Skizofrenia

11
Skizofrenia a. Pengertian Skizofrenia adalah kelainan psikiatrik kronis, termasuk gangguan mental yang sangat berat. (Docherty,Hall & Gordiner, 1998). Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang bersifat kronis atau kambuh di tandai dengan terdapatnya perpecahan (schism) atara pikiran, emosi dan perilaku pasien yang terkena. Perpecahan pada pasien digambarkan dengan adanya gejala fundamental (primer) spesifik, yaitu gangguan asosiasi, khususnya kelonggaran asosiasi. Gejala fundamental lainnya adalah gangguan afektif, autisme, dan ambivalensi. Sedangkan gejala sekundernya adalah waham dan halusinasi (Kaplan & Sadock, 2004) b. Etiologi Teori tentang penyebab skizofrenia: Diatesis-Stres Model Teori ini menggabungkan antara faktor biologis, psikososial, dan lingkungan yang secara khusus mempengaruhi diri seseorang sehingga dapat menyebabkan berkembangnya gejala skizofrenia. Dimana ketiga faktor tersebut saling berpengaruh secara dinamis (Kaplan & Sadock, 2004). Faktor Biologis Dari faktor biologis dikenal suatu hipotesis dopamin yang menyatakan bahwa skizofrenia disebabkan oleh aktivitas dopaminergik yang berlebihan di bagian

description

vbn

Transcript of Skizofrenia

Page 1: Skizofrenia

Skizofrenia

a. Pengertian

Skizofrenia adalah kelainan psikiatrik kronis, termasuk gangguan mental yang sangat

berat. (Docherty,Hall & Gordiner, 1998).

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang bersifat kronis atau kambuh di tandai

dengan terdapatnya perpecahan (schism) atara pikiran, emosi dan perilaku pasien

yang terkena. Perpecahan pada pasien digambarkan dengan adanya gejala

fundamental (primer) spesifik, yaitu gangguan asosiasi, khususnya kelonggaran

asosiasi. Gejala fundamental lainnya adalah gangguan afektif, autisme, dan

ambivalensi. Sedangkan gejala sekundernya adalah waham dan halusinasi (Kaplan &

Sadock, 2004)

b. Etiologi

Teori tentang penyebab skizofrenia:

Diatesis-Stres Model

Teori ini menggabungkan antara faktor biologis, psikososial, dan lingkungan

yang secara khusus mempengaruhi diri seseorang sehingga dapat

menyebabkan berkembangnya gejala skizofrenia. Dimana ketiga faktor

tersebut saling berpengaruh secara dinamis (Kaplan & Sadock, 2004).

Faktor Biologis

Dari faktor biologis dikenal suatu hipotesis dopamin yang menyatakan bahwa

skizofrenia disebabkan oleh aktivitas dopaminergik yang berlebihan di bagian

kortikal otak, dan berkaitan dengan gejala positif dari skizofrenia(Kaplan &

Sadock, 2004).

Genetika

Faktor genetika telah dibuktikan secara meyakinkan. Resiko masyarakat

umum 1% pada orang tua resiko 5% pada saudara kandung 8 % dan pada anak

12% apabila salah satu orang tua menderita skizofrenia, walaupun anak telah

dipisahkan dari orang tua menderita skizofrenia, anak dari orang tua sejak

lahir , anak dari kedua orang tua skizofrenia 40%. Pada kembar monozigot

47%, sedangkan untuk kembar dizigot sebesar 12% (Kaplan & Sadock, 2004).

Faktor Psikososial

Teori Perkembangan

Page 2: Skizofrenia

Ahli teori Sullivan dan Erikson mengemukakan bahwa kurangnya

perhatian yang hangat dan penuh kasih sayang di tahun-tahun awal

kehidupan berperan dalam menyebabkan kurangnya identitas diri,

salah interpretasi terhadap realitas dan menarik diri dari hubungan

sosial pada penderita skizofrenia (Sirait, 28008).

