skenario 2 (1)

download skenario 2 (1)

of 23

Transcript of skenario 2 (1)

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    1/23

    KUNJUNGAN RUMAH PASIEN DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN

    Seorang dokter berkunjungke rumah pasien anak laki-laki, berumur 8 tahun dengan

    keluhan sesak nafas berulang. Keluhan seperti ini timbul hampir setiap hari terutama pada

    saat udara dingin, kelelahan dan flu.

    Pasien tinggal di sebuah rumah dengan ukuran 3.5 x 7 m bersama keluarganya yang

    terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang kakak yg berumur 12 dan 14 tahun. Selain itu di rumah

    tersebut tinggal kakek dan neneknya (orang tua dari ayah). Kondisi rumah kurang

    pencahayaan dan ventilasi.

    Kakek dan ibu dari pasien mempunyai riwayat sesak nafas yang terutama timbul

    apabila kelelahan atau banyak pikiran. Kakek dan ayahnya adalah perokok berat.

    Ayah pasien adalah seorang buruh bangunan yag merupakan sumber pencari nafkah

    dalam keluarga. Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan kakek dan neneknyatidak bekerja.

    Bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini dalam kaitannya dengan

    penyakit yang diderita anggota keluarga tersebut?

    1

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    2/23

    Sasaran Belajar

    1. Memahami dan menjelaskan Fungsi Keluarga

    1.1Konsep dan struktur keluarga definisi, struktur, ciri-ciri keluarga Indonesia,

    peranan keluarga

    1.2 Fungsi keluarga (biologis , psikologis, sosial, ekonomi, pendidikan)

    2. Memahami dan menjelaskan bentuk-bentuk keluarga

    2.1 Bentuk keluarga traditional

    2.2 Bentuk keluarga non traditional

    3. Memahami dan menjelaskan genogram

    4. Memahami dan menjelaskan dinamika kehidupan keluarga

    5. Memahami dan menjelaskan faktor-faktor timbulnya penyakit dalam keluarga

    6. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban keluarga dalam merawat orang

    sakit

    6.1 Syariat terhadap orang sakit

    6.2 Kesabaran bagi keluarga si sakit.

    2

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    3/23

    1. Memahami dan menjelaskan Fungsi Keluarga

    1.1 Konsep dan struktur keluarga definisi, struktur, ciri-ciri keluarga Indonesia,

    peranan keluarga

    Definisi

    Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan

    keterikatan aturan, emosional, dan individu mempunyai peran masing-masing

    yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998)

    Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan

    anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004)

    Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula berarti "ras" dan

    warga yang berarti "anggota". Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat

    beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai

    kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu,

    terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluargaadalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa

    orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam

    keadaan saling ketergantungan.

    Struktur keluarga

    a. Ciri-ciri struktur keluarga

    1) Terorganisasi

    Keluarga adalah cerminan sebuah organisasi, dimana masing-masing

    anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing sehinggatujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik ditandai dengan

    adanya hubungan yang kuat antar anggota sebagai bentuk saling

    ketergantungan dalam mencapai tujuan.

    2) Keterbatasan

    Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan

    tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap

    anggota tidak bisa semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang

    dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing oleh anggota keluarga.

    3

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sansekertahttp://id.wikipedia.org/wiki/Individuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sansekertahttp://id.wikipedia.org/wiki/Individu
  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    4/23

    3) Perbedaan dan kekhususan

    Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan masing-masing

    anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas

    seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama, peran ibu yang

    merawat anak-anak.

    Struktur keluarga

    1) Dominasi jalur hubungan darah

    a) Patrilineal

    Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis

    ayah. Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur

    keluarga Patrilineal.

    b) Matrilineal

    Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis

    ibu. Suku padang salah satu suku yang menggunakan struktur

    keluarga matrilineal.2) Dominasi keberadaan tempat tinggal

    a) Patrilokal

    Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan

    keluarga sedarah dari pihak suami.

    b) Matrilokal

    Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan

    keluarga sedarah dari istri.

    3) Dominasi pengambilan keputusan

    a) Patriakal

    Dominasi pengambil keputusan ada pada pihak suami.b) Matriakal

    Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.

    Ciri-ciri keluarga Indonesia

    1. Suami sebagai pengambil keputusan

    2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh

    3. Berbentuk monogram

    4. Bertanggung jawab

    5. Pengambil keputusan

    6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa7. Ikatan kekeluargaan sangat erat

    8. Mempunyai semangat gotong-royong

    Peranan Keluarga

    Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,

    kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

    Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari

    keluarga, kelompok dan masyarakat.

    Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

    1. Peranan ayah :

    4

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    5/23

    Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik,

    pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota

    dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari

    lingkungannya

    2. Peranan ibu :

    Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk

    mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,

    pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta

    sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat

    berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

    3. Peranan anak :

    Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat

    perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

    1.2 Fungsi keluarga (biologis , psikologis, sosial, ekonomi, pendidikan)

    Menurut WHO (1978)

    Fungsi Biologis

    a. Untuk meneruskan keturunan

    b. Memelihara dan membesarkan anak

    c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

    d. Memelihara dan merawat anggota keluarga

    Fungsi Psikologis

    a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman

    b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

    c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

    d. Memberikan identitas keluarga

    Fungsi Sosialisasi

    a. Membina sosialisasi pada anak

    5

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    6/23

    b. Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan

    anak

    c. Meneruskan nilai nilai keluarga

    Fungsi Ekonomi

    a. Mencari sumber sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

    b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

    keluarga

    c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang,

    Misalnya : Pendidikan anak , jaminan hari tua.

    Fungsi Pendidikan

    a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan

    membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.

    b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam

    memenuhi perannya sebagai orang dewasa.

    c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

    Menurut Friedman (1998)

    Fungsi Affective

    a. Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental saling

    mengasuh, menghargai, terikat, dan berhubungan.

    b. Mengenal identitas individu

    c. Rasa aman

    Fungsi Sosialisasi Peran

    a. Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi

    sosial dan belajar berperan,

    b. Fungsi dan peran di masyarakat

    6

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    7/23

    c. Sasaran untuk kontak sosial di dalam atau di luar rumah

    Fungsi Reproduksi

    Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat

    Fungsi ekonomi

    a. Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga

    b. Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana

    c. Fungsi perawatan Kesehatan

    d. Konsep sehat sakit keluarga

    e. Pengetahuan dan keyakinan tentang sakit tujuan kesehatan keluarga

    keluarga mandiri.

    2. Memahami dan menjelaskan bentuk-bentuk keluarga

    2.1 Bentuk keluarga traditional

    a. Nuclear Family atau keluarga inti

    Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal

    dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja diluar

    rumah.

    b. Reconstituted Nuclear

    Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau

    istri. Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya baik itu bawaan dari

    perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru.

    c. Niddle Age atauAging Couple

    Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di

    rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan

    / meniti karier.

    d. Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear

    Suami istri tanpa anak.

    e. Single parent

    7

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    8/23

    Satu orang tua ( ayah atau ibu) dengan anak.

    f. Dual carier

    Suami istri / keluarga orang carier dan tanpa anak

    g. Commuter Maried

    Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,

    keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

    h. Single Adult

    Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinganannya untuk kawin.

    i. Extended Family

    1,2,3 generasi bersama dalam satu rumah tangga

    j. Keluarga Usila

    Usila dengan atau tanpa pasangan , anak sudah pisah.

    2.2 Bentuk keluarga non traditional

    a. Commune Family

    Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber yang sama,

    pengalaman yang sama.

    b. Cohibing Couple

    Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin

    c. Homosexual / Lesbi

    Sama jenis hidup bersama sebagai suami istri.

    d. Institusional

    Anak-anak / orang orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.

    e. Keluarga orang tua (pasangan)yang tidak kawin dengan anak.

    3. Memahami dan menjelaskan genogram

    Definisi genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari

    silsilah keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuksegera mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas

    8

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    9/23

    hubungan antar anggota keluarga. Genogram adalah biopsikososial pohon

    keluarga, yang mencatat tentang siklus kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam

    keluarga serta hubungan antar anggota keluarga.

    Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan,

    anak-anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal, danpekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau konflik

    antar anggota keluarga, hubungan penting dengan profesional yang lain serta

    informasi-informasi lain yang relevan. Dengan genogram dapat digunakan juga

    untuk menyaring kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga.

    Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu

    dilengkapi (update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada

    kunjungan-kunjungan selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa

    keluarga sebagai sistem yang saling berinteraksi dalam suatu unit

    emosional. Setiap kejadian emosional keluarga dapat mempengaruhi atau

    melibatkan sediktnya generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram dibuat

    minimal untuk 3 generasi.

    Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :

    1. mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara

    kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga

    2. pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi

    Fungsi Genogram

    1. Bagaimana proses traingulasi terjadi dalam keluarga; mencari dimana

    komunikasi mengalami masalah.2. Memahami label/julukan apa saja yang pernah diungkapkan orangtua dan

    cukup membentuk karakter diri kita sendiri.

