PERAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MOTIVASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9740/1/Skripsi...

135
i PERAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MASA PANDEMICOVID19(Studi Kasus) SISWA SMP KELAS VIIIDI DESA LEBAK TAHUN 2020 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: UMI SA’ ADAH NIM. 23070160052 PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

Transcript of PERAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MOTIVASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9740/1/Skripsi...

  • i

    PERAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MOTIVASI

    BELAJAR MATEMATIKA PADA MASA PANDEMICOVID–

    19(Studi Kasus) SISWA SMP KELAS VIIIDI DESA LEBAK

    TAHUN 2020

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

    Oleh:

    UMI SA’ ADAH

    NIM. 23070160052

    PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

    PERAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MOTIVASI

    BELAJAR MATEMATIKA PADA MASA PANDEMI COVID–

    19(Studi Kasus) SISWA SMP KELAS VIII DI DESA LEBAK

    TAHUN 2020

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

    Oleh:

    UMI SA’ ADAH

    NIM. 23070160052

    PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2020

  • iv

  • v

    KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JalanLingkar Salatiga KM.2 Telepon.(0298) 6031364 KodePos 50716 Salatiga

    Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.ide-mail: [email protected]

    http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id/

  • vi

    PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

  • vii

    MOTTO

    “Belajar, berdoa, dan berusaha adalah kunci kesuksesan hidup”

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Alhamdulillahirobbilalamin, atas Rahmat dan Karunia – Nya akhirnya

    penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis persembahkan skripsi ini untuk :

    1. Kedua orang tua yang saya cintai setulus hati (Bapak Rohyadi dan Ibu Siti

    Rahmawati) yang tidak pernah berhenti untuk mendoakan, memberikan

    dukungan, merawat serta membimbing, dan memberikan kasih sayang

    yang tulus serta pengorbanan yang penuh sehingga saya dapat

    menyelesaikan tugas akhir ini dengan semangat dan lacar.

    2. Kedua adikku yang saya sayangi (Adik Muhammad Arif Yanur dan Adik

    Muhamad Kahlil Rahmadi) yang selalu menghibur saya.

    3. Seluruh keluarga besar Kakek Ahmad Kasdi dan Nenek Siti Khomariyah

    (Alm).

    4. Seluruh keluarga besar Kakek Khoiri dan Nenek Sulami

    5. Teman–teman PPL SMA Negeri 1 Bringin dan Teman – teman KKN Desa

    Jaten posko 223.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha

    Penyayang. Alhamdulillahhirobbilalaimin puji syukur penulis panjatkan kepada

    Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah–Nya sehingga penulis

    dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peran Orang Tua Dalam

    Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Pada Masa Pandemi Covid–

    19(Studi Kasus) Siswa SMP Kelas VIII Di Desa Lebak Tahun 2020”.

    Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad

    SAW, keluarga, sahabat, serta pengikutnya yang selalu setia menjadikanNya suri

    tauladan. Penulis menyadari skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan

    dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan terimakasih dengan

    ketulusan hati, khususnya kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Pd.I. selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan.

    3. Bapak Prof. Dr. Winarno, M.Pd, S.Si. selaku Ketua Program Studi Tadris

    Matematika.

    4. Bapak Sutrisna, S.Ag, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

    telah membimbing dari semester satu hingga akhir.

    5. Bapak Mufiq, S.Ag, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

    membimbing dengan ikhlas, penuh kesabaran, mencurahkan tenaga, pikiran,

    dan waktunya dalam membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini dengan baik.

    6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu

    pengetahuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  • x

    7. Ibu Wali Murid dan siswa kelas VIII di Desa Lebak selaku Narasumber yang

    telah memberikan informasi kepada penulis dalam melakukan penelitian.

    8. Bapak, Ibu, dan Adik–adikku tersayang yang telah memberikan doa dan

    dorongan sehingga terwujudnya skripsi ini.

    9. Keluarga besar Kakek Ahmad Kasdi yang telah memberikan doa dan

    semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

    10. Keluarga besar Kakek Khoiri yang telah memberikan doa dan dukungannya

    sehingga penulis dapat meneyelesaikan skripsi ini dengan baik.

    11. Teruntuk sahabat dekat saya Zahara, Eka Zuliana, Faizal Difa, Inge Pricelia,

    Lintang Jati, Hikmatul Aryfah, Lini Irsati, Siti Zulianti Elma, Uswatun

    Khasanah, Hani Rosidariyah, Lintang Permatasari, Erika Isnaini, Nurul Laili,

    Rizka Maulidiyah, Aulia Dyne, Yulida Anggry, Indah Sekar, dan Faizah

    Hasna yang telah memberikan doa dan dukungannya.

    12. Teman–teman Matematika kelas B yang selalu membantu penulis untuk

    menemukan referensi– referensi yang dibutuhkan penulis.

    13. Teman–Teman Tadris Matematika Angakatan 2016.

    14. Dan segenap saudara, sahabat, dan teman – teman yang tidak bisa penulis

    sebutkan satu persatu.

    Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal baik

    saudara sekalian mendapatkan balasan yang lebih serta mendaptkan kesuksesan

    baik di dunia dan di akhirat.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

    kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil

  • xi

    penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para pembaca pada

    umumnya . Aamin.

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL LUAR ............................................................................ i

    HALAMAN BERLOGO .................................................................................... ii

    HALAMAN SAMPUL DALAM ...................................................................... iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iv

    PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................................... vi

    MOTTO ........................................................................................................... vii

    PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... xiv

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

    ABSTRAK ..................................................................................................... xviii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

    B. Fokus Penelitian ................................................................................... 8

  • xiii

    C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9

    E. Penegasan Istilah ................................................................................. 10

    F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 14

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Landasan Teori .................................................................................... 16

    B. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 51

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian .................................................................................... 55

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 56

    C. Sumber Data ........................................................................................ 56

    D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 57

    E. Analisis Data ....................................................................................... 59

    F. Pengecekan Keabsahan Data............................................................... 61

    BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

    A. Paparan Data ....................................................................................... 63

    B. Analisis Data ....................................................................................... 82

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ......................................................................................... 87

    B. Saran .................................................................................................... 88

  • xiv

    DAFTAR PUSTAKA

    Daftar Pustaka ..................................................................................... 89

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.2 Karakteristik Informan ............................................................... 64

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.3 Sesi Wawancara dan Hasil Belajar .................................................. 91

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Izin Observasi ....................................................................... 96

    Lampiran 2 Angket dan Hasil Wawancara ......................................................... 97

    Lampiran 3 Lembar Konsultasi .......................................................................... 114

    Lampiran 4 SKK ................................................................................................

  • xviii

    ABSTRAK

    Sa’Adah, Umi. 2020.Peran Orang Tua Dalam Peningkatan Motivasi Belajar

    Matematika Pada Masa Pandemi Covid–19 (Studi KasuS) Siswa SMP Kelas VIII

    Di Desa Lebak Tahun 2020.Skripsi, Salatiga : Program Studi Tadris Matematika

    Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Pembimbing : Mufiq, S.Ag., M.Phil.

    Kata Kunci : Peran Motivasi, Belajar Matematika, Pandemi Covid–19

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran motivasi orang tua serta

    faktor pendukung dan penghambat peran motivasi dalam belajar matematika pada

    masa pandemi covid–19studi kasus siswa SMP kelas VIII di desa Lebak tahun

    2020.

    Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan

    deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,

    wawancara dan dokumentasi.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang pertama, peran motivasi sangat

    penting bagi siswa, terutama motivasi dari orang tua dalam belajar matematika

    pada masa pandemi covid–19seperti saat ini. Anak–anak akan lebih semangat

    belajar di rumah, meskipun banyak anak–anak yang tidak dapat memahami materi

    secara baik seperti saat belajar di sekolah. Peran motivasi orang tua juga dapat

    dilihat dari hasil belajar dan sikap siswa selama belajar. Siswa yang mendapatkan

    motivasi yang baik dari orang tua akan memiliki sikap yang baik dan sebaliknya.

    Kedua adalah faktor pendukung peran motivasi orang tua dalam belajar

    matematika pada masa pandemi saat ini dimanfaatkan orang tua untuk lebih dekat

    dengan anak dan begitu sebaliknya, sehingga orang tua dapat mengetahui

    karakteristik anak, pola belajar, sikap dan perilaku anak. Sedangkan faktor

    penghambat motivasi orang tua dalam belajar matematika pada masa pandemi

    covid–19 adalah tidak semua orang di rumah sehingga anak tidak dapat perhatikan

    lebih. Selain itu kurangnya rasa percaya diri pada anak memberikan dampak yang

    tidak baik bagi motivasi yang diberikan oleh orang tua.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang

    semakin pesat telah membawa perubahan dalam dunia pendidikan.

    Perubahan tersebut memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang

    memiliki pemikiran sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan untuk

    bekerjasama agar mampu memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

    informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah dan

    kompetitif. SDM semacam ini dapat dilakukan melalui pendidikan formal

    atau sekolah.

    Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

    belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

    mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual

    keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta

    ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

    Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka untuk

    mewujudkannya diperlukan peran dari berbagai pihak yaitu guru,

    pemerintah, sarana prasana, dan orang tua. Salah satu yang sangat penting

    adalah terkait peran orang tua. Didalam sebuah keluarga peran orang tua

    sangat penting bagi anak, terlebih lagi ketika anak memasuki usia sekolah

    dan usia menempuh pendidikan.

  • 2

    Dalam Al–Qur’an Surat Al–Alaq ayat 5 yang berbunyi :

    ْنَساَن َما لَْم يَْعلَمْ َعلََّم اْلإ

    Artinya: “Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”

    Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh

    sebagian besar peserta didik baik dalam jenjang Sekolah Dasar (SD),

    Sekolah Menengah Pertama (SMP), maupun Sekolah Menengah

    Atas/Kejuruan (SMA/SMK). Selain itu matematika merupakan ilmu dasar

    dari pengembangan (basic of sains) dan sangat berguna bagi kehidupan

    sehari–hari. Hampir di setiap aspek kehidupan ilmu matematika digunakan

    secara sadar maupun tidak sadar, pentingnya matematika tidak terlepas

    dari perannya dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu dengan

    mempelajari matematika seseorang terbiasa berpikir kritis dan sistematis,

    terarah dan berpikir menggunakan logika.

