Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan...
Transcript of Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan...
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP
EFEKTIVITAS DAKWAH
(STUDI KASUS: INSTAGRAM @NUNUZOO)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Elsa Carinta Putri
NIM 11140510000076
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Tahun 2018 M/ 1439 H
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Elsa Carinta Putri
NIM : 11140510000076
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PENGARUH
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP EFEKTIVITAS DAKWAH
(STUDI KASUS: INSTAGRAM @NUNUZOO) adalah benar merupakan karya
saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun
kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber
kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini
sebagian atau keseluruhn merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Ciputat,
Elsa Carinta Putri
NIM 11140510000076
IIENGARUHPENCGUNAAN MEDIASOSIALTERHADAP
EFEKTIVITAS DAKWAH
(STUDI KASUS: 1N.tL1Ot4r, @NUNUzoO)
Skripsi
Diajukan uhrok Memenuhi Pe6rdaun Memp€roleh
Celar Sdia.a Sosial (S.Sos)
Els, Ca.inra Purri
JTIRUSAN KOMTJNIKASI DAN PtrNYIARAN ISI,AM
FAKTJLTAS DAXW^H DAN ILMU KOMT]MKASI
UNIVf, RSITAS ISLAM Nf, GERI SYARIT HIDAYATI]I,I,A'I JAKARTA
rh\(irS \li/\N P,\iillr.\ tirl.\\
Sripsi hc.jnnr : _llNCr\llUIt lliNGGtJ\,!nN llnDI,\ SOSl,'\r,
TllRll\DAl' lifliKrlvllAs D,!K\\'^il (slUDl }lAStrS: / ISIl6?trl?NllNllZOOI tclxh diu i\ni drL. sidris trtrr.,r.s!iI f-.knltns llmtr l)ak$a]]
rrn llDrr Konrtrnik,rillniyc 51r: lrh'n Ncg.rlSyarilll ryrt'llah lnkrna pad.
llMe 2013.Sk psi inl rchh dit.irna scb.gri srl sarrslx t mcfrl.slch S.1.r
!rrnrsosiaL(S S., prdr Fal,trLl,Lr lL,nu Dr rl,danlLmu Konn'diltdsi
S.kdrrk lucr.ngk.O Anggor,Ketua Memr-qkaD Anlsob
NtP 19320603:
i
ABSTRAK
ELSA CARINTA PUTRI NIM. 11140510000076Pengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap Efektivitas Dakwah (Studi Kasus:Instagram @nunuzoo)
Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin canggihmempermudah manusia dalam melakukan aktivitas komunikasi. Dalam halberdakwah, kini da’i yang kreatif mampu memanfaatkan teknologi tersebut untukmenarik perhatian mad’u-nya. Sehingga da’i atau pendakwah harus bisa lebihkreatif dan berinovasi lagi dalam menyebarkan ajaran agama Islam. Sepertipemilik akun instagram @nunuzoo yang memanfaatkan kecanggihan teknologiini untuk menyiarkan ajaran agama Islam. Dengan cara membuat konten videodakwah komedi yang diunggah pada media sosialnya. Berdasarkan latar belakangdi atas, timbul pertanyaan penelitian. Apakah terdapat pengaruh penggunaanmedia sosial terhadap efektivitas dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo)?Seberapa besar pengaruh penggunaan media sosial terhadap efektivitas dakwah(studi kasus: instagram @nunuzoo)?.
Teori yang digunakan adalah teori efek komunikasi massa (effect theory)oleh Schramm dan Roberts (1977) dan konsep efektivitas oleh Stewart, L Tubbsdan Silvia Moss (2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatifdengan metode eksplanasi survei. Teknik pengambilan sampel menggunakan jenissimple random sampling dengan rumus slovin menggunakan nilai presisi 10%menghasilkan 98 responden. Untuk menganalisis data peneliti menggunakanpengujian korelasi sederhana (uji hipotesis), koefisien determinasi dan regresilinier sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yangsangat kuat dan positif antara penggunaan media sosial (studi kasus: instagram@nunuzoo) (X) terhadap efektivitas dakwah (Y) dibuktikan dari r = 0,802. Dankontribusi atau sumbangan yang diberikan variabel X (pengaruh penggunaanmedia sosial) terhadap variabel Y (efektivitas dakwah) sebesar 64,3%.
Kata kunci: Media Sosial, Instagram, @nunuzoo, Dakwah, danEfektivitas.
ii
ABSTRACT
ELSA CARINTA PUTRI NIM. 11140510000076The Effect of Social Media Usage on the Effectiveness of Da'wah (Case Study:Instagram @ nunuzoo)
The development of increasingly sophisticated communication technologymakes it easier for human in conducting communication activities. In terms ofda'wah, now creative da'i are able to utilize these technologies to attract theattention of his mad'u. So da'i or preachers should be more creative and innovateagain in spreading the teachings of Islam. Like the owner of the @nunuzooinstagram account that utilizes the sophistication of this technology to broadcastthe teachings of Islam. By creating video content of the comedic daughtersuploaded on their social media. Based on the above background, the researchquestion arises. Is there any influence of the use of social media on theeffectiveness of da'wah (case study: instagram @ nunuzoo)? How much influencedoes social media use have on the effectiveness of da'wah (case study: instagram@ nunuzoo) ?
The theory used is the theory of mass communication effect (effect theory)by Schramm and Roberts (1977) and the concept of effectiveness by Stewart, LTubbs and Silvia Moss (2000). This research uses quantitative approach withsurvey explanation method. The sampling technique using simple randomsampling with slovin formula using 10% precision value yielded 98 respondents.To analyze the data the researchers used a simple correlation test (hypothesis test),coefficient of determination and simple linear regression. The results of this studyindicate that there is a very strong and positive influence between the use of socialmedia (case study: instagram @ nunuzoo) (X) on the effectiveness of da'wah (Y)evidenced from r = 0.802. And contribution or donation given variable X(influence of social media usage) to variable Y (dakwah effectiveness) equal to64,3%.
Keywords: Social Media, Instagram, @nunuzoo, Da'wah, andEffectiveness.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah, segala puja-puji bagi Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya dan Shalawat serta salam semoga selalu
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyebarkan benih
kebaikan di muka bumi ini, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap Efektivitas
Dakwah (Studi Kasus: Instagram @nunuzoo)”. Saya ucapkan banyak terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan telah mendukung saya
dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik moral maupun materi,
terkhusus kepada:
1. Allah SWT, yang telah mempermudah saya selama menjalankan
perkuliahan di UIN Jakarta, khususnya dalam menyusun Skripsi,
sehingga saya dapat lulus tepat waktu.
2. Amirudin, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang bersedia
membimbing dan telah banyak memberi masukan serta saran selama
penulisan skripsi saya.
3. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Dr. Suparto, M. Ed, Ph.D selaku wakil Dekan I
Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku wakil Dekan II
Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
4. Drs. Masran, MA dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua dan
Sekretaris jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
5. Dr. Suhaimi, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
bersedia membimbing dan telah banyak memberi masukan serta saran
selama penulisan proposal skripsi saya.
6. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, terima kasih telah mengajari dan memberikan ilmu
kepada penulis, dan saya ucapkan mohon maaf apabila dalam proses
perkuliahan, ada sikap atau sifat penulis yang kurang berkenan di hati
iv
Bapak/Ibu, penulis sangat harapkan doa dari Bapal/Ibu, semoga ilmu
yang telah Bapak/Ibu berikan menuai keberkahan.
7. Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta
pengelola perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima
kasih atas layanannya, semoga pelayanan kepada mahasiswa menjadi
lebih baik lagi kedepannya.
8. Untuk orang tua tercinta, Mamah Juli Kusuma Dewi dan Papah
Lasmanto, serta kedua adik saya Evander Naufal dan Elmar Fahriza
yang telah memberikan semangat dan dorongan agar saya bisa terus
menerus menuntut ilmu setinggi-tingginya.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan kesayangan, Tiara Rahmadaniar, Loli
Tamara Putri, Kiki Septia Anindita, terima kasih untuk segala kePHP-
an dan keseruan bersama kalian selama 8 semester di kampus kita
tercinta, meski rencana kita sering tidak terealisasikan tapi semoga
persahabatan kita akan abadi selamanya, sampai nanti kita punya anak
bareng wajib masih harus kumpul ya!.
10. Teman-teman sekelas seperjuangan KPI B 2014 : Tiara (lagi), Uum,
Dinda, Amira, Andita, Novi, Rofi, Dimas, Waqid, Salfa, Widi, Dinie,
Yosa, Iffah, Dian, Mei, Firly, Aya, Iis, Mufid, Firman, Mas Dika,
Ojan, Ilka, Aini, Hasyim, Suci, Oji, Aul, Dapin, Dean, Pamela, terima
kasih untuk semua kegokilan dan kenangan yang tak kan pernah
terlupakan, semoga kita semua dapat menggapai kesuksesan kita
masing-masing, dan inget jangan pada sombong ya!.
11. Teman-teman seperjuangan KPI 2014, khususnya untuk anak-anak
kuat iman project (Riza, Fiqri, Reza, Hanip, Rofi (lagi), Zehan, Arras,
Nopal, Jordi, Rais, Rialdi, Eko) semoga iman kalian semakin kuat ya,
dan Siti Sakhinah (INAH) semoga cepet tinggi ya, terima kasih untuk
8 semester yang menyenangkan, gak ada kalian dunia kampus saya
mungkin akan suram.
12. Teman-teman MANDIRI : Tiara Rahmadaniar (lagi), Loli Tamara
Putri (lagi), Reza Baraqbah, Zaky Fadli (Agan), Rasyid Sidiq (Bebcit),
Aprilia Lianjani, Dwi Putri Aulia, Tesha Rizkia, Sulistyaningsih,
v
Amimatuliklilah, Farhaniah Nur Faradila, terima kasih sudah menjadi
teman-teman pertama kali saya di kampus sedari setelah daftar OPAK
(yang sekarang diganti jadi PBAK), walaupun dulu kita rajin ngerayain
ulang tahun satu persatu dan lama kelamaan semakin sibuk masing-
masing jadi jarang kumpul lagi tapi semoga pertemanan kita akan
menjadi kenangan terindah sepanjang masa-masa di kuliah.
13. Komunitas JTV: Abdul Mukhlis Arofi (lagi), Humairah (lagi), Andita
Putri Ghassani (lagi), Amiradhana Salsabila (lagi), Dwi Putri Aulia
(lagi), M Kindi Akasha, Aditja, Riyaldi Pratama (lagi), M Naufal
Mauludy (lagi), Iffah Mawaddah (lagi), M. Badruddin, Surya Handika,
Kak Asa Trifabasi, Kak Riztira Syahrizal (Tirai), Kak Ridho Falah Ali,
Kak Annisa Bilqis, Kak Reksa Puja, Kak Sandra Oktaviani, Kak Ervan
Tonnedy, Bayu, Dandy, Dika, Anam, Sarah, Hafiz, Anjar, Midah, Nur
baity, dan seluruh angggota JTV 2015-2018, terima kasih atas segala
pelajaran khususnya di dunia pertelevisian, semoga ilmunya akan terus
bermanfaat. Jangan lupa untuk terus “Mari Berkarya Maju Bersama”.
14. Special thanks to Adli Fikrie Kurniawan (sepupu kesayangan) dan Ika
Putri Lestari (Sohib Kesayangan) yang telah memberi support serta
bantuan dalam mengerjakan skripsi ini.
15. Special thanks to Alm. Ilham Syafaat Muhasibi, terima kasih sudah
menjadi sahabat terbaik, semoga kita dipertemukan kembali di
SurgaNya Allah SWT.
16. Special thanks to senior-senior di UIN Jakarta : Kak Firdaus Wahid
Yasrizal, Kak Zani, Kak Tepes, Kak Miftah (kaka kaka jaman bimtest,
pertama kali kenal sama anak UIN ya mereka), Kak Arie Permana,
Kak Fiqih Dwi Adam, dan seluruh senior KPI yang sudah sangat
membantu saya mulai dari soal perkuliahan hingga skripsi ini.
17. Teman-teman KKN TAKIS DEVITION YOGS: Zahra, Syarifah
(Ipeh), Bang Fathur, Ali, Oji, Amza, Amin, Adit, Dhana, Nurul, Ratih,
Yeni, Tami, Ima, Tyo.
18. Seluruh responden yang sudah sangat membantu dalam mengisi
kuesioner penelitian saya.
vi
19. Rekan-rekan kerja BNIS Sentra: Mas Agung, Mas Suryo, Mba Piski,
Kak Nabila, Mba Syelly, Mba Sekar, Mas Awan, Mas Ibram, Mas
Asep, Mas Jenal, Mas Hadi, Mas Achmad, Mas Insan, Mas Hasan,
Mas Rahman, terima kasih atas segala ilmunya selama saya magang di
BNIS Sentra.
20. Special thanks to Afif Miqi yang telah menjadi moodbooster melalui
konten videonya di youtube di kala penulis sedang dalam keadaan un-
mood.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini, semoga segala apa yang telah penulis lakukan dan hasilkan dapat
membuahkan manfaat serta memberikan nilai kebaikan terkhusus bagi para
penulis maupun pembaca sekalian. Dan semoga dapat menjadi suatu amalan
kebaikan dalam bidang dakwah di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat,
Elsa Carinta Putri
vii
DAFTAR ISI
Abstrak ……………………………………………………………………. i
Kata Pengantar ……………………………………………………………. iii
Daftar Isi ………………………………………………………………….. vii
Daftar Tabel ………………………………………………………………. ix
Daftar Gambar ……………………………………………………………. x
Daftar Istilah ……………………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
A. Latar Belakang ………………………………………………… 1B. Identifikasi Masalah …………………………………………… 8C. Batasan Masalah ………………………………………………. 8D. Rumusan Masalah ……………………………………………... 9E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian …………………….. 9F. Tinjauan Kajian Terdahulu ……………………………………. 10G. Sistemtika Penulisan …………………………………………… 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………. 14
A. Teori Terkait dengan Variabel Penelitian ……………………… 141. Teori Efek Komunikasi Massa (Effects Theory) …………... 142. Pengertian Pengaruh ……………………………………….. 163. Penggunaan Media Sosial ………………………………….. 164. Instagram …………………………………………………... 175. Efektivitas ………………………………………………….. 206. Dakwah …………………………………………………….. 24
B. Kerangka Pemikiran ………………………………………….... 28C. Hipotesis ……………………………………………………….. 29
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………. 30
A. Paradigma Penelitian …………………………………………… 30B. Metode Penelitian ………………………………………………. 30C. Subjek dan Objek Penelitian …………………………………… 31D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ………………………. 32E. Populasi dan Sampel ………………………………………….... 35F. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………...... 37G. Sumber Data ……………………………………………………. 38H. Instrumen Penelitian …………………………………………..... 38I. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………... 41J. Teknik Pengolahan Data ………………………………………... 42K. Teknik Analisis Data ……………………………………………. 44
viii
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………….. 50
A. Temuan Hasil Penelitian ……………………………………….. 501. Deskripsi Data Responden Penelitian ……………………… 502. Uji Instrumen ………………………………………………. 503. Uji Validitas ………………………………………………… 534. Uji Reliabilitas ……………………………………………… 555. Uji Normalitas ……………………………………………… 566. Uji Linieritas ……………………………………………….. 567. Uji Korelasi Sederhana (Uji Hipotesis) …………………..... 598. Uji Regresi Linier Sederhana ………………………………. 60
B. Pembahasan …………………………………………………….. 67
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………………………………………. 70
A. Simpulan ………………………………………………………... 70B. Saran ……………………………………………………………. 71
Daftar Pustaka ………………………………………………………………. 73
Lampiran ……………………………………………………………………. 76
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kisi-kisi instrumen (Pengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap
Efektivitas Dakwah (Studi Kasus: Instagram @nunuzoo)) …………. 40
Tabel 3.2. Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ……………………… 49
Tabel 4.1. Deskripsi Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …………. 50
Tabel 4.2. Blue Print (Hasil Uji CobaValidasi Instrumen Penelitian) ………. 51
Tabel 4.3. Blue Print (Hasil Sesudah Validasi Instrumen Penelitian) ………. 52
Tabel 4.4. Hasil Analisis Uji Validitas pada Variabel X
(Pengaruh Penggunaan Media Sosial) Menggunakan SPSS ………… 53
Tabel 4.5. Hasil Analisis Uji Validitas pada Variabel Y (Efektivitas Dakwah)
Menggunakan SPSS …………………………………………………. 54
Tabel 4.6. Hasil Analisis Uji Reliabilitas (Reliability Statistics) Menggunakan
SPSS …………………………………………………………………. 55
Tabel 4.7. Hasil Analisis Uji Normalitas Menggunakan SPSS ……………… 56
Tabel 4.8. Hasil Analisis Uji Linieritas (Tabel Descriptive Statistics)
Menggunakan SPSS …………………………………………………. 57
Tabel 4.9. Hasil Analisis Uji Linieritas (Tabel ANOVAa)
Menggunakan SPSS …………………………………………………. 57
Tabel 4.10. Hasil Analisis Uji Korelasi Sederhana Menggunakan SPSS …….. 59
Tabel 4.11. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Tabel Descriptive
Statistics) Menggunakan SPSS ……………………………………… 61
Tabel 4.12. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Tabel Correlations)
Menggunakan SPSS …………………………………………………. 61
Tabel 4.13. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Tabel Model Summaryb)
Menggunakan SPSS …………………………………………………. 62
Tabel 4.14. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Tabel ANOVAa)
Menggunakan SPSS …………………………………………………. 62
Tabel 4.15. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Tabel Coefficientsa)
Menggunakan SPSS ……………………………………………….... 63
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar.2.1. Hubungan Variabel Bebas (X) dan Variabel Terikat (Y) ……... 28
Gambar 4.1. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Histogram)
Menggunakan SPSS …………………………………………………. 63
xi
DAFTAR ISTILAH
Hastag Simbol # (tagar/pagar) digunakan untuk menandai kata kunci atautopik dalam sebuah foto atau video di instagram.
Residual Selisih antara nilai duga (predicted value/nilai duga yangdihasilkan dari dari model regresi yang diperoleh) dengan nilaipengamatan sebenarnya apabila data yang digunakan adalah datasampel.
Blue Print skala yang disajikan dalam bentuk tabel yang memuat uraiankomponen-komponen atribut yang harus dibuat aitemnya, proporsiaitem dalam masing-masing komponen, dan dalam kasus yanglebih lengkap memuat juga indikator-indikator perilaku darimasing-masing komponen.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi komunikasi di era globalisasi saat ini mengalami perkembangan
yang pesat. Kebutuhan manusia akan informasi menyebabkan teknologi
komunikasi tersebut terus berkembang. Masyarakat di era modern kini
membutuhkan alat komunikasi guna untuk mendapatkan maupun
menyebarluaskan informasi-informasi yang didapat ataupun dimilikinya dengan
cepat dan mudah. Teknologi yang semakin canggih kini mempermudah
masyarakat dalam proses komunikasi. Di mana pesan yang ingin disampaikan
melalui teknologi tersebut tersampaikan kepada penerima pesan dengan efektif.
