skizofrenia

8
Skizofrenia Learning Objectives Setelah mengikuti kepaniteraan di bagian Psikiatri, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Mengenali gejala-gejala skizofrenia 2. Melakukan pemeriksaan awal pasien skizofrenia 3. Menyusun daftar diagnosis banding skizofrenia 4. Menegakkan diagnosis skizofrenia berdasarkan PPDGJ-III 5. Memformulasikan penatalaksanaan awal pasien skizofrenia 6. Mendeteksi efek samping penggunaan obat-obat antipsikotik 7. Mengatasi efek samping penggunaan obat-obat antipsikotik 8. Menentukan prognosis 9. Menjalankan sistem rujukan yang benar 10. Mengadakan suatu kegiatan penyuluhan masyarakat untuk skizofrenia Pendahuluan Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis dengan gambaran psikopatologi yang bervariasi tetapi sangat berat, yang mempengaruhi kognisi, emosi, persepsi, dan aspek perilaku lainnya. Manifestasi ini bervariasi di antara pasien-pasien dan pada waktu yang berbeda, namun efeknya selalu berat dan biasanya berlangsung lama. Istilah skizofrenia pertama kali dikenalkan oleh Eugene Bleurer. Psikopatologi pada skizofrenia tidak terbatas pada gejala psikotik saja, namun juga termasuk gangguan pada pikiran, perasaan, dan perbuatan. Sehingga berdasarkan fakta ini, hampir semua jenis psikopatologi yang pernah diidentifikasi bisa ditemukan pada pasien dengan skizofrenia. Skizofrenia pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran yang jernih dan kemampuan

description

modul skizofrenia

Transcript of skizofrenia

SkizofreniaLearning ObjectivesSetelah mengikuti kepaniteraan di bagian Psikiatri, mahasiswa diharapkan mampu:1. Mengenali gejala-gejala skizofrenia2. Melakukan pemeriksaan awal pasien skizofrenia3. Menyusun daftar diagnosis banding skizofrenia4. Menegakkan diagnosis skizofrenia berdasarkan PPDGJ-III5. Memformulasikan penatalaksanaan awal pasien skizofrenia6. Mendeteksi efek samping penggunaan obat-obat antipsikotik7. Mengatasi efek samping penggunaan obat-obat antipsikotik8. Menentukan prognosis9. Menjalankan sistem rujukan yang benar10. Mengadakan suatu kegiatan penyuluhan masyarakat untuk skizofrenia

PendahuluanSkizofrenia adalah suatu sindrom klinis dengan gambaran psikopatologi yang bervariasi tetapi sangat berat, yang mempengaruhi kognisi, emosi, persepsi, dan aspek perilaku lainnya. Manifestasi ini bervariasi di antara pasien-pasien dan pada waktu yang berbeda, namun efeknya selalu berat dan biasanya berlangsung lama. Istilah skizofrenia pertama kali dikenalkan oleh Eugene Bleurer.Psikopatologi pada skizofrenia tidak terbatas pada gejala psikotik saja, namun juga termasuk gangguan pada pikiran, perasaan, dan perbuatan. Sehingga berdasarkan fakta ini, hampir semua jenis psikopatologi yang pernah diidentifikasi bisa ditemukan pada pasien dengan skizofrenia. Skizofrenia pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.*Menurut Eugene Bleurer, skizofrenia dibagi menjadi empat subtipe, yang dikenal sebagai subtipe klasik dari skizofrenia. Keempat subtipe itu adalah skizofrenia paranoid, skizofrenia hebefrenik, skizofrenia katatonik, dan skizofrenia simpleks. Berdasarkan PPDGJ-III, skizofrenia dibagi menjadi sembilan subtipe, yaitu skizofrenia paranoid, skizofrenia hebefrenik, skizofrenia katatonik, skizofrenia tak terinci, depresi pasca-skizofrenia, skizofrenia residual, skizofrenia simpleks, skizofrenia lainnya, skizofrenia YTT. Berdasarkan DSM-IV-TR, skizofrenia dibagi menjadi lima subtype, yaitu skizofrenia paranoid, skizofrenia terdisorganisasi, skizofrenia katatonik, skizofrenia tak terinci, dan skizofrenia residual.EpidemiologiSkizofrenia bisa ditemukan di semua masyarakat dan daerah, dengan angka prevalensi dan insiden yang kurang lebih sama. Di Amerika Serikat, skizofrenia mempunyai prevalensi seumur hidup sekitar 1 persen. Menurut studi yang dilakukan oleh The Epidemiologic Catchment Area yang didukung oleh National Institute of Mental Health (NIMH), prevalensi seumur hidupnya berkisar antara 0.6 sampai 1.9 persen.Kriteria DiagnosisKriteria diagnosis Skizofrenia berdasarkan PPDGJ-IIIMemenuhi salah satu perangkat gejala di bawah ini, yang berlangsung selama setidaknya satu bulan (tidak termasuk gejala prodormal) dan mengakibatkan penurunan kualitas hidup secara bermakna

