Siti N P09045 -...

40

Transcript of Siti N P09045 -...

Page 1: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan
Page 2: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

KEAMANAN PADA TN. S DENGAN HALUSINASI

PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN

DI RUANG MAESPATI RSJD

SURAKARTA

DI SUSUN OLEH :

SITI NURJANAH

NIM. P.09045

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 3: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

KEAMANAN PADA TN. S DENGAN HALUSINASI

PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN

DI RUANG MAESPATI RSJD

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH :

SITI NURJANAH

NIM. P.09045

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 4: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

ii

SURAT PERNYATAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Siti Nurjanah

NIM : P. 09045

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN KEAMANAN PADA TN. S

DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DAN

PENGLIHATAN DI RUANG MAESPATI RSJD

SURAKARTA

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, April 2012

Yang Membuat Pernyataan

Siti Nurjanah

NIM. P. 09045

Page 5: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:

Nama : Siti Nurjanah

NIM : P. 09045

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN KEAMANAN PADA TN. S

DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DAN

PENGLIHATAN DI RUANG MAESPATI RSJD

SURAKARTA

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIkes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/ Tanggal : Jum’at / 27 April 2012

Pembimbing: Amalia Senja, S.Kep., Ns ( )

NIK. 201189090

Page 6: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:

Nama : Siti Nurjanah

NIM : P. 09045

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERARAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN KEAMANAN PADA TN. S

DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DAN

PENGLIHATAN DI RUANG MAESPATI RSJD

SURAKARTA

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIkes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/ Tanggal : Jum’at / 4 Mei 2012

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Amalia Senja, S.Kep., Ns (…………………….)

NIK. 201189090

Penguji II : Setiyawan, S.Kep.,Ns (…………………….)

NIK. 201084050

Penguji III : Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns (…………………….)

NIK. 201186080

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKES Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S.Kep.,Ns

NIK : 201084050

Page 7: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN KEAMANAN PADA TN. S DENGAN HALUSINASI

PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN DI RUANG MAESPATI RSJD

SURAKARTA.”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

3. Amalia Senja, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji

yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan,

inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi

sempurnanya studi kasus ini.

Page 8: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

vi

4. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan

cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam

bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Nurul Devi A, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan membimbing dengan sabar dan

wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

serta dukungan untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Kakakku yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat serta

dukungan untuk menyelesaikan pendidikan.

9. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma

Husada, teman-teman kos “IKD” dan berbagai pihak yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, April 2012

Penulis

Page 9: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................. 3

C. Manfaat Penulisan ............................................................... 4

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ..................................................................... 5

B. Pengkajian ........................................................................... 6

C. Perumusan Masalah Keperawatan ........................................ 8

D. Perencanaan Keperawatan ................................................... 9

E. Implementasi Keperawatan .................................................. 11

F. Evaluasi Keperawatan .......................................................... 12

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ......................................................................... 15

B. Simpulan dan Saran ............................................................. 27

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 10: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 4 Log Book

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 11: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

ix

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Nurjanah

Tempat, tanggal lahir : Sragen, 19 Maret 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : Patihan RT 14 desa Patihan kecamatan Sidoharjo

Kabupaten Sragen 57281

Riwayat Pendidikan : - TK Drama Wanita Patihan Lulus 1993

� SD Negeri 1 Patihan Lulus 1999

� SMP PGRI 11 Sidoharjo Lulus 2003

� SMA Muhammadiyah 1 Sragen Lulus 2006

� DI Komputer ALFABANK Lulus 2008

� DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada

Riwayat Pekerjaan : -

Riwayat Organisasi : - Karang Taruna

Page 12: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan jiwa merupakan gangguan pikiran, perasaan atau tingkah

laku sehingga menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi sehari-hari.

Gangguan jiwa meskipun tidak menyebabkan kematian secara langsung tetapi

menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi individu serta beban berat bagi

keluarga (Febrida, 2007).

Salah satu bentuk gangguan jiwa yang umum terjadi adalah

skizoprenia. Sedangkan halusinasi merupakan gejala yang paling sering

muncul pada klien skizofrenia, dimana sekitar 70% dari penderita skizofrenia

mengalami halusinasi (Mansjoer 1999, p.196). Halusinasi adalah suatu

keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah atau pola dari

stimulus yang mendekat (yang diprakarsai secara internal atau eksternal)

disertai dengan suatu pengurangan, berlebih-lebihan, distorsi atau kelainan

berespon terhadap setiap stimulus (Townsend, 2002).

Berdasarkan catatan medis Ruang Maespati Rumah Sakit Umum

Daerah Surakarta didapatkan data bahwa pasien dengan diagnosa skizofrenia

menempati peringkat pertama dibandingkan dengan gangguan kesehatan jiwa

lainnya. Dari daftar 20 besar penyakit rawat inap Rumah Sakit Daerah

Surakarta pada bulan Juli, Agustus dan September 2007 pasien dengan

skizofrenia paranoid. Skizofrenia paranoid merupakan gejala dominan berupa

Page 13: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

2

delusi dan halusinasi pendengaran. Skizofrenia paranoid menempati urutan

partama dengan jumlah pasien sebanyak 304 orang. Halusinasi biasanya

berjenis-jenis ada halusinasi pendengaran atau penglihatan (misalnya ada

bayangan orang – orang di sekitarnya mau menjahati dirinya). Halusinasi

berupa suara orang yang menyuruh-nyuruh, berkomentar, atau bercakap-cakap

sendiri. Klien merasa takut saat ada halusinasi yang menyuruhnya, tapi klien

cuma berdiam. Klien dengan halusinasi mengalami kecemasan dari kecemasan

sedang sampai panik tergantung dari tahap halusinasi yang dialami. Hal inilah

dapat menyebabkan dampak negatif dari halusinasi yaitu dapat muncul dengan

kecemasan, ketakutan dan gelisah (Sundeen, 2002).

