Rifka Nurul Utami UNHAS PKMP

24
5/25/2018 RifkaNurulUtamiUNHASPKMP-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/rifka-nurul-utami-unhas-pkmp 1/24  USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Potensi Limbah Kulit Rambutan sebagai Antiaging  Alami dalam Sediaan Gel dengan Sistem Penghantaran Ethosom BIDANG KEGIATAN : PKM PENELITIAN Diusulkan Oleh : 1. Ketua kelompok : Rifka Nurul Utami N111 11 259 (angkatan 2011) 2.  Anggota kelompok : Aat Prayogo Muhtar N111 11 257 (angkatan 2011)  Novatriana N111 12 298 (angkatan 2012) UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Transcript of Rifka Nurul Utami UNHAS PKMP

  • USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAM

    Potensi Limbah Kulit Rambutan sebagai Antiaging Alami dalam

    Sediaan Gel dengan Sistem Penghantaran Ethosom

    BIDANG KEGIATAN :

    PKM PENELITIAN

    Diusulkan Oleh :

    1. Ketua kelompok : Rifka Nurul Utami N111 11 259 (angkatan 2011)

    2. Anggota kelompok : Aat Prayogo Muhtar N111 11 257 (angkatan 2011)

    Novatriana N111 12 298 (angkatan 2012)

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2013

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL

    HALAMAN PENGESAHAN

    DAFTAR ISI

    RINGKASAN

    BAB I PENDAHULUAN

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    BAB III METODE PENELITIAN

    BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

    ANGGARAN BIAYA

    JADWAL PENELITIAN

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

    Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

    Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

    Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

  • RINGKASAN

    Rambutan (Nephelium lappeceum L.) merupakan salah satu komoditas buah

    yang banyak terdapat di Indonesia dan telah digunakan secara tradisional untuk

    pengobatan berbagai macam penyakit. Limbah kulit rambutan merupakan hasil

    sampingan utama yang dalam jumlah banyak dihasilkan dalam pengolahan buah

    rambutan maupun konsumsinya sehari-hari. Limbah ini dianggap dapat memberikan

    dampak buruk terhadap lingkungan sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut

    mengenai potensi pemanfaatan limbah ini.

    Beberapa penelitian telah menujukkan bahwa ekstrak etanol kulit rambutan

    memiliki aktivitas antioksidan yang baik dalam menghambat radikal bebas yang

    dapat menjadi salah satu faktor penyebab penuaan dini (premature skin aging).

    Dalam pembuatan sediaan topikal untuk kulit, absorbsi obat perkutan sangat penting

    untuk diperhatikan. Pengembangan sistem penghantaran untuk meningkatkan

    permeasi dan absorbsi perkutan telah banyak dilakukan, seperti sistem gelembung

    penghantar lipid ganda (liposom, niosom, ethosom, fitosom, dll). Ethosom dianggap

    lebih efektif dibandingkan liposom konvensional karena kemampuan penetrasi etanol

    dalam kulit sangat baik.

    Berdasarkan fakta tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan

    sediaan gel antiaging dari ekstrak kulit rambutan dengan sistem penghantaran

    ethosom. Ekstraksi sampel kulit rambutan yang telah dihaluskan menggunakan

    sonikator dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%

    selama tiga hari. Aktivitas antioksidan ekstrak kulit rambutan diukur berdasarkan

    penentuan kadar fenolik total sebelum dan sesudah diformulasi. Penentuan kadar

    fenolik total dilakukan dengan reagen Folin-Ciocalteau dan pembanding asam galat.

    Pembuatan gelembung pembawa ethosom dilakukan dengan metode dingin, di mana

    pencampuran bahan dilakukan pada suhu 30oC. Formulasi gel ethosomal dibuat

    dengan jalan mendispersikan bahan obat dan gelling agent ke dalam larutan

    pembawa. Setelah itu, uji permeasi dilakukan menggunakan metode sel difusi

    modifikasi, di mana aktivitas antioksidan kembali diukur pada cuplikan kompartemen

    reseptor pada waktu 30 menit, 1, 2 dan 4 jam. Target yang ingin dicapai dari

    penelitian ini adalah mengetahui potensi dari limbah kulit rambutan sebagai antiaging

    alami yang diformulasi dalam sediaan gel dengan sistem penghantaran liposom.

