Skripsi Imam Hadi wibowo Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

99
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Penelitian 1.1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini, menuntut agar setiap perusahaan dapat maju dan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Pertumbuhan ekonomi yang tidak menentu dalam dunia usaha mendorong para pelaku untuk berperan aktif dalam meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan laba yang maksimal, untuk itu perusahaan harus melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menghasilkan laba/keuntungan. Dalam mengelola suatu perusahaan, terdapat masalah masalah, salah satunya bagaimana menyediakan dan menggunakan modal kerja secara efektif, efisien dan akuntabel. Dalam kaitannya dengan perusahaan industri telekomunikasi, sejak 1961 layanan telekomunikasi di Indonesia telah diselenggarakan oleh perusahaan milik negara. Indonesia sebagai negara berkembang perluasan dan modernisasi infrastruktur telekomunikasi memiliki

description

Skripsi ini berisi tentang hubungan modal kerja dengan likuiditas pada Perusahaan - perusahaan telekomunikasi di Indonesia bagaimana melihat hubungan antara modal kerja dengan likuiditas seberapa besar berpengaruh bagi perusahaan tersebut

Transcript of Skripsi Imam Hadi wibowo Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

Page 1: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Masalah Penelitian

1.1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

Perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini, menuntut agar setiap

perusahaan dapat maju dan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi yang

ada. Pertumbuhan ekonomi yang tidak menentu dalam dunia usaha mendorong

para pelaku untuk berperan aktif dalam meningkatkan daya saing antar

perusahaan. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan laba yang

maksimal, untuk itu perusahaan harus melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat

menghasilkan laba/keuntungan. Dalam mengelola suatu perusahaan, terdapat

masalah masalah, salah satunya bagaimana menyediakan dan menggunakan

modal kerja secara efektif, efisien dan akuntabel.

Dalam kaitannya dengan perusahaan industri telekomunikasi, sejak 1961

layanan telekomunikasi di Indonesia telah diselenggarakan oleh perusahaan milik

negara. Indonesia sebagai negara berkembang perluasan dan modernisasi

infrastruktur telekomunikasi memiliki peran penting di dalam perkembangan

ekonomi nasional. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat mendorong

peningkatan hidup masyarakat, termasuk kebutuhan telekomunikasi, membuat

banyak berdirinya perusahaan perusahaan telekomunikasi baru.

Pesatnya industri telekomunikasi memiliki dampak yang luar biasa bagi

pertumbuhan perekonomian indonesia, karena industri telkomunikasi menjadi

infrastruktur penggerak seluruh sektor ekonomi. Namun pada tahun 2007 terjadi

krisis keuangan global mengubah tatanan perekonomian dunia yang berawal dari

Amerika Serikat, disebabkan oleh krisis Subprime Mortage yang berdampak ke

seluruh dunia. Hal tersebut ternyata berdampak pada kondisi modal kerja pada

Page 2: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

2

perusahaan telekomunikasi yang ada di indonesia, hal ini dapat dilihat pada tabel

1.1

Tabel 1.1

Modal Kerja perusahaan Telekomunikasi

Tahun 2007 – 2011

Nomor Nama perusahaan Tahun Modal Kerja

  PT Bakrie Telecom  1   2007 412,616,099

2   2008 1,240,840,209

3   2009 (330,162,604)

4   2010 (323,465,613)

5   2011 (2,007,401,708)

  PT. XL axiata tbk.    

6   2007 (5,700,227)

7   2008 (2,477)

8   2009 (4,001)

9   2010 (2,335)

10   2011 (5,340)

  PT. Smartfren tbk.  

11   2007 1,129,215,008

12   2008 (378,194,859)

13   2009 (730,036,525)

14   2010 (1,628,654,569)

15   2011 (2,305,104,286)

  PT. Telkomsel tbk.  

16   2007 (4,696,534)

17   2008 (12,375,841)

18   2009 (10,707,101)

19   2010 (1,742,271)

20   2011 (931)

  PT. Indosat tbk.    

21   2007 (864,454)

22   2008 (1,015,472)

23   2009 (5,928,495)

24   2010 (5,787,999)

25   2011 (5,372,732)

Dapat dilihat bahwa hampir seluruh modal kerja perusahaan

telekomunikasi memiliki saldo negatif. Hanya pada PT. Bakrie Telecom tahun

2007 ke 2008 yang mengalami peningkatan yang signifikan, ada beberapa yang

mengalami peningkatan namun masih bersaldo negatif. Hal ini membuktikan

bahwa krisis tersebut berdampak pada modal kerja perusahaan telekomunikasi di

indonesia pada tahun 2007 - 2011.

Page 3: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

3

Perusahaan harus dapat menggunakan modal kerja dengan baik, modal

kerja suatu perusahaan harus dalam jumlah yang cukup, dengan modal kerja yang

cukup maka akan mempermudahkan perusahaan untuk beroprasi dengan seefisien

mungkin sehingga perusahaan tidak akan menemukan kesulitan dalam

menghadapi resiko resiko yang mungkin terjadi karena krisis keuangan.

Perusahaan akan menghadapi masalah jika modal kerja yang dimiliki perusahaan

tidak cukup untuk menjalankan kegiatan ekonomi perusahaan.

Untuk menentukan berhasil atau tidaknya perusahaan mengelola

likuiditasnya maka komposisi yang ada dalam modal kerja suatu perusahaan

dimana aset lancar harus lebih besar dari hutang lancarnya. Selanjutnya

mengetahui masalah cukup atau tidaknya modal kerja yang dimiliki perusahaan

akan berkaitan dengan sumber dan penggunaan modal kerja tersebut, yang dapat

diketahui dari analisa sumber dan penggunaan modal kerja, kemudian dapat

diketahui bagaimana perubahan posisi keuangan perusahaan serta penyebab dari

perubahan tersebut dan bagaimana hubungannya dengan likuiditas perusahaan.

Peranan modal kerja adalah untuk membiayai kegiatan oprasional

perusahaan. Modal kerja yang dimiliki perusahaan dapat berasal dari pendapatan

bersih, penjualan aset tetap, keuntungan dari penjualan surat berharga, maupun

dari pinjaman bank. Peranan modal kerja sangat penting bagi sebuah perusahaan,

baik perusahaan yang bergerak di bidang jasa, dagang maupun manufaktur.

Sedangkan likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan

kewajiban jangka pendeknya. Rasio lancar (Current Ratio) ini dapat dihitung

melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos pos aset lancar dan utang

lancar. Proyeksi likuiditas dalam penelitian ini sebagai rasio lancar atau Current

Ratio karena rasio tersebut karena paling banyak digunakan dan paling dominan.

Page 4: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

4

Rasio ini menunjuk peran sejauh mana aset lancar menutupi kewajiban

kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aset lancar dengan utang lancar

semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Dalam hal ini likuiditas lazim digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektifitas

suatu perusahaan yang mencari laba. Untuk mengetahui dampak modal kerja

terhadap Rasio Lancar dapat dilihat pada table 1.2 berikut ini:

Tabel 1.2

Data likuiditas perusahaan telekomunikasi

Tahun 2007 – 2011

Nomor Nama perusahaan Tahun Rasio Lancar

  PT. Bakrie Telecom tbk.  

1   2007 1,802

2   2008 2,162

3   2009 0,840

4   2010 0,816

5   2011 0,321

  PT. XL axiata tbk.    

6   2007 0,228

7   2008 0,600

8   2009 0,334

9   2010 0,488

10   2011 0,388

  PT. Smartfren tbk.  

11   2007 4,268

12   2008 0,663

13   2009 0,425

14   2010 0,215

15   2011 0,256

  PT. Telkomsel tbk.  

16   2007 0,773

17   2008 0,541

18   2009 0,602

19   2010 0,915

20   2011 0,958

  PT. Indosat tbk.    

21   2007 0,926

22   2008 0,905

23   2009 0,546

24   2010 0,516

25   2011 0,550

Dapat dilihat bahwa likuiditas perusahaan telekomunikasi pada tahun 2007

– 2011 hanya beberapa saja yang memenuhi standar, selebihnya hampir seluruh

Page 5: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

5

perusahaan telekomunikasi tahun 2007 – 2011 memiliki rasio lancar yang tidak

memenuhi standar.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis memilih judul penelitian

“Hubungan Modal Kerja dengan Likuiditas pada Perusahaan Industri

Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia” untuk mengetahui hubungan modal

kerja dengan likuiditas.

1.1.2 Rumusan Masalah Pokok Penelitian

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah pokok

penelitian “Berapa besar Hubungan Modal Kerja dengan Likuiditas pada

Perusahaan Industri Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 –

2011?”

1.1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah pokok di atas maka penulis

menspesifikasikan masalah pokok tersebut dengan mengajukan pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan antara modal kerja dengan likuiditas pada

perusahaan Industri Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia pada tahun

2007 - 2011?

2. Bagaimana hubungan antara modal kerja dengan likuiditas pada

perusahaan Industri Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia pada tahun

2007 - 2011?

1.2 Kerangka Teori

Page 6: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

6

1.2.1 Identifikasi Masalah Penelitian

Variabel variabel penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas adalah variabel yang berdiri sendiri atau tidak bergantung

pada variabel lain. Dalam usulan ini yang menjadi variabel bebas dalam

penelitian ini adalah modal kerja ditandai dengan simbol (X). Modal kerja

menurut PSAK adalah selisih lebih antara aset lancar dari kewajiban

jangka pendeknya atau bias juga disebut dengan aset lancar bersih (net

current assets) atau modal kerja bersih (net working capital).

2. Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh faktor faktor

lain atau tergantung pada variabel independent. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah likuiditas dapat ditandai dengan simbol (Y). untuk

menilai tingkat likuiditas ada 2 hal yang harus diperhatikan perusahaan

yaitu aset lancar dengan kewajiban jangka pendek.

Dalam penelitian ini dilakukan analisa untuk mengetahui hubungan antara

modal kerja dengan tingkat likuiditas secara kualitatif dimana penentuan besar

kecilnya modal kerja dapat mengakibatkan meningkat atau menurunnya tingkat

likuiditas. Keterlibatan hubungan antara kedua variabel tersebut ditentukan oleh

salah satu variabel bebas dan variabel terikat.

1.2.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian teori dan masalah pokok diatas, dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

Ho : ρ = 0, Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara modal

kerja dengan likuiditas perusahaan Industri Telekomunikasi

di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 - 2011.

Ha : ρ ≠ 0, Terdapat hubungan yang signifikan antara modal kerja

dengan likuiditas perusahaan Industri Telekomunikasi yang

ada di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 - 2011.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Page 7: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

7

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan pokok penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara modal kerja dengan

likuiditas pada Industri Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia pada

tahun 2007 - 2011.

2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara modal kerja dengan

llikuiditas pada perusahaan Industri Telekomunikasi di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2007 – 2011.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

1. Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam berfikir dan ilmu

pengetahuan, terutama mengenai hubungan antara modal kerja dengan

likuiditas pada perusahaan industri telekomunikasi dan dapat berguna bagi

peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama masa

perkuliahan, selain itu bagi peneliti untuk memenuhi salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia Jakarta.

2. Perusahaan

Dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan khususnya dalam

pengambilan keputusan serta kebijakan perusahaan.

3. Pengembangan Disiplin Ilmu

Diharapkan dapat mengembangkan dan menambah pengetahuan dan

wawasan mengenai pokok bahasan yang diteliti oleh penulis yang nanti

nya dapat dijadikan pembanding bagi penelitian selanjutnya.

4. Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada semua

pihak yang ingin melakukan penelitian mengenai hubungan modal kerja

dengan tingkat likuiditas suatu perusahaan. Selain itu, hasil penelitian ini

diharapkan dapat memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.

BAB II

Page 8: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

8

KAJIAN TEORI

Untuk dapat membandingkan keakuratan, kebenaran dan kejelasan suatu

penelitian, maka diperlukan suatu alat perbandingan, karena itu penulis

mengambil penelitian sebelumnya yang membahas mengenai variable yang

sedang diteliti dalam penelitiaan ini.

2.1 Review Hasil Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Setiawati (2008) dengan

judul “Hubungan antara Modal Kerja dengan Likuiditas pada Perusahaan Properti

dan Real Estate yang Go Public” yang mengungkapkan masalah penelitian yaitu

bagaimana hubungan antara modal kerja dengan likuiditas dan apakah terdapat

hubungan yang signifikan antara modal kerja dengan likuiditas perusahaan.

Dimana pada hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hipotesis penelitian dinyatakan bahwa terdapat hubungan

yang kuat dan positif antara modal kerja dengan tingkat likuiditas pada

perusahaan property dan real estate yang go public. Hal ini dapat

dibuktikan melalui uji koefisien kolerasi yang telah dilakukan, dimana

nilai rxy yang diperoleh adalah sebesar 0,76. Hipotesis tersebut dapat

diterima kebenarannya berdasarkan pengujian signifikansi koefisien

kolerasi yang dilakukan dengan menggunakan uji t. Pada pengujian

tersebut diketahui bahwa thitung sebesar 6,1877, sedangkan ttabel sebesar

2,0484 dengan taraf signifikan 0,05 atau dengan kata lain thitung > ttabel. Hal

ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara modal

kerja dengan likuiditas pada perusahaan properti dan real estate yang go

pubic.

