Sken Diare Pada Anak - Dauri
-
Upload
jeffer-shison -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of Sken Diare Pada Anak - Dauri
-
8/11/2019 Sken Diare Pada Anak - Dauri
1/15
1
Diare Akut invasif Pada Pedriatik
Dauri Prayogo
102011085
Fakultas Kedokteran
Universitas Krida wacana
Jl. Arjuna No.6 Kebon Jeruk- Jakarta Barat
Telp: 021-569422061
Pendahuluan
Diare merupakan penyakit gangguan defekasi. Diare ini biasa disebut orang awam
dengan kata mencret-mencret. Sebelumnya kita harus mengetahui definisi secara jelas apa itu
diare. Diare menurut kamus kedokteran dari Universitas Indonesia adalah murus,mencret,
defekasi yang tak normal, frekuensi lebih dari biasanya dengan feses lembek, tak berbentuk
atau cair, terjadi pada entritis, gangguan pencernaan, menelan pencahar, alergi makanan
tertentu, zat-zat toksis.1 Penyebab diare bermacam-macam, hal yang paling sepele adalah
disebebkan oleh perilaku kebersihan yang kurang diperhatikan. Diare tidak bisa dianggap
penakit yang sepele, apabila cairan yang terus dikeluarkan dari diare tidak tergantikan atau
bisa dibilang pengangan yang kurang tepat, hal tersebut bisa menyebabkan dehidrasi, bahkan
sampai dehidrasi berat yang berujung pada kematian.
Pada kali ini kita mendapatkan skenario anak laki-laki 5 tahun mengalami diare sejak
5 hari yang lalu, disertai demam 38.5 oC. Selama sakit anak ini hanya minum obat penurun
panas dan tidak berobat ke dokter. Frekuensi diare 10 kali sehari, konsistensi cair, dan tidak
ada lendir tidak ada darah. Sejak 3 hari yang lalu anak ini tmenjadi tidak nafsu makan dan
asupan cairan berkurang. Beberapa jam sebelum berobat, anak menjadi lemas dan berbaring
di tempat tidur. Pada pemeriksaan fisik ditemukan temperatur 39 oC, kelopak mata cekung,
bibir kering dan pecah-pecah, turgor menurun, akral dingin. Dari skenario diatas kami akan
membangun sebuah makalah yang berisikan apa penyebab dari diare yang dirasakan pasien
tersebut dan klasifikasi diare yang telah ditentukan oleh parah ahli.
-
8/11/2019 Sken Diare Pada Anak - Dauri
2/15
2
Pembahasan
Anamnesis
Seperti biasa hal yang paling utama dalam anamnesis adalah menyanyakan identitas
pasien terlebih dahulu, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit
keluarga bila perlu dalam jasus diare tanyakan adakah mengkonsumsi obat-obatan tertentu
pencetus diare misalkan pada kasus anak ini apakah diberikan antibiotik dalam jangka waktu
yang lama, atau pemberian antasida dll. Dalam kasus diare ada yang harus diperhatikan pada
sifat diare yang dikeluarkan pada pasien. Sifat-sifat tersebut berupa; lama diare, frekuensi,
volume, warna, lendir, bau, diuresis, penyakit penyerta, riwayat makan dan minum sebelum
dan sesudah diare, berat badan sebelum sakit. Diuresis hal yang harus diperhatikan terutama
pada anak-anak mengapa? Sebab ini menandakan kekurangan cairan. Ibu harus
memperhatikan hal tersebut karena anak-anak jarang memperhatikan bahkan tidak perha
memperhatikan akan hal terakhir kali buang air kecil. Pasien dengan diare akut datang
dengan berbagai gejala klinik tergantung penyebab penyakit dasarnya. Keluhan diare akut
biasanya berlangsung kurang dari 15 hari. Diare karena penyakit usus halus biasanya
berjumlah banyak, diare air dan sering berhubungan dengan malarbsosi dan dehidrasi sering
didapatkan. Diare karena kelainan kolon seringkali berhubungan dengan diare dengan jumlahsedikit namun sering, bercampur darah atau sensasi ingin pergi kebelakang. Pasien dengan
diare akut infektif datang dengan keluhan khas yaitu nausea, muntah, nyeri abdomen, demam,
dan tinja yang sering , bisa air, malarbsotif atau berdarah tergantung dari bakteri patogen
yang spesifik. Secara patologik , patogen usus halus tidak invasif, patogen ileokolon lebih ke
invatif.2 Pada skenario didapatkan adanya demam, konsistensi yang cair merupakan satu
tanda yang membawa kita kepada diagnosis diare akut infektif. Namun belum menutup
kemungkinan untuk penyakit yang lain, oleh sebab itu kita lanjutkan pembahasan kita kepada
pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan Fisik
Kelainan yang ditemukan dalam pemeriksaan fisik sangat berguna dalam menentukan
beratnya diare dari pada menentukan penyebab diare. Status volume dinilai dengan
memperhatikan perubahan ortostatik pada tekanan darah, nadi, temperatur tubuh dan tanda
toksisitas. Pemeriksaan abdomen yang seksama merupakan hal yang penting. Adanya
kualitas bunyi usus dan adanya atau tidak distensi abdomen dan nyeri tekan merupakan
-
8/11/2019 Sken Diare Pada Anak - Dauri
3/15
3
cluebagi penentuan etiologi.2Pada kasus diare kita wajib memperhatikan seberapa berat
dehidrasi pasien, karena ini menetukan pada tatalaksana rehidrasi. Berikut tentang penentuan
derajat dehidrasi.1
Dehidrasi
Dehidrasi adalah kehilangan cairan tubuh dengan sebab kekurangan masukan cairan,
kehilangan cairan dengan muntah-muntah, diare.1Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat
dibagi atas 3 tingkatan:2
1. Dehidrasi Ringan(hilang cairan 2-5% BB): Gambaran klinisnya turgor kurang, suara
serak(vox cholerica),pasien belum jatuh dalam presyok.