  • BAB 1. PENDAHULUAN

    Penuaan kulit merupakan hasil dari proses biologis intrinsik yang dapat juga

    disertai dengan paparan eksternal, seperti sinar UV dan asap rokok. Penelitian

    mengindikasikan bahwa tekanan oksidatif dapat menjadi mekanisme utama terjadinya

    peristiwa penuaan ini. Dalam suatu penelitian in vitro, ditemukan bahwa peningkatan

    tekanan oksidatif mampu menyebabkan fragmentasi kolagen yang diinduksi oleh

    enzim metalloproteinase-1. (Allerhand, 2011).

    Radikal bebas didefinisikan sebagai atom atau molekul dengan electron bebas.

    Telah diketahui bahwa radikal bebas dapat menyebabkan oksidasi pada asam nukleat,

    protein dan lipid, dapat merusak struktur intraselular, termasuk DNA. Radikal bebas

    juga dapat berinteraksi dengan faktor transkripsi intraselular, protein yang berikatan

    pada rantai DNA tertentu sehingga mampu mempengaruhi transkripsi genetic dari

    DNA ke RNA. Radikal bebas dapat meningkatkan transkripsi AP-1 (activator

    protein-1) yang berperan dalam aktivasi enzim pemecah kolagen, sehingga

    terbentuklah kerutan pada kulit. Keseluruhan peristiwa yang dihasilkan oleh radikal

    bebas ini berperan dalam proses penuaan kulit. (Palmer et. al, 2010)

    Rambutan (Nephelium lappaceum L.) merupakan salah satu tanaman buah

    yang banyak terdapat di Indonesia. Secara tradisional tanaman rambutan digunakan

    untuk pengobatan berbagai penyakit (Tjandra dkk., 2011). Limbah dari hasil

    pengolahan pangan agrikultur, seperti kulit rambutan, dihasilkan dalam jumlah besar

    tiap tahunnya. Limbah ini dapat memberikan dampak buruk terhadap lingkungan,

    sehingga berbagai penelitian terus dilakukan untuk mengetahui manfaat lain dari

    limbah tersebut (Thitilertdecha et al., 2010).

    Bebagai penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit rambutan

    memiliki aktivitas antioksidan yang baik dalam menghambat radikal bebas. Hal ini

    menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit rambutan memiliki potensi untuk dijadikan

    sebagai bahan aktif dalam sediaan antiaging. Namun, karena tingkat kepolaran

  • ekstrak etanol suatu tanaman relatif tinggi, maka diperlukan suatu sistem

    penghantaran untuk meningkatkan permeasi dari bahan aktif mencapai lapisan dalam

    kulit. Ethosom yang merupakan pengembangan dari sistem penghantaran liposomal

    dianggap memiliki efektivitas penghantaran yang lebih baik dibandingkan liposom

    konvensional dalam penghantaran obat transdermal (Touitou, 1999).

    PERUMUSAN MASALAH

    Apakah sediaan gel ekstrak kulit rambutan dengan sistem penghantaran ethosom

    memiliki potensi sebagai antiaging alami?

    TUJUAN / TARGET PENELITIAN

    Untuk mengetahui apakah ekstrak kulit rambutan memiliki potensi sebagai antiaging

    alami jika diformulasikan dalam bentuk sediaan gel dengan sistem penghantaran

    ethosom.

    LUARAN YANG DIHARAPKAN

    1. Diperoleh hasil berupa aktivitas antioksidan ekstrak kulit rambutan setelah

    diformulasi ke dalam bentuk sediaan gel dengan sistem penghantaran ethosom

    dan dilewatkan pada kulit melalui uji permeasi.

    2. Penulisan dalam artikel ilmiah

    KEGUNAAN

    1. Penelitian ini diharapkan dapat meberikan sumbangan teori ilmiah mengenai

    pemanfaatan limbah ekstrak kulit rambutan sebagai antiaging alami dalam

    sediaan gel dengan sistem penghantaran ethosom.

    2. Dapat dikembangkan lebih lanjut mengenai formulasi sediaan dari ekstrak kulit

    rambutan sebagai antiaging alami.

  • BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    Korelasi antara penggunaan antioksidan dan pencegahan penuaan dini pada

    kulit didasarkan pada teori penuaan akibat radikal bebas yang diperkenalkan oleh

    Harman pada tahun 1956. Berbagai macam antioksidan telah dipercaya dapat

    mencegah terjadinya penuaan dini karena kemampuannya untuk menangkal radikal

    bebas. Telah banyak ditemukan inovasi dalam dunia kosmeutikal di mana bahan alam

    dimanfaatkan sebagai bahan aktif untuk sediaan anti-aging, seperti ekstrak cokelat

    (Theobroma cacao), ekstrak biji anggur (Vitis vinifera), ekstrak pegagan (Centella

    asiatica L.), dan lain-lain (Mukherjee et al., 2011).

    Nephelium lappaceum L., atau dikenal dengan nama rambutan merupakan

    salah satu jenis dari famili Sapindaceae adalah buah tropikal yang paling banyak

    ditemukan di Asia Tenggara. Buahnya dapat dikonsumsi langsung maupun diolah

    menjadi buah kalengan, dan konsumsinya menghasilkan produk buangan atau limbah

    kulit dan biji dalam jumlah besar (Thitilertdecha, 2010). Penelitian yang dilakukan

    oleh Khaomek et al. menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit rambutan menunjukkan

    aktivitas antioksidan tinggi dengan IC50 pada uji DPPH sebesar 0,90 g/mL, di mana

    kontrol vitamin C yang digunakan pada penelitian tersebut menunjukkan IC50 sebesar

    0,64 g/mL.

    Korelasi antara fenolik total terhadap aktivitas antioksidan atau korelasi

    flavonoid total tehadap antioksidan telah banyak dipelajari pada berbagai jenis

    tumbuhan dan buah- buahan. Beberapa penelitian tersebut menunjukkan hubungan

    antara banyaknya fenolik total atau flavonoid total yang dikandung maka semakin

    efektif aktivitas antioksidan yang dihasilkan (Ukieyanna, 2012).

    Kulit yang relatif impermiabel terhadap sebagian besar senyawa

    membutuhkan banyak pertimbangan untuk menggunakan kulit sebagai situs

    penggunaan obat untuk efek sistemik. Adapun syarat absorbsi transdermal adalah

    penetrasi obat melintasi lapisan epidermis dan masuk ke dalam jaringan dermis yang

    mempunyai akses terhadap pembuluh kapiler. Pengujian in vitro menunjukkan bahwa

  • stratum korneum merupakan sawar utama terhadap sebagian besar senyawa. Stratum

    korneum bersifat impermeabel terhadap molekul hidrofilik namun sangat permeabel

    terdapat molekul lipofilik. (Vergnaud dan Rosca, 2005)

    Lapisan penentu pada absorbsi transepidermal adalah stratum korneum.

    Secara mikroskopik bagian antar sel di dalam stratum korneum berisi bahan lemak

    yang amorf dan volumenya mencapai 5 % dari volume total. Adanya lemak, keratin,

    dan lapis ganda yang bermuatan listrik dapat menghambat proses absorpsi obat.

    Berdasarkan kepolaran molekul, molekul yang polar akan membentuk ikatan

    hidrogen dengan bagian protein dalam lapisan filamen protein, sedangkan molekul

    yang tidak polar di mana kelarutannya dalam minyak lebih besar akan larut dalam

    lemak yang terdapat pada filamen. Komponen lemak yang ada pada stratum korneum

    ini merupakan kendala utama yang menyebabkan rendahnya penetrasi obat melalui

    lapisan ini. Kerusakan atau perubahan pada lapisan sratum korneum akan

    memperbesar laju difusi suatu bahan obat karena perubahan permeabilitas dari

    stratum korneum (Saltzman, 2001)

    Vesicular enhancher atau peningkat penetrasi jenis vesikel adalah sistem

    gelembung yang mengkapsulasi obat. Vesikel telah dikembangkan sebagai sistem

    penghantaran obat transdermal. Keuntungan sistem ini adalah pemberian obat

    disesuaikan oleh kebutuhan tubuh dan langsung aktif ke lokasi aksi. Namun

    kekurangannya adalah sifat sawar stratum korneum dan stabilitas sediaan. Formulasi

    vesikel terdiri atas dua kategori yaitu vesikel yang keras dan kaku seperti liposom dan

    niosom, vesikel yang elastis seperti etosom daan transfersom.

    Sistem penghantaran obat untuk kulit menggunakan penghantar lipid telah

    dikembangkan sejak lama dan menarik perhatian dalam beberapa tahun terakhir ini.

