Sistem Pengawasan Bank Oleh Bank Indonesia
-
Upload
maelinda-permatasari-pudja-putri -
Category
Documents
-
view
281 -
download
6
description
Transcript of Sistem Pengawasan Bank Oleh Bank Indonesia
SISTEM PENGAWASAN BANK OLEH BANK INDONESIA
Dalam menjalankan tugas pengawasan bank, saat ini BI melaksanakan sistem
pengawasannya dengan menggunakan 2 pendekatan yakni pengawasan berdasarkan
kepatuhan (compliance based supervision) dan pengawasan berdasarkan risiko (risk based
supervision/RBS).
Dengan adanya pendekatan RBS tersebut, bukan berarti mengesampingkan
pendekatan berdasarkan kepatuhan, namun merupakan upaya untuk menyempurnakan sistem
pengawasan sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengawasan perbankan.
Secara bertahap, pendekatan pengawasan yang diterapkan oleh BI akan beralih menjadi
sepenuhnya pengawasan berdasarkan risiko.
1. Pengawasan Berdasarkan Kepatuhan (Compliance Based Supervision)
Pendekatan pengawasan berdasarkan kepatuhan pada dasarnya menekankan
pemantauan kepatuhan bank untuk melaksanakan ketentuan ketentuan yang terkait dengan
operasi dan pengelolaan bank. Pendekatan ini mengacu pada kondisi bank di masa lalu
dengan tujuan untuk memastikan bahwa bank telah beroperasi dan dikelola secara baik
dan benar menurut prinsip-prinsip kehati-hatian.
2. Pengawasan Berdasarkan Risiko (Risk Based Supervision)
Pendekatan pengawasan berdasarkan risiko merupakan pendekatan pengawasan
yang berorientasi ke depan (forward looking). Dengan menggunakan pendekatan tersebut
pengawasan/pemeriksaan suatu bank difokuskan pada risiko-risiko yang melekat (inherent
risk)pada aktivitas fungsional bank serta sistem pengendalian risiko (risk control system).
Melalui pendekatan ini akan lebih memungkinkan otoritas pengawasan bank untuk
proaktif dalam melakukan pencegahan terhadap permasalahan yang potensial timbul di
bank. Pendekatan pengawasan berdasarkan risiko memiliki siklus pengawasan sebagai
berikut :
1
Jenis-Jenis Risiko Bank :
Risiko Kredit : Risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi
kewajibannya.
Risiko Pasar : Risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar (adverse
movement) dari portofolio yang dimiliki oleh Bank,yang dapat merugikan Bank.
Variabel pasar antara lain adalah suku bunga dan nilai tukar.
Risiko Likuiditas : Risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi
kewajiban yang telah jatuh waktu.
Risiko Operasional : Risiko yang antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan
atau tidak berfungsinya proses internal,kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau
adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.
2
Risiko Hukum : Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis.
Kelemahan aspek yuridis antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan
peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti
tidak dipenuhinya syarat sahnya kontra.
Risiko Reputasi : Risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi negatif yang
terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank
.Risiko Strategik : Risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan
pelaksanaan strategi Bank yang tidak tepat pengambilan keputusan bisnis yang tidak
tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal.
Risiko Kepatuhan : Risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
SISTEM INFORMASI PELAPORAN BANK KEPADA BANK INDONESIA
3
Sistem Informasi Manajemen – Sektor Perbankan Bank Indonesia (SIM-SPBI)
SIMSPBI merupakan sistem informasi terpadu untuk mendukung tugas
pengawasan, pemeriksaan dan pengaturan perbankan BI.
Tujuan dari penerapan SIM-SPBI adalah :
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem pengawasan dan pemeriksaan bank;
Menciptakan keseragaman (standarisasi) dalam pelaksanaan tugas pengawasan dan
pemeriksaan bank.
