SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan...

48
i PRODUKSI BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK FODDER JAGUNG DARI MEDIA HIDROPONIK DENGAN PENAMBAHAN NUTRISI YANG BERBEDA SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Transcript of SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan...

Page 1: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

i

PRODUKSI BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK FODDER JAGUNG

DARI MEDIA HIDROPONIK DENGAN PENAMBAHAN

NUTRISI YANG BERBEDA

SKRIPSI

EDI TOMPO

I111 13 333

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

ii

PRODUKSI BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK FODDER JAGUNG

DARI MEDIA HIDROPONIK DENGAN PENAMBAHAN

NUTRISI YANG BERBEDA

Oleh :

EDI TOMPO

I111 13 333

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

Makassar

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

iii

Page 4: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

iv

Page 5: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

v

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Skripsi. Penulis

dengan rendah hati mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan membimbing dalam menyelesaikan Skripsi ini utamanya kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Syahriani Syahrir, M.Si sebagai pembimbing utama dan Ibu

Marhamah Nadir, SP.,M.Si.Ph.D. selaku pembimbing anggota yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan

memberikan nasihat serta motivasi dalam penyusunan Skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Ahmad Ramadhan Siregar, M.Si sebagai Pembimbing

Akademik.

3. Kedua orang tua saya Paewai Dg. Tompo dan Mery dan saudara(i) Saya yang

telah memberikan doa, bantuan dan dukungan bagi penulis sehingga makalah

ini dapat terselesikan.

4. Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian

Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian Adi Firanysa, Zhazadila,

Sukma, Ummi Kalsum, Abeng Daisuri, Nadra Juharis, Farna, Imha

Churiya, Insani, Nirwana, Cia, Purnama Isti, Hikmayani Iskandar dan

semua mahasiswa Fakultas Peternakan yang telah memberikan bantuan dan

banyak menjadi inspirasi bagi penulis.

Page 6: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

vi

5. Saudara Syamsul Bahri, Erwin J, Kak Herdy Dwi Wibowo, Tilawati, Mita

Arifa Hakim dan Kak Muh. Nur Chaidir yang telah memberikan bantuan

selama penelitian.

6. Teman – teman Larfa 13 yang tidak dapat saya sebutkan namanya dan KKN

Miangas 93 khususnya teman divisi ku Eka ashari, Andi Wahyu, Fahira

Ulfa Mursalin, Imam, Ervan, Dahlia, Kak Yusman, Yoshinta, dan Ifka

Marizza serta rekan-rekan HUMANIKA, Charoen Pokphand Best Student

Appreciation (CPBSA) Thailand, Tim PKM Penelitian saya Kamsinar dan

Saioja serta FOSIL yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama

ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena itu penulis memohon saran untuk memperbaiki

kekurangan tersebut. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca terutama

bagi saya sendiri.

Aamin.

Makassar, Mei 2017

Penulis

Edi Tompo

Page 7: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................. v

DAFTAR ISI ........................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. viii

ABSTRAK .............................................................................................. ix

PENDAHULUAN

Latar Belakang .............................................................................. 1

Rumusan Masalah ......................................................................... 2

Tujuan dan Kegunaan .................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Jagung dan Syarat Tumbuh ............................................ 4

Sistem Hidroponik ........................................................................ 6

Hidroponik Fodder Jagung ............................................................. 8

Pupuk Organik Cair ....................................................................... 8

Nitrogen ......................................................................................... 10

Bahan Kering dan Bahan Organik ................................................. 11

Hipotesis ......................................................................................... 13

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat ......................................................................... 14

Materi Penelitian ........................................................................... 14

Prosedur Penelitian......................................................................... 14

Page 8: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

viii

Analisis Proksimat ......................................................................... 16

Analisis Data ................................................................................. 17

Parameter Yang Diukur ................................................................. 18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Produksi Bahan Kering ................................................................. 19

Produksi Bahan Organik ................................................................ 21

PENUTUP

Kesimpulan ................................................................................... 23

Saran ............................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 24

LAMPIRAN ............................................................................................. 28

Page 9: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

ix

DAFTAR TABEL

No Halaman

Teks

1. Rataan produksi bahan kering dan bahan organik fodder jagung dari media

Hidroponik ....................................................................................... 19

Page 10: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

x

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

Teks

1. Hidroponik Fodder Jagung .............................................................. 8

2. Skema Analisa Proksimat Bahan Pakan ........................................... 13

Page 11: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

xi

ABSTRAK

EDI TOMPO (I 111 13 333). Produksi Bahan Kering dan Bahan Organik Fodder

Jagung Dari Media Hidroponik Dengan Penambahan Nutrisi Yang Berbeda.

Dibawah bimbingan Syahriani Syahrir dan Marhamah Nadir

Hydroponic fodder jagung dapat dijadikan sebagai teknologi alternatif untuk

memproduksi pakan hijauan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi

bahan kering dan bahan organik dari fodder jagung yang diberikan penambahan

nutrisi yang berbeda. Penelitian ini dirancang berdasarkan rancangan acak

kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan 5 kelompok. Perlakuan P1 = Media tanam

hidroponik tanpa penambahan nutrisi, P2 = Media tanam hidroponik dengan

penambahan nitrogen sebesar 200 ppm dan P3 = Media tanam hidroponik dengan

penambahan pupuk cair (POC) komersial 0,5 %. Sidik ragam menunjukkan

bahwa pemberian nutrient yang berbeda-beda pada perlakuan tidak memberikan

pengaruh nyata (P˃0,05) terhadap produksi bahan kering dan bahan organik

fodder jagung. Hasil penelitian ini memperlihatkan rata-rata produksi bahan

kering fodder jagung dengan sistem hidroponik pada P1 adalah 76,72 g, P2

sebesar 78,40 g, P3 sebesar 79,89 g dan produksi bahan organik pada P1 adalah

75,15 g, P2 sebesar 77,38 g, dan P3 sebesar 78,72 g. Disimpulkan bahwa produksi

bahan kering dan bahan organik fodder jagung dari media hidroponik dengan

penambahan nutrisi yang berbeda menunjukkan hasil yang tidak bebeda namun

kecendrungan adanya peningkatan produksi bahan kering dan bahan organik pada

perlakuan P3 dengan nutrient pupuk organik cair (POC).

