SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

74
i SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN PADA PT BANK MANDIRI (Persero) Tbk. MAKASSAR MUH. INDARIYADI 10573 02648 11 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2015

Transcript of SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

Page 1: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

i

SKRIPSI

IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA

MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN

PADA PT BANK MANDIRI (Persero) Tbk.

MAKASSAR

MUH. INDARIYADI

10573 02648 11

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

Page 2: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

ii

SKRIPSI

IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA

MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN

PADA PT BANK MANDIRI ( Persero ) Tbk.

MAKASSAR

MUH. INDARIYADI

105730264811

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana ( S1)

Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

Page 3: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

iii

Page 4: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

iv

Page 5: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

v

MOTTO

1. Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.

2. Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan

kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di

manapun kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon.

3. Keberhasilan adalah sebuah proses. Niatmu adalah awal keberhasilan.

Peluh keringatmu adalah penyedapnya. Tetesan air matamu adalah

pewarnanya. Doamu dan doa orang-orang isekitarmu adalah bara api

yang mematangkannya. Kegagalandi setiap langkahmu adalah

pengawetnya. aka dari itu, bersabarlah! Allah selalu menyertai orang-

orang yang penuh kesabaran dalam roses menuju keberhasilan.

Sesungguhnya kesabaran akan membuatmu mengerti bagaimana cara

mensyukuri arti sebuah keberhasilan.

4. "Belajarlah dari kesalahan masa lalu, bekerja keras untuk masa kini, dan

berharap hasil yang terbaik pada masa depan"

5. "Untuk mendapatkan sebuah kesuksesan, keberanianmu harus jauh lebih

besar daripada ketakutanmu"

Page 6: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

vi

ABSTRAK

Muh. Indariyadi. 2015. Implementasi Tax Planning dalam Upaya Meningkatkan

Kinerja Perusahaan pada PT. Bank Mandiri Makassar. (Dibimbing oleh H. Andi

Armanndan Ismail Rasulong). Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Salah satu andalan penerimaan pemerintah Indonesia saat ini adalah

penerimaan sektor perpajakan. Bagi perusahaan atau badan usaha, pajak merupakan

salah satu beban utama yang akan mengurangi laba bersih. Oleh karena itu,

diperlukan adanya tax planning sebagai upaya meminimalisasi beban pajak serta

meningkatkan kinerja perusahaan. Tax planning sama sekali tidak bertujuan untuk

melakukan kewajiban perpajakan dengan tidak benar, tetapi berusaha untuk

memanfaatkan peluang berkaitan peraturan perpajakan yang menguntungkan

perusahaan dan tidak merugikan pemerintah dan dengan cara yang legal.Tax planning

yang dibahas di sini adalah Pajak Penghasilan (PPh) Badan yang dikenakan atas laba

perusahaan atau Penghasilan Kena Pajak (PKP). Tujuan pertama dari penelitian ini

adalah untuk menjelaskan bahwa tax planning yang baik dapat dijadikan suatu upaya

dalam melaksanakan kewajiban perpajakan pada perusahaan secara efektif dan efisien

berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku. Tujuan terakhir adalah menjelaskan

faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam menentukan tax planning agar

berjalan dengan baik sehingga implementasinya dapat menunjang upaya perusahaan

meningkatkan kinerjanya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penerapan tax planning pada PT

Bank Mandiri (Persero) Tbk. dapat dikatakan berhasil karena dari segi perpajakan

terjadi penghematan pajak (tax saving) sebesar Rp 30,139,000,000,-, selain itu PT

Bank Mandiri (Persero) Tbk. Makassar dapat meningkatkan kinerja perusahaan

dengan memberikan tunjangan makn dan transortasi bagi karyawan yang sangat

berdampak positif dalam meningkatkan otivasi dan semangat kerja karyawan yang

mampu menunjang keberhasilan perusahaan dimasa mendatang.

Kata Kunci: Implementasi Tax Planning, Kinerja Perusahaan

Page 7: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena

dengan izin-Nyalah sehingga skripsi ini bisa saya buat tepat pada waktunya. Tidak

lupa kami panjatkan shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW,

sebagai panutan bagi kami baik dalam beribadah maupun dalam bermuamalah.

Skripsi ini berjudul Implementasi Tax Planning Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja

Perusahaan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Makassar.

Salah satu keindahan di dunia ini yang akan selalu dikenang adalah ketika

kita bisa melihat atau merasakan sebuah impian menjadi kenyataan. Dan, bagi

penulis, skripsi ini adalah salah satu keindahan itu.

Dengan segala kerendahan hati, ucapan terima kasih yang tak terhingga

wajib penulis berikan kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi

ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai

pihak terutama dari H. Andi Arman, SE., M.Si., Ak., CA dan Ismail Rasulong SE.,

MM. Masing-masing sebagai pembimbing I dan pembimbing II, yang penuh dengan

kesabaran telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan mulai penyusunan

proposal hingga penyelesaian skripsi ini. Karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih.

Page 8: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

viii

Ucapan terima kasih pula penulis sampaikan kepada Dr. H. Irwan Akib,

M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. H. Mahmud Nuhung, MA.,

Dekan Fakultas Ekonomi, Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA., Ketua Jurusan

Akuntansi, H. Sultan Sarda, SE., MM., Penasehat akademi penulis., para Dosen dan

Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Terkhusus, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orang tua

atas dorongan dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Serangkaian rasa syukur dan ucapan terima kasih di atas, rasanya akan lebih

sempurna lagi jika penulis kembali menyadarkan diri bahwa hanya dengan perencanaan,

kerja keras, dan doa yang sungguh-sungguhlah, apa yang kita kehendaki dapat terwujud

secara nyata.

Semoga skripsi ini dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi siapa

saja dengan berbagai cara. Sejak kecil penulis mendengar ungkapan “Kejarlah Ilmu

walau Sampai di Negeri China”, ini mengajarkan akan pentingnya mencari ilmu di

mana dan kapanpun.

Makassar,02 Mei 2015

Muh. Indariyadi

Page 9: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 5

1. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

2. Manfaat Penelitian.. ......................................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pajak ..................................................................................................... 7

B. Manajemen Pajak. ................................................................................ 12

C. PSAK No. 46 Tentang Koreksi Fiskal ................................................. 20

D. Implementasi Tax Planning ................................................................. 21

E. Kinerja Perusahaan............................................................................... 36

F. Kerangka Fikir ..................................................................................... 37

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 40

B. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 40

C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 41

D. Populasi dan Sampel ............................................................................ 41

E. Metode Analisis ................................................................................... 42

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan .................................................................... 44

Page 10: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

x

B. Visi dan Misi Perusahaan ........................................................................ 46

C. Struktur Organisasi Perusahaan .............................................................. 47

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Laporan Keuangan Perusahaan (Laporan L/R) ..................... 48

B. Implmntasi (Penerapan) Tax Planing...................................................... 50

C. Hasil Penelitian ....................................................................................... 57

D. Pembahasan ............................................................................................. 57

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................................. 60

B. Saran ........................................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara merupakan sebuah organisasi masyarakat yang bertujuan untuk

mengatur dan memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya. Untuk

menjalankan pemerintahannya, suatu Negara membutuhkan pendapatan atau

penghasilan (penerimaan). Penerimaan Negara dalam arti penerimaan Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah merupakan tulang punggung pelaksanaan kegiatan

pemerintahan, terutama untuk mencapai kemandirian dan keberlangsungan dalam

membiayai pengeluaran yang semakin waktu semakin bertambah besar. Sehingga

itudi perlukan penerimaan Negara yang berasal dari dalam negeri tanpa harus

bergantung dengan bantuan atau pinjaman dari luar negeri yang semakin lama

semakin sulit untuk diharapkan. Hal itu berarti bahwa semua pembelanjaan Negara

harus dibiayai dari pendapatan Negara, dalam hal ini yaitu penerimaan pajak dan

penerimaan bukan pajak yang berasal dari minyak bumi dan gas alam serta pelayanan

oleh pemerintah, dan lain-lain.

Pajak merupakan sumber penerimaan atau penghasilan utama bagi Negara

yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Sedangkan bagi

perusahaan, pajak merupakan suatu beban atau biaya yang akan mengurangi laba

Page 12: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

2

bersih penghasilan seseorang atau perusahaan. Dari sinitimbul dua kepentingan yang

bertolak belakang antara wajib pajak dan fiskus. Wajib Pajak adalah orang pribadi

atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau

pemotong pajak tertentu. Sedangkan fiskus adalah bendaharawan pemerintah yang

bertugas untuk memungut pajak dari Wajib Pajak maupun pemotong dan pemungut

pajak lainnya.

Perbedaan tersebut, bagi perusahaan atau badan usaha lainnya melakukan

berbagai cara untuk meminimaliskan pajak yang harus mereka bayar.

Meminimaliskan pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari

penghindaran pajak (tax avoidance) sampai pada penggelapan pajak (tax evation).

Penghindaran pajak merupakan upaya penghindaran atau penghematan pajak yang

masih dalam kerangka memenuhi ketentuan perundangan mislanya menghindari

segala sesuatu yang dikenai pajak dan Penggelapan pajak merupakan cara

meminimalisasi atau menghapus sama sekali utang pajak yang tidak sejalan dengan

ketentuan perundang-undangan perpajakan, seperti meninggikan harga pembelian,

merendahkan penghasilan yang diperoleh, meninggikan beban usaha atau melakukan

pembayaran dividen secara diam-diam. Upaya minimalisasi dengan cara ini, selain

tidak sejalan dengan prinsip manajemen dan etika bisnis, juga mengandung resiko

pelanggaran hukum. Sedangkan penghindaran pajak, walaupun masih mempunyai

konotasi yang sama sebagai tindakan kriminal, namun suatu hal yang jelas berbeda

Page 13: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

3

disini, bahwa penghindaran pajak adalah perbuatan legal yang masih dalam ruang

lingkup perpajakan dan tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan

melalui manajemen pajak yaitu perencanaan pajak (tax planning). Pada umumnya,

perencanaan pajak (tax planning) merujuk kepada proses merekayasa usaha dan

transaksi wajib pajak agar utang pajak berada dalam jumlah yang minimal, tetapi

masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Namun demikian, perencanaan pajak juga

dapat diartikan sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara

lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga dapat secara optimal menghindari

pemborosan sumber daya.

