Skripsi 1
-
Upload
ali-harris -
Category
Documents
-
view
22 -
download
0
Transcript of Skripsi 1
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 1/50
PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DENGAN PENDEKATAN
PROBLEM POSING SECARA BERKELOMPOK TERHADAP
PRESTASI BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN KOLOIDPADA SISWA KELAS XI MAN I SUMBAWA
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Diajukan Kepada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mataram Untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
TITEN SUMARNI
NIM. 05. 231. 147
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATARAM
2009
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 2/50
SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DENGAN PENDEKATAN
PROBLEM POSING SECARA BERKELOMPOK TERHADAP
PRESTASI BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN KOLOID PADA
SISWA KELAS XI MAN I SUMBAWA
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Oleh :
TITEN SUMARNINIM : 05. 231. 147
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP)
2009
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 3/50
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi disusun oleh : TITEN SUMARNI
NIM : 05 231 147
Judul Penelitian : Pengaruh Pemberian Tugas Dengan Pendekatan Problem
Posing Secara Berkelompok Terhadap Prestasi Belajar
Kimia Pokok Bahasan Koloid Pada Siswa Kelas XI MAN I
Sumbawa Tahun Pelajaran 2008/2009.
Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji
Tanggal, .....................................2009
Pembimbing I Pembimbing 2
Yunita Ariasani, M. Si Imam Ahmadi, S. Pd
NIP. NIP.
Menyetujui,
Jurusan Pendidikan Kimia
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mataram
Ketua Jurusan
Emmy Yuanita, S. Si, M. Si
NIP. 132 327 466
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 4/50
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi atas nama TITEN SUMARNI telah dipertahankan di depan Dosen Penguji
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Mataram pada tanggal ...................
Dosen Penguji
Nama Tanda tangan,
1. (..............................................) (Ketua) ...................................
NIP.
2. (..............................................) (Anggota) ...................................
NIP.
3. (..............................................) (Anggota) ...................................
NIP.
Mengesahkan,
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mataram
Dekan
Drs. Sumarjan, M.Si.
NIK. 335 090 906
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 5/50
HALAMAN DEKLARASI
S K R I P S I I N I A S L I K A R Y A P E N U L I S
K E C U A L I R U J U K A N
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 6/50
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah memberikan taufik dan hidayahnya, karena atas ijin-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul, ”Pengaruh Pemberian Tugas
Dengan Pendekatan Problem Posing Secara Berkelompok Terhadap Prestasi
Belajar Kimia Pokok Bahasan Koloid Pada Siswa Kelas XI MAN I Sumbawa
Tahun Pelajaran 2008/2009” dengan baik .
Sholawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW, keluarga, serta sahabat-sahabatnya yang dengan perjuangannyalah kitadapat merasakan nikmatnya iman dan islam yang dapat mewarnai prilaku manusia dalam
kehidupan sehari-hari sebagaimana hamba Allah sebagai khalifatullah fil ardhi.
Penulis menyadari akan segala kekurangan, kelemahan, dan keterbatasan yang ada,
sehingga dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu. Oleh karenanya
penulis dengan bangga dan bersenang hati menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Drs. Sumarjan, M.Si., selaku Dekan FPMIPA IKIP Mataram
2. Ibu Emmy Yuanita, S.Si., M.Si., selaku ketua jurusan Kimia
3. Ibu Yunita Arian Sani, S.Si., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I
4. Bapak Imam Ahmadi, S.Pd., selaku Dosen Pembimbing II
5. Rekan-rekan mahasiswa yang ikut berperan membantu dalam penyusunan
skripsi ini
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas amal bakti dan
pengorbanan yang telah kita perbuat selama ini. Melalui kesempatan ini, dengan segala
kerendahan hati penulis memohon maaf yang setulus-tulusnya kepada semua pihak, atassegala kehilafan selama mengadakan interaksi baik disengaja maupun tidak disengaja.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari segi isi,
bentuk maupun susunannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
konstruktif dari pembaca demi penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umunya.
Mataram, ........... 2009
Penulis,
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 7/50
PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DENGAN PENDEKATAN PROBLEM
POSING SECARA BERKELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR
KIMIA POKOK BAHASAN KOLOID PADA SISWA KELAS XI MAN ISUMBAWA TAHUN PELAJARAN 2008/2009
TITEN SUMARNI
05. 231. 147
ABSTRAK : Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Di mana bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar atau prestasi belajar siswa dengan
menerapkan metode pemberian tugas dengan pendekatan problem posing secara
berkelompok pada pokok bahasan koloid kelas XI MAN 1 Sumbawa tahun
pelajaran 2008/2009. Populasi, seluruh siswa kelas XI-IA MAN 1 Sumbawa tahun
pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 80 orang yang terdiri dari 2 kelas. Sebagai
sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI-IA hal ini dilakukan
karena jumlah siswa kurang dari 100 orang yaitu siswa kelas XI-IA1
dan XI-IA2
yang berjumlah 80 orang. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan
pengajaran pokok bahasan koloid dengan metode pendekatan problem posing pada
kelas eksperimen yaitu kelas XI-IA2
sedangkan kelas kontrol yaitu XI-IA1
menggunakan metode yang diterapkan di sekolah yaitu metode ceramah. Data nilaihasil tes selanjutnya dianalisis menggunakan uji t-test dengan taraf signifikan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen dengan
menggunakan metode pendekatan problem posing yaitu 75.23 lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah
dengan nilai rata-rata 66.00. Selanjutnya uji-t dilakukan untuk mengetahui
perbedaan secara signifikan, kedua nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa
280,5hitungt dan 980,1tabelt , di mana tabelhitung t t . Hal ini berarti ada
peningkatan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan koloid dengan
menggunakan metode pendekatan problem posing di kelas XI MAN 1 Sumbawa
tahun pelajaran 2008/2009.
Kata kunci : Prestasi belajar, metode pembelajaran problem posing, koloid.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 8/50
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN DEKLARASI ................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
1.5 Batasan Masalah ............................................................................................ 4
1.6 Definisi Operasional ...................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................
2.1 Deskripsi Teori .............................................................................................. 7
2.1.1 Hakikat Belajar Mengajar ................................................................. 7
2.1.2 Metode Pemberian Tugas ................................................................. 9
2.1.3 Problem Posing ................................................................................. 10
2.1.4 Pemberian Tugas dengan Problem Posing ....................................... 13
2.1.5 Prestasi Belajar Kimi ........................................................................ 15
2.2 Kerangka Berfikir .......................................................................................... 16
2.3 Hipotesis Tindakan ........................................................................................ 17
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 9/50
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................
Jenis Penelitian .............................................................................................. 18
Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 18
Tempat Penelitian .......................................................................................... 18
Waktu Penelitian ............................................................................................ 18
Populasi dan Sampel ...................................................................................... 18
Populasi Penelitian ........................................................................................ 18
Sampel Penelitian .......................................................................................... 19
Rancangan Penelitian .................................................................................... 19
Tehnik Pengumpulan Data ............................................................................ 20
Instrumen Penelitian ...................................................................................... 20
Uji Coba Instrumen Penelitian ...................................................................... 21
Uji Validitas ................................................................................................... 21
Uji Reliabilitas ............................................................................................... 22
Teknik Analisa Data ...................................................................................... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................................. 25
4.1.1 Validitas ............................................................................................. 25
4.1.2 Reliabilitas ......................................................................................... 25
4.2 Deskripsi Data ............................................................................................... 25
4.3 Pembahasan ................................................................................................... 26
BAB V PENUTUP .............................................................................................
