Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

24
SISTEM RUJUKAN Salah satu kelemahan pelayanan kesehatan adalah pelaksanaan rujukan yang kurang cepat dan tepat. Rujukan bukan suatu kekurangan, melainkan suatu tanggung jawab yang tinggi dan mendahulukan kebutuhan masyarakat. Kita ketahui bersama bahwa tingginya kematian ibu dan bayi merupakan masalah kesehatan yang dihadapi oleh bangsa kita. Masalah 3T (tiga terlambat) merupakan salah satu hal yang melatar belakangi tingginya kematian ibu dan anak, terutama terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan adanya sistem rujukan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu karena tindakan rujukan ditunjukan pada kasus yang tergolong berisiko tinggi. Oleh karena itu, kelancaran rujukan dapat menjadi faktor yang menentukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan perinatal, terutama dalam mengatasi keterlambatan. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan untuk merujuk ibu atau bayi ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika menghadapi penyulit. Jika bidan lemah atau lalai dalam melakukannya, akan berakibat fatal bagi keselamatan ibu dan bayi. 1. Pengertian 1

Transcript of Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

Page 1: Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

SISTEM RUJUKAN

Salah satu kelemahan pelayanan kesehatan adalah pelaksanaan rujukan

yang kurang cepat dan tepat. Rujukan bukan suatu kekurangan, melainkan suatu

tanggung jawab yang tinggi dan mendahulukan kebutuhan masyarakat. Kita

ketahui bersama bahwa tingginya kematian ibu dan bayi merupakan masalah

kesehatan yang dihadapi oleh bangsa kita. Masalah 3T (tiga terlambat) merupakan

salah satu hal yang melatar belakangi tingginya kematian ibu dan anak, terutama

terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.

Dengan adanya sistem rujukan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan

kesehatan yang lebih bermutu karena tindakan rujukan ditunjukan pada kasus

yang tergolong berisiko tinggi. Oleh karena itu, kelancaran rujukan dapat menjadi

faktor yang menentukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan perinatal,

terutama dalam mengatasi keterlambatan.

Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan untuk merujuk ibu

atau bayi ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika

menghadapi penyulit. Jika bidan lemah atau lalai dalam melakukannya, akan

berakibat fatal bagi keselamatan ibu dan bayi.

1. Pengertian

Sistem rujukan dalam mekanisme pelayanan kebidanan adalah suatu

perlimpahan tanggung jawab timbal-balik atas kasus atau masalah kebidanan

yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal. Rujukan vertikal

maksudnya adalah rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit yang telah

lengkap. Misalnya, dari rumah sakit kabupaten ke rumah sakit provinsi atau

rumah sakit tipe C kerumah sakit tipe B yang lebih spesialistik fasilitas dan

personlianya. Rujukan horizontal adalah konsultasi dan komunikasi antar-unit

yang ada dalam satu rumah sakit, misalnya antara bagian kebidanan dan

bagian ilmu kesehatan anak.

Hal – hal yang harus dipersiapkan dalam rujukan yaitu “BAKSOKU”

yang dijabarkan sebagai berikut :

1

Page 2: Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

B (bidan) : pastikan ibu/bayi/klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang

kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan

kegawatdaruratan

A (alat) : bawa perlengkapan dan bahan – bahan yang diperlukan, seperti

spuit, infus set, tensimeter, dan stetoskop

K (keluarga) : beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan

alas an mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus

menerima Ibu (klien) ke tempat rujukan.

S (surat) : beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien),

alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan, atau obat – obat yang telah

diterima ibu (klien)

O (obat) : bawa obat – obat esensial diperlukan selama perjalanan merujuk

K (kendaraan) : siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan

ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat

rujukan dalam waktu cepat

U (uang) : ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang

cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang di perlukan di

temapat rujukan

2. Tujuan

a. pasien mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang

lebih mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan, dengan demikian

dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

b. dihasilkannya pemerataan upaya kesehatan dalam rangka penyelesaian

masalah kesehatan secara berdaya dan berhasil guna

c. Untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan kesehatan

secara terpadu

3. Jenis

a. Rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas

satu kasus yang timbul baik secara vertical maupun horizontal kepada

yang lebih berwenang dan mampu menangani secara rasional. Jenis

rujukan medic antara lain:

2

Page 3: Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluaan diagnostic,

pengobatan, tindakan opertif dan lain – lain.