2.
Dehidrasi Sedang (hilang cairan 5-8% BB): turgor buruk, suara serak, pasien jatuhdalam syok atau presyok, nadi cepat, nafas cepat dan dalam.
3. Dehidrasi Berat(hilang cairan 8-10%BB): tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku, sianosis.
Berdasarkan berat jenis plasma, pada dehidrasi berat jenis plasma meningkat:2
1.
Dehidrasi berat: BJ plasma 1,032-1,042
2.
Dehidrasi sedang: BJ plasma 1,028-1,0323. Dehidrasi ringan; BJ plasma 1,025-1,028
Pengukuran Centar Venous Pressure (CVP):
1. Bila CVP+ 4s/d+11 cm H2: normal
2. CVP kurang dari +4cmH2O: syok atau dehidrasi.
Tabel 1: Derajat Dehidrasi.3
-
8/11/2019 Sken Diare Pada Anak - Dauri
4/15
4
Demikian penentuan derajat dehidrasi. Hal ini perlu diperhatikan untuk menentukan
jumlah rehidrasi yang tepat sehingga pasien tidak kehilangan cairan yang begitu banyak.
Pada pasien yang kita dapati bila dipandang dari sudut keadaan klinis dengan turgor
kulitsangat menurun, nafas cepat dalam, dan mulai syok, pasien dalam tingkat dehidrasi
berat.
Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien yang mengalami dehidrasi atau toksisitas berat atau diare berlangsung lebih
dari beberapa hari, diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan tersebut antara
lain pemeriksaan darah tepi lengkap (hemoglobin, hematokrid, leukosit, hitung jenis
leukosit), kadar elektolit serum, ureum dan kreatinin. Pemeriksaan tinja dan pemeriksaan
ELISA mendeteksi giardiasis dan test serologic amebeasis dan foto X-Ray. Pasien diare
karena virus biasanya memiliki jumlah jenis leukosit yang normal dan limfositosis. Pasien
dengan infeksi bakteri terutama bakteri yang invasif ke mukosa memiliki leukositosis dan sel
darah putih muda. Neutropenia terdapat pada salmonellosis. Ureum dan kreatin diperiksa
untuk memeriksa adanya kekurangan volume cairan dan mineral tubuh. pemeriksaan tinja
dapat dilakukan untuk memeriksa adanya leukosit dalam tinja yang menunjukan adanya
infeksi bakteri, adanya telur dan cacing dewasa. Pasien yang telah mendapatkan pengobatan
antibiotik selama 3 bulan sebelumnya atau diare dirumah sakit sebaiknya diperiksa tinja
untuk pengukuran toksin Clostridium difficile. Rektoskopi atau sigmoidoskopi perlu
dipertimbangkan pada pasien-pasien yang toksis, pasien dengan diare berdarah atau pasien
dengan diare akut persisten. Pada sebagian pasien mungkin pemeriksaan sigmoidoskopi
adekuat sebagai pemeriksaan awal. Pada pasien AIDS yang mengalami diare, kolonoskopi
dipertimbangkan karena kemungkinan penyebab infeksi atau limfoma daerah kolon kanan.
Biopsi mukosa sebaiknya dilakukan jika mukosa terlihat imflamasi berat.2Pemeriksaantinja
spesimen tinja harus diperiksa untuk adanya mukus, darah, dan leukosit, adanya benda-benda
ini menunjukkan bahwa ada kolitis. Leukosit tinja dihasilkan sebagai respons terhadap
bakteri yang menginvasi mukosa kolon secara difus. Pemeriksaan leukosit tinja yang positif
menunjukkan adanya organisme invasif atau organisme penghasil-sitotoksin seperti shigella,
salmonella, C. jejuni, E. coli invasif, E. coli enterohemorhagik, C. difficile, Y. enterocolitica,
V.parahaemolyticus, dan mungkin spesies Aeromonas atau Ple-siomonas shigelloides. Tidak
semua penderita dengan kolitis mempunyai pemeriksaan leukosit positif. Biakan tinja harus
dilakukan seawal mungkin pada perjalanan penyakit pada penderita yang padanya dicurigai
-
8/11/2019 Sken Diare Pada Anak - Dauri
5/15
5
diagnosis sindrom uremik hemolitik (hemolytic uremic syndrom -HUS), pada penderita
dengan diare darah, jika tinja berisi leukosit tinja, saat ledakan wabah diare dan pada orang-
orang diare yang mengalami imunosupresi. Spesimen tinja yang tidak dapat segera
ditanamkan (pada plat) untuk biakan dapat diang-kut ke laboratorium dalam medium tanpa-
mengandung-nutrien seperti Cary-Blair untuk mencegah kekeringan atau pertumbu-han
berlebih organisme spesifik. Karena agen bakteri tertentu, seperti Y. enterocolitica, V.
