PERAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MOTIVASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9740/1/Skripsi...
Transcript of PERAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MOTIVASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9740/1/Skripsi...
-
i
PERAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MOTIVASI
BELAJAR MATEMATIKA PADA MASA PANDEMICOVID–
19(Studi Kasus) SISWA SMP KELAS VIIIDI DESA LEBAK
TAHUN 2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
UMI SA’ ADAH
NIM. 23070160052
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
-
ii
-
iii
PERAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MOTIVASI
BELAJAR MATEMATIKA PADA MASA PANDEMI COVID–
19(Studi Kasus) SISWA SMP KELAS VIII DI DESA LEBAK
TAHUN 2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
UMI SA’ ADAH
NIM. 23070160052
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
-
iv
-
v
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JalanLingkar Salatiga KM.2 Telepon.(0298) 6031364 KodePos 50716 Salatiga
Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.ide-mail: [email protected]
http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id/
-
vi
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
-
vii
MOTTO
“Belajar, berdoa, dan berusaha adalah kunci kesuksesan hidup”
-
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilalamin, atas Rahmat dan Karunia – Nya akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis persembahkan skripsi ini untuk :
1. Kedua orang tua yang saya cintai setulus hati (Bapak Rohyadi dan Ibu Siti
Rahmawati) yang tidak pernah berhenti untuk mendoakan, memberikan
dukungan, merawat serta membimbing, dan memberikan kasih sayang
yang tulus serta pengorbanan yang penuh sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan semangat dan lacar.
2. Kedua adikku yang saya sayangi (Adik Muhammad Arif Yanur dan Adik
Muhamad Kahlil Rahmadi) yang selalu menghibur saya.
3. Seluruh keluarga besar Kakek Ahmad Kasdi dan Nenek Siti Khomariyah
(Alm).
4. Seluruh keluarga besar Kakek Khoiri dan Nenek Sulami
5. Teman–teman PPL SMA Negeri 1 Bringin dan Teman – teman KKN Desa
Jaten posko 223.
-
ix
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Alhamdulillahhirobbilalaimin puji syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah–Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peran Orang Tua Dalam
Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Pada Masa Pandemi Covid–
19(Studi Kasus) Siswa SMP Kelas VIII Di Desa Lebak Tahun 2020”.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat, serta pengikutnya yang selalu setia menjadikanNya suri
tauladan. Penulis menyadari skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan terimakasih dengan
ketulusan hati, khususnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Pd.I. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Bapak Prof. Dr. Winarno, M.Pd, S.Si. selaku Ketua Program Studi Tadris
Matematika.
4. Bapak Sutrisna, S.Ag, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membimbing dari semester satu hingga akhir.
5. Bapak Mufiq, S.Ag, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
membimbing dengan ikhlas, penuh kesabaran, mencurahkan tenaga, pikiran,
dan waktunya dalam membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
-
x
7. Ibu Wali Murid dan siswa kelas VIII di Desa Lebak selaku Narasumber yang
telah memberikan informasi kepada penulis dalam melakukan penelitian.
8. Bapak, Ibu, dan Adik–adikku tersayang yang telah memberikan doa dan
dorongan sehingga terwujudnya skripsi ini.
9. Keluarga besar Kakek Ahmad Kasdi yang telah memberikan doa dan
semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
10. Keluarga besar Kakek Khoiri yang telah memberikan doa dan dukungannya
sehingga penulis dapat meneyelesaikan skripsi ini dengan baik.
11. Teruntuk sahabat dekat saya Zahara, Eka Zuliana, Faizal Difa, Inge Pricelia,
Lintang Jati, Hikmatul Aryfah, Lini Irsati, Siti Zulianti Elma, Uswatun
Khasanah, Hani Rosidariyah, Lintang Permatasari, Erika Isnaini, Nurul Laili,
Rizka Maulidiyah, Aulia Dyne, Yulida Anggry, Indah Sekar, dan Faizah
Hasna yang telah memberikan doa dan dukungannya.
12. Teman–teman Matematika kelas B yang selalu membantu penulis untuk
menemukan referensi– referensi yang dibutuhkan penulis.
13. Teman–Teman Tadris Matematika Angakatan 2016.
14. Dan segenap saudara, sahabat, dan teman – teman yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal baik
saudara sekalian mendapatkan balasan yang lebih serta mendaptkan kesuksesan
baik di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil
-
xi
penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para pembaca pada
umumnya . Aamin.
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR ............................................................................ i
HALAMAN BERLOGO .................................................................................... ii
HALAMAN SAMPUL DALAM ...................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
ABSTRAK ..................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................... 8
-
xiii
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9
E. Penegasan Istilah ................................................................................. 10
F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori .................................................................................... 16
B. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 51
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 55
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 56
C. Sumber Data ........................................................................................ 56
D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 57
E. Analisis Data ....................................................................................... 59
F. Pengecekan Keabsahan Data............................................................... 61
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data ....................................................................................... 63
B. Analisis Data ....................................................................................... 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 87
B. Saran .................................................................................................... 88
-
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka ..................................................................................... 89
-
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Karakteristik Informan ............................................................... 64
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.3 Sesi Wawancara dan Hasil Belajar .................................................. 91
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Observasi ....................................................................... 96
Lampiran 2 Angket dan Hasil Wawancara ......................................................... 97
Lampiran 3 Lembar Konsultasi .......................................................................... 114
Lampiran 4 SKK ................................................................................................
-
xviii
ABSTRAK
Sa’Adah, Umi. 2020.Peran Orang Tua Dalam Peningkatan Motivasi Belajar
Matematika Pada Masa Pandemi Covid–19 (Studi KasuS) Siswa SMP Kelas VIII
Di Desa Lebak Tahun 2020.Skripsi, Salatiga : Program Studi Tadris Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Pembimbing : Mufiq, S.Ag., M.Phil.
Kata Kunci : Peran Motivasi, Belajar Matematika, Pandemi Covid–19
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran motivasi orang tua serta
faktor pendukung dan penghambat peran motivasi dalam belajar matematika pada
masa pandemi covid–19studi kasus siswa SMP kelas VIII di desa Lebak tahun
2020.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan
deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang pertama, peran motivasi sangat
penting bagi siswa, terutama motivasi dari orang tua dalam belajar matematika
pada masa pandemi covid–19seperti saat ini. Anak–anak akan lebih semangat
belajar di rumah, meskipun banyak anak–anak yang tidak dapat memahami materi
secara baik seperti saat belajar di sekolah. Peran motivasi orang tua juga dapat
dilihat dari hasil belajar dan sikap siswa selama belajar. Siswa yang mendapatkan
motivasi yang baik dari orang tua akan memiliki sikap yang baik dan sebaliknya.
Kedua adalah faktor pendukung peran motivasi orang tua dalam belajar
matematika pada masa pandemi saat ini dimanfaatkan orang tua untuk lebih dekat
dengan anak dan begitu sebaliknya, sehingga orang tua dapat mengetahui
karakteristik anak, pola belajar, sikap dan perilaku anak. Sedangkan faktor
penghambat motivasi orang tua dalam belajar matematika pada masa pandemi
covid–19 adalah tidak semua orang di rumah sehingga anak tidak dapat perhatikan
lebih. Selain itu kurangnya rasa percaya diri pada anak memberikan dampak yang
tidak baik bagi motivasi yang diberikan oleh orang tua.
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
semakin pesat telah membawa perubahan dalam dunia pendidikan.
Perubahan tersebut memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang
memiliki pemikiran sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan untuk
bekerjasama agar mampu memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah dan
kompetitif. SDM semacam ini dapat dilakukan melalui pendidikan formal
atau sekolah.
Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka untuk
mewujudkannya diperlukan peran dari berbagai pihak yaitu guru,
pemerintah, sarana prasana, dan orang tua. Salah satu yang sangat penting
adalah terkait peran orang tua. Didalam sebuah keluarga peran orang tua
sangat penting bagi anak, terlebih lagi ketika anak memasuki usia sekolah
dan usia menempuh pendidikan.
-
2
Dalam Al–Qur’an Surat Al–Alaq ayat 5 yang berbunyi :
ْنَساَن َما لَْم يَْعلَمْ َعلََّم اْلإ
Artinya: “Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”
Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh
sebagian besar peserta didik baik dalam jenjang Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), maupun Sekolah Menengah
Atas/Kejuruan (SMA/SMK). Selain itu matematika merupakan ilmu dasar
dari pengembangan (basic of sains) dan sangat berguna bagi kehidupan
sehari–hari. Hampir di setiap aspek kehidupan ilmu matematika digunakan
secara sadar maupun tidak sadar, pentingnya matematika tidak terlepas
dari perannya dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu dengan
mempelajari matematika seseorang terbiasa berpikir kritis dan sistematis,
terarah dan berpikir menggunakan logika.
Mata pelajaran matematika merupakan bagian pendidikan formal
yang memberikan kontribusi dalam membekali peseta didik dengan
pemikiran dan kemampuan seperti itu. Namun daya tangkap setiap orang
terhadap matematika berbeda dan faktor–faktor yang mempengaruhinya
pun berbeda. Kesulitan terhadap matematika tidak hanya dipengaruhi oleh
matematika itu sendiri melainkan ada faktor–faktor lain yang
mempengaruhi hasil belajar peserta didik tentang matematika.
