SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

108
SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SLTP NEGERI 2 WUNGU MADIUN Oleh : DAIMAN HAMDANI NIM : 201502045 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019

Transcript of SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

SKRIPSI

HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI

SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI REMAJA

DI SLTP NEGERI 2 WUNGU MADIUN

Oleh :

DAIMAN HAMDANI

NIM : 201502045

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI

SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI REMAJA

DI SLTP NEGERI 2 WUNGU MADIUN

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

DAIMAN HAMDANI

NIM : 201502045

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

mengikuti Ujian Sidang

SKRIPSI

HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG

DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SLTP NEGERI 2 WUNGU

MADIUN

Menyetujui, Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dian Anisia W, S.Kep., Ns., M.Kep

NIS. 20130100

Eulis Liawati, S.Kep., M.Kes

NIS. 20050010

Mengetahui,

Ketua Program Studi Keperawatan

Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep

NIS. 20130092

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

iv

PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir (Skripsi) dan

dinyatakan telah memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar (S.Kep)

Pada tanggal ……………………………

Dewan Penguji

1. Fitria Yuliana, S.Kep., Ns., M.Kep

(Ketua Dewan Penguji)

:

…………………………………

2. Dian Anisia W, S.Kep., Ns., M.Kep

(Dewan Penguji 1)

:

…………………………………

3. Eulis Liawati, S.Kep., M.Kes

(Dewan Penguji 2)

:

…………………………………

Mengesahkan,

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Ketua,

Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid)

NIS. 20160103

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

v

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Daiman Hamdani

NIM : 201502045

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan

di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar

sarjana keperawatan di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya.

Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun

belum/tidak dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar

pustaka.

Madiun, 31 Agustus 2019

Daiman Hamdani

NIM : 201502045

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

vi

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT.

Taburan kasih sayangmu telah memberiku kekuatan. Atas karunia yang kau

berikan akhirnya skripsi sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan

salam selalu terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Dengan segenap rasa cinta dan kasih, ku persembahkan karya kecil ini untuk orang-

orang terkasih…

IBU dan BAPAK Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga saya dapat

persembahkan karya kecil ini untuk ibu dan bapak yang telah memberikan kasih dan

sayang, dukungan serta cinta kasih yang diberikan yang tak terhingga yang tidak

mungkin terbalas dengan selembar kata cinta dan persembahan ini. Semoga ini

menjadi langkah awal untuk membuat IBU dan BAPAK bahagia amin yarobbal

alamin,,,

Kakak dan Adik Ku Tersayang

Untuk kakak dan Adikku, Tiada yang paling menyenangkan saat kumpul akur

bersama,walaupun sering bertengkar, tapi hal itu slalu memberikan warna yang tidak

akan bisa digantikan dengan apapun. Terimakasih dukungannya

Sahabat Ku…

Untuk sahabatku, terimaksih sudah menjadi sahabat terbaikku selama ini, terima

kasih atas dukungan, motovasi dan bantuannya selama ini sehingga saya dapat

menyelesaikan menyelasikan skripsi ini…

Untuk Teman-Temanku…..

Untuk semua teman-temanku yang tidak biasa aku sebutkan satu persatu namanya

terima kasih, selama ini sudah menjadi teman yang baik

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Daiman Hamdani

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 11 Maret 1997

Agama : Islam

Alamat : RT 34. RW 11. Desa Tanjungrejo Kecamatan

Kebonsari Kabupaten Madiun

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. TK R.A Babussalam Madiun

2. MI Babussalam Madiun

3. MTs Wali Songo Madiun

4. MA Wali Songo Madiun

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat, rahmat serta

hidayah-Nya, Skripsi dengan judul “Hubungan Citra Tubuh dan Pengetahuan Gizi

Seimbang dengan Status Gizi Remaja Di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun” ini

dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terselesaikannya skripsi ini tentu tidak

lepas dari bimbingan dan dukungan banyak pihak, untuk itu saya sampaikan

terima kasih kepada :

1. Kepala sekolah SLTP Negeri 2 Wungu Madiun beserta staf dan guru yang

telah menerima dan membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

2. Guru BK yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

3. Mega Arianti Putri M.Kep selaku Ketua Prodi Keperawatan STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun.

4. Fitria Yuliana, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji dalam menyusun skripsi

ini.

5. Dian Anisia W, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing 1 yang telah

memberikan arahan dalam penulisan penelitian ini.

6. Eulis Liawati, S.Kp., M.Kes selaku pembimbing 2 yang telah memberikan

arahan dalam penulisan penelitian ini.

7. Keluarga dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan.

Saya menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan.

Akhir kata, terima kasih semoga Allah SWT selalu meridhai segala usaha kita.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Madiun, 31 Agustus 2019

Penulis

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

ix

Program Studi Keperawatan

Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

2019

ABSTRAK

Daiman Hamdani

HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG

DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SLTP NEGERI 2 WUNGU

MADIUN Remaja termasuk kelompok yang rentan mengalami permasalahan gizi

dkarenakan remaja mengalami percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh,

sehingga membutuhkan energi dan gizi yang lebih banyak. Hal tersebut akan

mempengaruhi status gizi remaja. Selain itu, terdapat faktor lain yaitu persepsi

citra tubuh dan pengetahuan gizi seimbang. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan citra tubuh dan pengetahuan gizi seimbang dengan status

gizi remaja di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

desain Cross Sectional. Teknik sampling penelitian ini adalah Simple Ramdom

Sampling. Analisa data penelitian ini menggunakan uji Regresi Linier Berganda

untuk mengetahui hubungan citra tubuh dan pengetahuan gizi seimbang dengan

status gizi remaja.

Hasil analisa dari regresi linier berganda dari penelitian ini didapatkan

nilai R2 koefisien determinasi 0,477. Dengan nilai p= 0,000 yang berarti p < a

(0,05) sehingga disimpulkan Ha diterima H0 ditolak yang berarti ada hubungan

antara citra tubuh dan pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi remaja.

Kesimpulan dari penelitian ini terdapat hubungan antara antara citra tubuh

dan pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi remaja di SLTP Negeri 2

wungu Madiun. Saran dari peneliti untuk sekolah SLTP Negeri 2 Wungu adalah

agar sekolah lebih meningkatkan pengetahuan tentang persepsi citra tubuh dan

pengetahuan gizi seimbang para siswa.

Kata kunci: citra tubuh, pengetahuan gizi seimbang, status gizi, remaja

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

x

Nursing Program

Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

2019

ABSTRACT

Daiman Hamdani

THE RELATIONSHIP OF BODY IMAGES AND BALANCE NUTRITION

KNOWLEDGE WITH ADOLESCENT NUTRITIONAL STATUS IN SLTP

NEGERI 2 WUNGU MADIUN Adolescents, including groups that are vulnerable to experiencing

nutritional problems, because adolescents experiencing accelerated growth and

development of the body, so it requires more energy and nutrition. This will affect

the nutritional status of adolescents. In addition, there are other factors, like the

perception of body image and knowledge of balanced nutrition. The purpose of

this study was to determine the relationship of body image and balanced nutrition

knowledge with the nutritional status of adolescents in SLTP Negeri 2 Wungu

Madiun.

This research is an analytic observational research with cross sectional

design. The sampling technique of this research is Simple Ramdom Sampling.

Analysis of the data in this study used the Multiple Linear Regression test to

determine the relationship of body image and balanced nutritional knowledge with

adolescent nutritional status.

The results of multiple linear regression of this study obtained the value of

R2 coefficient of determination of 0.477. With a value of p = 0,000 which means p

<a (0.05) so that it is concluded Ha is accepted H0 is rejected which means there

is a relationship between body image and balanced nutrition knowledge with

adolescent nutritional status.

The conclusion from this study there is a relationship between body image

and knowledge of balanced nutrition with the nutritional status of adolescents in

SLTP Negeri 2 Madiun. Suggestions from researchers for SLTP Negeri 2 Wungu

are the schools need to increase student knowledge about the perception of body

image and balanced nutrition knowledge.

Keywords: body image, balanced nutrition knowledge, nutritional status,

adolescents

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

xi

DAFTAR ISI

Sampul Depan .................................................................................................... i

Sampul Dalam ..................................................................................................... ii

Lembar Persetujuan ............................................................................................. iii

Lembar Pengesahan ........................................................................................... iv

Lembar Pernyataan.............................................................................................. v

Persembahan ....................................................................................................... vi

Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................ vii

Kata Pengantar .................................................................................................... viii

Abstrak ................................................................................................................ ix

Abstrac ................................................................................................................ x

Daftar Isi.............................................................................................................. xi

Daftar Tabel ........................................................................................................ xiii

Daftar Gambar ..................................................................................................... xiv

Daftar Istilah........................................................................................................ xv

Daftar Singkatan.................................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 6

1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Remaja

2.1.1. Definisi Remaja .............................................................. 8

2.1.2. Pembatasan Usia Remaja ................................................ 8

2.1.3. Aspek Perkembangan Remaja ........................................ 9

2.1.4. Kebutuhan Gizi Remaja .................................................. 13

2.2. Status Gizi

2.2.1. Pengertian Gizi ............................................................... 14

2.2.2. Pengertian Status Gizi ..................................................... 15

2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi ......................... 16

2.2.4. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Remaja ............ 18

2.2.5. Penilaian Status Gizi ....................................................... 22

2.2.6. Penilaian Status Gizi Menggunakan Antropometri ........ 25

2.3. Pengetahuan Gizi Seimbang

2.3.1. Pengertian ....................................................................... 27

2.3.2. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ...................... 28

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

xii

2.3.3. Tingkat Pengetahuan ...................................................... 30

2.3.4. Cara Memperoleh Pengetahuan ...................................... 32

2.4. Citra Tubuh (Body Image)

2.4.1. Definisi Body Image ....................................................... 34

2.4.2. Aspek Body Image ......................................................... 36

2.4.3. Faktor yang Mempengaruhi Body Image ....................... 37

2.4.4. Gangguan Body Image ................................................... 39

2.4.5. Pengukuran Body Image ................................................. 40

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual .................................................................. 42

3.2. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 43

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian ......................................................................... 44

4.2. Populasi dan Sampel.................................................................... 44

4.3. Kerangka Kerja Penelitian ........................................................... 47

4.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................. 48

4.5. Instrumen Penelitian .................................................................... 49

4.6. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 50

4.7. Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 51

4.8. Pengolahan dan Analisa Data ...................................................... 52

4.9. Etika Keperawatan....................................................................... 56

BAB V METODE PENELITIAN

5.1. Gambaran Lokasi Penelitian ........................................................ 59

5.2. Hasil Penelitian

5.2.1. Data Umum ...................................................................... 59

5.2.2. Data Khusus ..................................................................... 60

5.3. Pembahasan

5.3.1. Citra Tubuh ...................................................................... 64

5.3.2. Pengetahuan Gizi Seimbang ............................................ 67

5.3.3. Status Gizi ........................................................................ 60

5.3.4. Hubungan Citra Tubuh dan Pengetahuan Gizi Seimbang

Dengan Status Gizi Remaja Di SLTP Negeri 2 Wungu

Madiun ............................................................................. 60

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan .................................................................................. 72

6.2. Saran ............................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 74

LAMPIRAN

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Usia 5 -

18 Tahun ....................................................................... 26

Tabel 4.1 Definisi Operaional Variabel Penelitian ....................... 48

Tabel 4.2 Kisi-Kisi Materi Body Image........................................ 50

Tabel 5.1 distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis

kelamin di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun. ................ 61

Tabel 5.2 distribusi responden berdasarkan usia di di SLTP

Negeri 2 Wungu Madiun............................................... 60

Tabel 5.3 distribusi responden berdasarkan citra tubuh pada

remaja di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun tahun 2019.. 61

Tabel 5.4 distribusi responden berdasarkan pengetahuan gizi

seimbang pada remaja di SLTP Negeri 2 Wungu

Madiun tahun 2019 ....................................................... 61

Tabel 5.5 distribusi responden berdasarkan status gizi remaja

pada remaja di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun tahun

2019............................................................................... 62

Tabel 5.6 hasil dari koefisien determinasi R2................................ 62

Tabel 5.7 hasil analisa regresi linier berganda.............................. 63

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian...................................................... 42

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ......................................................... 47

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

xv

DAFTAR ISTILAH

Body Image : Citra Tubuh

Life style : gaya hidup

Underweight : kondisi berat badan seseorang kurang dari berat

badan normal pada umumnya.

Overweight : kondisi berat badan seseorang melebihi berat

badan normal pada umumnya.

Obesitas : suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak

tubuh yang berlebih, sehingga berat badan

seseorang jauh di atas normal.

Stress : Tekanan

Strain : Tegangan

Kognitif : perkembangan intelektual

Fast food : makanan siap santap

Malnutrition : gizi salah

Research methodology : metodologi penelitian

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

xvi

DAFTAR SINGKATAN

SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

IMT : Indeks Massa Tubuh

MBSRQ-AS : Multidimensional Body Self Relation Questionnaire-

Appearance Scales

IQ : Intelegent Quotient

WHO : World Health Organization

BB : Berat Badan

TB : Tinggi Badan

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah gizi pada remaja masih banyak terjadi di Indonesia, baik gizi

kurang maupun gizi lebih. Hasil dari Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013

menunjukkan bahwa prevalensi remaja yang status gizinya kurus secara

nasional sebesar 9,4% sedangkan prevalensi gemuk pada remaja sebesar

7,3%. Remaja adalah transisi dari anak-anak menuju ke dewasa. Masa ini

merupakan masa terpenting di dalam kehidupan. Di masa ini, terjadi

pertumbuhan maupun perubahan biologis diantaranya pematangan seksual,

peningkatan berat badan, dan tinggi badan (Brown, 2013).