Perencanaan Pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak.

Manajemen pajak itu sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban

perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan

seminimal mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Langkah

selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan(tax implementation) dan

pengendalian pajak (tax control). Pada tahap perencanaan pajak ini, dilakukan

pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan. Tujuannya adalah agar

dapat dipilih jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan.

Page 14: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

4

Perencanaan pajak umumnya selalu dimulai dengan meyakinkan apakah

suatu transaksi atau kejadian mempunyai dampak perpajakan. Apabila kejadian

tersebut mempunyai dampak pajak, apakah dampak tersebut dapat diupayakan untuk

dikecualikan atau dikurangi jumlah pajaknya. Selanjutnya apakah pembayaran pajak

Tersebut dapat ditunda.

Menurut Suandy (2008), ada tiga syarat yang harus diperhatikan agar

perencanaan pajak dapat dijalankan denganbaik, yaitu :

1. Tidak melanggar ketentuan perpajakan, bila suatu perencanaan pajak yang

dipaksakan dengan melanggar ketentuan perpajakan maka wajib pajak

menanggung resiko yang akan mengancam keberhasilan perencanaan itu sendiri.

2. Secara bisnis masuk akal, perencanaan pajak merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari perencanaan perusahaan secara keseluruhan, baik jangka panjang

maupun jangka pendek, sehingga suatu perencanaan pajak yang tidak baik akan

mengakibatkan perencanaan secara keseluruhan tidak berjalan dengan baik pula.

3. Terdapat bukti-bukti pendukung yang memadai, misalnya adanya dukungan

perjanjian (agreement), faktur (invoice),dan juga perlakuan akuntansinya.

Mengingat pentingnya perencanaan pajak bagi pemenuhan kewajiban pajak

suatu perusahaan di satusisi, dan penghematan pengeluaran pajak bagi operasional

perusahaan sehari-hari di sisi lain, maka penulis untuk meneliti tentang perencanaan

pajak. Namun, perencanaan pajak yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

Page 15: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

5

perencanaan pajak yang dimaksudkan sebagai suatu perencanaan yang dikaitkan

antara proses pemilihan pendapatan yang akan diterima Wajib Pajak terhadap beban

pajak yang harus ditanggung oleh Wajib Pajak, serta biaya-biaya yang dapat

dikurangkan atau dialihkan sesuai undang-undang perpajakan yang dihubungkan

terhadap upaya meningkatkan kinerja perusahaan dengan memanfaatkan sumberdaya

secara optimal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka masalah

yang dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Apakah implementasi tax planning pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Makassar sudah sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan.

2. Apakah implementasi tax planning dapat meningkatkan kinerja PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk. Makassar.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang yang dijabarkan

diatas, tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :

a. Untuk menjelaskan bahwa perencanaan pajak yang baik dapat dijadikan suatu

upaya dalam melaksanakan kewajiban perpajakan pada perusahaan secara efektif

dan efisien berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku.

Page 16: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

6

b. Untuk mengetahui tingkat kinerja perusahaan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Makassar dengan menggunakan tax planning.

2. Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian yang telah ditetapkan adapun manfaat dari penelitian

ini adalah :

a. Bagi Penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai upaya-upaya

yang dapat dilakukan untuk mengurangi beban pajak melalui perencanaan pajak.

b. Bagi Perusahaan, memberikan gambaran bagi perusahaan tentang bagaimana

melakukan perencanaan pajak yang efektif dan efisien berdasarkan peraturan

perpajakan sehingga dapat memperbaiki kinerja dimasa mendatang.

c. Bagi Fiskus, pembahasan perencanaan pajak ini diharapkan member kemudahan

dalam melakukan pemeriksaan perencanaan pajak yang dibuat oleh Wajib Pajak,

karena telah disusun sesuai dengan undang-undang perpajakan.

Page 17: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pajak

1. Pengertian pajak

Pengertian umum, pajak adalah iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah

dari masyarakat (wajib pajak) untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya

pembangunan balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung.

Terdapat bermacam-macam batasan atau pengertian pajak yang

dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut :

a. Adolph Wagner (1876),pajak adalah pungutan yang dapat dipaksakan kepada

masyarakat yang sebagian ditunjukkan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran

pemerintah yang bersifat umum dan sebagian lagi untuk menyesuaikan perubahan

pembagian pendapatan masyarakat.

b. Leroy Beaulieu (1906), pajak merupakan pungutan baik yang bersifat langsung

atau tidak langsung yang dipungut oleh pemerintah dari penduduk atau barang,

untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

c. Deutsche Reichs Abgaben Ordnung (R. A. O. 1919), pajak adalahbantuan uang

atau pungutan secara insidental atau secara periodik yang dipungut oleh negara

Page 18: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

8

untuk memperoleh pendapatan dimana terjadi suatu tabestand karena Undang-

undang telah menimbulkan hutang pajak.

2. Unsur Pajak

Berbagai pengertian yang diberikan terhadap pajak, baik pengertian secara

ekonomis maupun pengertian secara yuridis, bisa ditarik kesimpulan tentang unsur-

unsur yang terdapat dalam pengertian pajak. Adapun unsur-unsur pajak tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang.

b. Tidak mendapat jasa timbal balik yang dapat ditunjukkan secara langsung.

Misalnya, orang yang taat membayar pajak kendaraan bermotor akan melalui

jalan yang sama kualitasnya dengan orang yang tidak taat membayar pajak

kendaraan bermotor.

c. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah

dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun

pembangunan.

d. Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila wajib pajak

tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan bisa dikenakan sanksi sesuai peraturan

perundang-undangan.

e. Selain memilki fungsi anggaran, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk mengisi

kas negara/anggaran yang diperlukan untuk menutup pembiayaan

Page 19: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

9

penyelenggaraan pemerintahan, serta sebagai alat untuk melaksanakan kebijakan

negara dalam lapangan ekonomi dan sosial.

3. Jenis dan Penggolongan Pajak

Seperti kita ketahui, pemungutan pajak yang terdapat didalam masyarakat

yang banyak macamnya, seperti pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak

bumi dan bangunan, pajak kendaraan bermotor, pajak radio, pajak tontonan, dan

sebagainya.Tetapi dengan berbagai segi, pajak dapat dikelompokkan ke dalam

beberapa jenis, yaitu berdasarkan golongannya, kewenangan pemungutnya dan

sifatnya.

a. Pembagian Pajak Berdasarkan Golongan

1) Pajak langsung, yaitu pajak yang langsung dibayar atau dipikul oleh wajib

pajak, dan pajak ini langsung dipungut pemerintah dari wajib pajak.

2) Pajak tak langsung, yaitu pajak yang tidak langsung dipungut oleh pemerintah

kepada wajib pajak dan pajak ini mengalihkan pembayarannya kepada pihak

ketiga.

b. Pembagian Pajak Berdasarkan KewenanganMemungut

1) Pajak Negara atau pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah

pusat yang terdiri dari :

a) Pajak Penghasilan , diatur dalam UU No. 7 Tahun 1983 tentang pajak

penghasilan yang diubah terakhir kali dengan UU No. 36 Tahun 2008.

Page 20: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

10

b) Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah, diatur

dalam UU No. 28 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah yang diubah terakhir kali dengan UU No.

42 Tahun 2009.

c) Bea materai, diatur dalam UU No. 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai.

1) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai Rumah Tangga Daerah yang terdiri dari :

a) Pajakprovinsi, contohnya adalah pajak kendaraan bermotor, bea balik

nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak

air permukaan, dan pajak rokok.

b) Pajak kabupaten/kota, contohnya adalah pajak hotel, pajak restoran, pajak

hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan

logam dan batuan, pajak parker, pajak air tanah, pajak sarang burung

wallet, pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan, serta bea

perolehan hakatas tanah dan bangunan (BPHTB).

c. Pembagian Pajak Berdasarkan Sifatnya

1) Pajak subjektif, yaitu pajak yang dalam penggunaannya hanya meperhatikan

keadaan-keadaan pribadi wajib pajak.

2) Pajak objektif, adalah pajak yang bersifat kebendaan atau objektif, yaitu pajak

yang dalam pengenaannya hanya memperhatikan sifat objektifnya saja.

Page 21: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

11

4. Fungsi Pajak

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara,

khususnya dalam pelaksanaan pembangunan, karena pajak merupakan sumber

pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran

pembangunan. Berdasarkan hal tersebut, maka pajak mempunyai fungsi, diantaranya

sebagai berikut:

a. Fungsi Anggaran

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran negara.Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan

melaksanakan pembangunan, negara membutuhka biaya.Biaya tersebut dapat

diperoleh dari penerimaan pajak.Dewasa ini, pajak digunakan untuk membiayai rutin,

seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya.Untuk

pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni

penerimaan dari dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin.Tabungan pemerintah

tersebut dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan

pembangunan yang semakin meningkat, dan ini terutama diharapkan dari sektor

pajak.

b. Fungsi mengatur

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan

pajak.Dengan fungsi mengatur, pajak biasa digunakan sebagai alat untuk mencapai

tujuan.Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri

Page 22: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

12

maupun dari luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak.

