SKRIPSI FULL TEKS -...

90
i HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI PUSKESMAS KARTASURA DAN PUSKESMAS BAKI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : Aprilina Dian Kusumaningrum NIM. ST.13004 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Transcript of SKRIPSI FULL TEKS -...

Page 1: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

i

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN

TENTANG DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN

SIKAP PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN PROSES

KEPERAWATAN DI PUSKESMAS KARTASURA

DAN PUSKESMAS BAKI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

Aprilina Dian Kusumaningrum

NIM. ST.13004

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

ii

ii

Page 3: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

iii

APRILINA DIAN KUSUMANINGRUM

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG

DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN SIKAP PERAWAT

DALAM PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN

DI PUSKESMAS KARTASURA DAN PUSKESMAS BAKI

Abstrak

Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus menunjukkan sikap

profesional kepada seluruh pasien yang dirawatnya. Perawat dalam memberikan

pelayanan keperawatan memandang pasien sebagai pusat perhatian. Sikap dan

tingkah laku dalam memberikan pelayanan keperawatan meliputi rasa empati,

kepedulian, menghargai orang lain dan tenggang rasa. Pengetahuan tinggi yang

dimiliki perawat sebagai sarana mencapai profesionalisme keperawatan, melalui

pengetahuannya maka keperawatan tersebut diharapkan mempercepat proses

perubahan atau transisi menuju yang lebih baik

Tujuan dari penelitian ini secara umum untuk mengetahui hubungan antara

tingkat pengetahuan tentang dokumentasi keperawatan dengan sikap perawat

dalam pendokumentasian proses keperawatan di Puskesmas Kartasura Dan

Puskesmas Baki

Penelitian dilakukan pada perawat di Puskesmas Kartasura dan Puskesmas

Baki. Analisis data dengan menggunakan uji statistik chi square dengan

signifikansi 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan perawat yang bekerja

di Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki mayoritas termasuk kedalam

kategori baik yaitu 34 orang atau 70,8 %. Sikap perawat tentang proses

pendokumentasi keperawatam mayoritas masuk dalam kategori baik yaitu 36

orang atau 75 %.Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang

dokumentasi keperawatan dengan sikap perawat dalam pendokumentasian proses

keperawatan di Puskesmas Kartasura Dan Puskesmas Baki dengan nilai chi

square (c2) sebesar 13,445 lebih besar chi square tabel 5,99 dengan signifikansi

0,001 lebih kecil dari 0,05.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan pihak

manajemen puskesmas dalam upaya meningkatkan kualitas perawat dalam

pendokumentasian proses keperawatan

Kata kunci: Tingkat Pengetahuan, Sikap Perawat

Daftar Pustaka : 39 (2001 – 2014)

iPROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

iii

Page 4: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

iv

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2015

Aprilina Dian Kusumaningrum

Correlation between Nurses’ Knowledge Level of Nursing Documentation

and Their Attitude on Nursing Process Documentation at Community Health

Center of Kartasura and Community Health Center of Baki

ABSTRACT

When extending nursing care, a nurse should show his or her professional

attitudes to all of the clients he or she takes care. He or she views the clients as the center

of attention. The attitudes and behaviors when extending the nursing care include feeling

of empathy, concern, respect for others, and tolerance. High knowledge level is a medium

for him or her to achieve the nursing professionalism, and through the knowledge the

nursing care extended is expected to accelerate the healing process or the transition to a

better state. The objective of this research is to investigate the correlation between the

nurses’ knowledge level of nursing documentation and their attitude on the nursing

process documentation at Community Health Center of Kartasura and Community Health

Center of Baki.

This research was conducted at the two aforementioned Community Health

Centers. The data of research were analyzed by using the Chi square Test at the

significance level of 0.05.

The result of research shows that 34 nurses (70.8%) employed at the two

Community Health Centers had a good knowledge level. 34 nurses (75%) had a good

attitude on the nursing process documentation. Thus, there was a correlation between the

nurses’ knowledge level of nursing documentation and their attitude on the nursing

process documentation at Community Health Center of Kartasura and Community Health

Center of Baki as indicated by the value of Chi-square (c2) = 13.445 which was greater

than the value of the Chi-square table = 5.99 with the significance level of 0.001 which

was less than 0.05.

Thus, the result of this research was expected to give inputs to the management

of the two Community Health Centers in an effort of improving the quality of their nurses

in the nursing process documentation.

Keywords: Nurses, knowledge level, attitude

References: 39 (2001 – 2014)

Page 5: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

v

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG

DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM

PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI PUSKESMAS

KARTASURA DAN PUSKESMAS BAKI

Oleh

Aprilina Dian Kusumaningrum

NIM. ST. 13004

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 7 Agustus 2015

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Keperawatan

Pembimbing Utama

Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep.

NIK. 200981037

Pembimbing Pendamping

Rufaida Nur Fitriana, S.Kep., Ns.

NIK. 201187098

Penguji

Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep.

NIK. 201279102

Surakarta, 7 Agustus 2015

Ketua Program Studi S-1 Keperawatan

Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep.

NIK. 201279102

Page 6: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

vi

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Aprilina Dian Kusumaningrum

NIM : ST.13004

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik (Sarjana), baik di STIKES Kusuma Husada Surakarta maupun di

perguruan tinggi lain.

2. Skripsi ini adalah gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukan tim penguji.

3. Dalam skripsi ini tidak terdapt karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di

perguruan tinggi ini.

Surakarta, Juli 2015

Yang membuat pernyataan,

Aprilina Dian Kusumaningrum

NIM ST. 13004

Page 7: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

vii

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdullilah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

telah memberikan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga penulis berhasil

menyelesaikan Skripsi dengan judul: ”Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan

Tentang Dokumentasi Keperawatan Dengan Sikap Perawat Dalam

Pendokumentasian Proses Keperawatan di Puskesmas Kartasura dan

Puskesma Baki”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta para

pengikutnya sampai akhir nanti. Amin.

Penulisan Skripsi ini dilaksanakan dalam rangka untuk memenuhi salah

satu syarat untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Keperawatan di

STIKES Kusuma Husada Surakarta. Pembuatan Skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga Skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Drs Agnes Sri Harti, M.Si. selaku Ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta.

2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns. M.Kep. selaku Ketua Program Studi Ilmu

KeperawatanSTIKES Kusuma Husada Surakarta sekaligus selaku Penguji

Skripsi.

3. Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Pembimbing Utama Skripsi ini

terima kasih atas segala bantuan dan masukan bagi penulis.

4. Rufaida Nur Fitriana, S.Kep. Ns. selaku Pembimbing PendampingKusuma

Husada Surakartaterima kasih atas segala bantuan dan masukan bagi penulis.

Page 8: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

viii

5. Kepala Puskesmas Kartasura dan Baki beserta staff terutama sie Imunisasi dan

KIA.

6. Seluruh staf pengajar yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan

segenap karyawan STIKES Kusuma Husada Surakarta.

7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah banyak

membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung.

Akhirnya, sebagai manusia biasa penulis menyadari masih banyak

kekurangan-kekurangan, baik yang disengaja ataupun tidak, sehingga Skripsi ini

masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat konstruktif demi perbaikan. Semoga Skripsi ini bermanfaat dan

mendapatkan ridho dari Allah SWT. Amin.

Wassalaamu ‘alaikum warrohma tullahi wabbarrokatuh.

Sukoharjo, Juli 2015

Penulis

Page 9: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................ iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 8

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 11

2.1 Tinjauan Teori ........................................................................ 11

2.1.1 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) .................. 11

2.1.2 Perawat dan Keperawatan ............................................ 16

2.1.3 Pendokumentasian Keperawatan ................................. 19

2.1.4 Sikap............................................................................. 31

2.1.5 Pengetahuan ................................................................. 36

Page 10: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

x

2.2 Keaslian Penelitian ................................................................. 41

2.3 Kerangka Berpikir .................................................................. 42

2.4 Kerangka Konsep ................................................................... 43

2.5 Hipotesis ................................................................................. 43

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 44

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................. 44

3.2 Populasi dan Sampel ............................................................... 44

3.3 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran .......... 45

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 46

3.5 Alat Penelitian dan Cara Penelitian ........................................ 47

3.6 Teknik Pengolatan Data dan Analisis Data ............................ 51

3.7 Etika Penelitian ....................................................................... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................... 56

4.1 Analisis Univariat ................................................................... 56

4.1.1 Karakteristik Responden .............................................. 56

4.1.2 Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Dokumentasi

Keperawatan ................................................................. 58

4.1.3 Sikap Perawat tentang Dokumentasi Keperawatan ..... 58

4.2 Analisis Bivariat ..................................................................... 59

4.2.1 Analisis Chi Square ...................................................... 59

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................ 62

5.1 Demografi ............................................................................... 62

5.1.1 Usia .............................................................................. 62

5.1.2 Pendidikan .................................................................... 63

Page 11: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

xi

5.2 Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Dokumentasi

Keperawatan ........................................................................... 65

5.3 Sikap Perawat tentang Dokumentasi Keperawatan ................ 67

5.4 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang Dokumentasi

Keperawatan dengan Sikap Perawat dalam Pendoku-

mentasianProses Keperawatan di Puskesmas Kartasura dan

Puskesmas Baki ...................................................................... 68

BAB VI PENUTUP ...................................................................................... 71

6.1 Simpulan ................................................................................. 71

6.2 Saran ....................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian ................................................................... 41

Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................ 46

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia .......................................................................................... 57

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan ................................................................................ 57

Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Dokumentasi

Keperawatan ............................................................................. 58

Tabel 4.4 Sikap Perawat dalam Pendokumentasian Proses Keperawatan 59

Tabel 4.5 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang Dokumentasi

Keperawatan dengan Sikap Perawat dalam Pendoku-

mentasianProses Keperawatan di Puskesmas Kartasura dan

Puskesmas Baki........................................................................ 60

Tabel 4.6 Hasil Uji Bivariat dengan Chi Square ...................................... 60

Page 13: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Keaslian Berpikir ..................................................................... 42

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian .................................................... 43

Page 14: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Surat Ijin Pendahuluan

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 4 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 5 Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 6 Kuesioner

Lampiran 7 Daftar Responden

Lampiran 8 Tabulasi Tingkat Pengetahuan

Lampiran 9 Tabulasi Sikap Perawat

Lampian 10 Distribusi Frekuensi

Lampiran 11 Hasil Analisis SPSS

Lampiran 12 Lembar Konsultasi

Page 15: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 tentang

Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat serta didukung oleh pendapat

Satrianegara (2014) dan Effendy (2008) yang telah mendefinisikan Pusat

Kesehatan Masarakat atau Puskesmas adalah suatu kesatuan kesehatan

fungsional yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara

menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat di wilayah kerja tertentu

dalam usaha-usaha kesehatan pokok melalui Unit Pelayanan Teknis Daerah

yang mengurusi bidang pelayanan kesehatan.

Peran puskesmas adalah sebagai penanggungjawab penyelenggaraan

upaya kesehatan untuk jenjang pertama diwilayah kerjanya masing-masing

(Satrianegara, 2014). Demikian juga peran Puskesmas Kartasura berperan

penting dalam pembangunan kesehatan, guna mencapai keberhasilannya

dalam pembangunan kesehatan tersebut berbagai upaya bidang kesehatan

diselenggarakan secara menyeluruh, berjenang dan terpadu di wilayah

Kecamatan Kartasura. Setiap puskesmas memiliki visi dam misi, adapun visi

dari Puskesmas Kartasura adalah terwujudnya Kecamatan Kartasura sehat

tahun 2015 maksudnya masyarakat Kartasura hidup dalam lingkungan yang

sehat dan berperilaku bersih dan sehat, memiliki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil, merata dan

terjangkau serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya. Untuk

1

Page 16: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

2

mencapai visi, ada 4 misi, yaitu menggerakkan pembangunan berwawasan

kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk dapat berperilaku

hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

bermutu, merata dan terjangkau, serta memelihara dan meningkatkan

kesehatan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta

lingkungannya (Profil Puskesmas Kartasura, 2010).

