Skenario 1 Amalgam

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang kedokteran gigi, dikenal istilah bahan dan teknologi untuk kedokteran gigi. Bahan dan teknologi ini nantinya bisa diaplikasikan pada kehidupan di masyarakat. Salah satu contohnya adalah bahan kedokteran gigi yang digunakan untuk menambal gigi. Dalam skenario ini, akan dibahas mengenai amalgam yang digunakan sebagai salah satu bahan tambal/tumpat gigi. Pada skenario, dijelaskan bahwa tumpatan amalgam yang telah berubah warna akibat korosi. Dari pernyataan tersebut, kita diharapkan bisa mengetahui amalgam dari segala aspek agar kita bisa menyeleksi bahan tumpatan gigi yang paling baik dan tidak merugikan bagi masyarakat. 1.2 Tujuan 1. Menjelaskan bagaimana pembuatan bubuk amalgam. 2. Menjelaskan syarat dan sifat amalgam. 3. Menjelaskan pengertian creep. 4. Menjelaskan klasifikasi amalgam beserta komposisi masing-masing amalgam. 5. Menjelaskan reaksi korosiamalgam. 6. Menjelaskan proses manipulasi dan reaksi setting amalgam. 7. Menjelaskan keuntungan dan kekurangan amalgam. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Amalgam dalam bidang kedokteran gigi disebut dental amalgam, yaitu suatu paduan antara merkuri (Hg) dan suatu alloy. Menurut Charbeneau dkk. (1981) amalgam pertama kali diperkenalkan oleh Taveau pada tahun 1826 di Paris. Pada waktu pertama kali diperkenalkan, amalgam disebut silver amalgam, karena bagian terbesar komponennya adalah perak. Black adalah orang yang pertama kali memperkenalkan amalgam dengan bentuk partikel lathe cut. Dalam publikasinya pada tahun 1896, komposisi alloy amalgam adalah : 1. Ag (perak) 68,50% 2. Sn (Timah putih) 25,50% 3. Au (emas) 5% 4. Zn (seng) 1% Formula yang dituliskan Black hanya dipakai sebentar, selanjutnya berdasarkan penelitian oleh

description

q

Transcript of Skenario 1 Amalgam

Page 1: Skenario 1 Amalgam

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam bidang kedokteran gigi, dikenal istilah bahan dan teknologi

untuk kedokteran gigi. Bahan dan teknologi ini nantinya bisa diaplikasikan pada kehidupan di masyarakat. Salah satu contohnya adalah bahan kedokteran gigi yang digunakan untuk menambal gigi. Dalam skenario ini, akan dibahas mengenai amalgam yang digunakan sebagai salah satu bahan tambal/tumpat gigi.

Pada skenario, dijelaskan bahwa tumpatan amalgam yang telah berubah warna akibat korosi. Dari pernyataan tersebut, kita diharapkan bisa mengetahui amalgam dari segala aspek agar kita bisa menyeleksi bahan tumpatan gigi yang paling baik dan tidak merugikan bagi masyarakat.

1.2 Tujuan1. Menjelaskan bagaimana pembuatan bubuk amalgam.2. Menjelaskan syarat dan sifat amalgam.3. Menjelaskan pengertian creep.4. Menjelaskan klasifikasi amalgam beserta komposisi masing-masing

amalgam. 5. Menjelaskan reaksi korosiamalgam. 6. Menjelaskan proses manipulasi dan reaksi setting amalgam.7. Menjelaskan keuntungan dan kekurangan amalgam.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Amalgam dalam bidang kedokteran gigi disebut dental amalgam, yaitu suatu paduan antara merkuri (Hg) dan suatu alloy. Menurut Charbeneau dkk. (1981) amalgam pertama kali diperkenalkan oleh Taveau pada tahun 1826 di Paris. Pada waktu pertama kali diperkenalkan, amalgam disebut silver amalgam, karena bagian terbesar komponennya adalah perak. Black adalah orang yang pertama kali memperkenalkan amalgam dengan bentuk partikel lathe cut. Dalam publikasinya pada tahun 1896, komposisi alloy amalgam adalah :1. Ag (perak) 68,50%2. Sn (Timah putih) 25,50%3. Au (emas) 5%4. Zn (seng) 1%

Formula yang dituliskan Black hanya dipakai sebentar, selanjutnya berdasarkan penelitian oleh Flagg, emas dan platina dianjurkan tidak ditambahkan pada formula amalgam. Pada tahun 1960 mulai diperkenalkan bubuk amalgam bentuk bulatan kecil (spherical), yang kemudian berkembang menjadi partikel yang lebih kecil.

Meskipun amalgam telah dipakai dalam restorasi lesi karies sejak abad ke-15 atau bahkan lebih dini lagi, amalgam masih merupakan suatu bahan yang paling banyak dipergunakan. Kualitas yang paling baik dari amalgam gigi ini adalah tahan lama dan mudah manipulasinya. Cukup bisa beradaptasi dengan cairan mulut, amalgam adalah restorasi yang relatif murah dan dapat diselesaikan dalam satu kali kunjungan dapat dikatakan bahwa amalgam merupakan suatu bahan tambalan yang paling banyak dipergunakan dokter gigi.