Gejala Kuat (Sedikitnya satu) Thought echo, thought insertion, thought withdrawal, atau thought broadcast Delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, atau delusional perception Halusinasi komentar, halusinasi diskusi, atau halusinasi dari anggota tubuh Waham yang bizarGejala Lemah (Sedikitnya dua) Halusinasi menetap lama, atau bila ditemani oleh waham atau overvalued idea Arus pikiran yang terputus, mengalami sisipan, inkoherensi, atau neologisme Perilaku katatonik Gejala negatif, sikap apatis, bicara jarang, atau respon emosi yang menumpul atau tidak wajar

Kriteria diagnosis skizofrenia berdasarkan DSM-IV-TRDua atau lebih gejala berikut yang muncul dalam satu bulan Waham (cukup satu bila waham bizar) Halusinasi (cukup satu bila halusinasi komentar atau diskusi) Bicara terdisorganisasi (kacau) Perilaku terdisorganisasi (kacau) atau katatonik Gejala negatif

Terdapat penurunan yang jelas dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau mengurus diri

Lama gangguan setidaknya enam bulan, dengan satu bulan menunjukkan gejala yang jelas

Kriteria untuk gangguan mood, gangguan mental organik, dan gangguan akibat zat tidak dipenuhi

Kriteria diagnosis skizofrenia berdasarkan Kriteria BleurerSeperangkat gejala utama yang harus adaSeperangkat gejala pendukung yang bisa ada

Gangguan asosiasi berupa asosiasi longgar, inkoherensi, atau neologisme Gangguan afek berupa afek tumpul, datar, atau tidak sesuai (inappropriate) Autisme berupa penarikan diri dari kehidupan nyata Ambivalensi pada emosi, keinginan, atau pikiran Halusinasi Waham Ilusi Gejala katatonik Perilaku abnormal lainnya

Kriteria Diagnosis Skizofrenia ParanoidBerdasarkan PPDGJ-IIIBerdasarkan DSM-IV-TR

Kriteria diagnosis skizofrenia harus terpenuhi terlebih dahulu Waham atau halusinasi merupakan gejala yang paling menonjol Gejala lain, bila ada, tidak mendominasi Preokupasi dengan waham atau halusinasi auditorik yang menetap Bicara kacau, perilaku kacau atau katatonik, afek datar atau tidak sesuai tidak menonjol

Kriteria Diagnosis Skizofrenia Hebefrenik / DisorganizedBerdasarkan PPDGJ-IIIBerdasarkan DSM-IV-TR

Kriteria diagnosis skizofrenia harus terpenuhi terlebih dahulu Dominasi perilaku atau pikiran yang kacau dan tidak bertujuan Dominasi afek yang dangkal atau tidak wajar Gejala lain, bila ada, tidak mendominasiSemua berikut harus ada: Bicara kacau Perilaku kacau Afek datar atau tidak sesuaiKriteria untuk katatonik tidak terpenuhi

Kriteria Diagnosis Skizofrenia KatatonikBerdasarkan PPDGJ-IIIBerdasarkan DSM-IV-TR

Kriteria diagnosis skizofrenia harus terpenuhi terlebih dahulu Perilaku katatonik (stupor, perilaku motorik tanpa tujuan, posturing, negativisme, rigiditas, fleksibilitas cerea, atau command automatism dan echolalia echopraxia) yang paling menonjol Gejala lain, bila ada, tidak mendominasiDua dari berikut Stupor atau katalepsi Peningkatan motorik tanpa tujuan jelas Negativisme Posturing, mannerisme, gerakan stereotipi, grimacing Echolalia atau echopraxia

Kriteria Diagnosis Skizofrenia SimpleksBerdasarkan PPDGJ-IIIBerdasarkan DSM-IV-TR

Kriteria diagnosis skizofrenia harus terpenuhi terlebih dahulu Gejala negatif merupakan gejala yang paling menonjol Tidak ada gejala subtipe lain atau riwayat sebelumnyaTIDAK ADA DALAM DSM-IV-TR

Kriteria Diagnosis Skizofrenia ResidualBerdasarkan PPDGJ-IIIBerdasarkan DSM-IV-TR

