skizofrenia
-
Upload
amelia-shadrina -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of skizofrenia
NASKAH UJIAN PSIKIATRI
Penguji :
Dr. Rininta, Sp.KJ
Pembimbing :
dr. Prasetiyawan, Sp.KJ
Disusun oleh :
Amelia Shadrina
030.10.025
KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRI RS.Dr. H. MARZOEKI MAHDI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA
2015
1
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. E
No. Rekam medis : 0.31.13.69
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : Bogor, 9 Juli 1991
Usia : 24 tahun
Agama : Islam
Status perwakinan : Menikah
Suku bangsa/negara : Sunda/Indonesia
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan terakhir : Tidak bersekolah
Alamat : Kp. Suka Asih RT 01/04 Leuwiliang Jawa Barat
Tanggal masuk Ruang
Kresna
: 13 Juli 2015
Tanggal masuk Ruang
Arimbi
: 23 Juli 2015
II. RIWAYAT PSKIATRI
Autoanamnesis dilakukan di Ruang Arimbi pada tanggal :
Jumat, 31 Juli 2015 pkl 11.00
Minggu, 2 Agustus 2015 pkl 10.00
Alloanamnesis dilakukan kepada ibu kandung pasien (Ny. E, 40th) dan bibi pasien (Ny.
A, 30 th) di tempat tinggal pasien pada tanggal 1 Agustus 2015 pkl. 12.30
A. Keluhan Utama
Pasien datang diantar oleh ibu dan bibinya karena mengamuk dan
mengancam untuk membunuh ibu dan keluarga dirumah sejak 1 hari SMRS.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke IGD RS Dr Mazoeki Mahdi pada hari Senin tanggal 13 Juli
2015 dengan keluhan mengamuk dan mengancam untuk membunuh ibu dan
keluarga dirumah sejak 1 hari SMRS.
Menurut keterangan keluarga, sejak tiga bulan SMRS pasien menjadi sering
mengamuk dan berbicara kasar pada keluarga dirumah. Ia sering membanting dan
merusak alat-alat rumah tangga yang berada disekitarnya, serta memukul dan
melempar ibu dan adiknya dengan kursi, sandal, maupun batu. Selain itu, ia juga
sering terlihat melamun, tertawa dan berbicara sendiri. Perawatan dirinya kurang
baik sehingga membutuhkan bantuan, terkadang ia BAK & BAB tidak pada
tempatnya. Menurut keluarga, pasien tidak pernah mengatakan mendengar adanya
suara bisikan yang mengajaknya berbicara atau menyuruh pasien melakukan hal
tersebut. Namun berdasarkan keterangan pasien, ia mengatakan tidak pernah melihat
sesuatu yang orang lain tidak lihat tetapi ia mendengar adanya suara bisikan seorang
nenek yang mengatakan “dasar kurang ajar, sana pergi, tidak berguna” yang
mengakibatkan ia sering mengamuk, mudah marah, dan membuang barang-barang
disekitarnya. Ia mengatakan suara bisikan tersebut sering timbul saat ia diam,
sendiri, dan saat akan tidur sehingga menyebabkan ia menjadi sulit untuk tidur.
Menurut keluarga, selain mengamuk ia juga sering keluyuran di lingkungan
sekitar dengan tujuan yang tidak jelas. Ia sering pergi ke hutan, kuburan, serta sawah
dan kemudian kembali kerumah sendiri tanpa diantar pulang atau dijemput oleh
orang lain. Ia juga sering membawa barang-barang seperti pakaian, sabun, dan
lainnya ke hutan dan kuburan dengan tujuan yang tidak jelas. Keluarga juga
mengatakan bahwa ia sering mengumpulkan sampah untuk kemudian dibawa
pulang. Menurut pasien, ia sering keluyuran karena ingin berjalan-jalan saja dan
ingin mengumpulkan barang-barang disekitar. Ia juga mengatakan sering
berkunjung kekuburan untuk ziarah ke makam adiknya yang sudah meninggal dunia.
Menurutnya semua dilakukan karena keinginannya sendiri bukan karena terdapat
suara bisikan yang menyuruhnya melakukan hal tersebut.
Keluarga juga mengatakan bahwa pasien lebih mudah emosi terutama saat
disebutkan nama suaminya. Ia menjadi sering melontarkan kata-kata kasar dan
melempar barang-barang disekitar saat disebutkan nama suaminya. Sebelum keluhan
muncul, keluarga mengatakan bahwa ia sering memikirkan suaminya yang jarang
3
pulang dan jarang memberikan uang untuk mengurus dirinya dan anaknya. Ia
menjadi lebih sering diam dan melamun. Ia juga mengatakan ingin seperti orang lain
yang memiliki suami baik dan sering memberikan uang walaupun hanya sedikit.