Menurut definisi, amalgam adalah campuran dari dua atau beberapa logam, salah satunya adalah merkuri. Seperti nanti bisa dilihat, alloy amalgam terdiri atas tiga atau beberapa logam. Amalgam itu sendiri merupakan kombinasi alloy dengan merkuri melalui suatu proses yang disebut amalgamasi atau triturasi. Campuran yang merupakan bahan plastis dimasukkan ke dalam kavitas dan bahan tersebut menjadi keras karena kristalisasi.

Dalam hal ini dikatakan bahwa restorasi amalgam “sering lebih baik daripada kelihatannya.” Kekurangan yang nyata sering tampak pada restorasi yang sudah berfungsi cukup lama, terutama memburuknya bagian tepi, yang disebut “ditching” pada interfase dengan gigi. Kita mungkin membayangkan

Page 2: Skenario 1 Amalgam

bahwa karies selalu terdapat pada bagian tepi yang terbuka disebabkan oleh penetrasi dari cairan ludah, debris, dan mikroorganisme. Sebenarnya hal ini tidak selalu terjadi, walaupun restorasi kehilangan estetiknya dan terjadi degradasi terus-menerus. Penjelasannya terletak pada sifat amalgam yang unik. Sewaktu restorasi makin tua, produk-produk korosi terbentuk sepanjang batas antara restorasi dan gigi. Produk ini akan bertindak sebagai pemblokir mekanik dari penetrasi agen-agen beracun. Mekanisme swa-penyembuhan ini menyebabkan bahan restorasi amalgam tahan lama.

Spesifikasi dari The American Dental Association untuk alloy amalgam gigi telah banyak mengurangi jumlah produk komersial yang buruk. Walaupun beberapa tipe tertentu (misalnya, system amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi, yang akan dibahas kemudian) adalah unggul, presentase kegagalan yang tinggi disebabkan karena desain preparasi yang tidak tepat, kesalahan manipulasi dari amalgam dan amalgam yang terkontaminasi waktu pengisian setiap langkah dalam prosedur, dari waktu alloy diseleksi sampai restorasi dipoles, mempunyai efek terhadap sifat amalgam, yang menentukan keberhasilan atau kegagalan restorasi.

Syarat biokompatibilitas bahan kedokteran gigi adalah:1. Tidak membahayakan pulpa dan jaringan lunak.2. Tidak mengandung bahan toksik yang dapat berdifusi, terlepas dan

diabsorbsi dalam sistem sirkulasi.3. Bebas dari agent yang dapat menyebabkan reaksi alergi.4. Tidak berpotensi sebagai bahan karsinogenik.

Amalgam adalah jenis logam campur yang khusus mengandung merkuri sebagai salah satu konstituennya. Karena merkuri bersifat cair dalam temperature kamar, merkuri dapat dicampur dengan logam lain yang padat. Proses amalgamasi modern dimulai di klinik ketika tetsan merkuri dikeluarkan dari sebuah ruang tertutup dalam kapsul, kedalam ruang lain yang mengandung amalgam, kedua komponen tersebut diaduk bersama dengan alat amalgamator. Proses amalgamasi berlanjut sementara segmen-segmen massa plastis terkondensasi di bawah tekanan yang kuat terhadap dinding gigi-gigi yang sudah dipreparasi, atau jika ada, terhadap pita matriks. Reaksi berlanjut selama proses manipulasi di dalam mulut berkurang dalam waktu beberapa menit ketika amalgam gigi mulai meningkat kekuatan dan kekerasannya. Walaupun reaksi dapat berlangsung bebrapa hari, amalgam gigi sudah cukup kuat untuk menerima tekanan gigit yang sedang dalam waktu beberapa jam saja. (Anusavice, Kenneth J, 2004:301)Cara Pembuatan Alloy

Alloy konvensional dihasilkan dengan menggabungkan beberapa logam murni sehingga diperoleh suatu ingot yang kemudian dihomogenisasi

dan dipotong menjadi kepingan-kepingan kecil. Homogenisasi membantu terjaminnya semua kepingan mempunyai sifat dan komposisi yang sama. Bantuk dan ukuran partikel potongan alloy mempunyai arti yang sangat penting. (Combe, 1992:193)

Suatu alloy yang amsih baru dipotong bereaksi sangat cepat dengan merkuri. Ini dapat dijelaskan sebagian disebabkan oleh kerena dislokasi dan imperfeksi pada kisi-kisi alloy yang dapat meningkatkan reaktifitas kimianya. Bila kepingan alloy disimpan pada suhu kamar selama beberapa bulan , reaktifitasnya akan merosot; alloy tersebut disebut mengalami penuaan (aging). Hasil yang serupa dapat terjadi lebih cepat dengan merebus kepingan pada air mendidih selama 30 menit. Metoda penuaan secara cepat ini biasanya dilakukan oleh pabrik untuk memperoleh alloy yang mempunyai sifat-sifat stabil. (Combe, 1992:193)

Partikel spheris dihasilkan dengan proses atomisasi; yaitu dengan menyemproykan cairan alloy pada atmosfer yang pasif, di mana tetesan alloy akan memadat dalam bentuk spheris. Partikel spheris lebih mudah disusun sesuai dengan ukuran partikelnya daripada partikel yang mempunyai bentuk tidak beraturan. Campuran ukuran partikel yang dianjurkan berkisar antara 10-37 um. (Combe, 1992:193)Dental amalgam adalah bahan tambalan yang paling banyak digunakan untuk gigi posterior . air raksa yang dicampur yang dengan puder alloy untuk mendapatkan bahan eplastis yang kemudian dimasukkan kedalam kavitet preparasi. Amalgam yang telah set atau mengeras lebih kuat dari semua jenis semen ggi yang ada serta semua bahan tambalan gigi anterior. alloy yang dipakai bersama dengan mercury untuk keperluan kedokteran gigi diebut dental amalgam alloy. Sebenarnya tidak benar sebab bahan tersebut bukanlah alloy amalgam tetapi alloy dari mana dapat dihasilkan suatu amalgam ( E.C.Combe: 1992 )Komposisi

Amalgam adalah bahan tambal berbahan dasar logam, di mana komponen utamanya: likuid yaitu logam merkuri bubuk yaitu logam paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak,

timah, dan tembaga. Selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan persentase yang lebih kecil.

