Skenario: Edukasi Peranan Bank di Masyarakat lewat Media Film - XI Soc 3 SMAN 8 BDG 2007

shinta yanirma|XI social 3 SMAN 8 Bandung|Final assignment of economics subject . - 1 -

SOCTHREE’S 2007 FILM PROJECT

Skenario Topik: Edukasi Peranan Bank di Masyarakat lewat Media Film

SUTRADARA M. Boniex Nurwega TOKOH-TOKOH Guru : Aji* PengusahaBesar : Friza** Mahasiswa : Indah Anggraini, Eletra Vabiola (Elta), Firman Dirut : Krisnadi Bodyguard : Rastra Fitrahzi K. Pedagang Kecil (Wong Ndeso) : M. Rizky Subardi (Bardi) Polisi : Aditya Luthfi P., Gilang Satpam : M. Iqbal Pengacara : Iman Purnama K. Anak SMA : Diah Susilawati, Dena Rizkia I. Pemilik WarKop : Dimas Ari M.*** Pedagang Besar : Ramdan Istri : Santi** Anak SD : Maharani Athina (Rani) Kakak : Rhaisya Anak SD : Dainty Ratnasari Bagian Kredit : Tine Nuryanda, Eka Teller : Bessa, Intan, Tya, Ria Septiani PNS : Nisa*** CustomerService : Yessy, Resty, Arme Kharisma CS Pembukaan Rekening : Shinta Yanirma, Silmi Manager : Arief Nasabah Lainnya : Anne, Rena Perampok : Naufal Mujahid (Noval), R. Rizki Ramadhan (Japra) Tukang Parkir : Faiz Royan (Oyan) Istri Guru : Tania Citra Dewi* Ustad : Rendy Supir : Firman *), **), ***) suami-istri


(Pegawai Bank & Manajer – di tengah syuting)


FIRSTTDAY INT. ATM – SIANG Indah menekan sejumlah tombol di ATM. Setelah uangnya keluar, ia keluar dan bergabung bersama Elta dan Firman.

INDAH Hi, guys….

ELTA

Hi! Udah ngambil duitnya?

INDAH Udah. Langsung chaw yuk, bukannya lo mau nabung dulu?

ELTA

Bentar deh, si Firman masih betah tuh.

Elta dan Indah duduk di sebelah Firman.

FIRMAN Ndah, naha maneh hobi make kartu ATM?

INDAH

Yaelah, masih ada juga orang kayak lo. Nggak bisa liat apa, punya kartu ATM tuh banyak banget keuntungannya. Kartu ATM atau debit card tuh praktis banget buat orang yang ngerasa ribet bawa uang tunai. Udah gitu ada dimana-mana.

Ada fungsi debitnya lagi. Emangnya lo nggak punya kartu ATM?

FIRMAN (wajah polos)

Nggak,hehehe… Btw, debit tuh apaan? Terus kenapa sih, namanya harus ATM?

ELTA (nggak percaya, heran)

Hah, lo nggak tau debit, Man? Kasian banget! Debit tuh, ngebayar pake kartu ATM. Jadi, kalo lo belanja tapi nggak bawa uang tunai, kartu ATM yang lo punya

bisa dipake sebagai alat pembayaran. Nanti, dana tabungan kita bakal dipotong buat ngebayar tagihan. ATM sendiri merupakan singkatan dari

Anjungan Tunai Mandiri.

FIRMAN Ooh, gitu ya. Makasih,makasih. Btw Ta, bukannya kamu mau nabung dulu ke

bank? Langsung berangkat yuk! Ntar sore Firman janji mau nganter si Mama uy..

Firman, Elta, dan Indah berdiri lalu berjalan menuju jalan raya. Tampak sebuah mobil melaju dengan cepat di lajur kanan.


INT. MOBIL DIRUT KRISNADI

Siapkan kopernya, sebentar lagi kita sampai.

RASTRA Siap, Pak!

EXT. BANK - SIANG Pengusaha Kecil Wong Ndeso bengong sendirian di depan pintu masuk bank.

BARDI Oalah, ini to’ yang namanya bank. Wuih, pintunya bisa buka-tutup sendiri.

Subhanallah.. Kalo mau masuk, sendalnya kudu dibuka nggak, ya? Kok, Bandung panas, ya? Ngadem dulu ah, di pintu. Anginnya wuenak pisan.

Sebuah mobil diparkir di depan bank. Tampak Dirut, securycor, dan polisi berjalan beriringan menuju pintu masuk.

KRISNADI (berbicara di handphone)

…sudah berapa kali saya bilang, saya butuh orang professional! Untuk apa saya keluar uang banyak, kalau jadinya… *BRUKK*

Dirut menabrak Wong Ndeso yang sedang duduk di pintu masuk. Dirut oleng, lalu jatuh terduduk.

KRISNADI (nampak kesakitan)

Aduhh…

BARDI (mengelus-elus Pak Dirut)

Aduh Pak,maaf..maaf... Lagian, kok bias bapak ndak liat saya, sih? Sakit ya, Pak? KRISNADI (marah)

Apa-apaan kamu? Dasar orang kampung! Kamu sengaja,ya?

BARDI (kaget)

Nggak kok Pak, sumpah! Saya kesini cuma mau nabung aja. Seorang polisi yang bertugas mengawal Dirut mendatangi mereka.

ADIT Saudara Dirut, anda tidak apa-apa?

Satpam bank yang melihat banyak orang berkumpul juga mendatangi mereka.


IQBAL Selamat siang, ada yang bisa saya Bantu?

RASTRA

Bapak satpam, saya mohon bantuan anda untuk memeriksa orang ini(menunjuk wong ndeso). Tingkah lakunya mencurigakan.

BARDI

(memelas) Ampun Pak, saya orang baik. Suer, Pak!

IQBAL

Saudara, mari ikut saya ke pos.