Remaja termasuk kelompok yang rentan mengalami permasalahan gizi.

Terdapat tiga alasan kenapa remaja rentan mengalami masalah gizi. Remaja

mengalami percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh, sehingga

membutuhkan energi dan gizi yang lebih banyak. Kemudian, remaja dihadapi

pada kondisi perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan yang menuntut

mereka untuk menyesuaikan asupan energi dan gizi. Terakhir, kondisi hamil,

ketergantungan alkohol dan obat terlarang, serta keikutsertaan dalam olahraga

juga meningkatkan kebutuhan asupan energi dan gizi. Gaya hidup yang tidak

sehat serta kurangnya kesadaran remaja akan kesehatan menyebabkan banyak

remaja makan secara berlebihan dan mengakibatkan obesitas (Arisman,

2010).

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

2

Masalah gizi remaja nasional dapat dikelompokkan berdasarkan umur

dan jenis masalahnya. Berdasarkan umur dikelompokkan menjadi remaja

umur 13-15 tahun dan 16-18 tahun; dan berdasarkan jenis masalah dapat

dikelompokkan pada masalah kurus dan kegemukan. Data yang dihimpun

Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013 yang menunjukkan prevalensi

kurus pada remaja umur 13-15 tahun adalah 11,1% terdiri dari 3,3% sangat

kurus dan 7,8% kurus. Sedangkan prevalensi gemuk pada remaja umur 13-15

tahun di Indonesia sebesar 10,8%, terdiri dari 8,3% gemuk dan 2,5% sangat

gemuk (obesitas). Prevalensi kurus pada remaja umur 16-18 tahun secara

nasional sebesar 9,4% (1,9% sangat kurus dan 7,5% kurus). Provinsi Jawa

Timur merupakan salah satu provinsi yang mengalami masalah di atas

prevalensi nasional, yaitu masalah anak gemuk untuk kelompok umur 13-15

tahun dan masalah gemuk pada kelompok umur 16-18 tahun (RISKESDAS,

2013).

Status gizi remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya yaitu:

faktor keturunan, gaya hidup (life style) dan faktor lingkungan. Untuk faktor

keturunan, orang tua yang gemuk akan memiliki kemungkinan lebih besar

untuk memiliki remaja yang kegemukan ataupun sebaliknya. Kemudian,

kebiasaan makan dan gaya hidup seperti body image dan aktivitas fisik akan

mempengaruhi jumlah asupan konsumsi makanan dan zat gizi. Faktor

lingkungan juga mempengaruhi perilaku remaja yang berakibat pada jumlah

makanan dan gizi yang dikonsumsi. Media berpengaruh besar dalam

perubahan sikap remaja (Febry dkk, 2013).

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

3

Body image adalah persepsi, pemikiran dan perasaan seseorang tentang

tubuhnya. Secara konsep psikologi body image berarti persepsi dan perilaku

terhadap tubuh yang merupakan perwujudan dari pengalaman. Konsep

persepsi body image diukur dengan menginvestigasikan penilaian relatif

seseorang terhadap ukuran tubuhnya dengan ukuran sebenarnya. Body image

mempengaruhi pandangan positif dan negatif terhadap individu tersebut.

Perilaku ini dapat dikelompokkan sebagai perilaku normal hingga ekstrim

(Grogan, 2008).

Ketidakpuasan terhadap body image, seperti merasa kegemukan akan

memotivasi seseorang untuk melakukan aktivitas fisik. Ketidakpuasan body

image juga mendorong seseorang untuk menggunakan steroid anabolik dan

obat lainnya untuk meningkatkan massa otot yang beresiko mengakibatkan

kerusakan hati dan ginjal. Body image positif mendorong seseorang untuk

berperilaku sehat (diet sehat) dan body image negatif (ketidakpuasan) akan

mendorong seseorang untuk melakukan pembatasan makan dan

memuntahkan dengan sengaja. Hal ini dapat mempengaruhi seseorang untuk

dapat mempertahankan dan merubah status gizi seseorang untuk menjadi

normal. Penilaian body image seseorang dapat berpengaruh terhadap status

gizi individu menjadi normal, underweight ataupun overweight dan obesitas

(Grogan, 2008).

Dalam jurnal Hubungan Body Image, Asupan Energi Dan Aktivitas

Fisik Dengan Status Gizi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran ( Vicennia

Dkk, 2015) dari 166 responden 56% menyatakan tidak puas terhadap body

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

4

image-nya sendiri. Hubungan Antara Perilaku Makan dan Citra Tubuh

dengan Status Gizi Remaja Putri Usia 15-18 Tahun ( Yusintha, 2018) dari 93

responden 19% memiliki citra tubuh negatif.

Selain itu, kurangnya pengetahuan remaja tentang perilaku makan yang

sehat juga menyebabkan remaja cenderung memiliki perilaku makan yang

tidak baik. Pengetahuan gizi memberikan bekal pada remaja bagaimana

memilih makanan yang sehat dan mengerti bahwa makanan berhubungan erat

dengan gizi dan kesehatan. Beberapa masalah gizi dan kesehatan pada saat

dewasa sebenarnya bisa diperbaiki pada saat remaja melalui pemberian

pengetahuan dan kesadaran tentang kebiasaan makan dan kebiasaan hidup

yang sehat (Emilia, 2009).

Pengetahuan gizi memberikan bekal pada remaja bagaimana memilih

makanan yang sehat dan mengerti bahwa makanan berhubungan erat dengan

gizi dan kesehatan. Beberapa masalah gizi dan kesehatan pada saat dewasa

sebenarnya bisa diperbaiki pada saat remaja melalui pemberian pengetahuan

dan kesadaran tentang kebiasaan makan dan kebiasaan hidup yang sehat.

Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi dan perubahan kebiasaan makan

pada remaja adalah kesadarannya terhadap gizi dan makanan yang rendah.

Remaja yang memiliki kesadaran gizi yang baik akan lebih mampu memilih

makanan sesuai dengan kebutuhannya (Rhida, 2012).

Pengetahuan tentang gizi dinilai menjadi faktor yang paling penting

yang mempengaruhi status gizi remaja dikarenakan pengetahuan gizi ini tidak

hanya mempengaruhi pemilihan makan oleh remaja, tetapi pengetahuan

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

5

tentang gizi juga mempengaruhi faktor-faktor lain yang behubungan dengan

status gizi remaja, yang di antaranya adalah citra tubuh dan aktivitas fisik

remaja.

Bani (2010) menyatakan bahwa status pengetahuan tentang gizi yang

baik dapat mengubah persepsi negatif remaja putri terhadap bentuk tubuhnya,

di mana mereka akan lebih memperhatikan asupan makanan yang bergizi dan

seimbang untuk tubuh mereka dan akan berpikir ulang ketika akan melakukan

diet ketat, sehingga persepsi negatif tentang citra tubuhnya tidak akan

menjadi penghalang bagi mereka untuk tetap mendapatkan asupan gizi yang

baik dan cukup. Pengetahuan gizi yang baik juga dapat mempengaruhi

aktivitas fisik remaja, di mana pengetahuan gizi tersebut membuat remaja

dapat memperkirakan kecukupan aktivitas fisiknya dengan baik (Sayogo,

2006).

Untuk itu sekolah perlu melakukan pendidikan kesehatan tentang

pengetahuan gizi seimbang agar memberikan bekal pada remaja bagaimana

memilih makanan yang sehat dan mengerti bahwa makanan berhubungan erat

dengan gizi dan kesehatan serta mengubah persepsi negatif remaja putri

terhadap bentuk tubuhnya, di mana mereka akan lebih memperhatikan asupan

makanan yang bergizi dan seimbang untuk tubuh mereka.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SLTP Negeri

2 Wungu Madiun terhadap 10 siswa menunjukkan terdapat 4 anak yang

memiliki citra tubuh negatif, dan 3 anak yang memiliki pengetahuan gizi

seimbang yang buruk. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

6

penelitian tentang hubungan citra tubuh dan pengetahuan gizi seimbang

dengan status gizi remaja kelas VIII di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah

“Apakah Ada Hubungan Citra Tubuh Dan Pengetahuan Gizi Seimbang

Dengan Status Gizi Remaja Kelas VIII di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun ?”

1.3. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Citra Tubuh Dan Pengetahuan Gizi

Seimbang Dengan Status Gizi Remaja Kelas VIII di SLTP Negeri 2

Wungu Madiun.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi citra tubuh remaja di SLTP Negeri 2 Wungu

Madiun.

b. mengidentifikasi pengetahuan tentang gizi seimbang remaja di SLTP

Negeri 2 Wungu Madiun.

c. Mengidentifikasi status gizi remaja di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun.

d. Menganalisis hubungan citra tubuh dan pengetahuan gizi seimbang

dengan status gizi remaja di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi serta

menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang citra tubuh dan

pengetahuan gizi seimbang serta hubungannya dengan status gizi remaja.

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

7

2. Manfaat praktis

a. Manfaat bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan dan refrensi

pembaca dalam penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh

mahasiswa-mahasiswi di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

b. Manfaat bagi responden

Penelitian ini akan memberikan pengetahuan pada responden tentang

citra tubuh dan pengetahuan gizi seimbang dan hubungannya dengan

status gizi remaja.

c. Manfaat bagi tempat penelitian

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana pengembangan promosi

kesehatan ataupun pendidikan kesehatan kepada anak ataupun orang

tua tentang citra tubuh dan pentingnya pengetahuan gizi seimbang.

d. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian

selanjutnya guna mengembangkan teori yang lebih baru dalam

mengungkap aspek-aspek terkait dengan variabel penelitian.

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Remaja

2.1.1. Definisi Remaja

Pengertian dasar tentang remaja (adolescence) adalah

pertumbuhan kearah kematangan. Remaja didefinisikan sebagai

masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Para remaja

bukan lagi kanak-kanak, tetapi juga belum menjadi orang dewasa.

Mereka cenderung dan bersifat lebih sensitive karena perannya

belum tegas. Mereka mengalami pertentangan nilai-nilai dan

harapan-harapan yang akibatnya lebih mempersulit dirinya yang

sekaligus mengubah perannya. Para remaja adalah individu-individu

yang sedang mengalami serangkaian tugas perkembangan yang

khusus (Huriyati, 2009). Periode ini oleh para ahli psikologi

digambarkan sebagai periode yang penuh dengan tekanan dan

ketegangan (stress and strain), karena pertumbuhan kematangannya

hanya pada aspek fisik, sedang psikologisnya masih belum matang

(Khomsan, 2007).

2.1.2. Pembatasan Usia Remaja

Menurut WHO, seseorang disebut sebagai remaja apabila telah

mencapai usia 10-18 tahun. Menuru Depkes RI usia remaja berada di

antara 10-19 tahun dan belum kawin (Widianti, 2012). Menurut

undang-undang perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

9

mencapai usia 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai

tempat tinggal, sedangkan menurut undang-undang perkawinan No.

1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang

untuk menikah, yaitu usia 16 tahun untuk anak perempuan dan 19

tahun untuk anak laki-laki (Proverawati, 2009). Undang-undang No.

4 tahun 1978 menyatakan bahwa remaja adalah individu yang belum

mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.

2.1.3. Aspek-Aspek Perkembangan Remaja

1. Perkembangan Fisik

Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak

jelas adalah perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga

mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan

berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan

seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-

ciri seks sekunder.

a. Hormon-hormon seksual

Dalam perkembangan hormon – hormon seksual remaja,

ditandai dengan ciriciri yaitu ciri-ciri seks primer dan

sekunder.

1) Ciri-Ciri Seks Primer

Pada masa remaja primer ditandai dengan sangat

cepatnya pertumbuhan testis yaitu pada tahun pertama

dan kedua, kemudian tumbuh secara lebih lambat, dan

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

10

mencapai ukuran matangnya pada usia 20 tahun. Lalu

penis mulai bertambah panjang, pembuluh mani dan

kelenjar prostat semakin membesar. Matangnya organ-

organ seks tersebut memungkinkan remaja pria (sekitar

14-15 tahun) mengalami “mimpi basah”. Pada remaja

wanita, kematangan organ-organ seksnya ditandai

dengan tumbuhnya rahim vagina dan ovarium secara

cepat pada masa sekitar 11-15 tahun untuk pertama

kalinya mengalami “menarche” (menstruaasi pertama).

Menstruasi awal sering disetai dengan sakit kepala, sakit

punggung dan kadang-kadang kejang serta merasa lelah,

depresi dan mudah tersinggung (Ali, 2010).