Semenjak terjadi perubahan pada dirinya, suami tidak pernah datang untuk
mengunjungi pasien dan anaknya. Ia juga menjadi sering memukul anaknya
sehingga anaknya diurus oleh ibu dari suaminya. Menurut pasien, ia merasa sedih
apabila mengingat anaknya dan memiliki keinginan untuk menengok. Ia mengatakan
bahwa suaminya malas bekerja sehingga menyebabkan ia dan suaminya berpisah. Ia
juga memiliki keinginan untuk bercerai dengan suaminya karena merasa suaminya
tidak peduli lagi dengan dirinya dan anaknya. Ia juga mengatakan bahwa ia sering
dimarahi oleh suaminya hanya karena hal kecil seperti belum memasak dan belum
membersihkan rumah. Suaminya sering mengatakan bahwa dirinya malas sambil
memarahinya. Ia juga mengatakan bahwa dirumah sering dimarahi oleh ibu, nenek,
serta kakeknya karena sering berdiam diri. Menurutnya keluarga sering memarahi
karena dirinya malas dan tidak mau membantu untuk melakukan apapun. Karena hal
tersebut, terkadang ia merasa benci terhadap keluarganya.
Selama mengalami keluhan, keluarga mengatakan bahwa pasien pernah
menggunakan baju berlapis-lapis, membasahi baju tersebut dan kemudian
menggantinya kembali. Ia juga lebih sering menghabiskan air saat mandi. Saat
mandi ia bisa menghabiskan air sampai dengan satu bak mandi. Menurut pasien, ia
menggunakan baju berlapis-lapis karena sering dikatakan “budug” oleh tetangga dan
budenya. Ia mengatakan merasa malu dan ingin terlihat lebih cantik sehingga
menggunakannya.
Ia mengatakan bahwa dirinya mengamuk sehingga dibawa ke RSMM untuk
berobat. Saat itu ia hanya diajak untuk berjalan-jalan dan kemudian dibawa ke
RSMM. Hal ini membuatnya menjadi marah dan mengamuk.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Psikiatrik
Pasien pertama kali mengalami keluhan pada tahun 2004 (13 tahun). Saat itu
orang tuanya berpisah karena bapaknya menikah lagi. Menurut keluarga, setelah
kejadian tersebut ia menjadi lebih pendiam, malas beraktifitas, dan lebih sering
berdiam diri di dalam rumah. Pasien mengatakan hal ini membuatnya menjadi sedih
4
namun ia masih mau makan, bekerja dan melakukan aktifitas. Ia juga mengatakan
tidak pernah memiliki keinginan untuk bunuh diri.
Pada tahun 2005 (14 tahun), pasien pernah hilang dan tidak dapat ditemukan
selama 1 minggu. Saat itu ia diajak oleh bapak dan ibu tirinya untuk bepergian ke
Jakarta namun terpisah dan kemudian tidak dapat ditemukan. Ia kemudian dapat
pulang kembali kerumah dengan diantar oleh orang yang tidak dikenalnya. Setelah
kejadian tersebut ia menjadi semakin pendiam, sering melamun, menjadi lebih
pemalas, dan sering berbicara sendiri. Menurut keluarga saat ia ditanya alasan
mengapa berbicara sendiri hanya menjadi marah dan kemudian akan dilanjutkan
menjadi tertawa sendiri. Keluarga juga mengatakan bahwa ia menjadi sulit untuk
tidur, sering mondar-mandir di dalam rumah namun tidak pernah mengamuk.
Menurut pasien, saat hilang ia hanya bergantung kepada orang-orang baik yang
memberinya makan. Ia menyangkal adanya perlakuan kekerasan maupun seksual
saat hilang. Ia juga mengatakan saat hilang ia bertemu dengan makhluk halus
berupa pocong dan setan bermuka merah yang sering muncul dan mengganggunya.
Bayangan makhluk halus tersebut membuatnya menjadi takut untuk tidur dan lebih
banyak diam. Keluhan tersebut dialaminya selama satu bulan. Menurut keluarga
saat itu ia sempat dibawa berobat ke dokter umum dan diberikan obat yang keluarga
lupa namanya. Pasien meminum obat namun hanya 2 bulan karena merasa lebih
baik dan akhirnya putus obat. Setelah berobat ia masih dapat bekerja dan melakukan
aktifitas seperti biasa dan akhirnya menikah saat pasien berusia 20 tahun (2011).