Kata Kunci : Bahan Kering, Bahan Organik, Hidroponik, Fodder Jagung,

Nutrient

Page 12: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

xii

ABSTRACT

EDI TOMPO (I 111 13 333). The Production Of Dry Materials And Organic

Fodder The Corn From The Media Hydroponic With The Addition Of Different

Nutrients. Under The Guidance Of Syahriani Syahrir And Marhamah Nadir

Hydroponic fodder can be used as alternative technology to produce feed of

forage. The study aims to determine the production of dry materials and organic

materials from corn fodder that given the addition diferent nutrients. This study

was designed based on randomized complete block design (RAK) with 3

treatment 5 groups. In each treatment plant P1 = Media hydroponics without the

addition of nutrients, P2 = Media hydroponic growing with the addition of 200

ppm nitrogen and P3 = Media hydroponic growing with the addition of liquid

fertilizer (POC) of commercial 0.5%. Variance showed that administration of

different nutrients in treatment does not give real effect (P˃0,05) towards the

production of dry matter and organic matter corn fodder. This study shows the

average production of fodder dry matter corn with hydroponics system at P1 was

76.72 g, P2 of 78.40 g, P3 of 79.89 g and the production of organic matter in P1

was 75.15 g, P2 for 77.38 g, and P3 of 78.72 g. It was concluded that the

production of dry matter and organic matter from the media hydroponic corn

fodder with the addition of different nutrients showed somewhat different results,

but the tendency of an increase in the production of dry matter and organic matter

in P3 treatment with nutrient liquid organic fertilizer (POC).

Keywords: Dry Materials, Materials Organic, Hydroponics, Fodder Corn,

Nutrient

Page 13: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman jagung adalah salah satu tanaman yang potensial untuk di tanam

pada saat musim kemarau dengan menggunakan sistem hidroponik fodder jagung.

Jagung merupakan tanaman C4 yang mampu beradaptasi dengan baik meskipun

terdapat faktor pembatas pertumbuhan dan produksi (Goldsworthy dan Fisher

1980). Keunggulan lain dari jagung yang ditanam dengan sistem hidroponik

yaitu biji jagung memiliki waktu pertumbuhan yang cepat sehingga dapat

diproduksi dalam waktu singkat. Salah satu tantangan dalam memproduksi

hijauan pakan (green fodder) dengan sistem hidroponik yaitu tumbuhnya jamur.

Keadaan lingkungan (suhu, kelembaban dan cahaya) yang kurang mendukung

dapat menyebabkan jamur berkembang yang kemudian merusak tanaman dan

menyebabkan masalah kesehatan pada ternak yang diberi pakan berjamur.

Hydroponic fodder jagung dapat dijadikan sebagai teknologi alternatif

untuk memproduksi pakan hijauan. Hidroponik adalah suatu istilah yang

digunakan untuk bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media

tanamnya serta menggunakan campuran nutrisi esensial yang dilarutkan didalam

air (Sodarmodjo, 2008). Teknik hidroponik memiliki kemampuan untuk

menghasilkan produk berkualitas selain itu sistem hidroponik tidak tergantung

dengan musim sehingga tanaman dapat ditanam sepanjang tahun dan dapat

ditanam dilahan yang sempit dengan sistem green house. Budidaya tanaman

dengan sistem hidroponik umumnya dilakukan didalam greenhouse

(Suhardiyanto, 2009). Dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa

penggunaan bioslurry lebih dari 50% dapat menurunkan jumlah produksi bahan

Page 14: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

2

segar (Melisa 2014). Produksi hijauan jagung yang dihasilkan dari penanaman biji

sebanyak 713 gram hanya menghasilkan sekitar 2 kali lipat hijauan segar.

Produksi ini sama dengan percobaan sebelumnya yang mencapai produksi 2 kali

lipat dan berbeda dengan penelitian Sneath dan Mclntosh (2003) yang

menyatakan bahwa 1 kg biji yang ditanam dapat menghasilkan 6 sampai 10 kg

hijauan segar. Salah satu alternatif untuk memenuhi bahan pakan disaat

kurangnya ketersediaan hiajaun pakan karena keterbatasan lahan yaitu dengan

pembuatan fodder jagung yang diberikan beberapa perlakuan khusus yaitu

penambahan nutrient dalam media hidroponik untuk melihat produksi bahan

kering dan bahan organik dari pakan fodder jagung.

Page 15: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

3

Perumusan Masalah

Beternak dilahan terbatas harus mengefisienkan pemanfaatan lahan untuk

penanaman hijauan secara berkelanjutan. Salah satu alternatif yang dapat

ditawarkan untuk pemenuhan nutrisi ternak kambing adalah fodder jagung.

Fodder jagung juga mengandung banyak nutrisi yang sangat potensial untuk

digunakan sebagai pakan ruminansia. Oleh karena itu diperlukan penelitian

tentang berapa produksi bahan kering dan bahan organik fodder jagung yang

diberikan nutrisi yang untuk menghasilkan hijauan pakan yang cukup banyak dan

relaif cepat.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui produksi bahan kering dan

bahan organik dari fodder jagung yang diberikan penambahan nutrisi yang

berbeda.

Kegunaan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai

produksi bahan kering dan bahan kering fodder jagung yang diberikan

penambahan nutrisi yang berbeda untuk meningkatkan penggunaan fodder jagung

sebagai sumber hijauan pakan.

Page 16: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

4

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Jagung dan Syarat Tumbuh

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (graminae) dari sub

famili myadeae. Jagung termasuk tanaman C4 yang mampu beradaptasi baik pada

faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil. Salah satu sifat tanaman jagung

sebagai tanaman C4, antara lain daun mempunyai laju fotosintesis lebih tinggi

dibandingkan tanaman C3, fotorespirasi rendah, efisien dalam penggunaan air

(Muhadjir, 1988).

Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar

seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah

akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan

melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar

seminal akan berhenti. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari

buku di ujung mesokotil, kemudian setelah takar adventif berkembang dari tiap

buku secara berurutan dan terus keatas antara 7-10 buku, semuanya di bawah

permukaan tanah. Akar adventif berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar

seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup jagung. Akar adventif berperan

dalam pengambilan air dan hara. Perkembangan akar jagung (kedalaman dan

penyebarannya) bergantung pada varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah,

keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator

toleransi tanaman terhadap cekaman aluminium. Tanaman yang toleran

aluminium, tudung akarnya terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar

(Syafruddin, 2002).

Page 17: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

5

Secara umum tanaman jagung dapat tumbuh pada daerah dengan

ketinggian 0-1.300 m dari permukaan laut dan dapat hidup baik di daerah panas

maupun dingin. Menurut Sutoro dkk, (1988) bahwa selama pertumbuhannya,

tanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari yang cukup karena sangat

mempengaruhi pertumbuhannya. Muhadjir (1988) menambahkan bahwa jumlah

radiasi surya yang diterima tanaman selama fase pertumbuhan merupakan faktor

yang penting untuk penentuan jumlah biji. Selanjutnya Mulyadi dkk, 2011)

menambahkan bahwa intensitas cahaya merupakan faktor penting dalam

pertumbuhan tanaman jagung oleh sebab itu tanaman jagung harus mendapatkan

cahaya matahari langsung. Bila kekurangan cahaya batangnya akan kurus, lemah,

dan tongkol kecil serta hasil yang didapatkan rendah.