2) Ciri-Ciri Seks Sekunder

Pada remaja putra ditandai dengan tumbuhnya rambut

pubik atau bulu kopak di sekitar kemaluan dan ketiak,

terjadi perubahan suara, tumbuh kumis dan tumbuh

gondok laki atau jakun, sedangkan pada remaja putri

ditandai dengan tumbuh rambut pubik atau bulu

disekitar kemaluan dan ketiak, bertambah besar buah

dada dan bertambah besarnya pinggul (Ali, 2010).

b. Pubertas

Pada masa ini telah tercapai kematangan seksual yaitu

sistem reproduksi telah mampu membuat sel-sel kelamin

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

11

(gamet). Hal ini dipengaruhi oleh produksi hormon kelamin

dan kelenjar hipofisis (Arisman, 2009).

2. Perkembangan Psikis

a. Aspek Intelektual

Perkembangan intelektual (kognitif) pada remaja

bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja tidak lagi

terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu

berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak

dari realitas. Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat

sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi,

misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja dalam

kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan

padanya tidak lagi dipandang sebagai hal-hal yang mungkin

berubah. Kemampuan-kemampuan berpikir yang baru ini

memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak,

hipotesis dan kontrafaktual, yang nantinya akan

memberikan peluang pada individu untuk

mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal

(Sarwono, 2011).

b. Aspek Sosial

Perkembangan sosial merupakan pencapaian

kematangan dalam hubungan sosial atau proses belajar

untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

12

moral dan tradisi. Meleburkan diri menjadi satu kesatuan

dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini

meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan

objektif, keberanian menghadapi orang lain, dan lain-lain.

Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang

kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu

yang unik, baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-

nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk

bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau

lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau

percintaan.

Pada masa ini, berkembang sikap cenderung menyerah

atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan,

kegemaran, dan keinginan orang lain. Ada lingkungan

sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan

perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya taat

beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lainlain, tapi ada juga

beberapa remaja yang terpengaruh perilaku tidak

bertanggung jawab teman sebayanya, seperti mencuri, free

sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan

memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti

kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

13

sosial, situasi dan relasi baik di lingkungan keluarga,

sekolah dan masyarakat (Sarwono, 2011).

2.1.4. Kebutuhan Gizi Remaja

Pada masa remaja, kebutuhan gizi perlu mendapat perhatian

khusus. Hal ini dikarenakan percepatan pertumbuhan dan

perkembangan tubuh memerlukan energi dan zat gizi yang lebih baik

dan lebih banyak, perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan

menurut penyesuaian masukan energi dan zat gizi, serta semakin

beragamnya aktivitas fisik yang dilakukan oleh kelompok umur ini.

Atas dasar berbagai faktor tersebut, kebutuhan zat gizi perlu

diutamakan (Sayogo, 2006).

Bagi remaja, makanan merupakan suatu kebutuhan pokok

untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan

konsumsi makanan, baik seacara kualitatif dan kuantitatif akan

menyebabkan terjadinya gangguan proses metabolisme tubuh, yang

tentunya mengarah pada timbulnya suatu penyakit, sehingga dalam

mengonsumsi makanan, yang perlu diperhatikan adalah

“kecukupannya”, agar didapatkan suatu fungsi tubuh yang optimal

(Almatsier, 2006). Agar seseorang dapat melakukan kegiatan sehari-

hari, maupun untuk proses metabolisme di dalam tubuh, diperlukan

energi. Secara umum, kebutuhan energi pada masa remaja

tergantung kecepatan dan tingkat aktivitas individu (Sayogo, 2006).

Selama masa remaja, kebutuhan protein meningkat karena proses

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

14

tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi kurang,

protein akan digunakan sebagai energi (Amelia, 2008.)

2.2. Status Gizi

2.2.1. Pengertian Gizi

Gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang

mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang

penting bagi manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan

manusia, memelihara proses tubuh dan sebagai penyedia energi untuk

melakukan aktivitas sehari-hari.

Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan

tubuh makhluk hidup, khususnya glukosa yang merupakan nutrien

utama sel. Lemak adalah salah satu zat gizi yang mempu

memperlambat sekresi asam lambung dan memperlambat

pengosongan lambung sehingga memberikan efek kenyang lebih

lama konsultan kolesterol. Protein adalah zat gizi yang berperan

dalam pertumbuhan, pembentukan dan perbaikan semua jaringan,

dapat dijumpai misalnya pada kacang-kacangan. Vitamin adalah zat

gizi yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh, jadi vitamin dapat

didapatkan dengan cara mengonsumsi buah-buahan dan juga

sayuran. Seperti halnya vitamin, mineral adalah nutrisi penting untuk

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Mineral dan

vitamin bertindak secara interaksi (Krisnansari, 2010).

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

15

Kebutuhan gizi menjadi sangat penting terutama bagi

perkembangan atau pertumbuhan anak. Pada remaja, makanan

berkontribusi 30% atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap

hari, tetapi makanan ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan

natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi.

Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih

konsumsi makanan yang sehat. Bagi remaja, makanan merupakan

suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan

tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif

maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh

terganggu. Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal

kualitas maupun kuantitas zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan faali

tubuh (Novella, 2012).

2.2.2. Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan atau

perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa,

2011). Keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi

menentukan seseorang tergolong dalam kriteria status gizi tertentu,

dan merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka

waktu yang cukup lama (Sayogo, 2006). Status gizi baik atau status

gizi optimal terjadi apabila tubuh digunakan secara efisien, sehingga

memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

16

kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat yang setinggi

mungkin (Almatsier, 2006).

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

1. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi antara lain

(Marmi, 2013):

a. Pendapatan

Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya dalah taraf

ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli

keluarga tersebut.

b. Pendidikan

Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah

pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat

tentang status gizi yang baik.

c. Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja bagi ibu-

ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan

keluarga.

d. Budaya

Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah

laku dan kebiasaan.

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

17

2. Faktor internal

Faktor internal yang mempengaruhi status gizi anatara lain

(Marmi, 2013):

a. Usia

Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman

yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi pada anak

dan remaja.

b. Kondisi fisik

Seseoarang yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan

dan yang lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus

karena status kesehatan mereka yang buruk. Anak dan

remaja pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan

untuk pertumbuhan cepat.

c. Infeksi

Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu

makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna

makanan.

2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Remaja

Berbagai faktor yang memicu terjadinya masalah gizi pada usia

remaja antara lain adalah:

a. Kebiasaan makan yang buruk

Kebiasaan makan yang buruk yang berpangkal pada kebiasaan

makan keluarga yang juga tidak baik sudah tertanam sejak kecil

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

18

akan terus terjadi pada usia remaja. Mereka makan seadanya

tanpa mengetahui kebutuhan akan berbagai zat gizi dan dampak

tidak dipenuhinya kebutuhan zat gizi tersebut terhadap

kesehatan mereka (Amelia, 2008).

b. Pemahaman gizi yang keliru

Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja

terutama wanita remaja. Hal itu sering menjadi penyebab

masalah, karena untuk memelihara kelangsingan tubuh mereka

menerapkan pengaturan pembatasan makanan secara keliru,

sehingga kebutuhan gizi mereka tak terpenuhi. Hanya makan

sekali sehari atau makan makanan seadanya, tidak makan nasi

merupakan penerapan prinsip pemeliharaan gizi yang keliru dan

mendorong terjadinya gangguan gizi (Bani, 2010).

c. Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu

Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu saja

menyebabkan kebutuhan gizi tak terpenuhi. Keadaan seperti itu

biasanya terkait dengan “mode” yang tengah marak dikalangan

remaja. Ditahun 1960 an misalnya remaja-remaja di Amerika

Serikat sangat menggandrungi makanan berupa hotdog dan

minuman coca-cola. Kebiasaan ini kemudian menjalar ke

remaja-remaja diberbagai negara lain termasuk di Indonesia

(Destayanti, 2011).

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

19

d. Promosi yang berlebihan melalui media massa

Usia remaja merupakan usia dimana mereka sangat tertarik pada

hal-hal baru. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh pengusaha

makanan untuk mempromosikan produk mereka dengan cara

yang sangat mempengaruhi remaja. Padahal, produk makanan

tersebut bukanlah makanan yang sehat bila dikonsumsi dalam

jumlah yang berlebihan (Hidayati, 2010). Hidayati (2010) juga

menyatakan bahwa masuknya produk-produk makanan baru

yang berasal dari negara lain secara bebas mempengaruhi

kebiasaan makan para remaja. Jenis-jenis makanan siap santap

(fast food) yang berasal dari negara barat seperti hotdog, pizza,

hamburger, fried chicken dan french fries, berbagai jenis

makanan berupa junk food sering dianggap sebagai lambang

kehidupan modern oleh para remaja. Padahal berbagai jenis fast

food tersebut mengandung kadar lemak jenuh dan kolesterol

yang tinggi disamping kadar garam. Zat-zat gizi itu memicu

terjadinya berbagai penyakit kardiovaskuler pada usia muda.

e. Konsumsi makanan

Pada dasarnya intake makanan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan

faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri, dapat

berupa emosi/kejiwaan yang memiliki sifat kebiasaan.

Sementara itu, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

20

luar manusia, seperti ketersediaan bahan pangan yang ada

dialam sekitar serta kondisi sosial ekonomi yang mempengaruhi

tingkat daya beli manusia terhadap bahan pangan (Ipa, 2010).

f. Pendidikan dan pengetahuan

Masalah gizi dapat timbul karena ketidaktahuan atau kurang

informasi tentang gizi yang memadai. Pendidikan sangat

diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya

masalah gizi (Imtihanti, 2012). Pentingnya pengetahuan gizi

terhadap konsumsi didasari atas tiga kenyataan:

1) Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan

kesejahteraan.

2) Setiap orang hanya akan cukup gizi yang diperlukan jika

makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang

optimal, pemeliharaan, dan energi.

3) Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu ,sehingga

penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik

bagi perbaikan gizi (Suhardjo, 1986).

g. Sosial ekonomi

Faktor yang berpengaruh dalam menentukan status kesehatan

seseorang adalah tingkat sosial ekonomi, dalam hal ini adalah

daya beli keluarga. Keluarga dengan pendapatan terbatas

kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan zat

gizi dalam tubuhnya. Pendapatan merupakan faktor yang paling

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

21

menentukan kualitas dan kuantitas hidangan. Semakin banyak

pendapatan berarti semakin baik makanan yang diperoleh (Hadi,

2010)

h. Aktifitas fisik

Aktifitas fisik atau disebut juga aktifitas eksternal adalah sesuatu

yang menggunakan tenaga atau energi untuk melakukan

berbagai kegiatan fisik, seperti berjalan, berlari, berolahraga,

dan lain-lain. Setiap kegiatan fisik membutuhkan energi yang

berbeda menurut lamanya intensitas dan sifat kerja otot. Latihan

fisik dapat meningkatkan kemampuan fungsional kardiovaskular

dan menurunkan kebutuhan oksigen otot jantung yang

diperlukan pada setiap penurunan aktifitas fisik seseorang

(Huriyati, 2009).

2.2.5. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari

data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara

untuk menemukan suatu populasi atau individu yang memiliki risiko

status gizi kurang maupun gizi lebih (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

Penilaian status gizi terdiri dari dua jenis, yaitu :

1. Penilaian Langsung

a. Antropometri

Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status

gizi yang berhubungan dengan ukuran tubuh yang

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

22

disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi seseorang. Pada

umumnya antropometri mengukur dimensi dan komposisi

tubuh seseorang (Supariasa, 2001). Metode antropometri

sangat berguna untuk melihat ketidakseimbangan energi

dan protein. Akan tetapi, antropometri tidak dapat

digunakan untuk mengidentifikasi zat-zat gizi yang spesifik

(Gibson, 2005).

b. Klinis

Pemeriksaan klinis merupakan cara penilaian status gizi

berdasarkan perubahan yang terjadi yang berhubungan erat

dengan kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi.

Pemeriksaan klinis dapat dilihat pada jaringan epitel yang

terdapat di mata, kulit, rambut, mukosa mulut, dan organ

yang dekat dengan permukaan tubuh (kelenjar tiroid)

(Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

c. Biokimia

Pemeriksaan biokimia disebut juga cara laboratorium.

Pemeriksaan biokimia pemeriksaan yang digunakan untuk

mendeteksi adanya defisiensi zat gizi pada kasus yang lebih

parah lagi, dimana dilakukan pemeriksaan dalam suatu

bahan biopsi sehingga dapat diketahui kadar zat gizi atau

adanya simpanan di jaringan yang paling sensitif terhadap

deplesi, uji ini disebut uji biokimia statis. Cara lain adalah

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

23

dengan menggunakan uji gangguan fungsional yang

berfungsi untuk mengukur besarnya konsekuensi fungsional

dari suatu zat gizi yang spesifik Untuk pemeriksaan

biokimia sebaiknya digunakan perpaduan antara uji

biokimia statis dan uji gangguan fungsional (Baliwati,

2004).

d. Biofisik

Pemeriksaan biofisik merupakan salah satu penilaian status

gizi dengan melihat kemampuan fungsi jaringan dan

melihat perubahan struktur jaringan yang dapat digunakan

dalam keadaan tertentu, seperti kejadian buta senja

(Supariasa, 2001).

2. Penilaian Tidak Langsung

a. Survei Konsumsi Makanan

Survei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian

status gizi dengan melihat jumlah dan jenis makanan yang

dikonsumsi oleh individu maupun keluarga. Data yang

didapat dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif.