Kedua komponen tersebut direaksikan membentuk tambalan amalgam yang akan mengeras, dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi.

Alloy untuk pemuatan dental amalgam dalam garis besarnya dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe; pertama, alloy konvensional, mengandung kurang dari 6% kuprum, formula kimia ini mengalami hanya sedikit

Page 3: Skenario 1 Amalgam

perubahan sejak bertahun-tahun; kedua , alloy kaya kuprum, yang mulai banyak dipergunakan sejak beberapa tahun terakhir ini (kadang disebut sebagai “high copper alloy”)

Ada 2 tipe amalgam :1. Alloy konvensional

Kandungan konstitusi dasar :Silver 67-74%Tin 25-27%Kuprum 0-6%Zinc 0-2%

2. Alloy kaya kuprumSilver 69%Tin 17%Kuprum 13%Zinc 4%

Manipulasia. Perbandingan alloy/mercury

Mercury : jumlah mercury yang dikehendaki dapat diperoleh dengan menimbang atau menggunakan suatu alat penetes ( volume dispenser). Alloy : diukur dengan cara menimbang,mempergunakan table alloy, mempergunakan volume dispenserPerbandingan takaran alloy dengan mercury : amalgam yang telah set hendaknya kurang dari 50%,,ada 2 tehnik yang dikemukakani. Menggunakan perbandingan alloy dan mercury 5:7 atau 5:8.

Kelebihan mercury mempermudah triturasi dan dapat diperoleh hasil campuran yang plastis. Sbelum bahan dimasukkan kdalam kavitet, kelebihan mercury diambil dengan cara memerasnya dlam kain kassa.

ii. Minimal mercury techniques ( eames techniques ), dimana mercury dan alloy ditimbang dalam jumlah yang sama, tidak perlu dilakukan pemerasan mercury sebelum dilakukan kondensasi. Metode pencampuran secara mekaniss

b. Triturasii. Pencampura manual dengan menggunakan mortar dan pastel.

Dipergunakan moral dan pasel yang terbuat dari gelas. Permukaan mortal agak kasar yang berguna untuk mempertinggi frekuensi gesekan antara amalgam dan permukaan mortar. Kekerasan permukaan ini dapat dipertahankan dengan sesekali mengasahnya

denga pasta karborundum. Pastel adalah alu kecl yang terbuat dari gelas.

ii. Pencampuran secara mekanisAlloy dan mercury dalam perbandingan yang tepat dapat dicampur secara mekanis didalam kapsul baik dengan atau tanpa menggunakan plaster plastic atau stanlisteel. Amalgamator mekanis mempunyai pengatur waktu sehingga waktu pencampuran yang tepat dapat terjamin serta dapat dilakukan berulang-ulang.

c. KondensasiKondensasi adalah proses memasukkan bahan restorasi amalgam kedalam kapitas. Bahan hendaknya dikondenasi segera mungkin setelah pencampuran. Bila dibiarkan terlalu lama dan setelah set maka :1. Tidak bias diperoleh adaptasi yang baik dengan didinding kavitas2. Sukar dilakukan pemisahan kelebihan merkuri3. Diperoleh bonding yang jelek antara setiap bagian yang

ditambahkan.4. Tambalan yang diperoleh kurang kuat

d. Trimming dan carvingBila kavitas diisi terlalu banyak maka bagis atas yang kaya akan mercurydapat dibuat dan tambalan dibentuk sesuai dengan anatomisnya.amalgam yang diperbuat dari serbuk alloy yang kasar lebih sukar mengukirnya karena kepingan alloy yang agak besar dapat tertarik oleh instrument dari permukaan. Apabila dikehendaki pengukiran yang mudah, dapat dipergunakan alloy spheris

e. PemolesanAmalgam konvensional baru dapat dipoles palng cepat 24jam setelah penambalan, yaitu setelah tambalan cukup kuat. Amalgam yang diperbuat dari alloy kaya kuprum lebih cepat mendapatkan kekuatannya, disebutkan bahwa bahan ini dipoles tidak lama setelah penambalan.

Sifat-Sifat1) Toksisitas2) Reaksi korosi3) Kebocoran marginal4) Kekuatan5) Creep6) Kegagalan Marginal7) Perambatan Panas8) Perubahan Dimensi

Page 4: Skenario 1 Amalgam

MAPPING

BAB III

PEMBAHASAN

Pembuatan Bubuk Amalgam1. Bubuk Lathe –cut

Untuk membuat bubuk lathe-cut, batang logam campur yang sudah diannealing ditempatkan di mesin giling dan kemudian di potong dengan alat potong atau gerindra. Potongan yang di dapat sering berbentuk seperti jarum. Untuk memperkecil ukuran dapat dilakukan penggilingan selanjutnya.