Kebutuhan keselamatan dan keamanan tidak akan terpenuhi apabila

pasien mengalami kecemasan, oleh karena itu perawat sebagai tenaga

kesehatan profesional yang dalam tugas pokoknya adalah memenuhi

kebutuhan dasar pasien, harus mampu memahami respon dan bersikap secara

profesional dalam menangani masalah kecemasan yang terjadi pada pasien.

Karena perawat merupakan tenaga profesional terbesar dalam struktur

ketenagaan rumah sakit. Sebagian berupa tindakan keperawatan untuk

menangani masalah kecemasan pasien dapat berupa tindakan (Potter & Perry,

2005).

Maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus gangguan sensori

persepsi : halusinasi karena jika halusinasi tidak diatasi akan menimbulkan

resiko perilaku kekerasan yang membahayakan individu dan orang lain,

penulis menggunakan proses asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,

Page 14: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

3

diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi dalam Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “Study Kasus Asuhan Keperawatan Pemenuhan

Kebutuhan Keamanan Pada Tn. S : Halusinasi di Ruang Maespati RSJD

Surakarta”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan keamanan pada Tn. S

dengan halusinasi di RSJD Surakarta di bangsal maespati.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pemenuhan kebutuhan

keamanan Tn. S dengan halusinasi.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pemenuhan

kebutuhan keamanan Tn. S dengan halusinasi.

c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada

pemenuhan kebutuhan keamanan Tn. S dengan halusinasi.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pemenuhan kebutuhan

keamanan Tn. S dengan halusinasi.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pemenuhan kebutuhan

keamanan Tn. S dengan halusinasi.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi pemenuhan kebutuhan keamanan

Tn. S dengan halusinasi.

Page 15: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

4

C. Manfaat

1. Bagi Penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan,ketrampilan dan pengalaman

nyata penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pada pemenuhan

kebutuhan keamanan dengan Halusinasi.

2. Bagi Profesi

Manfaat penulisan ini dimaksudkan memberikan kontribusi

laporan kasus bagi pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan

masalah khususnya dalam bidang/profesi keperawatan.

3. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu bagi institusi

keperawatan khususnya keperawatan jiwa tentang Asuhan Keperawatan

pada Pemenuhan Kebutuhan Keamanan pada Tn. S dengan halusinasi.

4. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian pelayanan

kesehatan berkaitan dengan klien mengenai Asuhan Keperawatan pada

Pemenuhan Kebutuhan Keamanan pada Tn. S dengan halusinasi, sehingga

klien mendapatkan pelayanan yang memuaskan, cepat dan optimal.

Page 16: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

5

BAB II

LAPORAN KASUS

Bab II ini merupakan ringkasan Asuhan Keperawatan Jiwa dengan

pengelolaan studi kasus pada Pemenuhan Kebutuhan Keamanan Pada Tn.S

dengan Halusinasi di Ruang Maespati RSJD Surakarta pada tanggal 2 – 4 April

2012. Asuhan keperawatan ini dimulai dari pengkajian, analisa data, perumusan

diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

A. Identitas Klien

Klien bernama Tn. S, tinggal di Sukoharjo, umur 45 tahun, jenis

kelamin laki-laki, pekerjaan swasta, pendidikan SLTA, sumber informasi

melalui auto anamnese dan allo anamnese. Diagnosa medis F.20.0

(Skizofrenia Paranoid) dan penanggung jawab klien masuk yaitu adiknya

bernama Tn. S, pekerjaan PNS, pendidikan sarjana, jenis kelamin laki-laki,

tinggal di Sukoharjo.

Klien datang ke IGD, dengan keluhan kurang lebih 5 hari pasien

bingung, bicara nglantur, tidak mau ganti baju, sering melihat bayangan dan

suara-suara yang membisikan sehingga klien susah tidur, suara itu muncul

malam hari saat klien tidur. Katanya bermimpi bayangan ‘Sukarno’ dan orang

tuanya yang sudah meninggal sekitar 4 tahun yang lalu. Keluarga sudah

berusaha untuk memberikan obat yang diberikan dari rumah sakit sebelumnya,

tetapi klien tidak mau minum obat. Sebelumnya klien pernah mengalami

Page 17: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

6

gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJD Surakarta 3x. Karena klien teratur

minum obat, pasien dibawa pulang. Keluarga mengatakan klien minum

obatnya teratur. Kontrol juga rutin. Tanggal 18 Maret 2012 klien dibawa lagi

ke RSJD Surakarta karena menyendiri dan berhalusinasi ada suara yang

membisikan. Klien tidak pernah mengalami penganiayaan fisik, tindakan

kekerasan, maupun kriminal di lingkungan tetapi klien pernah mengalami

kegagalan yaitu ingin menjadi sarjana pertanian tapi tidak tercapai. Didalam

keluarga, tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

Klien anak ketiga dari enam bersaudara. Kakak yang pertamanya

sudah menikah. Kakak keduanya juga sudah menikah, klien anak ketiga yang

belum menikah, klien tinggal serumah dengan adiknya yang kelima. Kedua

orang tua klien sudah meninggal.

B. Pengkajian

Pengkajian pola kesehatan fungsional dilakukan tanggal 2 April 2012

pukul 10.00 WIB didapatkan hasil: pola kognitif perceptual yaitu selama sakit

klien mengatakan mengalami gangguan pada fungsi sensori penglihatan dan

pendengaran. Selama sakit klien mengatakan sering melihat bapak, ibunya

yang sudah meninggal dan mendengarkan suara perang waktu ‘Sukarno’

mengganggu setiap malam. Suara itu muncul sejak tiga bulan yang lalu.