5.1 Simpulan ........................................................................................................ 28
5.2 Saran ............................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 10/50
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen penelitian pokok bahasan koloid ........................ 20
Tabel 3.2 Interpretasi nilai r ................................................................................. 22
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 11/50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
Lampiran 02. Lembar Kerja Siswa
Lampiran 03. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
Lampiran 04. Soal yang belum valid dan kunci jawaban
Lampiran 05. Soal yang sudah valid dan kunci jawaban
Lampiran 06. Distribusi skor hasil uji coba instrumen
Lampiran 07. Hasil perhitungan jumlah XY
Lampiran 08. Hasil perhitungan validitas instrumen
Lampiran 09. Cara perhitungan validitas instrumen
Lampiran 10. Reliabilitas instrumen penelitian
Lampiran 11. Cara perhitungan uji reliabilitas
Lampiran 12. Tabel distribusi nilai pada kelas eksperimen
Lampiran 13. Tabel distribusi nilai pada kelas kontrol
Lampiran 14. Tabel perhitungan uji homogenitas dan uji-t
Lampiran 15. Perhitungan homogenitas
Lampiran 16. Perhitungan uji-t
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 12/50
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan merupakan prioritas utama dalam
melaksanakan pendidikan. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,
pembenahan terus dilakukan oleh semua pihak terutama guru baik dari segi materi,
metode maupun evaluasi. Para ahli pendidikan menyatakan bahwa di dalam proses
belajar mengajar guru seharusnya memiliki strategi agar siswa dapat belajar efektif
dan efesien sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Kimia
sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata
pelajaran yang membutuhkan pemahaman dan banyak latihan soal, bukan hanya
disajikan dalam bentuk kumpulan rumus yang harus dihafal.
Akan tetapi banyak guru yang mengalami kesulitan dalam memilih
metode mengajar, terlebih guru-guru kimia. Hal ini disebabkan karena kurangnya
fasilitas yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran. Dalam belajar kimia siswa
tidak hanya dituntut untuk memahami suatu konsep tetapi siswa juga harus mampu
menerapkan suatu persoalan kimia untuk kemudian dipecahkan dengan
menerapkannya dengan konsep-konsep yang sesuai. Hal ini dinyatakan dalam
prestasi belajar dengan memperhatikan nilai rata-rata siswa kelas XI-IA MAN I
Sumbawa tahun pelajaran 2008/2009 pada pokok bahasan koloid masih rendah 49,
sehingga masih perlu ditingkatkan lagi mengigat kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang ditentukan yaitu 65 serta persentase ketidaktuntasan pada pokok
bahasan koloid 71%.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 13/50
Agar siswa cepat memahami dan mengerti materi kimia yang disampaikan
oleh guru, maka guru hendaknya memberikan latihan soal berkali-kali dan secara
terus menerus terhadap materi yang telah diajarkan. Pemberian latihan soal oleh
guru dapat dilakukan melalui pemberian tugas berupa pekerjaan rumah (PR).
Pemberian tugas ini dimaksudkan untuk memperdalam materi yang telah
didapatkan di kelas yang biasa diberikan pada setiap akhir pertemuan. Terkadang
tugas (PR) yang diberikan tidak dikerjakan oleh siswa sendiri melainkan oleh orang
lain atau siswa meniru dari pekerjaan temannya. Oleh karena itu, guru harus mampu
memberikan cara pemberian tugas yang akan membuat siswa senang
mengerjakannya sehingga siswa termotivasi untuk mengerjakan tugas dan tujuan
yang diharapkan tercapai.
Tidak sedikit siswa di MAN 1 Sumbawa kelas XI-IA yang mengalami
kesulitan dalam mengikuti pelajaran kimia yang menyebabkan siswa kurang
termotivasi dan berdampak pada penurunan prestasi belajar siswa. Salah satu
penyebab ketidaktuntasan yang dialami siswa di MAN 1 Sumbawa kelas XI_IA
karena siswa kurang melakukan latihan-latihan soal yang menyebabkan prestasi
belajar kimia menurun. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang diperoleh
pada masing-masing mata pelajaran, di mana mata pelajaran kimia menempati nilai
rata-rata paling rendah.
Salah satu alternatif yang diajukan peneliti dalam mengatasi masalah
tersebut adalah melalui pemberian tugas dengan pendekatan problem posing, di
mana pendekatan ini menekankan kemampuan siswa dalam membuat soal sendiri
dan mampu menyelesaikan (Sujadi, 2000). Kemampuan siswa dalam membuat dan
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 14/50
menyelesaikan soal menunjukan pemahaman siswa tentang apa yang telah
dipelajari, sehingga dalam hal ini siswa dituntut untuk berfikir kreatif dan kritis.
Berdasarkan uraian di atas peneliti mengadakan penelitian tentang “Peningkatan
Prestasi Belajar Kimia Melalui Pemberian Tugas Dengan Pendekatan Problem
Posing Secara Berkelompok di MAN 1 Sumbawa Tahun Pelajaran 2008/2009.
Untuk mendukung penelitian ini, diambil penelitian yang telah dilakukan
oleh Sulistio (2007) yang intinya adalah dengan pendekatan problem posing pada
pokok bahasan larutan asam basa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di
SMA Tri Dharma Kosgoro Dompu. Hasil analisis angketnya membuktikan dari 40
siswa 30 orang siswa mencapai nilai lebih besar dari 65 pada kelas kontrol,
sedangkan pada kelas eksperimen 35 orang siswa lebih kecil dari 65 dan siswa yang
gagal dalam pada kelas eksperimen hanya 12,5 % jumlah ini lebih sedikit dari pada
jumlah siswa yang gagal pada kelas kontrol yaitu 75 %. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa yang diajarkan dengan pendekatan problem posing dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan larutan asam basa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dikemukakan masalah yang akan
diteliti adalah apakah penerapan pemberian tugas dengan pendekatan problem
posing secara berkelompok dapat meningkatkan prestasi belajar kimia di MAN 1
Sumbawa Tahun Pelajaran 2008/2009.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 15/50
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan diadakan penelitian ini
adalah untuk meningkatkan prestasi belajar kimia melalui pemberian tugas dengan
pendekatan problem posing secara berkelompok di MAN 1 Sumbawa Tahun
Pelajaran 2008/2009.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam melakukan penelitian ini, antara
lain:
1. Bagi siswa: agar siswa dapat berfikir kreatif dan mampu memahami soal-soal
kimia yang tersedia dan dapat meningkatkan prestasi belajar.
2. Bagi guru: sebagai informasi mengenai pemberian tugas dan pendekatan
problem posing.
3. Bagi sekolah: sebagai informasi tentang salah satu pendekatan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan
prestasi belajar siswa.
Batasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada masalah yang berkaitan dengan:
1. Pemberian tugas dengan problem posing secara berkelompok untuk
meningkatkan prestasi belajar kimia siswa di MAN 1 Sumbawa pada pokok
bahasan koloid.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 16/50
2. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI-IA.2
semester II di MAN 1
Sumbawa.
Definisi Oprasional
1. Pemberian tugas dengan problem posing secara berkelompok adalah siswa akan
membuat soal sendiri yang mirip dengan soal yang dibuat oleh guru dan mampu
menyelesaikannya dengan berkelompok. Pemberian tugas dengan pendekatan
problem posing (pengajuan soal) pada intinya meminta siswa untuk mengajukan
soal atau masalah. Masalah yang diajukan dapat berdasarkan pada topik yang
luas, soal yang sudah dikerjakan atau informasi tertentu yang diberikan oleh
guru. Pembelajaran dengan pendekatan problem posing dapat diaplikasikan
pada tiga bentuk aktivitas kognitif yang berbeda yaitu: (1) pengajuan pre-solusi
( presosulition posing) yaitu seorang siswa membuat soal dari situasi yang
diadakan, (2) pengajuan di dalam solusi (within solution posing) yaitu seorang
siswa merumuskan ulang soal seperti yang telah diselesaikan, (3) pengajuan
setelah solusi ( post solution posing) yaitu seorang siswa memodifikasi tujuan
atau kondisi yang sudah diselesaikan untuk membuat soal baru (Sukarma .K,
Jurnal Pendidikan, 2004 Volume 3).
2. Prestasi belajar terdiri dari 2 kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil
dari suatu belajar yang telah dikerjakan, diciptakan yang menyenangkan hati
yang diperoleh dari jalan keuletan kerja baik secara individu maupun kelompok
dalam bidang kegiatan tertentu (Djamarah, 1994). Sedangkan belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 17/50
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang mencangkup proses kognitif, afektif, dan psikomotorik. (Muhibbin, 2005).
Jadi prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil dari kegiatan yang
mengakibatkan perubahan dari dalam individu. Dalam hal ini prestasi belajar
yang dimaksud adalah nilai kimia yang diperoleh siswa dengan pemberian tugas
dengan pendekatan problem posing setiap pertemuan.
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya berupa
larutan dan suspensi (campuran kasar). Contohnya yaitu lem, jeli, dan santan.
Nama koloid diberikan oleh Thomas Graham, pada tahun 1861. Istilah ini
berasal dari bahasa Yunani, yaitu “kolla” dan “oid” kolla berarti lem, sedangkan
oid berarti seperti. Dalam hal ini, yang dikaitkan dengan lem adalah sifat
dufusinya, sebab sistem koloid mempunyai nilai dufusi yang rendah, seperti
lem.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 18/50
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Hakekat Belajar Mengajar
Belajar mengajar merupakan seperangkat komponen yang saling
bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Agar tujuan tercapai, maka
semua komponen yang harus diorganisasikan sehingga antar komponen terjadi
kerja sama. Dalam kehidupan dapat terjadi proses belajar mengajar, baik sengaja
maupun tidak sengaja, disadari atau tidak disadari. Di dalam proses belajar
mengajar, guru sebagai pengajar dan siswa sebagai subjek belajar, dituntut adanya
kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap, dan tata nilai serta
sifat-sifat pribadi, agar proses itu berlangsung dengan efektif dan efesien.
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan
tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya yang ada pada
diri siswa (Sudjana, 2002).
Sedangkan menurut Djamarah (2002) belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat pengalaman dan latihan yang menyangkut pengetahuan,
keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.
Perubahan yang dimaksud juga adalah perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru serta
berkembangnya sifat emosional.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 19/50
Menurut Gagne dalam (Dimyati, 2006) belajar merupakan seperangkat
proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan
informasi, menjadi kapabilitas baru. Kapabilitas/kemampuan tersebut berupa:
informasi verbal yaitu kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis, keterampilan intelektual adalah
kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta
mempresentasikan konsep dan lambang; Strategi kognitif adalah kemampuan
menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah; keterampilan
motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan
dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; dan sikap adalah
kemapuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek
tersebut.
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan
atau suatu aktivitas seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
serta penambahan pengetahuan melalui interaksi dengan lingkunganya. Perubahan
sikap dan tingkah laku yang dimaksud seperti dari sikap tidak tahu menjadi tahu
dan perkembangan sikap emosionalnya.
Alvin W dalam (Roestiyah, 1999) mengajar adalah suatu aktivitas mencoba
menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau
mengembangkan skill, attitudes, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan), dan
knowledge (pengetahuan). Di mana guru harus membawa perubahan tingkah laku
yang baik untuk murid-muridnya.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 20/50
Pada dasarnya mengajar adalah suatu proses yakni proses mengatur,
mengorganisasi dan mendorong siswa sehingga dapat menumbuhkan dan
mendorong siswa melakukan proses belajar dan juga merupakan proses
memberikan bimbingan kepada siswa dalam melakukan proses belajar (Sudjana,
2002).
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan mengajar adalah suatu aktivitas
untuk menciptakan kondisi lingkungan yang edukatif yang dapat mendukung
berlangsungnya proses belajar mengajar agar mendapatkan perubahan tingkah laku
bagi muridnya.
2.1.2 Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas dapat disamakan dengan metode resitasi
(recitation method ) yang dapat diartikan sebagai suatu metode penyajian bahan di
mana guru memberikan tugas terentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Yang
biasa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lainnya
yang dapat merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara perorangan atau
kelompok (Djamarah, 2002).
Penerapan metode pemberian tugas akan memberikan hasil yang optimal
jika pada saat guru memberikan tugas memperhatikan karakteristik siswa, bidang
studi dan tujuan. Keberhasilan penerapan pemberian tugas juga dipengaruhi oleh
prosedur atau langkah-langkah penerapannya. Prosedur penerapan metode
pemberian tugas yang umum dilakukan adalah sebagai berikut (Djamarah, 2002).
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 21/50
2.1.2.1 Fase pemberian tugas
a. Membuat rancangan pemberian tugas
b. Mendiskusikan tugas dengan siswa
c. Membuat lembar kerja jika perlu
d. Menyediakan sumber-sumber belajar yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas
2.1.2.2 Fase pelaksanaan tugas
a. Memberikan bimbingan atau pengawasan
b. Memberikan tugas baik lisan maupun tulisan
c. Menjelaskan tugas dan manfaat tugas yang diberikan
d. Memberikan penjelasan dan dorongan agar siswa mau mengerjakan tugas
e. Mengamati dan menyelesaikan tugas oleh siswa sendiri
f. Mencatat hasil yang diperoleh dengan baik
2.1.2.3 Fase mempertanggungjawabkan tugas
a. Memberikan hasil pelaksanaan tugas baik lisan maupun tulisan
b. Mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang tidak dapat diselesaikan oleh siswa
c. Memberikan penilaian hasil pekerjaan baik dengan tes maupun dengan cara
lainnya.