    Mata pelajaran matematika merupakan bagian pendidikan formal

    yang memberikan kontribusi dalam membekali peseta didik dengan

    pemikiran dan kemampuan seperti itu. Namun daya tangkap setiap orang

    terhadap matematika berbeda dan faktor–faktor yang mempengaruhinya

    pun berbeda. Kesulitan terhadap matematika tidak hanya dipengaruhi oleh

    matematika itu sendiri melainkan ada faktor–faktor lain yang

    mempengaruhi hasil belajar peserta didik tentang matematika.

    Hasil belajar peserta didik tentang matematika yang rendah

    dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor penyebabnya adalah dari

    dalam diri peserta didik yang mengalami masalah dalam mempelajari

    matematika. Selain itu bisa juga karena faktor lingkungan yang tidak

  • 3

    mendukung peserta didik untuk belajar matematika secara maksimal.

    Menurut Suryabrata (2012:223) yang dikutip dalam e–Jurnal Mitra Sains,

    Vol; 5, No; 2, April 2017, Hal; 84, faktor–faktor yang mempengaruhi hasil

    belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

    1. Faktor internalyaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang.

    Faktor internal terdiri dari beberapa faktor yaitu: faktor fisilogis dan

    faktor psikologis.

    2. Faktor eksternalyaitu faktor yang berasal dari luar diri sesorang,

    yangmeliputi faktor sosial dan faktor nonsosial. Sejalan dengan itu,

    Slameto (2010:55) yang dikutip e–Jurnal Mitra Sains, Vol; 5, No; 2,

    April 2017, Hal; 84, menyatakan bahwa faktor–faktor yang

    mempengaruhi hasil belajar digolongkan ke dalam dua jenis yaitu

    faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada

    dalam individu yang sedang belajar meliputi: faktor jasmaniah, faktor

    psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkanfaktor ekstern adalah faktor

    yang berada di luar individu yang sedang belajar meliputi: faktor

    keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

    Manusia merupakan makhluk sosial dan tidak terlepas dari

    kehidupan sosial. Faktor sosial merupakan termasuk faktor sesama

    manusia, baik yang hadir secara langsung maupun tidak langsung, atau

    suatu pengaruh (interaksi) yang berasal dari lingkungan, seperti keluarga.

    Pengaruh keluarga yang dapat mempengaruhi hasil belajar antara lain:

    pola asuh orang tua, kelekatan atau keakraban sesama anggota keluarga,

  • 4

    latar belakang budaya, pendidikan orang tua, keadaan ekonomi keluarga,

    perlakuan orang tua, dan sebagainya.

    Faktor sosial yang berasal dari luar individu yang dianggap penting

    salah satunya adalah perhatian orang tua, karena dalam sebuah keluarga

    perhatian orang tua memegang peran utama dalam membentuk anak–

    anaknya menjadi manusia berakhlak dan cerdas. Perhatian orang tua

    terhadap anak–anaknya dapat dilihat seperti: kasih sayang, bimbingan,

    didikan, disiplin, dan motivasi yang diberikan orang tua terhadap anak–

    anaknya. Agar anak di sekolah tetap semangat untuk belajar maka orang

    tua harus memperhatikan dan selalu menyediakan keperluan belajar anak

    termasuk cara belajar, waktu belajar, dan mengerjakan tugas rumah.

    Sehingga anak lebih terarah dalam belajarnya dan bertanggung jawab

    dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

    Orang tua adalah pendidik utama dalam lingkungan keluarga,

    terlebih lagi seorang ibu yang lebih dekat dengan anak–anaknya dan

    mengetahui perkembanagan fisik dan psikis anak–anaknya secara

    mendalam. Hal ini sangat berguna untuk menentukan materi dan metode

    pembinaan yang sesuai diberikan kepadda anak–anaknya. Orang tua

    selaku pembimbing utama dalam lingkungan keluarga mempunyai

    tanggung jawab besar terhadap anak–anaknya sampai anak menjadi

    dewasa dan orang tua dituntut semaksimal mungkin agar mampu

    memberikan motivasi bagi anak–anaknya. (Fuzan, 2005. Hal: 7-8).

    Al–Qur’an Surat Thaha ayat 132 menjelaskan akan pentingnya

    pendidikan terutama pendidikan islami dalam keluarga yang dimana

  • 5

    keluarga merupakan tempat belajar pertama bagi anak – anak dan akan

    membentuk anak – anak yang berakhlak baik berbunyi:

    لَوةإَواْصَطبإْرَعلَْيَها... َوأُْمْر اَْهلََك بإالصَّ

    Artinya: “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan

    bersabarlah kamu dalam mengerjakannnya”

    Indonesia sendiri mulai bulan Maret tahun 2020 terserang wabah

    virus covid–19, yang berdampak dalam kehidupan sehari – hari terutama

    dalam bidang pendidikan. Sesuai dengan anjuran pemerintah untuk

    melakukan kegiatan di rumah saja maka mulai tanggal 16 Maret 2020

    kegiatan belajar mengajar (KBM) di Indonesia yang awalnya secara tatap

    muka langsung diubah menjadi via daring atau dikenal dengan belajar di

    rumah secara online dengan memanfaatkan kemajuan IPTEK yang ada.

    Selama belajar di rumah guru tetap memberikan tugas semestinya sesuai

    dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang

    sedang ditempuh peserta didik meskipun tidak dapat menyampaikan

    materi serta memantau secara langsung kegiatan pembelajaran. Peserta

    didik juga harus mengerjakan tugas sebagaimana mestinya, belajar di

    rumah mengharuskan orang tua untuk memberikan perhatian lebih

    mengingat banyak mata pelajaran yang harus dilalui oleh peserta didik

    terutama mata pelajaran yang menjadi “momok” yang menakutkan dan

    dianggap sulit sebagian besar peserta didik yaitu mata pelajaran

    matematika. Dalam hal ini peserta didik harus belajar lebih giat lagi

    memanfaatkan dan menggunakan internet dengan bijak, apalagi untuk

    peserta didik dalam jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dimana

    mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang

  • 6

    banyak tidak di suka oleh peserta didik. Peserta didik jenjang SMP

    merupakan anak–anak yang beranjak dewasa serta memiliki rasa keingin

    tahuan yang sangat tinggi sehingga harus selalu dipantau dalam belajar

    berbasis online pada saat ini.

    Masa pandemi covid–19 sendiri di Indonesia sudah berlangsung

    selama 2 bulan, hal ini tentu memunculkan rasa bosan pada peserta didik.

    Dalam hal ini peran orang tua sangat penting, selain membantu proses

    pembelajaran di rumah, orang tua juga harus memberikan motivasi

    terhadap peserta didik, supaya peserta didik tidak merasa bosan dalam

    mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan mendapatkan hasil yang

    maksimal. Tetapi banyak orang tua yang tidak menyadari akan pentingya

    motivasi belajar untuk anak–anaknya.

    Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan

    peneliti pada tanggal 27 Mei 2020 terhadap 4 orang tua dan 4 peserta didik

    kelas VIII SMP tentang peran motivasi orang tua dalam belajar

    matematika pada masa pandemi covid–19 di Desa Lebak, diperoleh

    informasi bahwa rendahnya motivasi belajar matematika dari orang tua

    terhadap peserta didik kelas VIII SMP di Desa Lebak diakibatkan oleh

    beberapa faktor, diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

    internal adalah faktor dimana peserta didik susah memahami materi dan

    juga kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya motivasi dalam

    belajar terutama mata pelajaran matematika, sehingga mengakibatkan

    peserta didik tidak bersemangat dalam belajar. Faktor eksternal adalah

    faktor dimana akibat masa pandemi covid–19 ini, dalam penyampaian

  • 7

    materi dari guru kepada peserta didik tidak dapat berjalan maksimal karena

    hanya melalui via daring/online sehingga kegiatan belajar mengajar

    (KBM) tidak berjalan efektif.

    Motivasi belajar adalah salah satu yang berpengaruh terhadap hasil

    belajar peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Djaali (2007:101)

    yang dikutip dalam e–Jurnal Mitra Sains, Vol; 5, No; 2, April 2017, Hal;

    85, mengemukakan bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi hasil belajar

    adalah motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar dan konsep diri. Motivasi

    belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan efektif

    tidaknya proses belajar mengajar.

    Ada beberapa peran penting motivasi belajar dan pembelajaran

    anatara lain: peran motivasi dalam penguatan belajar, peran motivasi

    dalam memperjelas tujuan belajar, dan peran motivasi menentukan

    ketekunan belajar. Kemudian motivasi belajar juga didasarkan pada

    adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan

    dalam belajar, adanya harapan dan cita–cita masa depan, adanya

    penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,

    dan adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan

    peserta didik dapat belajar dengan baik. ( JurnalFor Research in

    Mathemathics Learning, Vol: 2, No: 1, Maret 2019. Hal: 89).

    Peran motivasi orang tua dalam belajar matematika berpengaruh

    besar terhadap hasil belajar peserta didik. Namun pada kasus yang terjadi

    banyak orang tua yang masih belum memahami dan menyadari perannya

    dalam pendidikan anak termasuk motivasi belajar peserta didik pada masa

  • 8

    pandemi covid–19 seperti saat ini. Orang tua yang tidak tahu peran mereka

    dalam membantu peserta didik atau anaknya dalam pendidikan, sehingga

    terkadang orang tua hanya mengetahui dan bertanggungjawab sekedar

    menyekolahkan dan membelikan paket data internet saja tetapi

    mengabaikan pendidikan dari orang tua itu sendiri, termasuk memberikan

    dorongan dan motivasi belajar bagi anak pada masa pandemi covid–19 saat

    ini. Padahal seperti yang diketahui bahwa pendidikan yang pertama kali

    dikenal oleh anak adalah dari keluarga dimana orang tua sangat berperan

    penting didalamnya.