Setiap instansi pelayanan publik memiliki program guna menjalankan

fungsi dan perannya. Program puskemas merupakan rencana komprehensif

yang meliputi penggunaan sumber daya untuk masa yang akan datang dalam

bentuk yang terintegrasi dan program kegiatan yang diperlukan sesuai jadwal

dalam mencapai tujuan puskesmas (Satrianegara, 2014). Program Puskesmas

Kartasura adalah pelayanan kesehatan kuratif, preventif, promotif dan

rehabilitatif. Pelayanan kesehatan kuratif merupakan suatu kegiatan dan/atau

serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan

penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian

penyakit,atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga

seoptimal mungkin.

Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan

terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit. Pelayanan kesehatan promotif

adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan

yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi

kesehatan. Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau

serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam

masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang

Page 17: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

3

berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan

kemampuannya.

Perkembangan dunia kesehatan saat ini, memungkinkan pelayanan

yang lebih cepat bagi masyarakat dari sisi pencatatan data, pencatatan

keuangan, fungsi manajemen, informasi klinis atau terkait kesehatan untuk

mendukung proses diagnosis, pengobatan, pemantauan dan perawatan pasien.

Oleh sebab itu peran tenaga medis atau perawat sangat penting (Nursalam,

2013). Perawat merupakan tenaga kesehatan yang telah menyelesaikan

program pendidikan keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri yang

diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia, teregister dan diberi kewenangan

untuk melaksanakan praktik keperawatan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan (Dermawan dan Riyadi, 2010).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI NOMOR HK.02.02/-

MENKES/ 148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat,

menjelaskan perawat dituntut untuk mampu menentukan kriteria dalam

menilai rencana keperawatan, menilai tingkat pencapaian tujuan,

mengidentifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan, mengevaluasi data

permasalahan keperawatan, serta mendokumentasikan dalam proses

keperawatan. Perawat perlu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap

profesional termasuk keterampilan teknikal dan interpersonal, hal ini guna

memenuhi tuntutan dan mengikuti perkembangan yang terjadi (Sumarni, dkk,

2014).

Perawat dituntut untuk mampu menentukan kriteria dalam menilai

rencana keperawatan yaitu dengan menentukan prioritas diagnosa

Page 18: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

4

keperawatan pasien. Perawat dituntut mampu menilai tingkat pencapaian

tujuan yaitu perawat mampu menentukan kemajuan atau kurangnya

kemajuan pasien kearah pencapaian tujuan. Perawat dituntut mampu

mengidentifikasi perubahan-perubahan yaitu perawat meninjau kriteria hasil

pasien dan mengidentifkasi indikator yang relevan guna memantau

perubahan status kesehatan pasien (Christensen and Kenny, 2009)

Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan kesehatan yang tersedia

selama 24 jam secara berkelanjutan selama masa perawatan pasien. Dengan

demikian pelayanan keperawatan memegang peranan penting dalam upaya

menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan di puskesmas ataupun rumah

sakit (Dermawan, 2012).

Proses pelayanan keperawatan kepada pasien selama 24 diperlukan

suatu pendokumentasian keperawatan. Dokumentasi keperawatan tidak

hanya merupakan dokumen sah tetapi juga instrumen untuk melindungi

pasien, dan perawat secara sah. Dokumentasi merupakan suatu informasi

lengkap meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan

keperawatan serta respons pasien terhadap asuhan yang diterimanya

(Dermawan, 2012). Dengan demikian dokumentasi keperawatan mempunyai

porsi yang besar dari catatan klinis pasien yang menginformasikan faktor

tertentu atau siatusi yang terjadi selama asuhan dilaksanakan. Oleh karena

itu, perawat diharapkan dapat bekerja sesuai dengan standar profesional

(SEA-NURS, 2003).

Catatan pasien berisikan informasi yang mengidentifikasi masalah,

diagnosa keperawatan dan medik, respons pasien terhadap asuhan

Page 19: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

5

keperawatan yang diberikan dan respon terhadap pengobatan serta berisi

beberapa rencana untuk intervensi lebih lanjutan (Dermawan, 2012). Selain

itu dokumentasi asuhan keperawatan juga merupakan bukti pencatatan dan

pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang

berguna untuk kepentingan pasien, perawat dan tim kesehatan dalam

memberikan pelayanan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap

secara tertulis sesuai dengan tanggung jawab perawat (Nursalam, 2013).

Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus menunjukkan

sikap profesional kepada seluruh pasien yang dirawatnya. Sikap merupakan

konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap

baik sebagai perawat (Wawan dan Dewi, 2010). Sikap merupakan reaksi atau

respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek

(Sunaryo, 2013). Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan

memandang pasien sebagai pusat perhatian. Sikap dan tingkah laku dalam

memberikan pelayanan keperawatan meliputi rasa empati, kepedulian,

menghargai orang lain dan tenggang rasa. Pemahaman perawat tentang nilai,

klien, dan profesional akan sangat membantu dalam proses pelayanan

kesehatan atau yang lainnya (Wawan dan Dewi, 2010). Perawat bertanggung

jawab atas pelayanan kesehatan pasien selama duapuluh empat jam, maka

sikap dan perilakunya berpengaruh terhadap persepsi pasien terhadap dirinya

(Gaffar, 2009).

Selain sikap perawat terhadap faktor lain yang berhubungan dengan

proses pendokumentasian keperawatan yaitu pengetahuan yang dimiliki

Page 20: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

6

perawat itu sendiri. Pengetahuan tinggi yang dimiliki perawat sebagai sarana

mencapai profesionalisme keperawatan, melalui pengetahuannya maka

keperawatan tersebut diharapkan mempercepat proses perubahan atau transisi

menuju yang lebih baik (Nursalam, 2013). Pengetahuan sangat erat

hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan

pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula (Wawan dan

Dewi, 2010).

Kinerja perawat dalam melakukan dokumentasian tentu tidak terlepas

dari tingkat pengetahuannya terhadap sistem pendokumentasian keperawatan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa kinerja seseorang akan dipengaruhi

oleh tingkat pengetahuannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

tersebut antara lain, yaitu pendidikan, pengalaman, pelatihan, dan lingkungan

(Notoatmodjo, 2007). Begitu pula pengetahuan perawat terhadap

dokumentasi keperawatan yang dapat dipengaruhi oleh latar belakang

pendidikan perawat, pengalaman perawat, pelatihan terkait

pendokumentasian yang pernah diikuti, dan juga lingkungan tempat perawat

tinggal atau bekerja (Dermawan, 2012).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dilihat dalam upaya

pengembangan kesehatan masyarakat, pengetahuan dan keterampilan

perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian dirasakan belum optimal. Hal

ini dikarenakan terdapat beberapa perawat di Puskesmas Kartasura dan

Page 21: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

7

Puskesmas Baki dengan tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Studi

pendahuluan ini dilakukan lima orang perawat Puskesmas Kartasura dan 5

perawat rawat inap di Puskesmas Baki, keseluruhan berpendidikan tingkat

Sekolah Perawat Kesehatan. Kemampuan perawat Puskesmas Kartasura

dalam proses pendokumentasian diketahui 2 perawat yang belum memahami

tentang dokumentasi keperawatan seperti mengenai dasar-dasar dokumentasi

keperawatan. Sedangkan perawat Puskesmas Baki diketahui ada 3 perawat

yang kurangnya kesadaran perawat akan pentingnya dokumentasi

keperawatan menyebabkan pencatatan terkadang tidak lengkap. Menurut

Dermawan (2012) kesalahan dalam membuat atau pengisian dokumentasi

yang tidak lengkap akan membuat informasi tentang riwayat pasien menjadi

kabur. Berdasarkan temuan hasil studi pendahuluan ini peneliti tertarik untuk

mengetahui tingkat pengetahuan perawat tentang pendokumentasian

keperawatan serta dikaitkan dengan sikap perawat dalam proses

pelaksanaannya.

Berdasarkan hasil penelitian Sumarni, et al (2014) telah

menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan perawat terhadap tindakan pendokumentasian keperawatan.

Andryani (2012) menemukan ada hubungan antara pengetahuan perawat

dengan diagnosa keperawatan pasien hipertensi serta sikap perawat dengan

diagnosa keperawatan pasien hipertensi. Zakiyah (2011) dalam hasil

penelitian menunjukkan bahwa sikap dan pendidikan perawat berpengaruh

terhadap praktik pendokumentasian asuhan keperawatan.

Page 22: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

8

Perawat yang mempunyai sikap baik dan perawat dengan latar

belakang pendidikan keperawatan cenderung melakukan pendokumentasian

asuhan keperawatan dengan baik (Sumarni, dkk. 2014). Perawat yang

mempunyai sikap yang baik akan berfikir dan dan mempunyai keyakinan

bahwa dirinya harus bekerja dengan baik. Pendidikan dapat meningkatkan

kemampuan dan kualitas seseorang, sehingga semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula keinginan untuk

mengaplikasikan pengetahuannya dalam bekerja (Nursalam, 2013).

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan tentang dokumentasi

keperawatan dengan sikap perawat dalam pendokumentasian proses

keperawatan di Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki.

1.2. Rumusan Masalah

Kemampuan perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan

keperawatan masih rendah, hal ini disebabkan karena pengetahuan dan sikap

perawat dalam pendokumentasian proses keperawatan belum sepenuhnya

optimal. Kegiatan pendokumentasian keperawatan dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain : tingkat pendidikan, pengalaman, pengetahuan, dan

pelatihan dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan. Berdasarkan

permasalahan tersebut, maka rumusan masalahnya sebagai berikut : “Apakah

ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang dokumentasi keperawatan

Page 23: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

9

dengan sikap perawat dalam pendokumentasian proses keperawatan di

Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki?”.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan tentang

dokumentasi keperawatan dengan sikap perawat dalam

pendokumentasian proses keperawatan di Puskesmas Kartasura dan

Puskesmas Baki.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang

dokumentasi keperawatan di Puskesmas Kartasura dan Puskesmas

Baki.

2. Untuk mengetahui gambaran sikap perawat dalam pendokumen-

tasian proses keperawatan di Puskesmas Kartasura dan Puskesmas

Baki.

3. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang

dokumentasi keperawatan dengan sikap perawat dalam

pendokumentasian proses keperawatan di Puskesmas Kartasura

dan Puskesmas Baki.

1.4. Manfaat Penelitian

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi

pihak perawat dalam pengambilan keputusan guna menentukan sikap dalam

pendokumentasian proses keperawatan. Bagi pihak lain, diharapkan dapat

Page 24: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

10

membantu pihak lain dalam penyajian informasi untuk mengadakan

penelitian serupa. Manfaat hasil penelitian ini diantaranya adalah:

1.4.1. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan bagi instansi pelayanan kesehatan khususnya

Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki tentang pentingnya

pendokumentasian proses keperawatan guna menjaga dan

meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.

1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai sumber bacaan penelitian selanjutnya untuk

meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan khususnya tentang

pendokumentasian proses keperawatan.

1.4.3. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain melakukan penelitian lanjut dengan menambahkan

faktor selain pengetahuan yang berhubungan dengan sikap perawat

dalam pendokumentasian proses keperawatan.

1.4.4. Bagi Manajemen Puskesmas

Sesuai dengan wewenang yang dimiliki puskesmas dalam

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan maka

diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, diharapkan

penelitian ini memberikan masukan pihak manajemen puskesmas

dalam meningkatkan kualitas pegawai baik medis maupun non medis

khususnya perawat dalam pendokumentasian proses keperawatan.

Page 25: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

2.1.1.1 Definisi

Ada beberapa pendapat yang mendefinisikan hampir

sama tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

diantaranya Azwar (2008) puskesmas adalah unit pelaksanaan

fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan

kesehatan, pusat pembinaan masyarakat, serta sebagai pusat

pelayanan kesehatan, tingkat pertama untuk masyarakat di

wilayah kerjanya yang dalam melaksanakan berbagai

kegiatannya diselenggarakan secara menyeluruh dan terpadu.

Menurut Satrianegara (2014) puskesmas adalah suatu

kesatuan kesehatan fungsional yang merupakan pengembangan

kesehatan masyarakat yang juga membina peranserta

masyarakat disamping memberikan pelayanan secara

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya

dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang

Pusat Kesehatan Masyarakat pada Ketentuan Umum disebutkan

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

11

Page 26: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

12

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah

kerjanya.

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan

fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan

masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di

samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan teradu

kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan

pokok.

2.1.1.2 Tujuan dan Tugas

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, pembangunan kesehatan

yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk

mewujudkan masyarakat yang:

1. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan

dan kemampuan hidup sehat;

2. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu

3. hidup dalam lingkungan sehat; dan

4. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

75 Tahun 2014, Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan

Page 27: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

13

kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan

kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung

terwujudnya kecamatan sehat.

2.1.1.3 Fungsi

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

75 Tahun 2014 tentang Puskesmas merumuskan fungsi

Puskesmas adalah penyelenggaraan unit kesehatan masyarakat

tingkat pertama di wilayah kerjanya dan penyelenggaraan UKP

tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam menyelenggarakan

fungsi, Puskesmas berwenang untuk:

1. melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah

kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan

yang diperlukan;

2. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

3. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan

pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;

4. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan

menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat

perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor

lain terkait;

5. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan

pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;

6. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya

manusia Puskesmas;

Page 28: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

14

7. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan

kesehatan;

8. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap

akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan

9. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan

masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem

kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75

Tahun 2014 menjelaskan dalam menyelenggarakan fungsinya,

Puskesmas berwenang untuk:

1. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara

komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;

2. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengu-

tamakan upaya promotif dan preventif;

3. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi

pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;

4. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengu-

tamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan

pengunjung;

5. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip

koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;

6. melaksanakan rekam medis;

7. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap

mutu dan akses Pelayanan Kesehatan;

Page 29: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

15

8. melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;

9. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya;

dan

10. melaksanakan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan

Sistem Rujukan.

2.1.1.4 Ruang Lingkup Pelayanan

Menurut Satrianegara (2014) pelayanan kesehatan yang

diberikan Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang

menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan),

preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan

kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

Menurut Efendi dan Makhfudli (2009) pelayanan

kesehatan kuratif merupakan suatu kegiatan dan/atau

serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk

penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat

penyakit, pengendalian penyakit,atau pengendalian kecacatan

agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.

Menurut Efendi dan Makhfudli (2009) pelayanan

kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap

suatu masalah kesehatan/ penyakit. Pelayanan kesehatan

promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan

pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang

bersifat promosi kesehatan. Pelayanan kesehatan rehabilitatif

Page 30: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

16

adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengem-

balikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat

berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk

dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan

kemampuannya.

2.1.2 Perawat dan Keperawatan

2.1.2.1 Pengertian Perawat

Menurut Gaffar (2009) perawat (nurse) berasal dari

bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau

memelihara. Kusnanto (2008) mendefinisikan perawat adalah

seseorang (seorang profesional) yang mempunyai kemampuan,

tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan pelayanan/

asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan

keperawatan. Suwignyo (2007) mengartikan perawat adalah

suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang

didefinisikan sebagai fungsi profesional keperawatan yaitu

membantu mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang

bersifat segera. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa perawat adalah tenaga kesehatan yang

secara langsung berhubungan dengan pasien.

2.1.2.2 Fungsi Perawat

Menurut Notoatmodjo (2007) fungsi adalah suatu

pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya, fungsi dapat

berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. Gaffar (2009)

menjelaskan fungsi perawat dalam melakukan pengkajian pada

Page 31: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

17

individu sehat maupun sakit dimana segala aktifitas yang di

lakukan berguna untuk pemulihan.

Menurut Gaffar (2009) terdapat 3 fungsi perawat dalam

memberikan pelayanan kesehatan pada pasien, yaitu:

1. Fungsi Independen

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada

orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya

dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam

melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan

dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis

(pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan

cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi,

pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan

kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta

mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi

diri.

2. Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan

kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain.

Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan.

Hal ini biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada

perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat

pelaksana.

Page 32: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

18

3. Fungsi Interdependen

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang

bersifat saling ketergantungan di antara satu dengan yang

lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan

membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan

seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada

penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini

tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga

dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam

memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan

perawat dalam pemantauan reaksi onat yang telah diberikan.

2.1.2.3 Pengertian Keperawatan

Menurut Nursalam (2013) keperawatan adalah bentuk

pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang

diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang

mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat

mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan

kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang

ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan

rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh

individu.

Dermawan dan Riyadi (2010) mengartikan keperawatan

adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral

Page 33: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

19

dari pelayanan kesehatan. Asmadi (2008) mengartikan

keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan

meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan keperawatan

merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional bagian

integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat

keperawatan berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual

komprehensif yang bertujuan bagi individu, keluarga,

kelompok, masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup

keseluruhan proses kehidupan manusia.

2.1.3 Pendokumentasian Keperawatan

2.1.3.1 Pengertian

Dokumen adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan

atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Pendokumentasian

adalah pekerjaan mencatat atau merekam peristiwa dan objek

maupun aktivitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap

berharga dan penting (Dermawan, 2012). Pendokumentasian

dalam keperawatan mencakup informasi lengkap tentang status

kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan

keperawatan serta respon pasien terhadap asuhan yang

diterimanya (Nursalam, 2013).

Dokumentasi keperawatan adalah catatan yang memuat

seluruh informasi yang dibutukan untuk menentukan diagnosis

keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan

Page 34: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

20

dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang disusun secara

sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral

dan hukum (Mitsha, 2009).

2.1.3.2 Tujuan

Menurut Dermawan (2012) tujuan dari dokumentasi

keperawatan sebagai berikut:

1. Sebagai sarana komunikasi

a. Membantu koordinasi asuhan keperawatan yang

diberikan oleh tim kesehatan.

b. Mencegah informasi yang berulang terhadap pasien atau

anggota tim kesehatan atau mencegah tumpang tindih,

bahkan sama sekali tidak dilakukan untuk mengurangi

kesalahan dan meningkatkan ketelitian dalam

memberikan asuhan keperawatan.

c. Membantu tim perawat dalam menggunakan waktu

sebaik-baiknya.

2. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat

Sebagai upaya melindungi pasien terhadap kualitas

pelayanan keperawatan yang diterima dan perlindungan

terhadap keamanan perawat dalam melaksanakan tugasnya,

maka perawat diharuskan mencatat segala tindakan yang

dilakukan terhadap pasien. Hal ini penting berkaitan dengan

langkah antisipasi terhadap ketidakpuasan pasien terhadap

pelayanan yang diberikan dan kaitannya dengan aspek

Page 35: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

21

hukum yang dapat dijadikan setle concern, artinya

dokumentasi dapat digunakan untuk menjawab

ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diterima secara

hukum.

3. Sebagai informasi statistik

Data statistik dari dokumentasi keperawatan dapat

membantu merencanakan kebutuhan di masa mendatang

baik SDM, sarana, prasarana dan teknis.

4. Sebagai sarana pendidikan

Dokumentasi asuhan keperawatan dilaksanakan secara baik

dalam proses belajar mengajar untuk mendapatkan

pengetahuan dan membandingkannya, baik teori maupun

praktik lapangan.

5. Sebagai sumber data penelitian

Informasi yang ditulis dalam dokumentasi dapat

digunakan sebagai sumber data penelitian. Hal ini erat

kaitannya dengan yang dilakukan terhadap asuhan

keperawatan yang diberikan, sehingga melalui penelitian

dapat diciptakan satu bentuk pelayanan keperawatan dan

kebidanan yang aman, efektif dan etis.

6. Sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan

Melalui dokumentasi yang dilakukan dengan baik

dan benar, diharapkan asuhan keperawatan yang berkualitas

Page 36: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

22

dapat dicapai, karena jaminan kualitas merupakan bagian

dari program pengembangan pelayanan kesehatan.

7. Sebagai sumber data perencanaan asuhan keperawatan

berkelanjutan

Dokumentasi akan didapatkan data yang aktual dan

konsisten mencakup seluruh kegiatan keperawatan yang

dilakukan melalui tahapan kegiatan proses keperawatan.

2.1.3.3 Manfaat dan Pentingnya

Menurut Dermawan (2012) dokumentasi keperawatan

mempunyai makna penting bila dilihat dari berbagai aspek:

1. Hukum

Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi

keperawatan, di mana perawat sebagai pemberi jasa dan

pasien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi diperlukan

sewaktu-waktu. Dokumentasi tersebut dapat dipergunakans

ebagai barang bukti di pengadilan.

2. Jaminan mutu (kualitas pelayanan)

Pencatatan data pasien yang lengkap dan akurat, akan

memberikan kemudahan bagi perawat dalam membantu

menyelesaikan masalah pasien, hal ini akan membantu

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

3. Komunikasi

Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat perekam

terhadap masalah yang berkaitan dengan pasien. Perawat

Page 37: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

23

atau tenaga kesehatan lain akan bisa melihat catatan yang

ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman

dalam memberikan asuhan keperawatan.

4. Keuangan

Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang, dan telah

diberikan dicatat dengan lengkap dan dapat digunakan

sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan.

5. Pendidikan

Isi pendokumentasian menyangkut kronologis dari kegiatan

asuhan keperawatan yang dapat digunakan sebagai bahan

atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi

keperawatan.

6. Penelitian

Data yang terdapat dalam dokumentoasi keperawatan

mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan

atau objek riset dan pengembangan profesi keperawatan.

7. Akreditasi

Melalui dokumentasi keperawatan dapat dilihat sejauhmana

peran dan fungsi keperawatan dalam memberikan askep

kepada pasien.

2.1.3.4 Tahapan Dokumentasi Keperawatan

Menurut Potter dan Perry (2010) proses keperawatan

merupakan pendekatan untuk pemecahan masalah yang

Page 38: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

24

memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan

keperawatan. Ada 5 langkah proses asuhan keperawatan, yaitu :

1. Pengkajian

Menurut Potter dan Perry (2010) langkah pertama

dari proses keperawatan yaitu pengkajian, dimulai perawat

menerapkan pengetahuan dan pengalaman untuk

mengumpulkan data tentang pasien. Pengkajian dan

pendokumentasian yang lengkap tentang kebutuhan pasien

dapat meningkatkan efektivitas asuhan keperawatan yang

diberikan, melalui hal-hal berikut:

a. Menggambarkan kebutuhan pasien untuk membuat

diagnosis keperawatan dan menetapkan prioritas yang

akurat sehingga perawat juga dapat menggunakan

waktunya dengan lebih efektif.

b. Memfasilitasi perencanaan intervensi.

c. Menggambarkan kebutuhan keluarga dan menunjukkan

dengan tepat faktor-faktor yang akan meningkatkan

pemulihan pasien dan memperbaiki perencanaan pulang.

d. Memenuhi obligasi profesional dengan mendokumen-

tasikan informasi pengkajian yang bersifat penting.

