Skripsi Kebidanan 6

66
HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI KAMAR BERSALIN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2007 KARYA TULIS ILMIAH Oleh : DIAN MILARASWATI NIM. 0502200047 DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI TAHUN 2008

Transcript of Skripsi Kebidanan 6

Page 1: Skripsi Kebidanan 6

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI KAMAR

BERSALIN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2007

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

DIAN MILARASWATI NIM. 0502200047

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI

TAHUN 2008

Page 2: Skripsi Kebidanan 6

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI KAMAR

BERSALIN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2007

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

DIAN MILARASWATI NIM. 0502200047

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan Program Pendidikan Ahli Madya Kebidanan

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI

TAHUN 2008

Page 3: Skripsi Kebidanan 6

LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI KAMAR

BERSALIN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2007

Oleh :

DIAN MILARASWATI

NIM. 0502200047

Telah disetujui untuk diseminarkan

Pembimbing I : TEMU BUDIARTI, SPd. M. Kes Tanggal : NIP. 140 059 353 Pembimbing II : L. A. WIJAYANTI, S.Kp.M.Kep.Sp.Mat Tanggal : NIP. 140 178 692

Page 4: Skripsi Kebidanan 6

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI KAMAR

BERSALIN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2007

Oleh :

DIAN MILARASWATI

NIM. 0502200047

Telah Dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal 11 Agustus 2008

Susunan Tim Penguji ( RIBUT EKO WIJANTI, SP, SST, M.Kes ) (________________) NIP. 140 254 174 Tanda Tangan Penguji I ( DWI ESTUNING RAHAYU, S.Pd. S.Kep.Ners ) (________________) NIP. 140 238 845 Tanda Tangan Penguji II ( ENY SENDRA, S. Kep. Ners ) (________________) NIP.140 207 642 Tanda Tangan Penguji III

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Malang, Tanggal 2008

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Depkes Malang

(SURACHMINDARI, S.ST. M.Pd) NIP.140 114 079

Page 5: Skripsi Kebidanan 6

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kemenangan itu sesunguhnya akan datang bersama dengan kesabaran , jalan keluar datang bersama kesulitan .

Dan, disetiap kesulitan itu ada kemudahan.

(La Tahzan. 2004 : 37)

Karya tulis ini Aku persembahkan untuk :

• Allah SWT, syukur Alhamdulillah atas petunjukmu sehingga saya bisa

menyelesaikan karya tulis ini.

• My mom, terima kasih atas do’a yang terus mengalir untukku

Love You Soo Much..

• Adikku tersayang, terima kasih atas dukungannya.

• All of my friend expecially Menur, Cempluk, Mbo’dhe and also my

neighbor in Bougenvil 6 bawah

Thank for all happiness..

iv

Page 6: Skripsi Kebidanan 6

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh sebutan profesional Ahli

Madya Kebidanan di suatu Politeknik Kesehatan, dan sepanjang pengetahuan saya

juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh

orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan

dalam daftar pustaka.

Dan apabila terdapat karya maupun pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain selain dari daftar pustaka, saya bersedia menerima

sanksi dari institusi.

Kediri, Juli 2008

DIAN MILARASWATI NIM. 0502200047

v

Page 7: Skripsi Kebidanan 6

ABSTRAK

Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer Di Kamar bersalin RSU USD Gambiran Kota Kediri

Periode 1 Januari – 31 Desember 2007 Tahun 2008

Peneliti : Dian Milaraswati Pembimbing I : Temu Budiarti, S.Pd. M. Kes Pembimbing II. : L.A. Wijayanti, S.Kp. M. Kep, Sp. Mat

Perdarahan postpartum primer adalah perdarahan yang berlebihan (500 ml/lebih) dari saluran genetalia yang terjadi dalam kurun waktu 24 jam pertama pascapersalinan. Dan kematian Ibu banyak terjadi setelah melahirkan dan terbanyak terjadi pada 24 jam pertama pascapersalinan yang penyebabnya adalah perdarahan.. Dari studi kasus tersebut menunjukkan kematian Ibu paling banyak dipengaruhi oleh salah satu faktor reproduksi yaitu paritas..

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan postpartum primer.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain korelasi cross-sectional dengan menggunakan teknik dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di Bagian Rekam Medis RSU USD Gambiran Kediri pada tanggal 14-20 Juli 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data pasien di Bagian Rekam Medis RSU USD Gambiran Kediri periode 1 Januari – 31 Desember 2007 yang mengalami perdarahan postpartum (500 ml/lebih) pada usia kehamilan ≥ 20minggu dalam selang waktu 24 jam pertama pascapersalinan. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh.

Dari hasil penelitian didapatkan 29 kejadian perdarahan postpartum primer periode 1 Januari – 31 Desember 2007 yang telah disaring dalam kriteria inklusi dan eksklusi. Kejadian perdarahan postpartum primer terbanyak terjadi pada tingkat paritas tinggi (lebih dari 1) yaitu sebanyak 20 kasus (68,97 %). Setelah dilakukan analisa data menggunakan uji Chi Kuadrat berdasarkan dk = 1 dan α = 0.05 maka Chi Kuadrat tabel = 3,48 sedangkan harga Chi Kuadrat hitung = 4,16. Kesimpulan diperolah dengan membandingkan X² hitung dengan X² tabel didapatkan X² hitung > X² tabel, yang memberikan arti bahwa ada hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan postpartum primer. Hal ini berarti bahwa wanita dengan paritas tinggi memiliki resiko yang lebih besar untuk mengalami perdarahan postpartum primer.

Kata Kunci : paritas, perdarahan postpartum primer

vi

Page 8: Skripsi Kebidanan 6

ABSTRACT

Research Title : Relation Between Parity With Haemorrhage Case of Postpartum

Primer In RSU USD Gambiran Kota Kediri Periode 1 January - 31 Decembers 2007

Year Research : 2008 Researcher : Dian Milaraswati Counsellor : I. Temu Budiarti, SPd. M. Kes

II. LA. Wijayanti, SKp. M. Kes, Sp. Mat

Haemorrhage of postpartum primary is abundant haemorrhage (500 ml/more) from channel genetalia happened in first range of time 24 hours of after delivering birth. The main causes from haemorrhage which happened within 24 hours after delivering birth or usualy is called as haemorrhage of postpartum primary is failure of contraction uterine as usual after delivering birth, placenta rest, and uterine is going down or inversion. From many because of the haemorrhages, one of its factor is parity.

The purpose of the observation was to know the relation between parity with the happen of haemorrhage postpartum primar.

The observation design which was used in the research was correlation design cross-sectional by using documentation technique. This observation was done in medical record room RSU USD Gambiran Kediri started on 13 up to 18 2007. The population in the observation was all data from patient in medical record in the confirmed room RSU USD Gambiran Kediri periode January 1 - Decembers 31, 2007 who experienced haemorrhage postpartum ( 500 ml/lebih) in first time lag 24 hours of after delifering birth in the pregnancy old ≥ 20 weeks. The sampling technique which was used was saturated sampling.

From the observation result was get 29 haemorrhage cases of postpartum primary at period January 1 – Decembers 31, 2007 which had been filtered in criterion inklusi and eksklusi. Haemorrhage case of postpartum primary mostly happened at high parity level ( more than 1) as many as 20 people ( 68,97 %). After it was done the analyzing data by using Chi Kuadrat based on dk = 1 and α = 005 so Chi Kuadrat tables = 3,48 while the value of Chi Kuadrat calculate = 4,16. The conclusion was gotten by comparing X² calculate with X² table. And X² calculate > X² tables, what gives meaning that there is relation between parity with haemorrhage case of postpartum primary. In this case means that woman with high parity has high risk to experienced in haemorrhage of postpartum primary. Keyword : parity, haemorrhage of postpartum primary

vii

Page 9: Skripsi Kebidanan 6

KATA PENGANTAR

Dengan segala ketulusan hati, penulis mengucapkan syukur alhamdulillah

pada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Hubungan antara Paritas

dengan kejadian Perdarahan Postpartum Primer di Kamar Bersalin RSU USD

Gambiran kota Kediri Periode 1 Januari – 31 Desember 2008

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan Program Pendidikan Ahli Madya Kebidanan Politeknik

Kesehatan Malang Program Studi Kebidanan Kediri.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini bukan

hanya atas kemampuan dan usaha penulis tetapi juga berkat bantuan dan

bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini pula

peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Hj. Temu Budiarti, S.Pd. M.Kes selaku Ketua Program Studi Kebidanan

Kediri sekaligus pembimbing I

2. Ibu Indah Rahmaningtyas, S.Kp selaku Koordinator I Kurikulum Program

Studi Kebidanan Kediri

3. Bapak Koekoeh Hardjito, S. Kep. Ners. M. Kes selaku Koordinator Karya

Tulis Ilmiah

4. Ibu L A Wijayanti, S.Kp.M.Kep.Sp.Mat selaku pembimbing II

5. Bapak dan Ibu dosen yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi.

viii

Page 10: Skripsi Kebidanan 6

6. Ibuku tercinta yang telah memberikan dukungan serta doa dan selalu

menguatkan aku disaat lemah.

