Skenario 1 IMUN

11
Nama : Reza Akbar Rafsanzani NPM : 1102009240 Tugas : PBL Skenario 1 ( Mencegah penyakit dengan disuntik ) TIU 1 : Memahami dan menjelaskan anatomi organ limfoid TIK 1.1 : Makroskopik organ limfoid Limfonodus ( Nodus Limfaticus ) Bentuk : oval ( kacang tanah ) dengan pinggiran cekung yang disebut hillus. Ukuran : besar 1 limfonodus sebesar kepala peniti sampai sebesar buah kenari dan dapat diraba terutama pada daerah leher,aksila,inguinale,dll. Letak : disekitar pembuluh darah Fungsi : produksi limfosit dan antibody untuk mencegah penyebaran infeksi lanjutan. Contoh : infeksi pada daerah kaki menyebabkan limfonodus pada region inguinale membesar selama proses infeksi. Thymus Bentuk : segitiga,gepeng dan kemerahan dengan 2 lobus, mempunyai bagian korteks dan medulla. Letak : sternum bagian atas belakang di daerah mediastinum superior. Batas-batas : 1. Batas anterior ( depan ) : manubrium sterni dan rawan costae 1V 2. Batas atas : Regio colli inferior ( trachea) Ukuran : terlihat besar setelah lahir pada saat bayi dan neonates. Setelah mulai pubertas, thymus mengalami involusi dan semakin mengecil saat dewasa Fungsi : menghasilkan limfosit T yang baru.

description

VCHC

Transcript of Skenario 1 IMUN

Page 1: Skenario 1 IMUN

Nama : Reza Akbar Rafsanzani

NPM : 1102009240

Tugas : PBL Skenario 1 ( Mencegah penyakit dengan disuntik )

TIU 1 : Memahami dan menjelaskan anatomi organ limfoid

TIK 1.1 : Makroskopik organ limfoid

Limfonodus ( Nodus Limfaticus )

Bentuk : oval ( kacang tanah ) dengan pinggiran cekung yang disebut hillus.

Ukuran : besar 1 limfonodus sebesar kepala peniti sampai sebesar buah kenari dan dapat diraba terutama pada daerah leher,aksila,inguinale,dll.

Letak : disekitar pembuluh darah

Fungsi : produksi limfosit dan antibody untuk mencegah penyebaran infeksi lanjutan. Contoh : infeksi pada daerah kaki menyebabkan limfonodus pada region inguinale membesar selama proses infeksi.

Thymus

Bentuk : segitiga,gepeng dan kemerahan dengan 2 lobus, mempunyai bagian korteks dan medulla.

Letak : sternum bagian atas belakang di daerah mediastinum superior.

Batas-batas : 1. Batas anterior ( depan ) : manubrium sterni dan rawan costae 1V

2. Batas atas : Regio colli inferior ( trachea)

Ukuran : terlihat besar setelah lahir pada saat bayi dan neonates. Setelah mulai pubertas, thymus mengalami involusi dan semakin mengecil saat dewasa

Fungsi : menghasilkan limfosit T yang baru.

TIK 1.2 : Mikroskopik organ limfoid

TIU 2 : Memahami dan menjelaskan vaksin dan imunisasi

TIK 2.1 : Definisi vaksin dan imunisasi

Imunisasi atau vaksinasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas, memberikan imunitas protektif dengan menginduksi respons memori terhadap pathogen tertentu / toksin dengan

Page 2: Skenario 1 IMUN

menggunakan preparat antigen nonvirulen/nontoksin. Imunisasi dapat terjadi secara alamiah dan buatan ( aktif dan pasif ).

Imunisasi aktif biasanya diberikan jauh sebelum pajanan dengan pathogen karena respons imun yang kuat baru timbul beberapa minggu. Imunisasi pada neonates ditunggu sampai antibody ibu menghilang dari darah anak. Hal ini dikarenakan IgG biasanya efektif dalam drah, juga dapat melewati plasenta dan memberikan imunitas pasif kepada janin. Adanya transfer pasif tersebut dapat merugikan oleh karena Ig maternal dapat menghambat imunisasi efektif pada bayi. Imunisasi pasif dengan sel, dewasa ini tidak dapat dilakukan oleh karena dapat menimbulkan imunitas transplantasi terhadap sel asal donor dengan histokompotibilitas yang berbeda.