Transfer of specimen. Pengiriman bahan (spesimen) untuk

pemeriksaan laboratorium yang lenih lengkap.

Transfer of knowledge / personal. Pengiriman tenaga yang lebih

kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat.

b. Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan

atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah

rujukan uang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnyapencegahan

penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini

mencakup rujukan teknologi, sarana dan opersional

4. Jenjang Tingkat Tempat Rujukan

3

PUSKESMAS PEMBANTU/BIDAN

POSYANDU/KADER/DUKUN BAYI

RUMAH SAKIT TIPE A

RUMAH SAKIT TIPE B

RUMAH SAKIT TIPE C/D

PUSKESMAS RAWAT INAP

PUSKESMAS/BP/RB/BKIA SWASTA

Page 4: Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

5. Jalur Rujukan

Dalam kaitan ini jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat

dilaksanakan sebagai berikut :

a. Dari Kader dapat langsung merujuk ke :

1. Puskesmas pembantu

2. Pondok bersalin / bidan desa

3. Puskesmas / puskesmas rawat inap

4. Rumah sakit pemerintah / swasta

b. Dari Posyandu dapat langsung merujuk ke :

Puskesmas pembantu

Pondok bersalin / bidan desa

Puskesmas / puskesmas rawat inap

Rumah sakit pemerintah / swasta

c. Dari Puskesmas Pembantu

Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit

swasta

d. Dari Pondok bersalin / Bidan Desa

Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit

swasta

6. Mekanisme Rujukan

1. Stabilisasi Klien

a. tingkat kader

bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh

keluarga atau kader, maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan

kesehatan yang terdekat, oleh karena mereka belum dapat menetapkan

tingkat kegawatdaruratan.

b. Pada tingkat bidan desa, pustu dan puskesmas

Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut

harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui.

Sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus

4

Page 5: Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana

yang harus dirujuk

Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang

mempunyai kewenangan terdekat, termasuk fasilitas pelayanan swasta

dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.

Sebelum dikirim keadaan umum penderita harus diperbaiki terlebih

dahulu. Keadaan umum ini perlu dipertahankan selama dalam perjalanan.

Stabilitas penderita dan rujukan yang cepat dan tepat sangat penting dalam

menyelamatkan pasien dari kasus kegawat-darurat, tidak peduli jenjang

atau tingkat pelayanan kesehatan itu. Kemampuan tempat pelayanan

kesehatan untuk segera merujuk pasien ke jenjang pelayanan yang lebih

tinggi amat menentukan upaya penyelamatan kehidupan pasien dengan

kasus yang gawat. Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu

diupayakan kendaraan/sarana transportasi yang tersedia untuk mengangkut

penderita.

2. Persiapan Administrasi

Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju melalui telepon

atau alat komunikasi pelayanan kesehatan yang lebih mampu dengan

menyertai surat rujukan yang berisi data mengenai pasien dan tindakan

yang sudah dilakukan. Surat rujukan harus dipersiapkan sesuai dengan

format rujukan dan seorang bidan harus mendampingi penderita dalam

perjalanan sampai ke tempat rujukan.

Contoh surat rujukan :

SURAT RUJUKAN

KepadaYth. Bagian Anak

RS. YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam)

Bersama ini kami rujuk :

Bayi Ny Kirana

5

Page 6: Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

Lahir tanggal 22 September 2011 pukul 10.00 WIB di rumah Jenis kelamin : laki-laki. Keadaan bayi waktu lahir : tidak menangis, tidak bernapas. Waktu mulai tindakan resusitasi : pukul 10.00 WIB. Langkah Resusitasi yang dilakukan :

Setelah tali pusat dipotong dandijelaskan pada ibu, dilakukan enam

langkah awal selama 35 detik. Bayi belum bernapas. Dilanjutkan Ventilasi

2 X, dinilai dada tidak berkembang. Setelah diperiksa letak sungkup dan

dibetulkan posisi kepala dan lender diisap lagi, diulang Ventilasi 2 X.

