sk3

7
LO 1.2 Mikroskopis Articulatio Coxae dan Femur Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat. Secara histologis tulang dibedakan menjadi 2 komponen utama. Kedua jenis ini memiliki komponen yang sama, tetapi tulang primer mempunyai serabut-serabut kolagen yang tersusun secara acak, sedang tulang sekunder tersusun secara teratur. 1. Tulang muda atau tulang primer Dalam pembentukan tulang atau juga dalam proses penyembuhan kerusakan tulang, maka tulang yang tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang primer yang bersifat sementara karena nantinya akan diganti dengan tulang sekunder 2. Tulang dewasa atau tulang sekunder Jenis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa. Dikenal juga sebagai lamellar bone karena jaringan tulang sekunder terdiri dari ikatan paralel kolagen yang tersusun dalam lembaran-lembaran lamella. Ciri khasnya : serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam lamellae (lapisan) setebal 3-7μm yang sejajar satu sama lain dan melingkari konsentris saluran di tengah yang dinamakan Canalis Haversi. Dalam Canalis Haversi ini berjalan pembuluh darah, serabut saraf dan diisi oleh jaringan pengikat longgar.Keseluruhan struktur konsentris ini dinamai Systema Havers atau osteon. Sel-sel tulang yang dinamakan osteosit berada di antara lamellae atau kadang-kadang di dalam lamella.Di dalam setiap lamella, serabut- serabut kolagen berjalan sejajar secara spiral meliliti sumbu osteon, tetapi serabut-serabut kolagen yang berada dalam lamellae di dekatnya arahnya menyilang.Di antara masing-masing osteon seringkali terdapat substansi amorf yang merupakan bahan perekat.

description

1

Transcript of sk3

Page 1: sk3

LO 1.2 Mikroskopis Articulatio Coxae dan Femur

Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat.  Secara histologis tulang dibedakan menjadi 2 komponen utama. Kedua jenis ini memiliki komponen yang sama, tetapi tulang primer mempunyai serabut-serabut kolagen yang tersusun secara acak, sedang tulang sekunder tersusun secara teratur.

1. Tulang muda atau tulang primer 

Dalam pembentukan tulang atau juga dalam proses penyembuhan kerusakan tulang, maka tulang yang tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang primer yang bersifat sementara karena nantinya akan diganti dengan tulang sekunder 

2. Tulang dewasa atau tulang sekunder 

Jenis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa. Dikenal juga sebagai lamellar bone karena jaringan tulang sekunder terdiri dari ikatan paralel kolagen yang tersusun dalam lembaran-lembaran lamella. Ciri khasnya : serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam lamellae (lapisan) setebal 3-7μm yang sejajar satu sama lain dan melingkari konsentris saluran di tengah yang dinamakan Canalis Haversi. Dalam Canalis Haversi ini berjalan pembuluh darah, serabut saraf dan diisi oleh jaringan pengikat longgar.Keseluruhan struktur konsentris ini dinamai Systema Havers atau osteon. Sel-sel tulang yang dinamakan osteosit berada di antara lamellae atau kadang-kadang di dalam lamella.Di dalam setiap lamella, serabut-serabut kolagen berjalan sejajar secara spiral meliliti sumbu osteon, tetapi serabut-serabut kolagen yang berada dalam lamellae di dekatnya arahnya menyilang.Di antara masing-masing osteon seringkali terdapat substansi amorf yang merupakan bahan perekat. 

Susunan lamellae dalam diaphysis mempunyai pola sebagai berikut: 

* Tersusun konsentris membentuk osteon. 

* Lamellae yang tidak tersusun konsentris membentuk systema interstitialis. 

* Lamellae yang malingkari pada permukaan luar membentuk lamellae circumferentialis externa. 

* Lamellae yang melingkari pada permukaan dalam membentuk lamellae circumferentialis interna. 

Page 2: sk3

Gambar C. Histologi tulang

PERIOSTEUM Bagian luar tulang diselubungi oleh jaringan pengikat pada fibrosa yang mengandung sedikit sel. Pembuluh darah yang terdapat di bagian periosteum luar akan bercabang-cabang dan menembus ke bagian dalam periosteum yang selanjutnya samapai ke dalam Canalis Volkmanni. Bagian dalam periosteum ini disebut pula lapisan osteogenik karena memiliki potensi membentuk tulang. Oleh karena itu lapisan osteogenik sangat penting dalam proses penyembuhan tulang. Periosteum dapat melekat pada jaringan tulang karena :

* pembuluh-pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang. 

* terdapat serabut Sharpey ( serat kolagen ) yang masuk ke dalam tulang. 

* terdapat serabut elastis yang tidak sebanyak serabut Sharpey.

KOMPONEN JARINGAN TULANG 

Sepertinya halnya jaringan pengikat pada umumnya, jaringan tulang juga terdiri atas unsur-unsur: sel, substansi dasar, dan komponen fibriler. Dalam jaringan tulang yang sedang tumbuh, dibedakan atas 4 macam sel : 

1. Osteoblas 

Berguna untuk pembentukan matriks tulang. Selnya berbentuk kuboid atau silindris pendek, dengan inti terdapat pada bagian puncak sel. Sitoplasma tampak basofil karena banyak mengandung ribonukleoprotein yang menandakan aktif mensintesis protein.