Mengoptimalkan Pengawas dan Pemeriksa Bank dalam menganalisa kondisi bank
sehingga dapat meningkatkan mutu pengawasan dan pemeriksaan bank;
Memudahkan audit trail oleh pihak yang berkepentingan;
Meningkatkan keamanan dan integritas data serta informasi
SIM-SPBI terdiri dari 3 subsistem yakni :
1. Sistem Informasi Manajemen Pengawasan (SIMWAS)
Merupakan sistem informasi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
tugas-tugas pengawasan, pemeriksaan dan penelitian bank umum. Melalui SIMWAS,
pengawas bank akan mampu mengoptimalkan kegiatan analisa dan memperoleh
informasi mengenai kondisi keuangan bank (termasuk Tingkat Kesehatan Bank dan
profil risiko) secara cepat. Modul-modul yang tersedia antara lain modul Data Pokok
Bank dan modul Fit and Proper Test (FPT).
2. Sistem Informasi Bank dalam Investigasi (SIBADI)
Merupakan sistem informasi untuk meningkatkan tertib administrasi dan
kemudahan pemantauan tugas dalam rangka investigasi tindak pidana di bidang
perbankan. Melalui SIBADI, dapat dilakukan pemantauan terhadap perkembangan
investigasi atas dugaan tindak pidana yang diakukan oleh suatu bank sejak laporan
penyimpangan diterima, jadwal investigasi, langkah-langkah yang telah dilakukan
sampai dengan hasil akhir investigasi dimaksud.
4
3. Data Mart Data Pokok Bank
Menyediaka informasi yang berkaitan dengan kelembagaan, kepemilikan dan
kepengurusan, operasional dan strategi pengawasan yang diterapkan pada suatu bank
sehingga diharapkan dapat mengoptimalkan informasi dalam rangka pengawasan dan
pembinaan bank.
Sistem Informasi Debitur (SID)
SID adalah sistem yang menyediakan informasi mengenai debitur baik perorangan
maupun badan usaha, yang diolah berdasarkan laporan penyediaan dana yang diterima
Bank Indonesia dari Pelapor. SID dikembangkan dengan tujuan untuk membantu :
1. Bagi pemberi kredit, antara lain :
o Membantu dalam mempercepat proses analisis dan pengambilan keputusan
pemberian kredit
o Mengurangi ketergantungan pemberi kredit kepada agunan
konvensional.Pemberi kredit dapat menilai reputasi kredit calon debitur
sebagai pengganti/pelengkap agunan.
2. Bagi penerima kredit, antara lain :
o Mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh persetujuan kredit
o Nasabah baru,khususnya yang tergolong sebagai UMKM,a kan mendapat
akses yang lebih luas kepada pemberi kredit dengan mengandalkan reputasi
keuangannya tanpa harus tergantung pada kemampuan untuk menyediakan
agunan.
Sistem Informasi Manajemn Pengawasan BPR (SIMWAS BPR)
SIMWAS-BPR merupakan sistem informasi untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi sistem pengawasan BPR. Melalui SIMWAS, pengawas BPR akan mampu
mengoptimalkan kegiatan analisis terhadap kondisi BPR, mempercepat diperolehnya
informasi kondisi keuangan BPR (termasuk Tingkat Kesehatan BPR), meningkatkan
keamanan dan integritas data serta informasi perbankan. Modul-modul yang tersedia
5
dalam aplikasi SIMWAS BPR antara lain modul perizinan pendirian BPR, data pokok
BPR, Tingkat Kesehatan BPR, status BPR, cabut izin usaha dan likuidasi BPR.
Revisi
Menurut no 23 tahun 1999 pasal 34
(1) Tugas mengawasi Bank akan dilakukan oleh lembag pengawasan sektor jasa keuangan
yang independen, dan dibentuk dengan undang-undang.
(2) Pembentukan lembaga pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), akan
dilaksanakan selambat-lambatnya 31 Desember 2010.”
Bedanya BPR dan Bank Umum pada dasarnya sama , perbedaannya pada Bpr tidak melayani
jasa lalu lintas pembayaran seperti tidak mengeluarkan Letter of kredit dan tidak
mengeluarkan cek sedangkan Bank Umum melayani jasa lalu lintas pembayaran .
Tanya – jawab
1. Nofiyanti / 22245
Jenis resiko bank (poin resiko operasional ) dalam resiko operasional disebutkan “
adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional bank” problem
eksternal yang dimaskud tersebut apa? Dan berikan contoh problem eksternal
tersebut!