    Peran motivasi orang tua dalam belajar matematika pada masa

    pandemi covid–19sangat penting. Dengan adanya pemahaman dan kesadaran

    orang tua akan peran motivasi belajar matematika pada masa pandemi covid–

    19dapat membantu menyelesaikan masalah belajar di rumah dan tidak

    berdampak pada hasil belajar serta prestasi peserta didik.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk

    mengadakan penelitian kualitatif studi kasus “PeranOrang Tua Dalam

    PeningkatanMotivasi Belajar Matematika Pada Masa PandemiCovid–19(Studi

    Kasus) Siswa SMP KelasVIII Di Desa Lebak Tahun 2020”.

    B. Fokus Penelitian

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di

    atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

    1. Bagaimana peran motivasi orang tua dalam belajar matematika pada

    masa pandemi covid–19 studi kasus siswa SMP kelas VIII di Desa

    Lebak?

  • 9

    2. Apakah Faktor pendukung dan penghambat peran motivasi orang tua

    dalam belajar matematika pada masa pandemi covid–19 studi kasus

    siswa SMP kelas VIII di Desa Lebak tahun 2020?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah

    1. Untuk mengetahui peran motivasi orang tua dalam belajar matematika

    pada masa pandemi covid–19 studi kasus siswa SMP kelas VIII di

    Desa Lebak tahun 2020.

    2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat peran motivasi

    orang tua dalam belajar matemtika pada masa pandemi covid–19 di

    Desa Lebak tahun 2020.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagik secara

    teoritis maupun secara praktis sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    Dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu

    pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan pengembangan dan

    peningkatan kegiatan belajar matematika di rumah selama masa pandemi

    covid–19 maupun di sekolah guna membantu memahami peran motivasi

    orang tua dalam belajar matematika selama masa pandemi covid–19 dan

    dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik (studi kasus siswa SMP

    kelas VIII).

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Orang Tua

  • 10

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pemahaman peran

    motivasi orang tua dalam belajar matematika pada masa pandemi covid–

    19 untuk belajar di rumah yaitu dengan : mengontrol waktu dan cara

    belajar anak meskipun dilakukan sekolah berbasis online, memantau

    perkembangan akademik anak, mengontrol kepribadian dan moral siswa

    selama masa pandemi covid–19, sehingga peran motivasi orang tua

    dalam belajar matematika dapat tercapai dengan maksimal.

    b. Bagi Guru

    Dari penelitian ini diharapkan, guru matematika dapat melakukan

    evaluasi pembelajaran agar lebih kreatif dan inovatif dalam penyampaian

    materi pada masa pademi covid–19, sehingga dapat meningkatkan

    motivasi dan hasil belajar siswa meskipun belajar secara mandiri melalui

    online.

    c. Bagi Siswa

    Dari penelitian ini diharapkan, peserta didik dapat menambah dan

    meningkatkan motivasi belajar yang berkaitan dengan peran orang tua

    belajar di rumah secara online serta dapat memberikan hasil belajar yang

    memuaskan dan dapat mengatasi permasalahan peserta didik terkait

    rendahnya motivasi belajar.

    E. Penegasan Istilah

    1. Peran Motivasi

    Menurut Hamalik (2007:33) peran adalah pola tingkah laku

    tertentu yang merupakan ciri–ciri khas semua petugas dari pekerjaan

    atau jabatan tertentu. Sedangkan menurut kamus besar bahasa

  • 11

    Indonesia (KBBI, 2015, Hal:13) peran adalah perangkah tingkah

    seseorang yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

    dimasyarakat. Dikutip dari skripsi, Nur ‘Asyatinnaba’, peran orang tua

    dalam memotivasi belajar siswa.

    Menurut KBBI yang dikutip dari Jurnal Seminar Matematika

    dan Pendidikan Matematika UNY, 2017, Hal: 456, manurut bahasa

    motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti menggerakan.

    Motivasi dapat diartikan sebagai sebuah dorongan yang timbul pada

    diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu

    tindakan dengan tujuan tertentu. Menurut Dimyati dan Mudjiono

    (2009:80) memaknai motivasi sebagai suatu dorongan mental yang

    menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku

    belajar , dikutip dari Jurnal Seminar Matematika dan Pendidikan

    Matematika UNY, 2017, Hal: 456. Sedangkan Emily R. Lai (2011:2)

    menyatakan “Motivation refers to reasons that underlie behavior that

    is characacteriezed by willingness an volttion”. Hal ini dimaknai

    bahwa motivasi berkaitan dengan alasan yang mendasari suatu

    perbuatan atau tingkah laku yang sesuai dengan keinginan dan

    kemauan dalam diri seseorang, dikutip dari Jurnal Seminar Matematika

    dan Pendidikan Matematika UNY, 2017, Hal: 456.

    Dalam hal ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa motivasi

    adalah suatu dorongan yang bersifat baik atau memberikan semangat

    kepada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan agar menuju lebih

  • 12

    baik dan mendapatkan hasil yang terbaik, motivasi sendiri dapat mucul

    dari diri sendiri atau dorongan dari orang lain.

    2. Orang Tua

    Menurut Jhonson (2004:2) adalah kelompok sosial terdiri dari

    sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan,

    kewajiban, dan tanggung jawab diantara individu tersebut. Didalam

    buku yang sama juga dijelaskan bahwa keluarga adalah unit terkecil

    dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang

    yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap yang

    sama dalam keadaan yang saling ketergantungan. Sedangkan menurut

    kamus besar bahasa Indonesia (KBBI, 2015 : 14) orang tua adalah

    ayah dan ibu kandung. Orang tua adalah komponen keluarga yang

    terdiri dari ayah dan ibu, serta merupakan hasil dari sebuah ikatan

    perkawinan yang sah dan membentuk sebuah keluarga. Dikutip dari

    skripsi, Nur ‘Asyatinnaba’, peran orang tua dalam memotivasi belajar

    siswa.

    Dari pengertian orang tua maka dapat disimpulkan bahwa

    tingkah laku atau perangkah dari keluarga terutama ayah dan ibu

    kandung yang disebut dengan orang tua. Orang tua membantu anak–

    anaknya untuk bertingkah laku baik sesuai dengan apa yang

    diperankan dan dicontohkan orang tua terhadap anak–anaknya.

    3. Belajar Matematika

    Proses pembelajaran dapat terjadi dilingkungan dimana saja,

    seperti keadaan alam, manusia, tumbuhan, hewan dan hal lainnya yang

  • 13

    dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Dalam kamus besar bahasa

    Indonesia (KBBI), secara etimologis belajar meiliki arti “berusaha

    memperoleh kepandaian ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa

    belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu,

    sedangkan menurut Gange (Damyanti dan Mudjiono, 2009:10)

    menyatakan “belajar merupakan kegiatan yang melibatkan banyak unsur

    sehingga dapat disebut juga sebagai kegiatan yang kompleks”. Menurut

    Skinner (Mudjiyono, 2009:10) menyatakan “belajar adalah suatu perilaku

    pada saat orang belajar maka responnya lebih baik dan sebaliknya bila

    tidak belajar maka responnya menurun”. Dikutip dari Jurnal Efektifitas

    Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

    Terhadap Hasil Belajar Tematik Di Sekolah Dasar, 2015. Hal:11.

    Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan oleh penulis,

    bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu dengan

    individu lain atau individu itu sendiri untuk mendapatkan pengetahuan

    dan ilmu, jika mendapatkan yang baik maka proses tersebut

    dilaksanankan jika hasilnya buruk maka proses tersebut dapat dihentikan,

    karena sesungguhnya belajar merupakan sebuah proses individu untuk

    mennuju lebih baik lagi.

    4. Masa Pandemi

    Masa pandemi adalah masa atau waktu dimana semua kegiatan

    dilakukan di rumah, hal ini dilakukan karena adanya sebuah wabah yang

    berbahaya yang menyerang kesehatan masyarakat. Sehingga pemerintah

    menganjurkan untuk melakukan kegiatan seperti: ibadah, sekolah, belajar

  • 14

    dan lainnya dilakukan di rumah masing–masing untuk menghindari

    kegiatan bersama dan bergerombol serta dianjurkan untuk selalu menjaga

    kebersihan dan kesehatan badan.

    5. Covid–19

    Covid–19 adalah suatu virus yang penyebarannya berasal dari

    China, dimana virus ini merupakan virus yang menyerang imunitas tubuh

    manusia. Virus ini dapat menyerang dengan cepat melalui kontak fisik

    individu dengan individu, air liur, dan sentuhan dengan benda. Virus ini

    menyerang tenggorokan kemudian menuju saluran pernafasan, virus ini

    dapat dihilangkan dengan cara dipanaskan seperti dengan cara berjemur

    di bawah terik matahari pada pukul 10.00 pagi, selain itu hindari kontak

    fisik dengan orang lain, rajin cuci tangan, dan selalu menggunakan

    masker jika keluar rumah.

    F. Sistematika Penulisan

    Sistem penulisan skripsi model kualitatif adalah sebagai berikut:

    1. Bagian Awal

    Bagian awal terdiri dari halaman sampul, lembar berlogo IAIN,

    halaman sampul dalam, halaman persetujuan pembimbing, halaman

    penegsahan kelulusan, halaman pernyataan keaslian penelitian,

    halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar

    tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak.

    2. Bagian Inti

    Bagian inti skripsi terdiri dari 5 BAB yaitu:

  • 15

    BAB I pendahuluan berisi dari latar belakang masalah, fokus

    penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang terdiri dari manfaat

    teoritis dan manfaat praktis, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.

    BAB II kajian pustaka terdiri dari landasan teori ddan kajian

    pustaka.

    BAB III metode penelitian terdiri dari jenis penelitian, lokasi dan

    waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data,

    dan pengecekan keabsahan data.

    BAB IV paparan dan analisi data terdiri dari paparan data dan

    analisis data.

    BAB V penutup terdiri dari simpulan dan saran

    3. Bagian Akhir

    Pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran, dan daftar

    riwayat hidup.

