Pleno Sk1 Kel 1

37

Transcript of Pleno Sk1 Kel 1

Page 1: Pleno Sk1 Kel 1
Page 2: Pleno Sk1 Kel 1

TEUKU ZULFIKARRAUDATUL FITRI ZUHRAASMAUL HUSNAZURAIDA RIDHA KURNIA SRINI RAHMAYANIMAULIDA FITRY DRANGGIA GEUBRINASITI HUMAIRASAVITRIAFRIANSYAH PUTRA

KONSEP MINIMAL INTERVENTIONTUTORIAL 1

Page 3: Pleno Sk1 Kel 1

DEFINISI KARIES

Karies gigi adalah suatu penyakit infeksi bakteri terhadap gigi yang menyebabkan pembubaran dan perusakan kalsifikasi jaringan gigi.

Karies gigi dan gangguan gigi berlubang merupakan gangguan kesehatan gigi yang paling umum dan tersebar luas di sebagian penduduk dunia.

Karies juga merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan sementum yang yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan.

Karies merupakan penyakit kronik yang proses perkembangannya sangat lamban pada hampir setiap individu. Penyakit ini bisa berakibat kerusakan struktur serta jaringan pada email, dentin serta sementum. Karies ini disebabkan oleh kebiasaan buruk seseorang yang tidak menjaga oral higiene.

Page 4: Pleno Sk1 Kel 1

ETIOLOGI KARIES

Page 5: Pleno Sk1 Kel 1

Bakteri → permukaan gigi → dental plaq→fermentasi

karbohidrat (sukrosa)→asam→pH plak menurun → saliva

meningkat dan asam laktat tersebar pada permukaan gigi →

asam tersebut melepaskan ion hidrogen yang bereaksi dgn

kristal HA sehingga tidak stabil→mineral pada email

larut→demineralisasi&remineralisasi→white spot→kavitas

Faktor penyebab karies

Page 6: Pleno Sk1 Kel 1

Klasifikasi dan macam- macam kariesSistem black Kelas I, terjadi pada ceruk dan fissure Kelas II, kavitas terdapat pada permukaan

aproksimal gigi posterior, baik mesial maupun distal

Kelas III, mengenai gigi anterior, dan bisa terjadi pada permukaan distal/ mesial .

Kelas IV, lesi permukaan proksimal gigi anterior yang telah meluas ke sudut insisal.

Kelas V, terjadi pada daerah servical.

Page 7: Pleno Sk1 Kel 1

Macam- macam karies

Site I, pit dan fissure. Site II, bagian proksimal gigi. Site III, pada bagian servical gigi termasuk

permukaan akar yang terbuka.

Size 1, kavitasnya sangat kecil. Size 2, kavitasnya sedang, namun masih

terdapat struktur gigi yang cukup untuk menjaga restorasi.

Page 8: Pleno Sk1 Kel 1

Size 3, kavitas besar, preparasi lebih meluas. Size 4, kehilangan sebagian besar stuktur gigi

seperti cusp,/ sudut insisal.

Page 9: Pleno Sk1 Kel 1

PROSES DEMINERALISASI DAN REMINERALISASI

a.Demineralisasiproses hilangnya/larutnya mineral-mineral.

b.Remineralisasiproses membangun/terbentukya kembali

mineral yang telah larut akibat proses demineralisasi sebelumnya

Page 10: Pleno Sk1 Kel 1

Komponen saliva

Saliva parotid→ serous saliva yang mengandung ion bikarbonat dan amilase.

Sekresi kelenjar submandibula → mucin dan kalsium

Enzim: amilase, lisozim, lactoperoxidase, histatin, lactoferin, dan apolactoferin

Antibodi: S IgA, IgG dan imunoglobulin lain yang ada di gingiva.

Page 11: Pleno Sk1 Kel 1

Penilaian dan kontrol diet pada karies

Walaupun jelas bahwa kesalahan penggunaan gula itu membahayakan dan mempunyai peran dalam obesitas dan karies tetapi gula masih tetap merupakan bagian utama diet penduduk di kerajaan inggris,, tiap orang, laki,perempuan dan anak-anaka, makan kira-kira 900 gr perminggu, seratus gram diantara diantara dimakan dalam bentuk manis-manisan, dan anak-anak mengkonsumsi sekitar 200 gram tiap minggu. Sebagian anak-anak bahkan makan 200 gram tiap hari.