cholerae, V. parahaemolyticus, spesies Aeromonas , C. difficile, dan spesies Campylobacter,
memerlukan prosedur laboratorium yang dimodifikasi untuk identifikasi, personel la-
boratorium harus diberitahu bila salah satu dari organisme ini merupakan agen etiologi yang
dicurigai. Assay serotip dan toksin tersedia untuk karakterisasi E. coli lebih lanjut. Deteksi
toksin C. difficile bermanfaat dalam diagnosis kolitis akibat-antimikroba.
Proktosigmoidoskopi mungkin membantu dalam menegakkan diagnosis pada penderita yang
gejala-gejala koli-tisnya berat atau etiologi sindrom enteritis radang tetap tidak jelas sesudah
evaluasi laboratorium awal.3Pada skenario yang kita dapat penting untuk mengukur elektrolit
dalam tubuhn sebagai awal dari penanganan dehidrasi. Untuk lebih tepatnya tentang rehidrasi
kita bahas di subbab berikutnya.
Diagnosis Kerja
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik kami bisa menentukan bahwa anak berumur 5
tahun tersebut menderita diare akut invasif. Mengapa kami menegakan diagnosis tersebut?
Karena kita bisa melihat bahwa anak tersebut mengeluarkan feses yang begitu cair dan tanpa
darah dan didapatkan demam, dengan derajat dehidrasi berat karena anak tersenut didapatkan
turgor kulit menurun dan sudah tidak rewel hanya diam di tempat tidur. Walau rata-rata diare
invasif mengeluarkan darah namun pada rota virus tidak ditemukan adanya darah karena
hanya terdapat infeksi yang minimal Bayi dan anak sangat rentan terhadap efek diare dandipantau secara ketat untuk mencari tanda-tanda dehidrasi.4Untuk mengetahui lebih jelas lagi
tentang diare akut infektif ini mari kita simak pembahasan dibawah berikut yang mendukung
penegakan diagnosis pada pasien ini.
Patogenesis diare karena infeksi bakteri terdiri atas:2
1. Diare karena bakteri non-invasif(Enterotoksigenik)
Bakteri yang tidak merusak mukosa usus misal. V.cholera, ETEC dan
C.perfingens. V.cholera mengeluarkan toksin yang terikat pada mukosa usus halus
-
8/11/2019 Sken Diare Pada Anak - Dauri
6/15
6
15-30menit sesudah diproduksi vibrio. Enterotoksin ini meningkatkan kegiatan
nikotinamid adenin dinukleotid pada dinding sel usus, sehingga meningkatkan
kadar adenosin 3 5 siklik monofosfatdalam sel yang menyebabkan sekresi aktif
anion klorida keadalam lumen usus yang diikuti oleh air, bikarbonat, kation
natrium dan kalium.
2.
Diare karena bakteri invasif (enterovasif)
Bakteri yang merusak anatara lain EIEC, Salmonella, Shigella, Yersinia. Diare
disebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi. Sifat
diarenyasekretorik dan eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah.
Infeksi saluran pencernaan disebabkan oleh berbagai enteropatogen, termasuk bakteria,
virus, dan parasit Manifestasi klinis tergantung pada organisme dan hospes, dan meliputi
infeksi tidak bergejala, diare cair, diare berdarah, dan diare kronis. Dugaan diagnosis etiologi
dapat dibuat dari pedoman epidemiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan fisik, dan informasi
mekanisme patofisiologi enteropatogen. Dua tipe dasar diare infeksi akut adalah radang dan
nonradang. Enteropatogen menimbulkan diare nonradang melalui produksi enterotoksin
dengan beberapa bacteria. penghancuran sel (per-mukaan) vilus oleh virus, dan perlekatan
serta/atau translokasi oleh bakteri. Diare radang biasanya disebabkan oleh bakteri yang
menginvasi usus secara langsung atau menghasilkan sito-toksin. Beberapa enteropatogenmemiliki lebih dari salah satu sifat virulen ini. Pemeriksaan laboratorium untuk mengenali
patogen diarea sering tidak diperlukan karena kebanyakan episode sembuh sendiri. Semua
penderita dengan diare memerlukan terapi cairan dan elektrolit, sedikit memerlukan
dukungan nonspesifik lain, dan beberapa mendapat manfaat dari terapi antimikroba. Bab ini
menyajikan tinjauan yang luas penyakit diare karena agen infeksi, dan penyakit akibat makan
makanan terkontami-nasi. Walaupun banyak segi dari bab ini menangani semua anak diare,
fokusnya adalah pada anak di negara maju.3
Tabel 2: Agen Penyebab Diare.3
-
8/11/2019 Sken Diare Pada Anak - Dauri
7/15
7
Epidemiologi
Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak
di seluruh dunia, yang menyebabkan satu billiun kejadian sakit dan 3-5 juta ke-matian setiap
tahunnya. Di Amerika Serikat, 20-35 juta kejadian diare terjadi setiap tahun, pada 16,5 juta
anak sebelum usia 5 tahun, menghasilkan 2,1-3,7 juta kunjungan dokter, 220.000 penginapan
di rumah sakit, 924.000 hari rumah sakit, dan 400-500 kematian. Mekanisme penularan
utama untuk patogen diare adalah tinja-mulut, dengan makanan dan air yang merupakan
penghantar untuk kebanyakan kejadian. Enteropatogen yang infeksius pada pemasukan
(inokulum) yang sedikit (Shigella, virus enterik, Giardia lamblia, Cryptosporidium, dan
mungkin Eschericia coli 0157:H7) dapat ditularkan dengan kontak dari orang ke orang.