Wong Ndeso dibawa satpam ke pos untuk diperiksa. Dirut dan securycor memasuki bank. Sedangkan Polisi berjaga di pintu masuk.

RASTRA Silahkan duduk, Pak Dirut. Ini nomor bapak.(memberi nomor antrian kepada Dirut.)

KRISNADI (marah)

Apa? Mengantri, maksudmu? Aku ini Direktur Utama! Siapa yang menyuruhku mengantri?? Aku mau mendepositokan uang ratusan juta!

RASTRA

Maaf Pak, tapi memang sudah aturannya begitu.

KRISNADI Ya sudahlah, apa boleh buat.

Seorang pengacara memasuki bank dan duduk tepat di sebelah Dirut.

IMAN Selamat siang, kalau saya tidak salah, bukankah bapak adalah Direktur Utama

persahaan ekspor-impor nomor satu Jawa Barat itu? KRISNADI (sinis)

Benar, anda siapa? IMAN

Saya Iman Purnama, perkenalkan. KRISNADI (terkejut)

Krisnadi (berjabat tangan). Rupanya anda pengacara yang menangani kasus poligami Haji Rendy yang terkenal itu.


IMAN Begitulah. Apa yang sedang anda lakukan di sini?

KRISNADI Mengantri.

IMAN (kesal)

Maksud saya, apa yang membuat seorang direktur utama seperti anda harus mengantri?

KRISNADI

Saya akan membuat deposito senilai ratusan juta. Jujur saja, sebenarnya saya tidak percaya dengan bank. Bagaimana kalau tiba-tiba bank ini dirampok atau

dibekukan? Bagaimana nasib uang saya?

IMAN Ah, saya rasa kkekhawatiran anda berlebihan. Bank ini adalah salah satu bank terbonafide di Indonesia. Sistem keamanannya pun terjamin. Lagipula, bunga deposito saat ini sangat tinggi karena pemerintah sedang berusaha mengatasi

inflasi. Bukankah begitu banyak keuntungan menanam deposito?

KRISNADI (berpikir)

Betul juga, daripada saya menyimpannya di rumah. Istriku akan menghabiskannya dalam waktu dua minggu.

EXT. BANK - SIANG Sebuah angkot berhenti di pinggir jalan. Tampak dua orang anak SMA turun dari dalamnya.

DIAH Fiuhh,akhirnya nyampe juga. Aku baru tau Bandung macet.

DENA

Kamana wae, atuh? Bukan cuma macet. Panas sama polusi juga,bow.

Kedua anak SMA tersebut memasuki bank.

DIAH Eh, aku nggak tau loh, kamu suka nabung. Punya rekening pula.

DENA

Hehe.. aku punya rekening baru satu tahunan kok. Yang ngedaftarinnya juga si mamah.


DIAH (ngotot)

Tapi kan tetap aja kamu sering nabung.

DENA (menjelaskan dengan semangat)

Yah, daripada duit abis nggak jelas kegunaannya. Mending ditabung,dong! Itung-itung bantu pemerintah. Kan uang yang ada di bank dipinjam orang banyak buat

dana pembangunan. Makanya, secara nggak langsung menabung itu bisa memajukan perekonomian Negara. Sebagai balasannya, setiap bulan penabung

bisa mendapat bunga sekian persen dari tabungannya.

DIAH Oh, jadi itu alasannya kalau kita nabung dapat bunga? Aku baru tau nih, jadi

malu. Hehe. Berarti bank itu kayak celengan ajaib, ya? DENA

Yups! Tapi jangan salah, selain jadi celengan, fungsi bank masih banyak. Menyediakan alat pertukaran, misalnya. Bisa tebak nggak, kira-kira apa?

DIAH

(ragu-ragu) Mmm.. uang kas, kartu kredit, ATM?

DENA

Seratus! Selain itu, lewat bank kita juga bisa transfer uang. Berhubung aku anak kos, itu penting banget buat dapet kiriman uang dari ortu di luar kota. Langsung

masuk aja, yuk! Kedua anak SMA masuk ke dalam bank. Dena mengantri untuk menabung, sedangkan Diah menuju costumer service.

YESSY (ramah)

Selamat Siang, silahkan duduk. Ada yang bias saya bantu?

DIAH Siang. Mm.. Kalau boleh Mbak, saya pengen tahu lebih tentang bank, nih. Bank itu

sebenarnya apa sih?

YESSY Setiap orang punya definisi berbeda mengenai bank. Namun, arti resminya berdasarkan UU No. 10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.


DIAH Ooh, gitu. Berarti kalau kita nabung, secara nggak langsung beramal dong? Kan

sama aja menolong orang-orang yang kesulitan dana.

YESSY Kira-kira begitu. Tapi kerja bank bukan sebatas menyediakan kredit saja. Bank

juga menyediakan berbagai pelayanan jasa seperti mentransfer uang, mendiskonto, inkanso, menyediakan garansi bank, menjamin penempatan surat-surat berharga, mengeluarkan kartu kredit dan cek perjalanan, dan menyewakan

tempat untuk penyimpanan benda-benda berharga.

DIAH (antara mengerti dan tidak)

Oh iya, saya pernah dengar. Tapi inkanso itu apa, Mbak? Baru pernah dengar..

YESSY Inkanso adalah jasa penagihan yang diberikan oleh bank kepada nasabah atas warkat-warkat kliring yang dimilikinya. Inkanso dapat dilakukan baik oleh bank

dalam maupun luar negeri.

DIAH Hwalah, kok jadi seperti pelajaran ekonomi, ya? Hehehe. Ya sudah Mbak, terimakasih buat waktunya. Saya jadi tahu banyak tentang bank. Kebetulan

teman saya sudah selesai menabung.

Dena melambai dari pintu bank, menandakan ia sudah selesai dan sudah mau pulang.

YESSY (ramah)

Sama-sama.

Pintu masuk bank kembali terbuka. Kali ini dua orang tante-tante yang masuk. Mereka bergegas menghampiri customer service.