Page 12: Pleno Sk1 Kel 1

Penggunaan kontrol diet dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Makanan Pengganti Gula

A. Makanan Manis Nutritif ( makanan berkalori ) Seperti alkohol gula, dan yang kini paling berguna adalah sorbitol, mannitol, dan

xylitol.

B. Pemanis Non-Nutritif ( makanan non berkalori )

Zat ini memberikan rasa manis tapi tidak menimbulkan kalori dan betul-betul aman bagi gigi.

C. Makanan Pelindung Keju sangat berguna sebgai makan penutup atau sebagai kudapan yang aman.

D. Kudapan yang aman Roti dan biskuit yang tidak manis, relatif aman bagi gigi asal tidak diberi selai

Page 13: Pleno Sk1 Kel 1

Lengkung stephan

Karies rampan Bebas karies

Page 14: Pleno Sk1 Kel 1

HISTOPATOLOGI KARIES

na

Page 15: Pleno Sk1 Kel 1
Page 16: Pleno Sk1 Kel 1

FAKTOR RESIKO KARIES

Pengalaman karies Penggunaan fluor Oral hygiene Faktor agen/

mikroorganisme Faktor substrat/ diet Faktor waktu Jumlah bakteri

Saliva Pola makan Umur Jenis kelamin Sosial ekonomi

Page 17: Pleno Sk1 Kel 1

CARA PERBAIKAN FAKTOR PELINDUNG SALIVA

Zat perangsang produk saliva Permen karet atau permen isap asam

Page 18: Pleno Sk1 Kel 1

Mouth lubricant (pH 2,0) dan Lemon Mucilage (pH 2,8)

Page 19: Pleno Sk1 Kel 1

Salivix

Page 20: Pleno Sk1 Kel 1

Pilocarpin hydrocloride

Page 21: Pleno Sk1 Kel 1

1. Zat pengganti saliva Cairan

Hypromellose V.A Oralube

Page 22: Pleno Sk1 Kel 1

Spray Saliva orthana (pH 7,0)

Page 23: Pleno Sk1 Kel 1

Glandosan (pH 5,1)

Page 24: Pleno Sk1 Kel 1

Tablet isap Polyox

Page 25: Pleno Sk1 Kel 1

Diagnosis klinis pada karies

Penilaian riwayat pasienmeliputi, umur, jenis kelamin, asupan alkohol, kebiasaan merokok dan diet, status ekonomi dan pendidikan.

Pemeriksaan klinisakumulasi plak, peradangan jaringan lunak, kebersihan jaringan mulut yang kurang, terlepasnya tambalan juga berpengaruh terhadap resiko potensial untuk pengembangan karies.

Page 26: Pleno Sk1 Kel 1

Analysis kariesasupan sukrosa sering berpengaruh terhadap aktivitas karies, penyebab langsung dari aktivitas karies adalah keasaman.

Analysis salivamemberikan informasi yang penting mengenai kelayakan dari jumlah sekresi dan buffer, serta angka dari MS dan lactobacilli.

Pemeriksaan radiografini berguna untuk mengetahui tingkat keparahan dari karies dan langkah pengobatan selanjutnya.

Page 27: Pleno Sk1 Kel 1

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI KARIES

•Perhitungan jumlah lactobacilus•Uji stretococus mutans•Metode DIP-slide

Page 28: Pleno Sk1 Kel 1

OHI-S= Debris Indeks + Calculus Indeks

Plaque Indeks(PI)

Pemeriksaan OHI-S dan Indeks Plak

Page 29: Pleno Sk1 Kel 1

Pemeriksaan radiografi pada pasien karies

Kegunaan pemeriksaan radiografi pada pasien karies adalah untuk pemeriksaan dini dan untuk mengetahui apakah kedalaman karies sudah mencapai pulpa atau tidak

Gambaran radiografik yang dihasilkan pada gigi karies adalah radiolusen karena daerah demineralisasi tidak menyerap foton sinar x sebanyak daerah yang bebas karies.

Page 30: Pleno Sk1 Kel 1

MINIMAL INTERVANTION

· Konsultasi diet · Aplikasi flour topical · Pengendalian plak · Penutup fisura (fisure sealant)

Pit dan fissure sealant telah digunakan dalam strategi preventif sejak tahun 1970an, dan menjadi perawatan non-invasif yang paling efektif untuk mencegah karies oklusal yang terhenti [arrested]. Namun, menurut suatu penelitian dari Third National Health and Nutrition Examination Survey (1988-1991) satu dari lima anak yang memperoleh manfaat metode pencegahan yang aman dan efektif ini. Saat ini, tersedia 2 tipe pit dan fissure sealant, yaitu sealant berbasis-resin dan semen glass ionomer (GIC).

