Skoliosis Tr

20
TASK READING SKOLIOSIS DISUSUN OLEH : Task Reading “SCOLIOSIS” Oleh Kelompok 13: GEDE SUARTIKA (010.06.0026) MUCHLIS EFFENDI (010.06.0058) TRIBHUWANA PERMALINDA (010.06.0052) AFRAIMANSYAH (010.06.0029)

description

Skoliosis Tr

Transcript of Skoliosis Tr

Page 1: Skoliosis Tr

TASK READING

SKOLIOSIS

DISUSUN OLEH :

Task Reading

“SCOLIOSIS”

Oleh Kelompok 13:

GEDE SUARTIKA (010.06.0026)

MUCHLIS EFFENDI (010.06.0058)

TRIBHUWANA PERMALINDA (010.06.0052)

AFRAIMANSYAH (010.06.0029)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

2011

Page 2: Skoliosis Tr

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat

dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah Task Reading kami yang berjudul

“Skoliosis”. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah

membantu kami dalam penyusunan makalah task readding ini

Dalam menyusun laporan ini mungkin terdapat banyak kekurangan dalam

menggali semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan dengan hasil

laporan kami ini. Karena semua ini disebabkan oleh keterbatasan kami sebagai manusia,

Oleh karena itu kami mengharapakan saran dan keritik yang membangun dari berbagai

pihak. Terima kasih.

Mataram, 21 Juni 2011

Penyusun

Page 3: Skoliosis Tr

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Skoliosis berasal dari kata Yunani yang berarti lengkungan, mengandung arti

kondisi patologik.Vertebra servikal,torakal, dan lumbal membentuk kolumna vertikal

dengan pusat vertebra berada pada garis tengah. Skoliosis adalah deformitas tulang

belakang yang menggambarkan deviasi vertebra kearah lateral dan rotasional. Bentuk

skoliosis yang paling sering dijumpai adalah deformitas tripanal dengan komponen

lateral,anterior posterior dan rotasional.

Skoliosis dapat dibagi atas dua yaitu skoliosis struktural dan non struktural (postural).

Pada skoliosis postural, deformitas bersifat sekunder atau sebagai kompensasi terhadap

beberapa keadaan diluar tulang belakang, misalnya dengan kaki yang pendek, atau

kemiringan pelvis akibat kontraktur pinggul, bila pasien duduk atau dalam keadaan

fleksi maka kurva tersebut menghilang. Pada skoliosis struktural terapat deformitas

yang tidak dapat diperbaiki pada segmen tulang belakang yang terkena. Komponen

penting dari deformitas itu adalah rotasi vertebra; processus spinosus memutar kearah

konkavitas kurva. Skoliosis structural dapat dibagi menjadi tiga kategori utama :

kongenital, neuromuskular, dan skoliosis idiopatik.

Page 4: Skoliosis Tr

BAB II

PEMBAHASAN

Definisi

Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi

pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan skoliosis ini

sepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih jauh sesungguhnya

terjadi perubahan yang luarbiasa pada tulang belakang akibat perubahan bentuk tulang

belakang secara tiga dimensi, yaitu perubahan sturktur penyokong tulang belakang

seperti jaringan lunak sekitarnya, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher),

torakal (dada) maupun lumbal (pinggang). Skoliosis ini biasanya membentuk kurva

“C” atau kurva “S”. Skolisis merupakan penyakit tulang belakang yang menjadi

bengkok ke samping kiri atau kanan sehingga wujudnya merupakan bengkok benjolan

yang dapat dilihat dengan jelas dari arah belakang. Penyakit ini juga sulit untuk

dikenali kecuali setelah penderita meningkat menjadi dewasa.

Epidemiologi

Sekitar 80% skoliosis adalah idiopatik, Skoliosis idiopatik dengan kurva lebih dari 10

derajat dilaporkan dengan prevalensi 0,5-3 per 100 anak dan remaja. Prevalensi

dilaporkan pada kurva lebih dari 30 derajat yaitu 1,5-3 per 1000 penduduk. Insiden

yang terjadi pada skoliosis idiopatik infantil bervariasi, namun dilaporkan paling

banyak dijumpai di Eropa daripada Amerika Utara, dan lebih banyak laki-laki dari

pada perempuan.

