SKRIPSI -...

10
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia masih berada didalam tahap perkembangan dalam semua aspek terutama mengenai perekonomian. Perkembangan ekonomi diiringi dengan semakin banyaknya bisnis usaha yang ada. Banyak jenis usaha yang tumbuh dan berkembang baik jenis usaha perdagangan, jasa, serta berbagai jenis usaha atau industri yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta. Perkembangan berbagai jenis kegiatan usaha tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan (Artha Tambunan, 2009:12). Kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan besar maupun perusahaan kecil ini bertujuan utama adalah untuk menghasilkan keuntungan atau profit atau laba yang akan dapat dicapai melalui kelancaran kegiatan operasi perusahaan yang bersumber dari perolehan pendapatan yang diterima dari berbagai transaksi penjualan barang dan jasa. Seiring dengan itu, permasalahan yang dihadapi manajemen semakin kompleks dan rumit, serta dengan adanya globalisasi dan berkembangnya usaha di Indonesia, maka memudahkan para investor asing untuk menanamkan modalnya di perusahaan di Indonesia (Tulus Simatupang, 2005:1). Selain investor asing, globalisasi juga menyebabkan banyaknya perusahaan penanaman modal asing mulai berdiri di Indonesia. Tingkat

Transcript of SKRIPSI -...

Page 1: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Auditing

a. Pengertian Auditing

Untuk mengetahui dengan jelas pengertian auditing, maka berikut

ini akan dikemukakan definisi-definisi pengauditan yang diambil dari

beberapa sumber yaitu:

1) Pengertian auditing menurut PSAK - Tim Sukses UKT Akuntansi

2006 adalah

―Suatu proses sistematik yang bertujuan untuk memperoleh dan

mengevaluasi bukti yang dikumpulkan atas pernyataan atau asersi

tentang aksi-aksi ekonomi dan kejadian-kejadian dan melihat

bagaimana tingkat hubungan antara pernyataan atau asersi dengan

kenyataan dan menkomunikasikan hasilnya kepada yang

berkepentingan.‖

2) Menurut Arens dan Loebbecke (2008: 4), auditing sebagai:

―Suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang

informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang

dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat

menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-

kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh

seorang yang independen dan kompeten.‖

3) Menurut Sukrisno Agoes (2003: 3), auditing adalah

―Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh

pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah

disusun manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-

bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan

pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.‖

Page 2: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

12

4) Menurut Mulyadi (2002: 7), auditing merupakan:

―Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti

secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat

kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria

yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada

pemakai yang berkepentingan.‖

Menurut Mulyadi (2002: 9), berdasarkan beberapa pengertian

auditing di atas maka audit mengandung unsur-unsur:

1) Suatu proses sistematis, artinya audit merupakan suatu langkah atau

prosedur yang logis, berkerangka dan terorganisasi. Auditing

dilakukan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan,

terorganisasi dan bertujuan.

2) Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, artinya

proses sistematik ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari

pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha serta untuk

mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-

bukti tersebut.

3) Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi, artinya

pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi merupakan

hasil proses akuntansi.

4) Menetapkan tingkat kesesuaian, artinya pengumpulan bukti

mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti

tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan

tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian

Page 3: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

13

antara pernyataan dengan kriteria tersebut kemungkinan dapat

dikuantifikasikan, kemungkinan pula bersifat kualitatif.

5) Kriteria yang telah ditetapkan, artinya kriteria atau standar yang

dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan (berupa hasil

akuntansi) dapat berupa:

(a) peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif

(b) anggaran atau ukuran prestasi yang ditetapkan oleh manajemen

(c) prinsip akuntansi berterima umum (PABU) di indonesia

6) Penyampaian hasil (atestasi), dimana penyampaian hasil dilakukan

secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report).

7) Pemakai yang berkepentingan, pemakai yang berkepentingan

terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan,

misalnya pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor,

organisasi buruh dan kantor pelayanan pajak.

b. Jenis-Jenis Pengauditan

Pengauditan dapat dibagi dalam beberapa jenis. Pembagian ini

dimaksudkan untuk menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai

dengan adanya pengauditan tersebut.

Menurut Sukrisno Agoes (2004: 10), ditinjau dari luasnya

pemeriksaan, maka audit dapat dibedakan atas:

1) Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu pemeriksaan umum

atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik

Page 4: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

14

(KAP) yang independen dengan maksud untuk memberikan opini

mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

2) Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk

pemeriksaan yang hanya terbatas pada permintaan auditee yang

dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan memberikan

opini terhadap bagian dari laporan keuangan yang diaudit, misalnya

pemeriksaan terhadap penerimaan kas perusahaan.

Masih menurut sumber yang sama, menurut Sukrisno Agoes

(2004: 10), ditinjau dari jenis pemeriksaan maka audit dapat dibedakan

atas:

1) Audit Operasional (Management Audit), yaitu suatu pemeriksaan

terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan

akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditetapkan oleh

manajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah kegiatan

operasi telah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.

2) Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit), yaitu suatu pemeriksaan

yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati

peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik

yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern

perusahaan.

3) Pemeriksaan Intern (Internal Audit), yaitu pemeriksaan yang

dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan yang mencakup

laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan yang

Page 5: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

15

bersangkutan serta ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang

telah ditentukan.

4) Audit Komputer (Computer Audit), yaitu pemeriksaan yang

dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahaan

yang melakukan proses data akuntansi dengan menggunakan sistem

Electronic Data Processing (EDP).

2. Audit Internal

a. Pengertian Audit Internal

1) Pengertian menurut IIA

Definisi audit internal menurut Institute of Internal Auditor yang

dikutip oleh Boynton (2001: 980), dapat diterjemahkan sebagai

berikut:

―Audit internal adalah kegiatan konsultasi dan assurance yang

independen yang dirancang untuk meningkatkan nilai dan kegiatan

operasi perusahaan. Audit internal membantu organisasi untuk

mencapai tujuannya dengan cara melakukan pendekatan yang

sistematis dan berdisiplin dalam mengevaluasi dan meningkatkan

efektivitas dari manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata

kelola (governance process).‖

2) Pengertian menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

―Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif

yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang

berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1)

informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan;

(2) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan

diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur

internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang

memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara

efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara

efektif—semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan

dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam

menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.‖

Page 6: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

16

3) Pengertian menurut Board of Director IIA yang dikutip oleh Akmal

dalam buku Pemeriksaan Intern (Internal Audit) adalah sebagai

berikut:

“Internal audit is an independent, objective assurance and

consulting activity designed to add value and improve an

organiation’s operations. Its help an organization accomplish its

objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate

and improve the effectiveness of risk management, control, and

governance processes.” (2007; 3)

Maksud dari pengertian di atas menjelaskan bahwa audit internal

adalah aktivitas pengujian yang memberikan keandalan/jaminan yang

independen, dan objektif serta aktivitas konsultasi yang dirancang untuk

memberikan nilai tambah dan melakukan perbaikan terhadap operasi

organisasi. Aktivitas tersebut membantu organisasi dalam mencapai

tujuannya dengan pendekatan yang sistematis, disiplin untuk

mengevaluasi dan melakukan perbaikan keefektifan manajemen risiko,

pengendalian dan proses yang jujur, bersih dan baik.

Secara lengkap berdasarkan ISO 19011:2002 menyatakan bahwa:

“Internal audits, sometimes called first-party audits, are conducted

by, or on behalf of the organization itself for management review and

other internal purpose, and may form the basis for an organization’s

self-declaration of conformity. In many cases, particularly in smaller

organizations, independence can be demonstrated by the freedom from

responsibility for the activity being auditee.” (2002:1)

Maksud dari definisi di atas menyatakan bahwa audit internal yang

terkadang disebut audit pihak pertama, dilaksanakan oleh, atau atas nama

organisasi itu sendiri untuk kaji ulang manajemen dan tujuan internal

lainnya, dan dapat menjadi dasar untuk ―Pernyataan Diri Kesesuaian

Page 7: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

17

Organisasi‖. Dalam beberapa hal khususnya untuk organisasi skala kecil,

independensi dapat diperagakan melalui kebebasan tanggung jawab

auditor dari kegiatan yang diaudit.

b. Audit Internal yang Efektif

Beberapa hal yang harus diperhatikan agar suatu perusahaan dapat

memiliki departemen audit internal yang efektif adalah (Agoes, 2005:

227):

1) IAD harus mempunyai kedudukan yang independen dalam

organisasi perusahaan. Independensi auditor internal antara lain

tergantung pada:

(a) Kedudukan IAD tersebut dalam organisasi perusahaan,

maksudnya kepada siapa IAD bertanggung jawab.

