Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

26
18/03/2016 1 1 Pengawasan Bank Syariah DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH OTORITAS JASA KEUANGAN 2 AGENDA I. Otoritas Pengawasan Bank dan Dasar Hukum II. Perbankan : Sistem dan Kegiatan Usaha III. Sistem dan Strategi Pengawasan Bank IV. Siklus Pengawasan dan Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan V. PENUTUP

Transcript of Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

Page 1: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

1

1

Pengawasan Bank Syariah

DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH

OTORITAS JASA KEUANGAN

2

AGENDA

I. Otoritas Pengawasan Bank dan Dasar Hukum

II. Perbankan : Sistem dan Kegiatan Usaha

III. Sistem dan Strategi Pengawasan Bank

IV. Siklus Pengawasan dan Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan

V. PENUTUP

Page 2: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

2

3

I. Otoritas Pengawasan Bank dan Dasar Hukum

4

PENGAWASAN BANK SYARIAH

UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah (tanggal 17 Juli 2008)

UU No. 21 Tahun 2011 tentang OJK (tanggal 22 November 2011)

DASAR HUKUM

Page 3: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

3

5

Pembinaan dan Pengawasan Bank Syariah sesuai

UU Bank Syariah

Pembinaan dan pengawasan Bank Syariah (BUS, BPRS) dan UUS dilakukan oleh BI

Pembinaan oleh BI antara lain aspek kelembagaan, kepemilikan & kepengurusan (fit & proper test),kegiatan usaha, pelaporan, serta aspek operasional lainnya

Pengawasan oleh BI meliputi pengawasan tidak langsung (off site supervision) atas dasar laporan bank dan pengawasan langsung (on site examination) dalam bentuk pemeriksaan bank

Bank Syariah wajib memelihara TKS yang meliputi faktor Profil Risiko, Good Corporate Governance, Rentabilitas dan Permodalan.

6

OTORITAS JASA KEUANGAN

TUJUAN, FUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG

Pasal 4

OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:

a. terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;

b. mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil;

c. mampu melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat.

Pasal 5

OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi

terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.

Pasal 6

OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:

a. kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;

b. kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan

c. kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan,

dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

BAB III - UU No. 21 Th 2011 Tentang OJK

Page 4: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

4

7

KEWENANGAN OJK

1. Rigth to License ◘ Penilaian ahlak dan moral calon pemilik/pengurus ◘ Kemampuan penyediaan modal ◘ Kesungguhan calon pengurus/pemilik melakukan kegiatan perbankan

2. Rigth to Regulate ◘ Merumuskan ketentuan dan peraturan untuk terciptanya perbankan

yang sehat

3. Rigth to Control ◘ Melakukan pengawasan terhadap bank dalam batasan wewenang

yang jelas

4. Rigth to Impose Sanction ◘ Kewenangan memberikan sanksi atas pelanggaran ketentuan

8

II. Perbankan : Sistem dan Kegiatan Usaha

Page 5: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

5

9

PERBANKAN : Definisi (UU OJK)

Perbankan adalah segala sesuatu yang

menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan,

kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya secara

konvensional dan syariah sebagaimana dimaksud

dalam undang-undang mengenai perbankan dan

undang-undang mengenai perbankan syariah.

10

Sistem Perbankan

Bank Umum BPR

Bank Umum Konvensional

Bank Umum Syariah

BPR Konvensional

Unit Usaha Syariah

BPR Syariah

OJK – PENGAWASAN BANK, BAPEPAM-LK

PPATK (TPPU & PPT)

• Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS)

• Asosiasi Perbankan

• IAI • Lembaga

peradilan & arbitrase

• Lembaga pendidikan

• Lembaga Rating • Dewan Syariah

Nasional (DSN) • dll

INFRASTRUKTUR PENGATURAN/ PENGAWASAN

BPK (AUDIT BANK BUMN)

MASYARAKAT

BANK INDONESIA

Page 6: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

6

11

APA ITU BANK SYARIAH ?

Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah

12

APA ITU BANK SYARIAH ?

