SKRIPSI -...

181
i PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL, SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE) (Studi Empiris Pada Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal di Kementerian Republik Indonesia ) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: RIFKA ADELIA NIM: 1111082000010 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M

Transcript of SKRIPSI -...

Page 1: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

i

PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL, SISTEM PENGENDALIAN

INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT

TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN TATA KELOLA

PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE)

(Studi Empiris Pada Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal di

Kementerian Republik Indonesia )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

RIFKA ADELIA

NIM: 1111082000010

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 2: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

ii

Page 3: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

iii

Page 4: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

iv

Page 5: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

v

Page 6: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

1. Nama : Rifka Adelia

2. Tempat Tanggal Lahir : Samarinda, 2 September 1993

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat : Jl. Lurah Disah Gang Kubur No.53,

Legoso, Ciputat Timur, Tangerang Selatan

5. HP : 08569977783

6. E-mail : [email protected]

PENDIDIKAN

1. MI Pembangunan UIN Jakarta Tahun 1998-2005

2. SMPN 87 Jakarta Tahun 2005-2008

3. SMAN 6 Jakarta Tahun 2008-2011

4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2011-2015

PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Kursus Bahasa Inggris LIA, 2006-2007

2. Bimbingan Belajar BTA, Jakarta 2010-2011

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Bendahara Ekstrakulikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMP Negeri 87

Jakarta (2006-2007)

2. Anggota Ekstrakulikuler Rohani Islam (ROHIS) SMP Negeri 87 Jakarta (2006-

2008

Page 7: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

vii

3. Bendahara Ekstrakulikuler Paduan Suara (PADUS) SMA Negeri 6 Jakarta

(2009-2010)

4. Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HMJ) sebagai Anggota Divisi

Hubungan Masyarakat (2011-2012)

5. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (BEM) sebagai

Sekretaris Divisi Seni dan Budaya (2013-2014)

SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Seminar Simulasi Pasar Modal: Knowing More Doing More to be Smart

Investor, FEB UIN Jakarta, 2013

2. Seminar Internasional: Islamic Finance on Infrastructure Project Development,

FEB UIN Jakarta, 2013

3. Seminar Nasional: Korupsi Mengorupsi Indonesia, FEB UIN Jakarta, 2014

4. Workshop Pelatihan Microsoft Excel, Lisensi UIN Jakarta, 2014

5. Seminar Indonesia Capital Market Student Studies International Conference,

FE UI, 2014

KEPANITIAAN

1. Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) oleh HMJ

Akuntansi, FEB UIN Jakarta sebagai anggota divisi acara, 2012

2. Togetherness in Adventure With Accounting (TRIVIA) 2012 oleh BEM

Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah, sebagai koordinator divisi acara,

2012

3. Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) oleh BEM FEB

UIN Jakarta sebagai anggota divisi atribut, 2013

4. Auditing Days FEB UIN Jakarta sebagai Master of Ceremony (MC), 2013

5. Seminar Akuntansi: Liberalisasi Jasa Akuntansi dalam AEC 2015, didukung

oleh IAI, FEB UIN Jakarta, 2013 Master of Ceremony (MC)

6. Accounting Fair HMJ Akuntansi sebagai Master of Ceremony (MC), 2014

Page 8: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

viii

7. Kompetisi Debat Ekonomi oleh BEM FEB UIN Jakarta sebagai Master of

Ceremony (MC), 2014

8. Kompetisi Ratoeh Jaroeh (Tari Saman) FEB UIN Jakarta sebagai Master Of

Ceremony (MC), 2014

Page 9: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

ix

THE INFLUENCE OF ROLE OF INTERNAL AUDITOR, INTERNAL

CONTROL SYSTEM, AND COMPLETION OF THE AUDIT FINDINGS TO

GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

(EMPIRICAL STUDY ON THE GENERAL SECRETARIAT AND GENERAL

INSPECTORATE AT MINISTRY OF REPUBLIC INDONESIA)

ABSTRACT

This research aimed to analyze and to examine the hyphothesis on the

influence of role of internal auditor, internal control system, and completion of the

audit findings to good government governance. Respondents in this research are

employee who worked in the Financial Bureau of the General Secretariat and

internal auditor in the General Inspectorate at Ministry of Republic Indonesia. In

this research the sampling method using a convenience sampling technique.

Data were collected through distribution of questionnaire on 126 respondents

in Ministry of Republic Indonesia. Data were analyzed by using multiple regression

analysis with SPSS 21 program.

The result of this research indicates that role of internal auditor, internal

control system, and completion the audit findings significantly influence to good

government governance.

Keyword: role of the internal auditor, internal control system, completion audit

findings, good government governance

Page 10: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

x

PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL, SISTEM PENGENDALIAN

INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT

TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN TATA KELOLA

PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE)

(STUDI EMPIRIS PADA SEKRETARIAT JENDERAL DAN

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menguji hipotesis

mengenai pengaruh peran auditor internal, sistem pengendalian intern pemerintah,

dan penyelesaian tindak lanjut temuan audit terhadap penerapan tata kelola

pemerintahan yang baik. Responden dalam penelitian ini adalah Pegawai Biro

Keuangan Sekretariat Jenderal dan auditor internal di Inspektorat Jenderal

Kementerian Repiblik Indonesia. Dalam penelitian ini metode pengambilan

sampel menggunakan teknik convenience sampling. Data yang dikumpulkan

melalui penyebaran kuesioner kepada 126 responden di Kementerian Republik

Indonesia. Data dianalisis menggunakan metode analis regresi berganda dengan

bantuan program SPSS 21.

Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa peran auditor internal,

sistem pengendalian intern pemerintah,dan penyelesaian tindak lanjut temuan

audit berpengaruh secara signifikan terhadap penerapan tata kelola pemerintahan

yang baik (good government governance).

Kata kunci: peran auditor internal, sistem pengendalian intern pemerintah,

penyelesaian tindak lanjut temuan audit, tata kelola pemerintahan

yang baik

Page 11: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

xi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-

Nya dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh peran Auditor Internal, Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah, dan Penyelesaian Tindak Lanjut temuan

Audit Terhadap Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good

Government Governance)” dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan

kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini

disusun dalam rangka untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan kali ini, penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan,

saran, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak

langsung dalam penyelesaian skripsi ini kepada:

1. Papa dan Mama tercinta yang selalu memahami diri penulis serta

mengajarkan kebaikan, mengingatkan untuk selalu berada di jalan Allah

SWT selalu melantunkan doa yang tidak pernah putus, memberikan

dukungan dan semangat motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini

2. Kakak dan adik penulis yang selalu memberikan semangat dan dukungan

serta selalu menghibur penulis saat berada dalam kejenuhan

3. Keluarga besar penulis terutama kakek dan (alm) nenek atas doa dan

dukungan yang tidak henti-hentinya hingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Page 12: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

xii

4. Bapak Dr. Arief Mufraini Lc.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE,. MM., Ak., CA selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang

selalu bersedia meluangkan waktunya untuk konsultasi, memberikan

pengarahan serta motivasi yang tidak henti kepada penulis untuk

menyelesaikan skrispi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak berikan

selama ini.

7. Kakak Wilda Farah, SE.,M.Si., Ak., CPA., CA. selaku Dosen Pembimbing

Skripsi II yang telah meluangkan waktunya, memberikan saran dan

motivasi, memberikan pengarahan dan kata-kata yang menyemangati

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini serta pengalaman hidup yang

diberikan kepada penulis untuk menjadi bekal penulis di masa depan.

Terima kasih kakak untuk ilmu yang telah diberikan.

8. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama

menuntut ilmu yang menjadi bekal untuk penulis serta motivasi yang tidak

henti diberikan kepada penulis dan karyawan Universitas Islam Negeri

Jakarta yang memberikan bantuan kepada penulis.

9. Bapak Budi Setjen Kemenkeu, Bapak Sofandi Itjen Kemenkeu, Bapak

Darmadi Setjen KKP, Ibu Pipit Itjen KKP, Bapak Ernest Setjen Kemendag,

Ibu Daru dan Bapak Firman Itjen Kemendag, Bapak Wakhyudi Setjen

Kemenperin, Ibu Yulia Itjen Kemenperin, Bapak Pepen Setjen Kemensos,

Bapak I Wayan Itjen kemensos, Ibu Ruki dan Bapak Padmono Setjen

Kemenkum dan HAM, Bapak Chandra Itjen Kemenkum dan HAM, Ibu

Nensi Setjen Kemenkes, dan Ibu Hidayati Itjen Kemenkes yang telah

meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam menyebarkan

kuesioner di instansi masing-masing.

10. Seluruh responden yang terdiri dari Pegawai Biro Keuangan Sekretariat

Jenderal dan Auditor Internal di Inspektorat Jenderal pada Kementerian

Keuangan, Kementerian Sosial, Kementerian Kelautan dan Perikanan,

Page 13: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

xiii

Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian

Kesehatan, Kementerian Hukum dan HAM yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk membantu penulis dalam mengisi kuesioner penelitian serta

memberikan saran dan kritik yang membangun mengenai penelitian ini.

11. Teman seperjuangan penulis dalam menyebarkan kuesioner penelitian yang

saling menguatkan yaitu Putri Rizkia.

12. Sahabat-Sahabat penulis Yosi Maihusna, Rizka Anugrah Putri, Refna

Dwiyana Dinia Amany Rahmana, dan Irfan Ardiansyah yang selalu ada

dalam tawa, canda, selalu memberikan nasehat-nasehat ketika berada dalam

keterpurukan, selalu sabar menghadapi penulis, saling menguatkan, terima

kasih atas bantuan, dukungan serta pembelajaran yang berarti dari kalian

setiap harinya serta semangat yang diberikan untuk menyelesaikan skripsi

ini.

13. Teman-teman tercinta Dhea, Pipit, Lutfi, Abrar, Arief, Ody, Asyraf dan

Ikhsan. Terima kasih banyak atas tawa, canda, kebahagiaan, kesabaran,

dukungan yang diberikan kepada penulis serta nasehat dan kritik yang

membangun hingga dapat menyelesaikan skripsi ini

14. Kakak-Kakak Senior Kak Eka, Kak Mute, Kak Icun Terima kasih atas

bantuan, nasehat, saran dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama

ini.

15. Teman-teman Akuntansi A 2011 dan Akuntansi 2011 Bertemu dengan

kalian adalah momen yang paling berharga, memberikan warna dalam

kehidupan penulis selama ini dan dukungan yang tidak henti-hentinya untuk

menyelesaikan skripsi ini.

16. Keluarga Dewaruci, Doddy, Atfal, Fadhil, Jopi, Teguh, Fikri, Itta, Azza,

Desi, Tiara, Sifa Rifa, dan duo bebeb “ Dhea dan Pipit”. Terima kasih atas

pengalaman hidup yang diberikan kepada penulis, tawa dan canda serta

pembelajaran bahwa setiap masalah ada jalan keluarnya, dan dukungan yang

terus mengalir kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini

Selamat menempuh impian masing-masing.

Page 14: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

xiv

17. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu atas bantuannya

dalam penyelesaian skripsi ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti.

Oleh karena itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari semua

pihak.

Jakarta, 21 April 2015

(Rifka Adelia)

Page 15: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

xv

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................... i

Lembar Pengesahan Skripsi ...................................................................... ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................ iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................ iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya ........................................................ v

Daftar Riwayat Hidup ............................................................................... vi

Abstract ....................................................................................................... ix

Abstrak ....................................................................................................... x

Kata Pengantar .......................................................................................... xi

Daftar Isi .................................................................................................... xv

Daftar Tabel ............................................................................................... xvii

Daftar Gambar ........................................................................................... xviii

Daftar Lampiran ........................................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 12

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ............................................... 13

1. Tujuan Penelitian ............................................................... 13

2. Manfaat Penelitian .............................................................. 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 16

A. Tinjauan Literatur ..................................................................... 16

1. Teori Agensi (Agency Theory) ............................................ 16

2. Teori Auditing ..................................................................... 17

3. Audit Internal ...................................................................... 20

4. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah .............................. 28

5. Tindak Lanjut Temuan Audit .............................................. 35

6. Good Government Governance ........................................... 42

B. Hasil-Hasil Penelitian terdahulu .............................................. 51

Page 16: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

xvi

C. Kerangka Pemikiran ................................................................. 57

D. Hipotesis ................................................................................. 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 65

A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 65

B. Metode Penentuan Sampel ....................................................... 65

C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 66

D. Metode Analisis Data .............................................................. 67

1. Statistik Deskriptif .............................................................. 67

2. Uji Validitas Data ............................................................... 67

3. Uji Reliabilitas .................................................................... 67

4. Uji Asumsi Klasik ............................................................... 68

5. Uji Koefisien Determinasi ................................................... 70

6. Uji Hipotesis ...................................................................... 70

E. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 72

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 78

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 78

1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 78

2. Karakteristik Responden ..................................................... 81

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................. 84

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................... 84

2. Hasil Uji Kualitas Data ........................................................ 86

3. Hasil Uji Asumsi Klasik....................................................... 89

4. Hasil Uji Koefisien Determinasi........................................... 93

5. Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 108

A. Kesimpulan ............................................................................. 108

B. Saran ....................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 110

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. 115

Page 17: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

xvii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Kasus Korupsi di Kementerian atau Lembaga Negara ............ 3

1.2 Indeks Persepsi Korupsi ......................................................... 5

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu .................................................... 52

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ...................................... 76

4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian ......................................... 80

4.2 Data Sampel Penelitian ......................................................... 81

4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 81

4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia.................................. 82

4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ......... 83

4.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Golongan ........................ 83

4.7 Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ........... 84

4.8 Statistik Deskriptif ................................................................ 85

4.9 Hasil Uji Validitas Peran Auditor Internal ............................. 86

4.10 Hasil Uji Validitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ... 87

4.11 Hasil Uji Validitas Tindak Lanjut Temuan Audit.................... 87

4.12 Hasil Uji Validitas Good Government Governance ................ 88

4.13 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................. 89

4.14 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test ..................................... 91

4.15 Hasil Uji Multikolonieritas .................................................... 91

4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................ 93

4.17 Hasil Uji Statistik t ................................................................ 94

4.18 Hasil Uji Statistik F ............................................................... 104

Page 18: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

xviii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran .................................................. 57

4.1 Hasil Uji Normalitas Grafik P-Plot ........................................ 90

4.2 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram .................................. 90

4.3 Grafik Scatterplot .................................................................. 92

Page 19: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Lembar Surat Penelitian Skripsi ............................................ 115

2 Kuesioner Penelitian Skripsi ................................................. 128

3 Daftar Jawaban Responden ................................................... 137

4 Hasil Pengujian Data .............................................................. 150

Page 20: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

xix

Page 21: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegagalan sistem pemerintahan yang sentralistis menyebabkan

terjadinya pergeseran paradigma dari government menjadi governance.

Konsep governance melihat kegiatan, proses atau kualitas memerintah tidak

dari struktur pemerintahan, tetapi berdasarkan kebijakan yang dibuat dan

efektivitas penerapan kebijakan tersebut, dimana kebijakan yang dibuat tidak

hanya dari satu pemimpin melainkan muncul dari proses konsultasi antara

pihak yang terkena oleh kebijakan tersebut. Kinerja pemerintah dilihat dari

interaksi dan relasi antara berbagai faktor dan aktor di luar birokrasi (Oyugi,

2000 dalam Susiatiningsih, 2010:4).

Governance merupakan suatu kesepakatan menyangkut pengaturan

negara yang diciptakan bersama oleh tiga pilar yakni; negara, dunia usaha, dan

masyarakat (Hasyim, 2014:27). Ketiga pilar ini harus saling berkaitan dan

bekerja dengan prinsip kesetaraan, tanpa ada upaya untuk mendominasi satu

pihak terhadap pihak yang lain (Rasul, 2009:540). Menurut Daniri dan

Prasetyantoko (2009:2), pertama, negara (legislatif, eksekutif, yudikatif)

menyediakan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang menunjang

iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan, melaksanakan peraturan

perundangan dan penegakan hukum secara konsisten. Kedua, dunia usaha

sebagai pelaku pasar menerapkan good corporate governance sebagai

pedoman dasar pelaksanaan usaha. Dunia usaha juga berkewajiban untuk

Page 22: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

2

berpartisipasi aktif dalam memberikan masukan dalam perumusan dan

pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan kebijakan publik yang

berkaitan dengan sektor usahanya. Ketiga, Masyarakat sebagai pengguna

produk dan jasa dunia usaha, serta pihak yang terkena dampak dari peraturan

perundangan atau kebijakan, menunjukkan kepedulian dan melakukan

melakukan kontrol sosial secara obyektif dan bertanggung jawab.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa governance adalah proses

pengaturan negara dalam pengambilan keputusan yang tidak melibatkan satu

pihak saja melainkan melibatkan elemen lainnya, yakni dunia usaha dan

masyarakat yang saling berinteraksi satu dengan lainnya sehingga keputusan

yang dihasilkan dapat diimplementasikan dengan tanggung jawab, transparan,

adil dan efektif.

Di Indonesia, upaya pemerintah dalam mewujudkan good governance

dilakukan melalui reformasi terhadap pengelolaan keuangan negara dengan

mengeluarkan paket perundang-undangan, yakni; UU Nomor 17 tahun 2003

tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara, dan UU Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara. Upaya ini merupakan aksi nyata dalam

memperbaiki pengelolaan keuangan negara yang mengarah kepada prinsip

good governance. (Widhianto, 2011:4 dan Renyowijoyo, 2009:32).

Sedangkan untuk mendorong terciptanya good governance pada pelayanan

publik dan menciptakan transparansi serta partisipasi masyarakat terhadap

penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah mengeluarkan UU Nomor 25

Page 23: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

3

Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik (Widhianto, 2011:4)

Namun upaya pemerintah untuk mewujudkan good governance belum

berjalan secara optimal karena masih ditemukan kasus korupsi di lembaga

negara. Menurut Kompas (2014) terdapat sejumlah lembaga negara yang

terkena kasus korupsi dalam 4 tahun terakhir yang dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Kasus Korupsi di Sejumlah Lembaga Negara

No Lembaga Negara Kasus Tersangka

1 Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral

Penyalahgunaan

wewenang

Menteri ESDM Jero

Wacik (3/9/2014)

2 Kementerian Kesehatan Pengadaan Alat

kesehatan buffer

stock tahun 2005

Mantan Menteri

Kesehatan Siti

Fadilah Supari

(4/4/2014)

3 Kementerian

Koordinator

Kesejahteraan Rakyat

Proyek Pengadaan

alat kesehatan

Tahun 2005

Sekretaris Kemenko

Kesra Sutedjo

Yuwono (23/8/2011)

4 Kementerian Agama Pengadaan barang

dan jasa haji 2012-

2013

Menteri Agama

Suryadharma Ali

(22/5/2014)

Pengadaan Al-

Qur’an tahun 2011

Anggota DPR

Zulkarnaen Djabar

(30/5/2013)

5 Kementerian Pemuda

dan Olahraga

Kasus Hambalang

dan Proyek Wisma

Atlet

Menteri Pemuda dan

Olahraga Andi

Mallarangeng

(18/7/2014)

Angelina Sondakh

(12/11/2013)

M Nazaruddin

(23/1/2013)

Anas Urbaningrum

(11/9/2014) (Bersambung halaman selanjutnya)

Page 24: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

4

Tabel 1.1 (Lanjutan)

Sumber: Kompas, 13 September 2014

Berdasarkan tabel diatas, kasus korupsi yang menimpa sejumlah

lembaga negara di Indonesia adalah berkaitan dengan pelayanan publik

Pelayanan publik yang dilakukan pemerintah selama ini ternyata bermuara

pada praktik yang tidak sehat yakni korupsi. Sehingga untuk mewujudkan

good governance bukanlah perkara yang mudah dan dibutuhkan kerjasama

dari seluruh pihak untuk mewujudkannya. Kasus korupsi di Indonesia juga

diperkuat oleh data yang berasal dari Transparency International (TI)

mengenai indeks persepsi korupsi yang mengukur tingkat korupsi di suatu

negara. Berikut indeks persepsi korupsi tahun 2010-2014 pada tabel 1.2

No Lembaga Negara Kasus Tersangka

6 Kepolisian Negara

Republik Indonesia

Kasus pengadaan

simulator

Mantan Kakorlantas

Djoko Susilo

(4/6/2014)

7 SKK Migas Kasus suap proyek

SKK Migas

Mantan Ketua SKK

Migas Rubi

Rubiandini

(29/4/2014)

8 Kementerian Tenaga

Kerja dan Transmigrasi

Kasus korupsi

dana PDIP

Pejabat P2KT

Nyoman Suisnaya

dan Dadong

Irbarelawan

(28/5/2013)

Mantan anggota DPR

Wa Ode Nurhayati

(28/5/2013)

9 Mahkamah Konstitusi Kasus suap

sengketa Pilkada

Mantan Ketua Akil

Mochtar (30/6/2014)

Page 25: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

5

Tabel 1.2

Indeks Persepsi Korupsi

Negara Indeks Persepsi Korupsi Peringkat

Dunia 2010 2011 2012 2013 2014

Singapura 9,3 9,2 87 86 84 7

Malaysia 4,4 4,3 49 50 52 50

Filipina 2,4 2,6 34 36 38 85

Thailand 3,5 3,4 37 35 38 85

Indonesia 2,8 3,0 32 32 34 107

Vietnam 2,7 2,9 31 31 31 119

Timor Leste 2,5 2,4 33 30 28 133

Laos 2,1 2,2 21 26 25 145

Myanmar 1,4 1,5 15 21 21 156

Kamboja 2,1 2,1 22 20 21 156

Sumber: Transparency International

Pada tahun 2014 Indonesia menempati posisi 107 dengan skor 34, skor

ini masih berada jauh jika dibandingkan dengan kawasan ASEAN, Asia

Pasifik dan Komunitas G20 (tii.org.id). Rendahnya skor yang diperoleh

Indonesia menunjukkan tingginya tingkat korupsi di Indonesia sehingga

mencerminkan bahwa implementasi good governance belum berjalan secara

optimal.

Dari sisi transparansi pelayanan publik, terdapat dua kementerian yang

mendapatkan rapor merah berdasarkan survei integritas sektor publik yang

dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tahun 2014.

Survei integritas sektor publik dilakukan untuk mendapatkan gambaran

mengenai kualitas layanan publik berdasarkan unit layanan di Kementerian

atau Lembaga dalam upaya anti korupsi. Dua kementerian tersebut adalah

Kementerian Perhubungan pada unit layanan izin penyelenggaraan angkutan

Page 26: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

6

pariwisata dan Kementerian Agama yang mendapatkan rapor merah pada unit

layanan pencatatan nikah di Kantor Urusan Agama (KUA).

Dalam mendukung pelaksanaan good governance terdapat tiga aspek

utama yang perlu diperhatikan yakni pengendalian, pengawasan dan

pemeriksaan dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan (Mardiasmo,

2009:189). Peran audit internal menjadi sangat penting dalam meningkatkan

pengawasan internal, optimalisasi mekanisme check and balances, serta

melakukan fungsi kontrol dalam membantu manajemen mencapai tujuannya

melalui terwujudnya good governance (Kusmayadi, 2012:149).

Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal pemerintah

atau dikenal dengan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP)

merupakan salah satu pilar yang penting dalam mewujudkan good governance

karena terjadi proses check and recheck dalam penyelenggaran pemerintahan

(Indarwati, 2013:5). Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) berperan

sebagai konsultan yang dapat memberikan nilai tambah bagi manajemen dan

tidak lagi mendeteksi masalah namun sudah berubah menjadi mencegah

masalah (Warta Pengawasan, 2013:6). APIP memberikan keyakinan (quality

assurance) yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas

pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah,

APIP dijadikan sebagai early warning untuk mencegah terjadinya

penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang sehingga mampu membantu

meningkatkan kualitas tata kelola instansi pemerintah (Warta Pengawasan,

2013:10).

Page 27: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

7

Selain itu, pemberdayaan dan penguatan fungsi pengendalian internal

merupakan aksi nyata yang harus diambil oleh instansi sebagai prasyarat

dalam menegakkan good governance (Syakhroza, 2011:200). Pengendalian

internal memainkan peranan penting untuk meningkatkan akuntabilitas dan

transparansi dalam proses governance (Syzmanski, 2007; Baltaci & Yilmaz,

2006 dalam Aikins, 2011:308). Pengendalian internal dapat mengatasi

permasalahan yang berkaitan dengan pengawasan dan pelaporan dalam rangka

menciptakan akuntabilitas dan transparansi yang diharapkan masyarakat untuk

mewujudkan good governance (Fadilah, 2011:390). Pelaksanaan pengendalian

intern diharapkan dapat menghilangkan praktik-praktik korupsi karena proses

pemerintahan akan dilakukan secara transparan dan dipertanggungjawabkan

secara berkala sehingga penerapan pengendalian intern pemerintah merupakan

komitmen pemerintah untuk membangun tata kelola pemerintahan yang baik

(Sari, 2013:1015).