Di Indonesia sendiri, masyarakat dari berbagai kalangan tidak ketinggalan
ikut menggunakan teknologi komunikasi yang berbasis internet khususnya dalam
mengakses media sosial. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kemenkominfo) yang tertulis di dalam websitenya mengungkapkan bahwa:
“pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka
tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial”.1
Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia lebih aktif menggunakan
jejaring sosial dalam hal penggunaan internet. Di mana jejaring sosial tersebut
menjadi salah satu tempat mencari dan berbagi berbagai macam informasi.
Menurut Kemendag, pengertian media sosial adalah sebagai berikut;
1 Kominfo, “pengguna internet di Indonesia 63 juta orang”, diakses pada tanggal 29Oktober 2017 pukul 15:27 WIB, darihttps://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+:+Pengguna+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker .
2
“Secara garis besar medsos bisa dikatakan sebagai sebuah media online,
di mana para penggunanya (user) melalui aplikasi berbasis internet dapat
berbagi, berpartisipasi, dan menciptakan konten berupa blog, wiki, forum,
jejaring sosial, dan ruang dunia virtual yang disokong oleh teknologi
multimedia yang kian canggih”.2
New media menjadi salah satu teknologi komunikasi yang dapat
mempercepat proses komunikasi di era digital ini. Menurut John Vivian
mengungkapkan bahwa new media adalah : “perusahaan dan produk media baru
yang muncul dari teknologi baru”.3 Dalam kata lain new media atau media baru
tersebut merupakan alat komunikasi baru yang tercipta dari perkembangan
teknologi. Salah satu dari media baru adalah media sosial yang berupa facebook,
twitter, instagram, dan lain-lain. Di era new media saat ini media sosial khususnya
instagram sedang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Berdasarkan data yang penulis dapat, dalam berita yang ditulis oleh
tekno.kompas.com pada Juli 2017 mengenai Indonesia pengguna instagram
terbesar se-Asia Pasifik :
“Indonesia menjadi negara dengan pengguna Instagram terbesar se-Asia
Pasifik. Dari 700 juta pengguna aktif bulanan alias monthly active user
(MAU) yang diraup Instagram secara global, 45 juta di antaranya berasal
dari Indonesia. Angka 45 juta MAU menunjukkan peningkatan yang
2 Kemendag, “buku media sosial kementerian perdagangan”, diakses pada tanggal 29Oktober 2017 pukul 15:10 WIB, http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2015/01/15/buku-media-sosial-kementerian-perdagangan-id0-1421300830.pdf .
3 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 16.
3
signifikan jika dibandingkan dengan Januari 2016. Kala itu, MAU
Instagram di Indonesia hanya 22 juta”.4
Instagram menjadi salah satu contoh dari media sosial. Menurut Miliza
Ghazali berpendapat mengenai pengertian instagram yaitu :“sebuah aplikasi
sosial yang populer dalam kalangan pengguna telefon pintar (Smartphone).
Nama Instagram diambil dari kata „Insta‟ yang asalnya „Instan‟ dan „gram‟
dari kata „telegram‟”.5 Dalam kata lain instagram merupakan alat untuk
mengirimkan informasi-informasi berupa foto dan video. Para pengguna media
sosial tersebut dapat mengunggah baik foto maupun video untuk dijadikan
konsumsi publik.
Media sosial digunakan tidak hanya untuk sekedar mencari informasi,
namun juga dapat dijadikan sebagai sarana hiburan bagi penggunanya. Selain itu,
dengan adanya kecanggihan teknologi tersebut bisa menciptakan kreatifitas para
masyarakat. Belakangan ini, di Indonesia sendiri khususnya sudah banyak
bermunculan masyarakat yang kreatif dalam penggunaan jejaring sosial,
khususnya di instagram. Misalnya, dengan membuat video kreatif yang dapat
menyebarkan pesan-pesan dakwah Islam yang dikemas secara lebih modern.
Penyebaran pesan dakwah yang identik dengan membosankan, kini bisa menjadi
menarik perhatian banyak orang khususnya kaum remaja.
Agama Islam identik dengan aktivitas berdakwah. Dakwah merupakan
ajakan untuk berbuat kebaikan menuju jalan kebenaran. Seperti pengertian
4 Tekno.kompas, “Indonesia pengguna instagram terbesar se-asia pasifik”, diakses padatanggal 14 Januari 2018 pukul 21:53 WIB, darihttp://tekno.kompas.com/read/2017/07/27/11480087/indonesia-pengguna-instagram-terbesar-se-asia-pasifik .
5 Miliza Ghazali, Buat Duit Dengan Facebook dan Instagram : Panduan MenjanaPendapatan dengan Facebook dan Instagram, (Malaysia: Publishing House, 2016), h. 8.
4
dakwah menurut Toha Yahya Omar yang mengartikan dakwah adalah :
“mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan
akhirat”.6 Seorang muslim berkewajiban untuk menyampaikan pesan dakwah.
Seperti di dalam sebuah hadis riwayat Bukhari mengenai penyampain sebuah
kebenaran meski hanya satu ayat saja.
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
بلغوا عنى ولو آیة
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari).7
Saat ini media sosial menjadi salah satu media dalam penyebaran agama
Islam. Berbagai macam video yang berisikan pesan dakwah kini mulai
digandrungi para remaja. Video dakwah tersebut pastinya dikemas dengan lebih
menarik, misalnya dengan bernuansakan komedi. Para da’i menyebarkan pesan-
pesan dakwahnya melalui video dakwah yang bergenre komedi dengan akun
media sosialnya seperti di instagram. Pesan dakwah dikemas dengan nuansa yang
berbeda agar para mad’u lebih tertarik akan dakwah. Selain itu, agar pesan
dakwah yang disampaikan dapat tersampaikan dengan cara yang tidak
membosankan bagi para mad’u.
Salah satunya adalah pemilik akun instagram @nunuzoo. Akun tersebut
berisikan banyak video tentang dakwah komedi. Pemilik instagram ini memiliki
lebih dari 489.000 followers atau pengikutnya, serta terdapat 266 baik foto
6 Toha Yahya Omar, Islam dan Dakwah, (Jakarta: PT. AL Mawardi Prima, 2004), h. 67.7 Muslim, “sampaikan ilmu dariku walau satu ayat”, diakses pada tanggal 29 Oktober
2017 pukul 22:29 WIB, dari https://muslim.or.id/6409-sampaikan-ilmu-dariku-walau-satu-ayat.html .
5
maupun video terhitung hingga tanggal 31 maret 2018.8 Dakwah komedi yang
dimaksud dalam video pada akun tersebut merupakan cara menyebarkan pesan-
pesan agama Islam yang dikemas secara lucu atau komedi dengan tujuan untuk
menarik perhatian mad’u.
Akun instagram @nunuzoo ini dimiliki oleh Nurul Azka yang seorang
mahasiswi jurusan komunikasi dan penyiaran Islam UIN Jakarta angkatan 2015.
Setiap video yang ia unggah selalu bertemakan dakwah komedi. Videonya
tersebut bahkan banyak di re-post atau diunggah kembali dengan akun instagram
lainnya dengan menggunakan hastag9 #RepostNunuzoo. Unggahan video dengan
hastag #RepostNunuzoo akan terunggah selamanya apabila tidak dihapus secara
sengaja, maksudnya adalah masyarakat bisa mencarinya kapanpun karena tidak
ada batasan waktu sehingga video-video yang dengan hastag #RepostNunuzoo
tidak akan terhapus secara otomatis.
Adanya akun instagram @nunuzoo membantu dalam menyebarluaskan
pesan-pesan dakwah dengan cara yang berbeda. Nurul Azka yang kerap akrab
disapa dengan Nunu ini memanfaatkan teknologi komunikasi dalam berdakwah.
Media sosial instagram yang kini menjadi tren dari berbagai kalangan khususnya
anak muda, memudahkan ia dalam menyiarkan agama islam. Melalui ide
kreatifnya Nunu membuat video-video bergenre komedi tersebut ia selipkan pesan
dakwahnya. Sehingga para pengikut akun @nunuzoo tersebut tidak hanya terhibur
dengan video yang dibuat pemiliknya, namun juga mendapatkan pengetahuan
seputar ajaran agama Islam melalui selipan pesan dakwah tersebut.
8 Instagram, “nunuzoo”, diakses pada tanggal 31 maret 2018 pukul 11:59 WIB, darihttps://www.instagram.com/nunuzoo/?hl=id
9 Hastag atau simbol # (tagar/pagar) digunakan untuk menandai kata kunci atau topikdalam sebuah foto atau video di instagram.
6
Salah satu video bergenre dakwah komedi yang diunggah dalam akun
instagram @nunuzoo adalah yang berjudul “Kalian Pasti Pernah kaya Gini”.
Video tersebut diunggah pada tanggal 21 oktober 2017, dengan jumlah views
sebanyak 1.132.417 kali tayang per tanggal 31 maret 2018, jumlah likes sebanyak
135.452 per tanggal 31 maret 2018, dan jumlah komentar sebanyak 2564 per
tanggal 31 maret 2018. Dalam video tersebut terdapat pesan dakwah yakni, dalam
Islam hal sekecil atau spele apapun itu, sudah diatur sebaik mungkin supaya hidup
seseorang terarah dengan baik. Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti
lakukan, dalam video tersebut memiliki jumlah views terbanyak diantara videonya
yang lain. Selain itu, komentar positif dari masyarakat juga membanjiri video
tersebut.
Dalam komunikasi terutama komunikasi inovasi, efek atau perubahan
diharapkan terjadi pada komunikan, bukan saja pada seseorang, melainkan kepada
orang banyak atau masyarakat. Justru khalayak atau penerima pesan yang terdiri
dari banyak orang, menjadi sasaran pesan komunikasi yang diharapkan
efektivitasnya. Efek adalah unsur penting dalam keseluruhan proses komunikasi.
Efek bukan hanya sekedar umpan balik dan reaksi penerima (komunikasi)
terhadap pesan yang dilontarkan oleh komunikator, melainkan efek dalam
komunikasi merupakan paduan sejumlah “kekuatan” yang bekerja dalam
masyarakat, di mana komunikator hanya dapat menguasai satu kekuatan saja,
yaitu pesan-pesan yang dilontarkan.10
Begitu juga dalam proses komunikasi dalam berdakwah yang diharapkan
agar para mad’u dapat mengerti daripada pesan yang disampaikan oleh da’inya.
10 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009),h. 153, 163.
7
Selain itu juga diharapkan bagi para mad’u yang diposisikan sebagai
komunikannya tersebut agar dapat memberi efek. Dalam kata lain, mereka
mengikuti atau melakukan daripada pesan-pesan dakwah yang sudah disampaikan
oleh pendakwahnya. Apabila hal tersebut terjadi, maka proses dakwah yang
dilakukannya berarti sudah efektif. Karena efek atau feedback sangat penting
dalam membentuk sebuah komunikasi yang baik.
Nurul Azka selaku pembuat video-video bergenre dakwah komedi pada
akun instagramnya yaitu @nunuzoo melakukan dakwahnya melalui media sosial.
Berdakwah dengan cara yang berbeda tersebut diharapkan agar dapat menarik
minat masyarakat atau sasaran mad’unya. Dengan mengikuti perkembangan
masyrakat yang modern, pemilik akun instagram tersebut menggunakan media
sosial dalam media berdakwahnya. Isi konten video yang dibuatnya juga dikemas
dengan genre komedi agar bisa menghibur penonton disamping memberikan
pesan-pesan dakwah.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
seberapa besar pengaruh penggunaan media sosial terhadap efektivitas dakwah
pada akun instagram @nunuzoo. Untuk itu peneliti memberikan judul penelitian
ini yakni, “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP
EFEKTIVITAS DAKWAH (STUDI KASUS: INSTAGRAM @NUNUZOO)”.
8
B. Identifikasi Masalah
Pada penelitian ini, dalam identifikasi masalahnya fokus pada cara atau
saluran (channel) yang digunakan dan efeknya (effect) terhadap dakwah di media
sosial. Di zaman yang modern ini, masyarakat membutuhkan hal-hal yang kreatif
dan juga inovatif. Hal tersebut menjadi masalah bagi para da’i yang ingin menarik
perhatian para mad’u nya dalam melakukan dakwah. Para pendakwah harus
mengikuti arus masyarakat modern yang sesuai dengan perkembangan zaman
yang ada. Sehingga agar pesan-pesan dakwah dapat tersampaikan dengan cara
yang disukai para mad’u, kini da’i memanfaatkan media sosial sebagai media
dalam berdakwah. Seperti yang dilakukan pemilik akun instagram @nunuzoo
yang menggunakan media sosial (channel) dalam berdakwah dengan cara
mengunggah video-video yang bergenre komedi namun terdapat pesan
dakwahnya. Namun dengan menggunakan cara tersebut, seberapa besar efeknya
(effect) terhadap efektivitas dakwah di media sosial.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis membuat batasan
masalah agar lebih merinci dan jelas, yakni:
a. Batasan masalah ini fokus pada channel atau saluran, dalam hal saluran atau
cara yang digunakan pemilik akun instagram @nunuzoo dalam berdakwah
yakni dengan membuat video bergenre dakwah komedi yang menggunakan
media sosial.
9
b. Batasan masalah ini fokus pada effect atau efek, dalam hal pengaruh
penggunaan instagram @nunuzooo dalam video bergenre dakwah komedi
terhadap efektivitas dakwah.
D. Rumusan Masalah
a. Apakah terdapat pengaruh penggunaan media sosial terhadap efektivitas
dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo)?
b. Seberapa besar pengaruh penggunaan media sosial terhadap efektivitas
dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo)?
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu;
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan media sosial
terhadap efektivitas dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo).
2. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh penggunaan media sosial terhadap
efektivitas dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo).
Sedangkan manfaat penelitiannya adalah;
1. Secara akademis
Hasil penelitian ini diharapkan untuk mendalami teori efek komunikasi massa
(Effects Theory) dari Schramm dan Roberts (1977), serta mendalami konsep
efektivitas dari Stewart, L Tubbs dan Silvia Moss (2000).
10
2. Secara praktis
Dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi para da’i untuk lebih
kreatif dalam menyiarkan dakwah Islamnya, agar dapat menarik perhatian
para mad’u dari berbagai kalangan khususnya bagi kaum remaja.
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam menyusun skripsi ini, pada tahap awal penulis melakukan
pengkajian dari penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki kedekatan judul
dengan skripsi yang akan penulis teliti. Hal ini dilakukan guna untuk mengetahui
agar skripsi yang penulis tulis berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Berikut beberapa karya ilmiah yang memiliki kedekatan judul terhadap
skripsi yang ditulis penulis, antara lain:
1. Muhammad Hanafi menemukan bahwa media sosial facebook memengaruhi
motivasi belajar mahasiswa FISIP Universitas Riau.11 Persamaan penelitian
ini dengan penelitian yang akan penulis teliti adalah sama-sama membahasa
mengenai media sosial selain itu pendekatan yang digunakan juga sama yaitu
kuantitatif. Adapun perbedaannya yaitu, penelitian ini menggunakan media
sosial facebook, sedangkan penulis akan menggunakan media sosial
instagram, selain itu dari segi objek pun berbeda di mana penulis meneliti
tentang pengaruh penggunaan instagram @nunuzoo terhadap efektivitas
dakwah.
11 Muhammad Hanafi, Skripsi: Pengaruh Penggunaan Media Sosial Facebook terhadapMotivasi Belajar Mahasiswa FISIP Universitas Riau, (Riau: Universitas Riau, 2016).
11
2. Dwi Syahnaz Nazisah menemukan bahwa tidak ada pengaruh antara
Instagram stories dengan Eksistensi diri siswa-siswi SMAN 1 Makassar,
meskipun tidak ada pengaruh antara Instagram stories dengan Eksistensi diri
siswa-siswi SMAN 1 Makassar tetapi terdapat hubungan namun lemah antara
variabel X (Instagram stories) dengan variabel Y (Eksistensi diri).12
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis teliti adalah
sama-sama menggunakan media sosial instagram serta sama-sama
menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun perbedaannya yaitu dari segi
objek penelitiannya di mana dalam penelitian ini membahas tentang pengaruh
instagram stories terhadap eksistensi dikalangan siswa-siswi SMAN 1
Makasar, sedangkan penulis membahas tentang pengaruh penggunaan
instagram @nunuzoo dalam video bergenre dakwah komedi terhadap
efektivitas dakwah.
12 Dwi Syahnaz Nazisah, Skripsi: Pengaruh Instagram Stories terhadap Eksistensi DiriDikalangan Siswa-siswi SMAN 1 Makasar, (Makasar: Universitas Hasanuddin, 2017).
12
G. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh pembahasan skripsi ini secara sistematis, penulis
membagi penulisannya ke dalam lima bab yang terdiri atas sub-sub bab. Adapun
sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta penelitian terdahulu, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan tentang penjelasan secara umum mengenai teori efek
komunikasi massa (effects theory), konsep pengaruh, penggunaan media sosial,
instagram, efektivitas, dakwah . Serta kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tentang paradigma penelitian, metode penelitian,
populasi dan sampel, tempat dan waktu penelitian, sumber data, defines
operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan
data, dan teknik analisis data.
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian ini berisikan penjelasan mengenai hasil temuan dan analisis data
seperti deskripsi data responden penelitian, uji instrumen, uji validitas, uji
reliabilitas, uji normalitas, uji linieritas, uji korelasi sederhana, uji koefisien
determinasi dan uji regresi linier sederhana. Selain itu, bab ini juga berisikan
tentang pembahasan yaitu uraian yang mengaitkan latar belakang, teori, dan
rumusan masalah dari hasil data dan temuan penelitian.
13
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan menutup atas pembahasan masalah yang telah diuraikan
pada skripsi ini mengenai kesimpulan, serta menemukan saran-saran yang
bermanfaat bagi akun instagram tersebut.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Terkait dengan Variabel Penelitian
1. Teori Efek Komunikasi Massa (Effects Theory)
Menurut Schramm dan Roberts (1977), beranggapan bahwa efek adalah
“perubahan perilaku manusia yang setelah diterpa media pesan media massa”.
Karena fokusnya pesan maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang
diisampaikan media massa. Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator
melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh
karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis.
Mengenai efek komunikasi ini telah disinggung dimuka, yakni diklasifikasikan
sebagai efek kognitif (Cognitive Effect) , efek afektif (Affective Effect), dan efek
behavioral (Behavioral Effect).1 Sehingga, efek merupakan tingkah laku
komunikan setelah menerima apa yang disampaikan oleh komunikator melalui
media massa. Dalam kata lain, isi pesan yang diberikan komunikator kepada
komunikan menimbulkan perubahan pada diri komunikan. Dalam penelitian ini,
pemilik akun instagram @nunuzoo berperan sebagai komunikator yang di mana
memberikan pesan-pesan dakwahnya berupa video bergenre dakwah komedi
melalui media massa yaitu akun instagram tersebut kepada sasaran mad’u atau
penonton atau followers-nya yang berperan sebagai komunikan.
a. Efek Kognitif (Cognitive Effect)
Efek kognitif adalah apabila pesan yang disampaikan komunikator kepada
komunikan melalui media massa memiliki makna pengetahuan atau informatif.
