sk1

13
RADANG KONJUNGTIVA ( KONJUNGTIVITIS ) Penderita dengan radang konjungtiva akan datang dengan keadaan mata merah. Perlu diidentifikasi apakah merahnya disebabkan perdarahan sub konjungtiva atau pelebaran pembuluh darah. Perdarahan sub konjungtiva dapat disebabkan oleh : - Trouma. - Radang akut konjungtiva. - Kelainan pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah dapat merupakan : - Injeksi konjungtiva. - Injeksi siliar. Pelebaran pembuluh darah episklera. Gejala pelebaran pembuluh darah diatas terjadi pada peradangan konjungtiva, peradangan kornea dan peradangan sclera. Selain radang mata luar yang telah disebut, injeksi siliar dapat timbul karena radang uvea anterior, endhopthalmitis, dan glaucoma akut. Apabila dijumpai injeksi konjungtiva dan hiperemi konjungtiva tarsal, maka kita menghadapi penderita dengan radang. Konjungtiva atau lebih sering disebut konjungtivitis. Apabila hanya injeksi konjungtiva dan tidak ada hiperemi konjungtiva tarsal, maka kita tidak berhadapan dengan konjungtivitis melainkan suatu iritasi

description

mm

Transcript of sk1

RADANG KONJUNGTIVA ( KONJUNGTIVITIS ) Penderita dengan radang konjungtiva akan datang dengan keadaan mata merah. Perlu diidentifikasi apakah merahnya disebabkan perdarahan sub konjungtiva atau pelebaran pembuluh darah.

Perdarahan sub konjungtiva dapat disebabkan oleh :- Trouma.- Radang akut konjungtiva.- Kelainan pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah dapat merupakan :- Injeksi konjungtiva.- Injeksi siliar.

Pelebaran pembuluh darah episklera.Gejala pelebaran pembuluh darah diatas terjadi pada peradangan konjungtiva, peradangan kornea dan peradangan sclera. Selain radang mata luar yang telah disebut, injeksi siliar dapat timbul karena radang uvea anterior, endhopthalmitis, dan glaucoma akut. Apabila dijumpai injeksi konjungtiva dan hiperemi konjungtiva tarsal, maka kita menghadapi penderita dengan radang. Konjungtiva atau lebih sering disebut konjungtivitis. Apabila hanya injeksi konjungtiva dan tidak ada hiperemi konjungtiva tarsal, maka kita tidak berhadapan dengan konjungtivitis melainkan suatu iritasi konjungtiva bulbi, antara lain oleh sebab kelelahan mata, iritasi angin atau asap, kurang tidur, dll.Dalam menangani penderita dengan radang konjungtiva maka prosedur penatalaksanaannya adalah sebagai berikut setelah dilakukan pemeriksaan mata secara umum, kemudian dilakukan pemeriksaan penyebab peradangan atas indikasi, misal dengan melakukan tes schirmer. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan darah dan pemeriksaan lain untuk mencari sumber infeksi lain.

Pembagaian konjungtivitis berdasar kausanya yaitu :a. Konjungtivitis bakteri.b. Konjungtivitis virus.c. Konjungtivitis klamidia.d. Konjungtivitis alergi.

Gejala Konjungtivitis Injeksi konjungtivaPelebaran arteri konjungtiva posterior, yang memberi gambaran pembuluh darah berkelok-kelok, merah dari bagian perifer konjungtiva bulbi menuju kornea dan ikut bergerak apabila konjungtiva bulbi digerakan.

FollikelTonjolan pada jaringan konjungtiva, besarnya kira-kira 1 mm. Tonjolan ini mirip vesikel. Gambaran permukaan follikel landai, licin abu-abu kemerahan karena adanya pembuluh darah dari pinggir follikel yang naik kearah puncak follikel. Biasanya ditemukan pada konjungtiva tarsal bawah dan tepi tarsal atas, dan kadang pada limbus.

Papil Raksasa ( cobble stone )Terminologi ini adalah kata berasal dari bahasa inggris yang berarti batu kerikil, yang biasanya pada bagian tarsus superior. Cabble stone berbentuk polygonal tersusun berdekatan dengan permukaan datar. Pada cabble stone pembuluh darah berasal dari bawah sentral.