Hasil belajar peserta didik tentang matematika yang rendah
dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor penyebabnya adalah dari
dalam diri peserta didik yang mengalami masalah dalam mempelajari
matematika. Selain itu bisa juga karena faktor lingkungan yang tidak
-
3
mendukung peserta didik untuk belajar matematika secara maksimal.
Menurut Suryabrata (2012:223) yang dikutip dalam e–Jurnal Mitra Sains,
Vol; 5, No; 2, April 2017, Hal; 84, faktor–faktor yang mempengaruhi hasil
belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Faktor internalyaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang.
Faktor internal terdiri dari beberapa faktor yaitu: faktor fisilogis dan
faktor psikologis.
2. Faktor eksternalyaitu faktor yang berasal dari luar diri sesorang,
yangmeliputi faktor sosial dan faktor nonsosial. Sejalan dengan itu,
Slameto (2010:55) yang dikutip e–Jurnal Mitra Sains, Vol; 5, No; 2,
April 2017, Hal; 84, menyatakan bahwa faktor–faktor yang
mempengaruhi hasil belajar digolongkan ke dalam dua jenis yaitu
faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada
dalam individu yang sedang belajar meliputi: faktor jasmaniah, faktor
psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkanfaktor ekstern adalah faktor
yang berada di luar individu yang sedang belajar meliputi: faktor
keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Manusia merupakan makhluk sosial dan tidak terlepas dari
kehidupan sosial. Faktor sosial merupakan termasuk faktor sesama
manusia, baik yang hadir secara langsung maupun tidak langsung, atau
suatu pengaruh (interaksi) yang berasal dari lingkungan, seperti keluarga.
Pengaruh keluarga yang dapat mempengaruhi hasil belajar antara lain:
pola asuh orang tua, kelekatan atau keakraban sesama anggota keluarga,
-
4
latar belakang budaya, pendidikan orang tua, keadaan ekonomi keluarga,
perlakuan orang tua, dan sebagainya.
Faktor sosial yang berasal dari luar individu yang dianggap penting
salah satunya adalah perhatian orang tua, karena dalam sebuah keluarga
perhatian orang tua memegang peran utama dalam membentuk anak–
anaknya menjadi manusia berakhlak dan cerdas. Perhatian orang tua
terhadap anak–anaknya dapat dilihat seperti: kasih sayang, bimbingan,
didikan, disiplin, dan motivasi yang diberikan orang tua terhadap anak–
anaknya. Agar anak di sekolah tetap semangat untuk belajar maka orang
tua harus memperhatikan dan selalu menyediakan keperluan belajar anak
termasuk cara belajar, waktu belajar, dan mengerjakan tugas rumah.
Sehingga anak lebih terarah dalam belajarnya dan bertanggung jawab
dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
Orang tua adalah pendidik utama dalam lingkungan keluarga,
terlebih lagi seorang ibu yang lebih dekat dengan anak–anaknya dan
mengetahui perkembanagan fisik dan psikis anak–anaknya secara
mendalam. Hal ini sangat berguna untuk menentukan materi dan metode
pembinaan yang sesuai diberikan kepadda anak–anaknya. Orang tua
selaku pembimbing utama dalam lingkungan keluarga mempunyai
tanggung jawab besar terhadap anak–anaknya sampai anak menjadi
dewasa dan orang tua dituntut semaksimal mungkin agar mampu
memberikan motivasi bagi anak–anaknya. (Fuzan, 2005. Hal: 7-8).
Al–Qur’an Surat Thaha ayat 132 menjelaskan akan pentingnya
pendidikan terutama pendidikan islami dalam keluarga yang dimana
-
5
keluarga merupakan tempat belajar pertama bagi anak – anak dan akan
membentuk anak – anak yang berakhlak baik berbunyi:
لَوةإَواْصَطبإْرَعلَْيَها... َوأُْمْر اَْهلََك بإالصَّ
Artinya: “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan
bersabarlah kamu dalam mengerjakannnya”
Indonesia sendiri mulai bulan Maret tahun 2020 terserang wabah
virus covid–19, yang berdampak dalam kehidupan sehari – hari terutama
dalam bidang pendidikan. Sesuai dengan anjuran pemerintah untuk
melakukan kegiatan di rumah saja maka mulai tanggal 16 Maret 2020
kegiatan belajar mengajar (KBM) di Indonesia yang awalnya secara tatap
muka langsung diubah menjadi via daring atau dikenal dengan belajar di
rumah secara online dengan memanfaatkan kemajuan IPTEK yang ada.
Selama belajar di rumah guru tetap memberikan tugas semestinya sesuai
dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
sedang ditempuh peserta didik meskipun tidak dapat menyampaikan
materi serta memantau secara langsung kegiatan pembelajaran. Peserta
didik juga harus mengerjakan tugas sebagaimana mestinya, belajar di
rumah mengharuskan orang tua untuk memberikan perhatian lebih
mengingat banyak mata pelajaran yang harus dilalui oleh peserta didik
terutama mata pelajaran yang menjadi “momok” yang menakutkan dan
dianggap sulit sebagian besar peserta didik yaitu mata pelajaran
matematika. Dalam hal ini peserta didik harus belajar lebih giat lagi
memanfaatkan dan menggunakan internet dengan bijak, apalagi untuk
peserta didik dalam jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dimana
mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
-
6
banyak tidak di suka oleh peserta didik. Peserta didik jenjang SMP
merupakan anak–anak yang beranjak dewasa serta memiliki rasa keingin
tahuan yang sangat tinggi sehingga harus selalu dipantau dalam belajar
berbasis online pada saat ini.
Masa pandemi covid–19 sendiri di Indonesia sudah berlangsung
selama 2 bulan, hal ini tentu memunculkan rasa bosan pada peserta didik.
Dalam hal ini peran orang tua sangat penting, selain membantu proses
pembelajaran di rumah, orang tua juga harus memberikan motivasi
terhadap peserta didik, supaya peserta didik tidak merasa bosan dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan mendapatkan hasil yang
maksimal. Tetapi banyak orang tua yang tidak menyadari akan pentingya
motivasi belajar untuk anak–anaknya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan
peneliti pada tanggal 27 Mei 2020 terhadap 4 orang tua dan 4 peserta didik
kelas VIII SMP tentang peran motivasi orang tua dalam belajar
matematika pada masa pandemi covid–19 di Desa Lebak, diperoleh
informasi bahwa rendahnya motivasi belajar matematika dari orang tua
terhadap peserta didik kelas VIII SMP di Desa Lebak diakibatkan oleh
beberapa faktor, diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktor dimana peserta didik susah memahami materi dan
juga kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya motivasi dalam
belajar terutama mata pelajaran matematika, sehingga mengakibatkan
peserta didik tidak bersemangat dalam belajar. Faktor eksternal adalah
faktor dimana akibat masa pandemi covid–19 ini, dalam penyampaian
-
7
materi dari guru kepada peserta didik tidak dapat berjalan maksimal karena
hanya melalui via daring/online sehingga kegiatan belajar mengajar
(KBM) tidak berjalan efektif.
Motivasi belajar adalah salah satu yang berpengaruh terhadap hasil
belajar peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Djaali (2007:101)
yang dikutip dalam e–Jurnal Mitra Sains, Vol; 5, No; 2, April 2017, Hal;
85, mengemukakan bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi hasil belajar
adalah motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar dan konsep diri. Motivasi
belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan efektif
tidaknya proses belajar mengajar.
Ada beberapa peran penting motivasi belajar dan pembelajaran
anatara lain: peran motivasi dalam penguatan belajar, peran motivasi
dalam memperjelas tujuan belajar, dan peran motivasi menentukan
ketekunan belajar. Kemudian motivasi belajar juga didasarkan pada
adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar, adanya harapan dan cita–cita masa depan, adanya
penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,
dan adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
peserta didik dapat belajar dengan baik. ( JurnalFor Research in
Mathemathics Learning, Vol: 2, No: 1, Maret 2019. Hal: 89).
Peran motivasi orang tua dalam belajar matematika berpengaruh
besar terhadap hasil belajar peserta didik. Namun pada kasus yang terjadi
banyak orang tua yang masih belum memahami dan menyadari perannya
dalam pendidikan anak termasuk motivasi belajar peserta didik pada masa
-
8
pandemi covid–19 seperti saat ini. Orang tua yang tidak tahu peran mereka
dalam membantu peserta didik atau anaknya dalam pendidikan, sehingga
terkadang orang tua hanya mengetahui dan bertanggungjawab sekedar
menyekolahkan dan membelikan paket data internet saja tetapi
mengabaikan pendidikan dari orang tua itu sendiri, termasuk memberikan
dorongan dan motivasi belajar bagi anak pada masa pandemi covid–19 saat
ini. Padahal seperti yang diketahui bahwa pendidikan yang pertama kali
dikenal oleh anak adalah dari keluarga dimana orang tua sangat berperan
penting didalamnya.