7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan moral maupun materiil yang

tidak dapat disebutkan satu persatu

Penulis menyadari, dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik

membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan penyusunan selanjutnya.

Kediri, Juli 2008

Penulis

ix

Page 11: Skripsi Kebidanan 6

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………..................................

LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………...

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN.......................................................................

ABSTRAK.....................................................................................................

ABSTRACT....................................................................................................

KATA PENGANTAR………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………..

DAFTAR TABEL….……………………………………………………......

DAFTAR GAMBAR……...………………………………………………...

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………....

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………...

1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………....

1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Paritas…………………………………………........

2.2 Konsep Perdarahan……………………………………….....

2.3 Konsep Postpartum……………………………………….....

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

x

xii

xiii

xiv

1

4

4

5

6

7

7

x

Page 12: Skripsi Kebidanan 6

2.4 Konsep Perdarahan Postpartum……………………………..

2.5 Konsep Hubungan Paritas Dengan Perdarahan Postpartum

Primer……………………………………………………....

2.6 Kerangka Konsep…………………………………………...

2.7 Hipotesis…………………………………………………….

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian……………………………………….......

3.2 Populasi, Sampel dan Sampling……………………………

3.3 Kriteria Sampel……………………………………..............

3.4 Variabel Penelitian………………………………………….

3.5 Definisi Variabel……………………………………………

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian…………………... ………….

3.7 Prosedur Pengumpulan Data…………..................................

3.8 Alat Ukur Yang Digunakan…………………………….......

3.9 Analisa Data…………………………………………….......

3.10 Etika Penelitian…………………………..............................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian……………………………………………..

4.2 Pembahasan…………………………………………………

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan…………………………………………………

5.2 Saran………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

8

15

17

18

19

19

20

21

22

24

24

25

25

27

28

32

38

38

xi

Page 13: Skripsi Kebidanan 6

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional…………………………………………….. 23

Tabel 4.1 Tabel Chi Kuadrat Satu Sampel................……....………………. 30

Tabel 4.2 Tabel Nilai Chi Kuadrat Satu Sampel............................................ 30

xii

Page 14: Skripsi Kebidanan 6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konsep………………………………................... Gambar 4.1. Diagram Pie Tingkat Paritas Pasien Yang Mengalami

Perdarahan Postpartum Primer……………………………..

17

33

xiii

Page 15: Skripsi Kebidanan 6

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informasi Penelitian Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Lampiran 3. Tabel Chi Kuadrat Lampiran 4. Tabel Tabulasi Data Kejadian Perdarahan Postpartum Primer di

Kamar Bersalin RSU USD Gambiran Kota Kediri Periode 1 Januari

– 31 Desember 2007

Lampiran 5. Tabel Penyebab Kejadian Perdarahan Postpartum Primer di kamar

Bersalin RSU USD Gambiran Kota Kediri Periode 1 Januari – 31

Desember 2007

Lampiran 6. Jadwal Penyusunan KTI

Page 16: Skripsi Kebidanan 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa nifas (puerperium) adalah periode waktu atau masa dimana

organ-organ reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil. (Farrer, Helen.

1999 : 225). Periode ini kadang-kadang disebut puerperium atau trimester

empat kehamilan. Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun

dianggap normal, dimana proses-proses dalam kehamilan berjalan terbalik.

(Jensen, Bobak, Lawdermilk. 2004 : 492).

Ketika memasuki masa nifas, atau lebih tepatnya setelah lahirnya

plasenta, dapat terjadi gangguan atau kelainan patologis dalam bentuk

perdarahan postpartum.(Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998 :295)

Perdarahan postpartum merupakan penyebab utama morbiditas

maternal. (Jensen, Bobak, Lawdermilk. 2004 : 663). Di berbagai negara,

paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh

perdarahan. Proporsinya berkisar antara kurang dari 10 % sampai hampir

60%. Kematian maternal di Indonesia termasuk yang tertinggi di Asia

Tenggara. Dan kematian maternal tersebut lebih banyak terjadi setelah

persalinan, tepatnya dalam 24 jam pertama postpartum yang penyebab

utamanya adalah perdarahan.(Rukmini, LK Wiludjeng. 2007). Disamping

menyebabkan kematian, perdarahan postpartum memperbesar kemungkinan

Page 17: Skripsi Kebidanan 6

infeksi puerperal karena daya tahan penderita berkurang. (http://fkunsri-

wordpress.com. 2007)

Kematian ibu yang disebabkan perdarahan postpartum , 17 % adalah

pada ibu yang melahirkan untuk pertama kalinya dibandingkan dengan 44 %

dari ibu yang telah melahirkan empat kali atau lebih. (Royston, Erica. 2001 :

82). Lebih tinggi paritas lebih tinggi angka kematian maternal. Ibu-ibu

dengan kehamilan lebih dari satu kali atau yang termasuk multipara

mempunyai resiko lebih tinggi terhadap terjadinya perdarahan

pascapersalinan dibandingkan dengan ibu-ibu yang termasuk golongan

primipara. (http://fkunsri-wordpress.com. 2007)

Perdarahan pascapartum dapat terjadi tiba-tiba dan bahkan sangat

masif. Perdarahan sedang tetapi menetap dapat berlanjut selama beberapa

hari atau minggu. Perdarahan postpartum dapat terjadi dini atau lambat.

(Jensen, Bobak, Lawdermilk. 2004 : 664).

Perdarahan postpartum dini atau primer dapat terjadi dalam 24 jam

pertama setelah melahirkan yang merupakan kehilangan 500ml darah atau

lebih. (Jensen, Bobak, Lawdermilk. 2004 : 664). Perdarahan postpartum

primer sungguh lebih mengancam jiwa.(Chalic, TMA. 1998 : 185). Lebih

dari separuh jumlah seluruh kematian ibu terjadi dalam waktu 24 jam setelah

melahirkan, sebagian besar karena terlalu banyak mengeluarkan darah.

(http://www.path.org.2002)

Data yang diperoleh dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem

dan Kebijakan Kesehatan Departemen Kesehatan RI Surabaya, bahwa dari 5

Page 18: Skripsi Kebidanan 6

Rumah Sakit (RSUD Pesisir Selatan, RSUD Padang Pariaman, RSUD

Sikka, RSUD Larantuka dan RSUD Serang) didapatkan sebesar 83,3%

kematian Ibu terjadi setelah melahirkan dan terbanyak terjadi pada 24 jam

pertama pascapersalinan. Dari studi kasus tersebut menunjukkan kematian

Ibu paling banyak dipengaruhi oleh salah satu faktor reproduksi yaitu

paritas. (Rukmini, LK Wiludjeng. 2007)

Berdasarkan laporan analisa data KIA Dinkes Propinsi Jawa Timur

tahun 2005, penyebab kematian Ibu terbanyak adalah karena perdarahan dan

terbanyak adalah karena perdarahan postpartum yaitu sebesar 60%. Dan

sebagian besar perdarahan postpartum (75%) terjadi pada 24 jam pertama

pascapersalinan yang salah satu faktor pemicunya adalah paritas yang tinggi.

(Retnasih, Nenny. 2003)

Menurut Rekap Kajian Data Kematian Ibu Dinas Kesehatan

Kabupaten Kediri tahun 2007, kematian maternal karena perdarahan

postpartum mengambil bagian terbesar dari seluruh penyebab kematian

maternal di Kabupaten Kediri.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Kamar Bersalin

RSUD Gambiran Kediri tanggal 1 Januari – 28 Februari 2008 didapatkan

bahwa jumlah total pasien yang mengalami perdarahan postpartum primer

sebanyak 3 orang. 1 orang primipara dan 2 orang multipara.

Dari beberapa pernyataan yang terdiskripsi pada latar belakang,

peneliti tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara

Page 19: Skripsi Kebidanan 6

paritas dengan kejadian perdarahan postpartum primer di Kamar Bersalin

RSUD Gambiran Kota Kediri periode 1 Januari – 31 Desember 2007.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan

postpartum primer di Kamar Bersalin RSUD Gambiran Kota Kediri periode

1 Januari – 31 Desember 2007 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan

postpartum primer di Kamar Bersalin RSUD Gambiran Kota Kediri

periode 1 Januari – 31 Desember 2007.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi jumlah berbagai tingkat paritas ibu yang

mengalami perdarahan postpartum primer di Kamar Bersalin

RSUD Gambiran Kota Kediri periode 1 Januari – 31

Desember 2007.