RESTY (menoleh pada Rena)

Selamat siang, ada yang bisa saya Bantu?

RENA Bukan saya, Mbak. Teman saya nih, yang mau bikin pengaduan mah. Saya mah

boro-boro jadi nasabah, mm.. gimana ya? Habisnya saya…

Resty segera menoleh pada Anne dan memotong pembicaraan Rena.

RESTY Selamat siang, ada yang bisa saya Bantu?

ANNE (panik)


Kartu ATM saya hilang Mbak, gimana nih?

RESTY Mbak tenang saja. Mbak tinggal isi surat pengaduan kehilangan ini, dan kami

akan membuatkan kartu ATM yang baru.

RENA Terus kartu dia yang hilang gimana dong, Mbak? Gimana kalau yang nemuinnya

orang jahat, tabungan dia kan bisa dirampok!

RESTY Mbak tenang dulu, kartu ATM yang hilang itu tidak akan diberlakukan lagi.

RENA

(agak tidak percaya) Oh.. Iya, deh…

RESTY

(menolah pada Anne) Boleh lihat KTP-nya Mbak.

ANNE

(membuka tasnya) Sebentar ya…

Ketika membuka dompet dan menarik KTP, Anne melihat ada satu kartu yang terselip. Rena memperhatikan…

RENA Loh, Ne.. Eta lainna kartu ATM maneh?

ANNE (malu)

Oh, heueuh! Aduh Mbak, pengaduan kehilangannya nggak jadi deng, ternyata.. kartu ATM-nya.. KESELIP! Hehehe… Makasih, Mbak.

Anne dan Rena langsung kabur secepat mungkin dari bank.

RESTY Ya Allah, kuatkanlah hamba-Mu ini.. Kenapa hari ini banyak sekali orang-orang

aneh berkeliaran di bank??? EXT. BANK – SORE Hari mulai beranjak sore, bank pun telah ditutup. Nampak satu-dua karyawan berdiri di pinggir jalan menunggu angkot. Matahari terbenam. Hari pertama selesai. CUT TO :


SECONDHDAY EXT. PERUMAHAN – PAGI Matahari terbit. Wong Ndeso menghirup nafas panjang. Ia berjalan santai sendirian menuju bank. EXT. BANK – PAGI Wong ndeso berdiri sendirian di depan bank. Ia mendesah kecewa, ternyata bank belum buka pada pukul tujuh pagi.

BARDI (kecewa)

Yah, padahal urang geus hudang nyubuh. Jelema kota mah kararedul geuning nya, tabuh tujuh can pada hudang. Udah mah kemarin sayah diusir, gara-gara si

Dirut sok kuasa eta. Nasib, nasib! EXT. BANK – PAGI MENUJU SIANG Baru setengah jam berlalu sejak bank dibuka. Para karyawan shift pagi masih sibuk berbenah di bagiannya masing-masing. EXT. PELATARAN PARKIR – SIANG

RANI (kagum)

Wah Ma, ini ya yang namanya bank? Bagus banged!

SANTI (senyum)

Iya, Sayang. Makanya mama sama papa ngajak kamu. Kamu belum pernah ke bank, kan?

Rani mengangguk

RANI

Oh iya Ma, kita mau ngapain kesini? Masa mau liat-liat doang?

FRIZA Loh, kan katanya ade mau punya tabungan. Yang kayak punya papa sama

mama itu, lho.

RANI (tidak percaya)

Emangnya bisa gitu, Pa?


FRIZA Oh, bisa dong.

RANI

(melompat-lompat) Asyiiiiikk!!!

Pak Friza, Bu Santi dan anak mereka, Rani, memasuki bank. Tiba-tiba Rani ditabrak oleh seorang anak sebayanya. Mereka berdua pun terjatuh.

DAY Aduhh, sakiit…

RANI

(cemberut) Harusnya aku yang bilang gitu! Yang nabrak kan kamu.

SANTI

Sayang, kamu nggak apa-apa?

RANI Nggak kok, Ma.

Seorang wanita datang tergopoh-gopoh menghampiri mereka.

ICHA Aduh Ibu, maaf.. Adik saya memang kebiasaan, nggak bisa diam. Anak Ibu nggak

apa-apa?

SANTI Makanya, dijagain dong adeknya. Untung Rani nggak apa-apa.

ICHA

(wajah bersalah) Iya, Bu. Sekali lagi maaf deh. Ayo Day, minta maaf.

DAY

(mengulurkan tangan ke Rani) Maaf ya..

RANI

(senyum) Nggak papa. Oh iya, aku Rani.

DAY

(senyum) Aku Dainty.


Bu Santi dan Icha pun tersenyum. Lalu mereka berempat berjalan menuju CS Pembukaan Rekening.

RANI Loh, Day, kamu juga mau bikin tabungan?

DAY

Iya. Soalnya kemarin aku baru dapet hadiah ulang tahun. Kata Mama, sayang kalo dihabisin. Makanya sekarang Teteh nganter aku ke sini.

SANTI

(mendengarkan) Wah, kalau begitu tante boleh titip Rani ke Dainty, nggak? Soalnya tante mau pergi ke om dulu sebentar. Persyaratan buka rekeningnya ada di tas Rani, kok.

ICHA

Boleh kok, Tante. Malah Day jadi ada teman.

SANTI Rani diem di sini sama Daydulu ya? Kan katanya mau buka rekening. Mama mau

nemenin papa di sana dulu. (menunjuk tempat pengajuan kredit)

RANI Iya, Ma. Mama sama Papa cepetan ya.

SHINTA (ramah)

Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?

ICHA Ini Mbak, adik saya sama temannya mau bikin rekening. Fotokopi KTP, pas foto, akta kelahiran, sama surat keterangan dari sekolah ada dalam amplop ini.

SHINTA

Oh, baik Bu. Nah, sekarang ade berdua isi formulir ini, terus tandatangan di sini.

RANI Nih Mbak, udah!

