sistem penglihatan 2

23
SISTEM PENGLIHATAN Pendahuluan Mata (Gb-1) merupakan organ fotosensoris yaitu organ yang menerima rangsangan cahaya. Cahaya masuk melintasi kornea, lensa, dan beberapa struktur refraksi di dalam orbita. Cahaya kemudian difokuskan oleh lensa ke bagian saraf mata yang sensitif terhadap cahaya yaitu retina. Retina mengandung sel-sel batang dan kerucut yang akan mengubah impuls cahaya menjadi impuls saraf. Setelah melintasi suatu rangkaian lapisan sel saraf dan sel-sel penyokong informasi penglihatan diteruskan oleh saraf optik ke otak untuk diproses. Secara embriologis proses pembentukan mata dimulai pada minggu ke 4 masa embrio. Proses pembentukan mata berasal dari 3 sumber yaitu 1. Penonjolan forebrain yang akan membentuk retina dan saraf optik 2. Permukaan ektoderm yang akan diinduksi menjadi lensa dan beberapa struktur pelengkap di bagian depan mata. 3. Jaringan mesenkim yang mengumpul membentuk tunika dan struktur-struktur yang berkaitan dengan orbita. Dinding bola mata disusun oleh 3 tunika (lapisan) (Gb- 1 dan Gb-2) yaitu :

description

eye system

Transcript of sistem penglihatan 2

Page 1: sistem penglihatan 2

SISTEM PENGLIHATAN

Pendahuluan

Mata (Gb-1) merupakan organ fotosensoris yaitu organ yang menerima rangsangan

cahaya. Cahaya masuk melintasi kornea, lensa, dan beberapa struktur refraksi di dalam

orbita. Cahaya kemudian difokuskan oleh lensa ke bagian saraf mata yang sensitif

terhadap cahaya yaitu retina. Retina mengandung sel-sel batang dan kerucut yang akan

mengubah impuls cahaya menjadi impuls saraf. Setelah melintasi suatu rangkaian lapisan

sel saraf dan sel-sel penyokong informasi penglihatan diteruskan oleh saraf optik ke otak

untuk diproses.

Secara embriologis proses pembentukan mata dimulai pada minggu ke 4 masa

embrio. Proses pembentukan mata berasal dari 3 sumber yaitu

1. Penonjolan forebrain yang akan membentuk retina dan saraf optik

2. Permukaan ektoderm yang akan diinduksi menjadi lensa dan beberapa struktur

pelengkap di bagian depan mata.

3. Jaringan mesenkim yang mengumpul membentuk tunika dan struktur-struktur

yang berkaitan dengan orbita.

Dinding bola mata disusun oleh 3 tunika (lapisan) (Gb-1 dan Gb-2) yaitu:

A. Tunika fibrosa (lapis sklera-kornea) merupakan lapisan luar bola mata terdiri atas

sklera dan kornea.

B. Tunika vaskularis (lapis uvea) merupakan lapisan tengah bola mata terdiri atas

khoroid, badan siliaris dan iris.

C. Tunika neuralis (lapis retina) merupakan lapisan dalam bola mata terdiri atas

retina.

A. TUNIKA FIBROSA (LAPISAN SKLERA-KORNEA) (Gb-1)

Tunika fibrosa membentuk sebuah kapsula fibroelastik yang kokoh penyokong bola

mata. Lapis fibrosa ini dibagi menjadi dua bagian yaitu sclera dan kornea. Sklera

merupakan bagian yang putih melingkupi lima-perenam bagian bola mata dan terletak di

Page 2: sistem penglihatan 2

sebelah belakang, sementara kornea merupakan bagian yang jernih dan transparan

melingkupi seperenam depan bola mata. Tempat sambungan sklera dan kornea dikenal

dengan nama limbus.

SKLERA (Gk. sclera, keras) (Gb-3)

Sklera merupakan bagian bola mata yang putih seolah-olah tidak mengandung

pembuluh darah. Sklera disusun oleh serat-serat kolagen tipe 1 yang diselang-selingi oleh

jala-jala serat elastin. Susunan seperti ini membentuk struktur bola mata yang kokoh,

disokong oleh tekanan intraokular yang berasal dari humor akwaeus yang terletak di

sebelah depan lensa dan badan vitreus yang terletak di belakang lensa. Di bagian

belakang sklera ditembus oleh serat-serat saraf optik pada lamina kribrosa (Gb-1).

Sklera mengandung pembuluh darah terutama pada limbus (tempat pertautan sklera dan

kornea).

