Skripsi Bab IV - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00016-AK-Bab 4.pdf ·...
-
Upload
phungnguyet -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of Skripsi Bab IV - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-1-00016-AK-Bab 4.pdf ·...
49
BAB IV
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk
IV.1 Analisis Laporan Arus Kas
Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur
modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa
semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan, akan semakin tinggi pula
tingkat likuiditas dari perusahaan tersebut. Tetapi, suatu perusahaan yang
mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang
besar, menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai perputaran kas yang
rendah, dan mencerminkan adanya over investment dalam kas, dan berarti pula
bahwa perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas yang dimilikinya. Dari
uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kas sangat berperan penting dalam
menentukan kelancaran kegiatan perusahaan, oleh karena itu kas harus
direncanakan dan diawasi dengan baik, dalam penerimaannya (sumber-sumbernya)
maupun penggunaannya (pengeluarannya).
50
Tabel IV.1 PT Gudang Garam Tbk
Laporan Arus Kas Konsolidasi (audited) Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir 31 Desember 2005, 2004, 2003
(dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus) 2005 2004 2003 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan Kas dihasilkan dari operasi Penerimaan bunga Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan badan Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aktiva tetap Hasil penjualan aktiva tetap Hasil penjualan saham tersedia untuk dijual Penyetoran modal saham anak perusahaan oleh pemegang saham minoritas Pembayaran uang muka pembelian aktiva tetap Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Kenaikan pinjaman jangka pendek Pembayaran pinjaman jangka pendek Pembayaran deviden kas Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan Laba (Rugi) kurs atas kas dan setara kas Kenaikan (Penurunan) bersih kas dan setara kas Kas dan setara kas awal tahun Kas dan setara kas akhir tahun
24.657.322 (21.788.515) 2.868.807 14.882 (515.793) (785.013) 1.582.883 - - - - - - - - - (790.565) 20.933
-
- (293.171) (1.062.803)- - - - - - - - - 2.420.847 (2.100.000) (962.044) (641.197)- - - - - - - - - 1.452 - - - - - - - - - (119.665) 540.136 420.471 =========
24.223.707 (22.207.404) 2.016.303 11.201 (320.486) (872.336) 834.682 - - - - - - - - - (1.268.541) 7.742
- 12.500 (655.188) (1.903.487) - - - - - - - - - 2.307.142 (541.432) (577.232) 1.188.478 - - - - - - - - - 6.745 - - - - - - - - - 126.418 413.718 540.136 =========
22.889.388 (19.616.924) 3.272.464 12.468 (345.986) (826.417) 2.112.529 - - - - - - - - - (1.851.623) 4.200 6.571
- (310.583) (2.151.435)- - - - - - - - - 1.181.162 (614.205) (577.227) (10.270)- - - - - - - - - (2.088)- - - - - - - - - (51.264) 464.982 413.718 =========
Sumber: Annual reports PT Gudang Garam Tbk
51
• Tahun 2003
Pada tahun 2003, arus kas pada aktivitas operasi yang dimiliki oleh
Perseroan cukup baik, dalam arti Perseroan mempunyai arus kas yang positif dari
aktivitas operasi. Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas ini adalah sebesar Rp
2.112.529 juta. Walaupun penerimaan yang diterima dari pelanggan, yaitu
sebesar Rp 22.889.388 juta, lebih kecil daripada penjualannya, yaitu sebesar Rp
23.137.376 juta, yang berarti ada penjualan yang belum dibayar sehingga
mengakibatkan meningkatnya piutang usaha, tetapi penerimaan kas dari aktivitas
operasi ini masih mencukupi untuk membayar beban-beban operasi Perseroan
yang terjadi pada tahun 2003. Beban-beban operasi yang dibayarkan, selain
pembayaran kas untuk bahan baku kepada pemasok dan pembayaran gaji dan
upah karyawan sebesar Rp 19.616.924 juta, berasal dari pembayaran untuk
bunga kepada kreditur sebesar Rp 345.986 juta, dan pembayaran pajak
penghasilan badan kepada pemerintah sebesar Rp 826.417 juta.
Pada aktivitas investasi, Perseroan mempunyai arus kas yang negatif.
Walaupun pada aktivitas ini terdapat arus kas masuk yang berasal dari hasil
penjualan aktiva tetap sebesar Rp 4.200 juta, dan dari hasil penjualan saham
tersedia untuk dijual sebesar Rp 6.571 juta, tetapi arus kas keluar pada aktivitas
investasi ini jauh lebih besar. Arus kas keluar ini digunakan untuk biaya
perolehan aktiva tetap baru berupa tanah, bangunan, mesin, dan peralatan, yang
jumlahnya sebesar Rp 1.851.623 juta, dan juga untuk pembayaran uang muka
pembelian aktiva tetap sebesar Rp 310.583 juta. Kas bersih yang digunakan
pada aktivitas investasi adalah sebesar Rp 2.151.435 juta.
52
Aktivitas pendanaan Perseroan pada tahun 2003 juga mengalami arus kas
yang negatif. Arus kas masuk pada aktivitas ini berasal dari kenaikan pinjaman
jangka pendek sebesar Rp 1.181.162 juta. Sedangkan arus kas keluar pada
aktivitas pendanaan digunakan untuk pembayaran pinjaman jangka pendek
sebesar Rp 614.205 juta, dan juga pembayaran deviden kas kepada para
pemegang saham Perseroan, yang jumlahnya sebesar Rp 577.227 juta. Kas
bersih yang digunakan pada aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp 10.270 juta.