5
GRAFIK PERJALANAN PENYAKIT
2004 2005 2015
Pasien hilang dan tidak dapat ditemukan selama 1 minggu
Ia menjadi semakin pendiam, sering melamun, menjadi lebih pemalas, dan sering berbicara sendiri. Saat ditanya alasan mengapa berbicara sendiri hanya menjadi marah dan kemudian akan dilanjutkan menjadi tertawa sendiri
saat hilang ia bertemu dengan makhluk halus berupa pocong dan setan bermuka merah yang sering muncul dan mengganggunya. Bayangan makhluk halus tersebut membuatnya menjadi takut untuk tidur
Keluhan tersebut dialaminya selama satu bulan.
Pasien berobat dan dapat bekerja seperti semula
Selama 3 bulan mengamuk dan berbicara kasar, membanting dan merusak alat-alat rumah tangga yang berada disekitarnya, memukul dan melempar ibu dan adiknya, terlihat melamun, tertawa dan berbicara sendiri, perawatan diri kurang baik,BAK & BAB terkadang tidak pada tempatnya, memakai baju berlapis-lapis.
Ia juga sering keluyuran dan mengumpulkan sampah, tidak bisa tidur.
Ia mendengar suara bisikan nenek yang mengatakan dirinya kurang ajar dan tidak berguna.
Suaminya jarang datang untuk mengunjunginya dan anaknya serta tidak memberikan uang untuk mengurus keperluan hidup.
Orang tuanya berpisah karena bapaknya menikah lagi
Menjadi lebih pendiam, malas beraktifitas, dan lebih sering berdiam diri di dalam rumah
Ia menjadi sedih namun masih mau makan, bekerja dan melakukan aktifitas
6
Medik
Berdasarkan keterangan keluarga dan pasien, pasien tidak pernah
mengalami kecelakaan ataupun trauma pada daerah kepala.
Saat kehamilan pertama ia melahirkan dengan normal ditolong oleh
dukun setempat dan tidak mengalami masalah dalam proses persalinan.
Penggunaan zat dan alkohol
Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang
seperti pil ectasy, ganja, putauw, dan jenis lainnya serta mengatakan tidak
pernah meminum minuman alkohol seperti beer, wine, oplosan, dan jenis
lainnya. Ia juga mengatakan tidak pernah merokok. Meminum kopi hanya
sesekali.
D. Riwayat Hidup
Riwayat Pranatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak ke-2 dari 5 bersaudara. Pasien dilahirkan di
rumah oleh dukun beranak, lahir pada usia kandungan 9 bulan, dan langsung
menangis. Ibu pasien tidak mengetahui berat badan lahirnya normal atau
tidak. Kelahiran pasien diinginkan. Tidak ada masalah selama kehamilan dan
proses kelahiran.
Masa Kanak Awal (0 – 3 tahun)
Pasien mendapat ASI sampai dengan usia 18 bulan kemudian
dilanjutkan dengan susu botol. Tidak terdapat keterlambatan bicara.
Perkembangan normal seperti anak seusianya mulai dari tengkurap, duduk,
merangkak, hingga berjalan. Tidak terdapat kejang.
Masa Kanak Pertengahan (usia 3 – 11 tahun)
Pasien bersekolah di SDN 15 Leuwiliang namun saat itu hanya
berlanjut selama 1 minggu. Menurut keterangan keluarga, ia menjadi tidak
mau masuk sekolah dan tidak mau bergaul dengan teman-temannya karena
temannya jahat. Setelah itu ia menjadi putus sekolah dan tidak pernah
melanjutkan sekolahnya. Pasien mengatakan saat itu ia sering dipukul oleh
7
teman-teman sekolahnya. Ia juga sering diejek oleh teman-temannya dengan
perkataan “budug” yang mengakibatkannya tidak mau bersekolah lagi. Ia
juga mengatakan tidak memiliki banyak teman dan lebih banyak diam di
rumah dan bermain dengan adiknya.
Riwayat Masa Akhir (Pubertas dan Remaja)
o Hubungan Sosial
Sebelum keluhan-keluhan seperti yang dialami saat ini oleh
pasien, keluarga mengatakan bahwa ia adalah anak yang rajin membantu
ibunya dirumah. Ia sering membantu membersihkan rumah dan
memasak. Ia memiliki hubungan yang baik dengan teman dan warga
sekitar lingkungannya. Menurut pasien, ia tidak banyak memiliki teman
hanya beberapa teman dekat saja.
Setelah mengalami keluhan, ia menjadi semakin pendiam dan
hanya mau berbicara dengan orang-orang yang dikenal dekat dengannya.