KORNEA (Gb-4)

Kornea merupakan bagian tunika fibrosa yang transparan, tidak mengandung

pembuluh darah, dan kaya akan ujung-ujung serat saraf. Kornea berasal dari penonjolan

tunika fibrosa ke sebelah depan bola mata. Secara histologik kornea terdiri atas 5 lapisan

yaitu:

1. Epitel kornea

merupakan lanjutan dari konjungtiva disusun oleh epitel gepeng berlapis tanpa lapisan

tanduk. Lapisan ini merupakan lapisan kornea terluar yang langsung kontak dengan

dunia luar dan terdiri atas 7 lapis sel. Epitel kornea ini mengandung banyak ujung-

ujung serat saraf bebas. Sel-sel yang terletak di permukaan cepat menjadi aus dan

digantikan oleh sel-sel yang terletak di bawahnya yang bermigrasi dengan cepat.

2. Membran Bowman

merupakan lapisan fibrosa yang terletak di bawah epitel tersusun dari serat kolagen

tipe 1.

3. Stroma kornea

merupakan lapisan kornea yang paling tebal tersusun dari serat-serat kolagen tipe 1

yang berjalan secara paralel membentuk lamel kolagen. Sel-sel fibroblas terletak di

2

Page 3: sistem penglihatan 2

antara serat-serat kolagen.

4. Membran Descemet

merupakan membran dasar yang tebal tersusun dari serat-serat kolagen.

5. Endotel kornea

Lapisan ini merupakan lapisan kornea yang paling dalam tersusun dari epitel selapis

gepeng atau kuboid rendah. Sel-sel ini mensintesa protein yang mungkin diperlukan

untuk memelihara membran Descement. Sel-sel ini mempunyai banyak vesikel dan

dinding selnya mempunyai pompa natrium yang akan mengeluarkan kelebihan ion-ion

natrium ke dalam kamera okuli anterior. Ion-ion klorida dan air akan mengikuti secara

pasif. Kelebihan cairan di dalam stroma akan diserap oleh endotel sehingga stroma

tetap dipertahankan dalam keadaan sedikit dehidrasi (kurang cairan), suatu faktor yang

diperlukan untuk mempertahankan kualitas refraksi kornea.

Kornea bersifat avaskular (tak berpembuluh darah) sehingga nutrisi didapatkan dengan

cara difusi dari pembuluh darah perifer di dalam limbus dan dari humor akweus di

bagian tengah. Kornea menjadi buram bila endotel kornea gagal mengeluarkan

kelebihan cairan di stroma.

Limbus (Gb-5)

Limbus merupakan tempat pertemuan antara tepian kornea dengan sklera. Pada tempat

ini terdapat lekukan atau sudut akibat perbedaan kelengkungan kornea dan sklera. Bagian

luarnya diliputi epitel konjungtiva bulbi yang merupakan epitel berlapis silindris dengan

lamina propria di bawahnya. Stromanya merupakan tepian sklera yang menyatu dengan

kornea. Stroma ini tersusun dari jaringan ikat fibrosa. Di bagian dalam stroma ini

membentuk taji sklera (scleral spur). Pada bagian anterior taji ini terdapat jaringan

trabekula (trabecula sheet) dengan jalinan ruang-ruang di antaranya dikenal sebagai ruang

trabekula (trabecular spaces/ space of Fontana). Di atas trabekula terdapat suatu saluran

lebar dan panjang disebut kanal Schlemm.

3

Page 4: sistem penglihatan 2

Kanal Schlemm (Gb-5)

Merupakan suatu pembuluh berbentuk cincin yang melingkari mata tepat anterior dan

eksternal skleral spur. Di sebelah luar dibatasi oleh jaringan sklera dan di dalam oleh

lapisan jaringan trabekula yang lebih dalam. Lumen kanal ini di batasi oleh selapis sel

endotel. Kanal ini akan meneruskan diri ke dalam pleksus sklera dan akhirnya bermuara

pada pleksus vena sklera. Di bagian posterior taji sklera, pada korpus siliaris terdapat otot

polos, muskulus siliaris yang berfungsi untuk mengatur akomodasi mata.

B. TUNIKA VASKULOSA / UVEA (L.uva=anggur) (Gb-1)

Tunika vaskulosa terdiri atas 3 bagian yaitu khoroid, badan siliaris dan iris.