2.1.3 Problem Posing
Dalam problem posing kegiatan pembelajaran dimulai dengan suatu
persoalan yang dipikirkan pada saat itu. Menurut Suyanto dalam (Darnati, 2001)
problem posing merupakan istilah dalam bahasa inggris sebagai padanan katanya
digunakan istilah “pembentukan soal” pembentukan soal atau pembentukan
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 22/50
masalah mencakup dua macam kegiatan yaitu (1) pembentukan soal baru atau
pembentukan soal dari situasi atau dari pengalaman siswa, dan (2) pembentukan
soal dari soal lain yang sudah ada.
Pembentukan soal yang tepat sangat tergantung pada perilaku yang akan
diukur. Ada perilaku yang tepat diukur/dinyatakan dengan bentuk soal objektif, dan
juga perilaku yang lebih tepat diukur dengan menggunakan bentuk soal pilihan
ganda. Pembentukan soal baik soal uraian atau objektif memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing, adapun pembentukan soal yang diinginkan adalah
bentuk soal obyektif di mana siswa dapat mengukur kemampuan
mengorganisasikan gagasan dan yang menyatakan jawabannya menurut kata-kata
atau kalimat siswa sendiri (Safari, 2003).
Dalam pembentukan soal uraian diperlukan kelengkapan dan ketepatan
dalam merumuskannya. Ketepatan yang dimaksud adalah, bahwa materi yang
dinyatakan tepat diajukan dengan bentuk uraian yaitu menuntut siswa untuk
mengorganisasikan gagasan dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan
gagasan secara tertulis dengan menggunakan kata-kata sendiri. Sedangkan
kelengkapan yang dimaksud adalah kelengkapan perilaku yang diukur yang
digunakan untuk menetapkan aspek yang akan dinilai. Maka dalam penulisan soal
harus memperhatikan tehnik dan langkah-langkah membuat soal yaitu (1)
menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan soal (2) menyusun kisi-kisi soal
(3) menulis soal (4) merakit soal menjadi seperangkat tes (5) menyusun pedoman
penskorannya.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 23/50
Problem posing menekankan pada kemampuan siswa membuat soal
sendiri dan menyelesaikannya. Dalam Safari (2003) soal yang dibuat dapat
memberikan informasi yang tepat pada siswa mengenai materi yang belum atau
sudah dipahami dari materi yang sudah diajarkan. Salah satu ciri soal yang bermutu
baik adalah bahwa soal itu dapat membedakan kemampuan siswa, semakin tinggi
kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan maka semakin
tinggi peluang menjawab soal mengenai materi yang diajarkan begitu juga
sebaliknya.
Adapun bentuk soal yang bermutu baik adalah:
1. Sahih (valid ) maksudnya bahwa setiap soal hanya mengukur satu dimensi/aspek
saja dan soal yang akan disusun dirumuskan kisi-kisinya serta harus sesuai
dengan kaidah penulisan soal (pilihan ganda atau uraian).
2. Handal (reliabel) maksudnya bahwa setiap soal harus dapat memberikan hasil
yang tepat dan cepat.
Sedangkan dalam penyelesaikan soal kimia menurut Sumaji (1998) secara
garis besar ada beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Tahap analisis soal adalah mengindetifikasikan data-data dan permasalahannya.
2. Tahap penyusun rencana penyelesaian adalah analisis untuk menentukan
langkah-langkah penyelesaian, pemilihan konsep, hukum, persamaan, dan teori
yang sesuai dengan menyelesaikan soal.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 24/50
3. Tahap penyelesaian soal adalah tahap menyelesaikan masalah dari langkah-
langkah yang telah dirancang dan menggunakan konsep, hukum dan teori yang
telah terpilih.
4. Tahap penilaian atau tahap evaluasi adalah tahap pemeriksaan apakah langkah-
langkah penyelesaian telah sesuai dengan rencana, hukum-hukum dan
perhitungan telah dilakukan dengan benar.
Siswa diharapkan, dalam menyelesaikan soal dapat merubah dan membuat
soal baru serta menyelesaikan soal tersebut, dan bila siswanya sudah benar-benar
mangerti dan mantap dengan pokok bahasan yang diberikan dengan pendekatan
problem posing, siswa diharapkan dapat menyelesaikan soal-soal aplikasi. Dengan
pendekatan problem posing seperti ini siswa akan lebih aktif dalam bertanya
menyampaikan hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa tersebut, sehingga secara
tidak langsung siswa termotivasi untuk belajar, lebih giat sehingga prestasi siswa
akan meningkat. Keberhasilan dalam pendekatan problem posing ini dapat terlihat
dari prestasi belajar siswa.
2.1.4 Pemberian Tugas Dengan Problem Posing Secara Berkelompok
Pemberian tugas dengan problem posing secara berkelompok adalah
sesuatu kegiatan pemberian tugas pada siswa di mana siswa secara berkelompok
terlibat langsung dalam pembuatan dan pembentukan soal dan menyelesaikannya
sesuai dengan konsep yang telah diajarkan. Dalam pemberian tugas dengan
problem posing ini siswa bekerja secara berkelompok, hal ini dimaksudkan agar
guru mudah memantau aktivitas siswa selama pelaksanaan pemberian tugas
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 25/50
berlangsung dan juga dapat mempermudah guru dalam memeriksa hasil kegiatan
tersebut. Dengan berkelompok, maka antar siswa dapat menyelesaiakan soal secara
bersama-sama dan dapat memberikan sumbangan pikiran sehingga diperoleh hasil
yang lebih baik (Sudjana, 2002). Dalam kegiatan ini soal yang dibuat siswa
diusahakan mirip dengan contoh soal yang dibuat oleh guru atau dengan kata lain
soal yang dibuat tidak jauh berbeda dengan soal yang dibuat oleh guru.
Keberhasilan pemberian tugas dengan problem posing dapat dilihat dari
kemampuan siswa dalam membuat soal dan mampu menyelsaikannya dengan
kelompoknya. Seperti pada pendekatan mengajar lainnya, pemberian tugas dengan
problem posing memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan
kelemahannya antara lain:
2.1 4.1 Kelebihan
a. Siswa dapat berpartisipasi secar aktif dalam kegiatan pembelajaran yaitu siswa
membuat soal dan menyelesaikannya.
b. Siswa lebih terampil dalam menyelesaikan soal.
c. Siswa dapat menunjukkan kemampuannya melalui berdiskusi dengan
kelompoknya.
2.1.4.2 Kelemahan
a. Membutuhkan waktu yang lama
b. Membutuhkan refrensi atau buku yang banyak, yang dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam membuat atau membentuk soal
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 26/50
2.1.5 Prestasi Belajar Kimia
Setiap kegiatan atau usaha yang telah dilakukan perlu dilakukan penilaian
untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai. Sehingga
diketahui apakah tujuan kegiatan pembelajaran telah tercapai atau belum. Dan
dalam setiap proses pembelajaran akan menghasilkan perubahan pada siswa yang
berdampak pada perubahan tingkah laku atau prestasi belajar siswa.
Menurut Sutrartinah (2001) prestasi belajar siswa adalah penilaian hasil
usaha kegiatan pembelajaran yang dinyatakan dengan angka, huruf maupun kalimat
yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh setiap siswa dalam periode
tertentu, sedangkan Arikunto (2001) menyatakan bahwa pembelajaran bukanlah
satu-satunya faktor yang menentukan prestasi belajar, karena prestasi belajar
merupakan hasil kerja yang hasilnya sangat kompleks.