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Potter dan Perry (2010) diagnosa

keperawatan adalah proses menganalisis data subjektif dan

Page 39: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

25

objektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk

menegakkan diagnosis keperawatan. Diagnosis keperawatan

melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang

dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan

pemberi pelayanan kesehatan lain. Adapun tahapannya:

a. Menganalisis dan menginterpretasi data.

b. Mengidentifikasi masalah klien.

c. Merumuskan diagnosa keperawatan.

d. Mendokumentasikan diagnosa keperawatan.

3. Perencanaan

Menurut Potter dan Perry (2010) perencanaan adalah

kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang

berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan

dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan

tersebut. Adapun tahapannya, yaitu :

a. Mengidentifikasi tujuan klien.

b. Menetapkan hasil yang diperkirakan.

c. Memilih tindakan keperawatan.

d. Mendelegasikan tindakan.

e. Menuliskan rencana asuhan keperawatan

4. Implementasi

Menurut Potter dan Perry (2010) implementasi yang

merupakan komponen dari proses keperawatan adalah

kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang

Page 40: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

26

diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang

diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan

diselesaikan. Tahapannya yaitu :

a. Mengkaji kembali klien/pasien.

b. Menelaah dan memodifikasi rencana perawatan yang

sudah ada.

c. Melakukan tindakan keperawatan.

5. Evaluasi

Menurut Potter dan Perry (2010) langkah evaluasi

dari proses keperawatan mengukur respons klien terhadap

tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah

pencapaian tujuan. Adapun tahapannya, yaitu :

a. Membandingkan respon klien dengan kriteria.

b. Menganalisis alasan untuk hasil dan konklusi.

c. Memodifikasi rencana asuhan.

d. Syarat Dokumentasi Keperawatan

2.1.3.5 Peran Perawat dalam Pedokumentasian Proses Keperawatan

Peran perawat sebagaimana kita ketahui adalah salah

satunya dokumentasi sebagai pertanggungjawaban keperawatan,

Akan tetapi akhir-akhir ini tanggung jawab perawat tehadap

dokumentasi sudah berubah, Akibatnya, isi dan fokus dari

dokumentasi telah dimodifikasi, oleh karena perubahan tersebut,

maka perawat perlu menyusun suatu model dokumentasi yang

Page 41: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

27

baru, lebih efisien dan lebih bermakna dalam pencatatan dan

penyimpanannya, Komponen yang digunakan mencakup tiga

aspek (Christence and Kenny, 2009):

1. Komunikasi

Kapan saja perawat melihat pencatatan kesehatan,

perawat memberi dan menerima pendapat dan pemikiran,

Lebih efektif penyaluran ide tersebut, perawat memerlukan

keterampilan dalam menulis. Semakin kompleknya

pelayanan keperawatan, peningkatan kualitas keperawatan,

perawat tidak hanya dituntut untuk meningkatkan mutu

pelayanan, tetapi dituntut untuk dapat mendokumentasikan

secara benar. Keterampilan dokumentasi yang efektif

memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada

tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah,

sedang dan yang akan dikerjakan oleh perawat.

2. Proses Keperawatan

Perawat memerlukan keterampilan dalam mencatat

proses keperawatan yang merupakan metode yang tepat

untuk pengambilan keputusan yang sistematis, problema

solving dan riset lebih lanjut, format proses keperawatan

merupakan kerangka atau dasar keputusan dan tindakan

termasuk juga pencatatan hasil berfikir dan tindakan

keperawatan. Pengkajian ulang dan evaluasi respon klien

Page 42: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

28

terhadap tindakan keperawatan medis dapat sebagai

petunjuk dan kesinambungan dalam proases keperawatan,

dan dapat sebagai petunjuk adanya perubahan dari setiap

tahap. Pendokumentasian proses keperawatan yang efektif

adalah dengan penggunaan standar terminologi (pengkajian,

diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi).

3. Standar Dokumentasi

Perawat memerlukan standar dokumentasi memperkuat pola

pencatatan, sebagai petunjuk/pedoman praktik pendokumen-

tasian dalam memberikan tindakan keperawatan.

2.1.3.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perawat dalam Pendoku-

mentasian Proses Keperawatan

Pendokumentasian proses keperawatan merupakan suatu

kegiatan yang sangat penting, karena dapat menjadi bukti bahwa

segala tindakan perawat telah dilaksanakan secara profesional

dan legal sehingga dapat melindungi klien selaku penerima jasa

pelayanan dan perawat selaku pemberi jasa pelayanan

keperawatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perawat dalam

pendokumentasian proses keperawatan, adalah (Prihartin, 2007):

1. Karakteristik perawat

a. Tingkat pendidikan

Latar belakang pendidikan mempengaruhi pendoku-

mentasian proses keperawatan. Saat ini pendidikan

perawat dituntut minimal tingkat sarjana.

Page 43: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

29

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan perawat yang tinggi dan mendapat

pendidikan tambahan tentang pendokumentasian

keperawatan akan lebih trampil dalam mendoku-

mentasikan proses keperawatan dibandingkan yang

hanya mengandalkan ilmu pendidikan formal tanpa

diperdalam lebih lanjut.

c. Pengalaman

Perawat yang lama bekerja bidang keperawatan

pengalaman banyak dalam keperawatan lebih trampil

dalam mendokumentasikan proses keperawatan, karena

sudah terbiasa dengan masalah yang ditemukan sehingga

untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan lebih

mudah.

d. Sikap perawat

Sikap perawat tentang pendokumentasian proses

keperawatan sangat diperlukan dalam keberhasilan

dokumentasi keperawatan, karena perawat yang tidak

memperhatikan standar dokumentasi keperawatan yang

baik menjadi faktor penyulit pencapaian dokumentasi

yang memuaskan yang dapat dijadikan bahan rujukan

bagi profesi kesehatan lain.

Page 44: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

30

2. Faktor Lingkungan

a. Waktu

Seringkali perawat menghabiskan waktu 35 – 40 menit

untuk pencatatan per shift. Logisnya, keparahan kondisi

pasien akan menentukan pencatatan. Pada kenyataannya,

perawat menghabiskan paling banyak waktunya dalam

pencatatan duplikatif, pengulangan perawatan rutin dan

observasi. Akibatnya, tertalu sering observasi atau dialog

spesifik yang signifikan tidak tercatat karena

keterbatasan waktu.

b. Penghargaan

Penghargaan dari pengelola serta lingkungan kerja

diperlukan untuk meningkatkan motivasi perawat

melaksanakan dokumentasi keperawatan.

c. Fasilitas

Penyediaan fasilitas pendokumentasian berupa formulis

pendokumentasian yang tidak rumit dan mem-

bingungkan, membantu perawat dalam melakukan

dokumentasi proses keperawatan.

d. Beban kerja

Beban kerja yang terlalu tinggi menyebabkan perawat

tidak punya waktu lagi untuk melaksanakan

dokumentasi keperawatan.

Page 45: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

31

e. Supervisi/Pengawasan

Supervisi diperlukan untuk memantau/menilai hasil

dokumentasi dan memberikan pengarahan atas pendo-

kumentasian yang dilakukan.

2.1.4 Sikap

2.1.4.1 Pengertian

Menurut Azwar (2012) sikap adalah suatu bentuk

evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu

objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable)

maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak

(unfavorable) pada objek tersebut. Wawan dan Dewi (2011)

mengartikan sikap (attitude) merupakan konsep paling penting

dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai

individu maupun kelompok. Notoatmodjo (2007) mengartikan

sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.

2.1.4.2 Komponen Sikap

Menurut Notoatmodjo (2007) sikap mempunyai 3

komponen pokok yaitu: (1) keyakinan ide dan konsep terhadap

objek (2) kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap

objek, dan (3) kecenderungan bertindak (trend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersma-sama membentuk sikap

yang utuh (total attitude). Menurut Wawan dan Dewi (2011)

Page 46: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

32

struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang

yaitu:

1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang

dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif

berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu

mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan terutama

apabila menyangkut masalah yang kontroversial.

2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut

aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya

berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan

merupakan aspek paling penting bertahan terhadap

pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap

seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan

yang dimiliki terhadap sesuatu.

3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan

berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh

seseorang Berisi tendensi atau kecenderungan untuk

bertindak terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.

2.1.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Wawan dan Dewi (2011) faktor-faktor yang

mempengaruhi terbentuknya sikap:

1. Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi merupakan dasar pembentukan sikap

karena telah meninggalkan kesan yang kuat.

Page 47: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

33

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Seseorang cenderung memiliki sikap konformis atau searah

dengan sikap orang yang dianggap penting.

3. Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis

pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.

4. Media massa

Pemberitaan media massa dalam pemberitaan disampaikan

secara obyektif yang seharusnya secara faktual, sehingga

mengakibatkan pengaruh terhadap sikap seseorang.

5. Lembaga pendidikan dan agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan

agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah

mengherankan jika konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6. Emosional

Kadang kala sikap merupakan pernyataan yang didasari

emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau

pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

2.1.4.4 Tingkatan Sikap

Menurut Azwar (2012), menguraikan beberapa tingkatan sikap

diantaranya:

1. Menerima (receving)

Menerima, diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang di berikan (objek). Misalnya

Page 48: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

34

sikap orang terhadap dapat dilihat dari kesadaran dan

perbuatan terhadap ceramah-ceramah.

2. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang di berikan adalah suatu indikasi

dari sikap, karena mengerjakan tugas yang diberikan, lepas

pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima

ide tersebut.

3. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah. Adalah suatu

indikasi sikap tingkat tiga, misalnya: seorang ibu yang

mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya dan

sebagainya) untuk pergi pergi menimbangkan anaknya ke

Posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu

bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif

terhadap gizi anak.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko adalah menunjukkan siakp yang paling

tinggi, misalnya: seorang ibu mau menjadi apseptor KB,

meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang

tuanya sendiri. Sikap mungkin terarah pada benda, orang,

tetapi juga peristiwa pandangan, lembaga, norma dan nilai.

Page 49: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

35

2.1.4.5 Pengukuran Sikap

Menurut Azwar (2013) dijelaskan salah satu aspek yang

sangat penting guna memahami sikap dan perilaku seseorang

adalah masalah pengungkapan (assessment) atau pengukuran

(measurement) sikap. Sikap merupakan respon evaluatif yang

dapat berbentuk positif maupun negatif. Hal ini berarti bahwa

dalam sikap terkandung adanya preferensi atau rasa suka tak

suka terhadap suatu objek sikap.

Berdasarkan pendapat Sunaryo (2014) penelitian sikap

ini menggunakan skala Likert dikenal dengan teknik Summated

Ratings yaitu pengukuran sikap dimana subjek diminta untuk

mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan

terhadap masing-masing pernyataan. Sesuai pendapat Azwar

(2013) proses pengungkapan sikap merupakan proses yang

rentan terhadap berbagai kemungkinan kesalahan dikarenakan

sikap itu sendiri merupakan suatu konstrak hipotetik atau

konsep psikologis yang tidak mudah untuk dirumuskan secara

operaisonal. Oleh karena itulah, untuk mengurangi

kemungkinan adanya kesalahan pengukuran skala sikap harus

dirancang dengan sungguh-sungguh dan ditulis dengan

mengikuti kaidah penyusunan yang berlaku.