Data kuantitatif dapat mengetahui jumlah dan jenis pangan

yang dikonsumsi, sedangkan data kualitatif dapat diketahui

frekuensi makan dan cara seseorang maupun keluarga

dalam memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi

(Baliwati, 2004).

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

24

b. Statistik Vital

Statistik vital merupakan salah satu metode penilaian status

gizi melalui data-data mengenai statistik kesehatan yang

berhubungan dengan gizi, seperti angka kematian menurut

umur tertentu, angka penyebab kesakitan dan kematian,

statistik pelayanan kesehatan, dan angka penyakit infeksi

yang berkaitan dengan kekurangan gizi (Hartriyanti dan

Triyanti, 2007).

c. Faktor Ekologi

Penilaian status gizi dengan menggunakan faktor ekologi

karena masalah gizi dapat terjadi karena interaksi beberapa

faktor ekologi, seperti faktor biologis, faktor fisik, dan

lingkungan budaya. Penilaian berdasarkan faktor ekologi

digunakan untuk mengetahui penyebab kejadian gizi salah

(malnutrition) di suatu masyarakat yang nantinya akan

sangat berguna untuk melakukan intervensi gizi (Supariasa,

2001).

2.2.6. Penilaian Status Gizi Menggunakan Antropometri

Penggunaan antropometri untuk menilai status gizi merupakan

pengukuran yang paling sering dipakai. Antropometri sebagai

indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa

parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia,

antara lain umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

25

lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak bawah

kulit (Supariasa, 2011).

Dalam penelitian ini, ada dua parameter yang digunakan, yaitu:

1. Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting

dan paling sering digunakan. Berat Badan menggambarkan

jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada tulang. Berat

badan merupakan pilihan utama karena berbagai

pertimbangan, antara lain parameter yang paling baik, mudah

terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan-

perubahan konsumsi makanan dan kesehatan, menggambarkan

status gizi saat ini, serta ketelitian pengukuran tidak banyak

dipengaruhi oleh keterampilan pengukur.

2. Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan

yang telah lalu dan sekarang, jika umur tidak diketahui secara

tepat. Selain itu, tinggi badan merupakan ukuran kedua yang

penting, karena dengan menggabungkan berat badan dan tinggi

badan, faktor umur dapat dikesampingkan (Supariasa, 2011).

Parameter antrorpometri merupakan dasar dari penilaian status

gizi. Penilaian status gizi pada remaja dapat dilakukan secara

antropometri dengan menggunakan indeks BB/TB2 yang dikenal

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

26

dengan Indeks Massa Tubuh menurut umur (BMI for age) yang

kemudian dinilai dengan ambang batas (Z-score) (Kemenkes, 2011).

Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:

IMT erat adan (kg)

Tinggi adan (m2 )

IMT menurut umur ini telah direkomendasikan sebagai dasar

indikator antropometri terbaik untuk remaja yang kurus dan gemuk.

Indeks IMT menurut umur ini memiliki kelebihan yaitu tidak

memerlukan informasi tentang usia kronologis karena bagaimanapun

indeks BB/TB akan berubah sesuai perubahan umur. Indikator ini

juga telah divalidasi sebagai indikator lemak tubuh total dan

memberikan data dengan kualitas yang tinggi dan berkesinambungan

dengan indikator yang direkomendasikan untuk dewasa (Kemenkes,

2011).

Berikut adalah kategori dan ambang batas status gizi anak usia

5 -18 tahun.

Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Usia 5 -18

Tahun

Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-score)

Indeks Massa

Tubuh Menurut

Umur (IMT/U)

Anak Usia 5-18

Tahun

Sangat Kurus <-3 SD

Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD

Normal -2 SD sampai dengan 1 SD

Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD

Obesitas >2 SD

Sumber: Kemenkes RI, 2011.

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

27

2.3. Pengetahuan Gizi Seimbang

2.3.1. Pengertian

Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan

dan zat gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang

aman dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan penyakit dan cara

mengolah makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak

hilang serta bagaimana hidup sehat (Notoatmojo, 2007:98).

Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap

sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya

akan berpengaruh pada keadaan gizi yang bersangkutan.

Pengetahuan gizi yang tidak memadai, kurangnya pengertian tentang

kebiasaan makan yang baik, serta pengertian yang kurang tentang

kontribusi gizi dari berbagai jenis makanan akan menimbulkan

masalah kecerdasan dan produktivitas. Peningkatan pengetahuan gizi

bisa dilakukan dengan program pendidikan gizi yang dilakukan oleh

pemerintah. Program pendidikan gizi dapat memberikan pengaruh

terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku anak terhadap kebiasaan

makannya (Soekirman, 2011).

Pengetahuan tentang gizi yang seimbang sangat penting

dimiliki oleh setiap individu karena hal tersebut dapat

mempengaruhi status gizi individu. Individu dengan pengetahuan

gizi yang baik akan lebih memperhatikan jenis makanan dan jumlah

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

28

kalori yang dibutuhkan sehingga asupan zat gizi akan lebih

tercukupi.

2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

1. Faktor Internal

a. Umur

Semakin cukup umur tingkat kemampuan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir maupun bekerja.

Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih

dewasa akan dipercaya dari orang yang belum cukup umur

(Notoatmojo, 2007).

b. IQ (Intelegency Quotient)

Intelegency adalah kemampuan untuk berfikir abstrak. Untuk

mengukur intelegency seseorang dapat diketahui melalui IQ

(Intelegency Quotient) yaitu skor yang diperoleh dari sebuah

alat tes kecerdasan. Individu yang memiliki intelegency

rendah maka akan diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah

pula (Sunaryo, 2004).

c. Keyakinan (Agama)

Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke dalam

konstruksi kepribadian seseorang yang sangat berpengaruh

dalam cara berfikir, bersikap, berkreasi, dan berperilaku

individu (Sunaryo, 2004).

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

29

2. Faktor Eksternal

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-

cita tertentu. Kegiatan pendidikan formal maupun informal

berfokus pada proses belajar mengajar, dengan tujuan agar

terjadi perubahan perilaku yaitu dari tidak tahu menjadi tahu,

dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak dapat

menjadi dapat. Maka, makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak

pula pengetahuan yang dimiliki (Sunaryo, 2004).

b. Informasi

Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh adanya informasi dari

sumber media sebagai sarana komunikasi yang dibaca atau

dilihat, baik dari media cetak maupun elektronik seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain (Azwar,

2003).

c. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada di masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi

(Notoatmodjo, 2007).

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

30

d. Pekerjaan

Adanya suatu pekerjaan pada seseorang akan menyita banyak

waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang

dianggap penting dan memerlukan perhatian tersebut,

sehingga masyarakat yang sibuk hanya mempunyai sedikit

waktu memperoleh informasi (Notoatmodjo, 2007).

2.3.3. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut

Notoadmodjo (2007) mempunyai enam tingkatan, yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Disebut juga dengan istilah recall

(mengingat kembali) terhadap suatu yang spesifik terhadap

suatu bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar, tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap obyek atau materi tersebut harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

31

3. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau konsulidasi riil

(sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisa

Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu obyek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitan satu sama lain.

Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata

karena dapat menggambarkan, membedakan, dan

mengelompokkan.

5. Sintesis

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

ada.

6. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

32

Penilaian ini berdasarkan suatu keriteria yang ditentukan sendiri

atau menggunakan kriteria yang telah ada sebelumnya.

2.3.4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), banyak yang digunakan untuk

memperoleh pengetahuan, namun sepanjang sejarah cara

mendapatkan pengetahuan dikelompokkan menjadi dua yaitu cara

tradisional atau non ilmiah dan cara modern atau yang disebut cara

ilmiah.

1. Cara Tradisional

Cara ini ada empat cara, yaitu:

a. Trial and error ata ucoba-salah

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara ini dilakukan

dengan menggunakan kemungkinan dengan memecahkan

masalah dan apabila tidak berhasil maka dicoba lagi dengan

kemungkinan yang lain sampai berhasil, oleh karena itu cara

ini disebut dengan metode trial (coba) dan error (gagal atau

salah) atau metode coba-salah. Pengalaman yang diperoleh

melalui penggunaan ini banyak membantu perkembangan

berfikir dan kebudayaan manusia ke arah yang lebih

sempurna.

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

33

b. Kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama,

pemegang pemerintahan, dan sebagainya. Dengan kata lain

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas

atau kekuasaan baik tradisional, otoritas pemerintah, otoritas

pemimpin agama, maupun ahli pengetahuan.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Adapun pepatah mengatakan “Pengalaman adalah guru yang

terbaik”, pepatah ini mengandung maksud bahwa

pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan.

d. Jalan pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikiran baik melalui induksi maupun

deduksi. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui

pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum

dinamakan induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan

kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum kepada yang

khusus.

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

34

2. Cara Ilmiah atau Cara Modern

Dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini menggunakan cara

yang lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode

ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian

(Research Methodology).

2.4. Citra Tubuh (Body Image)

2.4.1. Definisi Body Image

Citra tubuh (body image) adalah dimensi psikososial yang

didefinisikan oleh Schilder pada tahun 1930 sebagai gambar tubuh

kita yang kita bentuk di pikiran kita sendiri. Namun dari penelitian

yang muncul di lapangan, dijelaskan bahwa citra tubuh adalah

konsep multidimensional yang tidak hanya mencerminkan definisi

Schilder. Citra tubuh dipandang sebagai pusat dari segala aspek

fungsi manusia meliputi emosi, pemikiran, perilaku, dan hubungan.

Oleh karena itu, pengaruh citra tubuh terhadap kualitas hidup sangat

luas (Grogan, 2008).

Menurut Germov dan William (2006), citra tubuh (body

image) adalah gambaran seseorang mengenai bentuk dan ukuran

tubuhnya sendiri. Gambaran ini dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran

tubuh aktualnya, perasaannya tentang bentuk tubuhnya serta harapan

terhadap bentuk dan ukuran tubuh yang diinginkan. Apabila harapan

tersebut tidak sesuai dengan kondisi tubuh aktualnya, maka hal ini

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

35

dianggap sebagai body image yang negatif. Remaja perempuan

memiliki kecenderungan untuk bersikap positif terhadap tubuh

mereka ketika sedang merasa mengalami kecenderungan

underweight. Kepuasan remaja akan citra tubuhnya menjadi sangat

penting dan dapat menunujukkan peranan yang signifikan dalam

memprediksi munculnya depresi, gangguan makan dan kepercayaan

diri. Secara umum, remaja putri sedikit senang dengan tubuh mereka

dan memiliki lebih banyak citra tubuh negatif dibandingkan remaja

putra selama pubertas (Grogan, 2008).

Sebagai hasil pubertas, remaja putri sering menjadi lebih tidak

puas dengan tubuh mereka. Hal ini mungkin dikarenakan lemak

tubuh mereka meningkat. Body image pada umumnya dialami oleh

mereka yang menganggap bahwa penampilan adalah faktor yang

paling penting dalam kehidupan. Hal ini terutama terjadi pada usia

remaja. Mereka beranggapan bahwa tubuh yang kurus dan langsing

adalah yang ideal bagi perempuan, sedangkan tubuh yang kekar dan

berotot adalah yang ideal bagi laki-laki (Germov dan William,

2006).

2.4.2. Aspek-aspek body image

McCabe (2004) mengemukakan tujuh aspek dari body image,

yaitu:

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

36

1. Physical attractiveness adalah penilaian seseorang mengenai

tubuh dan bagian tubuhnya (wajah, tangan, kaki, bahu, dan lain-

lain) apakah menarik atau tidak.

2. Body image satisfaction adalah perasaan puas atau tidaknya

seseorang terhadap ukuran tubuh, bentuk tubuh, dan berat

badan.

3. Body image importance adalah penilaian seseorang mengenai

penting atau tidaknya body image dibandingkan hal lain dalam

hidup seseorang.

4. Body concealment adalah usaha seseorang untuk menutupi

bagian tubuhnya (wajah, tangan, kaki, bahu, dan lain-lain) yang

kurang menarik dari pandangan orang lain dan menghindari

diskusi tentang ukuran dan bentuk tubuhnya yang kurang

menarik.

5. Body improvement adalah usaha seseorang untuk meningkatkan

atau memperbaiki bentuk, ukuran, dan berat badannya sekarang.

6. Social physique anxiety adalah perasaan cemas seseorang akan

pandangan orang lain tentang tubuh dan bagian tubuhnya yang

kurang menarik jika berada di tempat umum.

7. Appearance comparison adalah perbandingan yang dilakukan

seseorang akan berat badan, ukuran tubuh, dan bentuk badannya

dengan berat badan, ukuran tubuh dan bentuk tubuh orang lain.

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

37

2.4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi body image

1. Jenis kelamin

Chase (2001) menyatakan bahwa jenis kelamin adalah faktor

paling penting dalam perkembangan body image seseorang.

Wanita cenderung untuk menurunkan berat badan disebabkan

oleh iklan-iklan dalam berbagai media yang menstandarkan

bahwa wanita kurus, berkulit putih, dan berambut panjang

adalah idola dan disukai oleh lawan jenis.

2. Usia

Remaja dengan rentang usia 13-20 tahun mengalami

perkembangan yang pesat akan identitas, gambar diri, dan peran

ini sesuai pada tahap perkembangan menurut Erikson. Pada

tahap ini, body image menjadi penting (Papalia & Olds, 2001).