Sedangkan dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan

bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

c. Fungsi Stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan

kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga, sehingga inflasi dapat

dikendalikan. Hal ini bisa dilakukan, antara lain dengan jalan mengatur peredaran

uang di masyarakat, pemungutan pajak, serta penggunaan pajak yang efektif dan

efisien.

d. Fungsi Redistribusi Pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai

semua kepentingan umum , termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga

dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat.

B. Manajemen Pajak

1. PengertianManajemen Pajak

Manajemen pajak adalah usaha menyeluruh yang dilakukan tax manager

dalam suatu perusahaan atau orgsnisasi agar hal-hal yang berhubungan dengan

perpajakan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat dikelola dengan baik,

efisien, dan ekonomis, sehingga memberi konstribusi maksimum bagi perusahaan.

Page 23: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

13

2. fungsi manajemen pajak

a. Tax Planningmerupakan rangkaian strategi untuk mengatur akuntansi dan

keuangan perusahaan untuk meminimalkan kewajiban perpajakan dengan cara-

cara yang tidak melanggar peraturan perpajakan. Dalam arti yang lebih luas

meliputi seluruh fungsi manajemen perpajakan.

b. Tax Administration/Tax Compliance, mencakup usaha-usaha untuk memenuhi

kewajiban administrasi perpajakan dengan cara menghitung pajak secara benar,

sesuai dengan ketentuan perpajakan, kepatuhan dalam membayar dan melaporkan

tepat waktu sesuai deadline pembayaran dan pelaporan pajak yang telah

ditetapkan.

c. Tax Audit, mencakup strategi dalam menangani pemeriksaan pajak, menanggapi

hasil pemriksaan pajak maupun strategi dalam mengajukan surat keberatan atau

surat banding.

d. Other Tax Matters, seperti mengomunikasikan ketentuan-ketentuan system dan

prosedur perpajakan kepada pihak-pihak atau bagian-bagian lain dalam

perusahaan, seperti penerbitan faktur penjualan standar yang berhubungan dengan

PPN, pemotongan withholding tax (PPh Ps. 23/26) yang berkaitan dengan jasa

teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, dan jasa profesi serta objek

withholdingtax lainnya, juga termasuk pelatihan bagi staf yang berkaitan dengan

masalah perpajakan dan sebagainya.

Page 24: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

14

2. Pengertian Perencanaan Pajak (tax planning)

Beberapa defenisi dari tax planning atau tax management yang

dikemukakan beberapa pakar perpajakan:

a. Menurut Zain (2005), perencanaan pajak adalah tindakan yang terkait dengan

konsekuensi potensi pajaknya, yang ditekankan kepada pengendalian setiap

transaksi yang ada konsekuensi pajaknya.

b. Ladiman Djaizi (1971) yang dikutip oleh Agustinus (2003), tax management

berarti melakukan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan perpajakan

yang tujuannya untuk meningkatkan efisiensi dalam artian peningkatan laba atau

penghasilan.

c. Achmad Tjahyono dan Husein(1997), perencanaan pajak adalah

prosesmengorganisasi usaha wajib pajak atau kelompok wajib pajak sedemikian

rupa sehingga utang pajaknya, baik pajak penghasilan, maupun pajak-pajak

lainnya, berada pada posisi yang minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan oleh

undang-undang.

3. Motivasi Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Beberapa hal yang mempengaruhi perilaku wajib pajak untuk

meminimumkan kewajiban pembayaran pajak mereka, baik secara legal maupun

ilegal, yang kita sebut dengan Propensity of dishonesty (diolah dari T.N. Srinivasan.

“Tax Evasion: A Model”, dalam journal of Public Economics, 1973: 339-346) adalah

sebagai berikut:

Page 25: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

15

a. Tingkat kerumitan suatu peraturan (Complexity of rule)

Makin rumit peraturan perpajakan, muncul kecenderungan wajib pajak

untuk menghindarinya karena biaya untuk mematuhinya (compliance cost) menjadi

tinggi.

b. Besarnya pajak yang dibayar (Tax required to pay)

Makin besar jumlah pajak yang harus dibayar, akan makin besar pula

kecenderungan wajib pajak untuk melakukan kecurangan dengan cara memperkecil

jumlah pembayaran pajaknya.

c. Biaya untuk negosiasi (Cost of Bribe)

Disengaja atau tidak, kadang-kadang wajib pajak melakukan negosiasi dan

meberikan uang sogokan kepada fiskus dalam pelaksanaan hak dan kewajiban

perpajakannya.Makin tinggi uang sogokan yang dibayarkan, semakin kecil pula

kecenderungan wajib pajak untuk melakukan pelanggaran.

d. Risiko deteksi (Probability of detection)

. Makin rendah resiko terdeteksi, wajib pajak cenderung untuk melakukan

pelanggaran. Sebaliknya, bila suatu pelanggaran mudah diketahui, wajib pajak akan

memilih posisi konservatif dengan tidak melanggar aturan.

e. Besarnya denda (Size of penalty)

Makin berat sanksi perpajakan yang bisa dikenakan, maka wajib pajak akan

cenderung mengambil posisi konservatif dengan tidak melanggar ketentuan

perpajakan. Sebaliknya makin ringan sanksi atau bahkan ketiadaan sanksi atas

Page 26: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

16

pelanggaran yang dilakukan wajib pajak, maka kecenderungan untuk melanggar akan

lebih besar.

f. Moral masyarakat

Moral masyarakat akan memberi warna tersendiri dalam menentukan

kepatuhan dan kesadaran mereka dalam melaksanakan hak dan kewajiban

perpajakannya.

4. Manfaat dan Tujuan Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari perencanaan pajak yang

dilakukan secara cermat:

a. Penghemat kas keluar, karena beban pajak yang merupakan unsur biaya yang

dapat dikurangi.

b. Mengatur aliran kas masuk dan keluar (cash flow), karena dengan perencanaan

pajak yang matang dapat diperkirakan kebutuhan kas untuk pajak, dan

menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas

secara lebih kuat.

Secara umum, tujuan pokok yang ingin dicapai dari manajemen

pajak/perencanaan pajak yang lebih baik adalah:

a. Meminimalkan beban pajak yang terutang dan memaksimalkan laba bersih.

b. Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax surprise) jika terjadi pemeriksaan

pajak oleh fiskus.

Page 27: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

17

c. Memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar efisien dan efektif sesuai

dengan ketentuan perpajakan.

5. Langkah-langkah Praktis yang Dapat Dilakukan dalam Perencanaan Pajak

(Tax Planning)

Agar tax planning berhasil sesuai dengan yang diharapkan, langkah praktis

yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengusahakan agar terdapat penghasilan yang stabil untuk menghindari

pengenaan pajak dari kelas penghasilan yang tarifnya tinggi (top rate brackets).

b. Mempercepat atau menunda beberapa penghasilan dan biaya-biaya untuk

memperoleh keuntungan dari kemungkinan perubahan tarif pajak yang tinggi atau

rendah, seperti penangguhan pengenaan PPn, PPn yang ditanggung pemerintah,

dan seterusnya.

c. Menyebarkan penghasilan menjadi penghasilan dari beberapa wajib pajak, seperti

membentuk kelompok perusahaan.

d. Menyebarkan penghasilan menjadi penghasilan beberapa tahun untuk mencegah

penghasilan tersebut termasuk kedalam kelas penghasilan yang tarifnya tinggi,

dan tunda pembayaran pajaknya dengan penjualan cicilan, kredit, dan seterusnya.

e. Mentransformasikan penghasilan biasa menjadi capital again jangka panjang.

f. Mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari ketentuan mengenai pengecualian

dari potongan-potongan.

Page 28: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

18

g. Mempergunakan uang dari hasil pembebasan pengenaan pajak untuk keperluan

perluasan perusahaan yang mendapatkan kemudahan.

h. Memilih bentuk usaha yang terbaik untuk operasional usaha.

i. Mendirikan perusahaan dalam satu jalur usaha yang sedemikian rupa sehingga

dapat diatur secara keseluruhan penggunaan tarif pajak, potensi penghasilan,

kerugian-kerugian, dan asset yang dapat dihapus.

6. Laporan Keuangan Komersial dan Koreksi Fiskal

Laporan keungan komersial yang berupa neraca dan laba-rugi disusun

berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim diterima dalam praktik.Sejak tahun 1995

prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia adalah Standar Akuntansi Keuangan

(SAK). Dari laporan keuangan komersial tersebut dapat dihitung laba komersial atau

penghasilan secara akuntansi (accounting income). Laba komersial inilah yang

menjadi ukuran yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan/stakesholder,

para investor atau calon investor, para kreditur termasuk perbankan, untuk

kepentingan pasar modal, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan kepentingan

bisnis lainnya.

Laporan keungan komersial dapat diubah menjadi laporan keungan fiskal

dengan melakukan koreksi seperlunya atau penyesuaian melalui suatu rekonsiliasi

antara standar akuntansi dan ketentuan perpajakan. Dengan kata lain, laporan yang

disusun khusus untuk kepentingan perpajakan dengan mengindahkan semua

peraturan perpajakan disebut dengan laporan keuangan fiskal. Laporan keungan fiskal

Page 29: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

19

disusun tanpa harus mengubah data base pembukuan atau tidak perlu dibuat suatu

sistem akuntansi khusus untuk keperluan perpajakan.

Pada dasarnya yang membedakan laporan keuangan fiskal dengan laporan

keuangan komersial adalah bahwa penyusunan laporan keuangan fiskal didasarkan

pada penerapan mekanisme atau prinsip taxable dan deductible.