Selain dari ketiga aktivitas diatas, pada tahun 2003 juga terdapat arus kas
keluar yang berasal dari kerugian akibat selisih kurs mata uang asing yang
dialami oleh Perseroan, yang jumlahnya sebesar Rp 2.088 juta.
Secara keseluruhan, pada tahun 2003 Perseroan mengalami penurunan kas
dan setara kas sebesar Rp 51.264 juta. Walaupun arus kas yang dihasilkan dari
aktivitas operasi masih bersifat positif, tetapi Perseroan juga melakukan investasi
dalam bentuk aktiva tetap, dan adanya pembayaran pinjaman jangka pendek dan
deviden kas pada aktivitas pendanaan.
• Tahun 2004
Pada tahun 2004, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi adalah
sebesar Rp 834.682 juta. Walaupun masih bersifat positif, namun jumlahnya
jauh dibawah kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi pada tahun 2003, yaitu
sebesar Rp 2.112.529 juta. Penurunan ini disebabkan oleh adanya kenaikan
sebesar Rp 2.590.480 juta, yang digunakan untuk pembayaran kepada pemasok
dan karyawan, bila dibandingkan dengan pembayaran kepada pemasok dan
karyawan pada tahun 2003. Walaupun penerimaan kas dari pelanggan ada
53
peningkatan sebesar Rp 1.334.319 juta, bila dibandingkan dengan tahun 2003,
namun peningkatan penerimaan kas ini masih dibawah peningkatan pembayaran
kepada pemasok dan karyawan. Disamping itu, penurunan ini juga disebabkan
oleh adanya peningkatan pembayaran pajak penghasilan badan kepada
pemerintah, yaitu sebesar Rp 872.336 juta, yang meningkat sebesar Rp 45.919
juta bila dibandingkan dengan tahun 2003.
Pada aktivitas investasi, Perseroan juga masih memiliki arus kas yang
negatif, namun jumlahnya tidak sebesar kas yang digunakan untuk kegiatan
investasi pada tahun 2003. Jumlah kas yang digunakan untuk aktivitas investasi
pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 1.903.487 juta. Arus kas dan setara kas
keluar pada aktivitas investasi ini masih didominasi oleh adanya pembelian
aktiva tetap yang dilakukan oleh Perseroan, yang jumlahnya adalah sebesar Rp
1.268.541 juta. Disamping adanya pembelian aktiva tetap, pada aktivitas ini juga
dilakukan pembayaran uang muka untuk pembelian aktiva tetap, yang jumlahnya
sebesar Rp 655.188 juta, meningkat lebih dari dua kali lipat apabila
dibandingkan dengan pembayaran uang muka aktiva tetap pada tahun 2003.
Jumlah kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2004
adalah sebesar Rp 1.903.487 juta.
Berbeda dengan tahun 2003, aktivitas pendanaan pada tahun 2004
mempunyai arus kas yang positif. Arus kas yang positif ini disebabkan oleh
adanya kenaikan pinjaman jangka pendek yang diterima oleh Perseroan yang
jumlahnya cukup besar, yaitu sebesar Rp 2.307.142 juta. Walaupun pada tahun
2004 juga ada arus kas keluar, yang digunakan untuk membayar pinjaman jangka
pendek sebesar Rp 541.432 juta, dan pembayaran deviden kas kepada para
54
pemegang saham sebesar Rp 577.232 juta, namun jumlah arus kas keluar
tersebut masih dibawah kenaikan arus kas masuk yang berasal dari kenaikan
pinjaman jangka pendek. Jumlah kas bersih yang diperoleh dari aktivitas
pendanaan adalah sebesar Rp 1.118.478 juta.
Selain dari ketiga aktivitas diatas, pada tahun 2004 Perseroan juga
mempunyai arus kas masuk yang berasal dari laba atas kas dan setara kas yang
jumlahnya sebesar Rp 6.745 juta.
Secara keseluruhan, pada tahun 2004 terdapat kenaikan kas dan setara kas
sebesar Rp 126.418 juta. Walaupun terdapat penurunan kas pada aktivitas
operasi bila dibandingkan dengan tahun 2003, tetapi jumlah kas bersih yang
digunakan pada aktivitas investasi tahun 2004 tidak sebesar yang digunakan pada
tahun 2003. Kenaikan kas dan setara kas ini juga disebabkan adanya kas bersih
yang diperoleh dari aktivitas pendanaan.
• Tahun 2005
Pada tahun 2005, arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi Perseroan
jumlahnya kembali meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2004, yaitu
sebesar Rp 1.582.883 juta. Hal ini disebabkan penerimaan dari pemasok pada
tahun 2005, sebesar Rp 24.657.322 juta, jumlahnya meningkat sebesar Rp
433.615 juta bila dibandingkan dengan tahun 2004, sedangkan pembayaran
kepada pemasok dan karyawan justru menurun jumlahnya bila dibandingkan
tahun 2004, yaitu sebesar Rp 21.788.515 juta pada tahun 2005.
Arus kas masuk pada aktivitas investasi Perseroan pada tahun 2005 juga
masih bersifat negatif. Hal ini disebabkan Perseroan terus melakukan investasi
55
dalam bentuk aktiva tetap. Kas pada aktivitas ini digunakan untuk perolehan
aktiva tetap sebesar Rp 790.565 juta dan pembayaran uang muka pembelian
aktiva tetap sebesar Rp 293.171 juta. Namun bila dibandingkan dengan tahun
2003 dan tahun 2004, kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi dalam
bentuk aktiva tetap ini jumlahnya lebih rendah daripada tahun-tahun tersebut,
yaitu sebesar Rp 1.062.803 juta.