Hasil pemeriksaan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dirilis

dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I tahun 2014 ditemukan adanya

kelemahan dalam sistem pengendalian intern yang berjumlah 718 kasus.

Temuan tersebut antara lain kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan

pelaporan berjumlah 271 kasus, kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan

anggaran pendapatan dan belanja berjumlah 288 kasus, dan kelemahan

terhadap struktur pengendalian intern berjumlah 159 kasus. Salah satu

penyebab ditemukannya kelemahan pengendalian intern dikarenakan

Page 28: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

8

pengawasan dan pengendalian yang belum optimal dalam menindaklanjuti

rekomendasi BPK atas LHP sebelumnya (IHPS BPK Semester I Tahun 2014).

Pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK akan bermanfaat jika

rekomendasi atas temuan pemeriksaan tersebut di tindaklanjuti oleh pihak

yang bertanggung jawab untuk melaksanakannya dan tidak ditemukannya

temuan berulang di periode berikutnya. Menurut Arifianti, Payamta, dan

Sutaryo (2013:2486) tindak lanjut atas temuan audit berdasarkan rekomendasi

merupakan upaya continuous improvement atas kinerja entitas yang diperiksa.

Tanpa tindak lanjut dari parlemen, eksekutif, instansi yang diperiksa

dan aparat yang diberi wewenang melakukan investigasi, pemeriksaan

menjadi tidak efektif dan akuntabilitas hanya menjadi mimpi belaka (Sali,

2010 dalam Arifianti, Payamta, dan Sutaryo, 2013:2487). Dengan adanya

upaya dalam menindaklanjuti temuan audit dapat menghasilkan laporan

keuangan yang lebih berkualitas yang mencerminkan pengelolaan

pemerintahan yang baik (good governance) (Sari, 2013:1012).

Hasil pemantauan BPK terhadap TLRHP terdapat 14.240 (55,28%)

rekomendasi yang telah ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi. Untuk

rekomendasi yang belum sesuai atau dalam proses tindak lanjut sebesar 5639

(21,89%) dan rekomendasi yang belum ditindaklanjuti sebesar 5807 (22,55%).

Sedangkan sebanyak 73 rekomendasi (0,28%) tidak dapat ditindaklanjuti.

Masih terdapatnya rekomendasi yang belum ditindaklanjuti menunjukkan

bahwa pelaksanaan tindak lanjut temuan audit belum optimal dan adanya

instansi yang belum serius untuk melaksanakan rekomendasi dari BPK,

Page 29: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

9

sehingga pengawasan terhadap tindak lanjut temuan audit perlu untuk

ditingkatkan (IHPS BPK Semester I Tahun 2014).

Menurut Lin dan Liau (2012) upaya auditee dan pihak yang terkait

dalam menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan dapat memperkuat

efektivitas pelakasanaan audit pemerintahan. Semakin besar persentase

rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti, maka akuntabilitas

pengelolaan keuangan negara semakin baik yang ditunjukkan dengan semakin

berkurang temuan audit pada periode selanjutnya (Setyaningrum, Gani dan

Martani, 2014:3).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmatika (2014),

Saptapradipta (2012), Suyono dan Hariyanto (2012) mengungkapkan bahwa

peran auditor internal berpengaruh signifikan terhadap penerapan good

governance. Hal ini disebabkan auditor internal dapat mendeteksi dan

mencegah terjadinya penyimpangan serta memberikan jaminan kualitas atas

ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan

penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi. Namun penelitian ini tidak sesuai

dengan yang dilakukan oleh Habibie (2013) yang menemukan bahwa auditor

internal tidak memiliki pengaruh terhadap penerapan good government

governance.

Sistem pengendalian internal memiliki pengaruh signifikan terhadap

penerapan good governance. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh Sari (2013), Habibie (2013), Saptapradipta (2012) dan Suyono dan

Hariyanto (2012) yang mengungkapkan bahwa pengendalian memiliki

Page 30: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

10

pengaruh terhadap penerapan good governance karena komponen

pengendalian internal mampu memperkecil risiko yang mungkin terjadi dan

mendorong peningkatan pelaksanaan good governance.

Astriani (2014) dan Sari (2013) menemukan bahwa tindak lanjut

temuan audit berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Adanya tindak

lanjut dari temuan audit dapat memperbaiki kualitas laporan keuangan suatu

instansi yang berimplikasi pada penerapan tata kelola pemerintahan yang baik

(good government governance). Dengan tindak lanjut temuan audit, maka

laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah lebih berkualitas yang

dapat mencerminkan pengelolaan pemerintahan yang baik (good government

governance).

Berdasarkan uraian di atas peneliti termotivasi untuk melakukan

penelitian ini karena variabel good governance adalah topik yang menarik

untuk diteliti. Beberapa tahun belakangan ini tuntutan masyarakat terhadap

pemerintah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang akuntabilitas,

transparan, adil dan bersih semakin mengemuka. Pemerintah mulai menyadari

arti penting dalam menjalankan prinsip good governance dalam

penyelenggaraan pemerintahan. Semangat untuk melaksanakan reformasi

birokrasi nasional mulai diterapkan oleh pemerintah, sejumlah peraturan

perundang-undangan dikeluarkan oleh pemerintah sebagai bentuk upaya

mewujudkan good governance.

Namun upaya pemerintah untuk melaksanakan good governance

belum sepenuhnya terealisasi. Kasus korupsi yang masih terjadi baik di

Page 31: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

11

tingkat pusat atau di daerah yang dilakukan oleh pejabat negara serta

pelayanan publik yang belum mampu untuk memenuhi keinginan masyarakat

memberikan gambaran bahwa good governance belum berjalan secara

optimal. Laporan hasil pemeriksaan BPK yang mengungkapkan masih

ditemukannya kelemahan pada sistem pengendalian internal turut

mengindikasikan good governance belum berjalan secara optimal di

Indonesia.

Untuk itulah peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Peran Auditor Internal, Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah dan Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit

Terhadap Penerapan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good

Government Governance)”

Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya yang meneliti mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good

government governance). Penelitian ini merupakan replikasi dan

pengembangan dari penelitian sebelumnya yakni Saptapradipta (2012),

Suyono dan Hariyanto (2012) dan Sari (2013). Perbedaan penelitian ini

dengan peneliti sebelumnya yakni sebagai berikut:

1. Dalam penelitian Saptapradipta (2012) dan Suyono dan Hariyanto (2012)

menggunakan tiga variabel dalam meneliti faktor yang mempengaruhi

tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance) yaitu

auditor internal, sistem pengendalian internal dan komitmen organisasi.

Page 32: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

12

Sedangkan dalam penelitian Sari (2013) menggunakan variabel sistem

pengendalian intern pemerintah, implementasi standar akuntansi

pemerintah dan penyelesaian temuan audit untuk meneliti good

government governance. Sementara penelitian ini merupakan

pengembangan dari penelitian sebelumnya yang mengambil dua variabel

independen dari penelitian Saptapradipta (2012) dan Suyono dan

Hariyanto (2012) yakni variabel auditor internal dan sistem pengendalian

internal dan mengambil variabel penyelesaian temuan audit pada

penelitian Sari (2013) dan variabel penyelesaian tindak lanjut temuan audit

merupakan variabel yang masih jarang diteliti terutama jika dikaitkan

dengan good government governance.

2. Pada penelitian sebelumnya penelitian dilakukan di Satuan Pengawasan

Internal (SPI) dan satuan kerja pada Universitas Brawijaya dan dilakukan

terhadap pemerintah daerah di Jawa Barat, Banten dan Jawa Tengah.

Sedangkan dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di tingkat

pemerintah pusat yakni di sejumlah Kementerian Republik Indonesia

pada Sekretariat Jenderal bagian biro keuangan dan auditor internal di

Inspektorat Jenderal.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah peran auditor internal berpengaruh terhadap penerapan tata kelola

pemerintahan yang baik (good government governance)?

Page 33: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

13

2. Apakah sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh terhadap

penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good government

governance)?

3. Apakah penyelesaian tindak lanjut temuan audit berpengaruh terhadap tata

kelola pemerintahan yang baik (good government governance)?

4. Apakah peran auditor internal, sistem pengendalian intern pemerintah dan

penyelesaian tindak lanjut temuan audit berpengaruh terhadap penerapan

tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris tentang:

1. Pengaruh peran auditor internal terhadap penerapan tata kelola

pemerintahan yang baik (good government governance).

2. Pengaruh sistem pengendalian intern pemerintah terhadap penerapan tata

kelola pemerintahan yang baik (good government governance).

3. Pengaruh penyelesaian tindak lanjut temuan audit terhadap tata kelola

pemerintahan yang baik (good government governance).

4. Pengaruh peran auditor internal, sistem pengendalian intern pemerintah,

dan penyelesaian tindak lanjut temuan audit terhadap penerapan tata kelola

pemerintahan yang baik (good government governance).

Page 34: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

14

D. Manfaat penelitian

Berdasarkan teori, perumusan dan tujuan masalah, maka diharapkan

penelitian ini dapat memberikan manfaat, adapun manfaat dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Kontribusi Praktis

a. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sebagai

pembina APIP diharapkan penelitian ini dapat dijadikan informasi

mengenai pentingnya peran auditor internal pemerintah atau APIP

dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap seluruh kegiatan

pemerintahan untuk mewujudkan good governance. BPKP diharapkan

dapat mengambil langkah yang strategis untuk mengoptimalkan fungsi

APIP di pemerintahan.

b. Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI), diharapkan

penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif dan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai penguatan

peran auditor internal pemerintah. Mengingat peran AAIPI merupakan

suatu wadah bagi auditor internal pemerintah yang menetapkan standar

audit internal dan kode etik.

c. Inspektorat Jenderal, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi mengenai pentingnya optimalisasi peran auditor internal

dalam melakukan fungsi quality assurance, pengawasan dan early

warning untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam kegiatan

pemeintahan. Serta melaksanakan pemantauan terhadap penyelesaian

Page 35: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

15

tindak lanjut temuan audit agar tidak ditemukan lagi temuan berulang

pada periode berikutnya. Sehingga dapat memperbaiki kualitas laporan

keuangan yang berimplikasi pada perwujudan good government

governance.

d. Pemerintah, penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa dalam

mewujudkan good governance memerlukan penguatan peran auditor

internal di lembaga pemerintahan, pelaksanaan sistem pengendalian

yang efektif agar dapat mewujudkan good governance.

2. Kontribusi Teoritis

a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini dapat dijadikan bahan

referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya khususnya berkaitan

mengenai good governance dan dapat digunakan sebagai pembanding

untuk menambah ilmu pengetahuan.

b. Masyarakat, sebagai sarana informasi mengenai tata kelola

pemerintahan yang baik (good government governance) dengan

memberikan bukti empiris tentang peran auditor internal, sistem

pengendalian intern pemerintah dan penyelesaian tindak lanjut temuan

audit terhadap tata kelola pemerintahan yang baik (good government

governance).

c. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak

berikutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

topik tata kelola pemerintahan yang baik (good government

governance).

Page 36: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan

sebagai sebuah kontrak yang menyatakan bahwa seseorang atau lebih

(principal) meminta kepada orang lain (agent) untuk melakukan jasa

tertentu demi kepentingan principal, dengan memberikan amanat atau

mandat kepada pihak lain yaitu agent untuk menjalankan wewenang dari

principal dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan (Nareswari dan

Rossieta, 2013:1).

Beaver (1998) dan Barlow, Helber and Large et al. (1995)

menyatakan bahwa dalam teori keagenan diasumsikan agen memiliki

informasi yang lebih lengkap dibandingkan dengan principal sehingga

terjadi kesenjangan informasi (assymmetry information) yang memicu

timbulnya konflik keagenan, dengan demikian dalam proses pengambilan

keputusan (kebijakan), pihak-pihak yang memiliki otoritas akan mengambil

keputusan yang menguntungkan diri dan kelompok mereka. Sehingga setiap

perilaku yang menyimpang dari salah satu pihak (pemerintah) akan

berdampak secara langsung pada pihak yang terkait (masyarakat)

(Widayadi, 2011: 223).

Hubungan masyarakat dengan pemerintah dapat dikatakan sebagai

hubungan keagenan, yaitu hubungan yang timbul karena adanya kontrak

Page 37: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

17

yang ditetapkan oleh rakyat (principal) yang menggunakan pemerintah

pusat atau daerah (agent) untuk menyediakan jasa yang menjadi kepentingan

rakyat (principal) (Arifianti, Payamta, dan Sutaryo, 2013:2481).

2. Auditing

a. Pengertian Audit

Definisi audit menurut Arens, Elder dan Beasley (2008:1) adalah

sebagai berikut:

“Auditing is the process by which a competent, independent person

accumulates and evaluates evidence about quantifiable information

related toa a specific economic entity for the purpose of determining and

reporting on the degree of correspondence between the quantifiable

information and established criteria.”

Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti

atas informasi untuk menetukan dan melaporkan tingkat kesesuaian

informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing

dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen.

Menurut Boynton, Johnson dan kell (2006:5), definisi audit

berdasarkan Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the

American Accounting Association (Accounting Review, vol. 47) adalah

sebagai berikut:

“Suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi

buktisecara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa

ekonomi,dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-

Page 38: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

18

asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta

penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”

Berdasarkan definisi audit diatas, maka dapat disimpulkan tujuh

elemen fundamental dalam pelaksanaan audit, yaitu:

1) Proses yang sistematis, pelaksanaan audit dilakukan berdasarkan

serangkaian langkah atau prosedur yang bersifat logis, terstruktur,

dan terorganisir sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, dilakukan

dengan cara memperoleh bukti-bukti berdasarkan asersi yang dibuat

oleh entitas. Kemudian auditor melakukan evaluasi terhadap bukti-

bukti yang diperoleh. Dalam melakukan evaluasi terhadap bukti-

bukti tersebut auditor harus bersikap objektif dalam mengungkapkan

fakta sesuai dengan yang terjadi, tidak memihak dan berprasangka

buruk terhadap entitas yang membuat asersi tersebut.

3) Asersi mengenai tindakan dan peristiwa ekonomi, asersi adalah hal

yang penting dalam proses audit karena merupakan pernyataan

manajamen mengenai tindakan dan kejadian ekonomi yang melalui

proses pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi

ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang.

4) Derajat atau tingkat kesesuaian, dalam menetukan derajat kesesuaian

dapat dijelaskan dalam dua bentuk yakni kuantitatif dan kualitatif.

Bentuk kuantitatif dinyatakan berdasarkan jumlah sedang kualitatif

berdasarkan kewajaran atau keabsahan laporan keuangan. Penentuan

Page 39: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

19

derajat kesesuaian dilakukan untuk melihat sesuai tidaknya asersi-

asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan.

5) Kriteria yang telah ditentukan, kriteria yang dimaksud adalah

standar-standar yang digunakan sebagai dasar untuk menilai asersi

atau pernyataan yang berupa prinsip akuntansi yang berlaku umum

atau standar akuntansi keuangan dan ukuran kinerja manajemen.

6) Penyampaian hasil, hasil audit disampaikan dalam bentuk laporan

tertulis yang menunjukkan tingkat kesesuaian antara asersi dan

kriteria yang telah ditetapkan. Penyampaian hasil audit ini dapat

memperkuat atau memperlemah kepercayaan pemakai informasi

keuanagn atas asersi yang dibuat oleh auditee.

7) Pihak yang berkepentingan, adalah para pemakai laporan keuangan

yang telah di audit yang dijadikan sebagai dasar pengambilan

keputusan. Pihak yang berkepntingan dari hasil audit antara lain,

investor ataupun calon investor, pemegang saham, kreditor atau

calon kreditor, pemerintah, manajemen dan masyarakat.

b. Tujuan Audit

Tujuan dari audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat

atau opini mengenai laporan keuangan auditee menyajikan secara wajar

dan terbebas dari segala hal yang bersifat material, sesuai dengan prinsip-

prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Sehingga auditor perlu

untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten sebagai dasar

yang memadai untuk menyatakan pendapat.

Page 40: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

20

Pilihan akan bukti audit dipengaruhi oleh: (1) pemahaman auditor

atas bisnis dan industri klien, (2) perbandingan antara harapan auditor

atas laporan keuangan dengan buku dan catatan klien, (3) keputusan

tentang asersi yang material bagi laporan keuangan, (4) keputusan tentang

risiko bawaan dan risiko pengendalian (Boynton et al., 2006:226).

3. Audit Internal

a. Pengertian Audit Internal

Definisi audit internal menurut Institute of Internal Auditor (IIA),

adalah sebagai berikut:

“Internal Auditing is an independent, objective assurance and

consulting activity designed to add valuean organization’s operation. It

helps an organization accomplish its objective by bringing a systematic,

disciplined, approach to evaluate and improve the effectiveness of risk

management, control and governance process.”

Artinya Audit Internal adalah suatu aktivitas independen dan

objektif yang memberikan jaminan keyakinan dan konsultasi yang

dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan

operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai

tujuannya melalui pendekatan yang sistematis, disiplin dan teratur untuk

mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko,

pengendalian dan proses tata kelola.

Page 41: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

21

Berdasarkan Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (2013)

yang dikeluarkan oleh Asosiasi Auditor Intern Pemerintah (AAIPI)

pengertian audit internal adalah sebagai berikut:

“Audit Intern adalah kegiatan yang independen dan objektif dalam

bentuk pemberian keyakinan (assurance activities) dan konsultasi

(consulting activities), yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan

meningkatkan operasional sebuah organisasi (auditi). Kegiatan ini

membantu organisasi (auditi) mencapai tujuannya dengan cara

menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur untuk menilai dan

meningkatkan efektivitas dari proses manajemen risiko, kontrol atau

pengendalian dan tata kelola (sektor publik).”

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa audit intern adalah

kegiatan penjaminan (assurance) dan konsultasi (consulting) yang

independen dan objektif. Dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah

bagi organisasi dalam meningkatkan kegiatan operasional organisasi.

Dimana sinergi antara proses manajemen risiko, pengendalian dan tata

kelola akan menghasilkan lingkungan pengendalian yang kondusif yang

berguna bagi lingkungan organisasi (auditee) untuk meningkatkan

kinerja.

b. Pengertian Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

Di Indonesia, auditor internal pemerintah dikenal dengan Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Pengertian Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah menurut Standar Audit Intern Pemerintah (SAIP)

sebagai berikut:

“Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi

pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern

di lingkungan pemerintah pusat atau daerah, yang terdiri dari Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat

Jenderal/Unit Pengawasan Intern pada Kementerian, Inspektorat

Page 42: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

22

Utama/Inspektorat Lembaga Pemerintah non Kementerian,

Inspektorat/Unit Pengawasan Intern pada Kesekretariatan Lembaga

Tinggi Negara dan Lembaga Negara, Inspektorat

Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Unit Pengawasan Intern Pada Badan

Hukum Pemerintah lainnya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.”

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008,

yang dimaksud dengan pengawasan adalah sebagai berikut:

“Pengawasan adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi,

pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang

memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur

yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan

pimpinan dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik.”

Di Indonesia lembaga pengawasan terbagi menjadi dua yaitu

pengawasan eksternal yang dilakukan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan

(BPK) dan pengawasan internal atau fungsional yang dilakukan oleh

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdiri dari Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal,

Unit Pengawasan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Inspektorat

Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota (Indarwati, 2013:3).

Menurut Standar Audit Intern Pemerintah (SAIP) diperlukan peran

APIP yang efektif untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good

governance) yang mengarah pada pemerintahan yang bersih (clean

governance) yaitu sebagai berikut:

1) Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan,

efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas

dan fungsi instansi pemerintah (assurance activities).

Page 43: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

23

2) Melakukan peringatan dini (early warning) dan meningkatkan

efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi

instansi pemerintah (anti corruption activities).

3) Memberikan saran dan rekomendasi yang dapat meningkatkan

kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi

pemerintah (consulting activities).

c. Peran Auditor Internal

Peran auditor internal mengalami pergeseran paradigma,

berdasarkan petikan dari Institute Internal Auditor (IIA) yaitu, “Internal

Auditing is an independent, objective assurance and consulting

activity…..”. Dapat diambil kesimpulan bahwa internal auditing

merupakan kegiatan penjaminan (assurance) dan konsultasi (consulting)

yang independen dan objektif. Sehingga auditor internal tidak lagi

berperan sebagai watchdog (mencari kesalahan) namun peran auditor

internal lebih meluas pada peran konsultan dan katalis (Warta

Pengawasan, 2013:6).

Metode audit yang semula post audit berubah menjadi current

audit atau pre audit, pendekatan audit yang semula mendeteksi masalah

berubah menjadi mencegah masalah (early warning), dan fokus audit

yang semula mempermasalahkan masalah berubah menjadi

menyelesaikan masalah. Kegiatan auditor internal yang berupa inspeksi,

deteksi dan reaksi terhadap risiko, saat ini lebih mengarah pada antisipasi,

pencegahan dan pemantauan risiko (Warta Pengawasan, 2013:6-7).

Page 44: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

24

1) Peran Auditor Internal Sebagai Watchdog, aktivitas yang dijalankan

auditor internal sebagai watchdog meliputi aktivitas inspeksi,

observasi, perhitungan, cek dan ricek yang bertujuan untuk

memastikan ketaatan atau kepatuhan terhadap ketentuan, peraturan

atau kebijakan yang telah ditetapkan (Priantinah dan Adhisty,

2012:38). Audit yang dilakukan adalah compliance audit dan apabila

terjadi penyimpangan maka dilakukan koreksi terhadap sistem

pengendalian manajemen dengan memberikan saran atau

rekomendasi yang memiliki dampak jangka pendek (Effendi, 2007).

Dari segi pendekatan pengendalian, auditor internal menekankan pada

pengendalian detektif (detective control) yang mengidentifikasi

masalah yang sudah terjadi dan memberikan solusinya (Zulkarnain,

2011).

2) Peran Auditor Internal Sebagai Konsultasi, Standar Audit Intern

Pemerintah (SAIP) mengungkapkan bahwa auditor internal memiliki

peranan untuk memberikan jasa assurance dan jasa konsultasi

(consulting). Peran auditor internal sebagai konsultan membantu

manajemen dalam mengelola risiko dengan mengidentifikasi masalah

dan memberikan saran perbaikan yang memberikan nilai tambah

untuk memperkuat organisasi sehingga mengharuskan auditor internal

untuk meningkatkan pengetahuan agar dapat membantu manajemen

dalam mengantisipasi terjadinya masalah (Priantinah dan Adhisty,

2012:39). Audit yang dilakukan adalah audit operasional

Page 45: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

25

(performance audit) yang memberikan keyakinan bahwa organisasi

telah memanfaatkan sumber daya organisasi secara ekonomis, efisien

dan efektif. Rekomendasi yang diberikan bersifat jangka menengah

(Widayadi, 2011:248).

3) Peran Auditor Internal Sebagai Katalis, auditor intern sebagai katalis

berkaitan dengan quality assurance, sehingga auditor internal

diharapkan dapat membimbing manajemen dalam mengenali risiko

yang mengancam pencapaian tujuan organisasi. Auditor internal

sebagai katalisator terlibat aktif dalam melakukan penilaian risiko

yang terdapat dalam suatu organisasi. Quality assurance bertujuan

untuk meyakinkan bahwa aktivitas organisasi yang dijalankan telah

menghasilkan keluaran (output) yang dapat memenuhi kebutuhan

penggunanya (Effendi, 2007). Dalam peran katalis, auditor internal

bertindak sebagai fasilitator dan agen perubahan (agent of change).

Dampak dari peran katalis bersifat jangka panjang, karena fokus

katalis adalah nilai jangka panjang dari organisasi, khususnya yang

berkaitan dengan tujuan organisasi yang dapat memenuhi kepuasan

pelanggan dan masyarakat (stakeholder) (Warta Pengawasan,

2013:7). Peran katalisator yang dijalankan auditor internal tidak

terbatas pada tindakan perbaikan dan memberikan nasihat tetapi

mencakup dalam system design dan development, review terhadap

kompetensi sumberdaya manusia dalam suatu organisasi, keterlibatan

Page 46: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

26

dalam penyusunan anggaran, evaluasi kinerja dan usulan perubahan

strategi (Simbolon, 2010:1 dalam Priantinah dan Adhisty, 2012:39).

d. Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia

Standar audit intern pemerintah Indonesia adalah kriteria atau

ukuran mutu minimal untuk melakukan kegiatan audit intern yang wajib

di jadikan pedoman oleh auditor intern pemerintah Indonesia (AAIPI,

2013). Secara garis besar standar audit ini terbagi menjadi dua bagian

utama, yakni:

1) Standar Atribut (Atribute Standards), mengatur karakteristik umum

yang menjadi tanggung jawab, sikap, dan tindakan dari penugasan

audit intern serta organisasi dan pihak-pihak yang melakukan

kegiatan audit intern dan berlaku umum untuk semua penugasan audit

intern. Standar atribut dibagi menjadi prinsip-prinsip dasar dan

standar umum. Prinsip-prinsip dasar terdiri dari; (a) visi, misi, tujuan,

kewenangan dan tanggung jawab APIP (Audit Charter), (b)

independensi dan objektivitas, (c) Kepatuhan terhadap kode etik.

