Skizofrenia Dkk

download Skizofrenia Dkk

of 7

Transcript of Skizofrenia Dkk

  • 7/30/2019 Skizofrenia Dkk

    1/7

    SKIZOFRENIA

    Merupakan sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit

    (tidak selalu bersifat kronis atau deteorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung

    pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya (PPDGJ III,2003)

    Pada umunya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan

    persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran yang

    jernih (clear consciusness) dan kemampuan intelektual biasanyan tetap terpelihara, walaupun

    kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian (PPDGJ III,2003)

    Gejala-gejala

    Penampilan umum dan Perilaku Umum

    Tidak ada penampilan atau perilaku yang khas pada skizofrenia. Beberapa bahkan dapat

    berpenampilan dan berperilaku normal. Pasien dengan skizofrenia kronis cenderung

    menelantarkan penampilannya.

    Gangguan Pembicaraan

    Inti gangguan pada skizofrenia terdapat pada proses pikiran, yang terganggu utama adalah

    asosiasi. Terdapat asosiasi longgarberarti tidak adanya hubungan antar ide. Kalimat-kalimatnya

    tidak saling berhubungan. Bentuk yang lebih parah adalah inkoherensi. Tidak jarang terdapat

    asosiasi bunyi karena pikiran sering tidak mempunyai tujuan tertentu. Hal ini menyebabkan

    perjalanan pikiran pada pasien skizofrenia sulit untuk diikuti dan dimengerti.

    Kadang-kadang pasien dengan skizofrenia membentuk kata-kata baru untuk menyatakan arti

    yang hanya dipahami oleh dirinya sendiri atau yang dikenal dengan neologisme. Pada pasien

    dengan skozofrenia ketatonik sering tampak mutisme.Gangguan Perilaku

    Salah satu gangguan aktivitas motorik pada pasien skizofrenia adalah gejala katatonik yang

    dapat berupa stupor atau gaduh gelisah (excitement). Gangguan perilaku lain adalah stereotipi

    (berulang-ulang melakukan suatu gerakan) dan manerisme (stereotipi tertentu pada skizofrenia

    yang dapat dilihat dalam bentuk grimas pada mukanya atau keanehan berjalan dan gaya

    berjalan).

    Gangguan Afek

    1. Kedangkalan respon emosi , misalnya penderita menjadi acuh-tak acuh terhadap hal yangpenting bagi dirinya sendiri.

    2. Parathimi, apa yang seharusnya menimbulkan rasa senang dan gembira, pada penderitatimbul rasa sedih atau marah.

    3. Paramimi, penderita merasa senang dan gembira, akan tetapi dia menangis.Yang penting dari skizofrenia adalah hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi

    yang baik (emational rapport). Karena itu sering kita tidak dapat merasakan perasaan penderita.

    Gangguan Persepsi

    Pada skizofrenia gangguan persepsi yang sering muncul adalah halusinasi, khususnya halusinasi

    pendengaran (auditorik atau akustik). Halusinasi penglihatan (optik) agak jarang pada

    skizofrenia, lebih sering pada psikosis akut yang berhubungan dengan sindrom otak organik.

    Gangguan Pikiran

  • 7/30/2019 Skizofrenia Dkk

    2/7

    Gangguan pikiran yang sering muncul adalah waham. Pada skizofrenia waham sering tidak logis

    dan sangat bizar. Penderita tidak menginsafi hal ini dan baginya wahamnya merupakan fakta

    yang tidak dapat diubah oleh siapapun.

    (Maramis,2009)

    Jenis-Jenis Skizofrenia

    1. Skizofrenia ParanoidGejala-gejala yang mencolok adalah waham primer, disertai dengan waham-waham

    sekunder dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti terdapat gangguan proses berpikir,

    gangguan afek, emosi dan kemauan. Jenis skizofrenia ini sering muncul setelah umur 30

    tahun. Permulaanya mungkin subakut, tetapi mungkin juga akut. Kepribadian penderita

    sebelum sakit sering dapat digolongkan skizoid. Mereka mudah tersinggung, suka

    menyendiri, agak congkak dan kurang percaya pada orang lain.