Syarat tumbuh tanaman jagung adalah tanah gembur, banyak mengandung

bahan organik, aerase dan drainasenya baik. Jagung dapat tumbuh baik pada

berbagai jenis tanah asalkan mendapatkan pengolahan yang baik. Tanah dengan

tekstur lempung berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya. Tanah-tanah

dengan tekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik bila

pengelolaan tanah dikerjakan secara optimal, sehingga aerase dan ketersediaan air

di dalam tanah berada dalam kondisi baik. Kemasaman tanah (pH) yang baik

untuk pertumbuhan tanaman jagung berkisar antara 5,6 – 7,5 (Rochani, 2007).

Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoceous) karena bunga

jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina (tongkol)

muncul dari axillary apical tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik

tumbuh apikal diujung tanaman. Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari

saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Hampir 95 % dari persariannya

Page 18: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

6

berasal dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5 % yang berasal dari serbuk sari

tanaman sendiri. Karena itu disebut juga tanaman bersari bebas (cross pollinated

crop) (Aria dan Chozin 2009).

Buah jagung terdiri atas tongkol, biji, dan daun pembungkus. Biji jagung

mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung

pada jenisnya. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat

secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8 – 20 baris biji. Biji

jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji (seedcoat), endosperm dan

embrio (Murni dan Arif, 2008).

Tanaman jagung membutuhkan air sekitar 100-140 ml/bulan. Oleh karena

itu waktu penanaman harus memperhatikan curah hujan dan penyebarannya.

Penanaman dimulai bila curah hujan sudah mencapai 100 mm/bulan. Untuk

mengetahui ini perlu dilakukan pengamatan curah hujan dan pola distribusinya

selama 10 tahun ke belakang agar waktu tanam dapat ditentukan dengan baik dan

tepat (Parwati dkk, 2008).

Sistem Hidroponik

Hidroponik secara harfiah berarti Hydro = air, dan phonic = pengerjaan.

Sehingga secara umum berarti system budidaya pertanian tanpa menggunakan

tanah tetapi menggunakan air yang berisi larutan nutrient. Budidaya hydroponik

biasanya dilaksanakan di dalam rumah kaca (greenhouse) untuk menjaga supaya

pertumbuhan tanaman secara optimal dan benar – benar terlindung dari pengaruh

unsur luar seperti hujan, hama penyakit, iklim dan lain–lain. Keunggulan dari

beberapa budidaya dengan menggunakan system hidroponik antara lain:

Kepadatan tanaman per satuan luas dapat dapat dilipat gandakan sehingga

Page 19: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

7

menghemat penggunaan lahan. Jenis hidroponik dapat dibedakan dari media yang

digunakan untuk berdiri tegaknya tanaman. Media tersebut biasanya bebas dari

unsur hara (steril), sementara itu pasokan unsur hara yang dibutuhkan tanaman

dialirkan ke dalam media tersebut melalui pipa atau disiramkan secara manual.

Media tanam tersebut dapat berupa kerikil, pasir, gabus, arang, zeolite atau tanpa

media agregat (hanya air). Yang paling penting dalam menggunakan media tanam

tersebut harus bersih dari hama sehingga tidak menumbuhkan jamur atau penyakit

lainnya (Idha, 2014).

Beberapa keuntungan yang diderikan oleh sistem hidroponik diantaranya

(1) keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin. (2)

perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol. (3) pemakaian pupuk

lebih hemat (efisien). (4) tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman

yang baru . (5) tidak membutuhkan banyak tenaga kasar karena metode kerja lebih

hemat dan memiliki standarisasi. (6) tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan

dengan keadaan yang tidak kotor dan rusak. (7) hasil produksi lebih continue dan

lebih tinggi disbanding dengan penanama ditanah. (8) harga jual hidroponik lebih

tinggi dari produk non hydroponic. (9) beberapa jenis tanaman dapat

dibudidayakan di luar musim. (10) tidak ada resiko kebanjiran,erosi, kekeringan,

atau ketergantungan dengan kondisi alam. (11) tanaman hidroponik dapat

dilakukan pada lahan atau ruang yang terbatas, misalnya di atap, dapur atau garasi.

Kelemahan sistem hidroponik yaitu (1) investasi awal yang mahal. (2)

memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu bahan kimia. (3)

Kketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit (Idha, 2014).

Page 20: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

8

Hidroponik Fodder Jagung

Hidroponik fodder dapat dijadikan sebagai teknologi alternatif untuk

memproduksi pakan hijauan. Hidroponik adalah suatu istilah yang digunakan

untuk bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya serta

menggunakan campuran nutrisi esensial yang dilarutkan di dalam air (Sodarmodjo,

2008). Teknik hidroponik memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk

kandungan nutrisi yang berkualitas selain itu sistem hidroponik tidak tergantung

dengan musim sehingga tanaman dapat ditanam sepanjang tahun dan dapat

ditanam di lahan yang sempit dengan sistem green house. Budidaya tanaman

dengan sistem hidroponik umumnya dilakukan di dalam green house

(Suhardiyanto, 2009). Berikut ditampilkan gambar 1. pertanaman fodder jagung

dalam media hidroponik .

Gambar 1. Hidroponik Fodder Jagung

Pupuk Organik Cair

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman

untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun

Page 21: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

9

non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan

baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara

suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme.

Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat

ditambahkan sejumlah material suplemen (Sutanto dan Rachman, 2002).

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup,

seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat

berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,

dan biologi tanah. Pupuk organik cair mengandung banyak bahan organik

didalamnya (Ayub, 2004).

Pupuk organik cair memiliki mamfaat bagi tanaman yaitu untuk

menyuburkan tanaman, Untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah, untuk

mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar, untuk membantu

revitalisasi produktivitas tanah, untuk meningkatkan kualitas produk (Suriadikarta

dkk, 2006).

Adapun keunggulan dari pupuk organik cair yaitu : (1) mudah untuk

membuatnya, (2) murah harganya, (3) tidak ada efek samping bagi lingkungan

maupun tanaman, (4) bisa juga dimanfaatkan untuk mengendalikan hama pada

daun (bio-control), seperti ulat pada tanaman sayuran. (5) aman karena tidak

meninggalkan residu, pestisida organik juga tidak mencemari lingkungan.