Peran motivasi orang tua dalam belajar matematika pada masa
pandemi covid–19sangat penting. Dengan adanya pemahaman dan kesadaran
orang tua akan peran motivasi belajar matematika pada masa pandemi covid–
19dapat membantu menyelesaikan masalah belajar di rumah dan tidak
berdampak pada hasil belajar serta prestasi peserta didik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian kualitatif studi kasus “PeranOrang Tua Dalam
PeningkatanMotivasi Belajar Matematika Pada Masa PandemiCovid–19(Studi
Kasus) Siswa SMP KelasVIII Di Desa Lebak Tahun 2020”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di
atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana peran motivasi orang tua dalam belajar matematika pada
masa pandemi covid–19 studi kasus siswa SMP kelas VIII di Desa
Lebak?
-
9
2. Apakah Faktor pendukung dan penghambat peran motivasi orang tua
dalam belajar matematika pada masa pandemi covid–19 studi kasus
siswa SMP kelas VIII di Desa Lebak tahun 2020?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui peran motivasi orang tua dalam belajar matematika
pada masa pandemi covid–19 studi kasus siswa SMP kelas VIII di
Desa Lebak tahun 2020.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat peran motivasi
orang tua dalam belajar matemtika pada masa pandemi covid–19 di
Desa Lebak tahun 2020.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagik secara
teoritis maupun secara praktis sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan pengembangan dan
peningkatan kegiatan belajar matematika di rumah selama masa pandemi
covid–19 maupun di sekolah guna membantu memahami peran motivasi
orang tua dalam belajar matematika selama masa pandemi covid–19 dan
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik (studi kasus siswa SMP
kelas VIII).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Orang Tua
-
10
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pemahaman peran
motivasi orang tua dalam belajar matematika pada masa pandemi covid–
19 untuk belajar di rumah yaitu dengan : mengontrol waktu dan cara
belajar anak meskipun dilakukan sekolah berbasis online, memantau
perkembangan akademik anak, mengontrol kepribadian dan moral siswa
selama masa pandemi covid–19, sehingga peran motivasi orang tua
dalam belajar matematika dapat tercapai dengan maksimal.
b. Bagi Guru
Dari penelitian ini diharapkan, guru matematika dapat melakukan
evaluasi pembelajaran agar lebih kreatif dan inovatif dalam penyampaian
materi pada masa pademi covid–19, sehingga dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa meskipun belajar secara mandiri melalui
online.
c. Bagi Siswa
Dari penelitian ini diharapkan, peserta didik dapat menambah dan
meningkatkan motivasi belajar yang berkaitan dengan peran orang tua
belajar di rumah secara online serta dapat memberikan hasil belajar yang
memuaskan dan dapat mengatasi permasalahan peserta didik terkait
rendahnya motivasi belajar.
E. Penegasan Istilah
1. Peran Motivasi
Menurut Hamalik (2007:33) peran adalah pola tingkah laku
tertentu yang merupakan ciri–ciri khas semua petugas dari pekerjaan
atau jabatan tertentu. Sedangkan menurut kamus besar bahasa
-
11
Indonesia (KBBI, 2015, Hal:13) peran adalah perangkah tingkah
seseorang yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan
dimasyarakat. Dikutip dari skripsi, Nur ‘Asyatinnaba’, peran orang tua
dalam memotivasi belajar siswa.
Menurut KBBI yang dikutip dari Jurnal Seminar Matematika
dan Pendidikan Matematika UNY, 2017, Hal: 456, manurut bahasa
motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti menggerakan.
Motivasi dapat diartikan sebagai sebuah dorongan yang timbul pada
diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu. Menurut Dimyati dan Mudjiono
(2009:80) memaknai motivasi sebagai suatu dorongan mental yang
menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku
belajar , dikutip dari Jurnal Seminar Matematika dan Pendidikan
Matematika UNY, 2017, Hal: 456. Sedangkan Emily R. Lai (2011:2)
menyatakan “Motivation refers to reasons that underlie behavior that
is characacteriezed by willingness an volttion”. Hal ini dimaknai
bahwa motivasi berkaitan dengan alasan yang mendasari suatu
perbuatan atau tingkah laku yang sesuai dengan keinginan dan
kemauan dalam diri seseorang, dikutip dari Jurnal Seminar Matematika
dan Pendidikan Matematika UNY, 2017, Hal: 456.
Dalam hal ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa motivasi
adalah suatu dorongan yang bersifat baik atau memberikan semangat
kepada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan agar menuju lebih
-
12
baik dan mendapatkan hasil yang terbaik, motivasi sendiri dapat mucul
dari diri sendiri atau dorongan dari orang lain.
2. Orang Tua
Menurut Jhonson (2004:2) adalah kelompok sosial terdiri dari
sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan,
kewajiban, dan tanggung jawab diantara individu tersebut. Didalam
buku yang sama juga dijelaskan bahwa keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap yang
sama dalam keadaan yang saling ketergantungan. Sedangkan menurut
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI, 2015 : 14) orang tua adalah
ayah dan ibu kandung. Orang tua adalah komponen keluarga yang
terdiri dari ayah dan ibu, serta merupakan hasil dari sebuah ikatan
perkawinan yang sah dan membentuk sebuah keluarga. Dikutip dari
skripsi, Nur ‘Asyatinnaba’, peran orang tua dalam memotivasi belajar
siswa.
Dari pengertian orang tua maka dapat disimpulkan bahwa
tingkah laku atau perangkah dari keluarga terutama ayah dan ibu
kandung yang disebut dengan orang tua. Orang tua membantu anak–
anaknya untuk bertingkah laku baik sesuai dengan apa yang
diperankan dan dicontohkan orang tua terhadap anak–anaknya.
3. Belajar Matematika
Proses pembelajaran dapat terjadi dilingkungan dimana saja,
seperti keadaan alam, manusia, tumbuhan, hewan dan hal lainnya yang
-
13
dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI), secara etimologis belajar meiliki arti “berusaha
memperoleh kepandaian ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa
belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu,
sedangkan menurut Gange (Damyanti dan Mudjiono, 2009:10)
menyatakan “belajar merupakan kegiatan yang melibatkan banyak unsur
sehingga dapat disebut juga sebagai kegiatan yang kompleks”. Menurut
Skinner (Mudjiyono, 2009:10) menyatakan “belajar adalah suatu perilaku
pada saat orang belajar maka responnya lebih baik dan sebaliknya bila
tidak belajar maka responnya menurun”. Dikutip dari Jurnal Efektifitas
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
Terhadap Hasil Belajar Tematik Di Sekolah Dasar, 2015. Hal:11.
Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan oleh penulis,
bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu dengan
individu lain atau individu itu sendiri untuk mendapatkan pengetahuan
dan ilmu, jika mendapatkan yang baik maka proses tersebut
dilaksanankan jika hasilnya buruk maka proses tersebut dapat dihentikan,
karena sesungguhnya belajar merupakan sebuah proses individu untuk
mennuju lebih baik lagi.
4. Masa Pandemi
Masa pandemi adalah masa atau waktu dimana semua kegiatan
dilakukan di rumah, hal ini dilakukan karena adanya sebuah wabah yang
berbahaya yang menyerang kesehatan masyarakat. Sehingga pemerintah
menganjurkan untuk melakukan kegiatan seperti: ibadah, sekolah, belajar
-
14
dan lainnya dilakukan di rumah masing–masing untuk menghindari
kegiatan bersama dan bergerombol serta dianjurkan untuk selalu menjaga
kebersihan dan kesehatan badan.
5. Covid–19
Covid–19 adalah suatu virus yang penyebarannya berasal dari
China, dimana virus ini merupakan virus yang menyerang imunitas tubuh
manusia. Virus ini dapat menyerang dengan cepat melalui kontak fisik
individu dengan individu, air liur, dan sentuhan dengan benda. Virus ini
menyerang tenggorokan kemudian menuju saluran pernafasan, virus ini
dapat dihilangkan dengan cara dipanaskan seperti dengan cara berjemur
di bawah terik matahari pada pukul 10.00 pagi, selain itu hindari kontak
fisik dengan orang lain, rajin cuci tangan, dan selalu menggunakan
masker jika keluar rumah.
F. Sistematika Penulisan
Sistem penulisan skripsi model kualitatif adalah sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Bagian awal terdiri dari halaman sampul, lembar berlogo IAIN,
halaman sampul dalam, halaman persetujuan pembimbing, halaman
penegsahan kelulusan, halaman pernyataan keaslian penelitian,
halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak.
2. Bagian Inti
Bagian inti skripsi terdiri dari 5 BAB yaitu:
-
15
BAB I pendahuluan berisi dari latar belakang masalah, fokus
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang terdiri dari manfaat
teoritis dan manfaat praktis, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.
BAB II kajian pustaka terdiri dari landasan teori ddan kajian
pustaka.
BAB III metode penelitian terdiri dari jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data,
dan pengecekan keabsahan data.
BAB IV paparan dan analisi data terdiri dari paparan data dan
analisis data.
BAB V penutup terdiri dari simpulan dan saran
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran, dan daftar
riwayat hidup.
-
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Peran Motivasi
a. Peran
1) Definisi Peran
Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) mempunyai arti pemain sandiwara (film), tukang
lawak pada permainan makyong, perangkat tingkah yang
diharapkan dimiliki oleh orang yang berkududukan di
masyarakat.