    3. Memahami ikatan ganda yang pernah dilakukan orangtua yang mungkin

    membuat diri sendiri tidak bisa mandiri melainkan takut berdiri sendiri tanpa

    bantaun (dukungan) orangtua

    Simbol-simbol yang digunakan dalam GENOGRAM

    9

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    10/23

    Bentuk-bentuk hubungan

    4. Memahami dan menjelaskan dinamika kehidupan keluarga

    Keluarga tak ubahnya seperti negara. Ada pimpinan, menteri, rakyat, kebijakan, dan

    aturan. Layaknya negara, dinamika politik keluarga pun mesti dinamis. Karena

    dengan begitulah, keluarga menjadi hidup, hangat, dan produktif.

    10

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    11/23

    Indahnya hidup berkeluarga. Di situlah orang belajar banyak tentang berbagai hal.

    Mulai masalah pendidikan, hubungan sosial antar anggota keluarga, ekonomi,

    pertahanan, komunikasi, organisasi, dan politik. Mungkin, itulah sebabnya, orang

    yang sukses dalam berkeluarga, insya Allah, akan sukses berkiprah di masyarakat.

    Bahkan, negara dan dunia.

    Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga. Pertama, tiap anggota

    keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri yang biasa dikenal dengan

    harga diri atau self-esteem. Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk

    menyampaikan pendapat dan pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.

    Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka

    seharusnya merasa dan bertindak yang selanjutnya berkembang sebagai sebuah sistem

    nilai keluarga. Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan

    orang luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.

    Hanya saja, terkadang tidak semua pimpinan peka terhadap dinamika yang ada,

    sehingga membuat suatu keluarga kehilangan ruh nya. Dan terkadang terlalu tegangdalam menerima atau menanggapi kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang

    ada pada setiap individu yang ada dalam keluarga. Keadaan tersebut kadang bisa

    membuat tiap anggota yang tinggal didalam keluarga tersebut menjadi kikuk,

    bungkam, takut, serba salah, dan tak nyaman yang akhirnya kemunikasi terhenti dan

    akhirnya keluarga bukan menjadi suatu tempat yang aman, nyaman dan tentram.

    Semestinya dinamika itu justru akan membuat kita menjadi lebih bersemangat dan

    produktif dengan mengembalikan pada visi dan misi pertama kali keluarga itu

    dibentuk. Perbedaan bukan untuk dihindari tapi justru untuk disiasati bagaimana

    perbedaan itu akan memacu kita untuk mendapat jalan terbaik bagi terbinanya

    keluarga yang demokratis dan saling menghargai. Perbedaan tanggung jawab, hak dan

    kewajiban juga akan menciptakan keharmonisan keluarga. Pemimpin, menteri dan

    rakyat semua saling bahu membahu untuk menjadikan tugas dan kewajiban tersebut

    menjadi suatu yang akan membuat keluarga itu lebih hangat dan hidup. Dinamika

    keluarga itu betul betul terjadi dengan energi yang positif sehingga akan melahirkan

    individu2 yang unggul yang beriman dan bertakwa.

    5. Memahami dan menjelaskan faktor-faktor timbulnya penyakit dalam keluarga

    Timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktorutama, yaitu:

    a. Host: Penjamu. Yaitu semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat

    mempengaruhi timbulnya suatu penyakit. Faktor tersebut antara lain:

    - Faktor keturunan. Berbagai macam penyakit yang dapat diturunkan seperti

    misalnya penyakit alergis, kelainan jiwa, dan beberapa jenis penyakit kelainan

    darah.

    - Mekanisme pertahanan tubuh. Secara umum, mekanisme pertahanan tubuh

    dapat dibedakan atas dua macam yaitu pertahanan tubuh umum dan

    pertahanan tubuh khusus. Contoh mekanisme pertahanan tersebut sebagai

    berikut:

    i. Umum: kulit yang utuh, mukosa yang utuh, kuku, rambut, bulu

    hidung, sekresi tubuh, tonsil, hati, limpa, kelenjar limpa.11

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    12/23

    ii. Khusus: pembentukan antibody, leukositosis, patositosis, imunisasi,

    pemberian serum.

    - Umur. Misalnya penyakit campak, polio, dan dipteri yang banyak ditemukan

    pada anak-anak.

    - Jenis kelamin. Misalnya tumor prostat pada laki-laki, sedangkan tumor rahim

    pada perempuan.- Ras. Beberapa ras tertentu diduga lebih sering terserang penyakit tertentu,

    misalnya penyakit hemofili yang lebih banyak ditemukan pada orang barat,

    terutama Negara Inggris.

    - Status perkawinan. Sering disebutkan bahwa para jejaka ternyata mempunyai

    resiko kecelakaan yang lebih tinggi daripada yang telah berkeluarga.

    - Pekerjaan. Para manajer yang memimpin suatu perusahaan lebih sering

    menderita penyakit ketegangan jiwa daripada bawahan atau karyawan lainnya.

