Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

39
Pengembangan Sistem Rujukan & Penyusunan Manual Rujukan Maternal dan Neonatal di kabupaten/kota dr.Sitti Noor Zaenab, M.Kes 1

description

Modul

Transcript of Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Page 1: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Pengembangan Sistem Rujukan & Penyusunan Manual Rujukan

Maternal dan Neonatal di kabupaten/kota

dr.Sitti Noor Zaenab, M.Kes

1

Page 2: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

ISU KONTROVERSIAL

• Sangat mengejutkan pada launching hasil SDKI 2012 (25 Sept 2013) bahwa AKI meningkat menjadi 359, dari 228 pada SDKI 2007. Agak melegakan bahwa AKBayi sedikit menurun dari 34 pada SDKI 2007 menjadi 32 pada SDKI 2012, dan AKBalita dari 44 pada SDKI 2007 menjadi 40 pada SDKI 2012 .

• Jauh panggang dari api, bagaimana mencapai target MDG’s 2015, yaitu AKI 102, AKBayi 23 dan AKBalita 32?

• Perlu upaya sungguh-sungguh dengan strategi luar biasa, dengan melihat permasalahan dan pemecahan masalah yang bersifat lokal spesifik, melibatkan semua stakeholders dari hulu ke hilir.

2

Page 3: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

ISI

I. Pengembangan Sistem Rujukan Maternal & Neonatal

II. Dimana tempat kematian ibu dan bayi?

III. Bagaimana memperkuat Sistem Rujukan?

IV. Penyusunan Master Manual Rujukan KIA di PKMK FK UGM

V. Penyusunan Manual Rujukan KIA di kabupaten/kota

VI. Penugasan

Penutup

3

Page 4: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Bagian I.

Pengembangan

Sistem Rujukan Maternal & Neonatal

4

Page 5: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Perbaikan sistem Rujukan sebagai salahsatu intervensi efektif

Page 7: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Prinsip pengembangan terkait dengan:

• Penggunaan data absolut untuk surveilans respons di kabupaten/kota.

• Sebagai salahsatu intervensi efektif dalam program KIA.

• Bersifat lokal spesifik, proses internalisasi

• Rujukan elektif, tidak semata kasus emergensi

• Dikaitkan sumber pembiayaan

• Penguatan sistem informasi dan komunikasi

7

Page 8: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Prinsip Surveilans Respons untuk kematian Ibu dan kematian Anak

Deteksi Kasus

Registrasi

Konfirmasi Kasus

Pelaporan

Analisis dan Interpretasi kasus

Respons Segera Respons Terencana

Feedback

BULETIN EPIDEMIOLOGI

BULETIN EPIDEMIOLOGI Maternal and infant death

AMP:

Report:

Hulu: Rumah

Hilir: RS

Puskesmas

2 x 24 jam di tingkat RS/PKM

Page 9: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Bagian II.

Dimana Tempat Kematian Ibu dan Bayi?

9

Page 10: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

RS Pemerintah dan Swasta

Puskesmas dan RB swasta

Rumahtangga dan Masyarakat

Hilir

Hulu

Data: Tempat kematian Ibu dan bayi

kecenderungannya berbeda letak

Propinsi di Jawa

Papua

Seperti NTT

Propinsi

Page 11: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Di NTT

• Kematian di non-faskes berkurang persentasenya, namun masih banyak.

• Kematian di puskesmas memadai dan PONED persentase meningkat.

• Kematian di RS bertambah persentasenya

• Perlu perbaikan preventif dan promotif.

11

Page 12: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

12

Page 13: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Kasus di provinsi-provinsi Jawa

• Persalinan semakin banyak di faskes

• Sebagian besar kematian terjadi di RS (DIY, 2012: 97%; 2013: 95%)

• Banyak kematian yang bisa dicegah (DIY, 2012: 60%; 2013: 70%)

13

Provinsi di Jawa

Page 14: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Jumlah Absolut Kematian Ibu dan Bayi di DIY

233

292 309

241

416 400 449

36 41 47 43 56 40 46

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Absolut Kematian Ibu dan Bayi di DIY th 2007-2013

Kematian Bayi Kematian Ibu

Page 15: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Bagian III. Bagaimana Memperkuat Sistem Rujukan Maternal & Neonatal ?