FliktenTonjolan berupa serbukan sel-sel radang kronik dibawah epitel konjungtiva atau kornea berupa suatu mikro abses dimana permukaan epitel mengalami nekrosis. Warna flikten keputih-putihan, padat yang permukaan tidak rata disekitarnya diikuti pembuluh-pembuluh darah. Flikten umumnya kecil, tetapi

sering pula lebih besar dari 1 mm. Diatas flikten tidak terdapat pembuluh darah, flikten paling sering didapatkan dilimbus.

MembranMerupakan masa putih padat yang menutupi sebagian kecil, sebagian besar atau seluruh konjungtiva. Paling sering menutupi konjungtiva tarsal. Massa putih ini dapat berupa endapan secret, sehingga mudah diangkat dan ini sering disebut pseudomembran. Selain massa putih yang menutupi konjungtiva, sehingga sukar diangkat, disebut membran.

SikatriksYang perlu diketahui, sikatriks yang khas untuk trachoma adalah berupa garis-garis putih halus pada konjungtiva tarsalis superior. Apabila sikatriks ini melewati pembuluh darah maka pembuluh darah tersebut seolah-olah terputus.

Jenis konjungtivitis dapat ditinjau dari gambaran klinis yaitu :- konjungtivitis kataral.- Konjungtivitis purulen, mukopurulen.- Konjungtivitis membran.- Konjungtivitis follicular ( termasuk trakoma )- Konjungtivitis vernal.- Konjungtivitis flikten.

Secara klinis keenam jenis konjungtivitis diatas mudah dibedakan.

Konjungtivitis Kataral- Infeksi konjungtiva.- Hipermi konjungtiva tarsal.- Tampa : folikel, cabble-stone, fliktens.- Sekret : Serus, mucus atau mukopurulen.- Dapat menyertai blefaritis atau obstruksi ductus nasolakrimal.- Gejala-gejala umum konjungtivitis ini dapat disertai maserasi lateral maupun medial.- Disebut juga conjungtivitis angular.- Dapat menyertai kelainan pada kornea biasanya berupa keratitis pungtata superficial.- Dapat bersifat akut atau kronik tergantung penyebab.- Ada secret : dibuat sedian langsung untuk mengetahui penyebab biasanya staphilokok aureus, pneumokok, diplobasil morax axenfeld dan basil kochweeks.- Dapat disebabkan virus misal morbili, bahan kimia basa menyebabkan kerusakan dan radang akut pada mata berupa kerato konjungtivitis.- Bahan kimia lain : Herpes zoster oftalmik.

Pengobatan tergantung penyebab- Penyebab bakteri diberi antibiotic seperti tetrasiklin, kloromisitin, sulfasetamid.- Pada radang akut dan banyak sekret dapat diberi tetes.- Penyebab virus : sulfacetamid atau obat anti virus seperti I.D.U untuk infeksi herpes simplek.- Bila banyak secret bersihkan dulu sebelum diberi obat.

Konjungtivitis purulent, mukopurulen- Konjungtiva tarsal hipermi.- Sekret mukopurulent terdapat pada konjungtiva kataral yang disebabkan bakteri seperti stafilokak, pneumokok & basil kochweeks.- Sekret purulen seperti nanah, kadang-kadang disertai adanya pseudomembran sebagai masa putih dikonjungtiva tarsal.- Ditemukan pada orang dewasa, anak-anak dan bayi.- Pada orang dewasa disebabkan infeksi gonokok.- Sekret muko purulen sering dianggap sebagai secret purulen.- Pada bayi umum dibawah 2 minggu, apabila dijumpai konjungtivitis purulen, perlu dipikirkan dua kemungkinan penyebab yaitu infeksi golongan neisseria ( gonokok atau meningokok ) dan golongan klamidia ( klamida okulogenital )- Untuk memastikan penyebab konjungtivitis purulent pada bayi usia kurang 2 minggu, dilakukan pemeriksaan sediaan hapus.- Konjungtivitis karena klamidia okulagenital mempunyai prognosis lebih baik, karena tidak menimbulkan penyakit.- Konjungtivitis gonore, dapat menimbulkan komplikasi ulcus kornea, berlanjut dengan perforasi kornea, yang dapat berakibat hilangnya fungsi mata, karena terjadi infeksi intra ocular.- Karena konjungtivitis purulen dapat menyebab kebutaan, maka perawatan dan pengobatan perlu dilakukan secara intensif.- Infeksi terjadi pada saat proses kelahiran yaitu berasal dari uretritis gonore ibunya.- Masa inkubasinya satu sampai tiga hari biasanya mengenai kedua mata.- Untuk profilaksis dibeberapa tempat masih dipakai penetesan nitrras argenti 1 % pada setiap bayi baru lahir, dikenal sebagai metoda crede.- Saat ini tidak dipakai lagi tapi salep mata antibiotic golongan penicillin.- Pengobatan konjungtivitis purulen harus intensif di ruang isolasi.- Mata selalu dibersihkan dari secret sebelum pengobatan.- Setiap atau jam diberi salep mata penisillin.- Radang sudah lebih tenang, diberikan salep matanya setiap jam.- Infeksi penisilin sesuai umur, pada bayi dosis adalah 50.000 I.U / kg berat badan.- Bila tidak ada komplikasi kornea biasanya sembuh setelah lima hari.- Kalau dalam satu atau dua hari tidak tampak perbaikan maka perlu dipikirkan adanya resistensi kumanterhadap penisilin. Sebagai ganti dapat diberikan tetrasiklin, garamisin atau kemisitin zalf mata.