    - Kebiasaan hidup. Seseorang yang terbiasa hidup kurang bersih, tentunya lebih

    mudah terkena penyakit infeksi daripada sebaliknya.

    b. Agent: Bibit penyakit. Yaitu suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran

    atau ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatupenyakit. Substansi dan elemen yang dimaksud banyak macamnya, yang secara

    sederhana dapat dikelompokkan dalam lima macam, yaitu:

    - Golongan nutrient. Golongan nutrient adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh

    untuk melangsungkan fungsi kehidupan. Golongan nutrient dibedakan menjadi

    karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Jika seseorang

    mengalami kekurangan atau kelebihan zat gizi ini, akan timbul penyakit

    tertentu.

    - Golongan kimia. Golongan kimia adalah berbagai zat kimia yang ditemukan

    di alam dan atau zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh. Sebenarnya golongan

    nutrient termasuk golongan kimia, namun karena zat gizi menempati peranan

    tersendiri dalam kesehatan, maka pembicaraannya sering dipisahkan. Apabila

    tubuh terkena dan atau kemasukan zat kimia kimia tertentu seperti logam

    berat, gas beracun atau debu, akan dapat menimbulkan beberapa penyakit

    tertentu.

    - Golongan fisik. Golongan fisik seperti suhu yang terlalu tinggi atau rendah,

    suara yang terlalu bising, kelembaban udara, tekanan udara, radiasi atau

    trauma mekanis, dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Perannya

    dalam menimbulkan penyakit pada umumnya jika berada dalam keadaan yang

    ekstrim, baik dari segi jumlah, ataupun dari segi kualitas.

    - Golongan mekanik. Golongan mekanik sering digolongkan pula kedalam

    golongan fisik. Bedanya, pada golongan mekanik unsure campur tanganmanusia lebih banyak ditemukan, seperti misalnya kecelakaan di jalan raya,

    pukulan, dan lain-lain.

    - Golongan biologic. Penyebab penyakit yang termasuk golongan biologic dapat

    berupa jasat renik (micro organisme) dan atau yang bukan jasat renik baik

    yang berasal dari hewan (flora) dan ataupun yang berasal dari tumbuh-

    tumbuhan (fauna). Contohnya adalah metazoan, protozoa, bakteri, virus,

    jamur.

    c. Lingkungan. Yaitu agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang

    mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organism. Secara umum,

    lingkungan terbagi atas dua macam yaitu:

    12

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    13/23

    - Lingkungan fisik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alamiah yang terdapat

    di sekitar manusia. Misalnya cuaca, musim, keadaan geografis, dan struktur

    geologi.

    - Lingkungan non fisik. Lingkungan non fisik ialah lingkungan yang muncul

    sebagai akibat adanya interaksi antar manusia, termasuk faktor social budaya,

    norma, nilai, dan adat istiadat. Peranan lingkungan dalam menyebabkantimbul atau tidaknya penyakit dapat bermacam-macam. Salah satunya sebagai

    reservoir bibit penyakit, yaitu sebagai tempat hidup yang dipandang paling

    sesuai bagi bibit penyakit.

    (sumber: hardius usman. pengenalan epidemiologi)

    6. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban keluarga dalam merawat orang

    sakit.

    6.1 Syariat terhadap orang sakit

    Adab Menjenguk Orang Sakit

    Dari Al-Barra` bin Azib radhiallahu anhu ia berkata, Nabi Shallallahu

    alaihi wa sallam memerintahkan kami dengan tujuh perkara dan melarang kami

    dari tujuh perkara: Beliau memerintahkan kami agar mengikuti iringan jenazah,

    mengunjungi orang sakit, menjawab undangan, menolong orang yang dizhalimi,

    berbuat baik bagi orang yang bersumpah, menjawab salam, menjawab orang yang

    bersin, dan beliau melarang kami memakai bejana yang terbuat dari perak, cincin

    emas, kain sutra, kain yang bercampur dengan sutra, al-qissi dan al-istibraq.

    (dr. Muhtarom, M.Kes)

    Allah ta'ala berfirman yang artinya,

    "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan

    keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).

    Sakit Menurut Islam

    1) Sakit merupakan qadla dan qadar Allah yang diturunkan kepada mukmin dan juga

    kepada kafir

    2) Sakit akan menghapuskan dosa

    Firman Allah taala :

    " Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh

    perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari

    kesalahan-kesalahanmu)."

    (QS. Asy-Syura : 30)

    Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

    "Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus,kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang

    13

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    14/23

    menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR.

    Muslim)

    3) Sakit akan Membawa Keselamatan dari Api Neraka

    Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

    "Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya(dengan penyakit itu) Allah akan mengahapuskan dosa-dosa anak Adam

    sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi.