1 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja. Rosdakarya, 1994),h.216-217.
15
Sehingga si penerima pesan tersebut mendapatkan efek yaitu mendapatkan
informasi terkait pesan yang diterima dari media massa tersebut. Dalam penelitian
ini, efek kognitif yang dimaksud adalah mengenai pengetahuan seputar ajaran
Islam yang diberikan da’i (instagram @nunuzoo) kepada mad’unya (penonton
atau followers-nya).
b. Efek Afektif (Affective Effect)
Efek afektif merupakan apabila setelah komunikan menerima pesan yang
didapatkan dari komunikator melalui media massa dapat merasakan daripada isi
pesan tersebut, misalnya perasaan senang, sedih, terharu, dan lain sebagainya.
Sehingga isi pesan tersebut mampu memengaruhi perasaan si penerima pesan.
Dalam penelitian ini, efek afektif yang dimaksud adalah mengenai perasaan
emosional seperti kesenangan yang diterima mad’u (penonton atau followers-nya
instagram @nunuzoo) setelah melihat pesan dakwah yang terdapat pada video
bergenre dakwah komedi tersebut.
c. Efek Behavioral (Behavioral Effect)
Efek behavioral adalah efek yang terjadi pada komunikan setelah
menerima pesan dari komunikator melalui media massa yang dapat memengaruhi
komunikannya untuk mengikuti atau meniru pesan yang ia dapatkan. Sehingga
pada efek behavioral ini menimbulkan sebuah tindakan yang dilakukan oleh si
penerima pesan sesuai dengan pesan yang diterimanya. Dalam penelitian ini, efek
behavioral yang dimaksud adalah mengenai mad’u (penonton atau followers-nya
16
instagram @nunuzoo) melakukan, meniru, atau mengikuti sesuai dengan pesan-
pesan dakwah yang diberikan oleh da’inya (pemilik akun instagram @nunuzoo).
2. Pengertian Pengaruh
Menurut KBBI, Pengaruh adalah: ”kekuatan yang ada atau yang timbul
dari sesuatu, seperti orang, benda yang turut membentuk watak, kepercayaan,
atau perbuatan seseorang”.2 Sementara itu, Surakhmad dalam bukunya yang
berjudul pengantar penelitian ilmiah, dasar, metode, teknik juga menyatakan
bahwa pengaruh adalah: “kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan
juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang
ada di sekelilingnya”.3 Sehingga, disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu
perubahan bentuk sikap atau tindakan seseorang setelah mendapatkan stimulus
atau pesan yang diberikan dari komunikator. Dalam penelitian ini, pengaruh yang
dimaksud adalah mengarah kepada pengaruh penggunaan media sosial terhadap
efektivitas dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo).
3. Penggunaan Media Sosial
Menurut Shirky, dalam buku Hadi Purnama yang berjudul media sosial di
era pemasaran 3.0. corporate and marketing communication menyatakan bahwa
media sosial merupakan: “alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk
berbagi, bekerja sama di antara pengguna dan melakukan tindakan secara
2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h. 747.
3 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik, (Bandung:Transito, 1982), h. 7.
17
kolektif yang semuanya berada di luar kerangka instusional maupun organisasi”.4
Dalam kata lain, media sosial adalah sebuah alat teknologi komunikasi yang dapat
memudahkan manusia dalam melakukan proses komunikasi atau berinteraksi
dengan manusia lainnya, baik melalui kata-kata, gambar, maupun video. Dalam
penelitian ini, media sosial yang digunakan adalah instagram @nunuzoo berupa
video.
Menurut Hadi Purnama, social media mempunyai beberapa karakteristik
khusus diantaranya5 :
1. Jangkauan (reach): daya jangkauan social media mencakup skala kecil
hingga khalayak global.
2. Aksesibilitas (accessibility): social media lebih mudah diakses oleh publik
dengan biaya yang terjangkau baik dimanapun dan kapanpun.
3. Penggunaan (usability): social media relatif mudah digunakan karena tidak
memerlukan keterampilan dan pelatihan khusus.
4. Aktualitas (immediacy): social media dapat memancing respon khalayak
lebih cepat.
4. Instagram
a. Pengertian Instagram
Instagram menjadi salah satu contoh dari media sosial. Menurut Miliza
Ghazali dalam bukunya yang berjudul buat duit dengan facebook dan instagram :
panduan menjana pendapatan dengan facebook dan instagram berpendapat
4 Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi,(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 11.
5 Hadi Purnama, Media Sosial Di Era Pemasaran 3.0. Corporate and. MarketingCommunication, (Jakarta : Pusat Studi Komunikasi dan Bisnis, 2011), h.116.
18
mengenai pengertian instagram yaitu :“sebuah aplikasi sosial yang populer
dalam kalangan pengguna telefon pintar (Smartphone). Nama Instagram diambil
dari kata „Insta‟ yang asalnya „Instan‟ dan „gram‟ dari kata „telegram‟”.6
Dalam kata lain, instagram merupakan alat untuk mengirimkan informasi-
informasi berupa foto dan video. Para pengguna media sosial tersebut dapat
mengunggah baik foto maupun video untuk dijadikan konsumsi publik.
Menurut Nisrina dalam bukunya yang berjudul bisnis online, manfaat
media sosial dalam meraup uang menyatakan bahwa Instagram adalah: “sebuah
aplikasi yang digunakan untuk membagi-bagikan foto dan video”. Instagram
sendiri masih merupakan bagian dari facebook yang memungkinkan teman
facebook kita mengikuti akun Instagram kita. Makin populernya instagram
sebagai aplikasi yang digunakan untuk membagi foto membuat banyak pengguna
yang turun ke bisnis online turut mempromosikan produk – produknya lewat
Instagram.7 Sehingga dapat disimpulkan mengenai pengertian daripada instagram
yaitu sebuah alat teknologi komunikasi yang dapat memudahkan manusia dalam
berkomunikasi atau berinteraksi dengan cara melalui foto dan video yang
diunggah atau didapatkannya.
6 Miliza Ghazali, Buat Duit Dengan Facebook dan Instagram : Panduan MenjanaPendapatan dengan Facebook dan Instagram, (Malaysia: Publishing House, 2016), h. 8.
7 M. Nisrina, Bisnis Online, Manfaat Media Sosial Dalam Meraup Uang, (Yogyakarta:Kobis, 2015), h. 137.
19
b. Fitur Instagram
Beberapa fitur-fitur yang ada di Instagram adalah8:
- Kamera, fitur kamera memungkinkan pengguna instagram tidak hanya bisa
mengunggah foto dan video dari galeri. Tetapi dapat juga langsung membidik
atau merekam momen dari dalam aplikasi kemudian mengedit, memberi
caption baru membagikannya.
- Editor, editor adalah fitur yang memungkinkan pengguna untuk memoles foto
yang dijepret lewat kamera perangkatnya. Di sini akan dijumpai 10 tooleditor
tingkat lanjut untuk mengatur kembali pencahayaan, kontras dan saturasi
semudah menggerakkan jemari tangan. Di update terbaru instagram tidak lagi
mengharuskan foto berwujud kotak, tapi sudah mendukung pilihan portrait
dan juga landscape. Memberikan keleluasaan kepada pengguna saat ingin
membagikan foto dengan sudut tangkapan lensa yang lebih lebar.
- Tag dan Hastag (#), fitur ini sebagaimana jejaring sosial pada umumnya
memiliki fungsi untuk menandai teman atau mengelompokkan foto dalam
satu label.
- Caption, berfungsi layaknya deskripsi, di sinilah pengguna bisa memberikan
sepatah dua patah kata soal foto yang diunggah. Di samping tentunya
menambahkan hashtag.
- Intergarasi ke Media Sosial, instagram juga memungkinkan penggunanya
untuk berbagi foto atau video ke jejaring sosial lain seperti Facebook, Twitter,
Tumblr dan Flicrk. Bila tool ini diaktifkan maka setiap kali foto dibagikan,
8 Ikhsan Tila Mahendra, Skripsi: Peran Media Sosial Instagram Dalam PembentukanKepribadian Remaja Usia 12-17 Tahun di Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, KabupatenBekasi,(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 22-24.
20
secara otomatis instagram juga akan membagikannya ke jejaring sosial yang
sudah terhubung.
- Instastory, adalah fitu terbaru dari Instagram, yang mengambil format
snapchat dimana unggahan hanya akan bertahan selama 1 hari dengan durasi
maksimal 15 detik.
- Explore, fitur yang menampilkan konten yang dilihat following atau follower
pengguna.
5. Efektivitas
a. Konsep Efektivitas
Menurut etimologi efektivitas merupakan kata serapan dari bahasa inggris
yaitu effective. Kata serapan ini menjadi efektif kemudian berubah menjadi
efektivitas. Sedangkan menurut definisi istilah efektivitas berarti dapat membawa
hasil, sedangkan menurut kegiatan belajar mengajar pengertian efektivitas adalah
kegiatan berkenaan dengan sejauh mana sesuatu yang telah direncanakan atau
diinginkan yang dapat terlaksana atau tercapai.9
Efektivitas merupakan apabila sesuatu yang telah dirancang atau
direncanakan telah terwujud atau terealisasikan. Hal tersebut seperti yang
dikemukakan oleh H. Emerson yang dikutip Handayaningrat dalam bukunya yang
berjudul pengantar studi ilmu administrasi dan manajemen, yang menyatakan
bahwa: “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya”.10
9 Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 126.10 Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen,
(Jakarta: Haji Masaguna, 1994), h. 16.
21
Selanjutnya Steers dalam bukunya yang berjudul efektivitas organisasi
kaidah perilaku (alih bahasa Magdalena), mengemukakan bahwa:
“Efektivitas adalah jangkauan usaha suatu program sebagai suatu sistem dengan
sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa
melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak
wajar terhadap pelaksanaannya”.11
Kemudian, menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya manajemen
kinerja sektor publik, mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut: “Efektivitas
merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar ontribusi
(sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif
organisasi, program atau kegiatan”.12
Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, dapat disimpulkan
bahwa efektivitas adalah sebuah tolak ukur, untuk mengetahui sejauh mana apa
yang sudah dirancang atau direncanakan telah direalisasikan atau terwujud. Hal
ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hidayat dalam bukunya yaitu
teori efektivitas dalam kinerja karyawan, yang menjelaskan bahwa :“Efektivitas
adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas
dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar persentase target yang dicapai,
makin tinggi efektivitasnya”.13
11 M Steers Richard, Efektivitas Organisasi Kaidah Peri Laku (Alih Bahasa Magdalena),Jakarta: Erlangga, 1985, h. 87.
12 Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik, (Yogyakarta : UPP AMP. YKPN, 2005), h.92.
13 Hidayat, Teori Efektifitas Dalam Kinerja Karyawan, (Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press, 1986), h.35.
22
b. Ukuran Efektivitas
Mengukur efektivitas suatu program kegiatan bukanlah suatu hal yang
sangat sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan
tergantung pada siapa yang menilai serta menginterpretasikannya. Bila dipandang
dari sudut produktivitas, maka seorang manajer produksi memberikan pemahaman
bahwa efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (output) barang dan jasa.
Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara
rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun,
jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga
menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu
dikatakan tidak efektif.
Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau
tidak, sebagaimana dikemukakan oleh Siagian, yaitu14:
- Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksdukan supaya karyawan
dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan tujuan organisasi
dapat tercapai.
- Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah
“pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam mencapai
sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam
pencapaian tujuan organisasi.
- Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan
tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah itetapkan artinya
14 Siagian, Manajemen, (Yogyakarta: Liberty, 1978), h.77.
23
kebijakan harus mampu menjembatani tujuantujuan dengan usaha-usaha
pelaksanaan kegiatan operasional.
- Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang apa
yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.
- Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu
dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab apabila
tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan bekerja.
- Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator efektivitas
organisasi adalah kemampuan bekerja secara produktif. Dengan sarana dan
prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh organisasi.
- Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu program
apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka organisasi tersebut
tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan pelaksanaan organisasi
semakin didekatkan pada tujuannya.
- Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat sifat
manusia yang tidak sempurna maka efektivitas organisasi menuntut
terdapatnya sistem pengawasan dan pengendalian.
Menurut efektivitas Stewart, L Tubbs dan Silvia Moss (2000) dari sudut
pandang komunikasi adalah suatu komunikasi dipandang efektif apabila
komunikasi tersebut menimbulkan lima hal, yaitu15:
1. Pengertian, yaitu penerimaan yang cermat dari isi stimulasi seperti yang
dimaksudkan komunikator.
15 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Karya, 1986), h. 13-16.
24
2. Kesenangan, yaitu tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan
informasi dan membentuk pengertian, melainkan mengupayakan orang agar
merasa senang.
3. Memengaruhi sikap, yaitu di mana sikap maupun tindakan orang dengan
menggunakan manipulasi psikologis, sehingga orang tersebut bertindak atas
kehendaknya sendiri (komunikasi persuasif).
4. Hubungan sosial yang baik, yaitu kita tergantung dan menghubungan diri
dengan orang lain dalam interaksi dan asosiasi (incluation), pengendalian dan
kekuasaan (control), serta cinta dan kasih sayang (affection).
5. Tindakan, yaitu hasil kumulatif semua proses komunikasi, bukan saja
memerlukan pemahaman tentang seluruh mekanisme psikologis yang terlibat
dalam proses komunikasi tetapi juga faktor-faktor yang memengaruhi
perilaku manusia.
Dalam penelitian ini, efektivitas dakwah diukur dengan menggunakan
konsep efektivitas dari Stewart, L Tubbs dan Silvia Moss (2000).
6. Dakwah
a. Pengertian Dakwah
Dakwah ditinjau dari segi bahasa berasal dari bahasa Arab dakwah dan
kata da’a, yad’u yang berarti panggilan, ajakan, seruan. Seruan dan panggilan ini
dilakukan dengan suara, kata-kata, dan perbuatan. Adapun yang dimaksud dengan
ajakan atau seruan di sini ialah usaha seorang da’i yang berusaha untuk lebih
dekat dan mengenal mad’unya untuk dituntun kepada jalan Allah SWT.
Sementara itu, dalam bahasa Islam dakwah adalah tindakan mengkomunikasikan
25
pesan-pesan Islam. Dakwah adalah istilah teknis yang pada dasarnya dipahami
sebagai upaya menghimbau orang lain ke arah Islam.16
ة یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنك نكم أم ئك ھم ٱلمفلحوولتكن م ن ر وأول
Artinya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung” (Surat Ali ‘Imran ayat 104).17
Dalam ayat di atas diartikan bahwa kita hendaknya melakukan dakwah
atau menyebarkan ajaran-ajaran yang sesuai dengan agama Islam. Dakwah
merupakan suatu komunikasi yang bersifat persuasif atau ajakan yang dilakukan
oleh seorang da’i untuk mengajak kepada ajaran-ajaran agama Islam sebagai
pesannnya yang disampaikan kepada mad’u atau si penerima pesan dakwah
melalui berbagai macam media dakwah.
b. Unsur-unsur dakwah terbagi menjadi18:
1. Da’i (pelaku dakwah), adalah orang yang memberikan atau menyampaikan
pesan dakwah baik berupa lisan maupun tulisan kepada mad’u. dalam
penelitian ini da’i nya adalah pemilik akun instagram @nunuzoo.
2. Mad’u (penerima dakwah), adalah orang-orang yang mendapatkan atau
menerima pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i. Dalam penelitian ini
mad’u nya adalah para followers atau pengikut instagram @nunuzoo.
16 Muhammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 3.17 Tafsirq, “ali Imran ayat 104), diakses pada tanggal 24 Mei 2018 Pukul 00:03 WIB,
https://tafsirq.com/3-ali-imran/ayat-10418 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Surabaya : Kencana, 2008), h. 218.
26
3. Maddah (materi dakwah), adalah isi kandungan atau pesan dakwah yang
disampaikan. Ajaran islam yang dijadikan maddah dakwah itu pada garis
besarnya dapat di kelompokkan yaitu, akidah, syari’ah, dan akhlaq.
- Akidah, yang meliputi:
1) Iman kepada Allah
2) Iman kepada Malaikat-Nya
3) Iman kepada kitab-kitab-Nya
4) Iman kepada rasul-rasul-Nya
5) Iman kepada hari akhir
6) Iman kepada qadha-qadhar
- Syari’ah, meliputi:
1) Ibadah
2) Muamallah, segala peraturan yang mengatur hubungan antara sesama
manusia, baik yang seagama maupun tidak seagama, antara manusia
dengan kehidupannya, dan antara manusia dengan alam sekitarnya.
- Akhlaq, meliputi:
1) Akhlaq terhadap Allah SWT.
2) Akhlaq terhadap Makhluk
- Dalam penelitian ini, maddah yang digunakan oleh instagram @nunuzoo
berupa akhlaq.
4. Wasilah (media dakwah), adalah alat yang dipergunakan untuk
menyampaikan materi dakwah (ajaran islam) kepada mad’u. dalam penelitian
ini, wasilah yang digunakan adalah instagram @nunuzoo.
27
5. Thariqah (metode dakwah), adalah cara yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dakwahnya. Sebagaimana yang tertulis dalam al-
Qur’an surat an-Nahl ayat 125:
دلھم بٱلتي ھي أحسن إن ربك ھو أعلم بمن ضل عن سبیٱدع إلى سبیل ربك بٱل لھۦ حكمة وٱلموعظة ٱلحسنة وج
١٢٥وھو أعلم بٱلمھتدین
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-
Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
- Bi al hikmah ( kebijaksanaan), yaitu cara-cara penyampaian pesan-pesan
dakwah yang sesuai dengan keadaan penerima dakwah.
- Mau’idzah hasanah, yaitu nasehat yang baik, berupa petunjuk ke arah
kebaikan dengan bahasa yang baik yang dapat mengubah hati agar nasehat
tersebut dapat diterima, berkenaan di hati, enak didengar, dan menyentuh
perasaan, lurus dipikiran, menghindari sikap kasar, dan tidak boleh mencaci/
menyebut kesalahan audience sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati
dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak
subjek dakwah bukan propaganda yang memaksakan kehendak kepada orang
lain.
- Mujadalah atau diskusi apabila dua metode di atas tidak mampu diterapkan,
dikarenakan objek dakwah mempunyai tingkat kekritisan tinggi seperti
seperti, ahli kitab, orientalis, filosof dan lain sebagainya. Dalam metode ini
perlu diterapkan hak-hak sebagai berikut;
28
1) Tidak merendahkan pihak lawan atau menjelek-jelekan, mencaci, karena
tujuan diskusi untuk mencapai sebuah kebenaran.