Dinilai, dada Bayi berkembang. DilakukanVentilasi 20 X dalam 30

detik.Bayi belum bernapas, diulangi lagi ventilasi 20 X dalam 30 detik lalu

dihentikan dan dinilai, bayi belum bernapas. Dilanjutkan ventilasi 20 X

dalam 30 detik dan bayi belum bernafas. Diteruskan ventilasi 20 X dalam

30 detik dan bayi mulai belum bernafas.

Waktu bayi bernapas spontan : pukul 10.03 WIB.

Mohon bantuan penanganan selanjutnya. Terimakasih

Desa Marunsu

Kabupaten Bengkayang

Bidan Neti

3. Melibatkan Keluarga

Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya perlu diberikan

informasi tentang perlunya penderita segera dirujuk mendapatkan

pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarganya. Jika terjadi

penyulit seperti keterlambatan untuk merujuk kefasilitas kesehatan yang

sesuai, dapat membahayakan jiwa ibu dan bayinya. Jika perlu dirujuk,

siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan dan perawatan

6

Page 7: Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

dan hasil penilaian (termasuk patograp) yang telah dilakukan untuk

dibawa kefasilitas rujukan.

Jika ibu datang untuk mendapatkan ashan persalinan dan kelahiran bayi

dan ia tidak siap dengan rencana rujukan, lakukan konseling terhadap ibu

dan keluarganya tentang rencana tersebut. Bantu mereka mambuat rencan

rujukan pada saat awal persalinan.

Jika bayi dilahirkan dengan kelainan bawaan, jelaskan masalahnya kepada

ibu dan keluarganya,serta bantu mereka untuk merujuk bayi kefasilitas

rujuakan yang sesuai. Bayi dengan kelainan bawaan hidrisepalus,

mikrosepalus, megakolon, lanit-langit mulut yang terbelah, dan bibir

sumbing harus segara dirujuk. Bayi dengan anensepalus tidak perlu

dirujuk jaga bayi tersebut agar nyaman, lalu tentramkan hati ibu dan

keluarganya.

Rujuk setiap bayi yang menunjukan tanda-tanda infeksi, kelihatan tidak

sehat, tidak memberi reaksi yang baik terhadap resusitasi, dan mengalami

kesulita bernafas yang berkepanjangan. Lakukan pula rujukan terhadap

bayi yang tidak dapat memulai dan melakukan upaya untuk menyusui.

4. Cara-Cara Merujuk Kasus Kebidanan

Kaji kebutuhan klien untuk pelayanan dirumah sakit lain

komunikasikan dengan departemen yang bersangkutan tentang

kebutuhan dilakukannya rujukan

Jelaskan pada klien bahwa akan mendapatkan pelayanan dari rumah

sakit rujukan

Konsultasikan dengan pelayanan rujukan tentang implikasi perawatan

yang berhubunagan dengan tindakan yang diharuskan

Catat informasi tentang rujukan

7. Indikasi Perujukan

a. Riwayat seksio sesaria

b. Perdarahan per vaginam

c. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan < 37 minggu)

d. Ketuban pecah dengan mekonium yang kental

7

Page 8: Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

e. Ketuban pecah lama (lebih kurang 24 jam)

f. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan

g. Ikterus

h. Anemia berat

i. Tanda/gejala infeksi

j. Preeklamsia/hipertensi dalam kehamilan

k. TInggi fundus uteri 40 cm atau lebih

l. Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masuk

5/5

m. Presentasi bukan belakang kepala

n. Kehamilan gemeli

o. Presentasi majemuk

p. Tali pusat menumbung

q. Syok

Tabel Indikasi-indikasi untuk Melakukan Tindakan dan/atau Rujukan Segera

Selama Kala Satu persalinan

Temuan-temuan

anamnesis dan/atau

pemeriksaan

Rencana untuk Asuhan atau Perawatan

Riwayat bedah sesar 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai

kemampuan untuk melakukan bedah sesar.