Menurut Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu peran
merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, maka ia melakukan suatu peranan.
Keduanya tidak dapat dipisahkan karena yang satu
tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Setiap orang
mempunyai macam–macam peranan yang berasal dari
pola–pola pergaaulan hidupnya. Hal ini sekaligus berarti
bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi
masyarakat serta kesempatan–kesempatan apa yang
diberikan masyarakat kepadanya.
Menurut Suhardono peran menurut ilmu sosial
berati suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika
-
17
menduduki suatu posisi dalam struktur sosial tertentu
(Ariftetsuya.blogspot.co.id/2014). Dengan menduduki
jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya
karena posisi yang didudukinya tersebut, artinya bahwa
lebih memperlihatkan konotasi aktif dinamis dari fenomena
peran. Seseorang dikatakan menjalankan peran menakala ia
menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari status yang disandangnya, setiap
status sosial terkaitan dengan sutu atau lebih status sosial
(Bimo Walgito, 2003:7).
Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan
(status) yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan status
merupakan sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki
seseorang apabila seseorang melakukan hak–hak dan
kewajiban–kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka
ia menjalankan suatu fungsi.
Hakekatnya peran juga dapat dirumuskan sebagai
suatu rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh
suatu jabatan tertentu dan kepribadiaan seseorang juga
mempengaruhi bagaimana peran itu juga harus dijalankan.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa peran adalah suatu perilaku atau
tindakan yang diharapkan oleh sekelompok orang dan/atau
lingkungan untuk dilakukan oleh seseorang individu,
-
18
kelompok, organisasi, badan atau lembaga karena status
atau kedudukan yang dimiliki akan memberikan pengaruh
kepada individu, kelompok orang dan lingkungan.
2) Syarat - Syarat Peran
Menurut Miftah Thoha (1997:237) peran
merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh
seseorang yang menempati suatu posisi di dalam status
sosial, syarat–syarat peran mencakup 3 hal yaitu :
a) Peran meliputi norma–norma yang dihubungkan
dengan posisi atau tempat seseorang dalam
masyarakat. Perananan dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan–peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b) Peran adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat
dilaksanakan oleh individu–individu dalam
masyarakat sebagai organisasi. Peran juga dapat
dikatakan sebagai perilaku individu, yang penting
bagi struktur sosial masyarakat.
c) Peran adalah suatu rangkaian yang teratur, timbul
karena suatu jabatan. Manusia sebagai mahluk
sosial memiliki kecenderungan untuk hidup
berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok tadi
akan terjadi interaksi antara anggota masyarakat
yang satu dengan anggota masyarakat yang lainnya.
-
19
Tumbuhnya interaksi diantara mereka ada saling
ketergantungan. Dalam kehidupan bermasyarakat
itu munculah apa yang dinamakan peran (role).
Peran merupakan aspek yang dinamis dari
kedudukan seseorang, apabila seseorang melakukan
hak–hak dan kewajiban–kewajibannya sesuai
dengan kedudukan maka orang yang bersangkutan
menjalankan suatu peranan.
3) Tujuan Peran
Tujuan peran menurut penulis dilihat dari definisi
yang ada adalah peran bertujuan untuk memberikan
individu, kelompok orang atau lingkungan contoh yang
baik sesuai dengan hak dan kewajibanya, memberikan
pengaruh yang positif untuk mencapai tujuan yang baik,
dan memberikan arahan dalam mencapai suatu tujuan.
b. Motivasi
1) Definisi Motivasi
Motivasi berasal dari kata lain motive yang berarti
dorongan atau baha Inggrisnya to move. Motif diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang
mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak
berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor–
faktorlain, baik faktor eksternal maupun faktor internal.
-
20
Hal–hal yang mempengaruhi motif tersebut adalah
motivasi (Jurnal Adabiya, Vol 1 No : 83, tahun 2015 : 2).
Berbicara motivasi tidak lepas dari kata motif secara
morfologi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
memberikan motivasi dan motif sebagai berikut motif
adalah kata benda yang artinya pendorong, sedangkan
motivasi adalah kata kerja yang artinya mendorong (Tim
Penyusun KBBI, 1997:456).
Menurut Letfon (1982:143)Motivasi adalah kondisi
internal yang spesifik dan mengarahkan perilaku seseorang
ke suatu tujuan (Jurnal UNY, 2012:3).
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha–usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu
tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan
yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya.
Motivasi mempunyai peranan strategis dalam
aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang
belajar tanpa motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada
kegiatan belajar.
-
21
Jadi motivasi adalah dorongan yang menyebabkan
terjadinya suatu perbuatan atau tindakan. Perbuatan belajar
pada siswa terjadi karena adanya motivasi untuk melakukan
perbuatan belajar. Motivasi memiliki peranan yang cukup
besar dalam upaya belajar, tanpa motivasi hampir tidak
mungkin siswa melakukan kegiatan belajar. Agar peranan
motivasi lebih optimal, maka prinsip–prinsip motivasi
dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus
diterangkan dalam aktivitas sehari–hari.
2) Fungsi Motivasi
Motivasi memiliki fungsi bagi seseorang, karena
motivasi dapat menjadikan seseorang mengalami
perubahan kearah yang lebih baik. Motivasi juga dapat
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Sudirman (2007 : 85) menjelaskan motivasi akan
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, karena
motivasi memiliki fungsi seperti berikut :
a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai
penggerak atau motor yang melepaskan energi.
Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak
dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan
yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi
-
22
dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan
perbuatan–perbuatan apa yang harus dikerjakan
yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan–perbuatan yang tidak
bermanfaaat lagi bagi tujuan tersebut.
Oemar Hamalik (2004:175) menjelaskan fungsi
motivasi anatara lain : mendorong timbulnya kelakuan atau
suatu perbuatan. Perbuatan belajar akan terjadi apabila
seseorang tersebut memiliki motivasi sebagai pengarah,
artinya dapat menjadi jalan agar mampu menuju yang ingin
dicapai, sebagai penggerak berfungsi sebagai mesin bagi
mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya suatu pekerjaan.
Berdasarkan fungsi motivasi di atas dapat
disimpulkan bahwa fungsi motivasi adalah memberikan
arah dalam meraih apa yang diinginkan, menentukan sikap
atau tingkah laku yang akan dilakukan untuk mendapatkan
apa yang dinginkan dan juga sebagai pendorong seseorang
untuk melakukan aktivitas.
-
23
3) Konsep Motivasi
Konsep motivasi dijalaskan oleh Suwanto yang
dikutip dari (Jurnal Adabiya, vol 1 No. 83, Tahun 2015:4)
adalah sebagai berikut :
a) Model Tradisional
Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja
meningkat perlu diterapkan sistem insentif dalam
bentuk uang atau barang kepada pegawai yang
berprestasi.
b) Model Hubungan Manusia
Untuk memotivasi pegawai agar gairah
kerjanya meningkat adalah dengan mengakui
kebutuhan sosial mereka dan membuat meraka
merasa berguna dan penting.
c) Model Sumber Daya Manusia
Pegawai dimotivasi oleh banyak faktor,
bukan hanya uang atau barang tetapi juga kebutuhan
akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
4) Jenis – Jenis Motivasi
Pendapat mengenai klarifikasi motivasi itu
bermacam–macam. Beberapa pendapat para ahli psikologi
di antaranya adalah sebagai berikut :
-
24
Menurut Chaplin, motivasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
Physiological Drive dan Social Motives. Physiological
Drive adalah dorongan–dorongan yang bersifat fisik,
seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya. Sedangkan yang
dimaksud dengan Social Motivesadalah dorongan–dorongan
yang berhubungan dengan orang lain, seperti estetis
dorongan ingin selalu berbuat baik dan etis. Lindzy G. Hall,
memasukkan kebutuhan kelompok, kebutuhan terhadap
penghormatan, kebutuhan akan sesuatu yang dicintai
kedalam social motives (Saleh, 2009:192).
Menurut Sadirman AM (2011:85) motivasi dibagi menjadi
dua tipe adalah sebagai berikut :
a) Motivasi Intrinsik
Yang dimakud dengan motivasi intrinsik
adalah motif–motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh
seseorang yang senang membaca, tidak usah ada
yang menyurh atau mendorongnya, ia sudah rajin
mencari buku–buku untuk dibacanya. Kemudian
kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukan (misalnya kegiatan belajar), maka yang
dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah
-
25
mencapai tujuan yang terkandung di dalam
perbuatan belajar itu sendiri.
Sebagai contoh konkrit adalah seorang siswa
melakukan belajar, karena benar–benar ingi
mendapatkan pengetahuan, nilai atau ketrampilan
agar dapat berubah tingkah lakunya secara
konstruktif, tidak karena tujuan yang lain–lain.
“intrinsik motivations are inherent in the learning
situations and meet pupil–needs and purposes”
itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan dalam diri dan secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi
dicontohkan bahwa seorang belajar, memang benar–
benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan
karena ingin pujian atau ganjaran.
