SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

download SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

of 82

Transcript of SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    1/82

     

    PENGEMBANGAN DAN PENDUGAAN UMUR SIMPAN MINUMANSARI TEBU (Saccharum offi cinarum L) DALAM KEMASAN

    CUP MENGGUNAKAN METODE ARRHENIUS  

    RETNO WULANDARI

    DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2014

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    2/82

     

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    3/82

     

    PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

    INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* 

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangandan Pendugaan Umur Simpan Minuman Sari Tebu (Saccharum officinarum

     L) dalam Kemasan Cup menggunakan Metode Arrhenius adalah benar karya

    saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam

     bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

     berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan

    dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar

    Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

    Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

    Institut Pertanian Bogor.

    Bogor, November 2014

     Retno Wulandari

     NIM F24100131

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    4/82

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    5/82

     

    Skripsi

    sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Teknologi Pertanian

     padaDepartemen Ilmu dan Teknologi Pangan

    PENGEMBANGAN DAN PENDUGAAN UMUR SIMPAN MINUMANSARI TEBU (Saccharum offi cinarum L ) DALAM KEMASAN

    CUP  MENGGUNAKAN METODE ARRHENIUS  

    RETNO WULANDARI

    DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2014

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    6/82

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    7/82

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    8/82

     

    PRAKATA

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah  subhanahu wa ta’ala  atas

    rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.Penelitian yang berjudul “Pengembangan dan Pendugaan Umur Simpan MinumanSari Tebu (Saccharum officinarum L) dalam Kemasan Cup menggunakan Metode

     Arrhenius”  ini dilaksanakan sejak bulan Januari 2014 hingga Mei 2014 dilaboratorium F-Technopark, laboratorium SEAFAST centre, dan laboratorium

    ITP Fateta IPB. 

    Atas terselesaikannya kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1.  Prof. Dr. Ir. Slamet Budijanto, M. Agr. selaku dosen pembimbing skripsi

    dan akademik sejak semester ke-3 atas bimbingan, dorongan, masukan,

    serta saran-saran yang diberikan selama penulis menjalani perkuliahan dan

     penelitian.2.  Dr. Nancy Dewi Yuliana, STP., M. Sc. Dan Dr. Ir. Muhammad Arpah, M.

    Si. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu serta memberikan

    saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.

    3.  Drs. Harsono dan Muanah, S. Ag. yang merupakan kedua orang tua

     penulis atas pengorbanan, doa, nasihat, dan kasih sayang yang tulus

    sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada tingkat sarjana.

    4. 

    Kak Iif, Mbak Nurul, Mbak Pipit, dan Kak Fiki yang merupakan kakak

    kandung dan kakak ipar penulis atas nasihat dan semangat yang telah

    diberikan kepada penulis selama penelitian dan penyelesain skripsi.

    5.  Triatmaja Pramudhita Wisnu Kusuma atas kasih sayang dan kesabarannya

    menemani penulis selama ini.

    6.  Balqis, Kak Trina, Norman, Arya, yang telah banyak membantu selama

     penelitian serta teman-teman ITP 47 atas persahabatan yang luar biasa

    selama ini.

    7.  Pak Zaenal, Pak Sadar, Mas Ade, Pak Ujang, Pak Rozak, Mas Edi, Mba

     Nurul, Bu Antin, Pak Gatot, Bu Rubiah (Almh), dan Bu Sri serta seluruh

    teknisi dan staff UPT Departemen ITP atas bantuannya selama penulis

    melakukan penelitian di laboratorium ITP, F-Technopark, dan SEAFAST.

    8.  Seluruh pihak yang turut membantu kelancaran pengerjaan tugas akhir ini.

    Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

    Bogor, November 2014

     Retno Wulandari

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    9/82

     

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI vi 

    DAFTAR GAMBAR viii 

    DAFTAR TABEL viii 

    DAFTAR LAMPIRAN ix 

    PENDAHULUAN 1 

    Latar Belakang 1 

    Perumusan Masalah 3 

    Tujuan Penelitian 3 Manfaat Penelitian 3 

    Ruang Lingkup Penelitian 3 

    METODE 3 

    Alat dan Bahan 3 

    Metode Penelitian 4 

    Penentuan Formulasi Minuman Sari Tebu 4 

    Penentuan Umur Simpan Minuman Sari Tebu (Saccharum officinarum L)

    dengan Formulasi Terpilih 6 

    HASIL DAN PEMBAHASAN 10 

    Penentuan Formulasi Minuman Sari Tebu (Saccharum officinarum L)  10 

    Penentuan pH minuman 10 

    Penentuan Total Padatan Terlarut (TPT) minuman 11 

    Perbandingan formulasi dengan produk sejenis 12 

    Perubahan Mutu Minuman Sari Tebu (Saccharum officinarum L) selama

     penyimpanan 13 

    Parameter total mikroba 13 

    Perubahan warna (E) 16 

    Parameter sensori 19 

    Penentuan Parameter dan Titik Kritis 20 

    Pendugaan Umur Simpan 21 

    SIMPULAN DAN SARAN 22 

    Simpulan 22 

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    10/82

     

    Saran 23 

    DAFTAR PUSTAKA 23 

    LAMPIRAN 26 

    RIWAYAT HIDUP 68 

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    11/82

     

    DAFTAR GAMBAR

    1. 

    Diagram alir proses pembuatan minuman sari tebu 5

    2. 

    Hasil uji sensori terhadap tingkat kemanisan 113.  Hasil uji sensori minuman sari tebu dengan produk sejenis 12

    4.  Penampakan secara visual sari tebu penelitian (kiri) dan

    sari tebu merk Z (kanan) 13

    5.  Grafik penurunan nilai pH selama penyimpana n 15

    6.  Plot Arrhenius perubahan pH selama penyimpanan orde satu 16

    7. 

    Grafik total perubahan warna selama penyimpan 17

    8.  Kondisi produk pada penyimpanan minggu ke-5 17

    9. 

    Plot Arrhenius perubahan warna selama penyimpanan orde nol 19

    10.  Grafik penurunan skor penerimaan sensori 19

    11.  Perbandingan mutu awal (kiri) dan mutu kritis (kanan) produk 21

    DAFTAR TABEL

    1.  Data karakterisasi sari buah komersial 10

    2.  Data Angka Lempeng Total (ALT) selama penyimpanan 13

    3.  Rata-rata perubahan nilai pH selama penyimpanan 14

    4.  Persamaan regresi linier parameter nilai pH 16

    5.  Rata-rata perubahan nilai E selama penyimpanan 16

    6. 

    Persamaan regresi linier parameter perubahan warna (E) 187.

     

    Persamaan Arrhenius dan energi aktivasi setiap parameter 20

    8.  Karakteristik mutu awal dan mutu akhir minuman sari tebu 20

    9.  Pendugaan umur simpan minuman sari tebu pada berbagai suhu

     penyimpanan 21

    10. Perbandingan umur simpan minuman sari tebu dengan beberapa

     produk sejenis 22

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    12/82

     

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. 

    Data hasil uji rating hedonik pada tahap formulasi penentuan

    tingkat kemanisan 262.  Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan pada uji rating

    hedonik penentuan tingkat kemanisan 27

    3.  Data hasil uji rating hedonik perbandingan kesukaan produk

     penelitian terhadapa produk sejenis 28

    4.  Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan pada uji rating

    hedonik perbandingan kesukaan produk penelitian terhadap

     produk sejenis 29

    5. 

    Data pertumbuhan mikroba (ALT) selama penyimpanan 30

    6.  Data perubahan nilai pH selama penyimpanan 31

    7.  Data perubahan tingkat kecerahan (L) selama penyimpanan 32

    8. 

    Data perubahan warna kromatik (a) selama penyimpanan 339.  Data perubahan intensitas warna (b) selama penyimpanan 35

    10. Data perubahan nilai perubahan warna (E) selama penyimpanan 3711.

     

    Data hasil uji rating hedonik pada awal penyimpanan 38

    12. Data hasil uji rating hedonik pada minggu pertama penyimpanan 39

    13. 

    Data hasil uji rating hedonik pada minggu kedua penyimpanan 40

    14. Data hasil uji rating hedonik pada minggu ketiga penyimpanan 41

    15. 

    Data hasil uji rating hedonik pada minggu keempat penyimpanan 42

    16. Data hasil uji rating hedonik pada minggu kelima penyimpanan 43

    17. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk parameter

     pH pada 3 suhu penyimpanan di awal penyimpanan 44

    18. 

    Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk parameter

     pH pada 3 suhu penyimpanan di minggu pertama penyimpanan 45

    19. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk parameter

     pH pada 3 suhu penyimpanan di minggu kedua penyimpanan 46

    20. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk parameter

     pH pada 3 suhu penyimpanan di minggu ketiga penyimpanan 47

    21. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk parameter

     pH pada 3 suhu penyimpanan di minggu keempat penyimpanan 48

    22. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk parameter

     pH pada 3 suhu penyimpanan di minggu kedua penyimpanan 49

    23. 

    Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk parameter pH selama penyimpanan pada suhu 35oC 50

    24. 

    Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk parameter

     pH selama penyimpanan pada suhu 45oC 51

    25. 

    Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk parameter

     pH selama penyimpanan pada suhu 55oC 52

    26. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk parameter

    E pada 3 suhu penyimpanan di minggu pertama penyimpanan 53

    27. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk parameter

    E pada 3 suhu penyimpanan di minggu kedua penyimpanan 54

    28. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk parameter

    E pada 3 suhu penyimpanan di minggu ketiga penyimpanan 55

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    13/82

     

    29. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk parameter

    E pada 3 suhu penyimpanan di minggu keempat penyimpanan 5630.

     

    Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk parameter

    E pada 3 suhu penyimpanan di minggu kelima penyimpanan 57

    31. 

    Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk parameterE selama penyimpanan pada suhu 35oC 58

    32. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk parameter

    E selama penyimpanan pada suhu 45oC 59

    33. 

    Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk parameter

    E selama penyimpanan pada suhu 55oC 60

    34. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk uji rating

    hedonik pada minggu pertama penyimpanan 61

    35. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk uji rating

    hedonik pada minggu kedua penyimpanan 62

    36. 

    Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk uji rating

    hedonik pada minggu ketiga penyimpanan 63

    37. 

    Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk uji rating

    hedonik pada minggu keempat penyimpanan 64

    38. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk uji rating

    hedonik pada minggu kelima penyimpanan 65

    39. Scoresheet   66

    40. SNI 01-3719-1995 Minuman sari buah 67

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    14/82

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    15/82

     

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Sari tebu merupakan suatu alternatif diversifikasi produk dari

    komoditas tebu. Ketertarikan masyarakat untuk mengonsumsi sari tebu

    terlihat terus meningkat yang dapat dilihat dari semakin banyaknya outlet-

    outlet yang menjual minuman sari tebu segar di berbagai tempat, baik di

     pinggir-pinggir jalan maupun di pusat keramaian lainnya. Bisnis minuman

    sari tebu segar ini sebenarnya cukup menjanjikan dan menguntungkan,

    hanya saja memiliki masalah yaitu umur simpannya yang singkat. Oleh

    karena itu diperlukan suatu proses yang dapat memperpanjang umur simpan

    sari tebu sehingga nantinya minuman ini dapat didistribusikan lebih luas.

    Selain proses pengawetan, penentuan umur simpan dari produk yang telahdiolah juga perlu dilakukan untuk menjamin bahwa produk aman ketika

    sampai ke tangan konsumen.

    Kemasan pangan merupakan salah satu faktor penting yang dapat

    menjamin mutu suatu produk. Kesalahan dalam memilih bahan pengemas

    dapat berakibat terhadap berkurangnya mutu produk selama penyimpanan.