Kelemahan yang umum terdapat pada pupuk organik/ hayati cair, yaitu :

(1) viabilitas (daya hidup) mikroorganisme yang dikandungnya sangat rendah, (2)

populasi mikroorganisme kecil (< 106 cfu/ml), bahkan cenderung tidak ada/mati

seiring dengan waktu, (3) nutrisi yang terkandung cukup banyak. Umumnya

Page 22: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

10

nutrisi yang ada berupa N, P, dan K, (4) mikroorganisme di dalamnya sangat

mudah berkurang bahkan mati, (5) tingkat kontaminasi sangat tinggi, (6)

seringkali menghasilkan gas (kemasan rusak) dan bau tidak sedap (busuk), (7)

tidak tahan lama (kurang dari setahun), (8) masalah dalam transportasi dan

penyimpanan, (9) perlu ketekunan dan kesabaran yang tinggi dalam membuatnya,

(10) hasilnya tidak bisa diproduksi secara massal (Suriadikarta dkk, 2006).

Nitrogen (Urea)

Nitrogen merupakan unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman, tanpa

nitrogen pertumbuhan tanaman akan lambat. Pentingnya nitrogen bagi tanaman

dipertegas dengan kenyataan bahwa dalam tanaman hanya karbon, oksigen dan

hidrogenlah yang jumlahnya lebih banyak dari nitrogen untuk memenuhi

kebutuhan tanaman terhadap unsur ini, biasanya dilakukan dengan pemberian

pupuk urea (Salisbury and Ross, 1995).

Unsur Nitrogen merupakan unsur yang paling dominan berpengaruh

terhadap pertumbuhan tanaman selada dibandingkan unsur lainnya (Salisbury dan

Ross, 1995). Bila N cukup dan kondisi pertumbuhan yang baik maka protein akan

terbentuk. Pada kondisi karbohidrat sedikit disimpan pada bagian vegetatif, maka

protoplasma akan lebih banyak dibentuk, sehingga tanaman akan sukulen karena

protoplasma banyak mengandung air (Havlin et al., 1999).

Dari hasil penelitian Djamaan (2006), pemberian urea 0,3 g/pot

memberikan produksi lebih tinggi (61,1 g) dari tanpa pemberian Urea (60,4 g).

sedangkan fungsi nitrogen secara umum adalah merangsang pertumbuhan

tanaman secara keseluruhan yang merupakan bagian dari sel (organ) tanaman itu

sendiri, nitrogen berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman ,

Page 23: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

11

merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau) seperti daun. Namun tanaman

yang kekurangan unsur N akan menunjukkan gejala seperti : pertumbuhan

lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun

tua cepat menguning dan mati.

Bahan Kering dan Bahan Organik

Bahan kering (BK) adalah total zat-zat pakan selain air dalam suatu bahan

pakan, kebutuhan bakan kering ini dipenuhi dari hijauan dan konsentrat. Bahan

kering merupakan faktor yang penting dalam menentukan jumlah danefisiensi

produktifitas ruminansia, dimana ukuran tubuh ternak sangat mempengaruhi

konsumsi pakan (Elita, 2006). Bahan kering meliputi senyawa organik yang

meliputi karbohidrat, protein, lipid dan non organik yang meliputi vitamin dan

mineral. Dalam sebuah pakan haruslah memenuhi kereteria bahan baku, bahan

kering terutama kadar air. Kadar air dalam suatu bahan pakan sangat

mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari bahan pakan tersebut. Apabila

kadar air bahan pakan tersebut cukup tinggi maka bahan pakan tersebut memiliki

kadar bahan kering yang relatife rendah karena kadar air yang tinggi pada pakan

akan mempengaruhi konsumsi sehingga bahan kering juga akan rendah hal ini

juga berkaitan dengan bahan organik (Winarno, 2004).

Nilai konsumsi pakan tinggi disebabkan oleh bentuk pakan lebih halus

juga karena bentuk kering udara menyebabkan kambing sering mengkonsumsi air

sehingga membantu proses hidrolisis, laju kecernaan pakan serta pengosongan isi

lambung cepat mengakibatkan konsumsi pakan meningkat (Ali, 2008). Jumlah

bahan kering pakan yang dapat dikonsumsi oleh seekor ternak selama satu hari

perlu diketahui. Kandungan bahan kering pakan tergantung dari hijauan yang

Page 24: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

12

diberikan. Konsumsi bahan kering pada ternak kambing pada umumnya adalah 3-

3.8 % dari berat badan (Tarigan, 2009).

Bahan organik merupakan bagian terbesar nutrien yang dibutuhkan oleh

ternak. Kualitas bahan kering yang dimakan oleh ternak tidak saja tergantung dari

mutu bahan makanan yang dimakan, tetapi juga tergantung ukuran ternak yang

memakan bahan makanan tersebut. Konsumsi pakan dipengaruhi oleh laju

pencernaan pakan dan tergantung pada bobot badan ternak dan kualitas pakan.

Bahan organik berkaitan erat dengan bahan kering karena bahan organik

merupakan bagian terbesar dari bahan kering. Tinggi rendahnya konsumsi bahan

organik akan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya konsumsi bahan kering. Hal ini

disebabkan karena sebagian besar komponen bahan kering terdiri dari komponen

bahan organik, perbedaan keduanya terletak pada kandungan abunya (Murni dkk,

2012).

Metode analisa proksimat pertama kali dikembangkan oleh Henneberg dan

Stohman pada tahun 1860 di sebuah laboratorium penelitian di Weende, Jerman

(Hartadi dkk, 1997). McDonald et al. (1995) menjelaskan bahwa analisa

proksimat dibagi menjadi enam fraksi nutrien yaitu kadar air, abu, protein kasar,

lemak kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Berikut

ditampilkan analisis proksimat bahan pakan seperti pada gambar 2 dibawah.

Page 25: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

13

Gambar 2. Skema analisa proksimat bahan pakan (McDonald et al., 1995).

Hipotesis

Diduga bahwa pemberian nutrisi yang berbeda pada dalam media tanam

hidroponik akan menghasilkan produksi bahan kering dan bahan organik fodder

jagung yang berbeda

Bahan

Makanan

Air

Bahan

Kering

Bahan

Organ

ik

Abu

Protein Kasar

BOTN

LemaK kasar

karbohi

drat

Serat

kasar

BETN

Page 26: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

14

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian budidaya hidroponik fodder jagung dilakukan di Unit Pengujian

Pakan Terpadu dan analisis bahan kering dan bahan organik dilakukan di

Laboratorium Kimia Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak,

Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini dilakukan dari bulan

November 2016 sampai dengan Januari 2017.