Ia sering diejek oleh anak-anak disekitar lingkungannya dan dikatakan
orang gila. Namun berdasarkan keluarga, warga satu lingkungan tidak
merasa takut dan tidak pernah menjauhi pasien.
o Riwayat Sekolah
Pasien hanya masuk sekolah SD kelas 1 selama satu minggu
kemudian terputus oleh karena teman-temannya yang sering memukuli
dan mengejeknya. Setelah itu ia tidak pernah melanjutkan pendidikan
sekolah apapun. Kegiatan dirumah hanya membantu ibu dan bekerja
sebagai pembantu rumah tangga.
o Problem Emosi atau Fisik Khusus Remaja
Pasien mengatakan tidak pernah terlibat perkelahian yang serius
dengan teman sepermainan. Ia cenderung lebih memilih diam apabila
terjadi keributan. Sebelum mengalami keluhan ia cenderung pendiam
dan tidak suka mencari masalah. Hanya setelah keluhan muncul ia
menjadi lebih emosional dan mudah tersinggung.
8
o Riwayat Psikoseksual
Selama masa remaja pasien mengatakan memiliki pacar
sebanyak tiga kali. Suami merupakan pacar terakhirnya. Ia menikah atas
dasar suka sama suka tanpa unsur paksaan dari berbagai pihak.
o Latar Belakang Agama
Kedua orang tua dan pasien beragama Islam. Pelaksanaan ibadah
jarang dilakukan olehnya setiap hari, hanya sesekali saja.
Masa Dewasa
o Riwayat Pekerjaan
Tahun 2009 (18 tahun) pasien bekerja di rumah milik
tetangganya sebagai pembantu rumah tangga. Ia sempat bekerja selama
satu tahun dan kemudian berhenti karena merasa lelah. Setelah itu ia
bekerja di pabrik asam milik tetangganya selama 1 bulan dan kemudian
kembali berhenti. Menurut pasien, ia berhenti karena tidak merasa
nyaman bekerja ditempat tersebut, ia mengatakan tangannya menjadi
kering dan sering sakit sehingga membuatnya ingin berhenti.
o Aktivitas Sosial
Pasien mengatakan bahwa anak-anak di lingkungannya sering
mengejeknya. Ia pernah memarahi anak-anak tersebut karena mencoba
untuk menarik celananya. Ia juga mengatakan merasa kesal dengan
ibunya karena cerewet sering mengatakan bahwa dirinya pemalas.
o Kehidupan Psikoseksual dan Pernikahan
Pasien sudah menikah pada tahun 2011 dan dikaruniai satu orang
anak laki-laki yang saat ini sudah berusia 3 tahun. Suami pasien tidak
pernah datang untuk menemuinya dan anaknya serta jarang memberikan
uang untuk membiayai hidupnya dan anaknya. Namun ia dan suaminya
tidak pernah bercerai. Menurutnya suaminya adalah seorang yang
pemalas dan tidak mau bekerja.
9
o Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien mengatakan bahwa ia hingga saat ini masih terus
melaksanakan shalat namun tidak secara rutin.
o Riwayat Pelanggaran Hukum
Menurut pasien, ia tidak pernah melakukan tindakan atau
perbuatan yang berhubungan dengan hukum.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Ia memiliki 1 kakak
perempuan yang sudah meninggal, dua adik perempuan yang salah satunya sudah
meninggal dunia, dan satu adik laki-laki. Orang tuanya sudah bercerai. Bapaknya
sudah menikah kembali dan memiliki 1 orang anak yang diurus oleh tetangganya.
Menurut keluarga dan pasien, tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang
sama dengan pasien.
G enogram Keluarga
keterangan :
Laki-laki Laki-laki meninggal
10
Wanita Pasien
Perempuan meninggal Serumah
F. Situasi Sosial Sekarang
Pasien tinggal dirumah milik sendiri bersama dengan ibu, adik, suami, dan
anaknya. Namun semenjak suaminya jarang pulang kerumah dan keluhan muncul ia
tinggal bersama ibu dan adiknya. Anaknya tinggal bersama dengan ibu mertuanya.
Biaya hidup ditanggung oleh pasien dan ibunya.
G. Persepsi (tanggapan) Pasien Terhadap Dirinya dan Kehidupannya
Impian
Pasien ingin segera pulang untuk mengurus anaknya. Ia juga ingin meminta
cerai dari suaminya karena sudah tidak tahan lagi dengan suaminya.