Konjungtivitis Membran- Penyakit ini ditandai adanya membrane / selaput berupa massa putih pada konjungtiva tarsal dan kadang-kadang juga menutupi konjungtiva bulbi. Masa putih ini dua jenis yaitu membrane dan pseudo membran.- Konjungtivitis membrane dapat disebabkan oleh infeksi streptokok hemolitik dan infeksi difteria. Pada sindroma stevens Johnson, dapat disertai juga dengan konjungtivitis membran.- Konjungtivitis pseudomembran disebabkan infeksi yang hiperakut, seperti infeksi pneumokok.- Pada penderita konjungtivitis membrane perlu diperiksa membrannya untuk mencari penyebab infeksi. Apabila diduga suatu konjungtivitis difteria, maka perlu diperiksa suhu badan yang biasanya meninggi, dan diperiksa juga tenggorokannya. Apabila positif difteria harus diperiksa jantung penderita, karena toksin difteri dapat menimbulkan gangguan pada jantung.- Sindroma stevens johnson adalah kelainan kulit yang berupa eritema multiform eksudatif hemoragik, mengenai kulit dan mucosa mulut serta genital, disebabkan idiosinkrasi obat. Selain itu kuku tangan dan kuku kaki melepas. Ini merupakan tanda khas penyakit ini.- Pada mata berupa konjungtivitis kataral, pada kasus yang berat menimbulkan komplikasi berat, berupa konjungtivitis membran dengan perlengketan konjungtiva tarsal dengan bola mata. Apabila timbul sikatrik berat, sering saluran kelenjar air mata tertutup dan seluruh sel goblet rusak, berakibat mata seterusnya akan kering, sehingga mudah meradang, integritas cornea terganggu dan hal ini menimbulkan gangguan penglihatan. Kornea mengalami ulserasi dan neovaskularisasi dan akhirnya sejumlah penderita stevens johnson mengalami kebutaan.

Pengobatan konjungtivitis membran tergantung penyebabnya. - Penyebabnya infeksi streptokok B. hemolitik diberikan antibiotic sensitive. - Pada infeksi dipteria diberi salep mata penisilin setiap jam dan infeksi penisilin sesuai umur. Pada orang dewasa diberi infeksi penisilin 1,2 juta unit selama 2 hari, anak-anak 50.000 unit / KGBB. Untuk mencegah gangguan jantung oleh toxin difteria perlu diberikan antitoxin difteria 20.000 unit, 2 hari biasanya dalam 5 hari penyakit menyembuh dengan baik.- Pada sindroma stevens Johnson, diperhatikan kemungkinan mata kering, berikan air mata buatan setiap jam sedang antibiotic diberikan sesuai kebutuhan.

Konjungtivitis Folikular- Konjungtivitis folikular adalah peradangan konjungtiva yang disertai pembentukan follikel. Folikel dianggap merupakan suatu reaksi adenoid pada konjungtiva akibat berbagai rangsangan seperti bakteri, virus dan bahan-bahan kimia. Kelainan ini biasanya disertai sekresi mata yang bertambah. Dikenal bentuk-bentuk konjungtivitisfolikular sebagai berikut : - Konjungtivitis folikular akut.- Konjungtivitis folikular kronik.- Konjungtivitis alergi.- Folikulosis.