Etiologi

Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:

1. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam

pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu

2. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau

kelumpuhan akibat penyakit berikut:

Cerebral palsy

Page 5: Skoliosis Tr

Distrofi otot

Polio

Osteoporosis juvenil

3. Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui.

Walaupun penyebab skoliosis idiopatik tidak diketahui, namun ada beberapa

perbedaan teori yang menunjukkan penyebabnya seperti faktor genetik, hormonal,

abnormalitas pertumbuhan, gangguan biomekanik dan neuromuskular tulang, otot

dan jaringan fibrosa.

Faktor genetik

Dilaporkan bahwa faktor genetik mempunyai komponen pada perkembangan

scoliosis, terjadi peningkatan insiden pada keluarga pasien dengan scoliosis

idiopatik dibandingkan dengan pasien yang tidak mempunyai riwayat penyakit

scoliosis.

Faktor hormonal.

Defisiensi melatonin diajukan sebgai penyebab scoliosis. Sekresi melatonin

pada malam hari menyebabkan penurunan progresivitas scoliosis dibandingkan

dengan pasien tanpa progresivitas. Hormon pertumbuhan juga diduga

mempunyai peranan pada perkembangan skoliosis. Kecepatan progresivitas

skoliosis pada umumnya dilaporkan pada pasien dengan growth hormone.

Perkembangan Spinal dan Teori Biomekanik

Abnormalitas dari mekanisme pertumbuhan spinal juga menunjukkan penyebab

dari perkembangan dan progresivitas skoliosis, dimana dihubungkan dengan

waktu kecepatan pertumbuhan pada remaja.

Abnormalitas Jaringan

Beberapa teori diajukan sebagai komponen struktural pada komponen tulang

belakang (otot, tulang, ligamentum dan atau discus) sebagai penyebab skoliosis.

Beberapa teori didasari atas observasi pada kondisi seperti syndrome Marfan

Page 6: Skoliosis Tr

(gangguan fibrillin), duchenne muscular dystrophy (gangguan otot) dan

displasia fibrosa pada tulang.

Anatomi tulang belakang

Pada umumnya vertebra terdiri dari corpus, arcus processus spinosus dan processus

transversus. Ditengah setiap vertebra terdapat lubang yang disebut foramen vertebrae,

yang berada diantara corpus dan arcus vertebrae. Foramen vertebrae dari ruas-ruas

tulang belakang bersama-sama membentuk suatu saluran yang disebut kanalis

vertebralis yang berisikan medulla spinalis. Diantara corpus vertebrae yang lain

terdapat discus intervertebralis.

Ruas-ruas tulang belakang tersusun menjadi columna vertebralis yang terdiri atas :

Vertebra cervikalis, terdiri atas 7 ruas

Vertebra torakalis, terdiri atas 12 ruas

Vertebra lumbalis, terdiri atas 5 ruas

Vertebra sacralis, terdiri atas 5 ruas dan membentuk os sacrum

Vertebra coccygeus, terdiri atas 5 ruas dan membentuk os coccygeus

Bentuk kolumna vertebralis tidak lurus, di beberapa tempat membentuk beberapa

lengkungan, yaitu :

Lordosis cervikalis, melengkung ke anterior didaerah cervical

Kyphosis torakalis, melengkung ke dorsal didaerah torakal

Lordosis lumbalis, melengkung ke anterior daerah lumbal

Kyphosis sacralis, melengkung kedaerah sacral

Gejala

tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping

bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya

Page 7: Skoliosis Tr

nyeri punggung

kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama

skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60) bisa

menyebabkan gangguan pernafasan.

Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang membengkok ke kanan dan

pada punggung bagian bawah, tulang belakang membengkok ke kiri; sehingga bahu

kanan lebih tinggi dari bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari

pinggul kiri.

Gambar Rotgen scoliosis

Patofisiologi

Kelainan bentuk tulang punggung yang disebut scoliosis ini berawal dari adanya

syaraf-syaraf yang lemah atau bahkan lumpuh yang menarik ruas-ruas tulang belakang.

Tarikan ini berfungsi untuk menjaga ruas tulang belakang berada pada garis yang

normal yang bentuk nya seperti penggaris atau lurus. Tetapi karena suatu hal,

diantaranya kebiasaan duduk yang miring, membuat sebagian syaraf yang bekerja

menjadi lemah. Bila ini terus berulang menjadi kebiasaan, maka syaraf itu bahkan akan

mati. Ini berakibat pada ketidakseimbangan tarikan pada ruas tulang belakang. Oleh

karena itu, tulang belakang yang menderita skoliosis itu bengkok atau seperti huruf S

atau pun huruf C.