2. Tinggi atau rendahnya tingkat likuiditas yang dimiliki oleh perusahaan

property dan real estate yang go public dipengaruhi oleh adanya

8

Page 9: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

9

peningkatan atau penurunan aktiva lancar, penjualan atau pembelian aktiva

tetap, peningkatan atau penurunan aktiva ekuitas, besar kecilnya

kewajiban perusahaan, maupun keberadaan investor.

3. Tingkat likuiditas yang dimiliki oleh perusahaan perusahaan property dan

real estate yang go public di Indonesia dapat disimpulkan dalam kondisi

baik, karena 30 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini

termasuk dalam golongan perusahaan yang likuid, sehingga semua

perusahaan tersebut dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada

saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, sebab

jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan perusahaan tersebut lebih

besar dari pada jumlah kewajiban jangka pendeknya.

Penelitian kedua diambil dari jurnal ilmiah Supriyadi dan Fani (2011)

Menyatakan bahwa hasil analisis regresi menunjukan koefisien kolerasi (R)

sebesar 0,993 atau sebesar 99,3%. Nilai 0,993 atau 99,3% ini bahwa hubungan

antara rasio perputaran modal kerja (working capital turn over) dengan rasio

lancar (Current Ratio) memiliki hubungan kolerasi positif yang kuat, hal ini

menunjukan bahwa erat nya hubungan variable rasio perputaran modal kerja

(Work Capital Turn Over) dengan rasio lancar (Current Ratio).

Nilai koefisien determinasi (r2), yaitu sebesar 0,986 atau sebesar 98,6%.

Nilai 0,986 atau 98,6% artinya adalah 0,986 keragaman rasio lancar (Current

Ratio) dapat dipengaruhi oleh perputaran modal kerja (Working Capital Turn

Over), oleh karena itu 0,986 atau 98,6% perputaran modal kerja 0,986 atau 98,6%

perputaran modal kerja mempengaruhi rasio lancar (Current Ratio) sedangkan

sisa nya yaitu sebesar 0,014 atau sebesar 1,4% dipengaruhi oleh beban usaha

seperti beban penjualan, biaya umum dan administrasi, biaya eksplorasi,

pendapatan bunga, dan juga beban pajak.

Kemudian nilai F yaitu sebesar 209,661 dengan memiliki tingkat

signifikan sebesar 0,001 atau sebesar 1%. Tingkat signifikan sebesar 0,001 atau

Page 10: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

10

sebesar 1% lebih kecil dari tingkat signifikan yang ditentukan yaitu 10%, hal ini

menunjukan bahwa perputaran modal kerja (Working Capital Turn Over) sebagai

variabel bebas (independen value) dengan ratio lancar (current ratio) sebagai

variabel terikat (Dependen Value) memiliki pengaruh yang signifikan diantara

keduanya, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel yang dibangun diantara

keduanya ini adalah baik.

Koefisien regresi pada kasus hubungan antara perputaran modal kerja pada

ratio lancar pada perusahaan PT TIMAH Tbk. Persamaan regresi adalah sebagai

berikut :

Y1 = 0,466 + 0,382X

Keterangan :

Y1 = Rasio Lancar (Current Ratio)

X = Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Pada kasus perusahaan PT. TIMAH Tbk. Memiliki nilai yang positiif yaitu

alpha (α) 0,466 dan nilai beta positif (β) 0,382 sehingga persamaan regresi diatas

menggambarkan bahwa perputaran modal kerja memiliki pengaruh yang positif

terhadap rasio lancar perusahaan. Hal ini berarti, jika perputaran modal kerja naik

sebesar Rp 1, maka rasio lancar (Current Ratio) bergerak berbanding lurus

mengalami kenaikan sebesar 0,382.

Hasil uji t adalah sebesar 14,480 sedangkan ttabel pada tingkat signifikan

10% dengan derajat bebas (df) adalah 3, maka uji dari ttabel adalah 2,353 dari

pengujian antara uji thitung dengan ttabel hal ini dapat disimpulkan bahwa thitung lebih

besar dari ttabel atau 14,480 > 2,353 , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini

menyatakan bahwa perputaran modal kerja memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap rasio lancar (Current Ratio).

Hasil uji F yaitu sebesar 209,661 dengan tingkat signifikan 10%,

sedangkan pada tingkat signifikan 10% dengan derajat bebas (df) adalah 3 maka

nilai dari Ftabel adalah 10,13. Dari pengujian antara Fhitung dengan Ftabel hal ini dapat

Page 11: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

11

disimpulkan bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel atau Fhitung >Ftabel, maka Ho ditolak

dan Ha diterima yang berarti bahwa perputaran modal kerja memiliki hubungan

dengan Rasio Lancar (Current Ratio).

Kemudian penelitian ketiga hernawati (2007) didapat dari jurnal ekonomi

yang berjudul “Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan

Solvabilitas terhadap Profitabilitas yang dilakukan oleh mahasiswi Universitas

Negeri Semarang tahun 2007 pada halaman 58 – 61.

Penelitian ini menganalisis masalah - masalah berupa adakah pengaruh

efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas industri barang konsumsi di BEJ dan

seberapa besar pengaruhnya, adakah pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas

industri barang konsumsi di BEJ dan seberapa besar pengaruhnya? Adakah

pengaruh solvabilitas terhadap profitabilitas industri barang konsumsi di BEJ dan

seberapa besar pengaruhnya, adakah pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas,

solvabilitas terhadap profitabilitas industri barang konsumsi di BEJ dan seberapa

besar pengaruhnya. Yang menghasilkan penelitian berupa Pengaruh Efisiensi

Modal Kerja terhadap Profitabilitas.

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh efisiensi modal kerja

terhadap profitabilitas dengan menggunakan program SPSS diperoleh thitung 

sebesar 2,055  dengan nilai p value 0,044.  Karena nilai p value 0,044 < 0,05

dapat disimpulkan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif

dan signifikan efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas.

Dengan meningkatnya efisiensi modal kerja diikutidengan meningkatnya

profitabilitas pada industri barang konsumsi. Pengaruh Likuiditas terhadap

Profitabilitas berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS

diperolehthitung sebesar 1,468 dengan nilai signifikansi  0,147.  Karena nilai p

value > 0,05 dapatdisimpulkan Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak

ada pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas.

Dengan meningkatnya likuiditas tidak menjamin akan diikuti dengan

meningkatnya profitabilitas. Pengaruh Solvabilitas terhadap Profitabilitas

Page 12: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

12

berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS diperoleh

thitung sebesar -1002 dengan nilai signifikansi  0,320.  Karena nilai p value >

0,05 dapatdisimpulkan Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada

pengaruh solvabilitas terhadap profitabilitas. Dengan meningkatnya solvabilitas

tidak menjamin akan diikuti dengan meningkat atau menurunnya profitabilitas.

2.2 Deskripsi Teoritis

2.2.1 Pengertian Modal Kerja

Modal kerja merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan

keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Modal kerja

merupakan sumber dana yang mendukung dan menjamin keberlangsungan

kegiatan perusahaan, karena setiap kegiatan perusahaan membutuhkan dana yang

digunakan untuk membiayai dan menjalankan usahanya.

Dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan ini digunakan untuk membiayai

berbagai kebutuhan operasi perusahaan seperti membayar tagihan listrik,

membayar upah, membayar gaji, membayar hutang, dan lain sebagainya.

Kebutuhan modal kerja untuk setiap jenis perusahaan berbeda-beda karena tingkat

operasi yang dilakukan setiap perusahaan berbeda-beda.

Semakin panjang operasi perusahaan maka semakin besar kebutuhan

modal kerja. Dikarenakan penelitian ini meneliti tentang perusahaan jasa maka

modal kerja atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat diperoleh

kembali oleh perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui pendapatan

jasa.

Dari penjelasan tersebut di atas bahwa dapat disimpulkan modal kerja

merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan karena modal kerja

sangat erat hubungannya dengan terlaksana atau tidaknya operasi perusahaan,

sehingga modal kerja merupakan jaminan bagi berlangsungnya kegiatan

perusahaan sehari hari.

Selain itu, keberadaan modal kerja juga menunjukkan tingkat keamanan

bagi kreditur terutama kreditur jangka pendek. Suatu perusahaan tidak boleh

Page 13: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

13

mengalami kekurangan modal kerja karena dapat mengganggu kelancaran

kegiatan oprasional perusahaan. Hal tersebut mengakibatkan perusahaan

mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Modal kerja suatu

perusahaan dikatakan baik apabila berputar secara terus menerus membiayai

operasi perusahaan sehari hari.

Tersedianya modal kerja yang cukup akan memberikan peran yang sangat

penting bagi perusahaan karena dengan modal kerja yang cukup maka

memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi seekonomis mungkin dan

perusahaan tidak akan mengalami kesulitan dalam menghadapi masalah masalah

yang mungkin timbul karena adanya krisis keuangan. Jadi, modal kerja harus

tersedia dalam jumlah yang cukup memadai atau lebih dari cukup sehingga

kegiatan usaha akan terjamin kelancarannya.

Modal kerja dapat diartikan sebagai keseluruhan aset lancar yang dimiliki

perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk

membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari hari. Tersedianya modal kerja yang

segera dapat dipergunakan dalam operasi tergantung pada tipe atau sifat dari aset

lancar yang dimiliki seperti kas, efek, piutang, persediaan dan aset lancar lainnya.

Banyak pendapat mengenai definisi modal kerja, antara lain  Menurut

Ardiyos (2006:632) : “Modal kerja adalah dana yang di tanamkan dalam kas,

piutang dagang, persediaan, dan aktiva lancar dikurangi utang lancar lain suatu

perusahaan (modal kerja netto atau net working capital) yaitu aktiva lancar

dikurangi utang lancar. Modal kerja membiayai siklus konversi kas suatu bisnis,

waktu yang diperlukan untuk mengkonversi bahan mentah menjadi barang jadi,

barang jadi menjadi penjualan dan perkiraan piutang menjadi uang tunai”.

Menurut Subramanyam dan Wild (2008:241) :”Modal kerja adalah selisih

aktiva lancar setelah dikurangi kewajiban lancar” jadi modal kerja merupakan

investasi perusahaan pada aset jangka pendek dalam bentuk uang tunai, surat

Page 14: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

14

berharga, piutang dan persediaan dikurangi kewajiban lancar yang digunakan

untuk membiayai aset lancar.

Sutrisno (2009:39): “Menyatakan bahwa modal kerja adalah dana yang

dikeluarkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari hari.”

Houston (2006:131) : “Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan

pada aktiva aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas, persediaan dan piutang..”

Ambarwati (2010:111) : “Modal kerja (working capital) adalah suatu

aktiva lancar yang digunakan dalam operasi perusahaan, yang memerlukan

pengelolaan dengan baik oleh manajer perusahaan.”

Kasmir (2008:251) : “Modal kerja adalah seluruh komponen aktiva lancar

dengan seluruh total kewajiban lancar (utang jangka pendek).”

Weston dan Bringham (2005:410) : “Modal kerja adalah investasi

perusahaan pada aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas yang mudah

dipasarkan, persediaan dan piutang usaha.”

Kemudian pendapat lain dikemukakan oleh Halim (2007:105) bahwa

modal kerja mengacu pada net working capital, yaitu selisih antara aktiva lancar

dengan hutang lancar. Konsep ini menunjukan sampai sejauh mana perusahaan

dilindungi dari masalah likuiditas.

Selain itu, modal kerja juga dapat diartikan sebagai dana yang diperlukan

oleh perusahaan dan akan selalu berputar. Menurut Sukirno, Husin dan Sianturi

(2006:421) menyatakan modal kerja dalam buku nya sebagai berikut:

“Modal kerja adalah dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan

usaha sehari hari, seperti untuk membeli bahan baku, membayar gaji, membayar

hutang jangka pendek, dan lain sebagainya. Modal kerja tersebut diharapkan akan

kembali masuk ke perusahaan dalam jangka pendek malalui penjualan.”

Page 15: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

15

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa

modal kerja merupakan sejumlah dana yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan

untuk dapat membiayai kegiatan operasionalnya dimana dana tersebut akan

berputar dan diharapkan akan kembali ke dalam perusahaan dalam jangka pendek.

Oleh karena itu merupakan suatu keharusan bahwa setiap perusahaan

berusaha seoptimal mungkin untuk dapat menyediakan modal kerja yang cukup.

Modal kerja merupakan dana yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan karena

dengan adanya modal kerja maka perusahaan akan dapat beraktivitas dengan

normal. Tanpa adanya modal kerja yang cukup perusahaan tidak mungkin dapat

berjalan karena setiap harinya perusahaan akan membutuhkan dana dalam

membiayai kegiatan operasinya.