Dari definisi di atas, jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh atau
perubahan tingkah laku seorang siswa setelah kegiatan pembelajaran yang dapat
dilihat berupa angka atau nilai dalam periode tertentu dan hasilnya sangat
kompleks.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:
1. Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri siswa yang sedang belajar,
diantaranya adalah:
a. Faktor jasmaniah : faktor kesehatan dan cacat tubuh
b. Faktor psikologis : faktor intelegensi, perhatian, minat dan bakat
c. Faktor kelelahan
2. Faktor ekstern yaitu faktor yang ada di luar diri siswa, diantaranya adalah:
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 27/50
a. Faktor keluarga : cara orang tua mendidik dan suasana rumah
b. Faktor sekolah : metode mengajar, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, metode belajar dan tugas rumah.
2.2 Kerangka Berpikir
Prestasi belajar siswa merupakan hasil yang diperoleh dari penilaian. Hasil
belajar yang baik haruslah bersifat menyeluruh, artinya bukan sekedar penguasaan
pengetahuan semata-mata tetapi juga nampak dalam perubahan tingkah laku secara
terpadu. Sehubungan dengan hal tersebut, terdapat faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya faktor internal siswa yang
meliputi aspek pisiologi dan aspek psikologi, sedangkan faktor eksternal yang
meliputi lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial (Syah, 2006). Oleh karena itu,
untuk mendapatkan prestasi belajar yang maksimal serta dapat menumbuhkan sikap
positif siswa terhadap mata pelajaran kimia, perlu dilakukan proses belajar yang
baik dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk mengasah
kemampuan siswa dan meningkatkan kualitas pengajaran. Untuk meningkatkan
kualitas pengajaran, guru harus berupaya untuk merancang dan melaksanakan
metode pembelajaran yang tepat agar dapat memacu aktifitas belajar siswa dan
lebih memperdayakan pembelajaran siswa, serta mendorong siswa mengkonstruksi
pengetahuan dibenak mereka sendiri. Pemberian tugas dengan problem posing
adalah salah satu teknik atau metode di mana siswa akan membuat soal sendiri dan
mampu menyelesaikannya, ini dimaksudkan agar siswa lebih berfikir kreatif
sehingga siswa bisa lebih paham mengenai materi-materi yang dipelajari. Dalam hal
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 28/50
ini, soal yang dibuat oleh siswa mirip dengan soal yang dibuat oleh guru agar
memudahkan siswa dalam membuat soal baru.
2.3 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis penelitian ini adalah
“pemberian tugas dengan problem posing secara berkelompok dapat meningkatkan
prestasi belajar kimia pokok bahasan koloid pada siswa kelas XI MAN 1
Sumbawa”.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 29/50
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Hakekat Belajar Mengajar
Belajar mengajar merupakan seperangkat komponen yang saling
bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Agar tujuan tercapai, maka
semua komponen yang harus diorganisasikan sehingga antar komponen terjadi
kerja sama. Dalam kehidupan dapat terjadi proses belajar mengajar, baik sengaja
maupun tidak sengaja, disadari atau tidak disadari. Di dalam proses belajar
mengajar, guru sebagai pengajar dan siswa sebagai subjek belajar, dituntut adanya
kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap, dan tata nilai serta
sifat-sifat pribadi, agar proses itu berlangsung dengan efektif dan efesien.
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan
tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya yang ada pada
diri siswa (Sudjana, 2008).
Sedangkan menurut Djamarah (1994) belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat pengalaman dan latihan yang menyangkut pengetahuan,
keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.
Perubahan yang dimaksud juga adalah perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru serta
berkembangnya sifat emosional.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 30/50
Menurut Gagne dalam (Dimyati, 2006) belajar merupakan seperangkat
proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan
informasi, menjadi kapabilitas baru. Kapabilitas/kemampuan tersebut berupa:
informasi verbal yaitu kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis, keterampilan intelektual adalah
kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta
mempresentasikan konsep dan lambang; Strategi kognitif adalah kemampuan
menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah; keterampilan
motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan
dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; dan sikap adalah
kemapuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek
tersebut.
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan
atau suatu aktivitas seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
serta penambahan pengetahuan melalui interaksi dengan lingkunganya. Perubahan
sikap dan tingkah laku yang dimaksud seperti dari sikap tidak tahu menjadi tahu
dan perkembangan sikap emosionalnya.
Mengajar adalah proses pemberian bimbingan/ bantuan kepada siswa dalam
melakukan proses belajar. Di mana guru harus membawa perubahan tingkah laku
yang baik untuk murid-muridnya.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 31/50
Pada dasarnya mengajar adalah suatu proses, yakni proses mengatur,
mengorganisasi, lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan
dan mendorong siswa melakukan proses belajar (Sudjana, 2008).
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan mengajar adalah suatu aktivitas
untuk menciptakan kondisi lingkungan yang edukatif yang dapat mendukung
berlangsungnya proses belajar mengajar agar mendapatkan perubahan tingkah laku
bagi muridnya.
2.1.2 Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas dapat disamakan dengan metode resitasi
(recitation method ) yang dapat diartikan sebagai suatu metode penyajian bahan di
mana guru memberikan tugas terentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Yang
biasa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lainnya
yang dapat merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara perorangan atau
kelompok (Djamarah, 2002).
Penerapan metode pemberian tugas akan memberikan hasil yang optimal
jika pada saat guru memberikan tugas memperhatikan karakteristik siswa, bidang
studi dan tujuan. Keberhasilan penerapan pemberian tugas juga dipengaruhi oleh
prosedur atau langkah-langkah penerapannya. Prosedur penerapan metode
pemberian tugas yang umum dilakukan adalah sebagai berikut (Djamarah, 2002).
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 32/50
2.1.2.1 Fase pemberian tugas
e. Membuat rancangan pemberian tugas
f. Mendiskusikan tugas dengan siswa
g. Membuat lembar kerja jika perlu
h. Menyediakan sumber-sumber belajar yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas
2.1.2.2 Fase pelaksanaan tugas
g. Memberikan bimbingan atau pengawasan
h. Memberikan tugas baik lisan maupun tulisan
i. Menjelaskan tugas dan manfaat tugas yang diberikan
j. Memberikan penjelasan dan dorongan agar siswa mau mengerjakan tugas
k. Mengamati dan menyelesaikan tugas oleh siswa sendiri
l. Mencatat hasil yang diperoleh dengan baik
2.1.2.3 Fase mempertanggungjawabkan tugas
a. Memberikan hasil pelaksanaan tugas baik lisan maupun tulisan
b. Mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang tidak dapat diselesaikan oleh siswa
c. Memberikan penilaian hasil pekerjaan baik dengan tes maupun dengan cara
lainnya.