2. Anealing untuk homogenisasiKarena kondisi pendinginan yang cepat dari keadaan pengecoran,

batang logam campur Ag-Sn mempunyai struktur inti ddan mengandung butiran nohomogen dengan berbagi komposisi. Dilakukan pemanasan homogenisasi untuk mengmbalikan keseimbangan hubungan fase. Batangan di letakkan di dalam oven dan dipanaskan pada temperature dibawah temperature pemadatan selama waktu yang cukup memungkinkan terjadinya difusi atom-atomdan fase mencapai keseimbangan.Waktu pemanasan bervariasi, tergantung pada temperature yang digunakan dan ukuran batang.

Pada akhir siklus pemanasan ,batang dibawa ke temperature kamar untuk menjalani tahap selanjutnya. Proporsi dari fase yang ada pada batang sesudah pendinginan dipengaruhi oleh sifat pendinginan batang tersebut. Jika batang dikeluarkan dari oven pemanas dengan cepat dan kemudian dipadamkan dengan cepat, distribusi fase pada dasarnya tidak berubah. Sebaliknya, jika batang dibiarkan dingin secara perlahan. Proporsi akan terus menerus menyesuaikan diri ke arah rasio keseimbangan di temperature kamar.

3. Manipulasi partikelBegitu batang logam campur sudah diperkecil menjadi potongan-potongan, banyak pabrik yang melakukan beberapa jenis manipulasi permukaan terhadap partikelnya. Amalgam yang dibuat dari bubuk yang mendapat manipulasi dengan asam cenderung lebih reaktif disbanding amalgam yang dibuat dari bubuk yang tidak asam. Tekanan yang mengenai partikel selama penggilingan dan pemotongan harus dilepaskan karena bila tekanan tersebut akan keluar perlahan-lahan, menyebabkan perubahan logam campur, terutama dalam hubungannya dengan kecepatan amalgamasi dan perubahan dimensional yang terjadi selama pengerasan. Proses pelepasan tekanan mencakup siklus annealing pada suhu temperature sedang, biasanya sekitar 1000C selama beberapa jam.

AMALGAM

KLASIFIKASI

AmalgamPlus Fluoride

AmalgamKaya kuprum

AmalgamKonvensional

KOMPOSISI SIFAT

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN

MANIPULASI DAN REAKSI SETTING

Page 5: Skenario 1 Amalgam

Secara umum logam campur stabil daya reaksinya dan sifatnya bila disimpan untuk waktu yang lama.

4. Bubuk yang DiatomisasiBubuk yang diatomisasi dibuat dengan melelehkan unsure-unsur yang diinginkan bersama-sama. Logam cair diatomisasi manjadi tetesan logam yang berbentuk bulat kecil. Jika tetesan memadat sebelum menyentuh permukaan, bentuk sferis atau bulat akan bertahan, dan bubuk atomisasi ini disebut bubuk sferis. Seperti bubuk lathe-cut, bubuk sferis mendapat pemanasan yang membuat butirannya menjadi kasar dan memperlambat reaksi partikel dengan merkuri. Seperti logam campur, lathe-cut , bubuk sferis biasanya dimanipulasi dengan asam.

Syarat dan Sifat AmalgamAmalgam yang digunakan di kedokteran gigi harus mempunyai sifat

dan syarat agar bisa dipakai sebagai bahan restorasi.a. Syarat :

Mudah digunakan Mudah dimanipulasi Tahan lama Mempunyai compressive strength dan tensile strength yang cukup

kuat Kebocoran marginal

b. Sifat Toksik => karena kandungan merkuri pada amalgam bersifat toksis

yang dapat mengiritasi pulpa dan dapat menyebabkan discolorisasi Berisfat korosi => terutama pada amalgam konvensional, karena

pada amalgam konvensional terdapat fase gamma dua yang sangat labil dan mudah korosi

Kekuatan => kekuatan pada restorasi amalgam dipengaruhi oleh Proses triturasi yang tidak sempurna Kandungan mercury yang terlalu besar Tekanan yang terlalu kecil pada saat kondensasi kecepatan

pengisian kavitas yang lamban Terjadinya korosia. Compressive strength adalah sifat yang paling baik dari amalgamb. Tensile strength mempunyai kekuatan yang jauh lebih rendah

dari Compressive strength Rigiditas

Hal ini penting untuk restorasi daerah yang menerima beban kunyah. Modulus elastic untuk amalgam high copper adalah 55 GPa. Sedangkan untuk low copper lebih rendah dari high copper.

Thermal ExpansionLinear koefisien termal ekspansi dari amalgam adalah 25 mm/mm/oCx10-6. Semakin besar ekspansi termal, maka semakin besar perubahan dimensi dengan perubahan suhu.

Perubahan dimensiPada awalnya, amalgam akan mengalami kontraksi ringan (dalam waktu 20 menit), setelah itu terjadi ekspansi amalgam sampai dengan 24 jam.

Creep Kegagalan marginal Perambatan panas Perubahan dimensi

Pengertian CreepCreep adalah persentase perubahan bentuk restorasi per waktu.

Tingkat creep terbukti mempunyai hubungan dengan kerusakan tepi amalgam tradisional yang kandungan tembaganya rendah, yaitu makin tiinggi creep, makin besar derajat kerusakan tepi.

