Skill Lab Perio

download Skill Lab Perio

of 7

Transcript of Skill Lab Perio

A. Pemeriksaan Plak dan Kalkulus

a. CPITN (Community Periodontal Index of Treatment Needs) Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang adekuat bagi komunitas tertentu, sering kali perlu ditentukan kebutuhan perawatan. CPITN terbukti merupakan sistem yang paling sering digunakan untuk tujuan ini dan menggunakan metode berikut ini: 1. sistem pemberian skore adalah: kode 0 tidak ada poket atau perdarahan pada gingiva saat penyondean kode 1 perdarahan gingiva pada saat penyondean kode 2 kalkulus supra plus minus subgingiva kode 3 poket sedalam 4- 5 mm kode 4 poket lebih dari sama dengan 6 mm 2. gigi seligi dibagi menjadi enam segmen atau sekstan ( empat gigi posterior dan dua gigi anterior) di mana pada setiap segmen terdapat satu atau bebrapa gigi yang tidak perlu dicabut 3. bila digunakan untuk tujuan epidemiologi, biasanya dilakukan pemeriksaan terhadap 10 gigi tertentu. Bila digunakan untuk tujuan perawatan enam gigi indeks diperiksa pada anak-anak dan remaja sedangkan untuk individu dewasa semua gigi diperiksa 4. rencana perawatan ditentukan dengan berlandaskan pada: kode 0 tidak memerlukan perawatan kode 1 memerlukan perbaikan perawatan gigi di rumah kode 2 dan 3 memerlukan perawatan skalling dan perbaikan perawatan gigi di rumah kode 4 memerlukan perawatan yang lebih rumit misalnya skalling, perbaikan perawatan gigi di rumah dan operasi. Semua sistem, termasuk CPITN mempunyai keterbatasan. Semua ini mempunyai keterbatasan dasar sebagai berikut: 1. kriteria umumnya subjektif dan terdapat variasi yang cukup besar pada penilaian oleh pemeriksa dalam derajat inflamasi dan kedalaman poket atau kerusakan perlekatan.

2.

sistem skore pada dasarnya ditenrukan secara acak. Jadi sebuah lesi yang

mendapat skore Russell P16 tidak benar-benar tiga kali lebih parah dari pada lesi dengan skore P12; sebenarnya gingivitis dan periodontitis tidak dapat dibandingkan secara numerik seperti ini.3.

walaupun skore gingiviti mengukur adanya inflamasi pada saat itu,

pengukuran poket merupakan cerminan dari penyakit di masa lalu; bila kita menerima ide bahwa kerusakan poket bersifat episodik, tentunya kedalaman poket tidak dapat memberikan indikasi dari aktivitas pada saat pengukuran. Selain upaya mengidefinisikan kriteria klinis dan laboratoris tentang aktivitas, sejauh ini belum ada pemeriksan yang dapat memberikan pedoman yang dapat diandalkan tentang aktivitas; saat ini satu-satunya pemeriksaan yang dapat diandalkan memerlukan perbandingan longitudinal. Hasil Pemeriksaan Skor CPITN pada penderita yang diperiksa menunjukkan kode 1 yang menunjukkan perdarahan gingiva pada saat penyondean. Pada perawatannya, kode 1 menunjukkan perlunya perbaikan perawatan gigi di rumah b. CSI Pemeriksaan jumlah plak dan kalkulus dapat dilakukan melalui berbagai macam metode. Pemeriksaan plak dapat menggunakan plak indeks. Jaringan yang mengelilingi gigi dibagi menjadi 4 bagian, yaitu papilla distofasial, margin fasial, papilla mesiofasial, dan bagian lingual. Visualisasi plak dapat dilakukan dengan mengeringkan gigi denganudara. Plak adalah bagian yang tidak memiliki stain. Adanya kalkulus supragingiva dapat terlihat melalui observasi langsung, dan jumlahnya dapat diukur dengan probe yang terkalibrasi. Untuk mendeteksi kalkulus subgingiva, setiap permukaan gigi diperiksa hingga batas perlekatan gingiva dengan menggunakan eksplorer no.17 atau no.3A. Udara yang hangat dapat digunakan untuk sedikit membuka gingiva sehingga visualisasi terhadap kalkulus lebih jelas. Pada pemeriksaan yang dilakukan didapatkan plak dan kalkulus terutama pada rahang bawah bagian lingual.

