Skizofrenia

6
Skizofrenia Pengertian : Gangguan berat dalam bidang pikiran, perasaan, perbuatan, persepsi, keinginan, dorongan kehendak dan pengendalian. Epidemiologi : hampir 1% penduduk dunia menderita skizofrenia. Gejalanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda. Awitan pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun, sedangkan pada wanita 25-35 tahun. Etiologi : belum pasti. Tetapi terdapat beberapa hipotesis terjadinya skizofrenia: Faktor biologis : pelebaran ventrikel III dan lateral; atrofi bilateral lobus temporomedial dan girus parahipokampus, hipokampus, dan amigdala; disorientasi spasial sel piramid hipokampus; serta penurunan volume korteks prefrontal dorsolateral. Faktor biokimia: adanya ganguan neurotransmitter sentral, yaitu peningkatan aktivitas dopamin dan juga peningkatan aktivitas serotonin & norepinefrin pada sistem limbik Genetik: angka kejadian meningkat pada keluarga dengan riwayat skizofrenia. Ada beberapa subtipe skizofrenia yang diidentifikasi berdasarkan variabel klinik (ICD-X) F 20.0 skizofrenia paranoid F 20.1 skizofrenia disorganisasi (heberfrenik) F 20.2 skizofrenia katatonik F 20.3 skizofrenia tak terinci F 20.4 depresi pasca skizofrenia F 20.5 skizofrenia residual F 20.6 skizofrenia simpleks F 20.7 skizofrenia lainnya F 20.8 skizofrenia yang tak tergolongkan Manifestasi klinik

description

kedokteran

Transcript of Skizofrenia

Page 1: Skizofrenia

Skizofrenia

Pengertian : Gangguan berat dalam bidang pikiran, perasaan, perbuatan, persepsi, keinginan, dorongan kehendak dan pengendalian.

Epidemiologi : hampir 1% penduduk dunia menderita skizofrenia. Gejalanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda. Awitan pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun, sedangkan pada wanita 25-35 tahun.

Etiologi : belum pasti. Tetapi terdapat beberapa hipotesis terjadinya skizofrenia:

Faktor biologis : pelebaran ventrikel III dan lateral; atrofi bilateral lobus temporomedial dan girus parahipokampus, hipokampus, dan amigdala; disorientasi spasial sel piramid hipokampus; serta penurunan volume korteks prefrontal dorsolateral.

Faktor biokimia: adanya ganguan neurotransmitter sentral, yaitu peningkatan aktivitas dopamin dan juga peningkatan aktivitas serotonin & norepinefrin pada sistem limbik

Genetik: angka kejadian meningkat pada keluarga dengan riwayat skizofrenia.

Ada beberapa subtipe skizofrenia yang diidentifikasi berdasarkan variabel klinik (ICD-X)

F 20.0 skizofrenia paranoid

F 20.1 skizofrenia disorganisasi (heberfrenik)

F 20.2 skizofrenia katatonik

F 20.3 skizofrenia tak terinci

F 20.4 depresi pasca skizofrenia

F 20.5 skizofrenia residual

F 20.6 skizofrenia simpleks

F 20.7 skizofrenia lainnya

F 20.8 skizofrenia yang tak tergolongkan

Manifestasi klinik 1. Gangguan pikiran (proses pikir)

- Asosiasi longgar : ide pasien sering tidak nyambung , melompat dari 1 topik ke topik lainnya yang menyebabkan pembicaraan yang inkoheren.

- Pemasukan berlebihan : arus pikiran mengalami gangguan karena pikiran-pikirannya sering dimasuki informasi yang tidak relevan.

- Neologisme : pasien menciptakan kata-kata baru ( yang bagi mereka mungkin mengandung arti simbolik).

- Terhambat : pembicaraan tiba-tiba terhenti pada pertengahan kalimat dan disambung kembali beberapa saat kemudian.

- Klang asosiasi: pasien memilih kata-kata berikut mereka berdasarkan bunyi kata-kata yang baru saja diucapkan oleh seseorang.

- Ekolalia : pasien mengulang kata-kata atau kalimat yang baru saja diucapkan seseorang.

Page 2: Skizofrenia

- Konkritisasi : pasien dengan IQ rata-rata normal atau lebih tinggi sangat buruk kemampuan berpikir abstraknya.

- Alogia : pasien berbicara sangat sedikit tetapi bukan disebabkan oleh resistensi yang disengaja (miskin pembicaraan) atau dapat berbicara dalam jumlah normal tetapi sangat sedikit ide yang disampaikan (miskin isi pembicaraan).

