Skrining Dan Assessement Gizi

5
SKRINING DAN ASSESSEMENT GIZI MATA KULIAH : GIZI IBU DAN ANAK Disusun untuk sebagai syarat ujian akhir semester II Mata Kuliah Gizi Ibu dan Anak Dosen Pengampu Dr. Budiyanti Wiboworini, dr., M.Kes., Sp.GK NAMA : LATIFAH SAFRIANA NIM : S021508074 MINAT KESEHATAN IBU DAN ANAK S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2016

description

SKrining dan assessment gizi merupakan dua hal yang berbeda. Kedua istilah tersebut sering disamakan oleh para tenaga kesehatan karena kurangnya informasi mengenai kedua istilah tersebut.

Transcript of Skrining Dan Assessement Gizi

Page 1: Skrining Dan Assessement Gizi

SKRINING DAN ASSESSEMENT GIZI

MATA KULIAH : GIZI IBU DAN ANAK

Disusun untuk sebagai syarat ujian akhir semester II Mata Kuliah Gizi Ibu dan Anak Dosen Pengampu Dr. Budiyanti Wiboworini, dr., M.Kes., Sp.GK

NAMA : LATIFAH SAFRIANA NIM : S021508074

MINAT KESEHATAN IBU DAN ANAK S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2016

Page 2: Skrining Dan Assessement Gizi

SKRINING DAN ASSESSEMENT GIZI

A. Latar Belakang

Skrining gizi, assesment (penilaian) gizi pada pasien dengan gizi buruk

merupakan hal yang sangat penting bagi perawatan gizi pasien (Muller C et al, 2011).

Screening gizi dari tenaga kesehatan masih sangat buruk. National Institute for

Health and Clinical Excellence memperkirakan bahwa hanya 30% pasien yang

dilakukan proses skrining saat masuk ke rumah sakit dan berdasarkan audit, hanya

55% dari organisasi NHS yang menggunakan Malnutrition Universal Screening Tools

(MUST). NRLS mengidentifikasi bahwa pada pasien dengan masalah gizi tidak

dilakukan penatalaksanaan dan perawatan karena tenaga kesehatan tidak

mengetahui bahwa skrining merupakan suatu aspek yang penting dalam perawatan

pasien (NHS, 2007).

B. Tujuan

Untuk mengetahui perbedaan antara skrining dan assessment (penilaian) gizi.

C. Pengertian

Menurut American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (A.S.P.E.N)

skrining gizi merupakan proses mengidentifikasi individu yang kurang gizi atau

berisiko kekurangan gizi untuk menentukan assessment (penilaian) gizi yang tepat

(Mueller C et al, 2011). Alat yang digunakan dalam pelaksanaan skrining gizi adalah

Nutrition Risk Screening (NSR) 2002, Mini Nutritional Assessment (MNA), dan MUST

(Kondrup J et al, 2002). Metode skrining gizi tersebut masih memerlukan evaluasi

dari berbagai aspek dan perbaikan dalam monitoring dan evaluasinya (Charney P,

2008)

Sumber : Mueller C et al (2011)

Page 3: Skrining Dan Assessement Gizi

Menurut A.S.P.E.N, Assessment (penilaian) gizi merupakan pendekatan

komprehensif dalam mendiagnosis masalah gizi dengan menggunakan riwayat

pasien (riwayat medis, riwayat asupan gizi, dan riwayat obat), pemeriksaan fisik,

pengukuran antropometri, dan data laboratorium yang akan memberikan dasar

dalam melakukan intervensi gizi. Tujuan dari assessment gizi adalah untuk

mengidentifikasi risiko gizi tertentu atau kekurangan gizi. Assessment gizi dapat

memberikan rekomendasi dalam peningkatan status gizi dengan beberapa intervensi

seperti perubahan dalam diet nutrisi enteral atau parenteral, atau penilaian medis

yang lebih lanjut atau akan diberikan rekomendasi untuk reskrining (Muller C et al,

2011). Assessment gizi dilakukan oleh dokter dan pakar nutrisi dengan proses ketat

yang mencakup mendapatkan riwayat diet dan kesehatan, status klinis saat ini, data

antropometrik, data laboratorium, informasi penilaian fisik, dan informasi sosial dan

ekonomi; memperkirakan kebutuhan gizi; dan, menentukan rencana pengobatan

(Muller C et al, 2011).

Metode pengukuran antropometri meliputi pengkajian ukuran serta proporsi

tubuh. Pengukuran antropometri terdiri aatas tinggi badan, berat badan, tebal lipatan

kulit, dan lingkar tubuh di beberapa area seperti kepala, daada dan lengan sehingga

diperoleh data Berat Badan Ideal (BBI), Berat Badan Relatif (BBR), Indeks Masa

Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI), Tebal Lipatan Kulit, Lingkar Tubuh, Air

Displacement Plethysmography (ADP atau Bod Pod), Bioelectrical impedance (BIA),

Dual-energi x-ray absorptiometry (DEXA), Total Body Water, Total Body Potassium

(Stang J & Story M , 2005).