· Restorsasi minimal Jika restorasi kecil dikombinasikan dengan penutup fisur, prosedur demikian tersebut

sebagai suatu cara konservatif perawatan karies fisur yang masih dini dan mencegah perkembangannya yang lebih klanjut. Pemacam ini hendaknyanggunaan restorasi dibarengi dengan pengendalian diet dan plak yang memadai.

Page 31: Pleno Sk1 Kel 1

DISTRIBUSI KARIES DI MASYARAKAT DAN TINGKAT KEPARAHANNYA

Karies gigi merupakan masalah gigi dan mulut yang banyak dijumpai pada anak-anak di negara berkembang termasuk Indonesia, dan cenderung meningkat pada setiap dasawarsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 90% anak mengalami karies. Angka ini diduga lebih parah di daerah daripada dikota dan pada anak-anak golongan ekonomi menengah ke bawah. Kondisi ini tentu saja berpengaruh pada derajat kesehatan anak, proses tumbuh kembang bahkan masa depan mereka (Depkes RI, 2000).

Page 32: Pleno Sk1 Kel 1

Upaya-upaya dalam program pelayanan masyarakat

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut (promotif), merupakan upaya yang dilakukan untuk merubah perilaku seseorang, sekelompok orang atau masyarakat sedemikian rupa. Sehingga mempunyai kemampuan dan kebiasaan berperilaku hidup sehat di bidang kesehatan gigi.

Pencegahan penyakit gigi (preventif) seperti sikat gigi missal/bersama, dan pencegahan karies dengan pemberian fluor pada gigi

Tindakan penyembuhan penyakit (kuratif) seperti pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit, perawatan gigi dan mulut siswa pasca tindakan, dan penumpatan (restorasi gigi)

Page 33: Pleno Sk1 Kel 1

Aplikasi flouride

Tablet flour dan tetes flour Garam flour Susu flour Pasta gigi Obat kumur berflouride

Page 34: Pleno Sk1 Kel 1

Aplikasi Chlorhexidine

• Tersedia dalam bentuk obat kumur (konsentrasi 0,2%) dan bentuk gel (konsentrasi 2,0%)

• Penggunaan untuk gel adalah 2 kali sehari, untuk jangka waktu pendek

• Penggunaan untuk obat kumur adalah setiap hari untuk kontrol jangka panjang

• Dapat digunakan bersama flouride. Flouride digunakan saat pagi dan chlorhexidine saat istirihat

• Waktu yang paling baik adalah saat istirahat

Page 35: Pleno Sk1 Kel 1

APLIKASI FISSURE SEALANT

Pemberian fluor secara sistemik dan topical, tidak banyak berpengaruh terhadap insidensi pada karies pit dan fissura. Hal ini karena pit dan fissura merupakan daerah cekungan yang terlindung. Kondisi ini mendukung terjadinya proses karies, fluor yang diberikan tidak cukup kuat untuk mencegah karies. Berdasarkan hal tersebut, dilakukanlah cara preventif dengan menggunakan fissure sealant.

Fissure sealant merupakan bahan yang diletakkan pada pit dan fissura gigi yang bertujuan untuk mencegah proses karies gigi. Bentuk pit dan fissura beragam. Umumnya sempit, melipat dan tidak teratur. Bakteri dan sisa-sisa makanan menumpuk di daerah tersebut. Saliva dan alat mekanis pun sulit menjangkaunya. Dengan diberikannya alat penutup pit dan fissura pada awal erupsi gigi, diharapkan dapat mencegah bakteri sisa makanan berada dalam pit dan fissura.

Page 36: Pleno Sk1 Kel 1

Ada 2 jenis sealant: Sealant berbasis resin, bertahan lebih lama karena

memiliki penetrasi yang lebih bagus. Hal ini karena adanya proses etsa pada enamel gigi yang menghasilkan kontak yang lebih baik antara bahan resin dengan permukaan enamel.

Sealant ionomer kaca, lebih mudah dan tidak diperlukan proses pengetsaan terlebih dahulu. Melakukan interaksi khusus dengan enamel gigi dengan melepaskan kalsium stronsium dan ion fluor yang bersifat kariostatik dan mengurangi perkembangan karies.

Page 37: Pleno Sk1 Kel 1

CEKIAN

MAACIYAAA CEMAN CEMAN CEMUANYAAAAA