Fantasi
Tidak terdapat fantasi
Sistem Nilai
Pasien tidak tahu bahwa dirinya saat ini sedang mengalami gangguan dalam
pikirannya. Ia hanya tau dibawa ke RSMM karena mengamuk.
Dorongan Kehendak
Pasien ingin segera pulang ke rumah
Hal yang Menjadi Sumber Kemarahan atau Frustasi dan yang Membuat
Bahagia atau Senang
Pasien sedih bila mengingat anaknya karena rindu dan ingin mengurusnya. Ia
menjadi marah dan frustasi apabila mengingat suaminya yang tidak pernah
pulang.
III. STATUS MENTAL
1. Deskripsi Umum
Penampilan umum
Seorang perempuan berusia 24 tahun, berpenampilan fisik sesuai dengan
usianya. Kulit sawo matang, rambut hitam sebahu dengan bekas cat rambut
11
pada bagian poni, terdapat bekas pewarna kuku yang mulai mengelupas pada
kuku pasien. Kebersihan diri cukup dan pakaian cukup rapi.
Kesadaran
Neurologis : Compos mentis
Psikologis : Terganggu
Sosial : Terganggu
Perilaku dan aktivitas motorik
o Sebelum wawancara pasien sedang duduk di kursi, terkadang berjalan dan
berbicara dengan teman-temannya.
o Selama wawancara pasien bicara dan bercerita secara lancar, ada kontak
mata dengan pemeriksa, sempat beberapa kali menunjukkan ekspresi
sedih saat menceritakan mengenai suaminya.
o Setelah wawancara pasien berdiri dan bersalaman dengan pemeriksa.
Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan dengan artikulasi yang jelas, suara cukup jelas.
Berbicara terbatas.
Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
2. Alam Perasaan
Mood : Eutim
Afek : Sesuai
Keserasian : Serasi antara pembicaraan dan ekspresi wajah
3. Fungsi intelektual
Taraf pendidikan, pengetahuan, dan kecerdasan
12
o Taraf pendidikan : Pasien tidak bersekolah namun pasien masih
bisa membaca dan menulis walaupun tidak
lancar.
o Pengetahuan umum : Kurang baik, pasien tidak mengetahui nama
presiden Indonesia saat ini.
o Kecerdasan : Kurang. Pasien sulit untuk menjawab hasil
pengurangan sederhana. Pasien bisa menulis,
membaca, dan menulis angka walaupun tidak
lancar. Namun pasien kesulitan untuk meniru
gambar pemeriksa dan membuat gambar jam.
Daya konsentrasi
Cukup baik. Pasien dapat menyebutkan bilangan 1 sampai 30 secara berturut-
turut.
Orientasi
Daya orientasi waktu : Baik. Pasien mengetahui tanggal, bulan, dan tahun.
Daya orientasi tempat : Baik. Pasien mengetahui dirinya berada di Rumah
Sakit
Daya orientasi personal : Baik. Pasien mengenali pemeriksa sebagai dokter
Daya ingat
- Daya Ingat Jangka Panjang
Baik. Pasien dapat mengingat nama teman dekat saat kecil.
- Daya Ingat Jangka Pendek
Baik. Pasien masih mengingat nama pemeriksa setelah 15 menit
perhatiannya dialihkan.
- Daya Ingat Sesaat
Baik. Pasien mengingat 3 objek yang disebutkan (rumput, pohon, meja)
Kemampuan visuospasial
Kurang baik. Pasien tidak dapat menirukan gambar yang dibuat pemeriksa
Pikiran abstrak
Kurang baik. Pasien tidak dapat menyebutkan persamaan antara jeruk dan apel,
pasien menjawab tidak tau sama sekali.
Kemampuan menolong diri
Pasien mampu makan dan mandi sendiri.
13
4. Persepsi
o Halusinasi :
o Terdapat halusinasi auditorik :
2nd order : mendengar bisikan-bisikan suara tidak jelas, timbul saat
melamun dan sendiri yang mengatakan bahwa dirinya tidak berguna,
dan kurang ajar.
o Ilusi : tidak ada
o Depersonalisasi : tidak ada
o Derealisasi : tidak ada
5. Pikiran
Proses / arus pikir
Produktivitas : Spontan
Kontinuitas pikiran : Koheren
Hendaya berbahasa : Tidak ada
Isi pikir
o Preokupasi : Pasien ingin segera pulang dan mengurus
anaknya.
o Waham : Tidak ada
6. Pengendalian Impuls
Kurang baik. Menurut pasien ia sering marah dan memukul keluarganya saat ia
diejek pemalas dan sering melamun.