Bank Umum Syariah (BUS) adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Page 7: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

7

13

STRUKTUR ORGANISASI BANK SYARIAH

14

STRUKTUR ORGANISASI UNIT USAHA SYARIAH

Page 8: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

8

15

LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

Laporan keuangan bank syariah meliputi:

a. Neraca

b. Laporan Rugi Laba

c. Laporan Rekening Administratif

d. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat

e. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

16

NERACA BANK KONVENSIONAL

AKTIVA

Kas

Giro pada Bank Indonesia

Giro pada Bank lain

Penempatan pada Bank lain

Effek-effek

Tagihan derivatif

Tagihan Akseptasi

Kredit

Penyertaan saham

Aktiva tetap

Aktiva lainnya

KEWAJIBAN

Kewajiban segera

Simpanan

Simpanan dari bank lain

Effek-effek yang dijual dengan janji beli kembali

Kewajiban Derivatif

Kewajiban Akseptasi

Surat berharga yang diterbitkan

Pinjaman diterima

Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi

Kewajiban lain-lian pinjaman subordinasi

EKUITAS

Modal disetor

Tambahan modal disetor

Saldo Laba (rugi)

Page 9: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

9

17

NERACA BANK SYARIAH

AKTIVA

Kas

Penempatan pada Bank Indonesia

Giro pada Bank lain

Penempatan pada Bank Lain

Effek-effek

Piutang (murabahah, salam, istishna, qard)

Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan Musyarakah

Persediaan (aktiva untk dijual kembali)

Aktiva yang diperoleh untuk Ijarah

Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian

Penyertaan

Aktiva tetap dan akumulasi penyusutan

Aktiva lainnya

KEWAJIBAN

Kewajiban Segera

Simpanan (Giro Wadiah & Tabungan Wadiah)

Kewajiban Lain (hutang salam & hut. Istishna)

Kewajiban kepada Bank Lain

Pembiayaan yang diterima

Keuntungan yg sudah diumumkan belum dibagi

Hutang Zakat, Hutang Pajak, Hutang Lainnnya

INVESTASI TIDAK TERIKAT

ITT Bukan Bank (Tab & Deposito Mudharabah)

ITT Bank ( Tabungan & Deposito Mudharabah)

EKUITAS

Modal disetor

Tambahan modal disetor

Saldo laba (rugi)

Laporan Investasi

Terikat

18

LABA–RUGI BANK SYARIAH VS KONVENSIONAL

Perbankan syariah Perbankan Konvensional

Pendapatan operasi utama

Pendapatan dari jual beli (murabahah,

salam, ijarah)

Pendapatan dari sewa

Pendapatan dari Bagi Hasil (mudharabah,

musyarakah)

Pendapatan operasi utama lainnya

Hak pihak ketiga atas bagi hasil ITT

Pendapatan Operasi Lainnya

Beban Operasi Lainnya

Pendapatan Non Operasi

Beban Non Operasi

Zakat

Pendapatan bunga

Pendapatan komisi

Beban provisi dan komisi

Keuntungan atau kerugian penjualan efek

Keuntungan atau kerugian investasi efek

Keuntungan atau kerugian Tx valas

Pendapatan deviden

Pendapatan operasional lainnya

Beban penysh kerugian kredit & Akt Pr lain

Beban Administrasi umum

Beban operasional Lainnya

Pendapatan dari denda dan

pendapatan dari penempatan

pada bank konvensional

Laporan sumber dan

penggunaan dana kebajikan

Page 10: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

10

19

TATA KELOLA OPERASIONAL BANK

TANGGUNG JAWAB OJK

DILUAR

KENDALI OJK

TANGGUNG JAWAB OJK

Otoritas

Lain

Cakupan

pemeriksaan

OJK

Dilaporkan ke

BI/OJK

Tidak

dilaporkan

ke BI/OJK,

Dialporkan

ke Otoritas

lain

Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Pengawasan dan uji petik oleh DPS

Lap. DPS

+ DPS

20

III. Sistem dan Strategi Pengawasan Bank

Page 11: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

11

21

PRINSIP-PRINSIP PENGAWASAN

Pengawasan bank syariah secara garis besar adalah

sama dengan bank konvensional dengan penambahan pada

aspek penilaian terhadap kepatuhan bank syariah dalam

penerapan prinsip syariah dan adanya tambahan kewenangan

untuk melakukan penyitaan data/dokumen bank.

22

PRINSIP-PRINSIP PENGAWASAN

Tujuan Pengawasan Bank:

Memastikan bahwa bank dikelola secara sehat dan berhati-hati sesuai

dengan prinsip manajemen risiko dan tata kelola yang baik (good

corporate governance) serta mematuhi peraturan perundang-undangan

yang berlaku, termasuk pemenuhan prinsip syariah.

Pengaturan dan pengawasan bank diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia

agar tercipta sistem perbankan yang sehat secara menyeluruh maupun individual, dan mampu

memelihara kepentingan masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi

perekonomian nasional.