2) Tujuan diskusi semata-mata untuk mencapai kebenaran sesuai dengan
ajaran Allah.
3) Tetap menghormati pihak lawan sebab setiap jiwa manusia mempunyai
harga diri.
Dalam penelitian ini, metode dakwah yang dilakukan oleh akun instagram
@nunuzoo adalah mau’idzah hasanah. Di mana, cara penyampaian pesan
dakwahnya dilakukan dengan nasehat yang baik yang berkenan di hati dan enak
didengar melalui video-video yang diunggahnya dengan tema dakwah komedi.
B. Kerangka Pemikiran
Gambar.2.1. Hubungan Variabel Bebas (X) dan Variabel Terikat (Y)
pengaruh
X= Penggunaan MediaSosial
Y= Efektivitas Dakwah
29
C. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan formal mengenai hubungan antara
variabel, dan diuji secara langsung.19 Dalam kata lain adalah suatu jawaban
sementara atas pertanyaan penelitian. Hipotesis yang akan di uji dinamakan
hipotesis kerja sebagai lawannya adalah hipotesis nol. Hipotesis kerja disusun
berdasarkan atas teori yang dipandang handal, sedangkan hipotesis nol
dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan kehandalannya.
Hipotesis yang digunakan adalah bentuk hipotesis Assosiatif yang menanyakan
dugaan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih.20
Hipotesis ini dibagi menjadi dua, yaitu:
(H1) : Ada pengaruh penggunaan media sosial terhadap efektivitas dakwah (studi
kasus: Instagram @nunuzoo).
(H0) : Tidak ada pengaruh penggunaan media sosial terhadap efektivitas dakwah
(studi kasus: Instagram @nunuzoo).
Adapun hipotesis statistiknya sebagai berikut:
H0: ρ = 0 (berarti tidak ada hubungan)
H1: ρ ≠ 0 (berarti ada hubungan)
19 Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2012), h.15.
20 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2014), h. 64-69.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
Paradigma yang dilakukan dalam penelitian ini adalah paradigma
positivisme yaitu suatu keyakinan dasar yang berakar dari paham ontologi
realisme yang menyatakan bahwa realitas itu ada (exist) dalam kenyataan yang
berjalan sesuai dengan hukum alam (natural laws). Dengan demikian penelitian
berusaha untuk mengungkapkan kebenaran realitas yang ada, dan bagaimana
realitas tersebut senyatanya berjalan.1 Menurut paradigma ini, pandangan dunia
empirisme yang objektif dalam memandang pengetahuan tersebut mengalami
puncaknya pada aliran filsafat yang dikenal dengan nama positivisme. August
Comte (1798-1857) adalah filsafat yang mempelopori kemunculan aliran filsafat
ini.2
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
metode eksplanasi survei agar lebih terarah dan sesuai dengan tujuannya.
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengolah data-data yang diperoleh dari
lokasi penelitian yang merupakan data yang berbentuk angka atau data kuantitatif
yang diangkat. Pendekatan kuantitatif yaitu pencarian data/informasi dari realitas
1 Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta: PT Tiara. WacanaYogya, 2001), h. 39.
2 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup, 2008), h. 10.
31
permasalahan yang ada dengan mengacu pada pembuktian konsep/teori yang
digunakan.3
Sedangkan metode penelitiannya menggunakan metode eksplanasi survei.
Metode ini digunakan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap
populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel
dengan variabel yang lain. Karena itu penelitian eksplanasi survei menggunakan
sampel dan hipotesis. Untuk menguji hipotesisnya digunakan statistik inferensial.
Selain itu juga digunakan untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori.4
Penelitian survei merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pertanyaan terstruktur/sistematis yang sama kepada orang banyak, untuk
kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis.5
C. Subjek dan Objek Penelitian
Istilah subjek penelitian menunjuk pada individu atau kelompok yang
dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti.6 Sedangkan objek penelitian
adalah permasalahan yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah instagram
@nunuzoo dalam video bergenre dakwah komedi. Sedangkan objek dalam
penelitian ini adalah pengaruh penggunaan media sosial terhadap efektivitas
dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo).
3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 14.4 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantiatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2005), h 38.5 Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Aplikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 143.6 Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial Dasar-dasar dan Aplikasi, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 109.
32
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dapat dijelaskan sebagai ciri atau aspek dari fakta
sosial yang dapat dibuat bervariasi dengan kata lain, variabel adalah fakta sosial
yang memiliki nilai lebih dari satu. Menurut Soetandyo Wignjosoebroto, variabel
adalah suatu konsep yang dapat mewujud ke dalam dua atau lebih dari dua
kesatuan variasi (hitungan atau ukuran).7
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yakni variabel independent
(variabel bebas) dan variabel dependent (variabel terikat). Variabel independent
(variabel bebas) yakni variabel yang memengaruhi, dan variabel dependent
(variabel terikat) yakni variabel yang dipengaruhi.8 Variabel dalam penelitian ini
adalah:
a. Dalam hal ini variabel bebasnya adalah pengaruh penggunaan media
sosial instagram @nunuzoo.
b. Dalam hal ini variabel terikatnya adalah efektivitas dakwah.
2. Definisi Operasional
Peneliti menentukan definisi operasional yang merupakan menjelaskan
dengan tepat bagaimana suatu konsep akan diukur.9 Adapun penjelasan definisi
operasional sebagai berikut;
1. Efek Komunikasi Massa (Effects Theory)
7 Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan,(Jakarta: Prenada Media Group, 2007), h. 46-47.
8 Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, (Malang : UMM Press, 2010), h.139.
9 Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2012), h.76.
33
Dalam penelitian ini, efek komunikasi massa (effects theory)
didefinisikan sebagai pengaruh yang terjadi kepada diri komunikan yaitu
mad’u yang merupakan followers dari instagram @nunuzoo setelah
menerima pesan berupa pesan dakwah yang disampaikan oleh komunikator
yaitu pemilik akun instagram @nunuzoo melalui media sosial instagram
@nunuzoo. Efek tersebut meliputi tiga hal; pertama, efek kognitif (Cognitive
Effect) yang didefinisikan sebagai pengetahuan seputar ajaran Islam yang
diberikan da’i (instagram @nunuzoo) kepada mad’unya (followers). Kedua,
efek afektif (Affective Effect) yang didefinisikan sebagai perasaan emosional
seperti kesenangan yang diterima mad’u (followers) setelah melihat pesan
dakwah yang terdapat pada video bergenre dakwah komedi dalam instagram
@nunuzoo tersebut, sehingga pesan yang disampaikan tidak hanya sebagai
sarana informasi tetapi juga sebagai sarana hiburan. Dan ketiga, efek
behavioral (Behavioral Effect) yang didefiniskan sebagai mad’u (followers)
melakukan atau mengikuti sesuai dengan pesan-pesan dakwah yang diberikan
oleh da’inya dalam hal ini ialah instagram @nunuzoo.
2. Efektivitas
Dalam penelitian ini, efektivitas didefinisikan sebagai sejauh mana
pengaruh dari pada penggunaan instagram @nunuzoo dalam videonya yang
bergenre dakwah komedi terhadap kegiatan berdakwah yang dilakukannya di
media sosial tersebut. Dalam hal ini, terdapat tolak ukur dari pada komunikasi
yang efektif menurut L Tubbs dan Silvia Moss, yaitu pengertian (pesan
dakwah yang disampaikan dalam instagram @nunuzoo tersebut dapat mudah
34
dipahami oleh mad’u atau followers-nya), kesenangan (pesan dakwah yang
disampaikan dalam instagram @nunuzoo tersebut tidak hanya informatif tapi
juga dapat menghibur), memengaruhi sikap (pesan yang disampaikan dalam
video tersebut bersifat persuasif atau mengajak untuk mengikuti ajaran
Islam), hubungan sosial yang baik (pemilik akun instagram @nunuzoo dapat
berinteraksi dengan baik kepada para mad’u atau followers-nya, seperti
pemilik akun instagram @nunuzoo menyapa mad’u atau followers-nya pada
saat live instagram, membalas komentar maupun direct messages), dan
tindakan (setelah menonton video yang diunggah akun instagram @nunuzoo
tersebut, para mad’u atau followers-nya melakukan hal apa yang telah
disampaikan dalam video tersebut).
3. Dakwah
Dalam penelitian ini, dakwah didefinisikan sebagai komunikator yaitu
da’i yang di mana adalah pemilik akun instagram @nunuzoo memberikan
pesan-pesan mengenai ajaran agama Islam yang didalamnya terdapat nasehat
yang baik mengenai akhlak dalam ajaran agama Islam seperti, tingkah laku,
adab, maupun etika yang sesuai dengan ajaran Islam kepada mad’u yaitu
followers daripada instagram @nunuzoo melalui media sosial instagram
@nunuzoo.
35
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara tersurat yaitu yang
berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang
dicakup. Tujuan diadakannya populasi ialah agar kita dapat menentukan besarnya
anggota sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya
daerah generalisasi.10
Pada penelitian ini, populasi yang diambil adalah orang-orang yang
mengunggah kembali atau me-repost video yang pernah diunggah oleh akun
instagram @nunuzoo. Orang-orang tersebut mengunggah kembali videonya
dengan menggunakan hastag #RepostNunuzoo. Hastag tersebut dibuat untuk
setiap orang yang ingin mengunggah ulang video dari akun @nunuzoo. Jumlah
video yang menggunakan #RepostNunuzoo berjumlah 5339 orang terhitung sejak
tanggal 31 maret 2018.11
2. Sampel
Sampel ialah sebagian anggota populasi yang diambil dengan
menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling.12
Diketahui jumlah orang yang mengunggah kembali video milik akun
instagram @nunuzoo adalah 5339 orang. Dengan demikian, dapat diketahui
bahwa sampel merupakan bagian dari populasi dan dapat mewakili populasi
10 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2006), h. 43.
11 Instagram, “repostnunuzoo”, diakses pada tanggal 31 maret 2018 pukul 12:05 WIB,dari https://www.instagram.com/explore/tags/repostnunuzoo/?hl=id
12 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2006), h. 44.
36
secara keseluruhan. Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan
menggunakan rumus Slovin.13
= ( )²Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah populasi
e = Nilai Presisi (10%)
Berdasarkan rumus slovin diatas, maka diperoleh jumlah sampel yang
dapat mewakili populasi dengan menggunakan nilai presisi sebesar 10%, yang di
mana berarti penelitian dengan batas kesalahan 10% berarti memiliki tingkat
akurasi 90%. Semakin dikit populasi maka semakin tinggi nilai error atau tingkat
kesalahannya.= ²= ( , )²= ( , )= ,= ,= 98,16 = 98Hasil perhitungan rumus slovin maka diperoleh jumlah sampel yang dapat
mewakili populasi yaitu sebesar 98 orang yang akan menjadi responden.
13 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif , (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 137-138.
37
Berdasarkan rumus slovin tersebut jumlah sampel yang didapat bisa mewakili
seluruh populasi.
Dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan teknik pengambilan
probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel.14 Dengan jenis simple random sampling yang di mana pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu.15 Jumlah sampel 98 orang ini selanjutnya diambil
secara acak tanpa memperhatikan kelas, usia, dan jenis kelamin. Selain itu
homogenitasnya sejauh hanya orang-orang yang menjadi followers daripada akun
instagram @nunuzoo, serta telah mengunggah kembali video yang ada pada akun
instagram @nunuzoo dengan menggunakan hastag #repostnunuzoo.
F. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat:
- Observasi: di akun instagram @nunuzoo.
- Survei: penyebaran kuesioner via google form pada responden yang telah
ditentukan. Link kuesioner: https://bit.ly/2GPt2MS
Waktu:
- Observasi: selama satu bulan (Maret 2018) melakukan pengamantan pada
akun instagram @nunuzoo.
14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2014), h. 82.
15 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2014), h. 82.
38
- Survei: selama dua minggu (April 2018) menyebarkan kuesioner pada
responden yang telah ditentukan.
G. Sumber Data
Adapun data-data yang penulis gunakan sebagai berikut:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti
(responden);
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari lembaga atau institusi
tertentu.16
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa
angket atau kuisioner yang dibuat sendiri oleh peneliti. Instrumen penelitian
adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati.17 Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini dimaksudkan untuk menghasilkan data yang akurat yaitu dengan menggunakan
skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.18
Menurut Hadi, modifikasi terhadap skala Likert dimaksudkan untuk
menghilangkan kelemahan yang terkandung oleh skala lima tingkat,dengan alasan
16 Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai AlternatifPendekatan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), h. 55.
17 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2014), h. 92.
18 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2014), h. 93.
39
yang dikemukakan seperti dibawah ini: Modifikasi skala Likert meniadakan
kategori jawaban yang ditengah berdasarkan tiga alasan19:
1. Ketegori Undeciden, yang mempunyai arti ganda,bisa diartikan belum dapat
memutuskan atau memberi jawaban (menurut konsep aslinya),bisa juga
diartikan netral, setuju tidak, tidak setuju pun tidak, atau bahkan ragu-ragu.
Kategori jawaban ganda arti (multi interpretable) ini tentu saja tidak
diharapkan dalam suatu instrument.
2. Tersediannya jawaban ditengah itu menimbulkan kecenderungan menjawab
ke tengah.
3. Maksud katagori SS-S-TS-STS adalah terutama untuk melihat kecenderungan
pendapat responden, ke arah setuju atau ke arah tidak setuju.
Maka dalam penelitian ini menggunakan empat alternatif jawaban dengan
ketentuannya adalah sebagai berikut berikut:
Untuk pertanyaan positif diberikan skor sebagai berikut:
1. Sangat setuju (SS) diberi skor 4
2. Setuju (S) diberi skor 3
3. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
4. Sangat Tidak setuju (STS) diberi skor 1
Adapun nilai negatif diberikan skor sebagai berikut:
1. Sangat setuju (SS) diberi skor 1
2. Setuju (S) diberi skor 2
3. Tidak Setuju (TS) diberi skor 3
4. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 4
19 Sutrisno Hadi, Analisis Butir untuk Instrumen Angket, Tes, dan Skala Nilai, (Yogyakarta:FP UGM, 1991). h. 19.
40
Peneliti membuat rancangan kisi-kisi instrument penelitian, agar
mendapatkan hasil penelitian yang maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Arikunto dalam bukunya yang berjudul prosedur penelitian suatu
pendekatan praktek, menyatakan bahwa “kisi-kisi bertujuan untuk menunjukkan
keterkaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data atau teori yang
diambil”.20 Dalam penelitian ini, dari setiap variabel yang ada akan diberikan
penejelasan, selanjutnya menentukan indikator yang akan diukur, hingga menjadi
item pernyataan, seperti terlihat pada Tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1. Kisi-kisi instrumen (Pengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap
Efektivitas Dakwah (Studi Kasus: Instagram @nunuzoo))
No. Variabel Penelitian Indikator No. Item
(Butir Positif)
No. Item
(Butir Negatif)
1. Pengaruh
Penggunaan Media
Sosial
(Variabel X)
Efek kognitif 1,2 3,6
Efek Afektif 4, 15 7, 11
Efek Behavioral 5, 8, 9, 12 10, 13, 14, 16
2. Efektivitas
Dakwah
(Variabel Y)
Pengertian 17, 18 20, 21
Kesenangan 19, 22 25, 29
20 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,2006), h. 162.
41
Memengaruhi
Sikap
23, 26 34, 35
Hubungan
Sosial yang Baik
27, 31 28, 32
Tindakan 30, 36 24, 33
I. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
sebagai berikut:
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.21 Kuesioner tersebut akan disebar
kepada orang-orang yang mengunggah kembali video milik akun instagram
@nunuzoo yang menggunakan hastag #RepostNunuzoo dan kriteria yang
sudah ditentukan.
b. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan
data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan
objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga dapat
gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.22 Dalam
21 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif),(Jakarta: GP Press, 2008), h. 77.
22 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan PerbandinganPerhitungan Manual & SPSS, (Jakarta, Kencana, 2013), h. 19.
42
penelitian ini dilakukan observasi non-partisipan yang di mana peneliti tidak
ikut terjun langsung ke lapangan (pada akun instagram @nunuzoo).
c. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Metode dokumentasi dalam hal ini berarti cara mengumpulkan data
dengan mencatat data yang ada dalam dokumen atau arsip.23 Dalam hal ini
penulis mengumpulkan data-data baik di buku, jurrnal, dan internet yang
berkaitan dengan penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga objektivitas
dari penelitian yang dikumpulkan. Dokumen ini juga diambil apabila data
tidak bisa diperoleh dari hasil interview.
J. Teknik Pengolahan Data
Metode pengolahan data menggunakan tabulasi dan SPSS. Langkah-
langkah pengolahan data secara manual menurut Notoatmodjo, adalah sebagai
berikut:
a. Editing (Penyuntingan Data)
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui
kuesioner perlu disunting atau edit terlebih dahulu. Jika ternyata masih ada
data atau informasi yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan
wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan.
23 Irawan Suhartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),h. 83.
43
b. Coding (Membuat Lembaran Kode)
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
pengkodean atau coding, mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan.
c. Processing (Memasukkan Data)
Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode
(angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau software komputer.
d. Cleaning (Pembersihan Data)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinankemungkinan
adanya keslahan-kesalahan kode, ketidak-lengkapan dan sebagainya,
kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.24
Adapun teknik penulisan skripsi, penulis mengacu pada buku pedoman
penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, Dan Disertasi) karya Tim Penulis UIN
Jakarta, yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and
Assurance), (UIN) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2017.25
24 Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, (Jakarta: RinekaCipta,2010), h. 45.
25 Tim Penulis UIN Jakarta, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017), h. 12.
44
K. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan jenis statistik
parametrik. Statistik parametrik adalah statistik yang mempertimbangkan jenis
sebaran/distribusi data yang berdistribusi normal dan memiliki varian homogen.
Pada umumnya data yang digunakan bersifat interval dan rasio.26 Selain itu
peneliti menggunakan bentuk hipotesis assosiatif/hubungan dengan data
berbentuk interval, sehingga menggunakan teknik analisis korelasi sederhana
dengan menggunakan teknik statistik korelasi pearson product moment yang di
mana untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel independen dengan
satu dependen.27
Adapun teknik analisisnya sebagai berikut;
1. Uji Validitas
Validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur. Butir instrument penelitian dapat dikatakan
valid apabila rhitung > rtabel (α ; n-2). Adapun rumusnya sebagai berikut28;
26 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT BumiAksara, 2013), h. 3.
27 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2014), h. 153.
28 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT BumiAksara, 2013), h. 77.
45
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Kriteria suatu
instrument penelitian dikatakan reabel dengan menggunakan teknik Alpha
Cronbach, yang di mana bila koefisien (ri) > 0,6. Adapun rumusnya sebagai
berikut29;
29 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT BumiAksara, 2013), h. 90.
46
3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Adapun prosedur uji normalitas sebagai berikut;30
- Hipotesis :
H0 : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
- Kaidah pengujian :
Jika Dhitung < Dtabel, maka H0 diterima.