7. Daya Nilai
a. Daya nilai sosial
Kurang baik. (Menurut pasien dalam kehidupan sosialnya ia sering emosi
apabila diejek oleh anak-anak sekitarnya maupun oleh keluarganya)
14
b. Uji daya nilai
Baik. (Pasien mengatakan bahwa apabila menemukan dompet yang jatuh
diberikan kembali ke pemiliknya)
c. Penilaian realita
Terganggu (Terdapat halusinasi auditorik 2nd order)
8. Tilikan
Tilikan derajat 1 (pasien tidak mengetahui bahwa dirinya sakit)
9. Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus
Keadaan Umum : Tidak tampak sakit
Bentuk Badan : Astenikus
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6
Nadi : 92 x/menit
Napas : 20 x/menit
Suhu : Afebris
Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg
Tinggi : 150 cm
Berat Badan : 43 kg
IMT : 19,11 (Underweight)
Sistem Kardiovaskuler : Bunyi jantung I-II normal, tidak ada murmur,
tidak ada gallop
Sistem Respiratorik : Simetris saat statis dan dinamis, suara napas
vesikuler, tidak ada wheezing dan ronki di
kedua lapang paru
Sistem Gastro-intestinal : Datar, supel, bising usus nomal, tidak ada
hepatomegali
Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada edema, CRT<2 detik
Kulit : Sawo matang. Tidak terdapat tato. Tidak
terdapat needle track.
15
B. Status Neurologikus
1. Gejala rangsang selaput otak : Tidak terdapat kaku kuduk
Mata
- Gerakan (kelumpuhan,
nystagmus, dsb)
: OD : Pergerakan bola mata
mengarah ke lateral.
OS : Pergerakan bola mata ke segala
arah normal.
Kesan : OD strabismus paralisis n.
VI (Abducens)
- Persepsi mata : Letak ODS tidak simetris, terdapat
gangguan dalam melihat (buram).
- Pupil : Bulat, isokor, diameter 3 mm/3mm,
RCL +/+, RCTL +/+
- Pemeriksaan funduskopi : Tidak dilakukan
2. Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, tidak ada
rigiditas, tidak ada spasme, tidak ada
gangguan keseimbangan dan postural
3. Sensibilitas : Tidak ada gangguan sensibilitas
4. Refleks fisiologis : Normal
5. Refleks patologis : Tidak ada
6. Tremor di kedua tangan : -
7. Stabilitas postur tubuh : Normal
8. Gaya berjalan dan postur tubuh : Normal
V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal 4 Juli 2015
Hemoglobin : 12.1 gr/dl
Leukosit : 7.700 /mm3
Trombosit : 249.000 mm3
Hematokrit : 36 %
SGOT : 31 U/l
SGPT : 23 U/l
16
Ureum : 14,8 mg/dl
Kreatinin : 0,59 mg/dl
Glukosa sewaktu : 89 mg/dl
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien wanita berusia 24 tahun dibawa oleh ibu dan kakaknya ke IGD RSMM
karena mengamuk dan mengancam untuk membunuh ibu dan keluarga dirumah sejak 1
hari SMRS. Tiga bulan SMRS pasien sering mengamuk, berbicara kasar, membanting
dan merusak alat-alat rumah tangga, memukul dan melempar ibu dan adiknya, melamun,
tertawa dan berbicara sendiri, memakai baju berlapis-lapis. Ia juga sering keluyuran
dengan tujuan yang tidak jelas dan sering mengumpulkan sampah. Menurut keluarga,
perawatan dirinya kurang sehingga butuh dibantu dan terkadang ia BAK & BAB tidak
pada tempatnya. Keluarga juga mengatakan bahwa pasien lebih mudah emosi terutama
saat disebutkan nama suaminya. Ia menjadi sering melontarkan kata-kata kasar dan
melempar barang-barang disekitar saat disebutkan nama suaminya. Sebelum keluhan
muncul, keluarga mengatakan bahwa ia sering memikirkan suaminya yang jarang pulang
dan jarang memberikan uang untuk mengurus dirinya dan anaknya. Pasien mengatakan
mendengar adanya suara bisikan seorang nenek yang mengatakan “dasar kurang ajar,
sana pergi, tidak berguna” yang mengakibatkan ia sering mengamuk, mudah marah, dan
membuang barang-barang disekitarnya. Ia juga menjadi sulit untuk tidur.
Saat berusia 13 tahun ia pernah mengalami keluhan menjadi lebih pendiam,
malas beraktifitas, dan lebih sering berdiam diri di dalam rumah. Setelah hilang selama 1
minggu ia menjadi semakin pendiam, sering melamun, menjadi lebih pemalas, dan sering
berbicara sendiri. Ia mengatakan melihat ada makhluk halus yang sering muncul
sehingga membuat sulit tidur. Berobat ke dokter umum dan meminum obat selama 2
bulan kemudian putus obat. Setelah itu ia dapat bekerja dan beraktifitas kembali.