    (HR. Muslim).

    4) Sakit akan mengingatkan hamba atas kelalaiannya

    Allah ta'ala berfirman :

    "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat

    sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan

    dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk

    merendahkan diri.

    (QS. Al-Anam : 42)

    5) Terdapat hikmah yang banyak di balik berbagai musibah

    Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

    "Sesungguhnya Allah ta'ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan

    memberi mereka cobaan.

    (HR. Tirmidzi, shohih)

    Penyakit merupakan cambuk Allah di bumi ini, dengannya Dia mendidikhamba-hamba-Nya.

    (Al-hadits)

    Bagi Penderita

    Wajib bersabar dan ikhlas terhadap cobaan (sakit) yang menimpanya, sedang

    bersabar (dari cobaan itu) akan diberi pahala dan mendapatkan kebaikan di sisi

    Allah

    Islam memerintahkan agar berobat pada saat ditimpa penyakit.

    Berobatlah, karena tiada satu penyakit yang diturunkan Allah, kecuali

    diturunkan pula obat penangkalnya, selain dari satu penyakit, yaitu ketuaan

    (HR Abu Daud dan At-Tirmidzi dari sahabat Nabi Usamah bin Syuraik).

    Sesungungnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan menurunkan

    obatnya. Maka jika didapatkan obat maka sembuhlah ia dengan izin Allah.

    Bagi Keluarga, Kerabat, dan Orang lain

    DISYARIATKAN MENJENGUK SETIAP ORANG SAKIT

    14

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    15/23

    Diriwayatkan di dalam hadits sahih muttafaq 'alaih dari Abu Hurairah r.a. bahwa

    Nabi saw. Bersabda :

    "Hak orang muslim atas orang muslim lainnya ada lima: menjawab salam,

    menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazahnya, mendatangi undangannya, dan

    mendoakannya ketika bersin."Keutamaan dan Pahala Menjenguk Orang Sakit :

    o Hadits Tsauban yang marfu' (dari Nabi SAW) :

    "Sesungguhnya apabila seorang muslim menjenguk orang muslim lainnya,

    maka ia berada di dalam khurfatul jannah."

    o Dalam riwayat lain ditanyakan kepada Rasulullah saw.: "Wahai

    Rasulullah, apakah khurfatul jannah itu?" Beliau menjawab, "Yaitu taman

    buah di surga.

    o Diriwayatkan dari Ali r.a., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw.

    bersabda:

    "Tiada seorang muslim yang menjenguk orang muslim lainnya pada pagi

    hari kecuali ia didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga sore hari;

    dan jika ia menjenguknya pada sore hari maka ia didoakan oleh tujuh

    puluh ribu malaikat hingga pagi hari, dan baginya kurma yang dipetik di

    taman surga." (HR Tirmidzi, dan beliau berkata, "Hadits hasan

    o Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah

    saw. Bersabda :

    o "Barangsiapa menjenguk orang sakit maka berserulah seorang penyeru

    dari langit (malaikat), 'Bagus engkau, bagus perjalananmu, dan engkau

    telah mempersiapkan tempat tinggal didalam surga.

    o Oleh sebab itu, menjenguk orang sakit, menanyakan keadaannya, dan

    mendoakannya merupakan bagian dari pengobatan menurut orang-orang

    yang mengerti. Maka pengobatan tidak seluruhnya bersifat materii.

    o Menjenguk orang sakit bukan berarti semata-mata membesarkan hati

    penderita, tetapi hal itu juga merupakan tindakan dan perbuatan baik

    kepada keluarganya.

    o Janganlah suami atau wali melarang istri atau putrinya menjenguk orang

    yang punya hak untuk dijenguk olehnya, seperti kerabatnya yang bukan

    muhrim, atau besan (semenda), atau gurunya, atau suami kerabatnya, atauayah kerabatnya, dan sebagainya dengan syarat-syarat seperti yang telah

    disebutkan di atas.

    o Menjenguk orang sakit itu, apa pun jenisnya, warna kulitnya, agamanya,

    atau negaranya, adalah amal kemanusiaan yang oleh Islam dinilai sebagai

    ibadah dan qurbah (Pendekatan diri kepada Allah)

    Adab menjenguk orang sakit, di antaranya ada yang tidak khusus untuk

    menjenguk orang sakit :

    1. Jangan menyebutkan identitas diri secara tidak jelas, misalnya denganmengatakan "saya," tanpa menyebut namanya.

    15

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    16/23

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    17/23

    "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan

    sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu bapak..." (an-

    Nisa': 36)

    "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah

    selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan

    sebaik-baiknya ..." (al-lsra': 23)

    Ungkapan Al-Qur'an "sampai ke usia lanjut dalam pemeliharaanmu"

    menunjukkan bahwa si anak bertanggung jawab atas kedua orang tuanya, dan

    mereka telah menjadi tanggungannya. Sedangkan bersabar terhadap keduanya

    ketika kondisi mereka telah lemah atau tua merupakan pintu yang paling luas yang

    mengantarkannya ke surga dan ampun.