Meskipun demikian, untuk amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi, creep tidakselalu menjadi sarana yang baik untuk memperkirakan fraktur tepi. Dalam spesifikasi ADA No. 1 ditekankan pentingnya memilih logam campur komersial yang memiliki tingkat creep dibawah 3%. Seperti diuji dengan spesifikasi ini, nilai creep dari amalgam dengan kandungan tembaga yang rendah berkisar antara 0,8-8%. Amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi mempunyai nilai creep yang jauh lebih rendah, beberapa bahkan kurang dari 0,1%. Tidak ada data yang menunjukkan bahwa mengurangi nilai creep dibawah 15 akan dapat mengurangi kerusakan tepi.Pengaruh struktur mikro terhadap creep

Fase γ1 terbukti memeberi pengaruh penting pada tingkat creep untuk amalgam dengan kandungan tembaga rendah. Tingkat creep meningkat bila volume fraksi γ1 lebih besar dan menurun bila butiran γ1 lebih besar. Adanya γ2 dihubungkan dengan tingkat creep yang lebih tinggi. Selain tidak adanya γ2, tingkat creep yang sangat rendah pada amalgam komposisi tunggal dengan kandungan tembaga yang tinggi juga dikaitkan dengan batang ή, yang berfungsi sebagai barier terhadap deformasi fase γ1.

Pengaruh variable manipulasi pada creep

Page 6: Skenario 1 Amalgam

Factor mannipulasi juga akan menimbulkan tingkat creep untuk jenis amalgam apapun. Jadi, rasio merkuri:logam campur harus diminimalkan, tekanan kondensasi dimaksimalkan untuk logam campur lathe-cut atau logam campur gabungan, sementara waktu triturasi serta kondensasi perlu mendapat perhatian yang cermat.

Klasifikasi amalgama. Amalgam konvensional

Amalgamasi terjadi ketika merkuri berkontak dengan permukaan partikel logam campur Ag-Sn. Jika bubuk di triturasi, dibagian luar partikel akan larut menjadi merkuri. Pada saat bersamaan, merkuri berdifusi ke partikel logam campur. Merkuri mempunyai daya larut yang terbatas untuk perak (0,035%wt) dan timah (0,6%wt).

Jika daya larut ini terlampaui, Kristal-kristal dari dua senyawa logam biner akan berpresipitasi menjadi merkuri. Kedua senyawa ini adalah senyawa Ag2Hg3 berbentuk kubik dengan pusat dibagian tengah (fase gamma) dan senyawa Sn7-8Hg heksagonal yang tersusun rapat (fase gamma 2). Karena kelarutan perak dalam merkuri lebih rendah daripada timah, fase gamma 1 berpresipitasi terlebih dahulu sementara fase gamma 2 berpresipitasi kemudian.

Segera sesudah triturasi, bubuk logam campur bercampur dengan cairan merkuri, menghasilkan adonan yang mempunyai konsistensi plastis. Sewaktu merkuri yang tersisa melarutkan partikel logam campur, Kristal-kristal gamma 1 dan gamma 2 akan bertumbuh. Saat merkuri menghilang amalgam sudah menjadi mengeras. Sementara saat partikel tertutup dengan kristal yang baru terbentuk, sebagian besar gamma 1, kecepatan reaksi menurun. Logam campur biasanya dicampur dengan merkuri pada rasio 1:1. Dengan rasio ini jumlah merkuri tidak mencukupi untuk bereaksi dengan seluruh partikel logam campur asli; akibatnya, partikel yang tidak bereaksi akan tetap ada pada amalgam yang mengeras. Partikel logam campur (sekarang lebih kecil, karena permukaannnya sudah dilarutkan oleh merkuri), dikelilingi dan diikat bersama-sama dengan Kristal-kristal gamma 1 dan gamma 2 yang padat.

Jadi, amalgam rendah kandungan tembaga yang tipikal adalah suatu gabngan dimana partikel-partikel yang tidak dikonsumsi tertanam dalam fase gamma 1 dan gamma 2.

Sifat fisik dari amalgam yang sudah mengeras tergantung pada persentase relative dari masing-masing fase struktur mikro. Partikel Ag-Sn yang tidak dikonsumsi mempunyai efek yang kuat.. makin banyak fase ini yang teetinggal dalam sruktur akhir, makin kuat amalgamnya.

Komponen paling lemah adalah fase gamma 2. Kekerasan fasse gamma 2 kira-kira 10% dari kekerasan gamma 1, sementara kekerasan gamma sedikit lebih tinggi daripada gamma 1.

Fase gamma 2 juga merupakan fase yang paling kurang stabil dalam lingkungan yang korosif dan dapat mengalami erosi, terutama pada leher restorasi. Secara umum, fase gamma (Ag3Sn) dan gamma 1 murni (Ag2Hg3) adalah stabil dalam lingkungan rongga mulut. Meskipun demikian gamma 1 dalam rongga dalam amalgam mengandung sejumlah kecil timah, yang dapat hilang dalam lingkungan yang korosif.