Menurut Azwar (2014) pengukuran sikap seseorang

berdasarkan respon positif (favorable). Bida dalam suatu skala

terdapat sebanyak k item, maka skor individu akan bergerak

Page 50: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

36

antara (1 x k = k) sampai dengan (5 x k = 5k). Makin mendekati

5k maka skor individu dapat diinterpretasikan semakin positif

atau semakin favorable. Sebaliknya, semakin mendekati k maka

sikapnya semakin negatif atau semakin tak favorable.

2.1.5 Pengetahuan

2.1.5.1 Pengertian

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan adalah hasil

penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek

melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan

sebagainya). Ngatimin (2010) menjelaskan pengetahuan adalah

sebagai ingatan atas bahan-bahan yang telah dipelajari dan

mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan

bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi

apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang

sesuai. Pudjawidjana (2005) mengartikan pengetahuan adalah

reaksi dari manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar

melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan

pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang

melakukan penginderaan sebuah objek tertentu.

Beberapa pengertian pengetahuan di atas dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu

yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca indera

terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan

Page 51: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

37

hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir

yang menjadi dasar manusia dan bersikap dan bertindak.

2.1.5.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) secara garis besarnya dibagi

dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu):

1. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil)

memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati

sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang

tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.

2. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap

objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi

orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar

tentang objek yang diketahui tersebut.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah

memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau

mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi

yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk

menjabarkan dan / atau memisahkan, kemudian mencari

hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam

Page 52: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

38

suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa

pengetahuan seseorang itu sudah sampai tingkat analisis

adalah apabila orang tersebut telah membedakan atau

memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram terhadap

pengetahuan atas objek tersebut.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang

merangkum/meletakkan satu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan

kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang

untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu

objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-

norma yang berlaku di masyarakat.

2.1.5.3 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2011) cara memperoleh

pengetahuan yaitu:

1. Cara kuno

a. Cara coba salah (trial and error)

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila

Page 53: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

39

kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba lagi sampai

masalah itu dapat dipecahkan.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Pengetahuan yang bersumber dari pimpinan yang

berkuasa memiliki otoritas, tanpa menguji terlebih

dahulu atau membuktikan kebenarannya baik

berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

2. Cara modern

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau metodologi

penelitian.

2.1.5.4 Pengukuran Pengetahuan

Menurut Nursalam (2013) pengukuran pengetahuan

dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek

penelitian atau responden. Arikunto (2006) menjelaskan

kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat

disesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya yaitu:

Tingkat pengetahuan baik bila skor : 76 % - 100 %

Tingkat pengetahuan cukup bila skor : 56 % -75 %

Tingkat pengetahuan kurang bila skor : < 56%

Page 54: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

40

2.1.5.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2011) faktor internal dan faktor

eksternal yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan yaitu:

1. Faktor Internal

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberkan

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke

arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk

berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai

keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan

untuk mendapat informasi seperti hal-hal yang

menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan

kualitas hidup.

b. Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan

keluarganya.

c. Umur

Umur dapat mempengaruhi seseorang, semakin cukup

umur tingkat kemampuan, kematangan seseorang akan

lebih matang dalam berpikir dan menerima informasi.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada

disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat

Page 55: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

41

mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau

kelompok.

b. Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

2.2 Keaslian Penelitian

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan:

Tabel 2.1

Keaslian Penelitian

Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian

Sumarni,

Utami, Elita

(2014)

Hubungan Tingkat

Pengetahuan dan

Sikap Perawat

tentang Pemberian

Obat terhadap

Tindakan

Pendokumentasian

Keperawatan

Dekriptif korelasi

Pendekatan cross

sectional

Ada hubungan yang

signifikan antara tingkat

pengetahuan perawat

terhadap tindakan

pendokumentasian

keperawatan. Ada

hubungan yang signifikan

antara sikap perawat

terhadap tindakan

pendokumentasian

keperawatan.

Adryani,

Irmayani,

Kadir (2012)

Hubungan

Pengetahuan dan

Sikap Perawat dalam

Diagnosa

Keperawatan pada

Pasien Hipertensi di

Instalasi Rawat Inap

Lontara I RSUP Dr.

Wahidin

Sudirohusodo

Makasar

Metode non

eksperimen

Pendekatan cross

sectional study

Ada hubungan antara

pengetahuan perawat

dengan diagnosa

keperawatan pasien

hipertensi serta sikap

perawat dengan diagnosa

keperawatan pasien

hipertensi.

Zakiyah

(2011)

Hubungan Sikap dan

Karakteristik Perawat

dengan

Pendokumentasian

Asuhan Keperawatan

di Rumah Sakit

Umum Sidoharjo

Metode cross

sectional

Ada hubungan antara sikap

dan tingkat pendidikan

perawat dengan

pendokumentasian asuhan

keperawatan.

Page 56: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

42

2.3 Kerangka Berpikir

Gambar 2.1

Kerangka Teori

Sumber: Suwignyo (2007), Prihartin (2007) Potter dan Perry (2010),

Azwar (2007), Wawan dan Dewi (2011)

Komponen Pengetahuan:

- Pengertian

- Tujuan

- Manfaat

- Tahapan dokumentasi :

Pengkajian, diagnosa,

perencanaan, implementasi,

evaluasi

- Peran perawat pendokumen-

tasian

Komponen Sikap:

- Menerima

- Merespon

- Menghargai

- Bertanggung jawab

Faktor-faktor yang

mempengaruhi :

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Umur

- Lingkungan

- Sosial budaya

- Pengalaman pribadi

- Pengaruh orang lain yang

dianggap penting

- Pengaruh kebudayaan

- Media massa

- Pendidikan dan agama

- Emosional

Tingkat Pengetahuan Sikap

Faktor-faktor yang

mempengaruhi :

Page 57: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

43

2.4 Kerangka Konsep

Gambar 2.2

Kerangka Konsep Penelitian

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Menurut Arikunto (2012) hipotesis nol (H0) sering disebut hipotesis statistik,

karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji

dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya

perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya hubungan variabel X dengan

Y.

Menurut Arikunto (2012) hipotesis kerja (Ha) sering disebut sebagai

hipotesis alternatif yang menyatakan adanya hubungan antara variabel X

dengan variabel Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok.

Ho : Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang dokumentasi

keperawatan dengan sikap perawat dalam pendokumentasian proses

keperawatan di Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki.

Ha : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang dokumentasi

keperawatan dengan sikap perawat dalam pendokumentasian proses

keperawatan di Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki.

Variabel Independen Variabel Dependen

Tingkat Pengetahuan Perawat Sikap Perawat

Page 58: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

44

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto (2012) deskriptif kuantitatif adalah

untuk mengetahui gambaran masing-masing variabel dan mengetahui ada

tidaknya hubungan antara variabel yang diteliti. Pendekatan yang digunakan

adalah cross sectional. Menurut Notoatmodjo (2012) pendekanan cross

sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Sebagai variabel independen

adalah tingkat pengetahuan perawat tentang dokumentasi keperawatan dan

variabel dependen adalah sikap perawat dalam pendokumentasian proses

keperawatan.

3.2 Populasi dan Sampel

Sugiyono (2007) menjelaskan populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya, sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan populasi adalah

keseluruhan subyek penelitian. Populasi yang digunakan peneliti adalah

perawat di Puskesmas Kartasura yaitu 24 orang dan perawat Puskesmas Baki

yang berjumlah 24 orang.

44

Page 59: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

45

Arikunto (2010) menjelaskan sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti, sedangkan Hidayat (2011) menjelaskan sampel

merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel penelitian ini

adalah seluruh perawat yang bekerja di Puskesmas Kartasura dan Puskesmas

Baki sejumlah 48 orang dengan teknik total sampling adalah teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel

(Sugiyono, 2007). Dari data di atas maka peneliti menentukan kriteria inklusi

sebagai berikut:

Kriteria inklusi yaitu karakteristik umum subjek penelitian pada

populasi terjangkau. Jadi kriteria inklusinya adalah:

1. Sebagai perawat di Puskesmas Kartasura dan Baki

2. Bersedia menjadi responden.

3. Lama kerja lebih dari 1 tahun.

Kriteria eksklusi yaitu subjek yang memenuhi kriteria inklusi harus

dikeluarkan dari studi karena berbagai sebab. Jadi kriteria eksklusi adalah:

1. Perawat yang dalam tugas belajar.

2. Perawat yang sedang ijin atau cuti saat dilakukan penelitian ini.

3.3 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dari

suatu penelitian (Arikunto, 2012).

Page 60: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

46

3.3.1 Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab berubahnya variable

dependent/terikat (Arikunto, 2012). Variabel independen ini adalah

tingkat pengetahuan perawat tentang dokumentasi keperawatan.

3.3.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Arikunto, 2012). Variabel terikat

(Dependent) ini adalah sikap perawat.

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Parameter Skala

1

Independen

Pengetahuan

Segala sesuatu

yang dipahami

oleh perawat

tentang

pendokumentasi

an proses

keperawatan

Kuesioner

Jumlah item 21

Skor tertinggi 21

Skor terendah 0

Dikategorikan

Baik : 14 - 21

Cukup : 7 – 13

Kurang : 0 - 6

Ordinal

2

Dependen

Sikap

Sikap adalah

persepsi atau

keinginan untuk

melakukan

pendokumentasi

an proses

keperawatan

Kuesioner

Jumlah item 14

Skor tertinggi 56

Skor terendah 14

Dikategorikan:

Baik: total 35 - 56

Buruk: total 14 - 34

Ordinal

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian

3.4.1 Tempat Penelitian

Pengertian tempat berdasarkan kata benda menurut

Poerwodarminto (2004), tempat adalah ruang (bidang, rumah, daerah

Page 61: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

47

dan sebagainya) yang didiami (ditinggali) atau ditempati. Sehingga

tempat penelitian menunjukkan lokasi dilakukannya, penelitian ini akan

dilaksanakan di Puskesmas Kartasura dan Puskesma Baki. Adapun

alasan pemilihan tempat penelitian ini berdasarkan studi pendahuluan

diketahui masih terdapat perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian

proses keperawatan belum dilakukan secara optimal serta adanya

keterbukaan dari semua pihak terutama perawat terhadap penelitian yang

akan dilaksanakan.

3.4.2 Waktu Penelitian

Menurut Poerwodarminto (2004) waktu atau masa adalah seluruh

rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keradaan berada atau

berlangsung. Dengan demikian waktu pelaksanaan penelitian dilakukan

pada bulan Februari 2015 sampai dengan Agustus 2015.

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Alat Penelitian

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner atau angket. Menurut Notoatmodjo (2012) kuesioner atau

angket adalah suatu cara pengumpulan atau suatu penelitian mengenai

suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum

(orang banyak). Kuesioner atau angket dalam penelitian ini mengacu

pada penelitian yang dilakukan Saragih (2008) meliputi kuesioner

tentang pengetahuan perawat tentang pendokumentasian keperawatan

sebanyak 21 item dan kuesioner mengenai sikap perawat dalam

Page 62: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

48

pendokumentasian proses keperawatan sebanyak 14 item dengan skala

Likert.