Hasil Pemeriksaan Skor CSI 20/31=0,64 0,64 menunjukkan score good (kisaran normal 0-0,6). Hal ini menujukkan bahwa kebersihan rongga mulut pasien bagus. B. Gingiva Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemerikasaan gingival : 1. Warna gingiva Warna gingiva normal umumnya merah jambu (coral pink). Hal ini disebabkan oleh adanya pasokan darah, tebal dan derajat lapisan keratin epithelium serta sel-sel pigmen. Warna ini bervariasi untuk setiap orang erat hubungannya dengan pigmentasi kutaneous. Pigmentasi pada gingiva biasanya terjadi pada individu berkulit gelap. Pigmentasi pada gingiva cekat berkisar dari cokelat sampai hitam. Warna pigmentasi pada mukosa alveolar lebih merah, karena mukosa alveolar tidak mempunyai lapisan keratin dan epitelnya tipis. Pada pemeriksaan yang dilakukan didapatkan warna gingival yang kemerahan, warna kemerahan ini akibat adanya inflamasi (keradangan) yang terjadi. Inlamasi akan menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga gingival Nampak lebih merah

2. Besar Gingiva Besar gingiva ditentukan oleh jumlah elemen seluler, interseluler dan pasokan darah. Perubahan besar gingiva merupakan gambaran yang paling sering dijumpai pada penyakit periodontal. Pada pemeriksaan yang dilakukan tidak didapatkan adanya pembesaran gingival.

3. Kontur Gingiva Kontur dan besar gingiva sangat bervariasi. Keadaan ini dipengaruhi oleh bentuk dan susunan gigi-geligi pada lengkungnya, lokalisasi dan luas area kotak proksimal, dan dimensi embrasure (interdental) gingival oral maupun vestibular. Papilla interdental menutupi bagian interdenterdental sehingga tampak lancip. Dari pemeriksaan yang dilakukan didapatkan gingival dengan kontur membulat. Kontur yang membulat dikarenakan adanya suatu keradangan sehingga terjadi pembengkakan dan terlihat membulat.

4. Konsistensi Gingival melekat erat ke struktur di bawahnya dan tidak mempunyai lapisan submukosa sehingga gingiva tidak dapat digerakkan dan kenyal. Pada pemeriksaan yang tdilakukan didapatkan konsistensi gingival yang kenyal.

5. Tekstur Permukaan gingiva cekat berbintik-bintik seperti kulit jeruk. Bintik-bintik ini disebut stipling. Stipling akan terlihat jelas jika permukaan gingiva dikeringkan. Stipling ini bervariasi dari individu ke individu yang lain dan pada permukaan yang berbeda pada mulut yang sama. Stipling akan lebih jelas terlihat pada permukaan vestibular dibandingkan dengan permukaan oral. Pada permukaan marginal gingival tidak terdapat stipling. Pada pemeriksaan yang dilakukan didapatkan tekstur yang halus mengkilat. Hal tersebut karena adanya inflamasi yang terjadi sehingga bentukan stipling yang kasar menjadi halus dan lebih mengkilat disbanding gingival yang tidak terjadi radang.

