SKRINING RESEP

12
SKRINING RESEP Tahap pertama yang dilakukan oleh seorang apoteker dalam proses pelayanan resep adalah melakukan skrining, yaitu memeriksa persyaratan administratif, kesesuaian farmasetis, dan pertimbangan klinis pada resep. Saat apoteker menemukan suatu permasalahan dari resep, maka apoteker harus mampu memberikan pengatasan masalah, dan pada kasus tertentu harus berkonsultasi dengan dokter dengan memberikan pertimbangan dan alternatif solusinya. Menurut Keputusan Mentri Kesehatan No. 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang standard pelayanan kefarmasian di apotek, Apoteker dalam melakukan skrining resep meliputi : a. Persyaratan administratif Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker, untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Resep mempunyai dua makna penting yaitu sebagai dokumen legal dan sebagai alat komunikasi antara penulis resep (prescriber) dan penerima resep (dispenser). Oleh karena itu, resep harus memenuhi persyaratan administratif dan ditulis dengan jelas agar tidak menimbulkan salah interpretasi bagi dispenser. Resep memiliki:

description

CnD

Transcript of SKRINING RESEP

SKRINING RESEPTahap pertama yang dilakukan oleh seorang apoteker dalam proses pelayanan resep adalah melakukan skrining, yaitu memeriksa persyaratan administratif, kesesuaian farmasetis, dan pertimbangan klinis pada resep. Saat apoteker menemukan suatu permasalahan dari resep, maka apoteker harus mampu memberikan pengatasan masalah, dan pada kasus tertentu harus berkonsultasi dengan dokter dengan memberikan pertimbangan dan alternatif solusinya.Menurut Keputusan Mentri Kesehatan No. 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang standard pelayanan kefarmasian di apotek, Apoteker dalam melakukan skrining resep meliputi :a. Persyaratan administratif Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker, untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Resep mempunyai dua makna penting yaitu sebagai dokumen legal dan sebagai alat komunikasi antara penulis resep (prescriber) dan penerima resep (dispenser). Oleh karena itu, resep harus memenuhi persyaratan administratif dan ditulis dengan jelas agar tidak menimbulkan salah interpretasi bagi dispenser. Resep memiliki: 1. Nama, SIP, dan alamat dokter 2. Tanggal penulisan resep 3. Tanda tangan/paraf dokter penulis resep 4. Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien 5. Nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta 6. Cara pemakaian yang jelas 7. Informasi lainnya Beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam resep antara lain: 1. Jika informasi yang diperlukan tidak ada maka apoteker harus menanyakan kepada pasien dan/atau dokter. 2. Jika dokter menginginkan resep diulang, maka diberi tanda iter. Jika iter ditulis di sebelah kiri R/ maka yang diulang hanya R/ di sebelah kanannya, jika ditulis di atas R/ maka semua resep diulang sesuai jumlah yang ditulis. Iter 3x artinya pasien akan mendapatkan obat 4 kali. 3. Resep yang mengandung narkotika tidak boleh ada iterasi. 4. Untuk penderita yang segera memerlukan obatnya, dokter menulis pada bagian kanan resep sebagai berikut: cito, statim, urgent, atau PIM (periculum in mora, berbahaya bila ditunda) 5. Bila dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras diulang tanpa sepengetahuan dokter, dokter akan menulis n.i. (ne iteratur, tidak boleh diulang) 6. Resep dapat ditulis kembali dalam bentuk salinan resep (apograph, copy resep). Selain memuat keterangan resep asli, copy resep juga memuat nama apotek dan alamatnya, nama apoteker dan nomor SIPA-nya, tanda tangan apoteker pengelola apotek, dan tanda det (jika obat sudah diserahkan) atau nedet (jika obat belum diserahkan). 7. Jika copy resep ternyata mengandung narkotika (misalnya karena jumlah obat yang diminta sebelumnya baru diberikan sebagian), maka copy resep hanya dapat ditebus di apotek yang memiliki resep aslinya. 