Faktor-faktor yang menam-bah kerentanan terhadap infeksi dengan enteropatogen adalah
umur muda, defisiensi imun, campak, malnutrisi, perjalanan ke daerah endemik, kekurangan
ASI, pemajanan terhadap kea-daan sanitasi jelek, makan makanan atau air yang terkontami-
nasi, tingkat pendidikan ibu, dan penguhjung pusat perawatan-harian.3
Agen Penyebab
Kepentingan relatif dan sifat-sifat epidemiologi patogen diare bervariasi sesuai
dengan lokasi geo-grafis. Anak-anak di negara sedang ber-kembang menjadi terinfeksi
dengan berbagai kelompok patogen bakteri dan parasit, sedang semua anak di negara maju
serta negara sedang berkembang akan mendapat rotavirus, dan pada banyak kasus
enteropatogen virus lain dan G. lamblia selama usia 5 tahun pertamanya. Diare akut atau
diare jangka pendek dapat disertai dengan salah satu bakteri, virus atau parasit. Diare kronis
atau me-netap yang berakhir 14 hari atau lebih lama dapat karena (1) agen infeksius,
termasuk G. lamblia, Cryptosporidium, danE. coli enteroagregatif atau enteropatogenik; (2)
setiap enteropatogen yang menginfeksi hospes terganggu imun; atau (3) gejala-gejala sisa
karena cedera usus oleh setiap enteropatogen pascainfeksi akut. Ada banyak juga penyebab
diare noninfek-sius pada anak. Enteropatogen Bakteri. Enteropatogen bakteri dapat me-
nyebabkan diare radang atau nonradang, dan enteropatogen spesifik dapat disertai dengan
salah satu manifestasi klinis. Umumnya, diare radang akibatAeromonas spp., Campylobacter
jejuni Clostridium difficile, E.coli enteroinvasif E.coli enterohemorhagik ,
Plesiomonas'shigelloides, Salmonella spp. , Shigella spp, Vibrio parahaemolyticus , dan
Yersinia enterocolitica. Diare non radang dapat disebabkan olehE. coli enteropatogen,E. coli
enterotoksik, dan Vibrio cholerae. Terapi antimikroba diberikan pada penderita tertentu
-
8/11/2019 Sken Diare Pada Anak - Dauri
8/15
8
dengan diare untuk mempersingkat perjalanan klinis, mengurangi ekskresi organisme
penyebab, atau untuk mencegah komplikasi. Indikasi untuk terapi antimikroba spesifik
penderita yang terinfeksi dengan enteropatogen bakteri ditun-jukkan pada. Pembahasan
Helicobacter pylori, yang melibatkan lambung dan duodenum, dapat ditemukan. Enteropatogen
Parasit. Giardia lamblia adalah penyebab parasit diare yang paling sering di Amerika Serikat ;
patogen lain adalah Cryptosporidium, Entamoeba histolytica, Strongyloides stercoralis,
Isospora belli, dan Enterocytozoon bieneusi. Dua agen tera-khir ditemukan paling sering
pada orang-orang dengan sindrom defisiensi imun didapat (AIDS). Peran Dintamoeba
fragilis, Blastocystis hominis dan Cyclospora spp., sebagai penyebab diare belum ditentukan
sepenuhnya. Penderita diare biasanya tidak perlu mempunyai tinjanya untuk diperiksa telur
dan parasit kecuali kalau ada riwayat perjalanan ke daerah en-demik baru-baru ini, biakan
tinja negatif untuk enteropatogen lain, dan diare menetap selama lebih dari 1 minggu; mereka
merupakan bagian dari ledakan serangan diare; atau mereka menderita gangguan imun.
Pemeriksaan lebih dari satu spe-simen tinja mungkin perlu untuk menegakkan diagnosis.
Obat-obat tertentu, senyawa anti diare, dan barium dapat meng-ganggu identifikasi
enteropatogen parasit. Pengobatan organisme ini tergantung pada keadaan klinis dan
tersedianya terapi efektif . Enteropatogen Virus.Empat penyebab gastroenteritis-virus adalah
rotavirus, adenovirus enterik, astovirus dan kalsivirus. Infeksi rotavirus dapat menimbulkan
demam dan warna fesesnya hijau kekuningan.5
Pendekatan umum kepada anak tentang diare akut
Infeksi enterik menimbulkan tanda-tanda keterlibatan saluran pencernaan serta
manifestasi dan komplikasi sistemik. Keterlibatan saluran pencernaan dapat mencakup diare,
kram, dan emesis. Manifestasi sistemik dapat meliputi demam, malaise, dan kejang-kejang.