Page 8: Skoliosis Tr

Scoliosis Normal

Diagnosis

Anamnesis

Perlu ditanyakan riwayat keluarga akan skoliosis atau suatu catatan mengenai

beberapa kelainan selama kehamilan atau persalinan, kejadian penting dalam

perkembangan harus dicatat. Pada kurva yang lebih besar kadang-kadang disertai

dengan keluhan nyeri dan sesak.

Gambaran Klinis

Gambaran yang terlihat pada skoliosis adalah manifestasi dari tiga deformitas,

gambaran tersebut diakibatkan oleh kombinasi deviasi lateral korpus vertebra dan

dinding dada. Bila terjadi deviasi lateral vertebra, vertebra berotasi disekeliling

sumbunya yang panjang. Lengkungan yang cembung kekanan memperlihatkan

berbagai derajat rotasi, yang menyebabkan penonjolan iga (rib hump).

Jika pasien dilihat dari belakang dapat memperlihatkan deviasi lateral processus

spinosus dari garis tengah. Pada kurva thorakal, tampak punggung yang miring, rib

hump dan asimetri skapula. Pada kurva lumbal tampak penonjolan asimetris salah

satu pinggul.

Page 9: Skoliosis Tr

Setelah pasien dilihat dari belang dalam posisi berdiri tegak, dilakukan tes fleksi ke

depan yang disebut Forward Bend Test. Pada posisi fleksi kedepan, deformitas

rotasi dapat diamati paling mudah, dan penonjolan iga atau penonjolan paralumbal

dapat dideteksi. Lengkung minor sering mudah dideteksi dengan komponen

rotasinya. Pada umumnya, jika deviasi lateral vertebra meningkat, begitu juga

deformitas rotasinya, tetapi hubungan ini tidak linear dan banyak lengkung minor

memperlihatkan rotasi yang nyata sedangkan beberapa deformitas skoliotik sedang

dan berat hanya memperlihatkan unsur rotasional yang lebih ringan.

Skoliometer

Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai. Cara

pengukuran dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan posisi

membungkuk, kemudian atur posisi pasien karena posisi ini akan berubah-ubah

tergantung pada lokasi kurvatura, sebagai contoh kurva dibawah vertebra lumbal

akan membutuhkan posisi membungkuk lebih jauh dibanding kurva pada thorakal.

Kemudian letakkan skoliometer pada apeks kurva, biarkan skoliometer tanpa

ditekan, kemudian baca angka derajat kurva.

Pada screening, pengukuran ini signifikan apabila hasil yang diperoleh lebih besar

dari 5 derajat, hal ini biasanya menunjukkan derajat kurvatura > 200 pada

pengukuran cobb’s angle pada radiologi sehingga memerlukan evaluasi yang

lanjut12,13

Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisis, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan, antara lain :

Berdiri tegak, untuk melihat adanya :

- Asimetri bahu, leher, tulang iga, pinggul, skapula

- Plum line (kesegarisan antara leher dan pinggul)

- Body arm distance (jarak antar lengan dengan badan)

Membungkuk, untuk melihat adanya :

Page 10: Skoliosis Tr

- Rotasi (perputaran dari tulang punggung)

- Derajat pembungkukan (kifosis)

Mengukur perbedaan panjang tungkai bawah (leg length discrepancy)

Mencari :

- Kelenturan sendi

- Sinus-sinus pada kulit

- Hairy patches

- Palpable midline defects

Pemeriksaan Radiologis

X-Ray Proyeksi

Foto polos : Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh terhadap tulang

belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai derajat kurva dengan

metode Cobb dan menilai maturitas skeletal dengan metode Risser. Kurva structural

akan memperlihatkan rotasi vertebra ; pada proyeksi posterior-anterior, vertebra

yang mengarah ke puncak prosessus spinosus menyimpang kegaris tengah; ujung

atas dan bawah kurva diidentifikasi sewaktu tingkat simetri vertebra diperoleh

kembali.

Cobb Angle diukur dengan menggambar garis tegak lurus dari batas superior dari

vertebra paling atas pada lengkungan dan garis tegak lurus dari akhir inferior

vertebra paling bawah. Perpotongan kedua garis ini membentuk suatu sudut yang

diukur.

