Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi...

146
PENGARUH RELIGIUSITAS, GAYA KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN DEMOGRAFI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Annisa Ayu Budhiarti NIM: 1113070000093 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2017 M

Transcript of Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi...

Page 1: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

PENGARUH RELIGIUSITAS, GAYA KEPEMIMPINAN

TRANFORMASIONAL DAN DEMOGRAFI TERHADAP

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Annisa Ayu Budhiarti

NIM: 1113070000093

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2017 M

Page 2: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

ii

Page 3: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

iii

Page 4: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

iv

Page 5: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

“A GOAL WITHOUT A PLAN IS JUST A WISH”

“Jika kita mempunyai keinginan

yang kuat dari dalam hati, maka

seluruh alam semesta akan bahu-

membahu mewujudkannya”

- Soekarno

Persembahan

Skripsi ini saya persembahkan khusus untuk Mama, Bapak,

Adik tersayang dan sahabat-sahabat yang tidak pernah

berhenti memberikan motivasi, kasih sayang dan doa.

Terimakasih untuk semuanya.

Page 6: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Agustus 2017

C) Annisa Ayu Budhiarti

D) Pengaruh Religiusitas, Gaya Kepemimpinan Transformasional dan

Demografi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB)

E) xv+ 108 halaman + 25 lampiran

F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh

religiusitas (intellectual, ideology, public practice, private practice dan

religious experience), gaya kepemimpinan transformasional (visi,

komunikasi inspirasional, stimulasi intelektual, kepemimpinan suportif

dan pengakuan personal) dan demografi terhadap organizational

citizenship behavior (OCB). Subjek penelitian ini adalah 138 karyawan

BUMN di PT. Surveyor Indonesia dan 88 karyawan swasta di Perusahaan

Industri Pestisida Rumah Tangga. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non

probability sampling, yaitu convenience sampling. Untuk menguji

validitas alat ukur yang digunakan peneliti menggunakan Confirmatory

Factor Analysis (CFA) dan Multiple Regression Analysis digunakan untuk

menguji hipotesis penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel religiusitas (intellectual, ideology, public practice, private

practice dan religious experience), gaya kepemimpinan transformasional

(visi, komunikasi inspirasional, stimulasi intelektual, kepemimpinan

suportif dan pengakuan personal) dan demografi terhadap organizational

citizenship behavior (OCB) dengan memberikan kontribusi sebesar 26,2%.

Hasil uji hipotesis minor menunjukkan hanya ada empat aspek yang

signifikan pengaruhnya terhadap OCB, yaitu intellectual, religious

experience, kepemimpinan suportif dan usia sedangkan variabel ideology,

public practice, private practice, visi, komunikasi inspirasional, stimulasi

intelektual, kepemimpinan suportif, pengakuan personal, jenis kelamin dan

lama bekerja tidak bepengaruh terhadap OCB.

Penelitian selanjutnya disarankan agar meneliti variabel-variabel lain yang

diduga mempengaruhi OCB karyawan, seperti budaya organisasi,

kepuasan kerja, persepsi keadilan dan sebagainya.

G) Bahan bacaan: 54; buku : 6 + jurnal : 47 + skripsi : 1

Page 7: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) August 2017

C) Annisa Ayu Budhiarti

D) The effect of Religiosity Transformational Leadership and Demography to

Organizational Citizenship Behavior (OCB)

E) xv+ 108 pages + 25 appendix

F) This study was conducted to determine the effect of religiosity

(intellectual, ideology, public practice, private practice and religious

experience), transformational leadership style (vision, inspirational

communication, intellectual stimulation, supportive leadership and

personal recognition) and demographic to organizational citizenship

behavior (OCB). The subjects are 138 employees in PT. Surveyor

Indonesia and 88 employees in the Company of Household Pesticide

Industry. This research used quantitative approach and non probability

sampling technique, it is a convenience sampling. Validity of measuring

instruments was tested by Confirmatory Factor Analysis (CFA) and to test

the research hypothesis was using Multiple Regression Analysis.

The results indicated that there was a significant influences of religious

variables (intellectual, ideology, public practice, private practice and

religious experience), transformational leadership style (vision,

inspirational communication, intellectual stimulation, supportive

leadership and personal recognition) and demographic of organizational

citizenship behavior (OCB) by contributing 26.2%. The minor hypothesis

test show there was only four significant aspects of its influence on OCB,

they were is intellectual, religious experience, supportive leadership and

age while ideology, public practice, private practice, vision, inspirational

communication, intellectual stimulation, supportive leadership, personal

recognition, gender and work experience does not affect to OCB.

Based on these results, it is suggested to examine other variables that are

suspected as affected OCB employees, such as organizational culture, job

satisfaction, perceptions of justice and etc.

G) Reading materials: 54 ; books : 6 + journal : 47 + minithesis : 1

Page 8: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil „alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT karena berkat segala kuasa dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Religiusitas, Gaya kepemimpinan

Transformasional dan Demografi terhadap Organizational Citizenship Behavior

(OCB)”. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi besar

Muhammad SAW, serta pengikutnya sampai akhir zaman. Penulis menyadari

bahwa penyusunan skripsi ini masih belum dapat dikatakan sempurna, karena

keterbatasan penulis dalam hal pengalaman, pengetahuan, kemampuan, dan juga

waktu. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Terselesaikannya skripsi ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang

memberikan bimbingan, masukan dan arahan. Oleh karena itu, perkenankanlah

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr.

Abdul Mujib M.Ag, M.si beserta seluruh wakil dekan dan jajaran dekanat

lainnya yang tiada hentinya berusaha menciptakan lulusan-lulusan

psikologi yang semakin baik dan berkualitas.

2. Dr. Yunita Faela Nisa, Psi, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, memberikan

informasi dan motivasi kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan

Page 9: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

ix

skripsi ini dengan baik. Terima kasih atas kesabarannya dalam

menghadapi penulis.

3. Ibu Ima Sri Rahmani, MA, Psi selaku pembimbing akademik yang tak

henti-hentinya selama empat tahun memberikan motivasi, kritik dan saran,

terkait akademik maupun non akademik. Terima kasih ibu

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan ilmu dan pembelajaran berharga kepada penulis.

5. Keluarga tercinta, Mama (Pratiti), Bapak (Arief Budhiharto) dan Adik

(Putri). Terima kasih atas cinta, kasih sayang, perhatian, motivasi, dan

dukungan baik moril maupun materil.

6. Seluruh karyawan PT. Surveyor Indonesia dan Perusahaan Industri

Pestisida Rumah tangga yang telah membantu mengisi instrumen

penelitian yang penulis berikan.

7. Untuk teman seperjuangan selama bimbingan skripsi, Retno Erdiyanti, M.

Farhan, Raudah Sabila dan Miftah Faridl. Terimakasih atas bantuan serta

motivasi kepada penulis.

8. Sahabat semasa kuliah (Onze), Harisah Arbeliyani, Widya Rahmatika Y,

Syahilina Putri, Dhiny Aditama P, Siti Sarah, Dina Nurul F, Retno

Erdiyanti, Alycia Nur Aulia dan Kalinsha Rahmadini. Terimakasih atas

waktu, canda, tawa, motivasi dukungan dan bantuan kalian untuk penulis.

9. Untuk teman-teman Psikologi angkatan 2013 khususnya untuk Dewi

Hardiyanti, Ardisa Citradewi, Dian Meuthia dan seluruh anak kelas C

Page 10: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

x

2013, terimakasih banyak atas motivasi, kenangan, kebersamaan dan juga

pembelajaran selama ini.

10. Teman-teman yang selalu menyemangati penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi ini, Halimatussyifa Kinasih, Anten Eka G., Ronna

Nurzula, Annisa Fatima Zahra, Ratu Hutami A dan Nidaul Khopy.

11. Untuk Muhammad Ilham Tauhid yang tak pernah henti memberikan

motivasi, memberikan nasihat dan membantu masukan untuk skripsi ini.

Terimakasih waktu dan kesabarannya.

12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebukan satu persatu. Pencapaian ini

tidak akan terwujud tanpa doa dan dukungan dari banyak pihak.

Semoga Allah memberikan pahala yang tak henti-hentinya, sebagai balasan

atas segala kebaikan dan bantuan yang diberikan. Penulis menyadari bahwa dalam

penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima

saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis

berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada setiap

pembaca.

Jakarta, 14 Agustus 2017

Penulis

Page 11: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

ABSTRACT ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 10

1.2.1 Pembatasan Masalah ................................................... 10

1.2.2 Perumusan Masalah .................................................... 10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 12

1.3.1 Tujuan penelitian ......................................................... 12

1.3.2 Manfaat penelitian ....................................................... 12

BAB 2 LANDASAN TEORI ....................................................................... 14

2.1 Organizational Citizenship Behavior (OCB) ............................. 14

2.1.1 Pengertian organizational citizenship behavior (OCB) ... 13

2.1.2 Dimensi organizational citizenship behavior (OCB) ....... 17

2.1.3 Pengukuran organizational citizenship behavior (OCB) . 20

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi organizational citizenship

behavior (OCB) ................................................................ 21

2.2 Religiusitas .................................................................................... 24

2.2.1 Pengertian religiusitas....................................................... 24

2.2.2 Dimensi religiusitas .......................................................... 26

2.2.3 Pengukuran religiusitas..................................................... 29

2.3 Kepemimpinan Transformasional ................................................. 30

2.3.1 Pengertian kepemimpinan transformasional .................... 30

2.3.2 Dimensi kepemimpinan transformasional ........................ 32

2.3.3 Pengukuran kepemimpinan transformasional .................. 37

2.4 Kerangka Berpikir ........................................................................ 37

2.5 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 46

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................. 48

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 48

3.2 Variabel Penelitian ....................................................................... 48

Page 12: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

xii

3.3 Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data ................................. 51

3.4 Uji Validitas Instrumen Penelitian ................................................ 55

3.4.1 Uji validitas konstruk OCB .............................................. 58

3.4.2 Uji validitas konstruk religiusitas ..................................... 59

3.4.3 Uji Validitas konstruk kepemimpinan transformasional .. 65

3.5 Teknik Analisis Data..................................................................... 71

3.6 Prosedur Penelitian ....................................................................... 73

BAB 4 HASIL PENELITIAN ...................................................................... 76

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ............................................ 76

4.2 Deskripsi Data ............................................................................... 77

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ......................................... 79

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ....................................................... 81

4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian ................................... 81

4.4.2 Pengujian proporsi varian masing-masing IV .................. 87

BAB 5 PENUTUP ......................................................................................... 90

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 90

5.2 Diskusi .......................................................................................... 90

5.3 Saran ............................................................................................ 98

5.3.1 Saran teoritis ..................................................................... 99

5.3.2 Saran praktis .................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 101

LAMPIRAN ................................................................................................... 106

Page 13: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blueprint Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB) ............. 51

Tabel 3.2 Blueprint Skala Religiusitas .................................................................. 52

Tabel 3.3 Blueprint Skala Gaya Kepemimpinan Transfomasional ....................... 53

Tabel 3.4 Skor Pengukuran Skala Likert ............................................................... 54

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Skala OCB ............................................................ 59

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Dimensi Intellectual ............................................. 60

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Dimensi Ideology ................................................. 61

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Dimensi Public Practice ...................................... 62

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Dimensi Private Practice ..................................... 64

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Dimensi Religious Experience ............................. 65

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Dimensi Visi ......................................................... 66

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Dimensi Komunikasi Inspirasional ...................... 67

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Dimensi Stimulasi Intelektual .............................. 69

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Dimensi Kepemimpinan Suportif ......................... 70

Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Dimensi Pengakuan Personal ............................... 71

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian ................................................................. 76

Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian .................................................. 78

Tabel 4.3 Norma Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ...................................... 79

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian .................................................. 80

Tabel 4.5 R square ................................................................................................ 81

Tabel 4.6 Signifikansi uji regresi .......................................................................... 82

Tabel 4.7 Koefisien Regresi IV terhadap DV ....................................................... 83

Tabel 4.8 Proporsi Varians Masing-masing IV terhadap DV ................................ 87

Page 14: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................... 45

Page 15: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 2 Instrumen Penelitian

Lampiran 3 Item OCB

Lampiran 4 Item Religiusitas

Lampiran 5 Item Gaya Kepemimpinan Transformasional

Lampiran 6 Syntax Lisrel dan Gambar Path Pengujian CFA Variabel OCB

Lampiran 7 Syntax Lisrel dan Gambar Path Pengujian CFA Dimensi

Intellectual

Lampiran 8 Syntax Lisrel dan Gambar Path Pengujian CFA Dimensi Ideology

Lampiran 9 Syntax Lisrel dan Gambar Path Pengujian CFA Dimensi Public

Practice

Lampiran 10 Syntax Lisrel dan Gambar Path Pengujian CFA Dimensi Private

Practice

Lampiran 11 Syntax Lisrel dan Gambar Path Pengujian CFA Dimensi Religious

Experience

Lampiran 12 Syntax Lisrel dan Gambar Path Pengujian CFA Dimensi Visi

Lampiran 13 Syntax Lisrel dan Gambar Path Pengujian CFA Dimensi

Komunikasi Inspirasional

Lampiran 14 Syntax Lisrel dan Gambar Path Pengujian CFA Dimensi

Kepemimpinan Suportif

Lampiran 15 Syntax Lisrel dan Gambar Path Pengujian CFA Dimensi Stimulasi

Intelektual

Lampiran 16 Syntax Lisrel dan Gambar Path Pengujian CFA Dimensi Pengakuan

Personal

Lampiran 17 Output SPSS

Page 16: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kemampuan

untuk bertahan dalam daya saing pada era sekarang ini. Agar tujuan perusahaan

tercapai dibutuhkan SDM (sumber daya manusia) yang kompeten dan mempunyai

motivasi tinggi. Pentingnya peran sumber daya manusia memiliki tujuan untuk

memajukan perusahaan. Perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang

berkualitas untuk perusahaan baik di masa sekarang hingga masa yang akan

datang.

Karyawan merupakan sumber daya manusia dan salah satu faktor terpenting

dalam proses produksi suatu perusahaan. Masalah ketenagakerjaan memegang

peranan penting dalam kesuksesan suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan

perlu membuat suatu perencanaan mengenai masalah ketenagakerjaan sesuai

dengan kebutuhan setiap karyawan. Salah satu perilaku yang dapat membantu

proses pemenuhn kerja perusahaan adalah perilaku OCB (Organizational

Citizenship Behavior), perilaku yang dilakukan sudah diluar kinerja.

Banyak perilaku OCB yang terjadi dalam organisasi diarahkan untuk

membantu dan memberikan dukungan kepada rekan kerja. Karyawan akan

memberikan dukungan apabila rekan kerjanya mengalami kesulitan. Selain itu,

karyawan dapat membantu mengatasi perbedaan pendapat yang menimbulkan

konflik diantara rekan kerja dengan cara menghadapi konflik secara lebih efektif.

Perilaku ini kemudian membangun hubungan yang lebih kuat di antara anggota

Page 17: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

2

2

kelompok dan bisa mengurangi kemungkinan karyawan meninggalkan organisasi

(Podsakoff & Blume, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan kepada karyawan

di PT. Surveyor Indonesia dan Perusahaan Industri Pestisida Jakarta, dengan

menggunakan beberapa pertanyaan terbuka yang didasari pada dua dimensi

organizational citizenship behavior (OCB). Hasilnya adalah pada dimensi

altruism, dimana beberapa karyawan mempertimbangkan apabila rekan kerjanya

meminta bantuan, mengarahkan karyawan baru jika diberi perintah oleh atasan

(tidak secara sukarela) dan lebih senang bekerja secara individual. Pada dimensi

general compliance, tidak mematuhi aturan dengan datang terlambat karena

berbagai alasan seperti rumah yang berjarak jauh dari kantor, mengambil waktu

istirahat tambahan (ketika jam istirahat telah selesai, karyawan masih berada di

luar kantor), datang terlambat lebih dari 20 kali dalam 6 bulan terakhir dan

bersedia melakukan pekerjaan tambahan jika memang dihitung lembur oleh

perusahaan. Dari hasil uji elisitasi menunjukkan kurangnya perilaku OCB pada

PT. Surveyor Indonesia dan Perusahaan Industri Pestisida Jakarta.

Banyak istilah OCB dikembangkan oleh berbagai pihak termasuk para peneliti

perilaku organisasi yang memberikan istilah yang berbeda dengan organizational

citizenship behavior (OCB). Sebagian menyebut OCB sebagai perilaku prososial

dan perilaku extra role. OCB disebut juga dengan perilaku kewargaorganisasian,

namun sebutan itu belum dianggap sepenuhnya mewakili seluruh dimensi OCB.

(Darto, 2014). Peran OCB dianggap vital dan sangat menentukan kinerja

organisasi. Selain sebagai unsur yang unik dari perilaku individu dalam dunia

Page 18: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

3

3

kerja, OCB juga menjadi aspek yang hampir jarang terjadi dalam lingkup aparatur

pemerintahan. Perilaku OCB menjadi karakteristik individu yang tidak hanya

mencakup kemampuan dan kemauannya mengerjakan tugas pokoknya saja namun

juga mau melakukan tugas ekstra diluar tuntutan tugas yang diberikan seperti

melaksanakan kerjasama dengan karyawan lainnya, suka menolong, berpartisipasi

secara aktif, memberikan pelayanan ekstra kepada pengguna layanan, serta mau

menggunakan waktu kerjanya dengan efektif (Darto, 2014).

OCB merupakan bentuk perilaku berupa pilihan dan inisiatif individual, tidak

berkaitan dengan sistem reward organisasi tetapi secara penting meningkatkan

efektivitas organisasi. Ini berarti, perilaku tersebut tidak termasuk ke dalam

persyaratan kerja atau deskripsi kerja karyawan sehingga jika tidak

ditampilkan pun tidak diberikan punishment (Purba & Seniati, 2004). OCB ini

memiliki peran penting untuk keberhasilan organisasi. Kunci keberhasilan

organisasi adalah bagaimana anggota organisasi dapat memberikan kontribusi

positif pada perencanaan dan juga implementasi tugas-tugas dalam pencapaian

tujuan organisasi. OCB merupakan suatu perilaku positif individu sebagai anggota

organisasi dalam bentuk kesediaan secara sadar dan sukarela untuk bekerja

serta memberikan kontribusi pada organisasi lebih daripada apa yang dituntut

secara formal dalam organisasi (Prihatsanti & Dewi, 2010).

Penelitian terdahulu menunjukkan perilaku OCB dapat meningkatkan

produktivitas. Pertama, karyawan yang memiliki banyak pengalaman

menunjukkan perilaku OCB dengan cara meningkatkan produktivitas rekan-rekan

kerja yang kurang berpengalaman melalui pengajaran. Perilaku OCB

Page 19: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

4

4

meningkatkan semangat tim, moral, kekompakan, dan meningkatkan kemampuan

organisasi untuk menarik dan mempertahankan orang-orang terbaik (Podsakoff &

Blume, 2009). Menurut Podsakof et.al (2009) alasan kedua mengapa OCB dapat

meningkatkan kinerja dan keberhasilan organisasi yaitu kepuasan konsumen. Para

peneliti berpendapat bahwa karyawan yang menunjukkan altruism (sikap

menolong) dapat mendorong kerja tim dan rekan kerja, serta memungkinkan

karyawan untuk mengantarkan barang atau jasa lebih efektif. Hasilnya, kepuasan

konsumen meningkat. Selain itu, peneliti menyatakan bahwa karyawan yang lebih

teliti dan ramah akan meningkatkan kepuasan konsumen.

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan, OCB dapat dipengaruhi

oleh work engagement (Roberson & Strickland, 2010), kepemimpinan

transformasional (Madhu, 2005), persepsi keadilan (Moorman, 1991), usia

karyawan (Wagner & Rush, 2000), jenis kelamin (Konrad dalam Soegandhi,

2013) dan masa kerja (Baron dalam Soegandhi, 2013). Penelitian lain tentang

perilaku OCB yaitu yang dilakukan oleh Nurmala (2015) menggunakan subjek

210 orang pegawai Badan Kepegawaian Negara (BKN). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel POS,

Keadilan Organisasi, self-monitoring dan variabel demografi terhadap OCB.

Penelitian tentang OCB juga sudah mulai banyak dilakukan di Indonesia,

diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2015) yang meneliti

tentang hubungan religiusitas dan kualitas kehidupan kerja dengan organizational

citizenship behavior (OCB). Selain religiusitas, penelitian lain yang dikaitkan

dengan OCB adalah variabel kepemimpinan transformasional (Rahmi, 2014), tipe

Page 20: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

5

5

kepribadian dan komitmen oganisasi terhadap organizational citizenship behavior

(Purba & Seniati, 2004)

Perilaku OCB karyawan diperlukan untuk kemajuan perusahaan. Karyawan

yang memiliki keyakinan dengan agamanya akan mendorong karyawan bersikap

lebih baik dan lebih bijak di dalam perusahaan, karena hal itu menjadikan manusia

mentaati perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Glock (1968) menjelaskan

religiusitas sebagai sistem simbol, sistem kepercayaan, sistem nilai, dan perilaku

yang semuanya berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai sesuatu

yang maknawi (dalam Daniel K. Judd, 1986). Agama dapat mengatur perilaku

manusia melalui norma dan prinsip karyawan ke dalam kehidupan kerja mereka

untuk menjadikan anggota organisasi yang lebih baik (Asamani & Mensah, 2016).

Seseorang yang merasa nyaman dan bebas mengekspresikan keyakinan dan

identitas agama di tempat kerjanya kemungkinan akan mempengaruhi kepuasan,

kesejahteraan, memiliki perilaku kerja dan perilaku OCB yang baik (Kutcher,

2010). Karyawan dengan religiusitas yang baik dapat mendorong karyawan

bahagia dalam melakukan pekerjaannya. Maka dari itu, karyawan yang

mempunyai religiusitas yang tinggi memungkinkan karyawan berperilaku OCB

sehingga dapat memberikan manfaat untuk organisasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Kutcher (2010) menunjukkan bahwa terdapat

korelasi positif antara OCB dan religious motivations, religiouse beliefs, religious

practice dan spiritual well-being. Kutcher juga menilai hubungan antara religious

practice dan OCB dengan melakukan uji t yang membandingkan tingkat OCB.

Hasilnya bahwa responden yang melaporkan mengikuti religious practice lebih

Page 21: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

6

6

berkorelasi positif dengan perilaku OCB daripada responden yang tidak mengikuti

religious practice. Pada penelitian yang dilakukan Wibowo (2016), religiusitas

berpengaruh positif dengan nilai R square sebesar 0,516 atau 51,6% artinya

proporsi varians dari OCB yang dijelaskan oleh religiusitas adalah sebesar 51,6%,

sedangkan sisanya 48,4% dipengaruhi oleh variabel lain (Wibowo & Dewi, 2016).

Asamani dan Mensah (2016), menggunakan survei cross-sectional dengan

melibatkan 272 orang (125 laki-laki dan 147 perempuan) dari berbagai organisasi

di wilayah Ghana. 64% responden beragama Kristen, 34,3% beragama Islam dan

1,7% kepercayaan masing-masing. Dalam penelitian ini religiusitas karyawan

memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perilaku OCB dalam organisasi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa upaya yang dilakukan oleh organisasi dan

masyarakat pada umumnya untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan dan sangat

berharga untuk kelancaran dan efisien fungsi organisasi. Keyakinan agama

membuat karyawan individu lebih sadar akan kebutuhan dan perasaan rekan-rekan

kerjanya dan lebih bersedia mengambil tindakan untuk kepentingan orang lain dan

organisasi. Individu yang religius cenderung lebih puas dengan pekerjaan dan

lebih berkomitmen terhadap nilai dan tujuan organisasi (Asamani & Mensah,

2016).