DAY

Aku juga udah!

SHINTA Wah, pintar. Kalau sudah…

Tiba-tiba, seseorang yang berpakaian ala kampung berlari kencang menuju counter pembukaan rekening.


BARDI (ngos-ngosan)

Mbak, saya… SAYA MAU BUKA REKENING!

SHINTA (shock)

Silahkan bapak tunggu sebentar di…

BARDI SAYA MAU BUKA REKENING!

SHINTA (gemas)

Iya Pak, saya tahu. Tapi maaf, anda harus…

BARDI (ngotot)

Mbak ini gimana sih? SAYA MAU BUKA REKENING!

Satpam yang menyadari ada ketidakberesan mendatangi mereka.

IQBAL (curiga)

Maaf, ada apa ini?

SHINTA Tidak ada apa-apa, Pak Satpam. Bapak ini hanya salah paham sedikit.

BARDI

Tapi saya kan…

Silmi kembali dari toilet dan duduk di sebelah Shinta.

SILMI (bingung)

Shinta, ada apa?

SHINTA Alhamdulillah Mi, kamu datang tepat waktu. (berpaling pada Wong Ndeso) Nah

Pak, rekan saya akan membuatkan rekening untuk Bapak.

SILMI (ramah)

Selamat siang Pak, silahkan duduk.

BARDI Di sini? (menunjuk kursi nasabah)

SILMI


(alisnya naik sebelah) Benar Pak, di situ. Bapak benar-benar ingin buka rekening?

BARDI

Ya iyalah, Mbak. Ngapain juga saya teriak-teriak daritadi?

SILMI Persyaratannya adalah fotokopi KTP dan pas foto 2 buah. Bapak bawa?

BARDI

Nih, Mbak. (menyerahkan persyaratan)

SILMI Kalau begitu, silahkan Bapak mengisi formulir ini dan tandatangan di pojok

bawahnya. Beberapa menit kemudian..

BARDI Beres, Mbak!

SILMI

Selamat, Pak! Mulai hari ini, Bapak telah resmi menjadi nasabah kami. Ini buku tabungan milik Bapak.

BARDI

(kegirangan) Hore!

INT. BANK, LOBBY – SIANG Ketika sedang berjalan sendirian di dalam bank, Pak Friza merasa melihat seseorang yang dikenalnya.

FRIZA Ngng.. Nisa, ya?

NISA

(bingung) Benar. Maaf, siapa..

Friza memotong kata-kata Nisa,

FRIZA

Ah, masa kamu tidak ingat. Aku Friza, teman sebangku kamu semasa SMA!

NISA (menyipitkan mata)

Friza??! Astaga, aku benar-benar tidak menyangka!


Friza dan Nisa berjabat tangan erat.

NISA

Kok sendirian saja, Za? Bukannya kamu sudah lama menikah?

FRIZA Ah tidak, aku bersama istri dan anakku. Kamu bagaimana?

Tiba-tiba datang seorang bapak-bapak yang langsung menggandeng Nisa.

NISA Kebetulan sekali. Suamiku, perkenalkan, ini Friza, sahabatku waktu SMA. Friza, ini

Dimas.

DIMAS (senyum) Dimas..

FRIZA (senyum) Friza..

FRIZA

Oh ya, apa yang kamu lakukan di sini?

NISA Ah, kami hanya menabung, kok. Za, maaf sekali ya,tapi aku buru-buru. Sampai

Nanti, Za.

FRIZA Sampai nanti.

Nisa dan Dimas pergi. Saat yang bersamaan, Santi muncul.

SANTI Yang tadi siapa, Pa?

FRIZA

Teman papa SMA.

Friza dan Santi sampai di bagian pelayanan kredit.

TINE (ramah)

Selamat siang Bapak, Ibu, silahkan duduk. Ada yang bisa saya Bantu?

(INTERCUT. Pada saat yang bersamaan di customer service…)


ARME (ramah)

Selamat siang, silahkan duduk, Bapak. Ada yang bisa saya Bantu?

AJI Saya guru dari SMAN 8 Bandung, perkenalkan.(berjabat tangan) Sebenarnya saya ingin melakukan wawancara kecil sehubungan tentang bank untuk murid-

murid saya di sekolah. Boleh, tidak?

ARME Tentu. Untuk lebih jelasnya, silahkan Ibu langsung menemui manager kami.

Ruangannya ada di sebelah sana. Mari saya antar.

AJI Terimakasih, Mbak. Jadi merepotkan.

ARME Ah, tidak apa-apa. Sudah tugas saya, kok.

Arme mengantar Ibu Guru ke ruang kerja manager dan mengetuk pintunya.

ARIEF

Silahkan masuk.

ARME (membukakan pintu)

Pak Arief, ada tamu untuk bapak. Bapak, silahkan. Saya permisi dulu.

AJI Terimakasih, ya.

ARIEF

Selamat siang. Saya Arief, manager di sini. Perkenalkan. Ada yang bisa saya bantu?

AJI

(berjabat tangan) Saya Aji, guru ekonomi SMAN 8 Bandung. Kalau bapak punya waktu luang, saya ingin melakukan wawancara ringan tentang jenis-jenis bank dan lalu-lintas uang dalam masyarakat untuk ditunjukkan kepada murid-murid saya. Mereka bilang

ingin mendengar dari orang banknya langsung.

ARIEF (ramah)

Oh, silahkan.. silahkan.. Kebetulan siang ini saya punya waktu.

AJI (menyiapkan tape recorder)


Ada berapa jenis bank di Indonesia saat ini?

ARIEF Menurut jenis kegiatannya, bank terdiri atas bank sentral, bank umum, dan bank perkreditan rakyat. Bank tempat anda berada saat ini termasuk ke dalam bank

umum.

AJI Kebetulan murid-murid saya ingin tahu lebih banyak tentang bank sentral.