Prinsip taxabledan deductiblemerupakan prinsip yang lazim diterapkan

dalam perencanaan pajak,yang pada umumnya mengubah penghasilan yang

merupakan objek pajak menjadi penghasilan yang tidak merupakan objek pajak,

serta mengubah biaya yang tidak boleh dikurangkan menjadi biaya yang boleh

dikurangkanatau sebaliknya, didasarkan pada ketentuan perpajakan, dengan

konsekuensi terjadinya perubahan pajak terutang akibat pengubahan tersebut.

Implementasi dari konsep taxability-deductibility, juga berarti bahwa biaya-

biaya baru dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dari pihak pembayar apabila

pihak penerima uang atas biaya perusahaan tersebut melaporkannya sebagai

penghasilan dan penghasilan tersebut dikenai pajak.

Perhitungan laba komersial mengacuh pada konseppengaitan biaya dengan

pendapatan. Konsep ini melibatkan pengakuan penghasilan dan beban secara

gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara langsung bersama-sama dari

peristiwa lain yang sama. (IAI, PSAK Per 1 juli 2009: 17). Apabila pengakuan suatu

pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat

diakuinya pendapatan tersebut.

Page 30: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

20

Laba Kena Pajak atau Penghasilan Kena Pajak merupakan laba yang

dihitung berdasarkan ketentuan perpajakan.Prinsip taxability-deductibility yang

dianut dalam melakukan perhitungan. Penghasilan Kena Pajak dengan benar dan

tepat, pada dasarnya adalah penjabaran dari ketentuan perpajakan yang diterapkan

pada Pasal 4 Ayat (1) dan (2)dan Pasal 6 ayat (1), serta Pasal 9 ayat (1) tidak boleh

dikurangkan. Undang-undang No. 7 Tahun 1983 yang diubah terakhir kali dengan

Undang-undang No. 36 Tahun 2008 mengenai Pajak Penghasilan, beserta peraturan

pelaksanaanya.

C. PSAK No. 46 Tentang Koreksi Fiskal

1. PSAK No. 46 paragraf 07, Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung

berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena

pajak perusahaan. Laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode

sebelum dikurangi beban pajak. Penghasilan kena pajak atau laba fiskal atau rugi

pajak adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung

berdasarkanperaturan perpajakan dan menjadi dasar perhitungna pajak

penghasilan.

2. Berdasarkan PSAK No. 46 paragraf 9, dasar pengenaan aset adalah jumlah yang

dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal, terhadap setiap manfaat ekonomi

(penghasilan) kena pajak yang akan diterima perusahaan pada saat memulihkan

nilai tercatat aset tersebut. Contoh : Biaya perolehan mesin adalah 100. Untuk

Page 31: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

21

tujuan pajak, penyusutan mesin dikurangkan sebesar 30. Dasar pengenaan pajak

mesin adalah 70.

3. Menurut PSAK No. 46 paragraf 14 , semua perbedaan temporer kena pajak diakui

sebagai kewajiban, kecuali jika timbul perbedaan temporer karena pajak yang

berasal dari goodwill yang amortisasinya tidak dapat dikurangkan untuk tujuan

fiskal, atau pada saat pengakuan awalaset atau kewajiban dari suatu transaksi

yang bukan transaksi kombinasi bisnis dan saat transaksi, tidak mempengaruhi

laba akuntansi dan laba fiskal.

4. PSAK No. 46 paragraf 26 menjelaskan bahwa saldo rugi fiskal yang dapat

dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan

bahwa laba fiskal pada masa depan memadai untuk dikompensasi

D. Implementasi Tax Planning

1. Memaksimalkan Biaya Fiskal dan Meminimalkan Biaya yang Tidak

Diperkenankan Sebagai Pengurang

Salah satu cara dalam meminimalkan pajak terutang yang dilakukan dalam

tax planning adalah dengan memaksimalkan biaya fiskal. Biaya fiskal adalah biaya

yang menurut Undang-undang perpajakan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

Semakin besar biaya fiskal yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto

menyebabkan semakin kecil laba bersih sebelum pajak dan otomatis akan

mengurangi pajak terutang.

Page 32: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

22

Tax planning selain memaksimalkan biaya fiskal, hal lain yang harus

diperhatikan adalah meminimalkan biaya yang menurut Undang-undang perpajakan

tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Karena semakin besar biaya yang

tidak dapat dikurangkan menyebabkan penghasilan sebelum pajak akan lebih besar

dan hal itu menyebabkan pajak terutang juga lebih besar.

Oleh karena itu, dalam melakukan tax planning kita harus mengetahui biaya

yang diperkenankan sebagai pengurang dan yang tidak diperkenankan sebagai

pengurang.

a. Biaya yang diperkenankan sebagai pengurang (UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 6

ayat (1)) berdasar pasal 6 UU No. 36 Tahun 2008, besarnya penghasilan kena

pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan

berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan

memelihara penghasilan, termasuk:

1) Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan

usaha, antara lain:

a) Biaya pembelian bahan.

b) Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji,

honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam

bentuk uang.

c) Bunga, sewa, dan royalty.

d) Biaya perjalanan.

Page 33: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

23

e) Biaya pengolahan limbah.

f) Premi asuransi.

g) Biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan

peraturan menteri keuangan.

h) Biaya administrasi.

i) Pajak kecuali pajak penghasilan.

2) Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan

amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.

3) Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh menteri

keuangan.

4) Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan

dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan

memelihara penghasilan.

5) Kerugian selisih kurs mata uang asing.

6) Penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia.

7) Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan.

8) Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:

a) Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial.

b) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih

kepada Direktorat Jenderal Pajak.

Page 34: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

24

c) Telah diserahkan perkara penagihannya kepada pengadilan negeri atau

instansi pemerintah yang menangani piutang negara, atau adanya

perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang

antara kreditur dan debitur yang bersangkutan atau telah dipublikasikan

dalam penerbitan umum atau khusus atau adanya pengakuan dari debitur

bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu.

d) Syarat sebagaimana dimaksud pada poin c, tidak berlaku untuk

penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud

dalam pasal 4 ayat (1) huruf k yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut

dengan atau berdasarkan peraturan menteri keuangan.

9) Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang

ketentuannya diatur dengan peraturan pemerintah.

10) Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di

Indonesia yang ketentuannya diatur dengan peraturan pemerintah.

11) Biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan

peraturan pemerintah.

12) Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dalam peraturan

pemerintah.

13) Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur

dengan peraturan pemerintah.

Page 35: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

25

b. Biaya yang tidak diperkenankan sebagai pengurang (UU No. 36 Tahun 2008

Pasal 9 ayat (1)).

1) Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti deviden,

termasuk deviden yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada

pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.

2) Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang

saham, sekutu, atau anggota.

3) Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:

a) Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain

yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan

pembiayaankonsumen, dan perusahaan anak piutang.

b) Cadangan untuk asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk

oleh badan penyelenggara jaminan sosial.

c) Cadangan penjaminan untuk lembaga penjamin simpanan.

d) Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan.

e) Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan.

f) Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah

industri, yang ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau

berdasarkan peraturan menteri keuangan.

4) Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi

dwiguna, dan asuransi beasiswa, yang dibayar oleh wajib pajakorang pribadi,

Page 36: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

26

kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai

pengahasilan bagi wajib pajak yang bersangkutan.

5) Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang

diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan

dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam

bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan

pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan peraturan menteri

keuangan.

6) Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham

atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan

sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan.

7) Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan.

8) Pajak penghasilan.

9) Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi wajib

pajak atau orang yang menjadi tanggungannya.

10) Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan

komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham.

11) Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana

berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di

bidang perpajakan.

c. Langkah-langkah yang Dapat Dilakukan

Page 37: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

27

Biaya-biaya yang menurut aturan perpajakan tidak boleh dianggap sebagai

biaya fiskal diubah menjadi biaya yang dapat dikurangkan oleh perusahaan.

Contoh: biaya pengobatan karyawan dijadikan tunjangan kesehatan agar

dapat diakui sebagai biaya perusahaan. Selain itu, hadiah akhir tahun yang pada

awalnya berupa natura diberikan berupa bonus dalam bentuk uang agar dapat diakui

sebagai biaya perusahaan.

2. Pemilihan Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan Amortisasi atas Aktiva Tidak

Berwujud

Sesuai Pasal 11 Undang-undang No. 7 Tahun 1983 yang diubah terakhir

kali dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008 mengenai pajak penghasilan, dimana

metode penyusutan yang diperbolehkan berdasarkan ketentuan ini, dilakukan dengan:

1) Metode garis lurus, metode ini menghasilkan pembebanan yang tetap selama masa

umur manfaat aset jika nilai residunya tidak berubah.

2) Metode saldo menurun, metode ini menghasilkan pembebanan yang menurun

selama masa umur manfaat dengan cara menerapkan tarifpenyusutan atas nilai

sisa buku.

3. Memilih metode penilaian persediaan

Metode penilaian persediaan diatur dalam PSAK No. 14, dalam edisi revisi

2008 disebutkan biaya persediaan harus dihitung menggunakan rumus biaya masuk

Page 38: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

28

pertama keluar pertama (FIFO method) atau rata-rata tertimbang (Weighted Average

method).

