SKRIPSI 1.pdf

79
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGELUARAN KAS PADA PT. KIA MOBIL INDONESIA CABANG SURABAYA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Diploma III Jurusan Akuntansi Disusun oleh: VITA PUSPITA NIM : 2007410524 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR

Transcript of SKRIPSI 1.pdf

Page 1: SKRIPSI 1.pdf

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGELUARAN KAS PADA PT. KIA MOBIL INDONESIA CABANG SURABAYA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Diploma III Jurusan Akuntansi

Disusun oleh:

VITA PUSPITA

NIM : 2007410524

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA 2010

TUGAS AKHIR

Page 2: SKRIPSI 1.pdf

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGELUARAN KAS

PADA PT. KIA MOBIL INDONESIA CABANG SURABAYA

Diajukan Oleh:

Vita Puspita

NIM : 2007410524

Telah siap dipresentasikan

Dosen Pembimbing

Tanggal:

Supriyati, S.E.,M.Si.,Ak

Page 3: SKRIPSI 1.pdf

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGELUARAN KAS

PADA PT. KIA MOBIL INDONESIA CABANG SURABAYA

Dipresentasikan Oleh:

VITA PUSPITA

NIM : 2007410524

Dan telah dinyatakan lulus evaluasi presentasi

pada tanggal 11 Febuari 2010

Tim Evaluasi,

Evaluator I Evaluator II

Dr Wahyudiono , MM Kautsar Riza Salman,S.E., MSA.,BKP, AK

Page 4: SKRIPSI 1.pdf

PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Nama : Vita Puspita

Tempat, Tanggal, Lahir : Serang, 2 Oktober 1989

NIM : 2007410524

Jurusan : Akuntansi

Program Pendidikan : Diploma III

Program Studi : Akuntansi

Judul : Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas pada

PT. KIA MOBIL INDONESIA CABANG

SURABAYA

Disetujui dan Diterima baik oleh:

Dosen Pembimbing Ketua Program Diploma

Tanggal : Tanggal :

Supriyati, S.E., Msi., Ak Drs. Ec.Mochammad farid., M.M

Page 5: SKRIPSI 1.pdf

HALAMAN MOTTO dan PERSEMBAHAN

MOTTO

ALWAYS THINK POSSITIVE AND BELIEVE IN YOUR SELF

N’

REMEMBER IF THERE IS A WILL THERE IS WAY

PERSEMBAHAN:

1. Terima kasih kepada Allah SWT , sudah sangat banyak nikmat dan

kebahagiaan yang telah Allah berikan sehingga tugas akhir ini dapat

selesai dengan baik.

2. Terima kasih kepada semua dosen dan karyawan perbanas yang telah

memberi ilmu dan juga telah membantu segala sesuatunya agar saya dapat

lulus

3. Orangtua serta keluarga yang memberikan doa, semangat, dukungan,

perhatian dan lain-lain...dan penulis berharap dengan terselesaikannya

tugas akhir ini dapat membuat orangtua saya bangga

4. Nully Pujiwo Herutomo sebagai orang yang gak pernah berhenti

memotivasi mbun supaya gak berpikir pesimis tapi selalu optimis, bantuin

mbun dalam meneliti di perusahaan, nemenin selama proses penelitian

berlangsung, yang terpenting adalah bee selalu membuat mbun tertawa

dibalik semua kesusasan dan masalah. Terima kasih bee..

5. Buat windi, dzi, rara, nuria, diana, dan semua anak d3 akuntansi perbanas

yang uda jadi teman yang baik, mudah-mudahan pertemanan ini bisa

selalu terjalin walaupun udah gak satu kampus.amien...

6. Semua pihak yang udah bantuin dalam segala hal, namun gak bisa

disebutin satu persatu... terima kasih..

Page 6: SKRIPSI 1.pdf

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah- Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat

menyelesaikan studi program Diploma III di STIE Perbanas Surabaya.

Penyelesaiaannya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan kesempatan, kesehatan, dan

kekuatan pada penulis.

2. Prof. Dr. Hj tatik Suryani P.Si., M.M Selaku ketua STIE Perbanas

Surabaya

3. Bpk Drs. Ec Moch Farid, M.M selaku ketua jurusan Diploma 3

4. Bpk Kautsar Riza Salman, SE.,MSA., Ak selaku dosen wali

5. Ibu Supriyati, SE., M.Si., Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing penulis dengan baik selama proses bimbingan tugas

akhir.

6. Orangtua serta keluarga penulis yang selalu memberikan

dukungan,doa,dan nasehat kepada penulis.

7. Karyawan PT Kia Mobil Indonesia yang telah membantu penulis

dalam melakukan penelitian.

8. Teman penulis yaitu windi yang sudah banyak membatu dan

menemani penulis dalam susah maupun senang dalam proses

penyelesaian tugas akhir ini, serta smua teman D3 Akuntansi.

Page 7: SKRIPSI 1.pdf

Ucapan terima kasih memang telah diberikan untuk nama-nama di atas tetapi rasa

terima kasih akan tetap meluap dari hati untuk semua pihak yang telah hadir

selama proses penyelesaian tugas akhir ini. Semua yang telah mendukung,

mendoakan, dan telah membantu penulis dalam sekecil apapun bagian itu, rasa

terima kasih ini penulis persembahkan.

Surabaya, 15 Januari 2010

Penulis

Page 8: SKRIPSI 1.pdf

D A F T A R I S I

Halaman Judul........................................................................................................... i

Halaman Persetujuan Siap dipresentasikan............................................................... ii

Halaman Pernyataan lulus evaluasi........................................................................... iii

Halaman Pengesahan................................................................................................. iv

Halaman Motto dan Persembahan................................................. ........................... v

Kata Pengantar........................................................................................................... vi

Daftar Isi.................................................................................................................... viii

Daftar Gambar............................................................................................................ x

Daftar Lampiran......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 1.2 Penjelasan Judul ........................................................................... 3 1.3 Rumusan Masalah ........................................................................ 4 1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

1.5.1 Bagi Penulis ...................................................................... 5

1.5.2 Bagi Pihak Perusahaan .................................................... 5

1.5.3 Bagi Masyarakat dan Pihak Lain ...................................... 5

1.6 Metode Penelitian........................................................................... 6

1.6.1 Ruang Lingkup Pembahasan ............................................ 6

1.6.2 Prosedur Pengumpulan Data ............................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern ....................................... 7

Page 9: SKRIPSI 1.pdf

2.2 Fungsi Pengendalian Intern ......................................................... 7

2.3 Tujuan Pengendalian Intern ......................................................... 8

2.4 Ciri - Ciri Pokok dari Sistem Pengendalian Intern ........................ 8

2.4.1 Struktur Organisasi ........................................................... 9

2.4.2 Sistem Wewenang dan Prosedur Pembukuan ................ 10

2.4.3 Praktek yang Sehat .......................................................... 11

2.4.4 Pegawai yang Cukup Cakap ........................................... 11

2.5 Pengawasan - Pengawasan Tambahan ..................................... 12

2.5.1 Laporan ............................................................................ 12

2.5.2 Standar Atau Budget ........................................................ 14

2.5.3 Staff Audit Intern ............................................................... 14

2.6 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas ............................................. 15

2.6.1 Dokumen yang digunakan................................................... 16

2.6.2 Catatan akuntansi yang digunakan...................................... 17

2.6.3 Fungsi yang terkait.............................................................. 18

2.7 Sistem Dana Kas Kecil ................................................................. 20

2.7.1 Dokumen yang digunakan................................................... 23

2.7.2 Catatan akuntansi yang digunakan...................................... 24

2.7.3 Fungsi yang terkait.............................................................. 25

2.8 Unsur - Unsur Pengendalian Intern ............................................. 27

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Berdirrnya Perusahaan ……….……………………….. 33

3.2 Visi dan Misi Perusahaan ……………………………………… 35

3.3 Struktur Organisasi …………………………………………….. 37

viii

Page 10: SKRIPSI 1.pdf

3.4 Job Description ………………………………………………… 38

3.5 Profil Produk …………………………………………………… 41

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Sistem Pengeluaran Kas Perusahaan ……………………………. 42 4.1.1 Deskripsi Sistem Pengeluarahn Kas .............................… 42

4.1.2 Dokumen Yang Digunakan ……………………………… 43

4.1.3 Catatan Akuntansi Yang Digunakan ……………………. 43

4.1.4 Fungsi Yang Terkait …………………………………….. 45

4.2 Sistem Pengeluaran Kas dengan Cek............................................. 46

4.2.1 Dokumen Yang Digunakan …………………………….. 46

4.2.2 Catatan Akuntansi Yang Digunakan……………………. 48

4.2.3 Fungsi Yang Terkait……………………………………. 50

4.3 Unsur - Unsur Dalam Sistem Pengendalian Intern……………... 51

4.3.1 Struktur Organisasi …………………………………….. 51

4.3.2 Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan……………… 53

4.3.3 Praktek Yang Sehat……………………………………... 54

4.3.4 Pegawai Yang Cukup Cakap……………………………. 56

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan....…………………………………............................ 58 5.2 Saran ……………………………………………………………. 60

DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI 1.pdf

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1StrukturOrganisasi........................................................................... 37

Page 12: SKRIPSI 1.pdf

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar perbaikan skripsi

Lampiran 2 Surat keterangan perusahaan

Lampiran 3 Kuisioner dan hasil wawancara

Lampiran 4 Bukti pengeluaran uang

Lampiran 5 Voucher pengeluaran uang kas

Lampiran 6 Tanda terima

Lampiran 7 Purchase order (PO)

Lampiran 8 Laporan kas kecil

Lampiran 9 Nota Penjualan

Page 13: SKRIPSI 1.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin

dicapai, akan tetapi dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang

sebagai unit-unit badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu mancapai

keuntungan maksimum. Secara umum tujuan pendirian perusahaan dapat

dibedakan menjadi tujuan ekonomis dan tujuan sosial, dalam hal ini perusahaan

berupaya menciptakan laba, menciptakan pelanggan, dan menjalankan upaya-

upaya pengembangan dengan memusatkan perhatian pada kebutuhan masyarakat

dalam hal produk yang diinginkan, kualitas, harga, kuantitas, waktu pelayanan,

kegunaan produk, dan lain-lain sedemikian rupa yang merupakan salah satu ciri

produk perusahaan tersebut.

Persaingan yang terjadi didunia usaha pada saat ini juga semakin ketat,

sehingga menyebabkan masalah-masalah yang harus dihadapi oleh perusahaan

semakin banyak dan semakin komplek. Salah satu permasalahan yang dihadapi

oleh perusahaan adalah mengenai pengendalian intern pengeluaran kas yang baik,

karena kas sering terjadi kecurangan sehingga apabila dalam penanganannya tidak

dilakukan dengan baik, maka akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Perusahaan harus menyadari perlunya manajemen yang baik dengan

menerapkan pengendalian intern yang memadai agar tercapai pengelolaan yang

lebih efektif dalam kegiatan perusahaan. Pengendalian intern yang memadai tidak

1

Page 14: SKRIPSI 1.pdf

menjamin bahwa semua penyimpangan atas tindakan yang merugikan perusahaan

dapat dihindarkan sama sekali, tetapi kemungkinan-kemungkinan tersebut

diusahakan dapat seminimal mungkin.

Untuk keperluan tersebut dibutuhkan upaya inovatif yang

berkesinambungan agar perusahaan mampu mencapai tujuannya dalam jangka

panjang, sehingga dapat menarik perhatian masyarakat banyak dan pada akhirnya

akan mendorong kenaikan penjualan. Demikian halnya dengan perusahaan-

perusahaan dagang yang terdiri dari berbagai macam sistem yang bekerja di

dalamnya. Perusahaan yang bergerak di dalam bidang perdagangan barang adalah

suatu perusahaan yang banyak diminati oleh masyarakat. Oleh sebab itu

perusahaan-perusahaan dagang tersebut haruslah mengelola usahanya secara

efektif dan efisien agar dapat menjaga kelangsungan hidup usahanya dan pada

akhirnya tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai sesuai dengan perencanaan

awal perusahaan.