2.Osteosit 

Merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Pada sediaan gosok terlihat bahwa bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang bercabang-cabang.Bentuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama tonjolan-tonjolannya dalam canaliculi.Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai kemampuan menjadi sel osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat berubah menjadi osteosit lagi atau osteoklas. 

3. Osteoklas

Page 3: sk3

Selmultinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 μm-100μm dengan inti sampai mencapai 50 buah. Pada proses persiapan dekalsifikasi, osteoklas menyusut dan memisahkan diri dari permukaan tulang. Resorpsi osteoklatik berperan pada proses remodeling tulang sebagai respon dari pertumbuhan atau perubahan tekanan mekanikal pada tulang. Osteoklas juga berpartisipasi pada pemeliharaan homeostasis darah jangka panjang. 

4.Osteoprogenitor Sel tulang jenis ini bersifat osteogenik, karena itu dinamakan sel osteogenik. Sel-sel tersebut berada pada permukaan jaringan tulang pada periosteum bagian dalam dan juga endosteum. Selama pertumbuhan tulang, sel-sel ini akan membelah diri dan mnghasilkan sel osteoblas yang kemudian akan akan membentuk tulang. Sebaliknya pada permukaan dalam dari jaringan tulang tempat terjadinya pengikisan jaringan tulang, sel-sel osteogenik menghasilkan osteoklas. Sel – sel osteogenik selain dapat memberikan osteoblas juga berdiferensiasi menjadi khondroblas yang selanjutnya menjadi sel cartilago. Kejadian ini, misalnya, dapat diamati pada proses penyembuhan patah tulang.

Gambar D. Histologi tulang

LO 1.3 Kinesiologi Articulatio Coxae dan Femur

Articulatio coxae

Tulang : antara caput femoris dan acetabulumJenis sendi : enarthrosis spheroideaPenguat sendi : terdapat tulang rawan pada facies lunataCapsula articularis: membentang dari lingkar acetabulum ke linea

intertrochanterica dan crista intertrochanterica.

Gerak sendi :

1.Fleksi : M. Iliopsoas, M. Pectineus, M. Rectus femoris, M. Adductor longus, M. Adductor brevis, M. Adductor magnus pars anterior tensor fascia lata

Page 4: sk3

2.Ekstens : M. Gluteus maximus, M. Semitendinosus, M. Semimembranosus, M. Biceps femoris caput longum, M. Adductor magnus pars posterior

3.Abduksi : M. Gluteus medius, M. Gluteus minimus, M. Piriformis, M. Sartorius, M. Tensor fascia lata

4.Adduksi : M. Adductor magnus, M. Adductor longus, M. Adductor brevis, M. Gracilis, M. Pectineus, M. Obturator externus, M. Quadratus femoris

5.Rotasi medialis : M. Gluteus medius, M. Gluteus minimus, M. Tensor fascia lata, M. Adductor magnus pars posterior

6.Rotasi lateralis : M. Piriformis, M. Obturator internus, Mm. Gamelli, M. Obturator externus, M. Quadratus femoris, M. Gluteus maximus dan Mm. Adductores.

Otot-otot dorsal paha

Otot (Persarafan) Origo Insertio Fungsi

M. biceps femoris

Caput longum: n. ischiadicus, bagian tibial (plexus sacralis)

Caput breve: n. ischiadicus, bagian fibula (plexus sacralis)

Caput longum: bersendi ganda

Caput breve: bersendi tunggal

Caput longum: tuber ischiadicus (bersatu dengan m. semitendinosus)

Caput breve: labium laterale dari linea aspera (1/3 bagian tengah)

Caput fibulae (memisahkan lig. Collateral fibulare), menyebar ke dalam fascia cruris

Sendi panggul: ekstensi. Adduksi, rotasi lateral

Sendi lutut: fleksi, rotasi lateral

M. semitendinosus

(n. ischiadicus, bagian tibial- plexus sacralis)

Tuber ischiadicus (bersatu dengan caput longum musculi bicipitis femoris)

Tuberositas tibiae (permukaan media)

Sendi panggul: ekstensi, rotasi medial, adduksi

Sendi lutut: fleksi, rotasi medial

M. semimembranosus

(n. ischiadicus, bagian tibial- plexus sacralis)

Tuber ischiadicus Proximal ujung tibia (sebelah bawah condylus medialis), kapsul belakang sendi lutut, lig. Popliteum obliquum, fascia m. popliteus. Insertion bercabang 3 dari m. semimembranosus.

Sendi panggul: ekstensi, adduksi, rotasi medial

Sendi lutut: fleksi, rotasi media

Page 5: sk3

Articulatio ini dibungkus oleh capusula articularis yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa. Capsula articularis ini berjalan dari pinggir acetabulum Os. Coxae menyebar ke latero-inferior mengelilingi colum femoris untuk melekat pada linea trochanterica bagian depan dan meliputi pertengahan bagian posterior colum femoris kira kira sebesar jari diatas crista intertrochanterica. Oleh karena itu bagian lateral dan distal belakang colum femoris adalah diluar capsula articularis. Sehubungan dengan itu fraktur colum femoris dapat extracapsular (diluar scapula) dan dapat pula intracapsular (diantara scapula).

Syamsir, HM. 2011. Kinesiologi Gerak Tubuh Manusia. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Bagian Anatomi