    Namun, sistem penghantaran liposom telah dianggap kurang berguna dalam

    meningkatkan penetrasi obat di kulit karena tidak mampu menghatarkan obat

    sepenuhnya; sebagian besar hanya tertahan pada lapisan atas stratum korneum. Etanol

    telah lama dipercaya sebagai bahan yang mampu meningkatkan penetrasi kulit

    dengan sangat baik. Karena dapat menyebabkan interdigitasi pada lapisan lipid

  • ganda, sebelumnya diyakini bahwa konsentrasi alkohol tidak boleh terlalu tinggi dalam

    sistem penghantar lipid. Namun, dari penelitian yang dilakukan oleh Touitou dkk. (2000),

    telah berhasil ditemukan suatu sistem penghantaran lipid menggunakan etanol dengan

    konsentrasi yang relatif tinggi dan memiliki kemampuan permeasi yang sangat baik bagi

    kulit.

    BAB 3. METODE KERJA

    3.1 Rancangan Penelitian

    Penelitian ini digunakan dengan metode eksperimental laboratorium, dimana skema

    kerja penelitian digambarkan di bawah ini :

    3.2 Penentuan Sumber Data

    Pada penelitian ini data diambil dari hasil pengukuran aktivitas antioksidan

    ekstrak kulit rambutan sebelum dan sesudah diformulasi menjadi gel dengan sistem

    penghantaran ethosom.

  • 3.3 Metode Kerja

    3.3.1 Alat

    Alat yang digunakan antara lain stoples kaca, spektrofotometer, magnetic

    stirrer, mikropipet, pipet volume, batang pengaduk, dan alat-alat gelas yang umum

    digunakan

    3.3.2 Bahan

    Bahan yang digunakan antara lain kulit rambutan, etanol 96%, reagen Folin-

    Ciocalteau, air suling, asam gallat, natrium karbonat, fosfatidilkolin, aqua bidestillata,

    karbopol, propilenglikol, gliserol, metil paraben, kulit manusia bagian penis, dapar

    fosfat.

    3.4 Prosedur Kerja

    3.4.1 Penyiapan ekstrak

    Serbuk kering kulit rambutan dimaserasi sebanyak tiga kali menggunakan

    etanol 95% pada suhu ruangan selama tiga hari. (Khaomek, 2012)

    3.4.2 Uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit rambutan

    Metode pengukuran kadar fenolik total.

    Diukur menggunakan reagen Folin-Ciocalteau. Sampel pertama-tama

    dilarutkan dalam etanol, kemudian dicampurkan dengan 100 L reagen Folin-

    Coicalteau dan 3 mL air suling, diaduk selama 1 menit. Natrium karbonat (300 L,

    15%) ditambahkan ke dalam campuran. Volume larutan dicukupkan hingga 5 mL

    dengan air suling. Setelah 2 jam, absorbansi diukur pada panjang gelombang 760 nm.

    Disiapkan kurva baku menggunakan asam gallat dengan rentang konsentrasi 0,5 25

    g/mL. Kadar fenolik total ditunjukkan dengan sejumlah mg ekivalen asam gallat

    (GAE)/g sampel. (Oliveira et al., 2012)

    3.4.3 Formulasi ethosom ekstrak kulit rambutan

    . Fosfolipid, obat, dan bahan lipid lainnya dilarutkan dalam etanol di wadah

    tertutup pada suhu kamar menggunakan mixer. Propilen glikol atau poliol lainnya

    ditambahkan selama pengadukan lalu dipanaskan hingga 30oC dalam bak air. Air

  • hangat 30oC ditambahkan ke dalam campuran dan diaduk 5 menit dalam wadah

    tertutup. Ukuran vesikel etosom diperkecil dengan sonikasi. (Touitou, 1996)

    3.4.4 Formulasi gel dari ethosom ekstrak kulit rambutan

    a. Formula Gel

    Setiap 10 gram gel mengandung:

    Ekstrak etanol kulit rambutan : 2 % (dalam gelembung penghantar ethosom)

    Karbopol : 2 %

    Propilenglikol : 1%

    Gliserol : 15 %

    Metil Paraben : 0,18%

    Air Suling : hingga 100%

    b. Pembuatan Gel

    Karbopol didispersikan dalam sejumlah kecil aquades. Metil paraben dilarutkan

    dalam air panas. Ethosom ekstrak kulit rambutan ditambahkan ke dalam dispersi karbopol,

    diaduk dan dibiarkan selama 2 jam. Ditambahkan propilenglikol dan gliserol dan

    dihomogenkan. Larutan metil paraben ditambahkan dan dihomogenkan. pH diatur hingga

    pH 6,8. Berat gel dicukupkan dengan aquades.