Teori belajar

Menurut ahli teori belajar (learning theory), anak-anak yang menderita

skizofrenia mempelajari reaksi dan cara berpikir irasional orang tua

yang mungkin memiliki masalah emosional yang bermakna. Hubungan

interpersonal yang buruk dari penderita skizofrenia akan berkembang

karena mempelajari model yang buruk selama anak-anak (Sirait,

2008).

Teori Keluarga

Tidak ada teori yang terkait dengan peran keluarga dalam

menimbulkan skizofrenia. Namun beberapa penderita skizofrenia

berasal dari keluarga yang disfungsional (Sirait, 2008).

c. Tipe-Tipe Skizofrenia

Berdasarkan defenisi dan kriteria diagnostik tersebut, skizofrenia di dalam DSM IV

dapat dikelompokkan menjadi beberapa subtipe, yaitu(Kaplan & Sadock, 2004):

Skizofrenia Paranoid

Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

Preokupasi dengan satu atau lebih delusi atau halusinasi dengar yang

menonjol secara berulang-ulang.

Tidak ada yang menonjol dari berbagai keadaan berikut ini:

pembicaraan yang tidak terorganisasi, perilaku yang tidak terorganisasi

katatonik, atau afek yang datar atau tidak sesuai.

Skizofrenia Terorganisasi

Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

Di bawah ini semua menonjol :

Pembicaraan tidak terorganisir

Perilaku yang tidak terorganisasi

Afek yang datar atau tidak sesuai

Tidak memenuhi kriteria untuk tipe katatonik

Page 3: Skizofrenia

Skizofrenia Katatonik

Tipe skizofrenia dengan gambaran klinis yang didominasi oleh sekurang-

kurangnya dua hal berikut ini:

Imobilitas motorik, seperti ditunjukkan adanya katalepsi (termasuk

fleksibilitas lilin) atau stupor.

Aktivitas motorik yang berlebihan ( tidak bertujuan dan tidak

dipengaruhi oleh stimulus eksternal).

Negativisme yang berlebihan (sebuah resistensi yang tampak tidak

adanya motivasi terhadap semua bentuk perintah atau mempertahankan

postur yang kaku dan menentang semua usaha untuk

menggerakkannya) atau mutism.

Gerakan-gerakan sadar yang aneh, seperti yang ditunjukan oleh

pousturing (mengambil postur yang tidak lazim atau aneh secara

disengaja), gerakkan stereotipik yang berulang-ulang, manerism yang

menonjol, atau bermakna menyeringai secara menonjol.

Ekolalia atau ekopraksia (pembicaraan tidak bermakna).

Skizofrenia Tidak Tergolong

Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria A (fase aktif gejala), tetapi tidak

memenuhi kriteria untuk tipe paranoid, terdisorganisasi, dan katatonik.

Skizofrenia Residual

Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

Tidak adanya delusi, halusinasi, pembicaraan yang tidak terorganisasi,

dan perilaku yang tidak terorganisasi atau katatonik yang menonjol.

Terdapatnya terus menerus tanda-tanda gangguan, seperti adanya

gejala negatif atau dua atau lebih tanda kriteria di atas, walaupun

ditemukan dalam bentuk yang lemah (misalnya, keyakinan yang aneh,

pengalaman persepsi yang tidak lazim)

d. Gejala dan Gambaran Klinis Skizofrenia

Berdasarkan DSM IV ( Kaplan & Sadock, 2004) , ciri yang terpenting dari skizofrenia

adalah adanya campuran dari karakteristik (baik gejala positif maupun gejala negatif)

(APA, 2000). Secara umum, karakteristik gejala skizofrenia , dapat di golongkan

dalam tiga kelompok:

Gejala positif adalah tanda yang biasanya pada orang kebanyakan tidak ada,

namun pada pasien skizofrenia justru muncul. Gejala positif adalah gejala

Page 4: Skizofrenia

yang bersifat aneh, antara lain berupa delusi, halusinasi, ketidakteraturan

dalam berbicara, dan perubahan prilaku.