Jawab :Risiko eksternal ini terkait kejadian-kejaidan atau events yang berada di luar
kemampuan kontrol secara langsung dari bank. Risiko ini juga berdampak sangat fatal
bila tidak dicermati atau tidak dilakukan pencegahan / antisipasi dari awal.
Beberapa penyebab dari risiko eksternal yang harus dicermati oleh perbankan antara lain:
events pada bank lain yang berdampak luas pada industri perbankan.
Kebakaran.
bencana alam.
kegagalan dalam perjanjian outsourcing.
6
implementasi dari regulasi baru.
huru hara dan demonstrasi massa.
terrorisme.
gangguan pada sistem transportasi.
gangguan komunikasi,
listrik dll.
2. Desti
Publikaso negative yang terkait dengan kegiatan usaha bank itu seperti apa ?
contohnya ?
Jawab : Risiko reputasi timbul dari pendapat negatif yang terbentuk di masyarakat, yang
biasanya akan memaksa bank berhadapan dengan masalah litigasi, turunnya jumlah
nasabah, yang akhirnya akan berujung pada kerugian secara finansial. risiko reputasi ini
bisa muncul mendadak dan tidak dapat diprediksi sebelumnya. Lebih jauh, dari beberapa
hasil penelitian yang dilakukan secara empiris, ternyata risiko reputasi memiliki korelasi
positif dengan isu negatif yang beredar di masyarakat. Masih ingat kasus rush yang
menimpa beberapa bank besar ketika krisis menghantam kita pada 199
3. Dian /23358
apa saja aktivitas yang dilakukan dalam system pengawasan BPR ?
jawab :Pengawasan Bank Indonesia terhadap BPR meliputi :
1. pemberian bantuan dan layanan perbankan kepada lapisan masyarakat yang rendah
yang tidak terjangkau bantuan dan layanan bank umum, yaitu dengan memberikan
pinjaman kepada pedagang/pengusaha kecil di desa dan di pasar agar tidak terjerat
rentenir dan menghimpun dana mayarakat.
2. membantu pemerintah dalam ikut mendidik masyarakat guna memahami pola nasional
dengan adanya akselerasi pembangunan.
3. penciptaan pemerataan kesempatan berusaha bagi masyarakat.
7
4. Melisa
Bagaimana system pengendalian resiko dalam perbankan ?
Jawab: sistem pengendalian risiko yang telah dituangkan dalam kebijakan dan prosedur
bank sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen risiko yang baik..
5. Dwinanda sahaf /22828
Bagaimana / apa yang dilakukan oleh BI dalam rangka pengawasan terhadap bank
– bank yang digolongkan akan koplas?
Jawab: Bi akan melakukan pengawasan bank dengan mencermati data historis bank
dengan mengunakan metode pengawasan berbasis resiko. Aspek yang dicermati :
(1) kepemilikan dan struktur kelompok usaha, (2) bisnis utama (key business lines), (3)
aktivitas penunjang utama (sumber daya manusia, teknologi sistem informasi dan system
akutansi), (4) rencana bisnis bank, (5) kondisi dan kinerja keuangan, (6) organisasi,
manajemen risiko dan sistem pengendalian internal.
Keenam aspek tersebut adalah elemen utama KYB dari sudut pandang internal bank.
faktor eksternal yang berada di luar kendali bank yang juga perlu menjadi bahan telaah
pengawas bank Berbekal kelengkapan analisis internal dan eksternal tersebut akan
menjadi modal dasar bagi pengawas bank untuk meneropong secara tajam terhadap
kondisi dan profil risiko bank yang diawasi. Informasi inilah yang akan menjadi alat
bantu pengawas dalam menyusun perencanaan (supervisory plan) dan strategi
pengawasan termasuk rencana audit langsung (on-site supervision) terhadap bank.
6. Ermitha kusumawati / 220861
1. Apa perbedaan antara tugas pengawasan, pemerikasaan dan penelitian ?
Jawab: Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang
dilakukan secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip
dengan menggunakan langkah-langkah tertentu.
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan
tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan
kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
8
Pemeriksaan adalah rangkaian kegiatan mencari,mengumpulkan, mengolah, serta
mengevaluasi data dan informasi mengenai kegiatan usaha
2. Bank seperti apa yang masuk dalam pengawasan bank Indonesia ? berapa lama
jangka waktu pengawasan bank tersebut ?