    3.4.5 Uji Permeasi

    a. Penyiapan Kulit Uji (OEDC, 2004 dan Mahmoud, 2008)

    Kulit manusia bagian penis dibilas dengan air suling dan disimpan pada suhu

    beku jika belum digunakan.

    b. Uji Permeasi menggunakan sel difusi

    Digunakan Sel Difusi Modifikasi dengan kapasitas kompartemen reseptor 35

    mL dan area difusi efektif 2 cm2. Kulit ditempatkan di antara kompartemen donor

    dan reseptor pada sel difusi. Sebanyak 0,7 g dari tiap formula dioleskan pada kulit.

    Kompartemen reseptor diisi dengan 35 ml dapar fosfat pH 7,2 yang mengandung 20

    % v/v etanol. Keseluruhan alat ditempatkan di atas magnetik stirrer, larutan dalam

    kompartemen reseptor diaduk secara konstan dan simultan dengan kecepatan 50 rpm.

    Suhu dipertahankan pada 37 0,5oC. Sampel diambil sebanyak 2,0 ml pada interval

  • waktu 30 menit, 1, 2, 3 dan 4 jam dan dianalisa aktivitas antioksidannya berdasarkan

    penentuan kadar fenolik total. Fasa reseptor diisi ulang dengan volume yang sama

    dari buffer fosfat yang mengandung 20% v/v etanol setelah setiap penarikan sampel

    (Patel, N.A., et al., 2009).

    BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

    4.1 Anggaran Biaya

    No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

    1 Bahan Habis Pakai 5.020.000

    2 Peralatan Penunjang PKM 1.991.000

    3 Perjalanan 975.000

    4 Lain-lain 700.000

    Total Rp. 8.686.000

    4.2 Jadwal Penelitian

  • DAFTAR PUSTAKA

    Khaomek, P. et al. Antioxidant Activity and Chemical Constituents of Rambutan Peel.

    2012. World Academy of Science, Engineering and Technology 65, pp. 472-

    473.

    Mahmoud, A. Reconstructed Epidermis and Full-Thickness Skin for Absorption

    Testing: Influence of the Vehicles Used on Steroid Permeation, ATLA, No. 36,

    441-452, 2008.Berlin.

    Mukherjee P. K. et al. Bioactive compounds from natural resources against skin

    aging. 201. Elsevier Journal of Phytomedicine, pp. 64-73.

    OECD. Guidance Document for The Conduct of Skin Absorption Studies OECD

    Series on Testing and Assessment, No. 28, Joint Meeting, Organisation for

    Economic Co-operation and Develompment. 2004. Paris.

    Oliveira A. M. F. et al. Total Phenolic Content and Antioxidant Activity of Some

    Malvaceae Family Species. MDPI Journal of Antioxidants. 2012.

    Palmer, D.M. dan Kitchin J.S. Oxidative Damage, Skin Aging, Antioxidants and a

    Novel Antioxidant Rating System. 2010. Journal of Drugs in Dermatology

    Vol. 9 Issue 1.

    Patel, S., 2007, Ethosomes: A Promising Tool For Transdermal Delivery Of Drug,

    www.Pharmainfo.net, diakses pada tanggal 17 Januari 2011.

    Saltzman, W.M.. Drug Delievery Engineering for Drug Therapy. 2001. Oxford

    University Press, Oxford.

    Thitilertdecha N. et al. Antioxidant and antibacterial activities of Nephelium

    lappaceum L. extracts. 2008. Swiss Society of Food Science and Technology.

    Tjandra O. et al. Uji Aktivitas Antioksidan dan Profil Fitokimia Kulit Rambutan

    Rapiah (Nephelium lappaceum). 2011.

    Touitou, E. Composition of Applying Active Substance to or Through The Skin, 1996.

    United Stated Patent No. 5.540.934.

  • Touitou E. et al. Ethosome novel vesicular carriers for enhanced delivery:

    characterization and skin penetration properties. 2000. Elsevier Journal of

    Controlled Release, pp. 403-418.