Sebagai satu-satunya bank sentral, Bank Indonesia pastinya memiliki kekhususan tersendiri. Bisa tolong disebutkan, Pak Arief?

ARIEF

Sudah tentu. Bank sentral bersifat independent karena didirikan berdasarkan undang-undang sehingga bebas dari campur tangan pihak manapun.

AJI

Termasuk pemerintah?

ARIEF Termasuk pemerintah. Kecuali untuk beberapa hal yang secara tegas diatur

dalam undang-undang.

AJI Apakah Bank Indonesia didirikan untuk mendapatkan profit atau keuntungan?

ARIEF

Mencari profit bukanlah tujuan utama bank sentral. Tujuan utama Bank Indonesia adalah mengatur dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Mengendalikan laju

inflasi juga termasuk di antaranya.

AJI Tadi disebutkan bahwa Bank Indonesia bersifat independent. Apakah ini berarti

Bank Indonesia tidak bekerjasama dengan pihak asing?

ARIEF Oh, tidak. Sebagaimana bank sentral lainnya, Bank Indonesia juga bekerjasama

dengan pihak asing.

AJI Contoh kerjasamanya seperti apa, ya, Pak Arief?

ARIEF

Contoh kerjasamanya, seperti investasi bersama untuk kestabilan pasar valuta asing, penyelesaian transaksi lintas Negara, hubungan koresponden, dsb. Apakah

sudah cukup jelas, Pak Aji?

AJI


Sudah. Terimakasih sekali untuk waktunya, Pak Arief. Murid-murid saya akan senang mendengarkan wawancara ini. Saya permisi dulu. Mari, Pak.

ARIEF

Sama-sama. Manager dan Guru berjabat tangan. Setelah membereskan tape recordernya, Guru keluar ruangan.

(…kembali ke Friza di bagian pelayanan kredit)

FRIZA

Siang. Begini Mbak, kami tertarik dengan pelayanan kredit bank ini. Tapi kami ingin penjelasan dari Mbak dulu.

EKA

Baik, Pak. Kredit merupakan salah satu pelayanan jasa yang disediakan oleh bank berupa pinjaman tunai kepada pemohon. Kredit ada dua macam, yaitu

pasif dan aktif.

TINE Kredit aktif adalah penyaluran dana ke masyarakat yang meliputi kredit

rekening Koran, reimburse, aksep, dan kredit documenter. Sedangkan kredit pasif merupakan penghimpunan dana dari masyarakat berupa giro, deposito, sertifikat

deposito, dan tabungan.

SANTI Apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi agar permintaan kredit dikabulkan,

Mbak?

EKA Syarat-syarat kredit

• Pemohon dipercaya dapat memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit.

• Pemohon mampu mngembalikan kredit tepat waktu.

• Modal yang dimiliki perusahaan yang berasal dari pinjaman bank dapat mendorong perkembangan usaha.

• Menyerahkan jaminan yang berupa harta tetap atau surat-surat berharga yang dapat digunakan untuk menjamin kredit yang diterima.

• Kondisi ekonomi yang akan datang harus menggambarkan keadaan yang cerah, sehingga nilai uang sekarang tidak berbeda jauh dengan nilai uang pada

masa yang akan datang.

FRIZA Bagaimana kalau mengajukan kredit tanpa memberikan jaminan, Mbak?

TINE

Tidak boleh, Pak. Kredit tanpa jaminan telah lama dilarang di Indonesia berdasarkan UU Bank No. 7 tahun 1992.


FRIZA

Kalau syarat-syarat kredit pemilikan rumah, apakah seperti itu juga, Mbak? Kebetulan saya belum punya rumah di daerah Kopo, nih.

TINE

Secara umumnya sama saja, Pak.

EKA (memberikan brosur)

Untuk lebih lengkapnya, silahkan Bapak dan Ibu membaca brosur ini.

FRIZA (menerima brosur)

Terimakasih Mbak, kami pulang dulu kalau begitu.

TINE&EKA (ramah)

Sama-sama Pak, Bu.

EXT. WARKOP PINGGIR JALAN – SIANG MENUJU SORE Hari masih panas. Pedagang besar mampir ke warkop untuk beristirahat.

DIMAS Bade meser naon, Jang?

RAMDAN

Kopi sama rokok dua, Pak! Ramdan membaca surat kabar sambil menunggu pesanannya datang.

DIMAS Jang, ieu kopi sareng rokokna.

RAMDAN

Oh, haturnuhun, Pak. Ramdan menyesap kopinya. Lalu Dimas duduk di sebelah Ramdan. Dimas nampak tertarik pada berita di Koran yang sedang dibaca Ramdan.

DIMAS Keur rame berita operasi pasar nya, Jang?

RAMDAN

Sumuhun, Pak. Harga-harga naik nggak kira-kira.

DIMAS


Bener pisan, Jang. Seumur jadi pedagang kecil begini, belum pernah bapak liat harga naik seperti sekarang ini. Bapak mah alhamdulillah Jang, masih bisa terus usaha. Kumaha lamun nu geus teu mampu jualan deui lantaran teu bisa dapet

untung? Padahal di bumi pan istri sama anak-anak teh butuh uang. Ramdan mengangguk prihatin. Sementara itu, topik pembicaraan lambat-laun berganti menjadi tentang kredit.

DIMAS Jang, setelah tadi ke bank, bapak teh jadi pengen kredit ka bank, kanggo memperluas usaha. Syukur-syukur mah bisa buka cabang, buat dikelola anak bapak di rumah. Tapi bapak teh bingung, sababna bapak buta masalah anu

kararitu. Untung-rugina bapak oge teu apal.

RAMDAN Oh, kredit.. Dicobian wae atuh Pak, alhamdulillah teman saya banyak yang sukses

setelah dapet kredit dari bank. Manfaat kredit teh Pak, antara lain bisa ningkatkeun produktifitas modal, teras memperlancar peredaran barang. Besar

pisan keuntungannya buat pengusaha kecil.