Materi Penelitian

Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain rak, tray

(nampan yang telah dilubangi dengan ukuran ukuran 32 cm x 25 cm), gayung,

sprayer kapasitas 2 L, gelas ukur kapasitas 2 L, ember, saringan, thermometer,

penggaris dan alat tulis, timbangan digital, rak besi dengan tinggi ± 2 meter, lebar

76 cm, dan tinggi masing-masing rak satu ke rak yang lain adalah 34 cm, serta

alat-alat laboratorium untuk analisis bahan kering dan bahan organik.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu biji jagung kuning

varietas lamuru 3 kg, air sumur, larutan nutrient urea, dan pupuk organik cair

komersial.

Metode Penelitian

Prosedur Penelitian

Persiapan Benih

Persiapan benih dilakukan dengan merendam benih didalam air untuk

mengetahui benih yang baik dan yang tidak baik, kemudian menyiapkan media

Page 27: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

15

tampung berupa nampan yang agak besar dan datar. Rak besi di rakit bersusun

dengan tinggi ± 2 meter, lebar 76 cm, dan tinggi masing-masing rak 34 cm dan

setiap rak diletakkan nampan plastic yang sebelumnya telah dilubangi bagian

bawahnya agar air tidak tergenang. Ukuran wadah disesuaikan dengan dengan

jumlah 150 g benih jagung yang ditanam.

Penanaman dan Pemeliharaan Hijauan Pakan Hidroponik

Jagung yang digunakan terlebih dahulu disortir dengan cara direndam

dalam air. Jagung yang mengapung diatas permukaan air kemudian dibuang.

Setelah itu jagung ditiriskan dan ditimbang. Setelah 15 menit direndam dalam air,

jagung dicuci kembali dan kemudian direndam dalam air selama 24 jam. Setelah

24 jam jagung diangkat dan ditiriskan kemudian disebar pada nampan atau rak

sebanyak 150 g per nampan. Setiap 4 jam sekali benih jagung disemprot atau

disiram dengan larutan yang berbeda masing perlakuan. Kalau pembuatan

foddernya skala besar, baiknya menggunakan timer sprayer sehingga

mempermudah penyiraman. Penyiraman dilakukan selama 9 hari (sampai waktu

panen yang diharapkan)

Pemanenan fodder jagung

fodder jagung di panen pada umur 9 hari karena pertumbuhan daun dan

akar yang sudah sangat lebat. Pemanenan fodder jagung dilakukan dengan cara

menggulung foddernya dan menyiram air pada akar fodder supaya menghilangkan

aroma air yang masih tersisa di bagian akar, setelah itu mengangkat dan

memotong-motong fodder hingga beberapa bagian potongan dan diambil sampel

dari masing-masing perlakuan dari ke 5 ulangan pada nampan sebanyak 100 g.

Setelah sampel diambil dimasukkan kedalam plastik dan kemudian dimasukkan

Page 28: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

16

kedalam oven selama 3 hari dengan suhu 600C hal ini dilakukan untuk

mengurangi kadar air didalam fodder jagung sampai 0 % air.

Analisis Proksimat

Analisa bahan kering dan bahan organik dilakukan dengan analisa

proksimat. Untuk mengetahui kandungan bahan kering dan bahan organik,

dilakukan menurut prosedur sebagai berikut (McDonald et al, 1995)

Bahan Kering

1. Cawan porselin yang bersih dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105°C

selama 2 jam. Kemudian didinginkan di dalam desikator selama 30 menit

dan ditimbang (a gram).

2. Menimbang sampel sebanyak 1 gram kemudian dimasukkan ke dalam

cawan porselin (b gram).

3. Kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 105°C selama 24 jam

dan setelah kering didinginkan dalam desikator dan ditimbang kembali (c

gram).

Rumus yang digunakan adalah :

Bahan kering

Kadar air = 100% ˗ bahan kering

Keterangan : a : berat cawan kosong (gram)

b : berat sampel sebelum oven (gram)

c : berat cawan + sampel setelah oven (gram)

Bahan Organik

1. Sampel ditambah cawan penetapan kadar air di atas dimasukkan ke dalam

tanur listrik selama 3 jam pada suhu 600°C.

Page 29: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

17

2. Dibiarkan agak dingin (suhunya sekitar 200°C), kemudian dimasukkan

kedalam desikator selama 30 menit, lalu ditimbang (d gram).

Rumus yang digunakan untuk menghitung kadar abu adalah:

Kadar Abu =

Kadar bahan organik = 100 % − % Abu

Keterangan : a = berat cawan kosong

b = berat cawan + sampel sebelum ditanur

d = berat cawan + sampel setelah ditanur

Analisis Data

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) menurut (Gasperz,

V., 1994) dengan 3 perlakuan dan dengan 5 kelompok. Perlakuannya adalah

sebagai berikut :

P 1 = Media tanam hidroponik tanpa penambahan nutrisi

P 2 = Media tanam hidroponik dengan penambahan nitrogen sebesar 200 ppm

P 3= Media tanam hidroponik dengan penambahan pupuk cair (POC) komersial

0,5 %

Model matematikanya adalah sebagai berikut :

Yij = μ + αi + βj + εij

Di mana :

Y = nilai pengamatan atau pengukuran

μ = nilai rata-rata harapan

δi = pengaruh perlakuan

βj = pengaruh kelompok sebagai ulangan

ε = pengruh kesalahan percobaan

i = perlakuan 1-3

j = kelompok 1-5

Page 30: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

18

Parameter Yang Diukur

Dalam penelitian ini parameter yang diukur adalah kandungan bahan

kering dan bahan organik Fodder jagung. Analisa bahan kering, bahan organik

dilakukan berdasarkan analisis proksimat.

A. Produksi Bahan Kering

Produksi bahan segar (g) x % BK

B. Produksi Bahan Organik

Produksi Bahan kering (g) x % BO

Page 31: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

19

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai rataan produksi bahan kering dan bahan organik fodder jagung dari

media hidroponik dengan penambahan nutrisi yang berbeda dapat dilihat pada

Tabel 1. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian nutrient yang berbeda-

beda pada perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata (P˃0,05) terhadap

produksi bahan kering dan bahan organik fodder jagung. Rataan hasil produksi

bahan kering dan bahan organik di tampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan Produksi Bahan Kering dan Bahan Organik Fodder Jagung Dari

Media Hidroponik

Parameter

Perlakuan

P1 P2 P3

Produksi Bahan Kering (g) 76,72 78,40 79, 89

Produksi Bahan Organik (g) 75,15 77,38 78,72

Keterangan: P 1 = Media tanam hidroponik tanpa penambahan nutrisi

P 2 = Media tanam hidroponik dengan penambahan urea

P 3 = Media tanam hidroponik dengan penambahan (POC)

Produksi Bahan Kering

Rataan perlakuan masing-masing adalah sebesar P1 = 76,72 g, P2 = 78,40

g dan P3 = 79,89 g. Berdasarkan Tabel 1. Produksi bahan kering fodder jagung

dengan sistem hidroponik tidak berbeda dari setiap perlakuan (P˃0,05). Namun

ada kecendrungan perlakuan P3 yang menggunakan nutrient pupuk organik cair

(POC) produksinya lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan P1 yang

menggunakan air sumur dan P2 yang menggunakan urea. Masing-masing

perlakuan P2 dan P3 mampu meningkat yaitu sebesar 1,68 (P2) dan 3,17 (P3).

