Pengkajian Klien Gangguan Sistem Penglihatan

download Pengkajian Klien Gangguan Sistem Penglihatan

of 50

Transcript of Pengkajian Klien Gangguan Sistem Penglihatan

  • Mahasiswa mampu mengkaji penglihatan klien dalam pengumpulan data anamnesisMahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik mata berupa inspeksi dan palpasi Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan penglihatanMahasiswa mengetahui pemeriksaan diagnostik yang berhubungan dengan pengkajian klien dengan gangguan penglihatan

  • Bbrp faktor dpt mempengaruhi proses visual shg kita perlu informasi u/ membantu dlm hal:Pengumpulan dataMenegakkan diagnosis keperawatanMerencanakan intervensi perawatan yg tepat dan berhub

  • Hal-hal yg diperlukan:AnamnesisPemeriksaan fisikPemeriksaan penglihatanPemeriksaan diagnostikPengkajian psikososial

  • Data demografi : umur, latar belakang etnis, jenis kelamin, alamatRiwayat personal dan keluarga (riway kecelakaan,cedera, prmbedahan yg lalu,kondisi medis sistemik, medikasi)Riwayat diet Status sosial dan ekonomiMasalah kesehatan sekarang (awitan perub visual, faktor presipitasi, perkiraan durasi, lokasi ggn mata, tindakan yg dilakukan)

  • KELAINAN PENGLIHATANPenurunan tajam penglihatan, bs ok:Kel refraksiGgn media refraktaGgn fungsi retina2. Aberasi penglihatan, bs okGlare (ok ggn refraksi yg tdk dikoreksi, guratan pd lensa kcmt, pupil midriasis,Distorsi visual ok migrain, koreksi lensa yg kuat, lesi pd n.IIPenglihatan ganda/diplopia

  • KELAINAN PENAMPILAN MATAKeluhan mata merahPerubahan warnaLesi fokal pd permukaan mataEdema palpebraPerubahan posisi palpebraPenonjolan/ tergesernya bola mata

  • KELAINAN SENSASI MATANyeri dan pegal atau sakit mataNyeri mata, bs dr permukaan mata (ok kerusakan epitel kornea), atau dr dlm bola mata (glaukoma, endoftalmitis)Iritasi mata, meliputi gatal, rasa berpasir, sekret

  • Tujuan : untuk mengetahui bentuk,fungsi dan kelainan,yang ada pada mataAlat : senter kecil,kartu snelien,penutup mata,sarung tanganPemeriksaan fisik mata Meliputi :Pemeriksaan Segmen Anterior Palpebra(kelopakmata),Konjungtiva(selaput lendir mata), Kornea(selaput bening mata), Bilik mata depan, Iris dan pupil, lensa mata.Pemeriksaan segmen posterior (retina dan badan kaca

  • Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.Periksa jumlah, posisi atau letak mataPeriksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurnaPeriksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada korneaKatarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat.

  • Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat meng-indikasikan adanya defek retina Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retinaPeriksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaanApabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down.

  • INSPEKSIPostur & gambaran klien kombinasi baju tdk lazim (mgkn buta warna)Kesimetrisan mataAlis dan kelopak mataKonjungtivaKelenjar lakrimalSkleraKorneaPupil

  • Penilaian Pemeriksaan segmen Anteriora. Palpelbra > Penderita melihat lurus ke depan maka pinggir palpebra atas akan menutupi limbus atas (pinggir kornea) selebar 1 2 mm.b. konjungtiva > Normanya tidak berwarna dan tranparac. kornea > Normalnya beningd. Bilik mata depan (BMD) mata > Normalnya mata cukup dalam dan jernih.e. Iris dan pupil > Normalnya pupil mata kiri dan kanan sama lebarnya dan letaknya simetris di tengah. Lebar pupil + 3 mm.Pemeriksaan ada 2 cara :Disinari dengan sinar langsung, dan diamati mata yangLANGSUNG disinari Disinari mata kanan, yang dilihat mata kiri. PadaTIDAK LANGSUNG orang buta tanpa kelainan syaraf, langsung -, tidak langsung +f. Lensa mata,Normalnya jernih. Kekeruhan lensa mata disebut katarak, kelainan lensa mata bisa terjadi Luksasio atau Subluksasio lensa.