2.1.3 Problem Posing
Dalam problem posing kegiatan pembelajaran dimulai dengan suatu
persoalan yang dipikirkan pada saat itu. Menurut Suyanto dalam (Darnati, 2001)
problem posing merupakan istilah dalam bahasa inggris sebagai padanan katanya
digunakan istilah “pembentukan soal” pembentukan soal atau pembentukan
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 33/50
masalah mencakup dua macam kegiatan yaitu (1) pembentukan soal baru atau
pembentukan soal dari situasi atau dari pengalaman siswa, dan (2) pembentukan
soal dari soal lain yang sudah ada.
Pembentukan soal yang tepat sangat tergantung pada perilaku yang akan
diukur. Ada perilaku yang tepat diukur/dinyatakan dengan bentuk soal objektif, dan
juga perilaku yang lebih tepat diukur dengan menggunakan bentuk soal pilihan
ganda. Pembentukan soal baik soal uraian atau objektif memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing, adapun pembentukan soal yang diinginkan adalah
bentuk soal obyektif di mana siswa dapat mengukur kemampuan
mengorganisasikan gagasan dan yang menyatakan jawabannya menurut kata-kata
atau kalimat siswa sendiri (Safari, 2003).
Dalam pembentukan soal uraian diperlukan kelengkapan dan ketepatan
dalam merumuskannya. Ketepatan yang dimaksud adalah, bahwa materi yang
dinyatakan tepat diajukan dengan bentuk uraian yaitu menuntut siswa untuk
mengorganisasikan gagasan dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan
gagasan secara tertulis dengan menggunakan kata-kata sendiri. Sedangkan
kelengkapan yang dimaksud adalah kelengkapan perilaku yang diukur yang
digunakan untuk menetapkan aspek yang akan dinilai. Maka dalam penulisan soal
harus memperhatikan tehnik dan langkah-langkah membuat soal yaitu (1)
menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan soal (2) menyusun kisi-kisi soal
(3) menulis soal (4) merakit soal menjadi seperangkat tes (5) menyusun pedoman
penskorannya.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 34/50
Problem posing menekankan pada kemampuan siswa membuat soal
sendiri dan menyelesaikannya. Dalam Safari (2003) soal yang dibuat dapat
memberikan informasi yang tepat pada siswa mengenai materi yang belum atau
sudah dipahami dari materi yang sudah diajarkan. Salah satu ciri soal yang bermutu
baik adalah bahwa soal itu dapat membedakan kemampuan siswa, semakin tinggi
kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan maka semakin
tinggi peluang menjawab soal mengenai materi yang diajarkan begitu juga
sebaliknya.
Adapun bentuk soal yang bermutu baik adalah:
3. Sahih (valid ) maksudnya bahwa setiap soal hanya mengukur satu dimensi/aspek
saja dan soal yang akan disusun dirumuskan kisi-kisinya serta harus sesuai
dengan kaidah penulisan soal (pilihan ganda atau uraian).
4. Handal (reliabel) maksudnya bahwa setiap soal harus dapat memberikan hasil
yang tepat dan cepat.
Sedangkan dalam penyelesaikan soal kimia menurut Sumaji (1998) secara
garis besar ada beberapa tahapan sebagai berikut:
5. Tahap analisis soal adalah mengindetifikasikan data-data dan permasalahannya.
6. Tahap penyusun rencana penyelesaian adalah analisis untuk menentukan
langkah-langkah penyelesaian, pemilihan konsep, hukum, persamaan, dan teori
yang sesuai dengan menyelesaikan soal.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 35/50
7. Tahap penyelesaian soal adalah tahap menyelesaikan masalah dari langkah-
langkah yang telah dirancang dan menggunakan konsep, hukum dan teori yang
telah terpilih.
8. Tahap penilaian atau tahap evaluasi adalah tahap pemeriksaan apakah langkah-
langkah penyelesaian telah sesuai dengan rencana, hukum-hukum dan
perhitungan telah dilakukan dengan benar.
Siswa diharapkan, dalam menyelesaikan soal dapat merubah dan membuat
soal baru serta menyelesaikan soal tersebut, dan bila siswanya sudah benar-benar
mangerti dan mantap dengan pokok bahasan yang diberikan dengan pendekatan
problem posing, siswa diharapkan dapat menyelesaikan soal-soal aplikasi. Dengan
pendekatan problem posing seperti ini siswa akan lebih aktif dalam bertanya
menyampaikan hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa tersebut, sehingga secara
tidak langsung siswa termotivasi untuk belajar, lebih giat sehingga prestasi siswa
akan meningkat. Keberhasilan dalam pendekatan problem posing ini dapat terlihat
dari prestasi belajar siswa.
2.1.4 Pemberian Tugas Dengan Problem Posing Secara Berkelompok
Pemberian tugas dengan problem posing secara berkelompok adalah
sesuatu kegiatan pemberian tugas pada siswa di mana siswa secara berkelompok
terlibat langsung dalam pembuatan dan pembentukan soal dan menyelesaikannya
sesuai dengan konsep yang telah diajarkan. Dalam pemberian tugas dengan
problem posing ini siswa bekerja secara berkelompok, hal ini dimaksudkan agar
guru mudah memantau aktivitas siswa selama pelaksanaan pemberian tugas
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 36/50
berlangsung dan juga dapat mempermudah guru dalam memeriksa hasil kegiatan
tersebut. Dengan berkelompok, maka antar siswa dapat menyelesaiakan soal secara
bersama-sama dan dapat memberikan sumbangan pikiran sehingga diperoleh hasil
yang lebih baik (Sudjana, 2002). Dalam kegiatan ini soal yang dibuat siswa
diusahakan mirip dengan contoh soal yang dibuat oleh guru atau dengan kata lain
soal yang dibuat tidak jauh berbeda dengan soal yang dibuat oleh guru.
Keberhasilan pemberian tugas dengan problem posing dapat dilihat dari
kemampuan siswa dalam membuat soal dan mampu menyelsaikannya dengan
kelompoknya. Seperti pada pendekatan mengajar lainnya, pemberian tugas dengan
problem posing memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan
kelemahannya antara lain:
2.1 4.1 Kelebihan
d. Siswa dapat berpartisipasi secar aktif dalam kegiatan pembelajaran yaitu siswa
membuat soal dan menyelesaikannya.
e. Siswa lebih terampil dalam menyelesaikan soal.
f. Siswa dapat menunjukkan kemampuannya melalui berdiskusi dengan
kelompoknya.
2.1.4.2 Kelemahan
c. Membutuhkan waktu yang lama
d. Membutuhkan refrensi atau buku yang banyak, yang dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam membuat atau membentuk soal
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 37/50
2.1.5 Prestasi Belajar Kimia
Setiap kegiatan atau usaha yang telah dilakukan perlu dilakukan penilaian
untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai. Sehingga
diketahui apakah tujuan kegiatan pembelajaran telah tercapai atau belum. Dan
dalam setiap proses pembelajaran akan menghasilkan perubahan pada siswa yang
berdampak pada perubahan tingkah laku atau prestasi belajar siswa.
Menurut Sutrartinah (2001) prestasi belajar siswa adalah penilaian hasil
usaha kegiatan pembelajaran yang dinyatakan dengan angka, huruf maupun kalimat
yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh setiap siswa dalam periode
tertentu, sedangkan Arikunto (2006) menyatakan bahwa pembelajaran bukanlah
satu-satunya faktor yang menentukan prestasi belajar, karena prestasi belajar
merupakan hasil kerja yang hasilnya sangat kompleks.