    Ukieyanna, Elsha. Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenolik, dan Flavonoid Total

    Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida L. Kunth). 2012. Departemen

    Biokimia Institut Pertanian Bogor.

    Vergnaud, J.M, dan I.D, Rosca. Assesing Bioavailability of Drug Delivery System,

    2005. Taylor & Francis Group, London.

  • LAMPIRAN-LAMPIRAN

    1. Biodata Ketua dan Anggota

    Ketua

    A. Identitas Diri

    Nama Lengkap (dengan gelar) Rifka Nurul Utami

    Jenis Kelamin P

    Program Studi Farmasi

    NIM N11111259

    Tempat dan Tanggal Lahir Bone, 8 Juli 1994

    Email [email protected]

    Nomor telepon/HP 085696258388

    B. Riwayat Pendidikan

    SD SMP SMA

    Nama Institusi SDN

    SUDIRMAN II

    Makassar

    SMPN 6 Makassar SMAN 17

    Makassar

    Jurusan - - IPA/ Akselerasi

    Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2011

    C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

    No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel

    Ilmiah

    Waktu dan Tempat

    1 - - -

    D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)

    No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

    Penghargaan

    Tahun

    1 Peserta lomba OSN Biologi

    Tingkat Provinsi Sulawesi

    Selatan

    Dinas Pendidikan

    Provinsi Sulawesi

    Selatan

    2010

  • Email [email protected]

    Nomor telepon/HP 085656035083

    A. Riwayat Pendidikan

    SD SMP SMA

    Nama Institusi SDN 1

    Katokkoan

    Masamba

    SDN

    Kaliurang

    Yogyakarta

    SMPN 5

    Depok

    Sleman

    Yogyakarta

    SMPN 1

    Masamba

    SMAN 1

    Masamba

    Jurusan - - IPA

    Tahun Masuk-

    Lulus

    1998 2004 2004 2007 2007-2010

    B. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

    No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel

    Ilmiah

    Waktu dan Tempat

    1 - - -

    C. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)

    No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

    Penghargaan

    Tahun

    1 Peserta OSN Fisika Tingkat

    Kabupaten Luwu Utara

    Dinas Pendidikan

    Kab. Luwu Utara

    2004

    2 Peserta OSN Fisika Tingkat

    Kabupaten Luwu Utara

    Dinas Pendidikan

    Kab. Luwu Utara

    2005

    Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

    dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

    ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

    Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

    persyaratan dalam pengajuan Hibah PKMP.

  • Lampiran 2

    Justifikasi Anggaran

    Bahan habis pakai

    No. Bahan Justifikasi Jumlah/vol

    ume

    Biaya satuan (Rp) Biaya (Rp)

    1 Buah rambutan Sampel yang akan

    diekstraksi

    5 kg 25.000 125.000

    2 Etanol 96% Bahan pengekstraksi

    kulit rambutan, bahan

    pembuatan ethosom

    10 liter 40.000 400.000

    3 Fosfatidilkolin Bahan dalam

    pembuatan pembawa

    ethosome

    25 gram 1.700.000/12,5

    gram

    3.400.000

    4 Reagen Folin-

    Ciocalteau

    Reagen untuk uji

    aktivitas antioksidan

    1 botol

    (100 mL)

    370.000 370.000

    5 Asam galat Bahan pembanding

    dalam uji aktivitas

    antioksidan

    25 gram 290.000/25 gram 290.000

    6 Natrium

    karbonat

    Reagen untuk uji

    aktivitas antioksidan

    10 gram 130.000/10 gram 130.000

    7 Aqua bidestillata Bahan dalam

    pembuatan pembawa

    ethosom

    1 botol

    (500 mL)

    15.000 15.000

    8 Karbopol Bahan dalam formulasi

    gel ethosomal

    1 kg 120.000 120.000

    9 Propilenglikol Bahan dalam formulasi

    gel ethosomal

    1 kg 45.000 45.000

    10 Gliserin Bahan dalam formulasi

    gel ethosomal

    1 kg 25.000 25.000

    11 Aquades Sebagai bahan pelarut 10 liter 10.000 100.000

    Total Rp. 5.020.000 (Lima juta dua puluh ribu rupiah)

  • Peralatan

    No. Alat Justifikasi Jumlah Biaya

    Satuan (Rp)

    Biaya (Rp)