Khoroid (choroid) (Gb-2 )

Khoroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel-sel

pigmen sehingga tampak bewarna hitam. Lapisan ini tersusun dari jaringan penyambung

jarang yang mengandung serat-serat kolagen dan elastin, sel-sel fibroblas, pembuluh darah

dan melanosit. Khoroid terdiri atas 4 lapisan yaitu (Gb-6):

1. Epikhoroid merupakan lapisan khoroid terluar tersusun dari serat-serat kolagen dan

elastin.

2. Lapisan pembuluh merupakan lapisan yang paling tebal tersusun dari pembuluh

darah dan melanosit.

3. Lapisan koriokapiler, merupakan lapisan yang terdiri atas pleksus kapiler, jaring0-

jaring halus serat elastin dan kolagen, fibroblas dan melanosit. Kapiler-kapiler ini

berasal dari arteri khoroidalis Pleksus ini mensuplai nutrisi untuk bagian luar

retina.

4. Lamina elastika, merupakan lapisan khoroid yang berbatasan dengan epitel pigmen

retina. Lapisan ini tersusun dari jarring-jaring elastik padat dan suatu lapisan dalam

lamina basal yang homogen.

Badan Siliaris (Korpus siliaris) (Gb-1 dan Gb-7)

Korpus siliaris (badan siliaris) adalah struktur melingkar yang menonjol ke dalam

mata terletak di antara ora serrata dan limbus. Struktur ini merupakan perluasan lapisan

4

Page 5: sistem penglihatan 2

khoroid ke arah depan. Korpus siliar disusun oleh jaringan penyambung jarang yang

mengandung serat-serat elastin, pembuluh darah dan melanosit.

Badan siliaris membentuk tonjolan-tonjolan pendek seperti jari yang dikenal sebagai

prosessus siliaris. Dari prosessus siliaris muncul benang-benang fibrillin yang akan

berinsersi pada kapsula lensa yang dikenal sebagai zonula zinii.

Korpus siliaris dilapisi oleh 2 lapis epitel kuboid (Gb-7). Lapisan luar kaya akan

pigmen dan merupakan lanjutan lapisan epitel pigmen retina. Lapisan dalam yang tidak

berpigmen merupakan lanjutan lapisan reseptor retina, tetapi tidak sensitif terhadap

cahaya. Sel-sel di lapisan ini akan mengeluarkan cairan filtrasi plasma yang rendah protein

ke dalam bilik mata belakang (kamera okuli posterior).

Humor akweus mengalir dari bilik mata belakang (kamera okuli posterior) ke bilik

mata depan (kamera okuli anterior) melewati celah pupil (celah di antara iris dan lensa),

lalu masuk ke dalam jaringan trabekula di dekat limbus dan akhirnya masuk ke dalam

kanal Schlemm. Dari kanal Schlemm humor akweus masuk ke pleksus sklera dan akhirnya

bermuara ke sistem vena.

Korpus siliar mengandung 3 berkas otot polos yang dikenal sebagai muskulus siliaris.

Satu berkas karena orientasinya akan menarik khoroid sehingga membuka kanal Schlemm

untuk aliran humor akweus. Dua berkas lain yang menempel pada skleral spur berfungsi

untuk mengurangi tekanan pada zonula Zinii sehingga lensa menjadi lebih tebal dan

konveks. Fungsi ini disebut akomodasi.

Glaukoma merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh peningkatan tekanan

intraokuler yang tinggi dalam waktu lama akibat kegagalan penyaluran humor akweus dari

bilik mata depan. Bila keadaan ini dibiarkan dapat menyebabkan kebutaan.

Iris (Iris, pelangi) (Gb-1 dan Gb-8)

Iris merupakan bagian yang paling depan dari lapisan uvea. Struktur ini muncul dari

badan siliar dan membentuk sebuah diafragma di depan lensa. Iris juga memisahkan bilik

mata depan dan belakang. Celah di antara iris kiri dan kanan dikenal sebagai pupil (pupil,

gadis kecil).

Iris disusun oleh jaringan ikat longgar yang mengandung pigmen dan kaya akan

pembuluh darah. Permukaan depan iris yang menghadap bilik mata depan (kamera okuli

5

Page 6: sistem penglihatan 2

anterior) berbentuk tak teratur dengan lapisan pigmen yang tak lengkap dan sel-sel

fibroblas. Permukaan posterior iris tampak halus dan ditutupi oleh lanjutan 2 lapisan epitel

yang menutupi permukaan korpus siliaris. Permukaan yang menghadap ke arah lensa

mengandung banyak sel-sel pigmen yang akan mencegah cahaya melintas melewati iris.