  • 16

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Peran Motivasi

    a. Peran

    1) Definisi Peran

    Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

    (KBBI) mempunyai arti pemain sandiwara (film), tukang

    lawak pada permainan makyong, perangkat tingkah yang

    diharapkan dimiliki oleh orang yang berkududukan di

    masyarakat.

    Menurut Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu peran

    merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila

    seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai

    dengan kedudukannya, maka ia melakukan suatu peranan.

    Keduanya tidak dapat dipisahkan karena yang satu

    tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Setiap orang

    mempunyai macam–macam peranan yang berasal dari

    pola–pola pergaaulan hidupnya. Hal ini sekaligus berarti

    bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi

    masyarakat serta kesempatan–kesempatan apa yang

    diberikan masyarakat kepadanya.

    Menurut Suhardono peran menurut ilmu sosial

    berati suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika

  • 17

    menduduki suatu posisi dalam struktur sosial tertentu

    (Ariftetsuya.blogspot.co.id/2014). Dengan menduduki

    jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya

    karena posisi yang didudukinya tersebut, artinya bahwa

    lebih memperlihatkan konotasi aktif dinamis dari fenomena

    peran. Seseorang dikatakan menjalankan peran menakala ia

    menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan bagian

    tidak terpisahkan dari status yang disandangnya, setiap

    status sosial terkaitan dengan sutu atau lebih status sosial

    (Bimo Walgito, 2003:7).

    Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan

    (status) yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan status

    merupakan sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki

    seseorang apabila seseorang melakukan hak–hak dan

    kewajiban–kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka

    ia menjalankan suatu fungsi.

    Hakekatnya peran juga dapat dirumuskan sebagai

    suatu rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh

    suatu jabatan tertentu dan kepribadiaan seseorang juga

    mempengaruhi bagaimana peran itu juga harus dijalankan.

    Dari beberapa pengertian tersebut, dapat

    disimpulkan bahwa peran adalah suatu perilaku atau

    tindakan yang diharapkan oleh sekelompok orang dan/atau

    lingkungan untuk dilakukan oleh seseorang individu,

  • 18

    kelompok, organisasi, badan atau lembaga karena status

    atau kedudukan yang dimiliki akan memberikan pengaruh

    kepada individu, kelompok orang dan lingkungan.

    2) Syarat - Syarat Peran

    Menurut Miftah Thoha (1997:237) peran

    merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh

    seseorang yang menempati suatu posisi di dalam status

    sosial, syarat–syarat peran mencakup 3 hal yaitu :

    a) Peran meliputi norma–norma yang dihubungkan

    dengan posisi atau tempat seseorang dalam

    masyarakat. Perananan dalam arti ini merupakan

    rangkaian peraturan–peraturan yang membimbing

    seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

    b) Peran adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat

    dilaksanakan oleh individu–individu dalam

    masyarakat sebagai organisasi. Peran juga dapat

    dikatakan sebagai perilaku individu, yang penting

    bagi struktur sosial masyarakat.

    c) Peran adalah suatu rangkaian yang teratur, timbul

    karena suatu jabatan. Manusia sebagai mahluk

    sosial memiliki kecenderungan untuk hidup

    berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok tadi

    akan terjadi interaksi antara anggota masyarakat

    yang satu dengan anggota masyarakat yang lainnya.

  • 19

    Tumbuhnya interaksi diantara mereka ada saling

    ketergantungan. Dalam kehidupan bermasyarakat

    itu munculah apa yang dinamakan peran (role).

    Peran merupakan aspek yang dinamis dari

    kedudukan seseorang, apabila seseorang melakukan

    hak–hak dan kewajiban–kewajibannya sesuai

    dengan kedudukan maka orang yang bersangkutan

    menjalankan suatu peranan.

    3) Tujuan Peran

    Tujuan peran menurut penulis dilihat dari definisi

    yang ada adalah peran bertujuan untuk memberikan

    individu, kelompok orang atau lingkungan contoh yang

    baik sesuai dengan hak dan kewajibanya, memberikan

    pengaruh yang positif untuk mencapai tujuan yang baik,

    dan memberikan arahan dalam mencapai suatu tujuan.

    b. Motivasi

    1) Definisi Motivasi

    Motivasi berasal dari kata lain motive yang berarti

    dorongan atau baha Inggrisnya to move. Motif diartikan

    sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang

    mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak

    berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor–

    faktorlain, baik faktor eksternal maupun faktor internal.

  • 20

    Hal–hal yang mempengaruhi motif tersebut adalah

    motivasi (Jurnal Adabiya, Vol 1 No : 83, tahun 2015 : 2).

    Berbicara motivasi tidak lepas dari kata motif secara

    morfologi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

    memberikan motivasi dan motif sebagai berikut motif

    adalah kata benda yang artinya pendorong, sedangkan

    motivasi adalah kata kerja yang artinya mendorong (Tim

    Penyusun KBBI, 1997:456).

    Menurut Letfon (1982:143)Motivasi adalah kondisi

    internal yang spesifik dan mengarahkan perilaku seseorang

    ke suatu tujuan (Jurnal UNY, 2012:3).

    Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk

    dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar

    untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

    Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha–usaha yang dapat

    menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu

    tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan

    yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan

    perbuatannya.

    Motivasi mempunyai peranan strategis dalam

    aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang

    belajar tanpa motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada

    kegiatan belajar.

  • 21

    Jadi motivasi adalah dorongan yang menyebabkan

    terjadinya suatu perbuatan atau tindakan. Perbuatan belajar

    pada siswa terjadi karena adanya motivasi untuk melakukan

    perbuatan belajar. Motivasi memiliki peranan yang cukup

    besar dalam upaya belajar, tanpa motivasi hampir tidak

    mungkin siswa melakukan kegiatan belajar. Agar peranan

    motivasi lebih optimal, maka prinsip–prinsip motivasi

    dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus

    diterangkan dalam aktivitas sehari–hari.

    2) Fungsi Motivasi

    Motivasi memiliki fungsi bagi seseorang, karena

    motivasi dapat menjadikan seseorang mengalami

    perubahan kearah yang lebih baik. Motivasi juga dapat

    mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

    Sudirman (2007 : 85) menjelaskan motivasi akan

    mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, karena

    motivasi memiliki fungsi seperti berikut :

    a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai

    penggerak atau motor yang melepaskan energi.

    Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak

    dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

    b) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan

    yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi

  • 22

    dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus

    dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

    c) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan

    perbuatan–perbuatan apa yang harus dikerjakan

    yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

    menyisihkan perbuatan–perbuatan yang tidak

    bermanfaaat lagi bagi tujuan tersebut.

    Oemar Hamalik (2004:175) menjelaskan fungsi

    motivasi anatara lain : mendorong timbulnya kelakuan atau

    suatu perbuatan. Perbuatan belajar akan terjadi apabila

    seseorang tersebut memiliki motivasi sebagai pengarah,

    artinya dapat menjadi jalan agar mampu menuju yang ingin

    dicapai, sebagai penggerak berfungsi sebagai mesin bagi

    mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau

    lambatnya suatu pekerjaan.

    Berdasarkan fungsi motivasi di atas dapat

    disimpulkan bahwa fungsi motivasi adalah memberikan

    arah dalam meraih apa yang diinginkan, menentukan sikap

    atau tingkah laku yang akan dilakukan untuk mendapatkan

    apa yang dinginkan dan juga sebagai pendorong seseorang

    untuk melakukan aktivitas.

  • 23

    3) Konsep Motivasi

    Konsep motivasi dijalaskan oleh Suwanto yang

    dikutip dari (Jurnal Adabiya, vol 1 No. 83, Tahun 2015:4)

    adalah sebagai berikut :

    a) Model Tradisional

    Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja

    meningkat perlu diterapkan sistem insentif dalam

    bentuk uang atau barang kepada pegawai yang

    berprestasi.

    b) Model Hubungan Manusia

    Untuk memotivasi pegawai agar gairah

    kerjanya meningkat adalah dengan mengakui

    kebutuhan sosial mereka dan membuat meraka

    merasa berguna dan penting.

    c) Model Sumber Daya Manusia

    Pegawai dimotivasi oleh banyak faktor,

    bukan hanya uang atau barang tetapi juga kebutuhan

    akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.

    4) Jenis – Jenis Motivasi

    Pendapat mengenai klarifikasi motivasi itu

    bermacam–macam. Beberapa pendapat para ahli psikologi

    di antaranya adalah sebagai berikut :

  • 24

    Menurut Chaplin, motivasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu

    Physiological Drive dan Social Motives. Physiological

    Drive adalah dorongan–dorongan yang bersifat fisik,

    seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya. Sedangkan yang

    dimaksud dengan Social Motivesadalah dorongan–dorongan

    yang berhubungan dengan orang lain, seperti estetis

    dorongan ingin selalu berbuat baik dan etis. Lindzy G. Hall,

    memasukkan kebutuhan kelompok, kebutuhan terhadap

    penghormatan, kebutuhan akan sesuatu yang dicintai

    kedalam social motives (Saleh, 2009:192).

    Menurut Sadirman AM (2011:85) motivasi dibagi menjadi

    dua tipe adalah sebagai berikut :

    a) Motivasi Intrinsik

    Yang dimakud dengan motivasi intrinsik

    adalah motif–motif yang menjadi aktif atau

    berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,

    karena dalam diri setiap individu sudah ada

    dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh

    seseorang yang senang membaca, tidak usah ada

    yang menyurh atau mendorongnya, ia sudah rajin

    mencari buku–buku untuk dibacanya. Kemudian

    kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang

    dilakukan (misalnya kegiatan belajar), maka yang

    dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah

  • 25

    mencapai tujuan yang terkandung di dalam

    perbuatan belajar itu sendiri.

    Sebagai contoh konkrit adalah seorang siswa

    melakukan belajar, karena benar–benar ingi

    mendapatkan pengetahuan, nilai atau ketrampilan

    agar dapat berubah tingkah lakunya secara

    konstruktif, tidak karena tujuan yang lain–lain.