    A. Peralatan yang dibeli

    1 Stoples kaca Wadah untuk

    ekstraksi kulit

    rambutan 2 buah 20.000 40.000

    2 Erlenmeyer 250 mL Wadah untuk

    melarutkan bahan 3 buah 75.000 225.000

    3 Erlenmeyer

    bersumbat 250 mL

    Wadah untuk

    pembuatan

    ethosom ekstrak

    kulit rambutan

    1 buah 125.000 125.000

    4 Gelas kimia 250 mL Formulasi ethosom

    dan gel ethosomal 3 buah 50.000 150.000

    5 Batang Pengaduk Untuk

    mencampurkan

    bahan-bahan

    2 buah 13.000 26.000

    6 Sendok Tanduk Sebagai alat untuk

    mengambil bahan 5 buah 10.000 50.000

    7 Pipet Tetes Sebagai alat untuk

    mengambil bahan 5 buah 5.000 25.000

    8 Cawan Porselen Sebagai wadah

    penimbangan

    bahan

    3 buah 30.000 90.000

    9 Kertas Perkamen Sebagai wadah

    penimbangan

    bahan

    1 sak 10.000 10.000

    B. Peralatan yang disewa

    1 Pengaduk magnetik Pengaduk dalam

    pencampuran formulasi

    ethosom dan uji permeasi

    1 buah 200.000 200.000

    2 Tangas air Pembuatan ethosom

    ekstrak kulit rambutan

    1 buah 200.000 200.000

    3 Mikropipet Sebagai alat untuk

    mengambil kompartemen

    reseptor pada uji permeasi

    1 buah 150.000 150.000

  • 4 Tip mikropipet Sebagai alat untuk

    mengambil kompartemen

    reseptor pada uji permeasi

    15 buah 10.000 150.000

    5 Timbangan analitik Untuk menimbang bahan 1 buah 50.000 50.000

    6 Spektrofotometer Untuk pengukuran kadar

    fenolik total

    1 buah 50.000 50.000

    7 Kuvet

    spektrofotometri

    Sebagai wadah sampel

    pada spektrofotometer

    10 buah 25.000 250.000

    8 Sonikator Untuk menghaluskan kulit

    buah rambutan kering dan

    mengecilkan ukuran

    partikel ethosom

    1 buah 200.000 200.000

    Total Rp. 1.991.000 (Satu Juta Delapan Ratus Empat Puluh Satu Ribu Rupiah)

    Perjalanan

    Rute Keperluan Intensitas Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp)

    Transport

    dalam kota

    Pembelian alat dan

    bahan 15 30.000 450.000

    Transport

    dalam kota

    Perjalanan untuk

    penelitian di

    laboratorium

    20 20.000 400.000

    Transport antar

    kota

    Pengiriman bahan

    dari distributor 5 25.000 125.000

    Total Rp. 975.000 (Dua ratus dua puluh lima ribu rupiah)

    Lain-lain

    No. Keperluan Biaya (Rp)

    1 Kertas A4 (Pembuatan Hardcopy) 150.000

    2 Tinta Printer (Pembuatan Hardcopy) 100.000

    3 Penjilidan (Penjilidan proposal dan laporan) 100.000

    4 Penelusuran pustaka dan perpustakaan 150.000

    5 Dokumentasi scan gambar 200.000

    Total Rp. 700.000 (Enam Ratus Ribu Rupiah)

  • Lampiran 3

    Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

    No. Nama/ NIM Program

    Studi

    Bidang

    Ilmu

    Alokasi Waktu

    (Jam/minggu)

    Uraian Tugas

    1. Rifka Nurul Utami/

    N111 11 259

    Farmasi Farmasi Minggu V- VI

    Minggu VII-VIII

    Minggu XI - XII

    Penentuan aktivitas

    antioksidan ekstrak kulit

    rambutan (sebelum

    formulasi)

    Formulasi ethosom

    ekstrak kulit rambutan

    Pembuatan laporan hasil

    2. Aat Prayogo Muhtar/

    N111 11 257

    Farmasi Farmasi Minggu I IV

    Minggu I IV

    Minggu VII-VIII

    Pembelian alat dan bahan

    Ekstraksi sampel kulit

    rambutan

    Formulasi gel dari

    ethosom ekstrak kulit

    rambutan

    3. Novatriana / N111 12

    298

    Farmasi Farmasi Minggu I- IV

    Minggu IX X

    Pembelian alat dan bahan

    Uji permeasi