  • Kelopak mata harus konsisten dengan corak klien, dengan tanpa oedema atau lesi. Lipatan palpebra harus simetris dengan tidak ada kelambatan kelopakBulu mata harus terdistribusi rata di sepanjang kelopakBola mata harus cerah dan jernihApartus lakrimal harus tidak mengalami inflamasi, pembengkakan atau air mata yang berlebihan

  • Periksa konjungtiva palpebra hanya jika anda mencurigai adanya benda asing atau jika klien mengeluh nyeri kelopak mata. Untuk memeriksa bagian dari konjungtiva ini, minta klien untuk melihat ke bawah sementara anda menarik dengan perlahan bulu mata tengah ke depan dan ke atas dengan ibu jari dan jari telunjuk anda.

  • EVERSI KELOPAK MATAPemeriksaan untuk menilai konyungtiva tarsalis, Cara Pemeriksaan :Ccuci tangan hingga bersih Pasien duduk didepan slit lampSebaiknya mata kanan pasien diperiksa dengan tangan kanan pemeriksa. Ibu jari memegang margo, telunjuk memegang kelopak bagian atas dan meraba tarsus, lalu balikkanSetelah pemeriksaan selesai kembalikan posisi kelopak mata. Biasakan memeriksa kedua mata.

  • Untuk menginspeksi kornea dan ruang anterior, arahkan cahaya senter ke dalam mata klien dari beberapa sudut sisi. Normalnya, kornea dan ruang anterior bersih dan transparan. Hitung kedalaman ruang anterior dari samping dengan menggambarkan jarak antara kornea dengan iris. Iris harus teriluminasi dengan cahay dari samping. Permukaan kornea normalnya tampak bercahaya dan terang tanpa adanya jaringan parut atau ketidakteraturan. Pada klien lansia, arkus senilis (cincin abu-abu putih di sekeliling tepi kornea) merupakan hal yang normal.Inspeksi bentuk iris, yang harus tampak datar jika dipandang dari samping, dan juga warnanya.

  • Uji sensitivitas korneal, yang menunjukkan keutuhan fungsi saraf kranial V (saraf trigemeinus) dengan sedikit mengusapkan kapas di permukaan kornea. Kelopak di kedua mata harus menutup ketika anda menyentuh kornea. Gunakan kapas yang berbeda untuk setiap mata untuk menghindari kontaminasi silang.

  • Tujuan : Untuk mengetahui apakah sensasi kornea normal, atau menurunAlat : Kapas sterilCaranya :Bentuk ujung kapas dengan pinset steril agar runcing dan halusFiksasi mata pasien keatas agar bulu mata tidak tersentuh saat kornea disentuhFiksasi jari pemeriksa pada pipi pasien dan ujung kapas yang halus dan runcing disentuhkan dengan hati-hati pada kornea, mulai pada mata yang tidak sakit.

  • HasilPada tingkat sentuhan tertentu reflek mengedip akan terjadi.Penilaian dengan membandingkan sensibilitas kedua mata pada pasien tersebut.

  • Periksa kesamaan ukuran, bentuk, reaksi terhadap cahaya, dan akomodasi pada pupil masing-masing mata. Untuk menguji reaksi pupil terhadap cahay, gelapkan ruangan dan dengan klien menatap lurus ke arah titik yang sudah ditentukan, sorotkan senter dari samping mata kiri ke tengah pupilnya. Kedua pupil harus berespons; pupil yang menerima cahaya langsung berkonstriksi secara langsung, sementara pupil yang lain berkonstriksi secara bersamaan dan secara penuh.

  • Klien disuruh melihat jauhSetelah itu pemeriksa mata klien di senter / diberi cahaya & lihat apakah ada reaksi pd pupil. Normal akan mengecilPerhatikan pupil mata yg satunya lagi, apakah ikut mengecil karena penyinaran pupil mata tadi disebut dengan reaksi cahaya tak langsungCegah reflek akomodasi dgn klien disuruh tetap melihat jauh

  • Sekarang uji pupil mata kanan. Pupil harus bereaksi segera, seimbang, dan cepat (dalam 1 sampai 2 detik). Jika hasilnya tidak meyakinkan, tunggu 15 sampai 30 detik dan coba lagi. Pupil harus bundar dan sama sebelum dan sesudah kelihatan cahaya.