Kriteria diagnosis skizofrenia, dengan gejala psikosis jelas, pernah terpenuhi sebelumnya Gejala negatif (yang merupakan sisa episode sebelumnya) masih jelas Gejala lain, bila ada, tidak mendominasi Gejala negatif tampak nyata Gejala lain tampak dalam intensitas ringan

Kriteria Diagnosis Depresi Pasca SkizofreniaBerdasarkan PPDGJ-IIIBerdasarkan DSM-IV-TR

Kriteria diagnosis skizofrenia, dengan gejala psikosis jelas, pernah terpenuhi sebelumnya Afek depresif tampak jelas menonjol Gejala lain, bila ada, tidak mendominasiTIDAK ADA DALAM DSM-IV-TR

Kriteria Diagnosis SkizoafektifBerdasarkan PPDGJ-IIIBerdasarkan DSM-IV-TR

Kriteria diagnosis skizofrenia harus terpenuhi terlebih dahulu Kriteria diagnosis gangguan afektif juga harus terpenuhi Kedua gejala tersebut harus sama-sama menonjol Kriteria skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama terpenuhi Terdapat riwayat halusinasi atau waham tanpa gangguan mood

Diagnosis BandingSkizofrenia didiagnosis banding dengan berbagai jenis gangguan jiwa karena psikopatologinya yang beragam. Pada dasarnya, masing-masing subtipe bisa diagnosis banding dengan yang lainnya. Di luar itu, skizofrenia bisa didiagnosis banding dengan gangguan waham menetap, gangguan mood, gangguan psikotik akut, gangguan kepribadian skizoid, gangguan kepribadian paranoid, sampai gangguan skizotipal, tergantung psikopatologi yang ada dan mendominasi.TatalaksanaSampai saat ini, obat antipsikotik merupakan tatalaksana yang utama untuk skizofrenia. Namun berdasarkan penelitian, intervensi psikososial (termasuk psikoterapi) bisa menambah perbaikan klinis. Kombinasi obat dan terapi psikososial memberikan manfaat yang lebih baik daripada menggunakan salah satunya saja.Tujuan pada terapi skizofrenia adalah mengurangi sampai menghilangkan gejala, memaksimalkan kualitas hidup dan fungsi adaptif, dan mencapai kesembuhan dan mencegah terjadinya relaps. Terapi juga harus disesuaikan dengan gejala yang ada saat itu dan terbagi menjadi fase akut, stabilisasi, dan stabil.Gejala yang menjadi target terapi (disebut target symptoms) bisa berupa gejala positif, gejala negatif, gejala disorganisasi. Untuk gejala positif, sampai saat ini antipsikotik tipikal (Haloperidol, Chlorpromazine, Trifluoroperazine) masih menjadi pilihan pertama pengobatan. Apabila belum bisa diatasi, maka baru digunakan antipsikotik generasi selanjutnya seperti Risperidone atau Clozapine. Untuk gejala negatif, antipsikotik tipikal memiliki efek perbaikan yang terbatas, sehingga antipsikotik atipikal lebih sering digunakan. Penggunaan antipsikotik tipikal saat ini masih memadai, terutama apabila mengingat ketersediaannya yang tinggi dan lebih terjangkau. Pemilihan antipsikotik generasi terkini, seperti ziprasidone, aripiprazole, dan paliperidone, yang dilaporkan memiliki potensi yang tinggi, rentang target symptoms yang luas, dan efek samping yang ringan, masih terkendala dalam keterjangkauannya.Efek samping yang paling sering terjadi pada penggunaan antipsikotik (terutama pada yang tipikal) adalah gejala ekstrapiramidal seperti akatisia, distonia, parkinsonism, dan diskinesia tardive. Ada beberapa cara untuk mengatasi hal ini antara lain dengan mengurangi dosis antipsikotik, mengganti dengan antipsikotik atipikal, atau menambah terapi antiparkinsonism seperti antikolinergik. Efek samping yang sering dikeluhkan pada penggunaan antipsikotik atipikal adalah sindrom metabolik terutama penambahan berat badan. PrognosisPrognosis BaikPrognosis Buruk

Onset tuaFaktor pencetus jelasOnset cepatRiwayat premorbid baikGejala-gejala afektif (terutama depresif)MenikahRiwayat gangguan mood pada keluargaDukungan sosial yang baikGejala-gejala positifOnset mudaFaktor pencetus tidak jelasOnset lambatRiwayat premorbid jelekGejala-gejala penarikan diriTidak menikahRiwayat skizofrenia pada keluargaDukungan sosial burukGejala-gejala negatif, neurologis, riwayat trauma perinatal, tiga tahun tanpa remisi, sering kambuh, riwayat agresi