Ditemukan hasil yang berbeda pada penelitian Rita Susanti (2015),

menggunakan metode kuantitatif yang melibatkan 62 karyawan dari 8 fakultas di

UIN Suaka Riau, hasilnya menunjukkan bahwa dimensi intelektual dan dimensi

ideologi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap OCB. Pada dimensi

intelektual disebabkan oleh minimnya wawasan dan pengetahuan keagamaan

Page 22: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

7

7

yang dimiliki karyawan, terutama implikasi ajaran agama dalam aktivitas

pekerjaan dan bagaimana menjalankan pekerjaan yang sesuai dengan tuntunan

Alqur‟an dan pada dimensi ideologi, karyawan mempunyai keyakinan akan

adanya Allah SWT, selalu mengingat Allah SWT dan menyakini agama Islam

adalah benar, namun dalam aktivitas pekerjaan karyawan belum maksimal

mengimplikasikannya

Selain religiusitas, ada juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi OCB

seperti gaya kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan atasan sangat

berpengaruh terhadap kinerja karyawan, karyawan yang atasannya sangat baik

dalam mengelola dan memimpin organisasi akan merasa nyaman dalam bekerja

sehingga membuat karyawan memiliki perilaku yang dapat menguntungkan

organisasi. Tipe kepemimpinan yang diperlukan untuk mendukung perilaku OCB

adalah tipe atasan yang mempunyai karisma yang tinggi diantara para bawahan,

atasan yang berani mengeluarkan ide–ide kreatif yang baru, yang tentunya

sangatlah diharapkan untuk mendukung tercapainya tujuan perusahaan (Syahril &

Widyarini, 2007).

Perilaku karyawan dalam suatu organisasi terkait dengan perilaku pemimpin

yang memiliki dampak yang besar terhadap kinerja karyawan dan secara tidak

langsung terhadap kinerja organisasi (Azeem, 2013). Karyawan yang merasa puas

dengan pekerjaannya dan merasa kerja kerasnya dihargai dapat digunakan untuk

memprediksi berbagai fenomena yang berkaitan dengan kepemimpinan, seperti

mengapa permimpin berperilaku sama seperti bawahannya atau bagaimana

perilaku pemimpin mempengaruhi motivasi bawahan (House, 1974). Perilaku

Page 23: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

8

8

pemimpin tidak hanya terkait dengan keinginan bawahannya. Perilaku pemimpin

juga terkait dengan harapan bawahan bahwa usaha mereka akan menghasilkan

reward yang diinginkan. Reward bergantung pada keefektifan kinerja karyawan

(House, 1974).

Madhu (2005) melakukan penelitian kepada 86 manajer dan 28 mahasiswa

MBA yang mempunyai pengalaman kerja di Timur India. Hasilnya menunjukkan

bahwa kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan altruism dan

conscientiousness (general compliance) seperti dimensi yang dikemukakan oleh

Smith (1983). Penelitian lain terkait gaya kepemimpinan transformasional

dilakukan oleh Ali Asgari et.al (2008) dengan responden yang digunakan

sebanyak 220 responden. Responden diperoleh dari manajer dan karyawan di kota

Shiraz. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan

transformasional berpengaruh terhadap organizational citizenship behavior.

Dalam penelitiannya tersebut, gaya kepemimpinan transformasional juga

berpengaruh terhadap Leader Member Exchange (LMX).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Devi Sandra (2012) yaitu

kontribusi komitmen organisasional dan kepemimpinan transformasional terhadap

organizational citizenship behavior menunjukkan bahwa variabel gaya

kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap organizational citizenship

behavior. Namun, menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Devi Sandra

bahwa komitmen organisasional lebih berpengaruh sebanyak 81,7% terhadap

OCB dibandingkan kepemimpinan transformasional 76,3% (Sandra, 2011).

Selain religiusitas dan gaya kepemimpinan transformasional, ada juga faktor-

Page 24: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

9

9

faktor lain yang mempengaruhi OCB seperti demografi. Variabel demografi

seperti usia dan jenis kelamin diduga memberikan pengaruh terhadap OCB.

Variabel-variabel demografi telah diteliti oleh beberapa peneliti seperti variabel

gender (Konrad, 2002 dalam Soegandhi 2013), variabel usia pada penelitian

Wagner dan Rush (2000) dan lama bekerja (Greenberg & Baron dalam Soegandhi

2013).

Terkait dengan variabel demografi, penelitian yang dilakukan oleh Konrad

(dalam Soegandhi 2013) menyimpulkan bahwa perilaku-perilaku kerja seperti

menolong orang lain, bersahabat dan bekerja sama dengan orang lain lebih

menonjol dilakukan oleh wanita daripada pria. Wagner dan Rush (2000)

menjelaskan bahwa karyawan yang berusia tua memiliki pengalaman kerja yang

lebih banyak dibandingkan karyawan yang muda. Greenberg dan Baron (dalam

Soegandhi, 2013) mengemukakan bahwa karakteristik personal seperti masa kerja

dan jenis kelamin berpengaruh terhadap OCB.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya dan

pentingnya OCB karyawan dalam instansinya, serta masih kurangnya penelitian

yang menghubungkan antara variabel religiusitas, gaya kepemimpinan

transformasional dan demografi dalam mempengaruhi OCB maka perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut yang berjudul “Pengaruh Religiusitas, Gaya

Kepemimpinan Transformasional dan Demografi Terhadap Organizational

Citizenship Behavior (OCB)”

Page 25: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

10

10

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan topik penelitian yang akan dibahas maka peneliti

membatasi variabel-variabel yang akan dibahas meliputi religiusitas,

kepemimpinan transformasional dan organizational citizenship behavior (OCB).

Adapun batasan mengenai variabel-variabel akan dijelaskan secara rinci sebagai

berikut;

1. Organizational Citizenship Behavior yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah perilaku yang berjalan sesuai persyaratan formal, tidak mudah diatur

oleh skema individual, karena perilaku semacam ini seringkali tidak dapat

dipisahkan dan lebih sesuai dengan kinerja orang lain daripada tindakan

seseorang dan bahkan mungkin memiliki beberapa pengaruh terhadap

penilaian subjektif terhadap kinerja individu (C., Organ, & Near, 1983).

2. Religiusitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah religiusitas sebagai

sistem simbol, sistem kepercayaan, sistem nilai, dan perilaku yang semuanya

berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai sesuatu yang

maknawi. Dimensi yang meliputi religiusitas adalah intellectual, ideology,

public practice, private practice dan religious experience (Daniel K. Judd,

1986).

3. Kepemimpinan transformasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

seorang pemimpin yang mampu memotivasi pengikutnya untuk melampaui

harapan dengan mengubah sikap, keyakinan, dan nilai-nilai yang

bertentangan dengan tujuan organisasi untuk melampaui tujuan yang

Page 26: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

11

11

ditetapkan. Dimensi yang meliputi kepemimpinan transformasionalis adalah

visi, komunikasi inspirasional, kepemimpinan suportif, stimulasi intelektual,

dan pengakuan personal (Rafferty & Griffin, 2004).

4. Variabel demografi yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari usia, jenis

kelamin dan lama bekerja.

5. Penelitian ini dilakukan di dua perusahaan yaitu, PT. Surveyor Indonesia,

badan ini merupakan lembaga milik negara atau biasa disebut dengan BUMN

yang bertugas di bidang jasa surveyor. Memberikan beberapa layanan berupa

pemeriksaan teknis, survei, pengkajian, penilaian pengawasan, auditing serta

konsultasi dan Perusahaan Industri Pestisida Rumah Tangga di Jakarta.

Perusahaan tersebut adalah perusahaan manufaktur dan pemasar produk-

produk konsumen terkemuka di kategori seperti pengontrol pestisida,

pewangi udara dan pembersih rumah tangga.

6. Subjek penelitian ini adalah karyawan PT. Surveyor Indonesia dan karyawan

Perusahaan Industri Pestisida Rumah Tangga.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah yang terdapat

dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara religiusitas, gaya

kepemimpinan transformasionalis dan variabel demografi terhadap OCB?

2. Seberapa besar pengaruh intellectual, ideology, public practice, private

practice religious experience, visi, komunikasi inspirasional, kepemimpinan

Page 27: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

12

12

suportif, stimulasi intelektual, pengakuan personal, usia, jenis kelamin dan

lama bekerja terhadap OCB?

3. Berapa besarkah proporsi varians dari masing-masing variabel intellectual,

ideology, public practice, private practice religious experience, visi,

komunikasi inspirasional, kepemimpinan suportif, stimulasi intelektual,

pengakuan personal, usia, jenis kelamin dan lama bekerja terhadap OCB.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah menguji pengaruh religiusitas dan gaya kepemimpinan

transformasional terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pada

karyawan PT. Surveyor Indonesia dan karyawan di Perusahaan Industri Pestisida

Rumah Tangga.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan adalah hasil penelitian ini:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan khususnya

dalam kajian psikologi industri dan organisasi, memperkuat penelitian dan

bukti empiris bahwa religiusitas, gaya kepemimpinan transformasionalis

mempunyai pengaruh terhadap OCB.

2. Penelitian ini diharapkan mengembangkan minat untuk melakukan riset

khususnya di bidang ilmu psikologi industri dan organisasi.

Page 28: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

13

13

1.3.2.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini:

Diharapkan dapat memberikan masukan dan gambaran khususnya bagi pihak

perusahan PT. Surveyor Indonesia mengenai pentingnya OCB dan diharapkan

manajemen kepegawaian dari PT. Surveyor Indonesia dapat meningkatkan

religiusitas pada karyawan dan gaya kepemimpinan transformasionalis yang

kemudian dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi karyawan dalam mencapai

tujuan-tujuan organisasi.

Page 29: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

14

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Organizational Citizenship Behavior (OCB)

2.1.1 Pengertian OCB

Smith dkk mendefinisikan OCB sebagai perilaku yang berjalan sesuai persyaratan

formal, tidak mudah diatur oleh skema individual, karena perilaku semacam ini

seringkali tidak dapat dipisahkan dan lebih sesuai dengan kinerja orang lain

daripada tindakan seseorang, dan bahkan mungkin memiliki beberapa pengaruh

terhadap penilaian subjektif terhadap kinerja individu (C., Organ, & Near, 1983)\

Organizational citizenship behavior (OCB) adalah perilaku karyawan atau

pegawai yang melebihi tugas yang telah ditetapkan. Perilaku OCB ini diharapkan

dapat meningkatkan keefektivan organisasi. Perilaku OCB di sektor publik

diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi sektor publik. Dasar pemikiran

munculnya OCB tidak terlepas dari fenomena yang disebut sebagai "warga negara

yang baik (good citizen)". Seorang warga negara yang baik adalah seseorang yang

membantu tetangganya, memilih, berpartisipasi dalam aktivitas kemasyarakatan

dll. Dengan kata lain, seseorang yang melakukan tindakan yang tidak diwajibkan

namun memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan komunitas (Komalasari &

Nasih, 2009).

Organ et.al., (2006) mendefinisikan organizational citizenship behavior

sebagai:

Page 30: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

15

15

"Individual behavior that is disrectionary, not directly or explicity recognized by

the formal reward system, and the aggregate promotes the efficient and effective

functioning of the organization”.

Maksud dari kalimat diatas adalah perilaku individu yang sukarela, tidak

berkaitan secara langsung atau secaa eksplisit dengan sistem reward (hadiah)

formal dan secara keseluruhan dapat meningkatkan fungsi efisiensi dan efektivitas

di dalam organisasi. Perilaku kewarganegaraan sering dilakukan oleh karyawan

untuk mendukung kepentingan kelompok atau organisasi meskipun mereka

mungkin tidak secara langsung mengarah pada keuntungan individu. Contoh

perilaku OCB misalnya membantu rekan kerja dari masalah yang berkaitan

dengan pekerjaan meskipun hal itu tidak diperlukan. (H.Moorman & Blakely,

1995)

Menurut Deluga (dalam Madhu & Krishnan, 2005) OCB didefinisikan

sebagai tindakan spontan yang melampaui persyaratan kerja yang sudah

ditentukan atau disebut juga dengan perilaku in-role, dimana seorang bawahan

melakukan pekerjaan yang bukan kewajibannya atau extra-role. Dyne et.al.,

(Jahangir, Akbar, & Haq, 2004) mendefinisikan OCB sebagai konsep

multidimensional yang mencakup perilaku organisasi yang relevan positif dari

anggota organisasi termasuk kebiasaan perilaku in-role, secara organisasi terkait

perilaku extra-role, dan perilaku politik, seperti partisipasi organisasi penuh dan

bertanggung jawab.

Begum (dalam Asgari et.al., 2008) berpendapat bahwa Organizational

Citizenship Behavior (OCB) disebut sebagai seperangkat perilaku yang dilakukan

Page 31: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

16

16

secara sukarela di tempat kerja yang melebihi persyaratan dasar dari suatu

pekerjaan. Perilaku ini sering digambarkan sebagai perilaku yang melampaui

panggilan tugas. Contoh dari perilaku OCB adalah kemauan seorang karyawan

dalam mengambil langkah-langkah untuk mencegah permasalahan yang dapat

terjadi dengan karyawan lain dan mentaati segala aturan organisasi, regulasi dan

prosedur organisasi ketika tidak ada seorang pun yang mengawasi (Chompookum

& Derr, 2004).

Organizational citizenship behavior (OCB) berkaitan dengan manifestasi

seseorang (pegawai) sebagai mahluk sosial. Dengan kemampuan berempati

pegawai bisa memahami orang lain dan lingkungannya serta bisa menyelaraskan

nilai-nilai individual yang dianutnya dengan nilai-nilai yang dianut lingkungannya,

sehingga muncul perilaku good citizen. Kecakapan emosi (kemampuan kerja)

merupakan bagian dari OCB yang dapat menghasilkan kinerja yang menonjol dalam

pekerjaan (Oemar, 2013).

Aldag dan Reschke (dalam Darto, 2014) mendefinisikan organizational

citizenship behavior sebagai kontribusi individu yang sangat besar melebihi

tuntutan peran di organisasi dan menjadikan pencapaian kinerja yang sangat baik.

Organizational citizenship behavior ini melibatkan beberapa perilaku seperti

perilaku menolong orang lain, menjadi volunteer untuk tugas-tugas ekstra, patuh

terhadap aturan-aturan dan prosedur-prosedur di tempat kerja. Perilaku-perilaku

ini menggambarkan ”nilai tambah subyek organisasi” dan merupakan salah satu

bentuk perilaku prososial, yaitu perilaku sosial yang positif dan bermakna

membantu.

Page 32: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

17

17

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, definisi organizational citizenship

behavior (OCB) yang akan digunakan adalah definisi menurut Smith (1983) ,

yaitu perilaku yang berjalan sesuai persyaratan formal, tidak mudah diatur oleh

skema individual, karena perilaku semacam ini seringkali tidak dapat dipisahkan

dan lebih sesuai dengan kinerja orang lain daripada tindakan seseorang dan

bahkan mungkin memiliki beberapa pengaruh terhadap penilaian subjektif

terhadap kinerja individu.

2.1.2 Dimensi OCB

Smith, Organ dan Janet (1983) mengusulkan dimensi OCB terdiri dari

altruism dan general compliance.

1. Altruism

Perilaku secara langsung dan sengaja ditujukan untuk membantu dalam situasi

tatap muka (seperti, mengorientasikan orang baru, membantu seseorang dengan

beban kerja yang berat) (Podsakoff, Paine, & Bachrach, 2000).

2. General compliance

Berkaitan dengan bentuk impersonal dari conscientiousness, yaitu tidak

memberikan bantuan langsung kepada seseorang secara khusus, namun secara

tidak langsung membantu orang lain untuk terlibat di dalam sistem. Perilaku ini

(misalnya ketepatan waktu, tidak membuang-buang waktu) tampaknya mewakili

sesuatu yang mirip dengan norma-norma internal yang didefinisikan "harus

dilakukan oleh karyawan yang baik" (Podsakoff, Paine, & Bachrach, 2000).

Tidak jauh dari teori Smith, Organ dan Janet (1983). Teori lain yang

membahas OCB adalah Podsakoff, MacKenzie, Moorman, dan Fetter (1990).

Page 33: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

18

18

OCB terdiri dari 5 dimensi. Altruism, yaitu perilaku sukarela yang memiliki efek

menolong orang lain yang spesifik dengan tugas atau masalah yang berkaitan

dengan organisasi. Perilaku ini biasanya dilakukan secara langsung terhadap

individu lain tetapi memberikan kontribusi terhadap efisiensi kelompok dengan

meningkatkan kinerja individu (Jahangir, Akbar, & Haq, 2004). Contohnya adalah

karyawan yang sudah selesai dengan pekerjaannya kemudian membantu

karyawan lain dalam menghadapi pekerjaan yang sulit. Conscientiuousness, yaitu

perilaku sukarela dari karyawan yang melampui persyaratan minimum dari peran

organisasi di bidang kehadiran, mematuhi aturan dan peraturan, tidak mengambil

jam istirahat ekstra dan sebagainya. Perilaku ini dapat meningkatkan efisiensi baik

individu maupun kelompok. Contohnya adalah efisiensi menggunakan waktu dan

melampaui ekspektasi minimun (Jahangir, Akbar, & Haq, 2004). Sportmanship,

yaitu kesediaan karyawan untuk mentoleransi keadaan yang kurang ideal di

tempat kerja tanpa mengeluh. Meningkatkan jumlah waktu yang digunakan pada

usaha yang membangun organisasi . Contohnya adalah tidak mengeluh meskipun

mendapatkan pekerjaan yang kurang menyenangkan atau kurang nyaman

(Jahangir, Akbar, & Haq, 2004). Courtesy, yaitu perilaku sukarela sebagai bagian

dari individu yang bertujuan untuk mencegah terjadinya masalah-masalah dengan

orang lain yang berhubungan dengan pekerjaan. Perilaku ini membantu mencegah

masalah dan memfasilitasi penggunaan waktu yang berguna. Contohnya adalah

memajukan pemberitahuan, peringatan dan mengkomunikasikan informasi yang

tepat (Jahangir, Akbar, & Haq, 2004) dan Civic Virtue, yaitu perilaku sebagai

bagian dari individu yang menunjukan bahwa dirinya secara bertanggung jawab

Page 34: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

19

19

dalam berpartisipasi, dalam keterlibatan, atau peduli terhadap kehidupan

perusahaan. Mempromosikan kepentingan organisasi (Jahangir, Akbar, & Haq,

2004). Contohnya adalah aktif berpartisipasi dalam rapat organisasi.

Selain Smith, Organ dan Janet (1983) dan Podsakoff, MacKenzie,

Moorman, dan Fetter (1990). Terdapat teori lain yang membahas OCB, yaitu Farh

(1990). Teori ini diadaptasi dari skala yang dibuat oleh Podsakoff (1990).

Dimensi Farh terdiri atas identification with company, yaitu sangat mirip dengan

definisi civic virtue. Menekankan kemauan dari karyawan untuk menyebarkan

berita positif perusahaan kepada orang luar; mempertahankan reputasi

perusahaan; membuat saran untuk kemajuan perusahaan. Altruism toward

colleagues, yaitu identik dengan definisi altruism barat dan mempunyai

kesamaan konten. Conscientiousness, yaitu sama seperti definisi

conscientiousness barat dan mempunyai kesamaan konten. Interpersonal

harmony, yaitu perilaku langsung karyawan untuk menghindari mengejar

keuntungan dengan efek merugikan pada orang lain dan organisasi dan protecting

company resource, yaitu perilaku langsung karyawan untuk menghindari sikap

negatif yang mengakibatkan penyalahgunaan kebijakan dan sumber daya

perusahaan untuk penggunaan pribadi.

Pada penelitian ini dimensi yang akan digunakan adalah berdasarkan dari

tokoh Smith, Organ dan Janet (1983) yang terdiri dari dua dimensi, yaitu:

altruism dan general compliance. Konsep dimensi berdasarkan tokoh Smith

adalah dimensi pertama OCB dan sudah banyak digunakan pada penelitian

terdahulu.

Page 35: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

20

20

2.1.3 Pengukuran Organizational Citizenship Behavior

Peneliti yang meneliti OCB diantaranya adalah Podsakoff (1990) yang

menggunakan skala oganizational citizenship behavior 24 item. Aspek yang

digunakan adalah altruism, conscientiousness, sportmanship, courtesy dan civic

virtue. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Motowidlo dan Van Scotter

(1994) menggunakan skala organizational citizenship behavior 16 item.

Pengukuran Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada penelitian

ini diadaptasi dari skala yang dibuat oleh C. Ann Smith, Denms W. Organ, and

Janet P. Near (1983) yang berjudul organizational citizenship behavior: its nature

and antecedents. Terdiri dari dua dimensi yaitu altruism dan general compliance.

Jumlah item dari keseluruhan dimensi yang digunakan berjumlah 16 item di mana

keseluruhannya menggunakan skala model Likert.

C. Ann Smith, Denms W. Organ, and Janet P. Near (1983)

membuktikan bahwa hasil dari confirmatory factory analysis menunjukan model

dua faktor yang dihipotesiskan oleh Smith adalah fit seluruhnya, atau seluruh item

memuat faktor yang diwakili. Sebagai tambahan, tes terhadap validitas

diskriminan menunjukan bahwa seluruh konstruk adalah secara empiris terpisah.

Adapun koefisien alpha cronbach terbilang baik dengan tiap-tiap aspek sebesar

altruisme = 0,88 dan general compliance= 0,85

Salah satu penelitian yang menggunakan skala ini untuk mengukur OCB

adalah penelitian yang dilakukan oleh Becker (1994). Penelitian tersebut

menggunakan sampel yang terdiri dari 306 karyawan dari berbagai restoran.

Adapun nilai koefisien alpha cronbach yang dihasilkan dari seluruh sampel untuk

Page 36: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

21

21

masing-masing aspek sebesar altruisme = 0,89 dan general compliance = 0,82.

Becker (1994) membuktikan bahwa skala OCB yang dikembangkan oleh Smith

dkk. (1983) memiliki konsistensi internal yang dapat diterima dan mengukur

kedua dimensi organizational citizenship behavior.

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi organizational citizenship behavior

(OCB)

Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi munculnya organizational

citizenship behavior pada karyawan, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kepuasan kerja

Kepuasan kerja telah ditemukan memiliki hubungan positif dengan kinerja kerja

dan OCB. Pekerja dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi lebih mungkin

terlibat dalam OCB (Brown, 1993 dalam Jahangir et.al., 2004). Selain itu,

individu dengan tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi menunjukkan

kecenderungan untuk mencari pekerjaan lain (Sager, 1994 dalam Jahangir et.al.,

2004).

2. Persepsi peran

Menurut Podsakoff (2000) persepsi peran meliputi persepsi sebagai konflik dan

ambiguitas peran, yang mana keduanya diteliti dan memiliki hubungan yang

secara negatif bersignifikan dengan perilaku OCB Disisi lain, kemurnian peran

dan fasilitas peran secara positif berhubungan dengan perilaku OCB.Tetapi sejak

ambiguitas dan konflik peran diteliti dan memiliki pengaruh terhadap kepuasan

kerja serta kepuasan kerja berhubungan dengan perilaku OCB, maka hal tersebut

kemungkinan besar memiliki bagian yang cukup sedikit hubungannya antara

Page 37: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

22

22

ambiguitas, konflik dan perilaku OCB yang dimediasikan oleh kepuasan kerja

(Podsakoff, Paine, & Bachrach, 2000)

3. Kepemimpinan

Menurut Podsakoff (2000) kepemimpinan memiliki pengaruh yang cukup kuat

terhadap kesediaan karyawan dalam melakukan perilaku OCB. Beberapa hasil

penelitian menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan kualitas dari suatu

hubungan antara karyawan dengan pemimpin. Kualitas hubungan antara seorang

bawahan dengan atasannya seringkali disebut sebagai leader member exchange

(LMX). Variabel kepemimpinan lainnya yang secara positif berhubungan dengan

perilaku OCB adalah perilaku contingent reward seorang pemimpin yang

mengungkapkan tentang kepuasan atau apresiasi terhadap kinerja yang baik

(Podsakoff, Paine, & Bachrach, 2000). Penelitian lain yang dilakukan oleh

Syahril dan Widyarini (2007) menunjukkan bahwa kepemimpinan

transformasional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap OCB.

4. Persepsi keadilan

Persepsi keadilan berhubungan dengan OCB, temuan ini didukung oleh penelitian

Organ (1988, 1990) bahwa keputusan berperilaku OCB merupakan tingkat dari

fungsi seorang karyawan yang percaya bahwa ia telah diperlakukan dengan adil

oleh organisasi. Hasil ini konsisten dengan teori ekuitas bahwa karyawan yang

merasa ketidakadilan dapat mengurangi frekuensi atau besarnya OCB mereka,

sedangkan karyawan yang yakin bahwa mereka diperlakukan dengan adil akan

melihat OCB sebagai bentuk kontribusi sistem yang wajar (Moorman, 1991).