    Plastik merupakan bahan pengemas yang berkembang pesat saat ini. Plastik

    memiliki keunggulan, diantaranya bersifat fleksibel, transparan, tidak

    mudah pecah, tidak korosif, dan harganya relatif murah. Pada penelitian ini

    digunakan bahan pengemas berupa plastik cup polipropilen (PP). Pemilihan

     bahan pengemas ini selain didasarkan pada harganya murah dan kemudahan

    untuk didapatkan, plastik polipropilen juga memiliki sifat yang dianggapsesuai untuk minuman sari tebu. Menurut Syarief dan Halid (1993),

     polipropilen memiliki sifat umum antara lain : memiliki permeabilitas uap

    air yang rendah, permeabilitas gas sedang, tahan terhadap suhu tinggi

    sampai dengan 150oC, titik leburnya tinggi, tahan terhadap asam kuat, basa,

    dan minyak, baik untuk kemasan sari buah dan minyak, ringan, kaku,

    mudah dibentuk, dan transparan.

    Minuman sari tebu yang dikemas dalam kemasan cup  plastik perlu

    dilakukan proses pengawetan untuk memperpanjang umur simpan produk.

    Salah satu teknik pengawetan yang biasa diaplikasikan pada minuman yang

    dikemas dengan kemasan plastik adalah dengan pasteurisasi. Pasteurisasi

    merupakan proses pemanasan dengan suhu dibawah 100oC dengan tujuan

    untuk mengurangi populasi mikroorganisme patogen atau menginaktivasi

    enzim-enzim yang dapat merusak mutu produk. Prinsip dari pasteurisasi

    adalah pemanasan produk secara singkat sampai mencapai kombinasi suhu

    dan waktu tertentu yang cukup untuk mengurangi mikroorganisme patogen,

    tetapi hanya menyebabkan kerusakan seminimal mungkin terhadap produk

    akibat panas. Nilai pH minuman yang diproses dengan pasteurisasi

    merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi efektivitas proses

     pemanasan. Proses pasteurisasi hanya efektif untuk produk pangan berasam

    tinggi dengan nilai pH

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    16/82

     

    2

    diklasifikasikan dalam produk berasam rendah (Yusof et al   2000). Oleh

    karena itu, diperlukan adanya penambahan asidulan atau bahan pengasam ke

    dalam minuman yang dapat menurunkan pH. Pengawetan pangan

    menggunakan pasteurisasi yang dikombinasikan dengan melakukan

     penurunan pH menerapkan hurdle concept , yaitu pengombinasian beberapateknik pengawetan untuk memperoleh efek sinergis, serta mempertahankan

    nilai gizi dan mutu sensori produk (Ray 2005).

    Keterangan umur simpan atau masa kadaluarsa produk pangan

    merupakan salah satu informasi yang wajib dicantumkan oleh produsen

     pada label kemasan produk pangan karena berkaitan dengan keamanan

     produk pangan dan untuk memberikan jaminan mutu pada saat produk

    sampai ke tangan konsumen (Herawati 2008). Menurut  Institute of Food

    Science and Technology (1974), umur simpan produk pangan adalah selang

    waktu antara saat produksi hingga dikonsumsi dimana produk berada dalam

    kondisi yang memuaskan berdasarkan karakteristik penampakan rasa,

    aroma, dan nilai gizi. Kewajiban pencantuman masa kadaluarsa pada label pangan diatur dalam Undang-undang Pangan No. 7 tahun 1996 serta

     peraturan pemeritah No. 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan, dimana

    setiap industri pangan wajib mencantumkan tanggal kadaluarsa (expired

    date) pada setiap kemasan produk pangan.

    Menurut Floros and  Gnanasekharan (1993), pendugaan umur simpan

     produk dapat ditentukan dengan dua metode, yaitu metode konvensional

    ( Extended Storage Studies / ESS) dan metode akselerasi ( Accelerated Shelf

     Life Testing  / ASLT). Pada metode ESS, penentuan umur simpan dilakukan

    dengan cara menyimpan suatu seri produk pada kondisi penyimpanan

    sehari-hari dan dilakukan pengamatan terhadap penurunan mutunya hinggamencapai mutu kadaluarsa. Penggunaan metode ini akan menghasilkan data

    yang sangat akurat dan tepat, akan tetapi memerlukan waktu yang lama dan

    analisis karakteristik mutu yang relatif banyak (Budijanto et al   2010).

    Sedangkan pada metode ASLT, penentuan umur simpan dilakukan dengan

    cara menyimpan produk pada kondisi lingkungan yang dapat mempercepat

    terjadinya reaksi-reaksi penurunan mutu produk pangan (Labuza and  Riboh

    1982). Penggunaan metode ini memiliki akurasi data yang cukup tinggi dan

     bersifat lebih efisien. Metode ASLT terbagi menjadi dua, yaitu metode

    kadar air kritis dan metode Arrhenius.

    Pada penelitian ini dilakukan pendugaan umur simpan menggunakan

    metode  Arrhenius. Penggunaan metode ini didasarkan atas pernyataanKusnandar (2006) yang menyatakan bahwa metode  Arrhenius  biasanya

    diterapkan pada produk-produk yang mudah rusak akibat reaksi kimia, salah

    satunya yaitu pada produk sari buah. Parameter yang diamati selama

     penyimpanan yaitu parameter mikrobiologi (angka lempeng total), kimia

    (pH), fisik (warna), dan sensori (uji rating hedonik). Parameter yang akan

    dipilih sebagai parameter kritis harus merupakan parameter yang dianggap

    sebagai parameter yang paling mempengaruhi terhadap kemunduran mutu

     produk. Selain itu dilakukan juga uji sensori untuk mengetahui batas

     penerimaan panelis terhadap produk.

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    17/82

     

    3

    Perumusan Masalah

    Minuman sari tebu memiliki umur simpan yang singkat sehingga

    terkendala dalam penyimpanan dan distribusi. Oleh karena itu, perlu

    dilakukan penelitian yang dapat mengembangkan minuman sari tebutersebut dalam kemasan dan kemudian menduga umur simpannya agar

    dapat didistribusikan lebih luas.

    Tujuan Penelitian

    Mengembangkan minuman sari tebu (Saccharum officinarum L)

    dalam kemasan cup serta mengetahui umur simpan dari produk tersebut

     berdasarkan parameter kritis yang ditentukan menggunakan metode

     Arrhenius.

    Manfaat Penelitian

    Mendapat formula yang dapat digunakan oleh industri minuman sari

    tebu (Saccharum officinarum L)  serta menentukan umur simpannya

    sehingga diharapkan mampu membantu dalam proses pemasaran dan

     penyimpanan.

    Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini meliputi formulasi minuman sari tebu, penentuan

    metode untuk menentukan umur simpan, penentuan parameter dan titik

    kritis penentuan umur simpan, serta mengetahui umur simpan dari produkminuman sari tebu (Saccharum officinarum L) dalam kemasan cup .

    METODE

    Waktu dan Tempat

    Penelitian ini dilakukan di laboratorium F-Technopark, laboratorium

    SEAFAST center, dan laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi

    Pangan IPB. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2014 hingga Mei

    2014.

    Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kayu pengaduk,

    kain saring, panci  stainless steel , cup sealer, timbangan, pH meter,

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    18/82

     

    4

    refractometer, termometer, kromameter (Minolta CR-200), inkubator (suhu

    35oC, 45oC, dan 55oC), mesin vortex, hotplate, laminar flow, dan peralatan

    gelas. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tebu

    (Saccharum officinarum L), air, gula pasir, asam sitrat, asam malat, natrium

    sitrat, CMC, natrium alginat, kalium sorbat, natrium benzoat, pewarna hijau,akuades, PCA, dan KH2PO4. Kemasan yang digunakan adalah cup  plastik

    ukuran 240 ml berbahan polipropilen (PP).

    Metode Penelitian

    Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu : (1) penentuan

    formulasi minuman sari tebu sehingga diperoleh formulasi terbaik yang

    disukai dan dapat diterima secara sensori, (2) penentuan umur simpan

    minuman sari tebu dengan formulasi terpilih dengan metode Arrhenius.

    Penentuan Formulasi Minuman Sari Tebu

    Formulasi minuman sari tebu ini terbagi menjadi beberapa bagian

    yaitu formulasi, pembuatan minuman sari tebu dalam kemasan cup, uji

    sensori, fisik, dan kimia, dan perbandingan kesukaan formula terhadap

     produk minuman tebu sejenis. Formulasi yang akan dipilih mengacu

     pada metode sensori uji rating hedonik dengan 30 orang panelis.

    FormulasiFormulasi dilakukan dengan metode trial and error   untuk

    mendapatkan formula terbaik yang dapat diterima oleh panelis. Tahapformulasi difokuskan untuk mencari formula dengan tingkat keasaman

    dan kemanisan yang paling dapat diterima, sehingga pada tahap ini hanya

     jumlah bahan pengasam (asam sitrat : asam malat : natrium sitrat),

     jumlah gula, dan tingkat pengenceran (sari tebu : air) saja yang dicari

    kombinasi terbaik sehingga mencapai nilai pH dan brix yang diinginkan.

    Pada penelitian ini nilai pH ditetapkan tanpa melalui uji sensori,

    sedangkan nilai brix ditentukan berdasarkan uji sensori.

    Pembuatan minuman sari tebu dalam kemasan cup  Proses pembuatan minuman sari tebu dilakukan dengan melalui

     beberapa tahap, yaitu : pencampuran dengan bahan-bahan yang berfungsi

    sebagai pembentuk citarasa dan tekstur sari tebu, hot filling  dan  sealing  

    untuk mengusir udara diatas permukaan bahan sehingga pada  sealing  

    tercipta kondisi produk yang vakum, pasteurisasi untuk memperpanjang

    umur simpan, membunuh mikroorganisme pembusuk, serta

    menginaktivasi enzim yang terdapat dalam bahan pangan, dan terakhir

    adalah cooling  untuk menimbulkan heat shock   sehingga spora mikroba

    tahan panas tidak bergerminasi dan produk tetap aman dikonsumsi.

    Pembuatan minuman sari tebu dalam kemasan cup melalui tahap-tahap

     proses seperti Gambar 1.

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    19/82

     

    5

    Gambar 1 Diagram alir proses pembuatan minuman sari tebu

    Uji sensori (Larmond 1982)Uji sensori yang dilakukan pada tahap formulasi adalah uji rating

    hedonik. Panelis yang digunakan sebanyak 30 panelis tidak terlatihdengan parameter yang diujikan berupa penerimaan umum (overall).

    Skala yang digunakan adalah skala 1 sampai 9, dengan skor 1 diartikan

    sangat tidak suka sekali dan berturut-turut skor 2 = sangat tidak suka;

    skor 3 = tidak suka, skor 4 = agak tidak suka; skor 5 = biasa / netral; skor

    6 = agak suka; skor 7 = suka; skor 8 = sangat suka; dan skor 9 = sangat

    suka sekali. Data yang didapat akan diolah dengan uji Duncan.

    Uji nilai pH (AOAC Official Method 981.12 1995)Pengukuran pH dilakukan dengan terlebih dahulu mengkalibrasi

     pH meter menggunakan buffer standar pH 4 dan pH 7. Pengukuran

    dilakukan dengan cara elektroda dibilas dengan akuades dan dikeringkandengan tisue. Sampel dimasukkan ke dalam gelas piala 100 ml kemudian

    elektroda dicelupkan hingga tenggelam pada sampel dan dibiarkan

    hingga diperoleh angka yang stabil. Pengukuran pH harus dilakukan pada

    suhu yang sama.