    2. Skizofrenia HebefrenikPermulaanya perlahan-lahan atau sub akut dan sering timbul pada masa remaja atau antara

    15-25 tahun. Gejala yang mencolok adalah gangguan kemauan dan adanya depersionalisasiatau double personality. Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisme atau perilaku

    kekanak-kanakan sering terdapat pada skizofrenia hebefrenik. Waham dan halusinasi banyak

    sekali.

    3. Skizofrenia KetatonikTimbulnya pertama kali antara umur 15-30 tahun dan biasanya akut sering didahului oleh

    stress emosional. Mungkin terjadi gaduh-gelisah katatonik atau stupor katatonik.

    4. Skizofrenia SimplexSering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama pada jenis simplex adalah

    kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berpikir biasanya sukar

    ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali terdapat. Jenis ini timbulnya perlahan-lahan

    sekali. Pada permulaan mungkin penderita mulai kurang memperhatikan keluarganya atau

    mulai menarik diri dari pergaulan.

    5. Skizofrenia ResidualJenis ini merupakan jenis kronis dari skizofrenia dengan riwayat sedikitnya satu episode

    psikotik yang jelas dan gejala-gejala berkembang ke arah gejala negatif yang lebih menonjol.

    Gejala negatif terdiri dari kelambatan psikomotor, penurunan aktivitas, penumpulan afek,

    pasif dan tidak ada inisiatif, kemiskinan pembicaraan, ekpresi non verbal yang menurun,

    serta buruknya perawatan diri dan fungsi sosial.

    (Maramis, 2009)

    Penegakan Diagnosis

    Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang jelas :a. Thougth echo (isi pikiran dirinya sendiri yang berulang dan bergema dalam kepalanya dan isi

    pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda) ; Thought

    insertio/withdrawl (isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya atau isi

    pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya) ; Thougth broadcasting ( isi

    pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya)

    b. Delusion of control(waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu dari luar) ; Delusion ofinfluence (waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar) ;

    Delusion of passivity (waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu

  • 7/30/2019 Skizofrenia Dkk

    3/7

    kekuatan dari luar) ; Delusional perception (pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang

    bermakna sangat khas badi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat).

    c. Halusinasi auditorikd. Waham-waham lain yang menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dinaggap

    tidak wajar dan sesuatu yang mustahil.

    Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas :e. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa sajaf. Inkoherensig. Perilaku katatonikh. Gejala-gajala negatif

    Adanya gejala-gejala tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan ataulebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal)

    Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseleruhan daribeberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tujuan hidup, tidak

    berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri dan penarikan diri secara sosial.(PPDGJ III,2003)

    Terapi

    Indikasi pemberian obat antipsikotik pada skizofrenia adalah : pertama untuk mengendalikan gejala

    aktif dan kedua mencegah kekambuhan (Maramis,2009).

    Prinsip-prinsip terapi :

    1. Tentukan target gejala2. Gunakan AP (antipsikotik) yang telah terbukti di masa lalu3. Gunakan AP yang minim efek samping4. Lama uji coba AP : 4-6 minggu, bila gagal, coba dengan AP lain.5. Single drug6. Pertahankan pada dosis efektif yang terendah.

    Indikasi rawat inap di RS : diagnostik, menstabilkan medikasi, keamanan pasien dan lingkungan.

    Terapi somatik : Psikofarmaka dan Non psikofarmaka

    Terapi psikososial : terapi perilaku, keluarga, kelompok dan psikoterapi individual

    Terapi Psikofarmaka : Antipsokotik (AP)

    1. AP golongan I (klasik / konvensional) : antagonis reseptor dopamin2. AP golongan II (Atipik) : antagonis reseptor dopamin 2 (D2) dan serotonin 2 (5-HT2)