Hal ini berdampak pada usaha berlebihan pada remaja untuk

mengontrol berat badan. Umumnya terjadi pada remaja putri,

yang mengalami kenaikan berat badan pada masa pubertas

dimana remaja putri merasa tidak senang akan penampilannya

dan menyebabkan gangguan pola makan.

3. Media massa

Media yang muncul dimana-mana memberikan gambaran ideal

mengenai figure perempuan dan laki-laki yang dapat

mempengaruhi body image seseorang (Cash & Purzinsky, 1990

dalam Lemberg & Cohn, 1999). Figur ini biasanya disebut

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

38

dengan idola. Remaja mengikuti setiap bentuk dan tindakan

yang dilakukan oleh idolanya tersebut, terutama penampilan.

Mereka percaya dengan mengikuti dan berpenampilan seperti

idolanya, mereka akan menjadi percaya diri dan disukai oleh

orang-orang. Remaja merupakan seorang individu yang berada

dalam masa transisi, dimana kepribadiannya masih belum stabil

atau masih mencari identitas diri. Dalam proses pencarian ini

seorang remaja akan mencari sosok orang lain selain dirinya

yang patut untuk ditiru, sehingga apapun yang dilakukan sang

idolanya akan dianggap paling bagus dan menjadi contoh

baginya. Hal ini juga diperkuat dan didukung oleh tayangan-

tayangan media baik media cetak maupun elektronik. Pengaruh

media sangat besar karena remaja adalah konsumen utama

dalam berbagai tayangan media-media tersebut. Acara televisi

biasanya lebih dominan dalam memberikan pengaruh ini.

4. Keluarga

Harapan, pandangan, dan pesan secara verbal atau nonverbal

dalam keluarga juga berkontribusi terhadap pembentukan body

image (Rieves & Kas, 1996; Striegel-Moore, Silberstein &

Rodin, 1986 dalam Lemberg & Cohn, 1999). Seorang ibu yang

mempunyai penampilan tinggi akan memberikan pengaruh

tentang kebiasaan diet, berjuang mengurangi berat badan, atau

kompetisi keluarga yang timbul berdasarkan daya tarik dapat

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

39

menyebabkan pengembangan body image negatif pada anak

perempuannya.

5. Hubungan interpersonal

Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan

orang lain. Agar dapat diterima oleh orang lain, ia akan

memperhatikan pendapat atau reaksi yang dikemukakan oleh

orang lain termasuk pendapat mengenai fisiknya. Remaja tidak

bisa lepas dari teman-temannya. Mereka lebih mendahulukan

kepentingan teman dan kelompok bermainnya daripada keluarga

sehingga pendapat atau reaksi dari lingkungan pribadinya, yaitu

teman atau kelompoknya sangat diperhatikan.

2.4.4. Gangguan body image

Gangguan body image adalah perubahan persepsi tubuh yang

diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi,

keterbatasan, makna dan objek seseorang (Sunaryo, 2002).

Gangguan ini bisa terjadi kapan saja seperti penurunan atau

peningkatan berat badan yang tidak diinginkan, kehilangan anggota

tubuh, timbul jerawat, dan sakit. Jika sesorang mengalami gangguan

body image dapat dilihat dari tanda dan gejalanya, yaitu menolak

melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah, tidak menerima

perubahan yang telah terjadi atau yang akan terjadi, menolak

menjelaskan perubahan tubuh, persepsi negatif pada tubuh,

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

40

preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang, mengungkapkan

keputusasaan, dan mengungkapkan ketakutan.

2.4.5. Pengukuran body image

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

mengenai body image pada umumnya menggunakan

Multidimensional Body Self Relation Questionnaire-Appearance

Scales (MBSRQ-AS) yang dikemukan oleh Cash dalam Seawell dan

Danorf-Burg (2005) mengemukakan adanya lima dimensi body

image, yaitu:

1. Appearance evaluation (evaluasi penampilan)

Mengukur evaluasi dari penampilan dan keseluruhan tubuh,

apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan dan tidak

memuaskan. Penampilan pada saat dirinya memakai pakaian.

Apakah pakaian yang digunakan dapat membuat dirinya

menarik atau memuaskan.

2. Appearance orientation (orientasi penampilan)

Perhatian individu terhadap penampilan dirinya dan usaha yang

dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan

dirinya.

3. Body area satisfaction (kepuasan terhadap bagian tubuh)

Mengukur kepuasan terhadap bagian tubuh secara spesifik

seperti wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat, paha,

pinggul, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang, perut), tubuh

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

41

bagian atas (dada, bahu, lengan), dan penampilan secara

keseluruhan.

4. Overweight preoccupation (kecemasan menjadi gemuk)

Mengukur kecemasan terhadap kegemukan, kewaspadaan

individu terhadap berat badan, kecenderungan melakukan diet

untuk menurunkan berat badan dan membatasi pola makan.

5. Self-classified weight (pengkategorian ukuran tubuh)

Mengukur bagaimana individu mempersepsikan dan menilai

berat badannya, dari sangat kurus sampai sangat gemuk. Ini

sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sprinthall dan Collins

dalam Potts dan Mandleco (2012), yaitu ada hubungan yang

kuat antara pikiran remaja tentang diri dan tubuh mereka.

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

42

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1. Kerangka Konseptual

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: variabel yang tidak diteliti

: Hubungan

: Mempengaruhi

Pemilihan

Makanan/Konsumsi Citra Tubuh Status Gizi Remaja

Tingkat pengetahuan gizi

seimbang

Penyakit Infeksi dan

Penyakit Non Infeksi

Faktor Sosial Budaya:

1. Media Elektronik

dan Media Cetak

2. Teman Sebaya

3. Figur yang

Diidolakan

Remaja

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

43

Dari gambar 3.1 dapat dijelaskan tingkat pengetahuan gizi seimbang akan

mempengaruhi remaja dalam pemilihan makanan yang akan di konsumsi yang

akan mempengaruhi status gizi remaja tersebut. Selain itu, adanya faktor sosial

budaya melalui media elektronik dan media cetak juga teman sebaya dan figur

yang diidolakan akan berpengaruh terhadap citra tubuh remaja yang akan

mempengaruhi status gizi remaja. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti

ingin mengetahui hubungan citra tubuh dan pengetahuan gizi seimbang dengan

status gizi remaja.

3.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusaan masalah

penelitian, dimana rumusaan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk pernyataan (Sugiyono, 2011).

Hipotesis dari penelitian ini adalah:

Ha: Terdapat hubungan antara citra tubuh dan pengetahuan tentang gizi

seimbang dengan status gizi remaja.

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

44

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

desain cross sectional. Penelitian cross-sectional adalah jenis penelitian

yang menekankan waktu pengukuran/ observasi data variabel independen

dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel

independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak

ada tindak lanjut (nursalam,2015 ). Pemilihan desain ini didasari oleh

kegunaan dari desain studi cross sectional itu sendiri, yaitu untuk

memperoleh gambaran pola penyakit dan determinan-determinannya pada

populasi sasaran serta untuk mempelajari hubungan antara penyakit (atau

karakteristik lain terkait status kesehatan) dengan variabel lain yang ingin

diteliti pada satu waktu.

4.2. Populasi dan Sampel

4.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di kelas VIII SLTP

Negeri 2 Wungu Madiun, dengan jumlah 147 siswa.

4.2.2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan simple random sampling. Sampel dalam penelitian ini

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

45

adalah siswa kelas VIII SLTP Negeri 2 Wungu Madiun yang memiliki

kriteria inklusi sebagai berikut:

1. Siswa kelas VIII di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun.

2. Tidak sedang sakit infeksi/kronis.

3. Tidak sedang menjalani diet khusus.

4. Bersedia menjadi responden dengan menandatangani lembar

persetujuan.

Adapun kriteria ekslusi adalah sebagai berikut:

1. Siswa tidak masuk saat dilakukan penelitian

2. Siswa dalam keadaan memiliki gerakan terbatas.

4.2.3. Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini didapatkan melalui teknik

pengambilan sampel simple random sampling berdasarkan rumus

Slovin sebagai berikut:

keterangan:

n : besar sampel

N: besar populasi

d : tingkat kepercayaan (0,1)

Berdasarkan rumus di atas, dengan tingkat kepercayaan yang

dikehendaki sebesar 95% dan tingkat ketepatan relatif sebesar 10%,

maka jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

46

Sehingga berdasarkan hasil perhitungan di atas, jumlah sampel yang

diperlukan adalah sebanyak 60 siswa.

4.2.4. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak

dengan menggunakan teknik simple random sampling. Sampel

diperoleh dengan menggunakan teknik undian. Cara pengambilan

sampel pada penelitian ini dimulai dengan menyusun daftar nama

siswa kelas VIII, kemudian memberi nomor urut pada anggota

populasi dan dipilih sejumlah sampel dengan diundi dan disesuaikan

dengan kriteria sampel.

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

47

4.3. Kerangka Kerja Penelitian

Gambar 4.1 kerangka kerja penelitian hubungan citra tubuh dan

pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi remaja di SLTP Negeri 2

Wungu Madiun

Hasil dan Kesimpulan

Analisis: uji regresi ganda

Pengolahan data : editing, coding, entry data, cleaning, scoring,tabulating

Peneliti memberikan queisoner kepada responden

Peneliti mengumpulkan responden ke dalam kelas

Pengumpulan data: kuesioner

Desain penelitian: cross sectional

Teknik sampling: simple random sampling

Sampel : siswa kelas VIII yang sesuai dengan kriteria inklusi dengan

jumlah 60 siswa

Populasi: seluruh siswa di kelas VIII SLTP Negeri 2 Wungu Madiun,

dengan jumlah 147siswa.

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

48

4.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.4.1. Identifikasi Variabel

1. Variabel independen (variabel bebas)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah citra tubuh dan

pengetahuan gizi seimbang.

2. Variabel dependen (variabel terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah status gizi remaja

kelas VIII.

4.4.2. Definisi Operasional

Tabel 4.1. Definisi operasional tentang hubungan citra tubuh dan

pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi remaja di SLTP Negeri

1 Wungu Madiun.

Variabel Definisi

operasional Indikator Alat ukur skala skoring

Variabel

Independen

(Bebas):

citra tubuh

Persepsi

responden

mengenai bentuk

dan ukuran

tubuhnya.

menggunakan

Multidimensional Body

Self Relation

Questionnaire-

Appearance Scales

(MBSRQ-AS)

1. Appearance

evaluation

(evaluasi

penampilan)

2. Appearance

orientation

(orientasi

penampilan)

3. Body area

satisfaction

(kepuasan terhadap

bagian tubuh)

4. Overweight

Kuesioner Rasio Skor

terendah:

11

Skor

tertinggi:

44

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

49

preoccupation

(kecemasan

menjadi gemuk)

5. Self-classified

weight

(pengkategorian

ukuran tubuh)

Variabel

Independen

(Bebas):

pengetahuan

gizi

seimbang

Pengetahuan atau

persepsi

responden

mengenai

kebutuhan zat

gizi.

Kuesioner berupa 10

pernyataan tertutup

(Benar/Salah).

Jika salah skor 0, jika

benar skor 1.

- Pernyataan positif :

soal no

1,2,5,6,7,8,9,10

- Pernyataan negatif:

soal no 3,4

Kuesioner Rasio Skor

terendah:

10

Skor

tertinggi:

20

Variabel

Dependen

(Terikat):

status gizi

remaja kelas

VIII.

Status gizi

responden saat

dilakukan

pengukuran

berdasarkan

pengukuran

antropometri

Hasil IMT/U responden

rumus IMT

Timbangan

dan

microtoise

Rasio

4.5. Instrumen Penelitian

Alat ukur dalam penelitian disebut dengan instrumen penelitian.

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur variabel

yang diamati. Instrumen atau alat penelitian adalah alat-alat yang akan

digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Variabel

independen untuk citra tubuh menggunakan kuesioner sebagai intrumen

penelitian dengan jumlah 11 pertanyaan. Variabel independen pengetahuan

gizi seimbang mengunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian dengan

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

50

jumlah 10 pertanyaan. Variabel dependen status gizi remaja menggunakan

instrumen penelitian pengukuran indeks massa tubuh atau disebut IMT.

Tabel 4.2. Kisi-kisi materi body Image

Variabel

penelitian

Materi No.

Soal

jumlah

Body Image - Appearance evaluation (evaluasi

penampilan)

1,2 2

- Appearance orientation (orientasi

penampilan)

3,4,11 3

- Body area satisfaction (kepuasan terhadap

bagian tubuh)

5,6,7 3

- Overweight preoccupation (kecemasan

menjadi gemuk)

9,8 2

- Self-classified weight (pengkategorian

ukuran tubuh)

10 1

Jumlah 11

4.6. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari – Agustus 2019.

4.7. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini prosedur yang ditetapkan adalah

sebagai berikut :

1. Mengurus surat ijin penelitian dengan membawa surat dari STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun untuk ditunjukkan kepada Kepala

sekolah SLTP Negeri 2 Wungu Madiun.

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

51

2. Setelah Mendapatkan persetujuan dari pihak Kepala sekolah SLTP

Negeri 2 Wungu Madiun. Peneliti melakukan pendataan pada siswa

kelas VIII.