    “intrinsik motivations are inherent in the learning

    situations and meet pupil–needs and purposes”

    itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga

    dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya

    aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan

    dorongan dalam diri dan secara mutlak berkaitan

    dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi

    dicontohkan bahwa seorang belajar, memang benar–

    benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan

    karena ingin pujian atau ganjaran.

    Hal–hal yang dapat menimbulakan motivasi

    intrinsik yang penting adalah :

    i. Adanya kebutuhan, disebabkan oleh adanya

    kebutuhan mka hal ini menjadi pendorong

    bagi anak untuk berbuat dan berusaha.

    ii. Adanya penegtahuan tentang kemajuannya

    sendiri, dengan anak mengetahui hasil–hasil

  • 26

    atau prestasinya sendiri dengan mengetahaui

    apakah ia ada kemajuan atau sebaliknya

    maka hal ini dapat menjadi pendorong bagi

    anak untuk belajar lebih giat lagi.

    iii. Adanya aspirasi atau cita–cita, cita–cita yang

    menjadi tujuan dari hidupnya merupakan

    pendorong bagi seluruh ekgiatan anak,

    pendorong bagi belajarnya. Selain itu, cita–

    cita dari seorang anak sangat dipengaruhi

    oleh tingkat kemampuannya. Anak yang

    mempunyai tingkat kemampuan yang baik,

    umumnya mempunyai cita–cita yang lebih

    realistis, jika dibandingkan dengan anak

    yang mempunyai tingkat kemampuan yang

    kurang atau rendah (Indrakusuma, 1973:63–

    64).

    b) Motivasi Ekstrinsik

    Motivasi Ekstrinsik adalah motif–motif yang

    aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari

    luar (Sudriman, 2011 :85), sebagai contoh seseorang

    belajar karena tahu besok pagi akan ada ujian

    dengan harapan mendaptkan nilai terbaik, sehingga

    akan mendapatkan pujian dari orang tua, teman,

    atau orang lain. Jadi pentingnya bukan karena

  • 27

    belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi belajar

    karena ingin mendapatkan nilai yang terbaik,

    hadiah, dan pujian. Jika dilihat dari segi tujuan

    kegiatan yang dilakukan, secara tidak langsung

    bergayut dengan esensi apa yang dilakukan. Oleh

    karena itu motivasi ekstinsrik dapat juga dikatakan

    sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas

    belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan

    dorongan dari luar yang tidak secara mutlak

    berkaitan dengan aktivitas belajar.

    Hal - hal yang dapat menimbulkan mootivasi

    ekstrensik yang penting adalah :

    i. Gajaran–gajaran yang merupakan alat

    motivasi, yaitu alat yang bisa menimbulkan

    motivasi ekstrensik. Ganjaran dapat menjadi

    pendorong bagi anak untuk beljar lebih giat

    lagi.

    ii. Hukuman–hukuman, biarpun merupakan

    alat pendidikan yang tidak menyenangkan

    serta alat pendidikan yang bersifat negatif,

    namun dapat juga dijadikan motivasi dan

    alat untuk mempergiat belajarnya peserta

    didik. Peserta didik yang pernah

    mendapatkan hukuman, oleh karena

  • 28

    kelaalaian tidak mengerjakan tugas, maka ia

    akan berusaha untuk tidak memperoleh

    hukuman lagi. Hal ini berarti, bahwa ia

    didoromg untuk selalu belajar .

    iii. Persaingan atau kompetisi, persiapan

    sebenarnya adalah berdasarkan kepada

    dorongan untuk kedudukan dan

    penghargaan. Kebutuhan akan kedudukan

    dan penghargaan adalah merupakan

    kebutuhan yang sangat penting bagi

    pertumbuhan dan perkembangan. Oleh

    karena itu, kompetisi dapat menjadi tenaga

    pendorong yang sangat besar, kompetensi

    dapat terjadi dengan sendirinya tetapi dapat

    pula diadakan secara sengaja oleh guru

    (Indrakusuma, 1973:164–165).

    2. Orang Tua

    a. Definisi Orang Tua

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) orang tua

    adalah ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua (cerdik, pandai,

    ahli, dan sebagainya), orang yang dihormati (disegani) di kampung

    (KBBI, 2015:15) .

    Orang tua adalah keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu,

    atau orang dewasa yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik,

  • 29

    mengasuh dan membimbing anak–anaknya untuk mencapai

    tahapan tertentu yang menghantarkan anak siap dalam menghadapi

    segala hal.

    b. Peran Orang Tua

    Orang tua adalah orang yang paling penting dalam

    kehidupan seseorang terutama anak, orang tua memiliki beberapa

    peran penting dalam kehidupan anak–anaknya. Dalam hal ini

    penulis menjabarkan peran orang tua dalam keluarga dan peran

    orang tua dalam pendidikan, karena penulis beranggapan bahwa

    orang tua merupakan keluarga kandung yang sangat berpengaruh

    dalam pendidikan dan dalam belajar anak–anak. Berikut adalah

    penjelasan peran orang tua :

    1) Peran Orang Tua dalam Keluarga

    Di dalam sebuah keluarga peran orang tua sangat

    penting bagi anak, terlebih lagi ketika anak memasuki usia

    sekolah dan menempuh pendidikan. Keluarga memiliki

    pernan ynag sangat penting dalam mengembangkan pribadi

    anak. Keluarga juga dipandang sebagai instansi (lembaga)

    yang dapat memenuhi kebutuhan insane (manusiawi),

    terutama kebutuhan bagi pengembangan kepribadiannya

    dan pengembangan ras manusia.

    Menurut Jhonson (2004:7) peran adalah seperangkat

    perilaku anatar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan

    dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu.

  • 30

    Setiap anggota keluarga memiliki perananan pribadi

    masing–masing, peranan pribadi dalam keluarga didasari

    oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan

    masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat dalam

    keluarga adalah sebagai berikut (Jhonson, 2004:9) :

    a) Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak–

    anak, berperan senagai pencari nafkah, pendidik,

    pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala

    keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya

    serta sebagai anggota masyarakat dari

    lingkungannya.

    b) Ibu sebagai istri dari suami dan ibu bagi anak–

    anaknya, ibu mempunyai peran untuk mengurus

    rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik

    anak–anaknya, sebagai pelindung dan sebagai salah

    satu kelompok dari peran sosialnya serta sebagai

    anggota masyarakat dari lingkunngannya,

    disampinng itu juga ibu dapat berperan sebagai

    pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

    c) Anak–anak melaksanakan peranan psikososial

    sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik,

    mental sosial, dan spritual.

    Menurut Lestari (2012:153) peran orang tua adalah

    cara–cara yang digunakan oleh orang tua terkait erat dengan

  • 31

    pandangan orang tua mengenai tugas–tugas yang mesti

    dijalankan dalam mengasuh anak. Menurut Jhonson

    (2004:8) , mengenai fungsi keluarga adalah sebagai suatu

    pekerjaan atau tugas yang harus dilalakukan didalam atau

    diluar keluarga. Adapun fungsi keluarga terdiri dari :

    a) Fungsi Sosialisasi Anak

    Fungsi sosialisasi menunjuk pada peranan

    keluarga dalam membentuk kepribadian anak.

    Dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan

    anak menjadi anggota masyrakat yang baik.

    b) Fungsi Afeksi

    Salah satu kebutuhan dasar manusia ialah

    kebutuhan kaish sayang atau rasa cinta. Dilihat dari

    bagaimana keluarga secara intuitif merasakan

    perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain

    dalam mengkomunikasikan dan berinteraksi anatr

    sesama anggota keluarga, sehingga saling penegrtian

    satu sama lain dan menumbuhkan keharmonisan

    dalam keluarga.

    c) Fungsi Edukasi

    Kelaurga merupakan lingkungan pendidikan

    yang pertama dan utama bagi anak. Keluarga

    berfungsi sebagai “transmitterbudaya atau

    mediator” sosisal budaya bagi anak.

  • 32

    Menurut UU No. 2 Tahun 1989 Bab IV Pasal 10

    Ayat 4 :”Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur

    pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam

    keluarga dan memberikan keyakinan agama, nilai budaya,

    nilai moral dan ketrampilan”. Berdasarkan Undang–Undang

    tersebut, maka fungsi keluarga dalam pendidikan adalah

    menyangkut penanaman, pembimbingan atau pembiasaan

    nilai–nilai agama, budaya dan ketrampilan–ketrampilan

    tertentu yang bermanfaat bagi anak. Hal itu dapat dilihat

    dari pertumbuhan seorang anak mulai dari bayi, belajar

    berjalan, hingga mampu berjalan. Keluarga mendidik dan

    menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan

    dan masa depan anak.

    Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diketahui

    bahwa tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak

    tidak hanya sebatas mampu mempertahankan hidupnya,

    namun lebih dari itu adalah mampu memaknai hidupnya

    sehingga mampu menjadi manusia yang lebih baik didalam

    masyarakat.

    d) Fungsi Religius

    Dalam masyarakat Indonesia dewasa ini

    fungsi di kelaurga semakin berkembang, diantaranya

    fungsi keagamaan yang mendorong

    dikembangkanya keluarga dan seluruh anggotanya

  • 33

    menjadi insan–insan agama yang penuh keimanan

    dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

    e) Fungsi Protektif

    Keluarga merupakan tempat yang nyaman

    bagi para anggotanya, dilihat dari bagaimana

    keluarga melindungi anak sehingga anggota

    keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.

    f) Fungsi Rekreatif

    Fungsi ini bertujuan untuk memberikan

    suasana yang sangat gembira dalam lingkungan.

    g) Fungsi Ekonomis

    Anggota keluarga bekerjasama sebagai suatu

    team dan andil bersama dalam hasil mereka. Fungsi

    ekonomis ini juga dapat dilihat dari bagaimana

    jepala keluarga mecari penghasilan, mengatur

    penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat

    memenuhi kebutuhan–kebutuhan keluarga.

  • 34

    h) Fungsi Status Sosial

    Keluarga berfungsi sebagai suatu dasar yang

    menunjukkan kedudukan atau status bagi anggota–

    anggotanya. Dalam sebuah keluarga, seseorang

    menerima serangkaian status berdasarkan umur,

    urutan kelahiran, dan sebagainya.