Masing-masing metode penilaian persediaan tersebut memiliki kelebihan

dan kekurangannya dan pilihan penggunaannya tergantung pada kepentingan dari

pemakainya.

a. Penggunaan metode FIFO akan menghasilkan harga pokok penjualan atau

pemakaian yang lebih kecil dibandingkan metode rata-rata. Karena laba kena

pajak (profit after tax) nya adalah lebih besar, maka beban PPh badan akan

menjadi lebih besar.

b. Penggunaan metode rata-rata akan menghasilkan harga pokok penjualan atau

pemakaian yang lebih besar dibandingkan metode FIFO, sehingga karena laba

kena pajaknya lebih kecil, maka beban PPh badan akan menjadi lebih kecil.

c. Dalam situasi dimana terdapat kecenderungan harga barang semakin naik (tingkat

inflasi tinggi), maka metode rata-rata adalah lebih tepat digunakan.

4. Pemilihan Pemberian Kesejahteraan Kepada Karyawan Dalam Bentuk Natura

atau Cash

Terdapat banyak cara untuk mengoptimalkan kesejahteraan karyawan,

dengan memanfaatkan peluang efisiensi beban pajak yang berkaitan dengan

pengeluaran biaya berikut ini:

a. PPh Pasal 21 Karyawan

Pilihan terhadap metode PPh Pasal 21 karyawan terdapat berupa:

Page 39: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

29

1) Bila beban PPh pasal 21 sepenuhnya menjadi tanggungan karyawan, dalam

hal ini perusahaan hanya menjadi perantara pemotong PPh Pasal 21. Dalam

laporan laba rugi perusahaan tidak akan terlihat biaya PPh pasal 21.

2) Bila karyawan diberi tunjangan PPh Pasal 21, tunjangan ini tercantum dalam

slip pegawai dan SPT PPh Pasal 21 karyawan, sehingga tunjangan tersebut

dikenai PPh (taxable), dan karena itu boleh dibebankan sebagai biaya

(deductible). Dalam laporan laba rugi perusahaan akan terlihat biaya

tunjangan PPh Pasal 21.

3) Bila PPh Pasal 21 ditanggung oleh perusahaan, bukan sebagai tunjangan PPh

Pasal 21, dan karena itu merupakan kenikmatan dan tidak boleh dibebankan

sebagai biaya. Dalam laporan laba rugi perusahaan akan terlihat biaya PPh

Pasal 21 terpisah dari gaji dan tunjangan karyawan lainnya.

b. Pengobatan/kesehatan karyawan

1) Reimbursement kwitansi biaya medikal dari dokter/klinik/rumah sakit.

Cara ini banyak dilakukan oleh perusahaan menengah kebawah dan

tertuang dalam kontrak kerja, dimana karyawan diperkenankan berobat ke

rumah sakit/klinik/dokter dengan membayar terlebih dahulu, kemudian

oleh perusahaan akan diberikan penggantian (reimbursement) sesuai bukti

asli atas nama karyawan perusahaan yang bersangkutan.

Perlakuan perpajakannya: Pengeluaran semacam ini merupakan bagian

dari penghasilan karyawan yang bersangkutan karena diterima secara

Page 40: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

30

tunai dari perusahaan, boleh dibiayakan (deductible) tetapi harus

ditambahkan sebagai penghasilan karyawan dalam SPT PPh pasal 21.

2) Karyawan diberi tunjangan pengobatan atau kesehatan (medical allowance)

setiap bulan, sakit maupun tidak sakit.

Perlakuan perpajaknnya : Pengeluaran semacam ini merupakan bagian

dari penghasilan karywan yang bersangkutan yang diterima secara teratur,

boleh dibiayakan (deductible) tetapi harus ditambahkan sebagai

penghasilan karyawan dalam SPT PPh pasal 21.

3) Karyawan berobat dirumah sakit/klinik/dokter langganan dan pengambilan

obat dari apotik langganan.

Cara ini banya dilakukan oleh perusahaan menengah keatas dan terutang

dalam kontrak kerja, dimana karyawan diperkenankan berobat ke rumah

sakit/klinik/dokter yang ditunjuk.

Perlakuan perpajakannya: pengeluaran semacam ini merupakan natura

atau kenikmatan (benefit and kinds) dan tidak boleh dibebankan sebagai

biaya perusahaan.

4) Perusahaan mendirikan rumah sakit/klinik/dokter.

Cara ini banyak dilakukan oleh perusahaan besar dan tertuang dalam

kontrak kerja, dimana karyawan diperkenankan berobat kerumah

sakit/klinik perusahaan.

Page 41: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

31

Perlakuan perpajakannya: Pengeluaran semacam ini merupakan natura

atau kenikmatan (benefit in kinds) dan tidak boleh dibebankan sebagai

biaya perusahaan.

c. Pembayaran premi asuransi untuk pegawai

Bila perusahaan semakin maju, akan semakin besar juga alokasi dana

pembiayaan perusahaan yang diberikan untuk peningkatan kesejahteraan

karyawannya dalam bentuk asuransi disamping tabungan hari tua. Asuransi yang

diberikan dapat berupa asuransi kesehatan, asuransi dwiguna, asuransi jiwa, asuransi

kematian, asuransi kecelakaan kerja, dan asuransi bea siswa.

Sesuai Pasal 6 ayat (1) a UU PPh No. 36 Tahun 2008, pembayaran premi

asuransi oleh pemberi kerja untuk kepentingan pegawainya boleh dibebankan sebagai

biaya perusahaan (deductible), tetapi bagi pegawai yang bersangkutan premi tersebut

merupakan penghasilan (taxable).

d. Iuran Pensiun dan Iuran JHT/THT yang dibayarkan oleh perusahaan

Tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21

berupa iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendirinya telah

dilaksanakan oleh Menteri Keuangan, iuran tunjangan hari tua atau iuran jaminan hari

tua kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua atau badan penyelenggara

jaminan sosial tenaga kerja yang dibayar oleh pemberi kerja (Peraturan Dirjen Pajak

No. 31/PJ./2009 dan Pasal 6 UU PPh No. 36 Tahun 2008).

Page 42: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

32

e. Perumahan untuk Karyawan

1) Penempatan pada rumah dinas yang dibuat atau dibeli oleh perusahaan.

2) Penempatan pada rumah dinas yang disewa oleh perusahaan.

3) Perusahaan memberikan penggantian sewa rumah dinas yang dibayar oleh

karyawan, penggantian ini dimasukkan kedalam tunjangan perumahan bagi

pegawai.

4) Perusahaan memberikan tunjangan perumahan kepada karyawan.

Perlakuan perpajakannya yaitu:

Pembayaran untuk pekerjaan atau jasa dalam bentuk natura kepada

karyawan tidak dapat dipotongkan sebagai biaya perusahaan dalam

menghitung penghasilan kena pajak dari perusahaan yang bersangkutan,

sedangkan bagi karywan yang menerima pemberian tersebut tidak

merupakan penghasilan.

Sebaliknya bila mana diberikan dalam bentuk uang, maka apa yang

diterima oleh karyawan yang bersangkutan merupakan penghasilan.

f. Transportasi untuk Karyawan

1) Biaya eksploitasi kendaraan antar jemput karyawan merupakan biaya

perusahaan dan bukan merupakan penghasilan bagi karyawan.

2) Seluruh biaya eksploitasi dan depresiasi untuk kendaraan perusahaan yang

dikuasai atau dipegang oleh karyawan tertentu atau dibawa pulang setelah jam

Page 43: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

33

kerja merupakan biaya perusahaan dan bagi karyawan bukan merupakan

penghasilan karena merupakan kenikmatan.

3) Tunjangan transport yang diberikan kepada karyawan untuk keperluan pergi

dan pulang kantor merupakan penghasilan bagi karyawan dan biaya bagi

perusahaan.

4) Biaya dalam rangka menjalankan tugas perusahaan, misalnya berupa biaya

transport, hotel, dan sebagainya merupakan biaya perusahaan dan bukan

penghasilan karyawan, sepanjang jumlahnya tidak mengandung unsur-unsur

pengeluaran untuk keperluan pribadi.

g. Pakaian seragam untuk karyawan

1) Pemberian atau penyediaan makanan dan atau minuman bagi seluruh pegawai

yang berkaitan dengan pelaksanaan kerja.

2) Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan yang

diberikan berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan didaerah tertentu dalam

rangka menunjang kebijakan pemerintah untuk mendorong pembangunan

didaerah tersebut.

3) Pemberian natura atau kenikmatan yang merupakan keharusan dalam

pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana keselamatan kerja atau karena sifat

pekerjaan tersebut mengharuskannya.(Peraturan Menteri Keuangan Nomor

83/PMK.03/2009 dan Peraturan Dirjen Pajak No. Per-51/PJ./2009 serta

penjelasan pasal 9 ayat (1) huruf e UU No. 36/2008.

Page 44: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

34

4) Pemberian natura atau kenikmatanyang merupakan keharusan dalam

pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana keselamatan kerja atau karena sifat

pekerjaan tersebut mengharuskannya, meliputi pakaian dan peralatan untuk

keselamatan kerja, pakaian seragam petugas keamanan (satpam). Pengertian

keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan keamanan atau

keselamatan pekerja yang diwajibkan oleh Departemen Tenega Kerja dan

Transmigrasi atau Pemerintah Daerah setempat. (Peraturan Dirjen Pajak No.

PER-51/PJ./2009)

h. Perjalanan Dinas Karyawan

Biaya dalam rangka menjalankan tugas perusahaan, misalnya biaya tiket

pesawat, hotel, transportasi, dan sebagainya merupakan biaya perusahaan dan bukan

penghasilan karyawan, sepanjang jumlahnya tidak mengandung unsur-unsur untuk

keperluan pribadi (Surat Dirjen Pajak No.S-1215/PJ.23/1984 yang ditegaskan dalam

Surat Edaran Dirjen Pajak No. 42/PJ.23/1984).