Infeksi ekstraintestinum akibat patogen enterik adalah penyebaran lokal, menyebabkan
vulvovaginitis, infeksi saluran kencing, dan keratokonjungtivitis. Penyebaran jauh dapat
menimbulkan endokarditis, osteomielitis, meningitis, pneumonia, hepatitis, peritonitis,
klorioamionitis, infeksi jaringan lunak, dan tromboflebitis septik. Manifestasi ek-
straintestinal akibat-imun patogen enterik biasanya terjadi sesudah diare telah sembuh.
Tujuan utama pendekatan ini pada anak diare akut adalah (1) menilai tingkat dehidrasi dan
membcri pergantian cairan dan elektrolit, (2) mencegah penyebaran enteropatogen, dan (3)
pada episode tertentu menentukan agen etiologi dan mem-beri terapi spesifik jika terindikasi.
Informasi mcngenai masu-kan oral, frekuensi dan volume keluaran tinja, kesan umum dan
aktivitas anak, serta frekuensi kencing harus ditanyakan. Informasi harus ditanyakan
-
8/11/2019 Sken Diare Pada Anak - Dauri
9/15
9
berkenaan dengan kehadiran pusat perawatan harian, perjalanan baru ke daerah endemik
diare, penggunaan agen antimikroba, pemajanan terhadap kontak dengan gejala-gejala yang
sama, dan makan makanan dari laut, sayuran yang tidak tercuci, susu yang tidak
terpasteurisasi, air yang terkontaminasi atau daging yang tidak dimasak. Lama dan keparahan
diare, konsistensi tinja, adanya lendir dan darah, dan gejala-gejala lain yang terkait, seperti
demam, muntah dan kejang, harus ditentukan. Demam memberi kesan adanya proses alergi
dan juga terjadi sebagai akibat dehidrasi. Nausea dan muntah merupakan gejala nonspesifik,
tetapi muntah memberi kesan bahwa organisme menginfeksi usus bagian atas, seperti virus,
bakteri penghasil-enterotoksin, Giardia dan Cryptosporidium. Demam sering ada pada pende-
rita dengan diare radang, nyeri abdomen lebih berat dan tenesmus dapat terjadi pada abdomen
dan rektum bagian bawah, yang menunjukkan keterlibatan usus besar. Muntah sering ada
pada diare nonradang; demam biasanya tidak ada atau ringan; nyerinya adalah kram,
periumbilikalis dan tidak berat; dan diare berair, yang menunjukkan keterlibatan saluran usus
bagian atas. Karena penderita gangguan imun memerlukan pemeriksaan khusus, informasi
mengenai imunodefisiensi atau penyakit kronis penting. Diare kronis didefinisikan sebagai
diare yang berakhir lebih lama dari 14 hari.3
Diagnosis Banding
Pasien diare akut Disertai Demam dan Tinja Berdarah
Observasi umum:diare akbat mikroorganisme invasi, lokasi sering didaerah kolon,
diare berdarah sering dengan volume yang sedikti, sering diawalo dengan air. Diagnosis;
banyak leukosit di tinja, kultur tinja untuk salmonella, shigella, Campylobacter, Yersinia,
darah tebal untuk malaria.2
Penyakit Akut yang Disebabkan Makanan atau Air
Penyakit yang disebarkan makanan dan air merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas di semua negara maju, termasuk Amerika Serikat. Perubahan pada produksi
makanan, kesalahan pada sistem inspeksi, penyebaran makanan interna-sional cepat,
perubahan pada kebiasaan diet, dan kekurangan pengenalan cara-cara pencegahan
memperbesar masalah ini. Penyakit yang disebarkan makanan di Amerika Serikat diper-
kirakan menyebabkan 6-81 juta kasus gastroenteritis setiap tahun, menyebabkan 500-7.000
kematian pertahun, dan biaya $8-23 billiun pertahun dalam biaya pengobatan dan kehilangan
-
8/11/2019 Sken Diare Pada Anak - Dauri
10/15
10
produktivitas. Diagnosis penyakit yang disebarkan makanan atau air harus dipikirkan bila
dua orang atau lebih yang telah makan makanan atau minum air yang lazim terjadi penyakit
akut yang serupa yang biasanya ditandai oleh nausea, muntah, diare, atau gejala neurologis.