(b) Apakah IAD dilibatkan dalam kegiatan operasional. Jika ingin

independen, IAD tidak boleh terlibat dalam kegiatan operasional

perusahaan. Misalnya IAD tidak boleh ikut serta dalam kegiatan

penjualan dan pemasaran, penyusunan sistem akuntansi, proses

pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan

perusahaan.

2) IAD harus memiliki job description. Dengan demikian, setiap

internal auditor mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugas,

wewenang dan tanggung jawabnya.

3) IAD harus mempunyai Internal Audit Manual (IAM).

Page 8: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

18

4) Harus ada dukungan yang kuat dari manajemen puncak (top

management) kepada IAD. Dukungan ini antara lain berupa:

(a) Penempatan IAD dalam posisi yang independen.

(b) Penempatan audit staff yang superior dengan rata-rata gaji dan

insentif yang menarik (diatas rata-rata).

(c) Penyediaan waktu yang cukup dari top management untuk

mendengarkan, membaca, dan mempelajari laporan-laporan

yang dibuat IAD dan respons yang cepat dan tegas terhadap

saran-saran perbaikan yang ditujukan bagian internal audit.

(d) Adanya ―company policy‖ yang dikeluarkan top management

dan ditujukan ke seluruh bagian dalam organisasi perusahaan

mengenai kewajiban mereka dalam menunjang pelaksanaan

tugas bagian internal audit.

5) IAD harus memiliki orang-orang yang professional, memiliki

keahlian, bisa bersifat objektif dan mempunyai integritas serta

loyalitas yang tinggi.

6) Internal auditor harus bisa bekerja sama dengan akuntan publik.

Dalam menjalankan pemeriksaannya akuntan publik antara lain akan

menilai apa yang dikerjakan internal auditor dan laporan serta saran-

saran apa saja yang telah dibuat oleh internal auditor sebagai hasil

pemeriksaannya. Walaupun akuntan publik tidak bisa menjadikan

hasil pekerjaan internal auditor sebagai ganti dari dari prosedur audit

yang harus dilakukannya, namun akuntan publik tetap harus

Page 9: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

19

bekejasama dengan staff dari perusahaan yang diaudit dan terutama

dengan bagian internal audit.

1. Audit Mutu Internal

a. Pengertian

Pengertian menurut Iskandar Indranata berdasarkan ISO

19011:2002 adalah:

―Audit mutu yang dilakukan dalam suatu organisasi untuk menentukan

efektivitas dari penerapan sistem mutu yang mereka gunakan. Audit

mutu inernal dilakukan secara obyektif, sistematis dan terdokumentasi.‖

(2006; 25)

Dari istilah-istilah yang terdapat pada definisi di atas dapat

dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:

1) Obyektif, auditor dapat meminimal unsur subyektivitas atau tidak

mencampur aduk fakta dengan opini. Auditor harus melihat dan

menilai persoalan apa adanya tanpa rekayasa.

2) Sistematis, proses pemeriksaan dan penilaian dilakukan secara

metodis atau menerapkan azaz-azaz manajemen. Audit mutu internal

direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dievaluasi dan

ditindaklanjuti.

3) Terdokumentasi, semua yang dilakukan dalam proses audit mulai

dari perencanaan, perlaksanaan, pelaporan dan hasil tindak lanjut

oleh auditee harus dicatat dan catatan dikelola dengan baik sehingga

mudah ditelusur dan ditemukan bila sewaktu-waktu diperlukan.

Pengertian lain berdasarkan SNI 19-19011:2005 sebagai berikut:

Page 10: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

20

―Audit mutu adalah proses sistematik, independen dan terdokumentasi

untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara obyektif

untuk menentukan sampai sejauh mana kriteria audit dipenuhi.‖

(2005:1)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit mutu

internal harus direncanakan dalam kurun waktu yang ditetapkan.

Dengan pelaksanaan yang terencana dan teratur, organisasi akan dapat

melakukan perbaikan berkelanjutan.

b. Tujuan Audit Mutu Internal

Audit mutu internal hanyalah suatu proses untuk membantu

organisasi telah mencapai tujuan-tujuan yang direncanakan dan sistem

tetap dipertahankan. Melalui audit mutu internal, para pelaku bisnis,

pemilik proses, pelaku sistem mendapatkan data dan informasi faktual

dari hasil audit yang akan digunakan sebagai landasan untuk

memastikan dicapainya kondisi kesesuaian, efektivitas, dan efisiensi

dalam mengelola kegiatan usaha. Dengan demikian, tujuan audit secara

spesifik menurut Iskandar Indranata (2006:32) dapat diuraikan sebagai

berikut:

1) Memberikan umpan balik tentang kinerja organisasi.

2) Mengarahkan pencapaian sasaran.

3) Memberikan sence of urgency.

4) Menemukan peluang perbaikan.

5) Memastikan apakah sistem diterapkan secara efektif.

6) Memastikan sistem manajemen mutu terpelihara secara terus-

menerus.

Page 11: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

21

7) Mendeteksi penyimpangan-penyimpangan terhadap kebijakan mutu

sedini mungkin.

c. Prinsip Audit Mutu Internal

Audit mutu internal terdiri dari beberapa prinsip untuk membuat

audit efisien dan alat pendukung kebijakan manajemen dan

pengendalian, menyajikan informasi untuk meningkatkan kinerja.

Antara enam (6) prinsip audit mutu internal berdasarkan SNI 19-

19011:2005 adalah:

1) Kode Etik

2) Penyajian Objektif (fair)

3) Profesional

4) Independen

5) Pendekatan berdasarkan bukti

6) Bukti audit dapat diverifikasi

Penjelasan dari enam (6) pirinsip di atas adalah sebagai berikut:

1) Kode Etik

Dapat dipercaya, punya intergritas, dapat menjaga kerahasiaan dan

berpendirian, adalah penting dalam perlaksanaan audit.

2) Penyajian Obyektif (fair)

Kewajiban untuk melaporkan secara benar dan akurat. Temuan

audit, kesimpulan audit dan laporan audit mencerminkan

pelaksanaan kegiatan audit secara benar dan akurat. Hambatan

Page 12: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

22

signifikan yang ditemukan selama audit dan perbedaan pendapat

yang tidak terselesaikan antara tim audit dan auditee dilaporkan.

3) Profesional

Kesungguhan dan ketepatan penilaian dalam audit. Auditor

senantiasa memelihara profesionalisme sesuai dengan pentingnya

tugas yang dilaksanakan dan kepercayaan yang diberikan oleh klien

audit dan pihak berkepentingan lainnya. Memiliki kompetensi yang

diperlukan merupakan suatu faktor penting.

4) Independen

Dasar untuk tidak ketidakberpihakan audit dan objektivitas

kesimpulan audit. Auditor tidak terkait dengan kegiatan yang sedang

diaudit dan bebas dari keberpihakan dan konflik kepentingan.

Selama proses audit, auditor menjaga pemikiran yang obyektif untuk

menjamin bahwa temuan dan kesimpulan audit hanya didasarkan

pada bukti audit.

5) Pendekatan berdasarkan bukti

Metode yang rasional untuk mencapai kesimpulan audit yang dapat

dipercaya dan terjaga konsistennya (reproducible) melalui proses

audit yang sistematis.

6) Bukti dapat diverifikasi

Hal ini dapat didasarkan pada sampel informasi yang tersedia,

mengingat audit dilaksanakan dalam periode waktu dan sumber daya

Page 13: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

23

yang terbatas. Pengambilan sampel yang sesuai sangat terkait dengan

kepercayaan terhadap kesimpulan audit.

d. Kegiatan Audit Mutu Internal

1) Perencanaan dan persiapan audit

a. Pemilihan anggota tim/auditor kepala

b. Menyusun jadwal

c. Membuat daftar periksa dan dokumen kerja

d. Pemberitahuan kepada auditee

2) Pelaksanaan proses audit

a. Pertemuan pembukaan

b. Pelaksanaan audit

c. Teknik audit

d. Temuan audit

e. Diskusi auditor

f. Pertemuan penutup

3) Pelaporan hasil audit

4) Tindak lanjut hasil audit

a. Memastikan tindak lanjut audit

b. Tahapan dalam proses tindak lanjut.

