Skenario 2 Edema

13
PROTEIN SERUM Protein adalah suatu makromolekul yang tersusun atas molekul- molekul asam amino yang berhubungan satu dengan yang lain melalui suatu ikatan yang dinamakan ikatan peptida. Sejumlah besar asam amino dapat membentuk suatu senyawa protein yang memiliki banyak ikatan peptida, karena itu dinamakan polipeptida. Secara umum protein berfungsi dalam sistem komplemen, sumber nutrisi, bagian sistem buffer plasma, dan mempertahankan keseimbangan cairan intra dan ekstraseluler. Berbagai protein plasma terdapat sebagai antibodi, hormon, enzim, faktor koagulasi, dan transport substansi khusus. Protein-protein kebanyakan disintesis di hati. Hepatosit- hepatosit mensintesis fibrinogen, albumin, dan 60 – 80 % dari bermacam-macam protein yang memiliki ciri globulin. Globulin- globulin yang tersisa adalah imunoglobulin (antibodi) yang dibuat oleh sistem limforetikuler. Penetapan kadar protein dalam serum biasanya mengukur protein total, dan albumin atau globulin. Ada satu cara mudah untuk menetapkan kadar protein total, yaitu berdasarkan pembiasan cahaya oleh protein yang larut dalam serum. Penetapan ini sebenarnya mengukur nitrogen karena protein berisi asam amino dan asam amino berisi nitrogen. Total protein terdiri atas albumin (60%) dan globulin (40%). Bahan pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan total protein adalah serum. Bila menggunakan bahan pemeriksaan plasma, kadar total protein akan menjadi lebih tinggi 3 – 5 % karena pengaruh fibrinogen dalam plasma. Rasio A/g merupakan perhitungan terhadap distribusi fraksi dua protein yang penting, yaitu albumin dan globulin. Nilai rujukan A/G adalah > 1.0. Nilai rasio yang tinggi dinyatakan tidak signifikan, sedangkan rasio yang rendah ditemukan pada penyakit hati dan ginjal. Perhitungan elektroforesis merupakan

description

edema

Transcript of Skenario 2 Edema

PROTEIN SERUM

Protein adalah suatu makromolekul yang tersusun atas molekul-molekul asam amino yang berhubungan satu dengan yang lain melalui suatu ikatan yang dinamakan ikatan peptida. Sejumlah besar asam amino dapat membentuk suatu senyawa protein yang memiliki banyak ikatan peptida, karena itu dinamakan polipeptida. Secara umum protein berfungsi dalam sistem komplemen, sumber nutrisi, bagian sistem buffer plasma, dan mempertahankan keseimbangan cairan intra dan ekstraseluler. Berbagai protein plasma terdapat sebagai antibodi, hormon, enzim, faktor koagulasi, dan transport substansi khusus.

Protein-protein kebanyakan disintesis di hati. Hepatosit-hepatosit mensintesis fibrinogen, albumin, dan 60 80 % dari bermacam-macam protein yang memiliki ciri globulin. Globulin-globulin yang tersisa adalah imunoglobulin (antibodi) yang dibuat oleh sistem limforetikuler.

Penetapan kadar protein dalam serum biasanya mengukur protein total, dan albumin atau globulin. Ada satu cara mudah untuk menetapkan kadar protein total, yaitu berdasarkan pembiasan cahaya oleh protein yang larut dalam serum. Penetapan ini sebenarnya mengukur nitrogen karena protein berisi asam amino dan asam amino berisi nitrogen.

Total protein terdiri atas albumin (60%) dan globulin (40%). Bahan pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan total protein adalah serum. Bila menggunakan bahan pemeriksaan plasma, kadar total protein akan menjadi lebih tinggi 3 5 % karena pengaruh fibrinogen dalam plasma.

Rasio A/g merupakan perhitungan terhadap distribusi fraksi dua protein yang penting, yaitu albumin dan globulin. Nilai rujukan A/G adalah > 1.0. Nilai rasio yang tinggi dinyatakan tidak signifikan, sedangkan rasio yang rendah ditemukan pada penyakit hati dan ginjal. Perhitungan elektroforesis merupakan perhitungan yang lebih akurat dan sudah menggantikan cara perhitungan rasio A/G.