Sedangkan standar umum terdiri dari; (a) kompetensi auditor dan

kecermatan profesional, (b) kewajiban auditor, (c) program

pengembangan dan penjaminan kualitas.

2) Standar Pelaksanaan (Performance Standards), menggambarkan

kegiatan audit intern dan menyediakan kriteria untuk menilai kinerja

audit internal. Ruang lingkup kegiatan yang diatur dalam standar

pelaksanaan meliputi kegiatan pemberian jaminan kualitas (Quality

Page 47: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

27

Assurance Activities) dan pemberian jasa konsultasi (Consulting

Activities). Standar pelaksanaan dibagi menjadi dua yaitu standar

pelaksanaan audit internal dan standar komunikasi. Standar

pelaksanaan audit internal terdiri dari; (a) mengelola kegiatan audit

internal, (b) kegiatan audit internal, (c) perencanaan penugasan audit

internal, (d) pelaksanaan penugasan audit internal. Sedangkan standar

komunikasi terdiri dari; (a) komunikasi hasil penugasan audit intern,

(b) pemantauan tindak lanjut.

e. Model IACM (Internal Audit Cappability Model)

Model IACM digunakan untuk mengukur kompetensi yang

dimiliki oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Menurut

Warta Pengawasan (2013:18-20) IACM merupakan kerangka kerja untuk

memperkuat peran internal auditor yang dapat menunjukkan langkah-

langkah progresif dari APIP yang lemah menuju APIP yang kuat. Dengan

model IACM, tingkat kapabilitas APIP dikelompokkan ke dalam lima

tingkatan, yaitu:

1) Level 1 (Initial), merupakan level kemampuan terendah karena tidak

memiliki pedoman (SOP) penyelenggaraan pengawasan intern, dan

kemampuan APIP bergantu pada individu-individu.

2) Level 2 (Infrastructure), APIP mampu menjamin proses tata kelola

sesuai dengan peraturan dan mampu mendeteksi terjadinya korupsi.

Page 48: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

28

3) Level 3 (Integrated), APIP mampu menilai efisiensi, efektivitas,

ekonomis suatu kegiatan dan mampu meberikan konsultasi pada tata

kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern.

4) Level 4 (Managed), APIP mampu memberikan assurance secara

keseluruhan atas tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian

intern.

5) Level 5 (Optimizing), APIP sudah menjadi agen perubahan.

4. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

a. Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Pengendalian intern (internal control) sebagai suatu sarana yang

diciptakan oleh dan untuk kepentingan organisasi. Boynton et al.

(2006:326) menyatakan: Control the safeguarding of assets against

unauthorized acquisition, use, and disposition, yang dapat diartikan

bahwa pengendalian intern merupakan usaha perlindungan terhadap aset

dengan menentang pengambilalihan, penggunaan dan disposisi aset

secara tidak sah (Sari, 2013:1014).

Pengertian pengendalian internal menurut Arens, Elder dan

Beasley (2010) dalam Eko dan Hariyanto (2010:2), sebagai berikut:

“Internal control consists of the organization planning that

includes all methods used to safeguard the company assets, to insure the

reliability of information, to support the efficiency and effectiveness of

operations, and to insure the compliance with rules and regulations.”

Page 49: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

29

Artinya pengendalian internal terdiri dari seluruh perencanaan

organisasi yang mencakup metode yang digunakan untuk melindungi aset

perusahaan, memastikan keandalan informasi, untuk mendukung

efektivitas dan efisiensi operasional perusahan dan memastikan

kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Sedangkan menurut COSO dalam Kresiadanti (2013:4) pengertian

pengendalian internal adalah sebagai berikut:

“Internal control is broadly the used as a process, effected by an

entities board of directors, management, and other personnel, designed to

provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in

the following categories, reliability of financial reporting, and

compliance with applicable laws and regulations.”

Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi

oleh direksi organisasi, manajemen, dan personel lainnya, yang didesain

untuk memberikan keyakinan memadai akan tercapainya tujuan dalam

efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, ketaatan

pada hukum dan peraturan yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.60 tahun 2008 pasal 1

tentang sistem pengendalian intern pemerintah adalah proses integral

pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh

pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai

atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan

Page 50: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

30

efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan

ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah

suatu proses atau prosedur yang dijalankan oleh manajemen dari

perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang memberikan keyakinan

memadai atas tercapainya tujuan dalam efektivitas dan efisiensi kegiatan

operasional organisasi, informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya

serta kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.

Pengendalian internal yang berkualitas adalah pengendalian yang

efektif dan mengacu pada pencapaian dan sasaran organisasi atas

pengendalian yang dirancang. Efektivitas adalah ukuran keberhasilan

suatu kegiatan dan program yang dikaitkan dengan tujuan yang

ditetapkan. Suatu pengendalian internal dikatakan efektif apabila

memahami sejauh mana tujuan operasi entitas tercapai, laporan keuangan

yang diterbitkan dipersiapkan secara handal, hukum dan regulasi yang

berlaku dipatuhi (Puspitadewi, 2012:161).

b. Komponen Pengendalian Internal

Menurut Boynton, Johnson, and Kell (2006:379), COSO dalam

Sawyer (2005:61) dan Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008

pengendalian internal terdiri dari lima kompenen yang saling terkait, yang

terdiri sebagai berikut:

Page 51: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

31

1) Lingkungan Pengendalian

Boynton (2006:332) berpendapat bahwa lingkungan

pengendalian akan berpengaruh terhadap orang-orang dalam

perusahaan dan menjadi landasan bagi internal control. Lingkungan

pengendalian mencerminkan seluruh sikap, kesadaran, dan tindakan

dari pimpinan, dewan komisaris, manajemen, pemilik, atau pihak lain

mengenai pentingnya pengendalian dan tekanan pada suatu organisasi

atau entitas (Kresiadanti, 2013:5).

Menurut PP nomor 60 tahun 2008 pasal 4 menjelaskan bahwa

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara

lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan

kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam

lingkungan kerjanya, melalui: (a) Penegakan integritas dan nilai etika,

(b) Komitmen terhadap kompetensi, (c) Kepemimpinan yang

kondusif, (d) Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan

kebutuhan, (e) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang

tepat, (f) Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang

pembinaan sumber daya manusia, (g) Perwujudan peran aparat

pengawasan intern pemerintah yang efektif, dan (h) Hubungan kerja

yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

2) Penilaian Risiko

Menurut Arens (2008:276) penaksiran risiko dimaksudkan

sebagai “management identification and analysis relevan to

Page 52: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

32

preparation of financial statement in conformity with GAAP.” Sistem

pengendalian intern merupakan usaha manajemen untuk

mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang relevan dalam

penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi

(Kresiadanti, 2013:6).

Penilaian risiko dirancang untuk mengidentifikasi, menganalisis,

dan mengelola berbagai risiko yang berkaitan dengan laporan

keuangan (Saptapradipta, 2012:5). Menurut PP no.60 tahun 2008

pasal 41 sistem pengendalian intern harus memberikan penilaian atas

risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam

yang terdiri atas; (a) Identifikasi risiko, dan (b) Analisis risiko.

3) Kegiatan Pengendalian

Menurut Boynton, Johnson, and Kell (2006:386) kegiatan

pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu

memastikan bahwa perintah manajemen dilaksanakan. Aktivitas

tersebut memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk

menaggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas sudah

dilaksanakan.

Berdasarkan PP no.60 tahun 2008 pasal 18 menjelaskan bahwa

aktivitas pengendalian mempunyai berbagai tujuan dan diterapkan

dalam berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Pimpinan instansi

pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai

dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi instansi

Page 53: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

33

pemerintah yang bersangkutan. Adapun yang termasuk dalam

kegiatan pengendalian; (a) Reviu atas kinerja instansi pemerintah

yang bersangkutan, (b) Pembinaan sumber daya manusia, (c)

Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi, (d) Pengendalian

fisik atas aset, (e) Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran

kinerja, (f) Pemisahan fungsi, dan otorisasi atas transaksi dan kejadian

yang penting, (g) Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas

transaksi dan kejadian, (h) Pembatasan akses atas sumber daya dan

pencatatannya, (i) Akuntabilitas terhadap sumber daya dan

pencatatannya, (j) Dokumentasi atas sistem pengendalian intern serta

transaksi dan kejadian penting.

4) Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan

pelaporan keuangan, yakni meliputi sistem akuntansi yang terdiri dari

metode dan catatan yang dirancang untuk mengidentifikasi,

mengumpulkan, menganalisis, mengklasifikasi, meringkas, dan

melaporkan transaksi entitas dan mengelola akuntabilitas bagi aktiva,

utang, dan ekuitas yang berhubungan. Sistem yang efektif harus

memenuhi tujuan dari internal control yaitu eksistensi, kelengkapan,

akurasi, klasifikasi, tepat waktu, posting, dan pengikhtisaran.

Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran

dan tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian

Page 54: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

34

internal terhadap pelaporan keuangan (Boynton, Johnson, and Kell,

2006:384).

Sehingga dalam PP no. 60 tahun 2008 pasal 41 pimpinan

instansi pemerintah wajib mengidentifikasi, mencatat, dan

mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat

Adapun langkah yang harus dilakukan oleh pimpinan instansi

pemerintah adalah; (a) Menyediakan dan memanfaatkan berbagai

bentuk dan sarana komunikasi, dan (b) Mengelola, mengembangkan,

dan memperbarui sistem informasi secara terus menerus.

5) Pemantauan

Pemantauan adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja

pengendalian intern pada suatu waktu atau melakukan penilaian

terhadap efektivitas pengendalian internal apakah telah dilaksanakan

sebagaimana mestinya dan mengambil tindakan perbaikan yang

diperlukan. Pemantauan dapat dilaksanakan melalui aktivitas yang

berkelanjutan dan melalui evaluasi periodik secara terpisah (Boynton,

Johnson, and Kell, 2006:400). Menurut PP no. 60 tahun 2008 pasal 43

Pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan pemantauan dalam

proses pengendalian intern pemerintah yang dilaksanakan melalui

pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah dan tindak lanjut

rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.

Page 55: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

35

5. Tindak Lanjut Temuan Audit

a. Pengertian Temuan Audit

Menurut Rai (2008:179) temuan audit adalah masalah-masalah

penting (material) yang ditemukan selama audit berlangsung dan masalah

tersebut pantas untuk di komunikasikan dengan entitas yang diaudit

karena mempunyai dampak terhadap perbaikan dan peningkatan kinerja

ekonomi, efisiensi, dan efektivitas entitas yang diaudit. Sedangkan

menurut Hartono (2006:29) temuan audit adalah hal-hal yang berkaitan

dengan pernyataan fakta. Dihasilkan dari proses perbandingan antara

“apa yang seharusnya ada” dan “apa yang ternyata ada”.

Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara no. 9

tahun 2009 yang dimaksud temuan adalah fakta/kejadian/bukti yang

memiliki saran atau rekomendasi sebagaimana yang tercantum dalam

laporan hasil pengawasan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa temuan audit adalah fakta yang

ditemukan pada saat pelaksanaan audit yang didukung dengan bukti yang

kompeten dan memadai, dimana temuan tersebut material dan diperlukan

saran atau rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan kinerja entitas.

b. Unsur Temuan Audit

Menurut Hartono (2006:18) dan Rai (2008:182) temuan audit

ditentukan berdasarkan beberapa unsur yang terkait, yaitu:

1) Kondisi, yaitu bukti nyata yang ditemukan oleh auditor dalam

pelaksanaan audit. Dalam hal ini auditor mengidentifikasi sifat dan

Page 56: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

36

luasnya temuan atau sebuah jawaban dari kondisi yang tidak

memuaskan.

2) Kriteria, yaitu standar, ukuran atau harapan yang digunakan dalam

melakukan evaluasi atau verifikasi. Kriteria merupakan suatu cara

atau alat untuk memahami hasil audit

3) Penyebab, yaitu alasan yang dikemukakan atas terjadinya perbedaan

atau risiko yang dihadapi organisasi karena adanya perbedaan antara

kondisi yang diharapkan (kriteria) dengan kondisi yang

sesungguhnya. Dengan mengetahui penyebab suatu masalah secara

jelas, auditor akan lebih mudah memberikan rekomendasi yang tepat

untuk mengadakan perbaikan kinerja entitas.

4) Akibat, yaitu dampak yang timbul dari adanya perbedaan,

kemungkinan risiko atau kerugian yang harus dihadapi oleh entitas

atau auditi karena kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria.

5) Rekomendasi, merupakan saran yang diberikan pada entitas atau

auditi untuk perbaikan terhadap kondisi yang ada yang tidak sesuai

dengan kriteria. Hubungan antara rekomendasi dan penyebab yang

mendasarinya harus jelas dan logis. Rekomendasi harus secara tepat

mengarah kepada apa yang harus diperbaiki atau diubah dan siapa

yang bertanggung jawab melakukannya.

c. Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit

Menurut Rai (2008:203-204) yang dimaksud dengan tindak lanjut

audit adalah sebagai berikut:

Page 57: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

37

“Kegiatan untuk mengidentifikasi dan mendokumenatsikan

kemajuan auditee dalam melaksanakan rekomendasi audit.”

Rekomendasi yang telah diberikan akan lebih efektif jika

rekomendasi tersebut dilaksanakan atau ditindaklanjuti. Pelaksanaan

tindak lanjut sangat penting dilakukan karena manfaat pekerjaan audit

bukan terletak pada banyaknya temuan audit yang dilaporkan atau

rekomendasi yang dibuat, melainkan pada tindak lanjut atas laporan audit

dan rekomendasinya.

Rekomendasi adalah saran dari pemeriksa yang relevan

berdasarkan temuan pemeriksaannya, yang ditujukan kepada orang atau

badan yang berwenang untuk melakukan tindakan atau perbaikan.

Rekomendasi dapat meminimalisasi akibat yang ditimbulkan dari

penyimpangan dalam pengelolaan dan tanggungjawab keuangan. Tindak

lanjut dilakukan agar termuan-temuan hasil pemeriksaan tidak terjadi

secara berulang-berulang (Widiatmoko, 2012 dalam Arifianti, Payamta,

dan Sutaryo, 2013:2486).

Tindak lanjut atas temuan audit berdasarkan rekomendasi

merupakan upaya continous improvement atas kinerja entitas yang

diperiksa. Bagi lembaga pemeriksa, tindak lanjut merupakan suatu

evaluasi tentang kualitas hasil pemeriksaan. Manfaaat dari suatu

pemeriksaan hanya dapat dirasakan, apabila hasil temuan dan

rekomendasi ditindaklanjuti. Tanpa tindak lanjut dari parlemen, eksekutif,

instansi yang diperiksa dan aparat yang diberi wewenang melakukan

Page 58: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

38

investigasi, pemeriksaan menjadi tidak efektif dan akuntabilitas hanya

menjadi mimpi belaka (Sali, 2010 dalam Arifianti, Payamta, dan Sutaryo,

2013:2487).

Menurut Brook dan Pariser (1995:72-83) dalam Dwiputriani

(2008:344) dalam memberikan rekomendasi pemeriksaan ada hal yang

harus diperhatikan agar dapat meningkatkan akuntabilitas yaitu: (a)

Mewujudkan lingkungan sistem tindak lanjut pemeriksaan yang efektif,

seperti menyediakan undang-undang mengenai kewajiban pelaksanaan

tindak lanjut serta memberikan hukuman kepada instansi yang tidak

mengimplementasikan rekomendasi yang diberikan, (b)

mengimplementasikan prosedur untuk meyakinkan solusi yang efektif

untuk suatu rekomendasi, (c) Menggunakan rekomendasi pemeriksaan

untuk akuntabilitas.

Indikasi keberhasilan audit tercemin dari percepatan penyelesaian

tindak lanjut temuan hasil audit dan tidak ditemukannya lagi temuan

berulang di periode selanjutnya. Sehingga setiap pimpinan wajib

memahami langkah-langkah yang diperlukan dalam menuntaskan hasil

pengawasan, agar setiap rekomendasi hasil audit dapat ditindaklanjuti

secara tepat dan benar (Solusi, 2012:6).

Upaya untuk menyelesaikan tindak lanjut temuan audit diawali

dengan penyusunan rencana tindak lanjut temuan audit atau rencana aksi.

Berdasarkan PMK 116 tahun 2007 rencana tindak adalah jawaban atau

penjelasan atas tindak lanjut yang akan dilakukan oleh pemerintah

Page 59: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

39

sehubungan dengan rekomendasi dalam Laporan Hasil Pemeriksaan BPK

terhadap pertanggungjawaban keuangan negara pada Kementerian

Negara/Lembaga, BUN, dan unit terkait lainnya. Forum koordinasi tindak

lanjut diperlukan dalam upaya penyelesaian tindak lanjut temuan audit

yang dimaksudkan untuk membahas dan menyamakan persepsi dalam

menyelesaikan tindak lanjut hasil audit untuk menghindari penyimpangan

kesalahan yang berulang (Solusi, 2012:8).

Kewajiban melaksanakan tindak lanjut hasil pengawasan

fungsional terhadap instansi pemerintah baik, baik yang dilakukan oleh

BPK maupun Aparat pengawasan Intern Pemerintah (APIP), diatur

melalui Permenpan nomor 9 tahun 2009 tentang Pedoman Umum

Pelaksanaan Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Tindak Lanjut Hasil

Pengawasan Fungsional. Peraturan tersebut menyatakan bahwa instansi

pemerintah wajib menjadikan peraturan tersebut sebagai acuan dalam

melaksanakan, memantau, mengevaluasi dan melaporkan tindak lanjut

hasil pengawasan fungsional. Peraturan ini juga mengatur mengenai

sanksi yang diberikan kepada pejabat yang tidak melaksanakan kewajiban

tindak lanjut temuan audit. Bagi pejabat yang tidak memenuhi kewajiban

untuk menindaklanjuti rekomendasi yang disampaikan dalam laporan

hasil pengawasan BPK, dipidana sesuai dengan ketentuan pasal 26

undang-undang 15 tahun 2004 yaitu pidana penjara paling lama 1 (satu)

tahun 6 (enam) bulan dan denda maksimal Rp 500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah).

Page 60: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

40

Pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan merupakan bagian

dari upaya perbaikan manajemen pemerintah untuk memulihkan citra dan

wibawa pemerintah. Sedangkan kegagalan dalam melaksanakan tindak

lanjut hasil pengawasan, dapat dianggap sebagai pemborosan dalam

penggunaan sumber daya keuangan negara atau daerah dan sumber daya

aparatur (Solusi, 2012:11).

Temuan atas sistem pengendalian intern terdiri dari kelemahan

sistem pengendalian intern dikelompokkan sebagai berikut:

1) Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan

2) Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan

dan belanja

3) Kelemahan struktur pengendalian intern (IHPS BPK Semester I 2014)

Temuan atas ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-

undangan dikelompokkan sebagai berikut:

1) Kerugian negara, yaitu berkurangnya kekayaan negara berupa uang,

surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai

akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai.

2) Potensi kerugian negara, yaitu suatu perbuatan melawan hukum baik

sengaja maupun lalai yang dapat mengakibatkan risiko terjadinya

kerugian di masa yang akan datang berupa berkurangnya uang, surat

berharga, dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya.

Page 61: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

41

3) Kekurangan penerimaan, yaitu adanya penerimaan yang sudah

menjadi hak negara tetapi belum masuk ke kas negara karena adanya

unsur ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan.

4) Administrasi, yaitu temuan yang mengungkapkan adanya

penyimpangan terhadap ketentuan yang berlaku baik dalam

pelaksanaan anggaran atau pengelolaan aset, tetapi penyimpanan

tersebut tidak mengakibatkan kerugian negara atau potensi kerugian

negara, tidak menghambat program entitas dan tidak mengandung

unsur indikasi tindak pidana.

5) Ketidakhematan, yaitu temuan yang mengungkapkan adanya

penggunaan input dengan harga atau kuantitas/kualitas yang lebih

tinggi dari standar, kuantitas/kualitas yang melebihi kebutuhan, dan

harga yang lebih mahal dibandingkan dengan pengadaan serupa pada

waktu yang sama.

6) Ketidakefektifan, yaitu temuan yang berorientasi pada pencapaian

hasil (outcome) yang mengungkapkan adanya kegiatan yang tidak

memberikan manfaat atau hasil yang direncanakan serta fungsi

instansi yang tidak optimal sehingga tujuan organisasi tidak tercapai.

Tindak lanjut hasil rekomendasi hasil pemeriksaan BPK wajib

dilakukan oleh pimpinan entitas yang diperiksa. Pimpinan entitas yang

diperiksa wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK

tentang tindak lanjut atas rekomendasi hasil pemeriksaan selambat-

Page 62: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

42

lambatnya 60 hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima (IHPS BPK

Semester I 2014).

6. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Government Governance)

a. Pengertian Good Governance

Konsep good governance memiliki arti yang luas dan dipahami

secara berbeda tergantung pada konteksnya (Batubara, 2010:1). Dalam

konteks pemberantasan korupsi, good governance diartikan sebagai

penyelenggaraan negara yang bersih dari praktik korupsi. Dalam proses

demokrasi, good governance mengilhami aktivis untuk mewujudkan

penyelenggara negara yang memberikan ruang partisipasi pada

masyarakat atau dengan kata lain adanya pembagian peran dan kekuasaan

yang seimbang antara negara dalam arti luas, masyarakat dan dunia usaha

(Daniri dan Prasetyantoko, 2009:1).

Governance dapat diartikan sebagai proses dari suatu pengambilan

keputusan dan proses bagaimana keputusan tersebut diimplementasikan.

Konsep governance digunakan dalam berbagai konteks seperti corporate

governance, international governance, national governance, government

governance dan local governance. Istilah governance diadopsi berbagai

pihak untuk dijadikan sumber ide dan kebijakan (Sari, 2013:1023).

Menurut World Bank dalam Mardiasmo (2009:17), Rasul

(2009:540), Sari (2012:31) dan Hasyim (2014:27), good governance

adalah “the way state power is used in managing economic and social

resources for development of society”, World Bank lebih menekankan

Page 63: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

43

pada cara yang digunakan dalam mengelola sumber daya ekonomi dan

sosial untuk kepentingan pembangunan masyarakat.

Menurut United Nation Development Program (UNDP)

governance sebagai “The exercise of political, economic and

administrative authority to manage a nation’s affair at all levels ”, UNDP

menekankan pada aspek politik, ekonomi, dan administratif dalam

pengelolaan Negara. Adapun penjelasan mengenai pengertian konsep

governance menurut UNDP dalam Rasul (2009:539), Yuda (2012:3) dan

Indarwati (2013:46) adalah sebagai berikut:

1) Politic governance, mengacu pada proses pembuatan kebijakan

(policy/strategy formulation).

2) Economic governance, mengacu pada proses pembuatan keputusan

di bidang ekonomi yang berimplikasi pada masalah pemerataan,

penurunan kemiskinan , dan peningkatan kualitas hidup.

3) Administrative governance, mengacu pada sistem implementasi

kebijakan.

Good governance merupakan suatu kesepakatan menyangkut

pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat

madani dan sektor swasta dimana kesepakatan tersebut mencakup

pembentukan seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga dimana

warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan

mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan

menjembatani perbedaan di antara mereka (Hasyim, 2014:27). Sehingga

Page 64: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

44

dibutuhkan sinergi interaksi yang konstruktif diantara domain-domain

(state, private sector and society) (Sari, 2013:1023).

Dapat disimpulkan bahwa governance adalah suatu proses dalam

pengambilan keputusan yang tidak melibatkan satu pihak saja melainkan

melibatkan elemen lainnya (private sector dan society) dan suatu proses

bagaimana kebijakan tersebut diimplementasikan dengan bertanggung

jawab, transparan, adil dan efektif. Konsep governance juga ditujukan

untuk meningkatkan peranan masyarakat agar berpartisipasi dalam setiap

penyelenggaraan pemerintahan. Masyarakat mempunyai hak untuk

memberikan suaranya dalam proses pengambilan keputusan.

b. Prinsip Good Governance

Menurut United Nation Development Program (UNDP) dalam

Rasul (2009:541), Yuda (2012:3), Indarwati (2013:53) dan Hasyim

(2014:27) terdapat 9 karakteristik pelaksanaan good governance yaitu:

1) Participation, masyarakat ikut terlibat dalam pembuatan keputusan

baik secara langsung maupun melalu lembaga perwakilan rakyat.

Partisipasi dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara

serta berpartisipasi secara konstruktif.

2) Rule of law, kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa

perbedaan.

3) Transparansi, kebebasan memperoleh informasi. Informasi yang

berkaitan dengan kepentingan publik dapat diperoleh secara langsung

Page 65: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

45

bagi yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan

dipantau.

4) Responsiveness, lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap

dalam melayani stakeholder.