Ketika melihat dan mendengar suara itu muncul klien merasa cemas dan

gelisah. Saat klien melihat dan mendengar suara itu klien menanggapinya

hanya berdiam diri tanpa melakukan sesuatu, dan biasanya suara itu bisa

hilang sendirinya. Ketika klien diajak berbicara klien berbicara lambat, jelas

Page 18: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

7

inkoheren dan mau menjawab pertanyaan yang diajukan dan mau bercerita

tentang masalah yang di hadapinya. Klien mempunyai ingatan yang baik,

misalnya makanan yang dimakan, klien bisa menyebutkan, selain itu klien

juga dapat mengingat memori jangka pendek, misalnya ia mengingat makan

dan kegiatan. Klien mampu mengambil keputusan sederhana saat diberi

pertanyaan oleh perawat misalnya klien disuruh mandi dulu baru makan. Klien

juga menurut dengan perawat. Klien juga mengatakan senang berada dirumah

sakit karena merasa banyak teman tetapi klien juga ingin cepat pulang karena

lebih senang berada dirumah dan dapat berkumpul dengan keluarga adiknya.

Hasil pemeriksaan klien keadaan umum compos mentis, tanda-tanda vital

Tekanan darah 120/87 mmHg, Nadi 88 x/menit, Suhu 36,60

C, RR 20x/menit.

TB 168 cm BB 78 kg selama sakit tidak terjadi kenaikan/penurunan berat

badan. Dari pemeriksaan kepala : Rambut beruban lurus, pendek, mata tidak

anemis, fungsi penglihatan ada gangguan yaitu seolah-olah melihat bayangan

ibu dan ayahnya yang sudah meninggal, Hidung : hidung mancung, Telinga :

simetris kanan kiri, tidak ada lesi dan mendengar suara bisikan, Ektremitas :

ektremitas kanan dan kiri lengkap, tidak terdapat gangguan pada ekstremitas.

Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik.

Penilaian persepsi meliputi, ketika klien mendengarkan suara-suara yang

muncul, klien merasa gelisah dan cemas, klien mendengarkan suara itu saat

malam hari saat tidur, klien juga melihat bayangan ibu, ayahnya yang sudah

meninggal 4 tahun yang lalu, dengan frekuensi tidak tentu, kadang-kadang 4x

sehari, klien bereaksi/menanggapinya dengan berdiam diri tanpa melakukan

Page 19: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

8

sesuatu, dan klien mengatakan suara itu bisa hilang dengan sendirinya. Saat

berinteraksi dengan klien selama wawancara, klien berbicara dengan lambat

namun lama-kelamaan klien berbicara dengan jelas, pembicaraan inkoheren,

mau menjawab pertanyaan yang diajukan, mau bercerita tentang masalahnya.

Klien mengatakan perasaannya sekarang sudah mulai membaik, tidak terlalu

sedih, klien kadang tampak diam dan khawatir tidak ada keluarganya yang

menjenguk sejak klien masuk RSJD.

Pemeriksaan penunjang laboratorium pada Tn.S pada tanggal 19 maret

2012 meliputi Gula Darah Sewaktu 117 mg/dl, Cholesterol Total 125 mg/dl,

Trilycerid 79 mg/dl, Ureum 22 mg/dl, Creatinine 1,1 mg/dl, SGOT 16 u/dl,

SGPT 19 u/dl. Adapun data penunjang yang penulis dapatkan antara lain,

klien mendapatkan terapi medis berupa Haloperidrol 3X5 mg, Trihexipenidil

3X2 mg dan Clorpromazine 3X100mg.

C. Daftar Perumusan Masalah

Dari data yang diperoleh ditemukan masalah yang menjadi rumusan

diagnosa keperawatan yaitu gangguan persepsi sensori : halusinasi yang

ditandai dengan data subyektif klien mengatakan mendengar suara seperti

bisikan bayangan perang sukarno dan melihat ibu, bapaknya yang sudah

meninggal dan itu muncul pada malam hari pada saat klien merasa takut saat

suara muncul dan data obyektif meliputi klien tampak mondar-mandir, klien

tampak diam, klien tampak gelisah dan cemas.

Pohon masalah merupakan penjelasan bagaimana halusinasi bisa terjadi

dan akibat dari halusinasi tersebut. Halusinasi terjadi karena isolasi sosial :

Page 20: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

9

menarik diri. Menarik diri bisa menyebabkan masalah utama/core problem

gangguan persepsi sensori : halusinasi, dari halusinasi bisa menyebabkan

resiko perilaku kekerasan. Klien yang mengalami perubahan persepsi sensori

yaitu halusinasi dapat beresiko mencederai diri sendiri, orang lain dan

lingkungannya. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang

kemungkinan dapat melukai/membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

D. Perencanaaan

Dari data yang diperoleh pada tanggal 2-4 April 2012 ditemukan data

permasalahan yang menjadi rumusan diagnosa keperawatan. Adapun ada

menjadi diagnosa yaitu gangguan persepsi sensori : halusinasi, tujuan umum

dilakukan tindakan keperawatan pada permasalahan yang dihadapi klien yaitu

agar dapat mengontrol halusinasi yang dialami. Tujuan khusus 1 : Klien dapat

membina hubungan saling percaya, dengan kriteria evaluasi : setelah 1x

interaksi klien menunjukkan tanda-tanda percaya pada perawat, ekspresi

wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat

tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk

berdampingan dengan perawat, bersedia mengungkapkan masalah yang

dihadapi. Intervensi : Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan

prinsip komunikasi terapeutik, sapa klien dengan ramah baik verbal maupun

non verbal, perkenalkan diri dengan sopan, tanyakan nama lengkap klien dan

nama panggilan yang disukai klien, Buat kontak yang jelas, tunjukkan sikap

jujur dan menepati janji, tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya,

tanyakan perasaan klien tentang yang dialami, dengarkan dengan penuh

Page 21: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

10

ekspresi klien. Tujuan khusus 2 : Klien dapat mengenal halusinasi. Kriteria

evaluasi : setelah 1x tindakan klien menyebutkan, isi, waktu, frekuensi, situasi

dan kondisi yang menyebabkan halusinasi (marah, takut, senang, cemas atau

jengkel). Intervensi : Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap,

observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasi: tanyakan apakah klien

mengalami sesuatu, jika klien menjawab ‘ya’ tanyakan apa yang sedang

dialami, katakan bahwa perawat akan membantu klien, jika klien tidak sedang

mengalami halusinasi klasifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi

diskusikan dengan klien : (isi, waktu, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi

dan kondisi yang menimbulkan halusinasi), diskusikan dengan klien apa yang

dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan

perasaan, diskusikan dan klien untuk mengatasi perasaan tersebut, diskusikan

tentang dampak yang akan dialaminya bila halusinasi. Tujuan khusus 3 : klien

dapat mengontrol halusinasinya dengan kriteria evaluasi : setelah 1x interaksi

klien dapat menyebutkan tindakan yang biasa dilakukan untuk mengendalikan

halusinasi, setelah1x interaksi klien menyebutkan cara baru mengontrol

halusinasinya, setelah 1x interaksi klien dapat memilih dan memperagakan

cara, setelah 1x interaksi klien melaksanakan cara yang telah dipilih untuk

mengendalikan halusinasi, setelah 1x interaksi klien mengikuti terapi aktivitas

kelompok. Intervensi : mengidentifikasi bersama klien cara yang dilakukan

jika ada halusinasi, diskusikan cara yang digunakan klien (adaptif,

maladaptif), diskusikan cara mengontrol halusinasi, (menghardik, menemui

orang lain, aktivitas dan minum obat), bantu klien memilih cara yang sudah

Page 22: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

11

diajarkan dan dilatih untuk mencobanya, beri kesempatan untuk melakukan

cara yang dipilih dan dilatih, pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih

jika berhasil beri pujian, anjurkan klien untuk mengikuti terapi aktivitas

kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi. Tujuan khusus 4 : Klien dapat

dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi : setelah 1x pertemuan

keluarga, keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dan

perawat. Setelah 2x interaksi keluarga menyebutkan pengertian, tanda gejala

proses terjadinya dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi. Intervensi :

Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan, diskusikan dengan keluarga

(pengertian, tanda gejala, proses terjadinya, cara yang dilakukan mengontrol

halusinasi, obat-obatan,cara merawat anggota keluarga dengan halusinasi, beri

informasi waktu kontrol). Tujuan khusus 5 : Klien dapat memanfaatkan obat

dengan baik : setelah 2x interaksi klien menyebutkan; manfaat obat, kerugian

tidak minum obat, nama obat, warna, dosis efek samping obat. Intervensi :

diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat,

nama, warna, dosis, cara.

E. Implementasi

Implementasi keperawatan untuk diagnosa keperawatan gangguan

persepsi sensori : halusinasi (pendengaran dan penglihatan). Implementasi

hari pertama dilaksanakan pada hari senin, tanggal 2 April 2012 dengan

strategi pelaksanaan (SP) 1 : membina hubungan saling percaya dengan klien,

mengindentifikasi jenis halusinasi, mengindentifikasi isi halusinasi,

mengindentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi, mengindentifikasi

Page 23: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

12

respon pasien terhadap halusinasi, mengajarkan cara memutus halusinasi cara

pertama yaitu dengan menghardik, menganjurkan klien untuk memasukan

dalam jadwal harian. Pada hari kedua dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 3

April 2012 dengan strategi pelaksanaan (SP) 2 : mengevaluasi jadwal

kegiatan harian pasien, mengevaluasi cara mengontrol halusinasi dengan

menghardik, mengajarkan mengendalikan halusinasi cara bercakap-cakap

dengan orang lain, menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal harian.

Pada hari ketiga dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 4 April 2012 dengan

strategi pelaksanaan (SP) 3: mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien,

melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan

(kegiatan yang bisa dilakukan pasien), menganjurkan pasien memasukan

dalam jadwal kegiatan harian.

F. Evaluasi

Evaluasi keperawatan penulis lakukan pada akhir pertemuan, adapun

hasil evaluasi yang penulis dapatkan hari pertama pada hari senin tanggal 2

April 2012 pukul 13.00 WIB adalah secara subyektif : Klien mengatakan

mendengar suara bisikan bayangan perang sukarno dan melihat ibu, bapaknya

yang sudah meninggal muncul pada malam hari pada saat klien sendiri dan

klien merasa takut suara itu muncul. Klien mengatakan setelah diajari cara

menghardik klien menjadi tahu cara menghilangkan bayang-bayangan yang

mengganggunya. Secara obyektif : Klien kooperatif saat diwawancarai, klien

mampu mempraktekkan menghardik walaupun sedikit lupa dan masukan ke

dalam jadwal kegiatan. Hasil yang didapat setelah dilakukannya interaksi

Page 24: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

13

dengan klien yaitu klien mampu mengungkapkan halusinasi yang dialami dan

klien bisa menyebutkan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik secara

benar, masalah teratasi. Rencana selanjutnya untuk perawat : evaluasi Sp 1

lanjutkan Sp 2 (bercakap-cakap dengan orang lain) sedangkan untuk klien :

anjurkan klien untuk melakukan cara mengontrol halusinasi menghardik

sesuai jadwal kegiatan Sp 2 (mengobrol dengan orang lain). Hari kedua pada

hari selasa tanggal 3 April 2012 pukul 13.00 WIB adalah secara subyektif :

klien mengatakan sudah mencoba mengontrol halusinasi dengan menghardik.

Klien mengatakan mau berlatih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-

cakap dengan orang lain. Klien mengatakan mau memasukan latihan

mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain ke jadwal

harian. Secara obyektif : klien tampak tenang, klien tampak mempratekkan

latihan mengontrol dengan bercakap-cakap orang lain, klien mampu

mempratekkan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap- cakap dengan

orang lain. Hasil yang didapat setelah dilakukannya interaksi dengan klien

yaitu bercakap-cakap dengan orang lain, masalah teratasi. Rencana

selanjutnya untuk perawat : evaluasi Sp 2 lanjutkan Sp 3 (memasukan jadwal

kegiatan harian) sedangkan untuk klien : anjurkan klien untuk memasukan

cara mengontrol halusinasi dengan menghardik dan bercakap-cakap dengan

orang lain. Hari ketiga pada hari rabu tanggal 4 april 2012 pukul 13.00 WIB

adalah secara subyektif : klien mengatakan sudah bisa cara mengendalikan

halusinasi dengan melakukan kegiatan dengan orang lain, klien mengatakan

sudah memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Hasil yang didapat setelah

Page 25: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

14

dilakukannya interaksi dengan klien yaitu klien mau berlatih cara mengontrol

halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain, dan memasukkan ke

jadwal harian, masalah teratasi. Rencana selanjutnya untuk klien : anjurkan

klien memasukkan jadwal kegiatan harian. Sedangkan untuk perawat :

lanjutkan Sp IV (cara minum obat).