Nilai Rujukan DEWASA : protein total : 6.0 - 8.0 g/dl; albumin : 3.5 - 5.0 g/dl

ANAK : protein total : 6.2 - 8.0 g/dl; albumin : 4.0 - 5.8 g/dl

BAYI : protein total : 6.0 - 6.7 g/dl; albumin : 4.4 - 5.4 g/dl

NEONATUS : protein total : 4.6 - 7.4 g/dl; albumin : 2.9 - 5.4 g/dl

Masalah Klinis Protein total PENURUNAN KADAR : malnutrisi berkepanjangan, kelaparan, diet rendah protein, sindrom malabsorbsi, kanker gastrointestinal, kolitis ulseratif, penyakit Hodgkin, penyakit hati yang berat, gagal ginjal kronis, luka bakar yang parah, intoksikasi air.

PENINGKATAN KADAR : dehidrasi (hemokonsentrasi), muntah, diare, mieloma multipel, sindrom gawat pernapasan, sarkoidosis.

Albumin PENURUNAN KADAR : sirosis hati, gagal ginjal akut, luka bakar yang parah, malnutrisi berat, preeklampsia, gangguan ginjal, malignansi tertentu, kolitis ulseratif, enteropati kehilangan protein, malabsorbsi. Pengaruh obat : penisilin, sulfonamid, aspirin, asam askorbat.

PENINGKATAN KADAR : dehidrasi, muntah yang parah, diare berat. Pengaruh obat : heparin.

http://labkesehatan.blogspot.com/2009/12/protein-serum.html

A. Kebutuhan akan protein(protein requirement) adalah1. RDA = 0,8 gr protein per kilogram berat badan untuk orang dewasa.2. Laki- laki dewasa, BB = 70 kg, maka membutuhkan 56 gr protein/ hari.3. Wanita dewasa, BB = 55 kg, maka membutuhkan 44gr protein /hari.

B. Kebutuhan khusus (Special requirement).Pertumbuhan :1. 6 bulan pertama = 2,2 gr/kgBB.2. 6 bulan kedua = 1,6 gr/kgBB.3. Kehamilan = ditambah 30 gr/ hari (44 + 30= 74gr/hari).4. Menyusui = ditambahi 20gr/hari (44 + 20= 64gr/hari).5. Strees fisik = Infeksi berat ditambahkan 1/3 dari kebutuhan.- Terbakar = 2 -4 x Normal.- Exercise = 1-1,5 gr protein/kgBB.

Masalah yang timbul dengan terlalu sedikit atau terlalu banyak protein dalam diet.Defisiensi Protein :1. Bila hanya defisiensi protein saja >sangat jarang.2. Protein energi malnutrisi(PEM) = Penyakit kurang kalori prot (PKKP).

intake protein yang buruk(Kwashiorkor kelaparan kronis( defisiensi KH)(Marasmus Berlebihan Protein:- Diet yang tinggi meningkatkan kebutuhan akan cairan (karena sintesisnya dehidrasi(diperlukan 7 kali kebutuhan air dari biasanya) ((gagal ginjal) jarang (belum terbukti secara empiris)- Meningkatkan resiko sakit jantung

http://rgilfan.wordpress.com/2008/05/27/fungsi-protein/Gejala Overhidrasi (Kelebihan Cairan Dalam Tubuh)DEFINISIOverhidrasi adalah kelebihan cairan dalam tubuh.

PENYEBAB Overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan. Kelebihan cairan dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran darah menjadi sangat kecil. Minum air dalam jumlah yang sangat banyak biasanya tidak menyebabkan overhidrasi jika kelenjar hipofisa, ginjal dan jantung berfungsi secara normal.

Overhidrasi lebih sering terjadi pada orang-orang yang ginjalnya tidak membuang cairan secara normal, misalnya pada penderita penyakit jantung, ginjal atau hati. Orang-orang tersebut harus membatasi jumlah air yang mereka minum dan jumlah garam yang mereka makan.

GEJALA Seperti halnya dengan dehidrasi, organ yang paling mudah terkena dampak dari overhidrasi adalah otak. Jika overhidrasi terjadi secara perlahan, sel-sel otak memiliki kesempatan untuk menyesuaikan diri, sehingga hanya sedikit gejala yang timbul. Jika overhidrasi terjadi sangat cepat, penderita akan menunjukkan kekacauan mental, kejang dan koma.