3. Responden dipilih adalah siswa kelas VIII yang sesuai dengan kriteria

inklusi.

4. Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur penelitian serta

meminta persetujuan dari responden untuk berpartisipasi dalam

penelitian.

5. Setiap responden diberikan kebebasaan untuk memberikan

persetujuan atau menolak menjadi subjek penelitian. Setelah calon

responden bersedian untuk mengikuti prosedur penelitian, maka

responden diminta untuk mendatangani lembar inform consent yang

telah disiapkan oleh peneliti, kemudian responden mengisi data

demografi yang ber isi nama, usia, dan jenis kelamin.

6. Penelitan menggunakan asisten berjumlah 4 orang, sebelum

melakukan penelitan penelitan menyamakan persepsi terlebih dulu

menggenai langkah-langkah pengukuran.

7. Peneliti melakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh dan

membagikan kuesioner di hari yang sama.

8. Responden dibagi menjadi dua ruang kelas. Di masing masing kelas

terdapat timbangan, microtoise dan kuesioner.

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

52

9. Masing-masing responden masuk untuk diabsen, diberi kuesioner dan

diukur berat badan serta tinggi badannya. Kemudian responden

dipersilahkan menempati tempat duduk masing-masing.

10. Pengisian kuesioner yang dilakukan secara serentak dengan waktu

maksimal 20 menit.

11. Setelah selesai mengisi kuesioner, responden mengumpulkan kembali

kuesioner kepada peneliti untuk diolah dan dianalisis.

4.8. Pengelolaan Data dan Analisa Data

4.8.1. Pengelolaan Data

Menurut Notoatmojo (2012) Pengolahan data akan dilakukan

melalui beberapa tahap, antara lain :

a. Editing

Merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan. Editing

dilakukan ditempat pengumpulan data sehingga jika ada

kekurangan dan dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Yaitu merubah data dalam bentuk huruf menjadi angka untuk

mempermudah dalam analisis data. Setelah data terkumpul, masing

- masing jawaban diberi kode untuk memudahkan dalam analisis

data. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan kode terhadap

kelompok variabel sebagai berikut:

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

53

1) Jenis kelamin

Laki-laki : diberi kode 1

Perempuan : diberi kode 2

2) Citra tubuh

Sangat Setuju : 4

Setuju : 3

Tidak Setuju : 2

Sangat Tidak Setuju : 1

3) Pengetahuan gizi seimbang

Salah : diberi kode 1

Benar : diberi kode 2

c. Data entry

Yaitu proses memasukkan data kedalam komputer untuk dilakukan

pengolahan data sesuai kriteria dengan menggunakan.

d. Cleaning

Yaitu pengecekan kembali data untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan–kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya,

kemungkinan dilakukan pembetulan atau koreksi.

e. Scoring

Adalah melakukan penilaian untuk jawaban dari responden untuk

mengukur citra tubuh, pengetahuan gizi seimbang, dan status gizi

1) Penilaian citra tubuh

Skor tertinggi : 11

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

54

Skor terendah : 44

2) Penilaian pengetahuan gizi seimbang

Skor tertinggi : 10

Skor terendah : 20

3) Penilaian status gizi dengan IMT

Peneliti melakukan Penilaian status gizi menggunakan IMT

dengan rumus perhitungan IMT sebagai berikut:

IMT erat adan (kg)

Tinggi adan ( )

4.8.2. Analisa Data

1. Analisis Data Univariat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan

presentase dari setiap variabel, baik variabel dependen maupun

variabel independen. Pada penelitian ini, peneliti menganalisa

citra tubuh, pengetahuan gizi seimbang dan status gizi.

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi: jenis

kelamin, dan usia di SLTP Negeri 1 Wungu Madiun.

2. Analisis Multivariat

Untuk mengetahui hubungan lebih dari satu variabel independen

dengan satu variabel dependen, dilakukan dengan analisa

multivariat. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah regresi linier berganda adalah hubungan secara linier

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

55

antara dua atau lebih variabel independen dengan dependen.

Analisa ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen apakah masing-masing

variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk

memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel

independen mengalami kenaikan atau penurunan (Supranto,

2014).

4.9. Etika Penelitian

Masalah etika pada penelitian yang menggunakan subjek manusia

menjadi isu sentral yang berkembang saat ini. Pada penelitian ilmu

keperawatan, karena hampir 90% subjek yang dipergunakan adalah

manusia, maka peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian.

Jika hal ini tidak dilaksanakan, maka peneliti akan melanggar hak-hak

(otonomi) manusia yang kebetulan sebagai klien. Peneliti yang sekaligus

juga perawat, sering memperlakukan subjek penelitian seperti

memperlakukan kliennya, sehingga subjek harus menurut semua anjuran

yang diberikan. Padahal pada kenyataannya, hal ini sangat bertentangan

dengan prinsip-prinsip etika penelitian.

Secara umum prinsip etika dalam penelitian/pengumpulan data dapat

dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai

hak-hak subjek, dan prinsip keadilan.

1. Prinsip manfaat

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

56

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan

kepada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan

yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa

partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan,

tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek

dalam bentuk apa pun.

c. Risiko (benefits ratio)

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan

yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responsden (right to self determination)

Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak

memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak,

tanpa adanya sangsi apa pun atau akan berakibat terhadap

kesembuhannya, jika mereka seorang klien.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right

to full disclosure)

Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta

bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

57

c. Informed consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan

penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas

berpartisipasi atau menolak menjadi responsden. Pada informed

consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya

akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.

3. Prinsip keadilan (right to justice)

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment)

Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan

sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi

apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari

penelitian.

b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonimity)

dan rahasia (confidentiality).

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

58

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

5.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Pada bab ini, penulis menyajikan hasil dan pembahasan tentang hubungan citra

tubuh dan pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi remaja di SLTP Negeri 2

Wungu Madiun, dengan total sampel 60 responden.

Lokasi penelitian dilakukan di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun Jalan Jend. D.I

Panjaitan RT 27 RW 7 Dusun Gedangan Desa Mojorayung Kecamatan Wungu

Kabupaten Madiun. Luas wilayah SLTP Negeri 2 Wungu Madiun sekitar 12245

m2. Waktu pembelajaran dimulai pukul 6.45 WIB sampai pukul 13.20 WIB.

Penelitian dilakukan pada tanggal 13-14 Agustus 2019. Data hasil penelitian

dibagi menjadi 2 bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum akan

menyajikan mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, dan

umur. Sedangkan data khusus menyajikan hasil pengukuran citra tubuh,

pengetahuan gizi seimbang serta status gizi responden.

5.2. Hasil Penelitian

5.2.1. Data Umum

Data umum akan menyajikan mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin dan usia.

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

59

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di SLTP

Negeri 2 Wungu Madiun.

Jenis Kelamin Frekuensi (f) Prosentase (%)

Laki-laki 25 41,7%

Perempuan 35 58,3%

Total 60 100%

Tabel 5.1. Menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin

perempuan sebanyak 35 responden (58,3%).

2. Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan usia di di SLTP Negeri 2 Wungu

Madiun.

Usia Frekuensi (f) Prosentase (%)

13 15 25%

14 45 75%

Total 60 100%

Tabel 5.2. Menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 14 tahun

sebanyak 45 responden (75%).

5.2.2. Data Khusus

1. Citra tubuh

citra tubuh dikategorikan ke dalam dua kategori yaitu positif dan

negatif.

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

60

Tabel 5.3. Distribusi responden berdasarkan citra tubuh pada remaja di SLTP

Negeri 2 Wungu Madiun tahun 2019.

Kategori N %

Negatif 22 36.7

Positf 38 63.3

Total 60 100.0

Berdasarkan tabel 5.3. Sebagian besar responden memiliki persepsi citra tubuh

positif sebanyak 38 responden (63,3%).

2. Pengetahuan gizi seimbang

Pengetahuan gizi seimbang dikategorikan dalam tiga kategori yaitu kurang,

cukup, dan baik.

Tabel 5.4. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan gizi seimbang pada

remaja di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun tahun 2019.

Kategori N %

Kurang 7 11.7

Cukup 19 31.7

Baik 34 56.7

Total 60 100.0

Berdasarkan tabel 5.4. Sebanyak 34 responden (56,7%) memiliki pengetahuan

gizi seimbang yang baik, sedangkan 7 (11,7%) responden memiliki pengetahuan

gizi seimbang yang kurang.

3. Status gizi remaja

Status gizi remaja dikategorikan dalam tiga kategori yaitu kurus, normal, dan

gemuk.

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

61

Tabel 5.5. Distribusi responden berdasarkan status gizi remaja pada remaja di

SLTP Negeri 2 Wungu Madiun tahun 2019.

Kategori N %

Kurus 13 21.7

Normal 42 70.0

Gemuk 5 8.3

Total 60 100.0

Bersarkan tabel 5.5. Diketahui paling banyak responden memiliki status gizi

normal sebanyak 42 responden (70%), sedangkan responden paling sedikit

memiliki status gizi gemuk sebanyak 5 responden (8,3%)

4. Hubungan antara pengetahuan citra tubuh dan pengetahuan gizi

seimbang dengan status gizi remaja

Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisa regresi

linier berganda dan diolah.

Tabel 5.6. Hasil dari koefisien determinasi R2

R R Square Adj. R Square Standart Error

.691a .477 .459 1.411

Berdasarkan tabel 5.6. hasil analisis penelitian dapat dijelaskan bahwa nilai

koefisien determinasi (R Square) adalah 0,477 (47,7%). Artinya bahwa variasi

dari kedua variabel bebas yaitu citra tubuh dan pengetahuan gizi seimbang

memberikan kontribusi pada status gizi pada siswa kelas VIII di SLTP Negeri 2

Wungu sebesar 47,7% sedangkan 53,3% lainnya dapat dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak termasuk dalam penelitian.

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

62

Tabel 5.7. Hasil analisa regresi linier berganda

Variabel

Independen

B Standart

Error

Beta T p-value

(Constant) 11.888 1.325 8.972 .000

Citra Tubuh .070 .092 .152 .760 .450

Pengetahuan .816 .294 .554 2.778 .007

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel pengetahuan memiliki p<0,05

sehingga variabel pengetahuan merupakan varibel yang dominan berhubungan

dengan status gizi. Nilai konstanta sebesar 11,888 menunjukkan bahwa apabila

variabel citra tubuh (X1) dan variabel pengetahuan gizi seimbang (X2) diabaikan

dalam anilisis, maka status gizi pada siswa kelas VIII di SLTP Negeri 2 Wungu

(Y) sebesar 11,888. Koefisien regresi variabel citra tubuh (X1) diketahui sebesar

0,070 artinya apabila citra tubuh meningkat maka status gizi pada siswa kelas VIII

di SLTP Negeri 2 Wungu akan meningkat sebesar 0,070 dengan catatan X2 tetap.

Koefisien regresi variabel pengetahuan gizi seimbang (X2) diketahui sebesar

0,816 artinya apabila pengetahuan gizi seimbang meningkat maka status gizi pada

siswa kelas VIII di SLTP Negeri 2 Wungu akan meningkat sebesar 0,816 dengan

catatan variabel X1 tetap.

Dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa nilai p untuk variabel citra tubuh adalah

sebesar 0,450 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara citra tubuh dengan

status gizi remaja. Sedangkan untuk variabel pengetahuan p=0,007 (p<0,05) yang

artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi remaja.

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

63

Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa nilai p= 0,000 yang berarti nilai

signifikasi < 0,05 yang berarti ada hubungan antara citra tubuh dan pengetahuan

gizi seimbang dengan status gizi remaja.

5.3. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan kuesioner terhadap responden yang

telah diolah, maka penulis akan membahas mengenai hubungan antara citra tubuh

dan pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi remaja di SLTP Negeri 2

Wungu Madiun.

5.3.1. Citra tubuh

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui sebagian responden memiliki citra tubuh

yang positif. Hasil yang memiliki citra tubuh positif sebanyak 38 responden

(63,3%), citra tubuh negatif sebanyak 22 responden (36,7%). Hal ini tidak sesuai

dengan karakteristik responden dimana responden perempuan lebih banyak (58,3

%).

Berdasarkan teori Setyawati (2016) menyatakan teman sebaya dan citra tubuh

merupakan faktor yang dapat menyebabkan remaja putri merasa kelebihan berat

badan dan merasa tidak puas terhadap bentuk tubuhnya. Remaja tersebut akan

menerapkan perilaku makan yang tidak sehat yang akhirnya berdampak pada

status gizi yang buruk. Mereka juga kerap menerapkan pola konsumsi yang

berlawanan dengan postur tubuh yang mereka idamkan. Studi di Semarang

menunjukkan temuan bahwa sebagian besar responden siswi SMA wilayah pusat

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

64

kota sering mengkonsumsi fastfood (95,4%) dan kurang mengkonsumsi serat

(84%) namun menginginkan bentuk tubuh ideal (Setyawati et al, 2016).