Dengan demikian cahaya akan terfokus masuk melalui pupil.

Pada iris terdapat 2 jenis otot polos (Gb-8) yaitu otot dilatator pupil dan otot

sfingter/konstriktor pupil. Kedua otot ini akan merubah diameter pupil. Otot dilatator

pupil yang dipersarafi oleh persarafan simpatis akan melebarkan pupil, sementara otot

sfingter pupil yang dipersarafi oleh persarafan parasimpatis (N. III) akan memperkecil

diameter pupil.

Jumlah sel-sel melanosit yang terdapat pada epitel dan stroma iris akan mempengaruhi

warna mata. Bila jumlah melanosit banyak mata tampak hitam, sebaliknya bila melanosit

sedikit mata tampak bewarna biru.

Lensa Mata (Gb-1 dan Gb-9)

Lensa terdiri atas 3 lapisan yaitu kapsul lensa, epitel subkapsul dan serat-serat lensa.

Kapsul lensa merupakan lamina basal yang umumnya disusun oleh serat-serat kolagen tipe

IV dan glikoprotein. Kapsul ini elastik, jernih dan kompak. Epitel subkapsul hanya

terdapat pada permukaan anterior lensa tepat di bawah kapsul lensa. Epitelnya terdiri atas

selapis sel kuboid. Di sebelah dalam dari epitel subkapsul terdapat serat-serat lensa yang

di bentuk dari sel-sel yang kehilangan inti dan organel sel lainnya. Serat-serat ini

kemudian diisi dengan protein lensa kristalin (crystallins). Adanya kristalin ini akan

meningkatkan index refraksi lensa.

Lensa sama sekali tidak mengandung pembuluh darah. Nutrisi untuk lensa diperoleh

dari humor akweus dan korpus vitreus. Lensa bersifat impermeabel, tetapi dapat ditembus

cahaya dengan mudah.

Pada orang tua sering dijumpai kekeruhan pada lensa yang menyebabkan menurunnya

kemampuan untuk melihat. Keadaan ini dikenal sebagai katarak. Kondisi mungkin

disebabkan oleh bertumpuknya pigmen atau substansi lain dan keterpaparan sinar ultra

violet secara berlebihan. Di samping itu pada orang tua terjadi suatu keadaan yang dikenal

sebagai presbiopia yaitu ketidakmampuan mata untuk melihat benda-benda dalam jarak

6

Page 7: sistem penglihatan 2

dekat yang disebabkan karena menurunnya elastisitas lensa akibat proses penuaan.

Sebagai akibatnya lensa tidak dapat mencembung guna memfokuskan bayangan benda

secara tepat pada retina. Keadaan ini dapat diatasi dengan pemakaian kaca mata.

Lensa digantung ke korpus siliaris oleh penggantung lensa yang dikenal sebagai

zonula Zinii.

Korpus Vitreus (Gb-1)

Korpus vitreus merupakan suatu agar-agar jernih yang mengisi ruang vitreus (ruang

antara lensa dan retina). Korpus vitreus disusun hampir seluruhnya oleh air (99%) dan

mengandung elektrolit, serat-serat kolagen dan asam hialuronat. Korpus vitreus melekat

pada seluruh permukaan retina. Di tengah korpus vitreus berjalan sisa suatu saluran yang

berisi cairan dikenal sebagai kanal hialoidea, yang semula mengandung arteri hialodea

pada masa janin. Badan vitreus berfungsi untuk memelihara bentuk dan kekenyalan bola

mata.

Ruang-ruang mata (Gb-1, Gb-5, Gb-7)

Ada 2 ruang mata yaitu kamera okuli anterior dan posterior. Kamera okuli anterior

merupakan suatu ruangan yang dibatasi di sebelah depan oleh sisi belakang kornea dan di

sebelah belakang dibatasi oleh lensa, iris dan permukaan depan badan siliar. Batas

lateralnya adalah sudut iris atau limbus yang ditempati oleh trabekula yang merupakan

tempat penyaluran humor akweus ke kanal schlemm.

Kamera okuli posterior adalah ruangan yang dibatasi di sebelah depan oleh iris dan

disebelah belakang oleh permukaan depan lensa dan zonula Zinii serta diperifer oleh

prosessus siliaris.

Kedua ruangan mata ini terisi oleh humor akweus, yaitu suatu cairan encer yang

disekresi sebagian oleh epitel siliar dan oleh difusi dari kapiler dalam prosessus siliaris.