Page 38: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

23

23

5. Religiusitas

Penelitian tentang faktor yang mempengaruhi OCB terus berkembang. Salah

satunya penelitian religiusitas yang dilakukan oleh Asamani (2016) menggunakan

survey cross-sectional dengan melibatkan 272 orang (125 laki-laki dan 147

perempuan) dari berbagai organisasi di wilayah Central Ghana. 64% responden

beragama Kristen, 34,3% beragama Islam dan 1,7% kepercayaan masing-masing.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa religiusitas karyawan memiliki

kontribusi yang signifikan terhadap perilaku OCB dalam organisasi.

6. Usia karyawan

Penelitian yang dilakukan oleh Wagner dan Rush menunjukkan bahwa usia

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi yang mendasari perilaku

altruistik di dalam lingkungan kerja (Wagner & Rush, 2000). Mereka berpendapat

bahwa karyawan yang lebih muda dapat mengatur kebutuhan organisasi dengan

lebih fleksibel. Berbeda dengan karyawan yang lebih tua yang berkecenderungan

lebih sulit untuk mengurus kebutuhan-kebutuhan mereka terhadap kebutuhan

organisasi. Oleh karena itu, karyawan yang lebih muda dan karyawan yang lebih

tua mungkin berbeda dalam orientasi mereka terhadap diri sendiri, orang lain, dan

pekerjaan. Perbedaan ini dapat membedakan motif yang menonjol terhadap

perilaku OCB antara karyawan yang lebih tua dengan karyawan yang lebih muda.

(Jahangir, Akbar, & Haq, 2004)

7. Jenis kelamin

Konrad et.al., (dalam Soegandhi 2013) mengemukakan bahwa perilaku-

perilaku kerja seperti menolong orang lain, bersahabat dan bekerja sama dengan

Page 39: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

24

24

orang lain lebih menonjol dilakukan oleh wanita daripada pria.

8. Masa kerja

Greenberg dan Baron (dalam Soegandhi 2013) mengemukakan bahwa

karakteristik personal seperti masa kerja dan jenis kelamin berpengaruh pada

OCB. Penelitian- penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa masa kerja

berkorelasi dengan OCB. Karyawan yang telah lama bekerja akan memiliki

kedekatan dan keterikatan yang kuat dengan organisasi tersebut. Masa kerja

yang lama juga akan meningkatkan rasa percaya diri dan kompetensi

karyawan dalam melakukan pekerjaannya, serta menimbulkan perasaan dan

perilaku positif terhadap organisasi yang mempekerjakannya.

Dari beberapa penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi OCB

yang telah dijelaskan di atas, maka tidak semua faktor-faktor yang mempengaruhi

OCB di atas akan disertakan sebagai variabel-variabel dalam penelitian ini. Masih

kurangnya penelitian yang menghubungkan variabel religiusitas dan variabel

kepemimpinan transformasional sehingga dianggap penting untuk meneliti

variabel religiusitas dan variabel kepemimpinan transformasional yang dianggap

sebagai munculnya OCB pada karyawan.

2.2 Religiusitas

2.2.1 Pengertian Religiusitas

Fetzer Institute (1999) menyatakan religiusitas adalah sesuatu yang

menitikberatkan masalah perilaku, sosial, doktrinal dari suatu agama yang

melibatkan keyakinan dan ajaran-ajaran yang harus ditaati oleh setiap

pengikutnya. Fetzer menekankan beberapa faktor di antaranya yaitu terkait

Page 40: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

25

25

dengan seberapa kuat individu merasakan pengalaman beragama sehari-hari (daily

spiritual experience), kebermaknaan hidup dengan beragama (religion meaning),

mengekspresikan keagamaan sebagai sebuah nilai (value), meyakini ajaran

agamanya (belief), memaafkan (forgiveness), melakukan praktik ibadah secara

pribadi (private religious practice), menggunakan agama sebagai coping

(religious/ spiritual coping), mendapatkan dukungan dari sesama penganut agama

(religious support), mengalami sejarah keberagamaan (religious/ spiritual

history), komitmen beragama (commitment), mengikuti organisasi/ kegiatan

keagamaan (organizational religousness) dan meyakini pilihan agamanya

(religious preference).

Kendler dkk (2003) melakukan pengukuran religiusitas secara luas,

dengan mencoba mengembangkan teknik analisis keberagamaan dengan cara

yang lebih mudah yaitu dengan menguraikannya menjadi beberapa dimensi untuk

mendapatkan hasil yang lebih representatif, yaitu penganut agama yang

menyertakan Tuhan dalam keseharian atau masa krisis (general religiosity),

membina hubungan dengan individu sesama penganut agamanya (social

religiosity), percaya pada keterlibatan Tuhan yang positif dalam urusan manusia

sehari-hari (involved God), memiliki kepeduliaan, rasa kasih sayangg dan saling

memaafkan terhadap sekitar (forgiveness), merasa Tuhan memiliki kuasa memberi

ganjaan atas apa yang telah kita lakukan (God as judge), tidak menyimpn rasa

dendam (unvengelfulness), dan bersyukur (thankfulness) (Kendler & et.al, 2003)

Glock (1968) mendefinisikan religiusitas sebagai sistem simbol, sistem

kepercayaan, sistem nilai, dan perilaku yang semuanya berpusat pada persoalan-

Page 41: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

26

26

persoalan yang dihayati sebagai sesuatu yang maknawi (dalam Daniel K. Judd,

1986). Religiusitas didefinisikan sebagai kekuatan hubungan seseorang atau

keyakinan agama mereka. Namun, ini menimbulkan pertanyaan yang jelas dan

lebih rumit dari apa yang agama. Hill dkk (dalam E.King & Williamson, 2015)

memberikan karakterisasi agama sebagai "perasaan, pikiran, pengalaman, dan

perilaku yang muncul dari pencarian untuk suci dan sarana dan metode (misalnya,

ritual atau perilaku ditentukan) dari pencarian yang menerima validasi dan

dukungan dari dalam grup diidentifikasi dari orang (E.King & Williamson, 2015).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka definisi yang digunakan

peneliti adalah definisi dari Glock dan Stark (1968) yang mengertikan religiusitas

sebagai sistem simbol, sistem kepercayaan, sistem nilai, dan perilaku yang

semuanya berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai sesuatu yang

maknawi.

2.2.2. Dimensi Religiusitas

Menurut Huber (2012), religiusitas terdiri atas dimensi intellectual, ideology,

public practice, private practice dan religious experience. Berikut merupakan

penjabaran dari tiap dimensi:

1. Intellectual

Dimensi ini mengacu pada harapan sosial orang-orang beragama yang memiliki

pengetahuan agama dan dapat menjelaskan pandangan mereka tentang

transedensi, agama dan religiusitas. Dalam sistem konstruk ini, dimensi

intellectual direpresentasikan sebagai tema yang menarik, keterampilan

Page 42: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

27

27

interpretasi dan gaya pemikiran. Indikator umum dari dimensi ini adalah berpikir

tentang isu-isu agama.

2. Ideology

Dimensi ini mengacu pada harapan sosial orang-orang beragama yang memiliki

keyakinan mengenai keberadaan dan esensi dari realitas transenden dan hubungan

antara transedensi dan manusia. Dalam sistem konstruk ini, dimensi ideology

ditunjukkan sebagai kepercayaan, keyakinan yang tidak perlu dipertanyakan lagi

dan pola yang masuk akal.

3. Public practice

Dimensi ini mengacu pada harapan sosial individu yang memliki komunitas

agama dan diwujudkan dalam kegiatan keagamaan dan kegiatan umum. Dalam

sistem konstruk ini, dimensi public practice direpresentasikan sebagai pola

tindakan dan rasa memiliki terhadap lembaga sosial tertentu.

4. Private practice

Dimensi ini mengacu pada harapan sosial individu yang mengabdikan diri untuk

transendensi dalam kegiatan individual. Dalam sistem konstruk ini, dimensi

private practice direpresentasikan sebagai pola tindakan dan pengabdian kepada

transedensi tersebut.

5. Religious experience

Dimensi ini mengacu pada harapan sosial individu yang memiliki semacam

hubungan langsung ke realitas dasar dan mempengaruhi mereka secara emosional.

Dalam sistem konstruk ini, dimensi religious experience direpresentasikan sebagai

pola persepsi keagamaan, pengalaman dan perasaan religius.

Page 43: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

28

28

Teori lain yang membahas religiusitas adalah dari Glock (1968). Menurut

Glock (1968) religiusitas terdiri dari keyakinan, praktek agama, pengalaman,

pengetahuan dan konsekuensi. Berikut merupakan penjabaran dari tiap dimensi:

1. Keyakinan

Dimensi ini berisi harapan-harapan bahwa orang religius akan memiliki

pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran ajaran agama tersebut.

Setiap agama mempertahankan beberapa keyakinan dimana para penganutnya

diharapkan akan taat.

2. Praktik Agama

Praktek keagamaan mencakup perilaku pemujaan dan ketaatan dan hal-hal yang

dilakukan orang-orang untuk menjalankan komitmen terhadap agama mereka.

Praktik keagamaan terbagi menjadi dua kelas penting:

a. Ritual, mengacu pada serangkaian ritus, tindakan keagamaan formal,

dan praktik suci yang semua mengharapkan para pemeluk

melaksanakan.

b. Ketaatan, apabila aspek ritual dari komitmen sangat formal dan

biasanya umum, semua agama yang diketahui juga mempunyai

tindakan pemujaan dan kontemplasi personal yang relatif spontan,

informal, dan biasanya bersifat pribadi.

3. Pengalaman

Dimensi pengalaman memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung

harapan-harapan tertentu, meski secara tidak tepat mereka dapat dikatakan bahwa

seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai

Page 44: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

29

29

pengetahuan subyektif dan langsung mengenai kenyataan terakhir; bahwa dia

akan mendapatkan beberapa rasa kontak, namun sekilas, dengan kekuatan

supranatural.

4. Pengetahuan

Dimensi pengetahuan mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang beragama

akan memiliki sejumlah pengetahuan mengenai prinsip dasar iman mereka, kitab

suci, dan tradisi.

5. Konsekuensi

Dimensi ini mengacu pada identifikasi efek dari keyakinan keagamaan, praktik,

pengalaman, dan pengetahuan seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Dari penjelasan mengenai dimensi religiusitas yang sudah dijelaskan di

atas, maka dalam penelitian ini akan digunakan dimensi religiusitas yang

dikemukakan oleh Huber (2012), yaitu intellectual, ideology, public practice,

private practice dan religious experience.

2.3.2. Pengukuran Religiusitas

Skala religiusitas yang disusun oleh Kendler, et.al., (2003) yang terdiri dari 78

item yang mengukur general religiousity (coping religiuous); social religiousity;

forgiveness; Tuhan sebagai penetap takdir (God as judge); rasa berterima kasih

(thankfulness); perasaan tidak dendam (unvengefulness) dan keterlibatan Tuhan

dalam akitivitas keseharian (involve God).

Skala religiusitas yang dibuat oleh Fetzer (1999) yang dinamakan dengan

Brief Multidimensional Measure of Religiousness/ Spirituality. Alat ukur ini

menggunakan skala likert 1 (not at all) dan 4 (a great deal) yang terdiri dari daily

Page 45: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

30

30

spiritual experience (16 item), meaning (20 item), value (3 item), belief (7 item

long form, dan 2 item short form), forgiveness (10 item long form, dan 3 item

short form), private religious practices (4 item), positive religious spiritual/

coping (5 item), negative religious spiritual/coping (5 item), religious support (12

item long form dan 8 item short form), religious/spiritual history (item pertanyaan

terbuka), commitment (3 item short form), organizational religiousness (8 item

long form dan 2 short form), religious preference (item pertanyaan terbuka).

Skala religiusitas lainnya, yaitu yang dibuat oleh Huber (2012) diadaptasi

dari Glock (1968) terdiri dari intellectual, ideology, public practice, private

practice dan religious experience. Pengukuran religiusitas yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah menggunakan skala pengukuran yang disusun oleh

Huber (2012) hal ini karena alat ukur ini memiliki item dan dimensi-dimensi

yang sudah dimodifikasi sebelumnya dari Glock (1968). Alpha cronbach pada

dimensi yang dibuat oleh Huber (2012) rata-rata dari 0,80 sampai 0,93 dan dari

0,92 sampai 0,96 untuk CRS-15 (item nomor 11-15 pada jurnal aslinya). Jumlah

item dari keseluruhan dimensi yang digunakan berjumlah 26 item di mana

keseluruhannya menggunakan skala model Likert.

2.3. Kepemimpinan Transformasional

2.3.1. Pengertian Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional fokus pada hasil jangka panjang organisasi dan

membuat lingkungan pekerjaan lebih baik untuk setiap orang di dalam organisasi

(Martin & Bush). Kepemimpinan transformasional, yaitu melibatkan proses

pertukaran untuk memotivasi kepatuhan pengikut dengan permintaan pemimpin

Page 46: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

31

31

dan peraturan organisasi (Yukl, 1999). Kepemimpinan transformasional adalah

proaktif, Meningkatkan kesadaran pengikut untuk kepentingan kolektif

transendental, dan membantu pengikut mencapai tujuan yang luar biasa

(Antonakis & Avolio, 2003).

Bass (dalam Rafferty & Griffin, 2004) mengatakan bahwa kepemimpinan

transformasional mengacu pada pemimpin yang memotivasi karyawannya untuk

mencapai kinerja yang melampaui harapan dengan mengubah sikap, keyakinan,

dan nilai-nilai yang bertentangan. Menurut Burns (dalam

B.Madhu&Krishnan,2005) kepemimpinan transformasional adalah "proses

moralitas untuk tingkatan bahwa pemimpin berinteraksi dengan karyawan atas

dasar motif serta nilai bersama dan tujuannya berdasarkan tentang kebutuhan

para pengikut 'sekaligus pemimpin".

Bass (dalam Cho & Danserau,2010) menjelaskan bahwa pemimpin yang

perhatian kepada pengikut, mengakui perbedaan karyawan dalam hal kebutuhan

khusus pengikut dan harapan serta memberikan dukungan kepada pengikut untuk

pengembangan karyawan. Jenis pemimpin ini, bertindak sebagai pelatih atau

mentor, membimbing pengikut dengan menggunakan pemberdayaan perilaku

yang sesuai dengan kebutuhan khusus pengikut. Selain itu, perilaku pendukung

tersebut diantarkan ke pengikut dengan cara yang ramah, dekat, dan sama.

Kepemimpinan transformasional yaitu melibatkan pemimpin mengubah nilai-

nilai, kepercayan dan sikap pada pengikut (Muchinsky, 2000). Di sisi lain, pada

pendekatan transaksional pemimpin dan pengikut dapat dilihat terlibat dalam

sebuah kesepakatan implisit atau eksplisit dimana pengikut mencurahkan waktu

Page 47: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

32

32

dan energi untuk mengejar tujuan organisasi (Riggio, 2012). Kepemimpinan

transformasional menginspirasi pengikut dengan dengan memberikan visi di mana

kelompok dipimpin dan mengembangkan budaya kerja yang merangsang kegiatan

kinerja tinggi (Bass, dalam Riggio 2012).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, secara umum dapat disimpulkan

bahwa kepemimpinan transformasional adalah seorang pemimpin yang mampu

memotivasi pengikutnya untuk melampaui harapan dengan mengubah sikap,

keyakinan, dan nilai-nilai yang bertentangan dengan tujuan organisasi untuk

melampaui tujuan yang ditetapkan.

2.3.2. Dimensi Kepemimpinan Transformasional

Bass (1985) dalam Rafferty dan Griffin (2004) mengidentifikasi lima dimensi

kepemimpinan transformasional, antara lain:

1. Visi

Rafferty dan Griffin (2004) mengidentifikasi visi sebagai dimensi kepemimpinan

yang paling penting di dalam konstruk karisma. Bass (dalam Rafferty & Griffin,

2004) menyatakan bahwa komponen yang paling umum dan penting dari

kepemimpinan transformasional adalah karisma. Tema umum ketika membahas

karisma adalah pentingnya mengartikulasikan visi.

House (1977, dalam Rafferty & Griffin, 2004) mendefinisikan visi sebagai

transenden yang ideal yang mewakili nilai-nilai bersama, dan bersifat ideologis.

McClelland (1975, dalam Rafferty & Griffin, 2004) menyatakan bahwa hasil visi

dalam internalisasi nilai-nilai dan tujuan organisasi, mendorong individu untuk

menerapkan perilaku karena daya tarik dari perilaku itu sendiri yang bertentangan

Page 48: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

33

33

dengan daya tarik yang diberikan seorang pemimpin. Rafferty dan Griffin (2004)

mengidentifikasi visi sebagai ekspresi gambaran ideal masa depan yang didasari

oleh nilai-nilai organisasi.

2. Komunikasi inspirasional

Downtown (dalam Rafferty & Griffin, 2004) mendefinisikan inspirasi sebagai

tindakan atau kekuatan memindahkan kecerdasan atau emosi. Sedangkan menurut

Bass (1985, dalam Rafferty & Griffin, 2004) menyatakan bahwa para pemimpin

inspirasional menambahkan kualitas afektif untuk melalui penggunaan

pembicaraan inspirasi dan daya tarik emosional. Yukl (1981, dalam Rafferty &

Griffin, 2004) menyatakan bahwa inspirasi mengacu pada sejauh mana seorang

pemimpin merangsang antusiasme di antara bawahan untuk kerja kelompok dan

mengatakan hal-hal untuk membangun kepercayaan diri agar mampu melakukan

tugas dengan sukses dan mencapai kelompok tujuan. Rafferty dan Griffin (2004)

mendefinisikan komunikasi inspirasional sebagai ekspresi pesan positif dan

menggembirakan tentang organisasi, dan pernyataan yang membangun motivasi

dan rasa percaya diri.

3. Stimulasi intelektual

Faktor kepemimpinan ini mencakup perilaku yang meningkatkan minat pengikut

'dan kesadaran masalah, dan yang mengembangkan kemampuan dan

kecenderungan mereka untuk berpikir tentang masalah dalam cara-cara baru

(Bass, 1985). Rafferty dan Griffin (2004) mendefinisikan stimulasi intelektual

sebagai meningkatkan minat karyawan, kesadaran akan masalah, dan

Page 49: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

34

34

meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir menyelesaikan masalah dalam

cara-cara baru.

4. Kepemimpinan suportif

Menurut Rafferty dan Griffin (2004) salah satu faktor yang membedakan

kepemimpinan transformasional dari teori lain adalah dimasukkannya

individualized consideration. Avolio dan Bass (1995) menyatakan bahwa seorang

pemimpin lebih sering menampilkan individualized consideration dengan

menunjukkan dukungan kepada pengikutnya. House (1996, dalam Rafferty &

Griffin, 2004) mendefinisikan perilaku pemimpin yang suportif sebagai perilaku

yang diarahkan kepada kepuasan 'kebutuhan dan preferensi, seperti menampilkan

kepedulian terhadap kesejahteraan bawahan dan menciptakan lingkungan kerja

yang ramah dan mendukung secara psikologis. Rafferty dan Griffin

mendefinisikan kepemimpinan suportif sebagai mengungkapkan kepedulian dan

memperhitungkan kebutuhan masing-masing pengikutnya.

5. Pengakuan personal

Dimensi kelima kami didasarkan pada penelitian terdahulu yang telah menemukan

hubungan yang kuat antara kepemimpinan transaksional dan subdimensi

kepemimpinan transformasional. kepemimpinan transaksional meliputi contingent

reward dan management-by exception. Contingent reward melibatkan pengikut

yang bermanfaat untuk mencapai tingkat kinerja yang telah ditentukan (Rafferty

& Griffin, 2004). Bass (1985) menyatakan bahwa penghargaan atau pujian untuk

pekerjaan yang dilakukan dengan baik, rekomendasi untuk kenaikan gaji dan

promosi, dan pujian untuk usaha yang baik merupakan contoh perilaku contingent

Page 50: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

35

35

reward.

Teori lain yang tidak jauh berbeda dari Rafferty adalah teori yang diajukan

oleh Bass dan Riggio (2006). (Bass & Riggio, Transformational leadership, 2006)

Deskripsi dari dimensi kepemimpinan transformasional dijelaskan sebagai

berikut:

1. Idealized Influence

Pemimpin berperilaku dengan cara yang memungkinkan mereka untuk bertindak

sebagai panutan bagi pengikutnya. Pengikut mengidentifikasi diri dengan

pemimpin dan ingin menirunya, pemimpin dinilai memiliki kemampuan,

ketekunan, dan tekad bulat yang luar biasa. Selain itu, pemimpin yang memiliki

pengaruh ideal yang tinggi juga bersedia untuk mengambil resiko dan konsisten,

tidak sewenang-wenang. Mereka dapat diandalkan untuk melakukan hal yang

benar, menunjukan standar perilaku etika dan moral yang tinggi.

2. Inspirational Motivation

Pemimpin berperilaku dengan cara memotivasi dan menginspirasi dengan

memberikan makna dan tantangan untuk pekerjaan pengikutnya. Pemimpin

membangkitkan semangat tim dan juga menunjukkan antusiasme dan optimisme.

Pemimpin membuat pengikut terlibat dalam membayangkan keadaan masa depan

yang menarik, mereka membuat komunikasi yang jelas mengenai harapan yang

ingin dipenuhi oleh pengikut dan juga menunjukan komitmen untuk tujuan dan

visi bersama.

Page 51: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

36

36

3. Intellectual Stimulation

Pemimpin berperilaku dengan cara mendorong usaha pengikut untuk inovatif dan

kreatif dengan mempertanyakan asumsi-asumsi, pembingkaian kembali masalah,

dan mendekati situasi lama dengan cara yang baru. Tidak ada kritik di depan

publik terhadap kesalahan yang dilakukan oleh individu. Ide-ide baru dan solusi

masalah kreatif didapatkan dari pengikut, yang termasuk dalam proses mengatasi

masalah dan menemukan solusi. Pengikut didorong untuk mencoba pendekatan

baru, dan ide-ide mereka tidak dikritik jika berbeda yang ide-ide pemimpin.

4. Individualized Consideration

Pemimpin memberikan perhatian khusus terhadap kebutuhan masing-masing

pengikut untuk berprestasi dan berkembang dengan berperan sebagai seorang

pelatih atau mentor. Para pengikut dan rekan dikembangkan ke tingkat potensial

yang lebih tinggi. Pemimpin memperlakukan setiap bawahannya sebagai seorang

pribadi dengaan kebaikan, kebutuhan dan keinginannya masing-masing. Ia

memberikan nasihat yang bermakna, memberi pelatihan yang diperlikan dan

bersedia mendengarkan pandangan dan keluhan mereka. Bawahan merasa

diperhatikan dan diperlakukan secara khusus oleh pemimpinnya.

Dari penjelasan dimensi kepemimpinan transformasional diatas, maka

dalam penelitian ini akan digunakan dimensi kepemimpinan transformasional

yang dikemukakan oleh Rafferty dan Griffin (2004), yaitu visi, komunikasi

inspirasional, kepemimpinan suportif, stimulasi intelektual dan pengakuan

personal.

Page 52: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

37

37

2.3.3 Pengukuran kepemimpinan transformasional

Skala kepemimpinan transformasional yang dibuat oleh Bass & Riggio (2006)

menggunakan multifactor leadership questionnaire (MLQ) yang menilai

mengenai model full range of leadership (FRL), termasuk laissezz-faire,

komponen dari kepemimpinan transformasional (Bass & Riggio, 2006). Dimensi

yang digunakan oleh Bass ada 4 dimensi yaitu idealized influence, inspirational

motivation, intelectual stimulation, dan individualized consideration.

Rafferty dan Griffin (2014) memeriksa dan mengidentifikasi dimensi

kepemimpinan transformasional yang dikembangkan oleh Bass (1985) yang

kemudian menghasilkan alat ukur baru yang terdiri dari 5 dimensi yaitu visi,

komunikasi inspirasional, kepemimpinan suportif, stimulasi intelektual, dan

pengakuan personal. Alpha cronbach pada dimensi visi sebesar 0,82, komunikasi

inspirasional sebesar 0,88, stimulasi intelektual sebesar 0,84, kepemimpinan

suportif sebesar 0,95 dan pengakuan personal sebesar 0,96. Alat ukur yang

digunakan pada penelitian ini adalah alat ukur yang dikembangkan oleh Rafferty

dan Griffin (2014) hal ini karena alat ukur ini memiliki item dan dimensi-dimensi

yang sudah dimodifikasi sebelumnya dari Bass & Riggio (2006).