Menanggapi hal tersebut, penulis mencoba mengevaluasi suatu sistem

pengendalian intern pada sistem pengeluaran kas PT. KIA MOBIL INDONESIA

cabang Surabaya. Penulis tertarik pada sistem pengeluaran kas di PT. KIA

MOBIL INDONESIA cabang Surabaya dikarenakan kas merupakan harta yang

paling lancar (liquid), yang paling mudah disembunyikan dan dihilangkan.Oleh

karena itu sistem pengendalian kas perlu disusun dengan cermat, berhati-hati dan

lengkap.

Pengendalian intern pada pengeluaran kas tersebut meliputi rencana

organisasi dan prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang berhubungan dengan

Page 15: SKRIPSI 1.pdf

pengamanan aktiva. Hal yang mendasari penulis untuk meneliti pada perusahaan

yang dituju adalah dengan mengetahui apakah terdapat selisih antara anggaran

yang telah ditentukan oleh perusahaan dengan realisasi yang terjadi pada

perusahaan. Keadaan tersebut dapat dihindari dengan diterapkannya sistem

perencanaan pengeluaran kas yang efektif, perusahaan dapat mengatur,

mengarahkan dan mengamati hal yang berkaitan dengan transaksi pengeluaran kas

perusahaan baik menggunakan cek maupun uang tunai dengan kas kecil,

sehingga dapat mencegah adanya kecurangan, penyelewengan, serta pemborosan

dana yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab di dalam

perusahaan tersebut. Umumnya perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang

optimal dan tujuan tersebut dilakukan dengan menekan dan menghindari

kecurangan dan penyelewengan yang akan merugikan perusahaan dan sistem

pengendalian intern dapat menanggulangi masalah tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul “ SISTEM

PENGENDALIAN INTERN PENGELUARAN KAS PADA PT. KIA MOBIL

INDONESIA Cabang Surabaya” .

1.2 Penjelasan Judul

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam judul Tugas Akhir ini, maka penulis

akan memberikan penjelasan judul sebagai berikut:

Page 16: SKRIPSI 1.pdf

Sistem

Adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang

disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu

kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan

Pengendalian Intern

Adalah seluruh sistem dan prosedur yang diterapkan manajemen untuk menjaga

harta perusahaan dari kelalaian / kesalahan, kecurangan, ataupun kejahatan.

Pengeluaran kas

Adalah kas yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berupa cek dan dana kas kecil

PT KIA MOBIL INDONESIA Cabang Surabaya

Adalah tempat yang digunakan sebagai pengamatan untuk penulisan tugas akhir.

Berdasarkan dari penjelasan judul di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

mengenai judul sebagai berikut:

Suatu tindakan pengendalian atau pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan

mengenai pengeluaran kas yang dilakukan pada PT. KIA MOBIL INDONESIA.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan Tugas Akhir ini, maka dapat

diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

Bagaimana pelaksanaan sistem pengendalian intern pengeluaran kas pada PT.

KIA MOBIL INDONESIA Cabang Surabaya?

Page 17: SKRIPSI 1.pdf

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan sistem pengendalian

intern pengeluaran kas pada PT. KIA MOBIL INDONESIA Cabang Surabaya.

I.5 Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Penulis

1. Sebagai bahan perbandingan antara teori-teori yang selama ini dipelajari dalam

perkuliahan dengan praktik nyata di perusahaan.

2. Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan serta memperoleh

gambaran tentang sistem pengendalian intern pengeluaran kas di PT. KIA

MOBIL INDONESIA Cabang Surabaya

1.5.2 Bagi Pihak Perusahaan

Sebagai bahan masukan untuk kemudian melakukan perbandingan dengan

apa yang selama ini telah dilakukan, sehingga dapat dipergunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan perusahaan selanjutnya.

Diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya sistem

pengendalian intern pengeluaran kas di PT. KIA MOBIL INDONESIA

Cabang Surabaya

1.5.3 Bagi Masyarakat dan Pihak Lain

Sebagai bahan pembanding bagi karya tulis dan sebagai salah satu bahan

referensi lain yang membahas permasalahan serupa dan mungkin berguna

bagi mereka yang berminat menelaah lebih lanjut.

Page 18: SKRIPSI 1.pdf

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Ruang Lingkup Pembahasan

Agar dalam penyusunan tugas akhir ini tidak menyimpang dari

permasalahan maka ruang lingkup pembahasan hanya pada sistem

pengendalian intern pada pengeluaran kas di PT. KIA MOBIL INDONESIA

cabang Surabaya

1.6.2 Prosedur pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:

1. Interview

Yaitu, suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

wawancara atau hanya tanya jawab dengan pihak yang terkait dalam

perusahaan.

2. Pemanfaatan data

Yaitu, suatu teknik pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data

yang diperoleh dari pihak perusahaan.

3. Kuisioner

Yaitu, suatu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan

kuisioner yang akan diisi oleh pihak perusahaan

Page 19: SKRIPSI 1.pdf

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Menurut Michell Suharli (2006:174) Sistem Pengendalian Intern adalah

seluruh sistem dan prosedur yang diterapkan manajemen untuk menjaga harta

perusahaan dari kelalaian / kesalahan, kecurangan, ataupun kejahatan, selanjutnya

menurut Bambang hartadi (1992:3) Sistem pengendalian inten merupakan

prosedur-prosedur mekanis untuk memeriksa ketelitian data-data administrasi

seperti misalnya mencocokkan penjumlahan mendatar dan melurus.

Lebih lanjut dalam buku Auditing yang ditulis oleh Al Haryono Jusup

(2001:252) laporan Coso mendefinisikan Sistem pengendalian Intern adalah suatu

proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan

usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang

pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut:

1. Keandalan pelaporan keuangan

2. Kesesuaian dengan undang-undang peraturan yang berlaku

3. Efektifitas dan efesiensi operasi.

2.2 Fungsi Pengendalian Intern

Menurut Nugroho Widjajanto (2001:234) pengendalian intern mempunyai dua

fungsi utama, yaitu:

7

Page 20: SKRIPSI 1.pdf

1. Mengamankan sumberdaya organisasi dari penyalahgunaan dan menjaga

kecermatan data akuntansi

2. Mendorong efisiensi operasi organisasi sehingga kebijaksanaan ataupun

tujuan manajemen yang telah digariskan dapat tercapai.

2.3 Tujuan Pengendalian intern

Menurut Mulyadi (2001:163) Tujuan Sistem Pengendalian Intern adalah:

1. Menjaga kekayaan organisasi

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

3. Mendorong efisiensi, dan

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Selain itu Menurut Baridwan (1993:13) Suatu Sistem Pengendalian Intern yang

baik akan berguna untuk:

1. Menjaga keamanan harta milik suatu orgnanisasi

2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi

3. Memajukan efisiensi dalam operasi

4. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijakan

manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.

2.4 Ciri-ciri pokok dari Sistem Pengendalian Intern adalah:

Menurut Baridwan (1993:14) Ciri-ciri pokok dari sistem pengeluaran kas

adalah:

Page 21: SKRIPSI 1.pdf

1. Sruktur Organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara

tepat

2. Suatu wewenang dan prosedur pembukuan yang baik yang berguna untuk

melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta, utang-utang,

pendapatan-pendapatan, biaya-biaya.

3. Praktek yang yang sehat harus dijalankan di dalam melakukan tugas-tugas

dan fungsi-fungsi di setiap bagian dalam organisasi.

4. Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggungjawabnya.

2.4.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang tepat bagi perusahaan belum tentu baik bagi

perusahaan lain. Perbedaan struktur organisasi diantara berbagai perusahaan

disebabkan oleh berbagai hal seperti jenis, luas perusahaan, banyaknya cabang,

dan lain-lain.

Suatu dasar yang berguna dalam menyusun struktur organisasi perusahaan

adalah pertimbangan bahwa organisasi itu harus fleksibel dalam arti

memungkinkan adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan

perubahan total. Selain itu organisasi yang disusun harus dapat menunjukkan

garis-garis wewenang dan tanggungjawab yang jelas, jangan sampai terjadi

overlap fungsi masing-masing bagian. Untuk dapat memenuhi syarat bagi adanya

suatu pengawasan yang baik, hendaknya struktur organisasi dapat memisahkan

fungsi-fungsi operasional, penyimpanan, dan pencatatan. Pemisahan fungsi-fungsi

ini diharapkan dapat mencegah timbulnya kecurangan-kecurangan dalam

perusahaan.

Page 22: SKRIPSI 1.pdf

2.4.2 Sistem Wewenang dan Prosedur Pembukuan

Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam perusahaan merupakan alat

bagi manajemen untuk mengadakan pengendalian terhadap operasi dan transaksi-

transaksi yang terjadi dan juga untuk mengklasifikasikan data akuntansi dengan

tepat. Klasifikasi data akuntansi ini dapat dilakukan dalam rekening-rekening

buku besar. Susunan rekening-rekening dalam buku besar biasanya disebut chart

of accounts. Dalam buku Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode

yang ditulis oleh Baridwan (1993:15) menurut AICPA susunan rekening yang

baik harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:

1. Membantu mempermudah penyusunan laporan-laporan keuangan dan

laporan-laporan lainnnya dengan ekonomis

2. Meliputi rekening-rekening yang diperlukan untuk menggambarkan

dengan baik dan teliti harta-harta, utang-utang, pendapatan-pendapatan,

dan biaya-biaya yang harus dirinci sehingga memuaskan dan berguna bagi

manajemen di dalam melakukan pengawasan operasi perusahaan.

3. Menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat di dalam

setiap rekening.

4. Memberikan batas sejelas-jelasnya antara pos-pos aktiva, modal,

pendapatan-pendapatan, dan biaya-biaya.

5. Membuat rekening-rekening kontrol apabila diperlukan.

Pengendalian terhadap operasi dan transaksi-transaksi dapat dilakukan melalui

prosedur-prosedur yang ditetapkan lebih dahulu. Prosedur-prosedur ini akan

disusun untuk seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan. Dalam setiap

Page 23: SKRIPSI 1.pdf

prosedur akan digunakan dokumen-dokumen yang merupakan bukti terjadinya

transaksi dan juga sebagai dasar untuk pencatatan transaksi-transaksi tersebut.

2.4.3 Praktek yang Sehat

Praktek yang sehat adalah setiap pegawai dalam perusahaan melaksanakan

tugasnya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Misalnya bagian

akuntansi mencatat jurnal pada saat ada pengeluaran kas melalui kas kecil.

Apabila semua pegawai melakukan pekerjaannya sesuai dengan prosedur dan

tidak asal saja, sebelum membuat laporan pengeluaran kas, bagian akuntansi harus

betul-betul menghitung dan memeriksa bukti kas keluar, maka diharapkan

terdapat suatu pengendalian intern yang cukup baik.

Praktek yang sehat ini harus berlaku untuk seluruh prosedur yang ada di

perusahaan, sehingga pekerjaan suatu bagian akan langsung dicek oleh bagian

lainnya. Pengecekan ini dapat terjadi bila struktur organisasi dan prosedur yang

disusun itu sudah memisahkan tugas dan wewenang sehingga tidak ada satu

bagianpun dalam perusahaan yang mengerjakan suatu transaksi dari awal sampai

akhir.