Dari definisi di atas, jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh atau
perubahan tingkah laku seorang siswa setelah kegiatan pembelajaran yang dapat
dilihat berupa angka atau nilai dalam periode tertentu dan hasilnya sangat
kompleks.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:
3. Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri siswa yang sedang belajar,
diantaranya adalah:
a. Faktor jasmaniah : faktor kesehatan dan cacat tubuh
b. Faktor psikologis : faktor intelegensi, perhatian, minat dan bakat
c. Faktor kelelahan
4. Faktor ekstern yaitu faktor yang ada di luar diri siswa, diantaranya adalah:
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 38/50
c. Faktor keluarga : cara orang tua mendidik dan suasana rumah
d. Faktor sekolah : metode mengajar, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, metode belajar dan tugas rumah.
2.2 Kerangka Berpikir
Prestasi belajar siswa merupakan hasil yang diperoleh dari penilaian. Hasil
belajar yang baik haruslah bersifat menyeluruh, artinya bukan sekedar penguasaan
pengetahuan semata-mata tetapi juga nampak dalam perubahan tingkah laku secara
terpadu. Sehubungan dengan hal tersebut, terdapat faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya faktor internal siswa yang
meliputi aspek pisiologi dan aspek psikologi, sedangkan faktor eksternal yang
meliputi lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial (Muhibbin, 2006). Oleh
karena itu, untuk mendapatkan prestasi belajar yang maksimal serta dapat
menumbuhkan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran kimia, perlu dilakukan
proses belajar yang baik dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat
untuk mengasah kemampuan siswa dan meningkatkan kualitas pengajaran. Untuk
meningkatkan kualitas pengajaran, guru harus berupaya untuk merancang dan
melaksanakan metode pembelajaran yang tepat agar dapat memacu aktifitas belajar
siswa dan lebih memperdayakan pembelajaran siswa, serta mendorong siswa
mengkonstruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri. Pemberian tugas dengan
problem posing adalah salah satu teknik atau metode di mana siswa akan membuat
soal sendiri dan mampu menyelesaikannya, ini dimaksudkan agar siswa lebih
berfikir kreatif sehingga siswa bisa lebih paham mengenai materi-materi yang
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 39/50
dipelajari. Dalam hal ini, soal yang dibuat oleh siswa mirip dengan soal yang dibuat
oleh guru agar memudahkan siswa dalam membuat soal baru.
2.3 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis penelitian ini adalah
“pemberian tugas dengan problem posing secara berkelompok dapat meningkatkan
prestasi belajar kimia pokok bahasan koloid pada siswa kelas XI MAN 1
Sumbawa”.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 40/50
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, penelitian eksperimen
merupakan penelitian yang sistematis, logis dan teliti di dalam melakukan kontrol di
dalam kondisi (Zuriah, 2006). Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari
hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan
faktor-faktor lain yang mengganggu (Arikunto, 2006).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI-IA MAN 1 Sumbawa.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap, tanggal 29 April sampai 23
Mei 2009.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah kesuluruhan subyek atau obyek penelitian (Arikunto,
2002). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono. 2009).
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 41/50
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI-IA1
dan XI-IA2
MAN 1 Sumbawa tahun pelajaran 2008/2009 yang terdiri dari 2 kelas dengan
jumlah keseluruhannya adalah 80 orang.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1998).
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah siswa kelas XI MAN 1
Sumbawa tahun pelajaran 2008/2009. Teknik pengambilan sampel (Arikunto, 2002)
menjelaskan bahwa apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah
subyeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15%, 20-25% atau lebih.
Berdasarkan pendapat tersebut, karena populasi dalam penelitian ini kurang dari
100 orang, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi yaitu kelas XI-IA1
dan kelas XI-IA2 tahun pelajaran 2008/2009.
3.4 Rancangan Penelitian
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus pengamatan penelitian.
Variabel yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan
problem posing sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar.
Siswa dikelompokkan menjadi dua kelas perlakuan yaitu kelas eksperimen
kelas yang diterapkan metode pendekatan problem posing dan kelas kontrol yaitu
kelas yang diajarkan tanpa menggunakan problem posing. Pada akhirnya pada dua
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 42/50
kelas tersebut diberikan tes yang sama untuk melihat prestasi belajar siswa
sebelumnya kemampuan awal siswa diasumsikan sama.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes
pada siswa tentang pokok bahasan koloid. Tes yang digunakan adalah tes objektif
dengan jumlah soal sebanyak 30 butir soal.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk melakukan
penelitian. Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen penelitian
(Sudjana, 2004). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes.
Tes berupa tes objektif yang terdiri dari 30 soal dengan skor untuk
jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Kisi-kisi instrumen
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen penelitian pokok bahasan koloid
No Materi
Pembelajaran
Pokok Bahasan Koloid Indikator Nomor
Soal
1 Koloid Pengertian koloid dan
cara pembuatannya
Menjelaskan
pengertian koloid
dan carapembuatannya
1,2,3,4,5,6,
7,8,9,10,
11,12
Jenis-jenis koloid serta
contohnya
Menjelaskan
jenis-jenis koloid
serta contohnya
13,14,15,
16,17,18,
19,20,21
Menjelaskan sifat-sifat
koloid
Menjelaskan
sifat-sifat koloid
serta contoh
dalam kehidupan
sehari-hari
22,23,24,2
5,26,27,28,
29,30
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 43/50
3.6.1 Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji validitas instrumen penelitian, dilakukan pada kelas XII-IA1 MAN 1
Sumbawa tahun pelajaran 2008/2009. Adapun alasannya yaitu, (1) kelas XII pernah
menerima materi yang sama yaitu tentang koloid dan diajarkan oleh guru yang
sama, dengan demikian bobot materi yang diberikan tentunya tidak jauh berbeda
sehingga diharapkan instrumen soal yang diberikan benar-benar valid (2) jika uji
coba instrumen dilakukan pada sekolah lain maka dihawatirkan soal akan kurang
valid karena muatan materi yang diberikan tiap-tiap sekolah berbeda-beda.
3.6.1.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah (Arikunto, 2002). Sugiono (2009) menyatakan validitas adalah terdapatnya
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
objek yang diteliti.
Untuk mengetahui valid atau tidaknya soal tes digunakan koefisien
korelasi sebagai berikut (Arikunto, 2002).
2222xy
y-yNx-xN
yx-xyNr
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y
x : Skor item
y : Jumlah soal
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 44/50
N : Jumlah sampel
Dengan kriteria, soal dikatakan valid jika xyr ≥ tabelr pada taraf signifikan 5%.
3.6.1.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa satu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002).
Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya soal dapat dihitung dengan menggunakan
rumus KR-20 sebagai berikut:
Vt
pqVt
1-k
k r 11
Keterangan : (Arikunto, 2002)
r11 : Reabilitas tes secara keseluruhan
k : Jumlah item dalam instrumen
Vt : Standar deviasi dan tes (Standar deviasi dan akar varians)
p : Proporsi subjek yang menjawab item betul.
q : Proporsi subjek yang menjawab item salah (q = 1-p)
∑pq :Jumlah hasil perkalian p dan q
Tolak ukur untuk menginterpretasikan reabilitasi soal menurut Arikunto
(2006) sebagai berikut:
Tabel 3.2. Kriteria Reabilitas Soal.