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berikan

dukungan dan semangat.

Perdarahan per vaginam

selain lendir bercampur

darah (‘show’)

Jangan melakukan pemeriksaan dalam.

1. Baringkan ibu ke sisi kiri.

2. Pasang infus menggunakan jarum berdiameter

besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan Ringer

8

Page 9: Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

Laktat atau garam fisiologis (NS).

3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki

kemampuan untuk melakukan bedah sesar.

4. Dampingi ibu ke tempat rujukan.

Kurang dari 37 minggu

(persalinan kurang bulan)

1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki

kemampuan penatalaksanaan gawatdarurat obstetri

dan bayi baru lahir.

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berikan

dukungan dan semangat.

Ketuban pecah disertai

dengan keluarnya

mekonium kental

1. Baringkan ibu miring ke kiri.

2. Dengarkan DJJ.

3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki

kemampuan penatalaksanaan untuk melakukan

bedah sesar.

4. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan bawa

partus set, kateter penghisap lendir De Lee,

handuk/kain untuk mengeringkan dan menyelimuti

bayi untuk mengantisipasi jika ibu melahirkan di

perjalanan.

Ketuban pecah dan air

ketuban berampur dengan

sedikit mekonium disertai

tanda-tanda gawat janin

1. Dengarkan DJJ, jika ada tanda-tanda gawat

janin laksanakan asuhan yang sesuai (lihat di

bawah).

Ketuban pecah (lebih dari

24 jam)

atau

1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki

kemampuan penatalaksanaan gawatdarurat

obstetri.

9

Page 10: Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

Ketuban pecah pada

kehamilan kurang bulan

(usia kehamilan kurang

dari 37 minggu)

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan

dukungan serta semangat.

Tanda-tanda atau gejala-

gejala infeksi:

· temperatur > 38 0 C

· menggigil

· nyeri abdomen

· cairan ketuban berbau

1. Baringkan ibu miring ke kiri.

2. Pasang infus menggunakan jarum berdiameter

besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan Ringer

Laktat atau garam fisiologis (NS) dengan tetesan

125 cc/jam.

3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki

kemampuan penatalaksaan gawatdarurat obstetri.

4. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berikan

dukungan serta semangat.

Tekanan darah lebih dari

160/110 dan/atau terdapat

protein dalam urin (pre-

eklampsia berat)

1. Baringkan ibu miring ke kiri.

2. Pasang infus menggunakan jarum berdiameter

besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan Ringer

laktat atau garam fisiologi (NS).

3. Berikan dosis awal 4 gr MgSO4 20% IV selama

20 menit.

4. Suntikan 10 gr MgSO4 50% (5 gr IM pada

bokong kiri dan kanan).

5. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki

kemampuan penatalaksanaan gawatdarurat obstetri

dan bayi baru lahir.

6. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berikan

dukungan dan semangat

10

Page 11: Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

Tinggi fundus 40 cm atau

lebih (makrosomia,

polihidramnion,

kehamilan ganda)

1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki

kemampuan untuk melakukan bedah sesar.

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berikan

dukungan dan semangat

Alasan: Jika diagnosisnya adalah polihidramnion,

mungkin ada masalah-masalah lain dengan

janinnya. Makrosomia dapat menyebabkan

distosia bahu dan risiko tinggi untuk perdarahan

pascapersalinan.

DJJ kurang dari 100 atau

lebih dari 180 x/menit

pada dua kali penilaian

dengan jarak 5 menit

(gawat janin)

1. Baringkan ibu miring ke kiri dan anjurkan untuk

bernafas secara teratur.

2. Pasang infus menggunakan jarum berdiameter

besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan Ringer

Laktat atau garam fisiologis (NS) dengan tetesan

125 cc/jam.

3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki

kemampuan penatalaksanaan gawatdarurat obstetri

dan bayi baru lahir.

4. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berikan

dukungan dan semangat.