Gejala negatif adalah menurunnya atau tidak adanya perilaku tertentu, seperti

perasaan datar, tidak adanya perasaan yang bahagia dan gembira, menarik diri,

ketiadaan pembicaraan yang berisi, mengalami gangguan sosial, serta

kurangnya motivasi untuk beraktivitas.

Disfungsi sosial atau pekerjaaan. Untuk kurun waktu yang signifikan sejak

munculnya onset gangguan, ketidakberfungsian ini meliputi satu atau lebih

fungsi utama; seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri,

yang jelas di bawah tingkat yang dicapai sebelum onset( atau jika onset pada

masa anak-anak atau remaja, adanya kegagalan untuk mencapai beberapa

tingkatan hubungan interpersonal, prestasi akademik, atau pekerjaan yang

diharapkan).

Durasi. Adanya tanda-tanda gangguan yang terus menerus atau menetap

selama sekurangnya enam bulan.

ANALISA

Dari film tersebut dapat diketahui bahwa John Nash menderita skizofrenia paranoid, yang

ditandai dengan simpton – simpton/ indikasi sebagai berikut:

1. adanya delusi atau waham, yakni keyakinan palsu yang dipertahankan.

- Waham Kejar (delusion of persecution), yaitu keyakinan bahwa orang atau kelompok

tertentu sedang mengancam atau berencana membahayakan dirinya, dalam film tersebut yaitu

agen pemerintah dan mata – mata rusia. Waham ini menjadikannya paranoid, yang selalu

curiga akan segala hal dan berada dalam ketakutan karena merasa diperhatikan, diikuti, serta

diawasi.

- Waham Kebesaran (delusion of grandeur), yaitu keyakinan bahwa dirinya memiliki

suatu kelebihan dan kekuatan serta menjadi orang penting. John Nash menganggap dirinya

adalah pemecah kode rahasia terbaik dan mata – mata/agen rahasia.

- Waham Pengaruh (delusion of influence), adalah keyakinan bahwa kekuatan dari luar

sedang mencoba mengendalikan pikiran dan tindakannya. Adegan yang menunjukkan waham

Page 5: Skizofrenia

ini yaitu ketika disuruh membunuh isterinya, ketika disuruh menunjukkan bahwa dia jenius,

dan ketika diyakinkan bahwa dia tidak berarti oleh para teman halusinasinya.

2. adanya halusinasi, yaitu persepsi palsu atau menganggap suatu hal ada dan nyata padahal

kenyataannya hal tersebut hanyalah khayalan. John Nash mengalami halusinasi bertemu

dengan tiga orang yang secara nyata tidak ada yaitu Charles Herman (teman sekamarnya),

William Parcher (agen pemerintah) dan Marcee (keponakan Charles Herman). Selain itu juga

laboratorium rahasia, dan juga nomer kode yang dipasang pada tangannya.

3. gejala motorik dapat dilihat dari ekpresi wajah yang aneh dan khas diikuti dengan

gerakan tangan, jari dan lengan yg aneh. Indikasi ini sangat jelas ketika John Nash

berkenalan dengan teman – temannya dan juga jika dilihat dari cara berjalannya.

4. adanya gangguan emosi, adegan yang paling jelas yaitu ketika John Nash menggendong

anaknya dengan tanpa emosi sedikitpun.

5. social withdrawl (penarikan sosial), John Nash tidak bisa berinteraksi sosial seperti

orang – orang pada umumnya, dia tidak menyukai orang lain dan menganggap orang lain

tidak menyukai dirinya sehingga dia hanya memiliki sedikit teman.