Kuesioner variabel tingkat pengetahuan perawat ini terdapat dua

jawaban yaitu “Benar” atau “Salah”. Apabila jawaban “Benar” mendapat

skor 1 dan “Salah” dengan skor 0. Tingkatan pengukuran pengetahuan

perawat tentang dokumentasi keperawatan dibagi dalam 3 kategori

sesuai pendapat Arikunto (2006) yaitu:

1) Baik : apabila responden mampu menjawab dengan benar antara

14 – 21

2) Cukup : apabila responden mampu menjawab dengan benar antara

7 - 13

3) Kurang : apabila responden mampu menjawab benar kurang 0 - 6

Kuesioner tentang sikap perawat dalam pendokumentasian

proses keperawatan terbagi menjadi 2 jenis yaitu pernyataan favorable

(positif) dan unfavorable (negatif). Favorable merupakan pernyataan

mendukung pelaksanaan dokumentasi keperawatan yang baik dan benar.

Unfavorable merupakan pernyataan tidak mendukung pelaksanaan

dokumentasi keperawatan yang baik dan benar. Adapaun skala likert

penelitian ini yaitu:

Favorable Unfavorable

Sangat Setuju (SS) skor 4 Sangat Setuju (SS) skor 0

Setuju (S) skor 3 Setuju (S) skor 1

Netral (N) skor 2 Netral (N) skor 2

Tidak Setuju (TS) skor 1 Tidak Setuju (TS) skor 3

Sangat Tidak Setuju (STS) skor 0 Sangat Tidak Setuju (STS) skor 4

Page 63: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

49

Adapun item pernyataan yang masuk kategori favorable adalah item

nomer 2, 4, 6, 7, 10, 13, 14. Sedangkan item pernyataan unfavorable

adalah item nomer 1, 3, 5, 8, 9, 11, 12.

Tingkatan pengukuran sikap perawat dalam pendokumentasian

proses keperawatan dibagi dalam 2 kategori sesuai pendapat Azwar

(2013) yaitu:

1) Baik : apabila skor yang diperoleh responden antara 35 – 56

sampai dengan 100 % dari total skor.

2) Buruk : apabila skor yang diperoleh responden kurang dari 14 –

34 dari total skor.

Kuesioner ini telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas oleh

peneliti sebelumnya kepada 30 sampel atau responden dengan lokasi

penelitian RSUD dr. H. Soemarno Sastroatmojo Kuala Kapuas.

Berdasarkan uji validitas dengan menggunakan Product Moment

Pearson untuk variabel tingkat pengetahuan diketahui nilai r hitung

antara 0,489 – 0,872 sedangkan nilai r tabel adalah 0,361 dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa 10 pertanyaan yang diajukan

dinyatakan valid dengan dibuktikan nilai r hitung lebih besar dari r tabel.

Demikian halnya dengan variabel sikap perawat diketahui nilai r hitung

antara 0,397 – 0,758 sedangkan nilai r tabel adalah 0,361 dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa 6 pertanyaan yang diajukan

dinyatakan valid dengan dibuktikan nilai r hitung lebih besar dari r tabel.

Dari semua pertanyaan dalam penelitian Saragih dijadikan acuan dalam

Page 64: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

50

penyusunan kuesioner dalam penelitian saat sekarang ini, namun isi dan

materi pertanyaan disesuaikan dengan kondisi dilapangan.

Uji reliabilitas oleh peneliti sebelumnya menggunakan alpha

cronbach’s masing-masing variabel diketahui nilai alpha cronbach’s

0,891 untuk variabel tingkat pengetahuan dan 0,822 untuk variabel sikap

perawat. Oleh karena nilai alpha cronbach’s masing-masing variabel

lebih dari 0,60 maka seluruh item kuesioner memberikan indikasi

reliabel. Dapat diartikan bahwa variabel tingkat pengetahuan dan sikap

perawat memiliki kemampuan konsistensi sebesar 89,1 % dan 82,8 %

apabila pengukuran diulang.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Saragih (2008)

dengan objek RSUD dr. H. Soemarno Sastroatmojo Kuala Kapuas dan

agar tidak plagiat maka dalam hal jumlah item pertanyaan pada

kuesioner yang telah disebarkan ditambah dari masing-masing variabel.

Item pertanyaan variabel tingkat pengetahuan menjadi 21 item dan

variabel sikap perawat adalah 14 item. Karena jumlah item yang berbeda

dilakukan pengulangan pengujian instrumen. Adapun hasil uji validitas

variabel pengetahuan penelitian ini adalah r antara 0,300 – 0,664 dan

hasilnya lebih dari 0,284 maka dari 21 item seluruhnya adalah valid.

Adapun hasil uji validitas variabel sikap penelitian ini adalah r

antara 0,502 – 0,744 dan hasilnya lebih dari 0,284 maka dari 14 item

seluruhnya adalah valid. Dengan uji reliabilitas masing masing variabel

memiliki nilai cronbach alpha variabel pengetahuan 0,836 dan variabel

Page 65: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

51

sikap perawat 0,881 dan dinyatakan lebih dari nilai kritis 0,60 dengan

demikian kedua variabel dinyatakan reliabel.

3.5.2 Cara Pengumpulan Data

3.5.2.1 Data Primer

Menurut Sugiyono (2012) data primer adalah data yang

dikumpulkan secara langsung pada saat berlangsungnya

penelitian. Data primer dalam penelitian ini berupa jawaban

kuesioner yang telah disebarkan dan telah dijawab oleh

responden. Pada tanggal 8 Juni 2015 peneliti datang langsung ke

Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki untuk menyebarkan

angket kepada responden penelitian. Tanggal 10 Juni 2015

mendatangi kedua puskesmas tersebut untuk mengambil

jawaban kuesioner yang sudah diseberkan sebelumnya. Langkah

selanjutnya dilakukan skoring dan tabulating untuk data

persiapan analisis data.

3.5.2.2 Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2012) data sekunder adalah data

yang diperoleh dari bahan-bahan pendukung sesuai dengan

pokok permasalahan yang diteliti seperti hasil penelitian

terdahulu, literatur, internet, peraturan perundangan, dan lain

sebagainya. Adapun data sekunder dalam penelitian ini

diantaranya hasil penelitian terdahulu, hasil observasi,

wawancara, dokumentasi, buku-buku, literatur-literatur yang

berkaitan dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini.

Page 66: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

52

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, kemudian dilanjutkan

dengan pengolahan data yang meliputi:

3.6.1 Pengolahan data

Menurut Notoatmodjo (2012), pengolahan data meliputi sebagai berikut:

3.6.1.1 Editing

Memeriksa data yang terkumpul untuk meneliti kelengkapan

jawaban responden yang diberikan yang bertujuan untuk

mengetahui apakah ada kesesuaian antara semua pertanyaan

yang diberikan dengan jawaban. Memilahkan kuesioner yang

telah dijawab dengan lengkap dan tidak lengkap.

3.6.1.2 Coding

Memberi tanda pada alat peneliti untuk memudahkan dalam

analisa data. Misalnya skala penilaian satu untuk jawaban benar

dan nol untuk jawaban salah. Dan melakukan skoring pada

kedua kuesiner berdasarkan ketentuan skala likert.

3.6.1.3 Entry data

Merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan

ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian

membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan

membuat tabel kontingensi.

3.6.1.4 Tabulating

Memasukkan data jawaban responden dalam tabel sesuai

dengan skor jawaban kemudian dimasukkan dalam master tabel

yang telah disiapkan.

Page 67: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

53

3.6.2 Analisis Data

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian

akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan

tujuan yang hendak dianalisis. Apabila penelitiannya deskriptif, maka

akan menggunakan statistik deskriptif. Statistika deskriptif

(menggambarkan) adalah statistika yang membahas cara-cara meringkas,

menyajikan, dan mendeskripsikan suatu data dengan tujuan agar mudah

dimengerti dan lebih mempunyai makna.

3.6.2.1 Analisa univariat

Penelitian analisis univariat digunakan untuk mengetahui

menganalisi setiap variabel yang dinyatakan dengan sebaran

frekuensi, baik secara angka-angka mutlak maupun secara

persentase disertai dengan penjelasan kualitatif (Notoatmodjo,

2012). Rumus yang digunakan :

%100xN

FP =

Keterangan :

P : Prosentase

F : Frekuensi

N : Jumlah responden

3.6.2.3 Analisis bivariat

Analisis bivariate digunakan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel. Pengujian data dilakukan dengan

Chi Square adalah salah satu jenis uji komparatif non parametris

Page 68: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

54

yang dilakukan pada dua variabel, di mana skala data kedua

variabel adalah ordinal dengan tingkat kepercayaan 95 % atau a

= 5 % (Hidayat, 2011).

( )å

-=

e

eo

f

ff2

2c

Dalam penelitian ini ditentukan tingkat kepercayaan 95 % atau

α = 0,05 % dengan ketentuan:

a. Jika P value > α maka Ho diterima dan Ha ditolak yang

berarti 0 berarti tidak ada hubungan antara tingkat

pengetahuan tentang dokumentasi keperawatan dengan sikap

perawat dalam pendokumentasian proses keperawatan di

Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki.

b. Jika P value < α maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti

berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang

dokumentasi keperawatan dengan sikap perawat dalam

pendokumentasian proses keperawatan di Puskesmas

Kartasura dan Puskesmas Baki.

3.7 Etika Penelitian

Etika penelitian adalah etika yang mencakup norma untuk berperilaku,

memisahkan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak

boleh dilakukan. Oleh karena itu yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini

berkaitan dengan etika penelitian keperawatan.

Page 69: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

55

3.7.1 Informed consent

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent

tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan

lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent

adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui

dampaknya.

3.7.2 Anonimiti (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara

tidak memberikan atau mencantumkan nama responsen pada lembaran

alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data

atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3.7.3 Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya. Semua informsi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil penelitian.

Page 70: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang hubungan

antara tingkat pengetahuan tentang dokumentasi keperawatan dengan

sikap perawat dalam pendokumentasian proses keperawatan di Puskesmas

Kartasura dan Puskesmas Baki. Berdasarkan data yang diambil selama 6

hari penelitian yaitu pada tanggal 8 Juni 2015 sampai dengan 13 Juni 2015

dengan 48 responden yang telah ditentukan sebagai sampel penelitian.

Dari kegiatan penelitian didapatkan hasil sebagai berikut:

4.1 Analisis Univariat

4.1.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini seluruh perawat yang bekerja di

Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki dan bersedia menjadi sampel

dalam penelitian ini dan memenuhi kriteria, sesuai dengan data yang

telah dikumpulkan berikut disajikan karakteristik responden berdasarkan

usia, dan pendidikan responden.

4.1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia berkaitan dengan kedewasaan atau maturitas

seseorang. Berdasarkan pendapat Kurnadi (2013: 180) rentang

usia dapat dibagi menjadi tiga yaitu kurang dari 25 tahun, antara

25 – 40 tahun dan di atas 40 tahun. Hasil penelitian diketahui

56

Page 71: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

57

bahwa karakteristik responden berdasarkan usianya adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Usia

n = 48

No Usia (tahun) Frekuensi Prosentase

1

2

3

< 25

25 – 40

> 40

3

42

3

6,3 %

87,6 %

6,3 %

Total 48 100,0 %

Pada tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa sebagian

besar perawat yang bekerja di Puskesmas Kartasura dan

Puskesmas Baki berada pada rentang usia antara lebih dari 25

sampai dengan 40 tahun yaitu 42 orang atau 87,6 %. Sedangkan

usia kurang dari 25 tahun yaitu 3 orang atau 6,3 % dan lebih

dari 40 tahun terdapat 3 orang atau 6,3 %.