DIMAS Oh, kitu nya, Jang? Tapi bapak teh takut, bisi nantinya jadi banyak utang..

Apalagi bapak teh geus kolot, takut nggak bisa bayar.

RAMDAN Memang sih, Pak. Seringkali orang sudah merasa enak memiliki banyak uang dari hasil kredit, dia terus menambah jumlah kreditnya. Orang seringkali lupa, suatu hari mereka harus membayar uang yang telah mereka pinjam beserta bunganya.

Istilahna mah Pak, mendorong orang jadi konsumtif.

DIMAS Lamun sareng inflasi, aya hubunganna teu, Jang?

RAMDAN

Aya pisan, Pak. Inflasi kan disebabkan terlalu banyak uang yang beredar di masyarakat, sehingga nilai uang jadi turun.

DIMAS

Teras naon hubunganana inflasi sareng kredit, Jang?

RAMDAN Pan semakin banyak orang make fasilitas kredit, semakin banyak juga uang yang

beredar di masyarakat, Pak.

DIMAS Oh, iya ya? Aduh subhanalloh, pinter pisan si ujang teh…

RAMDAN

Ah, Bapak mah berlebihan. Oh iya Pak, ada fungsi lain dari kredit.


DIMAS

Oh, aya keneh, Jang? Sok atuh Jang, bapak masih pengen tahu, da.

RAMDAN Fungsi lain kredit adalah untuk peredaran lalu lintas uang, alat stabilitas moneter, meningkatkan kegairahan berusaha, meratakan pendapatan, dan meningkatkan

hubungan internasonal dalam bidang ekonomi.

DIMAS Kalau leasing itu apa, Jang? Bapak pernah dengar dari teman bapak. Katanya perusahaannya waktu baru berdiri pake jasa leasing gitu, dan sekarang sudah

jadi perusahaan besar.

RAMDAN Leasing atau sewa guna usaha adalah sumber pembiayaan lain bagi perusahaan tanpa mengganggu fasilitas kredit yang dimiliki.. Jadi pak, nanti mitra leasing

bapak akan menyediakan barang-barang modal untuk digunakan oleh perusahaan bapak selama jangka waktu tertentu. Begitu..

DIMAS

Bapak kudu bayar teu, Jang?

RAMDAN Ya iya atuh, Pak. Pembayarannya bisa dicicil, kok. Duh Pak, kayaknya saya harus

balik ke kantor. Haturnuhun nya Pak, sudah mau nemenin saya ngobrol.

DIMAS Eeh, si Ujang mah. Bapak atuh nu kudu haturnuhun mah, pan bapak anu nanya-

nanya ti tatadi. Ati-ati di jalan, Jang! EXT. SUATU JALAN – SORE Friza si Pengusaha Besar sedang berjalan santai di pinggir jalan. Ia tidak menyadari ada dua orang perampok yang sedang mengawasinya.

NOVAL (menunjuk Friza)

Wah, Jap, jelema beunghar, tah! Hayu urang rampok!

JAPRA Hayu! In the count of three, okeh, Val? Hiji, dua,..

Seorang guru yang kebetulan melintas dengan sepeda merasa curiga melihat kelakuan Noval dan Japra. Ia memarkir sepedanya dan mengikuti gerak-gerik kedua rampok tersebut.

AJI


Waduh, kayaknya itu orang dua rampok, deh. Kasian calon korban mereka. Saya harus tolongin dia!

Ketika kedua rampok itu semakin mendekati Pengusaha Besar, Aji menabrakkan sepedanya sehingga kedua rampok terjatuh. Tetapi, tiba-tiba rem sepedanya blong sehingga Aji dan Friza ikut jatuh. Barang bawaan mereka tercecer di sekelilingnya.

FRIZA Heh, orang miskin! Kalau naik sepeda matanya dipakai dong! Gara-gara kamu,

badan saya jadi memar-memar! Kamu harus tanggungjawab!

NOVAL (berbisik)

Jap, gancang cokot kantongna! Diam-diam Japra mengambil tas yang paling besar. Setelahnya, kedua rampok itu pergi diam-diam tanpa disadari baik oleh Pengusaha Besar maupun Guru. Setelah beberapa menit berlalu, barulah Guru menyadari tasnya raib.

AJI Astaghfirullah. Gusti nu Agung! Tas saya kemana?

(flashback : Japra mengambil tas Guru) Guru benar-benar sedih. Ia berjalan perlahan sambil tertunduk.

AJI (sedih)

Ya ampun, saya harus bilang apa sama istri saya nanti? Padahal di tas itu ada uang hasil kredit dari bank buat bayar cicilan motor. Ya Allah, sabarkanlah

hamba-Mu ini. Aminn..

FRIZA Heh, kamu mau ke mana? Seenaknya saja, sudah main tabrak langsung pergi!

AJI

(mengelus dada) Astaghfirullah Pak, tadi saya cuma mau nolongin Bapak.. Apa Bapak nggak

sadar, dua orang tadi mau ngerampok Bapak?

FRIZA Ah, bullshit! Alasan saja, kamu! Cepat minta maaf!

AJI

Iya, Pak. Saya minta maaf.

Aji berjalan sendirian meninggalkan Friza.

AJI


Huh, dasar orang kaya sombong nggak tahu terima kasih! Jadi menyesal saya nolongin dia! Udah mah tas saya dirampok, uang raib, masih dimarahi pula!

Mimpi apa sih, saya tadi malam. Seseorang nyeletuk dari belakang Guru.

USTAD Nggak boleh begitu, Bapak Guru.

AJI

(menoleh) Hah, si..siapa Anda? Kok tahu saya guru?

USTAD

Nggak penting siapa saya. Dengarkan saja kata-kata saya. Berbuat kebajikan tidak pernah ada ruginya, anakku. Percayalah, suatu hari kelak kau akan menuai

hasilnya.

AJI M-maksud ustad? Saya nggak ngerti..

USTAD

Yah, dasar manusia. Nanti juga kau akan mengerti. Maaf saya tidak bisa lama-lama. Saya harus segera pergi. Sampai jumpa. Assalamu’alaikum!

Sang Ustad misterius pun lenyap.

AJI (cuek)

Wa’alaikumsalam.

Beberapa saat kemudian..

AJI (sadar)

Astaghfirullahaladzim! Ustad tadi hilang! Apa tadi itu teguran dari Allah?? Jangan-jangan, dia………

EXT. WARKOP PINGGIR JALAN – SORE Nampak seseorang berjalan memasuki warkop dan bergabung dengan kedua temannya yang duduk di pojok.

EGA (kepada Dimas)

Pak, pesan kopinya satu lagi!

NOVAL Dateng oge maneh, Ga!


EGA

Ya iya, lah. Emangnya kita mau ngapain ngumpul di sini?

JAPRA Kieu euy, Ga. Kelompok rampok kita lagi down pisan. Masa semnggu ini kita

nggak dapet apa-apa? Ngerakeun pisan!

NOVAL Nu leuwih ngerakeun, kemarin kita hamper berhasil ngerampok orang, eh tahunya

salah ambil tas!...

JAPRA …Jadi weh, beunangna ngan saeutik! Sapoe ge langsung beak. Udah mah hampir

ketahuan.

EGA Oh, kitu. Gampang atuh, ngerampok deui weh! Tapi ayeuna mah perencanaannya

harus matang. Itu sebabnya, saya bawa…

DIMAS Sep, ieu kopina.

EGA

Oh, nuhun Pak.

NOVAL ‘Itu sebabnya saya bawa….’ ?

EGA Nihh…

Ega mengangkat tasnya ke atas meja. Dibukanya sedikit retsleting tas agar kedua temannya bisa mengintip apa isiya. Ternyata isinya pistol.

JAPRA Sip, Ga. Haturnuhun pisan nya!

NOVAL

Heu euh, Ga. Cantik pisan, lah!

EGA Cantik, cantik.. Pikirin dulu, siapa yang mau kita rampok!

Pengusaha Besar memasuki warkop.

FRIZA

Pak, kopi susu sama gorengannya dibungkus, ya!


Para perampok memperhatikan.

JAPRA (memperhatikan Friza)

Besar, pan?

EGA Apanya?

NOVAL

Duitnya, goblog! Nanti kita tunggu dia keluar.

Sementara itu, PNS wanita (Nisa) memasuki warkop. Ia segera membantu suaminya melayani pembeli.

FRIZA Nisa?

NISA Eh, Friza, ketemu lagi!

FRIZA

Sini Nis, duduk.

Nisa duduk dan mereka pun mengobrol.

NISA Lagi ngapain nih, seorang pengusaha besar kayak kamu ngopi di sini?

FRIZA

Emangnya nggak boleh, ya?

NISA Aneh aja lihatnya. Ngomong-ngomong, dari SMA kamu memang ingin jadi

pengusaha, ya. Kok bisa sih, Za?

FRIZA Ya bisa dong. Friza.

NISA

Padahal kan kamu benar-benar mulai dari bawah..

FRIZA Nisa, Nisa. Kamu tuh benar-benar polos ya, jadi orang.

NISA

(bingung) Maksudnya?


FRIZA

Aku bisa jadi seperti sekarang ini, berkat sedikit… sihir.

NISA (tertawa garing)

Ha.. ha.. Apa maksudmu, kamu punya ibu peri?

FRIZA Bukan lah, maksudnya, sihir buat cepat dapat untung. Korupsi dikit-dikit, masa

nggak tahu, sih?

NISA (mengurut dada)

Masya Allah. Ngapain, Za? Kamu nggak takut dosa apa, makan uang yang bukan punya kamu?

FRIZA

Yang dimakan uangnya nggak tahu ini. Selain itu, sst.. rahasia nih, aku juga main ‘saham’.

NISA

Saham perusahaan?

FRIZA Bukan. Saham sembako. Jangan kaget kalau besok-besok harga beras, gula, atau

minyak goring naik lagi. Berarti aku sedang menimbun kekayaan.

NISA (emosi)

Tahu nggak sih, Za? Orang-orang kayak kamu itu yang bikin Indonesia terus-menerus inflasi! Nggak heran kalau besok-besok ada krisis moneter lagi. Tobat dong, Za. Kamu memang ambisius, tapi nggak kayak gini!Aku permisi dulu.

FRIZA (sebal) Huh!

Pengusaha Besar keluar dari warkop dan masuk ke mobilnya. Ia menghitung sejenak seluruh uang yang diperolehnya dari hasil korupsi. Merasa puas, ia pun tersenyum.

FRIZA Pak, jalan!

SUPIR

Kayaknya Bapak lagi senang, ya? Ada apa, Pak?

FRIZA


Ada, deh. Mau tahu aja kamu. Pokoknya bentar lagi saya mau pindah keluar negeri. Saya…

Tiba-tiba para rampok menghadang mobil Pengusaha Besar.

NOVAL Sopir, kalau kamu mau selamat, tutup mata tutup telinga!

SUPIR

I.. Iya.. M-mas.. Ss-saya nggak ikut..ikutan!

Japra mengikat sopir.

FRIZA M-mau apa kalian?

EGA

Kemarikan semua harta kamu!

FRIZA Ja..jangan! Semua harta saya ada di sini..

JAPRA

Harta atau nyawa?

FRIZA Euh.. Ss-saya tidak terima! Saya mau lapor polisi! Kalian akan segera tertangkap.

Japra sudah akan menembak Friza, tetapi Noval menghalanginya.

NOVAL

Ah, jangan berlagak!Dipikir kita nggak tahu,harta ini semuanya hasil korupsi. Kalau sampai kamu lapor polisi, kamu duluan yang bakal ditangkap!

Para perampok mengambil semua harta Pengusaha Besar lalu pergi. Sang sopir menghampiri majikannya yang nampak masih shock.

SUPIR Pak…

Tidak ada jawaban.

SUPIR Pak….?

Masih tidak ada jawaban.

SUPIR(POV)

Pak!!!


INT. RUMAH PENGUSAHA BESAR - MALAM

SANTI Pokoknya aku minta cerai!

FRIZA

Apa-apaan sih kamu ini? Apa karena aku sudah bangkrut? Dasar mata duitan!

SANTI Mau kamu bangkrut, kamu kaya, itu urusan kamu! Sebenarnya dari dulu aku

pengen ngomong gini. Tapi belum ketemu waktu yang tepat.

FRIZA (emosi)

Jadi sekarang waktu yang tepat? Sesudah aku dirampok orang, terus bangkrut. Ini, waktu yang tepat? Iya, kan??

SANTI

Mas, soal kamu dirampok, kenapa sih nggak lapor polisi?

FRIZA (gelagapan)

Oh,mm.. Suka-suka aku dong! Lagian polisi di sini nggak bisa dipercaya. Ngabis-ngabisin waktu aja lapor ke mereka.

SANTI (kesal)

Aah.. udah lah! Nggak usah alas an gitu. Aku tahu, kamu takut ketahuan korupsi, kan? Harta yang dirampok itu semuanya hasil korupsi, kan?

FRIZA

(gelagapan) I-itu…

SANTI

Malam ini juga, aku keluar dari rumah ini. Aku nggak mau sampai terlibat urusan kamu! Kasihan Rani, dia kan masih kecil. Bisa stress, nanti!

Bu Santi dan Rani meninggalkan rumah. Mereka tinggal sementara di rumah Pedagang Besar. Malam semakin larut.


THIRDDAYY EXT. RUMAH SEDERHANA – PAGI Bu Tania, istri Pak Aji, melihat isi kotak pos.

TANIA (kening berkerut) Eh, ada surat…

AJI

Kenapa, Bu? Pagi-pagi kok udah bengong di halaman.

TANIA Ini, ada surat buat Bapak dari bank. Coba deh Pak, dibaca. Ibu penasaran. Bukannya kredit kita yang waktu itu sudah lunas. Masa sih, ditagih lagi?

Mereka berdua duduk di teras. Aji merobek amplop surat. Setelah membaca isi surat itu, Aji pingsan.

TANIA Pak, Pak! Gusti, kenapa suamiku? Apa gara-gara surat itu, ya?

Setelah membaringkan suaminya di dalam rumah, Bu Tania membaca surat itu. Seketika dia menepuk dada. (isi surat)

SELAMAT, ANDALAH PENABUNG BERFREKWENSI TERTINGGI PADA PERIODE INI! ANDA BERHAK MENDAPATKAN HADIAH BERUPA

UANG TUNAI 1 MILIAR BESERTA

RUMAH IDAMAN

BANK ABC


INT. RUMAH IDAMAN – SIANG Pak Aji dan istrinya sedang mengobrol.

AJI Bu, ada sesuatu yang belum bapak ceritakan ke Ibu.

TANIA

(menutup kuping) Nggak! Ibu nggak mau dengar…

AJI

(heran) Loh, kenapa, Bu?

TANIA

(berkaca-kaca) Bapak mau cerita kalau bapak mau punya istri lagi kan? Iya, kan? Atau memang

udah punya? Ibu udah siap kok, dengernya.

AJI (geli)

Ya ampun, Bu. Ya enggak, lah. Masa segitu nggak percayanya sama bapak?

TANIA (malu)

Terus apa, dong?

AJI Itu, waktu bapak nolongin orang tapi malah bapak yang di rampok. Waktu itu bapak sempet ngedumel sendiri. Intinya bapak bilang, bapak nyesel banget nolongin orang nggak tahu terima kasih kayak gitu. Tiba-tiba ada ustad muncul

terus ngasih nasihat sama bapak.

TANIA Wah, kok kayak di film sih, Pak?

AJI

Nah, itu dia. Yang bikin bapak bingung, sesudah ngomong dia langsung ngilang gitu aja! Di siang bolong! Subhanallah banget, pokoknya. Kalau nggak salah,

kata-katanya waktu itu kayak gini…

USTAD ….”Berbuat kebajikan tidak pernah ada ruginya, anakku. Percayalah, suatu hari

kelak kau akan menuai hasilnya…” Apakah seperti itu?

AJI

Ya, betul. Seperti i… Wuahh, Pak Ustad??


USTAD Assalamu’alaikum! Kamu pasti Tania, istrinya Aji.

TANIA

(terpukau) Wa’alaikumsalam. Iya.. benar..

USTAD

Yah, inilah bukti dari apa yang kukatakan waktu itu, Aji. Allah SWT bekerja dengan caranya yang misterius. Nyatanya, sekarang kau telah menuai hasil kebajikanmu yang waktu itu. Tapi tentu saja ini juga karena kerajinanmu

menabung di bank.

AJI (mengangguk-angguk) Subhanallah, benar juga.

USTAD

Yah, tugasku di sini sudah selesai. Selamat berbahagia, wahai Aji dan Tania! Wassalamu’alaikum warrohmatullahi wabarokatuh…

Dan sekali lagi, sang ustad misterius pun lenyap. EPILOG (V.O) (shoot at : bank tampak muka, pelataran parkir, mobil-mobil, para nasabah, para tokoh, rumah idaman, dsb.) Bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana ke masyarakat, dan memberikan pelayanan di bidang keuangan. Disadari maupun tidak, saat ini bank memegang peranan yang amat penting dalam perekonomian bangsa Indonesia…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Skenario: Edukasi Peranan Bank di Masyarakat lewat Media Film - XI Soc 3 SMAN 8 BDG 2007

Documents

Transcript of Skenario: Edukasi Peranan Bank di Masyarakat lewat Media Film - XI Soc 3 SMAN 8 BDG 2007