1.3.2.2 Mengidentifikasi jumlah kejadian perdarahan postpartum

primer di Kamar Bersalin RSUD Gambiran Kota Kediri

periode 1 Januari – 31 Desember 2007.

1.3.2.3 Mengidentifikasi berbagai penyebab kejadian perdarahan

postpartum primer di Kamar Bersalin RSUD Gambiran Kota

Kediri periode 1 Januari – 31 Desember 2007.

Page 20: Skripsi Kebidanan 6

1.3.2.4 Menganalisa hubungan antara paritas dengan kejadian

perdarahan postpartum primer di Kamar Bersalin RSUD

Gambiran Kota Kediri periode 1 Januari – 31 Desember

2007.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti tentang

hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan postpartum

primer.

1.4.2 Bagi Lahan Penelitian

Dapat digunakan sebagai informasi tentang hubungan antara paritas

dengan kejadian perdarahan postpartum primer sehingga dapat

dilakukan antisipasi atau pencegahan terhadap terjadinya perdarahan

postpartum primer.

1.4.3 Bagi institusi

Sebagai sumber informasi data, khususnya tentang hubungan paritas

dengan kejadian perdarahan postpartum primer dan dapat dijadikan

bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya tentang faktor-

faktor yang meningkatkan resiko terjadinya perdarahan postpartum

primer

Page 21: Skripsi Kebidanan 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Paritas

Paritas adalah keadaan seorang wanita sehubungan dengan kelahiran

anak yang dapat hidup. (Dorland. 2002 : 1607)

Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin hidup atau

mati, bukan jumlah janin yang dilahirkan. (Jensen, Bobak, Lowdermilk.

2004 : 104)

Paritas adalah jumlah kelahiran dari seorang pasien yang bayinya

berhasil hidup (20 minggu atau lebih).(Hacker, Neville F. 2001 : 27)

Beberapa tingkatan paritas adalah

2.1.1 Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi

viabel.

2.1.2 Primipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan bayi viabel

sebanyak satu kali.

2.1.3 Multipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan bayi viabel

sebanyak 2 kali atau lebih.

2.1.4 Grandemultipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan bayi

viabel lebih dari atau sama dengan empat kali.

(James, D.K. 2001 : 44)

Page 22: Skripsi Kebidanan 6

2.2 Konsep Perdarahan

Perdarahan adalah mengeluarkan darah banyak-banyak (dari vagina

dan sebagainya) ; peristiwa keluarnya darah sebagai akibat pecahnya

pembuluh darah. (Alwi, Hasan, dkk.2002 : 237)

Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh. (Dorland. 2002

: 990)

2.3 Konsep Postpartum

2.3.1 Definisi

Pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai

organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.

( Jensen, Bobak, Lawdermilk. 2004 : 664 )

Postpartum (nifas) adalah periode waktu atau masa dimana

organ-organ reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil. (Farrer,

Helen. 1999 : 225 )

Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil. (Sarwono. 2002 : 122)

2.3.2 Pembagian Masa Nifas

2.3.2.1 Puerperium Dini

Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan

boleh bekerja setelah 40 hari.

Page 23: Skripsi Kebidanan 6

2.3.2.2 Puerperium Intermedial

Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6

sampai 8 minggu.

2.3.2.3 Remote Puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-

minggu, bulanan atau tahunan.

(Mochtar, Rustam. 1998 : 115)

2.3.3 Perubahan Fisiologis Masa Nifas

2.3.3.1 Perubahan fisik

2.3.3.2 Involusi uterus dan pengeluaran lochea

2.3.3.3 Laktasi/ pengeluaran air susu ibu

2.3.3.4 Perubahan sistem tubuh lainnya

2.3.3.5 Perubahan Psikis

(Sarwono, 2002 : 122)

2.4 Konsep Tentang Perdarahan Postpartum

2.4.1 Definisi

Perdarahan masa nifas didefinisikan sebagai kehilangan darah

lebih dari 500 ml pada saat kelahiran lewat vagina. (Hacker, Neville

F. 2001 : 319).

Biasanya terdapat kehilangan darah yang lebih besar setelah

kelahiran dengan seksio sesarea, karena itu, pada pasien semacam itu

Page 24: Skripsi Kebidanan 6

kehilangan darah lebih dari 1000 ml dianggap suatu perdarahan masa

nifas. (Hacker, Neville F. 2001 : 319).

Definisi perdarahan pascapartum yang lebih bermakna adalah

kehilangan berat badan 1 % atau lebih karena 1 ml darah beratnya 1

gram. ( Jensen, Bobak, Lawdermilk. 2004 : 664 )

2.4.2 Klasifikasi

Menurut waktu terjadinya, perdarahan postpartum dibagi

menjadi perdarahan postpartum primer dan sekunder.

2.4.2.1 Perdarahan postpartum primer ialah perdarahan yang

berlebihan (500ml/lebih) dari saluran genetalia yang terjadi

dalam waktu 24 jam pertama pascapersalinan. (Hellen,

Farrer. 1999 : 241)

2.4.2.2 Perdarahan postpartum sekunder ialah perdarahan

berlabihan (500ml/lebih) dari saluran genetalia yang terjadi

sesudah 24 jam pertama pascapersalinan. (Hellen, Farrer.

1999 : 241)

2.4.3 Etiologi

Hal-hal yang dicurigai akan menimbulkan perdarahan pasca

persalinan, yaitu riwayat perdarahan pada persalinan terdahulu,

Grandemultipara (lebih dari empat anak), jarak kehamilan yang

dekat (kurang dari dua tahun), bekas operasi caesar, pernah abortus

(keguguran) sebelumnya, anemia. (http://anggrekidea.blogspot.com.

2007)

Page 25: Skripsi Kebidanan 6

Faktor-faktor etiologi :

2.4.3.1 Atonia uteri

Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri adalah umur

(umur yang terlalu muda atau tua), paritas (sering dijumpai

pada multipara dan grandemultipara), partus lama dan

partus terlantar, obstetri operatif dan narkosa, uterus terlalu

regang dan besar (misalnya pada gemeli, hidramnion atau

janin besar), kelainan pada uterus (seperti mioma uteri,

uterus couvelair pada solusio plasenta, sosio ekonomi

(malnutrisi), riwayat atonia uteri.

2.4.3.2 Sisa plasenta dan selaput ketuban

Perlekatan yang abnormal (plasenta akreta dan perkreta),

tidak ada kelainan perlekatan (plasenta seccenturia).

2.4.3.3 Trauma jalan lahir

Episiotomi yang lebar, laserasi (pada perineum, vagina,

serviks, forniks dan rahim), ruptur uteri.

2.4.3.4 Penyakit darah

Kelainan pembekuan darah, misalnya afibrinogenemia /

hipofibrinogemia yang sering dijumpai pada perdarahan

yang banyak, solusio plasenta, kematian janin yang lama

dalam kandungan, pre-eklamsi dan eklamsia, infeksi,

hepatitis dan syok septik.

Page 26: Skripsi Kebidanan 6

2.4.3.5 Inversi uterus

Keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau

seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri. Penyebabnya

adalah paritas tinggi, atoni uteri, kelemahan alat

kandungan, tekanan intra abdominal yang tinggi.

(http://anggrekidea.blogspot.com. 2007)

2.4.4 Patofisiologi

Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus

melebar yang meningkatkan sirkulasi ke sana, atonia uteri dan

subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga

pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup sempurna

sehingga perdarahan terjadi terus menerus. Trauma jalan lahir seperti

episiotomi yang lebar, laserasi perineum dan rupture uteri juga

menyebabkan perdarahan karena terbukanya pembuluh darah,

penyakit darah pada ibu, misalnya afibrinogenemia atau

hipofibrinogemia karena tidak ada atau kurangnya fibrin untuk

membantu proses pembekuan darah juga merupakan penyebab dari

perdarahan post partum. Perdarahan yang sulit dihentikan bisa

mendorong pada keadaan syok hemoragi. (http://anggrekidea.

blogspot.com. 2007)

2.4.5 Manifestasi Klinis

Gejala klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah

dalam jumlah yang banyak (>500 ml), nadi lemah, pucat, lochea

Page 27: Skripsi Kebidanan 6

berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih dan dapat terjadi syok

hipovolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, mual.

Gejala klinis berdasarkan penyebab :

2.4.5.1 Atonia uteri

Gejala yang selalu ada : uterus tidak berkontraksi dan

lembek dan perdarahan segera setelah anak lahir

(perdarahan post partum primer)

Gejala yang kadang-kadang timbul : syok (tekanan darah

rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin,

gelisah, mual dan lain-lain)

2.4.5.2 Robekan jalan lahir

Gejala yang selalu ada : perdarahan segera, darah segar

mengalir segera setelah bayi lahir, kontraksi uterus baik,

plasenta baik.

Gejala yang kadang-kadang timbul : pucat, lemah,

menggigil.