2.4.4 Pegawai yang Cukup Cakap

Tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses tindakannya suatu

sistem pengendalian intern. Apabila sudah disusun struktur organisasinya yang

tepat, prosedur-prosedur yang baik tetapi tingkat kecakapan pegawai tidak

memenuhi syarat yang diminta, bisa diharapkan bahwa sistem pengawasan intern

juga tidak akan berjalan dengan baik.

Page 24: SKRIPSI 1.pdf

Untuk mendapatkan pegawai yang tingkat kecakapannya cukup, langkah-

langkah harus dimulai sejak penerimaan pegawai baru. Jika ada penerimaan

pegawai baru, hendaknya dilakukan seleksi dan test tulis agar dapat ditentukan

apakah calon pegawai yang bersangkutan memenuhi kriteria yang diinginkan.

Apabila pegawai sudah diterima bekerja dalam perusahaan, perlu diadakan

latihan-latihan agar dapat meningkatkan kecakapan pegawai tersebut. Hal ini

dilakukan agar pegawai dapat selalu mengikuti perkembangan perusahaan.

Pegawai yang cukup cakap untuk suatu pekerjaan bukan berarti pegawai yang

tingkat pendidikannya paling tinggi, sehingga gajinya juga besar, perlu

dipertimbangkan agar dapat memperoleh pegawai yang cukup cakap tetapi juga

ekonomis.

2.5 Pengawasan-Pengawasan Tambahan

Menurut Baridwan (1992:16) untuk menjamin berlakunya sistem

pengendalian intern dengan baik, selain terpenuhinya keempat ciri-ciri diatas,

diperlukan beberapa pengawasan tambahan yang terdiri dari laporan, budget atau

standar dan suatu staff audit intern. Berikut ini pembahasan mengenai masing-

masing pengawasan tambahan tersebut:

2.5.1 Laporan

Laporan merupakan alat bagi suatu bagian dalam perusahaan untuk

mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya. Laporan-laporan ini diserahkan

kepada atasan dengan maksud agar atasan dapat mengetahui sampai seberapa jauh

pekerjaan-pekerjaan sudah dilaksanakan. Agar atasan dapat selalu mengetahui

Page 25: SKRIPSI 1.pdf

hasil kegiatan perusahaan, biasanya disusun laporan-laporan secara operasional.

Apabila terjadi suatu keadaan yang sangat menyimpang, kadang-kadang

diperlukan untuk menyusun laporan sebelum waktunya, sehingga data yang

dilaporkan sebagian akan berisi taksiran-taksiran. Dalam buku Sistem Akuntansi

Penyusunan Prosedur dan Metode yang ditulis oleh Zaki Baridwan (1993: 17)

Heckert &Wilson menyatakan 5 prinsip dasar agar suatu laporan dapat berfungsi

dengan baik adalah sebagai berikut:

1. Pertanggungjawaban, yaitu prinsip yang menghendaki bahwa laporan

itu harus disusun sesuai dengan tanggung jawab suatu bagian dalam

perusahaan. Laporan-laporan ini dibuat bertingkat sesuai dengan

tingkat yang ada dalam struktur organisasi.

2. Pengecualian, yaitu prinsip yang menghendaki bahwa laporan yang

disusun itu hendaknya menunjukkan hal-hal yang menyimpang dari

standart atau budgetnya. Maksud dari prinsip ini ialah agar manajemen

dapat memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang menyimpang

tersebut.

3. Perbandingan, yaitu prinsip yang menghendaki bahwa laporan yang

disusun hendaknya dibandingkan dengan data lain agar lebih

mempunyai arti. Perbandingan itu dapat dilakukan dengan data lain

agar lebih mempunyai arti. Perbandingan ini dapat dilakukan dengan

standart atau budget atau dengan realisasi periode sebelumnya.

Page 26: SKRIPSI 1.pdf

4. Ringkas, yaitu prinsip bahwa laporan yang dibuat untuk bagian yang

lebih tinggi harus lebih ringkas, sehingga dapat memberikan ruang

lingkup yang lebih luas.

5. Komentar, yaitu prinsip bahwa laporan itu sebaiknya juga berisi

beberapa komentar dari pihak yang menyusun. Maksud pemberian

komentar ini adalah agar pembaca laporan dapat segera mengetahui

hal-hal penting yang ada dalam laporan tersebut.

2.5.2 Standar atau Budget

Standar atau Budget merupakan alat untuk mengukur realisasi. Apabila

manajemen menginginkan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan yang dilakukan

bagian-bagian dalam perusahaan maka manajemen harus menyediakan alat-alat

untuk mengukur realisasi. Alat pengukur ini seperti yang telah disebutkan di muka

adalah standar atau budget, dengan adanya standar atau budget maka laporan-

laporan bisa disusun dengan membandingkan antara realisasi dengan standarnya,

sehingga dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

2.5.3 Staff Audit Intern

Staff audit intern merupakan bagian atau pegawai dalam perusahaan yang

tugasnya melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan prosedur-prosedur yang

telah diterapkan. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah

pelaksanaan kerja itu sesuai atau menyimpang dari yang sudah diterapkan, karena

prosedur-prosedur itu disusun dengan tujuan untuk mengadakan suatu sistem

pengawasan intern yang lain. Hasil dari pemeriksaan ini, manajemen dapat

mengetahui apakah ketetapan-ketetapan yang sudah ada itu dipatuhi atau tidak.

Page 27: SKRIPSI 1.pdf

2.6 Sistem Akuntansi Pengeluaran kas

Menurut S Munawir (2002: 115) Jenis penggunaan kas yang utama adalah sebagai

berikut:

1. Dividen tunai

2. Pembayaran utang

3. Pembelian saham

4. Pembelian ktiva tetap

5. Pembelian selain aktiva tetap

Menurut Mulyadi (2001: 455), pengeluaran kas perusahaan berasal dari dua

sumber utama, yaitu: pengeluaran kas dengan cek, dan dengan uang tunai melalui

sistem pendanaan kas kecil.

Pengeluaran Kas dengan Cek

Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek.

Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (biasanya karena

jumlahnya relatif kecil), dilaksanakan melalui dana kas kecil yang

diselenggarakan dengan dengan salah satu diantara dua sistem: fluktuating system

dan imprest system.

Pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan ditinjau dari pengendalian intern

berikut ini:

1. Menggunakan cek atas nama, pengeluaran cek akan dapat diterima oleh

pihak yang namanya sesuai dengan yang ditulis pada formulir cek, dengan

demikian pengeluaran kas dengan cek menjamin diterimanya cek tersebut

oleh pihak yang dimaksud oleh pihak pembayar.

Page 28: SKRIPSI 1.pdf

2. Pihak luar terlibat, dalam hal ini bank, dalam pencatatan transaksi

pengeluaran kas perusahaan. Penggunaan cek dalam setiap pengeluaran

kas perusahaan, transaksi pengeluaran kas direkam juga oleh bank, yang

secara periodik mengirimkan rekening koran bank kepada perusahaan

nasabahnya.Rekening bank inilah yang dapat digunakan oleh perusahaan

untuk mengecek ketelitian catatan transaksi kas perusahaan yang direkam

di dalam jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.

3. Jika sistem perbankan mengembalikan cancelled check kepada check

issuer, pengeluaran kas dengan cek memberikan manfaat tambahan bagi

perusahaan yang mengeluarkan cek dengan dapat digunakannya cancelled

check sebagai tanda terima kas dari pihak yang menerima pembayaran.

2.6.1 Dokumen yang Digunakan:

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek

adalah

1. Bukti kas keluar (BKK)

2. Cek

3. Permintaan cek

Bukti Kas Keluar

Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian kasier

sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Dokumen ini berfungsi juga

sebagai surat pemberitahuan yang dikirim kepada kreditur dan berfungsi pula

sebagai dokumen sumber bagi pencatatan berkurangnya utang.

Page 29: SKRIPSI 1.pdf

Cek

Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan

pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum

pada cek. Ada dua pilihan dalam penggunaan cek untuk pembayaran: (1) Check

issuer membuat cek atas nama, atau (2) Check issuer membuat cek atas unjuk.

Cek atas nama dibuat dengan cara mengisi nama orang atau perusahaan yang akan

menerima pembayaran melalui cek. Cek atas unjuk merupakan cek yang bisa

langsung dicairkan ke bank. Siapa saja yang bisa menunjukkan (menyerahkan)

cek berhak menerima penyerahan uang dari bank sebesar sebesar yang tercantum

di dalam cek.

Permintaan cek

Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang memerlukan

pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk membuat bukti kas keluar. Dalam

transaksi pengeluaran kas yang tidak berupa pembayaran utang yang timbul dari

transaksi pembelian, fungsi yang memerlukan kas menulis permintaan cek kepada

fungsi akuntansi untuk kepentingan pembuatan bukti kas keluar. Bukti kas keluar

ini dibuat sebagai perintah kepada fungsi keuangan untuk membuat cek sebesar

jumlah yang tercantum di dalam dokumen tersebut.

2.6.2 Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas

dengan cek adalah:

1. Jurnal pengeluaran kas

2. Register cek

Page 30: SKRIPSI 1.pdf

Jurnal Pengeluaran Kas

Dalam pencatatan transaksi pembelian digunakan jurnal pembelian,dan untuk

mencatat pengeluaran kas digunakan jurnal pengeluaran kas. Dokumen sumber

yang dipakai sebagai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluaran adalah faktur dari

pemasok yang telah di cap “lunas” oleh fungsi kas.

Register Cek

Dalam pencatatan utang dengan vouucher payable system, transaksi untuk

mencatat transaksi pembelian digunakan dua jurnal: register BKK dan register

cek. Register BKK digunakan untuk mencatat utang yang timbul, sedangkan

register cek digunakan mencatat pengeluaran kas dengan cek. Regiter cek

digunakan untuk mencatat cek-cek perusahaan-perusahaan yang dikeluarkan

untuk pembayaran para kreditur perusahaan atau pihak lain. Jika sistem perbankan

mengembalikan cancelled check kepada check issuer, register cek ini digunakan

pula untuk mencatat cancelled check yang telah dilakukan endorsement oleh

penerima pembayaran

2.6.3 Fungsi yang terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah

1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas.

2. Fungsi kas

3. Fungsi akuntansi

4. Fungsi pemeriksaan intern

Page 31: SKRIPSI 1.pdf

Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas

Jika suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa

dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan

permintaan cek kepada fungsi akuntansi (bagian utang). Permintaan cek ini harus

mendapatkan persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan. Jika perusahaan

menggunakan voucher payable system, bagian utang kemudian BKK (voucer),

untuk memungkinkan bagian kasier mengisi cek sejumlah permintaan yang

diajukan oleh fungsi yang memerlukan pengeluaran kas.

Fungsi Kas

Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi ini bertanggung

jawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek

kepada kreditur via pos atau membayarkannya langsung kepada kreditur. Pada

umumnya pembayaran kepada kreditur dilakukan dengan pemindahbukuan. Jika

bank-bank dinegara kita telah dihubungkan dengan sistem komputer dalam

pelayanan clearing-nya, prosedur pembayaran dengan cek yang dikirim melalui

pos akan lebih mudah.

Fungsi Akuntansi

Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi akuntansi

bertanggung jawab atas:

1. Pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan.

Dalam struktur organisasi, fungsi ini berada ditangan Bagian Kartu

Persediaan dan Bagian kartu Biaya.

Page 32: SKRIPSI 1.pdf

2. Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau

register cek. Fungsi ini berada di tangan bagian jurnal.

3. Pembuatan BKK yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam

mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.

Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk melakukan verifikasi

kelengkapan kesahihan dokumen pendukung yang dipakai sebesar dasar

pembuatan BKK.