4. Uji linieritas
Uji linieritas adalah untuk mengetahui apakah antara variabel tak bebas
(Y) dan variabel bebas (X) mempunyai hubungan linier. Adapun prosedur uji
linieritas sebagai berikut;31
- Hipotesis :
H0 : Pengaruh penggunaan media sosial dengan efektivitas dakwah tidak
berpola
linier.
Ha : Pengaruh penggunaan media sosial dengan efektivitas dakwah berpola
linier.
- Kriteria pengujian signifikansi :
Jika: Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima
Jika: Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak
30 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT BumiAksara, 2013), h. 153, 167.
31 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT BumiAksara, 2013), h. 178-179.
47
5. Uji Korelasi Sederhana (Uji Hipotesis)
Koefisien korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui derajat atau
kekuatan dan arah hubungan antara dua variabel. Adapun prosedur uji korelasi
sederhana dengan menggunakan teknik statistik korelasi pearson product moment
sebagai berikut;32
- Hipotesis dalam bentuk kalimat
H0 : Tidak terdapat hubungan antara pengaruh penggunaan media sosial
terhadap efektivitas dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo).
Ha : Ada hubungan antara pengaruh penggunaan media sosial terhadap
efektivitas dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo).
- Hipotesis dalam bentuk model statistik
H0 : r = 0
Ha : r ≠ 0
- Kaidah pengujian
Jika, (sig) > α, maka H0 diterima.
Jika, (sig) < α, maka H0 ditolak.
Setelah itu, dilakukan hitung koefisien determinasi (KD) yang merupakan
angka yang menyatakan atau digunakan untuk mengetahui kontribusi atau
sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel X (bebas) terhadap variabel Y
(terikat), dengan rumus sebagai berikut33;
32 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT BumiAksara, 2013), h. 338-340.
33 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT BumiAksara, 2013), h. 338.
48
KD = (r)2 x 100%
Keterangan:
KD : Koefisien Determinasi
r : rhitung
6. Uji Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana digunakan hanya untuk satu variabel bebas
(independent) dan satu variabel tak bebas (dependent). Selain itu, tujuannya
adalah untuk meramalkan atau memprediksi besaran nilai variabel tak bebas
(dependent) yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independent). Adapun
prosedur uji regeresi linier sederhana sebagai berikut;34
- Hipotesis dalam uraian kalimat
H0 : Model regresi linier sederhana tidak dapat digunakan untuk memprediksi
tingkat efektivitas dakwah yang dipengaruhi oleh penggunaan media sosial
(studi kasus: instagram @nunuzoo).
Ha : Model regresi linier sederhana dapat digunakan untuk memprediksi
tingkat efektivitas dakwah yang dipengaruhi oleh penggunaan media sosial
(studi kasus: instagram @nunuzoo).
- Hipotesis dalam bentuk model statistik
H0 : β = 0
Ha : β ≠ 0
- Kaidah pengujian
Jika, probabilitas (sig) > α maka H0 diterima.
34 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT BumiAksara, 2013), h. 379-381.
49
Jika, probabilitas (sig) < α maka H0 ditolak.
Adapun rumus regresi linier sederhana sebagai berikut;
Y = a + b . X
Keterangan:
Y = variabel terikat
X = variabel bebas
a dan b = konstanta
Tabel 3.2. Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan
No. Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan
1. 0,00 – 0,199 Sangat Lemah
2. 0,200 – 0,399 Lemah
3. 0,400 – 0,599 Cukup
4. 0,600 – 0,799 Kuat
5. 0,800 – 0,1000 Sangat Kuat
50
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Responden Penelitian
Dari hasil analisis mengenai data responden maka diperoleh data mengenai
responden yang menjadi sampel pada penelitian ini, yang di mana responden
keseluruhan berjumlah 98 orang, dengan data sebagai berikut;
Tabel 4.1. Deskripsi Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.
Responden Jumlah Persentase
Perempuan 64 65,3%
Laki-laki 34 34,7%
Total 98 100%
Berdasarkan Tabel 4.1. di atas menyatakan bahwa mayoritas responden
dalam penelitian ini adalah perempuan sebanyak 64 orang atau 65,3%, dan
sisanya adalah responden laki-laki sebanyak 34 orang atau 34,7%. Sehingga
responden dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada responden
dengan jenis kelamin laki-laki.
2. Uji Instrumen
Dalam penelitian ini telah dilakukan uji instrument kepada 98 responden
yaitu orang-orang yang mengunggah kembali atau me-repost video dakwah
komedi instagram @nunuzoo dengan menggunakan hastag #repostnunuzoo.
Sebelumnya peneliti telah melakukan uji coba instrument penelitian tersebut
51
kepada 30 responden yang di mana menghasilkan dari 36 butir pertanyaan
terdapat hasil 6 butir yang tidak valid yaitu butir nomor 1, 3, 4, 7, 27, dan 36.
Berikut blue print hasil uji coba instrument penelitian:
Tabel 4.2. Blue Print (Hasil Uji CobaValidasi Instrumen Penelitian)
NO. DIMENSI INDIKATOR FAVORABLE UN-
FAVORABLE
JUMLAH
Variabel X (Pengaruh Penggunaan Media Sosial)
1. Efek Kognitif Pengetahuan 2, 6 1, 3 4
2. Efek Afektif Perasaan 15, 11 4, 7 4
3. Efek
Behavioral
Tindakan 5, 8, 9, 10, 12,
13, 14, 16
- 8
Varibael Y (Efektivitas Dakwah)
1. Pengertian Pemahaman 17, 18, 20, 21 - 4
2. Kesenangan Hiburan 19, 22, 25, 29 - 4
3. Memengaruh
i Sikap
Perilaku 23, 26, 32, 35 - 4
4. Hubungan
Sosial yang
Baik
Interaksi 28, 31, 34 27 4
5. Tindakan Meniru 24, 30, 33 36 4
Namun keenam butir tersebut dianggap penting bagi peneliti karena
peneliti membutuhkan butir positif dan negatif dari masing-masing indikator, agar
mengantisipasi responden yang menjawab kuesioner dengan tidak serius.
52
Sehingga keenam butir tersebut tetap digunakan untuk diuji lagi ke 98 responden.
Setelah dilakukan uji tersebut keenam butir yang tidak valid tadi ternyata menjadi
valid. Berikut blue print hasil sesudah validasi instrument penelitiannya;
Tabel 4.3. Blue Print (Hasil Sesudah Validasi Instrumen Penelitian)
NO
.
DIMENSI INDIKATOR FAVORABLE UN-
FAVORABLE
JUMLAH
Variabel X (Pengaruh Penggunaan Media Sosial)
1. Efek
Kognitif
Pengetahuan 1, 2, 3, 6 - 4
2. Efek
Afektif
Perasaan 4,7, 11, 15 - 4
3. Efek
Behavioral
Tindakan 5, 8, 9, 10, 12,
13, 14, 16
- 8
Varibael Y (Efektivitas Dakwah)
1. Pengertian Pemahaman 17, 18, 20, 21 - 4
2.Kesenanga
n
Hiburan 19, 22, 25, 29 - 4
3.Memengar
uhi Sikap
Perilaku 23, 26, 32, 35 - 4
4.
Hubungan
Sosial
yang Baik
Interaksi 27, 28, 31, 34 - 4
5. Tindakan Meniru 24, 30, 33, 36 - 4
53
Dari hasil uji coba instrument penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa
butir positif dan negatif pada instrument penelitian tidak perlu diperbaiki. Karena,
semua butir pertanyaan telah dinyatakan valid.
3. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menguji sah atau valid tidaknya suatu
instrument penelitian. Dapat dikatakan valid apabila instrument penelitian atau
kuesioner memiliki rhitung > rtabel (α ; n-2). Dalam penelitian ini rtabel-nya
menggunakan nilai α sebesar 0,10 dan nilai n atau jumlah sampel sebanyak 98
sehingga menjadi 98-2 (n-2) = 96. Sehingga nilai rtabel (0,10 ; 96) sebesar 0,167.
Tabel 4.4. Hasil Analisis Uji Validitas pada Variabel X (Pengaruh
Penggunaan Media Sosial) Menggunakan SPSS
No. Butir Instrumen r-hitung status
X1 0,329 Valid
X2 0,572 Valid
X3 0,395 Valid
X4 0,292 Valid
X5 0,627 Valid
X6 0,478 Valid
X7 0,468 Valid
X8 0,577 Valid
X9 0,464 Valid
X10 0,660 Valid
X11 0,698 Valid
X12 0,547 Valid
54
X13 0,632 Valid
X14 0,547 Valid
X15 0,606 Valid
X16 0,509 Valid
Tabel 4.5. Hasil Analisis Uji Validitas pada Variabel Y (Efektivitas Dakwah)
Menggunakan SPSS
No. Butir Instrumen r-hitung Status
Y17 0,688 Valid
Y18 0,703 Valid
Y19 0,631 Valid
Y20 0,576 Valid
Y21 0,476 Valid
Y22 0,600 Valid
Y23 0,612 Valid
Y24 0,541 Valid
Y25 0,729 Valid
Y26 0,517 Valid
Y27 0,584 Valid
Y28 0,518 Valid
Y29 0,597 Valid
Y30 0,428 Valid
Y31 0,470 Valid
55
Y32 0,475 Valid
Y33 0,452 Valid
Y34 0,515 Valid
Y35 0,632 Valid
Y36 0,463 Valid
Dari hasil analisis pada tabel di atas menyatakan bahwa semua butir
instrumen yang berjumlah 36 pertanyaan dinyatakan valid, karena semua rhitung
pada setiap butir instrument tersebut memiliki nilai yang lebih besar dari pada
rtabel.
4. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur apakah hasil pengukuran tetap
konsisten dengan menggunakan alat ukur yang sama. Dikatakan reabel apabila
nilai koefisien (ri) > 0,6.
Tabel 4.6. Hasil Analisis Uji Reliabilitas (Reliability Statistics) Menggunakan
SPSS
Cronbach’s Alpha N of Items
0,919 36
Dari hasil analisis pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa instrument
penelitian dinyatakan reabel, karena nilai koefisien (ri) sebesar 0,919 yang di
mana lebih besar dari 0,6.
56
5. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui populasi berdistribusi
normal atau tidak. Dikatakan berdistribusi normal bila nilai Dhitung < nilai Dtabel.
Dalam penelitian ini nilai Dtabel sebesar 0,124.
Tabel 4.7. Hasil Analisis Uji Normalitas Menggunakan SPSS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
xtotal .100 98 .018 .971 98 .029
ytotal .102 98 .014 .959 98 .004
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan daripada tabel di atas, menyatakan bahwa xtotal atau variabel
x yaitu pengaruh media sosial memiliki nilai Dhitung sebesar 0,100. Lalu, untuk
ytotal atau variabel y yaitu efektivitas dakwah Islam memiliki nilai Dhitung sebesar
0,102. Sehingga dapat disimpulkan bahwa baik xtotal maupun ytotal memiliki
data yang berdistribusi normal. Karena nilai Dhitung tersebut memiliki nilai yang
lebih kecil daripada Dtabel yaitu 0,124.
6. Uji Linieritas
Uji linieritas ini digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel tak
bebas (Y) dan variabel bebas (X) mempunyai hubungan linier. Dalam penelitian
ini dibuat hipotesis sebagai berikut;
57
H0 : Model regresi linier sederhana tidak dapat digunakan dalam memprediksi
efektivitas dakwah yang dipengaruhi oleh penggunaan media sosial (studi kasus:
instagram @nunuzoo).
Ha : Model regresi linier sederhana dapat digunakan dalam memprediksi
efektivitas dakwah yang dipengaruhi oleh penggunaan media sosial (studi kasus:
instagram @nunuzoo).
Dan memiliki kriteria dalam menarik keputusan, sebagai berikut;
Jika: Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima
Jika: Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak
Tabel 4.8. Hasil Analisis Uji Linieritas (Tabel Descriptive Statistics)
Menggunakan SPSS
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
ytotal 64.90 6.459 98
xtotal 53.47 4.664 98
Tabel 4.9. Hasil Analisis Uji Linieritas (Tabel ANOVAa) Menggunakan SPSS
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Regression 2602.767 1 2602.767 173.012 .000b
Residual 1444.212 96 15.044
total 4046.980 97
a. Dependent Variable: ytotal
58
b. Predictors: (Constant), xtotal
1) Dari tabel descriptive statistics (Tabel 4.8.) di atas dapat dianalisis sebagai
berikut;
- Jumlah responden yang menjadi sampel 98 orang.
- Rata-rata efektivitas dakwah (ytotal) sebesar 64,90 persen dengan standar
deviasi sebesar 6,459 persen. Dengan standar deviasi sebesar 6,459
persen, artinya jika dihubungkan dengan rata-rata efektivitas dakwah
sebesar 64,90 persen/orang, maka efektivitas dakwah akan berkisar antara
64,90 ± 6,459 persen.
- Pengaruh penggunaan media sosial rata-rata 53,47 persen dengan standar
deviasi sebesar 4,664 persen.
2) Dari tabel ANOVAa (Tabel 4.9.) di atas menunjukkan;
Bahwa model regresi yang digunakan untuk memprediksi efektivitas dakwah
yang dipengaruh oleh penggunaan media sosial (studi kasus: instagram
@nunuzoo) dapat digunakan, karena dari tabel di atas menunjukkan Fhitung >
Ftabel, yang mana
Ftabel = 2,76
Fhitung = 173,012
Fhitung = 173,012 > Ftabel = 2,76, maka H0 ditolak.
Artinya, Model regresi linier sederhana dapat digunakan dalam memprediksi
efektivitas dakwah yang dipengaruhi oleh penggunaan media sosial (studi
kasus: instagram @nunuzoo).
59
7. Uji Korelasi Sederhana (Uji Hipotesis)
Uji korelasi sederhana ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan atau tidak antara variabel independent dengan variabel dependent.
Dalam penelitian ini dibuat hipotesis sebagai berikut;
H0 : Tidak terdapat hubungan antara pengaruh penggunaan media sosial terhadap
efektivitas dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo).
Ha : Ada hubungan antara pengaruh penggunaan media sosial terhadap efektivitas
dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo).
Dan, memiliki kriteria dalam menarik keputusan sebagai berikut;
Jika, (sig) > α, maka H0 diterima.
Jika, (sig) < α, maka H0 ditolak.
Setelah itu, dilakukan hitung koefisien determinasi (KD) yang merupakan angka
yang menyatakan atau digunakan untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan
yang diberikan oleh sebuah variabel X (bebas) terhadap variabel Y (terikat),
dengan rumus sebagai berikut;
KD = (r)2 x 100%
Tabel 4.10. Hasil Analisis Uji Korelasi Sederhana Menggunakan SPSS
Correlations
xtotal ytotal
xtotal Pearson
Correlation
1 .802**
Sig. (2-tailed) .000
N 98 98
60
ytotal Pearson
Correlation
.802** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 98 98
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari hasil analisis pada tabel di atas diperoleh nilai Sig = 0,00 < α = 0,10.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak, yaitu ada hubungan antara
pengaruh penggunaan media sosial terhadap efektivitas dakwah (studi kasus:
instagram @nunuzoo).
Kemudian, untuk nilai koefisien determinasinya adalah;
KD = (r)2 x 100%
= (0,802) x 100%
= 64,3%
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, pengaruh variabel X (penggunaan media
sosial) terhadap variabel Y (efektivitas dakwah) sebesar 64,3%.
8. Uji Regresi Linier Sederhana
Uji regresi linier digunakan untuk memprediksi besaran nilai variabel tak
bebas (dependent) yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independent). Dalam
penelitian ini dibuat hipotesis sebagai berikut;
H0 : Model regresi linier sederhana tidak dapat digunakan untuk memprediksi
efektivitas dakwah yang dipengaruhi oleh penggunaan media sosial (studi kasus:
instagram @nunuzoo).
61
Ha : Model regresi linier sederhana dapat digunakan untuk memprediksi
efektivitas dakwah yang dipengaruhi oleh penggunaan media sosial (studi kasus:
instagram @nunuzoo).
Dan, memiliki kriteria penarikan keputusan sebagai berikut;
Jika, probabilitas (sig) > α maka H0 diterima.
Jika, probabilitas (sig) < α maka H0 ditolak.
Tabel 4.11. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Tabel Descriptive Statistics)
Menggunakan SPSS
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
ytotal 64.90 6.459 98
xtotal 53.47 4.664 98
Tabel 4.12. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Tabel Correlations)
Menggunakan SPSS
Correlations
ytotal xtotal
Pearson
Correlation
ytotal 1.000 .802
xtotal .802 1.000
Sig. (1-tailed) ytotal . .000
xtotal .000 .
N ytotal 98 98
xtotal 98 98
62
Tabel 4.13. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Tabel Model Summaryb)
Menggunakan SPSS
Model Summaryb
Model
1
R .802a
R Square .643
Adjusted R Square .639
Std. Error of the Estimate 3.879
Change statistics R Square Change .643
F Change 173.012
df1 1
df2 96
Sig. F Change .000
a. Predictors: (constant), xtotal
b. Dependent variabel: ytotal
Tabel 4.14. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Tabel ANOVAa)
Menggunakan SPSS
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regressio
n
2602.767 1 2602.767 173.01
2
.000b
Residual 1444.212 96 15.044
63
Total 4046.980 97
a. Dependent Variable: ytotal
b. Predictors: (Constant), xtotal
Tabel 4.15. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Tabel Coefficientsa)
Menggunakan SPSS
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error B
1. (Constant) 5.518 4.531 1.218 .226
xtotal 1.111 .084 .802 13.153 .000
a. Dependent Variable: ytotal
Gambar 4.1. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Histogram) Menggunakan
SPSS
64
Berdasarkan hasil analisis daripada tabel dan gambar di atas dapat
membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut;
a. Dari tabel descriptive (Tabel 4.11.) di atas dapat dianalisis sebagai berikut;
- Jumlah responden yang menjadi sampel 98 orang.
- Rata-rata efektivitas dakwah (ytotal) sebesar 64,90 persen dengan standar
deviasi 6,459 persen. Dengan standar deviasi sebesar 6,459 persen,
artinya jika dihubungkan dengan rata-rata efektivitas dakwah sebesar
64,90 persen/orang, maka tingkat efektivitas dakwah akan berkisar antara
64,90 ± 6,459 persen.
- Pengaruh penggunaan media sosial (xtotal) rata-rata 53,47 persen dengan
standar deviasi 4,664 persen.
b. Analisis hasil regresi sederhana
- Dari tabel descriptive statistics (Tabel 4.11.) di atas dapat dianalisis:
1) Jumlah responden yang menjadi sampel 98 orang.
2) Rata-rata efektivitas dakwah sebesar 64,90 persen dengan standar
deviasi 6,459 persen. Standar deviasi 6,459 persen, artinya jika
dihubungkan dengan rata-rata efektivitas dakwah sebesar 64,90
persen/orang, maka efektivitas dakwah akan berkisar antara 64,90 ±
6,459 persen dengan pengaruh penggunaan media sosial rata-rata
53,47 persen.