    Total Padatan Terlarut (AOAC Official Method 932.12 1995) Refraktometer dibersihkan bagian kacanya dengan cara

    meneteskan alkohol hingga merata dan melapnya dengan tisue hingga

     permukaan kaca refraktometer kering. Sebanyak 2-3 tetes sampel produk

    diteteskan pada kaca bagian depan refraktometer dan dilakukan

     pembacaan skala. Kemudian bersihkan kembali sampel pada kaca dengan

    Sari tebu

    Pemanasan 75oC

    15 menit

     Hot filling

    Sealing

    Pasteurisasi

    75oC 30 menit

    Cooling 10 menit

    Minuman sari tebu dalam kemasan

    Gula pasirAsam sitrat

     Natrium sitrat

    Asam malatCMC Natrium alginatKalium sorbat

     Natrium benzoat

    Dicampur kering

    AirPewarna

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    20/82

     

    6

    tisue dan lakukan prosedur awal untuk menghitung kembali TPT. Total

     padatan terlarut dinyatakan dalam oBrix.

    Perbandingan formulasi dengan produk sejenis

    Formulasi terbaik yang didapatkan dari hasil uji sebelumnyaselanjutnya dibandingkan dengan minuman sari tebu yang sudah terlebih

    dahulu dikenal oleh masyarakat. Pada penelitian ini digunakan sampel

    sari tebu segar dan sari tebu kemasan karton merk Z sebagai pembanding

    sampel penelitian. Uji perbandingan dilakukan dengan melakukan uji

    sensori rating hedonik terhadap 30 orang panelis tidak terlatih dengan

    skala numerik 1 hingga 9. Tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk

    mengetahui posisi dan tingkat penerimaan minuman sari tebu dalam cup

     jika dibandingkan dengan produk sejenis yang sudah terlebih dahulu

     beredar di pasaran. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan

    menggunakan uji Duncan.

    Penentuan Umur Simpan Minuman Sari Tebu (Saccharum offi cinarum

    L) dengan Formulasi Terpilih 

    Penentuan umur simpan minuman sari tebu dilakukan melalui

     beberapa tahapan, yaitu penyimpanan sampel pada suhu akselerasi,

     pengukuran perubahan mutu minuman selama penyimpanan berdasarkan

     parameter uji yang telah ditetapkan, penentuan parameter dan titik kritis

     penyimpanan, dan analisis kinetika reaksi untuk menetukan umur simpan

    minuman sari tebu.

    Penyimpanan pada suhu akselerasi

    Penentuan umur simpan minuman sari tebu dengan metode

     Arrhenius dilakukan dengan terlebih dahulu menyimpan sampel selama

    lima minggu didalam inkubator dengan tiga suhu penyimpanan berbeda

    yaitu suhu 35oC, 45oC, dan 55oC. Pengujian dilakukan setiap seminggu

    sekali untuk mengetahui perubahan mutu minuman selama penyimpanan.

    Data perubahan mutu yang didapatkan selama penyimpanan akan diolah

    menggunakan analisis kinetika reaksi untuk mengetahui umur simpan

    dari minuman sari tebu dalam kemasan cup. 

    Parameter mikrobiologi (BAM 2001)Analisis total mikroba dilakukan dengan memipet 1 ml sampel

     pada tingkat pengenceran 100, 10-1, 10-2, dan 10-3  pada cawan petri.

    Sebanyak 12-15 ml PCA dituangkan ke dalam cawan petri kemudian

    cawan digerakkan membentuk angka delapan secara hati-hati untuk

    menyebarkan sel-sel mikroba secara merata. Setelah agar membeku,

    cawan diinkubasikan dengan posisi terbalik pada suhu 37o C selama 48

     jam. Setelah inkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dengan

    ketentuan:

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    21/82

     

    7

    E = [(L)2 + (a)

    2 + ( b)2]1/2 

    a.  Cawan yang normal berisi 25-250 koloni, semua koloni dihitung

    termasuk titik yang berukuran kecil, serta perhitungan setiap

    cawan mempertimbangkan pengenceran dan jumlah koloni.

     b. 

    Cawan yang berisi lebih dari 250 koloni dicatat sebagai TBUD

    dan jika tidak ada koloni yang tumbuh ditulis kurang dari 1 kali pengenceran terendah.

    c.  Rumus perhitungan yang digunakan adalah:

       

    Keterangan:

     N = jumlah koloni per ml atau per gram produk

    ∑ C  = jumlah seluruh koloni yang dihitungn1  = jumlah koloni pada cawan di pengenceran pertama

    n2  = jumlah koloni pada cawan di pengenceran keduad = pengenceran pertama yang dapat dihitung 

    Parameter pH (AOAC Official Method 981.12 1995)Pengukuran pH dilakukan dengan terlebih dahulu mengkalibrasi

     pH meter menggunakan buffer standar pH 4 dan pH 7. Pengukuran

    dilakukan dengan cara elektroda dibilas dengan akuades dan dikeringkan

    dengan tisue. Sampel dimasukkan ke dalam gelas piala 100 ml kemudian

    elektroda dicelupkan hingga tenggelam pada sampel dan dibiarkan

    hingga diperoleh angka yang stabil. Pengukuran pH harus dilakukan pada

    suhu yang sama.

    Parameter warna (Hutching 1999)Analisis warna dilakukan dengan menggunakan alat

    Chromameter Minolta CR-200. Sebelum dilakukan pengukuran, alat

    dikalibrasi dengan menggunakan plat yang sesuai warnanya dengan

    sampel. Pengukuran dilakukan dengan meletakkan sampel di dalam

    wadah berukuran seragam dan dilanjutkan dengan melakukan

     pengukuran pada skala nilai Y, x, y. Hasil pengukuran dikonversi ke

    dalam sistem Hunter L, a, b. Nilai L menyatakan parameter kecerahan

    (lightness) yang mempunyai rentang nilai 0 (hitam) sampai 100 (putih).

     Nilai a menyatakan warna hijau (a negatif) sampai merah (a positif) dan b menyatakan warna biru (b negatif) dan kuning (b positif). Total

     perubahan warna (E) selama penyimpanan diperoleh menggunakan

    rumus:

    Uji sensori selama penyimpanan (Larmond 1982)Analisis sensori dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan

     panelis secara subyektif selama penyimpanan dan menentukan titik kritis

    minuman sari tebu. Panelis yang digunakan sebanyak 30 orang panelis

    tetap dengan parameter yang diujikan berupa penerimaan umum

    (overall ). Pengujian dilakukan menggunakan metode uji rating hedonik

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    22/82

     

    8

    dengan skala numerik 1-9 yang mengacu pada Larmond (1982). Skor 1

    diartikan sangat tidak suka sekali dan berturut-turut skor 2 = sangat tidak

    suka; skor 3 = tidak suka, skor 4 = agak tidak suka; skor 5 = biasa /

    netral; skor 6 = agak suka; skor 7 = suka; skor 8 = sangat suka; dan skor

    9 = sangat suka sekali. Data yang didapatkan akan diolah denganmenggunakan uji Duncan.

    Penentuan parameter kritisPenentuan parameter kritis dilakukan dengan melihat parameter

    yang paling sensitif terhadap laju kerusakan. Menurut Kusnandar (2011),

    kriteria-kriteria dalam pemilihan parameter kritis umur simpan suatu

     produk, yaitu : 1) Parameter mutu yang paling cepat mengalami

     penurunan selama penyimpanan yang ditunjukkan dengan nilai koefisien

    k mutlak atau nilai koefisien korelasi (R 2) paling besar; 2) Parameter

    mutu yang paling sensitif terhadap perubahan suhu yang dilihat dari

    energi aktivasi (Ea) yang lebih rendah; 3) Bila terdapat lebih dari satu parameter mutu yang memenuhi kriteria, maka dipilih parameter mutu

    yang memiliki umur simpan lebih pendek.

    Penentuan titik kritisPenentuan titik kritis untuk menduga umur simpan dilakukan

    dengan cara mengkorelasikan antara hasil dari uji sensori (subjektif)

    dengan hasil uji parameter kritis selama penyimpanan (objektif). Pada uji

    sensori, titik kritis kesukaan ditentukan pada skor 5 (biasa / netral). Skor

    tersebut menunjukkan batas kesukaan minimal dari panelis. Produk

    dinyatakan ditolak apabila lebih dari 50% panelis memberikan skor 5,yang diartikan bahwa minuman sudah tidak layak lagi dikonsumsi oleh

     panelis (Farrel 1985).

    Penentuan umur simpan minuman sari tebu (Labuza 1982)Kinetika reaksi ditentukan dengan memplotkan rataan nilai (skor)

     parameter tertentu selama penyimpanan sebagai sumbu y dan waktu

     penyimpanan (dalam hari) sebagai sumbu x pada 3 suhu penyimpanan

     berbeda menggunakan kurva persamaan reaksi orde nol dan orde satu.

    Kurva persamaan reaksi orde nol menghubungkan antara nilai parameter

    tertentu (y) terhadap waktu penyimpanan (x), sedangkan kurva

     persamaan reaksi orde satu menghubungkan antara ln nilai parameter (y)terhadap waktu penyimpanan (x). Dari hasil pengamatan tersebut

    kemudian ditentukan tingkat korelasinya (r 2) menggunakan persamaan

    regresi linier yang tersedia pada program Microsoft excel .

    Masing-masing persamaan akan menghasilkan nilai kemiringan

    kurva ( slope) yang menunjukkan nilai konstanta reaksi (k). Nilai k yang

    telah diperoleh pada orde nol dan orde satu kemudian digunakan untuk

    menggambarkan kurva persamaan  Arrhenius  dengan cara

    menghubungkan antara sumbu y yang menyatakan nilai ln k pada

    masing-masing suhu penyimpanan dengan sumbu x yang menyatakan

    nilai 1/T (K -1) sehingga didapatkan persamaan garis. Hasil plot tersebut

    akan memberikan nilai k, intersep, dan koefisien korelasi. Nilai k

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    23/82

     

    9

    merupakan gradien dari regresi linier yang didapatkan dari ketiga shu

     penyimpanan.

    k = k o. . e -Ea/RT

    Dimana : k = konstanta penurunan mutu

    k o  = konstanta (tidak tergantung suhu)

    Ea = energi aktivasi

    T = suhu mutlak (K)

    R = konstanta gas (1.986 kal/mol K)

    Persamaan garis yang didapat akan mengikuti persamaan

     Arrhenius, yaitu:

    ln k = ln k 0 - (Ea/R) (1/T)

    Dari rumus diatas akan diperoleh nilai k o, sedangkan umur

    simpan dapat diperoleh dengan rumus:

    t = (Ao –  At) / k atau t = (ln Ao –  ln At) / k(orde nol) (orde satu)

    Dengan: t = prediksi umur simpan

    Ao  = mutu awal produk

    At  = mutu akhir produkk = konstanta penurunan mutu

    Penurunan mutu yang mengikuti ordo reaksi nol merupakan

     penurunan mutu yang bersifat konstan, yaitu kecepatan penurunan mutu

     berlangsung tetap pada suhu konstan. Tipe kerusakan ini meliputi reaksi

    kerusakan enzimatik, pencoklatan enzimatik, dan reaksi oksidasi.

    Sedangkan tipe kerusakan produk yang mengikuti orde satu meliputi

    ketengikan, pertumbuhan mikroba, off-flavor , kerusakan vitamin, dan

     penurunan mutu protein.