2.4.5.3 Retensio plasenta

Gejala yang selalu ada : plasenta belum lahir setelah 30

menit, perdarahan segera, kontraksi uterus baik.

Gejala yang kadang-kadang timbul : tali pusat putus akibat

traksi berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan

lanjutan.

Page 28: Skripsi Kebidanan 6

2.4.5.4 Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)

Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput

(mengandung pembuluh darah) tidak lengkap dan

perdarahan segera.

Gejala yang kadang-kadang timbul : uterus berkontraksi

baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang.

2.4.5.5 Inversio uterus

Gejala yang selalu ada : uterus tidak teraba, lumen vagina

terisi massa, tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir),

perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau berat.

Gejala yang kadang-kadang timbul : syok neurologik dan

pucat.

(http://anggrekidea.blogspot.com)

2.4.6 Komplikasi

Komplikasi hemoragi pascapartum ada dua, yakni segera atau

tertunda. Syok hemoragi (hipovolemik) dan kematian dapat terjadi

akibat perdarahan yang tiba-tiba dan perdarahan berlebihan.

Komplikasi yang tertunda, yang timbul akibat hemoragi

pascapartum, mencakup anemia, infeksi puerperal dan

tromboembolisme. ( Jensen, Bobak, Lawdermilk. 2004 : 664 )

Page 29: Skripsi Kebidanan 6

2.4.7 Penatalaksanaan

2.4.7.1 Pencegahan

Obati anemia dalam kehamilan. Pada pasien dengan

riwayat perdarahan pasca persalinan sebelumnya,

persalinan harus berlangsung di rumah sakit. Jangan

memijat dan mendorong uterus ke bawah sebelum plasenta

lepas. Berikan 10 unit oksitosin im setelah anak lahir dan

0,2 mg ergometrin im setelah plasenta lahir.

2.4.7.2 Penanganan

Tentukan apakah terdapat syok, bila ada segera berikan

transfusi cairan / darah, kontrol perdarahan dan berikan O2.

Bila keadaan umum telah membaik, lakukan pemeriksaan

untuk menentukan etiologi.

1. Pada retensio plasenta, bila plasenta belum lahir

dalam 30 menit, lahirkan plasenta dengan plasenta

manual. Bila terdapat plasenta akreta, segera hentikan

plasenta manual dan lakukan histerektomi. Bila hanya

sisa plasenta, lakukan pengeluaran plasenta dengan

digital/kuretase, sementara infus oksitosin diteruskan.

2. Pada trauma jalan lahir, segera lakukan reparasi.

3. Pada atonia uteri, lakukan masase uterus dan

penyuntikan 0,2 mg ergometrin intravena atau

prostaglandin parenteral. Jika tidak berhasil, lakukan

Page 30: Skripsi Kebidanan 6

kompresi bimanual pada uterus dengan cara

memasukkan tangan kiri ke dalam vagina dan dalam

posisi mengepal diletakkan di forniks anterior; tangan

kanan diletakkan di dinding perut memegang fundus

uteri. Bila tetap gagal, dapat dipasang tampon

uterovaginal, dengan cara mengisi kavum uteri

dengan kasa sampai padat selama 24 jam, atau

dipasang kateter Folley. Bila tindakan tersebut tidak

dapat menghentikan perdarahan juga, terapi definitif

yang diberikan adalah histerektomi.

4. Bila disebabkan gangguan pembekuan darah, berikan

transfusi plasma segar.

( Mansjoer, Arif. 2001 : 314 )

2.5 Konsep Hubungan Paritas Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum

Primer

Kematian maternal lebih banyak terjadi dalam 24 jam pertama

postpartum yang sebagian besar karena terlalu banyak mengeluarkan darah.

Sebab yang paling umum dari perdarahan yang terjadi dalam 24 jam

pertama pascapersalinan atau yang biasa disebut perdarahan postpartum

primer adalah kegagalan rahim untuk berkontraksi sebagaimana mestinya

setelah melahirkan, plasenta yang tertinggal dan uterus yang turun atau

inversi. (http://www.path.org.2002). Dari beberapa sebab perdarahan

tersebut, salah satu faktor pemicunya adalah paritas.

Page 31: Skripsi Kebidanan 6

Lebih tinggi paritas, lebih tinggi angka kematian maternal, karena

kasus perdarahan meningkat dengan bertambahnya jumlah paritas. Ibu-ibu

dengan kehamilan lebih dari satu kali atau yang termasuk multipara

mempunyai resiko lebih tinggi terhadap terjadinya perdarahan

pascapersalinan dibanding ibu –ibu yang termasuk golongan primipara.

Paritas 1 dan paritas tinggi (multipara) mempunyai angka kejadian

perdarahan pasca persalinan lebih tinggi. Pada paritas yang rendah (paritas

satu), ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan yang pertama

merupakan faktor penyebab ketidakmampuan ibu hamil dalam menangani

komplikasi yang terjadi selama kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan

pada paritas tinggi (lebih dari satu), fungsi reproduksi mengalami penurunan

sehingga kemungkinan terjadi perdarahan pascapersalinan menjadi lebih

besar. (http://fkunsri.wordpress.com. 2007)

Page 32: Skripsi Kebidanan 6

Kerangka Konsep

Persalinan

UK < 20 minggu UK ≥ 20 minggu

Usia

Riwayat perdarahan

Jarak kehamilan Riwayat abortus

Paritas

Perdarahan postpartum

primer

Perdarahan postpartum sekunder

Paritas < 4 (primipara,multi

para) Paritas > 4

(grandemultipara)

Ada hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan

postpartum primer

Tidak siap menghadapi persalinan

Fungsi reproduksi menurun

Perdarahan postpartum

Atonia Uteri Sisa plasenta dan selaput ketuban

Trauma jalan lahir Subinvolusi

Inversio Uterus Penyakit Darah

Uterus tidak berkontraksi

Perlekatan abnormal

Laserasi yang lebar Uterus tidak berkontraksi

Uterus tidak teraba Kelainan pembekuan darah

Tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian

perdarahan postpartum primer

Tanda & Gejala

- Kehilangan darah >500ml

- Nadi lemah - Pucat - Lochea

berwarna merah

- Pusing - Gelisah - Letih - TDRendah - Mual - Ekstrimitas

dingin - Haus

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Keterangan

Diteliti Tidak diteliti

Page 33: Skripsi Kebidanan 6

2.6 Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul (Arikunto, S. 2006 : 64). Hipotesa dalam penelitian ini

adalah ada hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan post partum

primer.

Page 34: Skripsi Kebidanan 6

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan

penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau

penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian. (Nursalam. 2003 : 81).

Desain dalam penelitian ini adalah korelasi cross-sectional dengan

menggunakan teknik dokumentasi.

3.2 Populasi, Sampel dan Sampling

3.2.1 Populasi

Keseluruhan objek yang diteliti disebut populasi penelitian

atau universe. (Notoatmodjo, Soekidjo. 2005 : 79).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data pasien di

Bagian Rekam Medis RSUD Gambiran Kediri periode 1 Januari – 31

Desember 2007 yang mengalami perdarahan postpartum

(500ml/lebih) pada usia kehamilan ≥ 20 minggu dalam selang waktu

24 jam pertama pascapersalinan.

3.2.2 Sampel

Sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi disebut sampel penelitian.

(Notoatmodjo, Soekidjo. 2005 : 79).

Page 35: Skripsi Kebidanan 6

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh data pasien di

Bagian Rekam Medis RSUD Gambiran Kediri periode 1 Januari – 31

Desember 2007 yang mengalami perdarahan postpartum

(500ml/lebih) pada usia kehamilan ≥ 20 minggu dalam selang waktu

24 jam pertama pascapersalinan.

3.2.3 Tehnik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk

mewakili populasi. (Nursalam. 2003 : 97).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling

jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. (Sugiyono. 2006 : 96)

3.3 Kriteria Sampel

3.3.1 Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian

dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti.

(Nursalam, 2003 : 65).

Dalam penelitian ini yang menjadi kriteria inklusi adalah data

rekam medis pasien yang mengalami perdarahan postpartum

(500ml/lebih) pada usia kehamilan ≥ 20 minggu dalam selang waktu

24 jam pertama pascapersalinan.

Page 36: Skripsi Kebidanan 6

3.3.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai

sebab. (Nursalam, 2003 : 96).

Dalam penelitian ini yang menjadi kriteria eksklusi adalah:

3.3.2.1 Data rekam medis pasien yang tidak lengkap sehubungan

dengan data yang akan diambil, antara lain :

- Jumlah perdarahannya tidak terkaji

- Waktu perdarahan tidak terkaji

- Paritas tidak terkaji

3.3.2.2 Pasien dengan penyakit kelainan pembekuan darah

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain). (Nursalam. 2003 :

102).

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu

kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain.

( Notoatmodjo, Soekidjo. 2005 : 70).

Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu :

3.4.1 Variabel bebas (Independen)

Adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain. (Nursalam,

2003 : 102).

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah paritas.

Page 37: Skripsi Kebidanan 6

3.4.2 Variabel tergantung (Dependen)

Adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain.

(Nursalam, 2003 : 102).

Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah kejadian

perdarahan postpartum primer.

3.5 Definisi Variabel

3.5.1 Definisi Konsep

3.5.1.1 Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin

hidup atau mati bukan jumlah janin yang dilahirkan.

(Jensen, Bobak, Lowdermilk. 2004 : 104).

3.5.1.2 Perdarahan postpartum primer ialah perdarahan yang

berlebihan (500ml/lebih) dari saluran genetalia yang terjadi

dalam waktu 24 jam pertama pascapersalinan. (Farrer,

Helen. 1999 : 241)

Page 38: Skripsi Kebidanan 6

3.5.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Parameter Skala Alat

ukur

1. Variabel

independent

Paritas

Ibu yang pernah

hamil dan

melahirkan dengan

usia kehamilan

≥20 minggu

1. Paritas < 4

(primipara,

multipara)

2. Paritas ≥4

(grandemulti

para)

Nominal Rekam

Medis

2. Variabel

dependent

Kejadian

perdarahan

postpartum

primer

Ibu yang

melahirkan

mengalami

perdarahan dari

jalan lahir ≥500cc

dan terjadi dalam

selang waktu 24

jam pertama

setelah persalinan

- Perdarahan

postpartum

primer bila

terjadi dalam

waktu 24 jam

pertama

pascapersalin

an,

perdarahan

≥500cc

- Bukan

perdarahan

Nominal Rekam

Medis

Page 39: Skripsi Kebidanan 6

postpartum

primer bila

terjadi dalam

selang waktu

>24 jam PP,

perdarahan

<500cc

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Bagian Rekam Medis RSUD Gambiran

Kediri, pada tanggal 14 -18 Juli 2008 (sesuai dengan jadwal yang

ditentukan).

3.7 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu

penelitian. (Nursalam. 2003 : 115). Teknik pengumpulan data pada

penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi yaitu dengan mengolah

data sekunder. Data tersebut diambil dari Bagian Rekam Medis RSUD

Gambiran Kediri periode 1 Januari – 31 Desember 2007.

Page 40: Skripsi Kebidanan 6

3.8 Alat Ukur Yang Digunakan

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman

dokumentasi yaitu daftar yang berisi patokan-patokan atau panduan dalam

menelusuri sebuah dokumen. (Hasan, Iqbal. 2004 : 16).

Pedoman ini berisi data tentang paritas dan kejadian perdarahan

postpartum primer, yang diisi sesuai dengan Rekam Medis RSUD Gambiran

Kediri periode 1 Januari – 31 Desember 2007.

3.9 Analisa Data

3.7.1 Editing

Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah

dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau

data yang terkumpul tidak logis dan meragukan.Untuk memudahkan

pengecekan data yang terkumpul

3.7.2 Tabulasi

Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah

diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

3.9.3 Analisa Data

Data yang didapatkan dari rekam medik RSUD Gambiran Kota

Kediri diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut:

3.9.3.1 Setelah data terkumpul dan ditabulasi kemudian dilakukan uji

analisa untuk mengetahui adanya hubungan antara paritas

dengan kejadian perdarahan postpartum primer.

Page 41: Skripsi Kebidanan 6

3.9.3.2 Teknik ini berkaitan erat dengan Chi Kuadrat yang digunakan

untuk menguji hipotesis komparatif sample independent

sehingga rumus yang digunakan mengandung nilai Chi

Kuadrat yaitu:

C =2

2

XnX+

3.9.3.3 Untuk menghitung koefisien terlebih dahulu menghitung nilai

Chi Kuadrat satu sample dengan rumus dasar:

X2 =∑ ( )fh

fhfo 2−

Keterangan :

X2 : Chi Kuadrat

fo : frekuensi yang diperoleh

fh : frekuensi yang diharapkan

3.9.3.4 Untuk mempermudah perhitungan, maka data-data hasil

penelitian disusun kedalam tabel kemudian dihitung besar

Chi Kuadrat.

Nilai X2 hitung dibandingkan dengan nilai X2 tabel (α = 0,05)

Kesimpulan diperoleh dengan melihat hasil sebagai berikut:

X2 hitung ≥ X2 tabel, maka Ho ditolak : ada hubungan

X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima : tidak ada hubungan

(Sugiyono. 2004 : 104)

Page 42: Skripsi Kebidanan 6

3.10 Etika Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyerahkan surat ijin

penelitian ke Direktur RSUD Gambiran Kota Kediri dan diteruskan ke

bagian Rekam Medik RSUD Gambiran Kota Kediri atas rekomendasi dari

Ketua Program Studi Kebidanan.

Setelah mendapatkan izin penelitian dari pihak RSUD Gambiran

Kota Kediri, maka peneliti mulai mengadakan penelitian dengan

pengumpulan data sesuai variabel.

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti juga mempertahankan

prinsip etika dalam pengumpulan data yang antara lain

3.10.1 Bebas dari eksploitasi

Yaitu informasi yang telah didapatkan tidak akan dipergunakan

untuk kepentingan yang merugikan subyek dalam bentuk apapun.

3.10.2 Anonimity (Tanpa Nama)

Yaitu data yang terkumpul tidak menyebutkan nama pasien yang

bersangkutan.

3.10.3 Confidentiality

Yaitu data yang diperoleh harus dijaga kerahasiaannya.

(Nursalam. 2003 : 118)

Page 43: Skripsi Kebidanan 6

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan memaparkan hasil penelitian yang dilaksanakan tanggal

14 – 18 Juli 2008 di bagian Rekam Medis RSUD Gambiran Kediri. Dan sekaligus

membahas penelitian tentang “Hubungan antara Paritas dengan kejadian

Perdarahan Postpartum Primer di Kamar Bersalin RSUD Gambiran kota Kediri

periode 1 Januari – 31 Desember 2007”.

4.1 Hasil Penelitian. 4.1.1 Kejadian Perdarahan Postpartum Primer.

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 14 – 18 Juli

2008 di bagian Rekam Medis RSUD Gambiran kota Kediri, didapatkan

29 kejadian perdarahan postpartum primer selama periode 1 Januari –

31 Desember 2007.

4.1.2 Tingkat Paritas Ibu Yang Mengalami Perdarahan Postpartum Primer.

Dari tabulasi didapatkan data tentang tingkat paritas pasien yang

mengalami perdarahan postpartum primer sebagai berikut :

Page 44: Skripsi Kebidanan 6

68,97%

31,03%

paritas >4

paritas <4

Gambar 4.1 Diagram Pie Tingkat Paritas Pasien yang Mengalami

Perdarahan Postpartum Primer

Gambar diatas menunjukkan bahwa dari 29 orang yang

mengalami perdarahan postpartum primer, terbanyak terjadi pada

grandemultipara (paritas ≥ 4) yaitu sebanyak 20 orang (68,97% %)

selebihnya pada tingkat paritas < 4 yaitu sebanyak 9 orang (31,03 %).

4.1.3 Hubungan Paritas Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer.

Untuk mengetahui hubungan antara variable independen (paritas)

dan variable dependen (perdarahan postpartum primer) dengan kedua

variabel berskala nominal maka dilakukan uji koefisien kontingensi

dengan terlebih dahulu dilakukan perhitungan Chi Kuadrat (X²) satu

sampel. Adapun tabel hubungan tingkat paritas dengan kejadian

perdarahan postpartum primer untuk perhitungan Chi Kuadrat (X²)

sebagai berikut :

Page 45: Skripsi Kebidanan 6

Tabel 4.1 Chi Kuadrat Satu Sampel

Tingkat Paritas Frekuensi yang diobservasi

Frekuensi Harapan

Paritas ≥4 (Grandemultipara)

Paritas < 4

(Primipara, Multipara)

20 9

14,5

14,5

Jumlah 29 29

Tabel 4.1 Nilai Chi Kuadrat Satu Sampel

Tingkat Paritas

fo fh ( fo-fh ) ( fo-fh )² ( fo-fh )²/ fh

≥ 4

< 4

20 9

14,5

14,5

5,5

-5,5

30,25

30,25

2,08

2,08

Jumlah 4,16

Dengan menggunakan α = 0,05 dan derajat bebasnya (dk) → R – 1 = 2

– 1 ,maka didapat X² tabel = 3,84. Kemudian membandingkan nilai X²

Hitung dengan X² tabel didapatkan nilai X² Hitung > X² tabel (4,16 >

3,84).

X² hitung > X² tabel maka H0 ditolak, ini berarti ada hubungan antara

paritas terhadap kejadian pendarahan postpartum primer.