2.4 Kerangka Berpikir

Pada suatu organisasi, efektivitas, efisiensi dan produktivitas karyawan sangat

bergantung pada kontribusi orang-orang dalam organisasi tersebut. Karyawan

merupakan salah satu faktor terpenting dalam proses produksi suatu perusahaan,

sehingga masalah ketenagakerjaan memegang peranan penting dalam kesuksesan

suatu perusahaan. Organizational citizenship behavior adalah perilaku karyawan

Page 53: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

38

38

atau pegawai yang melebihi tugas yang telah ditetapkan. Perilaku OCB ini

diharapkan dapat meningkatkan keefektivan organisasi dan pada di sektor publik

diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi di dalam sektor publik. OCB

terdiri dari dua dimensi, yaitu altruism dan general compliance (C., Organ, &

Near, 1983). Altruism adalah Perilaku sukarela yang memiliki efek menolong

orang lain yang spesifik dengan tugas atau masalah yang berkaitan dengan

organisasi. General compliance adalah tidak memberikan bantuan langsung

kepada seseorang secara khusus, namun secara tidak langsung membantu orang

lain untuk terlibat di dalam sistem (Podsakoff, Paine, & Bachrach, 2000). OCB

dipengaruhi oleh beberapa prediktor, pada penelitian ini prediktor yang akan

diteliti adalah religiusitas, gaya kepemimpinan transformasional dan demografi.

Variabel pertama yang terkait dengan OCB, yaitu religiusitas. Religiusitas

Religiusitas menurut glock (1968) adalah sistem simbol, sistem kepercayaan,

sistem nilai, dan perilaku yang semuanya berpusat pada persoalan-persoalan yang

dihayati sebagai sesuatu yang maknawi. Karyawan yang memiliki religiusitas

yang baik maka akan berpengaruh kepada kehidupannya terutama kepribadiannya.

Religiusitas merupakan salah satu aspek pribadi seseorang yang apabila

religiusitasnya tinggi, maka tingkat keberagamaan seseorang semakin meningkat.

artinya, jika tingkat pemahaman religiusitasnya baik maka perilaku OCB nya juga

baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Asamani Mensah (2016) menunjukkan

hasil bahwa religiusitas memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perilaku

OCB. Keyakinan beragama membuat karyawan lebih sadar akan kebutuhan,

Page 54: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

39

39

perasaan rekan-rekan mereka dan lebih bersedia mengambil tindakan untuk

kepentingan rekan kerja lain dan organisasi. Karyawan yang religius cenderung

lebih puas dengan pekerjaan mereka dan lebih berkomitmen terhadap nilai dan

tujuan organisasi mereka.

Religiusitas terdiri dari lima dimensi, yang pertama adalah intellectual,

yaitu seseorang yang memiliki pengetahuan agama dan dapat menjelaskan

pandangan mereka tentang transedensi, agama dan religiusitas. Ketika karyawan

memiliki pengetahuan agama yang tinggi, cara berpikir tentang agama dan

religiusitas yang tinggi dapat memunculkan perilaku OCB. Hal itu dikarenakan

karyawan mengetahui norma-norma keagamaan dan memungkinkan karyawan

tersebut untuk merealisasikan norma ke dalam lingkungan organisasi. Salah

satunya dengan menolong rekan kerja yang memiliki beban kerja yang berat.

Selanjutnya, dimensi kedua adalah ideology, yaitu seseorang yang

memiliki keyakinan mengenai keberadaan dan kenyataan dari realitas transenden

serta hubungan antara cara berpikir dan manusia. Karyawan yang memiiki

keyakinan mengenai keberadaan Tuhan dan memiliki cara berpikir terkait

agamanya, maka karyawan tersebut dapat memunculkan perilaku OCB. Hal itu

dikarenakan karyawan yang memiliki keyakinan kuat kepada Tuhan akan merasa

takut apabila melakukan kesalahan dan merasa bersalah apabila tidak mengikuti

ajuran atau norma agama.

Dimensi ketiga yaitu, public practice mengacu pada seseorang yang

memliki komunitas agama dan diwujudkan dalam kegiatan keagamaan dan

kegiatan umum. Karyawan yang mengikuti kegiatan keagamaan misalnya seperti

Page 55: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

40

40

ceramah, pengajian, pelayanan gereja dan lainnya dapat memunculkan perilaku

OCB. Ketika karyawan mengikuti kegiatan keagamaan memungkinkan karyawan

menambah ilmu terkait keagamaan dan mempraktekan ilmu tersebut di

lingkungan kerjanya. Seperti membantu rekan kerja dan menolong rekan kerja

yang memiliki beban kerja berat. Jadi, seseorang yang mengikuti kegiatan

keagamaan mempunyai kemungkinan semakin tinggi juga seseorang mempunyai

perilaku OCB.

Dimensi keempat private practice, yaitu pola tindakan dan pengabdian

kepada transedensi tersebut. Maksut dari definisi tersebut adalah tindakan

seseorang kepada Tuhan. Karyawan yang tidak pernah meninggalkan ajaran

agamanya atau jarang meninggalkan ajaran agamanya seperti beribadah

mempunyai kemungkinan karyawan tersebut memiliki perilaku OCB. Hal itu

bisa dikarenakan karyawan mempunyai pola berpikir bekerja adalah ibadah,

bekerja menjadi amal saleh, bekerja untuk memberikan manfaat bagi orang

banyak dan hal lainnya yang menimalisir karyawan tidak peduli dengan rekan

kerjanya atau melakukan kesalahan di organisasi.

Dimensi terakhir, yaitu religious experience, yaitu pola persepsi

keagamaan, pengalaman dan perasaan religius. Karyawan yang memiliki

pengalaman religius misalnya pergi ke Mekkah (bagi agama Islam), pergi ke

Yerussalem (bagi agama Kristen), dan hal lainnya yang berkaitan dengan

pengalaman keagaaman dapat meningkatkan perilaku OCB. Pengalaman

keagamanan dan pengetahuan keagamaan karyawan menjadi dasar-dasar dari

perilaku OCB, dimana suatu akhlak dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukan.

Page 56: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

41

41

Ketika karyawan memiliki pengalaman keagamaan, maka memunculkan perasaan

karyawan menjadi religius dan mempengaruhi karyawan untuk bersikap baik di

dalam lingkungan kerjanya.

Selain religiusitas, perilaku yang mempengaruhi OCB adalah gaya

kepemimpinan transformasional, yaitu seorang pemimpin yang mampu

memotivasi pengikutnya untuk melampaui harapan dengan mengubah sikap,

keyakinan, dan nilai-nilai yang bertentangan dengan tujuan organisasi untuk

melampaui tujuan yang ditetapkan. Dimana bila pemimpin tidak memotivasi

bawahan maka akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam organisasi.

Sebaliknya apabila pemimpin memberikan motivasi kepada karyawan maka

karyawan akan termotivasi untuk memberikan yang terbaik untuk organisasi guna

mencapai tujuan organisasi.

Madhu (2005) melakukan penelitian kepada 86 manajer dan 28 mahasiswa

MBA yang mempunyai pengalaman kerja di Timur India. Hasilnya menunjukkan

bahwa kepemimpinan transformasional meningkatkan altruism dan

conscientiousness ( general compliance). Karyawan yang merasa puas dengan

pekerjaannya dan merasa kerja kerasnya dihargai dapat digunakan unuk

memprediksi berbagai fenomena yang berkaitan dengan kepemimpinan (House,

1974).

Kepemimpinan transformasional memiliki 5 dimensi, yang pertama adalah

visi. Pemimpin yang memiliki visi yang baik mengetahui tujuan organisasi

kedepannya. Karyawan yang mempunyai pemimpin dengan visi yang baik

terdorong untuk mencapai tujuan organisasi dan menerapkan perilaku yang

Page 57: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

42

42

diberikan oleh atasan. Hal tersebut dapat memberikan karyawan mengikuti arahan

pemimpinnya dan memunculkan perilaku OCB pada bawahan.

Selain itu, dimensi kedua adalah komunikasi inspirasional, yaitu

pemimpin mampu membangun motivasi dan rasa percaya diri karyawan di tempat

kerja. Karyawan yang sudah memiliki rasa percaya diri akan meningkatkan

kinerja yang baik. Pemimpin dapat membuat bawahan ikut berkontribusi terhadap

organisasi. Hal tersebut dapat memungkinkan pemimpin yang memiliki

komunikasi inspirasional yang baik maka meningkatkan perilaku OCB

bawahannya.

Dimensi ketiga adalah kepemimpinan suportif. Atasan dengan

kepemimpinan suportif menampilkan kepedulian terhadap kesejahteraan bawahan

dan menciptakan lingkungan kerja yang ramah dan mendukung secara psikologis.

Pemimpin mendukung karyawannya agar bisa maju, berkembang dan mengajak

karyawan untuk memajukan organisasi secara bersama-sama, hal itu

menyebabkan karyawan merasa dihargai oleh atasannya. Hal tersebut membuat

semakin tinggi pemimpin yang bersikap suportif maka semakin tinggi juga

karyawan memunculkan perilaku OCB.

Dimensi keempat adalah stimulasi intelektual, perilaku pemimpin yang

meningkatkan minat bawahan, kesadaran masalah, dan yang mengembangkan

kemampuan dan kecenderungan mereka untuk berpikir tentang masalah dalam

cara-cara baru. Atasan melakukan hal-hal kecil untuk membuat pekerjaan lebih

menyenangkan dan memperlakukan bawahan adil dan bersahabat. Atasan

mendukung karyawannya agar bisa maju, berkembang dan mengajak karyawan

Page 58: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

43

43

untuk memajukan organisasi secara bersama-sama dan menyebabkan karyawan

merasa dihargai oleh atasannya al tersebut dapat memunculkan sikap karyawan

yang kreatif dan inovatif, saling percaya antara atasan dan bawahan dan

menimalisir kesalahpahaman antara satu sama lain. Hal tersebut membuat

semakin tinggi pemimpin yang dapat menstimulasi karyawan maka semakin

tinggi juga karyawan memunculkan perilaku OCB.

Dimensi terakhir adalah pengakuan personal. Pemimpin tidak sungkan

memberikan pujian atau penghargaan untuk pekerjaan yang dilakukan dengan

baik, rekomendasi kenaikan gaji dan promosi. Karyawan merasa dihargai oleh

pemimpinnya, hal tersebut dapat memotivasi karyawan agar terus meningkatkan

kinerja, prestasinya dan meningkatkan efektifitas perusahaan. Atasan memberikan

informasi kepada manajemen bahwa karyawan yang bekerja secara efisien dan

memberi pengaruh untuk pencapaian tujuan organisasi berhak mendapatkan

penghargaan seperti kenaikan gaji atau lainnya. Atasan yang memiliki pengakuan

personal yang bagus kemungkinan memunculkan perilaku OCB bawahannya.

Variabel lain yang juga terkait dengan OCB, yaitu variabel demografi.

Variabel demografi yang diteliti dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin dan

lama bekerja. Dalam penelitian ini, usia diasumsikan bahwa ketika usia karyawan

semakin tinggi maka akan cenderung memunculkan perilaku OCB. Menurut

Wagner dan Rush (2000) hal itu bisa disebabkan karena karyawan yang lebih tua

merasa banyak memiliki pengalaman di lingkungan kerja dibandingkan dengan

rekan kerja mereka yang lebih muda, alasan lainnya yaitu karyawan yang lebih tua

lebih berkontribusi untuk membantu organisasi mereka dibandingkan karyawan

Page 59: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

44

44

yang muda.

Variabel jenis kelamin juga memberikan pengaruh terhadap perilaku OCB.

Allen (2001) menyatakan bahwa karyawan dengan jenis kelamin perempuan lebih

cenderung untuk menolong orang lain, bersahabat dan bekerja sama dengan orang

lain sehingga memunculkan perilaku OCB. Sedangkan untuk karyawan dengan

jenis kelamin laki-laki adalah sebaliknya, laki-laki lebih cenderung bekerja secara

individual sehingga tidak akan membuat karyawan laki-laki memunculkan

perilaku OCB dalam organisasinya.

Selain itu, ada variabel lama bekerja. Karyawan yang sudah lama bekerja

mempunyai pengalaman yang banyak dibandingkan karyawan yang baru.

Karyawan yang telah lama bekerja memiliki keterikatan yang kuat terhadap

organisasinya. Hal tersebut yang membuat, semakin tinggi tingkat lama bekerja

seorang karyawan maka akan semakin tinggi kecenderungan memunculkan

perilaku OCB dalam organisasinya. Sebaliknya jika semakin rendah tingkat lama

bekerja seorang karyawan maka akan semakin rendah kecenderungan untuk

memunculkan perilaku OCB dalam organisasinya.

Dari penjelasan di atas, maka kerangka berpikir penelitian ini dapat

digambarkan dalam gambar 2.1:

Page 60: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

45

45

Gambar 2.1

Bagan pengaruh religiusitas, gaya kepemimpinan transformasional dan demografi

terhadap organizational citizenship behavior.

Religiusitas

Religious

experience.

Gaya

Kepemimpinan

Transformasional

Demografi

Ideology

Public practice

Private practice

Intellectual

Visi

Pengakuan

personal

Stimulasi

intelektual

Kepemimpinan

suportif

Komunikasi

inspirasional

Jenis kelamin

Usia

Lama bekerja

Organizational

Citizenship

Behavior

Page 61: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

46

46

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir yang sudah dijelaskan diatas, maka

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan religiusitas (intellectual, ideology,

public practice, private practice dan religious experience), gaya

kepemimpinan transformasional (visi, komunikasi inspirasional,

kepemimpinan suporti, stimulasi intelektual dan pengakuan personal), dan

demografi (usia, jenis kelamin, lama bekerja) terhadap organizational

citizenship behavior (OCB).

H1 : Ada pengaruh yang signifikan religiusitas (intellectual, ideology, public

practice, private practice dan religious experience), gaya kepemimpinan

transformasional (visi, komunikasi inspirasional, kepemimpinan suporti,

stimulasi intelektual dan pengakuan personal), dan demografi (usia, jenis

kelamin, lama bekerja) terhadap organizational citizenship behavior

(OCB).

Adapun rincian hipotesis dari masing- masing independent variable (IV)

terhadap dependent variable (DV) adalah sebagai berikut :

H2: Terdapat pengaruh yang signifikan intellectual terhadap organizational

citizenship behavior (OCB).

H3: Terdapat pengaruh yang signifikan ideology terhadap organizational

citizenship behavior (OCB).

H4: Terdapat pengaruh yang signifikan public practice terhadap organizational

citizenship behavior (OCB).

Page 62: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

47

47

H5: Terdapat pengaruh yang signifikan private practice terhadap organizational

citizenship behavior (OCB).

H6: Terdapat pengaruh yang signifikan religious experience terhadap

organizational citizenship behavior (OCB).

H7: Terdapat pengaruh yang signifikan visi terhadap organizational citizenship

behavior (OCB).

H8: Terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi inspirasional terhadap

organizational citizenship behavior (OCB).

H9: Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan suportif terhadap

organizational citizenship behavior (OCB).

H10: Terdapat pengaruh yang signifikan stimulasi intelektual terhadap

organizational citizenship behavior (OCB).

H11: Terdapat pengaruh yang signifikan pengakuan personal terhadap

organizational citizenship behavior (OCB).

H12: Terdapat pengaruh yang signifikan usia terhadap organizational citizenship

behavior (OCB).

H13: Terdapat pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap organizational

citizenship behavior (OCB).

H14: Terdapat pengaruh yang signifikan lama bekerja terhadap organizational

citizenship behavior (OCB).

Page 63: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

48

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah karyawan BUMN dan

karyawan Swasta. Dari populasi yang ada yaitu sekitar 300 karyawan BUMN dan

250 karyawan Swasta. Untuk sampel, peneliti menyebar 180 untuk karyawan

BUMN dan 150 untuk karyawan swasta. Adapun karakteristik subjek penelitian

tersebut meliputi:

1. Karyawan BUMN di PT. Surveyor Indonesia.

2. Karyawan swasta di Perusahaan Industri Pestisida Rumah Tangga.

3. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Dari populasi yang ada peneliti akan mengambil 180 karyawan sebagai

sampel di PT. Surveyor Indonesia dan 150 karyawan di Perusahaan Industri

Pestisida Rumah Tangga dengan karakteristik yang peneliti sebutkan. Dalam

penelitian ini, teknik yang akan digunakan adalah convenience sampling yang

tergolong dalam non probability sampling. Teknik ini dilakukan atas dasar

menyesuaikan dengan prosedur pengambilan data saat pendistribusian instrumen

penelitian pada para karyawan.

3.2 Variabel Penelitian

Adapun variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu:

Dependent Variable (variabel terikat) yang hendak diteliti dalam penelitian ini

adalah organizational citizenship behavior (Y).

Page 64: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

49

49

Independent Variable (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah :

1. Religiusitas (intellectual (X1), ideology (X2), public practice (X3), private

practice (X4) dan religious experience (X5))

2. Kepemimpinan suportif (Visi (X6), komunikasi inspirasional (X7), stimulasi

intelektual (X8), kepemimpinan suportif (X9), pengakuan personal (X10))

3. Demografi (usia (X11), jenis kelamin (X12), lama bekerja (X13))

Adapun definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Organizational citizenship behavior adalah perilaku yang berjalan sesuai

persyaratan formal, tidak mudah diatur oleh skema individual, karena perilaku

semacam ini seringkali tidak dapat dipisahkan dan lebih sesuai dengan kinerja

orang lain daripada tindakan seseorang, dan bahkan mungkin memiliki

beberapa pengaruh terhadap penilaian subjektif terhadap kinerja individu.

OCB mempunyai 2 dimensi, yaitu altruism dan general compliance.

2. Religiusitas adalah sistem simbol, sistem kepercayaan, sistem nilai, dan

perilaku yang semuanya berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati

sebagai sesuatu yang maknawi. Menurut Huber (2012) religiusitas terdiri dari 5

dimensi, yaitu

a) Intellectual, memiliki pengetahuan agama dan dapat menjelaskan

pandangan mereka tentang transedensi, agama dan religiusitas

b) Ideology, memiliki keyakinan mengenai keberadaan dan esensi dari realitas

transenden dan hubungan antara transedensi dan manusia.

c) Public practice, memliki komunitas agama dan diwujudkan dalam

kegiatan keagamaan dan kegiatan umum

Page 65: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

50

50

d) Private practice, mengabdikan diri untuk transendensi dalam kegiatan

individual

e) Religious experience, memiliki semacam hubungan langsung ke realitas

dasar dan mempengaruhi mereka secara emosional.

3. Gaya kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan seorang

pemimpin seorang pemimpin yang mampu memotivasi pengikutnya untuk

melampaui harapan dengan mengubah sikap, keyakinan, dan nilai-nilai yang

bertentangan dengan tujuan organisasi untuk melampaui tujuan yang

ditetapkan. Dimensi dari kepemimpinan transformasional adalah:

a) Visi, ekspresi gambaran ideal masa depan yang didasari oleh nilai-nilai

organisasi.

b) Komunikasi inspirasional, ekspresi pesan positif dan menggembirakan

tentang organisasi, dan pernyataan yang membangun motivasi dan rasa

percaya diri.

c) Stimulasi intelektual, meningkatkan minat karyawan, kesadaran akan

masalah, dan meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir

menyelesaikan masalah dalam cara-cara baru.

d) Kepemimpinan suportif, kepedulian dan memperhitungkan kebutuhan

masing-masing pengikutnya.

e) Pengakuan personal, penghargaan atau pujian untuk pekerjaan yang

dilakukan dengan baik.

4. Variabel lain yang akan dijadikan IV dalam penelitian ini yaitu demografi

seperti usia, jenis kelamin dan lama bekerja.

Page 66: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

51

51

3.3 Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data

3.3.1 Instrumen pengumpulan data

1. Instrumen yang berisikan biodata subjek penelitian dan lembar persetujuan.

Lembar awal instrumen ini berisi pernyataan kesediaan menjadi responden

beserta biodata responden, seperti: jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,

bidang, status karyawan, dan lama bekerja.

2. Organizational Citizenship Behavior

Pengukuran Organizational Citizenship Behavior (OCB) yang digunakan

dalam penelitian ini diadaptasi dari skala yang dibuat oleh C. Ann Smith,

Dennis W. Organ, dan Janet P. Near (1983). Skala ini terdiri dari 16 item.

Terdiri dari dua dimensi yaitu altruism dan general compliance. Berikut

adalah blueprint untuk skala variabel OCB yang akan digunakan dalam

penelitian ini.

Tabel 3.1

Blueprint skala organizational citizenship behavior (OCB)

No. Dimensi Indikator Fav Unfav Jml Contoh Item

1. Altruism -Memberikan

bantuan rekan kerja

-Memberikan

kontribusi terhadap

efisiensi kelompok

2, 3,

6, 9,

11,

- 5 Saya membantu

pekerjaan rekan

kerja yang tidak

hadir

2. General

compliance

-Perilaku sukarela

dari karyawan

-Perilaku untuk

meningkatkan

efisiensi

1,5,7,

10,12,

13,14,

16

4, 8,

15

11 Saya datang tepat

waktu.

Jumlah 16

Page 67: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

52

52

3. Religiusitas

Pengukuran religiusitas yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan

skala pengukuran yang disusun oleh Huber (2012) hal ini karena alat ukur ini

memiliki item dan dimensi-dimensi yang sudah dimodifikasi sebelumnya dari

Glock (1968). Alpha cronbach pada dimensi yang dibuat oleh Huber (2012) rata-

rata dari 0,80 sampai 0,93 dan dari 0,92 sampai 0,96. Jumlah item dari

keseluruhan dimensi berjumlah 23 item di mana keseluruhannya menggunakan

skala model Likert.

Tabel 3.2

Blueprint skala religiusitas

No. Dimensi Indikator Fav Jml Contoh Item

1. Intellec-

tual

-Memiliki pengetahuan

agama

-Mengetahui pandangan

tentang transedensi, agama

dan religiusitas

1, 2,

3, 4

4 Seberapa sering

Anda

memikirkan

tentang isu

keagamaan?

2. Ideology -Memiliki keyakinan

mengenai transedensi dan

manusia

-Mempunyai kepercayaan dan

keyakinan yang masuk akal

5,6,7,

8

4 Seberapa sering

Anda mengikuti

kegiatan

keagamaan?

3. Public

practice

-Memiliki komunitas

keagaaman dan diwujudkan

dalam kegiatannya

-Tindakan dan rasa memiliki

terhadap lembaga sosial

9, 10,

11,

12

4 Seberapa sering

Anda mengikuti

kegiatan

keagamaan?

4. Private

practice

-Mengabdikan diri untuk ikut

dalam kegiatan individual

-Tindakan dan pengabdian

kepada transedensi

13,

14,

15,

16,

17,

18

6 Seberapa sering

Anda beribadah?

5. Religious

experience

-Memiliki hubungan

langsung ke realitas dasar

-Memiliki pengalaman dan

perasaan religius

19,

20,

21,

22 23

5 Seberapa sering

Anda mengalami

situasi dimana

Anda merasakan

kebersamaan

dengan rekan

kerja Anda?

Jumlah 23

Page 68: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

53

53

4. Gaya kepemimpinan transformasional

Gaya kepemimpinan transformasional diadaptasi dari skala yang dibuat oleh

Rafferty dan Griffin (2014) dan diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia.

Rafferty dan Griffin (2014) memeriksa dan mengidentifikasi dimensi

kepemimpinan transformasional yang dikembangkan oleh Bass (1985) yang

kemudian menghasilkan alat ukur baru yang terdiri dari 5 dimensi dan 15 item.

Peneliti menggunakan alat ukur tersebut dengan menambahkan 10 item.

Tabel 3.3

Blueprint skala gaya kepemimpinan transfomasional

No. Dimensi Indikator Fav Unfa

v

Jml Contoh Item

1. Visi -Memiliki tujuan

-Ekspresi gambaran masa

depan yang didasari oleh

nilai-nilai organisasi

1,6,

25

8, 13 5 Atasan saya

memiliki

pemahaman yang

jelas tentang tujuan

organisasi.

2. Komuni-

kasi

inspirasio

nal

-Membangun

kepercayaan diri

-Membangun motivasi

4,5,

11,

,18,

19

5 Atasan saya

mendorong

karyawannya untuk

percaya diri dalam

bekerja.