    Disamping fungsi keluarga yang telah dijelaskan di

    atas, diantara tugas keluarga menurut Bahiyatun (2011:65),

    sebuah keluarga juga tidak terlepas dari tugas–tugas yang

    harus dilaksnakan oleh anggota keluarga adalah sebagai

    berikut :

    a) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

    b) Pemeliharaan sumber–sumber daya yang ada dalam

    keluarga.

    c) Pembagian tugas masing–masing sesuai dengan

    kedudukanya.

    d) Sosialisasi antara anggota keluarga.

    e) Pengaturan jumlah anggota keluarga.

    f) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

    g) Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat

    yang lebih luas.

    h) Membangkitkan dorongan dan semangat para

    anggota keluarga.

  • 35

    Setalah menegtahui tentang tugasdan fungsi

    keluarga, menurut Nirwana (2011:159–161), peran kedua

    orang tua dalam keluarga adalah sebagai berikut:

    a) Kedua orang tua mempunyai tugas untuk

    menyanyangi anak–anaknya.

    b) Orang tua mempunyai tugas dalam menjaga

    ketentraman dan ketenangan lingkungan rumah serta

    menyiapkan ketenangan jiwa anak–anak.

    c) Saling menghormati antara orang tua dan anak

    dengan kata lain yaitu mengurangi kritik dan

    pembicaraan negatif berkaitan dengan kepribadian

    dan perilaku mereka serta menciptakan iklim kasih

    sayng dan keakraban, dan pada waktu yag

    bersamaan kedua orang tua harus menjaga hak–hak

    hukum mereka terkait dengan diri mereka dan orang

    lain.

    d) Mewujudkan kepercayaan, sebagai oang tua

    memberikan penghargaan dan kelayakan kepada

    mereka (anak–anak), karena hal ini akan menjadikan

    mereka maju dan berusaha serta berani dalalm

    bersikap.

    e) Mengadakan perkumpulan keluarga, dengan

    mengadakan perkumpulan atau pertemuan secara

    pribadi dengan anak maka sebagai orang tua bisa

  • 36

    mengetahui kebutuhan jiwa anak, mereka selalu

    ingin tahu tentang dirinya sendiri. Orang tua

    merupakan tempat rujukan bagi sejuta permasalahan

    anak, jangan sampai anak mendaptkan informasi

    dalam kehidupan keseharian dari orang lain, oleh

    karena itu perlu adanya kedekatan. Orang tua

    merupakan teladan bagi anak dalam pembentukan

    karakter dan kepribadian.

    Berdasarkan uraian tentang tugas, fungsi dan peran

    orang tua dan keluarga, maka dapat disimpulkan bahwa

    orang tua memiliki posisi yang sangat menentukan

    keberhasilan sebuah keluarga dan keberhasilan dari seorang

    anak, dimana orang tua yang mampu melaksanakan tugas,

    fungsi, dan perannya dengan baik maka anak akan tumbuh

    dan dapat memberikajn teladan serta dapat menjadi

    pendorong bagi semangat dan motivasi anak dalam

    kehidupannya.

    2) Peran Orang Tua dalam Pendidikan

    Peran orang tua dalam pendidikan akan menentukan

    keberhasilan bagi pendidikan anak–anaknya, di antara

    orang tua dalam pendidikan adalah sebagai berikut :

    a) Pendidik (edukator)

    Pendidik dalam Islam yang pertama dan

    utama adalah orang tua yang bertanggungjawab

  • 37

    terhadap anak didik dengan mengupayakan

    perkembangan seluruh potensi anak didik, baik

    potensi afektif, potensi kognitif dan potensi

    psikomotor.

    b) Pendorong (motivator)

    Motivasi adalah daya penggerak atau

    pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan.

    Motivasi bisa berasal dari dalam diri (intrinsik)

    yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari,

    umumnya karena kesadaran dan pentingnya sesuatu.

    Dan motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik)

    yaitu dorongan yang datang dari luar diri

    (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru, teman–

    teman dan anggota masyarakat.

    c) Fasilitator

    Anak yang sedang belajar selain harus

    terpenuhi kebutuhan pokonya, juga membutuhkan

    fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi,

    penerangan, alat tulis menulis, buku dan lain–lain.

    Jadi orang tua berkewajiban memenuhi fasilitas

    belajar agar proses belajar berjalan dengan lancar.

    d) Pembimbing

    Sebagai orang tua tidak hanya berkewajiban

    memberikan fasilitas dan biaya sekolah saja. Tetapi

  • 38

    anak juga membutuhkan bimbingan dari orang

    tuanya.

    Sekolah merupakan kegiatan yang berat dalam

    proses belajar banyak dijumpai kesulitan, kadang–kadang

    anak mengalami lemah semnagat. Orang tua wajib

    memberikan pengertian dan dorongannya untuk membantu

    sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah.

    Oleh sebab itu orang tua harus mempunyai waktu dalam

    mendampingi anak–anaknya. Pada saat itulah anak diberi

    pengarahan dan nasehat agar lebih giat belajar.

    Gunarsa (2006:62) mengemukakan bahwa sikap

    orang tua yang perlu mendapatkan perhatian, guna

    perkembangan moral anaknya adalah:

    a) Konsitensi dalam mendidik dan mengajar anak–

    anak

    Keharusan adanya konsistensi dalam hal–hal

    apa yang mendatangkan pujian atau hukuman pada

    anak, juga anatara ayah dan ibu harus ada

    kesesuaian dalam melarang atau memperbolehkan

    tingkah–tingkah laku pada anak.

    b) Sikap orang tua dalam keluarga

    Seseorang anak akan meniru sikap dari

    orang–orang yang paling dekat dengan dirinya dan

  • 39

    yang ditemuinya setiap hari seperti orang tua dan

    keluarga.

    c) Penghayatan orang tua akan agama yang dianutnya

    Orang tua yang sungguh–sungguh

    menghayati kepercayaannya kepada Tuhan, akan

    mempengaruhi sikap dan tindakan mereka sehari–

    hari. Anak yang banyak dibekali dengan ajaran–

    ajaran agama, hidup dalam kepercayaan dan

    kesetiaan kepada Tuhan, semua itu dapat menjadi

    dasar yang kuat untuk perkembangan moral anak

    serta keseluruhan kehidupan dikemudian hari.

    d) Sikap konsekuen orang tua dalam mendisiplinkan

    anaknya

    Orang tua yang tidak menghendaki anak–

    anaknya untuk berbohong, bersikap tidak jujur,

    harus pula ditunjukkan dalam sikap orang tua

    sendiri dalam kehidupan sehari–hari. Dalam hal ini

    orang tua perlu menjaga sikapnya.

    Adanya ketidaksesuaian antara apa yang

    diajarkan atau dituntut orang tua terhadap anaknya,

    dengan apa yang dilihat anak sendiri dari kehidupan

    orang tuanya dapat menimbulkan konflik dalam diri

    anak dan anak dapat menggunakan hal tersebut

  • 40

    sebagai alasan untuk tidak melakukan apa yang

    telah diajarkan orang tuanya.

    Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan tersebut,

    maka dapat dikatakan bahwa peran orang tua terhadap

    perkembangan moral anak juga sangat penting baik secara

    langsung maupun tidak langsung yaitu bagaimana cara dan

    sikap orang tua dalam mendidik, mendisiplinkan, dan

    menanamkan nilai–nilai moral pada anak–anaknya,

    sedangkan peran orang tua terhadap pengembangan moral

    secara yidak langsung yaitu bagaimana tata cara dan sikap

    hidup orang tua sendiri sehari–hari yang ditirukan oleh anak

    melalui proses belajar.

    3. Belajar Matematika

    a. Belajar

    1) Definisi Belajar

    Belajar merupakan usaha yang dilakukan individu

    untuk memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru yang

    dapat merubah tingkah laku, baik kognitif, afektif, maupun

    psikomotorik. Belajaar juga dapat terjadi karena interaksi

    yang dialami oleh individu. Sardiman (2003:20)

    menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah

    laku atau penampilan dnegan serangkaian kegiatan,

    misalnya dengan membaca, mengamati, mendengar,

    meniru, dan lain sebagainya.

  • 41

    Pengertian lain mengenai belajar dikemukakan oleh

    Sugiharono, dkk (2007:74) ynag mengidentifikasi bahwa

    belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku

    sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya

    dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oemar Hamalik

    (1983:21) menyatakan bahwa belajar adalah suatu bentuk

    pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang

    dinyatakan dalam cara–cara bertingkah laku yang baru

    berkat pengalaman dan pelatihan.

    Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas

    maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses

    dimana seorang individu mendapatkan hal atau informasi

    baru yang terlihat dari interaksi tingkah laku dengan

    lingkungannya.

    2) Karakteristik Belajar

    Perilaku belajar seseorang dapat dilihat dari

    perubahann–perubahan yang terjadi pada individu yang

    bersangkutan, karena perubahan itu menunjukkan individu

    tersebut telah mengalami perilaku belajar. Sugihartono, dkk

    (2007:76) menjelaskan ciri–ciri perilaku belajar sebagai

    berikut :

    a) Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar.

    b) Perubahan bersifat continue dan fungsional.

    c) Perubahan bersifat positif dan aktif.

  • 42

    d) Perubahan bersifat permanen.

    e) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.

    f) Perubahan mengcangkup seluruh aspek tingkah

    laku.

    Berdasarkan penjelasan ciri–ciri perilaku belajar

    ditandai dengan perubahan tingkah laku yang terjadi pada

    individu, baik itu perubahan tingkah laku yang terjadi

    secara sadar maupun tidak sadar, perubahan bersifat positif

    maupun yang terarah.

    3) Tujuan Belajar

    Belajar dilakukan karena tujuan yang ingin dicapai,

    tujuan tersebut yaitu untuk mendapatkan ilmu maupun

    pengetahuan yang baru. Ditinjau secara umum, Sardiman

    A.M (2003:26–27) menjelaskan tujuan belajar ada tiga jenis

    yaitu :

    a) Untuk mendapatkan pengetahuan.

    b) Penanaman konsep dan keterampilan.

    c) Pembentukan sikap.