Maturitas kerangka dinilai dengan beberapa cara, hal ini penting karena kurva

sering bertambah selama periode pertumbuhan dan pematangan kerangka yang

cepat. Apofisis iliaka mulai mengalami penulangan segera setelah pubertas;

ossifikasi meluas kemedial dan jika penulangan krista iliaka selesai, pertambahan

skoliosis hanya minimal. Menentukan maturitas skeletal melalui tanda Risser,

dimana ossifikasi pada apofisis iliaka dimulai dari Spina iliaka anterior superior

Page 11: Skoliosis Tr

(SIAS) ke posteriormedial. Tepi iliaka dibagi kedalam 4 kuadran dan ditentukan

kedalam grade 0 sampai 5.

Derajat Risser adalah sebagai berikut : Grade 0 menandakan tidak ada ossifikasi,

grade 1 menandakan penulangan mencapai 25%, grade 2 mencapai 26-50%, grade 3

mencapai 51-75%, grade 4 mencapai 76% dan grade 5 menunjukkan fusi tulang

yang komplit.

Pemeriksaan dasar yang penting adalah foto polos (roentgen) tulang punggung

meliputi :

- Foto AP dan lateral ada posisi berdiri : foto ini bertujuan untuk menentukan

derajat pembengkokan skoliosis

- Foto AP telungkup

- Foto force bending R and L : foto ini bertujuan untuk menentukan derajat

pembengkokan setelah dilakukan bending.

- Foto pelvik AP

- Pada keadaan tertentu seperti adanya defisit neurologis, kekakuan pada

leher, atau sakit kepala, dapat dilakukan pemeriksaan MRI

Penatalaksanaan

Tujuan dilakukannya tatalaksana pada skoliosis meliputi :

Mencegah progresifitas dan mempertahankan keseimbangan

Mempertahankan fungsi respirasi

Mengurangi nyeri dan memperbaiki status neurologis

Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai “The three O’s” adalah :

1. Observasi

Page 12: Skoliosis Tr

Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu <25⁰ pada

tulang yang masih tumbuh atau <50o pada tulang yang sudah berhenti

pertumbuhannya. Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saar usia 19 tahun.

Pada pemantauan ini, dilakukan kontrol foto polos tulang punggung pada waktu-

waktu tertentu. Foto kontrol pertama dilakukan 3 bulan setelah kunjungan pertama

ke dokter. Lalu sekitar 6-9 bulan berikutnya bagi yang derajat <20 dan 4-6 bulan

bagi yang derajatnya >20.

2. Orthosis

Orthosis dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal dengan nama

brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah :

Pada kunjungan pertama, ditemukan derajat pembengkokan sekitar 30-40⁰

Terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25 derajat.

Jenis dari alat orthosis ini antara lain :

Milwaukee

Boston

Charleston bending brace

Alat ini dapat memberikan hasil yang cukup signifikan jika digunakan secara

teratur 23 jam dalam sehari hingga 2 tahun setelah menarche.

3. Operasi

Tidak semua skoliosis dilakukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi pada

skoliosis adalah :

Terdapat progresifitas peningkatan derajat pembengkokan >40-45 derajat pada

anak yang sedang tumbuh

Terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis

Terdapat derajat pembengkokan >50 derajat pada orang dewasa

Page 13: Skoliosis Tr

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping,

yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang).

Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:

Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam

pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu

Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau

kelumpuhan akibat penyakit berikut:

Cerebral palsy

Distrofi otot

Polio

Osteoporosis juvenil

Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui.

Gejala dari skoliosis adalah :

tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping

bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya

Page 14: Skoliosis Tr

nyeri punggung

kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama

skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60?) bisa

menyebabkan gangguan pernafasan

Daftar Pustaka

Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta : EGC

Sudoyo, Aru W. dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi V jii. III. Jakarta: Interna Publishing

Anonymous. 2011. Skoliosis. http://id.wikipedia.org/wiki/Skoliosis. Diakses 20 Juni 2011

Anonymous. 2010. Bedah Skoliosis. http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/180/skoliosis#tiga. Diakses 20 Juni 2011

Anonymous. 2008. Scoliosis. http://www.totalkesehatananda.com/scoliosis2.html. Diakses 20 Juni 2011