Tugas Pengawas Bank:

Memastikan bahwa pemilik dan pengurus bank menjalankan roda usaha bank sesuai

dengan aturan-aturan baku yang telah ditetapkan

Page 12: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

12

23

PRINSIP-PRINSIP PENGAWASAN

Tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajemen bank

dalam mengambil keputusan bisnis.

Tidak dimaksudkan untuk menjamin bahwa bank tidak akan

jatuh bangkrut.

Bukan untuk mencegah atau melarang bank mengambil risiko

bisnis dari kegiatan operasionalnya yg diperbolehkan.

Dalam aspek makro perbankan, otoritas pengawasan bank tidak

dimaksudkan untuk menciptakan distorsi terhadap iklim

persaingan pasar, dan tidak untuk memaksakan bank untuk

melakukan kebijakan moneter dan pembiayaan tertentu.

24

STRATEGI PENGAWASAN

1. Pengawasan Berdasarkan Kepatuhan (Compliance Based Supervision)

Menekankan pemantauan kepatuhan bank untuk melaksanakan

ketentuan-ketentuan yang terkait dengan operasi dan pengelolaan

bank untuk memastikan bahwa bank telah beroperasi dan dikelola

secara baik dan benar menurut prinsip-prinsip kehati-hatian.

2. Pengawasan Berdasarkan Risiko (Risk Based Supervision)

Merupakan pendekatan pengawasan yang berorientasi ke depan

(forward looking). Pengawasan/pemeriksaan suatu bank difokuskan

pada risiko-risiko yang melekat (inherent risk) pada aktivitas

fungsional bank serta KPMR.

Page 13: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

13

25

STRATEGI PENGAWASAN

1. Pengawasan langsung (on site supervision)

a. Minimal 1 kali setahun

b. Fokus pada risiko dan aktivitas fungsional yang tergolong tinggi (risk based approach)

c. Memanfaatkan hasil audit internal dan eksternal (akuntan publik) serta hasil pengawasan termasuk informasi pihak ketiga sebagai salah satu dasar pelaksanaan audit.

d. BI dapat menugaskan akuntan publik untuk dan atas nama BI melaksanakan pemeriksaan terhadap Bank

2. Pengawasan tidak langsung (off site supervision)

a. Pengawasan Normal/Rutin

b. Pengawasan Intensif (Intensive Supervision)

c. Pengawasan Khusus (Special Surveillance)

26

IV. Siklus Pengawasan dan Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan

Page 14: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

14

27

SIKLUS PENGAWASAN

Strategi

Pengawasan

Tahunan

- Off-site

- On-site

Audit

Working Plan LHP

Rencana & Realisasi

Monitoring tindak

Lanjut Isu strategis

Profil Risiko

& CAMELS Rating

Forum Panel

RBS Fase 2

Forum

Panel RBS

Fase 1

Pengumpulan

data/Informasi

Isu dan analisis

Pengumpulan

data/Informasi

Isu dan analisis

Pengumpulan data/Informasi Isu dan analisis

28

SIKLUS PENGAWASAN

1. Know Your Bank

Pemahaman komprehensif terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang

dapat mempengaruhi kinerja dan profil risiko bank.

2. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi bank yang dilakukan

terhadap risiko dan kinerja bank.

3. Perencanaan Pengawasan

Penentuan pengawasan tahunan

Pengawasan off site tahunan

Rencana kerja pemeriksaan (AWP)

4. Pemeriksaan Berdasarkan Risiko

Pemeriksaan yang diarahkan pada risiko yang signifikan sesuai hasil

penilaian risiko

Dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam setahun apabila terdapat

indikasi adanya risiko-risiko yang mengkhawatirkan

Page 15: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

15

29

5. Pengkinian Tingkat Kesehatan Bank

Melakukan penilaian kembali terhadap Tingkat Kesehatan Bank dengan

memperhatikan data dan informasi hasil pemeriksaan maupun pengawasan.