Pada aktivitas pendanaan, arus kas yang dihasilkan kembali bersifat
negatif. Walaupun ada arus kas masuk yang berasal dari kenaikan pinjaman
jangka pendek sebesar Rp 2.420.847, namun Perseroan juga harus membayar
pinjaman jangka pendek yang telah jatuh tempo, yaitu sebesar Rp 2.100.000 juta,
serta melakukan pembayaran deviden kas kepada pemegang saham Perseroan,
sebesar Rp 962.044 juta. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
pada tahun 2005 adalah sebesar Rp 641.197 juta.
Selain dari ketiga aktivitas diatas, juga terdapat arus kas masuk yang
berasal dari laba kas dan setara kas atas selisih kurs mata uang asing yang
berjumlah Rp 1.452 juta.
Secara keseluruhan, pada tahun 2005 Perseroan mengalami penurunan kas
dan setara kas sebesar Rp 119.665 juta. Walaupun terdapat kenaikan kas bersih
yang diperoleh dari aktivitas operasi, namun adanya kas yang digunakan pada
aktivitas investasi dan pendanaan mengakibatkan adanya penurunan kas dan
setara kas pada tahun 2005.
Dari hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2003
sampai dengan tahun 2005, arus kas dari aktivitas operasi Perseroan masih baik,
dalam arti masih bersifat positif. Hal ini juga berarti bahwa hasil penerimaan
56
dari pelanggan masih dapat membiayai ataupun membayar beban-beban
operasional yang terjadi pada tahun 2003, 2004, dan 2005. Adanya penurunan
atas kas dan setara kas pada tahun 2003 dan 2005 disebabkan oleh adanya
pengeluaran kas yang cukup besar, yang digunakan untuk membeli atau
memperoleh aktiva tetap dalam aktivitas investasi, dan juga adanya pembayaran
pinjaman jangka pendek dan pembayaran deviden kas kepada para pemegang
saham Perseroan dalam aktivitas pendanaan. Sedangkan kenaikan kas dan setara
kas pada tahun 2004 disebabkan adanya peningkatan penerimaan kas dari
pelanggan, dan penurunan atas pembayaran yang dilakukan kepada pemasok dan
karyawan. Hal tersebut juga disebabkan adanya arus kas masuk pada aktivitas
pendanaan yang berasal dari pinjaman jangka pendek.
57
IV.2 Analisis Horisontal dan Vertikal Atas Pos Pada Neraca
Untuk menggambarkan dan menganalisis posisi keuangannya, berikut ini
akan disajikan neraca konsolidasi perbandingan dari PT Gudang Garam Tbk pada
tanggal 31 Desember 2005, 2004, dan 2003. Juga akan disajikan neraca
konsolidasi dari PT Gudang Garam Tbk dalam bentuk persentase.
Tabel IV.2
PT Gudang Garam Tbk
Neraca Konsolidasi
31 Desember 2005,2004,2003
(dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
Naik (Turun) dengan dasar tahun sebelumnya
AKTIVA 2005 2004 2003 2005 dibanding 2004 2004 dibanding 2003
Rp % Rp %
AKTIVA LANCAR
KAS DAN SETARA KAS 420,471 540,136 413,718 (119,665) (22.15) 126,418 30.56
PIUTANG USAHA:
Pihak ketiga 139,271 188,259 95,388 (48,988) (26.02) 92,871 97.36
Pihak istimewa 1,809,962 1,568,917 1,591,674 241,045 15.36 (22,757) (1.43)
PIUTANG LAIN-LAIN 52,846 55,368 44,122 (2,522) (4.55) 11,246 25.49
PERSEDIAAN 12,043,159 10,875,860 9,528,579 1,167,299 10.73 1,347,281 14.14
PAJAK DIBAYAR DIMUKA 40,307 64,952 36,500 (24,645) (37.94) 28,452 77.95
BIAYA DIBAYAR DIMUKA 76,189 71,084 41,156 5,105 7.18 29,928 72.72
AKTIVA LANCAR LAIN-LAIN 127,260 125,882 172,526 1,378 1.09 (46,644) (27.04)
JUMLAH AKTIVA LANCAR 14,709,465 13,490,458 11,923,663 1,219,007 9.04 1,566,795 13.14
AKTIVA TIDAK LANCAR
PIUTANG HUBUNGAN
ISTIMEWA 9,454 7,103 15,280 2,351 33.10 (8,177) (53.51)
INVESTASI JANGKA PANJANG 6,439 6,439 6,439 0 0.00 0 0.00
AKTIVA TETAP, bersih 7,314,532 6,927,897 4,936,413 386,635 5.58 1,991,484 40.34
GOODWILL, bersih 2,471 2,780 3,089 (309) (11.12) (309) (10.00)
AKTIVA TIDAK LANCAR
LAIN-LAIN 86,490 156,712 454,015 (70,222) (44.81) (297,303) (65.48)
JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR 7,419,386 7,100,931 5,415,236 318,455 4.48 1,685,695 31.13
JUMLAH AKTIVA 22,128,851 20,591,389 17,338,899 1,537,462 7.47 3,252,490 18.76
58
Naik (Turun) dengan dasar tahun sebelumnya
KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2005 2004 2003 2005 dibanding 2004 2004 dibanding 2003
Rp % Rp %
KEWAJIBAN LANCAR
PINJAMAN JANGKA PENDEK 5,681,893 5,361,046 3,595,336 320,847 5.98 1,765,710 49.11
HUTANG USAHA:
Pihak ketiga 176,183 146,750 106,584 29,433 20.06 40,166 37.68
Pihak istimewa 20,967 21,747 46,029 (780) (3.59) (24,282) (52.75)
HUTANG PAJAK 12,441 22,241 116,250 (9,800) (44.06) (94,009) (80.87)
HUTANG CUKAI DAN PPN ROKOK 2,387,154 1,878,244 1,758,196 508,910 27.09 120,048 6.83
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR 151,781 217,908 211,763 (66,127) (30.35) 6,145 2.90
KEWAJIBAN LANCAR LAIN-LAIN 58,130 358,837 223,535 (300,707) (83.80) 135,302 60.53