Jawab: bank yang bermasalah, bank yang tidak sehat serta bank yang dianggap
beresiko gagagl.
frekuensi pengawasan dan pemantauan kondisi Bank dilakukan secara normal
sedangkan pemeriksaan terhadap jenis Bank ini dilakukan secara berkala atau
sekurang-kurangnya setahun sekali.
Jangka waktu Bank dengan status Pengawasan Khusus adalah paling lama tiga
bulan bagi Bank yang tidak terdaftar pada Pasar Modal atau enam bulan bagi Bank
yang terdaftar pada Pasar Modal (listed Banks). Jangka waktu tersebut dapat
diperpanjang dan perpanjangan dapat diberikan maksimal satu kali dan paling lama
tiga bulan. Pertimbangan perpanjangan tersebut terutama yang berkaitan dengan
proses hukum yang diperlukan antara lain perubahan anggaran dasar, pengalihan hak
kepemilikan, proses perizinan, dan proses kaji tuntas oleh investor baru (due
diligence).
7. Putra / 22195
Apakah yang dimaksud dengan kegagalan counterparty? Lalau bagaimana cara
untuk meminimalkan terjadinya kegagalan counterparty?
Jawab : counterparty merupakan resiko kredit yang berarti counterparty (pihak lawan )
tidak memenuhi kewajiban. Untuk menimalkan kegagaglan counterparty kita harus
meniminalkan penyebab/akibat yang menimbulkan counterparty tersebut.
8. Destoni Mugi /23762
1. Menurut kelompok anda apakah system pengawasan bank Indonesia sudah
berjalan baik ?
Jawab: menurut kami, belum, karena masih banyka bank yang tidak sehat dan resiko
resiko yang menyebabkan bank diindonesia perlu pengawasan.
9
2. Pada kasus century dan city bank yang terjadi kasusu ini termasuk dalam jenis
resiko yang mana ?
Jawab: menurut kami, bank tersebut mengalami risiko kredit dan resiko likuiditas
9. Pricilla dita
Jika system informasi bank dalam investasi gagal diterapkan berdampak apa pada
perbankan ?
Jawab: bank akan sulit meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pengawasan dan
perbankan Indonesia akan menjadi berantakkan karena tidak ada pengawasan.
10. Bimo bayu aji/ 23697
Apakah Bi hanya melakukan pengawasan pada bank saja ? apakah lembaga
keuangan bukan bank diawasi juga oleh BI?
Jawab: BI mengawasi lembaga keuangan non bank tetapi pelaksaan pengawasanb\
lembaga non bank di lakukan oleh badan pengawasan pasar modal dan lembaga
keuangan.
11. Ratna Havisa /23819
Apakah kelemahan dari system inforamsi debitur ?
Jawab: bagi perusahaan pembiayaan banyak sekali kelamahanya salah satunya waktu
persetujuan kredit masih lama jika mengunakan SID.
12. 23339
Bagaimana penerapan / SIM-SPBI seperti apa yang sebaiknya ditetapkan agar
tujuan dari penerapan SIM-SPBI tersebut tercapai?
Jawab: karena ini system informasi untuk mendukung tugas pengawasan, pemerikasaan
dan pengaturan perbank BI maka harus diterapkan secara bertahap agar peneerapan SIM-
SPBI tercapai secara max.
13. Aditya / 22263
Seperti apa data pokok bank ?
10
Jawab : data yang Menyediaka informasi yang berkaitan dengan kelembagaan,
kepemilikan dan kepengurusan, operasional dan strategi pengawasan yang diterapkan
pada suatu bank.
14. Whestri / 21991
Dengan adanya pengawasan berdasarkan kepatuhan dan berdasarkan risiko,
apakah bank Indonesia sudah beroperasi dengan baik?
Jawab: menurut kami, belum karena masih banyak resiko resiko yang terjadi dalam
perbankkan Indonesia. Contohnya risiko kredit.
15. Vira denis / 22048
Menurut kelompok anda, BI lebih menitik beratkan system pengawasan dengan
pendekatan yang mana?