5) Consensus orientation, berorientasi pada kepentingan masyarakat

yang lebih luas baik dalam hal kebijakan maupun prosedur.

6) Equity , seluruh masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk

memperoleh kesejahteraan dan keadilan.

7) Efficiency dan effectiveness, proses dan lembaga yang menghasilkan

sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan

sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin.

8) Accountability, para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor

swasta dan masyarakat (civil society) bertanggung jawab pada publik

dan lembaga stakeholder atas setiap aktivitas yang dilakukan.

9) Strategic vision, para pemimpin dan publik memiliki visi yang jauh

ke depan.

Berdasarkan prinsip good governance yang dijelaskan

sebelumnya, setidaknya ada empat pilar utama dalam penerapan good

government governance, yakni transparansi, partisipasi, akuntabilitas, dan

supremasi hukum (LAN dan BPKP, 2000 dalam Sari, 2013:1025,

Indarwati, 2013:48, Bappenas, 2008 dalam Susitianingsih, 2010:7,

Rahmatika, 2014:66, Sedarmayanti dalam Hasyim, 2014:30).

1) Transparansi (Openness and Transparency)

Page 66: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

46

Transparansi merupakan salah satu syarat penting dalam

mewujudkan good governance (Indarwati, 2013:49). Transparansi

merujuk pada ketersediaan informasi dan kejelasan bagi masyarakat

umum untuk mengetahui proses penyusunan, pelaksanaan, serta hasil

yang telah dicapai melalui sebuah kebijakan publik. Semua urusan

tata kepemerintahan berupa kebijakan-kebijakan publik, baik yang

berkenaan dengan pelayanan publik maupun pembangunan di daerah

harus diketahui publik (Susitianingsih, 2010:7).

Informasi yang melatarbelakangi setiap tindakan pemerintah,

seperti bentuk tindakan, waktu, proses, biaya harus dipublikasikan

kepada masyarakat sebagai implementasi dari akuntabilitas kepada

masyarakat (Ruliaty, 2011:54). Dengan adanya transparansi di setiap

kebijakan dan keputusan di lingkungan organisasi, maka keadilan

dapat ditumbuhkan. Transparansi di organisasi akan mendorong

diungakapkannya kondisi yang sebenarnya sehingga pihak yang

berkepentingan dapat mengantisipasi segala hal yang berkaitan

dengan organisasi (Indarwati, 2013:49).

Penerapan prinsip transparansi menuntut organisasi untuk selalu

terbuka dan mencegah upaya penyembunyian informasi yang

menyangkut kepentingan publik. Wujud nyata penerapan transparansi

dapat dilakukan melalui penyajian secara terbuka laporan keuangan

yang akurat dan tepat waktu (Indarwati, 2013:49). Selain itu dapat

dilakukan melalui transparansi pelayanan publik, yaitu masyarakat

Page 67: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

47

mengetahui informasi penyelenggaraan pelayanan publik dalam hal

persyaratan, biaya, prosedur dan batas waktu setiap jenis pelayanan

publik (Ruliaty, 2011:549).

Isi keputusan dan alasan pengambilan kebijakan publik harus

dapat diakses oleh publik. Demikian pula informasi tentang kegiatan

pelaksanaan kebijakan tersebut beserta hasil-hasilnya harus terbuka

dan dapat diakses publik. Dalam hal ini, aparatur pemerintahan harus

bersedia secara terbuka dan jujur memberikan informasi yang

dibutuhkan publik (Susitianingsih, 2010:7). Informasi yang

disediakan dilakukan dengan tepat waktu, jelas, akurat dan dapat

dibandingkan serta mudah diakses oleh para stakeholder

(Saptapradipta, 2012:6). Informasi yang disediakan dapat

dikomunikasikan kepada masyarakat melalui media cetak maupun

elektronik (Susitianingsih, 2010:7).

2) Partisipasi Masyarakat (Participation)

Partispasi masyarakat menjadi elemen dasar dalam penerapan

prinsip good governance dikarenakan tata pemerintahan yang baik

mengandung dua arti, pertama nilai yang menjunjung tinggi

keinginan atau kehendak rakyat yang dapat meningkatkan

kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan, keadilan sosial. Kedua,

aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam

pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan

Page 68: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

48

demikian partisipasi masyarakat sangat penting dalam mewujudkan

good governance (Indarwati, 2013:51).

Partisipasi masyarakat merujuk pada keterlibatan aktif

masyarakat dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pemerintahan. Partisipasi masyarakat mutlak

diperlukan agar penyelenggara pemerintahan dapat lebih mengenal

warganya masalah yang dihadapinya, cara atau jalan keluar yang

disarankannya, apa yang dapat disumbangkan dalam memecahkan

masalah yang dihadapi karena masyarakat yang paling mengerti apa

yang mereka ingingkan (Susitianingsih, 2010:8).

Adanya partisipasi mendorong masyarakat untuk menggunakan

hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan

keputusan yang menyangkut kepentingan masyarakat baik langsung

maupun tidak langsung (Hasyim, 2014:30). Dalam good governance

pemerintah tidak menjadi aktor utama dalam penyelenggaraan

pemerintahan melainkan pemerintah harus melibatkan elemen lainnya

yakni dunia usaha dan masyarakat dalam setiap pengambilan

keputusan dalam menetapkan kebijakan (Rasul, 2009:540, Daniri dan

Prasetyantoko, 2009:2, Habibi, 2010:47, dan Hasyim, 2014:2).

Dengan demikian kepentingan masyarakat dapat tersalurkan di dalam

penyusunan kebijakan sehingga dapat mengakomodasi sebanyak

mungkin aspirasi dan kepentingan masyarakat, serta mendapat

dukungan masyarakat luas (Susitianingsih, 2010:8).

Page 69: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

49

Kehadiran dan keikutsertaan warga masyarakat dalam forum

pertemuan publik, serta keaktifan mereka dalam menyumbangkan

pikiran dan saran menunjukkan bahwa urusan pemerintahan juga

menjadi urusan mereka dan bukan semata urusan birokrat. Kurangnya

partisipasi dalam penyelenggaraan pemerintahan akan menyebabkan

kebijakan publik yang diputuskan tidak mampu mengakomodasi

berbagai aspirasi dan kepentingan masyarakat, yang dapat

mengakibatkan kegagalan dalam pencapaian tujuan kebijakan tersebut

(Susitianingsih, 2010:8).

3) Akuntabilitas/Tanggung Gugat (Accountability)

Akuntabilitas, merupakan bentuk pertanggungjawaban setiap

individu maupun organisasi sektor publik kepada pihak-pihak luar

yang berkepentingan atas pengelolaan sumber daya, dana, dan seluruh

unsur kinerja yang telah diamanatkan dalam mencapai tujuan dan

sasaran yang ditetapkan melalui media pertanggungjawaban secara

periodik (Indarwati, 2013:51, Sedarmayanti, 2003 dalam Hasyim,

2014:30).

Akuntabilitas publik adalah suatu ukuran atau standar yang

menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan

penyusunan kebijakan publik dengan peraturan hukum dan

perundang-undangan yang berlaku untuk organisasi publik yang

bersangkutan. Penyusunan kebijakan publik harus dapat

Page 70: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

50

mempertanggungjawabkan setiap kebijakan yang diambilnya kepada

publik (Susitianingsih, 2014:10).

Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk akuntabilitas

pemerintah kepada masyarakat dalam kehidupan masyarakat yang

demokratis (Ichsan dan Nugroho, 2014:65). Penerapan prinsip

akuntabilitas atau tanggung jawab/tanggung gugat diawali pada saat

penyusunan program pelayanan publik dan pembangunan (program

accountability), pembiayaannya (fiscal accountability), serta

pelaksanaan, pemantauan, dan penilaiannya (process accountability)

sehingga program tersebut dapat memberikan hasil atau dampak

optimal sesuai dengan sasaran atau tujuan yang ditetapkan (outcome

accountability) (Susitianingsih, 2010:10).

4) Supremasi Hukum (Rule of Law).

Penegakan hukum adalah pelaksanaan semua ketentuan hukum

dengan konsisten tanpa memandang subjek dari hukum tersebut atau

tidak adanaya diskriminasi. Penegakan hukum harus dilaksanakan

dengan adil bagi semua pihak tanpa terkecuali atas setiap kebijakan

publik. Siapapun yang melanggar harus diproses dan ditindak secara

hukum atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku (Sedarmayanti, 2003 dalam Hasyim, 2014:30).

Prinsip supremasi hukum sangat relevan untuk menjadi prioritas

analisis mengingat dalam pemberian pelayanan publik dan

pelaksanaan pembangunan seringkali terjadi pelanggaran hukum,

Page 71: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

51

seperti yang paling populer saat ini yaitu terjadinya penyalahgunaan

kekuasaan dalam bentuk Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN),

serta pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Wujud nyata prinsip ini

mencakup upaya pemberdayaan lembaga-lembaga penegak hukum,

penuntasan kasus KKN dan pelanggaran HAM, peningkatan

kesadaran HAM, peningkatan kesadaran hukum, serta pengembangan

budaya hukum. Tidak diterapkannya prinsip supremasi hukum akan

menimbulkan ketidakpastian dalam penyelenggaraan pemerintahan

(Susitianingsih, 2010:10).

Prinsip dasar good governance yakni akuntabilitas, partisipasi

dan transparansi ini tercermin secara jelas dalam proses

penganggaran, pelaporan keuangan, dan pemeriksaan atas

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang tercantum

dalam ketiga paket perundang-undangan, yakni:Undang-Undang

Nomor 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu mengenai faktor yang mempengaruhi good

government governance dapat dilihat dalam tabel 2.1

Page 72: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

52

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No. Penelitian

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Dien Noviany Rahmatika

(2014)

The Impact of Internal Audit Function

Effectiveness on Quality of

Financial Reporting and its Implications on Good

Government

Governance Research on Local Government

Indonesia

Variabel yang diteliti yaitu: audit

internal dan good

governance.

Variabel dependen yang diteliti adalah

kualitas laporan

keuangan, lokasi penelitian di

Pekalongan, data

dianalisis menggunakan

(Partial Least

Square).

Secara simultan tidak ada perbedaan yang signifikan antara efektivitas internal

audit, kualitas laporan keuangan dan

good government governance, namun secara parsial variabel efektifitas internal

audit berpengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan dan good government governance.

2 Devi Astriani (2014)

The Influence Resolution of Audit on the Quality of

Local Government Finance

(Survey on Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP)

Representative West Java

Province

Variabel independen yang

diteliti adalah

penyelesaian temuan audit.

Variabel dependen yang diteliti adalah

kualitas laporan

keuangan, lokasi penelitian dilakukan

di provinsi Jawa

Barat.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penyelesaian temuan berpengaruh

signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan.

(Bersambung pada halaman selanjutnya)

Page 73: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

53

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Penelitian

(Tahun)

Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

3 Habibie (2013)

Pengaruh Pengawasan DPRD, Pengendalian

Internal, dan Peran Auditor

Internal Terhadap Good

Governance (Studi Empiris Pada

Pemerintah Kota Solok)

Variabel yang diteliti yaitu:

pengendalian

internal, peran

audit internal dan good governance,

data dianalisis

menggunakan regresi berganda.

Variabel pengawasan DPRD, dan lokasi

penelitian yang

dilakukan terhadap

SKPD di kota Solok.

Hasil penelitian menemukan bahwa peran auditor internal tidak berpengaruh

terhadap good governance, dikarenakan

belum tersedianya indikator kinerja yang

memadai sebagai dasar pengukur kinerja pemerintah sehingga peranan auditor

masih menjadi perbebatan, hasil

penelitian sistem pengendalian internal dan pengawasan DPRD memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap

good governance.

4 Anastasia Rasia Rahma

Kresiadanti

(2013)

Pengaruh Internal Control dan Internal Auditor

Terhadap Akuntabilitas di

Universitas Brawijaya

Variabel internal control, internal

auditor.

Variabel akuntabilitas,

responden penelitian

adalah SPI di Universitas

Brawijaya, metode

penelitian menggunakan uji

statistik

nonparametric.

Hasil penelitian mennemukan bahwa untuk menciptakan internal control dan

internal auditor dibutuhkan

kesinambungan dari sistem pelaksanaan yang tepat demi tercapainya akuntabilitas

yang berjalan sesuai dengan harapan

untuk mencapai good university governance.

(Bersambung pada halaman selanjutnya)

Page 74: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

54

Tabel 2.1 (Lanjutan)

(Bersambung pada halaman selanjutnya)

No. Penelitian

(Tahun)

Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

5 Mu’azu Saidu

Badara dan

Siti Zabedah Saidin (2013)

Impact of the Effective

Internal Control System on

the Internal Audit Effectiveness at Local

Government Level

Variabel sistem

pengendalian

internal dan audit internal.

Lokasi penelitian

dilakukan di Malaysia.

Sistem pengendalian internal yang

efektif dapat mempengaruhi

efektivitas auditor internal pada level pemerintahan daerah.

6 Diana Sari

(2013)

Pengaruh Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah, Implementasi

Standar Akuntansi

Pemerintahan, Penyelesaian Temuan Audit Terhadap

Penerapan Prinsip-Prinsip

Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Penelitian Pada

Pemerintah Daerah Di

Provinsi Jawa Barat Dan

Banten)

Variabel Tata kelola

pemerintahan yang baik (good

governance), Sistem

pengendalian intern pemerintah dan

penyelesaian temuan

audit.

Variabel implementasi

standar akuntansi pemerintahan, lokasi

penelitian di provinsi

Jawa Barat dan Banten dengan responden

adalah auditor BPK RI

provinsi dan Inspektorat Provinsi, data dianalisis

menggunakan analisis

path.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

secara simultan sistem pengendalian intern pemerintah, implementasi

standar akuntansi pemerintahan,

penyelesaian temuan audit menunjukkan pengaruh yang cukup

terhadap penerapan good

government governance, secara parsial memiliki pengaruh yang

lemah terhadap good government

governance.

7 Dumitrascu

Mihaela dan

Savulescu Iulian (2012)

Internal Control and the

Impact on Corporate

Governance, in Romanian Listed Companies

Variabel internal

control

Penelitian dilakukan

pada perusahaan yang

terdaftar di Bucharest Stock Exchange,

Rumania.

Corporate governance dan internal

control tidak dapat berdiri sendiri.

Corporate governance tidak akan bisa berjalan dengan efektif tanpa

adanya pengendalian internal yang

baik.

Page 75: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

55

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Penelitian

(Tahun)

Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

8 Eko Suyono,

Eko Hariyanto

(2012)

Relationship Between

Internal Control, Internal

Audit, and Organization

Commitment With Good

Governance: Indonesian Case

Variabel Good

governance,

pengendalian internal dan audit

internal, metode

penelitian menggunakan

regresi berganda.

Variabel komitmen

organisasi, lokasi

penelitian dilakukan di Jawa Tengah dengan

responden adalah

Inspektorat Provinsi.

Hasil penelitian menemukan ketika

penegendalian ineternal, audit

internal di implementasikan secara efektif dan komitmen organisasi

tinggi maka penerapan good

governance akan semakin meningkat di instansi tersebut.

9 Patricia

Saptapradipta (2012)

Pengaruh Audit Internal

Dan Pengendalian Internal Terhadap Pelaksanaan

Good Governance

(Studi Pada Badan Layanan Umum Universitas

Brawijaya Malang)

Variabel good

governance, audit internal dan

pengendalian

internal, menggunakan

analisis berganda.

Lokasi penelitian di

Universitas Brawijaya dengan responden

pegawai di lingkungan

Universitas Brawijaya yang bekerja di SPI dan

satuan kerja di masing-

masing fakultas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

audit internal dan pengendalian internal memiliki pengaruh postitif

signifikan terhadap good

governance, sehingga dapat mengindikasikan audit internal dan

pengendalian internal dapat

meningkatkan penerapan good

governance dalam suatu organisaisi.

10 Sri Fadilah

(2011)

Analisis Penerapan “Good

Governance” dilihat dari

implementasi pengendalian intern dan “Total Quality

Management”

Variabel

pengendalian

internal dan good governance.

Variabel total quality

management, penelitian

dilakukan pada lembaga amil zakat di Indonesia,

data dianalisis

menggunakan SEM

dengan pendekatan PLS.

Hasil penelitian menunjukkan jika

implementasi pengendalian intern

dan implementasi total quality management diterapkan secara

optimal pada LAZ di Indonesia maka

penerapan good governance

meningkat. (Bersambung pada halaman selanjutnya)

Page 76: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

56

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Penelitian

(Tahun)

Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

11 Atang

Hermawan (2010)

Pengaruh Auditor Eksternal

dan Auditor Internal pada Pelaksanaan Good

Corporate Governance.

Variabel auditor

internal.

Variabel auditor

eksternal, penelitian dilakukan terhadap

BUMN yang terdaftar di

Direktori BUMN, data dianalisi menggunakan

Path Analysis.

Auditor eksternal dan internal

memiliki hubungan yang searah dan secara simultan berpengaruh

terhadap good corporate

governance. auditor internal memberikan kontribusi lebih besar

terhadap pelaksanaan good

corporate governance.

12 Dedi Kusmayadi

(2010)

Determinasi Audit Internal Dalam Mewujudkan Good

Corporate Governance

serta Implikasinya Pada Kinerja Bank.

Variabel audit internal.

Penelitian dilakukan pada Bank pemerintah di

Tasikmalaya, data

dianalisis menggunakan path analysis.

Hasil menunjukkan audit internal berpengaruh positif signifikan

terhadap good corporate

governance. Audit internal dan good corporate governance secara parsial

dan simultan berpengaruh secara

positif signifikan terhadap kinerja

bank.

Page 77: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

57

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini merupakan model konseptual mengenai teori

yang berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi dapat

mempengaruhi good government governance. Adapun masalah-masalah yang

dianggap penting dalam penelitian ini adalah peran auditor internal, sistem

pengendalian intern pemerintah dan penyelesaian tindak lanjut temuan audit

yang mempengaruhi penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good

government governance)

Berdasarkan uraian diatas, kerangka pemikiran pada penelitian ini

digambarkan dalam gambar 2.1

(Bersambung pada halaman berikutnya)

Page 78: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

58

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Peran Auditor Internal terhadap Penerapan Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik (Good Government Governance)

Menurut Mardiasmo (2009:189) terdapat tiga aspek utama yang

mendukung pelaksanaan good governance yakni pengawasan, pengendalian

dan pemeriksaan. Auditor internal memiliki fungsi pengawasan terhadap

setiap kegiatan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selain itu auditor

internal tidak hanya berfungsi untuk menemukan permasalahan yang ada,

namun auditor internal berperan untuk memberikan solusi atas permasalahan

yang ada dengan memberikan rekomendasi atau usulan perbaikan.

Auditor internal juga dijadikan sebagai early warning untuk

mencegah terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang

sehingga mampu membantu meningkatkan kualitas tata kelola instansi

pemerintah ataupun swasata. Auditor internal harus berperan aktif dan ikut

Page 79: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

59

memantau atas jalannya aktivitas suatu organisasi sehingga mampu

mendorong terwujudnya good governance.

Auditor internal dituntut untuk menyediakan informasi mengenai

kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal yang ada dalam

perusahaan, auditor internal berperan mengawasi kegiatan manajemen,

auditor internal yang independen dapat berfungsi untuk mengawasi jalannya

perusahaan dengan memastikan bahwa perusahaan telah melakukan prkatik-

praktik dalam penerapan good governance (Wardoyo dan Lena, 2010:2).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suyono dan Hariyanto

(2012:1243) mengungkapkan bahwa peran auditor internal berpengaruh

positif signifikan terhadap penerapan good governance. Hal ini disebabkan

auditor internal memiliki fungsi untuk mengontrol, mengevaluasi, memantau

dan memberikan saran perbaikan terhadap setiap kegiatan yang dijalankan

oleh instansi. Jika auditor internal berjalan dengan baik di suatu organisasi

maka praktik good governance juga akan mengalami peningkatan.

Menurut Saptapradipta (2012:7) audit intern dibutuhkan untuk

membantu memastikan bahwa proses manajemen risiko, lingkup

pengendalian secara keseluruhan dan efektivitas kinerja dari proses usaha

telah konsisten dengan ekspektasi. Auditor internal teribat dalam memantau

aktivitas organisasi dan memberikan peran konsultasi sehingga diharapkan

mampu mendukung dan mendorong terwujudnya good governance.

Hasil penelitian Rahmatika (2014), Kusmayadi (2012), Hermawan

(2010) juga menemukan bahwa peran auditor internal berpengaruh secara

Page 80: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

60

signifikan terhadap penerapan good government governance. Namun

penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh

Habibie (2013) yang menemukan bahwa peran auditor internal tidak

berpengaruh terhadap penerapan good government governance.

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

penelitian dinyatakan sebagai berikut:

H1: Peran auditor internal berpengaruh terhadap penerapan tata kelola

pemerintahan yang baik (good government governance).

2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik (Good Government Governance)

Menurut Sari (2013:1015) pelaksanaan pengendalian intern diharapkan

dapat menghilangkan praktik-praktik korupsi karena proses pemerintahan

akan dilakukan secara transparan sehingga dapat diawasi oleh masyarakat

dan dapat dipertanggungjawabkan serta pengelolaan negara dapat dilakukan

dengan efektif, efisien, transparan, serta akuntabel dan ini merupakan suatu

komitmen pemerintah untuk membangun tata kelola pemerintahan yang baik

atau good governance.

Menurut Kresiadanti (2013:24) yang melakukan penelitian di Satuan

Pengendalian Internal (SPI) Universitas Brawijaya yang menemukan bahwa

pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas,

sehingga untuk membentuk tata kelola baik yang ingin dicapai oleh

Universitas Brawijaya harus disertai dengan pengendalian internal yang

baik. Menurut Saptapradipta (2012:20) komponen pengendalian internal

Page 81: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

61

yang terdiri dari; lingkungan pengendalian yang kondusif, penilaian resiko,

aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi yang memadai, dan

efektivitas pengawasan akan mampu memperkecil risiko yang mungkin

terjadi dan mendorong peningkatan penerapan good governance

didalamnya.

Menurut Fadilah (2011:390) yang melakukan penelitian terhadap

Lembaga Pengelola Zakat (LAZ) di Indonesia menemukan bahwa

pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap good governance,

pengendalian internal dapat mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan

pengawasan dan pelaporan dalam rangka menciptakan akuntabilitas dan

transparansi yang diharapkan masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013), Habibie (2013),

Saptapradipta (2012) dan Suyono dan Hariyanto (2012) mengungkapkan

bahwa pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap penerapan good

governance. Jika komponen pengendalian internal dapat dilaksanakan

dengan baik di setiap organisasi maka mampu memperkecil risiko yang

mungkin terjadi dan mendorong peningkatan pelaksanaan good governance.

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

penelitian dinyatakan sebagai berikut:

H2: Sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh terhadap penerapan

tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance).

Page 82: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

62

3. Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit terhadap Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik (Good Government Governance)

Tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan adalah kegiatan dan/atau

keputusan yang dilakukan oleh pimpinan entitas yang diperiksa dan/atau

pihak lain yang kompeten untuk melaksanakan rekomendasi hasil

pemeriksaan BPK. Pejabat yang diperiksa wajib memberikan jawaban atau

penjelasan kepada BPK tentang tindak lanjut atas rekomendasi hasil

pemeriksaan selambat-lambatnya 60 hari setelah LHP diterima (IHPS BPK

RI Semester I Tahun 2014).

Tanpa tindak lanjut dari parlemen, eksekutif, instansi yang diperiksa

dan aparat yang diberi wewenang melakukan investigasi, pemeriksaan

menjadi tidak efektif dan akuntabilitas hanya menjadi mimpi belaka (Sali,

2010 dalam Arifianti, Payamta, dan Sutaryo, 2013:2487). Dengan adanya

upaya dalam menindaklanjuti temuan audit dapat menghasilkan laporan

keuangan yang lebih berkualitas yang mencerminkan pengelolaan

pemerintahan yang baik (good governance) (Sari, 2013:1012).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) dan Astriani (2014)

menemukan bahwa tindak lanjut temuan audit berpengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan dan peningkatan terhadap good government governance.

Pemeriksaan yang dilakukan BPK akan bermanfaat apabila rekomendasi

tersebut dapat menciptakan pengelolaan keuangan yang transparan dan

akuntabel di pemerintahan. Hal ini dapat terjadi apabila pemerintah

menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK. Adanya tindak lanjut dari temuan

Page 83: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

63

audit dapat memperbaiki kualitas laporan keuangan suatu instansi yang

berimplikasi pada penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good

government governance) karena laporan keuangan merupakan bentuk

akuntabilitas dan transparansi pemerintah terhadap masyarakat.

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

penelitian dinyatakan sebagai berikut:

H3: Penyelasaian tindak lanjut temuan audit berpengaruh terhadap penerapan

tata kelola pemerintahan yang baik (good governmemt governance).