Daerah antar-muka antara fase gamma dan matriks berperan penting. Proporsi yang tinggi dalam fase gamma yang tidak terkonsumsi tidak akan memperkuat amalgam kecuali pertikel-partikel tersebut berikatan dengan matriks

Komposisi amalgam konvensional Ag = 67-74 %Sn = 25-27 %Cu = 0-6 %Zn = 0-2 %

Dan mengandung beberapa persen logam Hg sebagai bahan untuk proses amalgamisasi.

b. Amalgam kaya kuprumLogam campur dengan kandungan tembaga yang tinggi menjadi

bahan pilihan karena sifat mekanisnya yang lebih baik, juga ketahanan terhadap korosi, dan integritas bagian tepi serta kinerjanya dalam percobaan klinis yang lebih baik, bila dibandingkan dengan logam campur tradisional yang rendah kandungan tembaganya. Ada dua macam bubuk logam campur tinggi tembaga yang tersedia. Yang pertama adalah bubuk logam campur gabungan, dan yang kedua adalah bubuk logam campur berkomposisi tunggal. Kedua tipe ini mengandung tembaga lebih dari 6%wt. Blended alloy/dispersion modified alloy

Mengandung dua bagian partikel alloy konvensional yang dipotong lathe cut ditambah satu bagian alloy perak-tembaga eutectic sferis.Ag = 69 %Sn = 17 %Cu = 13 %Zn = 4 %

Page 7: Skenario 1 Amalgam

Pada tahun 1963, Innes dan Youdelis menambahkan partikel logam campur eutetik perak-tembaga yang berbentuk sferis (Ag-Cu) (perak 71,9%wt dan tembaga 28,1%wt) pada partikel logam campur amalgam rendah tembaga lathe-cut. Ini adalah perubahan besar pertama pada komposisi logam campur untuk amalgam gigi sejak hasil karya Black. Logam campur ini sering disebut sebagai logam campur gabungan karena bubuk akhirnya merupakan campuran dari setidaknya dua jenis partikel. Bubuk gabungan, menunjukkan partikel lathe-cut rendah kandungan tembaga dan pertikel logam campur Ag-Cu sferis. Amalgam yang dibuat dari bubuk ini lebih kuat daripada amalgam yang dibuat dai bubuk lathe-cut yang kandungan tembaganya rendah, karena kekuatan partikel Ag-Cu bukan karena penyebaran dari mekanisme penguatan seperti yang diperkirakan semula. Bahan gabungan (bahan yang terdiri dari atas matriks dan pengisi) dapat diperkuat dengan menambahkan pengisi yang kuat dan partikel Ag-Cu barangkali bekerja sebagai bahan pengisi yang kuat, yang memperkuat matriks amalgam.Beberapa penelitian klasik menunjukkan bahwa restorasi yang dibuat dari prototipe amalgam gabungan ini secara klinis lebih unggul daripada restorasi yang dibuat dari amalgam dengan kandungan tembaga yang rendah, bila dievaluasi dalam kaitannya dengan ketahanan terhadap kerusakan tepi. Karakteristik logam camur yang membuat kinerja klinis meningkat akan dibicarakan nanti.Bubuk logam campur gabungan biasanya mengandung bubuk tinggi tembaga berbentuk sferis sebesar 30%wt samapai 55%wt. total kandungan tembaga dalam logam campur gabungan berkisar antara 9%wt samapai 20%wt. fase yang ada dalam partikel yang mengandung tembaga tergantung pada komposisinya. Logam campur Ag-Cu terdiri atas gabungan dua fase - kaya perak dan kaya tembaga – dengan stuktur kristal dari perak dan tembaga murni. Masing-masing fase mengandung sejumlah kecil unsure lain. Pada bubuk yang diatomisasi (yang didinginkan dengan cepat), campuran dua fase eutetik membentuk lamella yang sangat halus. Komposisi pada kedua sisi eutetik membentuk butiran yang sangat relative besar dari fase kaya tembaga atu fase kaya perak dari campuran eutetik.Bila merkuri bereaksi dengan bubuk gabungan, perak akan dilarutkan kedalam merkuri dari partikel logam campur Ag-Cu dan baik perak maupun timah akan larut dalam merkuri dari partikel logam campur Ag-Sn. Timah dalam larutan berdifusi ke permukaan partikel logam campur Ag-Cu dan beraksi dengan fase tembaga untuk membentuk

fase ή (Cu6Sn5). Lapisan kristal-kristal ή terbentuk di sekitar logam campur Ag-Cu yang tidak dikonsumsi. Lapisan ή pada partikel logam campur Ag-Cu juga mengandung beberapa kristal gamma 1. Fase gamma 1 terbentuk bebarengan dengan fase ή dan mengelilingi baik partikel logam campur Ag-Cu yang tertutup ή amupun partikel logam campur Ag-Sn. Seperti pada amalgam dengan kandungan amalgam yang rendah, gamma 1 adalah fase matriks yaitu fase yang mengikat partikel-partikel logam campur yang tidak dikonsumsi bersama-sama.Jadi, reaksi bubuk logam campur gabungan dengan merkuri dapat diringkas sebagai berikut:Partikel logam campur (β + γ) + Ag-Cu eutetik + Hg → γ1 + ή + partikel logam campur dari kedua tipe yang digunakanPerhatikan bahwa gamma 2 sudah dihilangkan pada reaksi ini. Gamma 2 tidak tebentuk pada saat yang sam dengan ή. Tidak ada definisi yang tepat untuk logam campur amalgam yang dapat mewakili system tinggi tembaga ini, tetapi pada umumnya dikatakan bahwa ini adalah suatu formula bahwa gamma 2 hampir seluruhnya ditiadakan selama reaksi pengerasan. Untuk mendapatkan hal ini, barangkali diperlukan konsentrasi bersih dari tembaga sekurang-kurangnya sebesar 12% di dalam bubuk logam campur tersebut.Beberapa amalgam gabungan yang sudah mengeras memang menagndung gamma 2 meskipun persentasenya lebih kecil daripada yang terkandung di dalam amalgam dengan kandungan tembaga rendah. Keefektifan dari patikel yang mengandung tembaga dalam mencegah pembentukan gamma 2 tergantung pada persentasenya di dalam campuran tersebut.