Kemudian dilakukan penghitungan nilai C sebagai berikut :

Page 46: Skripsi Kebidanan 6

C =2

2

XnX+

= 16,429

16,4+

= 16,33

16,4

= 125,0

= 0,35

Dan untuk mengukur hubungan, maka nilai C dibandingkan dengan

nilai C max dengan rumus sebagai berikut :

C max =mm 1−

m = jumlah minimal baris atau kolom

= 1

11−

= 10

= 0

= 0

Dengan semakin dekat nilai C ke C max, dapat disimpulkan bahwa

semakin besar hubungan antara tingkat paritas dengan kejadian

perdarahan postpartum primer.

Page 47: Skripsi Kebidanan 6

4.2 Pembahasan 4.2.1 Kejadian Perdarahan Postpartum Primer.

Dari hasil penelitian pada tanggal 14 – 18 Juli 2008 didapatkan

bahwa kejadian perdarahan postpartum primer pada periode 1 Januari –

31 Desember 2007 terdapat 29 kasus. Berdasarkan data yang diperoleh

selama penelitian (terlampir dalam lampiran 5) dapat diketahui bahwa

penyebab terbanyak dari perdarahan postpartum primer adalah atonia

uteri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hellen Farrer (1999) bahwa

penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah kegagalan uterus

untuk mencapai atau mempertahankan status kontraksi yang biasa

disebut atonia uteri.

Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar yang

meningkatkan sirkulasi ke sana, atonia uteri menyebabkan kontraksi

uterus menurun sehingga pembuluh darah yang melebar tadi tidak

menutup sempurna sehingga perdarahan terjadi terus menerus.

(http://anggrekidea. blogspot.com. 2007). Gejala yang selalu ada pada

atonia uteri adalah uterus tidak berkontraksi dan lembek serta

perdarahan segera setelah anak lahir (perdarahan postpartum primer).

(http://anggrekidea.blogspot.com).

Atonia uteri merupakan penyebab utama dalam kasus perdarahan

postpartum primer. Keadaan ini berhubungan erat dengan kondisi

uterus yang sudah menurun sehingga kontraksi uterus jelek sehingga

tidak bisa mengantisipasi terjadinya perdarahan postpartum primer.

Page 48: Skripsi Kebidanan 6

Itulah sebabnya atonia uteri lebih banyak terjadi pada seorang wanita

dengan jumlah kelahiran atau paritas yang tinggi sehingga rentan terjadi

perdarahan postpartum.

Tetapi sebaliknya, jika kontrol perdarahan dari tempat plasenta

atau uterus dicapai dengan kontraksi yang lama dan retraksi serat

miometrium yang saling memilin serta uterus yang kuat dan

berkontraksi dengan baik maka tidak akan terjadi perdarahan

postpartum.

Dari hasil penelitian (terlampir dalam lampiran 5) diperoleh bahwa

penyebab kedua perdarahan postpartum primer yang terjadi di RSUD

Gambiran Kediri periode 1 Januari – 31 Desember 2007 adalah

tertinggalnya plasenta (sisa plasenta). Sisa plasenta dapat disebabkan

oleh perlekatan yang abnormal. Sewaktu suatu bagian dari plasenta

(satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi

secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan.

.(http//fkunsri.wordpres.com.2007). Perlekatan plasenta yang abnormal

atau retensio plasenta bisa disebabkan juga oleh atonia uteri. Uterus

tidak berkontraksi sebagaimana mestinya sehingga plasenta tidak bisa

lahir. Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan

dengan sisa plasenta atau retensio plasenta.

Dari hasil penelitian (terlampir dalam lampiran 5) diperoleh bahwa

penyebab ketiga dari perdarahan postpartum primer yang terjadi RSUD

Gambiran Kediri periode 1 Januari – 31 Desember 2007 adalah robekan

Page 49: Skripsi Kebidanan 6

jalan lahir. Ini dikarenakan bahwa trauma jalan lahir seperti episiotomi

yang lebar, laserasi perineum dan ruptur uteri juga menyebabkan

perdarahan karena terbukanya pembuluh darah. (http://anggrekidea.

blogspot.com. 2007).

Dengan demikian pada perdarahan yang kontinyu, walaupun

kontraksi uterus pascapartum efisien, jalan lahir harus diinspeksi ulang

karena perdarahan yang kontinyu akibat sebab minor sama bahayanya

dengan kehilangan sejumlah besar darah secara tiba-tiba. Hal ini

merupakan suatu ancaman utama bagi wanita pada saat persalinan

karena perdarahan ini sering kali mempunyai sifat perdarahan yang

berulang dan jika diacuhkan bisa mengarah pada keadaan syok

hemoragi sampai kematian.

Perdarahan postpartum merupakan penyebab utama morbiditas

maternal. (Jensen, Bobak, Lawdermilk. 2004 : 663). Dan kematian

maternal tersebut lebih banyak terjadi setelah persalinan, tepatnya

dalam 24 jam pertama postpartum yang penyebab utamanya adalah

perdarahan.(Rukmini, LK Wiludjeng. 2007). Disamping menyebabkan

kematian, perdarahan postpartum memperbesar kemungkinan infeksi

puerperal karena daya tahan penderita berkurang. Oleh karena itu

diperlukan penanganan secara cepat dan tepat.

4.2.2 Paritas Ibu yang Mengalami Perdarahan Postpartum.

Dari gambar 4.1 tentang tingkat paritas Ibu yang mengalami

perdarahan postpartum primer didapatkan bahwa dari 29 orang yang

Page 50: Skripsi Kebidanan 6

mengalami perdarahan postpartum primer, terdapat 20 orang (68,97%)

adalah paritas ≥ 4 (grandemultipara) dan 9 orang (31,03%) dengan

tingkat paritas < 4.

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa kejadian perdarahan

postpartum primer banyak terjadi pada tingkat paritas ≥ 4

(grandemultipara) dibandingkan dengan tingkat paritas < 4. Tingkat

paritas tinggi (grandemultipara) yang termasuk di dalamnya adalah

merupakan tingkat paritas yang paling sering mengalami perdarahan

postpartum primer. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Erica

Royston (2001) bahwa perdarahan postpartum primer yang sebagian

besar mengarah pada kematian,17 % adalah pada ibu yang melahirkan

untuk pertama kalinya dibandingkan dengan 44 % dari ibu yang

melahirkan 4 kali atau lebih.

Kejadian perdarahan postpartum primer lebih banyak terjadi pada

tingkat paritas tinggi karena pada tingkat paritas tinggi (multiparitas dan

grandemultiparitas), fungsi reproduksi mengalami penurunan, otot

uterus terlalu teregang dan kurang dapat berkontraksi dengan normal

sehingga kemungkinan terjadi perdarahan postpartum menjadi lebih

besar.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tingginya paritas yang

dihasilkan oleh kehamilan viabel dapat menyebabkan peningkatan

resiko terjadinya perdarahan postpartum primer. Hal ini bukan saja

berhubungan dengan fungsi reproduksinya yang telah menurun, tetapi

Page 51: Skripsi Kebidanan 6

juga riwayat perdarahan pada persalinan sebelumnya atau riwayat

anemia yang bisa menyebabkan perdarahan postpartum dan akan

menambah resiko bila disertai pula dengan tingginya paritas.

4.2.3 Hubungan Paritas dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer

Setelah dilakukan perhitungan menggunakan uji koefisien

kontingensi dengan α = 0,05 dan dk = 1, didapatkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian perdarahan

postpartum primer.

Selama periode 1 Januari – 31 Desember 2007 terdapat 29 kejadian

perdarahan postpartum primer dan terbanyak terjadi pada tingkat paritas

tinggi.

Menurut dr Sunitri (2008), Ibu dengan tingkat paritas tinggi (lebih

dari 1) mempunyai resiko lebih besar untuk mengalami perdarahan

postpartum terutama perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama

pascapersalinan. Sedangkan paritas satu merupakan paritas paling aman

ditinjau dari sudut perdarahan pascapersalinan yang dapat

mengakibatkan kematian maternal.

Hal tersebut sesuai dengan data WHO tahun 2006, bahwa kematian

ibu paling banyak terjadi pada 24 jam pertama postpartum dan

terbanyak dikarenakan oleh perdarahan yang semua itu dipicu oleh

peningkatan jumlah kelahiran (paritas). (Rukmini, LK Wiludjeng.

2007).