- Dari tabel model summary (Tabel 4.13.) di atas dapat dianalisis:
1) Menunjukkan bahwa hubungan (korelasi) antara pengaruh media
sosial dengan efektivitas dakwah sangat kuat positif, yaitu r = 0,802.
Arti positif adalah hubungan antara variabel X dan Y searah. Maksud
65
searah di sini, semakin lama pengaruh penggunaan media sosial, maka
semakin meningkat efektivitas dakwah. Begitu juga sebaliknya,
semakin kecil pengaruh penggunaan media sosial, maka semakin
menurun efektivitas dakwah.
2) Kontribusi yang disumbangkan pengaruh penggunaan media sosial
(X) terhadap efektivitas dakwah (Y) = 64,3%.
- Dari tabel anova(b) (Tabel 4.13.) di atas dapat dianalisis:
Kaidah pengujian berdasarkan probabilitas
Jika, probabilitas (sig) > α maka H0 diterima.
Jika, probabilitas (sig) < α maka H0 ditolak.
Di mana:
Dari tabel anova nilai probabilitas (Sig) = 0,00 dan nilai taraf signifikan α =
0,10.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Sig = 0,00 < α = 0,10, maka H0
ditolak. Dengan demikian keputusannya adalah Model regresi linier
sederhana dapat digunakan untuk memprediksi efektivitas dakwah yang
dipengaruhi oleh penggunaan media sosial (studi kasus: instagram
@nunuzoo).
- Dari tabel coefficients (Tabel 4.15.) di atas dapat dianalisis:
Dari tabel coefficients (a) menunjukkan bahwa model persamaan regresi
untuk memperkirakan efektivitas dakwah yang dipengaruhi oleh penggunaan
media sosial adalah: Y = 5,518 + 1,111 X
Di mana Y adalah efektivitas dakwah, sedangkan X adalah pengaruh
penggunaan media sosial (studi kasus: instagram @nunuzoo).
66
Persamaan regresi Y = 5,518 + 1,111 X yang digunakan sebagai dasar
untuk memperkirakan efektivitas dakwah yang dipengaruhi oleh penggunaan
media sosial (studi kasus: instagram @nunuzoo yang akan diuji apakah valid.
Untuk menguji kevalidan persamaan regresi, dapat menggunakan dua cara yaitu
berdasarkan uji-t dan berdasarkan teknik probabilitas. Dalam penelitian ini
menggunakan teknik probabilitas, sebagai berikut;
1) Hipotesis dalam bentuk kalimat:
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media sosial
dengan efektivitas dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo).
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media sosial
dengan efektivitas dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo).
2) Hipotesis dalam bentuk model statistik
H0 : α = 0
Ha : α ≠ 0
3) Menentukan kriteria pengujian
Jika: Sig ≤ α, maka H0 ditolak.
Jika: Sig > α, maka H0 diterima.
Dari tabel coefficients(a) diperoleh sig = 0,000.
Nilai α, karena uji dua sisi maka nilai α-nya dibagi 2, sehingga nilai α =
0,10/2 = 0,05.
Jadi, Sig = 0,000 < α = 0,05, maka H0 ditolak.
Sehingga, Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media sosial
dengan efektivitas dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo).
- Dari gambar 4.1. di atas dapat dianalisis;
67
Karena lengkungan kurva normal maka residual1 dinyatakan normal dan
asumsi normalitas terpenuhi.
B. Pembahasan
Berawal dari latar belakang masalah yaitu kecanggihan teknologi
komunikasi seperti media sosial telah mampu membantu untuk memudahkan
masyarakat dalam melakukan aktivitas dalam berkomunikasi sehari-hari. Dalam
penelitian ini mengidentifikasi masalah mengenai, sulitnya menarik minat dakwah
para masyarakat modern. Teknik penyampaian dakwah di era modern ini harus
memiliki kreatifitas dan inovasi baru untuk bisa menarik perhatian masyarakat
modern tersebut dalam hal dakwah.
Pendakwah yang kreatif kini memanfaatkan teknologi komunikasi tersebut
dalam menarik minat dakwah para masyarakat modern yang kini mulai
bergantung pada media sosial. Seperti yang dilakukan oleh akun instagram
@nunuzoo, ia memaanfaatkan media sosial dalam melakukan dakwahnya dengan
cara membuat konten video bergenre dakwah komedi. Namun, apakah dengan
pemilik akun instagram @nunuzoo menggunakan media sosial dalam
menyebarkan ajaran agama Islam sudah mampu dalam menarik minat masyarakat
modern tersebut?. Apabila sudah, seberapa besar pengaruh penggunaan media
sosial tersebut terhadap efektivitas dakwah?.
Dalam penelitian ini menggunakan teori efek komunikasi massa (effects
theory) oleh Schramm dan Roberts (1977) dan juga konsep efektivitas Stewart, L
Tubbs dan Silvia Moss (2000). Menurut Schramm dan Roberts, efek merupakan
adanya perubahan perilaku yang dilakukan manusia setelah menerima pesan yang
1 Residual adalah selisih antara nilai duga (predicted value/nilai duga yang dihasilkandari dari model regresi yang diperoleh) dengan nilai pengamatan sebenarnya apabila data yangdigunakan adalah data sampel.
68
didapatnya melalui media massa. Menurut teori ini, efek melekat pada khalayak
sebagai akibat dari perubahan psikologis yang meliputi efek kognitif, efek afektif,
dan efek behavioral yang diterima oleh komunikan setelah mendapat pesan dari
komunikator. Pada penelitian ini, pemilik akun instagram @nunuzoo berperan
sebagai komunikator yang di mana memberikan pesan-pesan dakwahnya berupa
video bergenre dakwah komedi melalui media massa yaitu akun instagram
tersebut kepada sasaran mad’u atau penonton atau followers-nya yang berperan
sebagai komunikan. Proses berdakwah yang dilakukan pada akun instagram
tersebut menimbulkan pertama, efek kognitif yang di mana mengenai
pengetahuan seputar ajaran Islam yang diberikan da’i (instagram @nunuzoo)
kepada mad’unya (penonton atau followers-nya). Kedua, efek afektif yang di
mana mengenai perasaan emosional seperti kesenangan yang diterima mad’u
setelah melihat pesan dakwah yang terdapat pada video bergenre dakwah komedi
tersebut. Dan ketiga, efek behavioral yang di mana mengenai mad’u melakukan
atau mengikuti sesuai dengan pesan-pesan dakwah yang diberikan oleh da’inya.
Dalam konsep efektivitas, Stewart, L Tubbs dan Silvia Moss berasumsi
bahwa komunikasi dianggap efektif apabila komunikasi tersebut menimbulkan
pengertian, kesenangan, memengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik, dan
tindakan. Dalam penelitian ini, pertama yang dimaksudkan pengertian yaitu pesan
dakwah yang disampaikan dalam video pada instagram @nunuzoo tersebut dapat
mudah dipahami penontonnya. Kedua, yang dimaksudkan kesenangan yaitu pesan
dakwah yang disampaikan dalam video tersebut tidak hanya informatif tapi juga
dapat menghibur para mad’u yang menontonnya. Ketiga, yang dimaksudkan
memengaruhi sikap yaitu pesan dakwah yang disampaikan dalam video tersebut
69
bersifat mengajak para mad’u atau penontonnya untuk mengikuti ajaran Islam.
Keempat, yang dimaksudkan hubungan sosial yang baik yaitu dengan
menggunakan media sosial instagram, pemilik akun @nunuzoo dapat berinteraksi
dengan baik kepada orang banyak atau para mad’unya, seperti membalas
komentar atau direct messages dari para followers-nya. Dan kelima, yang
dimaksudkan tindakan yaitu setelah menonton video yang diunggah akun
instagram @nunuzoo tersebut, para mad’u atau followers-nya melakukan hal apa
yang telah disampaikan dalam video tersebut.
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan
bahwasanya, terdapat pengaruh yang sangat kuat dan positif antara penggunaan
media sosial terhadap efektivitas dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo).
Pengaruh yang positif di sini diartikan, hubungan antara variabel X dan Y searah.
Maksud searah di sini, semakin lama pengaruh penggunaan media sosial, maka
semakin meningkat efektivitas dakwah. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil
pengaruh penggunaan media sosial, maka semakin menurun efektivitas dakwah.
Selain itu, juga ditemukan dalam penelitian ini bahwa kontribusi atau sumbangan
yang diberikan variabel X (pengaruh penggunaan media sosial) terhadap variabel
Y (efektivitas dakwah) sebesar 64,3%. Dalam hal ini, pengaruh penggunaan
media sosial pada instagram @nunuzoo terhadap efektivitas dakwah meliputi;
mad’u atau followers-nya lebih mudah memahami isi pesannya yaitu ajaran
agama Islam, mad’u atau followers-nya terhibur dengan cara berdakwah
menggunakan video dakwah komedi dari instagram @nunuzoo. Dan mad’u atau
followers-nya juga tertarik untuk melakukan dakwah seperti yang dilakukan oleh
akun instagram @nunuzoo.
70
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh penggunaan media sosial
terhadap efektivitas dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo) dapat ditarik
kesimpulan umum dan khusus dalam menjawab rumusan masalah penelitian.
Kesimpulan umumnya antara lain; pertama, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang sangat kuat positif antara penggunaan media sosial terhadap
efektivitas dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo). Kedua, juga disimpulkan
bahwa penggunaan media sosial (studi kasus: instagram @nunuzoo)
memengaruhi efektivitas dakwah sebesar 64,3%. Dan ketiga, dapat disimpulkan
pula bahwa metode dakwah yang dilakukan oleh akun instagram @nunuzoo yaitu
melakukan dakwah dengan memberikan efek komedi mampu membuat
masyarakat modern lebih tertarik dalam hal berdakwah. Kesimpulan khusus
tentang pengaruh penggunaan media sosial terhadap efektivitas dakwah (studi
kasus: instagram @nunuzoo), diantaranya sebagai berikut;
1. Berdasarkan hasil korelasi pearson product moment yang telah dilakukan
dalam penelitian ini, diperoleh nilai sig = 0,00. Kemudian nilai sig tersebut
dibandingkan dengan nilai α = 0,10 (nilai presisi 10%). Jadi hasilnya nilai sig
= 0,00 < α = 0,10. Sehingga dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak, yaitu ada
hubungan antara pengaruh penggunaan media sosial terhadap efektivitas
dakwah (studi kasus: instagram @nunuzoo).
2. Berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana yang telah dilakukan dalam
penelitian ini, diperoleh nilai r = 0,802. Yang menunjukkan bahwa adanya
71
hubungan yang positif dan sangat kuat (dilihat dari Tabel 3.2.) antara
pengaruh penggunaan media sosial terhadap efektivitas dakwah (studi kasus:
instagram @nunuzoo). Arti positif adalah hubungan antara variabel X dan Y
searah. Maksud searah di sini, semakin lama pengaruh penggunaan media
sosial, maka semakin meningkat efektivitas dakwah. Begitu juga sebaliknya,
semakin kecil pengaruh penggunaan media sosial, maka semakin menurun
efektivitas dakwah.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara penggunaan media sosial
(studi kasus: instagram @nunuzoo) dengan efektivitas dakwah digunakan
nilai koefisien determinasi. Dalam penelitian ini memiliki nilai koefisien
determinasi sebesar 64,3%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, kontribusi
atau sumbangan yang diberikan variabel X (pengaruh penggunaan media
sosial) terhadap variabel Y (efektivitas dakwah) sebesar 64,3%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti
memberikan saran-saran sebagai berikut;
1. Bagi Pemilik Akun Instagram @nunuzoo
Diharapkan kepada Nurul Azka selaku pemilik instagram @nunuzoo agar
lebih meningkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas dalam berdakwahnya
menggunakan media sosial. Agar para penonton atau mad’u nya tidak hanya
sekedar mendapatkan ilmu pengetahuan seputar ajaran agama Islam, tetapi juga
dapat menginspirasi dan juga lebih menarik perhatian sehingga dapat menghibur
penontonnya.
72
2. Bagi Masyarakat
Dengan adanya teknologi komunikasi yang semakin canggih, masyarakat
diharapkan harus lebih cerdas dalam memanfaatkan media sosial ke hal yang
positif. Sehingga masyarakat yang cerdas nantinya bisa mendapatkan manfaat
yang banyak dari teknologi komunikasi tersebut, misalkan seperti ilmu
pengetahuan, sarana bertukar pikiran, hingga hiburan.
3. Bagi Da’i (Pendakwah)
Diharapkan untuk para da’i atau pendakwah lebih kreatif lagi dalam
melakukan dakwahnya. Para pendakwah harus mengetahui sasaran mad’u nya
karena apabila da’i tidak mengetahui karakteristik para mad’u nya, maka akan
sulit untuk menarik perhatian para mad’u nya dalam menyampaikan pesan-pesan
dakwahnya. Sehingga da’i masa kini harus selalu mengikuti perkembangan
zaman.
4. Bagi Akademis
Diharapkan pula untuk para akademis untuk mampu memanfaatkan
kecanggihan teknologi komunikasi seperti media sosial secara maksimal, terutama
untuk menunjang proses pembelajaran. Karena melalui media sosial kita dapat
mengambil banyak pembelajaran, seperti bertukar pikiran, memberi dan
menyebarkan informasi maupun ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya.
73
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Aziz, Muhammad Ali. (2004). Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media.Aziz, Moh. Ali. (2008). Ilmu Dakwah. Surabaya : Kencana.Bungin, Burhan. (2005). Metodologi Penelitian Kuantiatif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.Bungin, Burhan. (2014). Sosiologi komunikasi:teori paradigm, dan diskursus
teknologi komunikasi di masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup.
Drajat, Zakiah. (1996). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
Citra Aditya Bakti.Faisal, Sanapiah. (2007). Format-format Penelitian Sosial Dasar-dasar dan
Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.Fajar, Marhaeni. (2009). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha
Ilmu.Ghazali, Miliza. (2016). Buat Duit Dengan Facebook dan Instagram : Panduan
Menjana Pendapatan dengan Facebook dan Instagram. Malaysia:Publishing House.
Hadi, Sutrisno. (1991). Analisis Butir untuk Instrumen Angket, Tes, dan SkalaNilai. Yogyakarta: FP UGM.
Hamidi. (2010). Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang : UMM Press.Hanafi, Muhammad. (2016). Skripsi: Pengaruh Penggunaan Media Sosial
Facebook terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa FISIP Universitas Riau.Riau: Universitas Riau.
Handayaningrat, Soewarno. (1994). Pengantar Studi Ilmu Administrasi danManajemen. Jakarta: Haji Masaguna.
Hidayat. (1986). Teori Efektifitas Dalam Kinerja Karyawan. Yogyakarta: GajahMada University Press.
Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif danKualitatif). Jakarta: GP Press.
Mahendra, Ikhsan Tila. (2016). Skripsi: Peran Media Sosial Instagram DalamPembentukan Kepribadian Remaja Usia 12-17 Tahun di KelurahanKebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekas. Jakarta: UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Mahmudi. (2005). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP AMP.YKPN.
Morissan. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana PrenadamediaGroup.
Nasrullah, Rulli. (2015). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, danSosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Nazisah, Dwi Syahnaz. (2017). Skripsi: Pengaruh Instagram Stories terhadapEksistensi Diri Dikalangan Siswa-siswi SMAN 1 Makasar. Makasar:Universitas Hasanuddin.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.
74
Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. RajagrafindoPersada.
Omar, Toha Yahya. (2004). Islam dan Dakwah. Jakarta: PT. AL Mawardi Prima.Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. (2005). Metode Penelitian
Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif . Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.Rakhmat, Jalaludin. (1986). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya.Rakhmat, Jalaluddin. (1994). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja.
Rosdakarya.Salim, Agus. (2001). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: PT
Tiara Wacana Yogya.Siagian. (1978). Manajemen. Yogyakarta: Liberty.Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta, Kencana.Siregar, Syofian. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: PT Bumi Aksara.Solomon, Michael R. (2011). Consumer Behavior: buying having, and being 9th
Ed, New Jersey. USA: Pearson Prentice Hall.Steers, Richard M. (1985). Efektivitas Organisasi Kaidah Peri Laku (Alih Bahasa
Magdalena). Jakarta: Erlangga.Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.Suhartono, Irawan. (2000). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.Suyanto, Bagong dan Sutinah. (2007). Metode Penelitian Sosial Berbagai
Alternatif Pendekatan. Jakarta: Prenada Media Group.Tim Penulis UIN Jakarta. (2017). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,
Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UINSyarif Hidayatullah Jakarta.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. (2006). Metodologi PenelitianSosial. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana.
Instagram. “nunuzoo”. 31 Maret 2018 pukul 11:59 WIB.https://www.instagram.com/nunuzoo/?hl=id
Instagram. “repostnunuzoo”. 31 Maret 2018 pukul 12:05 WIB.https://www.instagram.com/explore/tags/repostnunuzoo/?hl=id
Kemendag. “Buku media sosial kementerian perdagangan”. 29 Oktober 2017pukul 15:10 WIB. http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2015/01/15/buku-media-sosial-kementerian-perdagangan-id0-1421300830.pdf .
Kominfo. “Pengguna internet di Indonesia 63 juta orang”. 29 Oktober 2017pukul 15:27 WIB.https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+:+Pengguna+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker.
75
Muslim. “Sampaikan ilmu dariku walau satu ayat”. 29 Oktober 2017 pukul 22:29WIB. https://muslim.or.id/6409-sampaikan-ilmu-dariku-walau-satu-ayat.html .
Tafsirq, “ali Imran ayat 104)”. 24 Mei 2018 Pukul 00:03 WIB,https://tafsirq.com/3-ali-imran/ayat-104 .
Tekno.kompas. “Indonesia pengguna instagram terbesar se-asia pasifik”. 14Januari 2018 pukul 21:53 WIB.http://tekno.kompas.com/read/2017/07/27/11480087/indonesia-pengguna-instagram-terbesar-se-asia-pasifik .
LAMPIRAN
Lampiran 1. Akun Instagram @nunuzoo
Lampiran 2. Hasil Pencarian Video yang Menggunakan Hastag
#RepostNunuzoo
Lampiran 3. Transkrip Video Dakwah Komedi Instagram @nunuzoo :
Judul video : Kalian Pasti Pernah Kaya Gini
Diunggah pada : 21 Oktober 2017
Jumlah views : 1.132.417 kali tayang per tanggal 31 maret 2018
Jumlah komentar : 2564 komentar per tanggal 31 maret 2018
Jumlah likes : 135.452 per tanggal 31 maret 2018
Pesan dakwah : Dalam Islam hal sekecil atau spele apapun itu, sudah
diatur sebaik mungkin supaya hidup seseorang terarah
dengan baik.