Cairan ini mengandung materi yang dapat berdifusi dari plasma darah, tetapi

mengandung kadar protein yang rendah. Humor akweus disekresi secara kontinu ke

dalam kamera okuli posterior, mengalir ke ruang kamera okuli anterior melalui pupil dan

disalurkan melalui jaringan trabekula ke dalam kanal Schlemm. Dalam kondisi normal

jumlah cairan yang disekresi dan dikeluarkan berimbang sehingga tekanan di dalam

ruang mata ini berkisar kira-kira 23 mmHg. Bila terjadi sumbatan dalam pengeluaran

7

Page 8: sistem penglihatan 2

cairan sementara sekresi berlangsung terus, maka tekanan dalam bola mata akan

meningkat. Keadaan ini disebut glaukoma dan dapat mengakibatkan kerusakan retina

dan kebutaan bila dibiarkan.

C. TUNIKA NEURALIS (RETINA) ( Gb-9 dan Gb-10)

Retina merupakan lapisan terdalam bola mata, mengandung sel-sel fotoreseptor yaitu

sel-sel batang dan kerucut. Retina berkembang dari cangkir optik (optic cup (Gb-9)),

suatu struktur berbentuk cangkir yang terbentuk sebagai hasil proses invaginasi

(penonjolan ke arah dalam) gelembung optik primer (primary optic vesicle). Gelembung

optik primer ini berkembang dari penonjolan keluar prosencephalon (otak depan).

Tangkai dari cangkir optik (optic stalk) akan berkembang menjadi saraf optikus (optic

nerve). Dinding luar cangkir optik (optic cup) berkembang menjadi lapisan pigmen luar

sementara bagian saraf retina (neural retina) berkembang dari lapisan dalam cangkir optik.

Lempeng optik (optik disk) (Gb-1) yang terletak di dinding belakang bola mata

merupakan tempat keluarnya nervus optikus. Serat-serat saraf di daerah ini akan

bertumpuk membentuk suatu tonjolan yang disebut papila nervus optikus. Daerah ini

tidak mengandung sel-sel fotoreseptor, tidak peka terhadap cahaya, sehingga di sebut juga

sebagai bintik buta (blind spot).

Pada papila nervus optikus terdapat arteri dan vena sentralis. Pada umumnya arteri

sentralis merupakan satu-satunya arteri bagi retina. Sumbatan pada arteri ini dapat

mengakibatkan kebutaan yang menetap. Pada beberapa individu sebagian kebutuhan darah

untuk retina juga disuplai dari arteri silioretina untuk makula. Penyumbatan arteri sentralis

pada individu ini mengakibatkan kehilangan penglihatan perifer, karena makula tak

terganggu.

Saraf optik bukan merupakan saraf perifer tetapi suatu traktus sistem saraf pusat

antara sel ganglion retina dan otak tengah (midbrain). Saraf ini berjalan ke posterior ke

kiasma optikus dan mengandung lebih dari seribu berkas serat saraf bermielin yang

disokong oleh neuroglia (astrosit) dan bukan endoneurium. Selaput otak dan ruang

subarakhnoid melanjutkan diri dari otak sebagai sarung pembungkus saraf optik.

8

Page 9: sistem penglihatan 2

Kira-kira 2,5 mm lateral dari bintik buta terdapat daerah berpigmen kuning yang

dikenal sebagai Makula lutea (bintik kuning) (Gb-1). Bagian tengah makula lutea dikenal

sebagai fovea sentralis (Gb-1 dan Gb-11) yang merupakan daerah penglihatan yang

paling peka. Fovea sentralis merupakan suatu sumur dangkal berbentuk bulat terletak 4

mm ke arah temporal dari lempeng optik dan sekitar 0,8 mm di bawah meridian meridian

horizontal. Cekungan ini disebabkan tidak adanya lapisan dalam retina, pada retina di

daerah ini. Sel penglihat pada lantai fovea terdiri dari hanya kerucut yang tersusun rapat

dan berukuran lebih panjang di bandingkan dengan yang dibagian perifer retina.