Page 52: Skripsi Kebidanan 6

Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa pernyataan diatas

menunjukkan bahwa terjadinya perdarahan postpartum primer sangat

berhubungan dengan faktor paritas. Hal tersebut bisa dilihat pada

seorang ibu yang sering melahirkan atau dalam arti paritasnya tinggi

mempunyai resiko mengalami anemia jika tidak memperhatikan

kebutuhan nutrisi karena selama hamil zat-zat gizi akan terbagi untuk

ibu dan janin yang dikandungnya. Sehingga dengan adanya riwayat

anemia selama kehamilan akan meningkatkan resiko terjadinya

perdarahan postpartum karena wanita dengan anemia tidak dapat

mentoleransi terjadinya kehilangan darah saat persalinan seperti pada

wanita yang sehat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak

jumlah kelahiran atau paritas, maka akan meningkatkan resiko

perempuan untuk mendapatkan masalah kesehatan seperti perdarahan

postpartum yang bisa berakhir dengan kematian.

Banyak upaya yang telah dicoba dan dilakukan oleh pemerintah

dan masyarakat untuk mengurangi risiko kematian yang sangat

memilukan itu. Komitmen dan dana juga sudah banyak ditumpahkan.

Upaya-upaya ini sekaligus erat kaitannya dengan upaya menurunkan

angka kelahiran yang di masa lalu yang juga sangat tinggi yaitu

program Keluarga Berencana yang programnya terus berkembang

menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat.

Perkembangan keterpaduan itu sekaligus memberikan kesan bahwa

program KB tidak lagi anti anak tetapi justru sayang kepada anak yang

Page 53: Skripsi Kebidanan 6

berkualitas. Sementara itu, dengan partisipasi dalam KB yang makin

membesar, angka kelahiran juga terus menurun dengan tajam. Angka

kelahiran, yang biasa diukur dengan angka kelahiran per wanita subur

atau Total Fertility Rate (TFR) yang pada tahun 1970-an masih sebesar

5,6 anak, menurun menjadi sekitar 3,0 anak pada tahun 1990, dan 2,6

anak pada tahun 2002-2003. (Suyono, Haryono.2004)

Penurunan ini dipandang sangat signifikan, karena dengan adanya

tanda-tanda kesadaran akan minat upaya menurunkan tingkat kematian

ibu yang tinggi, kesadaran akan bahaya ledakan penduduk yang tinggi ,

menunjukkan bahwa upaya menurunkan tingkat kematian ibu bersalin

terus berlangsung dan mendapat dukungan masyarakat.

Page 54: Skripsi Kebidanan 6

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan 5.1.1 Jumlah kejadian perdarahan postpartum primer di Kamar Bersalin

RSU USD Gambiran Kediri Periode 1 Januari – 31 Desember 2007

adalah 29 kasus.

5.1.2 Tingkat paritas ibu yang mengalami perdarahan postpartum primer

yang terbanyak di Kamar Bersalin RSUD Gambiran Kediri Periode 1

Januari – 31 Desember 2007 adalah tingkat paritas ≥ 4

(grandemultipara) yaitu sebanyak 20 orang, selebihnya pada tingkat

paritas < 4yaitu sebanyak 9 orang.

5.1.3 Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan kesimpulan bahwa terdapat

hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan postpartum

primer

5.2 Saran Setelah melakukan penelitian tentang hubungan antara paritas

dengan kejadian perdarahan postpartum primer di kamar Bersalin RSUD

Gambiran Kediri periode 1 Januari – 31 Desember 2007 dan diperoleh hasil

dari penelitian tersebut, peneliti memberikan saran kepada :

Page 55: Skripsi Kebidanan 6

5.2.1 Lahan Penelitian

Dengan banyaknya kejadian perdarahan postpartum primer pada

paritas`tinggi, maka diharapkan rumah sakit dapat memberikan

pelayanan yang lebih intensif. Tindakan pencegahan harus sudah

dimulai sejak ibu hamil dengan melakukan antenatal care yang baik

serta pemberian informasi tentang terjadinya perdarahan postpartum

primer dan memperhatikan faktor-faktor predisposisi atau riwayat

terjadinya perdarahan postpartum primer.

5.2.2 Peneliti Selanjutnya

Diharapkan pada penelitian selanjutnya dibahas lebih mendalam

mengenai faktor-faktor lain yang meningkatkan resiko terjadinya

perdarahan postpartum primer misalnya : umur, jarak kehamilan

yang pendek dan tentunya dengan jumlah responden yang lebih

besar sehingga hasil uji lebih akurat.

Page 56: Skripsi Kebidanan 6

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dkk. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia (ed3-cet-2). Jakarta : Balai Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.,

(Rev.Ed). Jakarta : Rineka Cipta Chalic, TMA. (1998). Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya

Medika Dorland. (2002). Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC Farrer, Hellen. (1999). Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC Hacker, Neville. (1992). Esentials of Obstetrics and Gynecology, Nugroho Edi.

(2001) (Alih Bahasa). Jakarta : Hipokrates Hasan, Iqbal. (2004). Analisa Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta : Bumi

Aksara James,D.K. (2001). High Risk Pregnancy. Jakarta : EGC Jensen, Bobak, Lowdermilk. (1995). Keperawatan Maternitas, Wijayariani,

Maria. (2004) (Alih Bahasa). Jakarta : EGC Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius Manuaba, IBG. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri, jilid I. Jakarta : EGC Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta : PT

Ardi Mahasatya Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP Sugiyono. (2004). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Page 57: Skripsi Kebidanan 6

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta Retnasih, Nenny. (2003). Masalah Kesehatan Berdasarkan Siklus Hidup. Internet

Available from http://www.rumahzakat.org/detail.php?id=2920-23k accesed April 3th 2008

Royston, Erica. (1994). Pencegahan Kematian Ibu Hamil, R.F Maulany. (2001)

(Alih Bahasa). Jakarta : Binarupa Aksara Rukmini, LK Wiludjeng. (2007).Gambaran Penyebab Kematian Maternal di

Rumah Sakit (RSUD Pesisir Selatan, RSUD Padang Pariaman. RSUD Sikka, RSUD Larantuka, RSUD Serang. Internet Available from http://www.kalbe.co.id/files/158_10_Gbrpenyebabkematianmaternalrs.pdf/158_10_Gbrpenyebabkematianmaternalrs.html-87k accesed April 23th 2008

Suyono, Haryono. (2004). Memacu Gerakan Ibu Sehat Sejahtera. Internet

Available from http//:bkkbn.go.id accesed July 21th 2008 ____________. (2002). Mencegah Perdarahan Pasca Persalinan : Menangani

Persalinan Kala III. Internet Available from http://www.path.org/files/Indonesian19-3pdf.php?id=2920-23k. accesed April 3th 2008

____________. (2007). Perdarahan Pasca Persalinan Part 1. Internet Available

from http://fkunsri-wordpress.com/2007/08/10/perdarahan-pasca-persalinan -part-2/-37k accesed April 9th 2008

____________. (2007). Perdarahan Pasca Persalinan Part 2. Internet Available

from http://fkunsri-wordpress.com/2007/07/25/perdarahan-pasca-persalinan -part-1/-37k accesed April 9th 2008

____________. (2007). PerdarahanPostpartum. Internet Available from

http://anggrekidea.blogspot.com/2007/11/perdarahan-post-partum_15html accesed April 9th 2008

Page 58: Skripsi Kebidanan 6

Lampiran 1

INFORMASI PENELITIAN

Dengan ini saya : Nama : DIAN MILARASWATI NIM : 0502200047 Institusi : Politeknik Kesehatan Malang Jurusan Kebidanan Program Studi Kebidanan Kediri

Saya sebagai mahasiswa Program Studi Kebidanan Kediri, akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer di Kamar Bersalin RSU USD Gambiran Kota Kediri Periode 1 Januari – 31 Desember 2007 ”.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan postpartum primer di kamar bersalin RSU USD Gambiran Kota Kediri Periode 1 Januari – 31 Desember 2007.

Untuk keperluan di atas, saya memohon kesediaan petugas di bagian Rekam Medis RSU USD Gambiran Kota Kediri untuk memberikan data dalam penelitian ini. Data yang telah terkumpul akan dirahasiakan dengan tanpa nama.

Demikian informasi penelitian ini saya buat, atas perhatian dan partisipasinya saya ucapkan terimakasih.