Patogenesis dan keparahan penyakit bakteri tergantung pada apakah organisme telah
membentuk toksin se-belumnya (S. aureus, B. cereus), menghasilkan toksin atau apakah
invasif dan apakah mereka memperbanyak diri dalam makanan. Keparahan penyakit karena
virus, parasit dan sebab-sebab kimia tergantung pada jumlah yang dimasukkan ke dalam
makanan atau air. Epidemiologi ledakan serangan sering memberi kesan agen penyebab
spesifik. Penentuan masa inkubasi dan sindrom klinis spesifik sering membawa pada di-
agnosis yang benar. Konfirmasi ditegakkan dengan uji laboratorium spesifik makanan, tinja
atau muntahan. Sebagai aturan umum, bila ledakan serangan dikelompokkan pada masa
inkubasi penyakit, inkubasi yang kurang dari 1 jam adalah akibat keracunan bahan kimia,
toksin dari ikan atau kerang, atau toksin S. aureus atau B. cereus yang telah terbentuk
sebelum-nya. Bakteri penghasil-enterotoksin, bakteri invasif, virus Nor-walk dan beberapa
bentuk keracunan jamur mempunyai masa inkubasi yang lebih lama. Sindrom klinis.
Beberapa sindrom klinis pascapenelanan makanan atau air yang terkontaminasi, meliputi
mual dan muntah dalam 6 jam; parestesia dalam 6 jam; gejala neurologis dan saluran
pencernaan dalam 2 jam; kram perut dan diare air dalam 16-48 jam; demam, kram perut, dan
diare dalam 16-72 jam; kram perut, diare darah dalam 6-24 jam; dan mual, muntah serta
paralisis dalam 18-48 jam . Masa inkubasi pendek dengan muntah sebagai tanda utama
dihubungkan dengan toksin yang menghasilkan iritasi lam-bung langsung, seperti logam
berat, atau dengan toksinB. cereus atau S. aureus yang dibentuk sebelumnya;B. cereus juga
menghasilkan enterotoksin. Parestesia sesudah masa inkubasi pendek memberi kesan
scromboid (keracunan hista-min ikan), paralitik atau keracunan kerang neurotoksik. Sindrom
restauran Cina (keracunan monosodium glutamat), keracunan niasin, atau keracunan ikan
ciguatera. Sindrom mu-lai awal akibat penelanan jamur toksik berkisar dari gastroenteritis
sampai gejala neurologis yang termasuk hiperaktivitas parasimpatis, bingung, gangguan
penglihatan, dan halusinasi sampai gagal hati atau hepatorenal, yang terjadi sesudah 6-24 jam
masa inkubasi. Diare cair dan kram perut sesudah 8-16 jam masa inkubasi dihubungkan
dengan Clostridium perfringens dan B. cereus penghasil enterotoksin. Kram abdomen dan
diare cair sesudah masa inkubasi 16-48 jam dapat akibat virus Norwalk dan beberapa bakteri
penghasil enterotoksin. Salmonella, Shigella, C. jejuni, Y. enterocolitica dan E. coli
enteroinvasif disertai dengan diare, yang mungkin berisi leukosit tinja, kram perut, dan
demam, walaupun organisme ini dapat menyebabkan diare cair tanpa demam. Diare darah
-
8/11/2019 Sken Diare Pada Anak - Dauri
11/15
11
dan kram perut sesudah masa inkubasi 72-120 jam dihubungkan dengan E. coli enterohe-
morhagik, seperti E. coli 0157:H7. Sindrom uremik hemolitik merupakan sekuele infeksi
dengan E. coli enterohe-morhagik. Kombinasi gejala saluran pencernaan yang disertai
dengan penglihatan kabur, mulut kering, disartria, diplopia, atau paralisis desendens akan
memberi kesan C. botulinum sebagai penyebab. Terapi kebanyakan orang dengan penyakit
yang disebarkan makanan adalah bersifat pendukung, karena sebagian besar penyakit ini
sembuh sendiri. Pengecualian adalah botulisme, keracunan kerang paralitik, dan keracunan
jamur jangka-panjang, semuanya dapat mematikan pada orang-orang yang sebelum-nya
sehat. Jika ledakan serangan yang disebarkan makanan atau disebarkan air dicurigai, dinas
kesehatan masyarakat harus diberitahu.3
Tatalaksana
Manajemen Cairan dan Elektrolit serta Pemberian Makan Kembali
Manajemen dehidrasi tetap merupakan dasar terapi diare. Anak-anak, terutama bayi,
lebih rentan daripada orang dewasa terhadap dehidrasi karena kebutuhan cairan dan elektrolit
dasar per kg nya lebih besar dan karena mereka tergan-tung pada orang lain untuk memenuhi
kebutuhan ini. Penderita diare dan yang berkemungkinan dehidrasi harus dievaluasi untukmenilai tingkat dehidrasi karena jelas dari tanda-tanda dan gejala-gejala klinis, kehilangan
yang sedang berlangsung dan kebutuhan harian. Hidrasi oral biasanya merupakan pengobatan
pilihan untuk semua kecuali penderita yang dehidrasi paling berat yang pe-rawatnya tidak
dapat memberikan cairan. Rehidrasi cepat dengan penggantian kehilangan yang sedang
berlangsung selama 4-6 jam pertama harus dilakukan dengan menggunakan larutan rehidrasi
oral yang tepat. Bila penderita terrehidrasi, pemberian rumatan larutan secara oral harus
digunakan). Persediaan obat-obatan rumah termasuk minuman soda dekarbonasi, jus buah,Jell-O, Kool-aid, dan teh tidak baik untuk digunakan karena bahan-bahan ini berisi
osmolalitas yang sangat tidak tepat karena kadar karbohidrat yang berlebihan, yang dapat
memperberat diare; kadar natrium rendah, yang dapat menyebabkan hiponatremia; dan rasio
karbohidrat terhadap natrium tidak tepat. Bila rehidrasi telah selesai, makanan harus
diberikan lagi sementara larutan elektrolit oral diteruskan untuk mengganti kehilangan yang
sedang berlangsung dari tinja dan untuk rumatan. ASI pada bayi harus dilanjutkan sesegera
mungkin. Anak yang lebih tua harus diberi makan kembali seSegera mungkin mereka dapat
mentoleransi makanan. Senyawa antidiare digolongkan menurut mekanisme ker-janya, yang
-
8/11/2019 Sken Diare Pada Anak - Dauri
12/15
12
termasuk perubahan motilitas usus, adsorpsi cairan atau toksin, perubahan mikroflora usus
dan perubahan cairan dan sekresi elektrolit. Senyawa antidiare biasanya tidak dian-jurkan
untuk penggunaan pada anak dengan diare karena man-faat yang minimal dan kemungkinan
efek samping.3
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi.
Dehidrasi terdiri dari dehidrasi ringan, sedang dan berat. Ringan bila pasien kekurangan
cairan 2-5% dari berat badan. Sedang apabila pasien kekurangan cairan 5-8% dari berat
badan. Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10% dari berat badan. Prinsip menentukan
jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari tubuh.
Macam-macam pemberian cairan:
1.
BJ plasma dengan rumus: Kebutuhan cairan= BJ Plasma-1,025
--------------------xBerat badan x4ml
0,001
2.
Metode pierce berdasarkan klinis :
a. Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan= 5% x berat badan(kg)
b. Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan= 8%x berat badan(kg)
c.
Dehidrasi berat, kebutuhan cairan= 10%x berat badan(kg).
3.
Metode daldiyono berdasarkan skor klinis = Skor
-------------x10%x KgBBx1liter
15
Bila kurang dari 3 dan tidak ada syok maka hanya diberikan cairan peroral. Bila skor
lebih dari tiga berikan cairan intravena. Pemberian cairan rehidrasi terbagi atas: 2
1.
Dua jam pertama; jumlah total cairan menurut rumus BJ atau skor daldiyono
diberikan langsung dalam 2 jam ini agar tercapai rehidrasi secepat mungkin.
2. Satu jam berikut/jam ke-3 pemerian diberikan berdasarkan kehilangan cairan selama 2
jam pemerian cairan rehhidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atasu skor
daldiyono kurang dari 3 bisa diganti peroral.
3.
Jam berikutnya pemberian cairan dinerikan berdasarkan kehilangan cairan melalui
tinja dan Insensible Water Loss( IWL).
-
8/11/2019 Sken Diare Pada Anak - Dauri
13/15
13
Diet
Pasien diare tidak dianjurkan puasa , kecuali bila muntah-muntah hebat. Pasien justru
dia jurkan minum, minuman tidak bergas, nasi, keripik, soup. Susu sapi harus dihindarkan
karena adanya defisiensi laktase transien yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Minuman
berkafein harus dihindarkan karena dapat memicu motilitas usus.2
Obat anti-diare
Obat ini dapat mengurangi gejala-gejala. Yang paling efektif adalah derivat opiois
misalnya loperamid , difeknosilat atropin dan tinktur opium. Loperamid paling disukai karena
efek samping kecil dan tidak aditif. Bismuth subsalisilat merupakan obat lain yang digunakan
tetapi kontraindikasi pada pasien HIV karena dalat menimpulkan enselofati bismuth. Obat
motilitas harus hati-hati pada pasien disentri yang panas bila tanpa disertai antimikroba
karena dapat memperpanjang masa penyembuhan. Obat pengeras tinja yaitu antalpugite
4x2tab sehari , smectine 3x1 saset diberikan tiap BAB encer sampai diare berhenti. Obat anti
sekretorik atai anti enkhephalinase: hidrasec 3x1tab sehari.2
Obat antimikroba
Karena kebnayakn pasien memiliki penyakit ringan, self limited disease karena virus
atau bakteri non invasif pengobatan empirik tidak dianjur kan pada semua pasien.
Antimikroba diberikan pada pasien yang didiga mengalami diare invasif. Lihatlah pada tabel
untuk tatalaksana pengobatan diare invasif.2
Zinc
Efek fisiologis seng pada transportasi ion usus belum ditetapkan secara menyeluruh.