Komposisi tunggalAlloy yang mengandung dua bagian alloy sferis yang terbuat dari 60 % perak, 25 % timah, dan 15 % tembaga dan satu bagian allyo konvensional.Keberhasilan amalgam gabungan membawa kepada dikembangkannya jenis logam campur lain yang kandungan tembaganya tinggi. Berbeda denganbubuk logam campur gabungan, setiap partikel pada bubuk logam campur ini mempunyai komposisi yang sama. Oleh karena itu, disebut sebagai logam campur komposisi tunggal. Komponen utama dari partikel-partikelnya biasanya adalah perak , tembaga, dan timah. Logam campur pertama dari jenis ini mengandung perak 60%wt, timah 27%wt, dan tembaga 13%wt. kandungan tembaga dalam berbagai logam campur komposisi

Page 8: Skenario 1 Amalgam

tunggal berkisar dari 13%wt samapai 30%wt. selain itu, ada sejumlah kecil indium atau palladium pada berbagai logam campur komposisi tunggal yang dipasarkan baru-baru ini.Sejumlah fase juga ditemukan di dalam masing-masing partikel logam campur komposisi tunggal termasuk β (Ag-Sn), γ (Ag3Sn), dan ε (Cu3Sn). Beberapa logam campur juga mengandung beberapa fase ή (Cu6Sn5). Partikel yang diatomisasi mempunyai struktur mikro dendritik, yang terdiri atas lamela-lamela yang kecil.Bila ditriturasi dengan merkuri, perak dan timah dari fase Ag-Sn akan larut didalam merkuri; sementara tembaga dalam jumlah kecil juga larut di dalam merkuri. Kristal-kristal gamma 1 akan terbentuk, membuat matriks yang mengikat partikel-partikel logam campur yang terlarut sebagian. Kristal ή ditemukan sebagai anyaman kristal batang pada permukaan partikel logam campur, juga tersebar di dalam matriks. Kristal ini jauh lebih besar daripada kristal ή yang terdapat pada lapisan reaksi yang mengelilingi partikel Ag-Cu pada amalgam gabungan.

c. Amalgam plus fluorideUntuk meningkatkan mutu amalgam terhadap terjadinya karies

sekunder, telah dikembangkan dengan menambahkan senyawa fluorida dengan maksud menambah efek anti kariogenik. Bahan restorasi amalgam yang mengandung fluorida yang dalam bubuknya merupakan amalgam konvensional tipe lathe-cut dengan komposisi (brosur Dentoria -France) stanus fluorida (SnF,) 1%, perak (Ag) 68%, timah (Sn) 27%, tembaga (Cu) 4,5%, seng (Zn) 1,5%.

Fluorida pada bahan restorasi amalgam dalam bentuk senyawa SnF2. Senyawa ini terbukti dapat mengurangi kelarutan enamel terhadap asam dan dapat meningkatkan konsentrasi fluorida di dalam struktur gigi yang berdekatan dengan bahan restorasi ini. Menurut Phillips fluorida dalam amalgam cukup dapat mengurangi kelarutan permukaan enamel dari pengaruh asam, meskipun fluorida yang terlepas terjadi dalam waktu yang singkat, tetapi cukup efektif untuk mencegah terjadinya karies.

Mekanisme fluorida yang utama adalah meningkatkan daya tahan enamel karena adanya remineralisasi, bersifat bakterisid dan menurunkan kemampuan bakteri memproduksi asam. Karena amalgam yang mengandung fluoride ini mempunyai daya untuk mencegah karies sekunder maka dapat digunakan juga pada anak-anak dan dapat digunakan pada orang dewasa.

Selain amalgam yang berflouride ini pada gigi decidui juga dipergunakan restorasi kuprum amalgam karena sifat kuprum amalgam

ini antibakteri dari kuprum itu sendiri. Bahan ini tersedia dalam bentuk pil mengandung 60 sampai 70 % mercury dan 30 % kuprum. Dalam penggunaannya bahan dipanaskan sampai tetesan mercury muncul lalu ditrituasi seperti pada bahan amalgam lain dan kemudian dikondensasi didalam kavitet.

Bahan ini tidak dianjurkan untuk tambalan tetap karena terjadi mercury hygiene yang jelek. Jadi dapat disimpulkan bahwa amalgam tipe ini tidak cocok digunakan oleh orang dewasa, tetapi tipe amalgam konvensional biasanya yang dipakai untuk orang dewasa.

Reaksi Korosia. Tarnish : amalgam dapat mengalami tarnish bila terdapat sulphur

menghasilkan suatu lapisan sulphida pada permukaan restorasi.b. Korosi pada amalgam konvensional : bahan yang telah set adalah

heterogen sehingga dapat mengundang terjadinya korosi. Dari ketiga fase yang ada fase 2 adalah yang paling aktif secara elektrokimia dan bertindaksebagai anodic terhadap fase dan 1. Begitu 2 mengalami korosi, terbentuk dua produk sebagai berikut :1. Terbentuk ion Sn 2+: dengan adanya saliva ditemui produk korosi

seperti SnO2 dan Sn(OH)5Cl.2. Terbentuk Hg yang dapat bereaksi dengan sisa fase yang

sebelumnya tidak bereaksi.c. Korosi amalgam kaya kuprum

1. Tidak terdapat 2, phase yang paling rentan terhadap korosiadalah Cu6Sn5

2. Arus korosi yang terjadi pada sistem ini jauh lebih kecil daripada yang terjadi pada amalgam konvensional.

3. Volume produk korosi juga lebih sedikit dibandingkan dengan amalgam konvensional.

4. Tidak terbentuk mercury sebagai hasil korosi.

d. Pertimbangan dalam praktek :1. Daya tahan terhadap korosi meningkat apabila amalgam dipoles.