Cover Salah Satu Video Dakwah Komedi di Akun Instagram @nunuzoo :
Narasi :
Suara hati Nunu: “Jangan banyak-banyak, kenyang mulu di dunia, laper mulu di
akhirat”, (adegan suara hati nunu yang lagi nasehatin nunu yang sedang
mengambil nasi banyak-banyak).
Suara hati Nunu: “eits… pakai tangan kanan”, (adegan suara hati nunu yang
lagi nasehatin nunu yang sedang mau menyuap makanan dengan tangan kiri).
Suara hati Nunu: “baca doa dulu”, (adegan suara hati nunu yang lagi nasehatin
nunu sedang mau menyuap makanan dengan tangan kanan).
Suara hati Nunu: “duduk heh”, (adegan suara hati nunu yang lagi nasehatin
nunu sedang mau minum sambil berdiri).
Nunu: “happy secondversary sayang. Seneng ya kita masih bisa ngerayain
hubungan kita setiap detiknya”, (adegan nunu yang sedang menelepon pacar).
Suara hati Nunu: “pacaran itu dosa loh. Putusin aja”, (adegan suara hati nunu
yang lagi nasehatin nunu yang sedang mendengarkan suara hatinya).
Nunu: “kenapa sih apa yang gue lakuin dari tadi salah mulu. Padahal itu kan
Cuma gitu doang”, (adegan nunu nyahutin suara hatinya).
Suara hati Nunu: “dalam islam hal sekecil atau spele apapun itu, sudah diatur
sebaik mungkin supaya hidup kamu terarah dengan baik”, (adegan suara hati
nunu yang lagi nasehatin nunu).
Nunu: “bye the way, lo tuh siapa sih?”, (adegan nunu sedang bingung dan
bertanya mengenai suara siapa yang dari tadi memberi nasehat kepadanya).
Suara hati Nunu: “gue adalah suara hati nurani lo, yang sebenarnya tahu mana
hal yang salah, tapi lo masih ngelakuinnya!”, (adegan suara hati menjawab
pertanyaan nunu).
Nunu: “halo sayang, kita putus!”, (adegan nunu sedang mutusin pacarnya lewat
telepon).
Mamah Nunu: “sayang, sayang, ini emak lo. Angkat jemuran sono”, (suara
mama nunu lewat telepon).
Nunu: “iya, iya, iya”, (adegan nunu terkejut mendengar suara mamanya dan
bergegas pergi angkat jemuran).
Mamah Nunu: “heh kamu ngapain?”, (tanya mama nunu kepada nunu sambil
tolak pinggang).
Nunu: “angkat jemuran”, (jawab nunu kepada mamanya sambil mengangkat tiang
jemuran).
Mamah Nunu: “gak gitu juga, turunin!”, (sahut mama nunu kepada nunu dengan
wajah kesal).
“suara efek tertawa (adegan nunu membalikan tiang jemuran hingga jemurannya
jatuh)”.
*Catatan: tulisan yang dicetak miring (italic) adalah penegasan dari pada pesan
dakwah islam yang disampaikan pada akun instagram @nunuzoo melalui video
dakwah komedinya.
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian
Ciputat, 02 April 2018
Kepada Yth,
Responden
Di Tempat
Assalamualaikum, wr, wb.
Dengan segala kerendahan hati dan harapan, peneliti mohon kesediaan
Saudara/i untuk mengisi daftar pernyataan dibawah ini dengan sejujurnya sesuai
dengan kenyataan yang ada.
Kuesioner ini dibuat untuk memperoleh data yang peneliti butuhkan dalam
rangka menyusun skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi pada Program sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dengan judul: Pengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap
Efektivitas Dakwah (Studi Kasus: Instagram @nunuzoo).
Untuk mencapai maksud tersebut,peneliti memohon kesediaan Saudara/i
untuk mengisi kuesioner ini dengan memilih jawaban yang telah disediakan. Oleh
karena penelitian ini semata-mata hanya untuk kepentingan akademik, untuk
menemukan kebenaran yang ilmiah, maka peneliti menjamin seluruh jawaban
yang Saudara/i berikan terjaga kerahasiaannya sesuai kode etik penelitian.
Atas kesediaan Saudara/i meluangkan waktu membantu peneliti mengisi
kuesioner ini, peneliti mengucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum, wr, wb.
Hormat Saya,
Elsa Carinta Putri
Kuesioner
No....
Cara pengisian kuesioner
1. Isilah dengan jujur
2. Kerahasiaan jawaban dijaga oleh peneliti
3. Ceklis salah satu jawaban sesuai dengan hati nurani anda:
SS= Sangat Setuju
S = Setuju
TS= Tidak Setuju
STS= Sangat Tidak Setuju
Nama :
Instagram :
No. Hp :
Pengaruh Penggunaan Media Sosial
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya menggunakan media sosial untuk mencariinformasi.
2. Saya mendapatkan informasi seputar ajaran Islammelalui video dakwah komedi dalam instagram@nunuzoo.
3. Media sosial bukan sarana informasi.
4. Saya senang menggunakan media sosial karenadapat terhibur.
5. Saya mem-follow media sosial instagram @nunuzooagar mengetahui setiap uptade video dakwah komedibarunya.
6. Saya tidak mendapatkan informasi seputar ajaranIslam melalui video dakwah komedi dalaminstagram @nunuzoo.
7. Saya bosan menggunakan media sosial karena tidakdapat terhibur.
8. Saya memberi likes setelah menonton video dakwahkomedi pada instagram @nunuzoo.
9. Saya memberi komentar positif setelah menontonvideo dakwah komedi pada instagram @nunuzoo.
10. Saya bukan followers instagram @nunuzoo.
11. Saya jarang tertawa ketika menonton video dakwahkomedi di instagram @nunuzoo.
12. Saya selalu menonton video dakwah komedi diinstagram @nunuzoo
13. Saya memberi komentar negatif setelah menontonvideo dakwah komedi pada instagram @nunuzoo.
14. Saya jarang menonton video dakwah komedi diinstagram @nunuzoo.
15. Saya selalu tertawa ketika menonton video dakwahkomedi di instagram @nunuzoo.
16. Saya hanya menonton dakwah komedi padainstagram @nunuzoo tanpa memberi likes.
Efektivitas Dakwah
17. Saya mengerti isi pesan yang disampaikan dalamvideo dakwah komedi pada instagram @nunuzoo.
18. Pesan yang disampaikan melalui video dakwahkomedi pada instagram @nunuzoo mudah dipahami.
19. Saya merasa terhibur setelah menonton videodakwah komedi pada instagram @nunuzoo.
20. Saya bingung dengan isi pesan yang disampaikandalam video dakwah komedi pada instagram@nunuzoo.
21. Pesan yang disampaikan melalui video dakwahkomedi pada instagram @nunuzoo sulit dipahami.
22. Saya senang mendengarkan dakwah Islam biladikemas dengan video dakwah komedi seperti padainstagram @nunuzoo.
23. Saya menjadi lebih religius setelah menonton videodakwah komedi di instagram @nunuzoo.
24. Saya mengabaikan adegan atau isi pesan yangdisampaikan di dalam video dakwah komedi padainstagram @nunuzoo.
25. Saya merasa bosan setelah menonton video dakwahkomedi pada instagram @nunuzoo.
26. Saya membagikan video dakwah komedi dariinstagram @nunuzoo kepada orang lain
27. Pemilik akun instagram @nunuzoo suka menyapafollowersnya ketika sedang live di instagram.
28. Pemilik akun instagram @nunuzoo jarang membalaskomentar atau direct message (dm) dari parafollowers.
29. Saya bosan mendengarkan dakwah Islam biladikemas dengan video dakwah komedi seperti padainstagram @nunuzoo.
30. Saya mengikuti adegan atau isi pesan yangdisampaikan di dalam video dakwah komedi padainstagram @nunuzoo.
31. Pemilik akun instagram @nunuzoo suka membalaskomentar atau direct message (dm) dari parafollowers.
32. Saya hanya menonton video dakwah komedi diinstagram @nunuzoo tanpa membagikan kepadaorang lain.
33. Saya tidak tertarik membuat video yang sama sepertiinstagram @nunuzoo dalam menyebarkan ajaranagama Islam.
34. Pemilik akun instagram @nunuzoo jarang membalaskomentar atau direct message (dm) dari parafollowers.
35. Saya tidak menjadi lebih religius setelah menontonvideo dakwah komedi di instagram @nunuzoo.
36. Saya tertarik membuat video yang sama sepertiisntagram @nunuzoo dalam menyebarkan ajaranagama Islam.
Lampiran 5. Konstruksi Instrumen Variabel XPengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap Efektivitas Dakwah (Studi Kasus: Instagram @nunuzoo)
Variabel X Teori Dimensi Definisi
Konsep
Indikator Definisi
Operasional
Butir Positif Butir Negatif
PengaruhPenggunaan mediasosial
Efek adalahperubahanperilakumanusiayang setelahditerpamedia pesanmedia massa.Di mana efektersebutmelekat padaperubahanpsikologisyangmeliputi efekkognitif,afektif, danbehavioral.
(Schrammdan Roberts,
1. Efekkognitif (CognitiveEffect)
2. Efek afektif(AffectiveEffect)
3. Efekbehavioral(BehavioralEffect)
Pengaruhpenggunaanmedia sosial:efekkognitif (Cognitive Effect) ,efek afektif(AffectiveEffect), danefekbehavioral(BehavioralEffect)media sosial.
1. Efek kognitif(CognitiveEffect)a. Pengetahu
an
2. Efek afektif(AffectiveEffect)a. Perasaan
3. Efekbehavioral(BehavioralEffect)a. Tindakan
Pengaruhpenggunaanmedia sosialadalah efekkognitif(cognitiveeffect) sebataspengetahuandanpemahaman,efek afektif(affectiveeffect) sebatasperasaan dantanggapan(respon), sertaefekbehavioral(behavioraleffect) sebatastindakan
1.a.1. Sayamenggunakan mediasosial untuk mencariinformasi. (1)
1.a.2. Sayamendapatkaninformasi seputarajaran Islam melaluivideo dakwahkomedi dalaminstagram@nunuzoo. (2)
2.a.1. Saya senangmenggunakan mediasosial karena dapatterhibur. (4)
2.a.2. Saya selalutertawa ketikamenonton videodakwah komedi diinstagram
- Media sosialbukan saranainformasi. (3)
- Saya tidakmendapatkaninformasi seputarajaran Islammelalui videodakwah komedidalam instagram@nunuzoo. (6)
-Saya bosanmenggunakanmedia sosial karenatidak dapatterhibur. (7)
-Saya jarangtertawa ketikamenonton videodakwah komedi diinstagram
1977) media sosial. @nunuzoo. (15)
3.a.1. Saya mem-follow media sosialinstagram@nunuzoo agarmengetahui setiapuptade videodakwah komedibarunya. (5)
3.a.2. Saya memberilikes setelahmenonton videodakwah komedi padainstagram@nunuzoo.(8)
3.a.3. Saya memberikomentar positifsetelah menontonvideo dakwahkomedi padainstagram@nunuzoo. (9)
3.a.4. Saya selalumenonton videodakwah komedi diinstagram@nunuzoo. (12)
@nunuzoo. (11)
-Saya bukanfollowers instagram@nunuzoo. (10)
-Saya hanyamenonton dakwahkomedi padainstagram@nunuzoo tanpamemberi likes. (16)
-Saya memberikomentar negatifsetelah menontonvideo dakwahkomedi padainstagram@nunuzoo. (13)
-Saya jarangmenonton videodakwah komedi diinstagram@nunuzoo. (14)
Lampiran 6. Konstruksi Instrumen Variabel Y
Pengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap Efektivitas Dakwah (Studi Kasus: Instagram @nunuzoo)
Variabel Y Teori Dimensi Definisi
Konsep
Indikator Definisi
Operasional
Butir Positif Butir Negatif
EfektivitasDakwah
Efektivitasdari sudutpandangkomunikasiadalah suatukomunikasidipandangefektifapabilakomunikasitersebutmenimbulkan lima hal,yaitupengertian,kesenangan,memengaruhi sikap,hubungan
1. Pengertian2. Kesenangan3. Memengaru
hi Sikap4. Hubungan
Sosial yangBaik
5. Tindakan
Efektivitasdakwah :Pengertian,kesenangan,memengaruhisikap,hubungansosial yangbaik, dantindakandakwah Islam.
1. Pengertiana. Pemaham
an
2. Kesenangana. Hiburan
3. MemengaruhiSikapa. Perilaku
4. HubunganSosial yangBaika. Interaksi
5. Tindakana. Meniru
Efektivitasdakwah adalahPengertiansebataspemahaman,kesenangansebatasperasaan,memengaruhisikap sebatasperilaku danpersuasif/ajakan, hubungansosial yangbaik sebatasinteraksi, sertatindakansebatas menirudakwah Islam.
1.a.1. Sayamengerti isi pesanyang disampaikandalam videodakwah komedipada instagram@nunuzoo. (17)
1.a.2. Pesan yangdisampaikanmelalui videodakwah komedipada instagram@nunuzoo mudahdipahami. (18)
2.a.1. Saya merasaterhibur setelahmenonton videodakwah komedipada instagram@nunuzoo. (19)
- Saya bingungdengan isi pesanyang disampaikandalam video dakwahkomedi padainstagram@nunuzoo. (20)
- Pesan yangdisampaikan melaluivideo dakwahkomedi padainstagram @nunuzoosulit dipahami. (21)
- Saya merasa bosansetelah menontonvideo dakwahkomedi padainstagram@nunuzoo. (25)
sosisal yangbaik, dantindakan.
(Stewart, LTubbs danSilvia Moss,2000)
2.a.2. Saya senangmendengarkandakwah Islam biladikemas denganvideo dakwahkomedi sepertipada instagram@nunuzoo. (22)
3.a.1. Saya menjadilebih religiussetelah menontonvideo dakwahkomedi diinstagram@nunuzoo. (23)
3.a.1. Sayamembagikan videodakwah komedidari instagram@nunuzoo kepadaorang lain. (26)
4.a.1. Pemilik akuninstagram@nunuzoo sukamenyapafollowersnya ketikasedang live diinstagram. (27)
- Saya bosanmendengarkandakwah Islam biladikemas denganvideo dakwahkomedi seperti padainstagram@nunuzoo. (29)
- Saya tidak menjadilebih religius setelahmenonton videodakwah komedi diinstagram@nunuzoo. (35)
- Saya hanyamenonton videodakwah komedi diinstagram @nunuzootanpa membagikankepada orang lain.(32)
- Pemilik akuninstagram @nunuzoojarang menyapafollowersnya ketika
4.a.2. Pemilik akuninstagram@nunuzoo sukamembalaskomentar ataudirect message(dm) dari parafollowers. (31)
5.a.1. Sayamengikuti adeganatau isi pesan yangdisampaikan didalam videodakwah komedipada instagram@nunuzoo. (30)
5.a.2. Saya tertarikmembuat videoyang sama sepertiisntagram@nunuzoo dalammenyebarkanajaran agamaIslam. (36)
sedang live diinstagram. (28)
- Pemilik akuninstagram @nunuzoojarang membalaskomentar atau directmessage (dm) daripara followers. (34)
- Saya mengabaikanadegan atau isi pesanyang disampaikan didalam video dakwahkomedi padainstagram@nunuzoo. (24)
- Saya tidak tertarikmembuat video yangsama sepertiinstagram @nunuzoodalam menyebarkanajaran agama Islam.(33)
Lampiran 7. Hasil Pengolahan Data dengan SPSS
Correlationsx01 x02 x03 x04 x05 x06 x07 x08 x09 x10 x11 x12 x13
x01 Pearson
Correlation
1 .060 .227* .028 .171 .030 .138 .163 .086 .134 .166 -.064 .294**
Sig.
(2-tailed)
.558 .025 .785 .092 .767 .175 .108 .399 .190 .101 .532 .003
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
x02 Pearson
Correlation
.060 1 .124 .220* .459** .249* .158 .274** .385** .312** .273** .345** .299**
Sig.
(2-tailed)
.558 .225 .030 .000 .013 .121 .006 .000 .002 .007 .000 .003
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
x03 Pearson
Correlation
.227* .124 1 .086 .141 .247* .323** .020 .044 .312** .187 -.144 .317**
Sig.
(2-tailed)
.025 .225 .401 .165 .014 .001 .842 .667 .002 .066 .158 .001
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
x04 Pearson
Correlation
.028 .220* .086 1 .198 -.021 .323** .198 -.010 .137 .180 .057 -.042
Sig.
(2-tailed)
.785 .030 .401 .051 .840 .001 .051 .919 .179 .076 .578 .680
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
x05 Pearson
Correlation
.171 .459** .141 .198 1 .129 .036 .490** .299** .435** .353** .481** .286**
Sig.
(2-tailed)
.092 .000 .165 .051 .205 .724 .000 .003 .000 .000 .000 .004
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
x06 Pearson
Correlation
.030 .249* .247* -.021 .129 1 .098 .175 .156 .219* .315** .138 .473**
Sig.
(2-tailed)
.767 .013 .014 .840 .205 .336 .085 .126 .030 .002 .174 .000
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
x07 Pearson
Correlation
.138 .158 .323** .323** .036 .098 1 .167 -.013 .319** .394** .092 .231*
Sig.
(2-tailed)
.175 .121 .001 .001 .724 .336 .101 .903 .001 .000 .370 .022
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
x08 Pearson
Correlation
.163 .274** .020 .198 .490** .175 .167 1 .407** .317** .282** .410** .166
Sig.
(2-tailed)
.108 .006 .842 .051 .000 .085 .101 .000 .001 .005 .000 .102
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
x09 Pearson
Correlation
.086 .385** .044 -.010 .299** .156 -.013 .407** 1 .203* .183 .369** .106
Sig.
(2-tailed)
.399 .000 .667 .919 .003 .126 .903 .000 .045 .072 .000 .299
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
x10 Pearson
Correlation
.134 .312** .312** .137 .435** .219* .319** .317** .203* 1 .504** .281** .563**
Sig.
(2-tailed)
.190 .002 .002 .179 .000 .030 .001 .001 .045 .000 .005 .000
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
x11 Pearson
Correlation
.166 .273** .187 .180 .353** .315** .394** .282** .183 .504** 1 .364** .476**
Sig.
(2-tailed)
.101 .007 .066 .076 .000 .002 .000 .005 .072 .000 .000 .000
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
x12 Pearson
Correlation
-.064 .345** -.144 .057 .481** .138 .092 .410** .369** .281** .364** 1 .201*
Sig.
(2-tailed)
.532 .000 .158 .578 .000 .174 .370 .000 .000 .005 .000 .047
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
x13 Pearson
Correlation
.294** .299** .317** -.042 .286** .473** .231* .166 .106 .563** .476** .201* 1
Sig.
(2-tailed)
.003 .003 .001 .680 .004 .000 .022 .102 .299 .000 .000 .047
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
x14 Pearson
Correlation
.139 .311** .146 -.021 .394** .202* .164 .218* .184 .265** .371** .425** .277**
Sig.