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    24/82

     

    10

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Penentuan Formulasi Minuman Sari Tebu (Saccharum off icinarum L)

    Penentuan pH minuman

    Tahap pertama yang dilakukan pada formulasi yaitu menentukan

    nilai pH minuman. Setelah nilai pH ditentukan, dilakukan pengombinasian

    antara tiga jenis bahan pengasam yaitu asam sitrat, asam malat, dan natrium

    sitrat secara trial and error   hingga didapatkan formula yang dianggap

     paling dapat diterima. Penentuan nilai pH minuman mengacu pada hasil

     penelitian yang telah dilakukan oleh Pratiwi (2009).

    Sari Buah Komersial pH TPT (oBrix)

    Buavita (jeruk) 4.03 10.4

    Country Choice (jeruk) 4.19 13.0

     Nutri Sari (Jeruk) 4.02 11.6

    Country choice (guuava) 4.16 10.2

    Country choice (apel) 4.00 14.2

    Jungle Juice (sirsak) 3.36 12.4

    Jungle Juice (guava) 3.43 12.2

    Berri (mangga) 3.77 13.4

    Berri (guava) 3.77 11.0

    Berri (jeruk) 3.77 10.5

    Interval 3.36 –  4.19 10.2 –  14.2

    Tabel 1 Data karakterisasi sari buah komersial (Pratiwi 2009)

    Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada produk sari buah

    komersial memiliki nilai pH diantara 3.36  –   4.19. Hasil yang diperolehtersebut dapat dijadikan acuan dalam penentuan nilai pH minuman sari tebu.

    Pada penelitian ini, minuman sari tebu akan diformulasikan sehinggamencapai pH target 4.2. Pemilihan nilai pH ini mengambil batas atas nilai

     pH minuman yang sudah dikenal oleh masyarakat dengan asumsi selain

    tidak terlalu memiliki perbedaan citarasa dengan sari tebu segar, tetapi juga

    masih berada dalam batas nilai pH yang aman diproduksi dengan proses

     pasteurisasi (pH

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    25/82

     

    11

    digunakan pada penelitian sehingga diharapkan produk tetap memiliki

    citarasa yang tidak terlalu berbeda dengan citarasa aslinya. Keasaman

    minuman sari tebu selain akan menambah citarasa juga akan menghambat

     pertumbuhan mikroba pembusuk dengan adanya penurunan pH. Dengan

    adanya penurunan pH maka akan meningkatkan efektivitas proses pasteurisasi.

    Penentuan Total Padatan Terlarut (TPT) minuman

    Total padatan terlarut menggambarkan kandungan bahan-bahan yang

    terlarut dalam larutan. Sebagian besar total padatan pada minuman ringan

    adalah gula sehingga perubahan total gula akan menyebabkan perubahan

     juga pada total padatan terlarut (Yusuf 2002). Total padatan terlarut

    dinyatakan dalam bentuk o brix, yaitu skala berdasarkan persentase berat

    sukrosa didalam larutan (minuman).Tahap kedua dari formulasi minuman sari tebu adalah total padatan

    terlarut dengan cara menentukan tingkat pengenceran (sari tebu : air) dengan

    konsentrasi gula yang ditambahkan. Pengenceran dan penambahan gula

     pada proses pembuatan minuman sari tebu akan mempengaruhi rasa manis

    dan total padatan terlarut (TPT) pada produk akhir sari tebu. Semakin

     banyak jumlah gula yang ditambahkan akan meningkatkan rasa manis dan

    TPT produk. Pada tahap ini dibuat 3 formulasi dengan o brix yang berbeda,

    yaitu 8, 10, dan 12. Ketiga formulasi ini kemudian diuji secara sensori untuk

    mengetahui formulasi mana yang memiliki intensitas kesukaan paling

    tinggi. Hasil uji dapat dilihat pada Gambar 2.

    Gambar 2 Hasil uji sensori terhadap tingkat kemanisan

    Dari data diperoleh TPT ketiga formulasi berbeda nyata (p

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    26/82

     

    12

    hasil pengujian Pratiwi (2009) terhadap TPT sari buah komersial, maka nilai

    ini berada dalam interval 10.4 –  14.2. Oleh karena itu maka dipilih formuladengan oBrix 12 sebagai formula terbaik.

    Perbandingan formulasi dengan produk sejenis

    Pada tahap formulasi telah didapatkan bahwa formula terbaik dari

    minuman sari tebu adalah yang memiliki brix 12 dengan nilai pH 4.2. Sari

    tebu dengan formula tersebut kemudian dibandingkan dengan sari tebu

    murni dan sari tebu merk Z untuk mengetahui seberapa besar tingkat

     penerimaan panelis terhadap sampel baru sebelum dipasarkan.

    Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ketiga sampel memiliki

    tingkat kesukaan yang berbeda nyata (p

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    27/82

     

    13

    Gambar 4 Penampakan secara visual sari tebu penelitian (kiri) dan sari tebu

    merk Z (kanan)

    Berdasarkan hasil uji sensori, produk penelitian memiliki intensitas

    kesukaan secara overall   yang lebih tinggi dibandingkan dengan sari tebu

    merk Z. Kelebihan sari tebu penelitian terdapat pada segi rasa yaitu

    kombinasi rasa manis dan asam yang justru menambah sensasi kesegaran

     pada saat panelis meminumnya.

    Perubahan Mutu Minuman Sari Tebu (Saccharum officinarum L)

    selama penyimpanan

    Parameter total mikroba

    Keberadaan mikroba pada sari tebu segar merupakan salah satu yang

    menyebabkan sari tebu segar ini memiliki umur simpan yang singkat.

    Minuman sari tebu yang telah melalui tahap pasteurisasi harus memenuhisyarat mutu mikrobiologis yang ditetapkan oleh SNI, yaitu maksimal 2x102 koloni/ml. Pada penelitian ini dilakukan uji mikrobiologi berupa angka

    lempeng total menggunakan media  Plate Count Agar   (PCA). Pengamatan

    dilakukan setiap 1 minggu sekali selama 5 minggu penyimpanan pada 3

    suhu yang berbeda.

    MingguAngka Lempeng Total (koloni/ml)

    35oC 45

    oC 55

    oC

    0

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    28/82

     

    14

    dan diatas 8.5, kecuali jenis bakteri asam. Khamir dapat tumbuh pada

     produk dengan pH antara 2.5-8.5 dan akan mencapai kondisi optimum pada

     pH 4-5, sedangkan kapang memiliki pH optimum 5-7 dan masih dapat

    tumbuh pada pH 3-8.5. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat

    disimpulkan bahwa khamir, kapang, dan beberapa bakteri asam merupakan jenis mikroorganisme yang memiliki potensi untuk tumbuh pada minuman

    sari tebu.

    Besarnya angka pertumbuhan mikroba sangat dipengaruhi oleh

    keberhasilan proses produksi, pengemasan, dan kondisi ruang penyimpanan.

    Pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh jenis mikroba itu sendiri

    sehingga suhu optimum pertumbuhannya pun berbeda-beda.

    Hasil pengamatan selama 5 minggu penyimpanan pada 3 suhu

     berbeda menunjukkan jumlah total mikroba yang tidak terlalu mengalami

     perubahan (Tabel 2). Hasil tersebut tidak menggambarkan keseluruhan

    mikroba yang terdapat pada minuman sari tebu. Khamir dan bakteri asam

    laktat merupakan jenis mikroba yang biasanya tumbuh pada produk sari buah (Foster and   Vasavada 2003; Pratiwi 2009). Kedua jenis mikroba ini

     bersifat tahan asam sehingga untuk mendeteksinya diperlukan media agar

    khusus.

    Pada penelitian ini diduga proses produksi mampu menghambat

     pertumbuhan mikroba, serta ketiga suhu penyimpanan akselerasi bukan

    merupakan suhu optimum pertumbuhan mikroba sehingga jumlahnya tidak

    mengalami perubahan yang signifikan. Selain itu, penggunaan media

     pertumbuhan yang tidak spesifik juga diduga menjadi penyebab

     pertumbuhan mikroba tidak dapat terdeteksi. Akan tetapi jika dilihat dari

    terjadinya penurunan pH selama penyimpanan, terdapat kemungkinanmikroba tersebut tetap tumbuh selama penyimpanan. Berdasarkan data

    total mikroba yang didapatkan selama penyimpanan, maka parameter

    mikrobiologi tidak dapat digunakan sebagai parameter kritis pada

     pendugaan umur simpan minuman sari tebu ini.

    Parameter pH

     Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion hidrogen yang

    menggambarkan tingkat keasaman. Semakin tinggi nilai pH berarti tingkat

    keasaman produk semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah nilai pH

     berarti tingkat keasaman produk semakin tinggi.

    Minggu ke-Suhu Penyimpanan

    35oC 45oC 55oC

    0 4.22 4.22 4.221 4.19 4.18 4.182 4.16 4.13 4.123 4.15 4.12 4.104 4.14 4.11 4.09

    5 4.14 4.10 4.08

    Tabel 3 Rata-rata perubahan nilai pH selama penyimpanan

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    29/82

     

    15

    Tabel 3 menunjukkan bahwa selama penyimpanan terjadi penurunan

    nilai pH seiring dengan lamanya waktu penyimpanan. Pada awal

     penyimpanan, minuman sari tebu memiliki pH awal sebesar 4.22 dan pada

    akhir waktu penyimpanan memiliki pH berkisar antara 4.08-4.14.

    Penurunan pH tertinggi terjadi pada suhu penyimpanan 55o

    C yangmenandakan bahwa semakin tinggi suhu maka akan semakin memicu

    terjadinya reaksi kimia yang mengakibatkan penurunan pH produk.

    Meskipun minuman mengalami penurunan pH, dapat dilihat bahwa pH

     produk cenderung stabil pada kisaran pH 4. Hal ini dapat disebabkan karena

     penggunaan natrium benzoat dan kalium sorbat sebagai bahan pengawet

    yang merupakan jenis garam yang cenderung bersifat basa (Theron and  

    Lues 2011).

    Gambar 5 Grafik penurunan nilai pH selama penyimpanan

    Secara statistik, nilai pH minuman sari tebu dengan penyimpanan pada 3 suhu yang berbeda menunjukkan nilai pH yang berbeda nyata (p <

    0.05) (Lampiran 17-22). Selain itu, waktu penyimpanan juga mempengaruhi

    nilai pH yang ditunjukkan dengan nilai pH yang berbeda nyata (p < 0.05)

    selama penyimpanan pada ketiga suhu penyimpanan (Lampiran 23-25).

    Penurunan nilai pH diduga disebabkan oleh terbentuknya asam

    sebagai hasil aktivitas mikroorganisme pada awal penyimpanan. Foster and  

    Vasavada (2003) menyatakan bahwa kapang dan khamir merupakan

     penyebab utama kerusakan pada produk sari buah. Khamir menjadi

     penyebab utama kersakan karena memiliki kemampuan ketahanan terhadap

    asam dan hidup pada kondisi anaerobik. Kemungkinan tumbuhnya jenis

    khamir pada minuman sari tebu disebabkan karena adanya kandungan gulayang tinggi pada minuman yang merupakan kondisi pertumbuhan yang

    disukai oleh khamir. Ashurst (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan

    khamir yang bersifat fermentatif dalam minuman akan menyebabkan off-

     flavor , timbulnya gas karbondioksida, alkohol, dan asam. Keberadaan hasil

    aktivitas khamir inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan pH selama

     penyimpanan.