    Misal : Haloperidol, Clozapine , Olanzapine

  • 7/30/2019 Skizofrenia Dkk

    4/7

    SKIZOAFEKTIF

    Seperti yang diartikan oleh istilahnya, gangguan skizoafektif memiliki cirri baik skizofrenia dan

    gangguan afektif (sekarang disebut gangguan mood). Kriteria diagnostic untuk gangguan skizoafektif

    telah berubah seiring dengan berjalannya waktu, sebagian besar karena perubahan kriteria untukskizofrenia dan gangguan mood. Terlepas dari sifat diagnosis yangdapat berubah, diagnosis ini tetap

    merupakan diagnosis yang terbaik bagi pasien yang sindromaklinisnya akan terdistorsi jika hanya

    dianggap skizofrenia atau hanya suatu gangguan mood saja. (Shadock,2003)

    EPIDEMIOLOGI

    Prevalensi seumur hidup dari gangguan skizoafektif adalah kurang dari 1 persen,kemungkinan dalam

    rentang 0,5 sampai 0,8 persen. Tetapi angka tersebut adalah angka pekiraan,karena berbagai

    penelitian terhadap gangguan skizoafektif telah menggunakan kriteria diagnosticyang bervariasi.

    Prevalensi gangguan telah dilaporkan lebih rendah pada laki-laki dibandingkanwanita, khususnya

    wanita yang menikah. Usia onset untuk wanita adalah lebih lanjut daripadausia untuk laki-laki. Laki-laki dengan skizoafektif kemungkinan menunjukkan perilaku antisocialdan memiliki pendataran atau

    ketidaksesuaian afek yang nyata. (Shadock,2003)

    GAMBARAN KLINIS

    Tanda dan gejala kinis gangguan skizoafektif adalah termasuk semua tanda dan gejala skizofrenia,

    episode manic, dan gangguan depresif. Gejala skizofrenik dan gangguan mood dapat ditemukan

    bersama-sama atau dalam cara yang bergantian. Perjalanan penyakit dapat bervariasi dari satu

    eksaserbasi dan remisi sampai satu perjalanan jangka panjang yang memburuk.Banyak peneliti dan

    klinisi berspekulasi tentang ciri psikotik yang tidak sesuai dengan mood (mood-incongruent); isi

    psikotik (yaitu halusinasi atau waham) adalah tidak konsisten dengan mood yang lebih kuat. Pada

    umumnya adanya ciri psikotik yang tidak sesuai dengan mood pada suatu gangguan mood

    kemungkinan merupakan indicator dari prognosis yang buruk. Hubungan tersebut kemungkinan

    berlaku untuk gangguan skizoafektif, walaupun data-datanya terbatas. (Shadock,2003)

    KRITERIA DIAGNOSIS

    Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya skizofreniadan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau

    dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam episode penyakit yang sama, bilamana,

    sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupunepisode manik atau depresif.

    Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan gangguan afektiftetapi dalam episode penyakit yang berbeda.

    Bila seseorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah mengalami suatu episodepsikotik, diberi diagnosis F20.4 (Depresi pasca-skizofrenia)

    (PPDGJ III,2003)

    Skozoafektif dibagi menjadi 2 tipe yanitu tipe manik dan tipe depresif.

    Gejala manik :

  • 7/30/2019 Skizofrenia Dkk

    5/7

    1. Afek meningkat2. Hiperaktifitas fisik dan mental

    a. Hiperaktifb. Percepatan dan banyak bicarac. Kebutuhan tidur berkurangd. Grandiose ideas (ide kebesaran)e. Terlalu optimis

    Gejala depresi :

    1. Gejala utama :a. Afek depresifb. Hilang minat dan gembirac. Berkurangnya energi

    2. Gejala tambahan :a. Konsentrasi dan perhatian kurangb. Harga diri dan PD berkurangc. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak bergunad. Pandangan masa depan suram dan pesimise. Gagasan / perbuatan yang membahayakan diri /badanf. Tidur terganggug. Nafsu makan berkurang.

    PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS

    Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis

    di pertengahan antara prognosis pasien dengan skizofrenia dan pasien dengan gangguan

    mood.Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis yang jauh

    lebih buruk dibandingkan pasien dengan gangguan depresif, memiliki prognosis yang lebih buruk dari

    pasien dengan gangguan bipolar, dan memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan

    skizofrenia.