3. Stimulasi

intelektu

al

-Memecahkan masalah

dengan cara baru

-Meningkatkan minat

karyawan

7,

14,

21,

22

10, 5 Atasan mendorong

saya menyelesaikan

masalah dengan

sudut pandang baru.

4. Kepe-

mimpina

n suportif

-Pemimpin peduli

terhadap bawahan

-Menunjukkan dukungan

terhadap bawahannya

2,

12,

16,

17

24 5 Atasan saya

mempunyai

kepeduliaan untuk

kesejahteraan

karyawannya.

5. Pengaku-

an

personal

- Memiliki kepedulian

terhadap bawahannya

-Memberikan

penghargaan kepada

bawahan

3,9,

20,

23

15 5 Atasan memuji

ketika saya

melakukan

pekerjaan dengan

sangat baik.

Jumlah 25

Page 69: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

54

54

Instrumen data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk

kuesioner dengan menggunakan skala Likert adalah dengan rating lima pilihan

mulai dari sangat tidak setuju” sampai “sangat setuju setuju”, adapun

penjelasannya sebagai berikut:

1. STS, apabila subjek merasa sangat tidak sesuai atas pernyataan yang

diberikan.

2. TS, apabila subjek merasa tidak sesuai atas pernyataan yang diberikan

3. N, apabila subjek merasa pertanyaan keduanya sesuai

4. SS, apabila subjek merasa sangat sesuai atas pernyataan yang diberikan

5. S, apabila subjek merasa sesuai atas pernyataan yang diberikan

Dalam setiap jawaban penulis memberikan nilai atau bobot tertentu sebagaimana

terdapat pada tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4

Skor Pengukuran Skala Likert

Skala Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Tidak Setuju (TS) 2 4

Netral (N) 3 3

Setuju (TS) 4 2

Sangat Setuju (STS) 5 1

3.3.2 Prosedur pengumpulan data

Perolehan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner

dalam penelitian ini berbentuk model skala likert. Pada penelitian ini didapatkan

dari pengumpulan data self-report, yaitu laporan diri yang didapatkan dengan

meminta subjek untuk mengisi lembar pernyataan secara tertulis. Nantinya, hasil

Page 70: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

55

55

jawaban atas pernyataan yang telah diberikan akan menjadi sumber informasi

untuk diperoleh hasil akhir sesuai dengan tujuan penelitian.

Data penelitian diperoleh dengan menyebar 200 kuesioner kepada

perusahaan BUMN dan 150 kuesioner perusahaan swasta, namun hanya 180

kuesioner yang kembali pada perusahaan BUMN dan 100 kuesioner pada

perusahaan swasta. Pada perusahaan BUMN kuesioner diberikan pada tanggal 02

Juni 2017 pkl 11.00 wib dan dikembalikan pada pkl 15.00 wib pada hari itu

sebelum jam balik kerja. Sedangkan untuk karyawan swasta, instrumen penelitian

disebarkan pada tanggal 24 Mei 2017 melalui salah satu karyawan di perusahaan

tersebut. Setelah semua data terkumpul, kemudian dilakukan pengecekan

instrumen penelitian. Jika terdapat data pada kuesioner penelitian yang tidak

lengkap, maka kuesioner tersebut tidak dapat diikutkan dalam proses skoring.

Pada penelitian ini, ada 42 kuesioner pada karyawan BUMN dan 12 kuesioner

pada karyawan swasta yang tidak terisi dengan lengkap sehingga tidak dapat

diikutkan dalam proses skoring. Hasilnya, dari 330 kuesioner hanya 226 kuesioner

yang akan diikutkan pada proses skoring dan analisis data.

3.4 Uji Validitas Instrumen Penelitian

Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pengujian terhadap validitas

instrumen yang dipakai. Untuk menguji validitas konstruk alat ukur yang

digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Confirmatory Faktor

Analysis (CFA). Sebagai prosedur konfirmasi, CFA merupakan metode untuk

menilai validitas konstruk pengukuran, bukan sarana untuk pengurangan data.

Validitas konstruk didukung jika struktur faktor skala konsisten dengan konstruksi

Page 71: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

56

56

instrumen yang akan diukur. Konfirmasi hipotesis struktur faktor yang paling

memadai adalah dengan teknik analisis faktor konfirmatori. Dalam analisis faktor

konfirmatori, struktur faktor secara eksplisit dihipotesiskan dan diuji untuk cocok

dengan struktur kovarians dari variabel yang diukur. Pendekatan ini juga

memungkinkan untuk menguji model fit faktor. Meskipun pendekatan ini berguna

untuk konfirmasi teori, prosedur CFA memberikan pedoman untuk "model

pemangkasan," atau model modifikasi, yang dapat menunjukkan perubahan dalam

struktur faktor yang diusulkan. Dengan demikian, prosedur konfirmasi dapat

digunakan untuk merevisi dan menyempurnakan instrumen dan struktur faktorial

mereka (Floyd & Widaman, 1995). Adapun logika dari CFA menurut Umar

(2011):

1. Ada sebuah konsep atau trait yang didefinisikan secara operasional sehingga

dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk mengukurnya. Trait ini

disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap faktor ini dilakukan melalui

analisis terhadap respon atas item-itemnya.

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap

subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subtes

bersifat unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks

korelasi antar item yang seharusnya diperoleh jika memang unidimensional.

Matriks korelasi ini disebut sigma (∑), kemudian dibandingkan dengan

matriks dari data empiris, yang disebut matrik S. jika teori tersebut benar

Page 72: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

57

57

(unidimensional) maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks S –

matriks ∑ atau bisa juga dinyatakan dengan S- ∑ = 0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi

square. Jika hasil tidak signifikan P-value > 0,05, maka hipotesis nihil

tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tersebut dapat

diterima bahwa item hanya mengukur satu faktor saja.

5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan

atau tidak mengukur apa yang hendak diukur, dengan menggunakan t-test.

Jika hasil t-test tidak signifikan (sig.<1,96) maka item tersebut tidak

signifikan dalam mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang

demikian dieliminasi.

6. Selanjutnya apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan

faktornya negatif, maka item tersebut harus dieliminasi. Berarti item tersebut

mengukur hal yang berlawanan dengan apa yang hendak diukur. Namun

demikian perlu diperiksa kembali apakah item tersebut berupa item negatif

(unfavorable). Untuk item yang unfavorable sebelum analisis CFA

dilakukan.

Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan menggunakan

software LISREL 8.70, Pranata (2016).

3.4.1 Uji Validitas Skala OCB

Peneliti menguji apakah 16 item dari skala OCB yang bersifat unidimensional,

yang artinya benar-benar hanya mengukur OCB. Dalam skala OCB terdapat 2

aspek yaitu altruism dan general compliance.

Page 73: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

58

58

3.4.1.1 Validitas Konstruk OCB

Peneliti menguji apakah 16 item OCB bersifat unidimensional yang artinya benar-

benar hanya mengukur OCB. berdasarkan hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 581,92, df=104,

p-value= 0,00000, RMSEA= 0,143. setelah melakukan 35 kali modifikasi

terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi

satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 86,20 ,df = 69,

p-value = 0,07881,dan RMSEA = 0,033. Nilai Chi- Square menghasilkan P-value

> 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional)

dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu OCB.

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item

tersebut perlu untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis

nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96

artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran OCB, seperti pada tabel 3.5 berikut:

Page 74: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

59

59

Tabel 3.5

Muatan Faktor Item Skala OCB

No. Koefisien Standar Erorr Nilai t Signifikan

Item 2 0,25 0,06 3,80 √

Item 3 0,31 0,06 4,85 √

Item 6 0,37 0,06 5,89 √

Item 9 0,70 0,07 10,40 √

Item 11 0,56 0,07 7,94 √

Item 1 0,30 0,07 4,24 √

Item 4 0,00 0,06 0,06 X

Item 5 0,73 0,07 10,95 √

Item 7 0,62 0,06 10,32 √

Item 8 -0,25 0,06 -4,22 X

Item 10 0,37 0,06 5,92 √

Item 12 0,44 0,06 7,38 √

Item 13 0,38 0,06 6,44 √

Item 14 0,55 0.06 8,49 √

Item 15 0,15 0,06 2,46 √

Item 16 0,50 0,08 6,38 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Pada tabel 3.4 terdapat item yang memiliki nilai koefisien t <1.96 yaitu

item 4 dan 8. Hal ini menunjukkan bahwa hanya item 4 dan 8 yang harus

dieliminasi atau di-drop dan tidak disertakan dalam pengolahan selanjutnya.

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Religiusitas

Peneliti menguji apakah 23 item yang terdiri 5 aspek religiusitas yaitu intellectual,

ideology, public practice, private practice dan religious experience bersifat

unidimensional yang artinya benar-benar hanya mengukur religiusitas.

3.4.2.1 Uji Validitas Konstruk Dimensi Intellectual

Peneliti menguji apakah 4 item dari dimensi intellectual bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur intellectual. Berdasarkan hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan Chi- Square

=7,78, df= 2, p-value= 0,00000, dan RMSEA= 0,113. Peneliti kemudian

melakukan 1 kali modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada

Page 75: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

60

60

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi- Square = 0,62, df= 1, p=value 0,43094, dan RMSEA= 0,000. Nilai

Chi-Square menghasilkan P-value >0,05 (tidak signifikan), yang artinya model

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu intellectual.

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item

tersebut perlu untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis

nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96

artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran intellectual, seperti pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Dimensi Intellectual

No. Koefisien Standar Erorr Nilai t Signifikan

Item 1 0,59 0,07 8,56 √

Item 2 0,97 0,08 12,91 √

Item 3 0,69 0,08 8,24 √

Item 4 0,62 0,07 8,86 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Pada tabel diatas, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada

salah satu item dan t-value diatas 1,96 (t > 1,96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi intellectual.

3.4.2.2. Uji Validitas Konstruk Dimensi Ideology

Peneliti menguji apakah 4 item dari dimensi ideology bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur ideology. Berdasarkan hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan Chi- Square=

Page 76: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

61

61

45,53, df= 2, p-value= 0,00000, dan RMSEA= 0,310. Setelah melakukan 1 kali

modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi- Square =

0,84, df=1, p-value= 0,36078, dan RMSEA= 0.000. Nilai Chi- Square

menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu ideology.

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item

tersebut perlu untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis

nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96

artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran ideology, seperti pada tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Dimensi Ideology

No. Koefisien Standar Erorr Nilai t Signifikan

Item 5 2,00 0,65 3,07 √

Item 6 -0,22 0,10 -2,27 X

Item 7 1,88 0,62 3,06 √

Item 8 0,38 0,14 2,71 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Pada tabel 3.7 terdapat item yang memiliki nilai koefisien t <1,96 yaitu

item 6. Hal ini menunjukkan bahwa hanya item 6 yang harus dieliminasi atau di-

drop dan tidak disertakan dalam pengolahan selanjutnya.

Page 77: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

62

62

3.4.2.3. Uji Validitas Konstruk Dimensi Public Practice

Peneliti menguji apakah 4 item dari dimensi public practice bersifat

unidimensional, artinya benar-benar hanya mengukur public practice.

Berdasarkan hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata

tidak fit dengan Chi- Square = 13,97, df=2, p-value= 0,00093, dan RMSEA=

0,163. Setelah melakukan 1 kali modifikasi terhadap model, kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi- Square = 2,54, df= 1, p-value= 0,11076, dan

RMSEA= 0,083. Nilai Chi- Square menghasilkan P-value >0,05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu public practice.

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item

tersebut perlu untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis

nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96

artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran public practice, seperti pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Dimensi Public Practice

No. Koefisien Standar Erorr Nilai t Signifikan

Item 9 0,67 0,06 10,83 √

Item 10 0,89 0,06 13,90 √

Item 11 0,72 0,06 11,79 √

Item 12 1,03 0,06 18,24 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Page 78: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

63

63

Pada tabel diatas, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada

salah satu item dan t-value diatas 1,96 (t > 1,96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi public practice.

3.4.2.4. Uji Validitas Konstruk Dimensi Private Practice

Peneliti menguji apakah 6 item dari dimensi private practice bersifat

unidimensional, artinya benar-benar hanya mengukur private practice.

Berdasarkan hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata

tidak fit dengan Chi- Square = 93,84, df=9, p-value= 0,00000, dan RMSEA=

0,204. Setelah melakukan 3 kali modifikasi terhadap model, kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi- Square = 6,78, df= 6, p-value= 0,34210, dan

RMSEA= 0,024. Nilai Chi- Square menghasilkan P-value >0,05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu private practice.

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item

tersebut perlu untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis

nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96

artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran private practice, seperti pada tabel 3.9 berikut:

Page 79: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

64

64

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Dimensi Private Practice

No. Koefisien Standar Erorr Nilai t Signifikan

Item 13 0,65 0,06 10,89 √

Item 14 0,97 0,05 18,64 √

Item 15 0,77 0,06 13,50 √

Item 16 0,50 0,06 7,83 √

Item 17 0,73 0,06 12,48 √

Item 18 0,77 0,06 12,53 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Pada tabel diatas, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada

salah satu item dan t-value diatas 1,96 (t > 1,96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi private practice.

3.4.2.5. Uji Validitas Konstruk Dimensi Religious Experience

Peneliti menguji apakah 6 item dari dimensi religious experience bersifat

unidimensional, artinya benar-benar hanya mengukur religious experience.

Berdasarkan hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata

tidak fit dengan Chi- Square = 33,39, df=5, p-value= 0,00000, dan RMSEA=

0,159. Setelah melakukan 2 kali modifikasi terhadap model, kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi- Square = 2,78, df= 3, p-value= 0,42604, dan

RMSEA= 0,000. Nilai Chi- Square menghasilkan P-value > 0,05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu religious

experience.

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item

tersebut perlu untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis

Page 80: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

65

65

nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96

artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran religious experience, seperti pada tabel 3.10 berikut:

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Dimensi Religious Experience

No. Koefisien Standar Erorr Nilai t Signifikan

Item 19 0,80 0,06 14,05 √

Item 20 0,80 0,06 12,34 √

Item 21 1,00 0,05 19,61 √

Item 22 0,54 0,06 8,64 √

Item 23 0,67 0,06 11,23 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Pada tabel diatas, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada

salah satu item dan t-value diatas 1,96 (t > 1,96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi religious experience.

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Kepemimpinan Transformasional

Peneliti menguji apakah 25 item yang terdiri 5 aspek kepemimpinan

transformasional yaitu visi, komunikasi, stimulasi, kepemimpinan dan pengakuan

bersifat unidimensional yang artinya benar-benar hanya mengukur kepemimpinan

transformasional.

3.4.3.1. Uji Validitas Konstruk Dimensi Visi

Peneliti menguji apakah 5 item dari dimensi visi bersifat unidimensional, artinya

benar-benar hanya mengukur visi. Berdasarkan hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 88,05, df=5, p-

value= 0,00000, dan RMSEA= 0,271. Setelah melakukan 4 kali modifikasi

terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi

satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi- Square = 0,63, df= 1,

Page 81: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

66

66

P-value= 0,42658, dan RMSEA= 0,000. Nilai Chi- Square menghasilkan P-value

> 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional)

dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu visi.

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item

tersebut perlu untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis

nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96

artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran visi, seperti pada tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Dimensi Visi No. Koefisien Standar Erorr Nilai t Signifikan

Item 1 0,88 0,08 11,54 √

Item 6 0,80 0,07 10,68 √

Item 8 0,22 0,07 2,95 √

Item 13 0,25 0,08 3,11 √

Item 25 0,44 0,07 6,39 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Pada tabel diatas, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada

salah satu item dan t-value diatas 1,96 (t > 1,96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi visi.

3.4.3.2. Uji Validitas Konstruk Dimensi Komunikasi Inspirasional

Peneliti menguji apakah 5 item dari dimensi komunikasi inspiasional bersifat

unidimensional, artinya benar-benar hanya mengukur komunikasi inspirasional.

Berdasarkan hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata

tidak fit dengan Chi-Square = 20,18, df=5, p-value= 0,00116, dan RMSEA=

0,116. Setelah melakukan 1 kali modifikasi terhadap model, kesalahan

Page 82: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

67

67

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi- Square = 5,44, df= 4, p-value= 0,24494, dan

RMSEA= 0,040. Nilai Chi- Square menghasilkan P-value > 0,05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu komunikasi

inspirasional .

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item

tersebut perlu untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis

nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96

artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran komunikasi inspirasional, seperti pada tabel 3.12 berikut:

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Dimensi Komunikasi Inspirasional

No. Koefisien Standar Erorr Nilai t Signifikan

Item 4 0,90 0,05 17,17 √

Item 5 0,90 0,05 17,41 √

Item 11 0,89 0,05 16,67 √

Item 18 0,71 0,06 12,16 √

Item 19 0,87 0,05 16,22 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Pada tabel diatas, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada

salah satu item dan t-value diatas 1,96 (t > 1,96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi komunikasi

inspirasional.

Page 83: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

68

68

3.4.3.3. Uji Validitas Konstruk Dimensi Stimulasi Intelektual

Peneliti menguji apakah 5 item dari dimensi stimulasi intelektual bersifat

unidimensional, artinya benar-benar hanya mengukur stimulasi intelektual.

Berdasarkan hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata

tidak fit dengan Chi- Square = 26,18, df=5, p-value= 0,00008, dan RMSEA=

0,137. Setelah melakukan 2 kali modifikasi terhadap model, kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi- Square = 4,53, df= 3, p-value= 0,20973, dan

RMSEA= 0,047. Nilai Chi- Square menghasilkan P-value > 0,05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu stimulasi

intelektual.

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item

tersebut perlu untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis

nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96

artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran stimulasi intelektual, seperti pada tabel 3.13 berikut:

Page 84: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

69

69

Table 3.13

Muatan Faktor Item Dimensi Stimulasi Intelektual

No. Koefisien Standar Erorr Nilai t Signifikan

Item 7 0,94 0,05 17,31 √

Item 10 0,20 0,07 2,84 √

Item 14 0,69 0,06 11,58 √

Item 21 0,82 0,06 14,04 √

Item 22 0,88 0,06 15,66 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Pada tabel diatas, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada

salah satu item dan t-value diatas 1,96 (t > 1,96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi stimulus.

3.4.3.4. Uji Validitas Konstruk Dimensi Kepemimpinan Suportif

Peneliti menguji apakah 5 item dari dimensi kepemimpinan suportif bersifat

unidimensional, artinya benar-benar hanya mengukur kepemimpinan.

Berdasarkan hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata

tidak fit dengan Chi-Square = 23,67, df=5, p-value= 0,000025, dan RMSEA=

0,129. Setelah melakukan 1 kali modifikasi terhadap model, kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi- Square = 4,35, df= 4, p-value= 0,36116, dan

RMSEA= 0,020. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0,05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu kepemimpinan

suportif.

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item

tersebut perlu untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis

Page 85: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

70

70

nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96

artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran kepemimpinan suportif, seperti pada tabel 3.14 berikut:

Tabel 3.14

Muatan Faktor Item Dimensi Kepemimpinan Suportif

No. Koefisien Standar Erorr Nilai t Signifikan

Item 2 0,48 0,06 7,50 √

Item 12 0,62 0,06 10,05 √

Item 16 0,96 0,05 18,35 √

Item 17 0,93 0,05 17,64 √

Item 24 0,14 0,07 2,07 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Pada tabel diatas, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada

salah satu item dan t-value diatas 1,96 (t > 1,96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi kepemimpinan suportif.

3.4.3.5. Uji Validitas Konstruk Dimensi Pengakuan Personal

Peneliti menguji apakah 5 item dari dimensi pengakuan bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur pengakuan. Berdasarkan hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan Chi- Square =

23,14, df=5, p-value= 0,00032, dan RMSEA= 0,127. Setelah melakukan 1 kali

modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square = 8,38, df= 4, p-value= 0,07876, dan RMSEA= 0,070. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-value >0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu pengakuan.

Page 86: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

71

71

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item

tersebut perlu untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis

nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96

artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran pengakuan, seperti pada tabel 3.15 berikut

Tabel 3.15

Muatan Faktor Item Dimensi Pengakuan Personal

No. Koefisien Standar Erorr Nilai t Signifikan

Item 3 0,80 0,06 14,16 √

Item 9 0,80 0,06 14,11 √

Item 15 0,30 0,07 4,46 √

Item 20 0,92 0,05 17,59 √

Item 23 0,90 0,05 16,92 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96); X = tidak signifikan

Pada tabel diatas, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada

salah satu item dan t-value diatas 1,96 (t > 1,96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi pengakuan.

3.5 Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda (Multiple Regression Analysis). Teknik analisis regresi berganda ini

digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dan ditujukan untuk mengetahui

besarnya pengaruh dari independent variabel (IV), yaitu religiusitas (intellectual,

ideology, public practice, private practice dan religious experience), gaya

kepemimpinan transformasional (visi, komunikasi, stimulasi, kepemimpinan dan

pengakuan) dan variabel demografi (usia, jenis kelamin dan lama bekerja)

Page 87: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

72

72

terhadap dependent variabel (DV) yaitu organizational citizenship behavior

(OCB).

Teknik regresi berganda ini merupakan metode statistika yang digunakan

untuk membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependent; respon; Y)

dengan lebih dari satu variabel bebas (independent; predictor; X). Pada penelitian

ini,

IV sebanyak 13 buah, sedangkan DV sebanyak 1 buah sehingga susunan

persamaan regresi penelitian adalah:

Jika dituliskan variabelnya, maka:

Y = Organizational citizenship behavior (OCB)

a = Intercept (konstan)

b = Koefisien regresi untuk masing-masing X

X1 = Religiusitas - intellectual

X2 = Religiusitas - ideology

X3 = Religiusitas – public practice

X4 = Religiusitas – private practice

X5 = Religiusitas – religious experience

X6 = Gaya kepemimpinan transformasional - visi

X7 = Gaya kepemimpinan transformasional - komunikasi

X8 = Gaya kepemimpinan transformasional - stimulasi

X9 = Gaya kepemimpinan transformasional - kepemimpinan

X10 = Gaya kepemimpinan transformasional - pengakuan

X11 = Usia

X12 = Jenis kelamin

X13 = Lama bekerja

e = Residu

Melalui analisis regresi berganda ini akan diperoleh nilai R2, yaitu

koefisien determinasi yang menunjukan besarnya proporsi (presentase) varians

dari DV yang bisa dijelaskan oleh bervariasinya IV secara keseluruhan.

Adapun untuk mendapatkan nilai R2, digunakan rumus sebagai berikut :

R2=

Ssreg

Y = a + b1X1 + b2X2 + …… + b13X13+ e

Page 88: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

73

73

SSy

Uji R2 diuji untuk membuktikan apakah penambahan varians dari

independent variabel satu per satu signifikan atau tidak penambahannya.

Berikutnya, untuk membuktikan apakah regresi Y dan X signifikan atau tidak,

maka dapat diuji dengan menggunakan uji F. Untuk membuktikan hal tersebut

digunakan alah rumus sebagai berikut:

F = R2

(1- R2)/(N-k-1)

Dimana pembilang disini adalah R2 dengan df-nya (dilambangkan k),

yaitu banyaknya IV yang dianalisis, sedangkan penyebutnya (1- R2) dibagi dengan

df-nya N-k-1 dimana N adalah ukuran sampel. Dari hasil uji F yang dilakukan

nantinya, dapat dilihat apakah IV yang diujikan memiliki pengaruh terhadap DV.

Untuk menguji apakah pengaruh yang diberikan predictor variabel

signifikan terhadap outcome variabel, maka penulis melakukan uji t dengan

rumus:

Di mana bi adalah koefisien regresi untuk IV(i) dan Sbi adalah standar

deviasi sampling dari . Hasil uji t ini akan diperoleh dari hasil regresi yang

akan dilakukan oleh peneliti nantinya. Adapun seluruh perhitungan penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0.

3.6 Prosedur Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan data primer dikarenakan

data yang akan digunakan belum tersedia dan harus dicari terlebih dahulu. Untuk

Page 89: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

74

74

mendapatkan dan menggunakan data tersebut maka dilakukan penelitian lapangan

dengan instrument penelitian menggunakan kuesioner. Langkah-langkah yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan judul dan rumusan penelitian, mengumpulkan materi yang

membahas mengenai variabel penelitian dan menentukan teori yang akan

digunakan.

2. Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan

dalam penelitian ini yaitu skala OCB, religiusitas dan gaya kepemimpinan

transformasional.

3. Mengajukan persetujuan kepada pembimbing mengenai alat ukur yang akan

digunakan.

4. Membuat surat izin penelitian untuk diberikan kepada kantor Surveyor

Indonesia

5. Memberikan surat izin pada tanggal 22 mei 2017 kepada kepala divisi SDM

Surveyor Indonesia dan manajer divisi SHE di Perusahaan Industri Pestisida

Rumah Tangga serta mengadakan diskusi dan kesepakatan mengenai

prosedur penyebaran alat ukur.

6. Pada tanggal 30 mei 2017, mendapatkan surat izin menyebar dari kepala

SDM untuk berbagai divisi di Surveyor Indonesia

7. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan seperti lembar alat ukur

8. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 02 juni 2017 dengan mendatangi

setiap divisi untuk menyebarkan kuesioner. Kuesioner di kembalikan ketika

jam pulang kantor pada hari tersebut.

Page 90: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

75

75

9. Melakukan pengecekan kembali alat ukur mana saja yang sudah terisi dengan

lengkap baik data subjek maupun jawaban yang ada dalam instrumen. Dari

180 alat ukur yang di distribusikan, ada 42 alat ukur yang tidak terisi dengan

lengkap baik data subjek maupun jawaban, maka hanya 138 alat ukur yang

dapat diikutkan dalam proses skoring.

10. Melakukan pengolahan data, setelah melakukan penyebaran data. Peneliti

selanjutnya melakukan analisis data. Teknik analisis yang digunakan adalah

analisis regresi berganda dengan menggunakan software lisrel dan spss.

Page 91: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

76

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 138 karyawan BUMN dan 88 karyawan

swasta. Pada variabel usia, nilai minimal usia= 20 tahun, maximal = 54 tahun,

mean= 33,7124 dan SD= 7,80834. Pada variabel lama bekerja dengan raw score,

diperoleh nilai minimal sebesar= 2 bulan, maximal =29 tahun, mean= 7,3839 dan

SD= 6,05266. Gambaran subjek dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1

Gambaran subjek penelitian

Kategori Jumlah Persentase

Jenis kelamin

Laki-Laki 151 66,8%

Perempuan 75 33,2%

Pendidikan

terakhir

SMA 39 17,20%

D3 33 14,50%

D4/S1 145 64,30%

S2 9 4,0%

Jabatan

Manajerial 53 23,45%

Non manajerial 173 76,55%

Agama

Islam 207 91,6%

Katolik 5 2,21%

Protestan 12 5,31%

Hindu 1 0,44%

Budha 1 0,44%

Jumlah 226 100%

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah responden laki-laki memiliki

presentase sebesar 66,8% (151 orang), responden perempuan dengan presentase

33,2% (75 orang). Maka dapat disimpulkan subjek penelitian terbanyak adalah

Page 92: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

77

subjek yang berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 151 orang (66,8%).

Berdasarkan diatas juga dapat diketahui bahwa sebagian besar sampel

dalam penelitian ini pendidikan terakhirnya yaitu D4/S1 berjumlah 145 orang

dengan presentase 64,30%, selanjutnya ada SMA berjumlah 39 orang dengan

presentase sebesar 17,20%, D3 sebanyak 33 orang dengan presentase sejumlah

14,50% dan S2 sebanyak 9 orang dengan presentase sebesar 4,0%.

Berikutnya dijelaskan gambaran subjek berdasarkan jabatan. Jabatan non

manajerial lebih banyak mendominasi sebanyak 173 orang atau sekitar 76,55%

dan pada jabatan manajerial sebanyak 53 orang atau sekitar 23,45%. Maka dapat

disimpulkan jabatan terbanyak yaitu non manajerial. Berdasarkan agama, dapat

diketahui bahwa responden dalam penelitian ini didominasi yang beragama Islam

sebanyak 207 orang (91,6%), Katolik sebanyak 5 orang (2,21%), Protestan

sebanyak 12 orang (5,31%), Hindu dan Budha hanya 1 orang (0.44%).

4.2. Deskripsi Data

Skor-skor yang digunakan dalam proses analisis merupakan skor faktor yang

dihitung dengan mengguanakan metode principal components. Hal ini untuk

menghilangkan estimasi bias dari kesalahan pengukuran dan juga memudahkan

dalam membandingkan antara skor hasil pengukuran dari setiap variabel-variabel

yang diteliti.

Setelah dihitung skor faktor dari masing-masing variabel maka dicari

faktor skor dari masing-masing variabel. Secara teknis komputasinya yang

ditempuh adalah dengan cara melakukan transformasi dari raw score menjadi

factor score. Harga mean ditetapkan= 50 dan standar deviasi = 10.

Page 93: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

78

Selanjutnya untuk menjelaskan gambaran umum tentang statistik deskiptif

dari variabel-variabel dalam penelitian ini, indeks yang menjadi patokan adalah

mean, median, standar deviasi (SD), nilai maksimal dan minimal dari masing-

masing variabel. Nilai tersebut disajikan dalam tabel 4.2.

4.2.1 Deskripsi Statistik

Tabel 4.2

Deskripsi statistik variabel penelitian

Variabel N Min Max Mean SD

OCB 226 19.37 74.00 50.0000 10.00000

Intellectual 226 7.58 68.46 50.0000 10.00000

Ideology 226 12.60 63.56 50.0000 10.00000

Public practice 226 16.96 63.34 50.0000 10.00000

Private practice 226 10.65 60.00 50.0000 10.00000

Religious experience 226 12.18 61.44 50.0000 10.00000

Visi 226 15.90 66.71 50.0000 10.00000

Komunikasi

inspirasional

226 8.13 62.77 50.0000 10.00000

Kepemimpinan

suportif

226 11.23 64.60 50.0000 10.00000

Stimulasi intelektual 226 14.63 65.18 50.0000 10.00000

Pengakuan personal 226 15.71 64.21 50.0000 10.00000

Valid N (listwise) 226

Pada tabel 4.2 telah disajikan skor nilai dari setiap variabel dalam penelitian ini.

Data pada tabel tersebut merupakan penjelasan mengenai gambaran umum

deskripsi statistik dari variabel-variabel yang diteliti dengan indeks yang dijadikan

acuan dalam perhitungan ini adalah skor mean, standard deviation (SD),

maximum dan minimum dari setiap variabel penelitian.

Dependen variabel yaitu OCB memiliki skor terendah sebesar 19,37 dan skor

tertinggi sebesar 74,00. Variabel intellectual memiliki skor terendah sebesar 7,58

dan tertinggi sebesar 68,46. Variabel ideology memiliki skor terendah sebesar

Page 94: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

79

12,60 dan tertinggi sebesar 63,56. Variabel public practice memiliki skor terendah

sebesar 16,96 dan tertinggi sebesar 63,34. Variabel private practice memiliki skor

terendah sebesar 10,65 dan tertinggi sebesar 60,00. Variabel religious experience

memiliki skor terendah sebesar 12,18 dan tertinggi sebesar 61,44. Variabel visi

memiliki skor terendah sebesar 15,90 dan tertinggi sebesar 66,71. Variabel

komunikasi inspirasional memiliki skor terendah sebesar 8,13 dan tertinggi

sebesar 62,77. Variabel kepemimpinan suportif memiliki skor terendah sebesar

11,23 dan tertinggi sebesar 64,60. Variabel stimulasi intelektual memiliki skor

terendah sebesar 14,63 dan tertinggi sebesar 65,18. Variabel pengakuan personal

memiliki skor terendah sebesar 15,71 dan tertinggi sebesar 64,21. Nilai rata-rata

yang diperoleh keseluruhan variabel adalah 50,00000 dan standar deviasi

10,00000.

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan

atribut yang diukur. Kontinum jenjang ini contohnya adalah dari rendah ke tinggi

yang akan penulis gunakan dalam kategorisasi variabel penelitian.

Sebelum mengkategorisasikan skor masing-masing variabel berdasarkan

tingkat rendah, sedang dan tinggi, penulis terlebih dahulu menetapkan norma

seperti tertera pada table 4.3

Tabel 4.3

Norma kategorisasi skor variabel penelitian Kategorisasi Norma

Rendah X < Mean – SD Sedang Mean – SD ≤ X ≤ Mean + SD Tinggi X > Mean + SD

Page 95: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

80

Setelah norma kategorisasi tersebut didapatkan, selanjutnya akan

dijelaskan perolehan nilai persentase kategorisasi untuk variabel organizational

citizenship behavior, intellectual, ideology, public practice, private practice,

religious experience, visi, komunikasi inspirasional, kepemimpinan suportif,

stimulasi intelektual, pengakuan personal,usia, jenis kelamin dan lama bekerja

pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Kategorisasi skor variabel penelitian

Variabel Frekuensi (%)

Rendah Sedang Tinggi

OCB 30 (13,3%) 165 (73,0%) 31 (13,7%)

Intellectual 32 (14,2%) 160 (70,8%) 34 (15,0%)

Ideology 41 (18,1%) 162(71,7%) 23 (10,2%)

Public practice 44 (19,5%) 149 (65,9%) 33 (14,6%)

Private practice 29 (12,8%) 197 (87,2%) 0

Religious experience 31 (13,7%) 161 (71,2%) 34 (15,0%)

Visi 32 (14,2%) 159 (70,4%) 35 (15,5%)

Komunikasi inspirasional 31 (13,7%) 135 (59,7%) 60 (26,5%)

Kepemimpinan suportif 38 (16,8%) 135 (59,7%) 53 (23,5%)

Stimulasi intelektual 35 (15,5%) 141 (62,4%) 50 (22,1%)

Pengakuan personal 39 (17,3%) 131 (58,0%) 56 (24,8%)

Berdasarkan tabel 4.4, variabel organizational citizenship behavior.

karyawan di 2 perusahaan cenderung tinggi. Selanjutnya, intellectual karyawan

cenderung tinggi. Ideology cenderung rendah. Public practice cenderung rendah.

Private practice cenderung rendah. Religious experience cenderung rendah. Visi

cenderung rendah. Komunikasi inspirasional cenderung tinggi. Kepemimpinan

suportif cenderung tinggi. Stimulasi intelektual cenderung rendah. Pengakuan

personal cenderung tinggi.

Page 96: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

81

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Pada tahapan ini penulis menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda dengan menggunakan software SPSS 17. Seperti yang sudah disebutkan

pada bab 3, dalam regresi ada 3 hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R square

untuk mengetahui berapa persen (%) varians dependent variable (DV) yang

dijelaskan oleh independent variable (IV), kedua apakah secara keseluruhan

independen variabel (IV) berpengaruh secara signifikan terhadap dependent

variable (DV), kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien

regresi dari masing-masing independent variable (IV).

Tabel 4.5

R square Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .512a .262 .217 8.84743

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa diperoleh R-Square sebesar 0.262

atau 26,2%. Artinya, proporsi varian dari organizational citizenship behavior

yang dijelaskan oleh religiusitas (intellectual, ideology, public practice, private

practice dan religious experience), gaya kepemimimpinan suportif (visi,

komunikasi inspirasional, stimulasi intelektual, kepemimpinan suportif,

pengakuan personal) dan demografi (usia, jenis kelamin dan lama bekerja) adalah

sebesar 26,2% sedangkan 73,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar

penelitian ini.

Langkah kedua peneliti menganalisis pengaruh dari keseluruhan

independent variable terhadap dependent variable. Berdasarkan uji F pada

Page 97: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

82

tabel 4.6, dapat dilihat bahwa hasil uji F sebesar 5,803 dengan sig .000 (sig <

0,05), maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan

antara independen variabel (IV) terhadap dependent variable (DV) ditolak.

Artinya, ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari variabel

intellectual, ideology, public practice, private practice, religious experience, visi,

komunikasi inspirasional, kepemimpinan suportif, stimulasi intelektual,

pengakuan personal,usia, jenis kelamin dan lama bekerja terhadap organizational

citizenship behavior.

Tabel 4.6

Signifikansi uji regresi

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5905.284 13 454.253 5.803 .000a

Residual 16594.716 212 78.277

Total 22500.000 225

a Predictors: (Constant), intellectual, ideology, public practice, private practice, religious

experience, visi, komunikasi inspirasional, kepemimpinan suportif, stimulasi intelektual,

pengakuan personal, usia, jenis kelamin, lama bekerja

b Dependent Variable: OCB

Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-

masing independen variabel (IV). Jika sig <0,05 maka koefisien regresi tersebut

signifikan yang berarti variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap organizational citizenship behavior. Adapun besarnya

koefisien regresi dari masing-masing variabel independen terhadap

organizational citizenship behavior dapat dilihat pada tabel 4.7.

Page 98: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

83

Tabel 4.7

Koefisien regresi independent variable (1V) terhadap dependent variable (DV)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.100 6.409 1.108 .269

Intellectual .163 .068 .163 2.398 .017*

Ideology .009 .090 .009 .095 .924

Public practice .061 .103 .061 .591 .555

Private practice .012 .077 .012 .161 .872

Religious experience .270 .076 .270 3.559 .000*

Visi .059 .092 .059 .643 .521

Komunikasi

inspirasional

.135 .160 .135 .847 .398

Kepemimpinan suportif .275 .137 .275 2.008 .046*

Stimulasi intelektual -.070 .118 -.070 -.591 .555

Pengakuan personal -.249 .135 -.249 -1.843 .067

Usia .344 .121 .268 2.841 .005*

Jenis kelamin -.242 1.356 -.011 -.178 .859

Lama bekerja -.224 .153 -.136 -1.467 .144

a. Dependent Variable: OCB

Keterangan: signifikan (*)

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dipaparkan persamaan regresi sebagai berikut:

OCB = 7,100 + 0,163 intellectual* + 0,009 ideology + 0,061 public practice +

0,012 private practice + 0,270 religious experience* + 0,059 visi + 0,135

komunikasi inspirasional + 0,275 kepemimpinan suportif* - 0,070 stimulasi

intelektual – 0,249 pengakuan personal + 0,344 usia* - 0,242 jenis kelamin –

0,224 lama bekerja + e

Untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan,

dengan melihat nilai sig pada kolom sig tabel 4.7, jika sig < 0,05 maka pengaruh

Page 99: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

84

koefisien regresi yang dihasilkan bernilai signifikan terhadap OCB dan

sebaliknya. Pada tabel 4.7 terdapat empat koefisien regresi yang signifikan, yaitu

intellectual, religious experience, kepemimpinan suportif dan usia. Sedangkan

variabel lainnya menghasilkan koefisien regresi yang tidak signifikan. Hal ini

berarti bahwa dari 13 hipotesis minor hanya terdapat empat yang signifikan.

Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing

independent variable adalah sebagai berikut:

1. Variabel intellectual

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,163 dan signifikansi sebesar 0,017

(sig < 0,05). Dengan arah positif menunjukkan bahwa variabel intellectual

secara positif mempengaruhi organizational citizenship behavior. Hal ini

menjelaskan bahwa semakin tinggi intellectual maka semakin tinggi

organizational citizenship behavior.

2. Variabel ideology

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,009 dan signifikansi sebesar 0,924

(sig > 0,05). Dengan arah positif menunjukkan bahwa variabel ideology secara

positif tidak mempengaruhi organizational citizenship behavior.

3. Variabel public practice

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,061 dan signifikansi sebesar 0,555

(sig > 0,05). Dengan arah positif menunjukkan bahwa variabel public practice

secara positif tidak mempengaruhi organizational citizenship behavior.

4. Variabel private practice

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,012 dan signifikansi sebesar 0,872

Page 100: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

85

(sig < 0,05). Dengan arah positif menunjukkan bahwa variabel private

practice secara positif tidak mempengaruhi organizational citizenship

behavior.

5. Variabel religious experience

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,270 dan signifikansi sebesar 0,000

(sig < 0,05). Dengan arah positif menunjukkan bahwa variabel religious

experience secara positif mempengaruhi organizational citizenship behavior.

Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi religious experience maka semakin

tinggi organizational citizenship behavior.

6. Variabel visi

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,012 dan signifikansi sebesar 0,872

(sig < 0,05). Dengan arah positif menunjukkan bahwa variabel visi secara

positif tidak mempengaruhi organizational citizenship behavior.

7. Variabel komunikasi inspirasional

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,135 dan signifikansi sebesar 0,398

(sig < 0,05). Dengan arah positif menunjukkan bahwa variabel komunikasi

inspirasional secara positif tidak mempengaruhi organizational citizenship

behavior.

8. Variabel stimulasi intelektual

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,070 dan signifikansi sebesar 0,555

(sig < 0,05). Dengan arah negatif menunjukkan bahwa variabel komunikasi

inspirasional secara negatif tidak mempengaruhi organizational citizenship

behavior.

Page 101: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

86

9. Variabel kepemimpinan suportif

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,275 dan signifikansi sebesar 0,046

(sig < 0,05). Dengan arah positif menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan

suportif secara positif mempengaruhi organizational citizenship behavior. Hal

ini menjelaskan bahwa semakin tinggi kepemimpinan suportif maka semakin

tinggi organizational citizenship behavior.

10. Variabel pengakuan personal

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,249 dan signifikansi sebesar 0,067

(sig < 0,05). Dengan arah negatif menunjukkan bahwa variabel pengakuan

personal secara negatif tidak mempengaruhi organizational citizenship

behavior.

11. Variabel usia

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,344 dan signifikansi sebesar 0,005

(sig < 0,05). Dengan arah positif menunjukkan bahwa variabel usia secara

positif mempengaruhi organizational citizenship behavior. Hal ini

menjelaskan bahwa semakin tinggi usia maka semakin tinggi organizational

citizenship behavior.

12. Variabel jenis kelamin

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,242 dan signifikansi sebesar 0,859

(sig < 0,05).. Dengan arah positif menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin

secara positif tidak mempengaruhi organizational citizenship behavior.

Page 102: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

87

13. Variabel lama bekerja

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,224 dan signifikansi sebesar 0,144

(sig < 0,05). Dengan arah positif menunjukkan bahwa variabel lama bekerja

secara positif tidak mempengaruhi organizational citizenship behavior.

4.4.2 Pengujian Proporsi Varian Masing-Masing IV Terhadap DV

Penulis ingin mengetahui bagaimana proporsi varian dari masing-masing

independent variable terhadap organizational citizenship behavior. Besarnya

proporsi varian pada kinerja dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8

Proporsi varians masing-masing independent variable (IV)

Model R

R

Square

Adjuste

d R

Square

Std.

Error of

the

Estimate

R

Square

Change

Change Statistics

F

Change df1 df2

Sig. F

Chang

e

1 .264a .069 .065 9.66797 .069 16.720 1 224 .000*

2 .291b .085 .077 9.60972 .015 3.724 1 223 .055

3 .317c .101 .089 9.54696 .016 3.942 1 222 .048*

4 .354d .125 .109 9.43697 .025 6.205 1 221 .013*

5 .428e .183 .164 9.14228 .057 15.477 1 220 .000*

6 .456f .208 .186 9.01951 .025 7.030 1 219 .009*

7 .460g .211 .186 9.02312 .003 .825 1 218 .365

8 .464i .216 .187 9.01887 .004 1.206 1 217 .273

9 .468j .219 .186 9.01979 .003 .956 1 216 .329

10 .477k .227 .191 8.99270 .008 2.303 1 215 .131

11 .505l .255 .216 8.85225 .027 7.876 1 214 .005*

12 .505m

.255 .213 8.87130 .000 .082 1 213 .775

13 .512n .262 .217 8.84743 .007 2.151 1 212 .144

Predictors: (Constant), Intellectual, Ideology, Public Practice, Private Practice, Religious Experience, Visi,

Komunikasi Inspirasional, Kepemimpinan Suportif, Stimulasi Intelektual, Pengakuan Personal, Usia, Jenis

Kelamin, Lama Bekerja

Keterangan: signifikan (*)

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 103: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

88

1. Variabel intellectual memberikan sumbangan sebesar 0,069 atau 6,9% dengan

sig. F change =0,000. Sumbangan tersebut signifikan

2. Variabel ideology memberikan sumbangan sebesar 0,015 atau 1.5% dengan

sig. F change =0,055. Sumbangan tersebut tidak signifikan

3. Variabel public practice memberikan sumbangan sebesar 0,016 atau 1,6%

dengan sig. F change =0,048. Sumbangan tersebut signifikan

4. Variabel private practice memberikan sumbangan sebesar 0,025 atau 2,5%

dengan sig. F change =0,013. Sumbangan tersebut signifikan

5. Variabel religious experience memberikan sumbangan sebesar 0,057 atau

5,7% dengan sig. F change =0,000. Sumbangan tersebut signifikan

6. Variabel visi memberikan sumbangan sebesar 0,025 atau 2,5% dengan sig. F

change =0,009. Sumbangan tersebut signifikan

7. Variabel komunikasi inspirasional memberikan sumbangan sebesar 0,003 atau

0,3% dengan sig. F change =0,365. Sumbangan tersebut tidak signifikan

8. Variabel kepemimpinan suportif memberikan sumbangan sebesar 0,004 atau

0,4% dengan sig. F change =0,273. Sumbangan tersebut tidak signifikan

9. Variabel stimulasi intelektual memberikan sumbangan sebesar 0,003 atau

0,3% dengan sig. F change =0,329. Sumbangan tersebut tidak signifikan

10. Variabel pengakuan personal memberikan sumbangan sebesar 0,008 atau 0,8%

dengan sig. F change =0,131. Sumbangan tersebut tidak signifikan

11. Variabel usia memberikan sumbangan sebesar 0,027 atau 2,7% dengan sig. F

change =0,005. Sumbangan tersebut signifikan.

Page 104: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

89

12. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0,000 atau 0% dengan

sig. F change =0,775. Sumbangan tersebut tidak signifikan

13. Variabel lama bekerja memberikan sumbangan sebesar 0,007 atau 0,7%

dengan sig. F change =0,144. Sumbangan tersebut tidak signifikan

Pada tabel proporsi varian, IV yang signifikan memberikan sumbangan

yang terbesar adalah variabel intellectual dengan R change 6,9% dan yang terkecil

adalah variabel jenis kelamin sebesar 0%.

Page 105: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

90

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bagian ini akan memuat mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi

beserta saran praktis dan saran teoritis untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis uraikan pada bab 4, maka

kesimpulan penelitian ini adalah “terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel religiusitas (intellectual, ideology, public practice, private practice dan

religious experience), kepemimpinan transformasional (visi, komunikasi

inspirasional, kepemimpinan suportif, stimulasi intelektual dan pengakuan

personal), usia, jenis kelamin dan lama bekerja terhadap organizational citizenship

behavior (OCB)”.

Berdasarkan hasil uji hipotesis minor dari signifikansi masing- masing

koefisien regresi terhadap dependent variable (DV), terdapat 4 variabel yang

nilai koefisien regresinya signifikan, yaitu intellectual, religious experience,

kepemimpinan suportif dan usia. Selain itu, terdapat 10 variabel lain yang tidak

signifikan diantaranya ialah ideology, public practice, private practice, visi,

komunikasi inspirasional, stimulasi intelektual, pengakuan personal, jenis kelamin

dan lama bekerja.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dikemukakan pada bab empat, bahwa

dari dimensi religiusitas (intellectual, ideology, public practice, private practice

dan religious experience), dimensi gaya kepemimpinan transformasional (visi,

Page 106: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

91

komunikasi inspirasional, kepemimpinan suportif, stimulasi intelektual dan

pengakuan personal) usia, jenis kelamin dan lama bekerja memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap organizational citizenship behavior (OCB) yakni dengan

sumbangan sebesar 26,2% dan sisanya sebesar 73,8% dapat dipengaruhi oleh

faktor lain.

Pada variabel religiusitas, dimensi pertama yaitu intellectual memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku OCB karyawan, artinya semakin

tinggi intellectual yang dimiliki karyawan maka akan semakin tinggi juga perilaku

OCB karyawan. Intellectual memiliki sumbangan sebesar 8,5%. Penelitian ini

tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Asamani (2016) yang

menyatakan intellectual tidak memberikan pengaruh terhadap perilaku OCB.