Namun dalam praktik, ada pemberian uang saku (traveling allowance) yang

didalamnya terdapat komponen biaya perjalanan dinas, dan karena ini dibayarkan

secara tunai sebagai uang saku, maka pemberian tersebut dikatergorikan sebagai

penghasilan bagi karyawan yang bersangkutan.

Bila perusahaan menginginkan agar travelling allowance tersebut dapat

dibiayakan (deductible) dalam laporan keuangan fiskal perusahaan, maka trevelling

allowance tersebut harus dimasukkan dalam SPT PPh Pasal 21 (form 1721-A1) atas

Page 45: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

35

nama karyawan yang bersangkutan sebagai unsur tambahan penghasilan yang

dikenakan PPh Pasal 21.

i. Bonus dan jasa produksi

1) Dalam pemberian bonus dan gratifikasi, tantiem dan jasa produksi tersebut,

bisa diperlakukan sebagai biaya perusahaan (deductible), bilamana

dibebankan dalam biaya tahun berjalan. Namun bila dibebankan ke pos laba

ditahan (retained earning), tidak bisa merupakan biaya perusahaan.

2) Tantiem merupakan bagian keuntungan yang diberikan kepada direksi dan

komisaris dari pemegang saham yang didasarkan pada persentase tertentu dari

laba perusahaan setelah kena pajak, tidak dibebankan sebagai biaya dalam

menghitung Penghasilan Kena Pajak dan bagi penerimaannya merupakan

penghasilan dan dikenakan PPh Pasal 21.

3) Untuk keperluan perencanaan pajak, harus dihindari pembayaran gaji, bonus,

gratifikasi jasa produksiyang melebihi kewajaran kepada pemegang saham

yang juga menjadi komisaris, direksi, atau pegawai, karena pembayaran

tersebut merupakan deviden dan tidak boleh dibebankan sebagai biaya

perusahaan, sehingga dipotong PPh Pasal 25/26. (Peraturan Dirjen Pajak No.

PER-15/PJ/2006 yang direvisi PER-31/PJ./2009 dan 57/pj./2008, dan

penjelasan Pasal 9 ayat (1) huruf f UU No. 36/2008)

Page 46: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

36

E. Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan

suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat

diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang

mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar

sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.

Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan

oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para

penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan.

Laporan keuangan merupakan gambaran dari suatu perusahaan pada waktu

tertentu (biasanya ditunjukkan dalam periode atau siklus akuntansi), yang

menunjukkan kondisi keuangan yang telah dicapai suatu perusahaan dalam periode

tertentu. Dengan kata lain, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

pencatatan, yaitu merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan yang lengkap

biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan,

catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari

laporan keuangan.

Page 47: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

37

Menurut Munawir (2000:31), laporan keuangan merupakan alat yang sangat

penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-

hasil yang telah dicapai oleh perusahaan.Dengan melihat laporan keuangan suatu

perusahaan akan tergambar didalamnya aktivitas perusahaan tersebut. Oleh karena

itu, laporan keuangan perusahaan merupakan hasil dari suatu proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi dan juga digunakan sebagai alat

pengukur kinerja perusahaan.

Dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran

atau tolok ukur tertentu.Biasanya ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks

yang menghubungkan dua data keuangan. Adapun jenis perbandingan dalam analisis

rasio keuangan meliputi dua bentuk yaitu membandingkan rasio masa lalu, saat ini

ataupun masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Dan bentuk yang lain

yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang

sejenis

F. Kerangka Pikir

Kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-

pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi

pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari

penelitian yang akan dilakukan.

Page 48: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

38

Kerangka pikir yang penulis gunakan untuk membantu melakukan

pemahaman dan pembahasan masalah seperti berikut ini:

Gambar 1. Kerangka Pikir

Dasar penelitian ini dalam melakukan implementasi tax planning adalah

laporan keungan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Makassar yaitu laporan laba rugi.

Laporan laba rugi tersebut akan dianalisa dan hasilnya akan dibandingkan dengan

laporan laba rugi tanpa tax planning dengan laporan laba rugi menggunakan

taxplanning. Dari analisa tersebut kemudian akan diperbandingkan antara PPh tanpa

Akuntansi

PPh

Pajak

Tax Planning

Kinerja

PPh

LAPORAN KEUANGAN

PT. BANK MANDIRI (Persero) Tbk. MAKASSAR

Page 49: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

39

tax planning dengan PPh yang menggunakan tax planning. Dari hasil analisis akan

dilihat ada tidaknya efisiensi pembayaran pajak dan implementasi tax planning ini

diharapakan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Page 50: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasidan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Makassar

yang beralamat di Jl. R.A Kartini No 12-14, Makassar. Waktu penelitian

diperkirakan selama dua bulan, direncanakan bulan Maret sampai April 2015.

B. Metode Pengumpulan Data

1. Survey pendahuluan, untuk memperoleh gambaran tentang keadaan

perusahaan dalam rangka menemukan permasalahan mengenai implementasi

tax planning yang mungkin ada dalam perusahaan tersebut yang kemudian

dapat dibahas dalam penelitian ini.

2. Studi kepustakaan, untuk memperoleh landasan teori mengenai tax planning

dan implementasinya melalui literatur-literatur, laporan-laporan, makalah-

makalah, jurnal-jurnal, catatan kuliah, dan buku-buku yang berhubungan

dengan permasalahan yang ada serta berguna bagi penyusunan hasil penelitian

ini.

3. Survey lapangan, untuk mendapatkan informasi dan data dari perusahaan

melalui wawancara dengan melakukan Tanya jawab langsung dengan orang-

orang yang berhubungan dengan objek penelitian.

Page 51: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

41

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data kuantitatif adalah data yang berupa bilangan, nilainya bias berubah-ubah

atau bersifat variatif yaitu laporan keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Makassar.

2. Data kualitatif adalah data yang bukan merupakan bilangan, tetapi berupa ciri-

ciri, sifat-sifat, keadaan, atau gambaran dari kualitas objek yang diteliti yaitu

informasi yang diterima dari berbagai pihak berkaitan dengan objek

penelitian.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan

data sekunder.

1. Data primer adalah data yang diambil langsung dari sumbernya yaitu berupa

hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan pihak-pihak yang

mengetahui tentang ketentuan peraturan perpajakan dan perencanaan pajak

seperti pegawai dari kantor PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Makassar dan

pegawai kantor pajak.

2. Data sekunder adalah data yang diambil dari hasil pengumpulan orang lain

yaitu berupa data laporan keungan yang dimiliki oleh perusahaan dan

peraturan perundang-undangan tentang perpajakan yang berlaku.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek

yang mempunyai kualitas dan karakteristi ktertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Page 52: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

42

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011; 80).

Populasi penelitian ini adalah LaporanLabaRugi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Makassar untuk 2 (Dua) tahun terakhir.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2011; 81). Sampel yang diambil oleh peneliti adalah Laporan

Laba Rugi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014.

E. Metode Analisis

Metodeanalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis deskriptif kuantitatif tanpa menggunakan analisis statistik. Adapun

langkah-langkahnya yaitu:

1. Pengumpulan data yang diperlukan.

2. Evaluasi terhadap koreksi fiskal yang dilakukan oleh perusahaan dengan

memahami prosedur dan kebijakan yang berlaku di perusahaan terkait dengan

perpajakan.

3. Memeriksa sumber-sumber penghasilan perusahaan kemudian membuat

taxplanning atas penghasilan perusahaan dengan cara memaksimalkan

penghasilan yang dikecualikan.

4. Membuat tax planning terhadap biaya-biaya umum dan operasional

perusahaan dengan cara memaksimalkan biaya yang diperkenankan sebagai

pengurang (biaya fiskal) dan meminimalkan biaya yang tidak diperkenankan

sebagai pengurang.

Page 53: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

43

5. Terakhir adalah melakukan pemilihan metode-metode akuntansi yang sesuai

dengan peraturan perpajakan.

Page 54: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

44

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Bank Mandiri merupakan salah satu BUMN dalam bidang keuangan (bank)

terbesar milik pemerintah. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berkantor pusat di

Jakarta. Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari

program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia.

Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank

Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia

bergabung menjadi Bank Mandiri. Sejarah keempat Bank tersebut dapat ditelusuri

lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat Bank tersebut telah turut membentuk riwayat

perkembangan dunia perbankan di Indonesia.

Bank Dagang Negara merupakan salah satu Bank tertua di Indonesia.

Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto

Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949

namanya berubah menjadi Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun 1960

Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara,

sebuah Bank pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan. Bank

Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari nasionalisasi

sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum

Page 55: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

45

Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank

milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk

melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, bank umum negara

digabungkan kedalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank

Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.

Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan

dagang Belanda N.V.Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun

1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870.

Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan

selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia

menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonsia Unit

II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II

Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi Bank Exim, bank Pemerintah yang

membiayai kegiatan ekspor dan impor.

Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara

(BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun1951. Misi Bank Industri

Negara adalah mendukung pengembangan sektor–sektor ekonomi tertentu, khususnya

perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara

pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun

1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui

pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur,

transportasi dan pariwisata.

Page 56: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

46

Kini Bank Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan

dan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun. Masing-masing

dari empat Bank bergabung memainkan peranan yang penting dalam pembangunan

Ekonomi.

B. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi

“Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu

progresif”.

2. Misi

Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar

Mengembangkan sumber daya manusia professional

Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder

Melaksanakan manajemen terbuka

Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan

.

Page 57: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

47

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Page 58: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

60

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penerapan tax planning yang dilakukan pada PT Bank Mandiri Tbk.