    Berdasarkan tujuan belajar tersebut dapat

    disimpulkan bahwa belajar dilakukan dengan tujuan untuk

    mendapatkan informasi atau pengetahuan baru yang dapat

    digunakan.

  • 43

    4) Prinsip–PrinsipBelajar

    Didalam melaksanakan prosesbelajar, banyak hal

    yang harus diperhatikan agar tujuan belajar dapat tercapai.

    Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam proses belajar

    adalah memperhatikan beberapa prinsip belajar Soekamto

    dan Winataputra (Baharuddin, 2007:16) menyatakan bahwa

    :

    a) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus

    belajar bukan orang lain. Untuk itu siswa harus

    bertindak aktif.

    b) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat

    kemampuannya.

    c) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat

    penguatan langsung pada setiap langkah yang

    dilakukan selama proses belajar.

    d) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang

    dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih

    berarti.

    e) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila

    ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh

    atas belajarnya.

    Dengan adanya prinsip belajar tersebut maka proses

    belajar akan berjalan secara menyenangkan, efektif, dan

  • 44

    efisien. Hasil belajar yang diperoleh siswa pun akan

    maksimal sehingga tujuan belajar akan tercapai.

    5) Jenis–Jenis Belajar

    Manusia memiliki beragam potensi, karakter, dan

    kebutuhan dalam melaksanakan proses belajar. Karena itu

    banyak jenis–jenis belajar yang dapat dlakukan oleh

    manusia. Menurut Gagne (Sudjana, 1989:46) berpendapat

    bahwa jenis–jenis belajar dilihat dari prosesnya dibagi

    menjadi 8 jenis, yaitu :

    a) Belajar signal yaitu memberikan reaksi terhadap

    perangsang.

    b) Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan

    yaitu memberikan reaksi yang berulang–ulang

    manakala terjadi reinforcement atau penguatan.

    c) Belajar membentuk rangakaian yaitu belajar

    menghubung–hubungkan gejala/faktor/yang satu

    dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan

    (rangkaian) yang berarti.

    d) Belajar asosiasi verbal yaitu memberikan reaksi

    dalam bentuk kata–kata, bahasa, terhadap

    perangsang yang diterimanya.

    e) Belajar memberikan hal yang majemuk yaitu

    memberikan reaksi yang berbeda terhadap

    perangsang yang hampir sama sifatnya.

  • 45

    f) Belajar kosep yaitu menempatkan obyek menjadi

    satu klasifikasi tertentu.

    g) Belajar kaidah atau beljar prinsip yaitu

    menghubung–hubungkan beberapa konsep.

    h) Belajar memecahkan masalah yaitu menggabungkan

    beberapa kaidah atau prinsip, untuk memecahkan

    persoalan.

    b. Matematika

    1) Definisi Matematika

    Matematika berasal dari bahasa Yunani

    matheinyang berarti mempelajari. Kata tersebut mempunyai

    hubungan yang erat dengan bahasa Sansekerta yang berasal

    dari kata medha atau widya yang mempunyai arti

    kepandaian, ketahuan. Lebih tepatnya matematika disebut

    dengan ilmu pasti, karena dengan menguasai matematika

    orang akan belajar mengatur jalan pikirannya dan belajar

    menambah kepandainnya.

    Matematika menurut (Muhlisrarini, 2014:47–48)

    tidak didefinisikan dengan mudah dan tepat, hal ini

    mengingat ada berbagai banyak fungsi dan peranan dalam

    matematika terhadap mata pelajaran yang lain. Beberapa

    orang mendefinisikan matematika berdasarkan dengan

    struktur matematika, pola matematika, dan bidang lain.

    Maka dari itu, peradapan manusia sangat pesat dengan

  • 46

    adanya partisipasi matematika dalam mengikuti perubahan

    dan perkembangan zaman. Matematika sejak peradaban

    manusia bermula sudah sangat bermanfaat dan memainkan

    peran yang sangat besar bagi kehidupan sehari–hari.

    Banyak symbol, rumus, teorema, aksioma, dalil, ketetapan,

    dan konsep–konsep yang digunakan untuk membantu

    perubahan hidup manusia pada zaman yang terus

    berkembang ini. Maka definisi umum matematika menurut

    Hamzah dan Muhlisrarini yaitu :

    a) Matematika adalah cabang pengetahuan eksak dan

    terorganisasi.

    b) Matematika adalah ilmu tentang keluasaan atau

    pengukuran dan tata letak.

    c) Matematika adalah ilmu tentang bilangan–bilangan

    dan hubungan–hubungannya.

    d) Matematika berhubungan dnegan ide–ide, struktur–

    struktur, dan hubungan–hubungannya yang diatur

    menurut urutan yang logis.

    e) Matematika adalah ilmu deduktif dan tidak

    menerima generalisasi yang didasarkan pada

    observasi (induktif) tetapi diterima generalisasi

    yang didasarkan kepada pembuktian secara

    deduktif.

  • 47

    f) Matematika adalah ilmu tentang struktur yang

    teroganisasi mulai dari unsur yang tidak

    terdefinisikan ke aksioma atau postulat, akhirnya ke

    dalil atau teorema.

    g) Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai

    bentuk, susunan, besaran, dan konsep–konsep

    hubungan lainnya yang jumlahnya banyak dan

    terbagi ke dalam tiga bagian yaitu aljabar, analisis,

    dan geometri.

    Menurut (Fathani, 2012:23) mengemukakan bahwa

    definisi secara umum bahwa diantaranya :

    a) Matematika sebagai pola pikir yang terorganisasi.

    b) Matematika sebagai alat.

    c) Matematika sebagai pola pikir deduktif.

    d) Matematika sebagai cara bernalar.

    e) Matematika sebagai bahasa artifisial.

    f) Matematika sebagai seni yang kreatif.

    Berdasarkan uraian diatas bahwa belajar

    matematika dapat menambah pengetahuan dan wawasan

    seseorang, selain itu matematika adalah ilmu pasti yang

    harus dipelajari semua orang karena matematika selalu ada

    dalam kehidupan sehari–hari.

  • 48

    2) Karakteristik Matematika

    Ada beberapa karakteristik yang dimiliki

    matematika yaitu:

    a) Memiliki objek kajian abstrak.

    b) Bertumpu pada kesepakatan.

    c) Berpola pikir deduktif.

    d) Memiliki symbol yang kosong dari arti.

    e) Memperhatikan semesta pembicaraan.

    f) Konsisten dalam sistemnya.

    g) Kakulasi.

    h) Memiliki konsep.

    i) Bersifat logis dan dapat di nalar.

    Dalam belajar matematika perlu banyak yang harus

    dipelajari, dipahami, dan dimengerti baik melalui rumus

    pasti, logika dan penalaran. Oleh sebab itu dukungan dari

    dalam diri dan dari luar diri harus selalu kuat, supaya lebih

    mudah untuk belajar matematika.

    4. Masa Pandemi

    a. Definisi Masa Pandemi

    Masa pandemi adalah masa di mana semua kegiatan yang

    dilakukan manusia diluar rumah dihimbau untuk di rumah saja

    seperti : ibadah, pembelajaran, kegiatan belanja dan lainnya

    dilakukan secara online, selain itu kegiatan yang melibatkan

  • 49

    banyak orang dihimabau untuk tidak melakukannya dahulu dalam

    kurung waktu yang tidak dapat ditentukan. Masa pandemi ini

    terjadi karena adanya suatu wabah virus yang menyerang

    kekebalan tubuh manusia berakibatkan seseorang mengalami

    panas, batuk, pilek, dan sesak nafas bahkan mengalami kematian.

    Virus ini berasal dari Wuhan, Cina yang disebut dengan Virus

    Covid–19 atau Corona, virus covid–19 ini dapat melalui sentuhan

    langsung, air liur, dan menempel pada benda–benda yang telah

    bersentuhan langsung dengan pasien positif covid–19.

    Masa pandemi ini juga diatur secara tegas oleh

    pemerintahan Republik Indonesia dengan tujuan untuk mengurangi

    penyebaran virus covid–19 ini. Diberlakukannya masa pandemi

    mengakibatkan banyak mengalami pro dan kontra oleh masyarakat

    pada umumnya, banyak masyarakat yang mengalami kesulitan

    ekonomi, banyak masyarakat yang menjadi korban PHK, banyak

    siswa yang mengeluh tugas banyak dan lain sebagainya. Dalam

    menanggapi hal tersebut pemerintah berupaya untuk memberikan

    bantuan ekonomi baik berupa uang maupun makanan pokok setiap

    bulannya. Selain itu untuk menghilangkan ras jenuh pada anak–

    anak sekolah, pemerintah memberikan tanyangan televisi yang

    mendidik dan menyangkut kegiatan belajar mengajar selama

    dirumah.

  • 50

    Pemerintah juga memberikan aturan bagi yang harus tetap

    bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu dengan cara

    memprotokolkan untuk :

    1) Cuci tangan menggunakan sabun.

    2) Memakai masker ketika keluar rumah.

    3) Menjaga jarak dengan orang lain.

    4) Diharapkan tidak saling bersentuhan.

    5) Jika pulang berpergian dihimbau untuk segera mandi dan

    ganti pakaian.

    6) Berjemur setiap hari pukul 10.00.

    Dalam hal ini penulis mengfokuskan masalah belajar

    dirumah selama pandemi, disini penulis berpendapat bahwa

    pentingnya pendampingan, perhatian, dorongan, dan motivasi

    orang tua dalam membimbing anak untuk belajar di rumah. Dengan

    adanya dorongan dan motivasi orang tua, anak akan lebih senang,

    giat, dan semangat dalam belajar terutama belajar mata pelajaran

    yanng dianggap sulit yaitu matematika.

    5. Covid–19

    Pada awal tahun 2020 dunia dikejutkan dengan wabah virus

    Covid–19 (Corona) yang menginfeksi hampir seluruh negara di dunia.