Jawab : BI melaksanakan sistem pengawasannya dengan menggunakan 2 pendekatan
yakni pengawasan berdasarkan kepatuhan dan pengawasan berdasarkan risiko. Keduanya
digunakan dalam upaya untuk menyempurnakan sistem pengawasan sehingga dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengawasan perbankan.
16. Margareth estrina /21934
Pengawasan kepatuhan berdasarkan resiko mana yang lebih baik?
Jawab : keduanya sangat baik karena keduanya saling menyempurnakan sistem
pengawasan sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengawasan
perbankan.
17. Ratri dp/ 22062
Dari 2 pendekatan pengawasan manakh yang paling baik untu dilaksanakan?
Mengapa ? apakah harus keduanya dilaksanakan? Atau hanya salah satu saja ?
11
Jawab : keduanya sangat baik karena keduanya saling menyempurnakan sistem
pengawasan sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengawasan
perbankan. Jadi keduanya harus digunakan.
18. Santi Permata Putri / 22228
Diantara system pengawasan bank berdasarkan kepatuhan dan pengawasan
berdasarkan resiko, pengawasan mana yang paling sering dilakukan oleh BI?
Mengapa ?
Jawab : keduanya pasti digunakan karena karena keduanya saling menyempurnakan
sistem pengawasan sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengawasan
perbankan. Jadi keduanya harus digunakan.
19. Rusdya AF / 23789
Di dalam jenis-jenis resiko Bank, terdapat resiko kredit yang timbul akibat
kegagalan counterparty memenuhi kewajibannya. Contoh dari kegagalan
counterparty itu sendiri apa ?
Jawaban : Contoh kegagalan conterpartyy Bank A memberikan kredit perumahan
kepada debitur perorangan. Saat memberikan kredit tersebut, bank memiliki risiko bahwa
sebagian – atau seluruh – debitur perorangan tersebut akan gagal membayar bunga
ataupun pokok kredit yang diterimanya.
20. Muhaemin /23141
Pengawasan berdasarkan resiko lebih proaktif dalam melakukan pencegahan
terhadap permasalahan yang timbul di Bank ,kenapa demikian ?
Jawaban : Karena pengawasan berdasarkan resiko merupakan pengawasan yang
berorientasi kedepan .
21. Sigit Haryanto /23293
Menurut anda apa yang menyebabkan terjadinya kegagalan counterparty apa
imbas dari kegagalan counterparty tersebut terhadap Bank yang mengalami
kegagalan tersebut !
12
Jawaban : Pada saat bank memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan, peminjam
(bukan counterparty) tidak mempunyai risiko yang berarti. Jika keduanya sepakat dengan
kontrak nilai tukar at-the-money forward atau swap, perusahaan tersebut menghadapi
risiko jika bank gagal sebesar risiko yang dihadapi bank jika counterparty gagal
(meskipun untuk kebalikannya dalam nilai tukar atau tingkat bunga). Posisi swap
seringkali bergerak in/out-of-the-money dan risiko kredit yang berkaitan bergerak
selaras.
22. Marcelus Alex Lesomar /22193
Apakah yang mendasari ,perubahan sistem pengawasan perbankan di Indonesia
kepada pihak yang independen ! Jelaskan !! Kenapa bukan Bank Indonesia saja
sampai seterusnya !
Jawaban : Karena mengacu pada peraturan perundang undangan yang berlaku .
23. Monica /21982
Bagaimana cara Bank meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem informasi
pengawasan Bank ?
Jawaban : Caranya dengan sistem manajemen Pengawasan yang terdiri dari subsistem
yaitu Sistem Informasi Manajemen Pengawasan , Sistem Informasi Bank dalam
Investigasi ,Data Mart DataPokok Bank .
24. R.Hidayat / 22995
Bagaimana proses penerapan SIM – SPBI pada perbankan agar proses
penerapannya berjalan dengan baik dan maksimal ?
Jawaban : Pengawasan bank indonesia ditingkatkan seiring dengan kondisi krisis global.
Bank Indonesia melakukan beberapa langkah antisipatif yangd i fokuskan pada
a spek peman tauan l i ku id i t a s ba ik secara harian, mingguan, maupun bulanan.