No. Besar nilai r Interpretasi
1. 0,000 - 0,200 Sangat rendah
2. 0,200 - 0,400 Rendah
3. 0,400 - 0,600 Sedang
4. 0,600 - 0,800 Tinggi
5. 0,800 - 1,000 Sangat tinggi
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 45/50
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda
(t-tes). Sebelum melakukan uji beda (t-tes) terlebih dahulu dilakukan uji
homogenitas dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Sugiyono, 2005).
terkecilVarians
terbesarVariansF
Varians untuk masing-masing kelas diperoleh dengan persamaan sebagai
berikut:
n
X-X2
1S
Keterangan :
F : indeks homogenitas yang dicari
S12 :
varians
X : nilai siswa
X : rata – rata kelas
n : jumlah siswa
Kesimpulan:
Bila Fhitung > FTabe1 = Varian tidak homogen.
Bila Fhitung < FTabel = Varian homogen.
Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa kelas eksperimen
dengan kelas kontrol pada pembelajaran kimia pada pokok bahasan koloid
menggunakan analisis uji-t dengan rumus sebagai berikut:
1) Jika varians tidak homogen, maka rumus Uji-ttes. Yang digunakan adalah
separated varians, dengan rumus sebagai berikut.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 46/50
t =
2
2
2
1
2
1
21
n
S
n
S
XX
2) Jika varians homogen, maka Uji-tes yang digunakan Polled varians, dengan
rumus sebagai berikut:
t =
2121
2
22
2
11
21
n
1
n
1
2nn
1)S(n1)S(n
XX
Keterangan :
t = t tes (t-hitung)
1X = Rata - rata kelas eksperimen
2X = Rata - rata kelas kontrol
S12
= Variansi kelas eksperimen
S22
= Variansi kelas kontrol
n1 = Jumlah kelas eksperimen
n2 = Jumlah kelas kontrol
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 47/50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Validitas
Sebelum penelitian dilaksanakan, soal tes pokok bahasan koloid diujikan
terlebih dahulu agar memenuhi kriteria-kriteria validitas. Berdasarkan hasil uji coba, tes
yang dilaksanakan pada tanggal 30 April 2009 di kelas XII-IA1 MAN 1 Sumbawa,
dari 30 soal tes pokok bahasan koloid diperoleh 23 soal yang memenuhi syarat validitas
dan 7 soal yang tidak memenuhi syarat validitas antara lain, soal no. 4, 12, 18, 23, 26,
28, 30 (lampiran 8).
4.1.2 Reliabilitas
Berdasarkan hasil uji coba, reliabilitas soal tes pokok bahasan koloid dari 23
soal yang valid diperoleh11r sebesar 0.745, ini menunjukkan bahwa soal tes pokok
bahasan koloid memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. (lampiran 11)
4.2 Deskripsi Data
Data hasil belajar pokok bahasan koloid pada kelas eksperimen, nilai siswa
terendah adalah 65.21 dan nilai tertinggi adalah 86.95 dengan nilai rata-rata diperoleh
yaitu 75.23. Sedangkan pada kelas kontrol nilai siswa terendah adalah 47.82 dan nilai
tertinggi adalah 82.60 dengan nilai rata-rata diperoleh yaitu 66.00. (lampiran 14). Pada
saat pembagian instrumen populasi yang seharusnya 80 orang, 40 siswa pada kelas
eksperimen dan 40 siswa pada kelas kontrol karena sesuatu dan lain hal, sebanyak 11
siswa tidak ikut, sehingga hanya 69 siswa yang mengikuti tes hasil belajar yaitu 36
siswa kelas eksperimen, dan 33 siswa kelas kontrol.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 48/50
Selanjutnya dilakukan perhitungan uji homogenitas untuk mengetahui apakah
sample merupakan sample homogen atau tidak homogen. Dari hasil perhitungan
diperolehtabelhitung
F F , di mana 00.2hitungF dan 76.1tabelF . Hal ini
menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol bukan merupakan sampel
homogen (non homogen). (lampiran 15)
Kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik uji-t
dengan rumus “separated varians” pada taraf signifikan 5%. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Dari data hasil
belajar siswa diperolehhitungt sebesar, 5,280 kemudian didistribusikan dengan
tabelt = 1,980 dan diperolehtabelhitung t t . (lampiran 16). Hal ini berarti ada
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pokok bahasan koloid kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan yaitu ”Penggunaan
metode problem posing secara berkelompok dapat meningkatkan prestasi belajar kimia
pada pokok bahasan koloid siswa kelas XI-IA MAN 1 Sumbawa tahun pelajaran
2008/2009” diterima.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang dilakukan, maka dapat
dijelaskan bahwa penggunaan metode problem posing dapat meningkatkan prestasi
belajar kimia pada pokok bahasan koloid siswa kelas XI-IA2
MAN 1 Sumbawa tahun
pelajaran 2008/2009.
Adanya peningkatan prestasi belajar kimia pada pokok bahasan koloid dengan
menggunakan metode problem posing dapat dilihat dengan nilai rata-rata kelas
eksperimen yaitu 75.23, sedangkan kelas kontrol sebesar 66.00. Peningkatan prestasi
belajar kimia tersebut diperkuat dengan analisa data. Hasil analisa data menunjukkan
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 49/50
bahwahitungt = 5,280 tabelt = 1,980 pada taraf signifikan 5%. Hal ini berarti,
penggunaan metode problem posing secara berkelompok dapat meningkatkan prestasi
belajar kimia pada pokok bahasan koloid siswa kelas XI-IA MAN 1 Sumbawa tahun
pelajaran 2008/2009.
Meningkatnya prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode problem
posing, karena metode ini dapat memberikan keleluasaan kepada siswa dalam
mengembangkan dan melatih diri untuk membuat dan menyelesaikan soal-soal yang
diberikan kepadanya, sehingga siswa merasa tertantang dan termotivasi dalam proses
belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran kimia. Di samping itu, metode ini juga
memungkinkan timbulnya kerjasama dan gotong royong yang tinggi antara siswa
dalam suatu kelompok dengan siswa lainnya dalam kelompok lain, begitu juga antara
siswa dengan guru dalam proses belajar mengajar.
5/14/2018 Skripsi 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-55a92bf76924d 50/50
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
Metode pemberian tugas dengan problem posing secara berkelompok dapat
meningkatkan prestasi belajar kimia pokok bahasan koloid pada siswa kelas XI MAN 1
Sumbawa Tahun Pelajaran 2008/2009”.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka dapat diajukan
beberapa saran sebagai berikut :
a. Bagi guru khususnya guru mata pelajaran kimia, dalam pengajaran materi pokok
bahasan koloid sebaiknya menggunakan metode pemberian tugas dengan problem
posing secara berkelompok.
b. Bagi peneliti, dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai metode pemberian
tugas dengan problem posing secara berkelompok dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa pada pokok bahasan lain.