Page 26: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

15

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis

dapatkan antara konsep dasar teori dan kasus nyata masalah “Asuhan

Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Keamanan pada Tn S dengan Halusinasi

di Ruang Maespati RSJD Surakarta”. Pembahasan yang penulis lakukan

meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi

keperawatan dan evaluasi

Menurut Keliat (2005), pengkajian merupakan tahap awal dan dasar

utama dari proses perawatan, tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data

penulis menggunakan metode wawancara dengan klien, observasi secara

langsung terhadap kemampuan dan perilaku klien dan juga dari medical

record. Selain itu keluarga juga berperan sebagai sumber data yang

mendukung dalam memberikan asuhan keperawatan pada Tn. S namun disaat

pengkajian tidak ada keluarga klien yang menjenguknya jadi penulis tidak

memperoleh informasi dari pihak keluarga. Dalam pengkajian keperawatan

ini dikumpulkan data tentang identitas klien dan penanggung jawab,riwayat

masalah klien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang.

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode auto

anamnese dan allo anamnese terhadap klien, perawat yang merawatnya,

observasi langsung terhadap penampilan dan perilaku klien. Keluhan yang

Page 27: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

16

dialami klien dengan halusinasi pendengaran dapat terlihat melalui data secara

objektif dan subyektif. Data objektif yang mendukung yaitu: bicara atau

tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, mendekatkan telinga ke arah

tertentu, menutup telinga. Data subyektif yaitu klien mengatakan mendengar

suara-suara atau kegaduhan, mendengar suara yang mengajak cakap-cakap,

mendengar suara menyuruh melakukan sesuatau yang berbahaya. Sedangkan

halusinasi penglihatan dapat diperoleh data obyektif yaitu: menunjuk-nunjuk

ke arah tertentu, ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas. Data subyektif yang

dapat diperoleh yaitu klien mengatakan melihat bayangan, sinar, bentuk

geometris, katun, melihat hantu, atau monster (Stuart & Sundeen, 2002). Pada

klien yaitu Tn. S, ia mengeluh kurang lebih 5 hari pasien binggung, bicara

nglantur, sering melihat bayangan dan suara-suara yang membisikkan.

Bayangan yang terlihat yaitu bayangan “Sukarno” dan kedua orang tuanya.

Sehingga secara teori dan kenyataan pada klien, tidak terdapat banyak

kesenjangan.

Faktor predisposisi adalah faktor risiko yang mempengaruhi jenis dan

jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress.

Faktor predisposisi dapat meliputi faktor perkembangan, sosiokultural,

biokimia, psikologis, dan genetik. Sedangkan faktor presipitasi yaitu stimulus

yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan

yang memerlukan energi ekstra untuk menghadapinya. Adanya rangsangan

dari lingkungan, seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama tidak

diajak berkomunikasi, objek yang ada di lingkungan, dan juga suasana sepi

Page 28: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

17

atau terisolasi sering menjadi terjadinya halusinasi. (Nita Fitria, 2009). Pada

klien, faktor predisposisi yang muncul dari klien yaitu adanya kegagalan yang

tidak menyenangkan untuk menjadi sarjana pertanian, jika dikaitkan dengan

teori stimulus dalam hal ini keinginan dapat menjadikan ancaman, tantangan

serta memerlukan tenaga ekstra, bila tidak tercapai akan meningkatkan stress

dan kecemasan. Sedangkan faktor presipitasi yang muncul yaitu karena klien

merasa cemas, ia selalu menyendiri dan berhalusinasi ada suara yang

membisikkan, dalam teori dijelaskan salah satu faktor predisposisi yaitu faktor

psikologis dapat terjadi bila hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta

adanya peran ganda bertentangan yang sering diterima oleh seseorang akan

mengakibatkan stress dan kecemasan yang tinggi dan berakhir pada gangguan

orientasi realita Dari faktor-faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa antara

teori dan kenyataan pada klien tidak terdapat banyak kesenjangan.

Menurut Ade Herman Surya Direja (2011) manifestasi klinik

halusinasi berkembang melalui empat fase yaitu, fase pertama : fase

comporting yaitu fase yang menyenangkan, pada tahap ini masuk dalam

golongan nonpsikotik. Karakteristik : klien mengalami stress, cemas, perasaan

perpisahan, rasa bersalah, kesepian yang memuncak. Fase kedua disebut

dengan fase condemming atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori yang

menakutkan, kecemasan meningkat, melamun dan berpikir sendiri jadi

dominan. Fase ketiga disebut juga dengan fase controlling atau ansietas berat

yaitu pengalaman sensori menjadi berkuasa termasuk dalam gangguan

psikotik, karakteristik : bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol,

Page 29: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

18

menguasai dan mengontrol klien. Fase keempat disebut juga dengan fase

conquering atau panik yaitu klien dengan halusinasinya, termasuk dalam

psikotik berat, karakteristik halusinasi berubah menjadi mengancam,

memerintah dan memarahi klien, klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang

control dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain di

lingkungan. Berdasarkan manifestasi klinik Tn. S termasuk dalam fase

pertama yaitu comporting. Batasan karakteristiknya yaitu klien mengalami,

stress, cemas, perasaan perpisahan, rasa bersalah, kesepian yang memuncak,

dan tidak dapat diselesaikan. Perilaku klien tersenyum atau tertawa yang tidak

sesuai, menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal

yang lambat jika sedang asyik dengan halusinasinya, dan suka menyendiri.