Imunisasi pasif terjadi bila seseorang menerima antibody atau produk sel dari orang lain yang telah mendapat imunisasi aktif. Transfer sel yang kompeten imun kepada pejamu yang sebelumnya imun inkompeten, disebut transfer adoptif. Imunisasi pasif dapat diperoleh melalui antibody dari ibu atau dari globulin gama homolog yang dikumpulkan. Pada imunisasi aktif, respon imun terjadi.

A. Imunisasi pasif1. Imunisasi pasif alamiaha. Imunitas maternal melalui plasentab. Imunitas maternal melalui kolostrum

2. Imunisasi pasif buatana. Immune Serum Globulin ( ISG ) non spesifik ( Human Normal Immunoglobulin-HNI )b. Immune Serum Globulin ( ISG ) spesifik

B. Imunisasi aktif Dalam imunisasi aktif untuk mendapatkan proteksi dapat diberikan vaksin hidup/dilemahkan atau yang dimatikan. Vaksin yang baik harus mudah diperoleh, murah, stabil dalam cuaca ekstrim dan nonpatogenik. Efeknya harus tahan lama dan mudah direaktivasi dengan suntikan booster antigen. Baik sel B maupun sel T diaktifkan oleh imunisasi.

Page 3: Skenario 1 IMUN

Keuntungan dari pemberian vaksin hidup/dilemahkan ialah terjadi replikasi mikroba sehingga menimbulkan pajanan dengan dosis lebih besar dan respon imun di tempat infeksi alamiah. Vaksin yang dilemahkan diproduksi dengan mengubah kondisi biakan mikroorganisme dan dapat merupakan pembawa gen dari mikroorganisme lain yang sulit untuk dilemahkan. Risiko vaksin yang dilemahkan ialah dpat menjadi virulen kembali dan merupakan hal yang berbahaya untuk subyek imunokompromais.

TIK 2.2 : Klasifikasi dan Fungsi ( tercantum )

TIK 2.3 : Perbedaan vaksin dan imunisasi

TIU 3 : Memahami dan menjelaskan respon imun

TIK 3.1 : Klasifikasi ( tercantum )

TIK 3.2 : Definisi antibodi dan antigen

Antigen

Secara fungsional, antigen dibagi menjadi imunogen dan hapten. Hapten adalah substansi berukuran kecil yang mampu bereaksi dengan antibody namun tidak bersifat imunogenik ( tidak dapat merangsang system imun untuk memproduksi antibody ) . Untuk dapat merangsang pembentukan antibody, molekul hapten ini akan berikatan dengan molekul besar (makromolekul / molekul pembawa / carrier protein ) yang akan membentuk kompleks yang dapat merangsang system imun. Molekul pembawa ini disebut imunogen. Semua imunogen adalah antigen, tapi tidak semua antigen merupakan imunogen. Hapten biasanya dikenal oleh sel B , sedangkan molekul pembawa oleh sel T. Hapten membentuk epitop pada molekul pembawa yang dikenal system imun dan merangsang pembentukan antibody. Epitop atau determinan antigen adalah bagian dari antigen yang dapat membuat kontak fisik dengan reseptor antibody atau dengan reseptor spesifik pada limfosit T. Makromolekul dapat memiliki berbagai epitope yang masing-masing merangsang produksi antibody spesifik yang berbeda. Paratop adalah bagian dari antibody yang mengikat epitop.

Pembagian antigen

1. Secara umum antigen dibagi menjadi 2 yaitu antigen eksogen dan antigen endogen.

a. Antigen eksogen : antigen yang berasal dari luar tubuh seseorang, misalnya berbagai jenis bakteri, virus, obat.

b. Antigen endogen : antigen yang terdapat di dalam tubuh. Terbagi atas 3 jenis :a. antigen xenogeneic / heterolog yang terdapat dalam spesies yang berlainanb. antigen autolog/idiotipik yang merupakan komponen tubuh sendiri

Page 4: Skenario 1 IMUN

c. antigen allogeneic/homolog yang membedakan satu individu dari individu lain dalam spesies yang sama.