DIAGNOSA Pada overhidrasi, kelebihan cairan ditemukan baik di dalam maupun di sekitar sel dan biasanya tidak menyebabkan timbulnya tanda-tanda pengumpulan cairan. Pada kelebihan volume darah, tubuh juga memiliki terlalu banyak natrium, sehingga tidak dapat memindahkan air kedalam cadangan di dalam sel.

Pada kelebihan volume darah (misalnya gagal jantung dan sirosis hati), cairan terkumpul di sekitar sel-sel di dada, perut dan tungkai bawah. Membedakan overhidrasi dan volume darah yang berlebihan seringkali sulit dilakukan, karena overhidrasi bisa terjadi sendiri atau bersamaan dengan kelebihan volume darah.

PENGOBATAN Pengobatan overhidrasi tergantung kepada penyebabnya. Tetapi pada dasarnya, tanpa melihat apapun penyebabnya, asupan cairan harus dibatasi. Minum sebanyak kurang dari 1L cairan/hari biasanya akan memperbaiki overhidrasi dalam beberapa hari. Pembatasan asupan cairan ini harus dibawah pengawasan dan atas saran dari dokter.

Kadang diberikan diuretik< untuk meningkatkan pembuangan cairan oleh ginjal. Biasanya diuretik lebih efektif dalam mengatasi kelebihan volume darah, sehingga paling efektif jika diberikan kepada penderita overhidrasi yang disertai dengan kelebihan volume darah. http://www.spesialis.info/?gejala-overhidrasi-%28kelebihan-cairan-dalam-tubuh%29,224Hipervolumi atau OverhidrasiTerdapat dua manifestiasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan c:airan pada interstisial). Normalnya cairan interstisial tidak terikat dengan air, teaapi elastis dan hanya terdapat di antara jaringan. Keadaan hipervolumi dapat menyebabkan Pitting edema merupakan edema yang berada pada darah perife;r atau akan mencekung setelah ditekan pada daerah yang bengkak, hal ini disebabkan karena perpindahan cairan ke: jaringan melalui titik tekanan. Cairan dalam jaringan yang edema tidak digerakkan ke permukaan lain dengan penekanan jari. Nonpitting edema tidak menunjukkan tanda kelebihan cairan ekstrasel, tetapi sering karena infeksi dan trauma yang menyebabkan pengumpulan membekunya cairan pada permukaan jaringa.n. Kelebihan cairan vaskular dapat meningkatkan hidrostatik cairan dan akan menekan cairan ke permukaan interstisial, sehingga dapat menyebabkan edema anasarka (edema yang terdapat diseluruh tubuh).

Peningkatan tekanan hidrostatik yang besar dapat me:nekan sejumlah cairan hingga ke membran kapiler paru sehingga menyebabkan edema paru, dan dapat mengakibatkan kematian. Manifestasi edema paru adalah penumpukan sputum, dispnea, batuk, dan suara ronki. Keadaan edema mi disebabkan karena gagal jantung yang mengakibatkan pe:ningkatan pene:kanan pada kapiler darah paru dan perpindahan cairan ke jaringan paru.http://www.medical-journal.co.cc/2010/02/gangguan-masalah-kebutuhan-cairan-tubuh.htmlEdema

Definisi Edema

Edema adalah pembengkakan yang dapat diamati dari akumulasi cairan dalam jaringan-jaringan tubuh. Edema paling umum terjadi pada feet (tungkai-tungkai) dan legs (kaki-kaki), dimana ia dirujuk sebagai peripheral edema. Pembengkakan adalah akibat dari akumulasi cairan yang berlebihan dibawah kulit dalam ruang-ruang didalam jaringan-jaringan. Semua jaringan-jaringan dari tubuh terbentuk dari sel-sel dan connective tissues (jaringan-jaringan penghubung) yang menjaga kesatuan dari sel-sel. Jaringan penghubung sekitar sel-sel dan pembuluh-pembuluh darah dikenal sebagai interstitium. Kebanyakan dari cairan-cairan tubuh yang ditemukan diluar sel-sel normalnya disimpan dalam dua ruang-ruang; pembuluh-pembuluh darah (sebagai bagian yang cair atau serum dari darah anda) dan ruang-ruang interstitial (tidak dalam sel-sel). Pada berbagai penyakit-penyakit, cairan yang berlebihan dapat berakumulasi dalam satu atau dua dari bagian-bagian ruangan (kompartemen) ini.