Kediri, Juli 2008 Peneliti

DIAN MILARASWATI NIM. 0502200047

Page 59: Skripsi Kebidanan 6

Lampiran 3

TABEL CHI KUADRAT

Taraf signifikasi dk 50% 30% 20% 10% 5% 1% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15

16 17 18 19 20

21 22 23 24 25

26 27 28 29 30

0,455 0,139 2,366 3,357 4,351

5,348 6,346 7,344 8,343 9,342

10,341 11,340 12,340 13,332 14,339

15,338 16,337 17,338 18,338 19,337

20,337 21,337 22,337 23,337 24,337

25,336 26,336 27,336 28,336 29.336

1,074 2,408 3,665 4,878 6,064

7,231 8,383 9,524

10,656 11,781

12,899 14,011 15,19

16,222 17,322

18,418 19,511 20,601 21,689 22,775

23,858 24,939 26,018 27,096 28,172

29,246 30,319 31,391 32,461 33,530

1,642 3,219 4,642 5,989 7,289

8,558 9,803

11,030 12,242 13,442

14,631 15,812 16,985 18,151 19,311

20,465 21,615 22,760 23,900 25,038

26,171 27,301 28,429 29,553 30,675

31,795 32,912 34,027 35,139 36,250

2,7063,6056,2517,7799,236

10,64512,01713,36214,68415,987

17,27518,54919,81221,06422,307

23,54224,78526,02827,27128,514

29,61530,81332,00733,19434,382

35,56336,74137,91639,08740,256

3,481 5,591 7,815 9,488

11,070

12,592 14,017 15,507 16,919 18,307

19,675 21,026 22,368 23,685 24,996

26,296 27,587 28,869 30,144 31,410

32,671 33,924 35,172 35,415 37,652

38,885 40,113 41,337 42,557 43,775

6,635 9,210

11,341 13,277 15,086

16,812 18,475 20,090 21,666 23,209

24,725 26,217 27,688 29,141 30,578

32,000 33,409 34,805 36,191 37,566

38,932 40,289 41,638 42,980 44,314

45,642 46,963 48,278 49,588 50,892

Sumber : Sugiyono, 2004

Page 60: Skripsi Kebidanan 6

Lampiran 4

TABEL TABULASI DATA KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER

DI KAMAR BERSALIN RSU USD GAMBIRAN PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2008

Tingkat Paritas No Usia Kehamilan

No.Reg Tanggal/Jam Paritas <4 Paritas ≥4

(grandemultipara)(primipara,multipara)Persalinan

Tanggal/Jam Terjadi

Perdarahan

Jumlah Perdarahan

1 39 6/7 minggu 12 49 71 √ 08-01-2007 ( 15.00 )

08-01-2007 ( 17.00 )

± 500 cc

2 40 1/7 minggu 12 53 26 √ 20-01-2007 ( 13.45 )

20-01-2007 ( 14.30 )

± 600 cc

3 42 minggu 12 89 29 √ 05-03-2007 ( 00.55 )

05-03-2007 ( 01.45 )

± 500 cc

4 37 6/7 minggu 12 85 77 √ 12-03-2007 ( 02.00 )

12-03-2007 ( 04.00 )

± 500 cc

5 38 5/7 minggu 12 99 18 √ 15-03-2007 ( 23.15 )

16-03-2007 ( 01.30 )

± 750 cc

6 39 3/7 minggu 12 99 70 √ 16-03-2007 ( 23.50 )

17-03-2007 ( 00.50 )

± 500 cc

7 40 5/7 minggu 13 04 60 √ 23-03-2007 ( 07.00 )

23-03-2007 ( 08.10 )

± 500 cc

8 41 2/7 minggu 13 15 83 √ 06-04-2007 ( 21.30 )

06-04-2007 ( 22.10 )

± 600 cc

9 39 3/7 minggu 10 35 91 √ 20-04-2007 ( 08.15 )

20-04-2007 ( 09.00 )

± 500 cc

Page 61: Skripsi Kebidanan 6

10 40 6/7 minggu 13 27 83 √ 22-04-2007 ( 23.30 )

23-04-2007 ( 00.30 )

± 500 cc

11 39 1/7 minggu 13 33 03 √ 30-04-2007 ( 00.20 )

30-04-2007 ( 01.30 )

± 500 cc

12 39 2/7 minggu 13 41 78 √ 09-05-2007 ( 22.30 )

09-05-2007 ( 00.00 )

± 700 cc

13 40 4/7 minggu 13 50 66 √ 22-05-2007 ( 14.30 )

22-05-2007 ( 16.30 )

± 500 cc

14 38 minggu 13 50 76 √ 22-05-2007 ( 14.30 )

22-05-2007 ( 18.30 )

± 700 cc

15 40 3/7 minggu 13 54 04 √ 26-05-2007 ( 23.35 )

27-05-2007 ( 01.00 )

± 500 cc

16 41 4/7 minggu 13 89 91 √ 18-07-2007 ( 17.55 )

18-07-2007 ( 17.55 )

± 500 cc

17 39 1/7 minggu 13 99 89 √ 05-08-2007 ( 11.30 )

05-08-2007 ( 19.10 )

± 500 cc

18 38 6/7 minggu 12 93 58 √ 08-08-2007 ( 22.00 )

08-08-2007 ( 23.05 )

± 500 cc

19 42 minggu 14 26 79 √ 22-09-2007 ( 04.15 )

22-09-2007 ( 05.30 )

± 500 cc

20 39 2/7 minggu 14 33 23 √ 30-09-2007 ( 12.40 )

30-09-2007 ( 13.00 )

± 750 cc

21 40 3/7 minggu 10 08 94 √ 01-10-2007 ( 16.00 )

01-10-2007 ( 22.00 )

± 500 cc

22 38 2/7 minggu 14 39 83 √ 13-10-2007 ( 17.15 )

13-10-2007 ( 19.10 )

± 600 cc

23 39 5/7 minggu 14 50 80 √ 31-10-2007 ( 16.05 )

31-10-2007 ( 16.30 )

± 750 cc

Page 62: Skripsi Kebidanan 6

24 40 2/7 minggu 14 52 37 √ 04-11-2007 ( 12.50 )

04-11-2007 ( 14.15 )

± 600 cc

25 38 6/7 minggu 00 74 58 √ 28-11-2007 ( 16.55 )

28-11-2007 ( 17.30 )

± 500 cc

26 40 3/7 minggu 14 06 31 √ 29-11-2007 ( 00.30 )

29-11-2007 ( 01.05 )

± 500 cc

27 41 1/7 minggu 14 72 08 √ 06-12-2007 ( 06.45 )

06-12-2007 ( 08.30 )

± 500 cc

28 34 5/7 minggu 14 83 11 √ 19-12-2007 ( 21.30 )

19-12-2007 ( 22.30 )

± 500 cc

29 35 1/7 minggu 14 86 76 √ 28-12-2007 ( 21.00 )

28-12-2007 ( 22.00 )

± 500 cc

Page 63: Skripsi Kebidanan 6

Lampiran 5

TABULASI DATA PENYEBAB KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER

DI KAMAR BERSALIN RSU USD GAMBIRAN PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2008

Keterangan : - Nomor urut sama dengan nomor register pasien

PENYEBAB PERDARAHAN TINGKAT PARITAS No. Atonia Uteri

Sisa Plasenta

Ruptur Jalan Lahir

Paritas <4 Paritas ≥4

1 √ √ 2 √ √ 3 √ √ 4 √ √ 5 √ √ 6 √ √ 7 √ √ 8 √ √ 9 √ √ 10 √ √ 11 √ √ 12 √ √ 13 √ √ 14 √ √ 15 √ √ 16 √ √ 17 √ √ 18 √ √ 19 √ √ 20 √ √ 21 √ √ 22 √ √ 23 √ √ 24 √ √ 25 √ √ 25 √ √ 27 √ √ 28 √ √ 29 √ √

Page 64: Skripsi Kebidanan 6

Lampiran 6

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No. Kegiatan Waktu

1. Informasi Penyusunan KTI Januari – Februari 2008

2. Pengajuan Judul 3 – 6 Maret 2008

3. Penyusunan Proposal 31 April – 17 April 2008

4. Pengumpulan Proposal 18 April 2008

5. Ujian Proposal 21 April 2008

6. Revisi Proposal 28 April – 2 Mei 2008

7. Pengambilan Data 18 Juli – 20 Juli 2008

8. Penyusunan Hasil 21 Juli – 3 Agustus 2008

9. Pengumpulan KTI 4 Agustus 2008

10. Ujian Sidang 6 Agustus – 8 Agustus 2008

11.

12.

Revisi Hasil

Yudisium

9 Agustus – 15 Agustus 2008

15 Agustus 2008

Page 65: Skripsi Kebidanan 6

LEMBAR KONSULTASI

Nama : DIAN MILARASWATI NIM : 0502200047

Judul Proposal : HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN

PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI KAMAR

BERSALIN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PERIODE

1 JANUARI – 31 DESEMBER 2007

Pembimbing I : Temu Budiarti, S.Pd. M. Kes

Pembimbing II : L.A. Wijayanti, S.Kp. M.Kep, Sp. Mat

No Tanggal / Jam Rekomendasi Tanda Tangan

Page 66: Skripsi Kebidanan 6

BERITA ACARA PERBAIKAN PROPOSAL

Nama : DIAN MILARASWATI NIM : 0502200047 Judul Usulan Penelitian : HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN

KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI KAMAR BERSALIN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2007

Pembimbing I : Temu Budiarti, S.Pd. M. Kes

Pembimbing II : L.A. Wijayanti, S.Kp. M.Kep, Sp. Mat

No Nama Dosen Penguji

Usulan Perbaikan Keterangan Tanda Tangan