  • Untuk menguji akomodasi, minta klien menatap objek di seberang ruangan. Normalnya pupil akan dilatasi. Kemudian minta klien untuk menatap jari telunjuk anda atau pada pensil yang berjarak 60 cm. Pupil harus berkonstriksi dan mengumpul seimbang pada objek. Ingat bahwa pada klien lansia, akomodasi dapat berkurang.

  • 2. PALPASI Menentukan ada/tdk tumorNyeri tekanTekanan intra okuler (TIO)Sakus lakrimal, ada sumbatan/tdk

  • Palpasi dgn perlahan adanya pembengkakan & nyeri tekan pd kelopak mata.Palpasi bola mata dgn menempatkan kedua ujung jari telunjuk di kelopak mata di atas sklera sementara klien melihat ke bawah. Bola mata harus teras sama keras.Palpasi kantong lakrinal dgn menekankan jari telunjuk pd lingkar orbital bawah pd sisi yg plg dekat dengan hidung klien. Sambil menekan, observasi adanya regurgitasi abnormal materi purulen a/ air mata yg berlebihan pd pungtum, yg dpt mengindikasikan adanya sumbatan dlm duktus nasolakrimal.

  • TAJAM PENGLIHATAN / UJI PENGLIHATAN SENTRAL a. Uji Penglihatan jauh b. Uji Penglihatan dekat2. PENGKAJIAN LAPANG PANDANG / UJI PENGLIHSATAN PERIFER3. UJI PENGLIHATAN WARNA4. PENGKAJIAN FUNGSI OTOT EKSTRAOKULER a. Corneal light reflex b. The Six Cardinal position of Gaze c. Cover-Uncover test

  • Siapkan kartu snellen atau kartu yang lain untuk pasin dewasa atau kartu gambar untuk anak anak Atur kursi tempat duduk pasien dengan jarak 5 atau 6m dari kartu snellenAtur penerangan yang memadai sehingga kartu dapat di baca dengan jelas

  • Beri tahu pasien untuk menutup mata kiri dengan satu tangan tanpa menekan mataPemeriksaan mata kanan di lakukan dengan cara pasien di suruh membaca mulai dari huruf yang paling besar menuju huruf yang kecil dan catat tulisan terakhir yang masih dapat di baca oleh pasienSelanjutnya lakukan pem pd mata kiri

  • Hasil yang dicatat merupakan perbandingan antara apa yang dapat dibaca pada jarak 5 m dengan jarak yg dibutuhkan o/ org normal untuk membaca baris yg samaCth : 5/20 artinya klien dpt membaca dari jarak 5 m dari kartu yang mata normal dpt membacanya pd jarak 20 mJika huruf terbesar dr kartu snellen tidak dpt dibaca maka dilakukan hitung jari

  • PEMERIKSAAN UJI PENGLIHATANDENGAN HITUNG JARI : Bila responden belum dapat melihat huruf teratas atau terbesar dari kartu Snellen atau kartu E maka mulai HITUNG JARI pada jarak 3 meter (tulis 3/60).Hitung jari 3 meter belum bisa terlihat maka maju 2 meter (tulis 2/60), bila belum terlihat maju 1 meter (tulis 1/60). Bila belum juga terlihat maka lakukan GOYANGAN TANGAN pada jarak 1 meter (tulis 1/300)

  • Berdiri m di depan klien, lalu menggerakkan tangan kiri-kanan, atas bawah atau tegak-berhenti, &tanyakan ke arah mana gerakan tangan tsb.Goyangan tangan belum terlihat maka senter mata responden dan tanyakan apakah responden dapat melihat SINAR SENTER (jika ya tulis 01/) Bila tidak dapat melihat sinar senter disebut BUTA TOTAL (tulis 0)

  • Uji penglihatan jarak dekat klien dengan memegang grafik Snellen atau kartu dengan kertas koran berukuran 30,5 sampai 35,5 cm di depan mata klien, klien yang normalnya memakai kacamata baca harus memakainya untuk uji ini. Seperti pada penglihatan jarak jauh, uji setiap mata secara terpisah dan kemudian bersamaan.