Halusinasi Tn. S masuk pada fase comporting atau fase menyenangkan dapat

beresiko ketahap selanjutnya dengan mudah, karena pada kasus ini Tn. S

selalu mendengarkan halusinasinya tanpa penolakan. Penulis tidak

menemukan kesenjangan antara teori.

Pola kognitif perceptual menurut Heather (2009) yaitu perubahan

dalam jumlah atau pola stimulus yang datang disertai gangguan respon yang

kurang, berlebihan, atau distorsi terhadap stimulus tersebut. Gangguan

persepsi sensori meliputi tipe penglihatan, pendengaran, kinestetik,

pengecapan, taktil. Pada klien secara garis besar mengalami gangguan pola

kognitif perceptual ditandai dengan adanya perubahan pada tipe penglihatan

dan pendengaran. Pola kognitif perceptual yaitu selama sakit klien

mengatakan mengalami gangguan pada fungsi sensori penglihatan dan

Page 30: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

19

pendengaran. Toeri pola kognitif persepsi menurut Carpenito (2002), adalah

klien melaporkan adanya halusinasi dengar atau halusinasi lihat, kegelisahan,

ketakutan, ansietas, atau kecemasan, apatis dan peka terhadap rangsang. Teori

ini sesuai dengan kondisi klien karena ditemukan data bahwa ketika klien

mengalami halusinasi dengar, dan dan ketika mendengar suara itu klien

merasa cemas dan gelisah. Sedangkan komponen dalam kognitif perceptual

menurut Keliat (2005) ingatan adalah tingkah laku seseorang senantiasa

didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan seseorang

terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh insight untuk pemecahan

masalah. Dalam klien mempunyai ingatan yang baik, misalnya makanan yang

dimakan, klien bisa menyebutkan, selain itu klien juga dapat mengingat

memori jangka pendek, misalnya ia mengingat makan dan kegiatan. Dalam

hal ini penulis sudah dapat mengkaji komponen pola kognitif perceptual tidak

menemukan kesenjangan antara teori.

Hasil pemeriksaan klien keadaan umum compos mentis, tanda-tanda vital

Tekanan darah 120/87 mmHg, Nadi 88 x/menit, Suhu 36,60

C, RR 20x/menit.

TB 168 cm BB 78 kg selama sakit tidak terjadi kenaikan/penurunan berat

badan. Dari pemeriksaan kepala : Rambut beruban lurus, pendek, mata tidak

anemis, fungsi penglihatan baik, Hidung : hidung mancung, Telinga : simetris

kanan kiri ada tidak ada lesi, Ektremitas : ektremitas lengkap, tidak ada fungsi

alat gerak yang terganggu. Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik. Dalam

pemeriksaannya normal tidak ada kesenjangan.

Page 31: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

20

Menurut Heather (2009) penilaian persepsi adalah perubahan dalam

jumlah atau persepsi stimulus yang datang disertai respon yang kurang atau

menganggunya. Penilaian persepsi meliputi, ketika klien mendengarkan

suara-suara yang muncul, klien merasa gelisah dan cemas, klien

mendengarkan suara itu saat malam hari saat tidur, klien juga melihat

bayangan ibu, ayahnya yang sudah meninggal 4 tahun yang lalu, dengan

frekuensi tidak tentu, kadang-kadang 4x, klien bereaksi/menanggapinya

dengan berdiam diri tanpa melakukan sesuatu, dan klien mengatakan suara itu

bisa hilang dengan sendirinya. Manifestasi klinik halusinasi menurut Direja

(2011) adalah data subyektif berupa mendengar suara atau melihat,

mendengar suara yang mengajak bercakap – cakap, mendengar suara yang

menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya. Dalam penilaian penulis tidak

menemukan banyak kesenjangan.

Pemeriksaan penunjang laboratorium pada Tn.S pada tanggal 19 maret

2012 meliputi Gula Darah Sewaktu 117 mg/dl, Cholesterol Total 125 mg/dl,

Trilycerid 79 mg/dl, Ureum 22 mg/dl, Creatinine 1,1 mg/dl, SGOT 16 u/dl,

SGPT 19 u/dl. Adapun data penunjang yang penulis dapatkan antara lain,

klien mendapatkan terapi medis berupa Haloperidrol 3X5 mg (untuk

mengendalikan halusinasi atau anti depresi), Trihexipenidril 3X2 mg (untuk

rileks dan tidak kaku), dan Clorpromazine 3X100mg (untuk penenang).

Setelah dilakukan pengkajian pada Tn. S secara garis besar ditentukan

data subyektif dan data obyektif yang menunjukkan karakteristik Tn. S dengan

diagnosa keperawatan gangguan persepsi sensori halusinasi. Namun

Page 32: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

21

manisfestasi klinik yang muncul pada Tn. S seperti data subyektif klien

mengatakan mendengar suara seperti bisikan bayangan perang sukarno dan

melihat ibu, bapaknya yang sudah meninggal dan itu muncul pada malam hari

pada saat klien merasa takut saat suara muncul dan data obyektif : meliputi

klien tampak mondar-mandir, klien tampak diam, klien tampak gelisah dan

cemas. Menurut Herdman (2009) mendefinisikan gangguan halusinasi sebagai

keadaan seorang individu yang mengalami suatu perubahan pada jumlah atau

stimulus yang diterima, diikuti dengan suatu respon terhadap stimulus tersebut

yang dihilangkan, dilebihkan, disimpangkan, atau dirusakkan. Batasan

karakteristik meliputi perubahan dalam pola perilaku, perubahan dalam

kemampuan menyelesaikan masalah, perubahan dalam ketajaman sensori,

disorientasi, halusinasi, hambatan komunikasi, konsentrasi buruk, gelisah,

distorsi sensori. Dalam kasus ada beberapa data subyektif dan data obyektif

yang sesuai dengan teori tersebut, meliputi klien mengatakan mendengar suara

seperti bisikan bayangan perang sukarno dan melihat ibu, bapaknya yang

sudah meninggal dan itu muncul pada malam hari pada saat klien merasa takut

saat suara muncul dan data obyektif meliputi klien tampak mondar-mandir,

klien tampak diam, klien tampak gelisah dan cemas. Sehingga hal ini menjadi

dasar yang akurat bagi penulis untuk mengangkat diagnosa keperawatan

gangguan persepsi sensori: halusinasi.