Primipara dalam fase aktif

kala satu persalinan

dengan penurunan kepala

janin 5/5

1. Baringkan ibu miring ke kiri.

2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki

kemampuan untuk melakukan bedah sesar.

3. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berikan

dukungan dan semangat.

Presentasi bukan belakang

kepala (sungsang, letak

1. Baringkan ibu miring ke kiri.

2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki

11

Page 12: Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

lintang, dll.) kemampuan penatalaksanaan gawatdarurat obstetri

dan bayi baru lahir.

3. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berikan

dukungan dan semangat.

Presentasi ganda

(majemuk) (adanya bagian

lain dari janin, misalnya:

lengan atau tangan,

bersamaan dengan

presentasi belakang

kepala)

1. Baringkan ibu dengan posisi lutut menempel ke

dada atau miring ke kiri.

2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki

kemampuan penatalaksanaan gawatdarurat obstetri

dan bayi baru lahir.

3. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berikan

dukungan dan semangat.

Tali pusat menumbung

(Jika tali pusat masih

berdenyut)

1. Gunakan sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi,

letakkan satu tangan di vagina dan jauhkan kepala

janin dari tali pusat yang menumbung. Tangan lain

mendorong bayi melalui dinding abdomen agar

bagian terbawah janin tidak menekan tali pusatnya

(minta keluarga ikut membantu).

2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki

kemampuan penatalaksanaan gawatdarurat obstetri

dan bayi baru lahir.

3. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berikan

dukungan dan semangat

ATAU

1. Minta ibu untuk mengambil posisi bersujud

dimana posisi bokong berada jauh diatas kepala

ibu dan pertahankan posisi ini hingga tiba di

12

Page 13: Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

tempat rujukan.

2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki

kemampuan penatalaksanaan gawatdarurat obstetri

dan bayi baru lahir.

3. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berikan

dukungan dan semangat.

Tanda dan gejala syok:

· Nadi cepat, lemah (lebih

dari 110 x/menit)

· Tekanan darah menurun

(sistolik kurang dari 90

mmHg)

· Pucat

· Berkeringat atau kulit

lembab, dingin

· Nafas cepat (lebih dari 30

x per menit)

· Cemas, bingung atau

tidak sadar.

· Produksi urin sedikit

(kurang dari 30 ml/jam)

1. Baringkan ibu miring ke kiri.

2. Jika mungkin naikkan kedua kaki ibu untuk

meningkatkan aliran darah ke jantung.

3. Pasang infus menggunakan jarum berdiameter

besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan Ringer

Laktat atau garam fisiologis (NS). Infuskan 1 lt

dalam waktu 15-20 menit; dilanjutkan dengan 2 lt

dalam satu jam pertama, kemudian turunkan

tetesan menjadi 125 ml/jam.

4. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki

kemampuan penatalaksanaan gawatdarurat obstetri

dan bayi baru lahir.

5. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berikan

dukungan dan semangat

Tanda dan gejala

fase laten berkepanjangan:

· pembukaan serviks

 

 

1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki

13

Page 14: Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

kurang

dari 4 cm setelah 8 jam

· kontraksi teratur (lebih

dari 2 dalam 10 menit)

kemampuan penatalaksanaan gawatdarurat obstetri

dan bayi baru lahir.

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berikan

dukungan dan semangat.

Tanda dan gejala

belum in partu:

· Frekuensi kontraksi

kurang dari 2 kali dalam

10 menit dan lamanya

kurang dari 20 detik

· tidak ada perubahan

pada serviks dalam waktu

1 hingga 2 jam

1. Anjurkan ibu untuk minum dan makan.

2. Anjurkan ibu untuk bergerak bebas.

3. Jika kontraksi berhenti dan/atau tidak ada

perubahan serviks, evaluasi DJJ, jika tidak ada

tanda-tanda kegawatan pada ibu dan janin,

persilahkan ibu pulang dengan nasehat untuk:

· Menjaga cukup makan dan minum.

· Datang untuk mendapatkan asuhan jika terjadi

peningkatan frekuensi dan lama kontraksi.