Fungsi Pemeriksaan Intern

Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi ini bertanggung

jawab untuk melakukan perhitungan kas secara periodik dan mencocokkan hasil

perhitungannya dengan dengan saldo kas menurut catatan akuntansi (rekening

kas pada buku besar). Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan

pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo kas yang ada di tangan dan

membuat rekonsiliasi bank secara periodik.

2.7 Sistem dana Kas Kecil

Menurut Mulyadi (2001:529) Penyelenggaraan dana kas kecil untuk

memungkinkan pengeluaran kas dengan uang tunai dapat diselenggarakan dengan

dua cara:

1. Sistem saldo berfluktuasi, dan

2. Sistem tetap

Dalam sistem saldo berfluktuasi, penyelenggaran dana kas kecil dilakukan dengan

prosedur sebagai berikut:

Page 33: SKRIPSI 1.pdf

1. Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening dana kas

kecil

2. Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening dana kas

kecil, sehingga setiap saat saldo rekening berfluktuasi

3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan

keperluan, dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil. Dalam

sistem ini saldo rekening dana kas kecil berfluktuasi dari waktu ke waktu.

Dalam imprest system, penyelenggaran dana kas kecil dilakukan dengan prosedur

sebagai berikut:

1. Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan

mendebit rekening dana kas kecil. Saldo rekening dana kas kecil ini tidak

boleh berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo

yang telah ditetapkan tersebut dinaikkan atau diturunkan.

2. Pengeluaran dana kas kecil dikumpulkan saja dalam arsip sementara yang

diselenggarakan oleh pemegang dana kas kecil.

3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah yang

tercantum dalam kumpulan bukti pengeluaran kas kecil. Pengisian kembali

dana kas kecil ini dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit

rekening biaya dan mengkredit rekening kas. Rekening dana kas kecil

tidak terpengaruh dengan pengeluaran dana kas kecil, dengan demikian

pengawasan terhadap dana kas kecil mudah dilakukan, yaitu dengan cara

periodik atau secara mendadak menghitung dana kas kecil. Jumlah uang

yang ada ditambah dengan permintaan pengeluaran kas kecil yang belum

Page 34: SKRIPSI 1.pdf

dipertanggungjawabkan dan bukti pengeluaran kas kecil, harus sama

dengan saldo rekening dana kas kecil yang tercantum dalam buku besar.

Baik dengan imprest system maupun dengan fluktuating fund-balance system,

penyelenggaraan dana kas kecil dilaksanakan melalui tiga prosedur yaitu:

1. Prosedur pembentukan dana kas kecil

2. Prosedur permintaan dan pertanggungjawaban pengeluaran dana kas kecil

3. Prosedur pengisian kembali dana kas kecil

Pembentukan dana kas kecil dimulai dengan adanya surat keputusan dari

direktur keuangan mengenai jumlah dana yang disisihkan ke dalam dana kas kecil

dan tujuan pembentukan dana tersebut. Pengeluaran dana kas kecil dimulai

dengan adanya permintaan pengeluaran dana kas kecil oleh pemakai yang

ditujukan kepada pemegang dana kas kecil. Pemakai dana kas kecil berkewajiban

mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil dengan membuat

pertanggungjawaban pengeluaran dana kas kecil yang dilampiri dengan bukti-

bukti pendukungnya. Dalam imprest sistem, bukti pengeluaran kas kecil dilampiri

dengan dokumen pendukungnya disimpan sementara oleh pemegang dana kas

kecil untuk digunakan nanti dalam pengisian kembali dana kas kecil. Dalam

sistem saldo berfluktuasi bukti pengeluaran kas kecil diserahkan pemegang dana

kas kecil ke bagian jurnal untuk dicatat dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil.

Jika dana kas kecil sudah menipis saldonya, pemegang dana kas kecil mengisi

formulir permintaan pengisian kembali kas kecil. Formulir ini dilampiri dengan

bukti-bukti pendukungnya dan dikirimkan ke bagian utang untuk diproses dalam

pengisian kembali dana kas kecil.

Page 35: SKRIPSI 1.pdf

2.7.1 Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem dana kas kecil adalah:

1. Bukti kas Keluar

2. Permintaan pengeluaran kas kecil

3. Bukti pengeluaran kas kecil

4. Permintaan pengisisan kembali kas keci

Bukti Kas Keluar

Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari fungsi akuntansi

kepada fungsi kas sebesar yang terrcantum dalam dokumen tersebut. Dalam

sistem dana kas kecil, dokumen ini diperlukan pada saat pembentukan dana kas

kecil dan pada saat pengisian kembali dana kas kecil.

Permintaan Pengeluaran Kas Kecil

Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk meminta uang ke

pemegang dana kas kecil. Bagi pemegang dana kas kecil, dokumen ini berfungsi

sebagai bukti telah dikeluarkannya dana kas kecil oleh pemegang dana kas kecil.

Dokumen ini diarsipkan oleh pemegang dana kas kecil menurut nama pemakai

dana kas kecil.

Bukti Pengeluaran Kas Kecil

Dokumen ini dibuat untuk pemakai dana kas kecil untuk

mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri

dengan bukti-bukti pengeluaran kas kecil dan diserahkan oleh pemakai dana kas

kecil kepada pemegang dana kas kecil. Dalam imprest system, bukti pengeluaran

kas kecil dilampiri dengan dokumen pendukungnya disimpan dalam arsip

Page 36: SKRIPSI 1.pdf

sementara oleh pemegang dana dana kas kecil untuk keperluan pengisisan

kembali dana kas kecil. Dalam imprest system tidak dilakukan pencatatan bukti

pengeluaran kas kecil dalam catatan akuntansi. Dalam fluktuating fund-balance

system, bukti pengeluaran kas kecil dilampiri dengan dokumen pendukungnya

diserahkan oleh pemegang dana kas kecil kepada fungsi akuntansi untuk dicatat

dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil.

Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil

Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada bagian

utang agar dibuatkan BKK guna pengisian kembali kas kecil. Dalam sistem dana

kas kecil dengan imprest system, jumlah yang diminta untuk pengisian kembali

dana kas kecil adalah sebesar jumlah uang tunai yang telah dikeluarkan sesuai

yang tercantum dalam bukti pengeluaran kas kecil yang dikumpulkan dalam arsip

pemegang dana kas kecil. Dalam sistem dana kas kecil dengan fluktuating fund-

balance system, pengisian kembali dana kas kecil tidak didasarkan pada jumlah

uang tunai yang telah dikeluarkan sesuai dengan bukti pengeluarran kas kecil,

namun sesuai dengan kebutuhan pengeluaran uang tunai yang diperkirakan oleh

pemegang dana kas kecil. Dengan demikian, jumlah pengisian kembali dana kas

kecil dalam fluktuating fund-balance system dapat lebih besar atau lebih kecil

daripada jumlah dana kas kecil yang telah dikeluarkan sesuai dengan jumlah yang

tercantum dalam bukti pengeluaran kas kecil.

2.7.2 Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam sistem dana kas kecil adalah:

1. Jurnal pengeluaran kas

Page 37: SKRIPSI 1.pdf

2. Register cek

3. Jurnal pengeluaran dana kas kecil

Jurnal Pengeluaran kas

Dalam sistem dana kas kecil, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat

pengeluaran kas dalam pembentukan dana kas kecil dan pengisian kembali dana

kas kecil. Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan dalam

jurnal pengeluaran kas adalah bukti kas keluar yang telah dicap lunas oleh fungsi

kas.

Register cek

Dalam sistem dana kas kecil, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat cek

perusahaan yang dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas

kecil.

Jurnal Pengeluaran Dana Kas Kecil

Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnal khusus.

Jurnal ini sekaligus berfungsi sebagai alat distribusi pendebitan yang timbul

sebagai akibat pengeluaran dana kas kecil.

2.7.3 Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem dana kas kecil adalah:

1. Fungsi kas

2. Fungsi akuntansi

3. Fungsi pemegang dana kas kecil

4. Fungsi yang memerlukan pembayaran tunai

5. Fungsi pemeriksaan intern

Page 38: SKRIPSI 1.pdf

Fungsi Kas

Dalam sistem dana kas kecil, fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi BKK,

memintakan otorisasi, dan menyerahkan BKK kepada pemegang dana kas kecil

pada saat pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian kembali dana kas

kecil

Fungsi akuntansi

Dalam sistem dana kas kecil, fungsi akuntansi bertanggungjawab atas:

1. Pencatatan pengeluaran kas kecil yang menyangkut biaya dan persediaan.

2. Pencatatan transaksi pembentukan dana kas kecil

3. Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran kas

atau register cek

4. Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran dana kas

kecil (fluktuating fund-balance system)

5. Pembuatan BKK yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam

mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.

Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk melakukan verifikasi

kelengkapan dan kesahihan dokumen pendukung yang dipakai sebagai

dasar pembuatan BKK

Fungsi pemegang dana kas kecil

Fungsi ini bertanggungjawab atas penyimpangan dana kas kecil, pengeluaran dana

kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk, dan

permintaan pengisian kembali dana kas kecil.

Page 39: SKRIPSI 1.pdf

Fungsi Pemeriksaan Intern

Dalam sistem kas, fungsi ini bertanggungjawab atas perhitungan dana kas kecil

secara periodik dan pencocokan hasil perhitungannya dengan catatan kas. Fungsi

ini juga bertanggungjawab atas pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo dana

kas kecil yang ada di tangan pemegang dana kas kecil.

2.8 Unsur-Unsur Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2001: 518) Unsur-unsur pengendalian intern adalah sebagai

berikut:

Organisasi

Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. Unsur sistem

pengendalian intern mengharuskan pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi

penyimpanan, agar data akuntansi yang tercatat dalam catatan akuntansi dijamin

keandalannya. Sistem kas, didalamnya ada fungsi penyimpanan kas yang

dipegang oleh bagian kasier harus dipisahkan dengan fungsi akuntansi kas yang

dipegang oleh bagian jurnal, yang menyelenggarakan register check atau jurnal

pengeluaran kas dan jurnal penerimaan kas. Dengan pemisahan ini, catatan

akuntansi yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi dapat berfungsi sebagai

pengawas semua mutasi kas yang disimpan oleh fungsi penyimpanan kas.

Transaksi pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian

kasier sejak awal sampai akhir. Unsur pengendalian intern mengharuskan

pelaksanaan setiap transaksi oleh lebih dari satu fungsi agar tercipta adanya

internal check. Dalam transaksi kas, bagian kasier adalah pemegang fungsi

Page 40: SKRIPSI 1.pdf

penerimaan kas, pengeluaran kas, dan fungsi penyimpanan kas. Transaksi

penerimaan kas dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi penerimaan kas, dan

fungsi akuntansi. Transaksi pengeluaran kas dilaksanakan oleh fungsi pembelian,

penerimaan barang, fungsi akuntansi, dan fungsi pengeluaran kas. Dengan

pelaksanaan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas oleh oleh lebih dari satu

fungsi ini, kas perusahaan terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat

dalam catatan akuntansi dapat dijamin ketelitiannya.

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

Pengeluaran kas Harus Mendapat Otorisasi dari Pejabat yang Berwenang

Transaksi pengeluaran kas diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dengan

menggunakan dokumen BKK. Berdasarkan BKK ini kas perusahaan berkurang

dan catatan akuntansi dimutakhirkan.

Pembukuan dan Penutupan Rekening Bank Harus Mendapatkan

Persetujuan dari Pejabat yang Berwenang. Sistem pengendalian intern

mengharuskan setiap pembukaan dan penutupan rekening bank mendapatkan

persetujuan dari manajemen puncak. Rekening giro perusahaan di bank

merupakan sarana untuk menerima dan mengeluarkan perusahaan, jika terjadi

pembukaan dan penutupan rekening giro di bank tanpa otorisasi dari pejabat yang

berwenang, akan terbuka kemungkinan penyaluran penerimaan kas perusahaan ke

rekening giro yang tidak sah dan pengeluaran kas perusahaan untuk kepentingan

pribadi karyawan.

