untuk belajar.

4 Guru menjelaskan alur pelaksanaan pembelajaran.

5 Guru memberi materi berupa Pedagang, Penguasa, dan

Pujangga pada Masa Klasik (Hindu dan Budha)

6 Guru membagi kelompok siswa masing-masing terdiri

dari 10-11 orang

7 Guru menyiapkan dan memberi pengarahan kepada

siswa.

8 Guru memberikan contoh Cerita dengan bermain peran

tentang Pedagang, Penguasa, dan Pujangga pada Masa

Klasik (Hindu dan Budha)

9 Guru mempersilahkan siswa untuk membuat dongeng

atau cerita tentang Pedagang, Penguasa, dan Pujangga

pada Masa Klasik (Hindu dan Budha) sesuai dengan

keinginannya masing-masing.

10 Guru terus memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas.

11 Guru membebaskan siswa untuk berpikir menentukan

dongeng atau cerita yang cocok.

12 Guru tidak membatasi anak untuk membuat dongeng

atau cerita.

13 Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok siswa

untuk menampilkan hasil kerjanya secara bergantian.

14 Guru melakukan proses penilaian

15 Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS).

Page 197: skripsi kiki Watermark.pdf

181

16 Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

17 Guru meminta siswa merangkum hasil pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

Keterangan untuk mengisi kolom implementasi :

2. Berikan tanda centang (√) pada kolom (Ya ) jika guru melaksanakan, dan (Tidak)

jika tidak melaksanakan aktivitas penerapan model pembelajaran.

Kotabaru, 3 November 2015

Guru Mata Pelajaran Observer

Kiki Puji Astuti Kiki Puji Astuti

Mengetahui

Kepala Sekolah

Abdul Rojak, S. Pd. I

Page 198: skripsi kiki Watermark.pdf

182

Lampiran 16

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pada

Siklus I

No Nama Siswa ∑Nilai %

1 A1 229 229%

2 A2 244 224%

3 A3 200 200%

4 A4 125 125%

5 A5 245 245%

6 A6 184 184%

7 A7 209 209%

8 A8 157 157%

9 A9 184 184%

10 A10 178 178%

11 A11 179 179%

12 A12 175 175%

13 A13 114 114%

14 A14 180 180%

15 A15 183 183%

16 A16 204 204%

17 A17 177 177%

18 A18 183 183%

19 A19 152 152%

20 A20 145 145%

21 A21 198 198%

22 A22 170 170%

23 A23 178 178%

24 A24 196 196%

25 A25 162 162%

26 A26 183 183%

27 A27 187 187%

28 A28 209 209%

Page 199: skripsi kiki Watermark.pdf

183

29 A29 192 192%

30 A30 185 185%

31 A31 170 170%

32 A32 189 189%

33 A33 203 203%

34 A34 206 206%

35 A35 233 233%

Jumlah Keseluruhan 6708

Rata-Rata 191,66

Presentase 348,5%

Page 200: skripsi kiki Watermark.pdf

184

Lampiran 17

Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nama

Siswa

Nilai

Pretest

Nilai

Posttest

1 A1 75 80

2 A2 75 80

3 A3 70 75

4 A4 70 75

5 A5 70 75

6 A6 75 80

7 A7 60 75

8 A8 75 80

9 A9 60 75

10 A10 60 75

11 A11 80 85

12 A12 75 80

13 A13 75 80

14 A14 75 80

15 A15 80 83

16 A16 75 78

17 A17 75 78

18 A18 75 79

19 A19 60 75

20 A20 60 75

21 A21 60 75

22 A22 80 83

23 A23 80 84

24 A24 60 75

25 A25 60 76

26 A26 60 75

27 A27 60 76

28 A28 60 75

Page 201: skripsi kiki Watermark.pdf

185

29 A29 76 80

30 A30 70 78

31 A31 70 78

32 A32 70 79

33 A33 80 84

34 A34 70 77

35 A35 70 77

Jumlah 2430 2735

Rata-rata 69,43 78,14

Page 202: skripsi kiki Watermark.pdf

186

Lampiran 18

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pada

Siklus II

No Nama Siswa ∑Nilai %

1 A1 2023 2023%

2 A2 1005 1005%

3 A3 1504 1504%

4 A4 1696 1696%

5 A5 1542 1542%

6 A6 2161 2161%

7 A7 1495 1495%

8 A8 1344 1344%

9 A9 514 514%

10 A10 1585 1585%

11 A11 1886 1886%

12 A12 956 956%

13 A13 216 216%

14 A14 1562 1562%

15 A15 2145 2145%

16 A16 525 525%

17 A17 1072 1072%

18 A18 1790 1790%

19 A19 465 465%

20 A20 2503 2503%

21 A21 365 365%

22 A22 820 820%

Page 203: skripsi kiki Watermark.pdf

187

23 A23 1170 1170%

24 A24 1272 1272%

25 A25 1623 1623%

26 A26 984 984%

27 A27 1938 1938%

28 A28 566 566%

29 A29 1690 1690%

30 A30 1830 1830%

31 A31 1550 1550%

32 A32 1670 1670%

33 A33 1780 1780%

34 A34 1225 1225%

35 A35 1239 1239%

Jumlah Keseluruhan 1.390.367

Rata-Rata 39.724,77

Presentase 72,227%

Page 204: skripsi kiki Watermark.pdf

188

Lampiran 19

Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nama

Siswa

Nilai

Pretest

Nilai

Posttest

1 A1 76 86

2 A2 76 85

3 A3 80 85

4 A4 75 86

5 A5 75 90

6 A6 76 85

7 A7 75 80

8 A8 76 86

9 A9 77 87

10 A10 77 87

11 A11 83 88

12 A12 78 87

13 A13 80 85

14 A14 75 85

15 A15 83 86

16 A16 80 84

17 A17 77 84

18 A18 77 84

19 A19 75 90

20 A20 76 85

21 A21 75 90

22 A22 84 89

23 A23 85 88

24 A24 75 83

25 A25 76 83

26 A26 77 84

27 A27 77 87

28 A28 75 90

Page 205: skripsi kiki Watermark.pdf

189

29 A29 78 85

30 A30 75 90

31 A31 75 86

32 A32 78 80

33 A33 83 88

34 A34 76 85

35 A35 77 85

Jumlah 2713 3008

Rata-rata 77,51 85,94

Page 206: skripsi kiki Watermark.pdf
Page 207: skripsi kiki Watermark.pdf
Page 208: skripsi kiki Watermark.pdf
Page 209: skripsi kiki Watermark.pdf
Page 210: skripsi kiki Watermark.pdf
Page 211: skripsi kiki Watermark.pdf
Page 212: skripsi kiki Watermark.pdf
Page 213: skripsi kiki Watermark.pdf
Page 214: skripsi kiki Watermark.pdf
Page 215: skripsi kiki Watermark.pdf
Page 216: skripsi kiki Watermark.pdf
Page 217: skripsi kiki Watermark.pdf