2. Gangguan isi pikir- Waham : kepercayaan palsu yang menetap yang tak sesuai dengan fakta dan

kepercayaan tersebut mungkin aneh. ( waham kejar, waham kebesaran, waham rujukan, waham penyiaran pikiran, waham penyisipan pikiran).

3. Tilikan Kebanyakan pasien skizofrenia mengalami pengurangan tilikan yaitu pasien tidak menyadari penyakitnya serta kebutuhannya terhadap pengobatan, meskipun gangguan yang ada pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain.

4. Gangguan persepsi- Halusinasi : berbentuk pendengaran, namun bisa juga penglihatan, penciuman, dan

perabaan.- Ilusi dan depersonalisasi : ilusi yaitu adanya misinterpretasi panca indra terhadap objek,

sedangkan depersonalisasi adalah adanya perasaan asing terhadap diri sendiri.5. Gangguan emosi

- Afek tumpul atau datar : ekspresi pasien sangat sedikit, bahkan ketika afek tersebut harus diekspresikan, pasien tidak menunjukan kehangatan.

- Afek tak serasi : afeknya mungkin bersemangat atau kuat tetapi tidak sesuai dengan pikiran dan pembicaraan pasien.

- Afek labil : dalam jangka pendek terjadi perubahan afek yang jelas.6. Gangguan perilaku

Berbagai perilaku tak sesuai atau aneh seperti gerakan tubuh yang aneh, ketolol-tololan, agresif dan perilaku seksual yang tidak pantas. Kebanyakan pasien mengalami kemambuhan, dalam bentuk periode aktif dan periodik. Selama masa pengobatan, pasien memperlihatkan gejala residual walaupun ada yang mengalami remisi.

Klasifikasi skizofrenia

Untuk menegakkan diagnosis, harus memenuhi kriteria menurut PPDGJ-III Minimal ada satu dari kriteria dibawah ini yang sangat jelas, atau 2 gejala bila tidak terlalu

jelas- Thought echo, thought insertion, thought withdrawal, thought broadcasting;- Delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, delusional perception;- Halusinasi auditorik;- Waham menetap.

Atau minimal 2 gejala dari kriteria dibawah ini yang harus ada secara jelas- Halusinasi menetap dari panca indra;- Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan sehingga timbul inkoherensi;- Gejala katatonik seperti gaduh gelisah, gangguan postur, flexibilitas cerea, negativisme,

mutisme, dan stupor;- Gejala negatif seperti sikap apatis, jarang bicara, respons emosional yang

menumpul/tidak wajar. Gejala diatas berlangsung dalam jangka waktu 1 bulan/ lebih. Terdapat perubahan yang konsisten dan bermakna dari aspek perilaku pribadi.

Page 3: Skizofrenia

a) Tipe paranoidTipe yang paling sering. Gejala yang terlihat sangat konsisten, pasien dapat atau

tidak bertindak sesuai dengan wahamnya. Pedoman diagnostik berdasarkan PPDGJ-III- Memenuhi pedoman diagnostik umum skizofrenia- Halusinasi dan waham (tipe apapun) harus menonjol.- Gangguan afektif & katatonik tidak terlalu menonjol

b) Tipe disorganisasi (Hebefrenik)Pedoman diagnostik berdasarkan PPDGJ-III:

- Memenuhi kriteria diagnostik umum skizofrenia;- Kepribadian yang menonjol, yaitu pemalu dan senang menyendiri;- Perilaku yang tak bertanggung jawab, afek dangkal, tidak wajar. Disorganisasi proses

pikir, & pembicaraan tak menentu. Gejala ini timbul secara kontinu (diamati selama 2-3 bulan);

- Terdapat gangguan afektif dan proses pikir yang menonjol. Halusinasi dan waham umumnya tidak menonjol. Dapat ditemukan juga preokupasi yang dangkal dan dibuat-buat terhadap berbagai tema abstrak.

c) Tipe katatonikPedoman diagnostik berdasarkan PPDGJ-III

- Memenuhi pedoman diagnostik skizofrenia umum;- Minimal satu atau beberapa bentuk katatonia:1. Stupor katatonik atau mutisme yaitu pasien tidak berespon terhadap lingkungan atau

orang. Pasien menyadari hal-hal yang berlangsung disekitarnya.2. Negativisme katatonik, yaitu pasien melawan semua perintah-perintah atau usaha-

usaha menggerakkan fisiknya. 3. Rigiditas katatonik yaitu pasien secara fisik sangat kaku atau rijit.4. Postur katatonik yaitu pasien mempertahankan posisi yang tak biasa atau aneh.5. Kegembiraan katatonik yaitu pasien sangat aktif dan gembira. Mungkin dapat

mengancam jiwanya (kelelahan).