8. Resep yang mengandung narkotika tidak dapat ditebus di luar kota tempat obat diresepkan.b. Inkompatibilitas (tak tercampurkannya obat) Fisika Inkompatibiltas fisika adalah terjadinya perubahan-perubahan yang tidak diinginkan pada pencampuran 2 obat atau lebih tanpa ada perubahan susunan kimianya. Kimia Inkompatibilitas kimia adalah perubahan-perubahan yang terjadi karena timbulnya reaksi-reaksi kimia pada waktu mencammpurkan bahan-bahan obat.c. Pertimbangan klinis 1. Adanya alergi Apoteker harus mendapatkan informasi seluas-luasnya tentang kondisi pasien, termasuk jika belum ada keterangan tentang alergi. 2. Efek samping 3. Interaksi Obat Menurut mekanismenya, interaksi obat dapat terjadi baik secara farmasetis, farmakokinetik maupun farmakodinamik. Interaksi farmasetis adalah interaksi yang terjadi saat obat belum sampai ke tubuh, yaitu pada inkompatibilitas fisika dan kimia. Secara farmakokinetik, interaksi dapat terjadi selama proses absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Secara farmakodinamik, interaksi terjadi antara 2 atau lebih obat yang mengakibatkan adanya kompetisi dalam pendudukan reseptor sehingga meniadakan salah satu efek dari obat yang digunakan. Contoh interaksi pada proses absorbsi misalnya obat yang satu merubah kecepatan atau jumlah obat lain yang diabsorbsi. Pada proses distribusi, mekanisme dapat terjadi karena terbatasnya protein plasma darah yang dibutuhkan oleh obat untuk berikatan. Pada proses metabolisme, mekanisme Vitamin C bersama aminophyllin akan menjadi L-askorbat (berwarna coklat), sehingga tidak berkhasiat. 8 interaksi bisa berupa inhibisi atau induksi enzim pemetabolisme obat. Pada proses ekskresi, misalnya suatu obat menyebabkan perubahan pH urin sehingga merubah klirens obat lainnya. Efek dari interaksi obat: a. Efek sinergis: 1+1 = 10 (Obat A dan obat B digunakan bersamaan sehingga menghasilkan efek yang jauh lebih besar) b. Efek antagonis: 1+1 = 1 (Obat A dan obat B diminum bersamaan sehingga efeknya meniadakan salah satu obat) c. Efek additif: 1+1 = 2 (Obat A dan obat B digunakan bersamaan sehingga memberikan efek ganda). 4. Kesesuaian dosis, durasi, dan jumlah obat yang diminta Dalam pengobatan perlu dipastikan bahwa kadar obat selalu berada di atas KEM (konsentrasi efektif minimum) dan di bawah KTM (konsentrasi toksis minimum), sehingga perlu aturan dosis yang mengatur dosis dan jarak waktu pemberian agar obat mencapai konsentrasi terapi sesuai dengan yang dikehendaki. Aturan dosis dapat diberikan dalam tiga dasar kategori: Dosis pemeliharaan, yaitu pada konsentrasi efektif. Efek obat harus selalu terpelihara pada jendela terapi. Dosis terapi pada periode waktu tertentu. Dosis yang diberikan hanya dalam waktu tertentu tingkat terapi yang diinginkan, seperti pada pemberian antibiotika terhadap pengobatan infeksi dan obat-obat dengan t1/2 pendek. Dosis tunggal atau terapi jangka pendek. Dosis ini diberikan pada keadaan efek obat yang diinginkan hanya untuk sesaat, seperti pada pengobatan simptomatik. Beberapa faktor yang memengaruhi dosis: Usia bayi dan anak-anak sangat peka terhadap obat karena fungsi hati, ginjal, dan sistem enzimnya belum sempurna. Begitu juga pada orang tua karena fungsi hati dan ginjal yang telah menurun. Dosis untuk orang tua: o 65-74 tahun: dosis biasa 10% o 75 84 tahun: dosis biasa 20% o > 85 tahun: dosis biasa 30% Bobot badan Luas permukaan badan Jenis Kelamin Beratnya penyakit Karena banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam memberikan dosis, perlu dicek kembali apakah dosis yang diminta di resep sesuai dengan dosis lazim anak atau dewasa, dan tidak melebihi dosis maksimal sesuai usia pasien. Dosis lazim adalah jumlah obat yang sering digunakan dan merupakan dosis terapi. Dosis maksimal adalah jumlah maksimal obat yang dapat diberikan tanpa menimbulkan efek toksis.Resep :