Menurut Kasmir (2008:250) konsep modal kerja dapat dibagi menjadi 3

yaitu konsep kuantitatif, konsep kualitatif, dan konsep fungsional

a. Konsep kuantitatifMenyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital)

b. Konsep kualitatifMerupakan konsep yang menitikberatkan kepada kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih atau (net working capital). Keuntungan konsep ini adalah terlihatnya tingkat likuiditas perusahaan. Aktiva lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar menunjukan kepercayaan para kreditor kepada perusahaan sehingga kelangsungan operasi perusahaan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman dari kreditor.

c. Konsep fungsionalYaitu menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusmya dapat meningkatkan perolehan laba. Demikian pula sebaliknya, jika dana

Page 16: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

16

yang digunakan sedikit, laba pun akan menurun. Akan tetapi, dalam kenyataannya terkadang kejadian nya tidak selalu demikian.

Konsep modal kerja juga dijelaskan oleh Sugiyarso dan Winarni (2005:17)

yang dibagi menjadi 3 konsep modal kerja yaitu:

1. Modal Kerja KuantitatifAdalah sejumlah dana yang tertanam dalam seluruh aktiva lancar. Konsep ini mendasarkan pada jumlah seluruh dana yang ditanamkan pada seluruh unsur unsur aktiva lancar.

2. Modal Kerja KualitatifAdalah sejumlah dana yang ditanamkan ke dalam aktiva lancar dikurangi jumlah utang lancar. Dengan kata lain modal kerja neto merupakan nilai lebih aktiva lancar diatas utang lancar, sehingga nilai lebih tersebut betul betul dapat dipergunkan untuk operasi dan perusahaan tidak akan terganggu dengan masalah likuiditasnya.

3. Modal Kerja FungsionalKonsep ini melihat fungsi dana dalam menghasilkan pendapatan. Sebagian dana akan menghasilkan pendapatan untuk periode ini (current income) dan sebagian lagi akan menghasilkan pendapatan untuk periode yang kana datang (future income).

Dalam pratiknya secara umum, modal kerja perusahaan dibagi ke dalam

dua jenis, yaitu:

1. Modal kerja kotor (gross working capital).

2. Modal kerja bersih (net working capital).

Modal kerja kotor (gross working capital) adalah semua komponen yang

ada di aset lancar secara keseluruhan dan sering disebut modal kerja kotor.

Artinya mulai dari kas, bank, piutang, persediaan dan aset lancar lainnya. Nilai

total komponen aset lancar tersebut menjadi jumlah modal kerja yang dimiliki

perusahaan.

Kemudian, Modal Kerja bersih (net working capital) merupakan seluruh komponen aset lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban lancar (utang jangka pendek). Utang lancar meliputi utang dagang, utang wesel, utang bank jangka pendek (satu tahun), utang gaji, utang pajak dan utang lancar lainnya. Pengertian ini sejalan dengan konsep modal kerja yang sering digunakan.

Page 17: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

17

Modal kerja memiliki arti yang sangat penting bagi operasional perusahaan, disamping itu modal kerja juga memiliki beberapa tujuan tertentu. Untuk itu setiap perusahaan pasti berusaha memenuhi kebutuhan modal kerjanya, agar dapat meningkatkan likuiditasnya. Dengan begitu perusahaan akan dapat memaksimalkan perolehan labanya.

Menurut Kasmir (2010:215) tujuan manajemen modal kerja bagi

perusahaan adalah:

1. Modal kerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya, artinya likuiditas suatu perusahaan sangat tergantung kepada manajemen modal kerja.

2. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban pada waktunya. Pemenuhan kewajiban yang sudah jatuh tempo dan segera harus dibayar secara tepat waktu merupakan ukuran keberhasilan manajemen modal kerja.

3. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggannya.

4. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditor, apabila rasio keuangannya, memenuhi syarat seperti likuiditas yang terjamin.

5. Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik minta pelanggan dengan kemampuan yang dimilikinya.

6. Guna memaksimalkan penggunaan assets lancar guna meningkatkan penjualan dan laba.

7. Perusahaan mampu melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai aktiva lancar.

Modal kerja yang dipergunakan untuk membiayai operasi perusahaan ada

dua macam, yaitu Modal kerja jangka pendek dan Modal kerja jangka panjang.

Modal kerja jangka pendek dipergunakan untuk menjalankan kegiatan operasi

perusahaan untuk jangka waktu yang pendek, sedangkan modal kerja jangka

panjang digunakan untuk penambahan kapasitas produksi, pembelian aset tetap,

dsb.

Perusahaan harus menyediakan modal kerja yang cukup, karena akan

mempermudahkan perusahaan untuk beroprasi dengan seekonomis mungkin

sehingga perusahaan tidak akan menemukan kesulitan dalam menghadapi resiko

resiko yang mungkin terjadi karena krisis keuangan. Perusahaan akan menghadapi

masalah jika modal kerja yang dimiliki perusahaan tidak cukup untuk

menjalankan kegiatan ekonomi perusahaan.

Page 18: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

18

Disamping itu, aspek lain yang tidak kalah penting adalah pengelolaan

modal kerja itu sendiri, perusahaan haruslah mempertahankan jumlah modal kerja

yang lebih besar dari pada jumlah hutang lancar. Hal ini dimaksudkan sebagai

jaminan untuk menjalankan operasi perusahaan sehari hari.

Modal kerja yang baik selalu berputar secara terus menerus untuk

membiayai operasi perusahaan, sehingga diperlukan manajemen modal kerja yang

efektif agar terjamin kelangsungan hidup perusahaan secara terus menerus.

Menurut Kasmir (2008:251) Modal Kerja bersih ( Net Working Capital )

Merupakan alat ukur likuiditas yang diperoleh dari rumus:

Modal Kerja Bersih = Aset – Kewajiban Lancar

Net Working Capital = Current Assets – Current Liabilities

2.2.2 Jenis jenis Modal Kerja

Ada beberapa jenis modal kerja menurut Taylor yang ada di dalam buku

Sjahrial (2009:122) :

1. Modal Kerja PermanenMerupakan modal kerja yang harus tetap ada atau terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha yang terdiri dari:a. Modal kerja primer: jumlah modal kerja minimum yang harus ada

pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha.b. Modal kerja Normal: jumlah modal kerja yang diperlukan untuk

menyelenggarakan luas produksi normal.2. Modal kerja variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah

ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Terdiri dari :a. Modal kerja musiman

merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah ubah karena pengaruh musim. Contoh: modal kerja yang dipergunakan untuk dapat menjalankan pabrik gula. Pada saat panen tebu maka dibutuhkan modal kerja yang cukup besar, sedangkan pada saat tidak ada tebu modal kerja yang dibutuhkan hanya untuk biaya biaya tetap saja seperti gaji karyawan, biaya listrik karena tidak ada produksi.

b. Modal kerja siklis merupakan modal kerja yang besarnya berubah ubah karena fluktuasi konyungtur. Jumlah modal kerja berubah ubah sesuai dengan keadaan perekonomian. Pada keadaan perekonomian baik maka kebutuhan modal kerja akan meningkat, sebaliknya pada keadaan perekonomian buruk kebutuhan modal kerja akan menurun.

Page 19: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

19

c. Modal kerja darurat merupakan modal kerja yang besarnya berubah ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak dapat diduga sebelumnya. Misalnya: adanya pemogokan buruh, adanya banjir, adanya perubahan peraturan ekonomi yang mendadak antara lain devaluasi.

2.2.3 Sumber Sumber Modal Kerja dan penggunaan modal kerja

2.2.3.1. Sumber sumber Modal kerja menurut Kasmir (2010:219)

Sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah

aktiva dan kenaikan pasiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja

yang dapat digunakan. Yaitu:

1. Hasil operasi perusahaan.2. Keuntungan penjualan surat berharga.3. Penjualan saham.4. Penjualan aktiva tetap.5. Penjualan obligasi.6. Memperoleh pinjaman.7. Dana hibah.8. Dana sumber lainnya.

2.3.3.2.Penggunaan Modal Kerja menurut Kasmir (2008:259)

Penggunaan modal kerja adalah sebagai berikut:

1. Pengeluaran untuk gaji,upah, dan biaya operasi perusahaan lainnya.

2. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan.3. Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga.4. Pembentukan dana.5. Pembelian aktiva tetap (tanah,bangunan,kendaraan,mesin,dan lain

lain).6. Pembayaran utang jangka panjang (obligasi, hipotek, utang bank

jangka panjang).7. Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar.8. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi9. Penggunaan lainnya.

Perubahan posisi modal kerja perlu mendapat perhatian dalam membuat

analisa tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Sumber sumber

modal kerja, penggunaan dan komposisi modal kerja pada akhir periode

merupakan faktor faktor penting dalam membuat aktivitas perusahaan yang telah

lampau dan dalam mempertimbangkan kemungkinan tujuan yang dapat dicapai

perusahaan pada waktu yang akan datang.

Page 20: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

20

2.2.4 Penyusuan Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Laporan perubahan modal kerja menggambarkan baik mengenai sumber

sumber dari mana modal kerja diperoleh maupun bentuk bentuk penggunaan

modal kerja tersebut selama satu periode. Informasi ini akan menjelaskan adanya

perubahan modal kerja yang terjadi antara saat awal periode sampai akhir periode.

Laporan sumber dan penggunaan modal kerja di buat oleh manajemen secara

periodik (bulanan, triwulan, semester, atau satu tahun).

Laporan ini sangat penting bagi pihak kreditur jangka pendek sesuai

dengan tujuan laporan ini dibuat yaitu:

a. Mengetahui sumber sumber modal kerja.

b. Mengetahui penggunaan modal kerja.

c. Mengetahui berapa kenaikan atau penurunan modal kerja pada tiap

periode.

Adapun langkah langkah dalam penyusunan laporan sumber dan

penggunaan modal kerja adalah sebagai beikut :

a. Menyusun laporan perubahan modal kerja, yaitu laporan yang

menggambarkan perubahan dari masing masing unsur modal kerja atau

unsur current accounts antara dua periode. Dengan laporan tersebut

dapat diketahui adanya kenaikan atau penurunan modal kerja beserta

besarnya perubahan modal kerja.

b. Mengelompokkan perubahan perubahan dari unsur unsur non current

accounts antara dua periode tersebut kedalam golongan yang

mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang

mempunyai efek memperkecil modal.

c. Mengelompokkan unsur unsur dalam laporan laba ditahan ke dalam

golongan yang perubahan mempunyai efek memperbesar modal kerja

dan golongan yang mempunyai efek memperkecil modal kerja.

Page 21: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

21

2.2.5 Pengertian Likuiditas

Perkembangan usaha suatu perusahaan banyak dipengaruhi oleh besar

kecilnya dana yang tersedia untuk membiayai operasional perusahaan. Hal ini

menuntut pihak manajemen perusahaan untuk berusaha menyediakan dan

mengelola dana tersebut untuk kemajuan perusahaan. Agar perkembangan usaha

dapat dicapai, maka diperlukan adanya keseimbangan antara pencairan dana

hingga penggunaan dana tersebut untuk operasi perusahaan.

Salah satu yang harus di perhatikan oleh manajemen perusahaan adalah

keseimbangan antara sumber dana jangka pendek dengan penggunaan dana

tersebut. Keseimbangan ini dinyatakan dalam konsep likuiditas. Dalam

menentukan tingkat likuiditas suatu perusahaan dapat dilihat dari posisi laporan

keuangan perusahaan tersebut, sehingga pihak pihak yang berkepentingan dapat

membuat keputusan yang tepat.

Likuiditas merupakan faktor terpenting dalam kelancaran usaha suatu

perusahaan. Apapun jenis usaha perusahaan tersebut harus benar benar

diperhatikan kerena tingkat likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.

Banyak pendapat mengenai definisi likuiditas, antara lain Wild,

Subramanyam dan Hasley (2005:185) menyatakan definisi likuditas adalah

mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Likuiditas merupakan kemampuan untuk mengubah asset menjadi kas

atau kemampuan untuk memperoleh kas.

Menurut Bringham dan Houston (2006:95) : “likuiditas adalah rasio yang

menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari sebuah

perusahaan dengan kewajiban lancarnya”.

Menurut mardianto (2009:54) : “ Likuiditas adalah mengukur kemampuan

perusahaan untuk melunasi kewajiban (utang) jangka pendek tepat pada

Page 22: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

22

waktunya, termasuk melunasi bagian utang jangka panjang yang jatuhn tempo

pada tahun bersangkutan”.

Kemudian menurut Munawir (2007:31) : “likuiditas adalah kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus dapat segera

dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban saat di tagih”

Menurut IAI dalam standar akuntansi keuangan likuiditas adalah tingkat

kemampuan perusahaan untuk melanjutkan aktivitas usahanya sehari hari tanpa

mengalami kesulitan pendanaan/keuangan.

Pernyataan diatas menjelaskan bahwa likuiditas digunakan untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi

kewajiban keuangan yang segera jatuh tempo.