Hal–hal yang dapat menimbulakan motivasi
intrinsik yang penting adalah :
i. Adanya kebutuhan, disebabkan oleh adanya
kebutuhan mka hal ini menjadi pendorong
bagi anak untuk berbuat dan berusaha.
ii. Adanya penegtahuan tentang kemajuannya
sendiri, dengan anak mengetahui hasil–hasil
-
26
atau prestasinya sendiri dengan mengetahaui
apakah ia ada kemajuan atau sebaliknya
maka hal ini dapat menjadi pendorong bagi
anak untuk belajar lebih giat lagi.
iii. Adanya aspirasi atau cita–cita, cita–cita yang
menjadi tujuan dari hidupnya merupakan
pendorong bagi seluruh ekgiatan anak,
pendorong bagi belajarnya. Selain itu, cita–
cita dari seorang anak sangat dipengaruhi
oleh tingkat kemampuannya. Anak yang
mempunyai tingkat kemampuan yang baik,
umumnya mempunyai cita–cita yang lebih
realistis, jika dibandingkan dengan anak
yang mempunyai tingkat kemampuan yang
kurang atau rendah (Indrakusuma, 1973:63–
64).
b) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah motif–motif yang
aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari
luar (Sudriman, 2011 :85), sebagai contoh seseorang
belajar karena tahu besok pagi akan ada ujian
dengan harapan mendaptkan nilai terbaik, sehingga
akan mendapatkan pujian dari orang tua, teman,
atau orang lain. Jadi pentingnya bukan karena
-
27
belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi belajar
karena ingin mendapatkan nilai yang terbaik,
hadiah, dan pujian. Jika dilihat dari segi tujuan
kegiatan yang dilakukan, secara tidak langsung
bergayut dengan esensi apa yang dilakukan. Oleh
karena itu motivasi ekstinsrik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar.
Hal - hal yang dapat menimbulkan mootivasi
ekstrensik yang penting adalah :
i. Gajaran–gajaran yang merupakan alat
motivasi, yaitu alat yang bisa menimbulkan
motivasi ekstrensik. Ganjaran dapat menjadi
pendorong bagi anak untuk beljar lebih giat
lagi.
ii. Hukuman–hukuman, biarpun merupakan
alat pendidikan yang tidak menyenangkan
serta alat pendidikan yang bersifat negatif,
namun dapat juga dijadikan motivasi dan
alat untuk mempergiat belajarnya peserta
didik. Peserta didik yang pernah
mendapatkan hukuman, oleh karena
-
28
kelaalaian tidak mengerjakan tugas, maka ia
akan berusaha untuk tidak memperoleh
hukuman lagi. Hal ini berarti, bahwa ia
didoromg untuk selalu belajar .
iii. Persaingan atau kompetisi, persiapan
sebenarnya adalah berdasarkan kepada
dorongan untuk kedudukan dan
penghargaan. Kebutuhan akan kedudukan
dan penghargaan adalah merupakan
kebutuhan yang sangat penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan. Oleh
karena itu, kompetisi dapat menjadi tenaga
pendorong yang sangat besar, kompetensi
dapat terjadi dengan sendirinya tetapi dapat
pula diadakan secara sengaja oleh guru
(Indrakusuma, 1973:164–165).
2. Orang Tua
a. Definisi Orang Tua
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) orang tua
adalah ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua (cerdik, pandai,
ahli, dan sebagainya), orang yang dihormati (disegani) di kampung
(KBBI, 2015:15) .
Orang tua adalah keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu,
atau orang dewasa yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik,
-
29
mengasuh dan membimbing anak–anaknya untuk mencapai
tahapan tertentu yang menghantarkan anak siap dalam menghadapi
segala hal.
b. Peran Orang Tua
Orang tua adalah orang yang paling penting dalam
kehidupan seseorang terutama anak, orang tua memiliki beberapa
peran penting dalam kehidupan anak–anaknya. Dalam hal ini
penulis menjabarkan peran orang tua dalam keluarga dan peran
orang tua dalam pendidikan, karena penulis beranggapan bahwa
orang tua merupakan keluarga kandung yang sangat berpengaruh
dalam pendidikan dan dalam belajar anak–anak. Berikut adalah
penjelasan peran orang tua :
1) Peran Orang Tua dalam Keluarga
Di dalam sebuah keluarga peran orang tua sangat
penting bagi anak, terlebih lagi ketika anak memasuki usia
sekolah dan menempuh pendidikan. Keluarga memiliki
pernan ynag sangat penting dalam mengembangkan pribadi
anak. Keluarga juga dipandang sebagai instansi (lembaga)
yang dapat memenuhi kebutuhan insane (manusiawi),
terutama kebutuhan bagi pengembangan kepribadiannya
dan pengembangan ras manusia.
Menurut Jhonson (2004:7) peran adalah seperangkat
perilaku anatar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan
dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu.
-
30
Setiap anggota keluarga memiliki perananan pribadi
masing–masing, peranan pribadi dalam keluarga didasari
oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat dalam
keluarga adalah sebagai berikut (Jhonson, 2004:9) :
a) Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak–
anak, berperan senagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b) Ibu sebagai istri dari suami dan ibu bagi anak–
anaknya, ibu mempunyai peran untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak–anaknya, sebagai pelindung dan sebagai salah
satu kelompok dari peran sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkunngannya,
disampinng itu juga ibu dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c) Anak–anak melaksanakan peranan psikososial
sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik,
mental sosial, dan spritual.
Menurut Lestari (2012:153) peran orang tua adalah
cara–cara yang digunakan oleh orang tua terkait erat dengan
-
31
pandangan orang tua mengenai tugas–tugas yang mesti
dijalankan dalam mengasuh anak. Menurut Jhonson
(2004:8) , mengenai fungsi keluarga adalah sebagai suatu
pekerjaan atau tugas yang harus dilalakukan didalam atau
diluar keluarga. Adapun fungsi keluarga terdiri dari :
a) Fungsi Sosialisasi Anak
Fungsi sosialisasi menunjuk pada peranan
keluarga dalam membentuk kepribadian anak.
Dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota masyrakat yang baik.
b) Fungsi Afeksi
Salah satu kebutuhan dasar manusia ialah
kebutuhan kaish sayang atau rasa cinta. Dilihat dari
bagaimana keluarga secara intuitif merasakan
perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain
dalam mengkomunikasikan dan berinteraksi anatr
sesama anggota keluarga, sehingga saling penegrtian
satu sama lain dan menumbuhkan keharmonisan
dalam keluarga.
c) Fungsi Edukasi
Kelaurga merupakan lingkungan pendidikan
yang pertama dan utama bagi anak. Keluarga
berfungsi sebagai “transmitterbudaya atau
mediator” sosisal budaya bagi anak.
-
32
Menurut UU No. 2 Tahun 1989 Bab IV Pasal 10
Ayat 4 :”Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur
pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam
keluarga dan memberikan keyakinan agama, nilai budaya,
nilai moral dan ketrampilan”. Berdasarkan Undang–Undang
tersebut, maka fungsi keluarga dalam pendidikan adalah
menyangkut penanaman, pembimbingan atau pembiasaan
nilai–nilai agama, budaya dan ketrampilan–ketrampilan
tertentu yang bermanfaat bagi anak. Hal itu dapat dilihat
dari pertumbuhan seorang anak mulai dari bayi, belajar
berjalan, hingga mampu berjalan. Keluarga mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan
dan masa depan anak.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diketahui
bahwa tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak
tidak hanya sebatas mampu mempertahankan hidupnya,
namun lebih dari itu adalah mampu memaknai hidupnya
sehingga mampu menjadi manusia yang lebih baik didalam
masyarakat.
d) Fungsi Religius
Dalam masyarakat Indonesia dewasa ini
fungsi di kelaurga semakin berkembang, diantaranya
fungsi keagamaan yang mendorong
dikembangkanya keluarga dan seluruh anggotanya
-
33
menjadi insan–insan agama yang penuh keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e) Fungsi Protektif
Keluarga merupakan tempat yang nyaman
bagi para anggotanya, dilihat dari bagaimana
keluarga melindungi anak sehingga anggota
keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
f) Fungsi Rekreatif
Fungsi ini bertujuan untuk memberikan
suasana yang sangat gembira dalam lingkungan.
g) Fungsi Ekonomis
Anggota keluarga bekerjasama sebagai suatu
team dan andil bersama dalam hasil mereka. Fungsi
ekonomis ini juga dapat dilihat dari bagaimana
jepala keluarga mecari penghasilan, mengatur
penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi kebutuhan–kebutuhan keluarga.
-
34
h) Fungsi Status Sosial
Keluarga berfungsi sebagai suatu dasar yang
menunjukkan kedudukan atau status bagi anggota–
anggotanya. Dalam sebuah keluarga, seseorang
menerima serangkaian status berdasarkan umur,
urutan kelahiran, dan sebagainya.
Disamping fungsi keluarga yang telah dijelaskan di
atas, diantara tugas keluarga menurut Bahiyatun (2011:65),
sebuah keluarga juga tidak terlepas dari tugas–tugas yang
harus dilaksnakan oleh anggota keluarga adalah sebagai
berikut :
a) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b) Pemeliharaan sumber–sumber daya yang ada dalam
keluarga.
c) Pembagian tugas masing–masing sesuai dengan
kedudukanya.
d) Sosialisasi antara anggota keluarga.
e) Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g) Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat
yang lebih luas.
h) Membangkitkan dorongan dan semangat para
anggota keluarga.