Page 41: SKRIPSI 1.pdf

Pencatatan dalam Jurnal Pengeluaran Kas Harus Didasarkan atas BKK

yang Telah Mendapat Otorisasi dari Pejabat Berwenang dan dengan

dilampiri dengan Dokumen yang Lengkap. Sistem pengendalian intern

mengaruskan setiap pencatatan ke dalam catatan akuntansi didasarkan pada

dokumen sumber yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dan yang

dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap yang telah diproses melalui

sistem otorisasi yang berlaku.

Praktik yang Sehat

Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian

atau penggunaan yang tidak semestinya. Dalam sistem kas, seperti yang

digambarkan diatas, saldo kas yang ada ditangan adalah berupa dana kas kecil dan

penerimaan kas dari penjualan tunai dan dari piutang yang belum disetor ke bank.

Saldo kas ini perlu dilindungi dari kemungkinan pencurian dengan cara

menyimpannya dalam lemari besi dan menempatkan kasir di suatu ruangan yang

terpisah.

Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus

dibubuhi cap lunas oleh bagian kasir setelah transaksi pengeluaran kas di

lakukan. Dalam transaksi pengeluaran kas, BKK dibuat oleh fungsi akuntansi

setelah dokumen pendukungnya lengkap. BKK ini merupakan dokumen perintah

pengeluaran kas dari pejabat yang berwenang kepada fungsi keuangan. Oleh

karena itu untuk menghindari penggunaan dokumen pendukung lebih dari satu

kali sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar, fungsi keuangan harus

Page 42: SKRIPSI 1.pdf

membubuhkan cap lunas pada BKK beserta dokumen pendukungnya, segera

setelah pengiriman cek kepada kreditur dilakukan.

Penggunaan Rekening Koran Bank, yang Merupakan Informasi dari Pihak

Ketiga, untuk Mengecek Ketelitian Catatan Kas oleh Fungsi yang Tidak

Terlibat dalam Pencatatan dan Penyimpanan Kas. Transaksi penerimaan dan

pengeluaran kas melibatkan fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi

akuntansi. Untuk menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi yang dicatat

dalam register cek dan jurnal penerimaan kas, dalam sistem kas dapat dirancang

penggunaan rekening koran bank sebagai alat untuk mengawasi catatan kas

perusahaan. Rekening koran bank yang diterima secara periodik oleh perusahaan

digunakan untuk mengecek ketelitian register cek dan jurnal penerimaan kas

dalam kegiatan kas yang disebut rekonsiliasi bank. Sistem pengendalian intern

mengharuskan rekonsiliasi bank ini dilakukan oleh fungsi pemeriksaan intern

yang merupakan pihak yang menyelenggarakan catatan kas dan tidak memegang

fungsi penyimpanan kas.

Semua Pengeluaran Kas harus dilakukan dengan Cek Atas Nama

Perusahaan Penerima Pembayaran atau dengan Pemindahbukuan.

Pembayaran dengan cek dapat dilakukan dengan dua cara: dengan menuliskan

kata tunai dan dengan menuliskan nama penerima cek yang dituju. Cek dengan

cara pertama disebut cek atas unjuk, yaitu cek tersebut dapat diuangkan oleh siapa

saja yang dapat menunjukkan cek tersebut ke bank. Cek yang dihasilkan dengan

cara kedua disebut cek atas nama, yaitu cek yang hanya dapat diuangkan oleh

orang atau perusahaan yang namanya tercantum dalam cek tersebut. Pembayaran

Page 43: SKRIPSI 1.pdf

melaui bank dapat pula dilakukan dengan pemindahbukuan dana dari rekening

giro perusahaan pembayar ke rekening giro perusahaan penerima.

Jika Pengeluaran kas Hanya Menyangkut Jumlah yang Kecil, pengeluaran

ini dilakukan melalui Dana Kas Kecil, yang Akuntansinya diselenggarakan

dengan imprest system. Seperti telah dijelaskan diatas, agar catatan akuntansi

kas perusahaan dapat diawasi ketelitian dan keandalannya dengan menggunakan

jasa pihak luar yang bebas, setiap penerimaan dan pengeluaran kas harus

melibatkan bank. Untuk itu setiap penerimaan kas harus segera disetor ke bank,

dan setiap pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek. Pengeluaran kas yang

jumlahnya relatif kecil, dilakukan melaui dana kas kecil yang penyelenggaraannya

dengan inprest system.

Secara Periodik Diadakan Pencocokan Jumlah Fisik Kas yang ada di Tangan

dengan jumlah Kas Menurut Catatan. Perhitungan fisik kas yang ada ditangan

perusahaan harus dilakukan secara periodik untuk mencegah karyawan

perusahaan menggunakan kesempatan penyelewengan penggunaan kas.

Perhitungan fisik kas dilakukan terhadap jumlah kas yang belum disetor ke bank

dan saldo kas kecil yang ada ditangan perusahaan pada saat tertentu. Besarnya

saldo dana kas kecil yang dihitung harus sama dengan saldo kas kecil yang telah

dikeluarkan namun belum diganti.

Kas yang Ada ditangan dan Kas yang Ada diperjalanan diasuransikan dari

Kerugian. Jika kas yang ada ditangan dan yang ada diperjalanan jumlahnya

relatif besar, sehingga diperkirakan akan timbul kerugian yang besar jika terjadi

Page 44: SKRIPSI 1.pdf

perampokan atau pencurian, perusahaan sebaiknya menutup asuransi untuk

menghindari risiko kerugian tersebut.

Kasir diasuransikan

Untuk menghindari kerugian akibat penyelenggarakan kas yang dilakukan oleh

karyawan yang diserahi tugas sebagai penyimpanan kas, karyawan tersebut perlu

diasuransikan. Kasir diasuransikan menjamin penggantian atas kerugian yang

timbul sebagai akibat penyelewengan yang dilakukan oleh kasir.

Kasir dilengkapi dengan Alat-alat yang Mencegah Terjadinya Pencurian

Terhadap Kas yang Ada Ditangan (misalnya mesin register kas, almari besi,

strong room).

Untuk menjaga fisik kas yang ada ditangan, bagian kasir harus diberi

perlengkapan yang memadai. Umumnya setiap perusahaan menempatkan bagian

kasir dalam suatu ruangan yang tidak setiap karyawan diperkenankan melakukan

akses ke dalamnya, tanpa ijin, dari pejabat yang berwenang. Mesin register kas,

almari besi dan strong room merupakan perlengkapan yang biasanya disediakan

bagi kasir untuk melindungi kas yang ada ditangan perusahaan.

Semua Nomor Cek Harus dipertanggungjawabkan Oleh Bagian Kasir

Formulir cek berfungsi sebagai perintah kepada bank untuk membayarkan

sejumlah uang perusahaan kepada orang tertentu atau kepada pembawa cek,

tersebut, maka penggunaan cek diawasi dengan mengontrol penggunaan nomor

urut cek tersebut. Setiap nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh bagian

kasir, karena bagian ini bertugas untuk mengisi cek dan memintakan otorisasi atas

cek tersebut.

Page 45: SKRIPSI 1.pdf

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah berdirinya Perusahaan

Kia Motors adalah perusahaan otomotif dunia yang dibesarkan dan

didirikan oleh Korea Selatan. Kia Motors juga telah bekerjasama dengan Hyundai

Motor Company. Kia Motors masuk ke Indonesia pada tahun 1999 dengan Agen

Tunggal Pemegang Merk (ATPM) PT. Kia Mobil Indonesia (KMI). Motto Kia

Motors adalah The Power To Surprise". Kia berdiri pada tahun 1944 di Seoul

Korea Selatan. Dulunya, Kia memproduksi truk roda tiga. Pada tahun 1992, Kia

memproduksi Truk kecil dengan nama Ceres. Pada tahun 1998, Saat krisis

ekonomi, Kia motors mengalami kebangkrutan . Namun akhirnya bangkit kembali

setelah sahamnya dibeli oleh Hyundai Motors. Kia adalah singkatan dari "Korean

International Automotive" atau "Korea Industrial Autocar". atau dalam bahasa

koreanya adalah Terbit di Asia"

PT. KIA Mobil Indonesia didirikan pada tanggal 16 Desember 1999,

sebagai distributor kendaraan CBU merek KIA, dan diresmikan sebagai

distributor resmi oleh Kia Motors Corp. Korea (principal KIA) pada tanggal 17

April 2000. Diawal beroperasinya PT KIA Mobil Indonesia memasarkan Carnival

& Sportage yang diikuti dengan tipe – tipe lainnya seperti Shuma, Carens, Visto

hingga kini Picanto dan Travello.

33

Page 46: SKRIPSI 1.pdf

Untuk meningkatkan kualitas produk dan distribusi ke masyarakat PT KIA

Mobil Indonesia mengembangkan sayap dengan mendirikan PT Kia Indonesia

Motor pada 6 September 2001 yang memproduksi unit KIA dalam bentuk CKD,

hal ini diawali dengan memproduksi Carens II dengan Pregio dan kini dilanjutkan

dengan memproduksi Big Up dan Travello. Hingga saat ini Kia Mobil Indonesia

telah memiliki 12 Kantor Cabang, 33 Dealer serta 39 Bengkel Resmi juga Parts

Centre serta Kia Used Car. Dengan karyawan sebanyak 757 orang PT KIA Mobil

Indonesia berusaha untuk terus eksis dibidang otomotif.

Beberapa acara penting yang dialami perusahaan adalah sebagai berikut :

1999 Kia Mobil didirikan

2000 Kia Mobil diresmikan sebagai distributor resmi oleh KIA MOTORS

CORP. KOREA

2000 Peluncuran Kia Carnival, Carens, Kia Sportage, Shuma

2001 Peluncuran Rio, Visto & Pregio

2002 Peluncuran Visto Zip Drive

2003 Peluncuran Carens II & Kia Picanto

2004 Peluncuran New Pregio

2005 Peluncuran Big Up & Pride

Page 47: SKRIPSI 1.pdf

2006 Peluncuran Picanto Sporty & Travello

2007 Peluncuran New Picanto

PT. KIA MOBIL INDONESIA - Cabang Surabaya berdiri pada October

2005, berkantor di jalan Raya Jemursari No.175 sudah berjalan selama lebih dari

4 tahun. Produk yang ditawarkan sangat variatif, yaitu dari mobil keluarga yang

berukuran besar seperti KIA carnival hingga city car seperti new Picanto,

berbagai macam produk yang ditawarkan ini merupakan salah satu cara

perusahaan menarik daya beli pelanggan setia PT. KIA MOBIL INDONESIA.

Kami selalu melakukan inovasi-inovasi baru untuk memenuhi permintaan pasar

yang berubah-ubah. PT. KIA MOBIL INDONESIA cabang Surabaya melayani

pesanan dari Surabaya dan sekitarnya, khususnya di daerah Jawa Timur.

Rintangan dan hambatan coba diselesaikan dengan baik agar perusahaan ini dapat

terus berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan.

3.2 Visi dan misi Perusahaan

Visi:

Menjadi perusahaan otomotif yang paling sukses dan dihormati di kawasan Asia

Tenggara dengan memberikan pengalaman terbaik dalam kepemilikan kendaraan.

Misi:

1. Secara berkesinambungan menyediakan produk dan jasa yang berkualitas

tinggi serta memenuhi kebutuhan pelanggan melalui program pemasaran

yang terbaik

Page 48: SKRIPSI 1.pdf

2. Mengembangkan karyawan yang berkompeten dengan menciptakan

lingkungan kerja yang baik untuk mendukung tercapainya kepuasan

pelanggan

3. Memperkuat kolaborasi dengan produsen, dealer utama dan dealer-dealer

melalui komunikasi dan kerjasama yang lebih baik

4. Untuk mengembangkan operasi perusahaan yang sehat dalam segala

aspek, misalnya pemenuhan peraturan, lingkungan dan lain-lain.