    Di dalam merawat orang sakit, orang yang mendampingi sedikit banyak

    harus tahu :

    a. apa kebutuhannya, obat-obatannya, makanannya, dan sebagainya.

    b. Usahakanlah untuk terus berkomunikasi dengan orang sakit.

    c. Untuk bisa menumbuhkan kasih dalam merawat orang sakit, kita harus

    merawat bukan sekedar melakukan tugas. Jadi dalam merawat itu harus ada

    kasih.

    d. Baik orang yang merawat maupun yang dirawat harus mempersiapkan hatimenghadapi apa yang akan terjadi di kemudian hari.

    Untuk mereka yang bisa berkomunikasi persiapannya bisa dua belah pihak,

    jadi kita mempersiapkan yang meninggal, yang meninggal juga mempersiapkan

    yang ditinggal. Satu hal penting yang bisa kita lihat dari pengalaman merawat

    orang sakit ini, adalah kasih. Kasih yang sering kita alami perlu dibagikan kepada

    orang sakit. Dan juga kepada orang-orang yang disekelilingnya, karena dalam

    keadaan demikian semua pasti menjadi lebih peka. Kita harus menyadari bahwa

    yang sakit ini perlu mendapat prioritas yang lebih untuk merasakan kasih Tuhan

    melalui kita.

    Apabila kesabaran si sakit atas penyakit yang dideritanya akan mendapatkan

    pahala yang sangat besar --sebagaimana diterangkan dalam beberapa hadits

    sahih-- maka kesabaran keluarga dan kerabatnya dalam merawat dan

    mengusahakan kesembuhannya tidak kalah besar pahalanya. Bahkan kadang-

    kadang melebihinya, karena kesabaran si sakit menyerupai kesabaran yang

    terpaksa, sedangkan kesabaran keluarganya merupakan kesabaran yang

    diikhtiarkan (diusahakan). Maksudnya, kesabaran si sakit merupakan

    kesabaran karena ditimpa cobaan, sedangkan kesabaran keluarganya merupakankesabaran untuk berbuat baik.

    17

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    18/23

    Diantara orang yang paling wajib bersabar apabila keluarganya ditimpa sakit

    ialah suami atas istrinya, atau istri atas suaminya. Karena pada hakikatnya

    kehidupan adalah bunga dan duri, hembusan angin sepoi dan angin panas,

    kelezatan dan penderitaan, sehat dan sakit, perputaran dari satu kondisi ke

    kondisi lain. Oleh sebab itu, janganlah orang yang beragama dan berakhlakhanya mau menikmati istrinya ketika ia sehat tetapi merasa jenuh ketika ia

    menderita sakit. Ia hanya mau memakan dagingnya untuk membuang

    tulangnya, menghisap sarinya ketika masih muda lalu membuang kulitnya

    ketika lemah dan layu. Sikap seperti ini bukan sikap setia tidak termasuk

    mempergauli istri dengan baik, bukan akhlak lelaki yang bertanggung jawab,

    dan bukan perangai orang beriman.

    Demikian juga wanita, ia tidak boleh hanya mau hidup bersenang-

    senang bersama suaminya ketika masih muda dan perkasa, sehat dan kuat,

    tetapi merasa sempit dadanya ketika suami jatuh sakit dan lemah. Ia melupakanbahwa kehidupan rumah tangga yang utama ialah yang ditegakkan di atas sikap

    tolong-menolong dan bantu-membantu pada waktu manis dan ketika pahit, pada

    waktu selamat sejahtera dan ketika ditimpa cobaan.

    Seorang penyair Arab masa dulu pernah mengeluhkan sikap istrinya

    "Sulaima" ketika merasa bosan terhadapnya karena ia sakit, dan ketika si istri

    ditanya tentang keadaan suaminya dia menjawab, "Ia tidak hidup sehingga dapat

    diharapkan dan tidak pula mati sehingga patut dilupakan." Sementara ibu sang

    penyair sangat sayang kepadanya, berusaha untuk kesembuhannya, dan sangatmengharapkan kehidupannya. Lalu sang penyair itu

    bersenandung duka:

    "Kulihat Ummu Amr tidak bosan dan tidak sempit dada Sedang Sulaima jenuh

    kepada tempat tidurku dan tempat tinggalku Siapakah gerangan yang dapat

    menandingi bunda nan pengasih

    Maka tiada kehidupan kecuali dalam kekecewaan dan kehinaan Demi usiaku,

    kuingatkan kepada orang yang tidur Dan kuperdengarkan kepada orang yangpunya telinga."