Retina optikal atau neural melapisi khoroid mulai dari papila saraf optik di bagian

posterior hingga ora serrata di anterior. Pada irisan histologik (Gb-9, Gb-12 dan Gb-13)

terdapat 10 lapisan retina dari luar ke dalam yaitu:

1. Epitel pigmen

2. Lapisan batang dan kerucut

3. Membran limitans luar

4. Lapisan inti luar

5. Lapisan pleksiform luar

6. Lapisan inti dalam

7. Lapisan pleksiform dalam

8. Lapisan sel ganglion

9. Lapisan serat saraf

10. Membran limitans dalam

Epitel pigmen adalah suatu lapisan sel poligonal yang teratur, ke arah ora serrata

bentuk selnya menjadi lebih gepeng. Inti sel berbentuk kuboid dengan sitoplasmanya kaya

akan butir-butir melanin. Fungsi epitel pigmen adalah

1. Menyerap cahaya dan mencegah terjadinya pemantulan.

2. Berperan dalam nutrisi fotoreseptor

3. Penimbunan dan dan pelepasan vitamin A

4. Berperan dalam proses pembentukan rhodopsin

Lapisan batang dan kerucut mengandung 2 jenis sel fotoreseptor yaitu sel batang

dan sel kerucut yang merupakan modifikasi sel saraf. Lapisan ini mengandung badan sel

9

Page 10: sistem penglihatan 2

batang dan kerucut. Sel batang merupakan sel khusus yang ramping dengan segmen luar

berbentuk silindris dengan panjang 28 mikrometer mengandung fotopigmen rhodopsin

dan suatu segmen dalam yang sedikit lebih panjang yaitu sekitar 32 mikrometer.

Keduanya mempunyai ketebalan 1,5 mikrometer. Inti selnya terletak di dalam lapisan inti

luar. Ujung segmen luar tertanam dalam epitel pigmen. Segmen luar dan dalam

dihubungkan oleh suatu leher yang sempit. Dengan mikroskop electron segmen luar

tampak mengandung banyak lamel-lamel membran dengan diameter yang seragam dan

tersusun seperti tumpukan kue dadar. Sel batang ini di sebelah dalam membentuk suatu

simpul akhir yang mengecil pada bagian akhirnya pada lapisan pleksiform luar yang

disebut sferul batang (rod spherule). Sel batang yang hanya teraktivasi dalam keadaan

cahaya redup (dim light) sangat sensitive terhadap cahaya. Sel ini dapat menghasilkan

suatu sinyal dari satu photon cahaya. Tetapi sel ini tidak dapat menghasilkan sinyal dalam

cahaya terang (bright light) dan juga tidak peka terhadap warna.

Cahaya yang masuk ke dalam retina diserap oleh rhodopsin, suatu protein yang

tersusun dari opsin (protein transmembran) yang terikat pada aldehida vitamin A.

Penyerapan cahaya ini akan menyebabkan isomerisasi rhodopsin dan memisahkan opsin

dari ikatannya dengan aldehida vitamin A menjadi opsin bentuk aktif. Opsin bentuk aktif

kemudian memfasilitasi pengikatan guanosin triphosphate (GTP) dengan protein

transducin. Kompleks GTP-transducin ini kemudian mengaktifkan ensim cyclic guanosin

monophosphate phosphodiesterase suatu ensim yang berperan dalam pembentukan

senyawaan cyclic guanosin monophosphate (cGMP). Siklik guanosin monophosphate

(cGMP) ini berperan dalam pembukaan kanal natrium di dalam plasmalema sel batang dan

menyebabkan masuknya natrium dari segmen luar sel batang menuju ke segmen dalam sel

batang. Keadaan ini akan menyebabkan hiperpolarisasi di segmen dalam sel batang dan

merangsang dilepaskannya neurotransmitter dari sel batang menuju ke sel bipolar. Oleh

sel bipolar rangsang kimiawi ini dirubah menjadi impuls listrik yang akan diteruskan

menuju ke sel ganglion untuk selanjutnya dikirim ke otak.

Sel kerucut mempunyai struktur yang mirip dengan sel batang tetapi segmen luar

yang mengecil dan membesar ke arah segmen dalam, sehingga berbentuk seperti botol.

Inti sel kerucut lebih besar dibandingkan dengan sel batang. Sel kerucut di sebelah dalam

melebar pada bagian akhirnya pada lapisan pleksiform luar membentuk kaki kerucut

10

Page 11: sistem penglihatan 2

(cone pedicle). Sel kerucut teraktivasi dengan cahaya terang (bright light) dan

menghasilkan aktivitas visual yang lebih besar di bandingkan sel batang. Sel kerucut

merupakan sel fotoreseptor yang peka terhadap warna. Ada 3 jenis sel kerucut yang

masing-masing mengandung pigmen iodopsin yang berbeda. Setiap jenis iodopsin

mempunyai sensitivitas tertentu terhadap warna merah, biru dan hijau.