4.1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan tinkat pendidikannya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Pendidikan

n = 48

No Pendidikan Frekuensi Prosentase

1

2

Diploma

Sarjana

29

19

60,4 %

39,6 %

Total 48 100,0 %

Page 72: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

58

Pada tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa sebagian

besar perawat yang bekerja di Puskesmas Kartasura dan

Puskesmas Baki tamatan Ahli Madya Keperawatan atau

Diploma sebanyak 29 orang atau 60,4 % dan yang lain tamat

Sarjana sebanyak 19 orang atau 39,6 %.

4.1.2 Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Dokumentasi Keperawatan

Hasil distribusi responden tentang tingkat pengetahuan perawat

mengenai dokumentasi keperawatan dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut.

Tabel 4.3

Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Dokumentasi Keperawatan

n = 48

No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase

1

2

Cukup Baik

Baik

14

34

29,2 %

70,8 %

Total 48 100,0 %

Pada tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

perawat yang bekerja di Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki

masuk dalam kategori tingkat pengetahuan yang baik yaitu 34 orang atau

70,8 %, terdapat 14 orang perawat atau 29,2 % masuk dalam kategori

pengetahuan yang cukup baik.

4.1.3 Sikap Perawat tentang Dokumentasi Keperawatan

Hasil distribusi responden tentang sikap perawat mengenai

pendokumentasian proses keperawatan dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut.

Page 73: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

59

Tabel 4.4

Sikap Perawat dalam Pendokumentasian Proses Keperawatan

n = 48

No Sikap Frekuensi Prosentase

1

2

Buruk

Baik

12

36

25,0 %

75,0 %

Total 48 100,0 %

Pada tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

perawat yang bekerja di Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki

masuk dalam kategori memiliki sikap yang baik dalam proses

pendokumentasian keperawatan yaitu 36 orang atau 75 %, dan terdapat

12 orang perawat atau 25 % masuk dalam kategori memiliki sikap yang

buruk dalam proses pendolumentasian keperawatan.

4.2 Analisis Bivariat

4.2.1 Analisis Chi Square

Pengujian hubungan antara tingkat pengetahuan tentang

dokumentasi keperawatan dengan sikap perawat dalam pendoku

mentasian proses keperawatan di Puskesmas Kartasura dan Puskesmas

Baki menggunakan uji statistik che square (c2) dapat dilihat hasilnya

sebagai berikut:

Page 74: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

60

Tabel 4.5

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Dokumentasi

Keperawatan Dengan Sikap Perawat Dalam Pendokumentasian Proses

Keperawatan di Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki

Tingkat Pengetahuan Sikap Perawat Jumlah

Buruk Baik

Cukup baik

Baik

9

18,8 %

3

6,3 %

5

10,4 %

31

64,6 %

14

29,2 %

32

70,8 %

Jumlah 12

25 %

36

75 %

48

100,0 %

Berdasarkan tabel di atas maka di antara tingkat pengetahuan

perawat tentang dokumentasi keperawatan dikatakan cukup baik dengan

sikapnya buruk terdapat 9 orang atau 18,8 % sedangkan 5 orang atau

10,4 % perawat memiliki sikap baik. Selanjutnya tingkat pengetahuan

perawat tentang dokumentasi keperawatan dikatakan baik dengan sikap

buruk terdapat 3 orang atau 6,3 % dab 31 orang atau 64,6 % lainnya

memiliki sikap baik.

Tabel 4.6

Hasil Uji Bivariat dengan Chi Square

Value Df p value

Chi Square 13,445 1 0,000

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai chi square (c2)

sebesar 13,445 dengan p value 0,000. Berdasarkan ketentuan di bab

sebelumnya bahwa jika P value lebih dari α maka Ho diterima dan Ha

ditolak yang berarti 0 berarti tidak ada hubungan antara tingkat

Page 75: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

61

pengetahuan tentang dokumentasi keperawatan dengan sikap perawat

dalam pendokumentasian proses keperawatan di Puskesmas Kartasura

dan Puskesmas Baki. Sebaliknya jika P value kurang dari α maka Ho

ditolak dan Ha diterima berarti berarti ada hubungan antara tingkat

pengetahuan tentang dokumentasi keperawatan dengan sikap perawat

dalam pendokumentasian proses keperawatan di Puskesmas Kartasura

dan Puskesmas Baki.

Berdasarkan ketentuan tersebut diketahui bahwa p value 0,000

kurang dari 0,05 berarti Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti 0

berarti tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang

dokumentasi keperawatan dengan sikap perawat dalam pendokumen-

tasian proses keperawatan di Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki

Dilihat dari perolehan c2 sebesar 13,445 dibanding dengan nilai

c2 tabel dengan 5,99. Pembandingan ini menggunakan derajat bebas = 2.

Maka nilai kritiknya pada tabel sebaran chi-square adalah 5,99 artinya

c2 hitung > c2

tabel atau 13,445 > 5,99. Dengan demikian Hipotesis Null

tidak bisa diterima.

Page 76: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

62

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Demografi

5.1.1 Usia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat

yang bekerja di Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki berada pada

rentang usia antara lebih dari 35 tahun yaitu 23 orang atau 47,9 %.

Menurut Mubarak (2011), semakin dewasa usia seseorang maka tingkat

berfikirnya akan semakin matang. Semakin matang seseorang maka

semakin banyak pula pengalaman dalam hidup, sehingga semakin

tinggi pula tingkat pengetahuannya.

Hal ini didukung oleh pendapat Siagian (2012) bahwa umur

terkait dengan kedewasaan dalam melakukan pekerjaan maupun

kematangan psikologisnya, semakin lanjut umur seseorang maka

semakin meningkat kematangan psikologisnya dan kedewasaan dalam

menyelesaikan pekerjaan. Dengan demikian, perawat yang mempunyai

usia lebih tua umumnya lebih bertanggung jawab dan lebih teliti

dibanding dengan usia muda, hal ini kemungkinan disebabkan usia

yang lebih muda kurang berpengalaman. Didukung pula penelitian yang

dilakukan Zakiyah (2011) yang menunjukkan bahwa sebagian besar

perawat yang berusia 29-55 tahun mempunyai prosentase paling besar.

62

Page 77: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

63

Usia berhubungan dengan usia kerja, kekuatan fisik dan

kecerdasan intelektual maupaun emosional. Kemampuan seorang

perawat dalam berpikir kritis dalam melakukan asuhan keperawatan

selama usia dewasa dengan banyaknya kasus dan pengalaman yang di

peroleh (Potter & Perry, 2010).

5.1.2 Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan

hasil bahwa 29 orang perawat yang bekerja di Puskesmas Kartasura dan

Puskesmas Baki atau 60,4 % memiliki tingkat pendidikan Diploma.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) pendidikan yaitu sebuah

proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai pengetahuan

dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek tertentu dan spesifik.

Pengetahuan yang diperoleh secara formal tersebut berakibat pada setiap

individu yaitu memiliki pola pikir, perilaku dan akhlak yang sesuai

dengan pendidikan yang diperolehnya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Adryani, dkk. (2012) yang diketahui bahwa pendidikan yang paling

dominan adalah Diploma sebanyak 41 orang atau 75,9 % dari

keseluruhan sampel yaitu 54 orang. Demikian juga yang dilakukan oleh

Sumarni, dkk. (2014) yang diketahui bahwa dari 58 orang responden

terhadap 50 orang atau 86,2 % berpendidikan akhir Diploma. Dengan

pendidikan tinggi maka dapat mempengarui tingkat pengetahuan

seseorang dalam berbagai hal. Menurut PPNI (2003) pendidikan tinggi

Page 78: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

64

keperawatan Indonesia dimulai dari pendidikan jenjang diplima tiga

keperawatan dan atau mendapatkan pengetahuan yang sama dengan

jenjang S1 keperawatan. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain pendidikan yang diterima. Semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pula tingkat

pengetahuannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi

pendidikan seseorang semakin banyak pula pengetauan yang

dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang dengan tingkat pendidikannya

rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak,

dkk. 2007).

Sumarni, dkk (2014) menjelaskan pendidikan perawat yang

tinggi memegang peran penting dalam mempengaruhi sikap perawat

tentang pendokumentasian keperawatan. Pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi

untuk sikap berperan serta dalam keperawatan. Saragih dan Rumapea

(2011) terkait dengan kebijakan manajemen rumah sakit menganggap

bahwa D3 dan S1 Keperawatan dianggap memiliki standar kemampuan

yang seimbang sehingga manajemen lebih memilih D3 Keperawatan

dengan pertimbangan gaji yang relatif lebih kecil. Alasan manajemen

itu bertentangan dengan pendapat bahwa pendidikan yang tinggi dari

seorang perawat akan memberi pelayanan yang optimal.

Page 79: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

65

Sejalan dengan teori Notoatmojo (2012) yaitu latar belakang

pendidikan yang dimiliki perawat mungkin dapat dijadikan sebagai

faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan bagi seorang perawat,

karena pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor yang

salah satunya adalah tingkat pendidikan sehingga semakin tinggi

pendidikan maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuannya.

5.2 Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Dokumentasi Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden

memiliki pengetahuan yang baik mengenai dokumentasi keperawatan yaitu 34

orang atau 70,8 %. Hal ini menunjukkan bahwa skor jawaban responden

antara 7 - 13 memiliki jawaban yang benar. Hal ini diasumsikan bahwa

perawat yang bekerja di Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki sudah

memahami tentang dokumentasi keperawatan.

Pengetahuan perawat di Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki

masuk kategori baik dalam pemahaman dokumentasi keperawatan diantaranya

mengenai pengertian dokumentasi keperawatan, tujuan dari dokumentasi

keperawatan, manfaat dan kepentingan. Pemahaman yang baik dalam hal

strategi dokumentasi pengkajian, diagnose, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi dari keperawatan. Serta peran perawat dalam pendokumentasian

proses keperawatan. Menurut Damayanti (2013) pengetahuan pelaksanaan

pendokumentasian harus dimiliki oleh berbagai profesi tenaga kesehatan salah

satunya adalah perawat. Seorang perawat mempunyai peran dalam

Page 80: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

66

melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan dalam rekam medis.

Menurut Nuryani dan Susanti (2014) pengetahuan perawat menentukan

tindakan perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien, sehingga

tindakan perawat yang dilandasi oleh pengetahuan akan memberikan

pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan perawat yang melakukan

tindakannya tanpa didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan perawat juga

sangat berperngaruh terhadap kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan

keperawatan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Adryani, dkk. (2012) menunjukkan bahwa 33 responden (61,1%) menyatakan

perawat memiliki pengetahuan yang baik dalam diagnosa keperawatan pasien

hipertensi dan 25 responden (46,3%) memiliki pengetahuan cukup serta 8

responden (14,8%) yang memiliki diagnosa keperawatan pasien hipertensi

kurang baik.

Demikian halnya didukung juga dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Agung Pribadi (2008),melakukan penelitian tentang

pengetahuan perawat dengan pelaksanaaan dokumentasi asuhan keperawatan

di RSUD Kelet, dapat diketahui bahwa perawat yang melaksanakan

dokumentasi asuhan keperawatan baik, memiliki faktor pengetahuan baik

sebanyak 13 orang lebih besar dibanding perawat yang memiliki faktor

pengetahuan tidak baik sebanyak 5 orang, sebaliknya perawat yang

melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan tidak baik memiliki faktor

Page 81: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

67

pengetahuan baik sebanyak 3 orang lebih kecil dibanding perawat memiliki

faktor pengetahuan tidak baik sebanyak 10 orang.