2. Pembagian antigen menurut epitop :

a. Unideterminan, univalent.Hanya satu jenis determinan / epitope pada satu molekul

b. Unideterminan, multivalentHanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih epitope tersebut ditemukan pada satu molekul.

c. Multideterminan, univalentBanyak epitope yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari setiap macamnya ( kebanyakan protein )

d. Multideterminan, multivalentBanyak macam determinan dan banyak dari setiap macam pada satu molekul ( antigen dengan berat molekul yang tinggi dan kompleks secara kimiawi )

3. Pembagian antigen menurut spesifitas :

a. Heteroantigen, yang dimiliki oleh banyak spesies.b. Xenoantigen, yang hanya dimiliki spesies tertentu.c. Alloantigen ( isoantigen ), yang spesifik untuk individu dalam satu spesies.d. Antigen organ spesifik, yang hanya dimiliki organ tertentu.e. Autoantigen yang dimiliki alat tubuh sendiri.

4. Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel T:

a. T dependen, yang memerlukan pengenalan oleh sel T terlebih dahulu untuk menimbulkan respon antibody. Kebanyakan antigen protein termasuk golongan ini.

b. T independen, yang dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk membentuk antibody. Kebanyakan antigen golongan ini berupa molekul besar polimerik yang dipecah didalam tubuh secara perlahan-lahan, misalnya lipopolisakarida, ficoll, dekstran, levan dan flagelin polimerik bakteri.

5. Pembagian antigen menurut sifat kimiawi :

a. Hidrat arang ( polisakarida )Hidrat arang umumnya bersifat imunogenik. Glikoprotein yang merupakan bagian permukaan sel banyak mikroorganisme dapat menimbulkan respon imun terutama pembentukan antibody. Contoh lain adalah respon imun yang ditimbulkan golongan darah ABO, sifat antigen dan spesifitas imunnya berasal dari polisakarida pada permukaan sel darah merah.

b. Lipid

Page 5: Skenario 1 IMUN

Lipid biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat protein pembawa. Lipid dianggap sebagai hapten, contohnya adalah sfingolipid.

c. Asam nukleat Asam nukleat tidak imunogenik tetapi dapat menjadi imunogenik bila diikat molekul protein pembawa. DNA dalam bentuk heliksnya biasanya tidak imunogenik. Respon imun terhadap DNA terjadi pada penderita Lupus Eritematosus Sistemik ( LES ).

d. Protein Kebanyakan protein adalah imunogenik dan pada umumnya multideterminan dan univalent.

Antibodi

Antibodi adalah suatu protein globulin yang dihasilkan oleh sel plasma yang berasal dari proliferasi sel B yang terjadi setelah kontak dengan antigen. Antibodi ini disebut dengan immunoglobulin. Ada lima kelas antibodi, yaitu IgG, IgM, IgA, IgD dan IgE .

1) IgGAda 4 kelas IgG1, IgG2, IgG3, IgG4. Sebagian besar IgG1 (65%). Antibodi IgG2 ditunjukkan pada antigen polisakarida yang merupakan bagian sistem pertahanan penting terhadap bakteri & virus khususnya bakteri berkapsul. IgG adalah satu-satunya antibodi yang dapat melewati plasenta. Tersebar merata di intravaskular & ekstravaskular merupakan satu-satunya kelas antibodi yang bersifat antitoksin. IgG dapat mengopsonisasi karena mempunyai reseptor rantai γH pada permukaan fagosit.

2) IgAMerupakan imunoglobulin utama pada sekret, seperti colostreum, saliva, air mata & sekret saluran pernafasan, gastrointestinal & genitalia.IgA melindungi membran mukosa dari bakteri dan virus. Setiap molekul IgA sekretorik terdiri dari 2 unit H2L2, satu molekul rantai J (penghubung) dan komponen sekretorik. Komponen sekterorik adalah suatu polipeptida yang disintesis oleh sel-sel epitel yang dilewati perjalanan IgA ke permukaan mukosa. Komponen sekretorik ini juga memproteksi IgA dari degradasi di saluran intestinal.

3) IgMImunoglobulin utama yang diproduksi pada awal respons primer. IgM dapat ditemukan sebagai monomer pada permukaan hampir semua sel B & tempatnya berfungsi sebagai reseptor pengikatan antigen. IgM merupakan imunogobulin paling penting untuk aglutinasi, fiksasi komplemen & reaksi antibodi untuk pertahanan terhadap virus dan bakteri. IgM dapat diproduksi oleh janin pada beberapa infeksi tertentu. IgM mempunyai aviditas tertinggi karena interaksinya dengan antigen dapat melibatkan ke 10 tempat ikatan sekaligus.