Di dalam dunia usaha Likuiditas merupakan kelancaran gerak usaha.

Gerak usaha perusahaan tersebut pada banyak faktor di antaranya kecukupan

dana, perputaran modal kerja yang lancar, kewajiban membayar hutang, dan lain

lain. Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa likuiditas merupakan

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban kewajiban lancarnya.

2.2.6 Rasio Rasio Likuiditas

Analisis keuangan yang salah satunya mencakup analisis rasio keuangan

akan sangat membantu dalam menilai prestasi perusahaan dimasa lalu dan

prospeknya dimasa depan. Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan dapat

dilakukan dengan melakukan analisa rasio dimana input dasar dari analisa rasio

keuangan adalah laporan neraca dan laba rugi periode tertentu yang akan

dievaluasi. Seseorang yang melakukan analisis keuangan biasanya menjadikan

tingkat likuiditas sebagai langkah pertama dalam menganalisis keuangan suatu

perusahaan. Analisa likuiditas digunakan untuk memenuhi kewajiban jangka

pendeknya.

Page 23: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

23

Untuk melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan

prestasi perusahaan secara berkala dari waktu ke waktu sehingga dapat diketahui

kinerja perusahaan pada masa lampau dan prospeknya dimasa yang akan datang.

Selain itu dapat juga dilakukan dengan cara membandingkan beberapa perusahaan

sejenis dalam waktu yang sama.

Menurut Kasmir (2008:129) rasio likuiditas adalah rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang)

jangka pendek.

Untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau untuk menentukan tingkat likuiditas

perusahaan tersebut dapat digunakan beberapa cara seperti yang dikemukakan

oleh Kasmir (2010:134) bahwa tujuan utama rasio keuangan digunakan adalah

untuk menilai suatu kemampuan suatu perusahaan dalam memnuhi kewajibannya.

Dalam praktiknya, untuk mengukur rasio keuangan secara lengkap, dapat

menggunakan jenis jenis likuiditas yang ada.

Menurut Kasmir (2010:135) Jenis jenis rasio likuiditas yang dapat

digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan adalah:

1. Rasio lancar (Current Ratio) Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aset lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aset lancar dengan total utang lancar. Versi terbaru pengukuran rasio lancar adalah dengan mengurangi persediaan dan piutang.

Rumus untuk mencari rasio lancar dapat digunakan sebagai berikut:

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Page 24: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

24

Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid ratio merupakan ratio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar, dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Artinya nilai persediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total asset lancar. Hal ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Untuk mencari quick ratio, diukur dari total aktiva lancar,kemudian dikurangi dengan nilai persediaan. Terkadang perusahaan juga memasukkan biaya yang dibayar dimuka jika memang ada dan dibandingkan dengan seluruh utang lancar.

Rumus untuk mncari rasio cepat (quick ratio) dapat digunakan sebagai berikut:

Current Assets-InventoryQuick Ratio =

Current Liablities

Atau

Kas + Bank + Efek + PiutangQuick Ratio =

Current Liablities

3. Rasio Kas (Cash Ratio) Disamping kedua rasio yang sudah dibahas diatas, terkadang perusahaan juga ingin mengukur seberapa besar uang yang benar benar siap untuk digunakan untuk membayar utangnya. Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang yang tersedia untuk membayar utang. Rasio ini menunjukan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang utang jangka pendeknya.

Rumus untuk mencari rasio kas atau cash ratio dapat digunakan sebagai berikut :

Cash + bank Cash Ratio =

Current Liablities

4. Rasio perputaran KasFungsi dari rasio perputaran kas adalah untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya biaya yang berkaitan dengan penjualan.

Page 25: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

25

Rumus yang digunakan untuk mencari rasio perputaran kas adalah sebagai berikut:

Penjualan bersih Rasio perputaran kas =

Modal kerja bersih

5. Inventory to Net Working CapitalInventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengukuran antara aktiva lancar dengan utang lancar.

Rumus untuk mencari Inventory to Net Working Capital dapat digunakan sebagai berikut :

Inventory Inventory to NWC =

Current Assets - Current Liablities

Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio lancar untuk

menghitung tingkat likuiditas perusahaan industri telekomunikasi yang ada di

BEI. Menurut kasmir (2008:131) dalam praktiknya standar rasio likuiditas yang

baik adalah 200% atau 2:1. Sebagai contoh, total aset lancar Rp 2.000.000

sedangkan total kewajiban lancar 1.000.000. artinya dengan hasil rasio seperti itu,

perusahaan sudah merasa berada di titik aman dalam membayar kewajiban jangka

pendek. Namun standar tersebut hanya meruapakan kebiasaan (rule of tumb) dan

digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa lebih

lanjut.

2.2.7 Faktor faktor yang Mempengaruhi Tingkat Likuiditas

Ada bebrapa hal yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas suatu

perusahaan antara lain menurut Sawir (2005:148):

Page 26: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

26

1. Faktor intern Faktor intern berasal dari perusahaan itu sendiri, hal ini dapat mempengaruhi besar kecilnya fluktuasi likuiditas perusahaan tersebut. Faktor intern ini dapat terjadi karena situasi tertentu, antara lain:a. Pergantian pemimpin perusahaan

Kelangsungan hidup suatu perusahaan banyak tergantung dari pemimpin perusahaan tersebut. Seorang pemimpin selain harus memiliki kemampuan manajeril, juga harus memiliki hubungan yang luas sehingga perusahaan dapat memiliki customer di berbagai tempat.

b. Jangka waktu kredit Jangka waktu kredit yang diberikan juga mempengaruhi tingkat likuiditas suatu perusahaan, semakin lama jangka waktu kredit yang diberikan akan semakin kecil peredaran dari jumlah dana yang dapat digunakan oleh perusahaan.

c. Administrasi organisasiSetiap perusahaan harus memiliki administrasi organisasi yang rapih dan teratur. Sehingga akan lebih mempermudah segala pencatatan dalam perubahan piutang yang dimiliki perusahaan.

d. Pembelian aktiva tetap atau pembelian dalam jangka waktu panjangPembelian aktiva tetap yang melebihi kemampuan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan akan mengakibatkan kesulitan likuiditas. Terkadang suatu perusahaan tidak memperhitungkan kondisi keuangan yang dimiliki, akan tetapi akan berusaha mencapai standar yang lebih tinggi dari kemampuan yang ada, sehingga hal ini menyebabkan tingkat likuiditas yang menurun. Contohnya, perusahaan berusaha untuk mengeluarkan dana yang begitu besar untuk pembelian aktiva tetap, yaitu kendaraan, tanah sebagai aset perusahaan dengan menggunakan dana pinjaman jangka pendek digunkan untuk membiayai pinjaman jangka panjang. Hal ini dapat menyebabkan ketidaksuksesan pada perusahaan tersebut.

2. Faktor ekstern Faktor ini berasal dari pengaruh yang ditimbulkan dari luar perusahaan. Hal ini juga banyak menentukan berhasil atau tidak nya suatu perusahaan dalam mengendalikan likuiditas yang dimilikinya. Faktor faktor ini antara lain berupa peraturan peraturan dibidang ekonnomi dan moneter, kebiasaan masyarakat dan hubungan antar perusahaan.

2.2.8 Hubungan Antara Modal Kerja dengan Likuiditas

Suatu perusahaan baik yang besar maupun yang kecil memerlukan modal

untuk menjalakan usahanya. Bagi setiap perusahaan modal kerja memiliki

Page 27: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

27

peranan yang sangat penting, meskipun kepentingannya selalu berlainan untuk

setiap jenis perusahaan. Sebenarnya pemenuhan modal kerja lebih bersifat

fleksibel, artinya modal kerja dapat dengan mudah diperbesar dan diperkecil

sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang mempunyai tipe modal kerja yang

berbeda sesuai dengan bidang usaha.

Sedangkan menurut Kasmir (2010:216) seperti sudah diketahui bahwa

salah satu nilai penting dari likuiditas perusahaan adalah untuk memenuhi

sejumlah dana yang diperlukan pada saat dibutuhkan. Ketidakmampuan

perusahaan dalam memenuhi likuiditasnya akan mempengaruhi aktivitas

usahanya. Sementara itu dalam manajemen modal kerja kebutuhan dana juga

merupakan bagian penting baik dalam hal penyediaan dana maupun penggunaan

dana yang berkaitan dengan aktivitas usaha.

Perusahaan harus menguasai tentang bagaimana cara mengelola semua

unsur aset lancar sebagai modal kerja dengan tepat. Sebab dengan pengelolaan

modal kerja yang baik dan tepat akan memungkinkan perusahaan untuk

membiayai kegiatan operasionalnya. Sekaligus untuk mengetahui seberapa besar

perusahaan mampu membayar semua kewajiban jangka pendeknya saat jatuh

tempo.

Kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban jangka

pendeknya disebut dengan istilah likuiditas. Setiap aset mempunyai tingkat

likuiditas yang berbeda beda. Tingkat likuiditas suatu aset menggambarkan

tingkat kecepatan aset tersebut dapat direalisasi menjadi kas. Berdasarkan tingkat

likuiditasnya, maka aset perusahaan dapat digolongkan menjadi dua golongan

besar, yaitu Aset lancar dan aset tetap.

Aset lancar mempunyai tingkat likuiditas yang lebih tinggi dibandingkan

dengan aset tetap. Komponen komponen dalam aset lancar itu sendiri juga

mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda beda. Kas adalah komponen aset

lancar yang paling likuid karena dapat langsung digunakan dalam kegiatan operasi

perusahaan.

Page 28: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

28

Dalam keadaan yang normal, piutang dagang dapat mempunyai tingkat

likuiditas yang lebih tinggi dari persediaan. Sedangkan persediaan adalah

komponen aset lancar yang tingkat likuidasinya paling rendah. Perlu diingat

bahwa dalam suatu kegiatan usaha, modal kerja yang merupakan jumlah aset

lancar selalu berputar selama perusahaan masih berdiri.

Periode modal kerja dimulai dari kas yang diinvestasikan dalam bahan

baku kemudian barang dagang yang dijual secara tunai maupun kredit, dan

kembali menjadi kas, perputaran ini akan berlangsung terus menerus selama

perusahaan berdiri. Perputaran modal kerja tersebut dapat mengakibatkan

terjadinya penurunan maupun peningkatan modal kerja perusahaan.

Hal tersebut dapat mempengaruhi perusahaan dalam memenuhi kewajiban

lancarnya. Apabila terjadi peningkatan pada modal kerjanya, maka dengan

sendirinya perusahaan akan lebih cepat memenuhi kewajiban lancarnya.

Dengan demikian, dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jika

terdapat kenaikan pada modal kerja, maka akan meningkatkan pula kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban lancarnya dengan tepat waktu.

Sebaliknya, jika terdapat penurunan modal kerja, maka kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban lancarnya akan ikut menurun.

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Page 29: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

29

Lokasi penelitian dilakukan di PT Indonesian Capital Market Electronic

Library yang berada di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Tower 2 Lt. 1, Jalan

Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190, Telfon 5153787, dengan cara

mengumpulkan data sekunder dimulai dari tahun 2007-2011. Penelitian ini

dilakukan selama maksimal 6 bulan. Sejak Agustus 2012 – februari 2012

3.2 Strategi Penelitian

Strategi penelitian ini menggunakan strategi penelitian asosiatif

(hubungan) dengan pendekatan korelasional/hubungan. Pendekatan assosiatif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara

dua variabel atau lebih, Tujuan dari strategi ini adalah agar dapat memberikan

penjelasan tentang hubungan antara modal kerja dengan likuiditas.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian ex post facto, yaitu pengumpulan data dari semua kejadian yang telah

terjadi. Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin

dicapai, yaitu untuk mengetahui hubungan modal kerja dengan likuiditas

perusahaan selama waktu periode yang telah ditentukan, sehingga peneliti dapat

melihat akibat dari suatu keadaan dan menguji hubungan sebab akibat dari data

data yang tersedia dari perusahaan tersebut.

3.4. Populasi dan Sample Penelitian

3.4.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:115) Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek,subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

29

Page 30: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

30

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Adapun populasi tersebut dapat berupa orang atau subjek, objek, dan transaksi

atau kejadian. Sedangkan populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Laporan Keuangan berupa neraca Perusahaan Industri Telekomunikasi di BEI

yaitu terdiri dari 8 perusahaan.

3.4.2 Sample Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:116) Sample adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam sebuah penelitian,

penentuan sampel merupakan hal yang penting terutama yang mempunyai

populasi yang cukup luas, yang sulit untuk diteliti secara keseluruhan. Untuk itu

melihat jumlah populasi dalam penelitian ini cukup banyak.