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 8,488,549 8,006,773 6,057,693 481,776 6.02 1,949,080 32.18
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
KEWAJIBAN IMBALAN PASCA-KERJA 227,897 158,935 82,343 68,962 43.39 76,592 93.02
HUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA 1,755 1,264 367 491 38.84 897 244.41
KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN, bersih 283,495 227,089 227,615 56,406 24.84 (526) (0.23)
JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 513,147 387,288 310,325 125,859 32.50 76,963 24.80
HAK MINORITAS 15,700 13,475 10 2,225 16.51 13,465
EKUITAS
MODAL SAHAM 962,044 962,044 962,044 0 0.00 0 0.00
AGIO SAHAM 53,700 53,700 53,700 0 0.00 0 0.00
SELISIH PENILAIAN KEMBALI AKTIVA
TETAP 93,129 93,129 93,129 0 0.00 0 0.00
SALDO LABA 12,002,582 11,074,980 9,861,998 927,602 8.38 1,212,982 12.30
JUMLAH EKUITAS 13,111,455 12,183,853 10,970,871 927,602 7.61 1,212,982 11.06
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 22,128,851 20,591,389 17,388,899 1,537,462 7.47 3,202,490 18.42
Sumber: Annual reports PT Gudang Garam Tbk
59
Tabel IV.3 PT Gudang Garam Tbk
Neraca Konsolidasi 31 Desember 2005, 2004, 2003
(dalam persentase) AKTIVA 2005 2004 2003
AKTIVA LANCAR KAS DAN SETARA KAS PIUTANG USAHA: Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PIUTANG LAIN-LAIN PERSEDIAAN PAJAK DIBAYAR DIMUKA BIAYA DIBAYAR DIMUKA AKTIVA LANCAR LAIN-LAIN JUMLAH AKTIVA LANCAR AKTIVA TIDAK LANCAR PIUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA INVESTASI JANGKA PANJANG AKTIVA TETAP Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 2.439.919 juta pada tahun 2005, Rp 2.006.494 juta pada tahun 2004, dan sebesar Rp 1.694.691 juta pada tahun 2003 GOODWILL Setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 3.706 juta pada tahun 2005, Rp 3.397 juta pada tahun 2004, dan sebesar Rp 3.088 juta pada tahun 2003 AKTIVA TIDAK LANCAR LAIN-LAIN JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR JUMLAH AKTIVA
1,90 0,63 8,18 0,24 54,42 0,18 0,34 0,58
66,47- - - - - - - - 0,04 0,03 33,05 0,02
0,39 33,53- - - - - - - - 100========
2,62 0,91 7,62 0,27 52,82 0,32 0,35 0,61
65,52 - - - - - - - - 0,03 0,03 33,64 0,02
0,76 34,48 - - - - - - - - 100 ========
2,39 0,55 9,18 0,25 54,95 0,21 0,24 1,00
68,77- - - - - - - - 0,09 0,04 28,47 0,02
2,61 31,23- - - - - - - - 100========
60
KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2005 2004 2003 KEWAJIBAN LANCAR PINJAMAN JANGKA PENDEK HUTANG USAHA: Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa HUTANG PAJAK HUTANG CUKAI DAN PPN ROKOK BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR KEWAJIBAN LANCAR LAIN-LAIN JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR KEWAJIBAN IMBALAN PASCA-KERJA HUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN, bersih JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR HAK MINORITAS EKUITAS MODAL SAHAM, nilai nominal Rp 500 (rupiah penuh) per saham: Modal dasar: 2.316.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1.924.088.000 saham AGIO SAHAM SELISIH PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP SALDO LABA JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
25,68 0,80 0,09 0,06 10,79 0,69 0,25 38,36- - - - - - - - 1,03 0,01 1,28 2,32- - - - - - - - 0,07- - - - - - - - 4,35 0,24 0,42 54,24 59,25- - - - - - - - 100========
26,04 0,71 0,11 0,11 9,12 1,06 1,74 38,89 - - - - - - - - 0,77 0,01 1,10 1,88 - - - - - - - - 0,07 - - - - - - - - 4,67 0,26 0,45 53,78 59,16 - - - - - - - - 100 ========
20,74 0,61 0,27 0,67 10,14 1,22 1,29 34,94- - - - - - - - 0,47 0,01 1,31 1,79- - - - - - - - 0,01- - - - - - - - 5,55 0,31 0,53 56,87 63,26- - - - - - - - 100========
Sumber: Annual reports PT Gudang Garam Tbk
61
• Kas dan setara kas
Secara horisontal kas dan setara kas yang dimiliki oleh Perseroan
jumlahnya adalah sebesar Rp 413.718 juta pada tahun 2003, lalu pada tahun
2004 naik 30,56 % menjadi Rp 540.136 juta, tetapi pada tahun 2005 turun
sebesar 22,15 % menjadi Rp 420.471 juta. Walaupun pada tahun 2004, kas dan
setara kas dari aktivitas operasi mengalami penurunan yang cukup besar bila
dibandingkan dengan tahun 2003, dan terdapat arus kas keluar pada aktivitas
investasi, tetapi terdapat arus kas masuk yang cukup besar dari aktivitas
pendanaan, yang berupa pinjaman jangka pendek, sehingga mengakibatkan
adanya kenaikan kas dan setara kas pada tahun 2004. Penurunan kas dan setara
kas pada tahun 2005 terutama disebabkan oleh adanya arus kas keluar dari
kegiatan investasi dan pendanaan. Walaupun ada kenaikan kas dan setara kas
dari aktivitas operasi Perseroan, namun jumlahnya masih dibawah arus kas
keluar dari aktivitas investasi dan pendanaan.
