Sistem Rujukan

7
A. Pengertian sistem rujukan Sistem rujukan merupakan suatu sistem jaringan fasiltas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional, dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. Sistem Rujukan pelayanan kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal yang wajib dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial, dan seluruh fasilitas kesehatan. Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman, pemerikaan bahan atau spesimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya preventif dan promotif. Rujukan informasi medis 1. Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim 2. Menjalin kerjasama dalam sistem pelaporan data-data parameter pelayanan kesehatan B. Tujuan Sistem Rujukan Tujuan umum sistem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu (Kebidanan Komunitas). Tujuan umum rujukan untuk memberikan petunjuk kepada petugas puskesmas tentang

description

sistem rujukn

Transcript of Sistem Rujukan

A. Pengertian sistem rujukanSistem rujukan merupakan suatu sistem jaringan fasiltas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional, dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi.Sistem Rujukan pelayanan kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal yang wajib dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial, dan seluruh fasilitas kesehatan.Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman, pemerikaan bahan atau spesimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya preventif dan promotif.Rujukan informasi medis1. Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim2. Menjalin kerjasama dalam sistem pelaporan data-data parameter pelayanan kesehatan

B. Tujuan Sistem RujukanTujuan umum sistem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu (Kebidanan Komunitas). Tujuan umum rujukan untuk memberikan petunjuk kepada petugas puskesmas tentang pelaksanaan rujukan medis dalam rangka menurunkan IMR dan AMR.Tujuan khusus sistem rujukan adalah:1. Meningkatkan kemampuan puskesmas dan peningkatannya dalam rangka menangani rujukan kasus resiko tinggi dan gawat darurat yang terkait dengan kematian ibu maternal dan bayi.2. Menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur rujukan di wilayah kerja puskesmas.

C. Jenis rujukan 1. Rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu menangani secara rasional. Jenis rujukan medik antara lain :a. Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostic, pengobatan, tindakan opertif dan lain-lain.b. Transfer specimen. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.c. Transfer of knowledge/personal. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat.

D. Persiapan rujukanPersiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan, disingkat BAKSOKU yang dijabarkan sebagai berikut :1. B (bidang) : pastikan ibu/bayi/klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan.2. A (alat) : bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan, seperti spuit, infus set, tensimeter, dan stetoskop.3. K (keluarga) : beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan mengapa ia dirujuk. Suami dan anggoto keluarga yang lain harus menerima ibu (klien) ke tempat rujukan.4. S (surat) : beri surat ke tempat rujukan yang berisi identitas klien , alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan, atau obat-obat yang telah diterima ibu (klien).5. O (obat) : bawa obat-obat esensial diperlukan selama perjalanan merujuk.6. K (kendaraan) : siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapau tempat rujukan dalam waktu cepat.7. U (uang) : ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan.

E. Tata laksana rujukan :1. Internal antar petugas di satu rumah2. Antara puskesmas pembantu dan puskesmas 3. Antara masyarakat dan puskesmas4. Antara satu puskesmas dan puskesmas lainnya5. Antara puskesmas dan rumah sakit, laboraturium, atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya6. Internal antar bagian atau unit pelayanan di dalam satu rumah sakit7. Anatara rumah sakit, laboraturium atau fasilitas pelayanan lain dari rumah sakit

F. Keuntungan sistem rujukan 1. Pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat pasien, berarti bahwa pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah dan secara psikologis memberi rasa aman pada pasien dan keluarganya2. Dengan adanya penataran yang teratur diharapkan pengetahuan dan keterampilan petugas daerah makin meningkat sehingga semakin banyak kasus yang dapat dikelola di daerahnya masing-masing3. Masyarakat desa dapat memanfaatkan tenaga ahli

G. Ketentuan Umum sistem rujukanMenurut buku Panduan Praktis Sistem Rujukan BPJS, ada beberapa ketentuan tentang sistem rujukan yaitu :1. Pelayanan kesehatan perorangan terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yaitu: a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama;b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua; c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga. 2. Pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan pelayanan kesehatan dasar yang diberikan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama3. Pelayanan kesehatan tingkat kedua merupakan pelayanan kesehatan spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik.4. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga merupakan pelayanan kesehatan sub spesialistik yang dilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi sub spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistik. 5. Dalam menjalankan pelayanan kesehatan, fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan wajib melakukan sistem rujukan dengan mengacu pada peraturan perundangundangan yang berlaku. 6. Peserta yang ingin mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan sistem rujukan dapat dimasukkan dalam kategori pelayanan yang tidak sesuai dengan prosedur sehingga tidak dapat dibayarkan oleh BPJS Kesehatan. 7. Fasilitas Kesehatan yang tidak menerapkan sistem rujukan maka BPJS Kesehatan akan melakukan recredentialing terhadap kinerja fasilitas kesehatan tersebut dan dapat berdampak pada kelanjutan kerjasama.8. Pelayanan rujukan dapat dilakukan secara horizontal maupun vertikal.9. Rujukan horizontal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap.10. Rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. 11. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi dilakukan apabila: a. pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau subspesialistikb. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/ atau ketenagaan. 12. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke tingkatan pelayanan yang lebih rendah dilakukan apabila : a. permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan kewenangannyab. kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua lebih baik dalam menangani pasien tersebutc. pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka panjangd. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatan dan/atau ketenagaan.

H. Dasar Hukum1. Undang undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.2. Undang undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.3. Undang undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.4. Undang undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.5. Peraturan Pemerintah nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular.6. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 658/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging Dan Re-Emerging.7. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 411/ Menkes/Per/III/2010 tentang Laboratorium Klinik.8. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 9/2014 tentang Klinik.

DAFTAR PUSTAKA BPJS Kesehatan. 2014. Panduan Praktis Sistem Rujukan Berjenjang.Meilani, Niken, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya.Syafrudin &hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.