  • Duduk berhadapan dengan klien, dengan jarak 60 cm, dengan mata anda sejajar dengan mata klien. Minta klien menatap lurus ke depan. Tutupi satu mata anda dengan kertas buram atau tangan anda dan minta kien untuk menutup matanya yang tepat bersebrangan dengan mata anda yang ditutup

  • Kemudian, ambil sebuah objek, misalnya pensil dari bidang superior perifer ke arah lapang pandang tengah. Objek tsb hrs berada pd jarak yg sama di antara anda dan klienMinta klien u/ mengatakan pd anda saat objek tersebut terlihat. Jika penglihatan perifer anda utuh, anda dan klien akan melihat objek tersebut pada waktu yang bersamaan.

  • Ulangi prosedur searah jarum jam pada sudut 45 derajat, periksa lapang pandang superior, inferior, temporal, dan nasal. Ketika menguji lapang pandang temporal, anak akan mengalami kesulitan menggerakkan objek sampai cukup jauh sehingga anda & klien tdk dpt melihatnya. Jadi lakukan uji lapang pandang temporal ini dgn meletakkan pensil sedemikian rupa di belakang klien & di luar lapang pandang klien. Bawa pensil tsb berkeliling sec perlahan sp klien dpt melihatnya.

  • Minta klien untuk mengidentifikasi pola bulatan-bulatan warna pada plat berwarna. Klien yang tidak dapat membedakan warna tidak akan mendapatkan polanya.

  • Untuk mengkaji fungsi otot ekstraokuler klien, perawat harus melakukan tiga tes : 1. Enam posisi kardinal tes penglihatan, 2. Tes terbuka-tertutup, dan 3. Tes refleks cahaya korneal.

  • Duduk langsung di depan klien, & pegang objek silindris, seperti pensil, tepat di depan hidung klien, & menjauh sekitar 46 cm dr hidung klien.Minta klien u/ memperhatikan objek tsb pd saat & menggerakkannya searah jarum jam melewati enam posisi kardinal-medal superior, lateral superior, lateral, lateral inferior, dan medial-kembalikan objek ke titik tengah setelah setiap gerakan.

  • Melalui tes ini, mata klien akan tetap paralel pada saat bergerak. Perhatikan adanya temuan abnormal, seperti nistagmus, atau deviasi salah satu mata yang menjauh dari objek.

  • Minta klien menatap suatu objek pada dinding yang jauh yang berhadapan. Tutupi mata kiri klien dengan kartu buram dan observasi mata kanan yang tidak ditutp akan adanya gerakan atau berputar-putar.

  • Kemudian, lepas kertas dari mata kiri. Mata harus tetap diam dan berfokus pada objek, tanpa bergerak atau berputar-putar. Ulangi proses tersebut dengan mata kanan.

  • Minta klien u/ melihat lurus ke depan sementara anda mengarahkan sinar senter ke batang hidung klien dari jarak 30,5 -38 cm. Periksa u/memastikan apakah kornea memantulkan cahaya di tempat yg tepat sama di kedua mata. Refleks yg tdk simetris menunjukkan ketidakseimbangan otot yg menyebabkan mata menyimpang dr titik yg benar.

  • Menggunakan Oftalmoskop (pemeriksa menggunakan mata kanan,sedangkan yang diperiksa juga mata kanan)U/ menilai badan kaca dan retina

  • Uji laboratoriumRadiografi a. Fluorosein angiografi b. Computed tomografiPemeriksaan dgn slit lampUji Fluorosein / pewarnaan korneaTonometri a. tonometri Schiotz b. tonometri aplanasi c. tonometri non kontakUltrasonografiElektroretinografi Pemindaian radioisotop

  • PEMERIKSAAN SLIT LAMPPEMERIKSAAN FLUOROSEIN

  • TONOMETRI SCHIOTZ

    TONOMETRI APLANASI

    TONOMETER NON KONTAK