Citra tubuh (body image) pada umumnya dialami oleh mereka yang menganggap

bahwa penampilan adalah faktor yang paling penting dalam kehidupan. Hai ini

terutama terjadi pada usia remaja. Mereka beranggapan bahwa tubuh yang kurus

dan langsing adalah yang ideal bagi wanita, sedangkan tubuh yang kekar dan

berotot adalah yang ideal bagi pria (Germov & William, 2006). Dalam penelitian

ini, komponen citra tubuh yang dinilai adalah persepsi, yaitu berhubungan dengan

ketepatan individu dalam mempersepsi citra tubuhnya.

Berdasarkan fakta dan teori di atas, peneliti berpendapat citra tubuh tubuh tidak

mempengaruhi remaja putri di SLTP Negeri 2 Wungu dikarenakan masih pada

tahap awal pertumbuhan, sehingga tidak terlalu memikirkan persepsi citra tubuh

mereka.

Penelitian Bani (2010) menyatakan bahwa citra tubuh seorang remaja juga dapat

dipengaruhi oleh lingkungan seperti teman sebaya, figur idola dan juga media

massa, tetapi ketika seorang remaja sadar akan kebutuhan gizinya, hal-hal tersebut

tidak akan menjadi penghalang bagi remaja untuk tetap memenuhi kebutuhan

gizinya. Persepsi terhadap tubuh ideal yang salah tidak lantas membuat seorang

remaja mengonsumsi makanan dengan cara yang salah. Hal tersebut dibuktikan

dari besarnya presentase jumlah remaja yang berpersepsi negatif terhadap tubuh

ideal tetapi tetap mengonsumsi makanan yang memang sesuai dengan jenis dan

jumlah kebutuhan mereka. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa benar atau

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

65

salahnya cara seorang remaja dalam mengonsumsi makanan tidak banyak terkait

dengan benar atau salahnya persepsi mereka terhadap tubuh ideal.

5.3.2. Pengetahuan gizi seimbang

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui sebagian responden memiliki pengetahuan

gizi seimbang yang baik. Hasil yang memiliki pengetahuan gizi seimbang yang

baik sebanyak 34 responden (56,7%), pengetahuan gizi seimbang cukup sebanyak

19 responden (31,7%), dan pengetahuan gizi seimbang yang buruk sebanyak 7

responden (11,7%).

Hasil ini sesuai dengan karakteristik responden dimana responden paling banyak

berusia 14 tahun (75%). Hal ini sesuai dengan teori Fibriana (2012) yang

menyatakan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain yaitu usia,

pendidikan, lingkungan, intelegensia, pekerjaan, sosial ekonomi dan sosial

budaya. Dengan bertambahnya usia seseorang maka tingkat perkembangan akan

berkembang sesuai dengan pengetahuan yang pernah didapatkan dan juga dari

pengalaman sendiri.

Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku

dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan

gizi yang bersangkutan serta berpengaruh pembentukan kebiasaan makan

seseorang. Pengetahuan gizi yang tidak memadai, kurangnya pengertian tentang

kebiasaan makan yang baik, serta pengertian yang kurang tentang kontribusi gizi

dari berbagai jenis makanan akan menimbulkan masalah kecerdasan dan

produktivitas (Soekirman, 2011).

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

66

Berdasarkan fakta dan teori tersebut, peneliti beropini bahwa pengetahuan gizi

yang dimiliki seseorang dapat memberikan informasi yang memadai tentang

pilihan makanan yang sesuai dengan kondisi tubuhnya. Hal itu dapat membuat

orang tersebut mengubah jenis makanan yang biasa ia konsumsi dan memperbaiki

kebiasaan makan yang selama ini ia jalani, sehingga mampu melakukan diet

secara bijak dan hati-hati ketika ia ingin menjadikan tubuhnya menjadi ideal.

5.3.3. Status Gizi Remaja

Dari tabel 5.5 dapat diketahui sebagian besar responden memiliki status gizi

normal sebanyak 42 responden (70,0%), hal ini sesuai dengan karakteristik

responden dimana responden paling banyak adalah perempuan 35 (58,3)%. Hal

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2015) dalam jurnal

Gambaran Konsumsi Sumber Vitamin Dan Mineral, Status Gizi, Dan Kejadian

Dismenorea Pada Remaja Putri di SMP Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2015

Sebagian besar remaja putri (59,1%) memiliki status gizi normal, 11 orang (25%)

memiliki status gizi resiko gemuk, dan hanya 7 orang yang memiliki status gizi

gemuk.

Dari fakta dan teori tersebut, peneliti berpendapat hal ini dikarenakan karena

status gizi remaja putri sangat mempengaruhi terjadinya menstruasi baik dari

faktor usia terjadinya menstruasi, adanya keluhan-keluhan selama menstruasi

maupun lamanya hari menstruasi. Sehingga membuat remaja putri lebih

memperhatikan status gizi mereka.

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

67

5.3.4. Hubungan Citra Tubuh dan Pengetahuan Gizi Seimbang Dengan

Status Gizi Remaja Di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara citra tubuh dan

pengetahuan gizi seimbang dengan status remaja di SLTP Negeri 2 Wungu

Madiun tahun 2019. Dari hasil dari penelitian dapat dijelaskan bahwa jika citra

tubuh meningkat maka status gizi meningkat, jika pengetahuan gizi seimbang

meningkat maka status gizi meningkat lebih baik. Status gizi didapatkan karena

citra tubuh dan pengetahuan berhubungan. Sehingga dapat dijelaskan bahwa nilai

signifikansi koefisien determinasi (R2) yang diperoleh 0,477. Artinya bahwa

variasi dari kedua variabel bebas yaitu citra tubuh dan pengetahuan gizi seimbang

memberikan kontribusi pada status gizi pada siswa kelas VIII di SLTP Negeri 2

Wungu sebesar 47,7%. Hasil analisa dari penelitian ini didapatkan nilai p = 0,000

yang berarti nilai p<0,05 yang berarti bahwa ada hubungan antara citra tubuh dan

pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi remaja.

Faktor yang mempengaruhi status gizi remaja antara lain kebiasaan makan yang

buruk, pemahaman gizi yang keliru, kesukaan yang berlebihan terhadap makanan

tertentu, promosi yang berlebihan melalui media massa, konsumsi makanan,

pendidikan dan pengetahuan, sosial ekonomi, aktifitas fisik (Huriyati, 2009).

Responden dalam penelitian ini termasuk dalam kelompok remaja, di mana pada

masa ini mereka sudah mulai masuk dalam masa pubertas. Masa pubertas

berpengaruh terhadap citra tubuh seseorang. Perubahan fisik yang terjadi pada

masa remaja akan berdampak pada kepuasan citra tubuh mreka karena belum

tentu perubahan yang terjadi sesuai dengan keinginan mereka, yang bahkan bisa

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

68

menimbulkan rasa malu. Tahap perkembangan remaja dianggap sebagai tahapan

yang memiliki risiko terbesar untuk berkembangnya masalah mengenai citra

tubuh (Santrock, 2008).

Pada masa remaja, remaja mengalami pertumbuhan fisik mulai dari pertambahan

berat dan tinggi badan yang drastis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan

karakteristik seksual seperti pembesaran payudara, perkembangan pinggang,

pertumbuhan rambut di area tertentu, dan menstruasi sehingga memerlukan nutrisi

yang banyak untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan

pengetahuan gizi seimbang yang baik untuk memenuhi kebutuhan gizi remaja.

Dengan begitu remaja akan dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya. Dengan

demikian maka siswa perlu diberikan informasi/pengetahuan yang benar tentang

perspektif citra tubuh yang baik dan pengetahuan gizi seimbang yang sesuai.

Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

69

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

1. Persepsi citra tubuh di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun dengan citra

positif berjumlah paling banyak, yaitu sebanyak 38 responden atau

63,3%.

2. Pengetahuan gizi seimbang di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun dengan

pengetahuan baik sebanyak 34 responden atau 56,7%.

3. Status gizi remaja di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun dengan status gizi

normal sebanyak 42 responden atau 70%.

4. Ada hubungan antara citra tubuh dan pengetahuan gizi seimbang

dengan status gizi remaja (p= 0,000 < 0,05) dengan nilai R2 0,477 yang

artinya citra tubuh, pengetahuan gizi seimbang memberikan kontribusi

pada status gizi remaja.

6.2. Saran

1. Guru BK SLTP Negeri 2 Wungu Madiun

Guru khususnya guru BK agar lebih meningkatkan peranan sebagai konselor bagi

siswa tentang status gizi dan persepsi citra tubuh yang baik dan pengetahuan

mengenai gizi seimbang.

2. Institusi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Stikes BHM Madiun dapat memberikan peran ke sekolah-sekolah dengan

meningkatkan kerjasama dengan sekolah khususnya di SLTP Negeri 2 Wungu.

3. Bagi Peneliti lain

Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

70

Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian status gizi dengan menggali

faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi status gizi di kalangan remaja.

Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

71

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachim, R., Eka M., dan Rusmini, Y. 2018. Hubungan Body Image Dan

Sikap Terhadap Makanan Dengan Pola Makan Mahasiswi Jurusan Gizi

Politeknik. Gizi Indon 2018, 41(2):117-124.

Agustina, Fitratur Rahmah., Ernawati Nasution., Fitri Ardiani. 2015. Gambaran

Konsumsi Sumber Vitamin Dan Mineral, Status Gizi, Dan Kejadian Dismenorea

Pada Remaja Putri Di SMP Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2015. Kampus USU

Medan.

Ali, Muhammad. 2010. Psikologi remaja. Bandung: Bumi Aksara.

Almatsier, S. 2006. Prinsip dasar ilmu gizi 2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Baliwati, Y.F. 2006. Pengantar pangan dan gizi edisi 2. Jakarta: PT Penebar

Swadaya.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.

Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Standar antropometri penilaian

status gizi anak. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan

Anak.

Khomsan, Ali. 2007. Peranan pangan dan gizi untuk kualitas hidup. Jakarta: PT.

Grasindo.

Meylda Intantiyana, Laksmi Widajanti, M. Zen Rahfiludin. 2018. Hubungan Citra

Tubuh, Aktivitas Fisik Dan Pengetahuan Gizi Seimbang Dengan Kejadian

Obesitas Pada Remaja Putri Gizi Lebih Di SMA Negeri 9 Kota Semarang. Jurnal

Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018.

Nomate, Erni S., Marselinus L. Nur, dan Sarci M. Toy. 2017. Hubungan Teman

Sebaya, Citra Tubuh Dan Pola Konsumsi Dengan Status Gizi Remaja Putri.

Unnes Journal of Public Health 6 (3) (2017).

Notoatmodjo, S., 2007. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni . Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Notoatmojo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

72

Ovita, Ade Nur., Nety Mawarda Hatmanti., Nur Amin. 2019. Hubungan Body

Image Dan Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Remaja Putri Kelas VIII SMPN 20

Surabaya. Sport and Nutrition JournalVol 1 No 1 - Juni 2019 (27-32).

Sarah, D. 2009. Psikologi remaja dan masalahya. Yogyakarta: Tiara Wacana

Yogya.

Sarwono, W. 2011. Psikologi remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sayogo. 2014. Gizi remaja putri. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Serly,Vicennia., Sofian, Amru., dan Ernalia, Yanti. 2015. Hubungan Body Image,

Asupan Energi Dan Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Riau Angkatan 2014. Jom FK Volume 2 No.2 Oktober

2015.

Soekirman. 2011. Ilmu gizi dan aplikasinya untuk keluarga dan masyarakat.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun. 2019. Buku Panduan Penyusunan Tugas

Akhir. Madiun.

Supariasa, I., 2011. Penilaian status gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Syahrir. 2013. Remaja dan permasalahannya. Jakarta: PT Gramedia.

Yusintha, Alivia Norma., Adriyanto. 2018. Hubungan Antara Perilaku Makan

dan Citra Tubuh dengan Status Gizi Remaja Putri Usia 15-18 Tahun. Open

access under CC BY – SA license.

Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

73

LAMPIRAN

Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

74

Lampiran 1

Surat Ijin Pengambilan Data Awal

Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

75

Lampiran 2

Surat Izin Penelitian

Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

76

Lampiran 3

Surat Keterangan Selesai Penelitian

Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

77

Lampiran 4

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,

Saya sebagai mahasiswa progamam Studi Ilmu Keperawatan STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun,

Nama : Daiman Hamdani

Nim : 201502045

Bermaksud melakukan penelitian tentang “Hubungan Citra Tubuh dan

Pengetahuan Gizi Seimbang dengan Status Gizi Remaja di SLTP Negeri 1 Wungu

Madiun”. Sehubungan dengan ini, saya mohon kesedian saudara untuk bersedia

menjadi responden dalam penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data

pribadi saudara akan sangat kami jaga dan informasi yang akan saya gunakan

kepentingan penelitian.

Demikian permohohan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara, saya ucapkan

terima kasih.

Madiun, April 2019

Peneliti

Daiman Hamdani

NIM. 201502078

Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

78

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORM CONSENT)

Yang bertandatangan dibawah ini,

Nama :

Umur :

Setelah saya mendapatkan penjelasaan mengenai tujuan, manfaat jaminan

kerahasiaan dan tidak ada resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh

mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

yang bernama Daiman Hamdani mengenai “Hubungan Citra Tubuh dan

Pengetahuan Gizi Seimbang dengan Status Gizi Remaja di SLTP Negeri 1 Wungu

Madiun”. Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini bermanfaat

bagi keperawatan Indonesia. Untuk itu saya akan memberikan data yang

diperlukan dengan sebenar-benarnya. Demikian pernyataan ini saya buat untuk di

pergunakan sesuai keperluaan.