Membran limitans luar merupakan rangkaian kompleks tautan antara sel batang, sel

kerucut, dan sel Muller. Dengan mikroskop cahaya tampak sebagai garis.

Lapisan inti luar merupakan lapisan yang terdiri atas inti-inti sel batang dan kerucut

bersama badan selnya.

Lapisan pleksiform luar dibentuk oleh akson sel batang dan kerucut bersama dendrit

sel bipolar dan sel horizontal yang saling bersinaps.

Lapisan inti dalam dibentuk oleh inti-inti dan badan sel bipolar, sel horizontal, sel

amakrin, dan sel Muller. Sel bipolar dapat mempunyai dendrit yang panjang atau

pendek. Aksonnya lurus dan berjalan vertikal ke dalam lapisan pleksiform dalam disini

berhubungan dengan dendrit sel ganglion. Sel horizontal mempunyai badan sel yang

lebih besar daripada sel bipolar. Dendritnya berakhir dalam keranjang berbentuk cangkir

disekeliling sejumlah besar kaki kerucut. Sel amakrin terletak pada baris kedua atau

ketiga sebelah dalam lapisan inti dalam. Bentuknya seperti buah pir dengan sebuah

tonjolan yang berjalan ke arah dalam untuk berakhir pada lapisan pleksiform dalam. Di

lapisan ini tonjolan sel ini bercabang secara luas dan bersinaps dengan beberapa sel

ganglion. Sel Muller disebut juga gliosit retina, berukuran raksasa dengan intinya terletak

pada lapisan inti dalam. Dari badan sel, juluran sitoplasma yang panjang dan tipis meluas

ke membran limitans luar dan dalam.

Lapisan pleksiform dalam dibentuk oleh sinaps antara sel bipolar, amakirn, dan sel

ganglion.

Lapisan ganglion dibentuk oleh badan dan inti sel ganglion. Sel ganglion merupakan

sel yang besar, sangat mirip dengan neuron pada otak dengan suatu massa terdiri dari

materi kromofil (badan Nissl) dalam badan sel. Akson sel ganglion membentuk serat saraf

optik. Aksonnya tak pernah bercabang

Lapisan serat saraf optikus dibentuk oleh akson sel ganglion.

11

Page 12: sistem penglihatan 2

Membran limitans dalam sebenarnya adalah membrana basalis sel Muller yang

memisahkan retina dari korpus vitreum.

Media Refraksi

Media refraksi merupakan bangunan transparan yang harus dilalui berkas cahaya

untuk mencapai retina. Komponen media refraksi adalah

1. Kornea

2. kamera okuli anterior

3. kamera okuli posterior

4. lensa

5. badan vitreus.

ORGAN TAMBAHAN MATA

Bola mata terletak di dalam rongga tulang yang membuka ke anterior. Celah ini

ditutup oleh kelopak mata atas dan bawah yang bila saling mendekat akan bertemu di

fissura palpebra. Konjungtiva akan melipat dari bagian tepi kornea untuk melapisi

permukaan dalam kelopak mata. Lipatan ini disebut forniks superior dan inferior.

Organ-organ tambahan mata terdiri atas

1. Kelopak mata

2. konjungtiva

3. Kelenjar lakrimal

KELOPAK MATA (Gb-14)

Kelopak mata terdiri atas lempeng penyokong di bagian tengah yang terdiri dari

jaringan ikat dan otot rangka yang diliputi kulit di bagian luar dan suatu membran mukosa

di dalam.

Kulit di bagian depan merupakan kulit tipis dengan rambut kecil, kelenjar keringat,

kelenjar sebasea dan suatu dermis yang terdiri dari jaringan ikat halus yang banyak serat

elastin. Dermis lebih padat pada tepi kelopak mata dan disini mengandung tiga atau empat

baris rambut panjang yang kaku disebut bulu mata, yang menembus dalam ke dermis. Di

12

Page 13: sistem penglihatan 2

antara dan sebelah belakang bulu mata terdapat kelenjar apokrin yang saluran keluarnya

bermuara pada folikel bulu mata disebut kelenjar Moll.

Di bawah kulit terdapat lapisan otot lingkar mata (muskulus orbikularis okuli) yang

merupakan otot rangka. Bagian atau berkas serat otot ini yang berada di belakang saluran

keluar kelenjar Meibom disebut muskulus siliaris Riolani.