    Yang lebih wajib lagi daripada kesabaran suami-istri ketika teman hidupnya

    sakit ialah kesabaran anak laki-laki terhadap penyakit kedua orang tuanya. Sebab

    hak mereka adalah sesudah hak Allah Ta'ala, dan berbuat kebajikan atau

    berbakti kepada mereka termasuk pokok keutamaan yang diajarkan oleh seluruh

    risalah Ilahi. Karena itu Allah menyifati Nabi Yahya a.s. dengan firman-Nya:

    "Dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang

    yang sombong lagi durhaka." (Maryam:14)

    18

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    19/23

    Allah menjadikannya --yang masih bayi dalam buaian itu berkata

    menyifati dirinya:

    "Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang

    sombong lagi celaka." (Maryam: 32)

    Demikian juga dengan anak perempuan, bahkan dia lebih berhak memelihara

    dan merawat kedua orang tuanya, dan lebih mampu melaksanakannya karena

    Allah telah mengaruniainya rasa kasih dan sayang yang melimpah, yang tidak

    dapat ditandingi oleh anak laki-laki.

    Al-Qur'an sendiri menjadikan kewajiban berbuat baik kepada kedua orang

    tua ini dalam urutan setelah mentauhidkan Allah Ta'ala, sebagaimana

    difirmankan-Nya:

    "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu

    pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu bapak..." (an-Nisa': 36)

    "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain

    Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-

    baiknya ..." (al-lsra':23)

    Dalam ayat yang mulia ini Al-Qur'an mengingatkan tentang kondisi

    khusus atau pencapaian usia tertentu yang mengharuskan bakti dan perbuatan baik

    seorang anak kepada orang tuanya semakin kokoh. Yaitu, ketika keduanya

    telah lanjut usia, dan pada saat-saat seusia itu mereka amat sensitif terhadap setiap

    perkataan yang keluar dari anak-anak mereka, yang sering rasakan sebagai

    bentakan atau hardikan terhadap keberadaan mereka. Kata-kata yang

    mempunyai konotasi buruk inilah yang dilarang dengan tegas oleh Al-Qur~an:

    "... Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai ke umur

    lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan

    kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan

    ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimuterhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: 'Wahai

    Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah

    mendidik aku waktu kecil.'" (al-Isra': 23-24)

    Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib r.a. bahwa beliau berkata, "Kalau

    Allah melihat ada kedurhakaan yang lebih rendah daripada perkataan 'uff (ah),

    niscaya diharamkan-Nya."

    Ungkapan Al-Qur'an "sampai ke usia lanjut dalam pemeliharaanmu"

    menunjukkan bahwa si anak bertanggung jawab atas kedua orang tuanya,dan mereka telah menjadi tanggungannya. Sedangkan bersabar terhadap

    19

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    20/23

    keduanya ketika kondisi mereka telah lemah atau tua-- merupakan pintu yang

    paling luas yang mengantarkannya ke surga dan ampunan; dan orang yang

    mengabaikan kesempatan ini berarti telah mengabaikan keuntungan yang

    besar dan merugi dengan kerugian yang nyata.

    Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda:

    "Merugi, merugi, dan merugi orang yang mendapat kedua orang tuanya

    berusia lanjut, salah satunya atau kedua-duanya, lantas ia tidak masuk surga."57

    (HR Ahmad dan Muslim)58

    Juga diriwayatkan dalam hadits lain dari Ka'ab bin Ujrah dan lainnya bahwa

    Malaikat Jibril pembawa wahyu mendoakan buruk untuk orang yang menyia-

    nyiakan kesempatan ini, dan doa Jibril ini diaminkan oleh Nabi saw.59

    Sedangkan yang sama kondisinya dengan usia lanjut ialah kondisi-kondisi

    sakit yang menjadikan manusia dalam keadaan lemah dan memerlukan

    perawatan orang lain, serta tidak mampu bertindak sendiri untuk

    menyelenggarakan keperluannya. Jika demikian sikap umum terhadap kedua

    orang tua, maka secara khusus ibu lebih berhak untuk dijaga dan dipelihara

    berdasarkan penegasan Al-Qur'an dan pesan Sunnah Rasul : Allah berfirman:

    "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang

    ibu-bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya

    dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga

    puluh bulan ..." (al-Ahqaf: 15)

    "Dan Kami perintahkan manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-

    bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah

    lemah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada

    dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."(Luqman: 14)

    Imam Thabrani meriwayatkan dalam al-Mu'jamush-Shaghir dari Buraidah

    bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi saw., lalu ia berkata:

    "Wahai Rasululah, saya telah menggendong ibu saya di pundak saya sejauh

    dua farsakh melewati padang pasir yang amat panas, yang seandainya sepotong

    daging dilemparkan ke situ pasti masak maka apakah saya telah menunaikan

    syukur kepadanya?" Nabi menjawab, "Barangkali itu hanya seperti talak satu."60

    Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki berkata kepada Umar bin Khattab,

    "Ibuku sangat lemah dan tua renta sehingga tidak dapat memenuhi

    keperluannya kecuali punggungku ini telah menjadi hamparan tunggangannya

    --dia berbuat untuk ibunya seperti ibunya berbuat untuk dia dahulu-- makaapakah saya telah melunasi utang saya kepadanya?" Umar menjawab,

    20

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    21/23

    "Sesungguhnya engkau berbuat begitu terhadap ibumu, tetapi engkau

    menantikan kematiannya esok atau esok lusa; sedangkan ibumu berbuat begitu

    terhadapmu justru mengharapkan engkau berusia panjang."

    Selain itu, tanggung jawab keluarga terhadap si sakit bertambah berat

    apabila ia tidak punya atau kehilangan kelayakan untuk berbuat sesuatu,

    misalnya anak kecil apalagi belum sampai mumayiz-- atau seperti orang

    gila, yang masing-masing membutuhkan perawatan ekstra dan penanganan yang

    serius. Karena orang yang mumayiz dan berpikiran normal dapat meminta apa

    saja yang ia inginkan dapat menjelaskan apa yang ia butuhkan, dapat minta

    disegerakan kebutuhannya bila terlambat, dan dapat memuaskan orang yang

    mengobati atau merawatnya.

    Sabda Rasulullah:

    :

    Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada lima yaitu

    menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengikuti jenazah, memenuhi

    undangan, dan mendoakan orang yang bersin (bila yang bersin mengucapkan

    hamdalah, pent.). (HR. Al-Bukhari no. 1240 dan Muslim no. 5615)

    Hukum menjenguk orang sakit adalah fardhu kifayah. Artinya, bila ada

    sebagian orang yang melakukannya maka gugur kewajiban dari yang lain. Bila

    tidak ada seorang pun yang melakukannya, maka wajib bagi orang yang

    mengetahui keberadaan si sakit untuk menjenguknya.

    Kemudian yang perlu diketahui, orang sakit yang dituntunkan untuk

    dijenguk adalah yang terbaring di rumahnya (atau di rumah sakit) dan tidak

    keluar darinya. Adapun orang yang menderita sakit yang ringan, yang tidak

    menghalanginya untuk keluar dari rumah dan bergaul dengan orang-orang,

    maka tidak perlu dijenguk. Namun bagi orang yang mengetahui sakitnya

    hendaknya menanyakan keadaannya. Demikian penjelasan Syaikh yang mulia

    Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin t dalam kitabnya Syarhu RiyadhishShalihin (3/55).

    Sabda Rasulullah

    Sesungguhnya seorang muslim bila menjenguk saudaranya sesama

    muslim maka ia terus menerus berada di khurfatil jannah hingga ia pulang

    (kembali). (HR. Muslim no. 6498)

    Dalam lafadz lain (no. 6499):

    21

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    22/23

    : : .

    Siapa yang menjenguk seorang yang sakit maka ia terus menerus

    berada di khurfatil jannah. Ditanyakan kepada beliau, Wahai Rasulullah,

    apakah khurfatil jannah itu?. Beliau menjawab, Buah-buahan yang dipetik

    dari surga.

    Sedangkan anak kecil, orang gila, dan yang sejenisnya, maka tidak

    mungkin dapat melakukan hal demikian. Karena itu berlipatgandalah

    beban keluarganya. Dengan demikian, mereka harus benar-benar

    menyadari kondisi kesehatannya dan mengusahakan pengobatannya,

    sehingga terkadang harus membawanya ke dokter, memasukkannya ke

    rumah sakit, atau hal-hal lain yang tidak dapat dibatasi.Fatwa-fatwa

    Kontemporer(Dr. Yusuf Qardhawi)

    22

  • 7/30/2019 skenario 2 (1)

    23/23

    DAFTAR PUSTAKA

    Azwar A, Justam J dan Bustami Z S. 1983. Bunga rampai dokter keluarga, Kelompok Studi

    Dokter Keluarga, Jakarta

    Azwar A, 1995. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Yayasan Penerbitan IDI,Jakarta

    Usman H. 1998. Pengenalan epidemiologi, Jakarta

    23