Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

8
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. A. Unsur SPIP terdiri atas unsur: a. Lingkungan Pengendalian Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya, melalui: a. penegakan integritas dan nilai etika b. komitmen terhadap kompetensi c. kepemimpinan yang kondusif d.pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait, diwujudkan dengan adanya mekanisme saling uji antar Instansi Pemerintah terkait. b. Penilaian Risiko

Transcript of Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Page 1: Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

A. Unsur

SPIP terdiri atas unsur:

a. Lingkungan Pengendalian

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya, melalui:

a. penegakan integritas dan nilai etika

b. komitmen terhadap kompetensi

c. kepemimpinan yang kondusif

d.pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan

e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat

f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia

g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif

h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait, diwujudkan dengan adanya mekanisme saling uji antar Instansi Pemerintah terkait.

b. Penilaian Risiko

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan penilaian risiko, berupa :

a. identifikasi risiko; dilaksanakan dengan:

menggunakan metodologi yang sesuai untuk tujuan Instansi Pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan secara komprehensif;

menggunakan mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko dari faktor eksternal dan faktor internal; dan

menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko.

b. analisis risiko. Analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan Instansi Pemerintah. Pimpinan Instansi Pemerintah menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menentukan tingkat risiko yang dapat diterima.

Page 2: Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Dalam rangka penilaian risiko, pimpinan Instansi Pemerintah menetapkan:

a. tujuan Instansi Pemerintah yang memuat pernyataan dan arahan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat waktu serta wajib dikomunikasikan kepada seluruh pegawai.Untuk mencapai tujuan Instansi Pemerintah pimpinan Instansi Pemerintah menetapkan:

strategi operasional yang konsisten; dan strategi manajemen terintegrasi dan rencana penilaian risiko.

b. tujuan pada tingkatan kegiatan, Penetapan tujuan pada tingkatan kegiatan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

a) berdasarkan pada tujuan dan rencana strategis Instansi Pemerintah;b) saling melengkapi, saling menunjang, dan tidak bertentangan satu dengan

lainnya;c) relevan dengan seluruh kegiatan utama Instansi Pemerintah;d) mengandung unsur kriteria pengukuran;e) didukung sumber daya Instansi Pemerintah yang cukup; danf) melibatkan seluruh tingkat pejabat dalam proses penetapannya.

c. Kegiatan Pengendalian

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan, sekurang- kurangnya memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok Instansi Pemerintah;b. kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko;c. kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus Instansi Pemerintah;d. kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis;e. prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai yang ditetapkan secaratertulis; danf. kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan.

Kegiatan pengendalian terdiri atas:a. reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan, dilaksanakan dengan membandingkan kinerja dengan tolok ukur kinerja yang ditetapkan.b. pembinaan sumber daya manusia, yang mana pimpinan Instansi Pemerintah harus sekurang-kurangnya: mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi instansi kepada pegawai; membuat strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya manusia yang

mendukung pencapaian visi dan misi; dan membuat uraian jabatan, prosedur rekrutmen, program pendidikan dan pelatihan

pegawai, sistem kompensasi, program kesejahteraan dan fasilitas pegawai, ketentuan disiplin pegawai, sistem penilaian kinerja, serta rencana pengembangan karir.

c. pengendalian atas pengelolaan sistem informasi, meliputi: pengendalian umum, terdiri atas:

a) pengamanan sistem informasib) pengendalian atas akses;

Page 3: Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

c) pengendalian atas pengembangan dan perubahan perangkat lunak aplikasi;d) pengendalian atas perangkat lunak sistem;e) pemisahan tugas; danf) kontinuitas pelayanan.

pengendalian aplikasi, terdiri atas:a. pengendalian otorisasi;b. pengendalian kelengkapan;c. pengendalian akurasi; dand. pengendalian terhadap keandalan pemrosesan dan file data.

d. pengendalian fisik atas aset, pimpinan Instansi Pemerintah wajib menetapkan, mengimplementasikan, dan mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai:

rencana identifikasi, kebijakan, dan prosedur pengamanan fisik; dan rencana pemulihan setelah bencana.

e. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja, pimpinan Instansi Pemerintah harus:

menetapkan ukuran dan indikator kinerja mereviu dan melakukan validasi secara periodik atas ketetapan dan keandalan

ukuran dan indikator kinerja mengevaluasi faktor penilaian pengukuran kinerja; dan membandingkan secara terus-menerus data capaian kinerja dengan sasaran

yang ditetapkan dan selisihnya dianalisis lebih lanjut.f. pemisahan fungsi, pimpinan Instansi Pemerintah harus menjamin bahwa seluruh aspek utama transaksi atau kejadian tidak dikendalikan oleh 1 (satu) orang.g. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting, pimpinan Instansi Pemerintah wajib menetapkan dan mengkomunikasikan syarat dan ketentuan otorisasi kepada seluruh pegawai.h. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian, pimpinan Instansi Pemerintah perlu mempertimbangkan:

transaksi dan kejadian diklasifikasikan dengan tepat dan dicatat segera; dan klasifikasi dan pencatatan yang tepat dilaksanakan dalam seluruh siklus

transaksi atau kejadian.i. pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya pimpinan Instansi Pemerintah wajib memberikan akses hanya kepada pegawai yang berwenang dan melakukan reviu atas pembatasan tersebut secara berkala.j. akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya, pimpinan Instansi Pemerintah wajib menugaskan pegawai yang bertanggung jawab terhadap penyimpanan sumber daya dan pencatatannya serta melakukan reviu atas penugasan tersebut secara berkala.k. dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian penting, pimpinan Instansi Pemerintah wajib memiliki, mengelola, memelihara, dan secara berkala memutakhirkan dokumentasi yang mencakup seluruh Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian penting.

d.Informasi dan Komunikasi

Komunikasi atas informasi wajib diselenggarakan secara efektif. Untuk menyelenggarakan, pimpinan Instansi Pemerintah harus sekurang-kurangnya:

menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi; dan

Page 4: Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara terus menerus.

e. Pemantauan Pengendalian Intern.

Pemantauan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan melalui :

Pemantauan berkelanjutan, diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas.

Evaluasi terpisah, diselenggarakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Intern.Dapat dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah atau pihak eksternal pemerintah.Dapat dilakukan dengan menggunakan daftar uji pengendalian intern sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya harus segera diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan.

B. Penguatan Efektivitas Penggunaan SPIP

Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan masing-masing. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Intern dilakukan:

a. pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara. Pengawasan intern oleh aparat pengawasan intern pemerintah yang terdiri atas:

I. BPKP. BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:

kegiatan yang bersifat lintas sektoral; kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri

Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

II. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi kementerian negara/lembaga yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

III. Inspektorat Provinsi. Inspektorat Provinsi melakukan pengawasanterhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah provinsi yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi.

IV. Inspektorat Kabupaten/Kota. Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota.

Page 5: Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Aparat pengawasan intern pemerintah melakukan pengawasan intern melalui:a) audit, terdiri atas :

audit kinerja, merupakan audit atas pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang terdiri atas aspek kehematan, efisiensi, dan efektivitas.

audit dengan tujuan tertentu, mencakup audit yang tidak termasuk dalam audit kinerja. Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan yang telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Syarat itu dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan program sertifikasi.

Untuk menjaga perilaku pejabat disusun kode etik aparat pengawasan intern pemerintah. Untuk menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakanaparat pengawasan intern pemerintah, disusun standar audit.

Setelah melaksanakan tugas pengawasan, aparat pengawasan intern pemerintah wajib membuat laporan hasil pengawasan dan menyampaikannya kepada pimpinan Instansi Pemerintah yang diawasi.

Untuk menjaga mutu hasil audit aparat pengawasan intern pemerintah, secara berkala dilaksanakan telaahan sejawat.

Aparat pengawasan intern pemerintah dalam melaksanakan tugasnya harus independen dan obyektif.

b) reviu; evaluasi; pemantauan; dan kegiatan pengawasan lainnya. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern melakukan reviu atas laporan keuangan kementerian negara/lembaga sebelum disampaikan menteri/pimpinan lembaga kepada Menteri Keuangan. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menetapkan standar reviu atas laporan keuangan untuk digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan reviu atas laporan keuangan oleh aparat pengawasan intern pemerintah. Ketentuan lebih lanjut diatur dengan Peraturan Presiden.

b. pembinaan penyelenggaraan SPIP. Pembinaan penyelenggaraan SPIP meliputi: penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP sosialisasi SPIP pendidikan dan pelatihan SPIP pembimbingan dan konsultansi SPIP; dan peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.

Pembinaan penyelenggaraan SPIP dilakukan oleh BPKP.

Resume ini oleh : Tashafimmah PusdikasariKelas : 3 AB / 33