Page 49: SKRIPSI 1.pdf

3.3 Struktur Organisasi

Gambar 3.1

Struktur Organisasi PT. KIA MOBIL INDONESIA - CABANG SURABAYA

Sumber : PT. KIA MOBIL INDONESIA - CABANG SURABAYA

Page 50: SKRIPSI 1.pdf

3.4 Job Description

Adapun job description pada PT. KIA MOBIL INDONESIA - CABANG

SURABAYA adalah sebagai berikut :

Tugas Kepala Cabang adalah :

1. Kepala Cabang Bertanggung jawab penuh dalam memimpin jalannya

operasi Cabang, baik pada di bengkel maupun showroom, dalam rangka

menuju tercapainya tujuan Perusahaan

2. Memimpin pelaksanaan pekerjaan Cabang

3. Menggunakan semua materi dan sumber daya yang tersedia secara efektif

dan efisien dalam rangka melaksanakan kegiatan perusahaan.

4. Menyampaikan laporan-laporan bulanan kepada Direksi Perusahaan

mengenai pelaksanaan kegiatan usaha Cabang

5. Menyusun rencana kerja sesuai dengan program kerja Perusahaan.

6. Membina dan memotivasi karyawan dalam rangka peningkatan

produktifitas dan pengembangan karir karyawan.

Tugas Kepala Bengkel adalah:

1. Menyusun, mengatur, dan mengawasi kegiatan pemeliharaan dan reparasi

dan mesin-mesin peralatan bengkel agar tidak mengganggu jalannya

operasi perusahaan.

2. Mengajukan permintaan pembelian suku cadang dan kebutuhan-kebutuhan

lainnya yang diperlukan untuk pemeliharaan dan mereparasi semua

peralatan bengkel

Page 51: SKRIPSI 1.pdf

3. Bertanggung jawab atas penggunaan suku cadang dan biaya - biaya yang

terjadi sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan

reparasi.

4. Mengadakan pencatatan mengenai besarnya biaya yang dikeluarkan oleh

masing-masing peralatan bengkel.

5. Memeriksa kerusakan yang timbul dan menentukan suku cadang yang

diperlukan untuk memperbaiki kerusakan tersebut.

6. Menjaga disiplin kerja dan menilai prestasi kerja karyawan secara berkala.

Tugas Service Advicer:

Orang yang bertugas melayani pelanggan yang akan melakukan service mobil di

PT. KIA MOBIL INDONESIA - Cabang Surabaya.

Tugas Kepala Regu:

Orang yang bertugas untuk mengkoordinator para mekanik dalam memperbaiki

mobil yang rusak atau dalam rangka service berkala di bengkel.

Tugas Part koordinator / counter:

Orang yang bertugas dalam mengurus administrasi yang berhubungan dengan

sparepart yang ada di bengkel.

Tugas Part local / supply:

Orang yang bertugas sebagai asisten part koordinator/ counter

Tugas Toolman:

Orang yang bertugas mengurus semua perlengkapan bengkel serta

bertanggungjawab dalam penggunaan alat-alat bengkel oleh mekanik.

Page 52: SKRIPSI 1.pdf

Tugas Mekanik:

Orang yang bertugas memperbaiki mobil sesuai keluhan pelanggan atas kerusakan

mobil atau pada saat service berkala.

Tugas Aministrasion Head:

Orang yang bertugas dalam mengontol semua kegiatan perusahaan yang

berhubungan dengan keuangan, menyetujui semua pengeluaran dan penerimaan

kas perusahaan, serta membuat laporan keuangan showroom.

Tugas admin showroom:

Orang yang bertugas dalam mengurus semua administrasi yang berhubungan

dengan persediaan yang ada di showroom, mengurus pembuatan STNK dan

BPKB mobil, serta stok unit barang atau persediaan.

Tugas Kasier:

Orang yang bertanggungjawab atas pengeluaran dan penerimaan kas perusahaan

dan bank serta membuat semua jurnal transaksinya.

Tugas Marketing support:

Orang yang bertanggung jawab atas penjualan semua produk yang ada di

showroom cabang surabaya, Mengkoordinasi semua sales

Tugas Sales Supervisor:

1. Mengelola dan mengawasi tim salesman untuk memastikan pencapaian

target penjualan dan distribusi produk di areanya (Supervisory Role)

2. Mengembangkan distribusi produk secara jangka panjang dengan

mengembangkan infrastruktur penjualan sesuai dengan yang dibutuhkan

3. Bekerja sama dengan para distributor untuk memastikan

Page 53: SKRIPSI 1.pdf

Tugas Salesman:

Orang yang menjual barang dagangan yang ada di perusahaan.

Tugas Driver:

Orang yang bertugas sebagai supir untuk keperluan operasional perusahaan

Tugas Office boy:

Orang yang bertugas menyiapkan makanan, minuman perusahaan serta

membersihkan kantor.

Tugas Security:

Orang yang bertugas sebagai keamanan di Perusahaan.

3.5 Profil Produk

Produk yang dijual oleh PT.KIA MOBIL INDONESIA adalah mobil, macam-

macam mobil yang dijual adalah sebagai berikut:

1. Picanto

2. Pride

3. Carens

4. Sedona

5. Sorento

6. Sportage

7. Travello

8. Bigup

9. Pregio

Page 54: SKRIPSI 1.pdf

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Sistem Pengeluaran Kas Perusahaan

4.1.1 Deskripsi Sistem pengeluaran kas PT KIA MOBIL INDONESIA

cabang Surabaya

Pengeluaran kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu:

pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem pendanaan kas kecil dan

dengan cek. Transaksi pengeluaran kas dari kas kecil dilakukan apabila ada

permintaan pengeluaran kas dibawah Rp. 500.000, contoh pengeluaran kas

melalui dana kas kecil yaitu pembelian bensin display serta persediaan

perlengkapan kantor yang sudah habis.

Transaksi pengeluaran kas yang dilakukan dengan menggunakan cek / BG

(Bilyet Giro) dilakukan apabila ada permintaan pengeluaran kas diatas Rp.

500.000, contoh pengeluaran kas melalui cek adalah pembelian persediaan oli

mobil dalam jumlah yang besar serta sparepart mobil. Pengeluaran kas dengan

cek tidak bisa langsung diberikan, contoh pada tangaal 10 Desember 2009

supplier datang ke perusahaan untuk meminta cek, bagian kasier hanya

memberikan tanda terima kepada supplier dan 2 minggu kemudian tanggal 24

Desember 2009 supplier datang kembali untuk mengambil cek tersebut. Pihak

yang bersangkutan dari perusahaan yang akan memberitahukan kepada suplier

bahwa ceknya sudah dapat diambil. Jangka waktu kembalinya tanda terima cek

juga ditentukan oleh perusahaan.

42

Page 55: SKRIPSI 1.pdf

4.1.2 Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas melalui kas

kecil adalah:

4. Bukti Pengeluaran Kas Kecil

5. Voucher Pengeluaran uang kas

Bukti Pengeluaran Kas Kecil

Dokumen ini dibuat untuk pemakai dana kas kecil untuk

mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil. Bukti pengeluaran kas kecil

diserahkan oleh pemakai dana kas kecil kepada pemegang dana kas kecil di

perusahaan yaitu kasier. Sitem dana kas kecil yang digunakan perusahaan adalah

Imprest system. Dalam sistem dengan imprest system, bukti pengeluaran kas kecil

disimpan dalam arsip sementara oleh pemegang dana dana kas kecil sebagai bukti

telah dikeluarkannya dana kas kecil.

Voucher Pengeluaran Uang Kas

Dokumen ini dibuat oleh kasir dan digunakan sebagai bukti pengeluaran kas kas.

Dokumen ini berisi nama orang yang meminta pengeluaran kas dilakukan, nomor

voucher, tanggal voucher, jumlah uang yang dikeluarkan, nama rekening, nomor

rekening, dan disertai sistem otorisasi dari pihak-pihak yang bersangkutan.

4.1.3 Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam pengeluaran kas adalah:

1. Jurnal Pengeluaran Kas

2. Laporan Harian Kas

Page 56: SKRIPSI 1.pdf

Jurnal Pengeluaran Kas

Jurnal pengeluaran kas perusahaan dilakukan setelah kasier membuatkan voucher

yang telah diisi dan diotorisasi oleh pihak perusahaan yang berwenang. Dokumen

sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas

adalah voucher pengeluaran uang kas yang telah dicap lunas oleh fungsi kas.

Contoh jurnal pengeluaran kas dengan dana kas kecil adalah sebagai berikut:

1. Pengeluaran kas berupa bensin

D: Biaya BBM xxx

K: Kas xxx

2. Pengeluaran kas berupa ATK perusahaan

D: Biaya ATK xxx

K: Kas xxx

3. Pengeluaran kas berupa Iuran RT

D: Iuran RT xxx

K: Kas xxx

4. Pengeluaran kas berupa biaya listrik

D: PLN xxx

K: Kas xxx

5. Pengeluaran kas berupa biaya air

D: PDAM xxx

K: Kas xxx

Page 57: SKRIPSI 1.pdf

6. Pengeluaran kas berupa biaya telepon

D: Telepon xxx

K: Kas xxx

Laporan Harian Kas

Laporan harian kas dilakukan setiap hari oleh kasier. Laporan ini merupakan

rekapitulasi pengeluaran kas perusahaan yang telah dilakukan selama sehari.

Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan dalam laporan kas harian

adalah voucher pengeluaran uang kas.

4.1.4 Fungsi yang terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan kas kecil

adalah

5. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas.

6. Fungsi kas

7. Fungsi Otorisasi

Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas

Fungsi ini ditangani oleh semua bagian yang memerlukan pengeluaran kas, fungsi

ini bertanggungjawab apabila suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas, maka

fungsi tersebut mengajukan permintaan pengeluaran kas kepada fungsi kasier,

dimana nantinya fungsi kasier mengisi voucher pengeluaran uang kas, dan juga

yang memintakan otorisasi kepada pihak yang berwenang, setelah diotorisasi

kemudian kasier mengeluarkan sejumlah uang yang diminta.

Page 58: SKRIPSI 1.pdf

Fungsi Kas

Fungsi ini ditangani oleh bagian kasier, fungsi ini bertanggungjawab atas

penerimaan dan pengeluaran kas, mengisi voucher pengeluaran uang kas, setelah

itu kasier memintakan otorisasi terhadap bukti pengeluaran kas kepada

Administrasion Head (ADH), dan kepala cabang. Fungsi ini merangkap tugas

membuat jurnal pengeluaran kas yang seharusnya dibuat oleh fungsi akuntansi.

Fungsi Otorisasi

Fungsi ini ditangani dua bagian, yaitu bagian Administration head (ADH) dan

Kepala cabang. Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyetujui semua

penerimaan dan pengeluaran kas serta mengotorisasi semua dokumen pengeluaran

kas yang dilakukan pada PT. KIA MOBIL INDONESIA - Cabang Surabaya.

4.2 Sistem Pengeluaran Kas dengan Cek pada PT. KIA MOBIL

INDONESIA - Cabang Surabaya

4.2.1 Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas melallui cek

adalah:

1. Bukti Pengeluaran Uang (credit voucher)

2. Cek

3. Tanda terima

4. Purchase Order ( Jika diperlukan)

Bukti Pengeluaran Uang

Dokumen ini dibuat oleh kasir dan digunakan sebagai bukti pengeluaran uang

dengan menggunakan cek. Dokumen ini berisi nama orang yang meminta

Page 59: SKRIPSI 1.pdf

pengeluaran cek dilakukan, nomor bukti pengeluaran uang, tanggal bukti

pengeluaran uang, jumlah uang yang dikeluarkan, nama rekening,nomor rekening,

dan disertai sistem otorisasi dari pihak-pihak yang bersangkutan.