Oleh karena itu, informasi dasar mekanisme yang seng mungkin efektif dalam meningkatkan
diare diperlukan. Sebuah publikasi yang sangat baru-baru ini telah menetapkan bahwa seng
menghambat cAMP-diinduksi, klorida tergantung sekresi cairan oleh kalium basolateral
menghambat (K) saluran, dalam studi in-vitro dengan tikus ileum. Penelitian ini juga telah
menunjukkan kekhususan Zn ke cAMP-diaktifkan canal K, karena seng tidak memblokir
kalsium (Ca)-dimediasi Kanal K. Sebagai studi ini tidak dilakukan pada hewan Zn-
kekurangan, memberikan bukti bahwa Zn mungkin efektif tanpa adanya defisiensi.Seng jugameningkatkan penyerapan air dan elektrolit, meningkatkan regenerasi epitel usus,
-
8/11/2019 Sken Diare Pada Anak - Dauri
14/15
14
meningkatkan kadar enzim brush border, dan meningkatkan respon kekebalan tubuh,
memungkinkan untuk clearance yang lebih baik dari patogen. Laporan lain baru-baru ini
telah memberikan bukti bahwa seng menghambat racun-diinduksi kolera, tetapi tidak
Escherichia coli panas-stabil, enterotoksin-induced , sekresi ion dalam kultur Caco-2 sel
Dengan demikian, Seng memainkan peran penting dalam modulasi resistensi host terhadap
agen infeksi dan mengurangi risiko, tingkat keparahan, dan durasi penyakit diare.Ini juga
memainkan peran penting dalam Metallo-enzim, polyribosomes, dan membran sel dan fungsi
sel, memberikan kepercayaan kepada keyakinan bahwa ia memainkan peran sentral dalam
pertumbuhan sel dan fungsi sistem kekebalan tubuh.6
Pencegahan
Selama counter suplemen yang mengandung bakteri sehat, yang disebut probiotik,
dapat membantu mencegah diare yang berhubungan dengan antibiotik. Yogurt dengan kultur
aktif atau hidup merupakan sumber yang baik dari bakteri sehat. Untuk diare ringan,
beberapa ahli menyarankan orang untuk makan makanan yang memiliki mikroorganisme
khusus seperti bakteri atau jamur di dalamnya. Ini diyakini mencapai usus dan membantu
tubuh melawan kuman yang menyebabkan diare. Mikroorganisme seperti ini sering disebut
"probiotik". Contoh-contoh yang paling terkenal adalah bakteri asam laktat tertentu dalam
yoghurt dan produk susu lainnya.6
Langkah-langkah sehat berikut dapat membantu Anda mencegah penyakit yang
menyebabkan diare:6
1. Cuci tangan sesudah keluar dari kamar mandi dan sebelum makan.
2.
Gunakan alkholhol atau gel untuk membersihkan tangan.3.
Ajarkan pada anak untuk tidak menaruh benda asing kedalam mulut.
Ketika berpergian ke daerah asing, ikutilah langkah-langkah dibawah ini:6
1.
Konsumsi air minum kemasan, minum jangan menggunakan es batu.
2. Jangan konsumsi sayuran yang tidak dimasak dan usahakan ketika makan buat, kupas
kulitnya.
3.
Jangan makan makanan laut mentah dan daging yang dimasak setengah matang.
-
8/11/2019 Sken Diare Pada Anak - Dauri
15/15
15
4.
Jangan konsumsi produk susu
Kesimpulan
Setelah melihat secara saksama pembahasan diatas yang berkaitan dengan skenario
yang kita dapatkan yaitu anak laki-laki 5 tahun yang mengalami diare disertai deman dengan
dehidrasi maka kita bisa menegakan diagnosa bahwa pasien tersebut mengalami diare akut
enterotoksik et causa rotavitus, karena pada diare akut non invasif dari beberapa agen
penyebab yang menimbulkan demam hanya rotavirus. Pada kasus ini perlu diperhatikan
secara teliti adalah anamnesa pemeriksaan fisik untuk menegakan diagnosis dan adanya
dehidrasi. Dan hal berikut yang perlu diperhatikan adalah pada penatalaksanaan, kuncinya
adalah rehidrasi oral maupun intravena tergantung dari derajat dehidrasi, antimikroba jarang
sebagai indikasi kalau tidak diare invasif. Kemudia perlu juga diperhatikan diet pada pasien
diare, ada buku mengatakan dianjurkan untuk minum teh namun buku yang lain ada yang
mengatakan tidak boleh diberikan teh karena memiliki daya osmolaritas tinggi, mungkin hal
tersebut masih abu-abu. Kemudihan perilaku hidup sehat dan bersih harus diperhatikan.
Sekian dari isi makalah ini, maaf bila terdapat kesalahan dalam berkata-kata. Terima Kasih.
Daftar Pustaka
1. Djohan B, Ramali A, Tjokronegoro S.dkk. Kamus kedokteran.Edisi ke-6. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Indonesia.2011.h.53.59.
2.
Simadibrata MK, Daldiyono. Ilmu penyakit dalam. Diare akut. Edisi ke-4. Jakarta;
Fakultas Kedokteran Indonesia.2006.h.408-13.
3. Pickering LK, Snyder JD. Ilmu kesehatan anak nelson vol II. Gastroentritis. Edisi ke-
15. Jakarta: ECG. 2012.h.889-93.
4. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Diare. Edisi ke-3. Jakarta; EGC.2009.h.599.
5.
Ndraha S. Bahan ajar gastroenterohepatologi. Diare akut. Jakarta; Biro Publikasi
Fakultas Kedokteran Ukrida. 2013.h.42.
6. George F.www.ncbi.nlm.nih.gov.Diarrhea. Reviewed; 27 Januari 2012.
Bajait C, Tawani V.www.ncbi.nlm.nih.gov.Role of zinc in pedriatic diarrhea. May
2011.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/