15

Page 16: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Rujukan untuk ibu hamil

16

Melibatkan banyak pihak agar bertanggung-jawab:

• Dinas Kesehatan, Puskesmas

• Rumahsakit

• Masyarakat

• Pemerintah Daerah

Page 17: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Kebijakan Penguatan Sistem Rujukan Maternal & Neonatal

• Standar operasional rujukan disusun berdasarkan proses ibu melahirkan dan perjalanan kasus bayi.

• Penulisan standar operasional pelayanan klinik untuk rujukan dipimpin oleh spesialis berdasarkan standar nasional.

• Para dokter dan bidan diberi regulasi untuk merujuk.

• Ada regulasi penanganan pada ibu-ibu yang sudah di beri predikat risiko tinggi.

• Rujukan Ibu hamil yang diprediksi sewaktu ANC mempunyai masalah dapat dilakukan 1-2 minggu/beberapa hari sebelum HPL.

• Di sebuah kabupaten/kota harus ada peta rujukan dengan satu atau lebih RS PONEK 24 jam

17

Sistem Rujukan harus terkait dengan pendanaan. Dana program menggunakan Jamkesmas/ Jampersal/ BPJS/ sumber lain

Page 18: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Rumah Sakit

Ibu Hamil normal

Ibu Hamil terdeteksi dalam ANC yg mungkin bermasalah di persalinan

Masyarakat

DINKES Bidang Kesga dan Bidang Pelayanan

Sistem Informasi: Menggunakan SMS

Center dll

Puskesmas-Puskesmas, RB-RB swasta dll

Kebijakan menguatkan Rujukan

Ibu Hamil bermasalah di persalinan Tapi tidak terdeteksi di ANC

Ibu-ibu yang diprediksi dalam ANC membutuhkan RS akan diantar dan dijemput Bidan ke RS PONEK

Ibu-ibu yang dalam emergency, diharuskan di rujuk ke RS PONEK

18

RS PONEK 24 jam (Sejati)

Page 19: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Rumahsakit Pemerintah dan Swasta

Dinas Kesehatan

Puskesmas dan RB swasta

Rumahtangga dan Masyarakat

Diprediksi dalam ANC Persalinan

akan Bermasalah

Diprediksi dalam ANC Persalinan Tidak

Bermasalah

RS PONEK 24 Jam

Ada masalah:

Emergency

A B1 B3

melahirkan Normal: Di RS,

RB, PKM

persalinan normal

persalinan tidak normal

Penulisan manual: • Menekankan pada koordinasi antar lembaga dan pelaku • Memberikan petunjuk rinci dan jelas mengenai pembiayaan,

khususnya untuk mendanai ibu-ibu kelompok A dan kelompok B. • Membutuhkan RS PONEK 24 jam yang sejati

25

Puskesmas Poned

B2

Page 20: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Catatan tentang data Ibu-ibu Kelompok A (dipredikasi akan bermasalah dalam persalinan)

• Daftar Ibu kel A ini didata oleh Dinkes

• Dinkes menyerahkan ke RS untuk pembinaan teknis medik dan persiapan melahirkan, sesuai SOP yang dikembangkan oleh tim klinik RS PONEK 24 jam.

• Dinkes menyiapkan sumber dana untuk pengelolaan ibu kel A ini dari berbagai sumber: APBN, APBD, dan masyarakat.

20

Page 21: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Merupakan strategi rujukan elektif

• Pada hari yang ditentukan (tidak menunggu emergensi) diantar atau dijemput sehingga ibu kel A ini dapat sampai di RS dan mendapat pelayanan.

• Di masyarakat perlu ada tim pengantar (konsep Desa Siaga).

• Setelah mendapat pelayanan di RS akan kembali ke rumah.

21

Page 22: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Manual Rujukan Maternal & Neonatal

• Bukan sesuatu yang baru

• Mengumpulkan yang terserak (sudah ada)

• Dari hulu ke hilir. Bersifat lokal/spesifik

• Yang penting bukan hanya hasil akhir MR tapi PROSES & KOMITMEN bersama sewaktu MR dibangun

• Disusun (dari, oleh, dan untuk) kab/kota

• Duduk bersama semua yang terkait/ bertanggungjawab (akrab/harmonis). PJ: Kadinkes & Direktur RSUD

• Mengkaitkan program dengan sistem pembiayaan & sistem informasi

• Peran & tanggungjawab masing-masing jadi jelas

22

Page 23: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Lembaga mana dan siapa yang terlibat dalam memperbaiki sistem rujukan?