6. Resesi Gingiva Resesi gingival pada penderita mengarah pada resesi gingival fisiologis yang kemungkinan diakibatkan oleh cara menggosok gigi yang kurang tepat. C. Poket Periodontal Pemeriksaan poket periodontal harus mempertimbangkan: keberadaan dan distribusi pada semua permukaan gigi, kedalaman poket, batas perlekatan pada akar gigi, dan tipe poket (supraboni atau infaboni; simple, compound atau kompleks). Metode satu-satunya yang paling akurat untuk mendeteksi poket peridontal adalah eksplorasi menggunakan probe peridontal. Poket tidak terdeteksi oleh pemeriksaan radiografi. Periodontal poket adalah perubahan jaringan lunak. Radiografi menunjukkan area yang kehilangan tulang dimana dicurigai adanya poket. Radiografi tidak menunjukkan kedalaman poket sehingga radiografi tidak menunjukkan perbedaan antara sebelum dan sesudah penyisihan poket kecuali kalau tulangnya sudah diperbaiki. Ujung gutta percha atau ujung perak yang terkalibrasi dapat digunakan dengan radiografiuntuk menentukan tingkat perlekatan poket peridontal. Pengukuran poket harus dilakukan untuk tiap gigi dan dicatat. Idealnya, pengukuran mesial, distal, fasial, dan lingual perlu dilakukan, tetapi hal ini hanya dapat dilakukan dimana gigi sudah tanggal, sehingga sonde dapat menjangkau permukaan-permukaan tersebut tanpa terhalang. Bila ada gigi proksimal, pengukuran dilakukan tegak lurus pada permukaan fasial dan lingual. Pengukuran sebanyak 6 kali untuk tiap gigi adalah ideal, tetapi memakan waktu lama dan bila diagnosis ditentukan cukup dini pada kerusakan periodontal, hanya perlu dilakukan satu atau dua ppengukuran pada daerah garis sudut mesiobukal dan mesiolingual. Bila kelihatannya ada kerusakan furkasi dari gigi molar, atau pergeseran dari gigi-gigi insisivus, perlu dilakukan pengukuran lingual dan fasial. Sonde untuk mengukur poket harus cukup kecil agar dapat masuk ke poket yang sempit, tetapi harus berujung tumpul sehingga tidak merusak jaringan. Sonde berujung tajam yang digunakan untuk deteksi karies jaringan digunakan disini. Sonde pengukuran poket harus dimasukan ke poket sejajar terhadap aksis gigi; bila diinsersikan oblik, dapat diperoleh hasil pengukuran yang keliru. Pengukuran harus dilakukan dengan hati-hati agar dapat memanipulasi sonde sehingga dapat mengukur kedalaman poket yang sebenarnya.

Penanganan sonde yang cermat harus dilakukan untuk negosiasi deposit subgingiva tanpa membentur permukaan akar. Penyondean yang terlalu kuat tidak hanya menimbulkan rasa sakit tetapi juga dapat memberikan hasil pengukuran yang keliru; bahnkan penyondean yang perlahan dari gingival yang inflamasi juga dapat menimbulkan rasa sakit. Selain mencatat kedalaman poket, perlu juga diperiksa tinggi perlekatan klinis (pertautan amelosemental, CEJ). Bila ada hiperpalsia gingival yang cukup besar, poket umumnya sangat dalam, misalnya 5-7 mm, tetapi kerusakan perlekatan mungkin lebih kecil atau bahkan tidak ada. Bila ada resesi gingiva, poket yang dangkal berhubungan dengan kerusakan jaringan periodontal. Pada pemeriksaan yang dilakukan didapatkan tidak ada poket periodontal. D. Bleeding On Probing (Bop) Bleeding On Probing (BOP) normal : Tidak ada perdarahan Pada pemeriksaan yang dilakukan didapatkan bleeding on probing positif. Adanya Bleeding On Probing merupakan tanda awal keradangan. Oleh karena GCF tidak mampu menahan mikroorganisme, maka produk-produk mikroorganisme ini akan merusak epitel sulkular sehingga epitel sulcular menipis. Kapiler membesar (dilatasi) dan letaknya dekat dengan permukaan dalam, maka dengan sedikit rangsangan akan menjadi mudah berdarah. Probing Depth Pada pemeriksaan yang dilakukan didapatkan PD !-2 mm, dan ini termasuk nilai yang normal.

Oleh Kelompok 3 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Mohammad Yasin Nurul Aini Friezka Amalia Gea A. Sabrina Devi Tria 101610101004 101610101010 101610101025 101610101006

Ika Wahyu P. 101610101024 101610101053 101610101073

Syah Banun 101610101054 Khoirul Anam Syamsinar Annisa Tari 101610101080 101610101082 101610101085 101610101089 Ani Nur Rosidah Narando Fitria G

Kartika Tria 101610101087