Tanda dan gejala

partus lama:

· pembukaan serviks

mengarah ke sebelah

kanan garis waspada

partograf

· pembukaan serviks

kurang dari 1 cm per jam

· frekuensi kontraksi

kurang dari 2 kali dalam

10 menit dan lamanya

1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki

kemampuan penatalaksanaan gawatdarurat obstetri

dan bayi baru lahir.

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berikan

dukungan dan semangat.

14

Page 15: Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

kurang dari 40 detik

Kasus Perdarahan Plasenta Previa

NY. Y, 30 tahun, periksa tanggal 7 Maret 2012, jam 08.00

# Subjektif:

Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga dan 2 anak lahir hidup

Ibu mengatakan HPHT tanggal 25-07-2011

Ibu mengatakan saat ini usia kehamilannya 32 minggu

Ibu mengatakan ada merasakan gerakan janin

Ibu mengeluh keluar darah berwarna merah segar melalui alat kelamin

sejak jam 22.00 wib pada tanggal 06-03-2012

Ibu mengatakan saat darah keluar tidak terasa nyeri

Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya

# Objektif:

KU: Lemah

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD: 90/70mmHg, N: 92x/m, R: 24x/m, S: 36,5C

TB: 150cm

BB: 60kg (Sebelum hamil: 50kg)

Inspeksi : terlihat pengeluaran darah pervaginam sebanyak 150cc.

Palpasi :

- Leopold I : TFU ½ pusat-px (30cm), pada fundus teraba bagian lunak

dan tidak melenting yakni bokong.

- Leopold II : Pada bagian kiri perut teraba bagian keras dan memanjang

yakni punggung janin dan pada bagian kanan teraba bagian bagian

kecil yakni ektremitas janin.

- Leopold III : Pada terbawah janin teraba ada satu bantalan yang

mengganjal pada bagian segmen bawah rahim.

15

Page 16: Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

- Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk PAP.

Auskultasi : DJJ : 144x/m

Perkusi : reflex patella kiri – kanan : (+)

TP : 02-05-2012

TBBJ : (30-12) X 155 = 2790 gram

Pemeriksaan Laboratorium : Hb :10,5 gr

# Assesment:

Ny. Y, 30 tahun, GIIIPIIA0M0, hamil 32 minggu, punggung kiri,

kedudukan kepala, bagian terbawah janin belum masih PAP, janin intra uteri

tunggal hidup. Ibu dengan plasenta previa.

Masalah : Ibu cemas dengan kehamilannya

Kebutuhan : atasi kecemasan ibu dengan memberikan penjelasan tentang

keadaan janin dan keadaan ibu.

Diagnosa Potensial : - Terjadinya perdarahan antepartum

- Terjadinya gawat janin

- Terjadinya aspiksia

Antisipasi : - Melakukan kolaborasi dengan Dokter Obgyn

- Penatalaksanaan perdarahan antepartum

- Penatalaksaan aspiksia pada BBL

# Planning:

Jelaskan keadaan ibu saat ini dan hasil pemeriksaan yaitu kehamilan ibu

mengalami komplikasi dimana ari-ari berada pada bagian bawah rahim

dan ibu harus dirujuk

Lakukan observasi ttv, perdarahan, dan djj

16

Page 17: Sistem Rujukan Untuk Mahasiswa Kebidanan

Anjurkan ibu melakukan beristirahat total dan mengurangi aktivitas yang

berat

Lakukan pemasangan infuse RL 20 tpm

Lakukan pemasangan oksigen 2 liter

Lakukan persetujuan tindakan

Berikan penyuluhan tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil

Siapkan keperluan rujukan

Tanggal 07-03-2012, jam 08.30

Ibu dan keluarga setuju untuk dilakukan rujukan. Keadaan ibu lemah, TD:

100/70, N: 86 x/m, R : 22 x/m, S : 36,6. DJJ 144X/m. Masih terlihat

pengeluaran darah merah segar pervaginam. Ibu terpasang infuse RL 20

tpm dan oksigen 2 liter. Ibu sudah dirujuk untuk penanganan lebih lanjut

17