-
35
Setalah menegtahui tentang tugasdan fungsi
keluarga, menurut Nirwana (2011:159–161), peran kedua
orang tua dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a) Kedua orang tua mempunyai tugas untuk
menyanyangi anak–anaknya.
b) Orang tua mempunyai tugas dalam menjaga
ketentraman dan ketenangan lingkungan rumah serta
menyiapkan ketenangan jiwa anak–anak.
c) Saling menghormati antara orang tua dan anak
dengan kata lain yaitu mengurangi kritik dan
pembicaraan negatif berkaitan dengan kepribadian
dan perilaku mereka serta menciptakan iklim kasih
sayng dan keakraban, dan pada waktu yag
bersamaan kedua orang tua harus menjaga hak–hak
hukum mereka terkait dengan diri mereka dan orang
lain.
d) Mewujudkan kepercayaan, sebagai oang tua
memberikan penghargaan dan kelayakan kepada
mereka (anak–anak), karena hal ini akan menjadikan
mereka maju dan berusaha serta berani dalalm
bersikap.
e) Mengadakan perkumpulan keluarga, dengan
mengadakan perkumpulan atau pertemuan secara
pribadi dengan anak maka sebagai orang tua bisa
-
36
mengetahui kebutuhan jiwa anak, mereka selalu
ingin tahu tentang dirinya sendiri. Orang tua
merupakan tempat rujukan bagi sejuta permasalahan
anak, jangan sampai anak mendaptkan informasi
dalam kehidupan keseharian dari orang lain, oleh
karena itu perlu adanya kedekatan. Orang tua
merupakan teladan bagi anak dalam pembentukan
karakter dan kepribadian.
Berdasarkan uraian tentang tugas, fungsi dan peran
orang tua dan keluarga, maka dapat disimpulkan bahwa
orang tua memiliki posisi yang sangat menentukan
keberhasilan sebuah keluarga dan keberhasilan dari seorang
anak, dimana orang tua yang mampu melaksanakan tugas,
fungsi, dan perannya dengan baik maka anak akan tumbuh
dan dapat memberikajn teladan serta dapat menjadi
pendorong bagi semangat dan motivasi anak dalam
kehidupannya.
2) Peran Orang Tua dalam Pendidikan
Peran orang tua dalam pendidikan akan menentukan
keberhasilan bagi pendidikan anak–anaknya, di antara
orang tua dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
a) Pendidik (edukator)
Pendidik dalam Islam yang pertama dan
utama adalah orang tua yang bertanggungjawab
-
37
terhadap anak didik dengan mengupayakan
perkembangan seluruh potensi anak didik, baik
potensi afektif, potensi kognitif dan potensi
psikomotor.
b) Pendorong (motivator)
Motivasi adalah daya penggerak atau
pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan.
Motivasi bisa berasal dari dalam diri (intrinsik)
yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari,
umumnya karena kesadaran dan pentingnya sesuatu.
Dan motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik)
yaitu dorongan yang datang dari luar diri
(lingkungan), misalnya dari orang tua, guru, teman–
teman dan anggota masyarakat.
c) Fasilitator
Anak yang sedang belajar selain harus
terpenuhi kebutuhan pokonya, juga membutuhkan
fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi,
penerangan, alat tulis menulis, buku dan lain–lain.
Jadi orang tua berkewajiban memenuhi fasilitas
belajar agar proses belajar berjalan dengan lancar.
d) Pembimbing
Sebagai orang tua tidak hanya berkewajiban
memberikan fasilitas dan biaya sekolah saja. Tetapi
-
38
anak juga membutuhkan bimbingan dari orang
tuanya.
Sekolah merupakan kegiatan yang berat dalam
proses belajar banyak dijumpai kesulitan, kadang–kadang
anak mengalami lemah semnagat. Orang tua wajib
memberikan pengertian dan dorongannya untuk membantu
sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah.
Oleh sebab itu orang tua harus mempunyai waktu dalam
mendampingi anak–anaknya. Pada saat itulah anak diberi
pengarahan dan nasehat agar lebih giat belajar.
Gunarsa (2006:62) mengemukakan bahwa sikap
orang tua yang perlu mendapatkan perhatian, guna
perkembangan moral anaknya adalah:
a) Konsitensi dalam mendidik dan mengajar anak–
anak
Keharusan adanya konsistensi dalam hal–hal
apa yang mendatangkan pujian atau hukuman pada
anak, juga anatara ayah dan ibu harus ada
kesesuaian dalam melarang atau memperbolehkan
tingkah–tingkah laku pada anak.
b) Sikap orang tua dalam keluarga
Seseorang anak akan meniru sikap dari
orang–orang yang paling dekat dengan dirinya dan
-
39
yang ditemuinya setiap hari seperti orang tua dan
keluarga.
c) Penghayatan orang tua akan agama yang dianutnya
Orang tua yang sungguh–sungguh
menghayati kepercayaannya kepada Tuhan, akan
mempengaruhi sikap dan tindakan mereka sehari–
hari. Anak yang banyak dibekali dengan ajaran–
ajaran agama, hidup dalam kepercayaan dan
kesetiaan kepada Tuhan, semua itu dapat menjadi
dasar yang kuat untuk perkembangan moral anak
serta keseluruhan kehidupan dikemudian hari.
d) Sikap konsekuen orang tua dalam mendisiplinkan
anaknya
Orang tua yang tidak menghendaki anak–
anaknya untuk berbohong, bersikap tidak jujur,
harus pula ditunjukkan dalam sikap orang tua
sendiri dalam kehidupan sehari–hari. Dalam hal ini
orang tua perlu menjaga sikapnya.
Adanya ketidaksesuaian antara apa yang
diajarkan atau dituntut orang tua terhadap anaknya,
dengan apa yang dilihat anak sendiri dari kehidupan
orang tuanya dapat menimbulkan konflik dalam diri
anak dan anak dapat menggunakan hal tersebut
-
40
sebagai alasan untuk tidak melakukan apa yang
telah diajarkan orang tuanya.
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan tersebut,
maka dapat dikatakan bahwa peran orang tua terhadap
perkembangan moral anak juga sangat penting baik secara
langsung maupun tidak langsung yaitu bagaimana cara dan
sikap orang tua dalam mendidik, mendisiplinkan, dan
menanamkan nilai–nilai moral pada anak–anaknya,
sedangkan peran orang tua terhadap pengembangan moral
secara yidak langsung yaitu bagaimana tata cara dan sikap
hidup orang tua sendiri sehari–hari yang ditirukan oleh anak
melalui proses belajar.
3. Belajar Matematika
a. Belajar
1) Definisi Belajar
Belajar merupakan usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru yang
dapat merubah tingkah laku, baik kognitif, afektif, maupun
psikomotorik. Belajaar juga dapat terjadi karena interaksi
yang dialami oleh individu. Sardiman (2003:20)
menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah
laku atau penampilan dnegan serangkaian kegiatan,
misalnya dengan membaca, mengamati, mendengar,
meniru, dan lain sebagainya.
-
41
Pengertian lain mengenai belajar dikemukakan oleh
Sugiharono, dkk (2007:74) ynag mengidentifikasi bahwa
belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oemar Hamalik
(1983:21) menyatakan bahwa belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara–cara bertingkah laku yang baru
berkat pengalaman dan pelatihan.
Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas
maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses
dimana seorang individu mendapatkan hal atau informasi
baru yang terlihat dari interaksi tingkah laku dengan
lingkungannya.
2) Karakteristik Belajar
Perilaku belajar seseorang dapat dilihat dari
perubahann–perubahan yang terjadi pada individu yang
bersangkutan, karena perubahan itu menunjukkan individu
tersebut telah mengalami perilaku belajar. Sugihartono, dkk
(2007:76) menjelaskan ciri–ciri perilaku belajar sebagai
berikut :
a) Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar.
b) Perubahan bersifat continue dan fungsional.
c) Perubahan bersifat positif dan aktif.
-
42
d) Perubahan bersifat permanen.
e) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
f) Perubahan mengcangkup seluruh aspek tingkah
laku.
Berdasarkan penjelasan ciri–ciri perilaku belajar
ditandai dengan perubahan tingkah laku yang terjadi pada
individu, baik itu perubahan tingkah laku yang terjadi
secara sadar maupun tidak sadar, perubahan bersifat positif
maupun yang terarah.
3) Tujuan Belajar
Belajar dilakukan karena tujuan yang ingin dicapai,
tujuan tersebut yaitu untuk mendapatkan ilmu maupun
pengetahuan yang baru. Ditinjau secara umum, Sardiman
A.M (2003:26–27) menjelaskan tujuan belajar ada tiga jenis
yaitu :
a) Untuk mendapatkan pengetahuan.
b) Penanaman konsep dan keterampilan.
c) Pembentukan sikap.
Berdasarkan tujuan belajar tersebut dapat
disimpulkan bahwa belajar dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi atau pengetahuan baru yang dapat
digunakan.
-
43
4) Prinsip–PrinsipBelajar
Didalam melaksanakan prosesbelajar, banyak hal
yang harus diperhatikan agar tujuan belajar dapat tercapai.