Makassar untuk meningkatkan kinerja perusahaan menghasilkan beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Tax planning pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Makassar sudah

sesuai dengan peraturan undang-undang perpajakan No. 36 Tahun

2008 yang dapat dilihat dari:

a) Premi asuransi karyawan ditanggung oleh perusahaan telah sesuai

dengan peraturan Undang-undang perpajakan No. 36 Tahun 2008

pasal 6 ayat 1 huruf a, bahwa premi asuransi yang ditanggung

perusahaan dapat dijadikan beban pada penghasilan kena pajak.

b) Pemberian makan dan minum dalam bentuk natura berupa

penyediaan makan bersama dapat dijadikan beban bagi perusahaan

sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang perpajakan No. 36

Tahun 2008 pasal 9 ayat 1 huruf e., dan bukan merupakan objek

PPh karyawan berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak

Nomor: KEP – 51/PJ/2009 pasal 2.

Page 59: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

61

c) Tunjangan transpotasi karyawan dapat dijadikan sebagai beban pada

penghasilan kena pajak sebagimana yang telah diatur dalam Undang-

undang No. 36 Tahun 2008 pasal 9 ayat 1 huruf a.

2. Dengan penerapan tax planning pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Makassar dapat meningkatkan kinerja perusahaan, dimana dengan

pemberian tunjangan makan dan trasportasi kepada karyawan yang

sangat berpengaruh dalam meningkatkan motivasi dan semangat kerja

karyawan, serta meningkatkan sikap loyalitas karyawan terhadap

perusahaan yang mempunyai peranan penting dan pengaruh positif

terhadap peningkatan kinerja perusahaan dimasa mendatang.

B. Saran

Dari hasil penelitian tersebut, disarankan agar penerapan tax planning

pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Makasar dilaksanakan, karena adanya

keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan terjadinya penghematan pajak (tax

saving) dan meskipun lab perusahaan berkurang karna adanya pemberian tunjagan

makan dan transportasi bagi karyawan, tapi dengan pemberia tunjangan tersebut

akan meberikan dampak positif pada perusahaan dimasa mendatang dalam

meingkatkan kinerja perusahaan.

Dan yang paling penting perusahaan harus senantiasa mengikuti

perkembangan peraturan-peraturan perpajakan, agar menjadi wajib pajak yang

Page 60: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

62

patuh dalam memmenuhi kewaiban perpajakan dan dapat merencanakan pajak

sebaik mungkin untuk menghasilkan efisiensi beban pajak.

Page 61: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

48

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Laporan Keuangan Perusahaan ( Laporan L/R)

Laporan keungan perusahaan yang disajikan berikut ini adalah laporan

keuangan yang dibuat oleh perusahaan yaitu Laporan L/R yang berhubungan

dengan hutang pajak perusahaan Tahun Buku 2014.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Laporan Laba/Rugi

Periode 1 Januari 2014 – 31 Desember 2014

(dinyatakan dalam juataan rupiah)

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

Pendapatan Bunga 55,092,073

Beban Bunga -20,408,409

PENDAPATAN BUNGA BERSIH 34.683.664

Pendapatan operasional lainnya

Provisi dan komisi lainnya 8,297,069

Laba selisih kurs-bersih 1,560,499

Lain-lain 3,806,803

Jumlah pendaptan operasional lainnya 13,666,371

Pembentukan cadangan kerugian penurunan

nilai -4,426,530

Pembalikan penyisihan estimasi kerugian

Page 62: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

49

atas komitmen dan kontinjensi pembalikan 4,240

penyisihan kerugian 174,035

Keuntungan /kerugian yang belum direalisasi

dari kenaikan nilai wajar efek-efek dan

obligasi pemerintah 2,578

Keuntungan dari penjualan efek-efek dan

obligasi pemrintah 183,617

Beban operasional lainnya

Beban gaji dan tunjangan -8,613,202

Beban umum dan administrasi -9,082,350

Lain-lain bersih -2,429,955

Jumlah beban operasional lainnya -20,125,507

LABA OPERASIONAL 24,162,468

Pendapatan bukan operasional bersih 23,361

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 24,185,829

Beban pajak

Kini -6,046,457

Tangguhan -82,730

Jumlah beban pajak bersih -6,129,187

LABA BERSIH 18,056,642

Sumber: Laporan Keungan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (2014)

Berdasrkan laporan Laba/Rugi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. periode

1 januari 2014 – 31 Desember 2014 dapt kita lihat bahwa beban pajak sebelum tax

planning adalah sebesar Rp 6.129.187.000,- dan ini merpakan kewajiba perusahan

yang harus dibayar

Page 63: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

50

Agar beban pajak yang ditanggung perusahan menjadi lebih kecil perlu

dilakukan koreksi fiskal dengan menggunakan tax planing tanpa melanggar atuan-

aturan perpajakan yang berlaku yaitu dengan ketntuan-ketentuan yang ada oada

undang-undang pajak penghaslan No. 36 Tahun 2008 dan Keputusan direktorat

Jenderal Pajak dengan memaksimalkan biaya-biaya yang dapat diperkurangkan

pada pajak penghasilan perusahaan dan meminimalkan biaya yang ida

diperkenangkan sebagai pengurang yang diharapkanmapu menngkatkan kinerja

perusahaan dimasa mendatang.

Berdasarkan wawancar penliti dengan Bpk. Putra selaku salah satu

karyawan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Makasar dan terdapat celah yang

asih belum dimanfaatkan oleh perusahaan dalam meminimalkan beban pajak,

yaitu perusahan tidask memberikan tunjangan makan dan tunjangan transportasi

kepada karyawan yang bisa dijadikan sebagai biaya yang dapat dijadikan sebagai

pengurang dalam menghitung besarnya beban pajak yang ditangung perusahaan.

Laporan Laba/Rugi merupakan suatu tolak ukur untuk menilai tingkat

prestasi yang diperoleh perusahaan pada periode berjalan dan juga menjadi

landasan untuk menyusun suatu rencana kerja yang baik untuk mampu

memeberikan kinerja perusahan yang bak pula dimasa mendatang.

B. Implementasi (penerapan) Tax Planning

Memaksimalkan biaya-biaya fiskal dan meminimalkan biaya yang tidak

diperkenankan sebagai pengurang.

1. Biaya makan dan minum

Page 64: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

51

Perusahaan tidak meberikan tunjangan makan kepada karyawan, tetapi

perusahaan memberikan makan dan minum bersama bagi karyawan.

Pemberian makan bersama bagi karyawan bukan merupakan objek PPh pasal

21 karena makan bersama merupakan pemberian dalam bentuk natura.

Dengan demikian dari sisi karyawan pemberian makan ini tidak menambah

PPh pasal 21 terutang.

Disisi perusahaan berdasarkan pasal 9 ayat 1 huruf e UU PPh No. 36 tahun

2008, penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang

diberikan dalam bentuk natura atau kenikmatan tidak dapat dibebankan

sebagai biaya, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh

pegawai. Artinya pemberian makan dan minum walaupun bentuknya natura,

dapat dibiayakan oleh perusahaan. Dengan demikian disisi perusahaan akan

mengurangi PPh badan yang terutang.

Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan dari PT Bank Mandiri (Persero)

Tbk. Makassar bahwa perusahaan tidak meberikan tunjangan makan ataupun

makan bersama bagi karyawan dan hanya pemberian gaji. Alangkah lebih

baiknya bila perusahaan menyediakan makan dan minum bersama bagi

karyawan karena ini merupakan biaya bagi perusahaan yang dapat

diperkurangkan dalam PPh Badan dan bagi karyawan, penghasilan ini bukan

merupakan ojek pajak. Selain itu, dengan pemberian bentuk natura ini dapat

meningkatkan motivasi dan semangat kerja karyawan, serta meningkatkan

sikap loyalitas karyawan terhadap perusahaan.

Page 65: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

52

Perusahaan mengeluarkan uang sebesar Rp 10.000/orang dengan total

karyawan 27.907 orang, berarti dalam satu tahun perusahaan mengeluar uang

untuk menyediakan makan dan minum bagi pegawai sebesar Rp

66,976,800,000,-.

Dengan demikian, dalam penerapn tax palning perusahaan dapat menambah

biaya yang dapat mengurangi PPh badan terutang yaitu sebsar Rp

66,976,800,000,-.

2. Transportasi untuk karyawan

Pemberian tunjangan transportasi menurut Keputusan Direktorat Jenderal -

Pajak Nomor: KEP-57/PJ/2009 tentang Objek Pajak PPh pasal 21 merupakan

penghasilan yang dikenakan pajak bagi karyawan, sedangkan menurut UU

PPh No. 36 tahun 2008 pasal 9 ayat (1) huruf a, dapat dikurangkan dalam

penghasilan kena pajak bagi perusahaan.

Berdasarkan hasil wawancara pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Makassar

bahwa perusahaan tidak memberikan tunjangan transpotasi pada karyawan .

Memberikan tujangan transportasi lebih menguntungkan karena dapat

dikurangkan dalam penghasilan kena pajak bagi perusahaan. Misalnya

perusahaan memberikan tunjangan transportasi kepada karyawan sebesar Rp

8,000,-/orang dengan total karyawan 27.907 orang. Dalam satu tahun

perusahaan mengeluarkan uang untuk tunjangan transportasi sebesar Rp

53,581,440,000,-. Pertambahan penghasilan sebagi akibat pemberian

Page 66: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

53

tunjangan pajak ini bagi perusahaan juga merupakan pengeluaran yang dapat

dilakukan sebagai biaya. Disisi lain, pemberian tunjangan transportasi ini

dapat mendukung produktifitas kerja dan mewujudkan asas keadilan disuatu

perusahaan, perusahaan memberikan tunjangan transpotasi kepada karyawan

juga untuk memicu semangat kehadiran karyawan untuk bekerja.