Sehubungan dengan hal tersebut, apabila saudara setuju ikut serta dalam

penelitian ini domohon untuk menandatangani kolom yang disediakan.

Madiun, April 2019

Responden

.....................................

Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

79

Lampiran 6

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN CITRA TUBUH (BODY IMAGE) DAN

PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI REMAJA

I. IDENTITAS

1. Tanggal Penelitian : ………………………………………

2. Nama : ………………………………………

3. Jenis Kelamin : ………………………………………

4. Umur : ………………………………………

5. Tinggi badan : ……………………………………… cm

6. Berat badan : ……………………………………… kg

7. IMT : ………………………………………

II. PERTANYAAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG.

Petunjuk : erilah tanda (√) pada jawaban yang menurutsaudara merupakan

jawaban yang paling tepat.

Keterangan : B : Benar S : Salah

No Aspek Pengetahuan Tentang Gizi Seimbang Jawaban

B S

1

Keanekaragaman makanan adalah apabila saat kita

makan pagi, siang, malam, makanan yang kita komsumsi

mengandung 5 unsur, yaitu karbohidrat (nasi,roti, mie,

gandum, jagung, umbi-umbian), protein hewani (ayam,

ikan, seafood, daging sapi, dll), protein nabati (tahu,

tempe, kacang-kacangan), sayur,dan buah.

2 Protein berperan penting untuk menjaga kesehatan

tulang agar tidak keropos.

3

Mengkomsumsi sayur dan buah secara rutin sangat baik

bagi tubuh karena sayur dan buah banyak mengandung

karbohidrat.

4 Selain kita dianjurkan makan dengan seimbang,kita juga

Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

80

dianjurkan mengkomsumsi berbagai jenis sumber

karbohidrat yang berupa sayur dan buah.

5

Makanan yang tinggi kalori,lemak serta rendah protein

dapat memicu penyakit degeneratif ( jantung, stroke,

hipertensi dll) di kemudian hari.

6

Sarapan sangat penting dilakukan karena sarapan

merupakan makanan bagi otak agar otak kita siap

menjalani aktifitas kita sepanjang hari yang padat.

7

Air putih mencegah tubuh agar tidak dehidrasi atau

kekurangan air, karena air diperlukan untuk

mengedarkan berbagai zat gizi yang sudah diserap ke

seluruh tubuh kita.

8 Membaca label pada kemasan makanan penting untuk

dilakukan

9

Olahraga selama 30 menit dapat membantu

menghilangkan tumpukan lemak di perut, pinggang,

pinggul,paha dan lengan atas serta mempertahankan

berat badan

10 Mencuci tangan sebelum makan dilakukan dengan

menggunakan sabun dan air mengalir.

Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

81

III. Pertanyaan Mengenai Citra Tubuh

Berikut terdapat 11 pernyataan.

Bacalah setiap pertanyaan dan tentukan sikap saudara terhadap pernyataan

tersebut dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban antara SS,

S, TS, dan STS.

Alternatif jawaban yang tersedia adalah:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS :Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan SS S ST STS

1 Menurut saya, penampilan saya menarik bagi lawan

jenis.

2 Saya percaya diri dengan penampilan saya saat ini

3 Saya menggunakan pakaian yang sesuai dengan

ukuran tubuh

4 Saya menyukai pakaian berwarna hitam untuk

menyamarkan tubuh kegemukan tubuh

5 Saya puas dengan bagian tubuh tengah (dari pinggang

hingga perut)

6 Secara keseluruhan, penampilan saya memuaskan

7 Berat badan saya saat ini merupakan berat badan ideal

8 Saya khawatir menjadi gemuk

9 Saya ingin diet untuk menurunkan berat badan

10 Saya merasa baik-baik saja bila berat badan saya naik

11 Saya menganggap berat badan saya tidak terlalu kurus

Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

82

Lampiran 7

Hasil Data Siswa Kelas VIII SLTP Negeri 2 Wungu Madiun

No Nama

JK Usia TB BB Status Gizi

Pengetahuan

Hasil

Citra Tubuh

Hasil 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 EO P 14 141 45 23 B B B B B B B B B B 8 TS S SS TS TS SS S S SS TS SS 30

2 TR P 13 148 45 21 B B S S B B B B B B 10 STS SS TS TS SS SS SS TS TS SS SS 36

3 NY P 14 142 44 22 B B S S B B B B B B 10 TS SS SS STS SS TS SS STS STS TS SS 38

4 SA P 14 142 40 20 B B B B S B B B B B 7 STS S TS TS TS TS TS S S S TS 24

5 LUF P 13 139 40 21 B B B B B B B B B B 8 TS S SS TS S S S S TS TS S 31

6 INA P 14 135 39 21 B B B B S B B B B B 7 TS S TS TS TS S TS S S TS TS 25

7 MA P 13 132 41 24 B B S S B B B B B B 10 STS SS SS STS SS SS SS SS STS STS SS 35

8 NN P 14 145 42 20 B B B B B B B B B B 8 TS S S TS S S S S S S S 30

9 NDS P 13 141 34 17 B S B B B S S B B B 5 TS S S SS S S STS SS SS S TS 23

10 AP P 14 161 50 19 B B B B B B B B B B 8 TS S S TS S S S S S TS S 29

11 DTM P 13 143 52 25 B B S S B B B B B B 10 TS SS SS TS S S SS TS TS SS SS 37

12 AN P 14 146 41 19 B B B B B B B B B B 8 TS S S TS TS S S TS TS TS S 30

13 NA P 14 154 47 20 B B B S B B B B B B 9 TS SS SS TS S S SS SS TS TS S 32

14 NNH P 14 145 41 20 B B B B B B B B B B 8 TS SS S TS S S S TS TS S SS 34

15 IF L 13 140 39 20 B B B B S B B B B B 7 S TS S TS TS TS TS S S TS TS 25

16 MAP L 14 150 43 19 B B B B B B B B B B 8 S TS S S S S S TS S TS S 29

17 AKP L 14 143 37 18 B S B S B S B S B S 5 S S S SS TS S STS SS SS TS S 23

18 DAF L 14 142 41 20 S B B B B B B B B B 7 TS S S S S S S S S STS S 27

Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

83

19 FW L 13 145 43 20 S B B B B B B B B B 7 S TS S S TS S STS S S TS TS 24

20 NF L 14 152 40 17 B B S B S S B S B S 5 TS S S SS STS S S S S TS S 25

21 FA L 14 142 35 17 B S B B S B B B B B 6 S S TS S TS S SS SS SS STS S 25

22 TRS L 13 152 55 24 B B B B B B B B B B 8 S S S STS S S S TS TS S S 34

23 K L 15 140 34 17 B S B B S B B B B B 6 S S TS S TS S SS SS SS STS S 25

24 SI L 14 143 37 18 B S B B S B B B B B 6 S S TS S TS S SS SS SS STS S 25

25 RP L 14 145 39 19 B S B B S B B B B B 6 S S TS S TS S SS SS SS STS S 25

26 FR L 14 147 43 20 B B B B B B B B B B 8 S S S TS S TS S TS S S TS 30

27 RA L 13 141 39 20 B B B B B B B B B B 8 S S S TS SS S SS SS SS STS S 29

28 BA L 13 154 40 17 B B B B B B S B S B 6 TS TS S S TS S S S S S S 27

29 AF L 13 145 37 18 B S B B B S B S B B 5 TS TS TS S S TS TS S S TS TS 23

30 TP P 14 146 39 18 B S B B B B S S B B 5 TS TS S S S TS TS S TS TS TS 25

31 CB P 14 143 41 20 B B B B B B B B B B 8 S S S S S S S TS TS S S 32

32 A P 14 144 40 19 B S S S B B B B B B 9 SS S S TS SS TS TS TS TS SS SS 35

33 IFN P 14 141 36 18 B B B B B S S S B B 5 TS TS SS SS TS S S SS SS TS SS 25

34 DR P 14 145 50 24 B B B B B B B B B B 8 SS S S TS TS TS SS TS TS S S 33

35 EY P 14 145 40 19 B B B B B B B B B B 8 SS STS SS TS SS SS SS SS STS STS SS 34

36 S P 14 149 46 21 B B B B B B B B B B 8 SS TS TS STS SS TS SS SS TS TS SS 32

37 AP P 14 159 49 19 B B B B S B B B B B 7 TS TS S TS TS S TS S S TS S 26

38 NN P 14 151 45 20 B B B B B B B B B B 8 TS S S S TS S S S STS S S 30

39 YMA P 13 147 40 19 B S B B S B B B B B 6 TS S TS S TS TS S S S TS S 25

40 RAZ P 14 156 46 19 B S S B S B B B B B 7 STS S SS STS TS TS S S SS STS SS 27

41 LP P 14 147 43 20 B B B B B B B B B B 8 TS S S TS S S S TS TS S S 32

Page 100: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

84

42 MMA P 14 144 41 20 B B B B B B B B B B 8 S S SS TS S S S S TS S S 33

43 DPW P 13 144 39 19 B B B B B B B B B B 8 S S SS TS S S S S S SS SS 34

44 IRW P 14 149 45 20 B B B B B B B S B B 7 TS S SS STS TS STS STS TS SS STS TS 24

45 L P 14 147 46 21 B B B B B B B B B B 8 S S S STS S S TS TS STS S TS 33

46 AR P 14 144 38 18 B B B B S B B S S B 5 S S S SS TS TS S SS SS TS S 24

47 DATS P 14 145 40 19 B B B B B B B B B B 8 S S S TS TS TS S TS TS S S 31

48 SDL P 14 155 46 19 B B B B B B B B B B 8 SS S SS TS S S S S TS TS S 33

49 APP P 14 150 50 22 B B B B B B B B B B 8 TS S S TS S S S S TS TS S 30

50 AAR P 14 143 41 20 B B B B B S S B B B 6 TS S TS TS S TS S S S TS TS 26

51 AK L 14 143 43 21 B B B B B B B B B B 8 TS S SS TS S S S TS STS S S 34

52 SP L 13 145 42 20 B B B B B B B B B B 8 SS SS S TS TS S S TS TS S S 34

53 MH L 13 144 43 21 B B B B B S B B B B 7 TS TS S TS TS TS S S TS TS TS 26

54 KU L 14 142 44 22 B B B B B B B B B B 8 S S S TS S S SS S TS TS S 32

55 BT L 14 148 40 18 B B B B TS B B B S B 6 S S S S STS S SS SS TS TS TS 27

56 SR L 14 147 53 25 B B B B B B B B B B 8 SS SS S SS SS S S TS TS S S 34

57 AP L 14 153 48 21 B B B B B B B B B B 8 SS SS S S S S S S S S S 32

58 MF L 14 165 54 20 B B B B B B S B B B 7 S SS S TS S S S TS TS TS S 33

59 FAI L 14 140 39 20 B B S B S B B S B B 7 S S S STS TS S TS S S TS TS 28

60 VD L 14 147 45 21 B B B B B B B B B B 8 S S S TS S S S TS TS S S 33

Page 101: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

85

Lampiran 8

Distribusi Frekuensi Responden Di SLTP Negeri 2 Wungu Madiun

JENIS_KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-Laki 25 41.7 41.7 41.7

Perempuan 35 58.3 58.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

USIA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 13 15 25.0 25.0 25.0

14 45 75.0 75.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Page 102: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

86

Lampiran 9

Data Khusus Responden

CITRA_TUBUH

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Negatif 22 36.7 36.7 36.7

Positf 38 63.3 63.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

PENGETAHUAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 7 11.7 11.7 11.7

Cukup 19 31.7 31.7 43.3

Baik 34 56.7 56.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

STATUS_GIZI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurus 13 21.7 21.7 21.7

Normal 42 70.0 70.0 91.7

Gemuk 5 8.3 8.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

Page 103: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

87

Lampiran 10

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 PENGETAHUAN, CITRA_TUBUH

a

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: IMT

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .691a .477 .459 1.411 2.270

a. Predictors: (Constant), PENGETAHUAN, CITRA_TUBUH

b. Dependent Variable: IMT

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 103.431 2 51.715 25.990 .000a

Residual 113.419 57 1.990

Total 216.850 59

a. Predictors: (Constant), PENGETAHUAN, CITRA_TUBUH

b. Dependent Variable: IMT

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 11.888 1.325 8.972 .000

CITRA_TUBUH .070 .092 .152 .760 .450 .231 4.331

PENGETAHUAN .816 .294 .554 2.778 .007 .231 4.331

a. Dependent Variable: IMT

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) CITRA_TUBUH PENGETAHUAN

1 1 2.981 1.000 .00 .00 .00

2 .016 13.632 .74 .01 .14

3 .003 32.743 .26 .98 .86

a. Dependent Variable: IMT

Page 104: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

88

Lampiran 11

Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Judul Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1. Pengajuan Judul

2. Bimbingan Proposal

3. Ujian Proposal

4. Revisi Proposal

5. Penelitian

6. Bimbingan Skripsi

7. Ujian Skripsi

Page 105: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

89

Lampiran 12

Dokumentasi

Page 106: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

90

Page 107: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

91

Lampiran 14

Lembar Konsul

Page 108: SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN PENGETAHUAN GIZI …

92