Page 32: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

20

Pada perlakuan P1 hanya menggunakan air sumur saja menghasilkan

bahan kering dan bahan organik yang cukup rendah karena air sumur tidak

mengandung unsur hara makro dan mikro untuk pertumbuhan tanaman secara

vegetative, kemudian perlakuan P2 yang menggunakan nutrient urea ada

kecendrungan menghasilkan produksi bahan kering dan bahan organik yang

relatif tinggi dibandingkan dengan perlakuan P1 dengan air sumur. Hal ini karena

pada P2 diberikan penambahan nutrient berupa nitrogen yang merupakan unsur

hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman karena fungsi dari nitrogen (N) itu

sendiri adalah merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, untuk

sintesa asam amino dan protein dalam tanaman, merangsang pertumbuhan

vegetatif (warna hijau) seperti daun.

Pada perlakuan P3 menunjukkan peningkatan produksi bahan kering dan

bahan organik, hal ini disebabkan karena pada perlakuan P3 menggunakan pupuk

organik cair (POC) memiliki kandungan nutrisi cukup lengkap. Hal ini sesuai

dengan pendapat Melisa (2014) yang menyatakan bahwa perlakuan dengan

menggunakan larutan POC sebagai nutrient dapat menurunkan kadar air.

Rendahnya kadar air pada hijauan dapat pula menunjukan bahwa produksi

tanaman menghasilkan berat kering hijauan yang tinggi. Selanjutnya menurut

Chavan and Kadam (1989) menyatakan bahwa saat pemanenan biomassa hijauan

dapat diketahui karena pada kepadatan tanaman masih terdapat benih utuh yang

tidak tumbuh baik. Hal ini mempengaruhi produksi bahan kering. Diketahui

bahwa bahan kering biji jagung cukup tinggi 89.97%, maka produksi bahan

kering pun tetap tinggi yang dikarenakan masih terdapatnya benih utuh tersebut.

Hal ini disebabkan dengan pemberian POC dapat meningkatkan ketersediaan dan

Page 33: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

21

serapan unsur hara terutama unsur hara N yang sangat diperlukan tanaman,

sehingga tanaman dapat memacu pertumbuhan vegetatifnya. Seperti dikemukakan

oleh Marsono dan Sigit (2001) bahwa unsur hara makro dan mikro sangat

dibutuhkan oleh tanaman, terutama N diperlukan untuk pembentukan klorofil

yang diperlukan dalam proses fotosintesis dan memacu pertumbuhan vegetatif

tanaman. Phosphor untuk pembentukan batang dan daun, sehingga dapat

memenuhi kebutuhan tanaman jagung. Selanjutnya unsur kalium (K) berperan

sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis, akumulasi,

translokasi, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata, atau

mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Unsur mikro adalah unsur yang

diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit. Walaupun hanya diserap dalam jumlah

kecil, tetapi unsur hara mikro penting untuk menunjang keberhasilan dalam proses

pertumbuhan. Hal ini juga berhubungan dengan kompetisi tanaman untuk

mendapatkan unsur hara, air serta efisiensi dalam penggunaan cahaya matahari

(Gonggo et al., 2003). Penanaman melalui hidroponik ini dapat menghindari

kompetisi hijauan dalam mendapatkan nutrien.

Produksi Bahan Organik

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh rataan perlakuan

berturut-turut produksi bahan organik fodder jagung adalah P1 = 75,15 g, P2 =

77,38 g, dan P3 = 78,72 g. Dari masing-masing perlakuan tersebut ada

kecendrungan perlakuan P3 menunjukkan produksi bahan organik yang lebih

tinggi dibandingkan pada perlakuan P1 dan P2. Kenaikan bahan organik tersebut

pada perlakuan P3 di pengaruhi oleh nutrient yang diberikan yaitu penambahan

pupuk organik cair (POC). Pupuk organik cair (POC) mampu meningkatkan

Page 34: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

22

produksi bahan organik fodder jagung sebesar 3,57 g, sedangkan pada

penggunaan urea meningkatkan produksi sebesar 2,23 g. Hal ini disebabkan

dengan pemberian POC dapat meningkatkan ketersediaan dan serapan unsur hara

sangat diperlukan untuk pembentukan senyawa organik seperti karbohidrat,

protein dan lipida. Unsur-unsur tersebut berperan dalam pembentukan organ-

organ tanaman. Seperti dikemukakan oleh Setyati (1995) bahwa hasil

metabolisme (karbohidrat, protein dan lipida) digunakan tanaman untuk keperluan

pembentukan dan pembesaran sel tanaman. Selanjutnya dijelaskan oleh

Dwidjoseputro (1991) bahwa tanaman akan tumbuh subur dan memberikan hasil

yang baik jika unsur hara yang dibutuhkannya tersedia dalam jumlah cukup dan

seimbang. Hal tersebut dikarenakan fungsi asam humat yang terkandung dalam

POC memadukan fungsi biokimia dari inti bahan aktif senyawa organik berupa

bahan humat (humic substances) yang didominasi oleh asam-asam humik dan

fulvik dan fungsi nutritif dari unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan

tanaman untuk tumbuh dan berproduksi secara menguntungkan (Goenadi dan

Sudharama, 2005).

Page 35: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

23

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa produksi bahan kering dan bahan organik fodder jagung dari media

hidroponik dengan penambahan nutrisi yang berbeda menunjukkan hasil yang

tidak bebeda namun kecendrungan adanya peningkatan produksi bahan kering dan

bahan organik pada perlakuan P3 dengan nutrient pupuk organik cair (POC).

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kombinasi nutrient POC dan

urea, pengaruh suhu lingkungan serta dosis terbaik penggunaan larutan nutrient

untuk meningkatkan produksi tanaman fodder jagung dengan sistem hidroponik.

Page 36: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

24

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016 http://www.gagas pertanian.com/2016/07/fodder-jagung-

hidroponik-cara-mudah. html#axzz4O6fjVPi6, diakses pada tanggal 25

Oktober 2016

Ali, U. 2008. Pengaruh penggunaan onggok dan isi rumen sapi dalam pakan

komplit terhadap penampilan kambing peranakan etawah. Majalah Ilmiah

Peternakan. 9 (3) :15.