Diantara jenis jenis perusahaan yang ada, peneliti memilih untuk

mengambil sample dalam industri telekomunikasi karena peneliti melihat dalam

beberapa tahun terakhir industri ini sangat penting dan sangat berkembang. Hal

tersebut dapat dilihat dari hampir setiap orang memiliki alat telekomunikasi

berupa alat telfon genggam dari kalangan bawah hingga kalangan atas. Karena

komunikasi pada saat ini memiliki peran yang sangat penting.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Non Probability Sampling, yaitu merupakan teknik pengambilan sampel yang

tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel, teknik ini menggunakan Purposive

Sampling.

Teknik Purposive Sampling ini bertujuan untuk mengambil subjek yang

memenuhi kriteria dan bukan didasarkan atas random tetapi didasarkan atas

adanya pertimbangan tertentu. Adapun kriteria dan pertimbangan yang ditetapkan

sebagai sampel dalam penelitian ini adalah:

Page 31: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

31

1. Perusahaan perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI)

pada tahun 2007-2011.

2. Menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan pada periode tahun

2007 sampai dengan 2011.

3. Laporan keuangan perusahaan telah diaudit oleh akuntan publik.

Berdasarkan kriteria tersebut di atas, maka dapat ditentukan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 5 perusahaan telekomunikaasi

yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007 sampai

dengan 2011. Berikut ini adalah 5 perusahaan yang akan menjadi sampel dalam

penelitia ini :

1. PT Bakrie Telecom Tbk.

2. PT XL Axiata Tbk.

3. PT Smartfren Tbk.

4. PT Telekomuikasi Tbk.

5. PT Indosat Tbk

Berdasarkan Setiap teknik pengambilan sampel memiliki kekuatan dan

kelemahan masing masing. Kekuatan dari teknik pengambilan sampel ini adalah

lebih efisien dari segi dana, waktu, tenaga serta relevan jika dikaitkan dengan

tujuan penelitian ini. sedangkan kelemahannya yaitu rendahnya tingkat

keterwakilan (representative) karena pengambilan sampel dengan cara ini tidak

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi yang lain

untuk dipilih menjadi sampel.

3.5 Unit Analisis Penelitian

3.5.1 Unit Analisi Data

Page 32: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

32

Unit analisis dalam penelitian ini adalah industri. Yaitu perusahaan

Telekomunikasi yang ada di BEI. Dalam hal ini data penelitian berupa laporan

neraca tahun 2007-2011.

3.5.2 Desain Penelitian

Berdasarkan hipotesis asosiatif, hubungan antara modal kerja (X) dan

likuiditas (Y) dapat digambarkan dalam bentuk desain penelitian sebagai berikut :

X Y

Keterangan :

X = Modal Kerja Kuantitatif

= Arah Hubungan

Y = Likuiditas

3.6 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

yang diperoleh dalam bentuk jadi, dalam hal ini adalah berupa neraca perusahaan

industri telekomunikasi dalam laporan tahunan yang dipublikasikan oleh Bursa

Efek Indonesia. Pengumpulan data sekunder tersebut dilakukan dengan cara

mengunjungi PT Indonesian Capital Market Electronic Library.

Selain melakukan penelitian lapangan (field research), untuk melengkapi

data sekunder tersebut dalam penelitian ini penulis juga melakukan penelitian

kepustakaan (library research), yaitu dengan mengambil literatur berbagai buku

yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini untuk

mendapatkan definisi, teori serta analisis yang dapat digunakan dalam penelitian.

Selain definisi, teori serta analisis juga dilakukan pencarian melalui website serta

berbagai literatur yang berkaitan masalah yang diteliti.

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Rencana Pengolahan Data

Page 33: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

33

Data yang dikumpulkan kemudian akan diolah dan diproses lebih lanjut.

Pengolahan data dalam penelitian dilakukan secara manual dan menggunakan

software SPSS 17.

3.7.2. Rencana Penyajian Data

Pada penelitian ini, data yang dikumpulkan akan disajikan dalam bentuk

tabel, yang diharapkan akan mempermudah peneliti dan pembaca dalam

menganalisis dan memahami data, sehingga dapat disajikan secara sistematis.

3.7.3. Rencana Analisis Statistik

Analisis statistik data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan

menggunakan :

1. Analisis regresi linier sederhana

Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data statistik regresi linier sederhana sebagai berikut:

Bentuk persamaan regresi linier sederhana adalah sebagai berikut :

Ŷ = a + bX

Keterangan :

Ŷ = Taksiran variabel Y (likuiditas)

X = Variabel X (modal kerja)

a = Konstanta (taksiran variabel Y (likuiditas) yang diperoleh jika

X = 0)

b = Koefisien regresi yang menunjukkan besarnya perubahan

taksiran variabel Y (likuiditas) yang diakibatkan berubahnya

satu-satuan variabel X (modal kerja).

n = Jumlah Sampel

2. Analisis koefisien korelasi

Page 34: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

34

Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

tingkat kekuatan maupun kontribusi variabel X (modal kerja) terhadap

variabel Y (likuiditas).

Secara umum nilai koefisien korelasi terletak antara -1 dan 1 atau -1 < r

< 1 koefisien korelasi mempunyai nilai paling kecil (-1 atau paling besar

1) dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika r = 1 atau mendekati 1 hubungan antara variabel X dan variabel

Y adalah kuat dan searah (positif) dalam arti bahwa kenaikan atau

penurunan varibel X terjadi bersama-sama dengan kenaikan atau

penurunan variabel Y

b. Jika r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara variabel X dan

variabel Y adalah tidak ada atau dapat dikatakan lemah. Dengan

demikian dapat dikatakan pula antara variabel X dan variabel Y

tidak ada hubungan

c. Jika r = -1 mendekati -1 maka hubungan antara variabel X dan

variabel Y adalah hubungan yang kuat tetapi negatif, artinya jika

variabel X naik mak variabel Y akan turun dan sebaliknya jika

variabel X turun maka variabel Y akan naik.

Sedangkan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1.

Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,19

0,20-0,39

0,40-0,59

0,60-0,79

0,80-100

Sangat lemah

Lemah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

Sumber : Sugiyono (2007:250)

3. Koefisien determinasi

Page 35: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

35

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur berapa persen

kontribusi atau pengaruh dari variabel bebas (X) terhadap variabel

terikat (Y). Rumus koefisien determinasi adalah :

KD = r2 x 100%

4. Pengujian hipotesis

Uji hipotesis mengenai koefisien regresi (ρ) berguna sebagai dasar

dalam memberikan jawaban dari rumusan masalah penelitian. Penguji

hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Menentukan formulasi Ho dan Ha (bentuk uji)

Ho : ρ = 0, Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara modal kerja terhadap likuiditas.

Ho : ρ ≠ 0, Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara

modal kerja terhadap likuiditas.

b. Menetapkan taraf nyata (α) / tingkat keyakinan (1-α)

Pengujian hipotesis ini menggunakan taraf nyata (α) = 0,05 atau

tingkat keyakinan (1-α) = 1-5% = 95%

c. Memilih uji statistik

Uji statistik dilakukan dengan menguji t karena data/ sampel yang

digunakan sebanyak 5 tahun, dengan derajat kebebasan (dk) = n-2

d. Menentukan daerah kritis (daerah penolakan Ho)

Ho diterima apabila ttabel ≤ thitung ≤ ttabel

Ho ditolak apabila thitung < -ttabel atau thitung > ttabel

e. Menghitung nilai statistik uji

-ttabel 0 ttabel

Page 36: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

36

bRumus dari tuji adalah sebagai berikut : tuji =

Sb

f. Membandingkan nilai statistik uji ( thitung) dengan daerah kritis

g. Menarik kesimpulan

Apabila thitung < -ttabel atau thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima yang berarti terdapat hubungan yang signifikan diantara

variabel bebas (modal kerja) dengan variabel terikat (likuiditas)

Apabila ttabel ≤ thitung ≤ ttabel Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti

terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas (modal

kerja) dengan variabel terikat (likuiditas).

BAB IV

Page 37: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

37

HASIL – HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Perusahaan

4.1.1. Sejarah singkat Perusahaan

Berdasarkan data perusahaan industri telekomunikasi periode 2007-2011

di Bursa Efek Indonesia yang tersedia di Indonesian capital market electronic

library terdapat sampel sebanyak 5 perusahaan.

1. PT. Bakrie Telecom Tbk.

adalah perusahaan operator telekomunikasi berbasis CDMA di Indonesia.

Bakrie Telecom memiliki produk layanan dengan nama produk Esia, Wifone, dan

BConnect. Perusahaan ini sebelumnya dikenal dengan nama PT Radio Telepon

Indonesia (Ratelindo), yang didirikan pada bulan Agustus 1993, sebagai anak

perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk yang bergerak dalam bidang

telekomunikasi di DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat berbasis Extended Time

Division Multiple Access (ETDMA). Pada bulan September 2003.

PT Ratelindo berubah nama menjadi PT Bakrie Telecom, yang kemudian

bermigrasi ke CDMA 1x, dan memulai meluncurkan produk Esia. Pada awalnya

jaringan Esia hanya dapat dinikmati di Jakarta, Banten dan Jawa Barat, namun

sampai akhir 2007 telah menjangkau 26 kota di seluruh Indonesia dan terus

berkembang ke kota-kota lainnya. Kemudian pada tahun 2006, Bakrie Telecom

telah go public dengan mendaftarkan sahamnya dalam Bursa Efek Jakarta.

Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Bakrie Telecom per

Periode 2011 :

Page 38: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

38

Dewan Komisaris

Komisaris Utama dan Komisaris Independen Soedjai Kartasasmita

Komisaris Independen Bungaran Saragih

Komisaris Independen Anton Apriantono

Komisaris Bobby Gafur S Umar

Komisaris Eddy Soeparno

Komisaris Anindya Novyan

Bakrie

Dewan Direksi

Direktur Utama Bambang Ari Wisena

Direktur Cholil Hasan

Direktur Howard J Sargeant

Direktur M Iqbal Zainuddin

Direktur Rudi Sarwono

2. PT. XL Axiata Tbk.

Yang dulu bernama PT. Excelcomindo Pratama Tbk atau disingkat XL

adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia. XL mulai

beroperasi secara komersial pada tanggal 8 oktober 1996 dan merupakan

perusahaan swasta pertama yang menyedikan layanan telepon selular di

Indonesia.

PT XL Axiata Tbk. ("XL") didirikan pada tanggal 8 Oktober 1989 dengan

nama PT Grahametropolitan Lestari, bergerak di bidang perdagangan dan jasa

umum. Enam tahun kemudian, XL mengambil suatu langkah penting seiring

dengan kerja sama antara Rajawali Group – pemegang saham PT

Grahametropolitan Lestari – dan tiga investor asing (NYNEX, AIF, dan Mitsui).

Nama XL kemudian berubah menjadi PT Excelcomindo Pratama dengan bisnis

utama di bidang penyediaan layanan teleponi dasar.

Pada tanggal 6 Oktober 1996, XL mulai beroperasi secara komersial

dengan fokus cakupan area di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Hal ini menjadikan

Page 39: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

39

XL sebagai perusahaan tertutup pertama di Indonesia yang menyediakan jasa

teleponi dasar bergerak seluler.

Bulan September 2005 merupakan suatu tonggak penting untuk XL.

Dengan mengembangkan seluruh aspek bisnisnya, XL menjadi perusahaan publik

dan tercatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia). Kepemilikan

saham XL saat ini mayoritas dipegang oleh Axiata Group Berhad (“Axiata”)

melalui Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (66,6%) dan Emirates

Telecommunications Corporation (Etisalat) melalui Etisalat International

Indonesia Ltd. (13,3%).

XL pada saat ini merupakan penyedia layanan telekomunikasi seluler

dengan cakupan jaringan yang luas di seluruh wilayah Indonesia bagi pelanggan

ritel dan menyediakan solusi bisnis bagi pelanggan korporat.

Layanan XL mencakup antara lain layanan suara, data dan layanan nilai tambah

lainnya (value added services).

Untuk mendukung layanan tersebut, XL beroperasi dengan teknologi

GSM 900/DCS 1800 serta teknologi jaringan bergerak seluler sistem IMT-

2000/3G. XL juga telah memperoleh Ijin Penyelenggaraan Jaringan Tetap

Tertutup, Ijin Penyelenggaraan Jasa Akses Internet (Internet Services

Provider/ISP), Ijin Penyelenggaraan Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan

Publik (Voice over Internet Protocol/VoIP), dan Ijin Penyelenggaraan Jasa

Interkoneksi Internet (“NAP”).

Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. XL Axiata Tbk. Per periode 2011:

Page 40: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

40

DEWAN KOMISARISPresiden Komisaris Tan Sri Dato’ Ir.Muh. Radzi

Bin H. Mansor

Komisaris Dato’ Sri Jamaludin Bin

Ibrahim

Komisaris Ahmad Abdulkarim Mohd

Julfar

Komisaris Dr. Muhammad Chatib Basri

Komisaris Independen Peter J. Chambers

Komisaris Independen Dr. Ir. Giri Suseno

Hadihardjono

Komisaris Independen Elisa Lumbantoruan

Komisaris Independen Yasmin Stamboel Wijawan

DEWAN DIREKSI

Presiden Direktur Hasnul Suhaimi

Direktur Wiliem Lucas Timmermans

Direktur Joy Wahjudi

Direktur Paul Nicanor V. Santiago III

Direktur Dian Siswarini

3. PT. Smartfren Telecom Tbk.

Yang sebelumnya bernama PT. Mobile-8 Telecom Tbk. Adalah operator

penyedia jasa telekomunikasi berbasis teknologi CDMA yang memiliki lisensi

selular dan mobilitas terbatas (Fixed Wireless Access/FWA), serta memiliki

cakupan jaringan CDMA. Smartfren menggunakan teknologi EV-DO (Jaringan

mobile broadband yang setara dengan 3G) pertama di Indonesia.

Perusahaan ini awalnya dimiliki oleh PT. Global Mediacom Tbk. Namun

akibat krisis financial dan penurunan penjualan produk maka perusahaan ini

diakuisisi oleh Sinar Mas Group pada bulan November 2011.

Page 41: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

41

Smartel didirikan berdasarkan Akta PT Indoprima Mikroselindo No. 60

tanggal 16 Agustus 1996, yang dibuat di hadapan Achmad Abid SH, Notaris

pengganti dari Sutjipto SH, Notaris di Jakarta juncto Akta Perubahan Anggaran

Dasar PT Indoprima Mikroselindo No. 195 tanggal 25 April 1997, yang dibuat di

hadapan Sutjipto SH, Notaris di Jakarta, yang telah :

1. Memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia

berdasarkan Keputusan No. C2-7023 HT.01.01.TH97 tanggal 25 Juli

1997

2. Didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di

bawah No. 1209/BH.09.05/VIII/1997 tanggal 26 Agustus 1997

3. Diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI) No. 90

tanggal 11 November 1997, Tambahan No. 5282.

Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana dimuat dalam Akta Pendirian

telah mengalami beberapa kali perubahan dengan perubahan terakhir dilakukan

berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Smartel No. 23 tanggal 22 Juli

2011 dibuat di hadapan Sri Hidianingsih Adi Sugijanto SH, Notaris di Jakarta dan

telah diterima dan di catat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan

Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. AHU-

AH.01.10.27540 tahun 2011 tanggal 24 Agustus 2011. Smartfren merupakan

operator telekomunikasi yang menyediakan layanan CDMA EV-DO Rev. B Phase

2 (setara dengan 3,5G dengan kecepatan unduh s.d. 14,7 Mbps) dan operator

CDMA pertama yang menyediakan layanan Blackberry.

Jasa dan layanan smartfren memiliki nilai-nilai (values) yaitu sebagai

mitra yang terbaik bagi pelanggan dengan menawarkan solusi yang cerdas dalam

layanan-layanan telekomunikasi untuk meningkatkan pengalaman hidup

pelanggan dalam berkomunikasi. Sebagai operator CDMA yang menyediakan

jaringan internet kecepatan tinggi bergerak (mobile broadband) yang terluas di

Page 42: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

42

Indonesia, Smartfren berkomitmen untuk menjadi penyedia layanan

telekomunikasi yang terjangkau bagi masyarakat dengan kualitas terbaik.

Anak Perusahaan PT Smartfren Telecom Tbk yang dimerger yaitu :

PT Telekomindo Selular Raya (Telesera)

PT Metro Selular Nusantara (Metrosel)

Keempat anak perusahaan tersebut pernah menjadi bagian dari PT

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dan PT Global Mediacom

Tbk. (dulu Bimantara Citra) yang dileburkan bersama PT Mobile-8

Telecom Tbk dan selanjutnya diakuisisi oleh PT Smart Telecom Tbk.

menjadi PT Smartfren Telecom Tbk.

PT Komunikasi Selular Indonesia (Komselindo)

PT Menara Jakarta

Keempat anak perusahaan tersebut pernah menjadi bagian dari PT

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dan PT Global Mediacom Tbk (dulu

Bimantara Citra) yang dileburkan bersama PT Mobile-8 Telecom Tbk. dan

selanjutnya diakuisisi oleh PT Smart Telecom Tbk menjadi PT Smartfren

Telecom Tbk.

Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Smarfren Telecom

Tbk. Per periode 2001:

DEWAN KOMISARIS

Presiden Komisaris Sofjan Wanandi

Wakil Presiden Komisaris Gandi Sulistyanto Soeherman

Wakil Presiden Komisaris Henry Cratein Suryanaga

Wakil Presiden Komisaris/ Independen Sarwono Kusumaatmadja

Komisaris/Independen Reynold M. Batubara

Komisaris Hendra Karnadi

DEWAN DIREKSI

Presiden Direktur Rodolfo Pantoja

Direktur Merza Fachys

Direktur Antony Susilo

Page 43: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

43

Direktur Marco Paul Iwan

Sumampouw

Direktur Yopie Widjaya

Direktur Lim Juliana Dotulong

4. PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

PT Telekomunikasi Indonesia yang biasa disebut Telkom Indonesia atau

Telkom saja. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di

Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan

pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta. Telkom merupakan salah satu

perusahaan BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia

(51,19%), Publik (40,21%) dan sisanya 8,60% dimiliki oleh The Bank of New

York dan Investor dalam Negeri. Telkom juga menjadi pemegang saham

mayoritas di 13 anak perusahaan, termasuk PT. Telekomunikasi Seluler

(Telkomsel).

Pada tahun 1882, didirikan sebuah badan usaha swasta penyedia layanan

pos dan telegraf. Layanan komunikasi kemudian dikonsolidasikan oleh

Pemerintah Hindia Belanda ke dalam jawatan Post Telegraaf Telefoon (PTT).

Sebelumnya, pada tanggal 23 Oktober 1856 dimulai pengoperasian layanan jasa

telegraf elektromagnetik pertama yang menghubungkan Jakarta (Batavia) dengan

Bogor (Buitenzorg). Pada Tahun 2009 momen tersebut dijadikan sebagai patokan

hari lahir Telkom.

Pada tahun 1961. status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos

dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965. PN Postel dipecah

menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan Perusahaan

Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).

Page 44: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

44

Pada tahun 1974 PN Telekomunikasi diubah namanya menjadi Perusahaan

Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi

nasional maupun internasional. Tahun 1980 seluruh saham PT Indonesian

Satellite Corporation Tbk. (Indosat) diambil alih oleh pemerintah RI menjadi

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyelenggarakan jasa

telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989, ditetapkan

Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi, yang juga

mengatur peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.

Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan

(Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25

Tahun 1991. Pada tanggal 14 November 1995 dilakukan Penawaran Umum

Perdana saham Telkom. Sejak itu saham Telkom tercatat dan diperdagangkan di

Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) (keduanya sekarang

bernama Bursa Efek Indonesia (BEI)), Bursa Saham New York (NYSE) dan

Bursa Saham London (LSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa

pencatatan di Bursa Saham Tokyo.

Tahun 1999 ditetapkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang

Penghapusan Monopoli Penyelenggaraan Telekomunikasi. Memasuki abad ke-21,

Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di sektor telekomunikasi dengan

membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian, Telkom tidak lagi

memonopoli telekomunikasi Indonesia.

Tahun 2001 Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat

sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di

Indonesia yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan

kepemilikan silang antara Telkom dan Indosat. Sejak bulan Agustus 2002, terjadi

duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal. Pada 23 Oktober 2009 Telkom

Page 45: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

45

meluncurkan "New Telkom" ("Telkom baru") yang ditandai dengan penggantian

identitas perusahaan.

Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Telekomunikasi

Indonesia per Periode 2011:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama Jusman Syafii Djamal

Komisaris Hadiyanto

Komisaris Independen Virano Nasution

Komisaris Independen Jhonny Swandi Sjam

Dewan Direksi

Direktur Utama Arief Yahya

Direktur Keuangan Honesti Basyir

Direktur Network and Solution Rizkan Chandra

Direktur Konsumer Sukardi Silalahi

Direktur Human Capital & General Priyantono Rudito

Affair

Direktur Enterprise and Wholesale Muh Awaludin

Direktur IT Solution & Strategic Indra Utoyo

Portfolio

Direktur Compliance & Risk Ririek Ardiansyah

Management

5. PT. Indosat Tbk.

PT. Indosat Tbk yang sebelumnya bernama PT. Indonesia Satelite

Corporation Tbk (Persero). Didirikan pada tahun 1967 sebagai perusahaan modal

asing dan memulai operasinya pada tahun 1969. Pada tahun 1980 indosat menjadi

Page 46: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

46

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh sahamnya dimiliki oleh

pemerintah Indonesia. Hingga sekarang, Indosat menyediakan layanan seluler,

telekomunikasi international dan layanan satelit bagi penyelenggara layanan

broadcasting.

Tahun 1993 PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) didirikan dibawah

pengawasan PT. Indosat. Satelindo beroprasi pada tahun 1994 sebagai operator

GSM. Pendirian Satelindo sebagai anak perusahaan indosat menjadikan sebagai

operator GSM pertama di Indonesia. Yang mengeluarkan kartu prabayar Mentari

dan pasca bayar Matrix.

Pada tanggal 19 oktober 1994 Indosat mulai memperdagangkan sahamnya

di Bursa Efek Indonesia dan Amerika Serikat ( New York Stock Exchange). Pada

tahun 2002, Indosat perusahaan pertama yang menerapkan obligasi dengan

konsep syariah.

Setelah itu pengemplementasian obligasi syariah indosat mendapat

peringkat AA+ Nilai emisi pada tahun 2002 sebesar RP 175.000.000.000,00.

Dalam tenor lima tahun. Pada akhir 2002 Pemerintah Indonesia menjual 41,94%

saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte.Ltd,. Dengan demikian,

Indosat kembali menjadi PMA. Pada November 2003 Indosat melakukan

penggabungan usaha tiga anak perusahaannya (akuisisi) yaitu PT. Satelindo, PT.

IM3, dan Bimagraha menjadi salah satu operator selular utama Indonesia.

Pada tanggal 1 maret 2007 STT menjual kepemilikan saham indosat

sebesar 25% di Asia Holdings Pte. Ltd ke Qatar Telecom. Pada tanggal 31

desember 2008 saham indosat dimiliki oleh Qatar telecom Q.S.C. (Qtel) secara

tidak langsung melalui Indonesia Communication Limited (ICLM) dan Indonesia

Communications Pte Ltd (ICLS) sebesar 40,81%, sementara Pemerintah Republik

Indonesia dan Publik memiliki masing-masing 14,29% dan 44,90%. Pada tahun

2009 Qtel memiliki 65% saham Indosat melalui tender offer (memiliki tambahan

24,19% saham seri B dari publik). Pada tanggal 25 mei 2011 di Ritz Carlton –

Pacific Place, Jakarta, launching Indosat Mobile.

Page 47: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

47

Susunan kepengurusan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT Indosat

Tbk Per Periode 2011:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama H.E Sheikh Abdullah Mohammed

S.A. Al-Thani

Komisaris Nasser Mohd A. Marafih

Komisaris Richard Fransworth Seney

Komisaris Rachmad Gobel

Komisaris Rionald Silaban

Komisaris Parikesit Suprapto

Komisaris Independen Soeprapto

Komisaris Independen Alexander Rusli

Komisaris Independen Thia Peng Heok George

Komisaris Independen Chris Kanter

Dewan Direksi

Direktur Utama Harry Sasongko Tirtotjondro

Direktur Peter Wladyslaw Kuncewicz

Direktur Hans C. Moritz

Direktur Fadzri Santosa

Direktur Laszlo Imre Barta

4.2. Deskripsi Data

4.2.1. Analisis Modal kerja

Modal kerja merupakan kelebihan aset lancar dikurangi kewajiban lancar.

Modal kerja merupakan dana dikeluarkan oleh perusahaan sehari hari. Dalam

Page 48: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

48

penelitian ini modal kerja adalah sebagai variable bebas yang diberi simbol X.

Data modal kerja yang diperoleh untuk digunakan dalam penelitian ini merupakan

data yang berasal dari laporan keuangan berupa neraca tahun 2007-2011

perusahaan Industri telekomunikasi sebanyak 5 perusahaan.

Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk membiayai dan

menjalankan operasi perusahaan. Perusahaan tanpa modal kerja tidak dapat

melakukan itu semua, perusahaan juga tidak dapat memaksimalkan laba atau

keuntungan sesuai dengan tujuan utama dari perusahaan. Data mengenai modal

kerja ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan industri telekomunikasi yang

ada di BEI, laporan keuangan yang digunakan adalah berupa neraca perusahaan

selama tahun 2007-2011. Adapun data modal kerja yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

Tabel 4.1.

Data Modal Kerja PT. Bakrie Telecom, Tbk

Tahun 2007-2011 (dalam jutaan rupiah)

NAMA PERUSAHAAN

TAHUN Aset Lancar Kewajiban Jangka PendekModal Kerja (aset lancar - kewajiban jangka pendek )

PT. BAKRIE 2007 926.983 514.367 412.616

  2008 2.308.318 1.067.478 1.240.840

  2009 1.731.809 2.061.972 (330.163)

  2010 1.436.140 1.759.606 (323.466)

  2011 948.354 2.955.756 (2.007.402)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa PT. Bakrie Telecom, Tbk yang

memiliki modal kerja terbesar yaitu pada tahun 2009 sebesar 1.240.840 sedangkan

modal kerja terkecil yaitu pada tahun 2011 sebesar (2.007.402).