Stressor atau kejadian – kejadian yang menekan yang membuat skizofrenia John Nash

bertambah parah, yaitu :

- Kalah bermain dari temannya

- Merasa gagal berprestasi untuk mendapatkan cita – citanya

- Merasa tidak dapat melayani isterinya

- Tidak bisa bekerja atau mendapatkan pekerjaan kembali

Karakter Pribadi John Nash, yaitu:

- Pemalu, introvert, penyendiri, rendah diri (merasa dirinya tidak disukai orang lain), kaku,

tidak suka bergaul (tidak menyukai orang lain), penarikan diri dari lingkungan sosial.

- Dalam kenyataannya (cerita sebenarnya bukan di film ini) John Nash adalah pribadi yang

pemarah, suka bermain wanita, keras, kaku dan antisemit.

Dalam film tersebut John Nash dibawa ke rumah sakit jiwa dan mendapatkan

perawatan ECT (Electroshock Therapy) atau terapi elektrokonvulsif 5 kali seminggu

selama 10 minggu. ECT merupakan terapi yang sering digunakan pada tahun 1940 – 1960

Page 6: Skizofrenia

sebelum obat antipsikotik dan anti depresan mudah diperoleh. Cara kerja terapi ini yaitu

mengalirkan arus listrik berdaya sangat rendah ke otak yang cukup untuk menghasilkan

kejang yang mirip dengan kejang epileptik. Kejang inilah yang menjadi terapetik bukan arus

listriknya. Sebelum dilakukan ECT pasien disuntikkan insulin sebagai pelemas otot yang

akan mencegah spasme konvulsif otot-otot tubuh dan kemungkinan cedera. Efek samping

penggunaan ECT adalah kelupaan atau gangguan memori. Efek samping ini dapat dihindari

dengan menjaga rendahnya arus listrik yang dialirkan.

Setelah menjalani perawatan di rumah sakit jiwa, John Nash menjalani perawatan di rumah

dengan Obat Psikoterapetik. Obat ini harus terus diminum secara teratur oleh penderita

skizofrenia. Meskipun obat ini tidak dapat menyembuhkan skizofrenia, namun obat – obat

antipsikotik akan membantu penderita untuk menghilangkan halusinasi dan konfusi, serta

memulihkan proses berpikir rasional. Cara kerja obat – obat antipsikotik yaitu menghambat

reseptor dopamin dalam otak. Efek dari pemakaian obat tersebut yaitu : Sulit berkosentrasi,

menghambat proses berpikir, tidak memiliki gairah seksual.

Selain terapi biologis, John Nash juga mendapat terapi dari isterinya yaitu berupa dukungan

sosial yang diberikan kepadanya, rasa empati, penerimaan, mendorong untuk mulai

berinteraksi sosial (dengan tukang sampah), dan dorongan untuk tidak berputus asa dan terus

berusaha. Terapi Sosial ini sangat membantu penderita skizofrenia dalam menghadapi

peristiwa – peristiwa yang menjadi stressor bagi penderita.

Stressor atau kejadian – kejadian yang menekan yang membuat skizofrenia John Nash

bertambah parah, yaitu :

- Kalah bermain dari temannya

- Merasa gagal berprestasi untuk mendapatkan cita – citanya

- Merasa tidak dapat melayani isterinya

- Tidak bisa bekerja atau mendapatkan pekerjaan kembali

Daftar Pustaka

Chaplin, J.P. 2001. Kamus Lengkap Psikologi, terj. Kartini Kartono. Jakarta : PT RajaGrafindo Perkasa. Kartono, Kartini. 2000. Hygiene Mental. Bandung: CV. Mandar Maju.Maslim, Rusdi, ed. Buku Saku PPDGJ III, Jakarta, 1995.

Kaplan,H & Sadock , B.2004. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis (Edisi 7 jilid 2). Jakarta: Bina Aksara.

Page 7: Skizofrenia

Jurnal USU

Page 8: Skizofrenia