5.3 Sikap Perawat tentang Dokumentasi Keperawatan

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perawat yang bekerja di

Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki masuk dalam kategori memiliki

sikap yang baik dalam proses pendokumentasian keperawatan yaitu 36 orang

atau 75 %, dan terdapat 12 orang perawat atau 25 % masuk dalam kategori

memiliki sikap yang buruk dalam proses pendolumentasian keperawatan.

Menurut Zakiyah (2011) menjelaskan suatu sikap yang dipunyai

individu mengenai pekerjaannya dihasilkan dari persepsi mereka terhadap

pekerjaannya, didasarkan pada faktor lingkungan kerja, gaya supervisi,

kebijakan dan prosedur Hal ini sesuai dengan teori sikap yang mengatakan

bahwa melalui tindakan dan belajar, seseorang akan mendapatkan

kepercayaan dan sikap terhadap sesuatu yang pada giliranya akan

mempengarui perilaku. Teori perubahan perilaku mengatakan berdasarkan

anggapan bahwa perubahan perilaku individu tergantung kepada kebutuhan.

Perilaku dilatar belakangi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan.

Menurut Azwar (2012), sikap seseorang adalah predisposisi untuk

memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan yang dapat

membimbing tingkah laku orang tersebut. Sikap merupakan salah satu

komponen dalam faktor predisposisi terbentuknya perilaku. Menurut Efendi

dan Makhfudli (2009), sikap adalah reaksi atau respon tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum tentu menunjukan suatu

Page 82: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

68

tindakan atau aktivitas, akan tetapi menjadi predisposisi sebuah tindakan.

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan

tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Adryani, dkk. (2012) menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa 32 responden

(59,3%) mempunyai diagnosa keperawatan pasien hipertensi baik dan 23

responden (42,6%) memiliki sikap baik serta 9 responden (16,7%) yang

memiliki diagnosa keperawatan pasien hipertensi kurang baik. Temuan

Zakiyah (2011) hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap dan pendidikan

perawat berpengaruh terhadap praktik pendokumentasian asuhan keperawatan.

5.4 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang Dokumentasi

Keperawatan dengan Sikap Perawat dalam Pendokumentasian Proses

Keperawatan di Puskesmas Kartasura Dan Puskesmas Baki

Hasil penelitian menunjukkan nilai chi square (c2) sebesar 16,269

lebih besar c2 tabel 5,99 dengan p value 0,001 lebih kecil dari 0,05. Hal ini

berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang dokumentasi

keperawatan dengan sikap perawat dalam pendokumentasian proses

keperawatan di Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki. Dengan demikian

hipotesis alternatif (ha) yang diajukan terbukti kebenarannya. Hal ini

menunjukkan kecenderungan semakin baik pengetahuan perawat di

Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki, maka semakin baik pula sikap

perawat dalam proses pendokumentasian hasil keperawatannya.

Page 83: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

69

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Utami dan Supratman

(2009) yang telah membuktikan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan

sikap perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien. Didukung pula

oleh Zakiyah (2011) menunjukkan bahwa sikap dan pendidikan perawat

berpengaruh terhadap praktik pendokumentasian asuhan keperawatan.

Perawat yang mempunyai sikap baik dan perawat dengan latar belakang

pendidikan S1 keperawatan cenderung melakukan pendoku-mentasian asuhan

keperawatan dengan baik. Perawat yang mempunyai sikap yang baik akan

berfikir dan dan mempunyai keyakinan bahwa dirinya harus bekerja dengan

baik. Pendidikan dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas seseorang,

sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi

pula keinginan untuk mengaplikasikan pengetahuannya dalam bekerja.

Pendidikan perawat yang tinggi memegang peran penting dalam

mempengaruhi sikap perawat tentang pendokumentasian keperawatan.

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang akan pola hidup terutama dalam

memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Ketiga hasil

penelitian di atas semakin menguatkan hasil penelitian yang peneliti lakukan,

bahwa pengetahuan memiliki hubungan dengan sikap seseorang.

Berdasarkan pengamatan Adryani, dkk. (2012), berasumsi bahwa

antara pengetahuan dan sikap perawat sangat mempengaruhi diagnosa

keperawatan pasien hiertensi sehingga dalam memberikan pelayanan, perawat

harus memiliki wawasan yang luas dan perawat harus bersikap profesional

agar tercipta harapan-harapan yang diinginkan baik perawat itu sendiri

Page 84: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

70

maupun klien. Sadiman (2007) menyatakan bahwa pengetahuan akan

membutuhkan kepercayaan yang selanjutnya akan memberikan dasar bagi

pengembangan selanjutnya dan menentukan sikap terhadap objek.

Menilik beberapa penelitian terdahulu yang di sajikan di atas, peneliti

telah membuktikan dalam penelitian ini bahwa pengetahuan ada hubungannya

dengan sikap perawat dalam pelaksanaan proses pendokumentasian

keperawatan pada pasien. Semakin tinggi pengetahuan perawat tentang

dokumentasi keperawatan maka semakin baik pula sikap perawat dalam

pelaksanaan proses pendokumentasian keperawatan pada pasien

Page 85: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

71

BAB VI

PENUTUP

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan serta paparan

pembahasan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat memberikan beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan perawat yang bekerja di Puskesmas Kartasura dan

Puskesmas Baki mayoritas termasuk kedalam kategori baik yaitu 34 orang

atau 70,8 %.

2. Sikap perawat tentang proses pendokumentasi keperawatam mayoritas

masuk dalam kategori baik yaitu 36 orang atau 75 %.

3. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang dokumentasi

keperawatan dengan sikap perawat dalam pendokumentasian proses

keperawatan di Puskesmas Kartasura Dan Puskesmas Baki dengan nilai

chi square (c2) sebesar 16,269 lebih besar chi square tabel 5,99 dengan

signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,05.

6.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas maka peneliti dapat memberikan beberapa saran

sebagai berikut:

6.2.1 Bagi Puskesmas

Diharapkan Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Baki selalu

membimbing dan mengarahkan pada seluruh tenaga kesehatan

71

Page 86: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

72

khususnya perawat tentang pentingnya pendokumentasian proses

keperawatan guna menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan

keperawatan. Bimbingan yang maksudkan dapat berbentuk

pendampingan sampai perawat paham mengenai proses

pendokumentasian keperawatan

6.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Dokumentasi keperawatan yang dilaksanakan secara baik dan benar

akan membantu para mahasiswa dalam proses belajar mengajar untuk

mendapatkan pengetahuan dan membandingkannya baik teori maupun

praktik..

6.2.3 Bagi Peneliti Lain

Diharapkan dalam melakukan penelitian dengan pokok permasalahan

yang hampir mirip, maka perlu menambahan variabel, jumlah

responden, lokasi penelitian untuk menekankan tingkat pengetahuan

perawat tentang dokumentasi keperawatan dengan sikap perawat dalam

proses pendokumentasian keperawatan.

6.2.4 Bagi Manajemen Puskesmas

Sesuai dengan wewenang yang dimiliki puskesmas dalam

menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi tentang

pembangunan kesehatan maka diperlukan sumber daya manusia yang

berkualitas, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan

pihak manajemen puskesmas dalam upaya meningkatkan kualitas

pegawai baik medis maupun non medis khususnya perawat dalam

Page 87: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

73

pendokumentasian proses keperawatan dengan mengikutsertakan para

perawat secara periodik untuk mengikuti pendidikan maupun pelatihan

mengenai proses pendokumentasian keperawatan.

Page 88: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

74

DAFTAR PUSTAKA

Agung Pribadi, 2008. “Analisis Pengaruh Faktor Pengetahuan, Motivasi, dan

Persepsi Perawat tentang Supervisi Kepala Ruang terhadap Pelaksanaan

Dokumentasi Asuhan Keperawatan di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah

di Jepara”. Tesis. Tidak dipublikasikan.

Andryani, I.E., Imayani, dan Kadir, A. 2012. “Hubungan Pengetahuan dan Sikap

Perawat dalam Diagnosa Keperawatan pada Pasien Hipertensi di Instalasi

Rawat Inap Lontara I RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar”. Jurnal

Ilmu Keperawatan. Vo 1 No 5. Pp 1-8.

Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Azwar, S. 2008. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

_______. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Christensen, J.P., and Kenney, W.J. 2009. Proses Keperawatan : Aplikasi Model

Konseptual. Ed. 4. Alih bahasa Yuyun Yuningsih dan Yasmin. Jakarta:

EGC.

Dermawan, D. Dan Riyadi, S. 2010. Keperawatan Profesional. Magelang:

Gosyen Publishing.

Dermawan, D. 2012. Proses Keperawatan : Penerapan Konsep dan Kerangka

Kerja. Magelang: Gosyen Publishing.

Effendy, F. Dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Effendy, N. 2008. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Ed 2.

Jakarta : EGC.

Gaffar, L.O. J. 2009. Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.

Hidayat, A.A.A. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat

Kesehatan Masyarakat.

Kusnanto. 2008. Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta. EGC

Page 89: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

75

Mitsha, Aaron. 2009. Documentation of nursing care current practices and

perceptions of nurses in a teaching hospital in Saudi Arabia. Stellenbosch

University.

Mubarak, I. W., & Chayatin, N. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas I: Pengantar

dan Teori. Jakarta: Salemba medika.

Ngatimin, Rusli. 2010. Diktat Kuliah Ilmu Perilaku Kesehatan. Makassar:

Yayasan PK3.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

__________________. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Nursalam. 2013. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang

Pusat Kesehatan Masyarakat

Potter, P. A., and Perry, A. G. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Poerwadarminta, W.J.S., 2004. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Prihartin, E. 2007. “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Keperawatan Umum

PAV Kartika RSPAD GS Jakarta”. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Jakarta:

UI

Riwidikdo, H. 2010. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendika Press.

Saragih, E. Sondang. 2008. “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Perawat

dengan Pelaksanaan Dokumen Keperawatan di RSUD Dr. H. Soemarno

Sastroatmojo Kuala Kapuas”. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Fakultas

Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

Saragih, Rosita dan Rumapea, Natalina. 2011. “Hubungan Karakteristik Perawat

Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan di Rumah

Sakit Columbia Asia Medan”. Jurnal Ilmu Keperawatan. Vol 3, No. 1

Tahun 2011. Universitas Darma Agung Medan : Medan.

Satrianegara, F.M. 2014. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan:

Teori dan Aplikasi dalam Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit.

Jakarta: Salemba Medika.

Page 90: SKRIPSI FULL TEKS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/...1199-1-skripsi-s.pdf · v LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan

76

SEA-NUR. 2003. “Dokumentasi”. Materi Pelatihan Keterampilan Manajerial

SPMK. 001/1.2. pp 316-332.

Siagian, P. Sondang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

_______. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumarni, E.E.S., Utami, G.T., dan Elita, V. 2014. “Hubungan Tingkat

Pengetahuan dan Sikap Perawat tentang Pemberian Obat Terhadap

Tindakan Pendokumentasian Keperawatan”. Jurnal Ilmu Keperawatan.

Vol 2 No 6. Pp 1-7.

Sunaryo. 2013. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: ECG.

Suwignyo, G. 2007. Manajemen Kinerja Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Sagung

Seto.

Umar, Husein. 2001. Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Utami, Y.W. dan Supratman. 2009. “Hubungan Antara Pengetahuan Dengan

Sikap Perawat Dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien di BRSUD

Sukoharjo”. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 2 No. 2, Juni

2009: 69-74

Wawan, A. dan Dewi, H. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan

Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Zakiyah, A. 2011. “Hubungan Sikap dan Karakteristik Perawat Dengan

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum

Sidoarjo”. Jurnal Ilmu Keperawatan. Vol 2 No 4. Pp 1-8.