Pemantauan i n t ens i f d i l akukan t e rhadap pe rkembangan pos -pos tertentu
neraca, dan melakukan analisa tentang sumberdan penggunaan dana, termasuk pula
analisa terhadaptransaksi PUAB dan pemantauan Secondary Reserve vs DPK. Selain itu,
pengawas juga melakukan pengawasansecara langsung dalam bentuk pemeriksaan
khusus(special on-site examination)atas transaksi valuta asingyang dilakukan bank-bank
yang memiliki eksposur yangcukup besar. Hal ini disertai langkah pembinaan
13
kepadabank untuk segera melakukan langkah-langkah strategisuntuk mencegah
menurunnya tingkat likuiditas.
25. Atika /22394
Bagaimana cara Bank untuk mengantisipasi resiko bank jika sudah terjadi resiko
tersebut, bagaimana bank untuk mengantasinya ?
Jawaban : Manajemen Risiko hakikatnya bertujuan mengantisipasi risiko yang akan
terjadi di masa yang akan datang. Tetapi karena risiko di sektor perbankan sangat dinamis
dan dipengaruhi oleh banyak faktor maka pengelolaan risiko pun menjadi sangat dinamis.
BI sendiri juga selalu memperbarui pengawasan dari penerapan manajemen risiko di
bank-bank bahkan memiliki risk profile terkini dari masing-masing bank. Risk profile itu
digunakan untuk mengetahui tingkat risiko individu perbankan dan mengantisipasi risiko
sistemik.
26. Fanisa / 2227
Jelaskan yang dimaksud dengan kegagalan counterparty ?
Jawaban : Kegagalan Counterparty adalah Jika keduanya sepakat dengan kontrak nilai
tukar at-the-money forward atau swap, perusahaan tersebut menghadapi risiko jika bank
gagal sebesar risiko yang dihadapi bank jika counterparty gagal (meskipun untuk
kebalikannya dalam nilai tukar atau tingkat bunga). Posisi swap seringkali bergerak
in/out-of-the money dan risiko kredit yang berkaitan bergerak selaras. Counterparty risk,
Risiko pada saat counterparty dalam kontrak keuangan tidak dapat memenuhi persyaratan
kontrak.
27. Novi / 23356
Bagaimana Data Mart Data Pokok Bank dapat mengoptimalkan pengawasan dan
pembinaan Bank ?
Jawaban : Dengan mengembangkan Sistem Penganggaran (Prioritas Bidang),
Penyusunan Rancangan APBN (Prioritas Bidang), Pengelolaan PNBP dan subsidi
(Prioritas Bidang), Peningkatan Pengelolaan Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah.
28. M.Eka / 22903
14
Bagaimana bentuk tanggungg jawab secara social maupun secara materiil sebuah
bank apabila terjadi resiko likuiditas , bagaimana proses hukumnya ?
Jawab :Pertama,BankIndonesia(BI) mencabut ijin usaha PT.Bank Dagang Bali (BDB)
dan PT. Bank Asiatic. Kedua, pencabutan ijin usaha 50 bank beku operasi (BBO)/bank
beku kegiatan usaha (/BBKU). Sebenarnya jumlah BBO/BBKU adalah 52 bank, namun
ada dua bank belum dicabut ijin usahanya karena masih menunggu putusan Mahkamah
Agung (MA) berkaitan gugatan pemilik atas perintah beku operasi yang dikeluarkan
pemerintah waktu itu.
Undang-undang Perbankan mengancam pemegang saham dengan pidana penjara
minimal 7 tahun ditambah denda paling sedikit 10 milyar, apabila pemegang saham
menyuruh dewan komisaris, direksi atau pegawai bank lainnya untuk melakukan atau
tidak melakukan tindakan yang mengakibatkan bank tidak melaksanakan langkahlangkah
yang diperlukan untuk memastikan ketaatan bank terhadap hukum perbankan. Ancaman
pidana yang sama juga berlaku bagi komisaris, direksi, pegawai bank dan pihak terafiliasi
dengan bank.
29. Devina Puspitasari 22208
Bagaimana jika Bank yang diawasi oleh Bank Indonesia memiliki sistem yang
buruk ? Apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap Bank tersebut ?
Jawab : Perlu dilakukannya Sistem Informasi Manajemen Pengawasan yang lebih efisien
terhadap Bank tersebut .
30. Astrid / 22142
- Bagaimana cara penilaian resiko ?