Intellectual mengacu pada harapan sosial bahwa orang-orang religius memiliki

pengetahuan tentang agama mereka, dan bahwa mereka dapat menjelaskan

pandangan mereka tentang agama dan religiusitas. Dapat dikatakan apabila

seorang karyawan memiliki pengetahuan agama yang tinggi, cara berpikir tentang

agama dan religiusitas yang tinggi dapat memunculkan perilaku OCB. Karyawan

mengetahui norma-norma keagamaan dan memungkinkan karyawan tersebut

untuk merealisasikan norma ke dalam lingkungan organisasi. Misalnya dalam

agama islam sudah di jelaskan di dalam surat Al-Maidah ayat 2 yang

mengharuskan manusia untuk saling tolong menolong dalam kebajikan. Menurut

Susanti (2015) perilaku tolong menolong merupakan fitrah manusia dan dibawa

sejak lahir, artinya manusia sudah mempunyai sifat-sifat itu dan merupakan sifat

dasar dalam membangun relasi sosial (Susanti, 2015).

Page 107: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

92

Dimensi ideology dalam penelitian ini memberikan pengaruh yang tidak

signifikan terhadap perilaku OCB karyawan. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2015) yaitu tidak ada pengaruh yang

signifikan antara ideology dan OCB. Karyawan yang memiliki keyakinan

mengenai kebenaran dan keberadaan konsep keagamaan akan mampu memberi

pengaruh terhadap karyawannya dalam berperilaku OCB. Namun dalam hasil

penelitian ini, karyawan mempunyai keyakinan akan adanya Tuhan, selalu

mengingat Tuhan dan menyakini agama yang dianut adalah benar. Namun dalam

aktivitas pekerjaan karyawan belum maksimal mengimplikasikannya, sehingga

memungkinkan karyawan tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya. Menurut

Wahyudin et.al (dalam Susanti, 2015) menyatakan bahwa walaupun karyawan

memiliki keyakinan yang kuat dan menjadikan agama sebagai pedoman dalam

hidupnya tidak mempengaruhi munculnya perilaku OCB dalam pekerjaan. Sebab

karyawan menilai bahwa pekerjaan lebih kepada kegiatan muamalah dan tidak

secara langsung berkaitan dengan ketuhanan. Hal itu menyebabkan dimensi

ideology tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap OCB.

Dimensi public practice dalam penelitian ini memberikan pengaruh yang

tidak signifikan terhadap OCB karyawan. Penelitian ini tidak sesuai dengan

penelitian Asamani (2016) yang menyatakan bahwa public practice dan OCB

mempunyaii pengaruh yang signifikan. Variabel ini mengacu pada harapan sosial

individu yang memiliki komunitas agama dan diwujudkan dalam kegiatan

keagamaan dan kegiatan umum. Hal ini dapat terjadi karena tidak semua karyawan

mengikuti kegiatan keagamaan kelompok seperti, shalat berjamaah, mengikuti

Page 108: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

93

ceramah, mengaji dan sebagainya. Karyawan yang tidak mengikuti kegiatan

keagaamaan memungkinkan karyawan kurang memiliki perilaku OCB. Hal itu

dikarenakan karyawan kurang memiliki pengetahuan keagamaan dan kurang

bersosialisasi. Oleh sebab itu, dimensi public practice dalam penelitian ini tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap OCB.

Dimensi private practice dalam penelitian ini memberikan pengaruh yang

tidak signifikan terhadap OCB karyawan. Penelitian ini tidak sesuai dengan

penelitian Asamani (2016) yang menyatakan bahwa private practice dan OCB

mempunyai pengaruh yang signifikan. Variabel ini mengacu pada tindakan

seseorang kepada Tuhan. Hal ini dapat terjadi karena tidak semua karyawan yang

mengikuti kegiatan keagamaan secara individu seperti berdoa, memiliki

keyakinan yang kuat terhadap Tuhan. Karyawan mempunyai pola berpikir bekerja

adalah suatu kebutuhan bukan karena ibadah. Hal tersebut yang mempengaruhi

karyawan kurang berperilaku OCB, seperi misalnya karyawan kurang peduli

dengan rekan kerja nya yang memiliki beban kerja yang berat.

Dimensi religious experience dalam penelitian ini memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap OCB. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Asamani (2016). Dimensi ini menyumbang sebesar 20.1% artinya,

semakin tinggi skor religious experience karyawan maka semakin tinggi pula

perilaku OCB. Hal ini dapat terjadi dikarenakan karyawan mempunyai

pengalaman agama dan perasaan religius. Pengalaman keagamanan karyawan

menjadi dasar-dasar dari perilaku OCB, dimana suatu akhlak dapat dilihat dari

perilaku yang ditunjukan. Meliputi rasa keikhlasan dalam menolong, bekerja dan

Page 109: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

94

juga beribadah, melakukan ibadah semata-mata karena Tuhan dan berharap

keridhoan-Nya, sehingga perilaku bekerja dapat dilakukan secara sukarela

tidak berdasarkan reward atau punishment sangat membutuhkan suatu keikhlasan

dalam menolong (Susanti, 2015). Ketika karyawan memiliki pengalaman

keagamaan, maka disaat itulah memunculkan perasaan karyawan menjadi

religius dan mempengaruhi karyawan untuk bersikap baik di dalam lingkungan

kerjanya.

Pada variabel kepemimpinan transformasional, dimensi pertama yaitu visi

dalam penelitian ini memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap OCB.

Visi adalah ekspresi gambaran ideal masa depan yang didasari oleh nilai-nilai

organisasi. Ketika karyawan merasa bahwa pemimpin bersikap adil dan ketika

perilaku pemimpin dikaitkan dengan niat baik pemimpin dan apabila karyawan

merasa apabila pemimpinnya mempunyai tujuan kedepan untuk organisasinya,

karyawan cenderung menyimpulkan bahwa pemimpin mereka berkomitmen

terhadap mereka. Sebaliknya, pemimpin yang tidak memiliki karakteristik visi

yang baik tidak mampu memberikan arahan yang jelas kepada bawahannya.

Pemimpin tidak bersikap adil kepada bawahannya, adanya batasan antara

pemimpin dan bawahan, sehingga bawahan tidak termotivasi untuk mencapai

tujuan organisasi. Hal itu yang menyebabkan karyawan kurang berperilaku OCB.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cem GÜÇEL

(2012) yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan antara visi dan OCB.

Variabel komunikasi inspirasional dalam penelitian ini memberikan

pengaruh yang tidak signifikan terhadap OCB. Hasil ini tidak sesuai dengan

Page 110: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

95

penelitian yang dilakukan oleh oleh Muhammad Waqaz Azeem (2013).

Komunikasi inspirasional dapat didefinisikan sebagai ekspresi pesan positif dan

menggembirakan tentang organisasi dan pernyataan yang membangun motivasi

dan rasa percaya diri karyawan. Namun dalam hasil penelitian ini komunikasi

inspirasional tidak memberikan pengaruh terhadap OCB. Hal ini dikarenakan,

pemimpin masih kurang memberikan motivasi dan rasa percaya diri untuk

bawahannya. Pemimpinnya menjadi pendengar tanpa memberikan saran yang

positif untuk kemajuan organisasi. Sehingga, pemimpin tidak dapat memberikan

rasa percaya diri karyawannya dan memungkinkan karyawan kurang berperilaku

OCB.

Variabel stimulasi intelektual dalam penelitian ini memberikan pengaruh

yang tidak signifikan terhadap OCB . Stimulasi intelektual adalah perilaku

pemimpin untuk meningkatkan minat karyawan, kesadaran akan masalah, dan

meningkatkan kemampuan karyawan untuk berpikir menyelesaikan masalah

dalam cara-cara baru. Di sisi lain, pemimpin yang terus menerus menuntut

karyawannya untuk berpikir kreatif dan inovatif dapat mengakibatkan karyawan

merasa stress dan tertekan, sehingga membuat karyawan kurang berperilaku OCB.

Hal itu yang menyebabkan stimulasi intelektual memberikan pengaruh yang

negatif terhadap OCB. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Nguni dkk (2006) yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan

stimulasi intelektual dan OCB.

Variabel kepemimpinan suportif dalam penelitian ini memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap OCB. Dimensi ini menyumbangkan 21.6%

Page 111: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

96

artinya, semakin tinggi skor kepemimpinan suportif maka semakin tinggi pula

perilaku OCB karyawan. Menurut House dkk (1973), pemimpin yang suportif

adalah pemimpin yang ramah, mudah dekat dengan bawahannya, menunjukkan

kepedulian terhadap status, kesejahteraan dan kebutuhan bawahannya. Pemimpin

melakukan hal-hal kecil untuk membuat pekerjaan lebih menyenangkan dan

memperlakukan bawahan adil dan bersahabat. Pemimpin mendukung

karyawannya agar bisa maju, berkembang dan mengajak karyawan untuk

memajukan organisasi secara bersama-sama, hal itu menyebabkan karyawan

merasa dihargai oleh atasannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Madhu (2005) yang menyatakan bahwa kepemimpinan

suportif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku OCB.

Variabel pengakuan personal dalam penelitian ini memberikan pengaruh

yang tidak signifikan terhadap OCB. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Waqaz Azeem (2013) yang

menyatakan bahwa pengakuan personal mempunyai pengaruh terhadap perilaku

OCB. Variabel ini dapat disebut juga dengan contingent reward, yaitu

penghargaan atau pujian untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik,

rekomendasi untuk kenaikan gaji dan promosi, dan pujian untuk usaha yang baik.

Pemimpin memberikan informasi kepada manajemen bahwa karyawan yang

bekerja secara efisien dan memberi pengaruh untuk pencapaian tujuan organisasi

berhak mendapatkan penghargaan seperti kenaikan gaji atau lainnya. Sebaliknya,

apabila pemimpin tidak memonitor karyawannya dan tidak memberikan

penghargaan atas dedikasi yang dilakukan oleh karyawan menyebabkan karyawan

Page 112: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

97

kurang berperilaku OCB karena merasa tidak dihargai oleh atasan.

Variabel usia dalam penelitian ini memberikan pengaruh yang signifikan

sebesar 23,3% terhadap OCB. Hal ini berarti semakin tinggi usia seseorang maka

semakin tinggi juga perilaku OCB seseorang, begitupun sebaliknya. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jahangir (2004) yaitu

ada pengaruh yang signifikan antara usia dan OCB. Menurut Wagner dan Rush

(2000) hal itu bisa disebabkan karena karyawan yang lebih tua merasa banyak

memiliki pengalaman di lingkungan kerja dibandingkan dengan rekan kerja

mereka yang lebih muda, alasan lainnya yaitu karyawan yang lebih tua lebih

berkontribusi untuk membantu organisasi mereka dibandingkan karyawan yang

muda. Maka dalam hal ini, hasil penelitian menjelaskan bahwa variabel usia

memiliki pengaruh secara langsung dalam meningkatkan perilaku OCB karyawan.

Variabel jenis kelamin dalam penelitian ini tidak memberikan pengaruh yang

signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Su Fen Chiu

(2006) yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin dan OCB.

Tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki untuk melakukan perilaku

OCB pada karyawan BUMN dan swasta. Hal ini dikarenakan antara karyawan

perempuan dan laki-laki mempunyai kesetaraan yang sama dan tidak ada

perbedaan, sehingga jenis kelamin tidak mempengaruhi perilaku OCB karyawan.

Hasil dalam penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan

oleh Allen (2001) yang menyatakan bahwa jenis kelamin mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap perilaku OCB karyawan.

Variabel lama bekerja dalam penelitian ini tidak memberikan pengaruh yang

Page 113: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

98

signifikan terhadap OCB. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Kamel dkk (2015) yang mengatakan bahwa lama bekerja dan

OCB tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Menurut soegandhi (2013)

karyawan yang telah lama bekerja akan memiliki kedekatan dan keterikatan yang

kuat dengan organisasi. Masa kerja yang lama juga akan meningkatkan rasa

percaya diri dan kompetensi karyawan dalam melakukan pekerjaannya, serta

menimbulkan perasaan dan perilaku positif terhadap organisasi yang

mempekerjakannya. Sebaliknya, pada penelitian ini karyawan baru lebih memiliki

semangat kerja dibandingkan karyawan yang sudah lama bekerja. Apabila

karyawan yang telah lama bekerja tidak merasakan kedekatan maupun keterikatan

yang kuat terhadap organisasinya akan mengurangi rasa percaya diri mereka dan

kurang mengeluarkan kompetensi mereka. Hal itu yang menyebabkan masa kerja

memberikan pengaruh yang negatif terhadap OCB. Hasil penelitian ini bertolak

belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Van Dyne (1994) bahwa

lama bekerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap OCB.

5.3 Saran

Berdasarkan proses penelitian ini, penulis menyadai masih terdapat banyak

kekurangan dalam penelitian ini. Untuk itu, peneliti memberikan beberapa saran

unuk bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya, baik

berupa saran teoritis dan saran praktis.

5.3.1 Saran Teoritis

1. Pada penelitian ini ditemukan bahwa proporsi varians dari OCB yang

dijelaskan oleh semua IV adalah sebesar 26.2%, sedangkan 73.8% sisanya

Page 114: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

99

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Penulis menyarankan

untuk penelitian selanjutnya agar meneliti dan menganalisis pengaruh variabel

di luar variabel yang telah diteliti agar lebih luas dalam gambaran

penelitiannya.

2. Pada penelitian ini, sampel yang digunakan pada penelitian ini 226 karyawan

yang terdiri dari 138 karyawan BUMN dan 88 karyawan swasta. Oleh karena

itu pada penelitian selanjutnya disarankan untuk penelitian antara karyawan

BUMN dan karyawan swasta menggunakan sampel yang seimbang.

3. Pada penelitian selanjutnya, disarankan untuk mencari sampel selain karyawan

BUMN dan swasta misalnya manajer restoran (mengacu pada penelitian

Becker, 1994), guru (mengacu pada penelitian Bogler, 2005), resepsionis

hotel (mengacu pada Soo Kim dkk, 2010).

5.3.2 Saran Praktis

1. Dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari

dimensi intellectual. Dimensi ini mengacu pada keyakinan seseorang kepada

Tuhan. Dengan demikian diharapkan perusahaan sebaiknya mengadakan

kegiatan keagamaan secara rutin setiap bulannya atau bahkan setiap harinya,

seperti kajian keagaamaan, mengaji dan kegiatan keagamaan tersebut dihadiri

semua karyawan, sehingga dapat lebih menumbuhkan dan memahami

pentingnya religiusitas dalam diri serta menimbulkan semangat yang baru,

saling mengingatkan terutama antar sesama karyawan dan dalam bekerja

diusahakan diselipkan nilai-nilai keagamaan.

Page 115: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

100

2. Pada hasil penelitian selanjutnya, religious experience mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap OCB. Religious experience mengacu pada

pengalaman keagamaan seseorang. Maka disarankan kepada pihak organisasi

agar mengadakan kegiatan keagamaan misalnya ceramah atau kegiatan

lainnya seperti meditasi (yoga) ataupun mengadakan hadiah ibadah kepada

karyawan yang berprestasi. Karyawan diharapkan merasa lebih tenang dalam

bekerja dan menimbulkan budi pekerti sehingga karyawan dapat membantu

karyawan lain dalam bekerja.

3. Kemudian hasil penelitian selanjutnya, ditemukan bahwa kepemimpinan

suportif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap OCB. Untuk

meningkatkan kepemimpinan yang suportif, peneliti menyarankan pemimpin

sebaiknya lebih memberikan contoh yang baik kepada bawahannya dan

menciptakan atasan yang bersikap ramah serta mendukung bawahannya secara

psikologis, sehingga dapat memajukan organisasi secara bersama-sama. Dari

pihak karyawan disarankan agar lebih terbuka terkait pekerjaan kepada

atasannya agar tidak terjadi kesalahan komunikasi.

4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel usia mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap OCB. Hendaknya karyawan yang berusia tua

membimbing karyawan yang lebih muda untuk ikut berpartisipasi dalam

kegiatan organisasi.

Page 116: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

101

DAFTAR PUSTAKA

Allen, T. D., & Rush, M. C. (2001). The influence of ratee gender on ratings of

organizational citizenship behavior. Journal of Applied Social Psychology,

31(12), 2561-2587.

Antonakis, J., & Avolio, N. S. (2003). Context and leadership: An exmination of

the nine-factor full-range leadership theory using the multifactor

leadership questionnaire. The Leadership Quartely, 14, 261-295. DOI:

10.1016/S1048-9843(03)00030-4

Asamani, L., & Mensah, A. O. (2016). Religiousity as an antecedent of employees

organizational citizenship behavior. Advances in Social Sciences Research

Journal, 3(7), 34-45. DOI:10.14738/assrj.37.2074

Asgari, A., & Bahaman Abu Sama, A. D. (2008). The relationship between

transformational leadership behaviors, leader-member exchange and

organizational citizenship behaviors. European Journal of Social Sciences,

6(4), 140-150.

Azeem, M. W. (2013). Organizational citizenship behaviors in small and medium

enterprises in the context of leadership behavior. Pakistan: Bachelorarbel.

Bass, B. M., & Riggio, R. E. (2006). Transformational leadership. London:

Lawrence Erlbraum Associates.

Becker, T. E., & Randall, D. M. (1994). Validation of a measure of organizational

citizenship behavior against an objective behavioral criterion. Sage.

54(1). 160-167. DOI:10.1177/0013164494054001021.

Bogler, R., & Somech, A. (2005). Organizational citizenship behavior in school.

Emerald Insightt , 43(5). 420-438. DOI: 10.1108/09578230510615215.

Chiu, S.-F., & Tsai, M.-C. (2006). Relationship among burnout, job involvement,

and organizational citizenship behavior. The Journal of Psychology ,

140(6). 517-530. DOI: 10.3200/JRLP.140.6.517-530

C., A. S., Organ, D. W., & Near, J. P. (1983). Organizational citizenship behavior:

Its nature and antecedents. Journal of Applied Psychology, 68(4). 653-663.

DOI: 10.1037/0021-9010.68.4.653

Cho, J., & Danserau, F. (2010). Are transformational leaders fair? A multi-level

study of transformasional leadership, justice peceptions, and

organizational citizenship behavior. The Leadership Quartely. 21, 409-

421. DOI: 10.1016/j.leaqua.2010.03.006

Daniel K. Judd, M. (1986). Religious affiliation and mental health. AMCAP

Journal , 12(2), 71-108.

Page 117: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

102

Darto, M. (2014). Peran organizational citizenship behavior (OCB) dalam

peningkatan kinerja individu di sektor publik: Sebuah analisis teoritis dan

empiris. Jurnal Borneo Adminstrator, 10(1), 10-30.

Dyne, L. V., & Graham, R. M. (1994). Organizational citizenship behavior:

Construct redefinition, measurement, and validation. Academy of

Management Journal, 37(4). 765-802.

E.King, J., & Williamson, I. O. (2010). Workplace religous expression, religiosity

and job satisfaction: Clarifying a relationshop. Journal of Management,

Spirituality & Religion, 2(2), 173-198. DOI: 10.1080/147666080509518579

Farh, J.-L., & Earley, S.-C. L. (1997). Impetus for action: A cultural analysis of

justice and organizational citizenship behavior in chinese society. Sage

Publications , 42(3). 421-444.

Fetzer, J. E. (1999). Measurement of religiousness, spirituality for use in health

research. Michigan: John E. Fetzer Institute.

Floyd, F. J., & Widaman, K. F. (1995). Factor analysis in the development and

refinement of clinical assesment instruments. American Psychological

Association, 79(3). 286-299.

Gucel, C., & Begec, S. (2012). The effect of the servant leadership on

organizational citizenship behavior: Case study of a university.

International Journal of Social Sciences and Humanity Studies, 4(1).107-

116.

House, R. J., & Mitchell, T. R. (1974). Path goal theory of leadership. Seattle:

Organizational Research.

H.Moorman, R., & Blakely, G. L. (1995). Individualism, collectivism as an individual

difference predictor of organizational citizenship behavior. Journal of

Organizational Behavior, 16(2). 127-142. DOI: 10.1002/job.4030160204

Huber, S., & Huber, O. W. (2012). The centrality of religiosity scale (CRS).

Religions, 710-724.

Jahangir, N. (2004). Organizational citizenship behavior; Its nature and

antecedents. BRAC University Journal, 1 (2), 75-85.

Kamel, B., & Ilyas, S. Z. (2015). Relationship between demographic

characteristics organizational citizenship behavior in the national

company for distribution of electricity and gas. International Journal of

Innovative Research in Engineering & Management, 7 (6). 8-11.

Page 118: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

103

Kendler, K. S., & et.al. (2003). Dimension of religiosity and their relationship to

lifetime psychiatrice and substance use disorders. Psychiatric, 160(3), 406-

503.

Kim, S., & O'Neill, H.-M. C. (2010). When does an employee not help

coworkers? The effect of leader-member exchangeon employee eny and

organizationa citizenship behavior. International Journal of Hospitality

Management, 530-537. Doi: 10.1016/j.ijhm.2009.08.003.

Komalasari, P. T., & Nasih, T. P. (2009). Pengaruh public service motivation dan

organizational citizenship behavior terhadap kinerja organisasi

pemerintahan. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, 2(2), 128-141.

Kutcher, E. J. (2010). The role of religiosity in stress, job attitudes, and

organizational citizenship behavior. Journal of Business Ethics, 95:319-

337. DOI: 10.1007/s10551-009-0362-z

Madhu, B., & Krishnan, V. R. (2005). Impact of transformational leadership and

karma-yoga on organizational citizenship behavior. Prestige Journal of

Management and Research , 9 (1). 1-20.

Martin, C. A., & Bush, A. J. (2003). The potential influence of organizational and

personal variables on customer-oriented selling. Journal of Business &

Industrial Marketing, 18(2). 114-132. DOI: 10.1108/08858620310463051

Moorman, R. H. (1991). Relationship between organizational justice and

organizational citizenship behaviors: Do fairness perceptions influence

employee citizenship? Journal of Applied Psychology, 76(6), 845-855.

DOI: 10.1037/0021-9010.76.6.845

Motowidlo, S. J., & Scotter, J. R. (1994). Evidence that task performance should

be distinguished from contextual performance. American Psychological

Association, 79 (4). 475-480.

Muchinsky, P. M. (2000). Psychology applied to work. Stamford: Wadsworth.

Nguni, S., & Sleegers, E. D. (2006). Transfomational and transactional leadership

effects on teachers' job satisfaction, organizational commitment, and

organizational citizenship behavior in primary schools: The tanzanian

case. Routledge, 17(2). 145-177. DOI: 10.108009243450600565746.

Nurmala, K. (2015). Perceived organizational support (pos), keadilan organisasi

dan self monitoring sebagai prediktor ocb. Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Organ, D. W., & Podsakoff, S. B. (2006). Organizational citizenship behavior: Its

nature, antecedents and consequences. California: Sage Publications.

Page 119: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

104

Pedhazur, E. (1982). Multiple regression in behavioral research: Explanation and

prediction second edition. USA: CBS Collage Publishing

Podsakoff, P. M., Paine, S. B., & Bachrach, D. G. (2000). Organizational

citizenship behaviors: A critical review of the theoretical and empirical

literature and suggestions for future research. Journal of Management ,

26(3), 513-563. DOI: 10.1177/014920630002600307.

Podsakoff, N. P., & Blume, S. W. (2009). Individual- and organizational-level

consequences of organizational citizenship behavior: A meta-analysis .

Journal of Applied Psychology, 94(1), 122-141. DOI: 10.1037/a0013079

Pranata, J. (2016). Uji validitas konstruk leader member exchange-

multidimensional measure (LMX-MDM). Jurnal Pengukuran Psikologi,

5(1).73-86

Prihatsanti, U., & Dewi, K. S. (2010). Hubungan antara iklim organisasi dan

organizational citizenship behavior (OCB) pada guru SD Negri di

kecamatan Mojolaban Sukoharjo. Jurnal Psikologi Undip, 7(1), 11-16.

Purba, D. E., & Seniati, A. N. (2004). Pengaruh kepribadian dan komitmen

organisasi terhadap organizational citizenship behavior. Jurnal Social

Humaniora, 8(3), 105-111.

Rafferty, A. E., & Griffin, M. A. (2004). Dimensions of transformational

leadership: Conceptual and empirical extensions. The Leadership

Quartely, 15(2004), 329-354. DOI:10.1016/j.leaqua.2004.02.009

Rahmi, B. M. (2014). Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap

organizational citizenship behavior dan komitmen organisasional dengan

mediasi kepuasan kerja. Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 331-350.