Tabel 4.2

Data Modal Kerja PT. XL axiata

Tahun 2007-2011 (dalam jutan rupiah)

NAMA PERUSAHAAN

TAHUN Aset LancarKewajiban jangka

pendekModal Kerja (aset lancar – Kewajiban jangka pendek )

PT. XL AXIATA 2007 1.679.309 7.379.537 (5.700.228)

  2008 3.719.563 6.196.57 (2.477.016)

Page 49: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

49

9

  2009 2.007.289 6.008.89

4 (4.001.605)

  2010 2.228.017 4.563.03

3 (2.335.016)

  2011 3.387.237 8.728.21

2 (5.340.975)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa PT. Excelcomindo Pratama yang

memiliki modal kerja terbesar yaitu pada tahun 2010 sebesar (2.335.016,)

sedangkan modal kerja terkecil yaitu pada tahun 2007 sebesar (5.700.228).

Tabel 4.3

Data Modal Kerja PT. Smart Fren Telecom Tbk.

Tahun 2007-2011 (dalam jutaan rupiah)

NAMA PERUSAHAAN

TAHUN Aset Lancar Kewajiban jangka pendekModal Kerja (aset lancar - Kewajiban jangka pendek )

PT. SMARTFREN 2007 1.474.706 345.491 1.129.215

  2008 743.951 1.122.146 (378.195)

  2009 539.174 1.269.211 (730.037)

  2010 446.531 2.075.185 (1.628.655)

  2011 794.529 3.099.634 (2.305.104)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa PT. Smart Fren & Telecom yang

memiliki modal kerja terbesar yaitu pada tahun 2007 sebesar 1.129.215 sedangkan

modal kerja terkecil yaitu pada tahun 2011 sebesar (2.305.104).

Tabel 4.4

Data Modal Kerja PT. Telekomunikasi

Tahun 2007-2011 (dalam jutaan rupiah)

NAMA PERUSAHAAN TAHUN Aset LancarKewajiban jangka

pendekModal Kerja (aset lancar – Kewajiban jangka pendek )

PT. TELEKOMUNIKASI 2007 15.978.09

5 20.674.

629 (4.696.534

)

Page 50: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

50

  2008 14.622.31

0 26.998.

151 (12.375.841

)

  2009 16.186.02

4 26.893.

125 (10.707.101

)

  2010 18.730.62

7 20.472.

898 (1.742.271

)

  2011 21.25

8.000 22.

189.000 (931

.000)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa PT. Telekomunikasi yang memiliki

modal kerja terbesar yaitu pada tahun 2011 sebesar (931.000) sedangkan modal

kerja terkecil yaitu pada tahun 2008 sebesar (12.375.841).

Tabel 4.5

Data Modal Kerja PT. Indosat Tbk.

Tahun 2007-2011 (dalam jutaan rupiah)

NAMA PERUSAHAAN

TAHUN Aset LancarKewajiban Jangka

PendekModal Kerja (aset lancar – Kewajiban jangka pendek )

PT. INDOSAT 2007 10.794.

127 11.658.581 (864.454)

  2008 9.659.

773 10.675.245 (1.015.472)

  2009 7.139.

627 13.068.122 (5.928.495)

  2010 6.158.

854 11.946.853 (5.787.999)

  2011 6.579.

439 11.952.171 (5.372.732)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa PT. Indosat yang memiliki modal

kerja terbesar yaitu pada tahun 2007 sebesar (864.454) sedangkan modal kerja

terkecil yaitu pada tahun 2009 sebesar (5.928.495).

Dari keseluruhan data tersebut terlihat bahwa perusahaan yang memiliki

modal kerja terbesar adalah PT. Bakrie Telecom Tbk pada tahun 2009 yaitu

sebesar 1.240.840 dan yang terkecil adalah PT. Telekomunkasi Indonesia pada

tahun 2008 sebesar (12.375.841).

Kenaikan atau penurunan modal kerja yang dialami perusahaan biasanya

dikarenakan keadaan sosial, ekonomi dan politik yang tidak kondusif yang dapat

berakibat menurunnya tingkat likuiditas.

Dalam penelitian ini meskipun terjadi masalah masalah diatas dan

berpengaruh kepada modal kerja yang mengalami penurunan namun cenderung

Page 51: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

51

tidak berpengaruh terhadap penurunan/kenaikan harga produk dan penurunan

penjualan produk atau setidaknya sama dengan tahun sebelumnya.

Modal kerja harus tersedia dengan cukup dengan demikian perusahaan

tidak akan mengalami kesulitan keuangan, perusahaan akan beroprasi secara

ekonomis dan efisien serta perusahaan dapat memaksimalkan laba usahanya

sesuai dengan tujuan utama perusahaan. Kecukupan modal kerja bagi perusahaan

akan berdampak pada kemampuan perusahaan dalam memenuhi likuiditasnya,

yaitu membayar kewajiban kewajiban jangka pendeknya saat jatuh tempo.

4.2.2. Analisis Likuiditas

Likuiditas dalam penelitian ini diartikan sebagai alat ukur perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya. Artinya

apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang

tersebut. Rasio yang digunakan dalam menganalisis tingkat likuiditas perusahaan

industri telekomunikasi dalam penelitian ini adalah menggunakan rasio lancar

(current ratio). Tingkat likuiditas pada penelitian ini merupakan variable terikat

yang diberi simbol Y. Data yang digunakan untuk menghitung tingkat likuiditas

suatu perusahaan dalam penelitian ini adalah laporan Neraca per 31 desember

2007-2011 perusahaan Industri telekomunikasi sebanyak 5 perusahaan.

Perhitungan menggunakan current ratio yaitu dengan membandinkan aset lancar

dengan kewajiban lancar.

Adapun data Rasio Lancar pada Perusahaan Industri Telekomunikasi yang

ada di BEI dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 4.6.

Data Rasio Lancar PT. Bakrie Telecom, Tbk

Tahun 2007-2011

NAMA PERUSAHAAN

TAHUNAset Lancar

(dalam jutaan rupiah)Kewajiban Jangka Pendek

(dalam jutaan rupiah)

Rasio Lancar(Aset Lancar/ Kewajiban

Jangka Pendek)

Page 52: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

52

PT. BAKRIE 2007 926.983 514.367 1,802

  2008 2.308.318 1.067.478 2,162

  2009 1.731.809 2.061.972 0,840

  2010 1.436.140 1.759.606 0,816

  2011 948.354 2.955.756 0,321

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa PT. Bakrie Telecom, Tbk yang

memiliki likuiditas terbesar yaitu pada tahun 2008 sebesar 2,162 sedangkan

likuiditas terkecil yaitu pada tahun 2011 sebesar 0,321.

Tabel 4.7

Data Rasio Lancar PT. XL axiata Tbk.

Tahun 2007-2011

NAMA PERUSAHAAN

TAHUNAset Lancar

(dalam jutaan rupiah)Kewajiban Jangka Pendek

(dalam jutaan rupiah)

Rasio Lancar(Aset Lancar/ Kewajiban

Jangka Pendek)

PT. XL AXIATA 2007 1.679.309 7.379.537 0,228

  2008 3.719.563 6.196.579 0,600

  2009 2.007.289 6.008.894 0,334

  2010 2.228.017 4.563.033 0,488

  2011 3.387.237 8.728.212 0,388

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa PT. Excelcomindo Pratama yang

memiliki likuiditas terbesar yaitu pada tahun 2008 sebesar 0,600260725

sedangkan modal kerja terkecil yaitu pada tahun 2007 sebesar 0,227562925

Tabel 4.8

Data Rasio Lancar PT. Smart Fren Telecom Tbk.

Tahun 2007-2011

NAMA PERUSAHAAN

TAHUNAset Lancar

(dalam jutaan rupiah)Kewajiban Jangka Pendek

(dalam jutaan rupiah)

Rasio Lancar (Aset Lancar/ Kewajiban

Jangka Pendek)

PT. SMARTFREN 2007 1.474.706 345.491 4,268

  2008 743.951 1.122.146 0,663

  2009 539.174 1.269.211 0,425

Page 53: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

53

  2010 446.531 2.075.185 0,215

  2011 794.529 3.099.634 0,256

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa PT. Smart Fren & Telecom yang

memiliki likuiditas terbesar yaitu pada tahun 2007 sebesar 4,268438366

sedangkan likuiditas terkecil yaitu pada tahun 2010 sebesar 0,21517634.

Tabel 4.9

Data Rasio Lancar PT. Telekomunikasi Tbk.

Tahun 2007-2011

NAMA PERUSAHAAN TAHUNAset Lancar

(dalam jutaan rupiah)

Kewajiban Jangka Pendek

(dalam jutaan rupiah)

Rasio Lancar ( Aset Lancar/ Kewajiban Jangka Pendek)

PT. TELEKOMUNIKASI 2007 15.978.095 20.674.629 0,773

  2008 14.622.310 26.998.151 0,542

  2009 16.186.024 26.893.125 0,602

  2010 18.730.627 20.472.898 0,915

  2011 21.258.

000 22.189.00

0 0,958

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa PT. Telekomunikasi yang memiliki

likuiditas terbesar yaitu pada tahun 2011 sebesar 0,958 sedangkan likuiditas

terkecil yaitu pada tahun 2008 sebesar 0,542.

Tabel 4.10

Data Rasio Lancar PT. Indosat Tbk.

Tahun 2007-2011

NAMA PERUSAHAAN

TAHUNAset Lancar

(dalam jutaan rupiah)

Kewajiban Jangka Pendek

(dalam jutaan rupiah)

Rasio Lancar ( Aset Lancar/ Kewajiban Jangka Pendek)

PT. INDOSAT 2007 10.794.127 11.658.581 0,926

  2008 9.659.773 10.675.245 0,905

  2009 7.139.627 13.068.122 0,546

Page 54: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

54

  2010 6.158.854 11.946.853 0,516

  2011 6.579.439 11.952.171 0,550

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa PT. Indosat yang memiliki

likuiditas terbesar yaitu pada tahun 2007 sebesar 0,926 sedangkan likuiditas

terkecil yaitu pada tahun 2010 sebesar 0,516.

Berdasarkan data diatas, dari keseluruhan sampel yang telah di uji maka

dapat disimpulkan hampir keseluruhan sampel perusahaan industri telekomunikasi

memiliki likuiditas dibawah standar yaitu kurang dari 200%.

Standar rasio ini sangat penting bagi perusahaan, karena standar rasio ini

sebagai alat ukur atau acuan bagi tingkat keamanan perusahaan untuk membayar

kewajiban lancarnya. Jadi perusahaan yang baik tidak hanya di ukur dari likuid

atau tidaknya saja, tetapi juga harus memenuhi standar likuiditas, sehingga tidak

membahayakan kewajiban lainnya.

Untuk itu seluruh perusahaan industri telekomunikasi yang memiliki

likuiditas dibawah standar harus lebih meningkatkan usahanya dalam

meningkatkan tingkat likuiditas agar pada tahun tahun berikutnya perusahaan

perusahaan tersebut dalam mencapai standar likuiditas bahkan diharapkan dapat

melebihi standar.

Tabel 4.11

Data berpasangan

Modal Kerja dan Rasio Lancar pada perusahaan Industri Telekomunikasi

Nomor Nama perusahaan TahunModal kerja

(dalam jutaan rupiah)

Rasio Lancar

  PT. Bakrie Telecom Tbk.

1 2007 412.616 1,802

2 2008 1.240.840 2,162

Page 55: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

55

3 2009 (330.163) 0,840

4 2010 (323.466) 0,816

5 2011 (2.007.402) 0,321

  PT. XL Axiata Tbk.

6 2007 (5.700.22

8) 0,228

7 2008 (2.47

7.016) 0,600

8 2009 (4.00

1.605) 0,334

9 2010 (2.33

5.016) 0,488

10 2011 (5.34

0.975) 0,388

  PT. Smarfren Telecom Tbk

11 2007 1.129.215 4,268

12 2008 (378.195) 0,663

13 2009 (730.037) 0,425

14 2010 (1.628.655) 0,215

15 2011 (2.305.104) 0,256

  PT. Telekomunikasi Tbk.

16 2007 (4.69

6.534) 0,773

17 2008 (12.37

5.841) 0,542

18 2009 (10.70

7.101) 0,602

19 2010 (1.74

2.271) 0,915

20 2011

(931.000) 0,958

  PT. Indosat Tbk.