    4,044,064,08

    4,14,124,144,16

    4,184,2

    4,22

    0 1 2 3 4 5

       N   i    l   a   i   p   H 

    Lama penyimpanan (minggu)

    35oC

    45oC

    55oC

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    30/82

     

    16

    y = -2947.9641x + 4.0277

    R² = 0,9706

    -5,8

    -5,6

    -5,4

    -5,2

    -5

    -4,8

    0,003049 0,003145 0,003247

       l  n

       k

    1/T (1/K)

    Suhu(K)

    Persamaan regresi linier R 2 

    Orde 0 Orde 1 Orde 0 Orde 1

    308 y = -0.0160x + 4.2227 y = -0.0038x + 1.4405 0.8727 0.8740318 y = -0.0234x + 4.2253 y = -0.0056x + 1.4412 0.8786 0.8804

    328 y = -0.0283x + 4.2307 y = -0.0068x + 1.4425 0.8928 0.8946Tabel 4 Persamaan regresi linier parameter nilai pH

    Tabel 4 menunjukkan persamaan regresi linier dan nilai R 2  dari

     parameter pH selama penyimpanan. Pada parameter ini, kinetika penurunan

    nilai pH minuman sari tebu mengikuti orde reaksi satu (R 2 nol < R 2  satu).

    Oleh karena itu, perhitungan selanjutnya untuk mendapatkan umur simpan

    minuman menggunakan persamaan reaksi pada orde satu saja.

    Gambar 6 Plot Arrhenius perubahan pH selama penyimpanan orde satu

    Persamaan regresi linier dari plot ln k dan 1/T pada perubahan pH

    minuman sari tebu yaitu: y = -2947.9641x + 4.0277 dengan R 2 = 0.9706.

    Persamaan tersebut akan menghasilkan energi aktivasi sebesar 5854.6567kal/mol.

    Perubahan warna ( E)

    Warna merupakan salah satu atribut visual penting yang berpengaruh

    terhadap penerimaan produk oleh konsumen. Suatu produk yang dinilai

    enak dan bergizi tidak akan dikonsumsi apabila memiliki penampilan warna

    yang tidak menarik atau memberi kesan telah mengalami penyimpangan.

    Warna suatu bahan pangan dapat diukur menggunakan alat kromameter,

    spektrofotometer, ataupun alat-alat lainnya yang khusus untuk mengukur

    warna. Pada penelitian ini digunakan alat kromameter untuk mengukur

     perubahan warna produk selama penyimpanan.

    Minggu ke-Suhu Penyimpanan

    35oC 45

    oC 55

    oC

    0 0.0000 0.0000 0.00001 0.5422 2.4757 4.3772

    2 1.5276 3.7976 8.11983 2.4221 5.7413 10.0840

    4 4.6899 7.6979 10.59865 6.2352 11.0261 15.0065

    Tabel 5 Rata-rata perubahan nilai E selama penyimpanan

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    31/82

     

    17

    Tabel 5 menunjukkan bahwa selama penyimpanan terjadi perubahan

    warna yang semakin tinggi seiring dengan lamanya waktu penyimpanan.

    Penyimpanan pada suhu 55oC memiliki nilai total perubahan warna yang

     paling besar dan diikuti penyimpanan suhu 45oC dan 35oC. Pada awal masa

     penyimpanan (minggu ke-0), nilai E pada ketiga suhu nol yang artinya belum terjadi perubahan warna. Berdasarkan data yang diperoleh dapat

    dilihat bahwa besarnya suhu penyimpanan sangat berpengaruh terhadap

     perubahan warna produk. Semakin tinggi suhu penyimpanan maka nilai

    total perubahan warna produk juga semakin tinggi.

    Gambar 7 Grafik total perubahan warna(E) selama penyimpanan

    Secara statistik, perubahan warna minuman sari tebu pada

     penyimpanan 3 suhu yang berbeda menunjukkan nilai E yang berbeda

    nyata (p < 0.05) (Lampiran 26-30). Selain itu, waktu penyimpanan juga

    mempengaruhi nilai E yang ditunjukkan dengan nilai E yang berbedanyata (p < 0.05) selama penyimpanan pada ketiga suhu penyimpanan

    (Lampiran 31-33).

    Gambar 8 Kondisi produk pada penyimpanan minggu ke-5

    Gambar 8 memperlihatkan kondisi minuman sari tebu pada akhir

     penyimpanan pada minggu ke-5, berturut-turut dari kiri ke kanan yaitu

     penyimpanan suhu 35oC, 45oC, dan 55oC. Dari gambar tersebut dapat dilihat

     bahwa pada akhir masa penyimpanan warna minuman sudah berubah

    menjadi kecoklatan dengan intensitas yang semakin meningkat seiring

    dengan semakin tingginya suhu penyimpanan. Perubahan warna ini

    menandakan terjadinya perubahan atau penurunan kualitas produk, sesuai

    dengan pernyataan Culver (2008) bahwa warna merupakan salah satu

    karakteristik yang sangat menentukan kualitas dari suatu produk pangan.

    0

    5

    10

    15

    20

    0 1 2 3 4 5

     

       E

    minggu

    35oC

    45oC

    55oC

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    32/82

     

    18

    Perubahan warna yang terjadi pada produk diduga disebabkan oleh

    terjadinya degradasi pigmen klorofil. Klorofil merupakan pigmen utama

     pada sari tebu yang kandungannya sebesar 1 mg/100 ml (Yusof et al  2000).

    Keberadaan klorofil sebagai pigmen utama pada sari tebu inilah yang

    menyebabkan sari tebu memiliki warna hijau dan memungkinkan untuk ikut berperan terhadap terjadinya degredasi warna. Terjadinya degradasi pigmen

    klorofil disebabkan karena klorofil merupakan pigmen warna yang sangat

     peka terhadap cahaya, suhu, dan juga pH (Sivorsky 2007). Degradasi ini

    diduga disebabkan oleh reaksi feofitinasi yaitu reaksi pembentukan

     pheophytin yang merupakan bentuk klorofil yang telah kehilangan ion mg2+.

    Reaksi ini dipicu oleh adanya proses pemanasan pada saat pembuatan

     produk, yang akan menyebabkan terjadinya denaturasi protein dan

    terlepasnya ion mg2+ yang ada di dalam klorofil (Potter and  Joseph 1995).

    Ion Mg2+  yang terlepas ini kemudian akan digantikan oleh ion hidrogen

    yang berasal dari asam dan menyebabkan warna yang ditampilkan menjadi

    hijau kecoklatan. Sementara itu, hilangnya ion mg2+ dan komponen  phytyl   juga dapat membentuk  pheophorbide  yang berwarna hijau kecoklatan.

    Selain pemanasan, perubahan kimia pada klorofil juga dipengaruhi oleh

    kondisi yang asam.

    Suhu(K)

    Persamaan regresi linier R 2 

    Orde 0 Orde 1 Orde 0 Orde 1

    308 y = 1.2718x –  1.8818 y = 0.6006x –  0.9875 0.9514 0.9598318 y = 2.0783x –  2.1512 y = 0.3694x + 0.5776 0.9834 0.9952328 y = 2.7141x –  1.3400 y = 0.2646x + 1.4144 0.9336 0.8521

    Tabel 6 Persamaan regresi linier parameter perubahan warna (E)

    Berdasarkan data pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa kinetika

     perubahan warna minuman sari tebu mengikuti orde reaksi nol (R 2 nol > R 2 

    satu). Oleh karena itu untuk selanjtnya hanya digunakan persamaan-

     persamaan reaksi pada orde nol saja untuk menentukan umur simpan

    minuman sari tebu.

     Nilai konstanta penurunan mutu (b = k) dari persamaan regresi linier

    orde nol diatas kemudian diplotkan dengan suhu penyimpanan (K) untuk

    mendapatkan persamaan  Arrhenius, yaitu menghubungkan nilai ln k pada

    sumbu y dan 1/T (K) pada sumbu x. Persamaan yang didapat kemudian

    dikorelasikan dengan persamaan Arrhenius, yaitu ln k = ln k 0  –  (Ea/R)(1/T).Hasil plot nilai ln k dan 1/T pada reaksi perubahan warna minuman sari tebu

    dapat dilihat pada Gambar 9.

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    33/82

     

    19

    Gambar 9 Plot Arrhenius perubahan warna selama penyimpanan orde nol

    Persamaan regresi linier dari plot ln k dan 1/T pada perubahan warna

    minuman sari tebu yaitu y= -3873.7328x + 12.8498 dengan R 2  = 0.9791.

    dari persamaan tersebut didapatkan nilai Energi aktivasi (Ea) perubahan

    warna sebesar 7693.2333 kal/mol yang artinya diperlukan energi sebesar

    tersebut untuk memulai terjadinya perubahan warna pada produk.

    Parameter sensori

    Penilaian sensori dilakukan untuk menentukan penerimaan

    konsumen terhadap suatu produk. Pengujian menggunakan uji rating

    hedonik terhadap 30 orang panelis tetap. Uji hedonik dilakukan selama

     penyimpanan dengan parameter yang diuji berupa penerimaan umum

    (overall ). Skala yang digunakan adalah 9 skala yang mengacu pada

    Larmond (1982).

    Gambar 10 Grafik penurunan skor penerimaan sensori

    Berdasarkan grafik penurunan skor penerimaan sensori pada Gambar

    10, dapat dilihat bahwa setelah penyimpanan selama 5 minggu skor

    kesukaan cenderung menurun. Skor kesukaan pada sampel yang disimpan

     pada suhu 45oC dan 55oC memiliki penurunan skor yang hampir sama,

    sedangkan sampel yang disimpan pada suhu 35oC cenderung konstan

    dengan perubahan skor sensori yang berkisar 8.2 (sangat suka) –  7.2 (suka).Hal ini dapat terjadi karena perubahan yang terjadi akibat berlangsungnya

    reaksi deteriorasi pada suhu penyimpanan 35oC sangat sedikit perbedaannya

    y = -3873.7328x + 12.8498

    R² = 0.9791

    0

    0,2

    0,4

    0,6

    0,8

    1

    1,2

    0,003049 0,003145 0,003247

       l  n

       k

    1/T

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    0 1 2 3 4 5

       S    k   o   r   s   e   n   s   o   r   i

    Waktu penyimpanan (minggu)

    35 oC

    45 oC

    55 oC

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    34/82

     

    20

    dari produk awal, sedangkan sari tebu yang disimpan pada suhu 45oC dan

    55oC perubahannya lebih dapat dirasakan oleh panelis.

    Penentuan Parameter dan Titik Kritis

    Parameter kritis penduga umur simpan produk dipilih berdasarkan

     parameter yang memiliki Energi aktivasi (Ea) paling rendah. Hal ini

    dikarenakan semakin rendah nilai energi aktivasinya suatu reaksi akan

     berjalan lebih cepat, yang berarti semakin cepat pula memberikan kontribusi

    terhadap kerusakan produk (Swadana et al   2014). Kemudian, dari

     persamaan tersebut akan diperoleh nila k pada masing-masing suhu

     penyimpanan yang akan digunakan untuk menghitung umur simpan produk.

     Nilai k yang diperoleh kemudian dimasukkan dalam rumus untuk

    menghitung umur simpan produk berdasarkan orde reaksinya.

    Parameter mutu Persamaan Arrhenius Energi aktivasi

    (kal/mol)Ordereaksi

    Total mikroba - - - pH y = -2947.9641x + 4.0277 5854.6567 1

    Perubahan warna (E) y = -3873.7328x + 12.8498 7693.2333 0

    Tabel 7 Persamaan Arrhenius dan energi aktivasi setiap parameter

    Berdasarkan hasil yang didapatkan pada Tabel 7, persamaan yang

    digunakan untuk menduga umur simpan minuman sari tebu yaitu y = -

    2947.9641x + 4.0277 dengan energi aktivasi penurunan pH sebesar

    5854.6567 kal/mol. Persamaan reaksi ini yang akan digunakan untukmendapatkan nilai k dari masing-masing suhu penyimpanan. Energi aktivasi

    yang didapatkan dari parameter ini termasuk dalam kelompok produk

    dengan energi aktivasi rendah (2-15 kkal/mol), yang kerusakannya

    disebabkan oleh terjadinya reaksi enzimatis, reaksi oksidasi asam lemak,

    serta kerusakan pigmen klorofil dan karotenoid (Sadler 1987).

    Parameter mutu Mutu awal (A0) Mutu akhir (At)

    Total mikroba (koloni/ml)

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    35/82

     

    21

     produk. Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa pada parameter pH, nilai titik

    kritis ditentukan sebesar 4.09 dengan tingkat penerimaan produk sebesar

    36.67%.

    Secara statistik, panelis memberikan respon kesukaan yang berbeda

    nyata (p < 0.05) selama produk disimpan pada 3 suhu yang berbeda(Lampiran 34-38). Intensitas kesukaan panelis terhadap produk mengalami

     penurunan seiring semakin lamanya waktu penyimpanan dan semakin

    tingginya suhu penyimpanan. Gambar 11 merupakan perbandingan

     penampakan visual minuman sari tebu pada saat awal penyimpanan (kiri)

    dan pada saat mencapai mutu kritis. Secara visual terlihat bahwa minuman

    sari tebu pada awal penyimpanan memiliki warna hijau muda, sedangkan

     pada saat mencapai mutu kritis produk sudah berwarna kecoklatan dengan

    rasa yang terlalu asam sehingga kurang disukai oleh panelis.

    Gambar 11 Perbandingan mutu awal (kiri) dan mutu kritis (kanan) produk

    Pendugaan Umur Simpan

    Pendugaan umur simpan minuman sari tebu dihitung menggunakan

     persamaan regresi linier dari parameter kritis terpilih. Hasil perhitungan

    sebelumnya telah didapatkan parameter kritis berupa nilai pH pada orde

    reaksi nol dengan persamaan regresi linier: y = -2947.9641x + 4.0277.

    Persamaan ini kemudian digunakan untuk mendapat nilai k pada masing-

    masing suhu penyimpanan, sehingga diperoleh umur simpan minuman sari

    tebu seperti yang dijelaskan pada Tabel 9. Umur simpan pada reaksi orde

    satu dihitung dengan persamaan

     

    Suhu Nilai k

    Umur simpanoC K Hari Minggu

    5 278 0.0014 156.8 22.430 303 0.0033 66.5 9.535 308 0.0039 56.0 8.045 318 0.0053 41.3 5.955 328 0.0070 31.5 4.5

    Tabel 9 Pendugaan umur simpan minuman sari tebu pada berbagai

    suhu penyimpanan

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    36/82

     

    22

    Kenaikan suhu penyimpanan menyebabkan reaksi berjalan lebih

    cepat yang ditunjukkan dengan nilai konstanta penurunan mutu yang

    semakin besar. Pada umumnya, laju reaksi dapat ditunjukkan dengan

    mengamati konsentrasi dari reaktan dan hasil reaksi (Man and  Jones 2000).

    Meningkatnya kecepatan reaksi akan mengakibatkan konsentrasi reaktanmenjadi semakin besar dan hasil reaksinya pun akan semakin besar sehingga

     produk semakin cepat rusak dan memiliki umur simpan yang semakin

     pendek.

    Berdasarkan hasil perhitungan umur simpan produk, didapatkan

     bahwa minuman asam sari tebu akan memiliki umur simpan selama 9.5

    minggu apabila disimpan pada suhu ruang (30oC) dan akan memiliki umur

    simpan yang lebih lama lagi apabila disimpan pada suhu refrigerator (5oC),

    yaitu selama 22.4 minggu.

    Hasil pendugaan umur simpan minuman sari tebu apabila

    dibandingkan dengan minuman sari buah dan minuman fungsonal lainnya

    yang sejenis memiliki umur simpan yang tidak jauh berbeda, seperti yangtertera pada Tabel 10. Menurut Labuza (1982), perbedaan umur simpan

    dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti formulasi dan proses

     pengolahan, kondisi penyimpanan, serta penggunaan kemasan yang

     berbeda.

    Sampel Umur simpan(hari)

    Acuan

    Minuman sari tebu 66 Wulandari 2014

    Minuman jus tomat 16Sunarmani dan Agustinisari2003

    Sari wornas (wortel-nanas) 39 Pratiwi 2009Sari akar alang-alang 41 Anagari et al  2011

    Sirup buah pala 34 Faridah et al 2013Sirup buah manggis 78 Iswari et al 2006

    Tabel 10 Perbandingan umur simpan minuman sari tebu dengan beberapa

     produk sejenis

    SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    Formula sari tebu (Saccharum officinarum L) dengan brix 12 dan pH

    4.2 merupakan formula yang paling disukai oleh panelis. Pendugaan umur

    simpan minuman menggunakan parameter pH menunjukkan bahwa selama

     penyimpanan terjadi penurunan pH produk. Titik kritis yang digunakan

    untuk menduga umur simpan ditentukan dengan cara mengkorelasikan

    antara hasil pengukuran penurunan nilai pH selama penyimpanan dengan

    hasil pengujian sensori. Titik kritis pada penelitian ini didapatkan pada saat

     pH produk sebesar 4.09. Umur simpan yang dipakai adalah umur simpan

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    37/82

     

    23

    untuk sampel yang disimpan pada suhu 50C yaitu 22.4 minggu dan suhu

    300C yaitu 9.5 minggu.

    Saran

    Saran yang dapat diberikan untuk pengembangan minuman sari tebu,

    yaitu :

    1.  Perlu dilakukannya analisis proksimat untuk mengetahui kandungan

    gizi pada sari tebu sebagai salah satu syarat yang harus ada pada label

    kemasan selain keterangan umur simpan apabila minuman ini akan

    dipasarkan.

    2.  Perlu diteliti efek penambahan antioksidan pada produk untuk

    menghambat degradasi warna pada klorofil sehingga diharapkan

    minuman memiliki warna yang lebih stabil selama penyimpanan.

    3.  Pada penelitian lebih lanjut, pengujian sensori dilakukan dengan panelis

    terlatih dengan parameter pengujian yang lebih spesifik untukmengetahui perubahan mutu produk.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anagari H, Mustaniroh SA, Wignyanto. 2011. Penentuan umur simpan

    minuman fungsional sari akar alang-alang dengan metode accelerated

     shelf life testing   (ASLT) (studi kasus di UKM “R. Rovit” Batu,Malang). Agrotek . 5(2): 133-143.

    [AOAC] Association of Official Analytical Chemistry. 1995. Official

    Methods of Analysis 932.12 Solids (Soluble) in Fruits and Fruit

    Products. Virginia.

    [AOAC] Association of Official Analytical Chemistry. 1995. Official

    Methods of Analysis 981.12 pH of Acidified Foods. Virginia.

    Ashurst PR. 2005. Chemistry and Technology of Soft Drinks and Fruit

     Juices. UK: Blackwell Publishing Ltd.

    BAM (Bacteriological Analytical Manual). 2001. Aerobic Plate Count.

    http://www.cfsan.fda.gov/~ebam/bam-3.html [11 November 2013]

    Budijanto S, Sitanggang AB, Silalahi BE, Murdiati W. 2010. Penentuan

    umur simpan seasoning menggunakan metode Accelerated Shelf-Life

    Testing (ASLT) dengan pendekatan kadar air kritis. J Teknoi Pertanian. 

    2(2):71-77.

    Culver CA. 2008. Color Quality of Fresh and Processed Foods.

    Washington DC: American Chemical Society.

    Fardiaz S. 1993.  Mikrobiologi Pangan. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka

    Utama.

    Faridah DN, Yasni S, Suswantinah A, Aryani GW. 2013. Pendugaan umur

    simpan dengan metode accelerated shelf life testing  pada produk

    http://www.cfsan.fda.gov/~ebam/bam-3.html%20%5b11http://www.cfsan.fda.gov/~ebam/bam-3.html%20%5b11

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    38/82

     

    24

     bandrek instan dan sirup buah pala ( Myristica fragrans).  JIPI . 18(3):

    144-153.

    Farrel KT. 1985. Spices, Condiments and Seasoning. Florida: The AVI

    Publishing Company. Di dalam: Sugiarto, Yuliasih Indah, Tedy.

     Pendugaan umur simpan bubuk jahe merah  ( Zingiber officinale  varrubrum). J Teknol Indust Pertanian 17(1):7-11. 

    Floros JD, Gnanasekharan. 1993. Shelf life Prediction of Packaged Foods.

    Di dalam: Arpah. 2001.  Penentuan Kadaluwarsa Pangan. Bogor (ID):

    Program studi Ilmu Pangan, Institut Pertanian Bogor.

    Foster T, VC Vasavada. 2003.  Beverage Quality and Safety. New York:

    CRC Press LLC.

    Herawati H. 2008. Penentuan umur simpan pada produk pangan.  J Litbang

     Pertanian 27(4).

    Hutching, John B. 1999. Food Color and Appearance. 2nd ed. Maryland:Aspen Publisher, Inc.

    [IFST] Institute of Food Science and Technology. 1974. Shelf life of food .

    di dalam: Heny Herawati. 2008.  Penentuan umur simpan pada produk

     pangan. J Litbang Pertanian. 27(4).

    Iswari K, Harnel, Afdi E, Azman. 2006. Kajian formulasi dan pendugaan

    umur simpan sirup manggis. Prosiding Seminar Nasional Hortikultura.

    Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat.

    Kusnandar F. 2006. Desain Percobaan dalam Penetapan Umur Simpan

    Produk Pangan dengan Metode ASLT (Model Arrhenius dan Kadar Air

    Kritis). Modul Pelatihan: Pendugaan dan Pengendalian Umur Simpan

    Bahan dan Produk Pangan. Bogor (ID): 7-8 Agustus 2006.

    Kusnandar F. 2011. Pendugaan umur simpan produk pangan dengan metode

    accelerated shlef-life testing   (ASLT). Di dalam: Steffy MF, Teti E.

    2013.  Prediksi Umur Simpan Crackers Menggunakan Metode ASLT

     Dengan Pendekatan Arrhenius. Malang (ID): Universitas Brawijaya.

    Labuza TP, Riboh D.1982. Theory and Aplication of Arrhenius Kinetics to

    The Prediction of Nutrien Losses in Food. Food Technology 36:66-74.

    Labuza TP. 1982. Shelf Life Dating of Foods. Connecticut (US): Food and

     Nutrition Press.

    Larmond E. 1982.  Laboratory Methods for Sensory Evaluation. Ottawa,Canada: Research Branch, Canada Departement of Agriculture.

    Man D, Jones A . 2000. Shelf Life Evaluation of Food . Maryland: Aspen

    Publisher Inc.

    Potter NN, Joseph HH. 1995.  Food Science: 5th ed . Chapman and Hall.

     New York: International Thomson Publishing.

    Pratiwi. 2009. Formulasi, Uji Kecukupan Panas, dan Pendugaan Umur

    Simpan Minuman Sari Wornas (Wortel-Nanas) [skripsi]. Bogor (ID):

    Institut Pertanian Bogor.

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    39/82

     

    25

    Ray B. 2005. Fundamental Food Microbiology. 3rd ed. Di dalam: Wijaya C.

    H., Mulyono N., Afandi F. A.  Bahan Tambahan Pangan: Pengawet .

    Bogor (ID): IPB Press.

    Sadler GD. 1987. Aseptic Chemistry. Di dalam: Arpah. 2001.  Penetapan

     Kadaluwarsa Pangan. Bogor (ID): Program Studi Ilmu Pangan, InstitutPertanian Bogor.

    Sivorsky ZE. 2007. Chemical and Functional Properties of Food

    Components 3rd ed . Boca Raton, Florida: CRC Press.

    Sunarmani dan Agustinisari I. 2003. Pemanfaatan tomat sebagai produk

    minuman jus tomat di sub terminal agribisnis bayongbong kabupaten

    garut. Proc Srminar Nasional : 74-82.

    Syarif R, Halid H. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Bogor (ID):

    Institut Pertanian Bogor.

    Swadana AW, Yuwono SS. 2014. Pendugaan umur simpan minuman berperisa apel menggunakan metode Accelerated Shelf Life Testing

    (ASLT) dengan pendekatan  Arrhenius.  Jurnal Pangan dan

     Agroindustri 2(3):203-213.

    Theron MM, JFR Lues. 2011. Organic Acids and Food Preservation. New

    York: CRC Press.

    Yusof S, Shian L. S., Osman A. 2000. Changes in quality of sugarcane juice

    upon delayed extraction and storage. Food Chemistry 68:395-401.

    Yusuf RR. 2002. Formulasi, Karakteristik Kimia, dan Uji Aktivitas

    Antioksidan Produk Minuman Fungsional Tradisional Sari Jahe

    (Zingiber officinale Rosc.) dan Sari Sereh Dapur (Cymbopogonflexuosus) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

    Walford SN. 1996. Composition of cane juice. Proc S Afr Technol Ass:70.

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    40/82

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    41/82

     

    27

    Lampiran 2 Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan pada uji rating

    hedonik penentuan tingkat kemanisan

    Tests of Between-Subjects Effects 

    Dependent Variable:skor

    SourceType III Sum of

    SquaresDf Mean Square F Sig.

    Model 3496.422a  32 109.263 136.058 .000

     panelis 37.122 29 1.280 1.594 .066

    Sampel 61.422 2 30.711 38.242 .000

    Error 46.578 58 .803

    Total 3543.000 90

    a. R Squared = .987 (Adjusted R Squared = .980)

    Skor 

    Duncan

    Sampel N

    Subset

    1 2 3

    3 30 5.33

    2 30 6.17

    1 30 7.43

    Sig. 1.000 1.000 1.000

    Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

    Based on observed means.

    The error term is Mean Square(Error) = .142

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    42/82

     

    28

    Lampiran 3 Data hasil uji rating hedonik perbandingan kesukaan produk

     penelitian terhadap produk sejenis

    Panelis Sampel Penelitian Sari Tebu Murni Sari Tebu Merk Z

    1 7 6 5

    2 9 6 5

    3 7 6 4

    4 7 5 5

    5 7 4 4

    6 8 6 4

    7 9 6 3

    8 7 6 5

    9 7 5 4

    10 7 6 3

    11 8 7 5

    12 9 6 5

    13 8 6 2

    14 8 5 5

    15 8 6 5

    16 8 7 6

    17 7 7 5

    18 7 6 6

    19 8 5 6

    20 9 7 6

    21 7 6 4

    22 7 5 5

    23 7 6 5

    24 9 7 6

    25 9 7 5

    26 7 6 3

    27 7 6 3

    28 9 7 5

    29 7 5 5

    30 8 7 6

     x   SD 7.73  0.83 6.00  0.79 4.67  1.06

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    43/82

     

    29

    Lampiran 4 Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan pada uji rating

    hedonik perbandingan kesukaan produk penelitian terhadap

     produk sejenis

    Tests of Between-Subjects Effects 

    Dependent Variable:skor

    SourceType III Sum of

    SquaresDf Mean Square F Sig.

    Model 3565.200a  32 111.412 197.010 .000

    Panelis 37.733 29 1.301 2.301 .003

    Sampel 141.867 2 70.933 125.431 .000

    Error 32.800 58 .566

    Total 3598.000 90

    a. R Squared = .991 (Adjusted R Squared = .986)

    Skor 

    Duncan

    Sampel NSubset

    1 2 3

    3 30 4.67

    2 30 6.00

    1 30 7.73

    Sig. 1.000 1.000 1.000

    Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

    Based on observed means.The error term is Mean Square(Error) = .566.

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    44/82

     

    30

    Lampiran 5 Data pertumbuhan mikroba (ALT) selama penyimpanan

    Minggu Ulangan35

    oC 45

    oC 55

    oC

    0 -1 -2 -3 0 -1 -2 -3 0 -1 -2 -3

    01 15 5 0 1 15 5 0 1 15 5 0 1

    2 10 3 2 2 10 3 2 2 10 3 2 2

    11 11 0 1 0 12 4 1 0 13 3 0 0

    2 12 4 1 0 12 3 1 1 10 4 1 1`

    21 8 3 1 0 10 4 2 0 11 4 2 1

    2 5 0 1 0 9 5 1 0 9 3 1 0

    31 2 1 0 0 1 2 0 0 2 0 0 0

    2 2 2 1 0 8 1 0 0 1 0 0 0

    4

    1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    51 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    45/82

     

    31

    Lampiran 6 Data perubahan nilai pH selama penyimpanan

    Minggu Pengamatan Suhu Ulangan pH Rata-rata

    M0

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    4.224.224.22

    4.214.224.224.224.214.224.224.224.21

    4.224.22

    4.22

    4.224.22

    4.22

    4.224.22

    4.22

    M1

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    4.194.194.194.194.194.194.184.18

    4.194.184.184.18

    4.194.19

    4.19

    4.194.18

    4.18

    4.184.18

    4.18

    M2

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    4.164.164.154.164.134.134.134.134.114.124.124.12

    4.164.16

    4.16

    4.134.13

    4.13

    4.124.12

    4.12

    M3

    35o

    C

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    4.15

    4.154.144.154.124.114.114.114.094.094.104.10

    4.15

    4.154.15

    4.124.12

    4.11

    4.094.10

    4.10

    M4

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    4.144.144.154.154.124.11

    4.104.104.094.094.094.09

    4.144.14

    4.15

    4.124.11

    4.10

    4.094.09

    4.09

    M5

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    4.144.134.144.144.104.104.104.094.084.084.07

    4.07

    4.144.14

    4.14

    4.104.10

    4.10

    4.084.08

    4.07

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    46/82

     

    32

    Lampiran 7 Data perubahan tingkat kecerahan (L) selama penyimpanan

    Minggu Pengamatan Suhu Ulangan L Rata-rata

    M0

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    51.6951.7951.68

    51.4351.4151.0051.6951.7951.6851.4351.4151.0051.6951.7951.6851.4351.4151.00

    51.72

    51.5051.28

    51.72

    51.5051.28

    51.72

    51.5051.28

    M1

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    50.9050.99

    51.0851.2851.1551.2049.5149.5249.5850.8550.8050.6948.9748.9049.0048.8848.8248.90

    50.99

    51.10

    51.21

    49.5450.16

    50.78

    48.9648.92

    48.87

    M2

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    50.40

    50.5550.6150.5850.6250.6449.3549.4649.5149.3549.5349.5445.9746.0045.9346.9646.9046.99

    50.5250.57

    50.61

    49.4449.46

    49.47

    45.9746.46

    46.95

    M3

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    49.4549.5149.6049.9650.0450.0449.0648.6148.5747.0446.9946.9744.8544.8244.8044.6144.44

    44.37

    49.5249.77

    50.01

    48.7547.88

    47.00

    44.8244.64

    44.47

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    47/82

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    48/82

     

    34

    Lampiran 8 (lanjutan)

    Minggu Pengamatan Suhu Ulangan a Rata-rata

    M1

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    -4.91-4.94-4.96-5.19-5.16-5.17-3.48-3.41-3.40-3.78-3.77-3.75-2.21-2.16-2.18-1.61-1.63-1.65

    -4.94-5.01

    -5.17

    -3.43-3.60

    -3.77

    -2.18-1.91

    -1.63

    M2

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    -3.85-3.85-3.85-4.19-4.22-4.20-2.38-2.39-2.40-2.82-2.80-2.770.880.860.840.480.430.49

    -3.85-4.02

    -4.20

    -2.39-2.60

    -2.80

    0.860.66

    0.47

    M3

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    -3.75

    -3.76-3.82-3.79-3.78-3.81-2.47-2.50-2.47-0.80-0.81-0.810.880.900.890.970.970.99

    -3.78-3.78

    -3.79

    -2.48-1.64

    -0.81

    0.890.94

    0.98

    M4

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    -3.62-3.60-3.61-3.36-3.44-3.43-1.82-1.83-1.85-1.17-1.18-1.181.201.181.181.091.07

    1.06

    -3.61-3.51

    -3.41

    -1.83-1.51

    -1.18

    1.191.13

    1.07

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    49/82

     

    35

    Lampiran 8 (lanjutan)

    Minggu Pengamatan Suhu Ulangan a Rata-rata

    M5

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    -2.21-2.27-2.22-2.66-2.69-2.710.100.140.14-0.58-0.64-0.701.591.601.551.411.361.40

    -2.23-2.46

    -2.69

    0.13-0.26

    -0.64

    1.581.48

    1.39

    Lampiran 9 Data perubahan intensitas warna (b) selama penyimpanan

    Minggu Pengamatan Suhu Ulangan b Rata-rata

    M0

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    32.1232.1832.1632.0832.0531.9832.1232.1832.1632.0832.05

    31.9832.1232.1832.1632.0832.0531.98

    32.15

    32.1032.04

    32.15

    32.1032.04

    32.15

    32.1032.04

    M1

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    31.6931.5531.6331.9632.0832.2230.3830.6530.6130.9630.9630.9530.7830.7530.7930.5730.5630.24

    31.6231.86

    32.09

    30.5530.76

    30.96

    30.7730.62

    30.46

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    50/82

     

    36

    Lampiran 9 (lanjutan)

    Minggu Pengamatan Suhu Ulangan b Rata-rata

    M2

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    31.5231.5331.5831.5831.5531.5529.4429.6429.8030.7130.7430.4029.1429.1329.2729.6329.6529.69

    31.5431.55

    31.56

    29.6330.12

    30.62

    29.1829.42

    29.66

    M3

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    30.8030.62

    30.6531.4631.4931.5229.3629.4129.2829.3429.2829.3827.9927.8527.7027.9427.7627.67

    30.69

    31.09

    31.49

    29.3529.34

    29.33

    27.8527.82

    27.79

    M4

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    29.90

    30.0130.0429.4129.5129.4929.5129.3429.2727.6927.3827.2527.3827.3427.2627.6827.5827.63

    29.9829.72

    29.47

    29.3728.41

    27.44

    27.3327.48

    27.63

    M5

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    28.8628.8828.8229.0229.2529.2925.3724.8224.7126.9526.8426.7622.4022.3822.1925.4625.29

    25.14

    28.8529.02

    29.19

    24.9725.91

    26.85

    22.3223.81

    25.30

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    51/82

     

    37

    Lampiran 10 Data perubahan nilai perubahan warna (∆E)  selama penyimpanan

    MingguPengamatan

    Suhu Ulangan E Rata-rata

    M0

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    0.0000

    0.0000

    0.0000

    0.0000

    0.0000

    0.0000

    0.0000

    0.0000

    0.0000

    M1

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2U1

    U2

    U1

    U2

    0.9286

    0.15593.2109

    1.7405

    4.2898

    4.4646

    0.5422

    2.4757

    4.3772

    M2

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    1.8784

    1.1768

    4.3843

    3.2109

    8.8388

    7.4009

    1.5276

    3.7976

    8.1198

    M3

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2U1

    U2

    2.9793

    1.8649

    4.8830

    6.599610.1342

    10.0339

    2.4221

    5.7413

    10.0840

    M4

    35oC

    45oC

    55oC

    U1U2

    U1

    U2U1

    U2

    4.28185.0980

    6.6270

    8.768810.9867

    10.2104

    4.6899

    7.6979

    10.5986

    M5

    35oC

    45oC

    55oC

    U1

    U2

    U1

    U2

    U1

    U2

    6.9739

    5.4964

    12.0948

    9.9574

    16.9416

    13.0714

    6.2352

    11.0261

    15.0065

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    52/82

     

    38

    Lampiran 11 Data hasil uji rating hedonik pada awal penyimpanan

    Panelis Overall1 8

    2 83 9

    4 8

    5 8

    6 9

    7 8

    8 8

    9 8

    10 8

    11 8

    12 9

    13 814 7

    15 8

    16 8

    17 9

    18 8

    19 720 8

    21 8

    22 9

    23 8

    24 9

    25 9

    26 827 8

    28 8

    29 9

    30 8

     x   SD 8.20  0.55

    Penerimaan (%) 100 %

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    53/82

     

    39

    Lampiran 12 Data hasil uji rating hedonik pada minggu pertama

     penyimpanan

    PanelisOverall

    35oC 45

    oC 55

    oC

    1 8 8 8

    2 8 8 7

    3 9 9 8

    4 7 7 7

    5 8 8 7

    6 9 8 7

    7 8 8 8

    8 8 8 7

    9 8 8 8

    10 8 8 8

    11 8 8 712 9 9 8

    13 8 8 7

    14 7 7 7

    15 8 8 8

    16 7 7 717 9 8 8

    18 8 8 8

    19 7 7 7

    20 7 7 7

    21 8 8 8

    22 8 8 7

    23 8 8 8

    24 9 8 825 9 8 8

    26 8 8 7

    27 8 7 7

    28 8 8 7

    29 9 8 8

    30 8 8 8

     x   SD 8.07  0.64 7.87  0.51 7.50  0.51

    Penerimaan (%) 100 % 100 % 100 %

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    54/82

     

    40

    Lampiran 13 Data hasil uji rating hedonik pada minggu kedua

     penyimpanan

    PanelisOverall

    35oC 45

    oC 55

    oC

    1 8 8 7

    2 8 7 7

    3 9 8 7

    4 7 7 6

    5 8 8 7

    6 8 7 6

    7 8 7 6

    8 8 8 7

    9 8 8 7

    10 8 8 8

    11 8 7 712 9 8 7

    13 8 8 7

    14 7 7 6

    15 8 8 8

    16 7 7 717 8 8 8

    18 8 8 7

    19 7 7 6

    20 7 7 7

    21 8 8 7

    22 8 7 7

    23 8 8 8

    24 9 8 625 8 7 6

    26 8 8 7

    27 7 6 6

    28 8 7 7

    29 8 8 7

    30 8 7 8

     x   SD 7.90  0.55 7.50  0.57 6.90  0.66

    Penerimaan (%) 100 % 100 % 100 %

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    55/82

     

    41

    Lampiran 14 Data hasil uji rating hedonik pada minggu ketiga

     penyimpanan

    PanelisOverall

    35oC 45

    oC 55

    oC

    1 8 8 6

    2 8 7 6

    3 8 7 6

    4 7 7 5

    5 8 8 7

    6 8 7 6

    7 8 7 6

    8 8 7 6

    9 8 8 6

    10 7 6 6

    11 8 7 712 8 8 7

    13 8 7 6

    14 7 6 5

    15 8 8 6

    16 7 6 517 8 8 6

    18 8 8 7

    19 7 6 6

    20 7 6 6

    21 8 8 6

    22 8 7 5

    23 8 7 6

    24 8 8 525 8 7 5

    26 8 8 6

    27 7 6 5

    28 8 7 6

    29 8 8 6

    30 8 7 6

     x   SD 7.77  0.43 7.17  0.75 5.90  0.6074

    Penerimaan (%) 100 % 100 % 76.67 %

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    56/82

     

    42

    Lampiran 15 Data hasil uji rating hedonik pada minggu keempat

     penyimpanan

    PanelisOverall

    35oC 45

    oC 55

    oC

    1 7 5 5

    2 8 7 5

    3 8 7 5

    4 7 6 5

    5 8 7 6

    6 7 6 5

    7 7 5 5

    8 8 7 6

    9 7 6 5

    10 7 6 6

    11 8 7 612 8 7 6

    13 8 6 6

    14 6 5 5

    15 8 7 6

    16 7 5 517 8 6 5

    18 8 6 6

    19 7 6 5

    20 7 6 5

    21 8 7 6

    22 6 5 4

    23 8 7 6

    24 8 6 525 7 6 5

    26 8 7 6

    27 7 6 5

    28 8 7 5

    29 6 5 5

    30 8 6 5

     x   SD 7.43  0.68 6.16  0.75 5.33  0.55

    Penerimaan (%) 100 % 80 % 36.67 %

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    57/82

     

    43

    Lampiran 16 Data hasil uji rating hedonik pada minggu kelima

     penyimpanan

    PanelisOverall

    35oC 45

    oC 55

    oC

    1 7 5 4

    2 8 6 5

    3 7 6 5

    4 7 5 4

    5 8 6 5

    6 7 5 4

    7 7 4 4

    8 8 5 4

    9 7 5 4

    10 6 5 5

    11 8 6 612 6 5 4

    13 8 6 5

    14 6 5 4

    15 8 6 5

    16 7 5 417 8 6 4

    18 7 5 5

    19 7 5 3

    20 7 5 4

    21 7 6 6

    22 6 5 3

    23 8 6 5

    24 7 5 425 7 5 4

    26 8 5 4

    27 7 4 4

    28 8 5 3

    29 6 4 4

    30 8 4 4

     x   SD 7.2  0.71 5.17  0.65 4.30  0.75

    Penerimaan (%) 100 % 30 % 6.67 %

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    58/82

     

    44

    Lampiran 17 Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk

     parameter pH pada 3 suhu penyimpanan di awal

     penyimpanan

    pH 

    Duncan

    Suhu NSubset

    1

    35 4 4.2175

    45 4 4.2175

    55 4 4.2175

    Sig. 1.000

    Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

    Based on observed means.

    The error term is Mean Square(Error) = 0.000025

    Tests of Between-Subjects Effects 

    Dependent Variable:pH

    SourceType III Sum of

    Squaresdf Mean Square F Sig.

    Model 213.448a  3 71.149 2846.000 .000

    Suhu 213.448 3 71.149 2846.000 .000

    Error .000 9 .000025

    Total 213.448 12

    a.  R Squared = 1.000 (Adjusted R Squared = 1.000)

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    59/82

     

    45

    Lampiran 18 Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk

     parameter pH pada 3 suhu penyimpanan di minggu pertama

     penyimpanan

    Tests of Between-Subjects Effects 

    Dependent Variable:pH

    SourceType III Sum of

    Squaresdf Mean Square F Sig.

    Model 210.255a  3 70.085 3604.000 .000

    Suhu 210.255 3 70.085 3604.000 .000

    Error .000 9 .0000194

    Total 210.255 12

    a. R Squared = 1.000 (Adjusted R Squared = 1.000)

    pH 

    Duncan

    Suhu NSubset

    1 2

    55 4 4.1825

    45 4 4.1850 4.1850

    35 4 4.1900

    Sig. .443 .143

    Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

    Based on observed means.

    The error term is Mean Square(Error) = 0.0000194

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    60/82

     

    46

    Lampiran 19 Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk

     parameter pH pada 3 suhu penyimpanan di minggu kedua

     penyimpanan

    Tests of Between-Subjects Effects 

    Dependent Variable:pH

    SourceType III Sum of

    SquaresDf Mean Square F Sig.

    Model 205.182a  3 68.394 4104.000 .000

    Suhu 205.182 3 68.394 4104.000 .000

    Error .000 9 .0000167

    Total 205.182 12

    a. R Squared = 1.000 (Adjusted R Squared = 1.000)

    pH 

    Duncan

    Suhu NSubset

    1 2 3

    55 4 4.1175

    45 4 4.1300

    35 4 4.1575

    Sig. 1.000 1.000 1.000

    Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

    Based on observed means.

    The error term is Mean Square(Error) = .00000167

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    61/82

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    62/82

     

    48

    Lampiran 21 Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk

     parameter pH pada 3 suhu penyimpanan di minggu

    keempat penyimpanan

    Tests of Between-Subjects Effects 

    Dependent Variable:pH

    SourceType III Sum of

    SquaresDf Mean Square F Sig.

    odel 203.123a  3 67.708 1625.000 .000

    uhu 203.123 3 67.708 1625.000 .000

    rror .000 9 .00004167

    otal 203.123 12

    a. R Squared = 1.000 (Adjusted R Squared = 1.000)

    pH 

    Duncan

    Suhu NSubset

    1 2 3

    55 4 4.0900

    45 4 4.1075

    35 4 4.1450

    Sig. 1.000 1.000 1.000

    Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

    Based on observed means.

    The error term is Mean Square(Error) = .0000417

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    63/82

     

    49

    Lampiran 22 Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk

     parameter pH pada 3 suhu penyimpanan di minggu kelima

     penyimpanan

    Tests of Between-Subjects Effects 

    Dependent Variable:pH

    SourceType III Sum of

    Squaresdf Mean Square F Sig.

    Model 202.056a  3 67.352 2425.000 .000

    Suhu 202.056 3 67.352 2425.000 .000

    Error .000 9 .00002778

    Total 202.056 12

    a. R Squared = 1.000 (Adjusted R Squared = 1.000)

    pH 

    Duncan

    Suhu NSubset

    1 2 3

    55 4 4.0750

    45 4 4.0975

    35 4 4.1375

    Sig. 1.000 1.000 1.000

    Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

    Based on observed means.

    The error term is Mean Square(Error) = .0000278

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    64/82

     

    50

    Lampiran 23 Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk

     parameter pH selama penyimpanan pada suhu 35oC

    Tests of Between-Subjects Effects 

    Dependent Variable:pH

    SourceType III Sum of

    SquaresDf Mean Square F Sig.

    Model 416.520a  6 69.420 3124.000 .000

    Waktu 416.520 6 69.420 3124.000 .000

    Error .000 18 .00002222

    Total 416.520 24

    a. R Squared = 1.000 (Adjusted R Squared = 1.000)

    pH 

    Duncan

    Waktu NSubset

    1 2 3 4 5

    M5 4 4.1375

    M4 4 4.1450

    M3 4 4.1475

    M2 4 4.1575

    M1 4 4.1900

    M0 4 4.2175

    Sig. 1.000 .463 1.000 1.000 1.000

    Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

    Based on observed means.

    The error term is Mean Square(Error) = .0000222

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    65/82

     

    51

    Lampiran 24 Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk

     parameter pH selama penyimpanan pada suhu 45oC

    Tests of Between-Subjects Effects 

    Dependent Variable:pH

    SourceType III Sum of

    Squaresdf Mean Square F Sig.

    Model 411.729a  6 68.621 2059.000 .000

    Waktu 411.729 6 68.621 2059.000 .000

    Error .001 18 .00003333

    Total 411.729 24

    a. R Squared = 1.000 (Adjusted R Squared = 1.000)

    pH 

    Duncan

    Waktu NSubset

    1 2 3 4 5

    M5 4 4.0975

    M4 4 4.1075

    M3 4 4.1125

    M2 4 4.1300

    M1 4 4.1850

    M0 4 4.2175

    Sig. 1.000 .236 1.000 1.000 1.000

    Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

    Based on observed means.

    The error term is Mean Square(Error) = .00003333

  • 8/9/2019 SKRIPSI Jus Tebu Arrhenius

    66/82

     

    52

    Lampiran 25 Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan untuk

     parameter pH selama