Riggio, R. E. (2012). Introduction to industrial organizational. PearsonRoberson,

M. E., & Strickland, O. J. (2012). The relationship between charismatic

leadership, work engagement, and organizational citizenship behavior. Journal of Psychology, 144(3), 313-326. DOI: 10.1080/00223981003648336

Roberson, M. E., & Strickland, O. J. (2010). The relationship between charismatic

leadership, work engagement, and organizational citizenship behavior.

Journal of Psychology, 144(3), 313-326.

Sandra, D. (2011). Kontribusi komitmen organisasi dan kepemimpinan

transformasional terhadap organizational citizenship behavior pada PT.

Carrefour Indonesia. Gunadarma , 1-15.

Soegandhi, V. M., Sutanto, E. M., & Setiawan, R. (2013). Pengaruh kepuasan

kerja dan loyalitas kerja terhadap organizational citizenship behavior pada

karyawan PT. Surya Timur Sakti Jatim. AGORA, 1(13), 1-12.

Page 120: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

105

Stark, R., & Glock, C. Y. (1968). American piety: The nature of religious

commitment. London: University of California Press.

Susanti, R. (2015). Hubungan Religiusitas dengan OCB. Jurnal Psikologi, 11(2),

94-103

Syahril, N., & Widyarini, M. N. (2007). Kepribadian, kepemimpinan

transformasional dan perilaku kewargaorganisasian. Jurnal Psikologi, 1(1),

40-46.

Wagner, S. L., & Rush, M. C. (2000). Altruistic organizational citizenship

behavior: Context, disposition, and age. The Journal of Psychology, 140(3),

379-391. DOI: 10.1080/00224540009600478

Wibowo, U. D., & Dewi, D. S. (2016). The role of religiosity on organizational

citizenship behavior employee of islamic banking. Jurnal UMJ, 1235-1239.

Yukl, G. (1999). An evaluation of conceptual weakness in transformational and

charismatic leadership theories. Leadership Quartely, 10(2). 285-305. DOI:

10.1016/S1048-9843(99)00013-2

Page 121: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

106

Lampiran 1

Page 122: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

107

Page 123: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

108

Kuesioner Penelitian

Assalammualaikum, wr.wb.

Selamat pagi/siang/sore,

Salam sejahtera saya sampaikan, semoga Bapak/Ibu dalam lindungan

Tuhan YME. Saya Annisa Ayu Budhiarti, mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada saat ini sedang

melakukan penelitian skripsi tentang perilaku dalam bekerja.

Sehubungan dengan hal itu, saya mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu

untuk partisipasi dalam penelitian ini. Jawablah sesuai dengan gambaran Anda.

Hal ini dikarenakan tidak ada jawaban yang salah untuk setiap pernyataan.

Seluruh jawaban adalah benar selama itu sesuai dengan diri Bapak/Ibu. Saya

menjamin bahwa data yang didapat dari instrumen ini bersifat rahasia dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian.

Atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk menjadi responden

dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Annisa Ayu Budhiarti

Lampiran 2

Page 124: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

109

LEMBAR PERSETUJUAN

KEIKUTSERTAAN PENELITIAN

Sebelum Bapak/Ibu/Saudara/I menjawab pernyataan dalam instrumen penelitian

ini, diharapkan untuk mengisi terlebih dahulu lembar persetujuan di bawah ini

selengkap-lengkapnya dengan cara memberi tanda silang (X) pada kolom yang

sesuai dengan diri Bapak/Ibu/Saudara/I.

Nama / Inisial :

..................................................................................................................

Jenis Kelamin : □ Laki-Laki □ Perempuan

Usia :

..................................................................................................................

Agama : □ Islam □ Katolik □ Protestan

□ Hindu □ Budha □Konghucu

Suku : □ Betawi □ Sunda □ Jawa

□ Batak □ Minang □ Melayu

□ Bugis □ Lainnya ......................

Pendidikan Terakhir : □ D3 □ D4/S1 □ S2

□ S3 □ Lainnya ......................

Jabatan : □ Manajerial □ Supervisor □ Staff/ Teknis

□ Lainnya ......................

Bidang : □ SDM/ HRD □ Keuangan □ Teknisi

□ Produksi □ Lainnya ......................

Lama bekerja :

..................................................................................................................

Pengeluaran perbulan : □ < Rp. 3.000.000 □ Rp. 3.000.000-Rp.7.000.000

□ > Rp. 7.000.000

Menyatakan kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh

saudari Annisa Ayu Budhiarti, dan data saya dijamin kerahasiaannya serta hanya

digunakan untuk penelitian semata.

Jakarta, ...................................2017

Peneliti Partisipan

(Annisa Ayu Budhiarti)

(TTD & Nama Jelas)

Page 125: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

110

Skala 1

Berikut ini adalah beberapa pernyataan. Untuk menjawab pernyataan pada

instrumen ini Bapak/Ibu/Saudara/I diminta untuk memberikan tanda silang (X)

pada salah satu lingkaran yang tersedia berdasarkan pilihan jawaban yang paling

tepat dan sesuai menggambarkan diri Anda. Berilah tanda silang pada lingkaran

yang semakin ke kanan jika Anda merasa sangat setuju dengan pernyataan

tersebut, dan semakin ke kiri jika anda merasa sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut.

Contoh:

No. Pernyataan Gambaran Diri Saya

a. Saya mematuhi peraturan di organisasi.

Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

No. Pernyataan Gambaran Diri Saya

1.

Saya datang tepat waktu. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

2.

Saya membantu pekerjaan rekan kerja

yang tidak hadir. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

3.

Saya secara sukarela bersedia membantu

segala hal meskipun tidak dibutuhkan. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

4.

Saya mengambil waktu istirahat di waktu

yang tidak semestinya. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

5.

Kehadiran saya ditempat kerja selalu

diatas norma. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

6. Saya membantu mengorientasikan

pegawai baru meskipun hal itu tidak

dibutuhkan.

Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

7.

Saya memberikan pemberitahuan terlebih

dahulu jika tidak dapat datang untuk

bekerja.

Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

8.

Saya tidak menggunakan waktu untuk

lembur. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

Page 126: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

111

9.

Saya membantu rekan kerja yang

memiliki beban kerja yang berat. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

10

Saya melakukan hal yang menyenangkan

setiap kali pulang kerja. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

11.

Saya membantu pekerjaan atasan. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

12.

Saya membuat saran yang inovatif untuk

kemajuan organisasi. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

13.

Saya tidak mengambil waktu istirahat

yang lebih. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

14.

Saya bisa mengerjakan hal yang kurang

dibutuhkan asalkan meningkatkan citra

organisasi.

Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

15.

Saya menghabiskan waktu untuk

berkomunisasi ditelefon. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

16.

Saya tidak menghabiskan banyak waktu

utuk percakapan yang tidak penting. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

Page 127: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

112

Skala 2

Berikut ini adalah beberapa pernyataan. Untuk menjawab pernyataan pada

instrumen ini Bapak/Ibu/Saudara/I diminta untuk memberikan tanda silang (X)

pada salah satu lingkaran yang tersedia berdasarkan pilihan jawaban yang paling

tepat dan sesuai menggambarkan diri Anda. Berilah tanda silang pada lingkaran

yang semakin ke kanan jika Anda selalu atau sangat sesuai dengan pernyataan

tersebut, dan semakin ke kiri jika anda merasa tidak pernah/penting/dekat

sama sekali dengan pernyataan tersebut.

Contoh:

No. Pernyataan Gambaran Diri Saya

1. Seberapa sering Anda memikirkan

tentang isu keagamaan? Tidak Sangat

Sering Sering

2. Seberapa tertarik Anda mempelajari lebih

banyak topik tentang keagamaan? Tidak Sangat

Tertarik Tertarik

3. Seberapa sering Anda menjaga diri agar

selalu mengetahui berbagai pertanyaan

terkait isu agama melalui radio, televisi,

internet koran atau buku?

Tidak Sangat

Sering Sering

4. Seberapa penting pemahaman mengenai

topik keagamaan? Tidak Sangat

Penting Penting

5. Seberapa percaya bahwa Tuhan itu ada? Tidak Sangat Percaya Percaya

6. Seberapa percaya dengan adanya

reinkarnasi? Tidak Sangat Percaya Percaya

7. Menurut Anda, seberapa mungkin Tuhan

mempunyai kekuatan yang besar? Tidak Sangat

Mungkin Mungkin

8. Seberapa tertarik Anda dalam memahami

isi dari kitab suci agama? Tidak Sangat

Tertarik Tertarik

9. Seberapa sering Anda mengikuti kegiatan

keagamaan? Tidak Sangat

Sering Sering

10 Seberapa penting mengikuti kegiatan

keagamaan? Tidak Sangat

Penting Penting

No. Pernyataan Gambaran Diri Saya

a. Seberapa sering Anda melakukan ibadah

dalam kehidupan sehari-hari? Tidak Sangat

Sering Sering

Page 128: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

113

11. Seberapa penting bagi Anda untuk

bergabung dengan kelompok keagamaan? Tidak Sangat

Penting Penting

12. Seberapa tertarik Anda mengikui

kegiatan keagamaan? Tidak Sangat

Tertarik Tertarik

13. Seberapa sering Anda beribadah? Tidak Sangat

Sering Sering

14. Seberapa penting berdoa bagi Anda? Tidak Sangat

Penting Penting

15. Seberapa sering Anda berdoa secara

spontan ketika mengalami situasi sehari-

hari?

Tidak Sangat

Sering Sering

16. Seberapa sering Anda berintrospeksi diri? Tidak Sangat

Sering Sering

17. Seberapa penting introspeksi diri bagi

Anda? Tidak Sangat

Penting Penting

18. Seberapa sering Anda mencoba untuk

berinteraksi dengan Tuhan ketika

mengalami situasi sehari-hari?

Tidak Sangat

Sering Sering

19. Seberapa sering Anda mengalami situasi

di mana Anda memiliki perasaan bahwa

Tuhan ada di dalam hidup Anda?

Tidak Sangat

Sering Sering

20. Seberapa sering Anda mengalami situasi

di mana Anda memiliki perasaan bahwa

Tuhan memberikan teguran atau

mengungkapkan sesuatu kepada Anda?

Tidak Sangat

Sering Sering

21. Seberapa sering Anda mengalami situasi

di mana Anda memiliki perasaan bahwa

Tuhan hadir?

Tidak Sangat

Sering Sering

22. Seberapa sering Anda mengalami situasi

dimana Anda merasakan kebersamaan

dengan rekan kerja Anda?

Tidak Sangat

Sering Sering

23. Seberapa sering Anda mengalami situasi

yang membuat hati Anda tersentuh oleh

kekuatan Tuhan?

Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

Page 129: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

114

Skala 3

Berikut ini adalah beberapa pernyataan. Untuk menjawab pernyataan pada

instrumen ini Bapak/Ibu/Saudara/I diminta untuk memberikan tanda silang (X)

pada salah satu lingkaran yang tersedia berdasarkan pilihan jawaban yang paling

tepat dan sesuai menggambarkan diri Anda. Berilah tanda silang pada lingkaran

yang semakin ke kanan jika Anda merasa sangat setuju dengan pernyataan

tersebut, dan semakin ke kiri jika anda merasa sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut.

Contoh:

No. Pernyataan Gambaran Diri Saya

a. Atasan saya cukup kompeten dalam

melakukan pekerjaannya.

Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

No. Pernyataan Gambaran Diri Saya

1.

Atasan saya memiliki pemahaman yang

jelas tentang tujuan organisasi. Sangat Sangat Tidak Setuju

Setuju

2.

Atasan saya mempertimbangkan perasaan

pribadi saya sebelum bertindak. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

3.

Atasan memuji saya ketika saya

melakukan pekerjaan dengan sangat baik. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

4.

Atasan saya mengatakan hal-hal yang

membuat karyawannya bangga menjadi

bagian dari organisasi.

Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

5.

Atasan saya memberikan pengaruh positif

untuk memotivasi karyawannya dalam

bekerja.

Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

6.

Atasan saya mengetahui usaha tim selama

lima tahun ke depan. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

7.

Atasan saya mendorong saya

menyelesaikan masalah dengan sudut

pandang baru.

Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

8.

Atasan saya tidak mengetahui kemana

tujuan organisasi ini berjalan. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

Page 130: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

115

9.

Atasan saya mengakui peningkatan

kualitas saya dalam bekerja. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

10

Atasan saya tidak melibatkan

karyawannya dalam menyelesaikan

masalah.

Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

11.

Atasan saya mendorong karyawannya

untuk percaya diri dalam bekerja. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

12.

Atasan saya bertindak bijaksana sesuai

kebutuhan pribadi saya. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

13.

Atasan saya tidak memiliki pemahaman

tentang nilai-nilai organisasi. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

14.

Atasan saya mengajukan ide yang

mendorong saya untuk berpikir ulang

beberapa hal yang tidak pernah saya

pikirkan sebelumnya.

Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

15.

Atasan saya tidak memberikan feedback

atas pekerjaan yang saya lakukan. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

16.

Atasan saya mempunyai kepeduliaan

untuk kesejahteraan karyawannya. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

17.

Atasan saya selalu melihat dan

mempertimbangkan kepentingan

karyawannya.

Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

18.

Atasan saya mendorong karyawannya

untuk memahami adanya perubahan

lingkungan sebagai situasi yang penuh

peluang.

Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

19.

Atasan saya mengatakan hal-hal positif

terhadap tim kerja saya. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

20.

Atasan memberikan saya sebuah

penghargaan terhadap prestasi saya. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

21.

Atasan saya mampu mengembangkan dan

meningkatkan kualitas kemampuan

karyawannya.

Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

Page 131: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

116

22.

Atasan saya mendorong saya untuk

memikirkan kembali beberapa asumsi

dasar mengenai pekerjaan yang saya

lakukan.

Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

23.

Kontribusi kerja saya dihargai dengan

baik oleh atasan saya. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

24.

Atasan saya kurang bersikap ramah dalam

menciptakan lingkungan kerja. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

25.

Atasan saya memiliki pemikiran ideologis

yang sesuai dengan nilai-nilai organisasi. Sangat Sangat

Tidak Setuju

Setuju

Terimakasih atas Partisipasi Anda

Page 132: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

117

A. OCB

Output lisrel variabel OCB

UJI VALIDITAS OCB

DA NI=16 NO=226 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9

ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16

PM SY FI=OCB.COR

MO NX=16 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

OCB

FR TD 9 3 TD 4 1 TD 9 7 TD 13 7 TD 2 1 TD 14 5 TD 15 14

TD 11 6 TD 8 6 TD 14 2 TD 3 2 TD 8 5 TD 13 12 TD 4 2 TD

8 4 TD 16 8 TD 11 3 TD 11 1 TD 6 1 TD 11 9 TD 16 7 TD 6

3 TD 14 4 TD 16 4 TD 15 3 TD 16 3 TD 16 11 TD 12 11 TD

15 7

FR TD 13 9 TD 12 9 TD 16 5 TD 15 6 TD 14 6 TD 11 2

PD

OU TV SS MI

Gambar path pengujian CFA variabel OCB

Lampiran 6

Page 133: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

118

b. Dimensi intellectual

Output lisrel dimensi intellectual

UJI VALIDITAS INTELECT

DA NI=4 NO=226 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4

PM SY FI=INTELECT.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

INTELECT

FR TD 3 2

PD

OU TV SS MI

Gambar path pengujian CFA dimensi intellectual

Lampiran 7

Page 134: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

119

c. Dimensi ideology

Output lisrel dimensi ideology

UJI VALIDITAS IDEOLOGY

DA NI=4 NO=226 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4

PM SY FI=IDEOLOGY.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

IDEOLOGY

FR TD 3 1

PD

OU TV SS MI

Gambar path pengujian CFA dimensi ideology

Lampiran 8

Page 135: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

120

d. Dimensi public practice

Output lisrel dimensi public practice

UJI VALIDITAS PUBLIC

DA NI=4 NO=226 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4

PM SY FI=PUBLIC.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

PUBLIC

FR TD 4 2

PD

OU TV SS MI

Gambar path pengujian CFA dimensi public practice

Lampiran 9

Page 136: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

121

e. Dimensi private practice

Output lisrel dimensi private practice

UJI VALIDITAS PRIVATE

DA NI=6 NO=226 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6

PM SY FI=PRIVATE.COR

MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

PRIVATE

FR TD 5 4 TD 6 4 TD 6 2

PD

OU TV SS MI

Gambar path pengujian CFA dimensi private practice

Lampiran 10

Page 137: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

122

f. Dimensi religious experience

Output lisrel dimensi religious experience

UJI VALIDITAS RELIGIOUS

DA NI=5 NO=226 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=RELIGIOUS.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

RELIGIOUS

FR TD 4 2 TD 3 2

PD

OU TV SS MI

Gambar path pengujian CFA dimensi religious experience

Lampiran 11

Page 138: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

123

g. Dimensi visi

Output lisrel dimensi visi

UJI VALIDITAS VISI

DA NI=5 NO=226 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=VISI.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

VISI

FR TD 4 3 TD 5 3 TD 3 2 TD 4 1

PD

OU TV SS MI

Gambar path pengujian CFA dimensi visi

Lampiran 12

Page 139: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

124

h. Dimensi komunikasi inspirasional

Output lisrel dimensi komunikasi inspirasional

UJI VALIDITAS KOMUNIKASI

DA NI=5 NO=226 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=KOMUNIKASI.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

KOMUNIKASI

FR TD 3 1

PD

OU TV SS MI

Gambar path pengujian CFA dimensi komunikasi inspirasional

Lampiran 13

Page 140: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

125

i. Dimensi kepemimpinan suportif

Output lisrel dimensi kepemimpinan suportif

UJI VALIDITAS KEPEMIMPINAN

DA NI=5 NO=226 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=KEPEMIMPINAN.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

KEPEMIMPINAN

FR TD 2 1

PD

OU TV SS MI

Gambar path pengujian CFA dimensi kepemimpinan suportif

Lampiran 14

Page 141: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

126

j. Dimensi stimulasi intelektual

Output lisrel dimensi stimulasi intelektual

UJI VALIDITAS STIMULASI

DA NI=5 NO=226 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=STIMULASI.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

STIMULASI

FR TD 5 4 TD 5 2

PD

OU TV SS MI

Gambar path pengujian CFA dimensi stimulasi intelektual

Lampiran 15

Page 142: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

127

k. Dimensi pengakuan personal

Output lisrel

UJI VALIDITAS PENGAKUAN

DA NI=5 NO=226 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=PENGAKUAN.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

PENGAKUAN

FR TD 2 1

PD

OU TV SS MI

Gambar path pengujian CFA dimensi pengakuan personal

Lampiran 16

Page 143: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

128

OUTPUT SPSS

Gambaran subjek penelitian berdasarkan data demografi dan kaitannya

dengan OCB

Kategori Jumlah Persentase

Jenis kelamin Laki-Laki 151 66.8% Perempuan 75 33.2% Pendidikan

terakhir

SMA 39 17.20% D3 33 14.50% D4/S1 145 64.30% S2 9 4.0% Jabatan

Manajerial 53 23.45%

Non manajerial 173 76.55% Agama Islam 207 91.6% Katolik 5 2.21% Protestan 12 5.31%

Hindu 1 0.44%

Budha 1 0.44% Jumlah 226 100%

Deskripsi statistik variabel penelitian

Variabel N Min Max Mean SD

OCB 226 19.37 74.00 50.0000 10.00000

Intellectual 226 7.58 68.46 50.0000 10.00000

Ideology 226 12.60 63.56 50.0000 10.00000

Public practice 226 16.96 63.34 50.0000 10.00000

Private practice 226 10.65 60.00 50.0000 10.00000

Religious experience 226 12.18 61.44 50.0000 10.00000

Visi 226 15.90 66.71 50.0000 10.00000

Komunikasi

inspirasional 226 8.13 62.77 50.0000 10.00000

Kepemimpinan suportif 226 11.23 64.60 50.0000 10.00000

Stimulasi intelektual 226 14.63 65.18 50.0000 10.00000

Pengakuan personal 226 15.71 64.21 50.0000 10.00000

Valid N (listwise) 226

Lampiran 17

Page 144: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

129

Kategorisasi skor variabel penelitian

Variabel Frekuensi (%)

Rendah Sedang Tinggi OCB 30 (13.3%) 165 (73.0%) 31 (13.7%) Intellectual 32 (14.2%) 160 (70.8%) 34 (15.0%) Ideology 41 (18.1%) 162(71.7%) 23 (10.2%) Public practice 44 (19.5%) 149 (65.9%) 33 (14.6%) Private practice 29 (12.8%) 197 (87.2%) 0 Religious

experience 31 (13.7%) 161 (71.2%) 34 (15.0%)

Visi 32 (14.2%) 159 (70.4%) 35 (15.5%) Komunikasi

inspirasional 31 (13.7%) 135 (59.7%) 60 (26.5%)

Kepemimpinan

suportif 38 (16.8%) 135 (59.7%) 53 (23.5%)

Stimulasi

intelektual 35 (15.5%) 141 (62.4%) 50 (22.1%)

Pengakuan

personal 39 (17.3%) 131 (58.0%) 56 (24.8%)

Tabel Anova

a Predictors: (Constant), intellectual, ideology, public practice, private practice,

religious experience, visi, komunikasi inspirasional, kepemimpinan suportif,

stimulasi intelektual, pengakuan personal, usia, jenis kelamin, lama bekerja

b Dependent Variable: OCB

Tabel R-Square

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .512a .262 .217 8.84743 .262 5.803 13 212 .000

a. a. predictors: (constant), intellectual, ideology, public practice, private practice,

religious experience, visi, komunikasi inspirasional, kepemimpinan suportif,

stimulasi intelektual, pengakuan personal, usia, jenis kelamin, lama bekerja

Mode

l

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 5905.284 13 454.253 5.803 .000a

Residual 16594.716 212 78.277

Total 22500.000 225

Page 145: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

130

Koefisien regresi independent variable (1V) terhadap dependent variable

(DV)

Model

Unstandardized

Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.100 6.409 1.108 .269

Intellectual .163 .068 .163 2.398 .017*

Ideology .009 .090 .009 .095 .924

Public practice .061 .103 .061 .591 .555

Private practice .012 .077 .012 .161 .872

Religious .270 .076 .270 3.559 .000*

Visi .059 .092 .059 .643 .521

Komunikasi

inspirasional .135 .160 .135 .847 .398

Kepemimpinan

suportif .275 .137 .275 2.008 .046*

Stimulasi

intelektual -.070 .118 -.070 -.591 .555

Pengakuan

personal -.249 .135 -.249 -1.843 .067

Usia .344 .121 .268 2.841 .005*

Jenis kelamin -.242 1.356 -.011 -.178 .859

Lama bekerja -.224 .153 -.136 -1.467 .144

Page 146: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36900/1/ANNISA... · Nya, sehingga penulis dapat ... 2.1.2 Dimensi

131

Proporsi varians masing-masing independent variable (IV)

Mode

l R

R

Squar

e Adjusted

R Square

Std.

Error of

the

Estimate R Square

Change

Change Statistics

F

Chang

e df1 df2 Sig. F

Change

1 .264a .069 .065 9.66797 .069 16.720 1 224 .000*

2 .291b .085 .077 9.60972 .015 3.724 1 223 .055

3 .317c .101 .089 9.54696 .016 3.942 1 222 .048*

4 .354d .125 .109 9.43697 .025 6.205 1 221 .013*

5 .428e .183 .164 9.14228 .057 15.477 1 220 .000*

6 .456f .208 .186 9.01951 .025 7.030 1 219 .009*

7 .460g .211 .186 9.02312 .003 .825 1 218 .365

8 .464i .216 .187 9.01887 .004 1.206 1 217 .273

9 .468j .219 .186 9.01979 .003 .956 1 216 .329

10 .477k .227 .191 8.99270 .008 2.303 1 215 .131

11 .505l .255 .216 8.85225 .027 7.876 1 214 .005*

12 .505m

.255 .213 8.87130 .000 .082 1 213 .775

13 .512n .262 .217 8.84743 .007 2.151 1 212 .144

Predictors: (Constant), Intellectual, Ideology, Public Practice, Private Practice, Religious

Experience, Visi, Komunikasi Inspirasional, Kepemimpinan Suportif, Stimulasi

Intelektual, Pengakuan Personal, Usia, Jenis Kelamin, Lama Bekerja Keterangan: signifikan (*)