Konjungtivitis Vernal- Penyakit ini ditemukan terbanyak pada usia 5 25 tahun. Apabila gambaran konjungtivitis vernal didapatkan pada usia diatas 25 tahun, maka perlu dipikirkan kemungkinan suatu konjungtivitis atopik. Gejala subyektif yang menonjol adalah rasa sangat gatal pada mata, terutama bila berada di lapangan terbuka yang panas terik. Pada pemeriksaan didapatkan konjungtivitis dengan tanda khas adanya cabble stone di konjungtiva tersalis superior, yang biasanya terdapat pada kedua mata, tetapi bisa pada satu mata. Cabble stone pada beberapa kasus ditemukan juga pada konjungtiva tarsal inferior.- Sekret mata pada dasarnya mukoid dan menjadi mukopurulen apabila terdapat infeksi sekunder. Pada sediaan kerokan konjungtiva dengan pewarnaan Giemsa didapatkan banyak sel eosinofil. Waktu melakukan kerokan, diusahakan tidak berdarah agar tidak menganggu interprestasi sitologi.- Penyulit pada kornea dapat terjadi berupa keratitis epitel dan ulkus kornea. Bentuk ulkus kornea biasanya lonjong dengan pinggir yang rata dan tegas, terdapat dibagian sentral atau para sentral kornea.- Konjungtivitis vernal lebih sering kambuh pada musim panas dibandingkan musim hujan.- Gambaran yang mirip dengan konjungtivitis vernal dapat dijumpai pada pemakaian lensa kontak lembut.

Pengobatan : kortikosteroid tetes atau salep mata. Apabila terdapat ulkus kornea, maka pemberian steroid / kortikosteroid local merupakan kontra indikasi. Ulkus diobati dengan pemberian antibiotic dan untuk menekan peradangan sebaiknya diberikan obat-obatan antiradang non steroid.

Konjungtivitis Flikten- Di Indonesia penyakit ini masih sering ditemukan dan biasanya dihubungkan dengan penyakit tuberculosis paru. Penderitanya kebanyakan anak-anak ; dapat juga orang dewasa tetapi lebih jarang.- Meskipun banyak dhubungkan dengan penyakit tuberculosis paru, seringkali TBC paru tidak ditemukan pada penderita dengan konjungtivitis flikten ; dan apabila diperiksa mata penderita-penderita TBC paru, sedikit sekali yang menderita konjungtivitis flikten.- Penyakit lain yang dihubungkan dengan konjungtivitis flikten adalah helmintiasis. Di Indonesia, anak-anak pada umumnya menderita helmintiasis, sedangkan tidak semua anak menderita konjungtivitis flikten.- Dengan demikian hubungan TBC paru dan helmintiasis dengan konjungtivitis flikten menjadi tidak jelas.- Gejala pada mata ialah adanya flikten yang umumnya dijumpai di limbus. Selain di limbus, flikten dapat dijumpai di konjungtiva bulbi, konjungtiva tarsal, dan kornea. Penyakit ini dapat mengenai dua mata, tetapi dapat pula mengenai satu mata ; sifatnya sering kambuh. Apabila flikten timbul pada kornea dan sering kambuh, maka dapat berakibat gangguan penglihatan. Apabila peradangannya berat, maka dapat terjadi lakrimasi yang terus-menerus sampai berakibat eksema kulit. Keluha lain adalah silau dan rasa seperti berpasir.- Infeksi sekunder oleh bakteri, dapat menyertai konjungtivitis flikten, beberapa jenis bakteri yang dapat merupakan penyebab konjungtivitis flikten, antara lain basil Koch Weeks dan Stafilokok. Apabila didapatkan secret, maka perlu dilakukan pemeriksaan dengan pewarnaan Gram, untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebabnya.

Pengobatan :- Usahakan mencari penyebab primernya dan apabila ada dugaan kuat tentang penyebab primernya, maka penyebab ini diobati.- Karena dasar dari timbulnya konjungtivitis flikten adalah hipersensivitas lambat, maka pada mata diberikan obat tetes mata atau salep mata kortikosteroid local. Kombinasi kortikosteroid dengan antibiotic lebih dianjurkan mengingat banyak kemungkinan terdapat infeksi bakteri sekunder. Pada pemberian kortikosteroid local dalam jangka waktu lama perlu diwaspadai adanya penyuli-penyulit. Di samping itu kontra-indikasi pemakaian kortikosteroid local juga perlu diperhatikan.- Berhubung konjungtivitis flikten umumnya terdapat pada anak-anak yang kurang baik keadaan umumnya, maka perbaikan keadaan umum perlu dilakukan.- Dengan pengobatan yang baik, umumnya konjungtivitis sembuh dalam satu minggu dan tidak meninggalkan bekas tetapi flikten di limbus dan di kornea akan meninggalkan bekas.