Aria, B dan Chozin, M.A. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Dan

Frekuensi Pemberian Pupuk Urea terhadap pertumbuhan Dan Produksi

Jagung (Zea mays L.) Di Lahan Kering. Makalah Ilmiah. Bogor :

Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut

Pertanian Bogor.

Ayub, S. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi Dan Manfaatnya. Edisi 1. Penerbit

PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. Hal 2.

Chavan, J. and Kadam, S.S. (1989). Nutritional improvement of cereals by

sprouting. Critical Reviews in Food Science and Nutrition 28 (5): 401-437.

Dara, B. P., 2010. Uji Efektivitas Pupuk Organik Cair (Poc) Terhadap

Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mays L.), dan Sifat

Kimia Tanah Pada Tanah Ultisol Cijayanti. Skripsi. Bogor: Institut

Pertanian Bogor. Hal 29-43

Djamaan, 2006. Pemberian nitrogen (urea) terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman jagung (Zea mays L.). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.

Sumatera Barat. Hal 1-26

Dwidjoseputro, D. 1991. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta

Elita, A. S. 2006. Studi Perbandingan Penampilan Umum dan Kecernaan Pakan

Pada Kambing dan Domba Lokal. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut

Pertanian Bogor, Bogor. Hal 13.

Gasperz, V., 1994. Metode Perancangan Percobaan untuk Ilmu - Ilmu Pertanian,

Teknik dan Biologi. CV. Armico. Jakarta.

Goldsworthy, P. R, Fisher. NM. 1980. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Susilo

H, Penerjemah: Universitas gajah Mada Press. Terjemahan dari: Physiology

of Tropical Field crops. Yogyakarta.

Gonggo, B., Turmidi E, Brata W. 2003. Respon pertumbuhan dan hasil ubi jalar

pada sistem tumpangsari ubi jalar jagung manis di lahan bekas alang-alang.

JIPI. 5 (1) : 34-39.

Page 37: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

25

Goenadi, D.H., dan I.M. Sudharama. 2005. Shoot initiation by humic acids of

selected tropical crops grows in tissue culture. Plant Cell Report 15 : 59-62.

Havlin, J.L., J.D. Beaton, SM. Tisdale and W.L. Nelson .1999. Soil Fertility and

Fertilizers 6 th. Colition. Perintice. Hall. New Jersey. 499 p.

Handayanto, E. G. Cadisch and Giller, K.E. (1997). Regulating N mineralization

from plant residues by manipulation of quality. In Driven by Nature Plant

Litter Quality and Decomposition , (E ds Cadisch, G. and Giller, K.E.), pp.

175 - 186. Department of Biological Sciences, Wey College.,University of

London, UK.

Hartadi, H., Soedomo R., Soekanto L., Allen D. Tillman. 1997. Tabel-tabel Dari

Komposisi Bahan Makanan Ternak Untuk Indonesia. Fakultas Peternakan

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Idha, S. R.. 2014, Pemanfaatan lahan dengan menggunakan sistem hidroponik.

Jurnal Universitas Tulung Agung Bonorowo. 1 (2) : 1-2.

Kusumaningrum, B. I. 2009. Kajian Kualitas Ransum Kambing Peranakan Ettawa

Di Balai Pembibitan Dan Budidaya Ternak Ruminansi Kendal. Laporan

Praktek Kerja Lapangan. Fakultas Peternakan Universitas diponegoro,

Semarang. Hal. 21.

Marsono dan Siigit. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Mc Donald, P., RA. Edwards. JFG Greenhalgh, and CA. Morgan. 1995. Animal

Nutrition Prentice Hall.

Melisa, D. 2014. Evaluasi Produksi dan Kualitas Nutrisi Hijauan Jagung (Zea

mays L) Dari Penanaman Hidroponik. Skipsi. Bogor: Institut Pertanian

Bogor.

Muhadjir, F. 1988. Budidaya Tanaman Jagung. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. Bogor. Hal 423.

Murni, A.M., dan Arief, R.W. 2008. Teknologi Budidaya Jagung. Balai

Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Seri Buku Inovasi : TP/04/2008.

Hal 17.

Mulyadi, Sutardi, dan Sudaryabto, B., 2011. Pengkajian Penggunaan Urea dan

Kompos Pada Pertanaman Jagung Verietas Lamuru Di Lahan Kering

Beriklim Kering. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta.

Seminar Nasional Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian Sebagai

Penggerak Ketahanan Pangan. Mataram. Prosiding, Jilid I. Hal : 51 – 53.

Page 38: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

26

Murni, R., Akmal, dan Y. Okrisandi. 2012. Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan

Organik Kulit Buah Kakao yang Difermentasi dengan Kapang

Phanerochaete chrysosporium sebagai Pengganti Hijauan dalam ransum

Ternak Kambing. Agronak. 2 : 6-10.

Parwati, I.A.P., Sudaratmaja, I.G.A.K., Trisnawati, N.W. Suratmini, P. Suyasa, N.

Sunanjaya, W. Budiari, L. Pardi., 2008. Prima Tani di LKDTIB Desa

Belanga, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Laporan Hasil

Penelitian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali. Balai Besar

Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian.

Rochani, S. 2007. Bercocok Tanam Jagung. Azka Press. Jakarta. Hal 59.

Sarief, S.E. 1989. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana,

Bandung. Hal 28.

Setyati Harjadi, S. M.M. 1995. Pengantar Ilmu Agronomi. PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta. Hal 9.

Sneath R and McIntosh F. 2003. Review of hydroponic fodder production for beef

cattle (bibliografi). Queensland (AUS): Department of Primary Industries.

Steel, G.D.R and H.J. Torrie. 1981. Principles And Procedures of Statistics A

Biometrical Approach. Mc Graw-Hill Broh Company.

Syafruddin. 2002. Tolak Ukur dan Konsentrasi Al untuk Penapisan Tanaman

Jagung Terhadap Ketenggangan Al. Ha l 3-4.

Salisbury, F.B., dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi tumbuhan. Jilid 1 Terjemahan

Diah R. Lukman dan Sumaryo. ITB, Bandung.

Sofyan A. 2000. Pedoman Teknis Perluasan Areal Kebun Hijauan Makanan

Ternak. Kementrian Pertanian. Jakarta.

Suhardiyanto, H. 2009. Teknologi Rumah Tanaman untuk lklim Tropika Basah:

Pemodelan dan Pengendalian Lingkungan. Bogor : IPB Pr.

Sutanto dan Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Organik, Pemasyarakatan &

Pengembangannya. Kanisius. Yogyakarta. Hal

Suriadikarta, Didi Ardi., Simanungkalit, R.D.M. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk

Hayati. Jawa Barat:Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya

Lahan Pertanian. Hal 2.