Penjelasan dari kegiatan audit mutu internal adalah:

1) Perencanaan dan persiapan audit

a. Pemilihan anggota tim/auditor kepala

Page 14: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

24

Manajer mutu atau wakil manajemen (manajer

representatif/MR) yang bertugas mengkoordinir

implementasi sistem mutu dari suatu organisasi berwenang

menunjuk auditor yang akan bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan kegiatan audit, mulai dari perencanaan sampai

pelaporan hasil audit. Dalam menyeleksi tim audit, hal-hal

berikut perlu dijadikan patokan utama yaitu:

1. Memahami standar SMM ISO 9001:2000.

2. Memahami teknik audit.

3. Memahami masalah (sektor industri), divisi/bagian yang

diaudit.

4. Berpengalaman dalam mengaudit SMM atau telah

mendapat pelatihan yang sesuai.

b. Menyusun jadwal

Jadwal audit merupakan pengaturan dan pembagian waktu

audit mutu untuk seluruh fungsi diorganisasi dalam kurun

waktu tertentu, biasanya setahun. Menetapkan beberapa kali

setiap divisi/bagian terkena audit mutu dalam kurun waktu

satu tahun.

c. Membuat daftar periksa dan dokumen kerja

Daftar periksa (checklist) yang telah disiapkan oleh tim audit,

pada saat pelaksanaan audit, harus dapat digunakan secara

efektif. Tujuan penggunaan daftar periksa adalah untuk

Page 15: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

25

membantu pelaksanaan audit agar sesuai dengan rencana audit

yang telah dibuat. Dalam mengaudit, auditor diberikan

keleluasaan untuk membuat daftar periksa didesain lebih daripada

―alat bantu ingat‖ (aide memoire). Daftar periksa ini merupakan

alat yang sangat bermanfaat dalam perlaksanaan audit antara lain:

1. Untuk mengatur dan mengendalikan waktu pelaksanaan audit.

2. Untuk mengatur dan mengendalikan ruang lingkup audit agar

sesuai dengan rencana dan jadwal yang telah dibuat.

3. Untuk memberikan panduan dalam menelusuri dokumen

referensi yang diperlukan.

4. Sebagai alat bantu dalam penyusunan hasil audit yang

dilakukan. Sebelum sampai pada daftar periksa, sebaiknya

auditor kepala dan tim meninjau (review) dokumen yang akan

diaudit. Dokumen tersebut bisa berupa prosedur, formulir-

formulir yang dimiliki auditee.

d. Pemberitahuan kepada auditee

Pemberitahuan kepada auditee sebaiknya dilakukan minimal

seminggu sebelum pelaksanaan audit. Pemberitahuan kepada

auditee bisa dilakukan oleh manajer mutu/MR atau oleh auditor

kepala yang telah ditunjuk.

Page 16: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

26

2) Pelaksanaan proses audit

a. Pertemuan pembukaan

Salah satu aspek penting yang menentukan berhasil tidaknya

suatu audit ialah pelaksanaan pertemuan pembukaan. Dalam

pertemuan pembukaan, auditor kepala akan menjelaskan kepada

pihak manajemen organisasi dan auditee tentang maksud, tujuan

dan ruang lingkup yang mereka lakukan, menyampaikan jadwal

audit, memperkenalkan semua anggota tim audit, klarifikasi hal-

hal yang masih meragukan dalam proses audit dan menyetujui

jadwal tentative pertemuan penutup. Pertemuan pembukaan harus

dihadiri oleh manajemen puncak, MR, dan seluruh lapisan

manajemen yang terkait untuk memberikan gambaran yang jelas

kepada semua pihak tentang jalannya audit.

b. Pelaksanaan audit

Untuk memperoleh bukti kesesuaian dan efektivitas sistem mutu

dalam rangka memberikan jaminan mutu, ada tiga teknik yang

dapat digunakan, yaitu:

1. Pengamatan pada saat pekerjaan berlangsung.

2. Penilaian kecukupan sumber daya dan fasilitas.

3. Diskusi dan tanya jawab.

Pengamatan pada saat pekerjaan berlangsung memberikan bukti:

1. Kesesuaian implementasi prosedur kerja.

2. Pemahamanan prosedur dan sistem mutu.

Page 17: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

27

3. Kecukupan sumber daya.

4. Efektivitas sistem dalam mencapai mutu yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan audit memerlukan teknik-teknik yang tidak dapat

diperoleh melalui pendidikan formal dan akan lahir dari

pengalaman-pengalaman mengaudit, seseorang auditor tidak

dapat dicetak secara mendadak (instant).

c. Teknik audit

Melaksanakan audit mutu adalah kegiatan seni dan ilmu, seni

diperlukan karena auditor tidak boleh memaksakan kehendaknya

dalam menemukan ―ketidaksesuaian‖ dari bagian yang diaudit.

Caranya adalah dilakukan dengan teknik-teknik audit yang

dimiliki yang pada akhirnya dapat menemukan bukti-bukti dari

ketidaksesuaian dengan persyaratan-persyaratan dari standar

sistem mutu yang digunakan.

d. Temuan audit

Untuk mengaudit organisasi dengan menggunakan ISO

9001:2008 secara efektif, auditor diharuskan untuk memahami

cara memantau dan mengukur informasi sedemikian rupa

sehingga informasi tersebut, dapat diketahui sejauh mana audit

bisa memberikan kontribusi peningkatan berkesinambungan

terhadap SMM organisasi. Temuan audit bisa menunjukkan

kesesuaian/ketidaksesuaian dengan persyaratan. Temuan audit

bisa dibuat dalam bentuk kegiatan kegiatan sesuai rencana audit.

Page 18: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

28

Bukti objektif ini diperlukan sebagai bukti penerapan sistem mutu

yang ada.

e. Diskusi auditor

Selesai melakukan audit maka diadakan pertemuan tim untuk

membahas temuan-temuan yang diperoleh dan menentukan

apakah ada dari hasil pengamatan yang dikategorikan sebagai

ketidaksesuaian berdasarkan kriteria yang telah ditentukan pada

prosedur audit mutu internal mereka, serta mengategorisasikan

ketidaksesuaian untuk menarik kesimpulan sehubungan dengan

temuan tersebut.

f. Pertemuan penutup

Dalam pertemuan penutup sesudah audit dilaksanakan, akan

dipaparkan hasil-hasil audit yang diperoleh, baik temuan positif

maupun yang berupa ketidaksesuaian selama audit. Pertemuan

penutup dihadiri oleh seluruh personel yang sama pada waktu

pertemuan pembukaan.

3) Pelaporan hasil audit

Laporan audit mutu internal adalah hasil kerja seorang auditor mutu,

yang disampaikan kepada auditee untuk ditindaklanjuti. Laporan

hasil audit mutu memuat informasi faktual, signifikan dan relevan

yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang

mudah dipahami. Laporan hasil audit mutu internal biasanya

disajikan dalam format yang telah dirancang terlebih dahulu.

Page 19: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

29

4) Tindak lanjut hasil audit

a. Memastikan tindak lanjut audit

Tindak lanjut audit adalah melaksanakan tindakan koreksi

berdasarkan rekomendasi auditor yang disusun dalam laporan

audit berdasarkan data hasil pemeriksaan. Atas dasar kesepakatan

auditor dan auditee untuk menyelesaikan ketidaksesuaian, auditor

akan melakukan verifikasi tindakan koreksi. Verifikasi tindakan

koreksi didasarkan bukti objektif perbaikan, untuk memverifikasi

apakah tindak koreksi yang dilakukan sudah sesuai dan mampu

mencegah terulangnya kembali ketidaksesuaian yang sama, maka

auditor kepala melakukan tindak lanjut sesuai jadwal waktu yang

telah disepakati dan dituliskan dalam lembar permintaan tindak

koreksi/CAR (corrective action request).

b. Tahapan dalam proses tindak lanjut

1. Membuat rencana perbaikan

Proses ini memerlukan komunikasi internal agar mekanisme

audit mutu internal dipahami oleh seluruh personil dan menjadi

bagian tugas dan tanggung jawab setiap personil yang ada

dalam satu bagian.

Page 20: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

30

2. Melaksanakan perbaikan dan pencegahan

Tanggung jawab perbaikan dan pencegahan selanjutnya berada

pada personil yang telah ditugaskan untuk menyelesaikan

permasalahan. Namun akuntanbilitas permasalahan secara

keseluruhan tetap ada pada pimpinan unit yang diaudit.

3. Melakukan evaluasi hasil perbaikan dan pencegahan

Evaluasi perlu dilakukan oleh pimpinan unit setelah tindak

koreksi dan pencegahan dilaksanakan untuk menilai apakah

tindakan yang diambil telah efektif dan sesuai dengan dampak

permasalahan yang ditemukan.

4. Sistem Manajemen Mutu

a. Pengertian

1) Pengertian Sistem

Menurut Azhar Susanto sebagai berikut:

―Sistem adalah kumpulan/group dari subsistem/bagian/komponen

apapun baik fisik ataupun nonfisik yang saling berhubungan satu

sama lain dan bekerjasama secara harmonis untuk mencapai satu

tujuan tertentu.‖

Dengan definisi di atas dapat bisa menggambarkan sistem dengan

menentukan bagian-bagiannya, bagaimana bagian-bagian tersebut

berhubungan dan bagaimana ciri-ciri dari tujuan yang harus dicapai.

2) Pengertian Manajemen

Pengertian manajemen menurut Robert N. Anthony dan Vijay

Govindarajan, yang dikutip oleh F.X Kurniawan Tjakrawala adalah:

Page 21: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

31

―Sebuah organisasi terdiri dari sekelompok orang yang bekerja

bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu bersama yaitu dalam

sebuah organisasi bisnis tujuannya adalah mencapai tingkatan profit

yang memuaskan.‖ (2000; 3)

3) Pengertian Manajemen Mutu

Menurut Syahrul dan Muhammad Afdi Nizar (2000:684) adalah:

1. Prosedur untuk meningkatkan tingkat optimal kinerja

pemeriksaan oleh para praktisi. Termasuk di dalamnya

pengawasan terhadap bidang tugas yang tepat, evaluasi kontrol

internal dan penggunaan standar pemeriksaan yang diterima

secara umum.

2. Kebijakan-kebijakan dan teknik yang digunakan untuk

memastikan bahwa beberapa tingkat kinerja telah tercapai.

Termasuk di dalamnya control dalam rancangan atau inspeksi.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa

manajemen mutu adalah kegiatan terkoordisasi untuk

mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu.

Dengan ini setiap kebijakan mutu dan teknik yang benar dapat

memastikan bahwa tingkat kinerja dapat dicapai.

4) Pengertian Sistem Manajemen Mutu

Suatu sistem manajemen mutu (SMM) merupakan sekumpulan

prosedur terdokumentasi dan praktik-praktik standar untuk

manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari

suatu proses dan produk (barang/jasa) terhadap kebutuhan atau

Page 22: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

32

persyaratan tertentu. Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan

atau dispesifikasikan oleh pelanggan atau organisasi.

Menurut Vincent Gaspersz adalah:

―Struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur-prosedur, proses-

proses, dan sumber-sumber daya untuk penerapan manajemen

mutu. Suatu sistem manajemen mutu merupakan sekumpulan

prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk

manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari

suatu proses dan produk (barang/jasa) terhadap kebutuhan atau

persyaratan tertentu.‖ (2005:10)

5) Pengertian Mutu

Menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN) adalah:

―Derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam

memenuhi kebutuhan atau harapan yang dinyatakan biasanya

tersirat atau wajib.‖

Berarti dapat diuraikan bahwa istilah mutu dapat dipakai dengan

kata sifat seperti buruk, baik atau baik sekali. Sedangkan inheren

adalah lawan dari ―diberikan‖, berarti ada pada sesuatu, terutama

sebagai karakteristik yang tetap.

5. International Organization for Standardization (ISO)

a. Sekilas tentang ISO

The International Organization for Standardization (ISO) menurut

Iskandar Indranata adalah:

―Suatu federasi badan standar nasional seluruh dunia yang berasal lebih

dari 100 negara, satu dari tiap negara. ISO adalah organisasi non-

pemerintah yang didirikan pada tahun 1947. ISO mempunyai misi

meningkatkan standarisasi dan aktivitas yang terkait di dunia dengan

pandangan mempermudah pertukaran internasional dari barang dan

jasa, dan untuk mengembangkan kerjasama dalam bidang aktivitas

intelektual, sains, teknik dan ekonomi. Hasil pekerjaan ISO dalam

persetujuan internasional yang mana dipubikasikan sebagai standar

internasional.‖ (2006:6)

Page 23: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

33

Manakala berdasarkan SNI 19-9000:2001 adalah:

―The International Organization for Standardization (ISO) adalah

federasi dunia badan-badan standar nasional (badan anggota ISO).

Pekerjaan penyiapan standar nasional biasanya dilakukan melalui

komite teknik ISO. Tiap badan anggota yang berminat dalam suatu

subyek, yang komite teknik telah ditetapkan, berhak diwakili pada

komite itu. Organisasi internasional, pemerintah dan bukan pemerintah,

bersama ISO, juga ikut serta dalam pekerjaan itu. ISO bekerja sama erat

dengan Komisi Elektroteknik Internasional (IEC) dalam semua masalah

standardisasi elektroteknik.‖ (2001:III)

b. Pengertian

1) Pengertian ISO 9000-2000

Berdasarkan SNI 19-9000:2001 adalah sebagai berikut:

―Menguraikan dasar-dasar sistem manajemen mutu dan merincikan

istilah bagi sistem manajemen mutu.‖ (2001:1)

2) Pengertian ISO 9001:2000

Menurut Iskandar Indranata menjelaskan pengertian ISO 9001:2000

bahwa:

―Persyaratan sistem manajemen mutu. Berisi persyaratan standar

yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam

memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang

sesuai.‖(2006:9)

Sedangkan berdasarkan SNI 19-9000:2001 dalam buku Sistem

Manajemen Mutu—Dasar-Dasar dan Kosakata menjelaskan bahwa:

―ISO 9001 merinci persyaratan dalam sistem manajemen mutu, bila

organisasi perlu menunjukkan kemampuannya dalam menyediakan

produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang

berlaku serta meningkatkan kepuasan pelanggan.‖ (2001:V)

Dari kedua pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa ISO

9001:2000 adalah persyaratan sistem manajemen mutu generik dan

Page 24: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

34

berlaku bagi organisasi dalam industri atau sektor ekonomi manapun

tidak bergantung pada kategori produk yang ditawarkan. Persyaratan

produk dapat diperinci oleh pelanggan atau oleh organisasi sebagai

antisipasi persyaratan pelanggan, atau oleh regulasi. Persyaratan

produk dan dalam beberapa hal proses terkait dapat dituangkan

dalam, misalnya, spesifikasi teknik, standar produk, standar proses,

kesepakatan dengan kontrak dan persyaratan peraturan.

3) Pengertian ISO 19-9004:2000

Berdasarkan SNI 19-9004:2002 bahwa:

―ISO 9004 memberikan sasaran pada sistem manajemen mutu yang

lebih luas untuk dibandingkan dengan ISO 9001, terutama untuk

perbaikan berkesinambungan kinerja dan efisiensi menyeluruh

organisasi, serta juga keefektifannya. ISO 9004 disarankan sebagai

panduan bagi organisasi yang pimpinan puncaknya ingin bergerak

melampaui persyaratan ISO 9001, dalam usahanya untuk perbaikan

kesinambungan.‖ (2002:VIII)

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa standar ini

memberikan panduan dalam mempertimbangkan keefektifan dan

efisiensi manajemen mutu, yang berarti potensi perbaikan kinerja

sebuah organisasi. Standar ini dapat diaplikasikan pada proses

organisasi, sehingga prinsip manajemen mutu yang dipakai sebagai

dasar, dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan diseluruh

organisasi. Fokus standar ini adalah pencapaian perbaikan terus-

menerus, yang diukur melalui kepuasan pelanggan dan pihak lain

yang berkepentingan.

Page 25: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

35

4) Pengertian ISO 19011:2002

Berdasarkan SNI 19-19011:2005 bahwa:

―Standar ini memberikan panduan untuk pengelolaan program audit,

pelaksanaan audit internal atau eksternal terhadap sistem manajemen

mutu dan/atau lingkungan, serta kompetensi dan evaluasi auditor.‖

(2005:III)

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa standar ini

memberikan panduan tentang prinsip audit, pengolahan program

audit, pelaksanaan audit sistem manajemen mutu dan/atau audit

sistem manajemen lingkungan, serta panduan tentang kompentensi

auditor sistem manajemen mutu dan/atau sistem manajemen

lingkungan. Standar ini dapat diterapkan oleh semua organisasi yang

memerlukan pelaksanaan audit internal atau eksternal terhadap

sistem manajemen mutu, atau mengelola program audit. Penerapan

standar ini pada prinsipnya dapat digunakan untuk jenis audit lainnya

namun pertimbangan khusus perlu diberikan untuk mengidentifikasi

kompetensi yang dibutuhkan oleh anggota tim audit.

5) Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

Manfaat dari penerapan ISO 9001:2008 telah diperoleh

banyak organisasi. Beberapa manfaat yang dapat dicatat menurut

Vincent Gaspersz adalah:

1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui

jaminan mutu yang terorganisasi dan sistematik.

2. Perusahaan yang telah bersertifikat ISO 9001:2000 diijinkan

untuk mengiklankan pada media massa bahwa sistem

Page 26: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

36

manajemen mutu dari perusahaan telah diakui secara

internasional.

3. Audit sistem manajemen mutu dari perusahaan telah

memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dilakukan secara periodik

oleh registrari dari lembaga registrasi.

4. Perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000

secara otomatis terdaftar pada lembaga registrasi.

5. Meningkatkan mutu dan produktivitas dari manajemen melalui

kerjasama dan komunikasi yang lebih baik.

6. Meningkatkan kesadaran mutu dalam perusahaan.

7. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh

karyawan dan manajer organisasi.

8. Terjadi perubahan positif dalam hal dan kultur mutu dari

organisasi.

c. Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

Menurut Vincent Gaspersz (2005:26) terdapat beberapa persyaratan

sistem manajemen mutu yaitu:

1. Sistem manajemen mutu

Persyaratan dokumentasi

2. Tanggung jawab manajemen

a. Komitmen manajemen

b. Fokus pelanggan

c. Kebijakan mutu

Page 27: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

37

d. Perencanaan

e. Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi

f. Peninjauan ulang manajemen

3. Manajemen sumber daya

a. Penyediaan sumber daya

b. Sumber daya manusia

c. Infrastruktur

d. Lingkungan kerja

4. Realisasi Produk

a. Perencanaan realisasi produk

b. Proses yang terkait dengan pelanggan

c. Desain dan pengembangan

d. Ketentuan produksi dan pelayanan

e. Pengendalian peralatan pengukuran dan pemantauan

5. Pengukuran, analisis dan peningkatan

a. Umum

b. Pengukuran dan pemantauan

c. Pengendalian produk nonkonformans

d. Analisis data

e. Peningkatan.

Page 28: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

38

Gambar 2.1

Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

Sumber: Standar ISO 9001:2008

Penjelasan dari beberapa persyaratan sistem manajemen mutu adalah

sebagai berikut:

1. Sistem manajemen mutu

Persyaratan dokumentasi

Dokumentasi sistem manajemen mutu harus mencakup:

1) Pernyataan tertulis tentang kebijakan mutu dan tujuan mutu.

2) Manual (buku panduan) mutu. Manual mutu merupakan dokumen yang

menspesifikasikan sistem manajemen mutu dari suatu organisasi.

3) Spesifikasi di sini didefinisikan sebagai dokumen yang menyatakan

persyaratan-persyaratan.

4) Prosedur-prosedur tertulis yang dibutuhkan oleh Standar Internasional

ISO 9001:2008. Beberapa prosedur tertulis standar yang dibutuhkan

oleh ISO 9001:2008 adalah pengendalian dokumen, pengendalian

Page 29: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

39

catatan mutu, audit internal, pengendalian produk nonkonformans,

tindakan korektif, dan tindakan preventif.

5) Dokumen-dokumen yang dibutuhkan oleh organisasi agar menjamin

efektivitas perencanaan, operasional dan pengendalian proses-proses,

termasuk proses-proses di luar organisasi (outsource), apabila proses itu

mempengaruhi mutu produk sesuai persyaratan yang ditetapkan.

6) Catatan-catatan yang dibutuhkan oleh Standar Internasional ISO

9001:2008. Catatan didefinisikan sebagai dokumen yang menyatakan

hasil-hasil yang dicapai atau memberikan bukti dari aktivitas yang

dilakukan.

2. Tanggung jawab manajemen

a. Komitmen manajemen

Menekankan pada komitmen manajemen puncak (top

management commitment). Manajemen komitmen harus memberikan

komitmen menuju pengembangan dan peningkatan sistem manajemen

mutu ISO 9001:2008 melalui hal-hal berikut:

1) Memiliki kesadaran yang cukup terhadap persyaratan-persyaratan

dan peraturan-peraturan yang ada serta diterapkan pada lingkup

organisasi dari produk yang ditawarkan.

2) Memulai atau mengajukan tindakan/ukuran-ukuran serta

mengkomunikasikannya ke seluruh organisasi tentang pentingnya

memenuhi kebutuhan pelanggan.

Page 30: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

40

3) Menerapkan kebijakan mutu (quality policy) dan tujuan mutu

(quality objectives).

4) Meninjau ulang persyaratan-persyaratan sumber daya, memiliki

ukuran-ukuran dan data serta pada saat yang sama menyediakan

sumber-sumber daya guna mencapai tujuan-tujuan mutu.

5) Memberikan bukti bahwa telah menerapkan prinsip-prinsip

manajemen mutu. Prinsip-prinsip manajemen mutu berdasarkan

ISO 9001:2008 yang perlu diperhatikan, akan dibahas kemudian.

6) Melakukan peninjauan-ulang manajemen (management review)

pada sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

b. Fokus Pelanggan

Memaksa (menguatkan) keterlibatan manajemen puncak dengan

kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Manajemen puncak harus menjamin

bahwa kebutuhan pelanggan ditetapkan dan dipenuhi dengan tujuan

peningkatan kepuasan pelanggan. Manajemen organisasi harus

memiliki metodologi yang menjamin bahwa kebutuhan-kebutuhan dan

ekspektasi pelanggan telah ditetapkan melalui sistem manajemen mutu

ISO 9001:2008 dan dikonversikan ke dalam persyaratan-persyaratan

serta sesuai dengan tujuan untuk mencapai kepuasan pelanggan.

c. Kebijakan mutu

Manajemen organisasi harus memperhatikan hal-hal berikut agar

memenuhi persyaratan dalam kebijakan mutu adalah:

1) Memiliki kebijakan mutu dari organisasi.

Page 31: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

41

2) Kebijakan mutu itu ditandatangani oleh manajemen puncak.

3) Kebijakan mutu itu sesuai dengan tujuan dari organisasi.

4) Kebijakan mutu itu mencakup pernyataan komitmen untuk

memenuhi persyaratan-persyaratan, kepuasan pelanggan dan

peningkatan terus menerus.

5) Kebijakan mutu itu dikomunikasikan dan dipahami pada tingkat

yang tepat dalam organisasi melalui ukuran-ukuran yang sesuai.

6) Menetapkan mekanisme untuk meninjau-ulang kesesuaian kebijakan

mutu.

7) Mengendalikan kebijakan mutu.

d. Perencanaan

1) Manajemen organisasi harus menetapkan tujuan-tujuan mutu, pada

fungsi dan tingkat yang relevan di dalam organisasi yang

menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Tujuan-tujuan

mutu harus dapat diukur dan konsisten dengan kebijakan mutu untuk

peningkatan terus menerus.

2) Perencanaan sistem manajemen mutu untuk kejelasan dan menjamin

bahwa manajemen perubahan telah dimasukkan dalam perencanaan.

Manajemen puncak harus menjamin bahwa perencanaan sistem

manajemen mutu dilakukan agar memenuhi persyaratan yang

diberikan yaitu tujuan-tujuan mutu dan integritas dari sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000 tetap terpelihara apabila

Page 32: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

42

perubahan-perubahan pada sistem manajemen mutu itu direncanakan

dan dilaksanakan.

e. Tanggung jawab, wewenang, dan komunikasi

Tanggung jawab dan wewenang bahwa manajemen organisasi

harus memperhatikan hal-hal berikut:

1) Mengidentifikasikan fungsi-fungsi dan hubungan keterkaitannya

guna memudahkan pencapaian efektivitas sistem manajemen mutu.

2) Mendefinisikan komposisi dari manajemen organisasi.

3) Membuat struktur organisasi yang secara tegas dan jelas

mengidentifikasi berbagai hubungan keterkaitan fungsional.