Menurut Keliat (2006), pohon masalah dijelaskan bahwa gangguan

isolasi sosial : menarik diri merupakan etiologi sedangkan yang menjadi core

problem yaitu halusinasi dengan alasan menurut Videbeck (2008) klien

Page 33: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

22

mengalami gangguan persepsi sensori : halusinasi sulit untuk berhubungan

dengan orang lain, akibat bisa muncul resiko perilaku kekerasan. Sesuai pada

kasus penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan pembahasan.

Menurut Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut maslow adalah

sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan dasar

manusia pada saat memberikan perawatan. Hirarki kebutuhan dasar dalam

lima tingkatan prioritas yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan

keamanan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan rasa berharga dan

harga diri, aktualisasi (Potter & Perry, 2005).

Menurut Maslow kebutuhan keamanan adalah kebutuhan untuk

melindungi diri dari berbagai bahaya yang mengancam, baik terhadap fisik

maupun psikososial. Kecemasan merupakan perasaan yang tidak jelas,

keprihatian dan kekhawatiran karena ancaman pada sistem nilai atau pola

keamanan seseorang (Carpenito, 2002). Kecemasan bisa timbul dengan

problem yaitu gangguan persepsi sensori : halusinasi, tetapi penulis belum

dapat mengkaji kecemasan pada klien dan penulis tidak bisa

mendokumentasikan data yang tepat. Selanjutnya dalam rencana keperawatan

dan evaluasi penulis akan mengatasi core problem gangguan persepsi sensori:

halusinasi. Sehingga diharapkan klien dapat terbebas dari rasa cemas dan

kebutuhan keamanannya terpenuhi.

Langkah yang seterusnya dari proses keperawatan adalah perencanaan,

perencanaan terdiri dari tiga aspek yaitu tujuan umum, tujuan khusus dan

rencana tindakan keperawatan. Tujuan khusus umum berfokus pada

Page 34: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

23

penyelesaian permasalahan (P) dari diagnosa tertentu, tujuan umum dapat

dicapai jika serangkaian tujuan khusus telah tercapai. Tujuan khusus berfokus

pada penyelesaian etiologi (E) dari diagnosa tertentu, tujuan khusus

merupakan rumusan kemampuan yang perlu dicapai atau dimilki klien.

Kemampuan ini dapat bervariasi sesuai dengan masalah dan kebutuhan klien.

Umumnya, kemampuan klien pada tujuan khusus dapat dibagi menjadi tiga

aspek yaitu kemampuan kognitif yang diperlukan untuk menyelesaikan

etiologi dari diagnosa keperawatan, kemampuan afektif yang perlu dimiliki

agar klien percaya pada kemampuan menyelesaikan masalah (Stuart & Laraia,

2005). Dalam kasus ini penyusunan perencanaan sudah sesuai teori yaitu

menyusun tujuan umum dan tujuan khusus dan perencanaan.

Didalam intervensi yang penulis tuliskan, penulis menuliskan sesuai

dengan teori yang penulis temukan, yaitu mengacu pada teori yang ada

dimana tahapan- tahapan perencanaan yang sesuai pada kondisi Tn. S yang

penulis dapatkan dan sesuai dengan strategi pelaksanaan yang penulis buat.

Dalam penulisan perencanaan keperawatan, penulis mengalami kesulitan.

Karena pada penelitian tujuan khusus yang ke empat yaitu klien dapat

memanfaatkan cara minum obat, penulis tidak mendokumentasikannya,

dikarena kurangnya ketelitian klien dan keterbatasan waktu.

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana

penerapan yang telah disusun pada tahapan perencanaan. Pada diagnosa

gangguan persepsi sensori halusinasi disesuaikan dengan rencana tindakan

Page 35: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

24

keperawatan, yang terdiri dari strategi pelaksanaan untuk klien dan strategi

pelaksanaan untuk keluaga (Nurjannah, 2005).

Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat

perlu memvalidasi dengan singkat, apakah rencana tindakan masih sesuai dan

dibutuhkan klien saat ini. Perawat juga menilai diri sendiri, apakah

mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual dan tehnikal yang

diperlukan untuk melaksanakan tindakan. Perawat juga menilai kembali

apakah tindakan yang aman bagi klien. Setelah tidak ada hambatan maka

tindakan keperawatan boleh dilaksanakan. Pada saat akan melaksanakan

tindakan keperawatan, perawat membuat kontrak dengan klien yang isinya

menjelaskan apa yang akan dilaksanakan dan peran serta yang diharapkan dari

klien, dokumentasikan semua tindakan yang telah dilaksanakan berserta

respon klien (Direja, 2012).

Berdasarkan implementasi yang dilakukan dalam satu kali interaksi

dalam tiga hari pertemuan. Pada interaksi tersebut penulis melakukan tindakan

keperawatan untuk mengatasi tujuan khusus yang pertama, kedua dan ketiga,

sesuai dengan strategi pelaksanaan yang penulis buat yaitu pada tujuan khusus

yang pertama klien dapat membina hubungan saling percaya, pada tujuan

khusus yang kedua, klien dapat mengenal halusinasinya dan pada tujuan

khusus yang ketiga klien mengontrol halusinasinya. Hal ini dilakukan karena

hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi yang terapeutik antar perawat

denag klien dan halusinasi harus dikenal lebih dahulu oleh perawat agar

intervensi efektif (Carpenito, 2002). Tindakan yang terlaksana adalah

Page 36: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

25

membina hubungan saling percaya, menanyakan apakah klien mendengar

suara perang waktu sukarno dan apakah klien melihat ibu, bapaknya yang

sudah meninggal, mengatakan bahwa perawat percaya namun perawat tidak

mendengarkannya dan melihatnya, mengatakan bahwa perawat akan

membantu klien mengontrol halusinasinya, mengobservasi tingkah laku klien

terkait dengan halusinasinya, mendiskusikan dengan klien situasi yang

menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi, mendiskusikan waktu dan

frekuensi terjadi halusinasi, menanyakan tindakan yang klien lakukan ketika

suara tersebut muncul, mendiskusikan cara baru untuk mengontrol

halusinasinya, membantu klien memilih dan melatih cara mengontrol

halusinasi yang pertama yaitu menghardik, memberikan kesempatan klien

untuk mempratekkan cara yang telah diajarkan, memberikan pujian jika

berhasil, menganjurkan untuk memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