Sodarmodjo. 2008. Hidroponik. Parung Farm. Bogor . Hal 22.

Sutoro, Y., Soelaeman dan Iskandar. 1988. Budidaya Tanaman Jagung. Balai

Penelitian Tanaman Pangan Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan . Bogor.

Page 39: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

27

Tarigan, A. 2009. Produktivitas dan Pemanfaatan Jagung Sebagai Pakan Ternak

Kambing Pada Interval dan Intensitas Pemotongan Yang Berbeda. Institut

Pertanian Bogor, Bogor. hlm 19.

Winarno. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Page 40: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

28

LAMPIRAN

Tabel 2 .Rataan Produksi Bahan Kering dan Bahan Organik Fodder Jagung

Berbasis dengan Sumber Nutrient Yang Berbeda

Kelompok

Perlakuan

Total

Air Sumur

(p1)

Urea

(p2)

POC

(p3)

I 82.00 77.22 90.64 249.86

Ii 75.05 70.85 78.00 223.90

Iii 73.63 80.60 78.93 233.16

Iv 63.61 74.74 72.68 211.03

V 87.24 88.59 79.76 255.59

total 381.53 392.00 400.01 1173.54

rata - rata 76.31 78.40 80.00 234.71

Table 2. Hasil Perhitungan Sidik Ragam Produksi Bahan Kering

SK DB JK KT F hitung F table

0,05 0,01

Perlakuan 2 34,35 17,17 0,30 3,89

Sisa 12 674,36 56,20

Total 14 708,71

Page 41: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

29

Tabel 3. Hasil Perhitungan Sidik Ragam Produksi Bahan Organik

kelompok

Perlakuan

Total

Air Sumur

(p1)

Urea

(p2)

POC

(p3)

I 80.73 76.16 88.96 245.86

Ii 73.84 69.83 76.84 220.52

Iii 72.46 79.70 77.71 229.89

Iv 62.69 73.82 71.34 207.87

V 86.02 87.39 78.75 252.17

total 375.77 386.92 393.63 1156.31

rata - rata 75.15 77.38 78.73 231.26

Table 4. Hasil Perhitungan Sidik Ragam Produksi Bahan Organik

SK DB JK KT F hitung F table

0,05 0,01

Perlakuan 2 34,09 17,04 0,31 3,89

Sisa 12 649,39 54,116

Total 14 684,48

Page 42: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

30

Hasil Analisis Ragam dan Uji Duncan Produksi Bahan Kering

Descriptives

hasil

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

p1 5 76.3060 8.97080 4.01186 65.1673 87.4447 63.61 87.24

p2 5 78.4000 6.71689 3.00389 70.0599 86.7401 70.85 88.59

p3 5 80.0020 6.55733 2.93253 71.8600 88.1440 72.68 90.64

Total 15 78.2360 7.11495 1.83707 74.2959 82.1761 63.61 90.64

Test of Homogeneity of Variances

Hasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.380 2 12 .692

ANOVA

Hasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 34.353 2 17.176 .306 .742

Within Groups 674.362 12 56.197

Total 708.715 14

Hasil

Perlaku

an N

Subset for alpha

= 0.05

1

Duncana p1 5 76.3060

p2 5 78.4000

p3 5 80.0020

Sig. .473

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Page 43: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

31

Hasil Analisis Ragam dan Uji Duncan Produksi Bahan Organik

Descriptives

hasil

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

p1 5 75.1530 8.85082 3.95820 64.1633 86.1427 62.70 86.02

p2 5 77.3838 6.64611 2.97223 69.1316 85.6360 69.83 87.39

p3 5 78.7252 6.40112 2.86267 70.7772 86.6732 71.35 88.97

Total 15 77.0873 7.00249 1.80804 73.2095 80.9652 62.70 88.97

Test of Homogeneity of Variances

Hasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.411 2 12 .672

ANOVA

Hasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 32.561 2 16.280 .299 .747

Within Groups 653.928 12 54.494

Total 686.489 14

hasil

Perlaku

an N

Subset for alpha

= 0.05

1

Duncana p1 5 75.1530

p2 5 77.3838

p3 5 78.7252

Sig. .481

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Page 44: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

32

DOKUMENTASI

Gambar 1. Penyemaian hari pertama Gambar 2. Penyemaian hari ke -1

Gambar 3. Fodder Jagung hari ke 1 Gambar 4. Fodder jagung hari ke-2

Page 45: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

33

Gambar 5. Fodder hari ke-4 Gambar 6. Fodder hari ke-5

Gambar 7. Pemeliharaan fodder hari ke-4 Gambar 8. Pemanenan fodder

Page 46: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

34

Gamabar 9. Pemotongan dan Pengambiilan sampel fodder

Page 47: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

35

Gambar 10. Analisis Kandungan nutrisi fodder jagung

Page 48: SKRIPSI EDI TOMPO I111 13 333 · 2017-10-14 · Teman-teman dan sekaligus senior penelitian Gunawan Busman, Afrian Yunanda, Fitriadi, Nunu, Jisril, Wiwin, Alfian ... HALAMAN JUDUL

36

RIWAYAT HIDUP

Edi Tompo, lahir di Sumberdadi pada tanggal 07

November 1994, bangsa Indonesia, agama Islam, alamat Jl.

Andi Pangeran Pettarani, 3 No 24 B. Anak ke- 8 dari 9

bersaudara dari pasangan bapak Dg. Tompo dan Sitti

Aisyah. Jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh

adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 108 Minna dan lulus tahun 2006. Kemudian

setelah lulus, melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 Bone-Bone

lulus tahun 2009 dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), lulus pada tahun 2012.

Setelah menyelesaikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), saya diterima di

Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur tertulis, Seleksi Bersama Masuk

Perguruan Tinngi Negeri (SBMPTN) Fakultas Peternakan, Universitas

Hasanuddin, Makasssar. Hingga akhirnya lulus Pendidikan Sarjana (S1) Program

Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar pada

tahun 2017. Selama menjadi mahasiswa penulis juga aktif menjadi pengurus

Himpunan Nutrisi dan Makanan Ternak (HUMANIKA UNHAS) dan menjadi

anggota pengurus Forum Studi Ilmiah Fakultas Peternakan (FOSIL), aktif dalam

event Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional, Penerima hibah PKM 5 Bidang tahun

2017, dan Penerima Hibah PKM Tanoto Student Research Award 2015, serta

menjadi Peserta Charoen Pokphand Best Student Appreciation (CPBSA) Bangkok,

Thailand 2017 dan yang terakhir sebagai Best Paper Presentation bangkok,

Thailand 2017.