21 2007 (86

4.454) 0,926

22 2008 (1.01

5.472) 0,905

23 2009 (5.92

8.495) 0,546

24 2010 (5.78

7.999) 0,516

25 2011 (5.37

2.732) 0,550

4.3. Teknik Analisis Data

4.3.1. Analisis Koefisien Korelasi

Adapun untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel

modal kerja (X) dengan variabel likuiditas (Y) maka perlu dilakukan analisis

korelasi. Analisis korelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

rumus product moment. Tabel pengolahan data dapat dilihat pada (Lampiran 1)

dan hasilnya sebagai berikut :

Page 56: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

56

Tabel 4.13

Korelasi Sederhana modal kerja (X) dengan likuiditas (Y)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .443a .196 .161 ,773154

Dsew43a. Predictors: (Constant), modal kerja

Sumber : Data diolah (2012)

Nilai R sebesar 0, 443 menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan

likuiditas pada perusahaan industri telekomunikasi adalah sedang dengan

hubungan yang bersifat positif atau searah, dalam arti jika modal kerja itu naik,

maka likuiditas meningkat, dan sebaliknya.

4.3.2. Pengujian hipotesis

Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :

1) H0 : ρ = 0 Tidak terdapat hubungan yang signifikan modal kerja

terhadap likuiditas pada perusahaan industri

telekomunikasi

2) Ha : ρ 0, Terdapat hubungan yang signifikan modal kerja terhadap

likuiditas pada perusahaan industri telekomunikasi

3) Untuk mencari ttabel digunakan taraf nyata (α) = 5% atau tingkat

keyakinan (1-α) = 1-5% = 95% karena dengan semakin besar tingkat

kepercayaan maka akan semakin akurat hasil yang diperoleh.

4) ttabel = t (α/2) (n-2)

= t (0,05/2) (25-2)

= t (0,025) (23)

= 2,069

5) Statistik uji

Page 57: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

57

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS, diperoleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 4.15

Hasil Statistik Uji

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.17 .207 5.639 .000

modal kerja 0,0000001 .000 .443 2.369 .027

a. Dependent Variable: likuiditas

Sumber : Data diolah (2012)

Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh nilai thitung sebesar 2,369.

6) Menentukan daerah kritis (daerah penolakan H0)

Untuk memperjelas hasil perhitungan diatas, maka digunakan gambar

sebagai berikut :

7) Kriteria pengujian

- H0 diterima, Ha ditolak jika -t(α/2;n - 2) < thitung < t(α/2;n – 2)

- H0 ditolak, Ha diterima jika thitung < -t(α/2;n – 2) atau thitung > t(α/2;n – 2)

8) Kesimpulan

Dengan α = 5% dan n = 25 atau t (0,025;23) diperoleh ttabel sebesar 2,069

dan thitung sebesar 2,369 (thitung > ttabel), sehingga dapat disimpulkan H0

ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat hubungan yang

signifikan modal kerja dengan likuiditas pada perusahaan industri

telekomunikasi.

-2,069 0 2,069 2,369

H0 ditolak

Page 58: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

58

4.3.2. Interpretasi Hasil Penelitian

Setelah diteliti di dapatkan hasil bahwa hampir seluruh perusahaan

telekomunkasi pada periode 2007-2011 memiliki modal kerja negatif. Hal ini

dikarenakan hampir keseluruhan aset lancar lebih kecil dibandingkan dengan

kewajiban lancarnya yang berakibat pada likuiditas perusahaan perusahaan

tersebut tidak termasuk dalam standar likuiditas, kemudian pada persamaan Y= a

+ b X diperoleh b = 0,0000001 yang artinya setiap kenaikan modal kerja 1 juta

rupiah berpengaruh terhadap likuiditas sebesar 0,0000001. Jumlah ini tergolong

kecil karena tidak sebanding dengan setiap jumlah kenaikan / penambahan modal

kerja.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan oleh peneliti,

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara modal kerja variable

(X) dengan likuiditas variable (Y) di Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut dapat

dibuktikan dengan Ho ditolak Ha diterima karena thitung 2,369 > ttabel 2,069 dengan

α = 5% dan n = 25.

Kemudian, hasil perhitungan kolerasi product moment diperoleh R sebesar

0,443 atau 44,3 % yang berarti adanya hubungan sedang dan searah antara modal

kerja dengan likuiditas pada perusahaan industri telekomunikasi di Bursa Efek

Indonesia.

Dari keterangan diatas dapat diinterpretasikan bahwa semakin besar modal

kerja maka semakin besar pula likuiditas yang diperoleh. Dengan demikian pula

sebaliknya semakin kecil modal kerja maka semakin kecil likuiditas yang

diperoleh. Hal ini menunjukan bahwa modal kerja memiliki hubungan terhadap

likuiditas pada perusahaan industri telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.

Meskipun besarnya hubungan modal kerja terhadap likuiditas hanya sebesar

19,6%.

Page 59: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai

Hubungan Modal Kerja dengan Likuiditas Perusahaan Industri Telekomunikasi di

Bursa Efek Indonesia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Page 60: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

60

1. Berdasarkan Hipotesis penelitian bahwa terdapat hubungan yang positif

antara modal kerja dengan likuiditas pada perusahaan industri

telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia terlihat dari hasil uji koefisien

kolerasi yang telah dilakukan diperoleh nilai R sebesar 0,443. Kemudian

dari hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung sebesar 2,369 dan ttabel sebesar

2,069 dengan taraf nyata sebesar 0,05. Untuk itu, karena thitung 2,369 > ttabel

2,069, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukan bahwa

terdapat hubungan antara modal kerja dengan likuiditas pada perusahaan

industri telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.

2. Berdasarakan koefisien kolerasi dihasilkan R = 0,443. Hal ini berarti

hubungan antara modal kerja dengan tingkat likuiditas pada peerusahaan

industri telekomunikasi yang ada di BEI adalah Sedang, Artinya bahwa

modal kerja pada perusahaan industri telekomunikasi tahun 2007 - 2011

yang ada di BEI tidak terlalu berpengaruh terhadap likuiditas dikarenakan

modal kerja perusahan perusahaan tersebut hampir seluruhnya negatif

akibat dari aset lancar lebih kecil dari kewajiban lancar.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disampaikan

diatas, maka peneliti mencoba memberikan saran yang mungkin berguna untuk

perusahaan perusahaan industri telekomunikasi.

Adapun saran saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dari keseluruhan sampel yang telah diuji hasilnya bahwa hampir

seluruh perusahaan perusahaan tersebut memiliki likuiditas di bawah

standar. Untuk itu perusahaan hendaknya memperhatikan modal kerja,

gunanya untuk menjaga likuiditas perusahaan yaitu dengan

Page 61: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

61

memperkecil kewajiban lancar dan meningkatkan modal kerja, karena

kenaikan dan penurunan likuiditas perusahaan dapat mempengaruhi

tingkat keamanan bagi kreditur yang menginvestasikan modalnya.

2. Untuk meningkatkan likuiditas perusahaan, perusahaan dapat

melakukan peningkatan efisiensi dan efektivitas di semua bidang

dengan mengendalikan biaya biaya operasional.

3. Perusahaan sudah seharusnya meningkatkan modal kerjanya, selain

untuk meningkatkan tingkat likuiditasnya juga dapat lebih

mengembangkan usahanya.

4. Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya, bahwa

disarankan untuk menambah variabel X lain yang mempengaruhi

likuiditas agar mendapatkan hasil yang lebih akurat.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah dilakukan uji hipotesis, tetapi Peneliti

menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan mengenai

penelitian ini, yang mengakibatkan hasil penelitian yang diperoleh mungkin

menjadi kurang akurat. Kekurangan dan keterbatasan tersebut diantaranya sebagai

berikut:

1. Terbatasnya sampel, karena peneliti hanya mengambil 5 perusahaan

industi telekomunikasi selama 5 tahun terakhir yaitu mulai tahun 2007-

20011.

Page 62: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

62

2. Peneliti hanya menghitung rasio perusahaan industri telekomunikasi saja

sehingga tidak ada pembanding dari perusahaan industri lain. Oleh karena

itu penelitian ini tidak dapat memberikan kesimpulan secara umum.

Walaupun demikian peneliti berharap penelitian ini dapat berguna bagi

peneliti selanjutnya yang akan mengadakan penelitian di bidang akuntansi

khususnya mengenai Hubungan modal kerja dengan Likuiditas.

Lampiran 1. Output SPSS

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .443a .196 .161 ,773154

a. Predictors: (Constant), modal kerja

Page 63: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

63

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.354 1 3.354 5.610 .027a

Residual 13.749 23 .598

Total 17.102 24

a. Predictors: (Constant), modal kerja

b. Dependent Variable: likuiditas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.17 .207 5.639 .000

modal kerja 0,0000001 .000 .443 2.369 .027

a. Dependent Variable: likuiditas

Lampiran 2. Tabel Distribusi t-student (t)

untuk uji dua fihak (two tail test)0,50 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01

untuk uji satu fihak (one tail test)Dk 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,00512345

1,0000,8160,7650,7410,727

3,0781,8861,6381,5331,486

6,3142,9202,3532,1322,015

12,7034,3033,1822,7762,571

31,8216,9654,5413,7473,365

63,6579,9255,8414,6044,032

Page 64: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

64

67891011121314151617181920212223242526272829304060120

0,7180,7110,7060,7030,7000,6970,6950,6920,6910,6900,6890,6880,6880,6870,6870,6860,6860,6850,6850,6840,6840,6840,6830,6830,6830,6810,6790,6770,674

1,4401,4151,3971,3831,3721,3681,3561,3501,3451,3411,3371,3331,3301,3281,3251,3231,3211,3191,3181,3161,3151,3141,3131,3111,3101,3031,2961,2891,282

1,9431,8951,8601,8331,8121,7961,7821,7711,7611,7531,7461,7401,7431,7291,7251,7211,7171,7141,7111,7081,7051,7031,7011,6991,6971,6841,6711,6581,645

2,4472,3652,3062,2622,2282,2012,1782,1602,1452,1322,1202,1102,1012,0932,0862,0802,0742,0692,0642,0602,0562,0522,0482,0452,0422,0212,0001,9801,960

3,1432,9982,8962,8212,7642,7182,6812,6502,6242,6232,5832,5672,5522,5392,5282,5182,5082,5002,4922,4852,4792,4732,4672,4622,4572,4232,3902,3582,326

3,7073,4993,3553,2503,1653,1063,0553,0122,9772,9472,9212,8982,8782,8612,8452,8312,8192,8072,7972,7872,7792,7712,7632,7562,7502,7042,6602,6172,576

Page 65: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

65

HUBUNGAN MODAL KERJA DENGAN LIKUIDITAS PADA

PERUSAHAAN INDUSTRI TELEKOMUNIKASI

DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2007-2011

DISUSUN OLEH :

IMAM HADI WIBOWO

111170480

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

JAKARTA

2012

Page 66: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

66

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1

1.1. Masalah Penelitian.................................................................................. 1

1.1.1. Latar belakang masalah.................................................................. 1

1.1.2. Perumusan masalah pokok............................................................. 3

1.1.3. Pertanyaan penelitian..................................................................... 3

1.2. Kerangka Teori........................................................................................ 3

1.2.1. Identifikasi variabel-variabel penelitian ........................................ 3

I.2.2. Hipotesis penelitian......................................................................... 4

I.3. Tujuan dan manfaat Penelitian .............................................................. 4

1.3.1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

1.3.2. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI........................................................................................ 6

2.1. Review Hasil Penelitian Terdahulu........................................................ 6

2.2. Deskripsi Teoritis ................................................................................. 7

2.2.1. Pengertian modal kerja ............................................................... 7

2.2.2. Jenis-jenis modal kerja ............................................................... 11

2.2.3. Sumber-sumber modal kerja ...................................................... 12

2.3.3.1. Penggunaan modal kerja .............................................. 12

2.2.4. Penyusunan laporan sumber dan penggunaan modal kerja ....... 14

2.2.5. Pengertian likuiditas .................................................................. 15

2.2.6. Rasio-rasio likuiditas ................................................................. 16

2.2.7. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat likuiditas ................ 18

2.2.8. Hubungan antara modal kerja dengan tingkat likuiditas ........... 20

Page 67: Skripsi Imam Hadi wibowo   Modal Kerja Dengan Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia

67

BAB III PROSEDUR PENELITIAN..................................................................... 22

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................ 22

3.2. Strategi dan Metode Penelitian.............................................................. 22

3.2.1. Strategi penelitian ....................................................................... 22

3.2.2. Metode penelitian ....................................................................... 22

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................. 23

3.3.1. Populasi penelitian ..................................................................... 23

3.3.2. Sampel penelitian ....................................................................... 23

3.4. Unit-unit Analisis Penelitian................................................................... 24

3.4.1. Unit analisis data ........................................................................ 24

3.4.2. Desain penelitian ........................................................................ 24

3.5. Metoda Pengumpulan Data..................................................................... 25

3.6. Metode Analisis Data ............................................................................. 25

3.6.1. Rencana pengolahan data ........................................................... 25

3.6.2. Rencana penyajian data .............................................................. 25

3.6.3. Rencana analisis data ................................................................. 25