Pemolesan menghilangkan lobang-lobang kecil dan menghaluskan permukaan yang kasar yang yang membantu sel korosi.

2. Bila amalgam berkontak dengan suatu restorasi yang terbuat dari emas, dapat terbentuk suatu sel elektrolit yang cenderung mendorong terjadinya korosi bahan amalgam dan penumpukan mercury pada restorasi emas.

Page 9: Skenario 1 Amalgam

3. Korosi yang terjadi pada amalgam konvensional dalam jangka lamadapat berpengaruh padasifat-sifat mekanisnya. Sebagai contoh, telah diperlihatkan bahwa tensile strength berkurang sebanyak 30 % apabila rangkaian 2 mengalami korosi.

Manipulasi AmalgamProses manipulasi amalgam adalah sebagai berikut

a. Perbandingan Hg:alloyb. Penimbangan c. Triturasi yaitu proses pencampuran alloy dengan logam Hg, pada proses

pencampuran ini dapat dengan metode hand mixing dan menggunakan amalgamator. Hand mixing :

- Triturasi 25-40 s- Resiko tinggi terhadap paparan merkuri - Perbandingan alloy rendah

Amalgamator : - triturasi 5-20 s- Menghasilkan campuran yang homogeny

Triturasi yang dilakukan harus tepat, jika kurang akan terjadi under trituration. Dan jika berlebihan, akan terjadi over trituration. Ciri-ciri dari campuran amalgam yang under trituration dan over trituration adalah sebagai berikut: Under triturasi :

- buram- Sukar dimanipulasi- Kekuatan tekan dan tarik rendah - Panas- Porositas meningkat - kasar

Over triturasi : - lengket - Creep menurun - Lembek dan basah- Korosif- Plastisitas menurun

Setelah triturasi selesai, sesegera mungkin amalgam dimasukkan ke dalam kassa dan diperas untuk mengurangi kelebihan amalgam.

d. Proses pack ability agar amalgam resisten terhadap gaya yang diberikan dan mencegah patahnya amalgam

e. Kondesasi yaitu adalah pemadatan amalgam ke dalam kavitas yang sudah dipreparasi sehingga terdapat kepadatan maksimal. Menggunakan amalgam stopper Sedikit demi sedikit untuk adaptasi Diberi tekanan 4-5 kg Jika terdapat kelebihan merkuri dapat diambil

f. Trimming dan carving yaitu proses perapian dengan membuang kelebihan amalgam dan proses mengukir amalgam sesuai dengan bentuk anatomis dan sesuai dengan gigi antagonisnya

g. Finishing dan polishing merupakan proses penyelesaian dan pemolesan, pemolesan dilakukan paling cepat 24 jam setelah proses setting agar didapatkan amalgam yang telah mengeras dengan sempurna

Reaksi Setiing AmalgamReaksi setting pada masing-masing amalgam adalah sebagai berikut

Proses reaksi amalgam konvensional Selama dan setelah pencampuran, fase larut dalam mercury, terjadi

reaksi yang sedikitnya menghasilkan dua fase : a. Fase γ1 ditandai dengan senyawa Ag3Sn dengan struktur heksagonal.b. Fase ¥2 suatu senyawa tin dengan mercury berstruktur heksagonal dengan

formula Sn7-8Hg. Berikut reaksi yang terjadi :

Ag3Sn + Hg Ag2Hg3 + Sn7-8Hg + Ag3Sn γ + Hg γ1 + γ2+ γ

c. Struktur bahan setelah set berupa struktur inti dengan sebuah inti yang terdiri dari γ yang tidak bereaksi dan matriks dari senyawa γ1 dan γ2, matriks ini tumbuh dengan membentuk susunan jala yang tidak terputus.

Amalgam kaya cuprum Pada amalgam kaya cuprum proses reaksi terjadi dalam dua tahap:

Tahap pertama : terjadi reaksi sama seperti amalgam konvensional Ag3Sn + Hg Ag2Hg3 + Sn7-8Hg + Ag3Sn

γ + Hg γ1 + γ2 + γ Tahap kedua : reaksi antara senyawa γ 2 dan sferik Ag-Cu, mendorong

terbentuk senyawa tembaga-timah dan banyak γ 1. Sn7-8Hg + Ag-Cu Cu6Sn5 + Ag2 Hg3

γ + Ag-Cu Cu6Sn5 + γ 1

Pada reaksi diatas dihasilkan Cu6Sn5 berbentuk seperti lingkaran mengelilingi partikel Ag-Cu.

Kelebihan dan Kekurangan Amalgam

Page 10: Skenario 1 Amalgam

a. Kelebihan amalgam Relative murah Kuat Mudah Bisa dipoles Manipulasi mudah Mudah beradaptasi Tahan aus Resistensi yang baik

b. Kekurangan Kurang stabil Konduktor panas sehingga memerlukan basis Estetis kurang bagus Toksik Korosif