Penilaian status gizi dengan Biochemical / Laboratory menggunakan

pemeriksaan spesimen yang diuji laboratorium yang dilakukan pada berbagai

macam jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga

beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Cara penilaian dapat didekati dengan

mengukur kadar hemoglobin (Hb), hematokrit (Hm), serum besi, serum ferritin (SF),

transferin saturation (TS), free erythrocytes protophophyrin (FEP), dan Unsaturated

iron-binding capacity serum (Stang J & Story M , 2005).

Clinical/Physical Assessement dengan melihat perubahan-perubahan yang

terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi. Dapat dilihat pada jaringan

epitel seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ organ yang dekat

dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya

Page 4: Skrining Dan Assessement Gizi

untuk survei klinis secara cepat. Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat

tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih dari zat gizi (Stang J

& Story M , 2005).

Dietary (Nutritional History & Current intake) atau pengkajian riwayat nutrisi

dengan recall makanan 24 jam terakhir dapat dilakukan dengan Catatan Makanan 7

Hari, 24-Hour Recall, Asupan Nutrisi Sehari-hari, dan Food Frequency Questionnaire

(FFQ) (Stang J & Story M , 2005).

Tabel 1. Komponen Pelaksanaan Skrining dan Assessment Gizi

Riwayat Medis dan Psikososial

Pertumbuhan dan Perkembangan

Diet dan Aktivitas Fizik

Skringing dan Pemeriksaan Laboratorium

Komponen dalam Skrining gizi

- Riwayat Medis - Riwayat

Psikososial - Riwayat dan

Status Sosio ekonomi

- Indeks Masa Tubuh (IMT) / Body Mass Index

- Tingkat Kematangan Seksul / Sexual Maturation Rating (SMR)

- Pola Makan - Suplementasi

Nutrisi - Keamanan

Pangan - Alergi Makanan - Diet Khusus - Aktivitas Fisik

dan Olahraga

- Hemoglobin (perempuan)

- Kolesterol dan Lemak dalam darah

- Tekanan Darah

Indikasi dalam Assessment (Penilaian) Gizi

- Penyakit Kronis - Penggunaan

Obat –obaan - Kemiskinan - Depresi atau

dysthymia - Cara Makan yang

salah - Kelainan dalam

cara Makan - Kelainan tubuh - Hamil dan

Menyusui - -

- Under weight - Oveweight - Berisiko

Overweight - Kematangan

Seksual yang tertunda

- Stunting

- Makanan yang tidak aman

- Tidak Makan - Asupan

Mikronutrien yang tidak adekuat

- Asupan lemak yang berlebih

- Alergi Makanan - Diet Vegetarian - Suplementasi

non-nutrisi / herbal

- Kompetisi Olahraga

- Diet yang Kronis - Puasa - Konsumsi

Alkohol

- Hipertensi - Hiperlipidemia - Anemia

Defisiensi Besi

Sumber : Stang J, Story M (2005)

Page 5: Skrining Dan Assessement Gizi

D. Perbedaan

Skrining dan Assessment Gizi memiliki beberapa perbedaan dalam waktu

target, waktu pelaksanaan, alat yang digunakan, dan hasil yang diperoleh.

Nutritional AssessmentTabel 2. Perbedaan Skrining dan Assessment Gizi Skrining Assessment

Dalam waktu singkat Membutuhkan waktu lama Pengukuran minimal Banyak Pengukuran Biaya terjangkau Biaya Mahal Informasi yang diperoleh merupakan

informasi dasar Informasi yang diperoleh lebih mendalam

Alat : - Nutrition Risk Screening (NSR) 2002 - Mini Nutritional Assessment (MNA) - Malnutrition Universal Screening Tool

(MUST

Alat: - Subjective Global Assessment - Pemeriksaan Fisik - Pemeriksaan Laboratorium

Sumber : Kondrup J et al (2002) Nestle Nutrition Institute (2013)

E. Kesimpulan

Skrining gizi merupakan proses mengidentifikasi individu yang kurang gizi atau

yang berisiko kurang gizi untuk menentukan assessment gizi yang kemudian akan

menentukan intervensi gizi yang akan dilakukan. Assessment (penilaian) gizi

merupakan pendekatan komprehensif dalam mendiagnosis masalah gizi yang

memberikan dasar dalam dilakukannya intervensi gizi. Terdapat banyak perbedaan

antara skrining dan assessment gizi diantaranya target, waktu pelaksanaan, alat yang

digunakan, dan hasil yang diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA Charney P. 2008. Nutrition screening vs nutrition assessment: how do they differ?

Nutrition Clinical Practice. Aug-Sep;23(4) 2008.

Kondrup J, Allison SP, Elia M, Plauth M. 2002. ESPEN Guidelines for Nutrition Screening. Clinical Nutrition 22

Mueller C, Charlene C, Druyan ME, and the American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (A.S.P.E.N.). 2011. Nutrition Screening, Assessment, and Intervention in Adults. Journal of Parenteral and Enteral Nutrition. Volume 35 Number 1 January 2011 16-24

NHS National Patient Safety Agency. 2007. Nutritional Screening Structured Investigation Project.

Stang J, Story M. 2005. Guidelines for Adolescent Nutrition Services http://www.epi.umn.edu/let/pubs/adol_book.shtm diakses tanggal 11 Juni 2016.

Nestle Nutrition Institute. 2013. A guide to completing the Mini Nutritional Assessment – Short Form (MNA-SF)