3. Pembayaran Premi Asuransi untuk Karyawan

a) Premi asuransi ditanggung oleh perusahaan

Apabila premi asuransi dibayar atau ditanggung oleh pemberi kerja,

menurut Undang-undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1

huruf a dapat dijadikan sebagai beban yang dapat diperkurangkan pada

pajak penghasilan perusahaan, namun bagi karyawan menurut Keputusan

Direktur Jenderal Keuangan Nomor KEP – 281/PJ/1998 merupakan objek

Pajak Penghasilan Pasal 21.

b) Premi asuransi ditanggung oleh karyawan yang bersangkutan

Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi

dwiguna, dan asuransi beasiswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang

pribadi, menurut Keputuasan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP –

281/PJ/1998 tentang PPh pasal 21 dapat dikurangkan sebagai biaya dalam

SPT PPh pasal 21.

c) Premi asuransi sebagian ditanggung oleh perusahan dan sebagian ditanggung

oleh perusahaan.

Page 67: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

54

Apabila premi asuransi dibayar atau ditanggung oleh pemberi kerja,

menurut Undang-undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1

huruf a dapat dijadikan sebagai beban yang dapat diperkurangkan pada

pajak penghasilan perusahaan. Dengan demikian, premi asuransi

karyawan yang ditanggung perusahaan dapat dijadikan biaya yang dapat

mengurangi pajak penghasilan Perusahaan.

Apabila premi dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, menurut Keputuasan

Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP – 281/PJ/1998 tentang PPh pasal 21

dapat dikurangkan sebagai biaya dalam SPT PPh pasal 21. Dengan demikian

premi yang dibayar oleh orang yang bersangkutan dapat dijadikan biaya yang

dapat mengurangi pajak penghasilan pasal 21.

Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan dari PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk. Makassar bahwa premi asuransi karyawan ditangung oleh

perusahaan, ini merupakan tax planning yang tepat karena dapat

menurangi beban Pajk Penghasilan perusahaan, dan ini merupakan aturan

dari pemerintah mengenai premi asuransi yang mewajibkan pemberi kerja

menanggung premi asuransi karyawan.

4. Pembentukan Cadangan Kerugian

Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 9 Ayat 1 huruf c,

Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak

Page 68: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

55

dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan yaitu

pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:

1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan

usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan

hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan

anjak piutang;

2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan

sosial yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial;

3. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;

4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;

5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan;

dan

6. cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat

pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah

industry.

Dari uraian di atas maka akan didapatkan rekonsiliasi fiskal setelah dilakukan

penerapan tax planning seperti berikut ini:

Page 69: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

56

Tabel. Rekonsiliasi Fiskal atas Laporan Laba/Rugi

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Makassar

(dinyatakan dalam juataan rupiah)

Sumber: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan diolah dengan tax plannig (2015)

KETERANGAN AKUNTANSI

KOREKSI KOREKSI

FISKAL POSITIF NEGATIF

(+) (-)

Pendapatan dan Beban Opersional

Pendapatan Bunga 55,092,073 55,092,073

Beban Bunga -20,408,409 -20,408,409

Jumlah Pendapatan Bunga Bersih 34,683,664 34,683,664

Pendapatan Operasional Lainnya

Provisi dan komisi lainnya 8,297,069 8,297,069

Laba Selisih Kurs-Bersih 1,560,499 1,560,499

Lain-lain 3,808,803 3,808,803

Jumlah Pendapatan Operasional

Lainnya 13,666,371 13,666,371

Pembentuka Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai -4,426,530 -4,426,530

Pembalikan Penyisihan Estimasi

Kerugian atas Komitmen

dan Kontinjensi 4,240 4,240

Pembalikan Penyisihan Kerugian 174,035 174,035

Keuntungan/Kerugian yang Belum

Direalisasi Atas

Kenaikan Nilai Wajar Efek-efek dan

Obligasi Pemerintah 2,578 2,578

Keuntungan dari Penjualan Efek-efek

dan Obligasi Pemerintah 183,617 183,617

Beban Operasional Lainnya

Beban Gaji dan Tunjangan -8,613,202

120,558 (F1,2

tax planing) -8,733,760

Beban Umum dan Administrasi -9,082,350 -9,082,350

Beban Lain-lain -2,429,955 -2,429,955

Jumlah Beban Operasional Lainnya -20,125,507 -20,246,065

Laba Operasional 24,162,468 24,041,910

Pendapatan Bukan Operasional Bersih 23,361 23,361

Laba Sebelum Manfaat Beban Pajak 24,185,829 24,065,271

Beban Pajak

Kini -6,046,457 -6,016,318

Tangguhan -82,730 -82,730

Jumlah Beban Pajak Bersih -6,129,187 -6,099,048

Laba Bersih 18,056,642 17,966,223

Page 70: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

57

C. Hasil Penlitian

Dari uraian hasil rekonsilasi fiskal diatas, maka diperoleh hasil

perubahan atas beban pajak, sebagai berikut:

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Pajak Penghasilan dan Laba Bersih

(Dinyatakan dalam ribuan rupiah)

Sebelum Tax Planning

Laba Kena Pajak 24,185,829

Pajak Kini -6,046,457

Pajak Tangguhan -82,730

Jumlah PPh -6,129,187

Laba Bersih 18,056,642

Sesudah Tax Planning

Laba Kena Pajak 24,065,271

Pajak Kini -6,016,318

Pajak Tangguhan -82,730

Jumlah PPh -6,099,048

Laba Bersih 17,966,223

Sumber: Rekonsiliasi Fiskal (Data olahan 2014)

D. Pembahasan

Secara umum manajemen perusahaan dalam melakukan tax planning

adalah untuk mengoptimalkan laba setelah pajak (after tax return), sebab hasil

tersebut dapat berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan atas tindakan

operasi perusahaan untuk melakukan investasi dengan cara menganalisa secara

cermat dan memanfaatkan peluang yang ada dalam ketentuan peraturan yang

dibuat oleh pemerintah, sedangkan motivasi utama dari implementasi tax planning

diantaranya adalah adanya perbedaan dasar pengenaan pajak dan celah-celah

perpajakan.

Page 71: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

58

Implementasi tax planning pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Makassar merupakan salah satu bagian dari strategi perusahaan secara

keseluruhan dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan. Sejalan dengan

dinamika era globalisasi dengan diwarnai dengan persaingan, adalah sangat

rasional untuk mengelola kewajiban perpajakan sebaik mungkin sehingga dapat

dihindari pemborosan sumber daya dalam bentuk sanksi perpajakan.

Penghindaran pemborosan tersebut merupakan optimalisasi sumber daya

perusahaan kearah yang lebih produktif dan efisien, sehingga minimalisasi

pemborosan tersebut dapat meningkatkan kinerja perusahaan, yaitu dengan

bekerja secara benar (doing things right) dan mengerjakan yang seharusnya

(doing the right things) tanpa melupakan kerja keras yang dibarengi kerja secara

cermat.

Tax Planing yang dilakukan pada pada PT bank mandiri (persero) Tbk.

Makassar dilakukan berdasakan peraturan-peraturan yang terkandung dalam

Undang-undang perpajakan No. 36 tahun 2008 dan Keputusan Direktorat Jenderal

Pajak Nomor: KEP – 51/PJ/2009.

Dalam penerapan tax planning bagi perusahaan adalah berkurangnya PPh

terutang yaitu jika sebelum tax planning jumlah PPh terutang perusahaan pada

tahun 2014 adalah sebesar Rp 6,129,187,000,-, maka setelah dilakukan tax

planning jumlah PPh terutang perusahaan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp

6,099,048,000,-. Jumlah kewajiban PPh Badan akan berbeda apabila Wajib Pajak

menerapkan tax planning secara efektif berdasarkan Peraturan Perpajakan yang

berlaku, sehingga dapat menimbulkan penghematan pajak yang bermanfaat bagi

Page 72: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

59

kepentingan perusahaan. Walaupun laba perusahaan menjadi berkurang, tapi

dengan penerapan tax planning pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Makassar

yaitu pemberian tujangan makan dan transportasi sangat berpengaruh dalam

meningkatkan motivasi dan semangat kerja karyawan, serta meningkatkan sikap

loyalitas karyawan terhadap perusahaan yang mempunyai peranan penting dan

pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja perusahaan dimasa mendatang.

Page 73: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jnederal Pajak. 2013. Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP-

PJ.091/PPh/UU/001/2013-00 Undang-undang PPh dan cara

pelaksanaannya. Jakarta Selatan

Direktorat Jnederal Pajak. 2013. Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP-

57/PJ/2009 Undang-undang PPh dan cara pelaksanaannya. Jakarta Selatan

Mardiasmo. 2011.Perpajakan-Edisirevisi 2011. Yogyakarta: Cv. Andi Offset

Muljono, Djoko. 2009. Tax Planning Menyiasati Pajak dengan Bijak. Yogyakarta:

Andy Offset.

Pohan, Chairil Anwar.2013. Manajemen Perpajakan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Prasetyo, Dwi Sunar. 2012.Buku Pintar Pajak. Jogjakarta: Laksana

Pudyatmoko, Y. Sri. 2006. Pengantar Hukum Pajak. Yogyakarta: Andy Offset.

Purwono, Herry.2010.Dasar-dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta:

Erlangga

Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan

kelima atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pajak

Penghasilan

Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak. Jakarta: SalembaEmpat

Waluyo. 2006. Perpajakan Indonesia. Jakarta: SalembaEmpat

Yushita, Amanita novi. 2013. Manajemen Perpajakan.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ pendidikan/Amanita Novi Yushita.

Page 74: SKRIPSI IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA …

Zain, Mohammad. 2008. ManajemenPerpajakan. Jakarta: Salemba Empat.