4) Mendefinisikan tanggung jawab dan wewenang serta

mengomunikasikan kepada mereka yang terlibat dalam operasional

dari sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

Komunikasi internal menyatakan bahwa manajemen puncak harus

menjamin bahwa proses komunikasi yang tepat ditetapkan dalam

organisasi dan bahwa komunikasi itu berkaitan dengan upaya-upaya

pencapaian efektivitas dari sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

f. Peninjauan-ulang manajemen

Manajemen puncak harus meninjau-ulang sistem manajemen mutu

ISO 9001:2000 serta menetapkan dan merencanakan periode waktu

peninjauan-ulang manajemen agar menjamin keberlangsungan

kesesuaian, kelengkapan, dan efektivitas dari sistem manajemen mutu

ISO 9001:2008.

Page 33: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

43

3. Manajemen sumber daya

a. Penyediaan sumber daya

Suatu organisasi harus menetapkan dan memberikan sumber-sumber

daya yang diperlukan secara tepat untuk menerapkan dan

mempertahankan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 serta

meningkatkan efektivitas terus-menerus, dan meningkatkan kepuasan

pelanggan.

b. Sumber daya manusia

Menyatakan bahwa personel yang bertanggung jawab dalam

melaksanakan tugas harus didefinisikan dalam sistem manajemen mutu

ISO 9001:2008 serta memiliki kompentensi yang berkaitan dengan

pendidikan yang relevan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman.

c. Infrakstruktur

Manajemen organisasi harus menetapkan, menyediakan, dan

memelihara infrastruktur yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian

terhadap persyaratan produk. Infrastruktur mencakup adalah:

1) Bangunan, ruang kerja dan fasilitas yang sesuai.

2) Peralatan proses (perangkat keras dan perangkat lunak).

3) Pelayanan pendukung (transportasi dan komunikasi).

d. Lingkungan kerja

Menyatakan bahwa organisasi harus mendefinisikan lingkungan kerja

yang sesuai serta menetapkan dan mengelola lingkungan kerja itu untuk

mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk.

Page 34: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

44

4. Realisasi produk

a. Perencanaan realisasi produk

Manajemen harus memerhatikan beberapa aspek berikut:

1) Menetapkan hal-hal berikut secara tepat dalam perencanaan proses

untuk realisasi produk.

2) Merencanakan agar realisasi produk konsisten dengan persyaratan-

persyaratan lain dari sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, serta

telah didokumentasikan dalam bentuk yang sesuai dengan metode-

metode operasional yang digunakan oleh organisasi.

b. Proses yang terkait dengan pelanggan

Identifikasi persyaratan yang terkait dengan produk adalah:

1) Persyaratan-persyaratan yang tidak dinyatakan oleh pelanggan, tetapi

dianggap perlu untuk dispesifikasikan atau diterapkan dalam

penggunaan.

2) Persyaratan-persyaratan hukum dan peraturan-peraturan yang terkait

dengan produk.

3) Persyaratan pertambahan lain yang ditentukan oleh organisasi.

Peninjauan-ulang persyaratan yang terkait dengan pelanggan adalah:

1) Meninjau ulang persyaratan-persyaratan dari pelanggan dan

persyaratan lain yang ditentukan oleh organisasi sebelum

memberikan komitmen untuk menawarkan produk.

2) Menetapkan tahap-tahap peninjauan-ulang.

Page 35: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

45

3) Menjamin bahwa proses peninjauan-ulang terhadap perubahan

persyaratan-persyaratan produk telah dilakukan dan disadari oleh

personel yang relevan dalam organisasi.

4) Mencatat dan mendokumentasikan hasil-hasil peninjauan-ulang dan

tindak lanjut yang berkaitan.

c. Desain dan pengembangan

Manajemen organisasi harus memperhatikan hal-hal berikut:

1) Perencanaan desain dan pengembangan.

2) Input desain dan pengembangan output desain dan pengembangan.

3) Peninjauan-ulang desain dan pengembangan.

4) Verifikasi desaian dan pengembangan.

5) Validasi desain dan pengembangan.

6) Pengendalian perubahan desain dan pengembangan.

d. Ketentuan produksi dan pelayanan

Ketentuan produksi dan pelayan mencakup:

1) Ketentuan pengendalian produksi dan pelayanan.

2) Validasi dari proses untuk pengoperasian produksi dan pelayanan.

3) Identifikasi dan kemampuan-telusur (traceability).

4) Hak milik pelanggan.

5) Penjagaan atau pemeliharaan produk.

6) Pengendalian peralatan pengukuran dan pemantauan.

Page 36: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

46

Organisasi harus melakukan hal-hal berikut:

1) Menidentifikasikan pengukuran-pengukuran yang dibuat beserta

peralatan-peralatan pengukuran dan pemantauan yang diperlukan

untuk menjamin kesesuaian produk terhadap persyaratan yang

dispesifikasikan.

2) Menggunakan dan mengendalikan peralatan pengukuran dan

pemantauan, agar menjamin bahwa kapabilitas pengukuran konsisten

dengan persyaratan pengukuran.

3) Melakukan validasi terhadap perangkat lunak (softwares) yang

digunakan untuk pengukuran dan pemantauan terhadap persyaratan

yang dispesifikasikan.

5. Pengukuran, analisis dan peningkatan

a. Umum

Organisasi harus menetapkan rencana-rencana dan menerapkan

proses-proses pengukuran, pemantauan, analisis dan peningkatan yang

diperlukan agar menjamin kesesuaian dari produk, menjamin

kesesuaian dari sistem manajemen mutu, dan meningkatkan terus-

menerus efektivitas dari sistem manajemen mutu.

b. Pengukuran dan pemantauan

Organisasi harus memperhatikan hal-hal berikut:

1) Menetapkan tahap-tahap yang tepat untuk mengukur dan memantau

karakteristik produk.

Page 37: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

47

2) Memiliki bukti-bukti yang mengonfirmasikan bahwa karakteristik

produk memenuhi persyaratan untuk produk itu.

3) Memiliki bukti-bukti kesesuaian dengan kriteria penerimaan yang

didokumentasikan.

4) Menjamin bahwa catatan-catatan pengukuran dan pemantauan

menunjukan kewenangan personel yang bertanggungjawab untuk

mengeluarkan atau meluluskan produk.

5) Menjamin bahwa produk akan diserahkan kepada pelanggan, apabila

semua aktivitas yang dispesifikasikan telah diselesaikan secara

memuaskan kecuali hal-hal lain yang disetujui oleh pelanggan.

c. Pengendalian produk nonkonformans

Organisasi harus memperhatikan aspek-aspek berikut:

1) Menetapkan prosedur tertulis yang mendefinisikan proses-proses

yang dilibatkan dalam pengendalian nonkonformans

(ketidaksesuaian).

2) Menjamin bahwa produk yang tidak sesuai dengan persyaratan,

diidentifikasi dan dikendalikan untuk mencegah dari penggunaan

yang tidak diinginkan atau penyerahan.

3) Produk nonkonformans yang diperbaiki ulang, maka hasil perbaikan

ulang itu diverifikasi kembali agar menjamin kesesuaian.

4) Menjamin bahwa tindakan yang tepat dilakukan, berkaitan dengan

konsekuensi dari ketidaksesuaian itu, apabila produk nonkonformans

Page 38: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

48

itu tidak diketahui setelah penyerahan atau setelah dimulainya

penggunaan produk itu oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

5) Apabila diperlukan, melaporkan untuk memperoleh konsesi

(kelonggaran-kelonggaran) kepada pelanggan, pengguna akhir,

lembaga hukum atau lembaga lainnya berkaitan dengan perbaikan

yang diajukan dari produk yang tidak sesuai itu.

d. Analisis data

Sebagai penambahan terhadap persyaratan teknik-teknik statistika

dalam ISO 9001:1994, maka dalam ISO 9001:2000, memfokuskan

perhatian pada analisis data yang tepat sebagai satu alat untuk

menentukan di mana peningkatan terus-menerus dari sistem manajemen

mutu dapat dilakukan. Organisasi harus menganalisis data untuk

memberikan informasi tentang:

1) Kepuasan pelanggan.

2) Kesesuaian terhadap persyaratan produk.

3) Karakteristik dan kecenderungan dari proses-proses dan produk,

termasuk kesempatan untuk tindakan preventif.

4) Pemasok-pemasok.

e. Peningkatan

Peningkatan mencakup hal-hal berikut:

1) Peningkatan terus-menerus.