Tidak ada riwayat penggunaan alkohol maupun NAPZA dan rokok. Pasien tidak
pernah mengalami kecelakaan maupun gangguan pada daerah kepala yang berarti.
Berdasarkan pemeriksaan status mental, didapatkan perawatan diri cukup baik,
pasien kooperatif, koheren, terdapat halusinasi auditorik 2nd order, kemampuan kognitif
kurang baik. Daya nilai realita terganggu karena halusinasi, tilikan derajat 1 dan
keseluruhan dapat dipercaya. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan adanya
17
underweight pada pasien dengan BMI 19,1, OD strabismus kesan paralisis N. VI (N.
Abducens) dan adanya pandangan kabur. Hasil laboratoium didapatkan adanya anemia
dengan Hb 12,1 gr/dL.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Diagnosis aksis I
Berdasarkan anamnesis, pasien tidak pernah mengalami kecelakaan dan trauma
kepala yang berarti. Pasien juga tidak mengkonsumsi alkohol, NAPZA, maupun
merokok.
Pasien telah berperilaku kacau selama 3 bulan. Terdapat halusinasi auditorik 2nd
yang mengatakan “dasar kurang ajar, sana pergi, tidak berguna” sehingga pasien sulit
tidur. Terdapat penurunan kemampuan dalam mengurus diri, BAB dan BAK kadang
tidak pada tempatnya. Ia sering berbicara dan tertawa sendiri. Keluhan pertama timbul
saat ia berusia 13 tahun berupa gejala-gejala negatif seperti berdiam diri, melamun,
berbicara dan tertawa sendiri. Ia sudah pernah berobat ke dkter umum, sempat membaik
dan bekerja kemudian menjadi putus obat.
Berdasarkan gejala dan tanda diatas, diagnosa diberatkan pada Skizofrenia
subtipe Hebefrenik yang termasuk dalam F20.1 berdasarkan PPDGJ III, atas dasar gejala
utama yaitu onset timbul gejala dimulai saat usia 13 tahun, adanya perilaku yang tidak
bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, kecenderungan untuk menyendiri
(solitary), adanya regresi dan perilaku disorganize, serta keluhan yang timbul telah
berlangsung selama 3 bulan. Diagnosis banding pada pasien adalah skizoafektif tipe
manik yang termasuk dalam F25.0 berdasarkan PPDGJ III, atas dasar timbulnya gejala
halusinasi dengan diikuti adanya tertawa dan perilaku hiperaktif, mudah emosi, serta
kebutuhan untuk tidur yang menurun.
Diagnosis aksis II
Tidak dapat ditentukan karena pasien mengalami gangguan saat berusia 13 tahun.
Diagnosis aksis III
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta laboratorium ditemukan
adanya gangguan kondisi medis umum berupa indeks BMI 19,1 yang termasuk kategori
18
underweight, OD strabismus dengan kesan paralisis N. Abducens (N.VI), penurunan
visus ODS, dan anemia dengan Hb 12,1 gr/dL
Diagnosis aksis IV
Masalah dengan keluarga : Ada. Suami pasien yang jarang mengunjungi
pasien dan anaknya serta jarang memberikan
nafkah untuk mengurus keperluan hidup. Orang
tuanya yang bercerai.
Masalah dengan lingkungan
sosial
: Setelah mengalami gangguan pasien sering diejek
oleh anak-anak sekitar lingkungan.
Masalah pendidikan : Ada. Pasien tidak mau bersekolah kembali karena
perlakuan teman-temannya yang memukuli dan
mengejek dirinya.
Masalah pekerjaan : Tidak ada.
Masalah ekonomi : Ada. Pasien tidak memiliki pekerjaan dan jarang
mendapatkan uang dari suaminya.
Masalah akses ke pelayanan
kesehatan
: Tidak ada
Diagnosis aksis V
Skala GAF
o GAF HLPY : 65 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)
Fungsi psikologi : Pasien memiliki perilaku kacau
dan memiliki halusinasi visual.
Fungsi sosial : Pasien dapat berkomunikasi
dengan baik dan dapat bekerja serta menikah.
Fungsi perawatan diri : Pasien merawat diri cukup baik
o GAF (Current) : 20 (Bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas
sangat berat dalam komunikasi & mengurus diri)
19
Fungsi psikologi : Pasien memiliki perilaku kacau
dan terdapat halusinasi
Fungsi sosial : Pasien sering memukul ibu dan
adiknya. Ia juga mengancam untuk membunuh keluarganya.