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam proses belajar
adalah memperhatikan beberapa prinsip belajar Soekamto
dan Winataputra (Baharuddin, 2007:16) menyatakan bahwa
:
a) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus
belajar bukan orang lain. Untuk itu siswa harus
bertindak aktif.
b) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat
kemampuannya.
c) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat
penguatan langsung pada setiap langkah yang
dilakukan selama proses belajar.
d) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang
dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih
berarti.
e) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila
ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh
atas belajarnya.
Dengan adanya prinsip belajar tersebut maka proses
belajar akan berjalan secara menyenangkan, efektif, dan
-
44
efisien. Hasil belajar yang diperoleh siswa pun akan
maksimal sehingga tujuan belajar akan tercapai.
5) Jenis–Jenis Belajar
Manusia memiliki beragam potensi, karakter, dan
kebutuhan dalam melaksanakan proses belajar. Karena itu
banyak jenis–jenis belajar yang dapat dlakukan oleh
manusia. Menurut Gagne (Sudjana, 1989:46) berpendapat
bahwa jenis–jenis belajar dilihat dari prosesnya dibagi
menjadi 8 jenis, yaitu :
a) Belajar signal yaitu memberikan reaksi terhadap
perangsang.
b) Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan
yaitu memberikan reaksi yang berulang–ulang
manakala terjadi reinforcement atau penguatan.
c) Belajar membentuk rangakaian yaitu belajar
menghubung–hubungkan gejala/faktor/yang satu
dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan
(rangkaian) yang berarti.
d) Belajar asosiasi verbal yaitu memberikan reaksi
dalam bentuk kata–kata, bahasa, terhadap
perangsang yang diterimanya.
e) Belajar memberikan hal yang majemuk yaitu
memberikan reaksi yang berbeda terhadap
perangsang yang hampir sama sifatnya.
-
45
f) Belajar kosep yaitu menempatkan obyek menjadi
satu klasifikasi tertentu.
g) Belajar kaidah atau beljar prinsip yaitu
menghubung–hubungkan beberapa konsep.
h) Belajar memecahkan masalah yaitu menggabungkan
beberapa kaidah atau prinsip, untuk memecahkan
persoalan.
b. Matematika
1) Definisi Matematika
Matematika berasal dari bahasa Yunani
matheinyang berarti mempelajari. Kata tersebut mempunyai
hubungan yang erat dengan bahasa Sansekerta yang berasal
dari kata medha atau widya yang mempunyai arti
kepandaian, ketahuan. Lebih tepatnya matematika disebut
dengan ilmu pasti, karena dengan menguasai matematika
orang akan belajar mengatur jalan pikirannya dan belajar
menambah kepandainnya.
Matematika menurut (Muhlisrarini, 2014:47–48)
tidak didefinisikan dengan mudah dan tepat, hal ini
mengingat ada berbagai banyak fungsi dan peranan dalam
matematika terhadap mata pelajaran yang lain. Beberapa
orang mendefinisikan matematika berdasarkan dengan
struktur matematika, pola matematika, dan bidang lain.
Maka dari itu, peradapan manusia sangat pesat dengan
-
46
adanya partisipasi matematika dalam mengikuti perubahan
dan perkembangan zaman. Matematika sejak peradaban
manusia bermula sudah sangat bermanfaat dan memainkan
peran yang sangat besar bagi kehidupan sehari–hari.
Banyak symbol, rumus, teorema, aksioma, dalil, ketetapan,
dan konsep–konsep yang digunakan untuk membantu
perubahan hidup manusia pada zaman yang terus
berkembang ini. Maka definisi umum matematika menurut
Hamzah dan Muhlisrarini yaitu :
a) Matematika adalah cabang pengetahuan eksak dan
terorganisasi.
b) Matematika adalah ilmu tentang keluasaan atau
pengukuran dan tata letak.
c) Matematika adalah ilmu tentang bilangan–bilangan
dan hubungan–hubungannya.
d) Matematika berhubungan dnegan ide–ide, struktur–
struktur, dan hubungan–hubungannya yang diatur
menurut urutan yang logis.
e) Matematika adalah ilmu deduktif dan tidak
menerima generalisasi yang didasarkan pada
observasi (induktif) tetapi diterima generalisasi
yang didasarkan kepada pembuktian secara
deduktif.
-
47
f) Matematika adalah ilmu tentang struktur yang
teroganisasi mulai dari unsur yang tidak
terdefinisikan ke aksioma atau postulat, akhirnya ke
dalil atau teorema.
g) Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai
bentuk, susunan, besaran, dan konsep–konsep
hubungan lainnya yang jumlahnya banyak dan
terbagi ke dalam tiga bagian yaitu aljabar, analisis,
dan geometri.
Menurut (Fathani, 2012:23) mengemukakan bahwa
definisi secara umum bahwa diantaranya :
a) Matematika sebagai pola pikir yang terorganisasi.
b) Matematika sebagai alat.
c) Matematika sebagai pola pikir deduktif.
d) Matematika sebagai cara bernalar.
e) Matematika sebagai bahasa artifisial.
f) Matematika sebagai seni yang kreatif.
Berdasarkan uraian diatas bahwa belajar
matematika dapat menambah pengetahuan dan wawasan
seseorang, selain itu matematika adalah ilmu pasti yang
harus dipelajari semua orang karena matematika selalu ada
dalam kehidupan sehari–hari.
-
48
2) Karakteristik Matematika
Ada beberapa karakteristik yang dimiliki
matematika yaitu:
a) Memiliki objek kajian abstrak.
b) Bertumpu pada kesepakatan.
c) Berpola pikir deduktif.
d) Memiliki symbol yang kosong dari arti.
e) Memperhatikan semesta pembicaraan.
f) Konsisten dalam sistemnya.
g) Kakulasi.
h) Memiliki konsep.
i) Bersifat logis dan dapat di nalar.
Dalam belajar matematika perlu banyak yang harus
dipelajari, dipahami, dan dimengerti baik melalui rumus
pasti, logika dan penalaran. Oleh sebab itu dukungan dari
dalam diri dan dari luar diri harus selalu kuat, supaya lebih
mudah untuk belajar matematika.
4. Masa Pandemi
a. Definisi Masa Pandemi
Masa pandemi adalah masa di mana semua kegiatan yang
dilakukan manusia diluar rumah dihimbau untuk di rumah saja
seperti : ibadah, pembelajaran, kegiatan belanja dan lainnya
dilakukan secara online, selain itu kegiatan yang melibatkan
-
49
banyak orang dihimabau untuk tidak melakukannya dahulu dalam
kurung waktu yang tidak dapat ditentukan. Masa pandemi ini
terjadi karena adanya suatu wabah virus yang menyerang
kekebalan tubuh manusia berakibatkan seseorang mengalami
panas, batuk, pilek, dan sesak nafas bahkan mengalami kematian.
Virus ini berasal dari Wuhan, Cina yang disebut dengan Virus
Covid–19 atau Corona, virus covid–19 ini dapat melalui sentuhan
langsung, air liur, dan menempel pada benda–benda yang telah
bersentuhan langsung dengan pasien positif covid–19.
Masa pandemi ini juga diatur secara tegas oleh
pemerintahan Republik Indonesia dengan tujuan untuk mengurangi
penyebaran virus covid–19 ini. Diberlakukannya masa pandemi
mengakibatkan banyak mengalami pro dan kontra oleh masyarakat
pada umumnya, banyak masyarakat yang mengalami kesulitan
ekonomi, banyak masyarakat yang menjadi korban PHK, banyak
siswa yang mengeluh tugas banyak dan lain sebagainya. Dalam
menanggapi hal tersebut pemerintah berupaya untuk memberikan
bantuan ekonomi baik berupa uang maupun makanan pokok setiap
bulannya. Selain itu untuk menghilangkan ras jenuh pada anak–
anak sekolah, pemerintah memberikan tanyangan televisi yang
mendidik dan menyangkut kegiatan belajar mengajar selama
dirumah.
-
50
Pemerintah juga memberikan aturan bagi yang harus tetap
bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu dengan cara
memprotokolkan untuk :
1) Cuci tangan menggunakan sabun.
2) Memakai masker ketika keluar rumah.
3) Menjaga jarak dengan orang lain.
4) Diharapkan tidak saling bersentuhan.
5) Jika pulang berpergian dihimbau untuk segera mandi dan
ganti pakaian.
6) Berjemur setiap hari pukul 10.00.
Dalam hal ini penulis mengfokuskan masalah belajar
dirumah selama pandemi, disini penulis berpendapat bahwa
pentingnya pendampingan, perhatian, dorongan, dan motivasi
orang tua dalam membimbing anak untuk belajar di rumah. Dengan
adanya dorongan dan motivasi orang tua, anak akan lebih senang,
giat, dan semangat dalam belajar terutama belajar mata pelajaran
yanng dianggap sulit yaitu matematika.
5. Covid–19
Pada awal tahun 2020 dunia dikejutkan dengan wabah virus
Covid–19 (Corona) yang menginfeksi hampir seluruh negara di dunia.