2) Tindakan korektif.

3) Tindakan preventif.

Page 39: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

49

d. Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu Berdasarkan ISO 9001:2008

Menurut Vincent Gaspersz adalah untuk memimpin dan

mengoperasikan sebuah organisasi dengan berhasil, perlu untuk

mengarahkan dan mengendalikannya dengan sistematis dan transparan.

Keberhasilan dapat tercapai dari implementasi dan pemeliharaan

9001:2008 adalah:

1. Fokus kepada pelanggan

2. Kepimpinan

3. Keterlibatan orang

4. Pendekatan Proses

5. Pendekatan sistem manajemen mutu

6. Peningkatan terus-menerus

7. Pendekatan pada pengambilan fakta

8. Hubungan pemasok saling menguntungkan.

Penjelasan dari delapan (8) prinsip tersebut adalah:

1. Fokus Pelanggan

Organisasi tergantung pada pelanggan mereka. Karena itu,

manajemen organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan dan

giat berusaha melebihi ekspektasi pelanggan.

2. Kepimpinan

Pemimpin organisasi menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari

organisasi. Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan

Page 40: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

50

internal agar orang-orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam

mencapai tujuan-tujuan organisasi.

3. Keterlibatan orang

Orang pada semua tingkat merupakan faktor yang sangat penting

dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan

memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat

organisasi.

4. Pendekatan proses

Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efisien,

apabila aktivitas dan sumber-sumber daya yang berkaitan dikelola

sebagai suatu proses. Suatu proses dapat didefinisikan sebagai

integrasi sekuensial dari orang, material, metode, mesin dan

peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah

output terukur melalui sejumlah langkah sekuensial yang

terorganisasi.

5. Pendekatan sistem manajemen mutu

Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari proses-proses

yang saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan

kontribusi pada efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai

tujuan-tujuannya.

6. Peningkatan terus-menerus

Peningkatan terus-menerus dari kinerja organisasi secara

keseluruhan harus menjadi tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan

Page 41: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

51

terus-menerus didefinisikan sebagai suatu proses yang berfokus pada

upaya terus-menerus menigkatkan efektivitas dan/atau efisiensi

organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu.

Peningkatan terus-menerus membutuhkan langkah-langkah

konsolidasi yang progresif, menanggapi perkembangan kebutuhan

dan ekspektasi pelanggan, dan akan menjamin suatu evolusi dinamik

dari sistem manajemen mutu.

7. Pendekatan pada pengambilan fakta

Keputusan yang efektif adalah yang berdasarkan pada analisis data

dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah,

sehingga masalah-masalah mutu dapat terselesaikan secara efektif

dan efisien. Keputusan manajemen organisasi, seyogianya ditujukan

untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi

sistem manajemen mutu.

8. Hubungan pemasok saling menguntungkan

Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung, dan

suatu hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan

kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah.

e. Perubahan–Perubahan pada SMM ISO 9000:2008

Secara umum, penekanan versi 2008 adalah pada kepatuhannya

terhadap perundang-undangan yang berlaku, seperti juga pada

persyaratan pelanggan dan produk dalam rangka kesesuaiannya dengan

sistem yang lain, seperti environment management system (EMS ISO

Page 42: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

52

14000) dan ocupational health and safety management (OHSAS

18000).

Berikut ini adalah ringkasan perubahan-perubahannya:

a. Klausul 4.1: kata mengidentifikasikan (identify) pada butir (a)

diganti dengan menetapkan (determine). Catatan 2 ditambahkan

guna merefleksikan kenyataan bahwa proses luar (outsourced) dapat

dikaitkan juga ke pasal 7.4. Catatan 3 menguraikan jenis-jenis

pengendalian yang dapat diterapkan pada proses luar tersebut.

b. Klausul 4.2.1: Butir (e) mengenai rekaman (records) dihilangkan

dan digabungkan ke butir (c). Tambahan pada catatan 1

mengklarifikasikan bahwa satu dokumen tunggal dapat berisi lebih

dari satu prosedur terdokumentasi yang dipersyaratkan atau

sebaliknya, satu prosedur terdokumentasi yang dipersyaratkan dapat

dapat didokumentasikan lebih dari satu dokumen.

c. Klausul 4.2.3: Klarifikasi pada butir (f) bahwa dokumen eksternal

ditetapkan oleh perusahaan terkait dengan keperluan perencanaan

dan pelaksanaan SMM.

d. Klausul 4.2.4: Redaksional dibuat lebih ringkas, namun persyaratan

tetap, tidak berubah.

e. Klausul 5.5.2: Klarifikasi bahwa wakil manajemen diambil dari

anggota manajemen perusahaan.

Page 43: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

53

f. Klausul 6.2.1: Penekanan pada kalimat, ―… yang mempengaruhi

mutu produk …‖ menjadi, ―… yang mempengaruhi kesesuaian

terhadap persyaratan produk …‖.

g. Klausul 6.2.2: Penekanan pada butir (b) bahwa pelatihan adalah

dalam rangka peningkatan kompetensi personil. Penekanan pada

butir (c) bahwa ketimbang evaluasi keefektifan pelatihan,

perusahaan hendaknya memastikan kompetensi yang diperlukan

terpenuhi.

h. Klausul 6.3: Penambahan sistem informasi pada butir (c).

i. Klausul 6.4: Catatan ditambahkan guna menjelaskan istilah

lingkungan kerja.

j. Klausul 7.1: Penambahan pengukuran (measurement) pada butir (c).

k. Klausul 7.2.1: Penekanan pada kalimat, ― … dan kegiatan pasca

penyerahan,‖ menjadi, ―… dan untuk kegiatan pasca penyerahan,‖

pada butir (a). Perubahan kata berkaitan (related) menjadi diterapkan

(applicable) pada butir (c). Perubahan kata ditetapkan (determined)

menjadi dipertimbangkan keperluannya (considered necessary) pada

butir (d). Catatan ditambahkan guna menjelaskan apa yang dimaksud

dengan kegiatan pasca penyerahan itu.

l. Klausul 7.3.1: Catatan ditambahkan untuk menjelaskan bahwa

tinjauan, verifikasi dan validasi desain adalah kegiatan yang terpisah,

namun dapat dilakukan sendiri-sendiri ataupun bersamaan.

Page 44: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

54

m. Klausul 7.3.3: Kalimat, ― … harus disajikan dalam bentuk … ( …

shall be provided in a form …)‖ menjadi, ― … harus dalam bentuk

…( … shall be in a form …)‖. Catatan ditambahkan guna

memasukan informasi rinci mengenai preservasi produk harus

dimasukkan dalam informasi penyediaan jasa dan proses produksi.

n. Klausul 7.5.3: Penekanan bahwa identifikasi status produk

hendaknya diseluruh proses realisasi produk.

o. Klausul 7.5.4: Penekanan bahwa perusahaan harus melaporkan

kepada pelanggan atas ketidaksesuain milik pelanggan yang

diketemukan. Data personal ditambahkan pada catatan yang

menjelaskan mengenai definisi milik pelanggan.

p. Klausul 7.5.5: Penekanan pada pemeliharaan kesesuaian terhadap

persyaratan selama proses internal dan penyerahan.

q. Klausul 7.6: Kata peralatan (devices) diganti dengan perangkat

(equipment). Acuan ke 7.2.1 ditiadakan. Penekanan pada butir (c)

bahwa perangkat pemantauan dan pengukuran harus memiliki

identitas. Perubahan pada catatan, bahwa referensi ISO 10012-1 dan

ISO 10012-2 dihilangkan dan diganti dengan penjelasan mengenai

verifikasi dan manajemen konfigurasi perangkat lunak

f. Hubungan Audit Mutu Internal Dalam Penerapan Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001:2008

Menurut Vocational Education Development Center Malang yang

dikutip dari ISO 9001:2008 adalah:

Page 45: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

55

―Audit mutu internal merupakan salah satu persyaratan yang harus

dipenuhi oleh Lembaga Pendidikan untuk meninjau kesesuaian dan

efektivitas penerapan SMM. Direksi hendaknya memastikan penetapan

proses audit internal yang efektif dan efisien untuk mengakses kekuatan

dan kelemahan SMM. Proses Audit Mutu Internal berfungsi sebagai

alat manajemen untuk asesmen mandiri dari proses atau kegiatan

manapun yang ditunjuk dalam SMM. Proses Audit Mutu Internal

dengan menyediakan perangkat untuk memperoleh bukti objektif

bahwa persyaratan yang ada telah dipenuhi, karena Audit Mutu Internal

menilai keefektifan dan efisiensi perusahaan.‖

Dari keterangan diatas dapat dijelaskan bahwa audit mutu internal

merupakan sarana yang sangat penting dan efektif untuk melihat sejauh

mana perusahaan dapat menerapkan serta mengimplementasikan SMM.