Page 6: Skenario 1 IMUN

4) IgDSejauh ini belum diketahui fungsi antibodi imunoglobulin ini. Yang diketahui hanyalah fungsinya sebagai reseptor antigen karena dapat ditemukan pada permukaan beberapa limfosit B. Jumlahnya dalam serum sangat terbatas.

5) IgERegio Fc IgE berikatan dengan permukaan sel mast dan basofil berfungsi sebagai reseptor antigen (alergen) & kompleks antigen-antibodinya memicu terjadinya respon alergi melalui pelepasan mediator & IgE tak dapat memfiksasi komplemen maupun melewati plasenta. Jumlah IgE dalam serum normal sangat sedikit tetapi penderita reaksi alergi dapat mempunyai IgE dalam jumlah sangat banyak, sama halnya dengan infeksi cacing. IgE dapat dijumpai pada sekresi eksterna.

Ig GI-4 IgA IgM IgD IgESifat Utama Paling banyak

ditemukan dalam cairan tubuh terutama ekstravaskular untuk memerangi mikroorganisme dan toksinnya

IgG utama dalam sekresi seromukosa untuk menjaga permukaan luar tubuh

Aglutinator yang sangat efektif diproduksi dini pada respon imun. Pertahanan terdepan terhadap bakteremia

Umumnya ditemukan pada permukaan limfosit

Pengerahan agen anti microbial. Meningkat pada infeksi parasite. Berperan pada gejala alergi atopi.

Fungsi OpsonisasiADCCImunitas neonatal

Ditemukan dalam sekresi ( asam lambung ).Proteksi terhadap mukosa disekresi dalam air susu

Mengikat komplemen, Opsonin baik.

Menimbulkan alergi, syok anafilaksis, pertahanan terhadap parasite

Ikatan sel MononuklearLimfositNeutrofilTrombosit

LimfositNeutrofil

LimfositReseptor sel B

Reseptor sel B

Sel mastBasofilLimfosit

TIK 3.3 : Mekanisme ( tercantum )

TIK 3.4 ; Komplemen

Komplemen adalah mediator terpenting dalam reaksi antigen-antibodi, dan terdiri atas sekitar 20 jenis protein yang berbeda satu dengan lainnya baik dalam sifat kimia maupun dalam fungsi imunologik.

Page 7: Skenario 1 IMUN

Protein ini dibentuk dalam sel hati dan sel-sel system retikuloendotel misalnya limfosit dan monosit. Dalam keadaan normal komponen-komponen komplemen terdapat dalam serum dalam keadaan inaktif, dan dinyatakan dengan huruf C ( C = complement ) diikuti dengan angka, misalnya C1,C2,C3,C4 dan seterusnya hingga C9. Tetapi di samping itu ke dalam system komplemen juga termasuk subkomponen C1 yang terdiri dari C1q, C1r, dan C1s, factor B, factor D dan protein-protein regulator yang terdiri atas C1 inhibitor, C4b binding protein, karboksipeptidase N, factor H, factor I, properdin dan protein-S. Pada reaksi komplemen setiap komponen diaktivasi secara berurutan sehingga terjadi reaksi berupa cascade.

Aktivasi komplemen

Aktivasi kompelemen dapat dirangsang oleh berbagai substansi dan berlangsung melalui 2 jalur, yaitu : jalur klasik dan jalur alternative atau jalur properdin. Rangkaian reaksi aktivasi dapat dibagi dalam 3 fase yaitu fase awal, fase amplifikasi yang melibatkan berbagai protease serta molekul-molekul lain, dan fase lisis membram sel.

jalur klasik

Aktivasi jalur ini umunya terjadi oleh kompleks antigen-antibodi atau agregat immunoglobulin, baik yang larut maupun yang melekat pada permukaan sel. Imunoglobulin yang mampu mengaktivasi jalur klasik ini adalah IgG1, IgG2, IgG3 dan IgM, sedangkan IgG4, IgA, IgD, dan IgE umumnya tidak mengaktivasi komplemen. Aktivasi terjadi melalui pengikatan C1q dengan salah satu fragmen Fc dari satu atau lebih molekul IgG atau IgM.