Fungsi perawatan diri : Perawatan diri membutuhkan
bantuan. Pasien terkadang BAB dan BAK tidak pada tempatnya.
VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : F20.1 Skizofrenia subtipe hebefrenik
Aksis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III : Underweight, OD strabismus dengan kesan paralisis N. Abducens
(N.VI), penurunan visus ODS, dan anemia.
Aksis IV : Masalah dengan lingkungan keluarga, karena suaminya yang jarang
mengunjungi dan memberi nafkah untuk pasien dan anaknya. Orang
tua pasien yang bercerai.
Masalah ekonomi dan pekerjaan karena pasien tidak bekerja dan
harus memenuhi kebutuhan anaknya.
Masalah pendidikan dimana pasien hanya bersekolah di kelas 1 SD
selama 1 minggu dan kemudian putus sekolah karena teman-teman
yang memukulinya.
Masalah dengan lingkungan sosial dimana pasien sering diejek oleh
anak-anak di lingkungan sekitar.
Aksis V : GAF HLPY 65
GAF Current 20
IX. DIAGNOSIS BANDING
F25.0 Skizoafektif tipe manik
X. RENCANA TERAPI
PSIKOFARMAKA
Risperidone 2 x 3 mg
20
Chlorpromazin 1 x 100 mg
Konsul kepada spesialis mata
Konsul bagian gizi
PSIKOTERAPI
Kepada pasien
Mengedukasi pasien untuk bercerita bila ada masalah agar orang lain dapat
membantu mencarikan solusi untuk permasalahan yang dihadapi pasien.
Membantu pasien menyadari pentingnya minum obat secara teratur dan rutin dengan
cara
o Membantu pasien menyadari bahwa kondisi yang sekarang lebih baik dari
dahulu seperti sudah tidak ada lagi bisikan-bisikan, tidak melihat lagi bayangan
makhluk halus, tidur pasien cukup.
o Mengajak pasien untuk menghadirkan situasi yang tidak nyaman saat
melakukan tindakan memukul orang sehingga untuk menghindari perasaan tidak
nyaman tersebut salah satu caranya dengan minum obat secara teratur. Di
samping itu, dengan menghadirkan situasi yang tidak nyaman saat melukai
orang, akan membuat pasien tidak mengulangi perilaku tersebut.
Memberikan saran kepada pasien untuk memiliki aktifitas sederhana seperti
o Tetap melakukan kegiatan rumah tangga seperti menyapu dan mengepel
Meyakinkan pasien bahwa pasien pasti bisa dalam mengendalikan emosinya dan
bisa menjadi orang yang produktif dan memberikan manfaat bagi keluarga dan
orang lain
Kepada keluarga
Mengedukasi keluarga pasien agar memahami kondisi pasien, selalu memberikan
dukungan dan motivasi kepada pasien, dan mengikutsertakan pasien dalam kegiatan
di RS Marzoeki Mahdi.
Mengedukasi keluarga untuk membantu pasien dalam pendalaman agama
Mambantu pasien untuk selalu mengerjakan hal-hal yang positif
21
Membantu pasien untuk menjernihkan pikirannya dan menahan perilaku agresifnya.
Meminta keluarga untuk mengawasi pasien bila terjadi efek samping obat seperti
tremor di kedua tangan, air liur berlebihan, jalan seperti robot, harus segera dibawa
ke dokter
Mengedukasikan kepada keluarga mengenai stresor dimana suami yang jarang
mengunjungi pasien yang membuat pasien merasa sedih untuk dapat bersikap lebih
adil dalam hubungannya dengan istri
XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
Faktor yang memperingan
o Pasien masih dapat melakukan interaksi sosial terhadap lingkungan
o Kemauan pasien untuk hidup dan bekerja seperti sebelum timul keluhan
o Terdapat faktor presipitasi yang jelas
o Tidak terdapat faktor herediter
Faktor yang memperberat
o Onset timbulnya gejala sejak usia 13 tahun
o Adanya penurunan dalam kemampuan mengurus diri pada pasien
o Adanya regresi seperti BAK dan BAB tidak pada tempatnya
o Masalah perekonomian keluarga
o Keluarga yang tidak memberikan dukungan kepada pasien
o Suami pasien yang jarang mengunjungi pasien dan memberikan nafkah
baginya dan anaknya
o Pasien yang lebih banyak menarik diri dan malas untuk melakukan
berbagai aktifitas (gejala “negatif)
22