Oleh karena itu audit harus direncanakan dalam kurun waktu yang

ditetapkan. Dengan pelaksanaan yang terencana dan teratur, lembaga

pendidikan akan dapat melakukan perbaikan berkelanjutan. Kegiatan

audit harus dilakukan oleh personil yang tidak berasal dari bagian yang

diaudit, maksudnya yaitu untuk mendapatkan bukti-bukti secara

objektif. Audit mutu internal dilakukan secara objektif, sistematis, dan

terdokumentasi.

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian–penelitian

sebelumnya, yang peneliti jadikan landasan dasar pengujian hipotesis dalam

Page 46: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

56

penelitian ini diantaranya penelitian yang telah dilakukan oleh dengan judul :

―Peran Audit Internal Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Menunjang

Impelementasi Manajemen Mutu Pada Perusahaan Jasa Telekomunikasi‖

menyimpulkan bahwa pelaksanaan aktivitas audit internal manajemen mutu

telah memadai karena telah mendukung tujuan dari audit internal dan telah

memenuhi keeenam unsur/elemen dari audit internal dan audit internal dalam

menunjang implementasi sistem manajemen mutu.

Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Artha L. Tambunan pada

tahun 2009 dalam skripsinya yang berjudul ―Peranan Audit Internal Dalam

Memelihara Sistem Manajemen Mutu Pada PT. Socfin Indonesia Medan.‖

Penelitian ini menyimpulkan bahwa internal audit pada PT. Socfin berfungsi

secara efektif, internal audit melakukan pemeriksaan secara rutin selama satu

periode tahun buku, kesesuaian penerapan sistem manajemen mutu dengan

standar internasional Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 yang berlaku

telah sangat sesuai, dan peranan audit internal sangat bermanfaat dalam

memelihara sistem manajemen mutu.

Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Arif Suryono pada tahun

2011 melalui skripsinya yang berjudul ―Audit Internal Dalam Penerapan

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Muhammadiyah 1

Wonosobo.‖ Penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) Audit internal tanggal 7

Mei 2011 di SMK Muhammadiyah 1 Wonosobo belum optimal dalam

menentukan semua unsur standar yang harus diaudit dari auditor yang

ditunjuk masih diperlukan peningkatan kualitas pemahaman dalam penerapan

Page 47: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

57

SMM ISO 9001:2008 di SMK dan khususnya bagaimana menetapkan semua

unsur standar diaudit oleh auditor yang ditunjuk terlihat di SMK

Muhammadiyah 1 Wonosobo dalam menentukan unsur yang diaudit sudah

berusaha akan tetapi belum menyentuh semua unsur standar dalam Sistem

Manajemen Mutu, (2) Auditor yang ditunjuk telah mengikuti pelatihan

pemahaman SMM ISO 9001:2008 dan sistem pendokumentasiannya, namun

belum seluruh personil memahami dengan baik tentang SMM ISO 9001:2008

dan sistem pendokumentasiannya, personil sebagai auditor diambil dari

mereka yang sudah memiliki sertifikat pelatihan audit internal, namun

meskipun pelatihan audit internal sudah dilaksanakan dan sertifikat telah

dimiliki oleh para auditor tidak semua memiliki kedalaman pemahaman yang

cukup sebagai auditor sehingga kedalaman dan kedangkalan pemahaman

tentang pelaksanaan audit internal ini berdampak dalam kemampuan

mengaudit seperti yang terjadi di SMK Muhammadiyah 1 Wonosobo, (3)

WMM menetapkan waktu yang disetujui bersama auditee lebih banyak dari

sisi non formal perorangan tidak secara formal karena tidak ditemukan

dokumen dokumen tentang penetapan waktu bersama auditee, dan (4) KTS

yang ditemukan selama audit internal maka audit tindak lanjut dilaksanakan

oleh para auditor untuk memeriksa dan memastikan tindakan perbaikan /

tindakan koreksi telah dilakukan oleh ketua unit kerja sebagai auditee yang

ditemukan KTS tersebut karena hanya pada unit kerja yang ditemukan KTS

tersebut perlu dipastikan apakah KTS yang ditemukan sudah dilakukan

tindakan perbaikan / tindakan koreksi yang dilakukan oleh ketua unit kerja.

Page 48: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

58

WMM membuat Log status audit internal dengan menggunakan form dan

diidentifikasi F/822/WMM/3 tentang Log Status Audit.

Tabel 2.1

Ringkasan Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Peneliti Tahun

Penelitian

Judul Variabel Hasil Penelitian

Tulus

Pahala

Simatupang

2005 Peran Audit

Internal Sebagai

Alat Bantu

Manajemen

Dalam

Menunjang

Impelementasi

Manajemen

Mutu Pada

Perusahaan Jasa

Telekomunikasi.

1. Pelaksanaan

aktivitas audit

internal

manajemen

mutu telah

memadai.

2. Audit internal

dalam

menunjang

implementasi

sistem

manajemen

mutu.

Artha L.

Tambunan

2009 Peranan Audit

Internal Dalam

Memelihara

Sistem

Manajemen

Mutu Pada PT.

Socfin

Indonesia

Medan.

1. Internal audit

pada PT. Socfin

berfungsi secara

efektif

2. Internal audit

melakukan

pemeriksaan

secara rutin

selama satu

periode tahun

buku

3. Kesesuaian

penerapan

sistem

manajemen

mutu dengan

standar

internasional

Sistem

Manajemen

Mutu ISO

9001:2000 yang

berlaku telah

Page 49: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

59

Peneliti Tahun

Penelitian

Judul

Variabel Hasil Penelitian

sangat sesuai

4. Peranan audit

internal sangat

bermanfaat

dalam

memelihara

sistem

manajemen

mutu.

Arif

Suryono

2011 Audit Internal

Dalam

Penerapan

Sistem

Manajemen

Mutu ISO

9001:2008 di

SMK

Muhammadiyah

1 Wonosobo.

1. Audit internal

tanggal 7 Mei

2011 di SMK

Muhammadiyah

1 Wonosobo

belum optimal

dan SMK

Muhammadiyah

1 Wonosobo

dalam

menentukan

unsur yang

diaudit sudah

berusaha akan

tetapi belum

menyentuh

semua unsur

standar dalam

Sistem

Manajemen

Mutu.

2. Auditor yang

ditunjuk telah

mengikuti

pelatihan

pemahaman

SMM ISO

9001:2008 dan

sistem

pendokumentasi

an, namun

belum seluruh

personil

memahaminya

dengan baik.

Page 50: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

60

Peneliti

Tahun

Penelitian

Judul

Variabel

Hasil Penelitian

3. WMM

menetapkan

waktu yang

disetujui

bersama auditee

lebih banyak

dari sisi non

formal

perorangan tidak

secara formal

karena tidak

ditemukan

dokumen

dokumen

tentang

penetapan waktu

bersama auditee.

KTS yang

ditemukan

selama audit

internal maka

audit tindak

lanjut

dilaksanakan

oleh para

auditor

untukmemeriksa

dan memastikan

tindakan

perbaikan /

tindakan koreksi

telah dilakukan

oleh ketua unit

kerja sebagai

auditee yang

ditemukan KTS

tersebut karena

hanya pada unit

kerja yang

ditemukan.

5.WMM membuat

Log status audit

internal

Page 51: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23852/1/ENNY...JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ... Kuliah (S1) Universitas Islam ...

61

C. Kerangka Pemikiran Teoritis

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menuangkan kerangka

pemikirannya dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.2

Skema Kerangka Pemikiran Teoritis

Audit Internal

Program Audit

Perencanaan dan

Persiapan Audit

(0

Pelaksanaan Audit

(0

Pelaporan Hasil Audit

(0

Tindak Lanjut Hasil Audit

(0

Sistem Manajemen Mutu ISO

9001:2008

(0

Persyaratan

(0

Tanggung Jawab

Manajemen

(0

Manajemen Sumber Daya

(0

Realisasi Produk

(0

Pengukuran, Analisa, dan

Perbaikan

(0

Continual Improvement

(0