Cek

Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan

pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum

pada cek. Cek yang dibuat oleh perusahaan adalah cek atas unjuk yang

didalamnya ada nama perusahaan atau nama orang yang bersangkutan, hal ini

dilakukan agar dapat meminimalisir penyelewengan atau kecurangan yang dapat

terjadi.

Tanda Terima

Dokumen ini dibuat rangkap dua. Satu untuk bagian kasier, satu untuk orang yang

menerima cek tersebut. Dokumen ini dibuat oleh kasier dengan persetujuan dari

pejabat yang berhubungan dengan pengeluaran kas dengan cek, yaitu kepala

administrasi dan kepala cabang. Cek tidak dapat langsung diberikan pada saat ada

yang meminta pengeluaran kas dengan cek, butuh waktu 2-3 minggu dalam

penyerahan cek tersebut kepada pihak yang bersangkutan. Jangka waktu

dikeluarkannya cek ditentukan oleh perusahaan, apabila cek sudah dapat

dicairkan, maka pihak perusahaan yang akan menelpon pihak yang menerima cek.

Purchase Order (PO)

Purchase Order (PO) merupakan dokumen permintaan pembelian suatu barang.

Perusahaan mengeluarkan PO apabila perusahaan tidak memiliki barang yang

diminta oleh pelanggan. Contoh barang yang tidak dimiliki oleh perusahaan

Page 60: SKRIPSI 1.pdf

adalah kaca film, power window, dan aksesoris mobil lainnya. Dokumen ini

dilampiri dengan voucher pengeluaran kas. Dokumen ini dibuat oleh fungsi

administrasi. PO dibuat 2 rangkap yang dipegang oleh kasier dan pihak yang

bersangkutan atas pembelian barang. PO diotorisasi oleh kepala administrasi dan

kepala cabang.

PT. KIA Mobil Indonesia Cabang Surabaya dalam transaski pengeluaran

kas dengan cek dapat menggunakan dokumen Purchase Order (PO), bisa juga

tidak, perusahaan menggunakan dokumen PO apabila perusahaan tidak memiliki

persediaan yang diminta oleh pelanggan. Dokumen ini tidak dilakukan apabila

perusahaan tidak membeli persediaan dari luar perusahaan, contoh pembayaran

PLN, PDAM, dan Telepon yang jumlahnya diatas Rp. 500.000, maka dokumen

PO tidak dipakai.

4.2.2 Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam pengeluaran kas dengan cek adalah:

1. Jurnal Pengeluaran Kas

2. Laporan Mingguan Cek

Jurnal Pengeluaran Kas

Jurnal pengeluaran kas perusahaan dilakukan setelah kasier membuatkan bukti

pengeluaran uang yang telah diisi dan diotorisasi oleh pihak perusahaan yang

berwenang. Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan dalam

jurnal pengeluaran kas adalah bukti pengeluaran uang.

Page 61: SKRIPSI 1.pdf

Contoh jurnal pengeluaran kas dengan cek tanpa dokumen PO adalah:

1. Pengeluaran kas untuk biaya listrik

D: PLN xxx

K: Bank xxx

2. Pengeluaran kas untuk biaya air

D: PDAM xxx

K: Bank xxx

3. Pembayaran kas untuk telepon

D: Telepon xxx

K: Bank xxx

Contoh jurnal pengeluaran kas dengan cek dengan dokumen PO adalah:

1. Pengeluaran kas untuk pembelian aksesoris mobil (kaca mobil)

D: Biaya yang harus dibayar xxx

K: BCA xxx

2. Pengeluaran kas untuk pembelian aksesoris mobil (power window)

D: Sublet jasa xxx

K: BCA xxx

Laporan Mingguan Cek

Laporan ini sama halnya dengan laporan kas harian namun pembuatannya

dilakukan setiap satu minggu sekali, karena pengeluaran uang dengan cek tidak

dilakukan setiap hari, namun setiap ada pengeluaran kas dengan cek langsung di

Page 62: SKRIPSI 1.pdf

buat laporannya di komputer dan dilakukan konfirmasi kepada pihak bank yang

bersangkutan dengan perusahaan yaitu Bank BCA dan Bank Jatim. Setiap terjadi

pengeluaran kas dengan cek atau BG (Bilyet Giro) kasier yang melakukan

konfirmasi kepada pihak bank, setelah itu kasier dapat mengetahui apa saja

transaksi yang dilakukan perusahaan dengan cek atau BG karena hanya kasier

yang mengetahui kata sandi dari bank yang bersangkutan.

4.2.3 Fungsi yang terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah

1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas

2. Fungsi kasier

3. Fungsi Otorisasi

Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas

Fungsi ini ditangani oleh semua bagian yang memerlukan pengeluaran uang.

Fungsi ini bertanggungjawab apabila suatu fungsi memerlukan pengeluaran uang,

maka fungsi tersebut mengajukan permintaan pengeluaran uang dengan cek

kepada fungsi kasier, dimana nantinya fungsi kasier mengisi bukti pengeluaran

uang, dan juga kasier yang memintakan otorisasi kepada pihak yang berwenang,

setelah diotorisasi barulah kasier membuatkan tanda terima pengeluaran cek.

Fungsi Kas

Fungsi ini ditangani oleh bagian kasier. Fungsi ini bertangggungjawab atas

penerimaan dan pengeluaran uang, mengisi bukti pengeluaran uang (credit

voucher) , setelah itu kasier memintakan otorisasi atas pengeluaran uang dengan

cek kepada Administrasion Head (ADH), dan Kepala Cabang, setelah disetujui

Page 63: SKRIPSI 1.pdf

maka kasier akan membuatkan tanda terima penyerahan cek sebanyak 2 rangkap,

satu diberikan kepada penerima cek dan yang satunya dipegang oleh kasier.

Setelah cek siap maka diberikan kepada penerima cek lalu ksier membuatkan

jurnal pengeluaran kasnya. Fungsi ini berperan ganda menjadi kasier sekaligus

administrasi, karena seharusnya fungsi administrasi yang membuat jurnal

pengeluaran kas, namun pada perusahaan ini fungsi tersebut tidak dipisah.

Fungsi Otorisasi

Fungsi ini ditangani dua bagian, yaitu bagian Administration Head (ADH) dan

Kepala Cabang. Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyetujui semua

pengeluaran kas perusahaan serta mengotorisasi semua dokumen pengeluaran kas

yang dilakukan pada PT. KIA MOBIL INDONESIA - Cabang Surabaya.

4.3 Unsur - Unsur dalam Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern di PT. KIA Mobil Indonesia Cabang Surabaya

sudah menerapkan unsur-unsur pengendalian intern, yaitu struktur organisasi,

sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, praktek yang sehat serta pegawai yang

cakap. Hal ini dikarenakan penulis telah melakukan wawancara kepada bagian

kasier perusahaan ( dilampirkan dengan kuisioner) tentang bagaimana penerapan

sistem pengendalian intern di di PT. KIA Mobil Indonesia Cabang Surabaya.

4.3.1 Struktur Organisasi

Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. Pada struktur organisasi di

PT. KIA MOBIL INDONESIA - Cabang Surabaya sudah dipisahkan antara

bagian kasier dan administrasi, namun pada kenyataannya kasier merangkap tugas

menjadi admininstrasi yaitu membuat jurnal semua penerimaan dan pengeluaran

Page 64: SKRIPSI 1.pdf

kas, bagian akuntansi di perusahaan tidak bertugas membuat jurnal pengeluaran

kas melainkan lebih mengurus semua administrasi yang berhubungan dengan

persediaan yang ada di showroom, pembuatan STNK dan BPKB mobil, serta stok

unit barang atau persediaan perusahaan. Perangkapan fungsi ini sebaiknya tidak

dilakukan pada perusahaan karena dapat menimbulkan kesempatan bagi karyawan

untuk berbuat kecurangan.

Fungsi kas tidak terpisah dari fungsi pemegang dana kas kecil. Perusahaan

tidak memisahkan fungsi kas dengan fungsi pemegang dana kas kecil. Hal ini

dikarenakan fungsi kas bertanggungjawab atas penerimaan dan pengeluaran kas,

maka fungsi kas juga memegang dana kas kecil dimana dana kecil tersebut

dibutuhkan oleh perusahaan, yaitu apabila ada transaksi pengeluaran kas dengan

kas kesil yaitu dibawah nominal Rp. 500.000 .

Transaksi pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian

kasier sejak awal sampai akhir. Unsur pengendalian intern mengharuskan

pelaksanaan setiap transaksi oleh lebih dari fungsi agar tercipta adanya internal

check. Dalam transaksi kas di perusahaan, bagian kasier adalah pemegang fungsi

penerimaan kas, pengeluaran kas, dan fungsi penyimpanan kas dan fungsi

administrasi. Misalnya terjadi transaksi pengeluaran kas pembelian bensin maka

dilaksanakan oleh fungsi kas dan fungsi otorisasi. Dengan pelaksanaan transaksi

penerimaan dan pengeluaran kas oleh lebih dari satu fungsi ini, kas perusahaan

terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat dalam catatan akuntansi

dapat dijamin ketelitiannya.

Page 65: SKRIPSI 1.pdf

4.3.2 Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.

Transaksi pengeluaran kas diperusahaan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang

yaitu kasier, administrasi, kepala administrasi, dan kepala cabang. Otorisasi

tersebut menggunakan dokumen bukti pengeluaran uang dan voucher

pengeluaran uang kas. Berdasarkan dokumen tersebut kas perusahaan berkurang

dan catatan akuntansi dimutakhirkan.

Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan

dari pejabat yang berwenang. Pengeluaran uang perusahaan yang melibatkan

bank adalah dengan cek atau BG, sebelum cek atau BG di buat maka harus

diotorisasi oleh pejabat yang berwenang yaitu Administration Head (ADH) dan

kepala cabang. Apabila ada penutupan rekening bank juga harus mendapat

otorisasi oleh pejabat yang berwenang agar tidak terjadi kecurangan yang

dilakukan oleh karyawan perusahaan yang tidak bertanggungjawab.

Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas harus didasarkan atas bukti

pengeluaran uang dan voucher pengeluaran uang kas yang telah mendapat

otorisasi dari pejabat berwenang dan dengan dilampiri dengan dokumen

yang lengkap. Setiap terjadi transaksi pengeluaran kas, kasier mengisi bukti

pengeluaran uang atau voucher pengeluaran uang kas setelah itu kasier meminta

otorisasi dari pejabat yang berwenang, kemudian kasier membuat jurnal

pengeluaran kas yang bersumber dari dokumen yang telah diotorisasi.

Page 66: SKRIPSI 1.pdf

4.3.3 Praktek yang Sehat

Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian

atau penggunaan yang tidak semestinya. Kasier sebagai pemegang dana kas

kecil maupun dari penerimaan kas dilengkapi dengan lemari besi atau

brankas.Tempat itu digunakan untuk menyimpan uang tunai serta melindungi kas

dari kemungkinan kecurangan yang terjadi. Kasir tidak menempati satu ruangan

yang terpisah melainkan dalam satu ruangan terdapat 3 bagian yaitu kasier,

administrasi dan kepala administrasi. Pada sistem pengendalia intern sebaiknya

kasier mempunyai ruangan sendiri dan tidak sembarang orang dapat mengakses

ruangan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyimpangan-

penyimpangan serta pencurian uang kas perusahaan.