Organ tubuh mempunyai ruang-ruang interstitial dimana cairan dapat berakumulasi. Akumulasi cairan dalam ruang-ruang udara interstitial (alveoli) dalam paru-paru terjadi pada penyakit yang disebut pulmonary edema. Sebagai tambahan, kelebihan cairan adakalanya berkumpul dalam apa yang disebut ruang ketiga, yang termasuk rongga-ronga dalam perut (rongga perut atau peritoneal - disebut "ascites") atau di dada (rongga paru atau pleural - disebut "pleural effusion"). Anasarca merujuk pada akumulasi cairan yang parah yang tersebar luas dalam semua jaringan-jaringan dan rongga-rongga tubuh pada saat yang bersamaan. Pemasukan Garam Mempengaruhi Edema

Keseimbangan garam tubuh biasanya diatur dengan baik. Orang yang normal dapat mengkonsumsi jumlah-jumlah garam yang kecil atau besar pada makanan tanpa keprihatinan untuk mengembangkan penipisan atau penahanan garam. Pemasukan garam ditentukan oleh pola-pola makanan dan pengeluaran garam dari tubuh dilaksanakn oleh ginjal-ginjal. Ginjal-ginjal mempunyai kapasitas yang besar untuk mengontrol jumlah garam dalam tubuh dengan merubah jumlah garam yang dieliminasi (dikeluarkan) dalam urin. Jumlah garam yang dikeluarkan oleh ginjal-ginjal diatur oleh faktor-faktor hormon dan fisik yang memberi sinyal apakah penahanan atau pengeluaran dari garam oleh ginjal-ginjal adalah perlu.

Jika aliran darah ke ginjal-ginjal berkurang oleh kondisi yang mendasarinya seperti gagal jantung, ginjal-ginjal bereaksi dengan menahan garam. Penahanan garam ini terjadi karena ginjal-ginjal merasa bahwa tubuh memerlukan lebih banyak cairan untuk mengkompensasi aliran darah yang berkurang. Jika pasien mempunyai penyakit ginjal yang mengganggu fungsi ginjal-ginjal, kemampuan untuk mengeluarkan garam dalam urin adalah terbatas. Pada kedua kondisi-kondisi, jumlah garam dalam tubuh meningkat, yang menyebabkan pasien untuk menahan air dan mengembangkan edema.

Pasien-pasien yang mengalami gangguan dalam kemampuannya untuk secara normal mengeluarkan garam mungkin perlu ditempatkan pada diet yang dibatasi garamnya dan/atau diberikan obat-obat diuretic (pil-pil air). Dahulu, pasien-pasien dengan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan edema ditempatkan pada diet-diet dengan pemasukan garam yang sangat dibatasi. Dengan perkembangan dari agent-agent diuretic yang baru dan sangat kuat, pembatasan yang dicatat ini pada pemasukan garam diet umumnya tidak lagi perlu. Diuretics ini bekerja dengan menghalangi reabsorpsi dan penahanan garam oleh ginjal-ginjal, dengan demikian meningkatkan jumlah garam dan air yang dieliminasi dalam urin.

http://www.totalkesehatananda.com/edema1.htmlAscites

Definisi Ascites

Ascites adalah akumulasi dari cairan (biasanya cairan serous yang adalah cairan kuning pucat dan bening) dalam rongga perut (peritoneal). Rongga perut berlokasi dibawah rongga dada, dipisahkan darinya oleh diaphragm. Cairan ascitic dapat mempunyai banyak sumber-sumber seperti penyakit hati, kanker-kanker, gagal jantung congestif, atau gagal ginjal.

Penyebab Ascites

Penyabab yang paling umum dari ascites adalah penyakit hati yang telah lanjut atau cirrhosis. Kira-kira 80% dari kasus-kasus ascites diperkirakan disebabkan oleh cirrhosis. Meskipun mekanisme yang tepat dari perkembangan tidak dimengerti sepenuhnya, kebanyakan teori-teori menyarankan portal hypertension (tekanan yang meningkat adalam aliran darah hati) sebagai penyumbang utama. Asas dasarnya adalah serupa pada pembentukan dari edema ditempat lain di tubuh yang disebabkan oleh ketidakseimbangan tekanan antara sirkulasi dalam (sistim tekanan tinggi) dan luar, dalam kasus ini, rongga perut (ruang tekanan rendah). Kenaikan dalam tekanan darah portal dan pengurangan dalam albumin (protein yang diangkut dalam darah) mungkin bertangung jawab dalam pembentukan gradien tekanan dan berakibat pada ascites perut.

Faktr-faktor lain yang mugkin berkontribusi pada ascites adalah penahanan garam dan air. Volume darah yang bersirkulasi mungkin dirasakan rendah oleh sensor-sensor dalam ginjal-ginjal karena pembentukan dari ascites mungkin menghabiskan beberapa volume dari darah. Ini memberi sinyal pada ginjal-ginjal untuk menyerap kembali lebih banyak garam dan air untuk mengkompensasi volume yang hilang.

Beberapa penyebab-penyebab lain dari ascites berhubungan dengan gradien tekanan yang meningkat adalah gagal jantung kongestif dan gagal ginjal yang telah lanjut yang disebabkan oleh penahanan cairan keseluruhan dalam tubuh.

Pada kasus-kasus yang jarang, tekanan yang meningkat dalam sistim portal dapat disebabkan oleh rintangan internal atau eksternal dari pembuluh portal, berakibat pada portal hypertension tanpa cirrhosis. Contoh-contoh dari ini dapat adalah massa (atau tumor) yang menekan pada pembuluh-pembuluh portal dari rongga perut bagian dalam atau pembentukan bekuan (gumpalan) darah dalam pembuluh portal yang menghalangi aliran normal dan menongkatkan tekanan dalam pembuluh (contoh, Budd-Chiari syndrome).

Ada juga pembentukan ascites sebagai akibat dari kanker-kanker, yang disebut malignant ascites. Tipe-tipe ascites ini secara khas adalah manifestasi-manifestasi dari kanker-kanker yang telah lanjut dari organ-organ dalam rongga perut, seperti, kanker usus besar, kanker pankreas, kanker lambung, kanker payudara, lymphoma, kanker paru-paru, atau kanker indung telur.

Pancreatic ascites dapat terlihat pada orang-orang dengan pancreatitis atau peradangan pankreas kronis. Penyebab yang paling umum dari pankreatitis kronis adalah penyalahgunaan alkohol yang berkepanjangan. Pancreatic ascites dapat juga disebabkan oleh pankreatitis akut serta trauma pada pankreas.

Tipe-Tipe Dari Ascites

Secara tradisi, ascites dibagi kedalam dua tipe-tipe; transudative atau exudative. Klasifikasi ini didasarkan pada jumlah dari protein yang ditemukan dalam cairan.

Sistim yang lebih berguna telah dikembangkan berdasarkan pada jumlah dari albumin dalam cairan ascitic dibanding pada serum albumin (albumin diukur dalam darah). Ini disebut Serum Ascites Albumin Gradient atau SAAG.

Ascites yang berhubungan dengan hipertensi portal (cirrhosis, gagal jantung congestif, Budd-Chiari) umumnya adalah lebih besar dari 1.1.

Ascites yang disebabkan oleh sebab-sebab lain (malignant, pancreatitis) adalah lebih rendah dari 1.1.

Faktor-Faktor Risiko Untuk Ascites

Penyebab yang paling umum dari ascites adalah sirosis hati. Banyak dari faktor-faltor risiko untuk mengembangkan ascites dan cirrhosis adalah serupa. Faktor-faktor risiko yang paling umum termasuk hepatitis B, hepatitis C, dan penyalahgunaan alkohol yang berkepanjangan. Faktor-faktor risiko yang berpotensial lainnya berhubungan dengan kondisi-kondisi lain yang mendasarinya, seperti gagal jantung congestif, malignancy, dan penyakit ginjal.

Gejala-Gejala Dari Ascites

Mungkin tidak ada gejala-gejala yang berhubungan dengan ascites terutama jika ia adalah ringan (biasanya kurang dari kira-kira 100 400 ml pada kaum dewasa). Ketika lebih banyak cairan berakumulasi, ukuran lilitan perut dan ukuran yang meningkat umumnya terlihat. Nyeri perut, ketidaknyamanan, dan kembung juga sering terlihat ketika ascites menjadi lebih besar. Sesak napas dapat juga terjadi dengan ascites yang besar yang disebabkan oleh tekanan pada diaphragm dan migrasi dari cairan keseluruh diaphragm yang menyebabkan pleural effusions (cairan sekitar paru-paru). Secara kosmetik perut yang besar yang menjelekan, yang disebabkan oleh ascites, juga adalah keprihatinan umum dari beberapa pasien-pasien.

Komplikasi-Komplikasi Untuk Ascites

Beberapa komplikasi-komplikasi dari ascites dapat dihubungkan pada ukurannya. Akumulasi dari cairan mungkin menyebabkan kesulitan-kesulitan bernapas oleh penekanan diaphragm dan pembentukan dari pleural effusion.

Infeksi-infeksi adalah komplikasi-komplikasi lain yang serius dari ascites. Pada pasien-pasien dengan ascites yang berhubungan dengan portal hypertension, bakteri-bakteri dari usus mungkin secara spontan menyerang cairan peritoneal (ascites) dan menyebabkan infeksi. Ini disebut spontaneous bacterial peritonitis atau SBP. Antibodi-antibodi adalah jarang pada ascites dan, oleh karenanya, respon imun pada cairan ascitic adalah sangat terbatas. Diagnosis dari SBP dibuat dengan melakukan paracentesis dan menganalisa cairan untuk jumlah sel-sel darah putih atau bukti dari pertumbuhan bakteri.

Hepatorenal syndrome adalah komplikasi yang jarang, namun serius dan berpotensi mematikan (angka-angka kelangsungan hidup rata-rata mencakup dari 2 minggu sampai kira-kira 3 bulan) dari yang berhubungan dengan cirrhosis hati yang menjurus pada gagal ginjal yang progresif. Mekanisme yang tepat dari sindrom ini tidak diketahui dengan baik, namun ia mungkin berakibat dari perubahan-perubahan dalam cairan-cairan, aliran darah ke ginjal-ginjal yang terganggu, penggunaan yang berlebihan dari diuretics, dan pemasukan-pemasukan dari zat-zat kontras atau obat-obat yang mungkin berbahaya pada ginjal-ginjal.

Mencegah Ascites

Pencegahan dari ascites sebagian besar melibatkan pecegahan faktor-faktor risiko dari kondisi-kondisi yang mendasarinya yang menjurus pada ascites.

Pada pasien-pasien dengan penyakit hati dan sirosis telah lanjut yang diketahui dari segala sebab, penghindaran dari pemasukan alkohol dapat dengan jelas mengurangi risiko pembentukan ascites. Obat-obat antiperadangan nonsteroid [ibuprofen (Advil, Motrin, dll.)] juga harus dibatasi pada pasien-pasien dengan cirrhosis karena mereka mungkin mengurangi aliran darah ke ginjal-ginjal, jadi, membatasi ekskresi (pengeluaran) garam dan air. Mematuhi pembatasan-pembatasan garam makanan juga adalah tindakan pencegahan mudah lainnya untuk mengurangi ascites.

Prognosis Untuk Ascites

Harapan (prognosis) pada ascites terutama tergantung pada penyebab dan keparahan yang mendasarinya.

Pada umumnya, prognosis dari malignant ascites adalah buruk. Kebanyakan kasus-kasus mempunyai waktu kelangsungan hidup yang berarti antara 20 sampai 58 minggu, tergantung pada tipe dari malignancy seperti yang ditunjukan oleh kelompok dari penyelidik-penyelidik.

Ascites yang disebabkan oleh cirrhosis biasanya adalah tanda dari penyakit hati yang telah lanjut dan ia biasanya mempunyai prognosis yang sedang (3 tahun kelangsungan hidup kira-kira 50%).

Ascites yang disebabkan oleh gagal jantung mempunyai prognosis yang sedang karena pasien mungkin hidup bertahun-tahun dengan perawatan-perawatan yang tepat (kelangsungan hidup rata-rata kira-kira 1.7 tahun untuk laki-laki dan kira-kira 3.8 untuk wanita-wanita pada satu studi yang besar).

http://www.totalkesehatananda.com/ascites5.html