Jawab:
1. Pertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dalam prosedur pemahaman
2. Identifikasi potensi salahsaji
3. Identifikasi kontrol yang diperlukan untuk mencegah atau menemukan dan
mengkoreksi salahsaji
4. Lakukan pengujian kontrol terhadap efektivitas disain dan operasional
15
5 Evaluasi bukti dan lakukan penilaian
-Apa yang dimagsud dengan kegagalan counter party ?
Jawab: Kegagalan Counterparty adalah Jika keduanya sepakat dengan kontrak nilai
tukar at-the-money forward atau swap, perusahaan tersebut menghadapi risiko jika bank
gagal sebesar risiko yang dihadapi bank jika counterparty gagal (meskipun untuk
kebalikannya dalam nilai tukar atau tingkat bunga). Posisi swap seringkali bergerak
in/out-of-the-money dan risiko kredit yang berkaitan bergerak selaras. Counterparty risk,
Risiko pada saat counterparty dalam kontrak keuangan tidak dapat memenuhi persyaratan
kontrak.
31. Nick / 22170
Dalam jenis resiko Bank , terdapat resiko kepatuhan , apabila bank melanggar
kepatuhan / tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan ,apa sanksi yang
didapat ?
Jawab : Sanksi yang didapat :
1. Bank yang melanggar ketentuan yang terkait dengan manajemen risiko, APU dan
PPT, atau transparansi produk sebagaimana diatur dalam Surat Edaran ini masing-masing
dikenakan sanksi administratif sebagaimana diatur dalam:
a. Pasal 34 Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009, bagi Bank Umum Konvensional;
b. Pasal 30 Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, bagi Bank Umum
Syariah;
32. Amanda Nor Berta / 22085
Diantara 8 jenis jenis Resiko Bank manakah resiko yang paling berbahaya bagi
Bank ?
16
Jawab : Yang paling berbahaya Risiko Kredit karena merupakan suatu risiko kerugian
yang disebabkan oleh ketidak mampuan (gagal bayar) dari debitur atas kewajiban
pembayaran utangnya baik utang pokok maupun bunganya ataupun keduanya.
33. Wahyu s / 22209
Apa saja kesalahan BI pada sistem pengawasan Bank yang terjadi pada kasus Bank
Century yang menyebabkan kerugian pada Negara dan apa solusinya menurut
kelompok anda agar kasus ini tidak terjadi di masa yang akan datang ?
Jawab : Bank Century ini kesalahannya sistematik. Solusi yang benar likuidasi, kenapa
BI harus melakukan bailout?” tegas anggota Komisi XI DPR RI, Drajad Wibowo
sebelum rapat paripurna di gedung DPR, Drajad melihat adanya keanehan dalam
kebijakan BI yang memilih melakukan bailout pada bank Century ketimbang likuidasi.
Padahal, lanjut Drajad, BI sebenarnya memiliki 3 kesempatan untuk melikuidasi bank
Century.Yang harus dilakukan adalah menerapkan pengawasan sitem informasi
menejemen yang lebih maksimal .
34. Ringga Anggara / 21989
Dari 8 jenis resiko Bank , mana jenis resiko bank yang paling sering terjadi pada
Bank – Bank yang ada di Indonesia ? Jelaskan !
Jawab : Di dalam manajemen risiko bank yang paling sering terjadi dalam aktivitas
perbankan adalah risiko operasional. Risiko operasional hampir selalu terdapat dalam
setiap aktivitas perbankan baik itu aktivitas perkreditan, treasury, maupun operasional dan
jasa.
Risiko Operasional (menurut Basel II) adalah risiko kerugian akibat ketidakmampuan
atau kegagalan proses internal, manusia, sistem atau dari kejadian eksternal. Lebih lanjut
risiko operasional juga dapat disebabkan oleh risiko hukum (legal dan regulatory
requirement).
35. Devi Indah
Bagaimana sistem pengawasan pada Bank Lain ? Apakah sama dengan sistemn
pengawasan oleh BI ?
17
Jawab : Pada prinsipnya sistem pengawasan sama yang berbeda jk BPR tidak melayani
jasa lalu lintas pembayaran tapi BI melayani lalu lintas pembayaran .
18