Di bagian tengah palpebra terdapat jaringan ikat fibrosa yang menjadi kerangka

kelopak mata yang disebut tarsus. Tarsus ini tebal pada pangkal kelopak mata dan makin

ke ujung makin semakin sempit. Di dalam tarsus terdapat untaian kelenjar sebasea yang

disebut kelenjar Meibom yang bermuara bersama ke dalam satu saluran keluar dan tidak

berhubungan dengan folikel rambut. Epitel konjungtiva makin ke pangkal makin tinggi

dan di dalam forniks terdapat lipatan mukosa.

KONJUNGTIVA (Gb-15)

Konjungtiva adalah membran mukosa jernih yang melapisi permukaan dalam kelopak

mata (konjungtiva palpebra) dan menutupi permukaan sklera pada bagian depan bola

mata (konjungtiva bulbi). Konjungtiva di susun oleh epitel berlapis silindris yang

mengandung sel goblet yang terletak di atas suatu lamina basal dan lamina propia yang

terdiri atas jaringan ikat longgar. Sekret sel-sel goblet ikut menyusun tirai air mata yang

berfungsi sebagai pelumas dan pelindung epitel mata bagian depan. Pada corneoscleral

junction, tempat berawalnya kornea, konjungtiva melanjutkan diri sebagai epitel kornea

berlapis gepeng kornea dan tidak mengandung sel goblet.

Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang biasanya ditandai oleh

konjungtiva yang hiperemis (merah) dan sekret yang banyak. Hal ini mungkin disebabkan

oleh bakteri, virus, alergen atau parasit-parasit lainnya.

KELENJAR LAKRIMAL (Gb-16)

Kelenjar lakrimal utama terletak pada sudut superolateral rongga mata. Ukurannya

sebesar kenari, tubuloasinar dan serosa, dengan sel mioepitel yang menyolok. Lobus

kelenjar yang terpisah mencurahkan isinya melalui 10-15 saluran keluar ke dalam bagian

lateral forniks superior konjungtiva. Juga ditemukan banyak kelenjar lakrimal tambahan/

assesoris dalam lamina propria kelopak mata atas dan bawah.

13

Page 14: sistem penglihatan 2

Air mata mengandung banyak air dan lisosim suatu zat anti bakteri. Air mata

berfungsi untuk memelihara agar epitel konjungtiva tetap lembab, kedipan kelopak mata

akan menyebabkan air mata tersebar di atas kornea seperti wiper pada kaca mobil dan

berguna untuk mengeluarkan benda asing seperti partikel debu. Penguapan air mata yang

berlebihan dicegah oleh suatu lapisan/film mukus (dari sel goblet konjungtiva tarsal) di

atas film air dan minyak (dari kelenjar meibom). Air mata disapukan ke arah medial dan

kelebihannya memasuki pungta lakrimal (lacrimal puncta) yang terletak disetiap sudut

medial palpebra superior dan inferior. Dari sini air mata kemudian masuk ke kanalikuli

lakrimal (lacrimal canaliculi), dan akhirnya masuk sakus lakrimal. Dinding kanalikuli

lakrimal tersusun oleh epitel bertingkat silindris bersilia. Sakus lakrimalis merupakan

bagian superior duktus nasolakrimalis yang melebar. Air mata kemudian masuk ke duktus

nasolakrimal yang juga dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia. Dari sini air mata

kemudian dikeluarkan ke meatus inferior yang terletak di dasar rongga hidung.

References

1. Wonodirekso, S dan Tambajong J (editor) (1990), Organ-Organ Indera Khusus dalam

Buku Ajar Histologi Leeson and Leeson (terjemahan), Edisi V, EGC, Jakarta,

Indonesia Hal.538-574.

2. Fawcett, D.W (1994), The Eye in: A Textbook of Histology (Bloom and Fawcett), 12th

edition, Chapman and Hall, New York, USA, pp. 872-916

3. diFiore, MSH (1981), Organs of Special Sense and Associated Structures, in Atlas of

Human Histology, 5th edition, Lea and Febiger, Philadelphia, USA, pp.248-256.

4. Young, B and Heath, J.W. (2000), Special Sense Organs in Wheater’s Functional

Histology, 4th edition, Churchill Livingstone, London, UK, pp 380-405

5. Gartner, LP and Hiatt, J.L. (1997), Special Senses in: Color Textbook of Histology,

W.B. Saunder Company, USA, pp. 422-442

14