Skrining Resep1)Administratif (Kelengkapan Resep)No.URAIANPADA RESEP

ADATIDAK

Inscription

123Identitas dokter:Nama dokterSIP dokterAlamat dokter

4Nomor telepon

5Tempat dan tanggal penulisan resep

Invocatio

6Tanda resep diawal penulisan resep (R/)

Prescriptio/Ordonatio

7Nama Obat

8Kekuatan obat

9Jumlah obat

Signatura

10Nama pasien

11Jenis kelamin

12Umur pasien

13Berat badan

14Alamat pasien

15Aturan pakai obat

16Iter/tanda lain

Subscriptio

17Tanda tangan/paraf dokter

Kesimpulan:Resep tersebutlengkap/tidak lengkap.Resep tidak lengkap karenatidak mencantumkan informasi mengenai berat badan pasien dan paraf dokter.Cara pengatasanBerat badanpasien dapat ditanyakan langsung kepada pasien/keluarga pasien dan paraf dokter perlu diingatkan kembali.

2)Kesesuaian FarmasetisNoKriteriaPermasalahanPengatasan

1Bentuk sediaan-Sesuai

2Stabilitas obat-Sesuai

3Inkompatibiltas-Sesuai

4Cara pemberian-Sesuai

5Jumlah dan aturan pakai-Sesuai

3)DosisNo.Nama ObatDosis ResepDosis LiteraturKesimpulanRekomendasi

1Vomerin3 x sehari 1/2 sendok teh 15 menit sebelum makan

0,20,4 mg/KgBB sehariSesuai-

2Biothicol3x sehari sendok teh Dewasa, anak-anak dan bayi > 2 minggu: 50 mg/kg berat badan per hari, terbagi dalam 3 4 dosis.Sesuai-

3Ranivel2 x sehari sendok tehDosisoral yang disarankan untuk pengobatan borok usus pada anak-anak adalah 2-4 mg/kg dua kali sehari dandosismaksimum yang dapat diberikan adalah 300 mg Ranitidin/ hari (20 ml)

Sesuai-

4)Pertimbangan KlinisNo.KriteriaPermasalahanPengatasan

1Indikasi--

2Kontraindikasi--

3Interaksi--

4Dupikasi/polifarmasi--

5Alergi--

6Efek samping--

7.Reaksi obat yang merugikan (ADR/Adverse Drug Reaction)

--

Dapus:Anonim. 2004. Kepmenkes No.1027/MENKES/SK/IX/2004. Tentang StandarPelayanan Kefarmasian Di Apotik. Depkes RI. Jakarta.Anonim. 2009. PP No. 51 tahun 2009. Tentang Pekerjaan Kefarmasian. DepkesRI. Jakarta.Boh, L.E. 1992. Clinical Clerkship Manual, Applied Therapeutics Inc.Vancouver. WashingtonCohen, M.R. 1999. Medication Error, American Pharmaceutical Association.WashingtonM. Aslam, Chik Kaw Tan, Adji Prayitno. 2003. Farmasi Klinis. Elex MediaKomputindo. JakartaMelanie, J.R. 1997. Talking with Patient, A guide to Patient Counseling.William&WilkinsTjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting: Khasiat,Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. Elex Media Komputindo.Jakarta.Winter, M.E. 1994. Basic Clinical Pharmacokinetics. 3rd edition. AppliedTherapeutics Inc. Vancouver. Washington