d) Tipe tak terinciPedoman diagnostik berdasarkan PPDGJ-III

- Memenuhi pedoman diagnostik umum skizofrenia- Tidak sesuai dengan pedoman diagnostik untuk skizofrenia paranoid, hebefrenik,

katatonik, residual, atau depresi-pasca skizofrenia

e) Tipe residualPasien dalam keadaan remisi dari keadaan akut tetapi masih memperlihatkan gejala residual (penarikan diri secara sosial, afek datar atau tak serasi, perilaku eksentrik, asosiasi longgar, pikiran tak logis)Pedoman diagnostik berdasarkan PPDGJ-III (semua harus terpenuhi)

- Gejala negatif skizofrenia lrbih menonjol: perlambatan psikomotor, aktivitas menurun, afek menumpul, pasif, gangguan komunikasi verbal yang buruk;

- Minimal terdapat 1 riwayat episode psikotik dan dapat didiagnosis sebagai skizofrenia;- Sudah melewati waktu setahun sejak pertama kali timbul gejala psikotik sehingga gejala

waham dan halusinasi telah berkurang dan timbul sindrom negatif skizofrenia;- Tidak ditemukan demensia/ gangguan otak organik lainnya.

f) Depresi pasca skizofrenia Merupakan episode depresif yang timbul setelah penderita mengidap skizofrenia. Masih dapat ditemukan gejala skizofrenia meski tidak dominan.Pedoman diagnostik berdasarkan PPDGJ-III

- Pasien menderita skizofrenia selama 12 bulan terakhir;

Page 4: Skizofrenia

- Masih ditemukan gejala skizofrenia tetapi tidak mendominasi gambaran klinis;- Gejala depresif menonjol daan memenuhi kriteria episode depresif, berlangsung minimal

2 minggu.

g) Skizofrenia simpleksPedoman diagnostik berdasarkan PPDGJ-III

- Gejala berkembang perlahan dan progresif dari gejala negatif khas dari skizofrenia residual tanpa adanya riwayat halusinasi, waham, atau gejala psikotik lain;

- Timbul juga perubahan perilaku pribadi yang bermakna seperti kehilangan minat, tidak berbuat apa-apa, tidak memiliki tujuan hidup, antisosial;

- Gejala psikotik kurang jelas dibandingkan tipe lainnya.

h) Skizofrenia lainnyaTermasuk tipe senestopatik. Gangguan skizofreniform yang tak terinci, skizofrenia siklik, skizofrenia laten, dan gangguan lir-skizofrenia akut.

Tata laksanaa. Terapi medikamentosa

Diberikan begitu diagnosis ditegakkan untuk mengontrol gejala-gejala pasien

Antipsikotik generasi I

Dosis yang dianjurkan (mg/hari)

Waktu paruh (jam)

FenotiazinKlorpromazin 300-1000 633

Flufenazin 5-20 1024Perfenazin 16-24 24Thioridazin 300-800

Trifluoperazin 15-50Butirofenon

Haloperidol 5-20 21Lainnya

Loksapin 30-100 4

b. Non-medikamentosa- Terapi psikososial

Psikoterapi dapat diberikan untuk terapi jangka panjang. Penting untuk menjaga komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarga. Modifikasi perilaku dilakukan untuk menghilangkan perilaku yang dianggap aneh dalam masyarakat. Pasien dapat diobati sebagai rawat jalan, kecuali jika lingkungan disekitar penderita tidak mendukung kesembuhan penderita.

Terapi kejang listrik Dengan menempatkan 2 elektroda dibagian temporal kepala & mengalirinya dengan listrik. Diharapkan akan merangsang kejang seperti pada epilepsi granmal.

PrognosisLebih buruk pada laki-laki. Prognosis buruk dalam kesembuhan pasien umunya terkait dengan riwayat trauma perinatal, tidak ada remisi dalam waktu 3 tahun, sering timbul relaps, riwayat kekerasan, penyalahgunaan zat, & tidak adanya dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien.

Page 5: Skizofrenia

Sumber : - buku ajar Psikiatri, FKUI- kapita selekta edisi IV , jilid II- slide dr.dickson legoh, SpKJ