4. Peran Auditor Internal, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan

Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit terhadap Penerapan Tata

Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good Government Governance)

Menurut Mardiasmo (2009:189) terdapat tiga aspek utama yang

mendukung pelaksanaan good governance yakni pengawasan, pengendalian

dan pemeriksaan. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmatika (2014),

Saptapradipta (2014), Kresiadanti (2013), Hermawan (2010), Suyono dan

Hariyanto (2012) mengungkapkan bahwa peran auditor internal berpengaruh

signifikan terhadap penerapan good government governance. Auditor

internal memiliki fungsi pengawasan terhadap penyelenggaraan kegiatan

pemerintah dan memiliki tugas dalam memberikan keyakinan yang memadai

atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas serta memberikan saran

dan rekomendasi dalam meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan

tugas dan fungsi instansi pemerintah.

Page 84: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

64

Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013), Habibie (2013),

Saptapradipta (2012) dan Suyono dan Hariyanto (2012), Fadilah (2011)

menemukan bahwa pengendalian intern berpengaruh terhadap penerapan

good governance. Sari (2013) dan Astriani (2014) menemukan bahwa

tindak lanjut temuan audit berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan

dan peningkatan good government governance. Pemeriksaan yang dilakukan

BPK akan bermanfaat apabila rekomendasi tersebut dapat menciptakan

pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel di pemerintahan yang

berimplikasi pada penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good

government governance).

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

penelitian dinyatakan sebagai berikut:

H4: Peran auditor internal, sistem pengendalian intern pemerintah, dan

penyelesaian tindak lanjut temuan audit berpengaruh terhadap penerapan

tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance)

Page 85: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

65

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kasualitas, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau

lebih. Penelitian ini menguji pengaruh variabel independen, yaitu peran

auditor internal, sistem pengendalian intern pemerintah, dan penyelesaian

tindak lanjut temuan audit terhadap variabel dependen, yaitu penerapan tata

kelola pemerintahan yang baik (good government governance). Populasi

dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di Biro Keuangan

Sekretariat Jenderal Kementerian dan auditor internal di Inspektorat Jenderal

Kementerian.

B. Metodologi Penentuan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di Biro

Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian dan auditor internal yang berada

di Inspektorat Jenderal Kementerian yang berasal dari tujuh kementerian yang

berbeda, yaitu Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian,

Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Sosial, Kementerian Kelautan

dan Perikanan, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perdagangan.

Metode yang digunakan peneliti dalam pengambilan sampel penelitian

menggunakan metode convenience sampling, yaitu istilah umum yang

mencakup variasi luasnya prsedur pemilihan responden. Convenience

sampling berarti unit sampling yang ditarik mudah dihubungi, tidak

Page 86: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

66

menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid,

2010:18). Dengan menggunakan metode ini peneliti memiliki kebebasan

untuk memilih sampel dengan cepat dari elemen populasi yang datanya mudah

diperoleh peneliti. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pegawai yang bekerja di Biro Keuangan Sekretariat Jenderal dan auditor

internal yang berada di Inspektorat Jenderal di tujuh kementerian.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti

menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang

sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat

lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama penelitian diperoleh melalui penelitian lapangan. Pada

penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah auditor internal yang

berada di Inspektorat Jenderal dan pegawai yang bekerja di Biro Keuangan

Sekretariat Jenderal. Data yang dikumpulkan adalah jenis data primer.

Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada tujuh

kementerian baik di Inspektorat Jenderal maupun di Biro Keuangan

Sekretariat Jenderal secara langsung maupun melalui perantara. Data

primer diperoleh dengan menggunakan daftar pernyataan yang telah

terstruktur dengan tujuan utuk mengumpulkan informasi dari auditor

Page 87: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

67

internal dan pegawai yang bekerja di biro keuangan sebagai responden

dalam penelitian.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas

data, uji asumsi klasik, koefisien determinasi, dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2013: 19).

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Ghozali, 2013: 52). Pengujian validitas dalam

penelitian ini menggunakan Pearson Correlation, yaitu dengan cara

menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-

pertanyaan (Ghozali, 2013: 54).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

Page 88: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

68

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Ada dua

cara yang dapat dilakukan untuk mengukur reliabilitas, yaitu (Ghozali,

2013:47).

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang, responden akan diberikan

pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan dilihat apakah ia

tetap konsisten dengan jawabannya.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukuran hanya dilakukan

sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain

atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Kriteria pengujian

dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha. Suatu

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >

0,70 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali, 2013:48).

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas, uji heteroskedestisitas, dan uji multikolonieritas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai

distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2013: 160). Dalam

penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot (P-P

Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan

titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran

titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Ghozali, 2013: 163). Uji

Page 89: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

69

normalitas juga dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk

mengetahui apakah residual terdistribusi secara normal. Residual

terdistribusi secara normal ketika tingkat signifikansi di atas 0,05

(Ghozali, 2013:165).

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamaan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, jika berbeda

disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homoskedastisitas (Ghozali, 2013:139).

Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari ada

atau tidaknya pola tertentu pada garafik scatterplot. Jika ada pola tertentu

seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan

bahwa telah terjadi heteroskedestisitas. Jika tidak ada pola yang jelas,

serta titik-titik yang menyebar diatas dandibawah angka 0 pada sumbu Y

maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 139).

c. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen (Ghozali, 2013:105). Deteksi ada atau tidaknya

Page 90: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

70

multikolonieritas dalam model regresi adalah dilihat dari besaran VIF

(Variance Inflation Factor) dan tolerance (TOL). Regresi bebas dari

masalah multikolonieritas jika nilai VIF <10 dan nilai TOL >0,1

(Ghozali, 2013:106).

4. Uji Koefisien determinasi (R²)

Bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen,

yaitu peran auditor internal, sistem pengendalian intern pemerintah,

penyelesaian tindak lanjut temuan audit dalam menjelaskan variasi variabel

dependen, yaitu penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good

government governance). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan

satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel

dependen (Ghozali, 2013:97). Jika nilai R² adalah sebesar 1 berarti fluktuasi

variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan

tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Jika

nilai R² semakin mendekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan

variabel independen untuk dapat menjelaskan variabel dependen (Ghozali,

2013:97).

5. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Berganda

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

regresi berganda. Model regresi berganda umumnya digunakan untuk

menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel

Page 91: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

71

dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu

persamaan linear. Variabel independen dalam penelitian ini adalah peran

auditor internal, sistem pengendalian intern pemerintah, penyelesaian

tindak lanjut temuan audit. Variabel dependennya adalah penerapan tata

kelola pemerintahan yang baik (good government governance). Untuk

menguji hipotesis tersebut, maka rumus persamaan regresi yang

digunakan adalah:

Dimana:

α : Konstanta

β : Koefisien Regresi

Y : Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Government

Governance

X1 : Peran Auditor Internal

X2 : Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

X3 : Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit

e : Error

b. Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

yang dimasukkan dalam model regresi secara individual terhadap variabel

dependen. Apabila signifikan t lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan

Ho diterima. Demikian pula sebaliknya jika signifikan t lebih kecil dari

Y = α + β1X1 +β2X2 +β3X3+ e

Page 92: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

72

0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Bila Ha diterima berarti ada

hubungan yang signifikan antara variabel independen terhadap dependen

(Ghozali, 2013:98).

c. Uji Simultan (Uji Statistik F)

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah semua

variabel independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali,

2013:98). Untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama

mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan tingkat signifikansi

sebesar 0,05 dengan syarat pengambilan keputusan sebagai berikut; bila

nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak pada derajat

kepercayaan 5%. Dengan kata lain hipotesis alternatif diterima, yang

menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan

signifikan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2013:98).

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini di ukur melalui instrument yang

telah dikembangkan dan digunakan oleh penelitian. Penggunaan instrumen-

instrumen dalam penelitian-penelitian terdahulu dimungkinkan karena telah

teruji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Terdapat empat variabel yang akan

diukur dalam penelitian ini yaitu variabel peran auditor internal, sistem

pengendalian intern pemerintah, penyelesaian tindak lanjut temuan audit, dan

penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance)

Page 93: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

73

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang

digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. Peran Auditor Internal (X1)

Audit internal adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

bentuk pemberian keyakinan (assurance activities) dan konsultasi

(consulting activities), yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan

meningkatkan operasional sebuah organisasi (auditi). Kegiatan ini

membantu organisasi (auditi) mencapai tujuannya dengan cara

menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur untuk menilai dan

meningkatkan efektivitas dari proses manajemen risiko , kontrol atau

pengendalian, dan tata kelola (sektor publik). Auditor internal terlibat dan

berperan aktif memantau atau mengawasi aktivitas bisnis dan memberikan

peran konsultatif dalam pelaksanaan proses operasi perusahaan. Auditor

internal tidak hanya sebatas detector melainkan lebih menjadi early

warning untuk mendorong proses terwujudnya good governance

(Saptapradipta, 2012:8).

Dalam penelitian ini, pernyataan yang diteliti merupakan

pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Suyono dan Hariyanto

(2012), Saptapradipta (2012), Hermawan (2010), dan Standar Audit Intern

Pemerintah (2013). Variabel yang diukur menggunakan skala interval 5

poin dari (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) cukup setuju, (4)

setuju, dan (5) sangat setuju (Ghozali, 2013:47).

Page 94: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

74

2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (X2)

Menurut Saptapradipta (2012:20) komponen pengendalian internal

yang terdiri dari lingkungan pengendalian yang kondusif, penilaian resiko,

aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi yang memadai, dan

efektivitas pengawasan akan mampu memperkecil risiko yang mungkin

terjadi dan mendorong peningkatan penerapan good governance

didalamnya.

Dalam penelitian ini, pernyataan yang diteliti merupakan

pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Saptapradipta (2012),

Suyono dan Hariyanto (2012) dan Peraturan Pemerintah No.60 tahun 2008.

Variabel yang diukur menggunakan skala interval 5 poin dari (1) sangat

tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) cukup setuju, (4) setuju, dan (5) sangat

setuju (Ghozali, 2013:47).

3. Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit (X3)

Pimpinan wajib memahami langkah-langkah yang diperlukan

dalam menuntaskan hasil pengawasan, agar setiap rekomendasi hasil

audit dapat ditindaklanjuti secara tepat dan benar (Solusi, 2012:6). Upaya

untuk menyelesaikan tindak lanjut temuan audit diawali dengan

penyusunan rencana tindak lanjut temuan audit atau rencana aksi.

Kewajiban melaksanakan tindak lanjut hasil pengawasan fungsional

terhadap instansi pemerintah yang dilakukan oleh BPK maupun Aparat

pengawasan Intern Pemerintah (APIP) diatur melalui Permenpan nomor 9

tahun 2009.

Page 95: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

75

Dalam penelitian ini, pernyataan yang diteliti merupakan

pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Astriani (2014),

Solusi (2012) dan Permenpan no.9 tahun 2009. Variabel yang diukur

menggunakan skala interval 5 poin dari (1) sangat tidak setuju, (2) tidak

setuju, (3) cukup setuju, (4) setuju, dan (5) sangat setuju (Ghozali,

2013:47).

4. Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Government

Governance) (Y)

Governance dapat diartikan sebagai proses dari suatu pengambilan

keputusan dan proses bagaimana keputusan tersebut diimplementasikan.

(Sari, 2013:1023). Menurut World Bank dalam Mardiasmo (2009:17),

good governance adalah cara yang digunakan dalam mengelola sumber

daya ekonomi dan sosial untuk kepentingan pembangunan masyarakat.

Ada empat pilar utama dalam penerapan good government governance,

yakni transparansi, partisipasi, akuntabilitas, dan supremasi hukum (Sari,

2013:1025, Bappenas, 2008 dalam Susitianingsih, 2010:7).

Dalam penelitian ini, pernyataan yang diteliti merupakan

pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) dan

Susiatiningsih (2010). Variabel yang diukur menggunakan skala interval

5 poin dari (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) cukup setuju, (4)

setuju, dan (5) sangat setuju (Ghozali, 2013:47).

Page 96: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

76

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator No. Skala

Peran Auditor

Internal (X1)

1.Saptapradipta,

2012

2.Suyono dan

Hariyanto,

2012

3.Hermawan,

2010

4.Standar Audit

Intern

Pemerintah ,

2013

1. Independensi

2. Objektivitas

3. Kompetensi

Auditor

4. Kecermatan

Profesional

5. Kegiatan audit

internal

6. Komunikasi

hasil

penugasan

audit internal

7. Pemantauan

tindak lanjut

1. Bebas dari intervensi

2. Objektif dalam

menjalankan peran

3. Menggunakan

kompetensi dalam

penugasan

4. Memiliki keahlian

profesional

5. Mengevaluasi kegiatan

audit internal

6. Mengkomunikasikan

hasil temuan

7. Pemantauan tindak

lanjut sesuai prosedur

1,2

3

4

5

6,7,8,9

10

11

Interval

Sistem

Pengendalian

Intern

Pemerintah (X2)

1.Saptapradipta,

2012

2.Suyono dan

Hariyanto,

2012

3.PP No.60

Tahun 2008

1. Lingkungan

Pengendalian

2. Penilaian

Risiko

3. Kegiatan

Pengendalian

4. Informasi dan

komunikasi

5. Pemantauan

1. Integritas dan nilai

etika

2. Standar kompetensi

3. Struktur organisasi

4. Identifikasi dan

analisis risiko

5. Pembinaan sumber

daya manusia

6. Pengendalian sistem

informasi

7. Pengendalian fisik dan

aset

8. Kualitas sistem

informasi dan

komunikasi

9. Pemantauan

1

2

3

4

5

6,7

8

9

10

Interval

(Bersambung pada halaman selanjutnya)

Page 97: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

77

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Variabel Sub Variabel Indikator No. Skala

Penyelesaian

Tindak Lanjut

Temuan Audit

(X3)

1. Astriani, 2014

2. Solusi, 2012

3. Permenpan

Nomor 9

tahun 2009

1. Perencanaan

tindak lanjut

temuan audit

2. Pelaksanaan

tindak lanjut

temuan audit

1. Kewajiban tindak

lanjut temuan audit

2. Penyusunan rencana

aksi

3. Komitmen

pelaksanaan tindak

lanjut dan upaya

pemerintah

4. Forum koordinasi

5. Tindak lanjut temuan

audit terhadap sistem

pengendalian intern

6. Tindak lanjut temuan

audit terhadap

peraturan perundang-

undangan

7. Penjelasan

perkembangan tindak

lanjut

8. Sanksi

1

2,3

4,5

6

7

8

9

10

Interval

Tata Kelola

Pemerintahan

yang Baik (Good

Government

Governance) (Y)

1. Sari, 2013

2. Bappenas ,

2008 dalam

Susiatiningsih

, 2010

1. Transparansi

2. Partisipasi

3. Akuntabilitas

4. Supremasi

hukum

1. Informasi yang

memadai

2. Kemudahan akses

informasi

3. Pengambilan

keputusan bersama

4. Laporan

pertanggungjawaban

publik

5. Standar prosedur

pelaksanaan

6. sanksi dan

penghargaan

7. Peraturan perundang-

undangan

8. Penindakan hukum

1,2,

3,4

5,6,7

8

9

10

11

12

Interval

Page 98: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

78

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap pegawai yang bekerja di Biro

Keuangan Sekretariat Jenderal dan auditor internal yang berada di

Inspektorat Jenderal di beberapa Kementerian Republik Indonesia, yaitu

Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial, Kementerian Kelautan dan

Perikanan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian,

Kementerian Hukum dan HAM dan Kementerian Kesehatan. Alasan peneliti

menjadikan pegawai Biro Keuangan Sekretariat Jenderal sebagai responden

dikarenakan, biro keuangan memiliki tugas dalam hal menyusun anggaran

kementerian, pengelolaan dan pembinaan perbendaharaan kementerian dan

melaksanakan sistem akuntansi dan menyusun laporan keuangan

kementerian, dimana laporan keuangan merupakan salah satu bentuk alat

pertanggungjawaban (akuntabilitas) pemerintah terhadap stakeholder dan

akuntabilitas merupakan salah satu prinsip dalam menerapkan Good

Government Governance. Alasan peneliti mengambil objek penelitian

terhadap Auditor Internal atau yang biasa dikenal dengan Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang berada di Inspektorat Jenderal

dikarenakan APIP memiliki fungsi pengawasan terhadap penyelenggaraan

kegiatan pemerintah dan memiliki tugas dalam memberikan keyakinan yang

memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas, serta

Page 99: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

79

melakukan peringatan dini (early warning), manajemen risiko dalam

penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah (anti corruption

activities) serta memberikan saran dan rekomendasi yang dapat

meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi

pemerintah. Auditor internal juga memiliki tugas dalam hal pemantauan

terhadap penyelesaian tindak lanjut temuan audit. Sehingga peran auditor

internal dibutuhkan dalam upaya penerapan good governance di lingkup

pemerintahan.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner

penelitian secara langsung dengan mendatangi responden yang terdiri dari

Pegawai Biro Keuangan dan Auditor Internal yang berada di Inspektorat

Jenderal. Peneliti hanya mengambil sampel di 7 kementerian dikarenakan

adanya keterbatasan kemampuan dari peneliti yang berkaitan dengan jarak

dan waktu serta kesediaan dari pihak instansi untuk memberikan izin

penelitian. Penyebaran serta pengambilan kuesioner dilaksanakan mulai

tanggal 10 Januari hingga 28 Februari 2015.

Distribusi penyebaran kuesioner dilakukan di 7 Kementerian

Republik Indonesia yaitu Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial,

Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perdagangan,

Kementerian Perindustrian, Kementerian Hukum dan HAM dan

Kementerian Kesehatan. Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini

dapat dilihat dalam tabel 4.1.

Page 100: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

80

Tabel 4.1

Data Distribusi Sampel Penelitian

No Kementerian Republik

Indonesia

Kuesioner

dikirim

Kuesioner

dikembalikan

%

1 Kementerian

Keuangan

Sekretariat

Jenderal 15 15 100%

Inspektorat

Jenderal 15 15 100%

2 Kementerian

Sosial

Sekretariat

Jenderal 10 5 50%

Inspektorat

Jenderal 10 10 100%

3

Kementerian

Kelautan dan

Perikanan

Sekretariat

Jenderal 10 9 90%

Inspektorat

Jenderal 10 8 80%

4 Kementerian

Perdagangan

Sekretariat

Jenderal 10 10 100%

Inspektorat

Jenderal 5 5 100%

5 Kementerian

Perindustrian

Sekretariat

Jenderal 10 8 80%

Inspektorat

Jenderal 15 6 40%

6

Kementerian

Hukum dan

HAM

Sekretariat

Jenderal 10 9 90%

Inspektorat

Jenderal 10 8 80%

7 Kementerian

Kesehatan

Sekretariat

Jenderal 10 9 90%

Inspektorat

Jenderal 15 14 93%

Jumlah 155 131 84%

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Jumlah kuesioner yang disebarkan berjumlah 155 buah atau 100%

yang tersebar di 7 kementerian. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 126

buah atau 81,4% dan kuesioner yang tidak dapat diolah berjumlah 5 buah

atau 3,2% gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.2.

Page 101: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

81

Tabel 4.2

Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Jumlah kuesioner yang disebar 155 100%

2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 24 15,4%

3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 5 3,2%

4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 126 81,4%

Sumber: Data Primer yang diolah, 2015

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pegawai di Biro Keuangan

Sekretariat Jenderal dan auditor internal di Inspektorat Jenderal di beberapa

Kementerian Republik Indonesia, yaitu Kementerian Keuangan,

Kementerian Sosial, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian

Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kesehatan dan

Kementerian Hukum dan HAM. Berikut ini adalah deskripsi mengenai

identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia,

pendidikan terakhir, golongan, dan pengalaman kerja.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.3 dibawah ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.3

Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Pria 75 59.5 59.5 59.5 Wanita 51 40.5 40.5 100.0

Jumlah 126 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa responden didominasi oleh

jenis kelamin pria sebanyak 75 responden atau sebesar 59,5%, sedangkan

Page 102: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

82

siasanya adalah berjenis kelamin wanita sebanyak 51 responden atau

sebesar 40,5%.

b. Deskripsi responden berdasarkan usia

Tabel 4.4 dibawah ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan usia.

Tabel 4.4

Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

< 25 Tahun 4 3.2 3.2 3.2

> 45 Tahun 36 28.6 28.6 31.7

25-35 Tahun 63 50.0 50.0 81.7 36-45 Tahun 23 18.3 18.3 100.0

Total 126 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.4 mayoritas responden berusia 25-35 tahun

dengan jumlah 63 atau sebesar 50%, responden berusia lebih dari 45

tahun berjumlah 36 responden atau sebesar 28,6%, responden yang

berusia 36-45 tahun berjumlah 23 responden atau sebesar 18,3%, sisanya

adalah responden yang berusia kurang dari 25 tahun sebanyak 4

responden atau sebesar 3,2%.

c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 4.6 berikut menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan pendidikan terakhir.

Page 103: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

83

Tabel 4.6

Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

D3 9 7,1 7,1 7,1

S1 76 60,3 60,3 67,5

S2 41 32,5 32,5 100,0

Total 126 100,0 100,0

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.6 sebagian besar responden didominasi oleh

pendidikan strata 1 (S1) dengan jumlah 76 responden atau 60,3% sisanya

sebanyak 41 responden atau 32,5% berpendidikan strata 2 (S2) dan

sebanyak 9 responden atau 7,1% berpendidikan diploma (D3).

d. Deskripsi responden berdasarkan golongan

Tabel 4.5 menyajikan hasil deskripsi responden berdasarkan

golongan.

Tabel 4.5

Deskripsi Responden Berdasarkan Golongan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

II D 8 6.3 6.3 6.3

III A 30 23.8 23.8 30.2

III B 22 17.5 17.5 47.6 III C 30 23.8 23.8 71.4

III D 16 12.7 12.7 84.1

IV A 10 7.9 7.9 92.1

IV B 8 6.3 6.3 98.4 IV C 2 1.6 1.6 100.0

Total 126 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.5 mayoritas responden penelitian ini adalah

golongan III A dan III C sebanyak 30 responden atau 23,8%, golongan III

B dengan 22 responden atau 17,5%, golongan III D dengan 16 responden

atau 12,7%, sisanya adalah responden dengan golongan IV A sebanyak

Page 104: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

84

10 responden atau 7,9%, golongan II D dan IV B dengan 8 responden

atau 6,3%, dan 2 responden atau 1,6% adalah golongan IV C.

e. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja

Tabel 4.7 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan

pengalaman kerja.

Tabel 4.7

Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

< 5 23 18.3 18.3 18.3

5-10 tahun 44 34.9 34.9 53.2

11-20 tahun 30 23.8 23.8 77.0 21-30 tahun 25 19.8 19.8 96.8

31-40 tahun 4 3.2 3.2 100.0

Total 126 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.7 mayoritas responden memiliki pengalaman

kerja 5-10 tahun sejumlah 44 responden atau 34,9%, 30 responden atau

23,8% memiliki pengalaman kerja 11-20 tahun, 25 responden atau 19,9%

memiliki pengalaman kerja 21-30 tahun, sisanya 23 responden atau

18,3% dengan pengalaman kerja kurang dari 5 tahun dan 4 responden

atau 3,1% memiliki pengalaman kerja 31-40 tahun.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peran auditor

internal, sistem pengendalian intern pemerintah, penyelesaian tindak lanjut

temuan audit dan tata kelola pemerintahan yang baik (good government

Page 105: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

85

governance) akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam

tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel peran auditor internal

jawaban minimum responden sebesar 33 dan maksimum sebesar 55 dengan

rata-rata jawaban 45,65 dan standar deviasi sebesar 4,796. Variabel sistem

pengendalian intern pemerintah memiliki jawaban minimum responden

sebesar 29 dan maksimum sebesar 50 dengan rata-rata 39,8 dan standar

deviasi 4,532. Variabel penyelesaian tindak lanjut temuan audit memiliki

jawaban minimum responden sebesar 30 dan maksimum sebesar 50 dengan

rata-rata 41,23 dan standar deviasi sebesar 3,982. Variabel good government

governance memiliki jawaban minimum responden sebesar 33 dan jawaban

maksimum sebesar 33 dengan rata-rata 47,02 dan standar deviasi 5,141.

Berdasarkan hasi uji statistik deskripsi diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa rata-rata jawaban responden terhadap variabel peran auditor internal

dan variabel penyelesaian tindak lanjut temuan audit adalah setuju

sedangkan variabel sistem pengendalian intern pemerintah dan good

government governance adalah netral.

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PA 126 33.00 55.00 45.6587 4.79694

SPIP 126 29.00 50.00 39.8016 4.53258

TLTA 126 30.00 50.00 41.2302 3.98229

GG 126 33.00 60.00 47.0238 5.14193

Valid N

(listwise)

126

Page 106: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

86

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner (Ghozali, 2013:52). Pengujian ini dilakukan dengan

menggunkan Pearson Correlation, kuesioner dikatakan valid jika tingkat

signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Tabel berikut menunjukkan hasil uji

validitas dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini dengan

126 sampel responden.

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Peran Auditor Internal

Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-tailed) Kriteria

PA1 0,631** 0,000 Valid

PA2 0,682** 0,000 Valid

PA3 0,732** 0,000 Valid

PA4 0.814** 0,000 Valid

PA5 0,748** 0,000 Valid

PA6 0,773** 0,000 Valid

PA7 0,646** 0,000 Valid

PA8 0,730** 0,000 Valid

PA9 0,767** 0,000 Valid

PA10 0,790** 0,000 Valid

PA11 0,721** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.9 variabel peran auditor internal memiliki

kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih

kecil dari 0,05.

Page 107: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

87

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-tailed) Kriteria

SPIP1 0,719** 0,000 Valid

SPIP2 0,723** 0,000 Valid

SPIP3 0,744** 0,000 Valid

SPIP4 0.730** 0,000 Valid

SPIP5 0,796** 0,000 Valid

SPIP6 0,703** 0,000 Valid

SPIP7 0,608** 0,000 Valid

SPIP8 0,733** 0,000 Valid

SPIP9 0,687** 0,000 Valid

SPIP10 0,762** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel sistem

pengendalian intern pemerintah memiliki kriteria valid untuk semua item

pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit

Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-tailed) Kriteria

TLTA1 0,596** 0,000 Valid

TLTA2 0,762** 0,000 Valid

TLTA3 0,730** 0,000 Valid

TLTA4 0.640** 0,000 Valid

TLTA5 0,738** 0,000 Valid

TLTA6 0,735** 0,000 Valid

TLTA7 0,628** 0,000 Valid

TLTA8 0,680** 0,000 Valid

TLTA9 0,768** 0,000 Valid

TLTA10 0,616** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan bahwa variabel penyelesaian

tindak lanjut temuan audit memiliki kriteria valid untuk semua item

pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Page 108: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

88

Tabel 4.12

Hasil Uji Validitas Good Government Governance

Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-tailed) Kriteria

GG1 0,623** 0,000 Valid

GG2 0,705** 0,000 Valid

GG3 0,675** 0,000 Valid

GG4 0.721** 0,000 Valid

GG5 0,679** 0,000 Valid

GG6 0,758** 0,000 Valid

GG7 0,703** 0,000 Valid

GG8 0,544** 0,000 Valid

GG9 0,642** 0,000 Valid

GG10 0,651** 0,000 Valid

GG11 0,672** 0,000 Valid

GG12 0,673** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukkan bahwa variabel tata kelola

pemerintahan yang baik (good government governance) memiliki kriteria

valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil

dari 0,05.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi instrumen

penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai

Cronbach Alpha diatas 0,70 (Ghozali, 2013:47). Tabel 4.13 adalah hasil

uji reliabilitas terhadap empat variabel penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu peran auditor internal, sistem pengendalian intern

pemerintah, penyelesaian tindak lanjut temuan audit dan penerapan tata

kelola pemerintahan yang baik (good government governance).

Page 109: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

89

Tabel 4.13

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach's

Alpha

N of

Items Keterangan

Peran Auditor Internal 0,907 11 Reliabel

Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah

0,895 10 Reliabel

Penyelesaian Tindak Lanjut

Temuan Audit

0,873 10 Reliabel

Good Government Governance 0,887 12 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha atas

variabel peran auditor internal sebesar 0,907, variabel sistem

pengendalian intern pemerintah sebesar 0,895, variabel penyelesaian

tindak lanjut temuan audit sebesar 0,873 dan variabel good government

governance sebesar 0,887. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh

pernyataan dalam kuesioner reliabel karena mempunyai cronbach’s alpha

lebih dari 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang

digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti

bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif

sama dengan jawaban sebelumnya.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui data

Page 110: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

90

terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan analisis grafik dan

analisis statistik (Ghozali, 2013:160).

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Hasil uji normalitas berdasarkan grafik histogram disajikan pada

gambar dibawah ini.

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram

Gambar 4.1 dan 4.2 menunjukkan data terdistribusi secara normal,

karena data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal serta grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal. Uji

normalitas juga dapat dilakukan dengan analisis statistik dengan

mennggunakan non parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S) pada tabel

4.14

Page 111: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

91

Tabel 4.14

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test

N 126

Kolmogorov-Smirnov Z .921

Asymp. Sig. (2-tailed) .365

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa besarnya nilai kolmogorov-

smirnov (K-S) adalah 0,921 dengan signifikansi sebesar 0,365 yang lebih

besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi

ini telah memenuhi asumsi normalitas.

b. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk

mendeteksi adanya problem multiko dapat dilihat dari nilai Tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi yang terbebas dari

problem multiko adalah nilai Tolerance diatas 0,10 dan nilai Variance

Inflation Factor (VIF) dibawah angka 10 (Ghozali, 2013:105).

Tabel 4.15

Hasil Uji Multikolonieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

PA .379 2.640

SPIP .382 2.619

TLTA .573 1.745

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.15 hasil uji multikolonieritas variabel peran

auditor internal memiliki nilai tolerance sebesar 0,379 dan nilai VIF

sebesar 2,640, variabel sistem pengendalian intern pemerintah nilai

Page 112: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

92

tolerance sebesar 0,382 dan nilai VIF sebesar 2,619 dan variabel

penyelesaian tindak lanjut temuan audit memiliki nilai tolerance sebesar

0,573 dan nilai VIF sebesar 1,745. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat

digunakan dalam penelitian karena nilai tolerance diatas 0,10 dan nilai

variance inflation factor (VIF) dibawah angka 10.

c. Hasil Uji Heterokedastisitas

Pengujian heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika hasil varians residual tetap

maka disebut homoskedastisitas (Ghozali, 2013:139).

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Gambar 4.3

Grafik Scatterplot

Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan bahwa

data tersebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak

terdapat adanya pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini

berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model persamaan regresi,

Page 113: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

93

sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi good

government governance berdasarkan variabel yang mempengaruhinya,

yaitu peran auditor internal, sistem pengendalian intern pemerintah,

penyelesaian tindak lanjut temuan audit.

4. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kemampuan

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Tabel 4.16

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa variabel good

government governance dapat dijelaskan oleh variabel peran auditor

internal, sistem pengendalian intern pemerintah, dan penyelesaian tindak

lanjut temuan audit sebesar 0,576 atau 57,6%. Sedangkan sisanya sebesar

0,424 atau 42,4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam

model penelitian seperti variabel komitmen organisasi, budaya organisasi

(Suyono dan Hariyanto, 2012), kompetensi aparat pemerintahan, sistem

akuntansi pemerintahan, dan profesionalisme auditor eksternal pemerintah

(Rahmatika, 2014).

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .766a .586 .576 3.34701

Page 114: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

94

5. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Statistik t

Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.17, jika nilai

probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho,

sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak

dan menerima Ho (Ghozali, 2013:98).

Tabel 4.17

Hasil Uji Statistik t

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 4.264 3.343 1.276 .205

PA .224 .101 .209 2.207 .029

SPIP .372 .107 .328 3.484 .001

TLTA .430 .099 .333 4.327 .000

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.17, maka diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut:

Hipotesis 1: Peran auditor internal berpengaruh terhadap penerapan

tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance)

Hasil uji hipotesis 1 pada tabel 4.17 variabel peran auditor internal

memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,029. Berarti H1 diterima sehingga

dapat diambil kesimpulan bahwa peran auditor internal berpengaruh

secara signifikan terhadap penerapan tata kelola pemerintahan yang baik

(good government governance) karena tingkat signifikansi yang dimiliki

Y= 4,264 + 0,224X1 + 0,372X2 + 0,430X3 + e

Page 115: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

95

oleh variabel peran auditor internal lebih kecil dari 0,05 (Ghozali,

2013:98).

Koefisien regresi variabel peran auditor internal bernilai positif

sebesar 0,224 artinya terjadi hubungan positif antara peran auditor

internal dengan good government governance, jika peran auditor internal

dijalankan dengan efektif dalam suatu organisasi maka penerapan good

government governance akan mengalami peningkatan dan berjalan

semakin baik didalam organisasi tersebut. Apabila peran auditor internal

tidak dijalankan dengan baik dan memadai akan berimplikasi terhadap

tidak akan memadainya penerapan good government governance

sehingga peran auditor internal yang efektif dibutuhkan dalam upaya

penerapan good governance . Auditor internal harus berperan aktif dan

ikut memantau atas jalannya aktivitas suatu organisasi sehingga dapat

membantu organisasi untuk mencapai tujuannya dalam meningkatkan

penerapan good governance.

Peran auditor internal yang efektif dapat memberikan evaluasi

yang independen terhadap laporan keuangan, informasi sistem operasi

dan prosedur yang dapat memberikan rekomendasi untuk perubahan

(Mihret & Yismaw, 2007; New Delhi, 2006 dalam Badara dan Saidin,

2013:17). Melalui audit internal penilaian yang sistematis dan objektif

dilakukan oleh auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang

berbeda-berbeda, sehingga melalui optimalisasai proses audit internal

Page 116: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

96

akan memperoleh informasi yang berharga sebagai bahan pertimbangan

manajemen dalam pengambilan kebijakan (Kusmayadi, 2010:153).

Secara teoritis hasil penelitian ini konsisten dengan teori yang

diungkapkan oleh Hunger & Wheelen (2007), Lawrence (2005), dan

Daniri (2005) dalam Kusmayadi (2010:153), bahwa audit internal

merupakan salah satu elemen penting dalam meningkatkan pengawasan

internal, optimalisasi mekanisme check and balances, serta melakukan

fungsi kontrol dalam membantu manajemen mencapai tujuannya untuk

mewujudkan good governance.

Secara empiris hasil penelitian ini bertolak belakang dengan

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Habibie (2013:18) yang

menemukan bahwa peran auditor internal tidak memiliki pengaruh

terhadap good governance. Hal ini disebabkan oleh peran auditor internal

masih menjadi perdebatan dikarenakan belum tersedianya indikator

kinerja yang memadai sebagai dasar pengukur kinerja pemerintah.

Namun penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya yaitu Rahmatika (2014:67) yang menemukan bahwa

auditor internal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerapan

good government governance, dengan adanya auditor internal maka

kualitas dari laporan keuangan pemerintah menjadi lebih baik, karena

laporan keuangan di supervisi secara teratur sehingga tercapainya prinsip

akuntabilitas.

Page 117: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

97

Hasil penelitian ini juga konsisten dengan Suyono dan Hariyanto

(2012:1243) yang menemukan bahwa auditor internal berpengaruh

signifikan terhadap good government governance. Auditor internal

memiliki peran yang penting dalam penerapan good government

governance karena auditor internal memiliki fungsi untuk mengontrol,

mengevaluasi, memantau dan memberikan saran perbaikan terhadap

setiap kegiatan yang dijalankan oleh instansi.

Wardoyo dan Lena (2010:11) melakukan penelitian terhadap

PT.Dirgantara Indonesia dan menemukan bahwa peran auditor internal

berpengaruh signifikan terhadap good governance. Audit Internal

dibutuhkan untuk membantu manajemen dalam mengidentifikasi

kelemahan-kelemahan, kegalan dan inefisiensi dari program yang telah

direncanakan oleh organisasi, audit internal juga berperan dalam

memastikan terlaksanannya prinsip good governance. Hasil penelitian

konsisten dengan Kresiadanti (2013), Saptapradipta (2012), Kusmayadi

(2010), Hermawan (2010), Wardoyo dan Lena (2010) yang menemukan

bahwa peran auditor internal berpengaruh signifikan terhadap penerapan

tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance).

Auditor internal memiliki fungsi pengawasan terhadap

penyelenggaraan kegiatan pemerintah dan memiliki tugas dalam

memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan,

efisiensi, dan efektivitas, melakukan peringatan dini (early warning),

manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi

Page 118: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

98

pemerintah (anti corruption activities) serta memberikan saran dan

rekomendasi yang dapat meningkatkan kualitas tata kelola

penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah (Standar Auditor

Intern Pemerintah, 2013).

Hipotesis 2: Sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh

terhadap penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good

government governance)

Hasil uji hipotesis 2 pada tabel 4.17 variabel sistem pengendalian

intern pemerintah memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,001. Berarti H2

diterima sehingga sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh

secara signifikan terhadap penerapan tata kelola pemerintahan yang baik

(good government governance) karena tingkat signifikansi yang dimiliki

oleh variabel sistem pengendalian intern pemerintah lebih kecil dari 0,05

(Ghozali, 2013:98).

Koefisien regresi variabel sistem pengendalian intern pemerintah

bernilai positif sebesar 0,372 artinya terjadi hubungan positif antara

sistem pengendalian intern pemerintah dengan good government

governance, jika sistem pengendalian internal pemerintah dijalankan

dengan efektif dalam menjalankan setiap aktivitas organisasi maka

penerapan good government governance di organisasi tersebut akan

berjalan semakin baik.

Pengendalian internal memiliki peranan penting terhadap

penerapan good governance, pengendalian internal memberikan

Page 119: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

99

keyakinan terhadap manajemen bahwa tujuan organisasi telah tercapai,

ketika sistem pengendalian internal tidak berjalan secara efektif di suatu

organisasi maka akan menimbulkan resiko seperti kecurangan,

penyalahgunaan wewenang, dan penyalahgunaan anggaran sehingga

berdampak terhadap penurunan kualitas informasi keuangan akibatnya

kepercayaan masyarakat menurun dan prinsip good governance tidak

akan tercapai. Sehingga untuk mewujudkan good governance maka

diperlukan sistem pengendalian internal yang efektif.

Pengendalian internal merupakan perencanaan yang didesain oleh

organisasi yang didalamnya mengandung semua metode yang digunakan

untuk melindungi aset perusahaan, menjamin reliabilitas informasi

keuangan untuk mendukung efisiensi dan efektivitas operasional dan

kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (Arens, Elder, and

Beasley, 2010 dalam Suyono dan Hariyanto, 2012:1328).

Komponen pengendalian internal yang terdiri dari; lingkungan

pengendalian yang kondusif, penilaian resiko, aktivitas pengendalian,

informasi dan komunikasi yang memadai, dan efektivitas pengawasan

akan mampu memperkecil risiko yang mungkin terjadi dan mendorong

peningkatan penerapan good governance didalamnya (Saptapradipta,

2012:20).

Adanya pengendalian intern diharapkan dapat menghilangkan

praktik-praktik korupsi karena proses pemerintahan akan dilakukan

secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan serta pengelolaan

Page 120: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

100

negara dapat dilakukan dengan efektif, efisien, transparan, serta akuntabel

yang merupakan suatu komitmen pemerintah untuk membangun tata

kelola pemerintahan yang baik atau good governance (Sari, 2013:1015).

Secara teoritis hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang

diungkapkan oleh Mardiasmo (2009:189) bahwa dalam mewujudkan

good governance, diperlukan tiga aspek utama yakni pengendalian,

pengawasan dan pemeriksaan dalam setiap penyelenggaraan

pemerintahan. Sedangkan secara empiris, penelitian ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Mihaela dan Lulian (2012:8) yang

melalukan penelitian terhadap perusahaan yang terdaftar pada Bucharest

Stock Exchange di Rumania. Penelitian tersebut menemukan bahwa

corporate governance dan pengendalian internal tidak dapat dipisahkan,

corporate governance tidak akan berjalan secara efektif tanpa adanya

sistem pengendalian internal yang baik.

Hasil penelitian juga konsisten dengan penelitian Kresiadanti

(2013:24) yang melakukan penelitian di Satuan Pengendalian Internal

(SPI) Universitas Brawijaya yang menemukan bahwa pengendalian

internal berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas, dimana

akuntabilitas merupakan salah satu prinsip good government governance.

Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari

(2013), Habibie (2013), Suyono dan Hariyanto (2012), Saptapradipta

(2012) yang menemukan bahwa sistem pengendalian internal

berpengaruh secara signifikan terhadap good governance. Suyono dan

Page 121: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

101

Hariyanto (2012:1243) mengungkapkan bahwa pengendalian internal

dapat memberikan keyakinan atas reliabilitas laporan keuangan, efisiensi

dan efektivitas operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan

yang berlaku, jika pengendalian internal di organisasi berjalan dengan

baik maka praktik good governance juga akan berjalan dengan baik.

Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fadilah (2011:390) yang melakukan penelitian terhadap Lembaga

Pengelola Zakat (LAZ) di Indonesia yang menemukan bahwa

pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap good governance,

pengendalian internal dapat mengatasi permasalahan yang berkaitan

dengan pengawasan dan pelaporan dalam rangka menciptakan

akuntabilitas dan transparansi yang diharapkan masyarakat.

Hipotesis 3: Penyelesaian tindak lanjut temuan audit berpengaruh

terhadap penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good

government governance)

Hasil uji hipotesis 3 pada tabel 4.17 variabel penyelesaian tindak

lanjut temuan audit memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Berarti

H3 diterima sehingga penyelesaian tindak lanjut temuan audit

berpengaruh secara signifikan terhadap penerapan tata kelola

pemerintahan yang baik (good government governance) karena tingkat

signifikansi yang dimiliki oleh variabel penyelesaian tindak lanjut temuan

audit lebih kecil dari 0,05 (Ghozali, 2013:98).

Page 122: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

102

Koefisien regresi variabel penyelesaian tindak lanjut temuan audit

bernilai positif sebesar 0,430 artinya terjadi hubungan positif antara

penyelesaian tindak lanjut temuan audit dengan good government

governance, tujuan kegiatan tindak lanjut hasil pemeriksaan adalah

terciptanya perbaikan atau peningkatan kualitas atas kelemahan-

kelemahan yang ditemukan dari proses pemeriksaan. Jika hasil temuan

audit ditindaklanjuti maka akan mencerminkan pengelolaan pemerintahan

yang baik (good government governance).

Variabel penyelesaian tindak lanjut temuan audit merupakan

variabel yang masih jarang diteliti di Indonesia terutama jika dikaitkan

dengan penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good government

governance). Penelitian mengenai penyelesaian tindak lanjut temuan

audit telah dilakukan sebelumnya oleh Astriani (2014:7) yang

mengungkapkan bahwa penyelesaian tindak lanjut temuan audit

berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Hasil temuan

audit yang ditindaklanjuti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan

untuk periode berikutnya karena adanya perbaikan atas kesalahan periode

lalu yang berimplikasi terhadap penerapan tata kelola pemerintahan yang

baik.

Tindak lanjut atas temuan audit berdasarkan rekomendasi yang

diberikan merupakan upaya berkelanjutan atas entitas yang diperiksa.

Manfaat dari suatu pemeriksaan hanya dapat dirasakan, apabila hasil

temuan dan rekomendasi ditindaklanjuti. Tanpa adanya tindaklanjut

Page 123: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

103

terhadap temuan audit maka pemeriksaan tidak menjadi efektif dan

prinsip akuntabilitas yang tercermin dalam laporan keuangan tidak akan

terwujud (Arifianti, Payamta, dan Sutaryo, 2013:2487).

Penelitian ini juga konsisten dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sari (2013:1022) yang mengungkapkan bahwa

penyelesaian tindak lanjut temuan audit berpengaruh secara signifikan

terhadap penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good government

governance). Tujuan dari kegiatan tindak lanjut hasil pemeriksaan adalah

terciptanya perbaikan atau peningkatan kualitas atas kelemahan-

kelemahan yang ditemukan dari proses pemeriksaan. Pemeriksaan yang

dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan bermanfaat

apabila rekomendasi atas temuan pemeriksaan dapat menciptakan

pengelolaan keuangan negara yang transparan dan akuntabel di

pemerintahan, dan hanya dapat terjadi apabila pemerintah

menindaklanjuti hasil pemeriksaan tersebut. Dengan tindak lanjut temuan

audit, maka laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah lebih

berkualitas yang dapat mencerminkan pengelolaan pemerintahan yang

baik (good government governance).

b. Hasil Uji Statistik F

Hasil uji statistik F dapat dilihat pada 4.18, jika nilai probabilitas

lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika

nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha

(Ghozali, 2013:98).

Page 124: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

104

Tabel 4.18

Hasil Uji Statistik F

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 1938.224 3 646.075 57.672 .000b

Residual 1366.704 122 11.202

Total 3304.929 125

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Hipotesis 4: Peran auditor internal, sistem pengendalian intern

pemerintah, serta penyelesaian tindak lanjut temuan audit

berpengaruh terhadap penerapan tata kelola pemerintahan yang baik

(good government governance)

Pada tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 57,672 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Tingkat signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka

H4 diterima sehingga peran auditor internal, sistem pengendalian intern

pemerintah dan penyelesaian tindak lanjut temuan audit berpengaruh

secara simultan dan signifikan terhadap penerapan tata kelola

pemerintahan yang baik (good government governance) dan model

regresi ini layak untuk digunakan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rahmatika (2014), Saptapradipta (2012), Kresiadanti (2013), Hermawan

(2010), Suyono dan Hariyanto (2012) yang mengungkapkan bahwa peran

auditor internal berpengaruh signifikan terhadap penerapan good

government governance. Auditor internal memiliki fungsi pengawasan

terhadap penyelenggaraan kegiatan pemerintah dan memiliki tugas dalam

memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan,

efisiensi, dan efektivitas serta memberikan saran dan rekomendasi dalam

Page 125: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

105

meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi

instansi pemerintah. Peran auditor internal yang dijalankan secara efektif

akan menyebabkan penerapan good governance akan berjalan dengan

baik.

Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sari (2013), Habibie (2013), Suyono dan Hariyanto (2012)

yang mengungkapkan bahwa sistem pengendalian intern pemerintah

berpengaruh signifikan terhadap penerapan good government governance.

Komponen pengendalian internal yang terdiri dari; lingkungan

pengendalian yang kondusif, penilaian resiko, aktivitas pengendalian,

informasi dan komunikasi yang memadai, dan efektivitas pengawasan

akan mampu memperkecil risiko yang mungkin terjadi dan mendorong

peningkatan penerapan good governance didalamnya. Sistem

pengendalian internal yang dijalankan secara efektif oleh organisasi

menyebabkan good governance akan berjalan dengan baik. Namun ini

hanya dapat terjadi jika pimpinan instansi dan pegawai memiliki

komitmen untuk melaksanakannya.

Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Astriani (2014) dan Sari (2013) yang mengungkapkan

bahwa penyelesaian tindak lanjut temuan audit berpengaruh signifikan

terhadap kualitas laporan keuangan yang berimplikasi terhadap

penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good government

governance). Sari (2013) yang mengungkapkan bahwa penyelesaian

Page 126: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

106

tindak lanjut temuan audit berpengaruh signifikan terhadap penerapan

tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance).

Dengan tindak lanjut temuan audit, maka laporan keuangan yang

dihasilkan oleh pemerintah lebih berkualitas yang dapat mencerminkan

pengelolaan pemerintahan yang baik (good government governance).

Peneliti mendapatkan informasi tambahan yang berasal dari

responden yang diteliti, responden setuju bahwa tiga variabel yang diteliti

yaitu; peran auditor internal, sistem pengendalian intern pemerintah, dan

penyelesaian tindak lanjut temuan audit merupakan faktor yang

berpengaruh dalam menerapkan prinsip good governance. Penguatan

peran auditor internal dibutuhkan dalam penegakan good governance,

namun auditor internal pemerintah saat ini masih membutuhkan pelatihan

dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) karena masih

kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh auditor internal, dimana dari 7

kementerian yang dijadikan objek penelitian, yang mampu mencapai

level 3 hanya kementerian keuangan sedangkan sisanya berada di level 2.

Level 3 artinya, auditor internal sudah mampu menilai efisiensi,

efektivitas, ekonomis suatu kegiatan serta memberikan konsultasi pada

tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern. Sedangkan level 2

baru mampu menjamin proses tata kelola sesuai dengan peraturan.

Penyelesaian tindak lanjut temuan audit merupakan faktor yang

penting dalam penerapan good governance. Keberhasilan dari

pemeriksaan (audit) adalah tidak ditemukannya temuan audit yang

Page 127: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

107

berulang di periode selanjutnya. Namun yang menjadi hambatan terhadap

penyelesaian tindak lanjut temuan audit disebabkan karena kurangnya

kesadaran bagi pihak yang bertanggung jawab untuk melaksanakannya.

Khususnya ketika terjadi pergantian jabatan maka temuan audit yang

seharusnya di tindaklanjuti justru tidak ditindaklanjuti karena merasa

bahwa itu bukan merupakan tanggung jawabnya. Jika peran auditor

internal dan sistem pengendalian intern pemerintah dijalankan secara

efektif serta diselesaikannya tindak lanjut temuan audit yang tidak

ditemukan kesalahan berulang diperiode berikutnya maka penerapan tata

kelola pemerintahan yang baik (good government governance) akan

berjalan secara efektif dan dapat mengarah ke clean governance.

Page 128: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

108

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peran auditor

internal, sistem pengendalian intern pemerintah dan penyelesaian tindak lanjut

temuan audit terhadap penerepan tata kelola pemerintahan yang baik (good

government governance). Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Peran auditor internal berpengaruh secara signifikan terhadap penerapan

tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance). Hal ini

dapat dijelaskan oleh tingkat signifikansi variabel peran auditor internal

sebesar 0,029.

2. Sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh secara signifikan

terhadap penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good government

governance). Hal ini dapat dijelaskan oleh tingkat signifikansi variabel

sistem pengendalian intern pemerintah sebesar 0,001.

3. Penyelesaian tindak lanjut temuan audit berpengaruh secara signifikan

terhadap penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good government

governance). Hal ini dapat dijelaskan oleh tingkat signifikansi variabel

penyelesaian tindak lanjut temuan audit sebesar 0,000.

4. Peran auditor internal, sistem pengendalian intern pemerintah, dan

penyelesaian tindak lanjut temuan audit berpengaruh secara signifikan

terhadap penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good government

Page 129: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

109

governance). Hal ini dapat dijelaskan oleh tingkat signifikansi yang

diperoleh sebesar 0,000 dengan nilai F sebesar 57,672.

B. Saran

Penelitian ini masih memiliki keterbatasan sehingga ada beberapa saran

yang diberikan agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih berkualitas

dimasa yang akan datang khususnya untuk peneliti selanjutnya yaitu sebagai

berikut:

1. Hasil penelitian ini menunjukkan Adjusted R Square sebesar 0,576 atau

57,6% yang dapat diartikan bahwa variabel good government governance

dapat dijelaskan oleh variabel peran auditor internal, sistem pengendalian

intern pemerintah, dan penyelesaian tindak lanjut temuan audit sedangkan

sisanya 42,4% dijelaskan oleh faktor lain. Untuk peneliti selanjutnya dapat

melanjutkan penelitian dengan variabel komitmen organisasi, budaya

organisasi, kompetensi aparat pemerintahan, sistem akuntansi

pemerintahan, dan profesionalisme auditor eksternal pemerintah.

2. Selain mendapatkan data melalui penyebaran kuesioner kepada responden,

disarankan untuk mendapatkan data berupa wawancara kepada responden

yang terkait agar dapat memperluas pernyataan yang ada di kuesioner serta

mendapatkan fakta yang terjadi di lapangan.

3. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk tidak melakukan waktu

penyebaran kuesioner dalam masa audit.

Page 130: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

110

DAFTAR PUSTAKA

Aikins, Stephen Kwamena, “An Examination of Governmental Internal Audits’

Role In Improving Financial Performance”,Public Finance and

Management, Vol.11, No.4, pp. 306-337, 2011.

Alexander Zulkarnain (Auditor Madya Inspektorat VII Kementerian Keuangan),

“Bukan Watchdog, Konsultan, Juga Bukan Katalis! Tapi Pengawas

Intern”, 2011, diakses tanggal 3 Januari 2015 dari

http://www.itjen.kemenkeu.go.id/page/detil.aspx?id=81

Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S.Beasley, “Auditing dan Jasa

Assurance:Pendekatan Terintegrasi”, Jilid 1, Edisi 12, Erlangga, Jakarta,

2008.

Arifianti, Hermin, Payamta dan Sutaryo, “Pengaruh Pemeriksaan dan

Pengawasan Keuangan Daerah terhadap Kinerja Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten/Kota

di Indonesia)”, Simposium Nasional Akuntansi XVI, Manado, 25-28

September 2013.

Astriani, Devi. “The Influence Resolution of Audit on The Quality of Local

Government Finance (Survey on Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) Representative West Java Province)”. Jurnal

Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama Bandung, 2014.

Auditor Intern Miliki Peran Strategis dalam Isu Governance, Warta Pengawasan

BPKP, Vol.XX, No.3, September 2013.

Auditor Intern: Dulu dan Kini, Warta Pengawasan BPKP, Vol.XX, No.3,

September 2013.

Badara, Mu’azu Saidu dan Siti Zaebedah Saidin, “Impact of the Effective Internal

Control System on the Internal Audit Effectiveness at Local Government

Level”, Journal of Social and Development Sciences, Vol.4, No.1, pp.16-

23, Januari 2013.

Batubara, Alwi Hashim, “Pelayanan Publik Sebagai Pintu Masuk dalam

Mewujudkan Good governance”, Jurnal Analisis Administrasi dan

Kebijakan, 2011.

Boyton, William C, Raymon and Johnson, Z & Walter G Kell, “Modern

Auditing”, edisi 7, Erlangga, Jakarta, 2006.

Page 131: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

111

Daniri, Mas Achmad dan A.Prasetyantoko, “Reformasi Kelembagaan dan

Penerapan Governance Pada BUMN”, 2009.

Direktorat Litbang, Deputi Pencegahan, “Integritas Sektor Publik Indonesia

Tahun 2014”, www.kpk.go.id, diakses pada 3 februari 2015.

Dwiputriani, Septiana, “Efektivitas Laporan Hasil Temuan Pemeriksaan dalam

Mewujudkan Reformasi Tranparansi Fiskal dan Akuntabilitas Sektor

Publik (2001-2008) di Indonesia”, Jurnal Ilmu Administrasi, Vol.V, No.4,

Desember 2008.

Efffendi, Muhammad Arief, “Paradigma Baru Internal Auditor”, Artikel telah

dimuat di majalah Auditor, Rubrik “Kolom 1”, Edisi No.05 tahun 2002,

diakses tanggal 6 april 2015 dari

https://muhariefeffendi.wordpress.com/2007/11/07/paradigma-baru-

internal-auditor/

Fadilah, Sri, “Analisis Penerapan Good Governance dilihat dari Implementasi

Pengendalian Intern dan Total Quality Management”, Prosiding

SNaPP2011 sosial ekonomi dan Humaniora, 2011.

Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21 Update

PLS Regresi”, Edisi 7, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang,

2013.

Habibi, Ahmad, “Good Governance di Era Otonomi Daerah”, ASAS, Vol 2,

No.1, Januari 2010.

Habibie, “Pengaruh Pengawasan DPRD, Pengendalian Internal, dan Peran

Auditor Internal terhadap Good Governance (Studi Empiris Pada

Pemerintah Kota Solok)”, Jurnal Universitas Negeri Padang diakses dari

http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/article/view/156, Vol.1,

No.1, 2013.

Hamid, Abdul, “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEB UIN Press, Jakarta, 2012.

Hartono, Tri, “Evaluasi Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit Sebagai

Unsur Penilaian Kinerja Manajemen Kantor Cabang (Studi Kasus pada

Bank BTN)”, Tesis Magister Sains Akuntansi, Universitas Diponegoro,

2006.

Hasyim, A.Dardiri, “Good Governance dan Piagam Madinah”, Seminar Nasional

dan Call for Papers UNIBA, 2014.

Ichsan, taufikul, Herbirowo Nugroho, dan Yusep Friya PS, “Peran Akuntan

dalam Mewujudkan Good Governance Pada Organisasi Sektor Publik dan

Page 132: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

112

Pengaruhnya terhadap Kinerja Organisasi”, Epigram, Vol.10, No.2,

Oktober 2010.

IHPS Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Semester I Tahun 2014,

www.bpk.go.id, diakses 2 Februari 2015.

Indarwati, CH. Merry, “Optimalisasi Pengawasan Inspektorat Kabupaten

Magelang dalam Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

(Good Governance)”, Tesis Program Studi Magister Ilmu Hukum,

Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2013.

Kresiadanti, Anastasi Rasia Rahma, “Pengaruh Internal Control dan Internal

Audit terhadap Akuntabilitas di Universitas Brawijaya”,

http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/430/375, Jurnal

Universotas Brawijaya, Vol.1, No.2, 2013.

Kusmayadi, Dedi, “Determinasi Audit Internal Dalam Mewujudkan Good

Corporate Governance Serta Implikasinya Pada Kinerja Bank”, Jurnal

Keuangan dan Perbankan, Vol.16, No.1, Januari 2012.

Laporan Bagus Bukan Jaminan, Tahun 2015 Laporan Keuangan Berbasis Akrual,

Kompas, 13 September 2014, h.5.

Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi. Yogyakarta, 2009.

Menyorot Tindak Lanjut Hasil Pengawasan, Solusi Majalah Pengawasan, Vol.2,

No.3, September 2012.

Mihaela, Dumitrascu dan Savulescu Lulian, “Internal Control and the Impact on

Corporate Governance, in Romanian Listed Companies”, Journal of

Eastern Europe Research in Business & Economics, Vol.2012, 2012.

Nareswari, Pradita dan Hilda Rossieta, “Cosmetic Earnings Management in

ASEAN Countries:Detection Method Using Benford’s Law”, Simposium

Nasional Akuntansi XVI, Manado, 25-28 September 2013.

Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit, Solusi Majalah Pengawasan, Vol.2,

No.3, September 2012.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparat Negara No.9 Tahun 2009.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah

Priantinah, Denies dan Megasari Chitra Adhisty, “Persepsi Karyawan Tentang

Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas, Konsultan Perusahaan dan

Page 133: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

113

Katalisator Dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan (Studi Kasus di Hotel

Inna Garuda Yogyakarta)”, Jurnal Nominal, Vol.1, No.1, 2012.

Puspitadewi, Paramita, Soni Agus Irwandi, “Hubungan Keadilan Organisasional

dan Kecurangan Pegawai dengan Moderating Kualitas Pengendalian

Internal”, The Indonesian Accounting Review, Vol.2, No.2, Juli 2012.

Rahmatika, Dien Noviany, “The Impact of Internal Audit Function Effectiveness

on Quality of Financial Reporting and its Implications on Good

Government Governance Research on Local Government Indonesia”,

Research Journal of Finance and Accounting, Vol 5, No.18, 2014.

Rai, I Gusti Agung, “Audit Kinerja Pada Sektor Publik”, Salemba Empat, Jakarta,

2008.

Rasul, Sjahruddin,“Penerapan Good Governance di Indonesia Dalam Upaya

Pencegahan Tindak Pidana Korupsi”, Mimbar Hukum, Vol.21, No.3, 3

Oktober 2009.

Renyowijoyo, Muindro, “Reformasi Keuangan Negara Tuntutan Akuntabilitas

Publik dan Good Governance”, Jurnal Akuntansi Sektor Publik STIE

Trisakti, Vol. 1, No.1, Maret 2009.

Ruliaty, “Strategi Mewujudkan Good Governance Melalui Transparansi

Pelayanan Publik”, Al-Fikr, Vol. 15, No.3, 2011.

Saptapradipta, Patricia. “Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal

terhadap Pelaksanaan Good Governance”, http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/1119, Jurnal

Universitas Brawijaya, 2012.

Sari, Diana, “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Implementasi

Standar Akuntansi Pemerintahan, Penyelesaian Temuan Audit terhadap

Penerapan Prinsip-Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

(Penelitian Pada Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Barat dan

Banten)”, Simposium Nasional Akuntansi XVI, Manado, 25-28

September 2013.

Setyaningrum, Dyah, Lindawati Gani, dan Dwi Martani, “Pengaruh Kualitas

Auditor dan Pengawasan Legislatif Terhadap Temuan Audit dengan

Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Sebagai Variabel

Intervening”, Jurnal SNA 17 Mataram, Lombok, 24-27 September 2014.

Solihin, Dadang, “Kepemerintahan yang Baik: Konsep dan Implementasi”,

Capacity Building Kementerian Sekretariat Negara, Pusdiklat Kemsetneg-

Cilandak, Jakarta 22 Oktober 2013.

Page 134: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

114

Susiatiningsih, Hermini, “Menakar Good Governance di Era Pemerintahan SBY-

Boediono 2009-2014”, Forum 32, http://eprints.undip.ac.id/9639/ , 2010.

Suyono, Eko dan Eko Hariyanto. “Relationship Between Internal Control,

Internal Audit, and Organization Commitment With Good Governance:

Indonesian Case”, China-USA Business Review, Vol.11,No.9, September

2012.

Syakhroza, Ahmad,“Tantangan Profesi Auditor Internal dalam Penerapan Good

Governance”, dalam Anwar Nasution, Binsar H.Simajuntak, Erie Sudewo,

dkk,“ Kapita Selekta Audit Intern,” AAI Press, Jakarta, 2011.

Transparency International. 2014. Corruption Perceptions Index 2014.

www.transparency.go.id, diakses 2 Februari 2015.

Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara,

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

Wardoyo, Trimanto S. dan Lena, “Peranan Auditor Internal Dalam Menunjang

Pelaksanaan Good Corporate Governance (Studi Kasus Pada PT.

Dirgantara Indonesia)”, Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi, No.3, Tahun ke-

1, September-Desember, 2010.

Widayadi, Didi, “Tantangan Profesi Auditor Internal dalam Penerapan Good

Corporate Governance”, dalam Anwar Nasution, Binsar H.Simajuntak,

Erie Sudewo, dkk,“ Kapita Selekta Audit Intern,” AAI Press, Jakarta,

2011.

Widhianto, Wahyu, “Good Governance dalam Pelaksanaan Belanja Pemerintah

Pusat”, Tesis Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, 2010.

Yuda, Prima, “Pengaruh Pelaksanaan Good Governance dan Pengendalian

Intern terhadap Kinerja Organisasi (Survei Pada Dinas Daerah Kota

Tasikmalaya)”, http://journal.unsil.ac.id/jurnalunsil.html, Jurnal

Universitas Siliwangi Tasikmalaya, 2012.

Page 135: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

115

Lampiran Surat Penelitian Skripsi

Page 136: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

116

Page 137: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

117

Page 138: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

118

Page 139: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

119

Page 140: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

120

Page 141: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

121

Page 142: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

122

Page 143: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

123

Page 144: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

124

Page 145: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

125

Page 146: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

126

Page 147: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

127

Page 148: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

128

Lampiran Kuesioner Penelitian Skripsi

KUESIONER

PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL, SISTEM PENGENDALIAN

INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT

TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN TATA KELOLA

PEMERINTAHAN YANG BAIK

(GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436/2015

Page 149: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

129

Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, 6 Januari 2015

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/sdr/I Responden

Di Tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata

Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:

Nama : Rifka Adelia

NIM : 1111082000010

Fak/Jur/smtr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/VII

bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul

“Pengaruh Peran Audit Internal, Sistem Pengendalian Internal Pemerintah

dan Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit Terhadap Penerapan Tata

Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Government Governance).”

Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjadi

responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya

saya mohon maaf telah mengganggu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i. Data yang

diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak

digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga

kerahasiannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.

Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor

kunci untuk mengetahui pengaruh peran audit internal, sistem pengendalian

internal pemerintah dan penyelesaian tindak lanjut temuan audit terhadap

penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance).

Mengingat kualitas hasil penelitian ini, sangat bergantung dari isian kuesioner

Bapak/Ibu/Sdr/i, sehingga saya memohon agar kiranya dapat mengisi dengan

sejujurnya. Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil

penelitian ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (telpon:

08569977783 dan e-mail: [email protected]). Atas kesediaan

Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua

pertanyaan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.

Dosen pembimbing Hormat Saya,

Peneliti

(Dr. Yahya Hamja, MM) (Rifka Adelia)

Page 150: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

130

Nomor: …………….(diisi oleh peneliti)

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : …………………………………………………………

(boleh tidak diisi)

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Umur : ……………… tahun

Unit Kerja : …………………………………………

Golongan II D III A III B III C III D

IV A IV B IV C IV D IV E

Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3

Pengalaman kerja : < 5 tahun 5,01-10 tahun 10,01-20 tahun

20,01-30 tahun 30,01-40 tahun > 40 tahun

Page 151: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

131

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Isilah identitas Bapak/Ibu/Sdr/i dengan lengkap, khusus untuk nama boleh

tidak diisi

2. Bapak/Ibu/Sdr/i dimohon untuk membaca dan memahami setiap pertanyaan

dalm kuesioner ini. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan

keadaan diri Bapak/Ibu/Sdr/i dengan memberikan tanda silang (X) pada:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

CS : Cukup Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

3. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab

dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu

nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku

4. Bapak/Ibu/Sdr/i diharapkan menjawab semua pertanyaan yang ada, dan

jangan sampai ada yang terlewati

5. Dalam Bapak/Ibu/Sdr/i memberikan jawaban, tidak ada jawaban yang

salah, semua jawaban benar dan dapat kami terima sepanjang sesuai

dengan keadaan diri saudara yang sebenarnya

6. Sebelum kuesioner ini dikembalikan, periksalah kembali sampai

Bapak/Ibu/Sdr/i yakin bahwa keusioner sudah dijawab semua

7. Bapak/Ibu/Sdr/i tidak perlu khawatir, karena kerahasiaan jawaban

Bapak/Ibu/Sdr/i, kami jamin

8. Hasil kuesioner ini tidak akan mempengaruhi kedudukan dan evaluasi

kerja Bapak/Ibu/Sdr/i, tetapi hanya untuk keperluan penelitian saja

Page 152: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

132

Variabel Peran Auditor Internal (X1)

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian

anda, dimana:

1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Cukup Setuju (CS) 5= Sangat setuju (SS)

2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)

NO PERNYATAAN STS TS CS S SS

1 APIP (Aparat Pengawasan Intern Pemerintah) di tempatkan

pada posisi yang tepat dan bebas dari segala intervensi

2 APIP bebas dari campur tangan instansi (auditee) atau

intervensi dalam menentukan ruang lingkup, pelaksanaan

hingga mengkomunikasikan hasil

3 APIP bersikap tidak memihak dan menghindari konflik

kepentingan dalam menjalankan perannya

4 APIP memiliki kompetensi dan pengalaman yang

diperlukan dalam penugasan audit intern

5 APIP menjalankan tugasnya dengan keahlian profesional

secara cermat dan hati-hati

6 Kegiatan audit intern dipantau secara berkelanjutan oleh

pimpinan APIP untuk mengevaluasi kesesuaian kegiatan

audit intern dengan kode etik dan standar

7 Kegiatan audit intern dapat mengevaluasi dan memberikan

rekomendasi untuk meningkatkan tata kelola sektor publik

8 APIP mengevaluasi kecukupan dan efektivitas

pengendalian intern dalam menanggapi risiko dan tata

kelola auditi

9 APIP mengevaluasi keandalan dan integritas informasi

keuangan, efektivitas dan efisiensi program, pengamanan

aset, serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan

10 APIP mengkomunikasikan hasil temuan atas kelemahan

sistem pengendalian intern dan ketidakpatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan kepada pimpinan instansi

11 APIP melaksanakan pemantauan tindak lanjut sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan

Page 153: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

133

Variabel Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (X2)

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian

anda, dimana:

1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Cukup Setuju (CS) 5=Sangat setuju (SS)

2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)

NO PERNYATAAN STS TS CS S SS

1 Adanya penegakan tindakan disiplin atas penyimpangan

terhadap kebijakan dan prosedur atau pelanggaran

terhadap perilaku

2 Terdapat standar kompetensi untuk setiap tugas dan

fungsi pada setiap posisi dalam instansi pemerintah

3 Terdapat kejelasan dan ketepatan dalam wewenang dan

tanggung jawab di instansi pemerintah

4 Pimpinan instansi melakukan identifikasi dan analisis

terhadap risiko yang mungkin akan terjadi

5 Adanya strategi perencanaan dan pembinaan sumber

daya manusia untuk mendukung pencapaian visi dan

misi instansi pemerintah

6 Adanya identifikasi pengguna data dan otorisasi data

terhadap akses informasi formal

7 Pembatasan akses perangkat lunak sistem berdasarkan

tanggung jawab pekerjaan dan dokumentasi atas

otorisasi akses

8 Mengkomunikasikan kepada pegawai mengenai

kebijakan dan prosedur pengamanan aset

9 Pimpinan instansi mengembangkan dan memperbarui

(update) sistem informasi agar tercapainya komunikasi

yang berkualitas

10 Pimpinan instansi melakukan pemantauan terhadap

sistem pengendalian intern secara berkelanjutan

Page 154: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

134

Variabel Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit (X3)

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian

anda, dimana:

1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Cukup Setuju (CS) 5= Sangat setuju (SS)

2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)

NO PERNYATAAN STS TS CS S SS

1 Pimpinan instansi wajib menindaklanjuti hasil temuan audit

sesuai dengan rekomendasi yang diberikan

2 Pimpinan instansi mengambil langkah untuk

menindaklanjuti rekomendasi dalam bentuk penyusunan

rencana aksi atas setiap hasil pemeriksaan BPK

3 Pimpinan instansi memastikan bahwa rencana aksi yang

diambil bertujuan untuk memperbaiki penyebab terjadinya

temuan

4 Kepedulian, komitmen serta tanggung jawab yang tinggi

diperlukan oleh semua pihak yang terlibat dalam

melaksanakan rekomendasi hasil audit

5 Pelaksanaan tindak lanjut hasil temuan audit merupakan

upaya perbaikan manajemen pemerintah untuk mendorong

citra dan wibawa pemerintah

6 Forum koordinasi tindak lanjut dengan pejabat yang

bertanggung jawab diperlukan untuk mengefektifkan tindak

lanjut hasil audit dan mencegah kesalahan yang berulang

7 Instansi wajib menyelesaikan tindak lanjut rekomendasi

hasil audit atas kelemahan sistem pengendalian intern

sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan

8 Instansi wajib menyelesaikan tindak lanjut rekomendasi

hasil audit atas ketidakpatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan sesuai dengan mekanisme yang

ditetapkan

9 Pimpinan bertanggung jawab dan berkewajiban

memberikan penjelasan perkembangan tindak lanjut

disertai dengan data dan bukti pendukung kepada BPK,

atasan, dan unit pemantau

10 Sanksi perlu diterapkan jika temuan audit tidak

ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi yang diberikan

Page 155: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

135

Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Government Governance) (Y)

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian

anda, dimana:

1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Cukup Setuju (CS) 5= Sangat setuju (SS)

2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)

NO PERNYATAAN STS TS CS S SS

1 Instansi menyediakan informasi mengenai hasil pemeriksaan

audit secara memadai dan tepat waktu

2 Adanya ketersediaan informasi dan kejelasan bagi masyarakat

untuk mengetahui penyusunan, pelaksanaan serta hasil yang

dicapai melalui kebijakan publik

3 Instansi memberikan informasi mengenai seluruh kegiatan

atau program instansi kepada masyarakat melalui fasilitas

iklan layanan masyarakat, website, media cetak, dan papan

pengumuman

4 Akses informasi mudah dijangkau, bebas diperoleh dan tepat

waktu dalam menyampaikan

5 Menggunakan media massa nasional maupun lokal sebagai

sarana penyaluran aspirasi masyarakat

6 Tersedianya forum dan pertemuan publik termasuk forum

stakeholder untuk menggali dan mengumpulkan masukan

serta usulan dari lapisan masyarakat

7 Dalam merumuskan kebijakan publik, instansi

mempertimbangkan usulan dan masukan yang diberikan oleh

masyarakat

8 Laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) dan laporan

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) merupakan

bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap masyarakat

yang memuat informasi keuangan dan non keuangan

9 Terdapat standard operating procedure (SOP) dalam

penyelenggaraan urusan pemerintahan atau pelaksanaan

kebijakan

10 Adanya mekanisme penghargaan (Reward) dan sanksi

(Punishment) atas pelaksanaan suatu kegiatan atau program

dalam pencapaian hasil

Page 156: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

136

NO PERNYATAAN STS TS CS S SS

11 Adanya peraturan perundang-undangan yang tegas, konsisten

untuk mendukung pelaksanaannya

12 Atas kelalaian yang disengaja atau pelanggaran terhadap

peraturan maka terdapat penindakan hukum secara tegas

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

-TERIMA KASIH-

Page 157: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

137

Lampiran Daftar Jawaban Responden

Identitas Responden

No Jk Usia Golongan Pend Ter PengKer

1 1 > 45 IV A 3 4

2 2 25-35 III B 2 2

3 1 25-35 III C 3 1

4 2 > 45 III D 2 3

5 2 36-45 III D 1 4

6 1 25-35 III C 2 1

7 2 > 45 IV A 2 4

8 1 > 45 IV B 3 3

9 2 > 45 IV A 3 4

10 1 > 45 III C 2 2

11 2 36-45 III D 2 2

12 1 > 45 III C 3 3

13 2 36-45 III C 2 2

14 2 25-35 III C 2 2

15 1 >45 IV B 3 3

16 1 25-35 III A 2 2

17 1 25-35 III A 2 2

18 2 36-45 III C 3 3

19 1 36-45 III C 2 3

20 1 36-45 III C 3 3

21 2 25-35 III B 2 1

22 1 25-35 III B 2 1

23 2 36-45 III C 2 3

24 2 36-45 III D 3 3

25 2 36-45 III C 2 3

26 1 25-35 III B 2 2

27 1 > 45 IV A 3 4

28 1 25-35 III B 2 2

29 2 25-35 III B 2 2

30 1 > 45 III D 3 4

31 1 25-35 III B 2 2

32 1 > 45 IV A 3 3

33 2 > 45 IV A 2 4

34 2 > 45 IV C 2 4

35 1 > 45 III D 2 4

36 2 25-35 III C 2 2

37 1 25-35 III B 2 3

38 1 25-35 III B 2 2

39 1 25-35 III B 2 1

40 1 25-35 III B 2 2

41 1 25-35 III A 2 1

42 1 > 45 IV B 3 5

43 2 36-45 III C 2 2

44 1 25-35 III B 2 1

45 2 25-35 III C 3 2

46 1 36-45 III C 3 3

Page 158: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

138

47 1 25-35 III B 2 1

48 1 25-35 III C 3 2

49 2 <25 II D 1 1

50 2 >45 III D 2 4

51 1 25-35 III C 2 2

52 1 36-45 III C 3 3

53 1 > 45 IV A 3 5

54 1 > 45 IV B 3 4

55 1 36-45 III A 1 2

56 1 > 45 IV B 3 4

57 1 36-45 III C 2 2

58 1 > 45 III D 2 3

59 1 > 45 IV B 3 4

60 1 > 45 III C 2 4

61 1 36-45 III B 2 3

62 2 25-35 III A 2 1

63 2 25-35 III B 3 2

64 1 25-35 III A 2 2

65 1 25-35 III B 2 2

66 2 25-35 III A 3 2

67 2 25-35 III A 2 2

68 2 > 45 III C 3 4

69 1 25-35 II D 1 2

70 1 > 45 IV A 3 4

71 2 25-35 III A 2 2

72 2 < 25 III A 2 1

73 1 25-35 II D 2 1

74 1 25-35 III A 2 2

75 1 25-35 II D 2 2

76 1 25-35 III B 2 2

77 1 25-35 III A 3 1

78 1 25-35 III A 2 1

79 1 25-35 III A 2 2

80 1 > 45 III D 2 4

81 1 > 45 IV B 3 4

82 1 25-35 III A 2 2

83 1 25-35 III A 2 2

84 1 25-35 III A 2 3

85 2 25-35 III A 2 2

86 1 < 25 II D 1 1

87 1 < 25 II D 1 1

88 2 25-35 III A 2 1

89 1 25-35 III A 2 3

90 2 36-45 III C 3 3

91 1 25-35 II D 1 2

92 1 25-35 III A 2 2

93 2 36-45 III B 2 3

94 2 > 45 III D 2 5

95 2 25-35 III A 2 2

Page 159: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

139

96 1 25-35 III A 2 1

97 2 25-35 III B 3 2

98 2 36-45 III D 3 3

99 2 36-45 III A 2 1

100 2 > 45 III C 3 4

101 2 > 45 IV C 3 5

102 1 > 45 III D 2 3

103 1 > 45 III D 3 4

104 1 36-45 III C 2 3

105 2 25-35 III A 2 1

106 2 25-35 III A 2 1

107 2 > 45 III C 2 4

108 1 > 45 IV B 3 4

109 1 25-35 II D 1 1

110 2 25-35 III C 3 2

111 2 > 45 IV A 3 4

112 2 25-35 III B 2 2

113 1 25-35 III B 2 3

114 2 25-35 III D 2 3

115 1 25-35 III A 2 2

116 1 25-35 III A 2 3

117 2 25-35 III C 3 3

118 2 25-35 III D 2 2

119 2 36-45 III D 3 3

120 1 36-45 III C 3 3

121 1 25-35 III B 2 2

122 1 25-35 III A 2 1

123 2 > 45 III C 1 4

124 1 36-45 III C 3 2

125 2 25-35 III A 2 3

126 1 > 45 IV A 3 4

Page 160: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

140

Jawaban Responden

Variabel Peran Auditor Internal (X1)

No PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 PA9 PA10 PA11 TOTAL

1 5 5 4 5 5 3 1 5 5 5 4 47

2 5 4 4 4 5 4 5 3 4 4 3 45

3 5 4 4 4 5 4 5 3 4 4 3 45

4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 4 3 45

5 5 4 4 4 5 4 5 3 4 4 3 45

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

7 2 2 5 5 5 4 4 4 5 5 5 46

8 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 42

9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

11 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 47

12 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 52

13 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 42

14 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 47

15 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 46

16 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 49

17 5 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 42

18 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45

19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 34

20 5 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 42

21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 43

22 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 46

23 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 48

24 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 53

25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

26 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 45

27 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 50

28 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 43

29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

31 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 52

32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33

34 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 45

35 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 45

36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

37 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

38 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41

39 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 37

40 3 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 49

41 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 45

42 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 49

43 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 42

44 4 4 3 4 3 4 5 4 5 4 4 44

45 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 42

46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33

47 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 46

48 3 4 4 5 5 5 4 3 4 5 5 47

49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43

51 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 51

Page 161: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

141

No PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 PA9 PA10 PA11 TOTAL

52 2 2 2 4 3 3 4 2 4 3 4 33

53 2 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 45

54 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 39

55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 45

58 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 47

59 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 47

60 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 49

61 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 41

62 5 5 4 4 3 4 4 4 3 3 4 43

63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

67 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 45

68 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 48

69 5 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 44

70 5 5 5 4 3 3 3 2 3 3 4 40

71 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 44

72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

73 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

76 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 45

77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

79 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 47

80 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 48

81 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 51

82 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

83 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

84 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33

85 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 39

86 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

87 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 44

88 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 45

89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

90 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43

91 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

92 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 45

93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

94 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 49

95 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 48

96 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 46

97 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 51

98 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 48

99 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

100 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 40

101 3 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 42

102 3 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 42

103 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

104 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

105 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

106 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

107 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43

Page 162: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

142

No PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 PA9 PA10 PA11 TOTAL

108 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

109 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

110 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 47

111 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

112 5 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 46

113 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

114 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

115 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

116 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

117 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

118 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 47

119 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 47

120 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

121 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 48

122 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

123 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 48

124 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

125 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

126 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

Variabel Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

NO SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8 SP9 SP10 TOTAL

1 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 43

2 4 4 4 5 4 4 3 2 4 4 38

3 4 4 4 5 4 3 2 3 3 3 35

4 4 4 4 5 4 3 2 3 3 3 35

5 4 4 4 5 4 3 2 3 3 3 35

6 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39

7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

9 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 38

10 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 48

11 4 3 4 4 4 4 3 5 5 4 40

12 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 45

13 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 38

14 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

16 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 40

17 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 36

18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

19 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 29

20 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 36

21 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 35

22 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 45

23 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 43

24 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47

25 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 48

26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

27 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 45

28 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 34

29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

31 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 45

32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

Page 163: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

143

NO SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8 SP9 SP10 TOTAL

33 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31

34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

35 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 37

36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

37 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47

38 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31

39 2 2 4 3 3 2 3 4 3 3 29

40 5 5 5 4 4 5 5 5 2 3 43

41 4 3 4 4 5 4 3 4 3 5 39

42 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 43

43 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31

44 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 36

45 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39

46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

47 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 43

48 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 39

49 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38

50 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 41

51 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 47

52 2 2 4 2 4 2 4 4 4 2 30

53 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 43

54 3 4 3 3 2 4 4 3 3 3 32

55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

57 4 4 4 5 4 3 2 4 5 4 39

58 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 42

59 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 42

60 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 42

61 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 37

62 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 38

63 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39

64 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 42

65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

68 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 33

69 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 41

70 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 35

71 4 4 4 4 4 5 4 2 3 3 37

72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

73 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

80 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 43

81 5 5 5 4 4 4 3 5 4 4 43

82 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

83 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

84 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 31

85 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 38

86 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 37

87 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 35

88 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

Page 164: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

144

NO SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8 SP9 SP10 TOTAL

89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

90 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

91 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

92 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 43

93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

94 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 42

95 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 37

96 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42

97 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 46

98 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 44

99 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 46

100 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 36

101 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 42

102 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 42

103 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39

104 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 34

105 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 38

106 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 39

107 5 4 4 4 5 3 4 4 5 4 42

108 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 38

109 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 38

110 4 3 4 5 4 3 5 4 5 4 41

111 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

112 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

113 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 36

114 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 37

115 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

116 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

117 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41

118 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 38

119 4 3 4 5 5 3 5 5 5 4 43

120 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39

121 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

122 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39

123 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 42

124 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 43

125 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 49

126 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

Page 165: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

145

Variabel Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit

NO TL1 TL2 TL3 TL4 TL5 TL6 TL7 TL8 TL9 TL10 TOTAL

1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41

2 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 37

3 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 37

4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 37

5 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 37

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

7 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 44

8 5 4 4 4 4 4 4 3 4 1 37

9 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 43

10 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 43

11 4 5 4 4 5 4 4 3 5 3 41

12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49

13 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

15 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41

16 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 42

17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

21 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 39

22 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 46

23 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41

24 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 48

25 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 49

26 4 3 3 3 3 3 4 4 4 5 36

27 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 42

28 5 4 4 4 4 4 3 3 4 5 40

29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

30 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 47

31 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 44

32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

34 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 40

35 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49

36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

37 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

38 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 36

39 5 5 3 4 4 5 3 4 4 4 41

40 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 47

41 4 5 4 5 4 4 4 3 5 4 42

42 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 44

43 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 49

44 5 4 4 3 3 4 4 4 5 4 40

45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

47 4 4 4 4 4 3 3 3 5 4 38

48 5 5 5 4 5 4 3 4 5 4 44

Page 166: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

146

NO TL1 TL2 TL3 TL4 TL5 TL6 TL7 TL8 TL9 TL10 TOTAL

49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

50 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 44

51 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 48

52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

53 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 43

54 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 37

55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39

57 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 39

58 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41

59 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41

60 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 43

61 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 41

62 5 4 4 3 4 4 3 3 3 5 38

63 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 46

64 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41

68 5 3 5 5 5 4 3 3 5 5 43

69 4 4 5 5 3 4 2 2 4 5 38

70 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 33

71 4 3 3 4 4 2 3 4 3 2 32

72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39

73 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

74 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39

75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

76 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41

77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

80 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 42

81 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 39

82 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 48

83 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 49

84 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 31

85 4 5 3 4 4 4 4 4 5 5 42

86 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 41

87 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 39

88 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38

89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

90 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

91 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 37

92 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 40

93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

94 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 42

95 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 44

96 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 45

97 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 48

98 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 44

99 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 46

100 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 36

101 4 4 5 4 4 4 3 3 4 5 40

102 4 4 5 4 4 4 3 3 4 5 40

103 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39

104 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

105 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 42

Page 167: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

147

Variabel Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good Government Governance)

NO GG1 GG2 GG3 GG4 GG5 GG6 GG7 GG8 GG9 GG10 GG11 GG12 TOTAL

1 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 50

2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 5 5 4 46

3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 5 5 4 46

4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 5 5 4 46

5 4 3 4 4 3 3 3 4 4 5 5 4 46

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

7 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 49

8 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 46

9 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 46

10 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 52

11 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 47

12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

13 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 46

14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

15 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47

16 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 45

17 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 46

18 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 46

19 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 35

20 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 46

21 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 5 4 50

22 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 55

23 5 4 2 4 2 3 3 4 4 3 3 4 41

24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 59

25 5 4 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 49

26 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 42

27 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 50

NO TL1 TL2 TL3 TL4 TL5 TL6 TL7 TL8 TL9 TL10 TOTAL

106 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

107 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 36

108 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 39

109 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 39

110 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 40

111 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

112 4 3 4 5 3 4 3 3 3 4 36

113 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 41

114 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39

115 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

116 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

117 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41

118 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 39

119 5 4 4 4 4 5 3 3 4 4 40

120 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

121 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 42

122 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 42

123 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

124 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 43

125 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

126 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

Page 168: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

148

NO GG1 GG2 GG3 GG4 GG5 GG6 GG7 GG8 GG9 GG10 GG11 GG12 TOTAL

28 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 42

29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

30 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 37

31 4 4 4 5 3 3 4 4 4 5 5 4 49

32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36

34 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 51

35 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 48

36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

37 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 58

38 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 40

39 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 42

40 5 3 3 3 3 3 3 4 5 4 5 5 46

41 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 41

42 4 4 4 3 4 5 5 4 5 5 5 4 52

43 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 40

44 4 4 5 4 2 4 2 5 4 2 2 2 40

45 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 43

46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

47 3 2 3 3 2 3 4 4 5 5 5 4 43

48 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 53

49 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 5 4 51

50 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 45

51 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 58

52 2 2 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 40

53 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 47

54 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 38

55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

56 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47

57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 51

58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 49

59 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 49

60 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 51

61 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 42

62 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 42

63 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 47

64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

67 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 46

68 5 4 2 4 3 4 4 5 5 4 4 4 48

69 4 4 4 4 2 3 3 4 5 4 4 4 45

70 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 35

71 2 2 1 2 3 2 1 4 4 4 4 4 33

72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

73 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 40

74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

Page 169: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

149

NO GG1 GG2 GG3 GG4 GG5 GG6 GG7 GG8 GG9 GG10 GG11 GG12 TOTAL

76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 49

77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

78 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46

79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

80 4 4 4 5 3 3 3 4 5 5 4 4 48

81 4 3 3 3 4 4 4 5 5 4 5 4 48

82 3 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 53

83 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

84 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 38

85 3 3 4 4 4 3 3 4 5 5 4 4 46

86 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 44

87 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 42

88 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46

89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

90 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

91 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 40

92 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 47

93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 50

95 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 50

96 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 50

97 2 3 5 4 2 4 3 5 5 5 5 5 48

98 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 49

99 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 52

100 3 2 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 38

101 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 44

102 4 4 3 3 3 3 3 5 5 5 4 5 47

103 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

104 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

105 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 53

106 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46

107 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 45

108 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 44

109 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 44

110 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 44

111 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45

112 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

113 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 5 4 46

114 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 47

115 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

116 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

117 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 49

118 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 47

119 5 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 48

120 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 45

121 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

122 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 44

123 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47

Page 170: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

150

NO GG1 GG2 GG3 GG4 GG5 GG6 GG7 GG8 GG9 GG10 GG11 GG12 TOTAL

124 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 50

125 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 54

126 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

Lampiran Hasil Pengujian Data

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Hasil Uji Validitas Peran Auditor Internal

Correlations

PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 PA9 PA10 PA11 TPA

P

A

1

Pearson

Correlatio

n

1 .617** .440

** .407

** .404

** .356

** .315

** .329

** .292

** .330

** .305

** .631

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .001 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

P

A

2

Pearson

Correlatio

n

.617** 1 .621

** .418

** .364

** .484

** .252

** .393

** .431

** .350

** .386

** .682

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

P

A

3

Pearson

Correlatio

n

.440** .621

** 1 .524

** .478

** .407

** .381

** .505

** .553

** .540

** .410

** .732

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N

126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TPA 126 33.00 55.00 45.6587 4.79694

TSPIP 126 29.00 50.00 39.8016 4.53258

TTLTA 126 30.00 50.00 41.2302 3.98229

TGG 126 33.00 60.00 47.0238 5.14193

Valid N (listwise) 126

Page 171: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

151

P

A

4

Pearson

Correlatio

n

.407** .418

** .524

** 1 .697

** .658

** .442

** .589

** .609

** .679

** .613

** .814

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N

126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

P

A

5

Pearson

Correlatio

n

.404** .364

** .478

** .697

** 1 .575

** .447

** .471

** .556

** .641

** .417

** .748

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

P

A

6

Pearson

Correlatio

n

.356** .484

** .407

** .658

** .575

** 1 .585

** .482

** .539

** .564

** .605

** .773

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

P

A

7

Pearson

Correlatio

n

.315** .252

** .381

** .442

** .447

** .585

** 1 .368

** .485

** .515

** .395

** .646

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

P

A

8

Pearson

Correlatio

n

.329** .393

** .505

** .589

** .471

** .482

** .368

** 1 .642

** .574

** .591

** .730

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

P

A

9

Pearson

Correlatio

n

.292** .431

** .553

** .609

** .556

** .539

** .485

** .642

** 1 .641

** .547

** .767

**

Sig. (2-

tailed)

.001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N

126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

Page 172: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

152

P

A

1

0

Pearson

Correlatio

n

.330** .350

** .540

** .679

** .641

** .564

** .515

** .574

** .641

** 1 .627

** .790

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N

126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

P

A

1

1

Pearson

Correlatio

n

.305** .386

** .410

** .613

** .417

** .605

** .395

** .591

** .547

** .627

** 1 .721

**

Sig. (2-

tailed)

.001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

T

P

A

Pearson

Correlatio

n

.631** .682

** .732

** .814

** .748

** .773

** .646

** .730

** .767

** .790

** .721

** 1

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Correlations

SPIP

1

SPIP

2

SPIP

3

SPIP

4

SPIP

5

SPIP

6

SPIP

7

SPIP

8

SPIP

9

SPIP

10

TSPIP

SPI

P1

Pearson

Correlation

1 .712** .578

** .512

** .527

** .470

** .273

** .383

** .328

** .452

** .719

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

SPI

P2

Pearson

Correlation

.712** 1 .578

** .508

** .459

** .581

** .276

** .364

** .312

** .434

** .723

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000

N

126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

Page 173: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

153

SPI

P3

Pearson

Correlation

.578** .578

** 1 .538

** .605

** .472

** .357

** .489

** .366

** .425

** .744

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

SPI

P4

Pearson

Correlation

.512** .508

** .538

** 1 .655

** .393

** .191

* .468

** .456

** .548

** .730

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .032 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

SPI

P5

Pearson

Correlation

.527** .459

** .605

** .655

** 1 .472

** .373

** .559

** .549

** .565

** .796

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

SPI

P6

Pearson

Correlation

.470** .581

** .472

** .393

** .472

** 1 .593

** .378

** .257

** .414

** .703

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

SPI

P7

Pearson

Correlation

.273** .276

** .357

** .191

* .373

** .593

** 1 .461

** .375

** .390

** .608

**

Sig. (2-

tailed)

.002 .002 .000 .032 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

SPI

P8

Pearson

Correlation

.383** .364

** .489

** .468

** .559

** .378

** .461

** 1 .603

** .570

** .733

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

SPI

P9

Pearson

Correlation

.328** .312

** .366

** .456

** .549

** .257

** .375

** .603

** 1 .695

** .687

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

SPI

P10

Pearson

Correlation

.452** .434

** .425

** .548

** .565

** .414

** .390

** .570

** .695

** 1 .762

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N

126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

Page 174: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

154

TSP

IP

Pearson

Correlation

.719** .723

** .744

** .730

** .796

** .703

** .608

** .733

** .687

** .762

** 1

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit

Correlations

TLTA

1

TLTA

2

TLTA

3

TLTA

4

TLTA

5

TLTA

6

TLTA

7

TLTA

8

TLTA

9

TLTA

10

TTLTA

TLT

A1

Pearson

Correlation

1 .509** .446

** .297

** .375

** .382

** .154 .269

** .413

** .286

** .596

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .001 .000 .000 .086 .002 .000 .001 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

TLT

A2

Pearson

Correlation

.509** 1 .572

** .459

** .505

** .493

** .424

** .500

** .535

** .320

** .762

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

TLT

A3

Pearson

Correlation

.446** .572

** 1 .587

** .501

** .448

** .270

** .305

** .498

** .461

** .730

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .002 .001 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

TLT

A4

Pearson

Correlation

.297** .459

** .587

** 1 .461

** .358

** .359

** .231

** .370

** .365

** .640

**

Sig. (2-

tailed)

.001 .000 .000 .000 .000 .000 .009 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

TLT

A5

Pearson

Correlation

.375** .505

** .501

** .461

** 1 .479

** .362

** .443

** .619

** .356

** .738

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N

126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

Page 175: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

155

TLT

A6

Pearson

Correlation

.382** .493

** .448

** .358

** .479

** 1 .439

** .477

** .561

** .429

** .735

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

TLT

A7

Pearson

Correlation

.154 .424** .270

** .359

** .362

** .439

** 1 .749

** .410

** .197

* .628

**

Sig. (2-

tailed)

.086 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .027 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

TLT

A8

Pearson

Correlation

.269** .500

** .305

** .231

** .443

** .477

** .749

** 1 .483

** .241

** .680

**

Sig. (2-

tailed)

.002 .000 .001 .009 .000 .000 .000 .000 .006 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

TLT

A9

Pearson

Correlation

.413** .535

** .498

** .370

** .619

** .561

** .410

** .483

** 1 .398

** .768

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

TLT

A10

Pearson

Correlation

.286** .320

** .461

** .365

** .356

** .429

** .197

* .241

** .398

** 1 .616

**

Sig. (2-

tailed)

.001 .000 .000 .000 .000 .000 .027 .006 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

TTL

TA

Pearson

Correlation

.596** .762

** .730

** .640

** .738

** .735

** .628

** .680

** .768

** .616

** 1

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas Good Government Governance

Correlations

GG1 GG2 GG3 GG4 GG5 GG6 GG7 GG8 GG9 GG10 GG11 GG12 TGG

G

G

1

Pearson

Correlati

on

1 .540*

*

.291** .399

** .288

** .400

** .380

** .331

** .315

** .346

** .374

** .372

** .623

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .001 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Page 176: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

156

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

G

G

2

Pearson

Correlati

on

.540** 1 .519

** .644

** .436

** .561

** .479

** .290

** .309

** .283

** .223

* .338

** .705

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .001 .012 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

G

G

3

Pearson

Correlati

on

.291** .519

*

*

1 .690** .459

** .508

** .402

** .263

** .302

** .294

** .305

** .264

** .675

**

Sig. (2-

tailed)

.001 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .001 .001 .001 .003 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

G

G

4

Pearson

Correlati

on

.399** .644

*

*

.690** 1 .469

** .525

** .475

** .326

** .312

** .277

** .292

** .346

** .721

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .001 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

G

G

5

Pearson

Correlati

on

.288** .436

*

*

.459** .469

** 1 .602

** .544

** .219

* .305

** .339

** .286

** .347

** .679

**

Sig. (2-

tailed)

.001 .000 .000 .000 .000 .000 .014 .001 .000 .001 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

G

G

6

Pearson

Correlati

on

.400** .561

*

*

.508** .525

** .602

** 1 .733

** .348

** .416

** .289

** .371

** .311

** .758

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

G

G

7

Pearson

Correlati

on

.380** .479

*

*

.402** .475

** .544

** .733

** 1 .259

** .335

** .265

** .371

** .360

** .703

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .003 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

G

G

8

Pearson

Correlati

on

.331** .290

*

*

.263** .326

** .219

* .348

** .259

** 1 .447

** .385

** .367

** .381

** .544

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .001 .003 .000 .014 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

Page 177: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

157

G

G

9

Pearson

Correlati

on

.315** .309

*

*

.302** .312

** .305

** .416

** .335

** .447

** 1 .482

** .532

** .586

** .642

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .001 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

G

G

1

0

Pearson

Correlati

on

.346** .283

*

*

.294** .277

** .339

** .289

** .265

** .385

** .482

** 1 .690

** .575

** .651

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .001 .001 .002 .000 .001 .003 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

G

G

1

1

Pearson

Correlati

on

.374** .223

* .305

** .292

** .286

** .371

** .371

** .367

** .532

** .690

** 1 .670

** .672

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .012 .001 .001 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

G

G

1

2

Pearson

Correlati

on

.372** .338

*

*

.264** .346

** .347

** .311

** .360

** .381

** .586

** .575

** .670

** 1 .673

**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

T

G

G

Pearson

Correlati

on

.623** .705

*

*

.675** .721

** .679

** .758

** .703

** .544

** .642

** .651

** .672

** .673

** 1

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 178: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

158

Hasil Uji Reliabilitas Peran Auditor Internal

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.907 11

Hasil Uji Reliabilitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.895 10

Hasil Uji Reliabilitas Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.873 10

Hasil Uji Reliabilitas Good Government Governance

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.887 12

Hasil Uji Normalitas Grafik P-Plot

Page 179: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

159

Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram

Hasil Uji Kolmogorov Smirnov

Unstandardized

Residual

N 126

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 3.30660464

Most Extreme Differences

Absolute .082

Positive .070

Negative -.082

Kolmogorov-Smirnov Z .921

Asymp. Sig. (2-tailed) .365

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Hasil Uji Multikolonieritas dan Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 4.264 3.343 1.276 .205

TPA .224 .101 .209 2.207 .029 .379 2.640

TSPIP .372 .107 .328 3.484 .001 .382 2.619

TTLTA .430 .099 .333 4.327 .000 .573 1.745

a. Dependent Variable: TGG

Page 180: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

160

Coefficient Correlationsa

Model TTLTA TSPIP TPA

1

Correlations

TTLTA 1.000 -.277 -.290

TSPIP -.277 1.000 -.624

TPA -.290 -.624 1.000

Covariances

TTLTA .010 -.003 -.003

TSPIP -.003 .011 -.007

TPA -.003 -.007 .010

a. Dependent Variable: TGG

Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .766a .586 .576 3.34701

a. Predictors: (Constant), TTLTA, TSPIP, TPA

b. Dependent Variable: TGG

Hasil Uji F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 1938.224 3 646.075 57.672 .000b

Residual 1366.704 122 11.202

Total 3304.929 125

a. Dependent Variable: TGG

b. Predictors: (Constant), TTLTA, TSPIP, TPA

Page 181: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29944/1/RIFKA... · INTERN PEMERINTAH DAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT TERHADAP PENERAPAN

161