    Di Indonesia sendiri pemerintah telah mengeluarkan status darurat

    bencana terhitung mulai tanggal 29 Februari 2020 hingga 29 Mei 2020

    terkait pandemi virus Covid–19 ini. Virus yang menyerang kekebalan

    tubuh manusia ini dapat menyebabkan pasien mengalami gejala batuk,

  • 51

    suhu badan tinggi, sakit tenggorokan, dan sesak nafas. Tetapi virus ini

    juga tidak menimbulkan gejala, hal ini yang sangat menakutkan bagi

    masyarakat Indonesia karena virus covid–19 dapat juga menimbulkan

    kematian bagi pasien.

    Untuk mencegah virus ini masyarakat dihimabau untuk

    selalu menjaga kebersihan dan kekebalan tubuh dengan cara

    berolahraga dan berjemur dibawah sinar matahari, menurut badan

    kesehatan virus ini tidak tahan panas sehingga jika terkena panas terus

    menerus virus ini akan mati.

    B. Penelitian Terdahulu

    Terdapat beberapa penelitian yang memiliki keterkaitan pada

    penelitian yang berjudul “PeranOrang Tua Dalam

    MeningkatkanMotivasi Belajar Matematika Pada Masa Pandemi

    Covid–19 Studi Kasus Siswa SMP Kelas VIII Di Desa Lebak Tahun

    2020” baik dari segi metodelogi maupun dari segi materi. Beberapa

    diantara penelitian itu adalah sebagai berikut :

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Silvi Juwita dalam skripsi ( Institut

    Islam Negeri Bukittinggi, Tahun 2018) yang berjudul “Pengaruh

    Motivasi Belajar dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar

    Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Baso Tahun 2018/2019)

    penelitian ini menarik kesimpulan bahwa pada sampel 31 orang siswa

    kelas VII yang dipilih secara random sampling . Instrumen yang

    digunakan untuk pengambilan data adalah instrumen angket motivasi

    belajar yang terdiri dari 45 item pertanyaan dan instrumen perhatian

    orang tua yang terdiri daari 38 item pernyataan daan hasil belajar

  • 52

    matematika siswa diperoleh dari guru Matematika SMP Negeri 1 Baso.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial motivasi belajar

    terhadap hasil belajar matematika siswa dengan sumbangan sebesar

    20, 307% perhatian orang tua terhadap hasil belajar matematika

    dengan sumbangan sebesar 16, 3406%, dan motivasi belajar dan

    perhatian orang tua secara simultan memberikan pengaruh yang

    signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP

    Negeri 1 Baso Tahun Pelajaran 2018/109 dengan sumbangan sebesar

    25, 2004%.

    Dari uraian dapat ditarik kesimpulan bahwa skripsi di atas,

    bahwa memiliki persamaan dengan skripsi penulis yaitu tentang peran

    motivasi dan peran orang tua terhadap hasil belajar, tetapi pada skripsi

    di atas tidak pada masa pandemi Covid–19 seperti yang dituliskan oleh

    penulis.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Alim dalam skripsi berjudul

    “Peran Motivasi Dalam Mengukir Prestasi” (Fakultas Ilmu

    Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta) mengahasilkan, banyak

    bakat anak yang tidak berkembang karena tidak diperbolehnya

    motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat,

    maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapailah hasil–hasil

    yang semula tidak diduga. Motif menunjukkan suatu dorongan yang

    timbul dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut

    mau bertindak melakukan sesuatu. Motivasi adalah kondisi internal

    spesifik dan mengarahkan perilaku seseorang ke suatu tujuan. Prestasi

  • 53

    merupakan dorongan untuk mengatasi kendala, melaksanakan

    kekuasaan, berjuang untuk melakukan sesuatu yang sulit sebaik dan

    secepat mungkin, setiap orang mempunyai motif bawaan yang selalu

    diperjuangkan untuk dipenuhi yang bergerak dari motif yang paling

    sederhana yaitu kebutuhan fisiologis sampai aktualisasi diri. Motivasi

    berprestasi terkandung daalam kebutuhan berinteraksi dan kebutuhan

    untuk berkembang. Motivasi berprestasi adalah faktor penting yang

    menentukan tingkat pertumbuhan masyarakat.

    Dalam skripsi di atas berisi tentang peran motivasi untuk

    mengukir prestasi, dalam hal ini memiliki persamaan dengan penulis

    yaitiu tentang peran motivasi. Perbedaan dalam tulisan di atas dengan

    tulisan penulis adalah tulisan di atas menjelaskan tentang prestasi

    dalam bidang olahraga, sedangkan penulis menjelaskan peran motivasi

    dalam bidang pendidikan matematika.

    3. Penlitian yang dilakukan oleh Tri Sumiyati dalam skripsi yang

    berjudul “pengaruh perhatian orang tua, konsep diri, motivasi belajar

    terhadap hasil belajar siswa tentang matemtika kelas VIII SMP Negeri

    di Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong (Universitas

    Tadulako) menghasilkan kesimpulan bahwa perhatian orang tua

    berpengaruh langsung secara signifikan terhadap hasil belajar siswa,

    konsep diri siswa berpengaruh langsung secara signifikan terhadap

    hasil belajarsiswa, perhatian orang tua berpengaruh tidak langsung

    secara signifikan terhadap hasil belajar siswa melalui motivasi belajar,

    konsep diri siswa berpengaruh tidak langsug secara signifikan terhadap

  • 54

    hasil belajar siswa melalui motivasi belajar, dan perhatian orang tua,

    konsep diri, serta motivasi belajar berpengaruh secara signifikan baik

    secara langsung maupun tidak langsung terhadap hasil belajar

    matematika.

    Dalam skripsi di atas menjelaskan tentang pengaruh perhatian

    orang tua, konsep diri, dan motivasi belajar terhadap hasil belajar

    siswa kelas VIII SMP. Hal ini memiliki persamaan dengan penulis

    tentang motivasi dari orang tua dengan studi kasus siswa SMP kelas

    VIII. Tetapi skripsi di atas mengambil data dalam keaadaan normal,

    sedangkan penulis mengambil data dalam keadaan pandemi Covid–19.

  • 55

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari penggunaan metode penelitian

    sebagai pedoman agar kegiatan penelitian berjalan dengan baik. Sebuah penelitian

    dapat dikatakan mencapai hasil yang maksimal jika peneliti paham dan mengerti

    metode apa yang digunakan dalam penelitian tersebut. Metode penelitian yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah :

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan

    pendekatan deskriptif kualitatif. Jenis penelitian ini menggunakan

    pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang datanya kualitatif berupa

    pernyataan, kalimat, dan dokumen. Metode yang digunakan adalah

    penelitian lapangan yang menggunakan sumber data dan proses

    penelitiannya menggunakan lokasi tertentu.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu

    penelitian yang berusaha menggunakan pendeskripsian suatu kejadian

    yang terjadi pada saat yang dialami. Sedangkan penelitian kualitatif

    menurut Strauss dan Corbin yang ditulis oleh (Rahmat, 2001:2) penelitian

    kualitatif adalah penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah

    laku, fungsional organisasi, aktivitas sosial, dan lain–lain. Salah satu

    alasan menggunakan metode yang digunakan untuk menemukan dan

    memahami apa yang tersembunyi di balik kejadian yang terkadang

    merupakan sesuatu yang sulit dimengerti dan dipahami.

  • 56

    Dengan demikian, bahwa penelitian bertujuan untuk

    mendeskripsikan tentang semua penerapan dalam kehidupan sehari–hari.

    Adapun penerapan yang dimaksud adalah peran penting motivasi orang

    tua dalam belajar matematika pada masa pandemi covid–19 studi kasus

    siswa SMP kelas VIII di Desa Lebak tahun 2020.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Dalam penelitian ini penulis bertugas sebagai pengamat partisipan.

    Tugas peneliti mengumpulkan data dari narasumber yang sudah

    ditentukan. Peneliti menggunakan instrumen wawancara yang hasilnya

    digunakan untuk sumber data yang valid dalam penelitian ini. Peneliti

    mendatangi objek penelitian dimana sampel ditentukan oleh peneliti.

    Maka dari itu peneliti harus datang langsung di lokasi penelitian sampai

    memperoleh data yang diperlukan.

    Lokasi dalam penelitian ini mengambil di setiap rumah narasumber

    (informan), yang terletak di 3 Dusun yaitu Dusun Domas, Dusun Lebak

    Tengah dan Dusun Bulusari, Desa Lebak, Kecamatan Bringin, Kabupaten

    Semarang.Penelitian diadakan pada tanggal 23 Mei 2020 sampai selesai di

    rumah setiap narasumber (informan).

    C. Sumber Data

    Data–data yang sudah terkumpul melalui penelitian ini adalah data

    yang sesuai dengan fokus penelitian peran motivasi orang tua dalam

    belajar matematika pada masa pandemi covid–19 studi kasus siswa SMP

    kelas VIII di Desa Lebak tahun 2020. Menurut (Sugiyono, 2016:225)

    mengemukakan bahwa dapat dilihat dari sumber datanya maka

  • 57

    pengumpulan data tersebut dapat menggunakan sumber primer dan sumber

    sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang diberikan langsung

    kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang

    tidak diberikan langsung kepada pengumpul data. Adapun sumber yang

    diambil yaitu:

    1. Sumber data primer

    Sumber data primer adalah sumber data yang didapatkan peneliti

    secara langsung cerita–cerita menjadi saksi mata pada saat peristiwa

    terjadi. Sumber data ini disebut dengan data asli atau data baru.

    Sumber data ini didapatkan dari hasil wawancara dan observasi orang

    tua dan siswa SMP kelas VIII di Desa Lebak.

    2. Sumber data sekunder

    Sumber data sekunder adalah sumber yang dikumpulkan peneliti

    dari cerita–cerita atau peristiwa yang tidak disaksikan secara langsung.

    Data sekunder disebut juga dengan data tertulis atau data yang

    tersedia. Data sekunder berasal dari buku, majalah ilmiah, dokumen

    pribadi, dokumen resmi, arsip, skripsi terdahulu, dan lain – lainnya.

    Data sekunder tersebu