Apabila dianalisis secara vertikal, persentase kas terhadap total aktiva juga
mengalami penurunan. Persentasenya adalah sebesar 2,39 % pada tahun 2003,
sebesar 2,62 % pada tahun 2004, dan sebesar 1,90 % pada tahun 2005.
• Piutang usaha
Berdasarkan analisis horisontal piutang usaha yang dimiliki Perseroan
jumlahnya terus meningkat. Pada tahun 2003 jumlahnya adalah sebesar Rp
1.687.062 juta, lalu naik sebesar 4,16 % menjadi Rp 1.757.176 juta pada tahun
2004, lalu meningkat kembali sebesar 10,93 % menjadi Rp 1.949.233 juta pada
62
tahun 2005. Kenaikan pada piutang usaha ini terutama disebabkan adanya hasil
penjualan dari tahun sebelumnya yang belum diterima Perseroan atau belum
dibayarkan oleh pelanggan.
Tetapi jika dianalisis secara vertikal persentase piutang sempat mengalami
penurunan pada tahun 2004. Persentasenya adalah sebesar 9,73 % pada tahun
2003, tahun 2004 sebesar 8,53 %, dan tahun 2005 sebesar 8,81 %.
• Persediaan
Persediaan yang dimiliki oleh Perseroan jumlahnya semakin meningkat
dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003 jumlahnya adalah sebesar Rp 9.528.579
juta, tahun 2004 meningkat menjadi sebesar Rp 10.875.860 juta, dan meningkat
menjadi Rp 12.043.159 juta pada tahun 2005. Kenaikan pada persediaan ini
disebabkan oleh meningkatnya jumlah seluruh persediaan yang dimiliki oleh
Perseroan, apakah itu yang berupa barang jadi/barang dagangan, barang dalam
pengolahan, bahan baku dan bahan pembantu, pita cukai dan PPN rokok, dan
juga suku cadang dan keperluan pabrik. Kenaikan yang cukup besar terjadi pada
persediaan bahan baku dan bahan pembantu. Hal ini diakibatkan Perseroan
melakukan pembelian bahan baku dan bahan pembantu yang cukup banyak dari
para pemasok.
Secara vertikal, persediaan mempunyai persentase terbesar dalam aktiva
Perseroan. Persentase persediaan jika dibandingkan dengan total aktiva adalah
sebesar 54,95 % pada tahun 2003, pada tahun 2004 sebesar 52,82 %, dan 54,42
% pada tahun 2005.
63
• Pajak dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka ini berjumlah Rp 36.500 juta pada tahun 2003, naik
sebesar 77,95 % sehingga berjumlah Rp 64.952 juta pada tahun 2004, dan turun
sebesar 37,94 % sehingga berjumlah Rp 40.307 juta pada tahun 2005. Kenaikan
pajak ini disebabkan oleh adanya kenaikan pajak pertambahan nilai dan pajak
penghasilan badan yang lebih bayar.
Bila dianalisis secara vertilkal persentasenya adalah sebesar 0,21 % pada
tahun 2003, sebesar 0,32 % pada tahun 2004, sebesar 0,18 % pada tahun 2005.
• Aktiva lancar lain-lain
PT Gudang Garam Tbk mempunyai aktiva lancar lain-lain sebesar Rp
172.526 juta pada tahun 2003, Rp 125.822 juta pada tahun 2004, dan Rp 127.260
juta pada tahun 2005. Adanya kenaikan aktiva lancar lain-lain ini disebabkan
oleh adanya pembayaran uang muka pembelian persediaan yang dilakukan oleh
Perseroan.
Persentase secara vertikal adalah sebesar 1 % untuk tahun 2003, untuk
tahun 2004 sebesar 0,61 %, dan tahun 2005 sebesar 0,58 %.
• Piutang hubungan istimewa
Piutang hubungan istimewa yang dimiliki oleh Perseroan jumlahnya
sempat menurun menjadi Rp 7.103 juta atau sebesar 53,51 % pada tahun 2004,
dari sebelumnya sebesar Rp 15.280 juta pada tahun 2003, dan meningkat
kembali sebesar 33,10 % pada tahun 2005 menjadi sebesar Rp 9.454 juta.
64
Kenaikan piutang hubungan istimewa ini disebabkan oleh meningkatnya piutang
Perseroan kepada perusahaan afiliasinya.
Jumlah piutang hubungan intimewa ini tidak terlalu besar jika
dibandingkan dengan total aktiva, yaitu sebesar 0,09 %, sebesar 0,03 %, dan
sebesar 0,04 %, masing-masing untuk tahun 2003, 2004, dan 2005.
• Aktiva tetap
Jumlah aktiva tetap yang dimiliki oleh Perseroan jumlahnya terus
meningkat dari tahun ke tahun, yaitu berjumlah Rp 4.936.413 juta pada tahun
2003, pada tahun 2004 berjumlah Rp 6.927.897 juta, dan berjumlah Rp
7.314.532 juta pada tahun 2005. Kenaikan jumlah aktiva tetap ini disebabkan
karena Perseroan selalu melakukan pembelian atau melakukan perolehan aktiva
tetap setiap tahunnya.
Secara vertikal persentasenya adalah sebesar 28,47 % untuk tahun 2003,
tahun 2004 sebesar 33,64 %, dan 33,05 % pada tahun 2005.
• Aktiva tidak lancar lain-lain
Menurunnya aktiva tidak lancar lain-lain yang dimiliki oleh Perseroan
disebabkan menurunnya uang muka pembelian aktiva tetap, uang jaminan, dan
biaya dibayar dimuka (bagian jangka panjang). Jumlahnya adalah sebesar Rp
454.015 juta pada tahun 2003, sebesar Rp 156.712 juta pada tahun 2004, dan
pada tahun 2005 sebesar Rp 86.490 juta.
65
Secara vertikal, persentase aktiva tidak lancar lain-lain ini, jika
dibandingkan dengan total aktiva, juga terus menurun dari tahun ke tahun, yaitu
dari 2,61 % untuk tahun 2003, lalu turun menjadi 0,76 % untuk tahun 2004, dan
turun kembali menjadi 0,39 % untuk tahun 2005.
• Pinjaman jangka pendek
Dalam memenuhi kebutuhan modal kerja dalam kegiatan usahanya,
Perseroan melakukan pinjaman jangka pendek kepada kreditur. Jumlahnya
adalah sebesar Rp 3.595.336 juta pada tahun 2003, sebesar Rp 5.361.046 juta
untuk tahun 2004, dan sebesar Rp 5.681.893 juta pada tahun 2005. Pinjaman
jangka pendek ini ada yang dijamin dengan aktiva tetap yang dimiliki oleh
Perseroan, dan ada yang tidak menggunakan jaminan.
Secara vertikal, persentasenya apabila dibandingkan dengan total pasiva
adalah sebesar 20,74 % pada tahun 2003, naik menjadi 26,04 % tahun 2004, dan
turun menjadi 25,68 % pada tahun 2005.
• Hutang usaha
Secara horisontal, hutang usaha yang dimiliki oleh Perseroan jumlahnya
selalu meningkat dari tahun ke tahun. Jumlahnya adalah sebesar Rp 152.613 juta
pada tahun 2003, sebesar Rp 168.497 juta untuk tahun 2004, dan Rp 197.150 juta
pada tahun 2005. Kenaikan hutang usaha disebabkan adanya pembelian bahan
baku yang belum dibayar Perseroan kepada pemasok.
66
Secara vertikal, persentasenya adalah sebesar 0,88 % pada tahun 2003,
sebesar 0,82 % pada tahun 2004, dan 0,89 % pada tahun 2005.
• Beban yang masih harus dibayar
Beban yang masih harus dibayar terdiri dari beban pemasaran, beban
bunga, dan beban lain-lain. Beban ini berjumlah Rp 211.763 juta pada tahun
2003, naik sebesar 2,90 % menjadi Rp 217.508 juta pada tahun 2004, dan turun
menjadi Rp 58.130 juta atau sebesar 30,35 % untuk tahun 2005.
Namun secara vertikal, jumlahnya terus mengalami penurunan. Pada tahun
2003 persentasenya adalah 1,22 %, pada tahun 2004 sebesar 1,06 %, dan pada
tahun 2005 sebesar 0.69 %.
• Kewajiban lancar lain-lain
Kewajiban lancar lain-lain ini merupakan hutang atas pembelian aktiva
tetap Perseroan. Jumlahnya sebesar Rp 223.353 juta pada tahun 2003, naik
sebesar 60,53 % menjadi Rp 358.837 juta pada tahun 2004, dan turun sebesar
83,80 % menjadi Rp 58.130 juta pada tahun 2005.
Secara vertikal, persentasenya adalah sebesar 1,29 % pada tahun 2003,
sebesar 1,74 % untuk tahun 2004, dan pada tahun 2005 sebesar 0,25 %.
• Kewajiban imbalan pasca-kerja
Kewajiban imbalan pasca-kerja merupakan imbalan pasca-kerja kepada
karyawan pada saat pemutusan hubungan kerja atau pada saat karyawan tersebut
67
memasuki masa pensiun. Imbalan pasca-kerja ini diberikan berdasarkan masa
kerja dan kompensasi karyawan pada saat pensiun dan pemutusan hubungan
kerja. Jumlahnya adalah sebesar Rp 82.343 juta pada tahun 2003, sebesar Rp
158.935 juta pada tahun 2004 atau meningkat sebesar 93,02 %, dan meningkat
kembali sebesar 43,39 % menjadi Rp 227.897 juta pada tahun 2005.
Secara vertikal, persentasenya adalah sebesar 0,47 % pada tahun 2003,
sebesar 0,77 % pada tahun 2004, dan sebesar 1,03 % pada tahun 2005.
68
IV.3 Analisis Horisontal dan Vertikal Atas Pos Pada Laporan Laba Rugi
Untuk menganalisis kinerja keuangannya, berikut ini akan disajikan laporan
laba rugi konsolidasi PT Gudang Garam Tbk untuk tahun-tahun yang berakhir 31
Desember 2005, 2004, dan 2003.
Tabel IV.4 PT Gudang Garam Tbk
Laporan Laba Rugi Konsolidasi Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2005, 2004, 2003
(dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus) Naik (Turun) dengan dasar tahun sebelumnya
2005 2004 2003 2005 dengan dasar 2004 2004 dengan dasar 2003
Rp % Rp %
PENJUALAN/PENDAPATAN USAHA 24,847,345 24,291,692 23,137,376 555,653 2.29 1,154,316 4.99
BEBAN POKOK PENJUALAN (19,704,705) (19,457,427) (18,615,630) 247,278 1.27 841,797 4.52
LABA KOTOR 5,142,640 4,834,265 4,521,746 308,375 6.38 312,519 6.91
BEBAN USAHA:
Beban penjualan (1,316,808) (1,309,479) (1,023,296) 7,329 0.56 286,183 27.97
Beban umum dan administrasi (677,140) (606,526) (567,803) 70,614 11.64 38,723 6.82
LABA USAHA 3,148,692 2,918,260 2,930,647 230,432 7.90 (12,387) (0.42)
PENGHASILAN (BEBAN LAIN-LAIN):
Laba penjualan aktiva tetap 4,023 3,212 3,944 811 25.25 (732) (18.56)
Pendapatan bunga 14,927 11,182 12,273 3,745 33.49 (1,091) (8.89)
Beban bunga (520,855) (329,208) (338,744) 191,647 58.21 (9,536) (2.82)
Laba (Rugi) kurs, bersih 42,182 (58,193) (19,683) 100,375 172.49 (38,510) (195.65)
Laba penjualan saham tersedia untuk dijual 3,710
Rugi pelepasan anak
perusahaan - PT Pandya Perkasa (720)
Pendapatan lainnya, bersih 21,495 25,747 37,720 (4,252) (16.51) (11,973) (31.74)
(438,228) (347,980) (301,230) 90,248 25.93 46,750 15.52
LABA SEBELUM PAJAK 2,710,464 2,570,280 2,629,417 140,184 5.45 (59,137) (2.25)
BEBAN PAJAK:
Pajak kini (763,186) (779,624) (778,436) (16,438) (2,11) 1,188 0.15
Pajak tangguhan (56,405) 526 (12,306) (56,931) (10.823,38) 12,832 104,27
(819,591) (779,098) (790,742) 40,493 5.20 (11,644) (1.47)
LABA SEBELUM HAK MINORITAS 1,890,873 1,791,182 1,838,675 99,691 5.57 (47,493) (2.58)
HAK MINORITAS ATAS LABA
BERSIH ANAK PERUSAHAAN (1,227) (973) (2) 254 26.10 971 48.550
LABA BERSIH 1,889,646 1,790,209 1,838,673 99,437 5.55 (48,464) (2.64)
Laba per saham (dalam rupiah penuh)
Laba usaha 1,636 1,517 1,523 119 7.84 (6) (0.39)
Laba bersih 982 930 956 52 5.59 (26) (2.72)
Sumber: Annual reports PT Gudang Garam Tbk
69
Tabel IV.5 PT Gudang Garam Tbk
Laporan Laba Rugi Konsolidasi Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir 31 Desember 2005, 2004, 2003
(dalam persentase) 2005 2004 2003 PENJUALAN/PENDAPATAN USAHA BEBAN POKOK PENJUALAN LABA KOTOR BEBAN USAHA: Beban penjualan Beban umum dan administrasi LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN: Laba penjualan aktiva tetap Pendapatan bunga Beban bunga Laba (Rugi) kurs, bersih Laba penjualan saham tersedia untuk dijual Rugi pelepasan anak perusahaan - PT Pandya Perkasa Pendapatan lainnya, bersih LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK: Pajak kini Pajak tangguhan LABA SEBELUM HAK MINORITAS HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN LABA BERSIH
100 (79,30) 20,70 (5,30) (2,73) (8,03) 12,67 0,04 0,08 (2,16) 0,19
-
- 0,09 (1,76) 10,91 (3,07) (0,23) (3,30) 7,61 0,00 7,61 =========
100 (80,10) 19.90 (5,39) (2,50) (7,89) 12,01 0,01 0,05 (1,36) (0,24)
- 0,00 0,11 (1,43) 10,58 (3,21) 0,00 (3,21) 7,37 0,00 7,37 =========
100 (80,46) 19,54 (4,42) (2,45) (6,87) 12,67 0,02 0,05 (1,46) (0,09) 0,02
- 0,16 (1,30) 11,37 (3,36) (0,06) (3,42) 7,95 0,00 7,95 =========
Sumber: Annual reports PT Gudang Garam Tbk
70
Pada umumnya pos-pos pada laporan laba rugi Perseroan selalu mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Misalnya penjualan tahun 2005, yaitu sebesar
Rp 24.847.345 juta, naik sebesar 2,29 % bila dibandingkan dengan penjualan tahun
2004 yang sebesar Rp 24.291.692 juta, sedangkan penjualan tahun 2004 meningkat
sebesar 4,99 % bila dibandingkan dengan tahun 2003, yang sebesar Rp 23.137.376
juta. Penjualan yang dilakukan oleh Perseroan dilakukan untuk pasar lokal (dalam
negeri) dan untuk pasar ekspor (luar negeri). Penjualan untuk kedua pasar tersebut
terus mengalami peningkatan jumlahnya dari tahun 2003 sampai tahun 2005.
Sebagian besar penjualan yang dilakukan oleh Perseroan dilakukan kepada
perusahaan afiliasinya.
Kenaikan pada pos penjualan mengakibatkan meningkatnya beban pokok
penjualan dari tahun 2003 sampai tahun 2005. Jumlahnya adalah sebesar Rp
18.615.630 juta, Rp 19.457.427 juta, dan Rp 19.704.705 juta, masing-masing
untuk tahun 2003, 2004, dan 2005. Hal ini tentu saja berkaitan dengan adanya
peningkatan dari penjualan produk yang terjadi. Kenaikan yang cukup besar
terjadi pada beban produksi tak langsung, namun beban yang terjadi pada item-
item beban pokok penjualan yang lain relatif cukup stabil jumlahnya. Beban
pokok penjualan ini juga termasuk beban untuk barang jadi yang diberikan kepada
karyawan, dan juga barang jadi yang diberikan dalam rangka promosi.
Adanya kenaikan penjualan yang lebih besar daripada kenaikan beban pokok
penjualan mengakibatkan meningkatnya laba kotor yang diperoleh oleh Perseroan.
Kenaikan juga terjadi pada pos beban usaha, yaitu sebesar Rp 1.591.099 juta
pada tahun 2003, Rp 1.916.005 juta untuk tahun 2004, dan sebesar Rp 1.993.948
juta pada tahun 2005. Beban usaha ini terdiri dari beban penjualan dan beban
71
umum dan administrasi. Kenaikan beban penjualan, selain dipicu oleh
meningkatnya beban penyusutan aktiva tetap, terutama disebabkan oleh
meningkatnya beban keperluan kantor dan juga meningkatnya biaya perbaikan dan
biaya pemeliharaan aktiva tetap yang dimiliki oleh Perseroan. Sedangkan pada
beban umum dan administrasi, kenaikan terutama disebabkan adanya peningkatan
kompensasi karyawan yang diberikan oleh Perseroan kepada karyawan.
Pada pos penghasilan dan beban lain-lain terjadi peningkatan beban yang
cukup tinggi. Walaupun pendapatan lain-lain (pendapatan bunga dari investasi
yang dimiliki oleh Perseroan) jumlahnya terus meningkat, namun jumlahnya jauh
dibawah peningkatan yang terjadi pada beban lain-lain yang harus ditanggung oleh
Perseroan. Peningkatan beban lain-lain ini terutama disebabkan oleh
meningkatnya beban bunga kepada kreditur yang harus ditanggung oleh Perseroan.
Selain itu kenaikan beban lain-lain ini juga disebabkan karena Perseroan
mengalami kerugian atas selisih kurs pada mata uang asing.
Secara vertikal, pos-pos pada laporan laba rugi Perseroan relatif cukup stabil,
dalam arti tidak ada kenaikan ataupun penurunan yang cukup signifikan, kecuali
pada item beban bunga yang jumlah proporsinya meningkat cukup tinggi pada
tahun 2005. Kenaikan beban bunga ini disebabkan adanya kenaikan pinjaman
jangka pendek yang dimiliki oleh Perseroan.
Kenaikan yang cukup tinggi juga terjadi pada item hak minoritas atas laba
bersih anak perusahaan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya proporsi
kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan Perseroan.
72
IV.4 Penurunan Laba Bersih Pada Tahun 2004
Pada tahun 2004, Perseroan mengalami penurunan laba bersih pada kegiatan
usahanya. Hal ini disebabkan adanya peningkatan yang cukup tinggi pada pos
beban usaha tahun 2004 bila dibandingkan dengan tahun 2003. Jumlah beban
usaha pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 102.995 juta, naik sebesar Rp 57.110
juta, bila dibandingkan dengan beban usaha pada tahun 2003 yang jumlahnya
sebesar Rp 45.885 juta. Kenaikan beban usaha ini diakibatkan oleh meningkatnya
beban kompensasi kepada karyawan, yaitu adanya kompensasi yang diberikan
kepada karyawan karena adanya pemutusan hubungan kerja kepada karyawan, dan
juga adanya kompensasi yang diberikan kepada karyawan yang telah memasuki
masa pensiun.
Disamping itu, kenaikan beban usaha juga disebabkan oleh adanya
peningkatan pada beban untuk melakukan perbaikan dan pemeliharaan aktiva tetap
Perseroan. Kenaikan beban ini disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah aktiva
tetap yang dimiliki oleh Perseroan, dari sebesar Rp 4.936.413 juta pada tahun
2003, menjadi sebesar Rp 6.927.897 juta pada tahun 2004.
Selain kenaikan pada beban usaha, pada tahun 2004 Perseroan juga
mengalami kerugian yang diakibatkan selisih kurs atas mata uang asing, yang
jumlahnya cukup besar, yaitu sebesar Rp 58.193 juta. Kerugian akibat selisih kurs
mata uang asing ini mengakibatkan meningkatnya beban lain-lain Perseroan
sebesar Rp 46.750 juta.
Secara keseluruhan, pada tahun 2004 Perseroan mengalami penurunan laba
bersih sebesar Rp 48.646 juta, jika dibandingkan dengan laba bersih tahun 2003
yang sebesar Rp 1.838.673 juta. Adanya penurunan laba bersih tahun 2004 ini
73
juga mengakibatkan turunnya laba bersih per lembar saham yang dimiliki oleh
Perseroan, dari sebesar Rp 956 pada tahun 2003 menjadi Rp 930 untuk tahun 2004.