Lembaga

• Dinas Kesehatan sebagai koordinator sistem

• Lembaga pemberi dana

• Lembaga-lembaga pelayanan: RS, Puskesmas, pemerintah dan swasta.

• Unit di pemda

• Kelompok Masyarakat/LSM

Profesi

• Dokter spesialis

• Dokter Umum

• Bidan

• Perawat

• Manajer tenaga kesehatan

• Epidemiolog

• Dukun

• Kader,….

23

Membentuk Pokja yang menekankan mengenai team-work

Page 24: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Bagian IV. Penyusunan Master Manual

Rujukan (MMR) KIA DI PKMK FK UGM

24

Page 25: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Langkah Penyusunan:

1.Forum Diskusi KIA (dosen, peneliti, konsultan) FK UGM Tim Penyusun MMR

2. Paparan dari para ahli (Manual, Rujukan Maternal, Rujukan Neonatal)

3.Penyusunan Draft awal

4.Diskusi perbaikan draft manual (intens tiap minggu) siap sosialisasi draft MMR

5.Forum diskusi Kluster KIA (+ Dinkes Prov, Dinkes & RSUD kab/kota se DIY, POGI, IDAI) diskusi perbaikan manual (intens 2 minggu sekali) siap sebagai MMR KIA

6.MMR KIA jadi acuan untuk penyusunan Manual Rujukan 5 kab/kota di DIY, dan 11 kab di NTT (by skype)

25

Page 26: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Bagian V.

Penyusunan Manual Rujukan Maternal & Neonatal

Tingkat Kabupaten/Kota

26

Page 27: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Langkah Penyusunan & Penerapan MR (tingkat kab/kota)

1. Membentuk Pokja Pelayanan Rujukan KIA Tim Penyusun Manual Rujukan (MR)

2. Menyusun POA Penyusunan MR Maternal & Neonatal (MN)

3. Melakukan Mapping Saryankes terkait KIA

4. Menyusun MR MN

5. Secara paralel menyiapkan: • ANC berkualitas

• Puskesmas PONED & RS PONEK

• Sistem Pembiayaan

• Sistem Informasi & Komunikasi

6. Melakukan sosialisasi, uji coba, dan perbaikan MR MN

7. Merencanakan pelatihan SDM terkait kasus-kasus komplikasi KIA

8. Memberlakukan MR MN dengan SK Kepala Daerah

9. Memonitor pelaksanaan MR MN di Unit Pelayanan Kesehatan (UPK)

10. Evaluasi MR MN

27

Page 28: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Membentuk Pokja Pelayanan Rujukan KIA tingkat Kabupaten/Kota

• Keanggotaan lintas fungsi (Dinkes, RSUD, dokter spesialis, Puskesmas, Org Profesi, dll terkait KIA)

• Bekerja mulai penyusunan, sosialisasi, penerapan, monitoring, sampai evaluasi MR MN

• Mengkaji kualitas ANC

• Mengkaji kesiapan Puskesmas PONED, RS PONEK siap 24 jam

• Mengkaji kesiapan sistem informasi & komunikasi

• Mengkaji sumber-sumber pembiayaan

28

Page 29: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Penyusunan POA

• Menyusun rencana kegiatan operasional mulai dari penyusunan MR MN, sosialisasi, penerapan, monitoring, evaluasi pelayanan rujukan KIA. Termasuk rencana pelatihan SDM

• Identifikasi sumber pendanaan dan biaya operasional

• Prinsip: 5 W 1 H (What, Who, Where, When, Why, How)

29

Page 30: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Penyusunan Manual Rujukan MN (level kab/kota)

• (M) MR MN PKMK FK UGM sebagai acuan dasar

• Melakukan Mapping Saryankes di daerah

• Menyusun MR MN sesuai kondisi daerah masing-masing (berkali-kali pertemuan, proses internalisasi)