Dalam melakukan implementasi penulis melakukan sesuai dengan

tujuan khusus dan pelaksanaan yang penulis buat tetapi implementasi yang

penulis lakukan seperti respon klien pada saat mendengar halusinasi, melihat

halusinasi, keuntungan dari cara dilakukan klien saat mendengar halusinasi

atau melihat halusinasi tidak penulis lakukan. Hal itu dikarenakan kurangnya

kecermatan dari penulis sehingga masih terdapat tindakan yang belum penulis

lakukan pada saat memberikan implementasi.

Penulis dalam pencapaian tujuan khusus, pertama, kedua dan ketiga

adalah penulis telah mempersiapkan strategi pelaksanaan sebagai acuan dalam

Page 37: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

26

melakukan implementasi keperawatan selama implementasi dilakukan, Tn. S

kooperatif dan bersedia menyampaikan masalah yang dihadapi.

Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan

keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respons klien

terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dibagi dua,

yaitu evaluasi proses atau formatif yang dilakukan setiap selesai melaksanakan

tindakan, hasil atu sumatif yang dilakukan dengan membandingkan antara

respons klien dan tujuan khusus serta umum yang telah di tentukan (Yosep,

2007).

Pada kasus ini penulis melakukan evaluasi hasil pada klien meliputi

evaluasi secara subyektif, obyektif, analisa, perencanaan. Evaluasi dapat

dilakukan dengan menggunakan pendekatan diantaranya sebagai berikut :

subyektif , respon subyektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan. Dapat diukur dengan menanyakan : “bagaimana perasaan bapak

setelah latihan menghardik?”. Obyektif : respon obyektif klien terhadap

tindakan keperawatan yang dilaksanakan. Dapat diukur dengan mengobservasi

perilaku klien pada saat tindakan dilakukan, atau menanyakan kemabali apa

yang telah diajarkan atau memberi umpan balik sesuai dengan hasil observasi.

Analisis : Hasil analisa ulang atas data subyektif dan obyektif untuk

menyimpulkan apakah masalah masih tetap muncul masalah baru atau data

yang kontradiksi dengan masalah yang ada. Dapat pula membandingkan hasil

dengan tujuan. Perencanaan : perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil

Page 38: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

27

analisis pada respon klien yang terdiri dari tindak lanjut klien, dan tindak

lanjut oleh perawat (Direja, 2011).

Adapun evaluasi pada hari terakhir yang telah penulis lakukan yaitu

pada hari rabu, 4 April 2012 meliputi data subyektif: Klien mengatakan sudah

bisa cara mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan dengan orang

lain, klien mengatakan sudah memasukan dalam jadwal kegiatan harian, data

obyektif: klien kooperatif dan tenang, klien sudah mempraktikan cara

mengontrol halusinasi dengan cara ketiga yaitu dengan cara melakukan

kegiatan, klien tampak memasukan cara tersebut kedalam jadwal kegiatan

harian. Assessment: masalah teratasi, klien bisa mengendalikan halusinasi

dengan cara ketiga yaitu dengan melakukan kegiatan. Rencana selanjutnya

atau perencanaan : bagi klien: anjurkan klien memasukan kedalam jadwal

kegiatan harian, bagi perawat: evaluasi dan optimalkan SP1, SP2, SP3,

intervensi dihentikan.

B. Simpulan dan Saran

1. Simpulan

Berdasarkan data diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut:

a. Pengkajian yang penulis lakukan pada kasus memenuhi pengkajian

jiwa tetapi yang menjadi fokus adalah pola kognitif perceptual.

b. Diagnosa prioritas dilihat dari pohon masalah muncul gangguan

persepsi sensori : halusinasi, sebagai core problem dan diagnosa

prioritas.

Page 39: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

28

c. Intervensi yang direncanakan yaitu tujuan khusus yaitu pertama sampai

ketiga yaitu cara mengenal halusinasi, mengontrol halusinasi, dalam

tujuan khusus yang keempat dan kelima tidak tercapai. Tujuan umum

yang didapatkan cara mengontrol halusinasi yang dialami.

d. Tindakan implementasi yang sudah tercapai selama pengkajian tiga

hari yaitu dengan strategi pelaksanaan (SP) 1 yaitu membina hubungan

saling percaya, SP 2 cara mengontrol halusinasi dengan menghardik,

SP 3 bercakap – cakap atau mengobrol dengan orang lain.

e. Tindakan evaluasi selama tiga hari yang sudah penulis berhasil yaitu

dengan cara membina hubungan saling percaya, mengontrol halusinasi

dengan menghardik, bercakap-cakap atau mengobrol dengan orang lain

masalah teratasi, dan klien sudah melakukannya dengan yang diajarkan

oleh penulis.

f. Dalam analisa pemenuhan kebutuhan keamanan didapatkan bahwa

masalah pemenuhan kebutuhan keamanan pada klien dengan

halusinasi yang ditandai dengan kecemasan, tidak terpenuhi. Karena

yang tercapai hanya tiga tujuan khusus yaitu membina hubungan saling

percaya, mengenal halusinasi, mengontrol halusinasi.

Page 40: Siti N P09045 - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-sitinurjan... · v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

29

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberi saran yang

diharapkan bermanfaat antara lain:

a. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada klien

seoptimal mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana

yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dan ketrampilannya dalam melalui praktek klinik dan

pembuatan laporan.

c. Bagi Penulis

Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan

waktu seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan

keperawatan pada klien secara optimal.