Dokumen dasar dan dokumen pendukung transasksi pengeluaran kas

dibubuhi cap lunas oleh bagian kasier. Dokumen dasar pengeluaran kas adalah

bukti pengeluaran uang dan voucher pengeluaran kas, sedangkan dokumem

pendukung transaksi pengeluaran kas adalah kwitansi, atau purchase order yang

telah diototisasi oleh pejabat yang berwenang dari perusahaan. Dokumen tersebut

dibubuhi cap lunas agar kasier dapat membedakan dokumen yang sudah terjadi

dengan dokumen yang belum terjadi.

Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan

penerima pembayaran atau dengan pemindahbukuan. Pembayaran dengan

cek dapat dilakukan dengan dua cara: cek atas unjuk dan cek atas nama.

Perusahaan hanya mebuat cek atas nama, hal ini dilakukan demi menjaga

Page 67: SKRIPSI 1.pdf

keamanan cek dari pihak-pihak yang mungkin melakukan kecurangan. Dengan

menggunakan cek atas nama, kemungkinan terjadinya kecurangan menjadi lebih

kecil, dan juga lebih aman bagi pihak perusahaan.

Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan

dengan jumlah kas menurut catatan. Perhitungan fisik kas yang ada ditangan

perusahaan harus dilakukan secara periodik untuk mencegah karyawan

perusahaan menggunakan kesempatan penyelewengan penggunaan kas. Setiap

satu minggu sekali perusahaan melakukan pemeriksaan catatan akuntansi yang

dipegang oleh kasier untuk membandingkan saldo kas menurut catatan dengan

saldo kas fisiknya agar terjadi kesamaan antar keduanya. Kegiatan pemeriksaaan

dilakukan oleh kasier yang dilakukan pada saat akhir jam kerja disetiap

minggunya. Besarnya saldo dana kas kecil yang dihitung harus sama dengan saldo

kas kecil yang telah dikeluarkan namun belum diganti.

Kas ditangan, kas yang ada diperjalanan, serta kasier tidak diasuransikan.

Pihak perusahaan tidak mengasuransikan kas yang ada ditangan, di perjalanan,

serta kasier dikarenakan saldo kas di perusahaan dirasa tidak terlalu besar serta

perusahaan telah melakukan pencegahan terjadinya kecurangan dengan adanya

almari besi dan brankas yang ada di ruangan kasier, dan juga kas yang ada di

perjalanan selalu di konfirmasi oleh kasier kepada pihak bank agar tidak terjadi

perbedaan saldo kas yang ada di perusahaan dengan yang ada di bank.

Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian

terhadap kas perusahaan yang ada ditangan (misalnya, almari besi dan

strong room). Kasier di perusahaan sudah dilengkapi dengan alat untuk mencegah

Page 68: SKRIPSI 1.pdf

terjadinya pencurian yaitu dengan adanya alamari besi dan brankas untuk

menyimpan kas yang ada ditangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya

kecurangan atau penyelewengan uang kas yang ada ditangan oleh karyawan

perusahaan.

Semua nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh bagian kasir. Formulir

cek berfungsi sebagai perintah kepada bank untuk membayarkan sejumlah uang

perusahaan kepada orang tertentu atau kepada pembawa cek tersebut, maka

penggunaan cek diawasi dengan mengontrol penggunaan nomor urut cek tersebut.

Kasier perusahaan yang bertanggung jawab atas semua nomor cek karena dialah

yang membuat cek serta yang memintakan otorisasi dari pejabat yang berwenang.

4.3.4 Pegawai yang Cukup Cakap

Pegawai yang cukup cakap dapat dilakukan dengan cara menyeleksi

tenaga kerja, penyeleksian ini dilakukan oleh bagian SDM (Sumber Daya

Manusia) yang ada di kantor pusat. Perusahaan menerima tenaga kerja ada yang

sesuai dengan pendidikan, dan ada yang tidak sesuai. Hal ini dapat disingkapi oleh

perusahaan dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan untuk karyawan sesuai

dengan bidangnya masing-masing dimana pelatihan tersebut dilakukan secara

periodik agar dapat berkembang sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaan

yang semakin luas, serta tantangan era globalisasi yang menuntut karyawan dapat

mengikuti perkembangan jaman dengan cepat dan juga menerapkan ilmu baru

tersebut kedalam pekerjaannya sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Page 69: SKRIPSI 1.pdf

Unsur-unsur yang terdapat dari semua unsur pengendalian intern, unsur

karyawan sehatlah yang paling penting, karena apabila dalam suatu perusahaan

karyawannya kompeten dan jujur, maka unsur yang lainnya pun dapat berjalan

dengan baik. Tenaga kerja yang sesuai dengan bidangnya biasanya lebih menjadi

prioritas dalam merekrut karyawan baru. Hal ini dilakukan agar kedepan

karyawan tersebut lebih mudah berkembang sesuai dengan kemampuannya

dibidang yang diperlukan oleh perusahaan.

Page 70: SKRIPSI 1.pdf

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap pelaksanaan sistem

pengendalian intern pengeluaran kas yang bersumber dari kas kecil dan cek di PT.

KIA MOBIL INDONESIA Cabang Surabaya , dapat disimpulkan bahwa :

1. Pengeluaran kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu:

pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem pendanaan kas kecil

dan dengan cek. Transaksi pengeluaran kas dari kas kecil dilakukan

apabila ada permintaan pengeluaran kas dibawah Rp. 500.000, contoh

pengeluaran kas melalui dana kas kecil yaitu pembelian bensin display

serta persediaan perlengkapan kantor yang sudah habis. Transaksi

pengeluaran uang yang dilakukan dengan menggunakan cek / BG

(Bilyet Giro) dilakukan apabila ada permintaan pengeluaran kas diatas

Rp. 500.000, contoh pengeluaran kas melalui cek adalah pembelian

aksesoris mobil yang tidak tersedia di perusahaan, serta pembayaran

PDAM, PLN, dan telepon setiap bulannya.

2. Sistem pengendalian intern pengeluaran kas dengan kas kecil dan cek

di PT. KIA MOBIL INDONESIA Cabang Surabaya sudah cukup

baik, hal ini dikarenakan perusahaan sudah memenuhi unsur-unsur

pengendalian intern yang ada, antara lain:

58

Page 71: SKRIPSI 1.pdf

a. Transaksi pengeluaran kas perusahaan tidak dilaksanakan

sendiri oleh bagian kasier sejak awal sampai akhir.

b. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang

berwenang

c. Pembukuan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan

persetujuan dari pejabat yang berwenang

d. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama

perusahaan penerima pembayaran atau dengan

pemindahbukuan

e. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang

ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan

f. Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya

pencurian terhadap kas perusahaan yang ada ditangan

(misalnya, almari besi dan brankas)

g. Semua nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh bagian

kasir

h. Perusahaan sudah melakukan pemeriksaan mendadak kepada

bagian-bagian yang ada di perusahaan.

Namun ada unsur pengendalian intern perusahaan yang belum

terpenuhi antara lain:

a. Terdapat perangkapan fungsi antara fungsi kas dan fungsi

administrasi, walaupun pada struktur organisasi telah ada bagian

kasier dan administrasi, namun kasier merangkap tugas sebagai

Page 72: SKRIPSI 1.pdf

administrasi, yaitu membuat jurnal penerimaan dan pengeluaran

kas, hal ini seharusnya dilakukan oleh fungsi administrasi.

b. Kas ditangan, kas yang ada diperjalanan, serta kasier tidak

diasuransikan. Pihak perusahaan tidak mengasuransikan kas yang

ada ditangan, di perjalanan, serta kasier dikarenakan saldo kas di

perusahaan dirasa tidak terlalu besar serta perusahaan telah

melakukan pencegahan terjadinya kecurangan dengan adanya

almari besi dan brankas yang ada di ruangan kasier, dan juga kas

yang ada di perjalanan selalu di konfirmasi oleh kasier kepada

pihak bank agar tidak terjadi perbedaan saldo kas yang ada di

perusahaan dengan yang ada di bank.

c. Perusahaan tidak menggunakan peralatan mekanis seperti kas

register untuk memperlancar pengeluaran kas diperusahaan. Pihak

perusahaan masih menggunakan dokumen pengeluaran kas secara

manual yaitu menggunakan tulisan tangan yang dibuat fungsi kas

yang ditangani oleh bagian kasier.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis akan memberikan saran yang

mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan KIA Mobil

Indonesia cabang Surabaya terhadap pengeluaran kas agar lebih baik serta dapat

mengurangi terjadinya kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi serta

merugikan perusahaan. Berikut saran-saran yang dapat diberikan:

A) Untuk Perusahaan

Page 73: SKRIPSI 1.pdf

1. Sebaiknya dalam pengeluaran kas baik dengan kas kecil maupun cek

diadakan pembagian tugas yang jelas antara fungsi kas dan fungsi

akuntansi. Fungsi kas bertanggungjawab atas semua hal yang berkenaan

dengan penerimaan dan pengeluaran kas, sedangkan fungsi akuntansi

yang membuat jurnalnya, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya

kecurangan yang dapat dilakukan oleh karyawan perusahaan.

2. Sebaiknya kasier mempunyai ruangan sendiri dan tidak sembarang

orang dapat mengakses ruangan tersebut, hanya kasier dan orang-orang

yang berkepentingan dengan penerimaan dan pengeluaran kas yang

dapat masuk ke ruangan kasier, karena kas merupakan merupakan harta

yang paling lancar (liquid), dan paling sering terjadi kecurangan

sehingga apabila dalam penanganannya tidak dilakukan dengan baik,

maka akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

3. Sebaiknya kas yang ada di tangan, kas yang ada diperjalanan serta kasier

diasuransikan agar kas yang ada di perusahaan terlindungi dari kerugian

yang timbul akibat kecurangan yang mungkin terjadi di dalam

perusahaan. Asuransi yang dilakukan oleh perusahaan mungkin akan

menambah biaya pada awalnya, namun pihak asuransi dapat

mengembalikan uang yang telah diasuransikan apabila tidak terjadi

kecelakaan kerja terhadap pihak yang diasuransikan.

4. Sebaiknya perusahaan menggunakan mesin kas register untuk

memperlancar fungsi kas yang ditangani oleh bagian kasier dalam

transaksi pengeluaran dan penerimaan kas perusahaan.

Page 74: SKRIPSI 1.pdf

B) Untuk mahasiswa

1. Memberikan variasi judul tugas akhir kepada mahasiswa agar dapat

meneliti lebih lanjut mengenai sistem pengendalian intern di

perusahaan selain perusahaan manufaktur dan dagang, yaitu seperti

perusahaan asuransi maupun rumah sakit, dan sebagainya.

2. Bagi mahasiswa yang ingin meneliti lebih lanjut diharapkan dapat

mencari topik penelitian yang lain sehingga ada variasi pada obyek

pengamatan.

Page 75: SKRIPSI 1.pdf

DAFTAR RUJUKAN

Bambang Hartadi. 1992.Sistem Pengendalian Intern dalam Hubungannya dengan Manajemen & Audit. Edisi kedua.Yogyakarta: BEP yogyakarta.

Haryono Jusup. 2001. Auditing (pengauditan). Yogyakarta: Bagian penerbitan

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Michell Suharli. 2006. Akuntansi untuk bisnis jasa dan dagang. Edisi pertama. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Tiga. Jakarta: Salemba empat Nugroho Widjajanto. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Erlangga. S. Munawir. 2002. Analisis Informasi Keuangan. Edisi pertama. Yogyakarta:

Liberty yogyakarta. Zaki Baridwan. 1993. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode. BPFE

: Yogyakarta.

Page 76: SKRIPSI 1.pdf
Page 77: SKRIPSI 1.pdf
Page 78: SKRIPSI 1.pdf
Page 79: SKRIPSI 1.pdf