(2-tailed)
.174 .002 .153 .835 .000 .046 .108 .031 .069 .008 .000 .000 .006
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
x15 Pearson
Correlation
.176 .248* .004 .241* .366** .091 .336** .364** .313** .279** .497** .377** .198
Sig.
(2-tailed)
.084 .014 .969 .017 .000 .371 .001 .000 .002 .005 .000 .000 .051
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
x16 Pearson
Correlation
.126 .103 .235* -.057 .080 .381** .258* .284** .130 .353** .323** .214* .460**
Sig.
(2-tailed)
.218 .314 .020 .579 .431 .000 .010 .005 .200 .000 .001 .034 .000
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
xtot
al
Pearson
Correlation
.329** .572** .395** .292** .627** .478** .468** .577** .464** .660** .698** .547** .632**
Sig.
(2-tailed)
.001 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
Correlationsx14 x15 x16 xtotal
x01 Pearson Correlation .139 .176 .126 .329**
Sig. (2-tailed) .174 .084 .218 .001
N 98 98 98 98
x02 Pearson Correlation .311** .248* .103 .572**
Sig. (2-tailed) .002 .014 .314 .000
N 98 98 98 98
x03 Pearson Correlation .146 .004 .235* .395**
Sig. (2-tailed) .153 .969 .020 .000
N 98 98 98 98
x04 Pearson Correlation -.021 .241* -.057 .292**
Sig. (2-tailed) .835 .017 .579 .004
N 98 98 98 98
x05 Pearson Correlation .394** .366** .080 .627**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .431 .000
N 98 98 98 98
x06 Pearson Correlation .202* .091 .381** .478**
Sig. (2-tailed) .046 .371 .000 .000
N 98 98 98 98
x07 Pearson Correlation .164 .336** .258* .468**
Sig. (2-tailed) .108 .001 .010 .000
N 98 98 98 98
x08 Pearson Correlation .218* .364** .284** .577**
Sig. (2-tailed) .031 .000 .005 .000
N 98 98 98 98
x09 Pearson Correlation .184 .313** .130 .464**
Sig. (2-tailed) .069 .002 .200 .000
N 98 98 98 98
x10 Pearson Correlation .265** .279** .353** .660**
Sig. (2-tailed) .008 .005 .000 .000
N 98 98 98 98
x11 Pearson Correlation .371** .497** .323** .698**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000
N 98 98 98 98
x12 Pearson Correlation .425** .377** .214* .547**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .034 .000
N 98 98 98 98
x13 Pearson Correlation .277** .198 .460** .632**
Sig. (2-tailed) .006 .051 .000 .000
N 98 98 98 98
x14 Pearson Correlation 1 .310** .164 .547**
Sig. (2-tailed) .002 .107 .000
N 98 98 98 98
x15 Pearson Correlation .310** 1 .224* .606**
Sig. (2-tailed) .002 .027 .000
N 98 98 98 98
x16 Pearson Correlation .164 .224* 1 .509**
Sig. (2-tailed) .107 .027 .000
N 98 98 98 98
xtotal Pearson Correlation .547** .606** .509** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 98 98 98 98
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlationsy17 y18 y19 y20 y21 y22 y23 y24 y25 y26 y27 y28 y29 y30 y31 y32 y33
y1
7
Pearson
Correlatio
n
1 .89
4**
.57
2**
.47
4**
.32
6**
.31
0**
.40
5**
.44
2**
.42
4**
.34
4**
.33
1**
.28
8**
.30
0**
.25
6*
.18
8
.36
8**
.26
3**
Sig.
(2-tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
1
.00
2
.00
0
.00
0
.00
0
.00
1
.00
1
.00
4
.00
3
.01
1
.06
4
.00
0
.00
9
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y1
8
Pearson
Correlatio
n
.89
4**
1 .59
8**
.44
1**
.32
8**
.31
3**
.40
5**
.41
4**
.42
4**
.42
9**
.34
7**
.27
5**
.30
0**
.25
8*
.24
2*
.40
1**
.22
6*
Sig.
(2-tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
1
.00
2
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
6
.00
3
.01
0
.01
6
.00
0
.02
5
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y1
9
Pearson
Correlatio
n
.57
2**
.59
8**
1 .44
0**
.40
8**
.39
1**
.34
3**
.19
5
.36
8**
.31
5**
.21
0*
.14
3
.41
5**
.22
0*
.26
3**
.24
4*
.21
3*
Sig.
(2-tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
1
.05
4
.00
0
.00
2
.03
8
.16
0
.00
0
.03
0
.00
9
.01
5
.03
6
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y2
0
Pearson
Correlatio
n
.47
4**
.44
1**
.44
0**
1 .70
3**
.25
2*
.26
1**
.31
4**
.46
2**
.16
8
.14
3
.06
5
.24
8*
.15
0
.02
1
.17
7
.51
0**
Sig.
(2-tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.01
2
.01
0
.00
2
.00
0
.09
8
.16
1
.52
8
.01
4
.14
1
.83
7
.08
1
.00
0
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y2
1
Pearson
Correlatio
n
.32
6**
.32
8**
.40
8**
.70
3**
1 .28
4**
.16
9
.16
5
.44
0**
.14
9
.02
6
.01
5
.29
9**
.10
1
.11
1
.06
8
.37
1**
Sig.
(2-tailed)
.00
1
.00
1
.00
0
.00
0
.00
5
.09
5
.10
4
.00
0
.14
2
.80
3
.88
7
.00
3
.32
2
.27
6
.50
5
.00
0
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y2
2
Pearson
Correlatio
n
.31
0**
.31
3**
.39
1**
.25
2*
.28
4**
1 .39
3**
.28
3**
.45
0**
.35
1**
.30
0**
.24
0*
.50
1**
.26
7**
.15
8
.19
2
.28
0**
Sig.
(2-tailed)
.00
2
.00
2
.00
0
.01
2
.00
5
.00
0
.00
5
.00
0
.00
0
.00
3
.01
7
.00
0
.00
8
.12
0
.05
9
.00
5
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y2
3
Pearson
Correlatio
n
.40
5**
.40
5**
.34
3**
.26
1**
.16
9
.39
3**
1 .24
2*
.40
4**
.33
4**
.41
5**
.24
4*
.29
4**
.40
6**
.21
4*
.15
9
.17
5
Sig.
(2-tailed)
.00
0
.00
0
.00
1
.01
0
.09
5
.00
0
.01
6
.00
0
.00
1
.00
0
.01
6
.00
3
.00
0
.03
4
.11
8
.08
6
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y2
4
Pearson
Correlatio
n
.44
2**
.41
4**
.19
5
.31
4**
.16
5
.28
3**
.24
2*
1 .44
9**
.21
2*
.34
3**
.22
0*
.24
9*
.13
8
.14
0
.39
6**
.22
9*
Sig.
(2-tailed)
.00
0
.00
0
.05
4
.00
2
.10
4
.00
5
.01
6
.00
0
.03
6
.00
1
.02
9
.01
4
.17
4
.17
1
.00
0
.02
4
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y2
5
Pearson
Correlatio
n
.42
4**
.42
4**
.36
8**
.46
2**
.44
0**
.45
0**
.40
4**
.44
9**
1 .31
8**
.43
9**
.39
4**
.45
0**
.27
8**
.18
8
.22
3*
.31
3**
Sig.
(2-tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
1
.00
0
.00
0
.00
0
.00
6
.06
3
.02
7
.00
2
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y2
6
Pearson
Correlatio
n
.34
4**
.42
9**
.31
5**
.16
8
.14
9
.35
1**
.33
4**
.21
2*
.31
8**
1 .30
1**
.23
2*
.15
0
.18
9
.11
6
.37
4**
.18
9
Sig.
(2-tailed)
.00
1
.00
0
.00
2
.09
8
.14
2
.00
0
.00
1
.03
6
.00
1
.00
3
.02
1
.14
0
.06
2
.25
5
.00
0
.06
2
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y2
7
Pearson
Correlatio
n
.33
1**
.34
7**
.21
0*
.14
3
.02
6
.30
0**
.41
5**
.34
3**
.43
9**
.30
1**
1 .44
9**
.19
6
.25
7*
.45
8**
.25
6*
.03
1
Sig.
(2-tailed)
.00
1
.00
0
.03
8
.16
1
.80
3
.00
3
.00
0
.00
1
.00
0
.00
3
.00
0
.05
3
.01
1
.00
0
.01
1
.76
4
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y2
8
Pearson
Correlatio
n
.28
8**
.27
5**
.14
3
.06
5
.01
5
.24
0*
.24
4*
.22
0*
.39
4**
.23
2*
.44
9**
1 .34
0**
.27
8**
.31
8**
.34
5**
.04
8
Sig.
(2-tailed)
.00
4
.00
6
.16
0
.52
8
.88
7
.01
7
.01
6
.02
9
.00
0
.02
1
.00
0
.00
1
.00
6
.00
1
.00
0
.63
7
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y2
9
Pearson
Correlatio
n
.30
0**
.30
0**
.41
5**
.24
8*
.29
9**
.50
1**
.29
4**
.24
9*
.45
0**
.15
0
.19
6
.34
0**
1 .29
8**
.28
3**
.14
0
.32
0**
Sig.
(2-tailed)
.00
3
.00
3
.00
0
.01
4
.00
3
.00
0
.00
3
.01
4
.00
0
.14
0
.05
3
.00
1
.00
3
.00
5
.17
0
.00
1
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y3
0
Pearson
Correlatio
n
.25
6*
.25
8*
.22
0*
.15
0
.10
1
.26
7**
.40
6**
.13
8
.27
8**
.18
9
.25
7*
.27
8**
.29
8**
1 .20
4*
.17
7
-.03
3
Sig.
(2-tailed)
.01
1
.01
0
.03
0
.14
1
.32
2
.00
8
.00
0
.17
4
.00
6
.06
2
.01
1
.00
6
.00
3
.04
4
.08
1
.74
7
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y3
1
Pearson
Correlatio
n
.18
8
.24
2*
.26
3**
.02
1
.11
1
.15
8
.21
4*
.14
0
.18
8
.11
6
.45
8**
.31
8**
.28
3**
.20
4*
1 .18
6
.08
5
Sig.
(2-tailed)
.06
4
.01
6
.00
9
.83
7
.27
6
.12
0
.03
4
.17
1
.06
3
.25
5
.00
0
.00
1
.00
5
.04
4
.06
7
.40
4
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y3
2
Pearson
Correlatio
n
.36
8**
.40
1**
.24
4*
.17
7
.06
8
.19
2
.15
9
.39
6**
.22
3*
.37
4**
.25
6*
.34
5**
.14
0
.17
7
.18
6
1 .03
7
Sig.
(2-tailed)
.00
0
.00
0
.01
5
.08
1
.50
5
.05
9
.11
8
.00
0
.02
7
.00
0
.01
1
.00
0
.17
0
.08
1
.06
7
.71
9
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y3
3
Pearson
Correlatio
n
.26
3**
.22
6*
.21
3*
.51
0**
.37
1**
.28
0**
.17
5
.22
9*
.31
3**
.18
9
.03
1
.04
8
.32
0**
-.03
3
.08
5
.03
7
1
Sig.
(2-tailed)
.00
9
.02
5
.03
6
.00
0
.00
0
.00
5
.08
6
.02
4
.00
2
.06
2
.76
4
.63
7
.00
1
.74
7
.40
4
.71
9
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y3
4
Pearson
Correlatio
n
.15
1
.16
6
.30
5**
.18
4
.07
2
.20
1*
.25
7*
.18
8
.33
8**
.13
4
.42
2**
.31
9**
.19
5
.09
1
.53
6**
.22
5*
.21
4*
Sig.
(2-tailed)
.13
7
.10
1
.00
2
.07
0
.48
4
.04
7
.01
1
.06
4
.00
1
.18
9
.00
0
.00
1
.05
4
.37
5
.00
0
.02
6
.03
4
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y3
5
Pearson
Correlatio
n
.39
0**
.36
9**
.32
1**
.41
8**
.28
4**
.31
0**
.47
8**
.32
8**
.51
8**
.22
6*
.34
1**
.38
1**
.31
8**
.31
6**
.19
2
.15
0
.26
0**
Sig.
(2-tailed)
.00
0
.00
0
.00
1
.00
0
.00
5
.00
2
.00
0
.00
1
.00
0
.02
6
.00
1
.00
0
.00
1
.00
2
.05
9
.13
9
.01
0
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
y3
6
Pearson
Correlatio
n
.23
1*
.28
0**
.25
7*
.15
8
.10
7
.24
2*
.29
3**
.15
2
.31
6**
.35
1**
.19
9*
.16
5
.29
5**
.04
3
.12
8
.20
8*
.23
5*
Sig.
(2-tailed)
.02
2
.00
5
.01
1
.12
0
.29
5
.01
6
.00
3
.13
4
.00
2
.00
0
.04
9
.10
5
.00
3
.67
1
.20
8
.04
0
.02
0
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
yt
ot
al
Pearson
Correlatio
n
.68
8**
.70
3**
.63
1**
.57
6**
.47
6**
.60
0**
.61
2**
.54
1**
.72
9**
.51
7**
.58
4**
.51
8**
.59
7**
.42
8**
.47
0**
.47
5**
.45
2**
Sig.
(2-tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
Correlations
y34 y35 y36 ytotal
y17 Pearson Correlation .151 .390** .231* .688**
Sig. (2-tailed) .137 .000 .022 .000
N 98 98 98 98
y18 Pearson Correlation .166 .369** .280** .703**
Sig. (2-tailed) .101 .000 .005 .000
N 98 98 98 98
y19 Pearson Correlation .305** .321** .257* .631**
Sig. (2-tailed) .002 .001 .011 .000
N 98 98 98 98
y20 Pearson Correlation .184 .418** .158 .576**
Sig. (2-tailed) .070 .000 .120 .000
N 98 98 98 98
y21 Pearson Correlation .072 .284** .107 .476**
Sig. (2-tailed) .484 .005 .295 .000
N 98 98 98 98
y22 Pearson Correlation .201* .310** .242* .600**
Sig. (2-tailed) .047 .002 .016 .000
N 98 98 98 98
y23 Pearson Correlation .257* .478** .293** .612**
Sig. (2-tailed) .011 .000 .003 .000
N 98 98 98 98
y24 Pearson Correlation .188 .328** .152 .541**
Sig. (2-tailed) .064 .001 .134 .000
N 98 98 98 98
y25 Pearson Correlation .338** .518** .316** .729**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .002 .000
N 98 98 98 98
y26 Pearson Correlation .134 .226* .351** .517**
Sig. (2-tailed) .189 .026 .000 .000
N 98 98 98 98
y27 Pearson Correlation .422** .341** .199* .584**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .049 .000
N 98 98 98 98
y28 Pearson Correlation .319** .381** .165 .518**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .105 .000
N 98 98 98 98
y29 Pearson Correlation .195 .318** .295** .597**
Sig. (2-tailed) .054 .001 .003 .000
N 98 98 98 98
y30 Pearson Correlation .091 .316** .043 .428**
Sig. (2-tailed) .375 .002 .671 .000
N 98 98 98 98
y31 Pearson Correlation .536** .192 .128 .470**
Sig. (2-tailed) .000 .059 .208 .000
N 98 98 98 98
y32 Pearson Correlation .225* .150 .208* .475**
Sig. (2-tailed) .026 .139 .040 .000
N 98 98 98 98
y33 Pearson Correlation .214* .260** .235* .452**
Sig. (2-tailed) .034 .010 .020 .000
N 98 98 98 98
y34 Pearson Correlation 1 .423** .149 .515**
Sig. (2-tailed) .000 .143 .000
N 98 98 98 98
y35 Pearson Correlation .423** 1 .164 .632**
Sig. (2-tailed) .000 .106 .000
N 98 98 98 98
y36 Pearson Correlation .149 .164 1 .463**
Sig. (2-tailed) .143 .106 .000
N 98 98 98 98
ytotal Pearson Correlation .515** .632** .463** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 98 98 98 98
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability
Reliability StatisticsCronbach's
Alpha N of Items
.919 36
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
xtotal .100 98 .018 .971 98 .029
ytotal .102 98 .014 .959 98 .004
a. Lilliefors Significance Correction
Linieritas
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
ytotal 64.90 6.459 98
xtotal 53.47 4.664 98
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Regression 2602.767 1 2602.767 173.012 .000b
Residual 1444.212 96 15.044
total 4046.980 97
a. Dependent Variable: ytotal
b. Predictors: (Constant), xtotal
Correlations
Descriptive StatisticsMean Std. Deviation N
xtotal 53.47 4.664 98
ytotal 64.90 6.459 98
Correlationsxtotal ytotal
xtotal Pearson Correlation 1 .802**
Sig. (2-tailed) .000
N 98 98
ytotal Pearson Correlation .802** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 98 98
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Regression
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
ytotal 64.90 6.459 98
xtotal 53.47 4.664 98
Correlations
ytotal xtotal
Pearson Correlation ytotal 1.000 .802
xtotal .802 1.000
Sig. (1-tailed) ytotal . .000
xtotal .000 .
N ytotal 98 98
xtotal 98 98
Model Summaryb
Model
1
R .802a
R Square .643
Adjusted R Square .639
Std. Error of the Estimate 3.879
Change statistics R Square Change .643
F Change 173.012
df1 1
df2 96
Sig. F Change .000
a. Predictors: (constant), xtotal
b. Dependent variabel: ytotal
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2602.767 1 2602.767 173.012 .000b
Residual 1444.212 96 15.044
Total 4046.980 97
a. Dependent Variable: ytotal
b. Predictors: (Constant), xtotal
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error B
1. (Constant) 5.518 4.531 1.218 .226
xtotal 1.111 .084 .802 13.153 .000
a. Dependent Variable: ytotal
Charts
Lampiran 8. Tabulasi Responden
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAXARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMI]NIIOSI
rvchit i v$,\l"rdl!n uhjk.( id
'tc\r).tFd' (62-21) 7 412123 |'1 41o'
Nomor : B -&q/F 5/PP.0 O94lt/20t3
Hal : Bimbineai Skripsi
Dosen rakuhas Ilinu DakNahdatr ll'nr KomuiikasUIN Sla.iaHidoy.rullah Jlkina
,4lnlomt alri*tnt t. tyb
si'n.ik ourii. dir rajt,h prop.sa ski0ri \ ! doruk orelDat\ah d$ rr'M Komutri(lxi UIN slar I H dayanL h I lakina seb.ea
Komunikas datrPenliamtr ktam
Pe san'h lnraen'n @futrubo Te rdap Efekljvihs Dakvih
K+n n!qd' G*+akr. u1'I emoi'rD .e at,i.i.\s rc.eou. d-tn. pc.r) .u.-tr o,
Demikirn. ahs prrlrariaf dm ke*diaatriyr [,hisampsiksr cri a tt{sihtYa*alot t.l.iku tYr wA
2. ktusJurusan Ko'nutrtkasidan pen),iaran tlla,n (Kpt)
(.)