• Yang bersifat lintas kabupaten/kota diatur provinsi

• Sosialisasi, uji coba, dan perbaikan lanjut

• Pemberlakuan MR dengan SK Kepala Daerah

• Dinkes Prov ikut bertanggungjawab

30

Page 31: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Struktur Manual Rujukan MN

• Nama manual

• Siapa saja penyusunnya

• Siapa yang mengesahkan

• ISI (antara lain) 1. Pengertian

2. Tujuan

3. Prinsip-prinsip yang terkait

4. Bagaimana proses-proses secara detail (Pelayanan Medik/Pelayanan Pendukung dan Non Medik, sesuai kebutuhan): apa dikerjakan siapa, dimana, bagaimana, kapan, dan darimana sumber dananya.

5. Manual Rujukan MN ini dikaitkan dengan Sistem Pembiayaan dan Sistem Informasi di daerah (SIKDA)

• Lampiran-lampiran

31

Page 32: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Hasil berupa Dokumen MR MN

• Dipergunakan dalam pelaksanaan sehari-hari.

• Dapat dipergunakan oleh Dinkes Provinsi untuk monitoring, dan pembinaan secara teknis medik (dengan tenaga ahli POGI dan IDAI, IBI) serta aspek manajemennya bersama dengan tenaga konsultan dari Konsorsium KIA Perguruan Tinggi.

• Diharapkan kegiatan pembinaan teknis sistem rujukan berasal dari Dana Dekonsentrasi KIA yang berada di Provinsi.

• Dana tersebut diharapkan dapat dipergunakan untuk mendanai Tim Konsultan KIA dari PT.

32

Page 33: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Catatan Akhir:

Pelaksanaan MR MN dilakukan bersama dengan:

1. Penggunaan jumlah kematian “absolut” sebagai indikator kinerja

2. Penerapan surveilans respons

3. AMP dan tindak lanjut rekomendasi AMP sbg respon cepat & respon terencana Indeks Responsiveness (sdng dikembangkan)

33

Page 34: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Tantangan ke Depan

1. Setelah MR MN disusun, perlu dimonitor & dievaluasi bagaimana implementasinya (cukup kompleks)

2. Membutuhkan SOP-SOP pelengkap

34

Page 35: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Perhatian Penting

• Modul ini harus digunakan bersama-sama dengan Master Manual Rujukan Maternal & Neonatal hasil penyusunan PKMK FK UGM (tahun 2012) (dapat dikopi sebagai acuan). Klik disini

• Contoh Manual Rujukan MN dari beberapa kab/kota (tidak boleh dikopi/dijiplak). Klik disini

35

Page 36: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Bagian VI.

Penugasan

36

Page 37: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Diskusikan dalam kelompok: 1. Menurut pengamatan saudara, apakah Manual Rujukan

Maternal dan Neonatal ini dibutuhkan oleh kab/kota di regional PT saudara berada? Jelaskan alasannya.

2. Seandainya dibutuhkan, apakah Tim PT saudara bersedia membantu mereka? Bagaimana caranya? Apa faktor pendukung dan faktor penghambatnya?

Selamat berdiskusi, hasilnya dikirim kepada kami sebelum acara diskusi interaktif dilaksanakan. Terimakasih

37

Page 38: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

Penutup

Dukungan FK UGM pada Upaya Pencapaian MDG 4&5

(lokal/spesifik)

38

Page 39: Modul Pengembangan Sistem Rujukan Penyusunan Manual Rujukan

1. Program Sister Hospital (NTT)

2. PML (Performance Managemen & Leadership)

3. Penyusunan Manual Rujukan Maternal & Neonatal

4. Penerapan Surveilans Respons dalam KIA

5. Rekomendasi pemakaian angka “absolut” dalam penurunan kematian ibu dan bayi

6. Mendesain Mapping Intervention KIA (dari hulu ke hilir)

7. Penerapan Perencanaan Berbasis Bukti (PBB) dalam program KIA (Papua, dll)

8. Mengedepankan kepemimpinan profesi (dr.Obsgyn, dr.Anak)

9. Menyusun Policy Brief terkait KIA

10. Penerapan Indeks Responsiveness pd rekomendasi AMP

11. Menginisiasi terbentuknya Konsultan KIA di Perguruan Tinggi (Kesehatan & Kedokteran)

39