jalur alternative atau jalur properdin

Aktivasi jalur alternative dapat berlangsung tanpa diawali oleh terbentuknya kompleks antigen-antibodi. Reaksi dapat terjadi apabila ada C3b yang melekat pada permukaan sel, yang mungkin berasal dari reaksi antara C3 dengan factor B, enzim system fibrinolitik atau enzim jaringan yang lain. Jalur alternative ini juga dapat disulut oleh cobra venom, yang diduga merupakan C3b dari cobra dan dapat mengikat factor B dengan erat. Dengan melekatnya kompleks pada permukaan sel yang kemudian disebut sebagai membrane attack complex ( MAC ), terjadi perubahan ultrastruktur dan perubahan muatan listrik pada permukaan sel serta pembengkakan. Kompleks C5b-9 menembus membrane sel dan merusak lapisan lipid dan fosfolipid yang terdapat pada membrane sekitar kompleks C5b-9 lalu menimbulkan lubang-lubang dan berakhir dengan lisis sel.

Sistem pengendalian komplemen

Penghambatan dapat dilakukan dengan menggunakan protein-S dan reaksi komplemen yang berlebihan dapat dicegah karena pengikatan komponen satu dengan yng lain bersifat labil. Selain itu dalam serum terdapat berbagai jenis protein yang berfungsi sebagai inhibitor, msalnya C1 inhibitor ( C1 esterase inhibitor ) yang menghambat C1 maupun plasmin, kalikrein, factor XII dan XI. Protein penghambat lain adalah factor I yang dapat merusak C3b baik yang bebas maupun yang melekat pada permukaan sel sehingga tidak berfungsi. Disamping itu dalam serum juga dapat dijumpai enzim yang disebut inaktivator

Page 8: Skenario 1 IMUN

anafilatoksin yang dapat mengganggu aktivitas C3a, C4a, dan C5a dengan cara merombak arginine karboksiterminal yang terdapat pada molekul-molekul tersebut.

TIU 4 : Memahami dan menjelaskan hukum vaksinasi yang halal menurut syariat Islam

TIK 4.1 : Syarat vaksin yang halal menurut syariat Islam

Ada kaidah usul fiqih yang mengatakan bahwa mencegah kemudharatan lebih didahulukan daripada mengambil manfaatnya. Demikian alas an yang dijadikan dasar hukum pengambilan keputusan terhadap kehalalan vaksin sekalipun diketahui bahwa vaksin tersebut disediakan dari bahan yang tidak diperkenankan dalam Islam.

Berikut disampaikan beberapa prinsip dalajm pemberian vaksin atau imunisasi yang Halalan Thoyiban :

1. Memberikan asupan nutrisi atau zat gizi atau makanan tertentu yang memaksimalkan pembangunan dan pemeliharaan system imun tubuh manusia.

2. Memberikan asupan nutrisi atau zat gizi atau makanan tertentu yang meminimalkan dan menghilangkan zat yang bersifat menurunkan kerja system imun.

3. Menjauhkan dan menghentikan asupan nutrisi yang bersifat menurunkan pembangunan dan pemeliharaan system imun.

4. Tidak memberikan vaksinasi yang mengandung toksin/ racun bahan berbahaya yang menjadi ancaman manusia, seperti bahan kimiawi sintesis, logam berat ( heavy metal ), hasil metabolit parsial, toksin bakteri, dan komponen dinding sel.

5. Tidak memberikan vaksinasi dan obat-obatan yang mengandung bahan yang haram secara syari’at yaitu :

a. Alkohol dan turunannya, yang bersifat seperti alcohol, yaitu apabila dikonsumsi memabukkan.

b. Tidak mengandung darah, daging babi, dan hewan yang ketika disembelih tidak menyebut nama Allah.

c. Tidak menggunakan daging yang diharamkan menurut syari’at seperti hewan buas, bertaring, bangkai, dll.

d. Tidak dikembangbiakan dalam darah hewam apapun, daging babi, dan dalam makhluk hidup yang diharamkan menurut syari’at.

6. Membiasakan untuk mengkonsumsi menu makanan sehari-hari yang bersifat membangun system imun manusia.

7. Membiasakan untuk tidak mengkonsumsi menu makanan sehari-hari yang bersifat menurunkan system imun manusia.

Kebolehan vaksin didasarkan pada :- Anjuran berobat- Batasan hala dan haramnya bahan obat.- Tujuan dan akibat yang ditimbulkan.

Page 9: Skenario 1 IMUN

TIK 4.2 : Dalil yang menjelaskan hukum vaksinasi