Di Indonesia sendiri pemerintah telah mengeluarkan status darurat
bencana terhitung mulai tanggal 29 Februari 2020 hingga 29 Mei 2020
terkait pandemi virus Covid–19 ini. Virus yang menyerang kekebalan
tubuh manusia ini dapat menyebabkan pasien mengalami gejala batuk,
-
51
suhu badan tinggi, sakit tenggorokan, dan sesak nafas. Tetapi virus ini
juga tidak menimbulkan gejala, hal ini yang sangat menakutkan bagi
masyarakat Indonesia karena virus covid–19 dapat juga menimbulkan
kematian bagi pasien.
Untuk mencegah virus ini masyarakat dihimabau untuk
selalu menjaga kebersihan dan kekebalan tubuh dengan cara
berolahraga dan berjemur dibawah sinar matahari, menurut badan
kesehatan virus ini tidak tahan panas sehingga jika terkena panas terus
menerus virus ini akan mati.
B. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang memiliki keterkaitan pada
penelitian yang berjudul “PeranOrang Tua Dalam
MeningkatkanMotivasi Belajar Matematika Pada Masa Pandemi
Covid–19 Studi Kasus Siswa SMP Kelas VIII Di Desa Lebak Tahun
2020” baik dari segi metodelogi maupun dari segi materi. Beberapa
diantara penelitian itu adalah sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Silvi Juwita dalam skripsi ( Institut
Islam Negeri Bukittinggi, Tahun 2018) yang berjudul “Pengaruh
Motivasi Belajar dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Baso Tahun 2018/2019)
penelitian ini menarik kesimpulan bahwa pada sampel 31 orang siswa
kelas VII yang dipilih secara random sampling . Instrumen yang
digunakan untuk pengambilan data adalah instrumen angket motivasi
belajar yang terdiri dari 45 item pertanyaan dan instrumen perhatian
orang tua yang terdiri daari 38 item pernyataan daan hasil belajar
-
52
matematika siswa diperoleh dari guru Matematika SMP Negeri 1 Baso.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial motivasi belajar
terhadap hasil belajar matematika siswa dengan sumbangan sebesar
20, 307% perhatian orang tua terhadap hasil belajar matematika
dengan sumbangan sebesar 16, 3406%, dan motivasi belajar dan
perhatian orang tua secara simultan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Baso Tahun Pelajaran 2018/109 dengan sumbangan sebesar
25, 2004%.
Dari uraian dapat ditarik kesimpulan bahwa skripsi di atas,
bahwa memiliki persamaan dengan skripsi penulis yaitu tentang peran
motivasi dan peran orang tua terhadap hasil belajar, tetapi pada skripsi
di atas tidak pada masa pandemi Covid–19 seperti yang dituliskan oleh
penulis.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Alim dalam skripsi berjudul
“Peran Motivasi Dalam Mengukir Prestasi” (Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta) mengahasilkan, banyak
bakat anak yang tidak berkembang karena tidak diperbolehnya
motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat,
maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapailah hasil–hasil
yang semula tidak diduga. Motif menunjukkan suatu dorongan yang
timbul dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut
mau bertindak melakukan sesuatu. Motivasi adalah kondisi internal
spesifik dan mengarahkan perilaku seseorang ke suatu tujuan. Prestasi
-
53
merupakan dorongan untuk mengatasi kendala, melaksanakan
kekuasaan, berjuang untuk melakukan sesuatu yang sulit sebaik dan
secepat mungkin, setiap orang mempunyai motif bawaan yang selalu
diperjuangkan untuk dipenuhi yang bergerak dari motif yang paling
sederhana yaitu kebutuhan fisiologis sampai aktualisasi diri. Motivasi
berprestasi terkandung daalam kebutuhan berinteraksi dan kebutuhan
untuk berkembang. Motivasi berprestasi adalah faktor penting yang
menentukan tingkat pertumbuhan masyarakat.
Dalam skripsi di atas berisi tentang peran motivasi untuk
mengukir prestasi, dalam hal ini memiliki persamaan dengan penulis
yaitiu tentang peran motivasi. Perbedaan dalam tulisan di atas dengan
tulisan penulis adalah tulisan di atas menjelaskan tentang prestasi
dalam bidang olahraga, sedangkan penulis menjelaskan peran motivasi
dalam bidang pendidikan matematika.
3. Penlitian yang dilakukan oleh Tri Sumiyati dalam skripsi yang
berjudul “pengaruh perhatian orang tua, konsep diri, motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa tentang matemtika kelas VIII SMP Negeri
di Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong (Universitas
Tadulako) menghasilkan kesimpulan bahwa perhatian orang tua
berpengaruh langsung secara signifikan terhadap hasil belajar siswa,
konsep diri siswa berpengaruh langsung secara signifikan terhadap
hasil belajarsiswa, perhatian orang tua berpengaruh tidak langsung
secara signifikan terhadap hasil belajar siswa melalui motivasi belajar,
konsep diri siswa berpengaruh tidak langsug secara signifikan terhadap
-
54
hasil belajar siswa melalui motivasi belajar, dan perhatian orang tua,
konsep diri, serta motivasi belajar berpengaruh secara signifikan baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap hasil belajar
matematika.
Dalam skripsi di atas menjelaskan tentang pengaruh perhatian
orang tua, konsep diri, dan motivasi belajar terhadap hasil belajar
siswa kelas VIII SMP. Hal ini memiliki persamaan dengan penulis
tentang motivasi dari orang tua dengan studi kasus siswa SMP kelas
VIII. Tetapi skripsi di atas mengambil data dalam keaadaan normal,
sedangkan penulis mengambil data dalam keadaan pandemi Covid–19.
-
55
BAB III
METODE PENELITIAN
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari penggunaan metode penelitian
sebagai pedoman agar kegiatan penelitian berjalan dengan baik. Sebuah penelitian
dapat dikatakan mencapai hasil yang maksimal jika peneliti paham dan mengerti
metode apa yang digunakan dalam penelitian tersebut. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan
pendekatan deskriptif kualitatif. Jenis penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang datanya kualitatif berupa
pernyataan, kalimat, dan dokumen. Metode yang digunakan adalah
penelitian lapangan yang menggunakan sumber data dan proses
penelitiannya menggunakan lokasi tertentu.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu
penelitian yang berusaha menggunakan pendeskripsian suatu kejadian
yang terjadi pada saat yang dialami. Sedangkan penelitian kualitatif
menurut Strauss dan Corbin yang ditulis oleh (Rahmat, 2001:2) penelitian
kualitatif adalah penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah
laku, fungsional organisasi, aktivitas sosial, dan lain–lain. Salah satu
alasan menggunakan metode yang digunakan untuk menemukan dan
memahami apa yang tersembunyi di balik kejadian yang terkadang
merupakan sesuatu yang sulit dimengerti dan dipahami.
-
56
Dengan demikian, bahwa penelitian bertujuan untuk
mendeskripsikan tentang semua penerapan dalam kehidupan sehari–hari.
Adapun penerapan yang dimaksud adalah peran penting motivasi orang
tua dalam belajar matematika pada masa pandemi covid–19 studi kasus
siswa SMP kelas VIII di Desa Lebak tahun 2020.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini penulis bertugas sebagai pengamat partisipan.
Tugas peneliti mengumpulkan data dari narasumber yang sudah
ditentukan. Peneliti menggunakan instrumen wawancara yang hasilnya
digunakan untuk sumber data yang valid dalam penelitian ini. Peneliti
mendatangi objek penelitian dimana sampel ditentukan oleh peneliti.
Maka dari itu peneliti harus datang langsung di lokasi penelitian sampai
memperoleh data yang diperlukan.
Lokasi dalam penelitian ini mengambil di setiap rumah narasumber
(informan), yang terletak di 3 Dusun yaitu Dusun Domas, Dusun Lebak
Tengah dan Dusun Bulusari, Desa Lebak, Kecamatan Bringin, Kabupaten
Semarang.Penelitian diadakan pada tanggal 23 Mei 2020 sampai selesai di
rumah setiap narasumber (informan).
C. Sumber Data
Data–data yang sudah terkumpul melalui penelitian ini adalah data
yang sesuai dengan fokus penelitian peran motivasi orang tua dalam
belajar matematika pada masa pandemi covid–19 studi kasus siswa SMP
kelas VIII di Desa Lebak tahun 2020. Menurut (Sugiyono, 2016:225)
mengemukakan bahwa dapat dilihat dari sumber datanya maka
-
57
pengumpulan data tersebut dapat menggunakan sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang diberikan langsung
kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang
tidak diberikan langsung kepada pengumpul data. Adapun sumber yang
diambil yaitu:
1. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang didapatkan peneliti
secara langsung cerita–cerita menjadi saksi mata pada saat peristiwa
terjadi. Sumber data ini disebut dengan data asli atau data baru.
Sumber data ini didapatkan dari hasil wawancara dan observasi orang
tua dan siswa SMP kelas VIII di Desa Lebak.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber yang dikumpulkan peneliti
dari cerita–cerita atau peristiwa yang tidak disaksikan secara langsung.
Data sekunder disebut juga dengan data tertulis atau data yang
tersedia. Data sekunder berasal dari buku, majalah ilmiah, dokumen
pribadi, dokumen resmi, arsip, skripsi terdahulu, dan lain – lainnya.
Data sekunder tersebu