    Generalitas tersebut telah didukung oleh beberapa penelitian yangmngikuti pasien selama dua

    sampai lima tahun setelah episode yang ditunjuk dan yang menilaifungsi sosial dan pekerjaan,

    dan juga perjalanan gangguan itu sendiri.Data menunjukkan bahwa pasien dengan gangguanskizoafektif, tipe bipolar,mempunyai prognosis yang mirip dengan pasien dengan gangguan bipolar I

    dan bahwa pasiendengan gangguan pramorbid yang buruk; onset yang perlahan-perlahan; tidak ada

    factor pencetus; menonjolnya gejala psikotik, khususnya gejala deficit atau gejala negative; onset

    yangawal; perjalanan yang tidak mengalami remisi; dan riwayat keluarga adanya skizofrenia.

    Lawandari masing-masing karakteristik tersebut mengarah pada hasil akhir yang baik. Adanya

    atautidak adanya gejala urutan pertama dari Scheneider tampaknya tidak meramalkan

    perjalanan penyakit. (Shadock,2003)

  • 7/30/2019 Skizofrenia Dkk

    6/7

    TERAPI

    Modalitas terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah perawatan di rumah sakit, medikasi,

    dan intervensi psikososial. Prinsip dasar yang mendasari farmakoterapi untuk gangguan skizoafektif

    adalah bahwa protocol antidepresan dan antimanik diikuti jika semuanya diindikasikan dan bahwa

    antipsikotik digunakan hanya jika diperlukan untuk pengendalian jangka pendek. Jika protocol

    thymoleptic tidak efektif dalam mengendalikan gejala atas dasar berkelanjutan, medikasi antipsikotik

    dapat diindikasikan. Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe bipolar, harus mendapatkan percobaan

    lithium, carbamazepine (Tegretol), valporate(Depakene), atau suatu kombinasi obat-obat tersebut jika

    satu obat saja tidak efektif. Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe depresif, harus diberikan

    percobaan antidepresan dan terapiel ektrokonvulsan (ACT) sebelum mereka diputuskan tidak

    responsive terhadap terapi antidepresan.(Shadock,2003)

    GANGGUAN WAHAM MENETAP

    Kelompok ini meliputi serangkaian gangguan dengan waham-waham yang berlangsung

    lama, sebagai satu-satunya gangguan klinis yang khas atau yang paling mencolok dan tidak dapat

    digolongkan sebagai gangguan mental organik, skizofrenik, atau gangguan afektif. Pentingnya faktor

    genetik, ciri-ciri kepribadian dan situasi kehidupan dalam pembentukan gangguan kelompok ini tidak

    pasti dan mungkin bervariasi. (PPDGJ III,2003)

    Pedoman Diagnostik

    Waham-waham erupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala-gejala yang paling mencolok.Waham-waham tersebut (baik tunggal maupun sebagai suatu sistem waham) harus sudah ada

    sedikitnya 3 bulan lamanya dan harus bersifat khas pribadi (personal) dan bukan budaya

    setempat.

    Gejala-gejala depresif atau ahkan suatu episode depresif yang lengkap / full-blown mungkinterjadi secara intermitten, dengan syarat bahwa waham-waham tersebut menetap pada saat-

    saat tidak terdapat gangguan afektif itu.

    Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya penyakit otak. Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja ada dan bersifat sementara. Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham-waham dikendalikan, siar pemikiran,

    penumpukan afek, dsb

    (PPDGJ III,2003)

    Macam-Macam Gangguan Waham Menetap :

    1. Gangguan waham2. Gangguan waham menetap lainnya3. Gangguan waham menetap YTT

  • 7/30/2019 Skizofrenia Dkk

    7/7

    DAFTAR PUSTAKA

    Sadock BJ, Kaplan HI,Grebb JA.Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatri. 9thed.

    Philadelpia:Lippincott William & Wilkins. 2003

    Maramis,Willy F dan Albert A.Maramis. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2. Surabaya :

    Airlangga University Press

    Maslim,Rusdi. 2003. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Jakarta : Bagian Ilmu

    Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya