7/30/2019 skenario 2 (1)
1/23
KUNJUNGAN RUMAH PASIEN DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN
Seorang dokter berkunjungke rumah pasien anak laki-laki, berumur 8 tahun dengan
keluhan sesak nafas berulang. Keluhan seperti ini timbul hampir setiap hari terutama pada
saat udara dingin, kelelahan dan flu.
Pasien tinggal di sebuah rumah dengan ukuran 3.5 x 7 m bersama keluarganya yang
terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang kakak yg berumur 12 dan 14 tahun. Selain itu di rumah
tersebut tinggal kakek dan neneknya (orang tua dari ayah). Kondisi rumah kurang
pencahayaan dan ventilasi.
Kakek dan ibu dari pasien mempunyai riwayat sesak nafas yang terutama timbul
apabila kelelahan atau banyak pikiran. Kakek dan ayahnya adalah perokok berat.
Ayah pasien adalah seorang buruh bangunan yag merupakan sumber pencari nafkah
dalam keluarga. Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan kakek dan neneknyatidak bekerja.
Bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini dalam kaitannya dengan
penyakit yang diderita anggota keluarga tersebut?
1
7/30/2019 skenario 2 (1)
2/23
Sasaran Belajar
1. Memahami dan menjelaskan Fungsi Keluarga
1.1Konsep dan struktur keluarga definisi, struktur, ciri-ciri keluarga Indonesia,
peranan keluarga
1.2 Fungsi keluarga (biologis , psikologis, sosial, ekonomi, pendidikan)
2. Memahami dan menjelaskan bentuk-bentuk keluarga
2.1 Bentuk keluarga traditional
2.2 Bentuk keluarga non traditional
3. Memahami dan menjelaskan genogram
4. Memahami dan menjelaskan dinamika kehidupan keluarga
5. Memahami dan menjelaskan faktor-faktor timbulnya penyakit dalam keluarga
6. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban keluarga dalam merawat orang
sakit
6.1 Syariat terhadap orang sakit
6.2 Kesabaran bagi keluarga si sakit.
2
7/30/2019 skenario 2 (1)
3/23
1. Memahami dan menjelaskan Fungsi Keluarga
1.1 Konsep dan struktur keluarga definisi, struktur, ciri-ciri keluarga Indonesia,
peranan keluarga
Definisi
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan, emosional, dan individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004)
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula berarti "ras" dan
warga yang berarti "anggota". Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat
beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai
kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu,
terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluargaadalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
Struktur keluarga
a. Ciri-ciri struktur keluarga
1) Terorganisasi
Keluarga adalah cerminan sebuah organisasi, dimana masing-masing
anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing sehinggatujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik ditandai dengan
adanya hubungan yang kuat antar anggota sebagai bentuk saling
ketergantungan dalam mencapai tujuan.
2) Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan
tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap
anggota tidak bisa semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang
dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing oleh anggota keluarga.
3
http://id.wikipedia.org/wiki/Sansekertahttp://id.wikipedia.org/wiki/Individuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sansekertahttp://id.wikipedia.org/wiki/Individu7/30/2019 skenario 2 (1)
4/23
3) Perbedaan dan kekhususan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan masing-masing
anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas
seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama, peran ibu yang
merawat anak-anak.
Struktur keluarga
1) Dominasi jalur hubungan darah
a) Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis
ayah. Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur
keluarga Patrilineal.
b) Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis
ibu. Suku padang salah satu suku yang menggunakan struktur
keluarga matrilineal.2) Dominasi keberadaan tempat tinggal
a) Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari pihak suami.
b) Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari istri.
3) Dominasi pengambilan keputusan
a) Patriakal
Dominasi pengambil keputusan ada pada pihak suami.b) Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.
Ciri-ciri keluarga Indonesia
1. Suami sebagai pengambil keputusan
2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
3. Berbentuk monogram
4. Bertanggung jawab
5. Pengambil keputusan
6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa7. Ikatan kekeluargaan sangat erat
8. Mempunyai semangat gotong-royong
Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah :
4
7/30/2019 skenario 2 (1)
5/23
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota
dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya
2. Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
1.2 Fungsi keluarga (biologis , psikologis, sosial, ekonomi, pendidikan)
Menurut WHO (1978)
Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
5
7/30/2019 skenario 2 (1)
6/23
b. Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan
anak
c. Meneruskan nilai nilai keluarga
Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang,
Misalnya : Pendidikan anak , jaminan hari tua.
Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Menurut Friedman (1998)
Fungsi Affective
a. Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental saling
mengasuh, menghargai, terikat, dan berhubungan.
b. Mengenal identitas individu
c. Rasa aman
Fungsi Sosialisasi Peran
a. Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi
sosial dan belajar berperan,
b. Fungsi dan peran di masyarakat
6
7/30/2019 skenario 2 (1)
7/23
c. Sasaran untuk kontak sosial di dalam atau di luar rumah
Fungsi Reproduksi
Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat
Fungsi ekonomi
a. Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga
b. Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana
c. Fungsi perawatan Kesehatan
d. Konsep sehat sakit keluarga
e. Pengetahuan dan keyakinan tentang sakit tujuan kesehatan keluarga
keluarga mandiri.
2. Memahami dan menjelaskan bentuk-bentuk keluarga
2.1 Bentuk keluarga traditional
a. Nuclear Family atau keluarga inti
Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal
dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja diluar
rumah.
b. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau
istri. Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya baik itu bawaan dari
perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru.
c. Niddle Age atauAging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan
/ meniti karier.
d. Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear
Suami istri tanpa anak.
e. Single parent
7
7/30/2019 skenario 2 (1)
8/23
Satu orang tua ( ayah atau ibu) dengan anak.
f. Dual carier
Suami istri / keluarga orang carier dan tanpa anak
g. Commuter Maried
Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
h. Single Adult
Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinganannya untuk kawin.
i. Extended Family
1,2,3 generasi bersama dalam satu rumah tangga
j. Keluarga Usila
Usila dengan atau tanpa pasangan , anak sudah pisah.
2.2 Bentuk keluarga non traditional
a. Commune Family
Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber yang sama,
pengalaman yang sama.
b. Cohibing Couple
Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin
c. Homosexual / Lesbi
Sama jenis hidup bersama sebagai suami istri.
d. Institusional
Anak-anak / orang orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
e. Keluarga orang tua (pasangan)yang tidak kawin dengan anak.
3. Memahami dan menjelaskan genogram
Definisi genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari
silsilah keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuksegera mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas
8
7/30/2019 skenario 2 (1)
9/23
hubungan antar anggota keluarga. Genogram adalah biopsikososial pohon
keluarga, yang mencatat tentang siklus kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam
keluarga serta hubungan antar anggota keluarga.
Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan,
anak-anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal, danpekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau konflik
antar anggota keluarga, hubungan penting dengan profesional yang lain serta
informasi-informasi lain yang relevan. Dengan genogram dapat digunakan juga
untuk menyaring kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga.
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu
dilengkapi (update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada
kunjungan-kunjungan selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa
keluarga sebagai sistem yang saling berinteraksi dalam suatu unit
emosional. Setiap kejadian emosional keluarga dapat mempengaruhi atau
melibatkan sediktnya generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram dibuat
minimal untuk 3 generasi.
Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :
1. mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara
kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga
2. pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi
Fungsi Genogram
1. Bagaimana proses traingulasi terjadi dalam keluarga; mencari dimana
komunikasi mengalami masalah.2. Memahami label/julukan apa saja yang pernah diungkapkan orangtua dan
cukup membentuk karakter diri kita sendiri.
3. Memahami ikatan ganda yang pernah dilakukan orangtua yang mungkin
membuat diri sendiri tidak bisa mandiri melainkan takut berdiri sendiri tanpa
bantaun (dukungan) orangtua
Simbol-simbol yang digunakan dalam GENOGRAM
9
7/30/2019 skenario 2 (1)
10/23
Bentuk-bentuk hubungan
4. Memahami dan menjelaskan dinamika kehidupan keluarga
Keluarga tak ubahnya seperti negara. Ada pimpinan, menteri, rakyat, kebijakan, dan
aturan. Layaknya negara, dinamika politik keluarga pun mesti dinamis. Karena
dengan begitulah, keluarga menjadi hidup, hangat, dan produktif.
10
7/30/2019 skenario 2 (1)
11/23
Indahnya hidup berkeluarga. Di situlah orang belajar banyak tentang berbagai hal.
Mulai masalah pendidikan, hubungan sosial antar anggota keluarga, ekonomi,
pertahanan, komunikasi, organisasi, dan politik. Mungkin, itulah sebabnya, orang
yang sukses dalam berkeluarga, insya Allah, akan sukses berkiprah di masyarakat.
Bahkan, negara dan dunia.
Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga. Pertama, tiap anggota
keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri yang biasa dikenal dengan
harga diri atau self-esteem. Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk
menyampaikan pendapat dan pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.
Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka
seharusnya merasa dan bertindak yang selanjutnya berkembang sebagai sebuah sistem
nilai keluarga. Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan
orang luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.
Hanya saja, terkadang tidak semua pimpinan peka terhadap dinamika yang ada,
sehingga membuat suatu keluarga kehilangan ruh nya. Dan terkadang terlalu tegangdalam menerima atau menanggapi kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang
ada pada setiap individu yang ada dalam keluarga. Keadaan tersebut kadang bisa
membuat tiap anggota yang tinggal didalam keluarga tersebut menjadi kikuk,
bungkam, takut, serba salah, dan tak nyaman yang akhirnya kemunikasi terhenti dan
akhirnya keluarga bukan menjadi suatu tempat yang aman, nyaman dan tentram.
Semestinya dinamika itu justru akan membuat kita menjadi lebih bersemangat dan
produktif dengan mengembalikan pada visi dan misi pertama kali keluarga itu
dibentuk. Perbedaan bukan untuk dihindari tapi justru untuk disiasati bagaimana
perbedaan itu akan memacu kita untuk mendapat jalan terbaik bagi terbinanya
keluarga yang demokratis dan saling menghargai. Perbedaan tanggung jawab, hak dan
kewajiban juga akan menciptakan keharmonisan keluarga. Pemimpin, menteri dan
rakyat semua saling bahu membahu untuk menjadikan tugas dan kewajiban tersebut
menjadi suatu yang akan membuat keluarga itu lebih hangat dan hidup. Dinamika
keluarga itu betul betul terjadi dengan energi yang positif sehingga akan melahirkan
individu2 yang unggul yang beriman dan bertakwa.
5. Memahami dan menjelaskan faktor-faktor timbulnya penyakit dalam keluarga
Timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktorutama, yaitu:
a. Host: Penjamu. Yaitu semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat
mempengaruhi timbulnya suatu penyakit. Faktor tersebut antara lain:
- Faktor keturunan. Berbagai macam penyakit yang dapat diturunkan seperti
misalnya penyakit alergis, kelainan jiwa, dan beberapa jenis penyakit kelainan
darah.
- Mekanisme pertahanan tubuh. Secara umum, mekanisme pertahanan tubuh
dapat dibedakan atas dua macam yaitu pertahanan tubuh umum dan
pertahanan tubuh khusus. Contoh mekanisme pertahanan tersebut sebagai
berikut:
i. Umum: kulit yang utuh, mukosa yang utuh, kuku, rambut, bulu
hidung, sekresi tubuh, tonsil, hati, limpa, kelenjar limpa.11
7/30/2019 skenario 2 (1)
12/23
ii. Khusus: pembentukan antibody, leukositosis, patositosis, imunisasi,
pemberian serum.
- Umur. Misalnya penyakit campak, polio, dan dipteri yang banyak ditemukan
pada anak-anak.
- Jenis kelamin. Misalnya tumor prostat pada laki-laki, sedangkan tumor rahim
pada perempuan.- Ras. Beberapa ras tertentu diduga lebih sering terserang penyakit tertentu,
misalnya penyakit hemofili yang lebih banyak ditemukan pada orang barat,
terutama Negara Inggris.
- Status perkawinan. Sering disebutkan bahwa para jejaka ternyata mempunyai
resiko kecelakaan yang lebih tinggi daripada yang telah berkeluarga.
- Pekerjaan. Para manajer yang memimpin suatu perusahaan lebih sering
menderita penyakit ketegangan jiwa daripada bawahan atau karyawan lainnya.
- Kebiasaan hidup. Seseorang yang terbiasa hidup kurang bersih, tentunya lebih
mudah terkena penyakit infeksi daripada sebaliknya.
b. Agent: Bibit penyakit. Yaitu suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran
atau ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatupenyakit. Substansi dan elemen yang dimaksud banyak macamnya, yang secara
sederhana dapat dikelompokkan dalam lima macam, yaitu:
- Golongan nutrient. Golongan nutrient adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh
untuk melangsungkan fungsi kehidupan. Golongan nutrient dibedakan menjadi
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Jika seseorang
mengalami kekurangan atau kelebihan zat gizi ini, akan timbul penyakit
tertentu.
- Golongan kimia. Golongan kimia adalah berbagai zat kimia yang ditemukan
di alam dan atau zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh. Sebenarnya golongan
nutrient termasuk golongan kimia, namun karena zat gizi menempati peranan
tersendiri dalam kesehatan, maka pembicaraannya sering dipisahkan. Apabila
tubuh terkena dan atau kemasukan zat kimia kimia tertentu seperti logam
berat, gas beracun atau debu, akan dapat menimbulkan beberapa penyakit
tertentu.
- Golongan fisik. Golongan fisik seperti suhu yang terlalu tinggi atau rendah,
suara yang terlalu bising, kelembaban udara, tekanan udara, radiasi atau
trauma mekanis, dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Perannya
dalam menimbulkan penyakit pada umumnya jika berada dalam keadaan yang
ekstrim, baik dari segi jumlah, ataupun dari segi kualitas.
- Golongan mekanik. Golongan mekanik sering digolongkan pula kedalam
golongan fisik. Bedanya, pada golongan mekanik unsure campur tanganmanusia lebih banyak ditemukan, seperti misalnya kecelakaan di jalan raya,
pukulan, dan lain-lain.
- Golongan biologic. Penyebab penyakit yang termasuk golongan biologic dapat
berupa jasat renik (micro organisme) dan atau yang bukan jasat renik baik
yang berasal dari hewan (flora) dan ataupun yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan (fauna). Contohnya adalah metazoan, protozoa, bakteri, virus,
jamur.
c. Lingkungan. Yaitu agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organism. Secara umum,
lingkungan terbagi atas dua macam yaitu:
12
7/30/2019 skenario 2 (1)
13/23
- Lingkungan fisik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alamiah yang terdapat
di sekitar manusia. Misalnya cuaca, musim, keadaan geografis, dan struktur
geologi.
- Lingkungan non fisik. Lingkungan non fisik ialah lingkungan yang muncul
sebagai akibat adanya interaksi antar manusia, termasuk faktor social budaya,
norma, nilai, dan adat istiadat. Peranan lingkungan dalam menyebabkantimbul atau tidaknya penyakit dapat bermacam-macam. Salah satunya sebagai
reservoir bibit penyakit, yaitu sebagai tempat hidup yang dipandang paling
sesuai bagi bibit penyakit.
(sumber: hardius usman. pengenalan epidemiologi)
6. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban keluarga dalam merawat orang
sakit.
6.1 Syariat terhadap orang sakit
Adab Menjenguk Orang Sakit
Dari Al-Barra` bin Azib radhiallahu anhu ia berkata, Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam memerintahkan kami dengan tujuh perkara dan melarang kami
dari tujuh perkara: Beliau memerintahkan kami agar mengikuti iringan jenazah,
mengunjungi orang sakit, menjawab undangan, menolong orang yang dizhalimi,
berbuat baik bagi orang yang bersumpah, menjawab salam, menjawab orang yang
bersin, dan beliau melarang kami memakai bejana yang terbuat dari perak, cincin
emas, kain sutra, kain yang bercampur dengan sutra, al-qissi dan al-istibraq.
(dr. Muhtarom, M.Kes)
Allah ta'ala berfirman yang artinya,
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
Sakit Menurut Islam
1) Sakit merupakan qadla dan qadar Allah yang diturunkan kepada mukmin dan juga
kepada kafir
2) Sakit akan menghapuskan dosa
Firman Allah taala :
" Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu)."
(QS. Asy-Syura : 30)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus,kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang
13
7/30/2019 skenario 2 (1)
14/23
menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR.
Muslim)
3) Sakit akan Membawa Keselamatan dari Api Neraka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya(dengan penyakit itu) Allah akan mengahapuskan dosa-dosa anak Adam
sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi.
(HR. Muslim).
4) Sakit akan mengingatkan hamba atas kelalaiannya
Allah ta'ala berfirman :
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat
sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan
dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk
merendahkan diri.
(QS. Al-Anam : 42)
5) Terdapat hikmah yang banyak di balik berbagai musibah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sesungguhnya Allah ta'ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan
memberi mereka cobaan.
(HR. Tirmidzi, shohih)
Penyakit merupakan cambuk Allah di bumi ini, dengannya Dia mendidikhamba-hamba-Nya.
(Al-hadits)
Bagi Penderita
Wajib bersabar dan ikhlas terhadap cobaan (sakit) yang menimpanya, sedang
bersabar (dari cobaan itu) akan diberi pahala dan mendapatkan kebaikan di sisi
Allah
Islam memerintahkan agar berobat pada saat ditimpa penyakit.
Berobatlah, karena tiada satu penyakit yang diturunkan Allah, kecuali
diturunkan pula obat penangkalnya, selain dari satu penyakit, yaitu ketuaan
(HR Abu Daud dan At-Tirmidzi dari sahabat Nabi Usamah bin Syuraik).
Sesungungnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan menurunkan
obatnya. Maka jika didapatkan obat maka sembuhlah ia dengan izin Allah.
Bagi Keluarga, Kerabat, dan Orang lain
DISYARIATKAN MENJENGUK SETIAP ORANG SAKIT
14
7/30/2019 skenario 2 (1)
15/23
Diriwayatkan di dalam hadits sahih muttafaq 'alaih dari Abu Hurairah r.a. bahwa
Nabi saw. Bersabda :
"Hak orang muslim atas orang muslim lainnya ada lima: menjawab salam,
menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazahnya, mendatangi undangannya, dan
mendoakannya ketika bersin."Keutamaan dan Pahala Menjenguk Orang Sakit :
o Hadits Tsauban yang marfu' (dari Nabi SAW) :
"Sesungguhnya apabila seorang muslim menjenguk orang muslim lainnya,
maka ia berada di dalam khurfatul jannah."
o Dalam riwayat lain ditanyakan kepada Rasulullah saw.: "Wahai
Rasulullah, apakah khurfatul jannah itu?" Beliau menjawab, "Yaitu taman
buah di surga.
o Diriwayatkan dari Ali r.a., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw.
bersabda:
"Tiada seorang muslim yang menjenguk orang muslim lainnya pada pagi
hari kecuali ia didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga sore hari;
dan jika ia menjenguknya pada sore hari maka ia didoakan oleh tujuh
puluh ribu malaikat hingga pagi hari, dan baginya kurma yang dipetik di
taman surga." (HR Tirmidzi, dan beliau berkata, "Hadits hasan
o Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah
saw. Bersabda :
o "Barangsiapa menjenguk orang sakit maka berserulah seorang penyeru
dari langit (malaikat), 'Bagus engkau, bagus perjalananmu, dan engkau
telah mempersiapkan tempat tinggal didalam surga.
o Oleh sebab itu, menjenguk orang sakit, menanyakan keadaannya, dan
mendoakannya merupakan bagian dari pengobatan menurut orang-orang
yang mengerti. Maka pengobatan tidak seluruhnya bersifat materii.
o Menjenguk orang sakit bukan berarti semata-mata membesarkan hati
penderita, tetapi hal itu juga merupakan tindakan dan perbuatan baik
kepada keluarganya.
o Janganlah suami atau wali melarang istri atau putrinya menjenguk orang
yang punya hak untuk dijenguk olehnya, seperti kerabatnya yang bukan
muhrim, atau besan (semenda), atau gurunya, atau suami kerabatnya, atauayah kerabatnya, dan sebagainya dengan syarat-syarat seperti yang telah
disebutkan di atas.
o Menjenguk orang sakit itu, apa pun jenisnya, warna kulitnya, agamanya,
atau negaranya, adalah amal kemanusiaan yang oleh Islam dinilai sebagai
ibadah dan qurbah (Pendekatan diri kepada Allah)
Adab menjenguk orang sakit, di antaranya ada yang tidak khusus untuk
menjenguk orang sakit :
1. Jangan menyebutkan identitas diri secara tidak jelas, misalnya denganmengatakan "saya," tanpa menyebut namanya.
15
7/30/2019 skenario 2 (1)
16/23
7/30/2019 skenario 2 (1)
17/23
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu bapak..." (an-
Nisa': 36)
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya ..." (al-lsra': 23)
Ungkapan Al-Qur'an "sampai ke usia lanjut dalam pemeliharaanmu"
menunjukkan bahwa si anak bertanggung jawab atas kedua orang tuanya, dan
mereka telah menjadi tanggungannya. Sedangkan bersabar terhadap keduanya
ketika kondisi mereka telah lemah atau tua merupakan pintu yang paling luas yang
mengantarkannya ke surga dan ampun.
Di dalam merawat orang sakit, orang yang mendampingi sedikit banyak
harus tahu :
a. apa kebutuhannya, obat-obatannya, makanannya, dan sebagainya.
b. Usahakanlah untuk terus berkomunikasi dengan orang sakit.
c. Untuk bisa menumbuhkan kasih dalam merawat orang sakit, kita harus
merawat bukan sekedar melakukan tugas. Jadi dalam merawat itu harus ada
kasih.
d. Baik orang yang merawat maupun yang dirawat harus mempersiapkan hatimenghadapi apa yang akan terjadi di kemudian hari.
Untuk mereka yang bisa berkomunikasi persiapannya bisa dua belah pihak,
jadi kita mempersiapkan yang meninggal, yang meninggal juga mempersiapkan
yang ditinggal. Satu hal penting yang bisa kita lihat dari pengalaman merawat
orang sakit ini, adalah kasih. Kasih yang sering kita alami perlu dibagikan kepada
orang sakit. Dan juga kepada orang-orang yang disekelilingnya, karena dalam
keadaan demikian semua pasti menjadi lebih peka. Kita harus menyadari bahwa
yang sakit ini perlu mendapat prioritas yang lebih untuk merasakan kasih Tuhan
melalui kita.
Apabila kesabaran si sakit atas penyakit yang dideritanya akan mendapatkan
pahala yang sangat besar --sebagaimana diterangkan dalam beberapa hadits
sahih-- maka kesabaran keluarga dan kerabatnya dalam merawat dan
mengusahakan kesembuhannya tidak kalah besar pahalanya. Bahkan kadang-
kadang melebihinya, karena kesabaran si sakit menyerupai kesabaran yang
terpaksa, sedangkan kesabaran keluarganya merupakan kesabaran yang
diikhtiarkan (diusahakan). Maksudnya, kesabaran si sakit merupakan
kesabaran karena ditimpa cobaan, sedangkan kesabaran keluarganya merupakankesabaran untuk berbuat baik.
17
7/30/2019 skenario 2 (1)
18/23
Diantara orang yang paling wajib bersabar apabila keluarganya ditimpa sakit
ialah suami atas istrinya, atau istri atas suaminya. Karena pada hakikatnya
kehidupan adalah bunga dan duri, hembusan angin sepoi dan angin panas,
kelezatan dan penderitaan, sehat dan sakit, perputaran dari satu kondisi ke
kondisi lain. Oleh sebab itu, janganlah orang yang beragama dan berakhlakhanya mau menikmati istrinya ketika ia sehat tetapi merasa jenuh ketika ia
menderita sakit. Ia hanya mau memakan dagingnya untuk membuang
tulangnya, menghisap sarinya ketika masih muda lalu membuang kulitnya
ketika lemah dan layu. Sikap seperti ini bukan sikap setia tidak termasuk
mempergauli istri dengan baik, bukan akhlak lelaki yang bertanggung jawab,
dan bukan perangai orang beriman.
Demikian juga wanita, ia tidak boleh hanya mau hidup bersenang-
senang bersama suaminya ketika masih muda dan perkasa, sehat dan kuat,
tetapi merasa sempit dadanya ketika suami jatuh sakit dan lemah. Ia melupakanbahwa kehidupan rumah tangga yang utama ialah yang ditegakkan di atas sikap
tolong-menolong dan bantu-membantu pada waktu manis dan ketika pahit, pada
waktu selamat sejahtera dan ketika ditimpa cobaan.
Seorang penyair Arab masa dulu pernah mengeluhkan sikap istrinya
"Sulaima" ketika merasa bosan terhadapnya karena ia sakit, dan ketika si istri
ditanya tentang keadaan suaminya dia menjawab, "Ia tidak hidup sehingga dapat
diharapkan dan tidak pula mati sehingga patut dilupakan." Sementara ibu sang
penyair sangat sayang kepadanya, berusaha untuk kesembuhannya, dan sangatmengharapkan kehidupannya. Lalu sang penyair itu
bersenandung duka:
"Kulihat Ummu Amr tidak bosan dan tidak sempit dada Sedang Sulaima jenuh
kepada tempat tidurku dan tempat tinggalku Siapakah gerangan yang dapat
menandingi bunda nan pengasih
Maka tiada kehidupan kecuali dalam kekecewaan dan kehinaan Demi usiaku,
kuingatkan kepada orang yang tidur Dan kuperdengarkan kepada orang yangpunya telinga."
Yang lebih wajib lagi daripada kesabaran suami-istri ketika teman hidupnya
sakit ialah kesabaran anak laki-laki terhadap penyakit kedua orang tuanya. Sebab
hak mereka adalah sesudah hak Allah Ta'ala, dan berbuat kebajikan atau
berbakti kepada mereka termasuk pokok keutamaan yang diajarkan oleh seluruh
risalah Ilahi. Karena itu Allah menyifati Nabi Yahya a.s. dengan firman-Nya:
"Dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang
yang sombong lagi durhaka." (Maryam:14)
18
7/30/2019 skenario 2 (1)
19/23
Allah menjadikannya --yang masih bayi dalam buaian itu berkata
menyifati dirinya:
"Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang
sombong lagi celaka." (Maryam: 32)
Demikian juga dengan anak perempuan, bahkan dia lebih berhak memelihara
dan merawat kedua orang tuanya, dan lebih mampu melaksanakannya karena
Allah telah mengaruniainya rasa kasih dan sayang yang melimpah, yang tidak
dapat ditandingi oleh anak laki-laki.
Al-Qur'an sendiri menjadikan kewajiban berbuat baik kepada kedua orang
tua ini dalam urutan setelah mentauhidkan Allah Ta'ala, sebagaimana
difirmankan-Nya:
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu bapak..." (an-Nisa': 36)
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya ..." (al-lsra':23)
Dalam ayat yang mulia ini Al-Qur'an mengingatkan tentang kondisi
khusus atau pencapaian usia tertentu yang mengharuskan bakti dan perbuatan baik
seorang anak kepada orang tuanya semakin kokoh. Yaitu, ketika keduanya
telah lanjut usia, dan pada saat-saat seusia itu mereka amat sensitif terhadap setiap
perkataan yang keluar dari anak-anak mereka, yang sering rasakan sebagai
bentakan atau hardikan terhadap keberadaan mereka. Kata-kata yang
mempunyai konotasi buruk inilah yang dilarang dengan tegas oleh Al-Qur~an:
"... Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai ke umur
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimuterhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: 'Wahai
Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil.'" (al-Isra': 23-24)
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib r.a. bahwa beliau berkata, "Kalau
Allah melihat ada kedurhakaan yang lebih rendah daripada perkataan 'uff (ah),
niscaya diharamkan-Nya."
Ungkapan Al-Qur'an "sampai ke usia lanjut dalam pemeliharaanmu"
menunjukkan bahwa si anak bertanggung jawab atas kedua orang tuanya,dan mereka telah menjadi tanggungannya. Sedangkan bersabar terhadap
19
7/30/2019 skenario 2 (1)
20/23
keduanya ketika kondisi mereka telah lemah atau tua-- merupakan pintu yang
paling luas yang mengantarkannya ke surga dan ampunan; dan orang yang
mengabaikan kesempatan ini berarti telah mengabaikan keuntungan yang
besar dan merugi dengan kerugian yang nyata.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda:
"Merugi, merugi, dan merugi orang yang mendapat kedua orang tuanya
berusia lanjut, salah satunya atau kedua-duanya, lantas ia tidak masuk surga."57
(HR Ahmad dan Muslim)58
Juga diriwayatkan dalam hadits lain dari Ka'ab bin Ujrah dan lainnya bahwa
Malaikat Jibril pembawa wahyu mendoakan buruk untuk orang yang menyia-
nyiakan kesempatan ini, dan doa Jibril ini diaminkan oleh Nabi saw.59
Sedangkan yang sama kondisinya dengan usia lanjut ialah kondisi-kondisi
sakit yang menjadikan manusia dalam keadaan lemah dan memerlukan
perawatan orang lain, serta tidak mampu bertindak sendiri untuk
menyelenggarakan keperluannya. Jika demikian sikap umum terhadap kedua
orang tua, maka secara khusus ibu lebih berhak untuk dijaga dan dipelihara
berdasarkan penegasan Al-Qur'an dan pesan Sunnah Rasul : Allah berfirman:
"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang
ibu-bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga
puluh bulan ..." (al-Ahqaf: 15)
"Dan Kami perintahkan manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah
lemah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada
dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."(Luqman: 14)
Imam Thabrani meriwayatkan dalam al-Mu'jamush-Shaghir dari Buraidah
bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi saw., lalu ia berkata:
"Wahai Rasululah, saya telah menggendong ibu saya di pundak saya sejauh
dua farsakh melewati padang pasir yang amat panas, yang seandainya sepotong
daging dilemparkan ke situ pasti masak maka apakah saya telah menunaikan
syukur kepadanya?" Nabi menjawab, "Barangkali itu hanya seperti talak satu."60
Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki berkata kepada Umar bin Khattab,
"Ibuku sangat lemah dan tua renta sehingga tidak dapat memenuhi
keperluannya kecuali punggungku ini telah menjadi hamparan tunggangannya
--dia berbuat untuk ibunya seperti ibunya berbuat untuk dia dahulu-- makaapakah saya telah melunasi utang saya kepadanya?" Umar menjawab,
20
7/30/2019 skenario 2 (1)
21/23
"Sesungguhnya engkau berbuat begitu terhadap ibumu, tetapi engkau
menantikan kematiannya esok atau esok lusa; sedangkan ibumu berbuat begitu
terhadapmu justru mengharapkan engkau berusia panjang."
Selain itu, tanggung jawab keluarga terhadap si sakit bertambah berat
apabila ia tidak punya atau kehilangan kelayakan untuk berbuat sesuatu,
misalnya anak kecil apalagi belum sampai mumayiz-- atau seperti orang
gila, yang masing-masing membutuhkan perawatan ekstra dan penanganan yang
serius. Karena orang yang mumayiz dan berpikiran normal dapat meminta apa
saja yang ia inginkan dapat menjelaskan apa yang ia butuhkan, dapat minta
disegerakan kebutuhannya bila terlambat, dan dapat memuaskan orang yang
mengobati atau merawatnya.
Sabda Rasulullah:
:
Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada lima yaitu
menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengikuti jenazah, memenuhi
undangan, dan mendoakan orang yang bersin (bila yang bersin mengucapkan
hamdalah, pent.). (HR. Al-Bukhari no. 1240 dan Muslim no. 5615)
Hukum menjenguk orang sakit adalah fardhu kifayah. Artinya, bila ada
sebagian orang yang melakukannya maka gugur kewajiban dari yang lain. Bila
tidak ada seorang pun yang melakukannya, maka wajib bagi orang yang
mengetahui keberadaan si sakit untuk menjenguknya.
Kemudian yang perlu diketahui, orang sakit yang dituntunkan untuk
dijenguk adalah yang terbaring di rumahnya (atau di rumah sakit) dan tidak
keluar darinya. Adapun orang yang menderita sakit yang ringan, yang tidak
menghalanginya untuk keluar dari rumah dan bergaul dengan orang-orang,
maka tidak perlu dijenguk. Namun bagi orang yang mengetahui sakitnya
hendaknya menanyakan keadaannya. Demikian penjelasan Syaikh yang mulia
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin t dalam kitabnya Syarhu RiyadhishShalihin (3/55).
Sabda Rasulullah
Sesungguhnya seorang muslim bila menjenguk saudaranya sesama
muslim maka ia terus menerus berada di khurfatil jannah hingga ia pulang
(kembali). (HR. Muslim no. 6498)
Dalam lafadz lain (no. 6499):
21
7/30/2019 skenario 2 (1)
22/23
: : .
Siapa yang menjenguk seorang yang sakit maka ia terus menerus
berada di khurfatil jannah. Ditanyakan kepada beliau, Wahai Rasulullah,
apakah khurfatil jannah itu?. Beliau menjawab, Buah-buahan yang dipetik
dari surga.
Sedangkan anak kecil, orang gila, dan yang sejenisnya, maka tidak
mungkin dapat melakukan hal demikian. Karena itu berlipatgandalah
beban keluarganya. Dengan demikian, mereka harus benar-benar
menyadari kondisi kesehatannya dan mengusahakan pengobatannya,
sehingga terkadang harus membawanya ke dokter, memasukkannya ke
rumah sakit, atau hal-hal lain yang tidak dapat dibatasi.Fatwa-fatwa
Kontemporer(Dr. Yusuf Qardhawi)
22
7/30/2019 skenario 2 (1)
23/23
DAFTAR PUSTAKA
Azwar A, Justam J dan Bustami Z S. 1983. Bunga rampai dokter keluarga, Kelompok Studi
Dokter Keluarga, Jakarta
Azwar A, 1995. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Yayasan Penerbitan IDI,Jakarta
Usman H. 1998. Pengenalan epidemiologi, Jakarta
23