6. Tindakan Pengawasan dan Monitoring

Menyampaikan surat pembinaan agar bank melakukan upaya perbaikan

pada satu atau lebih faktor penilaian

Meminta Pengurus dan PS Bank untuk menyampaikan Action Plan pada

satu atau lebih faktor penilaian

Mengadakan pertemuan dengan pengurus maupun pejabat bank apabila

diperlukan untuk membahas hasil penilaian bank dan BI, maupun untuk

menyampaikan upaya perbaikan yang harus dilakukan oleh bank

Merubah status pengawasan

30

PROSES PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN

Profil Risiko GCG Rentabilitas Permodalan 1.Risiko Kredit Structure Kinerja Kecukupan 2.Risiko Pasar 3.Risiko Operasional 4.Risiko Likuiditas Process Sumber 5.Risiko Stratejik 6.Risiko Kepatuhan Pengelolaan 7.Risiko Hukum 8.Risiko Reputasi Output Sustainability 9.Risiko Imbal Hasil 10.Risiko Investasi

Peringkat Profil Risiko

Peringkat GCG Peringkat Rentabilitas

Peringkat Permodalan

Know

Your

Bank

Peringkat

Komposit

RBBRS

Page 16: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

16

31

PENILAIAN PROFIL RISIKO

Jenis Risiko Inherent KPMR Net Direction 1.Risiko Kredit L/LtM/M/MtH/H S/S/F/M/U L/LtM/M/MtH/H I/S/D

2.Risiko Pasar L/LtM/M/MtH/H S/S/F/M/U L/LtM/M/MtH/H I/S/D 3.Risiko Operasional L/LtM/M/MtH/H S/S/F/M/U L/LtM/M/MtH/H I/S/D

4.Risiko Likuiditas L/LtM/M/MtH/H S/S/F/M/U L/LtM/M/MtH/H I/S/D 5.Risiko Stratejik L/LtM/M/MtH/H S/S/F/M/U L/LtM/M/MtH/H I/S/D

6.Risiko Kepatuhan L/LtM/M/MtH/H S/S/F/M/U L/LtM/M/MtH/H I/S/D

7.Risiko Hukum L/LtM/M/MtH/H S/S/F/M/U L/LtM/M/MtH/H I/S/D 8.Risiko Reputasi L/LtM/M/MtH/H S/S/F/M/U L/LtM/M/MtH/H I/S/D

9.Risiko Imbal Hasil L/LtM/M/MtH/H S/S/F/M/U L/LtM/M/MtH/H I/S/D 10.Risiko Investasi L/LtM/M/MtH/H S/S/F/M/U L/LtM/M/MtH/H I/S/D

Peringkat Risiko Komposit L/LtM/M/MtH/H I/S/D

32

MATRIKS PENETAPAN PERINGKAT RISIKO

Page 17: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

17

33

PENILAIAN PROFIL RISIKO

1. Kredit : Risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi

kewajibannya

2. Pasar : Risiko yang timbul krn adanya pergerakan variabel pasar (adverse movement) dari

portofolio yg dapat merugikan bank. Variabel pasar a.l. suku bunga dan nilai tukar.

3. Likuiditas : Risiko yg a.l. disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yg telah jatuh

tempo

4. Operasional : Risiko yg antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak

berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya

problem eksternal yg mempengaruhi operasional bank

5. Hukum : Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, a.l. disebabkan

adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang

mendukung atau kelemahan perikatan seperti tdk dipenuhi syarat sahnya kontra.

34

PENILAIAN PROFIL RISIKO

6. Reputasi : Risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi negatif yang terkait dg

kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap bank

7. Stratejik : Risiko yang antara lain disebabkan penetapan dan pelaksanaan strategi dan/atau

pengambilan keputusan bisnis yg tidak tepat atau kurang reponsifnya bank

terhadap perubahan eksternal

8. Kepatuhan : Risiko yg disebabkan bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan

perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku, termasuk pemenuhan

prinsip syariah.

9. Imbal Hasil : Risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan Bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima Bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga Bank.

10. Investasi : Risiko akibat Bank ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil berbasis profit and loss sharing.

Page 18: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

18

35

PROSES PENILAIAN GCG

1. Penilaian Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris.

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Direksi

3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite.

4. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan Pengawas Syariah.

5. Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa.

6. Penanganan Benturan Kepentingan.

7. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank.

8. Penerapan Fungsi Audit Intern. 9. Penerapan Fungsi Audit

Ekstern. 10. Batas Maksimum Penyaluran

Dana.

11. Transparansi Kondisi Keuangan dan non Keuangan, Laporan Pelaksanaan GCG dan Pelaporan Internal.

Governance Structure

Governance Process

Governance Outcome

36

Dimana posisi bank syariah dalam industri

perbankan nasional?

11 BUS (Bank Umum Syariah)

Full Pledged Islamic/Syaria Commercial Bank

23 UUS (Unit Usaha Syariah)

Islamic/Syaria Banking Window

159 BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah)

Islamic/Syaria Rural Bank

4.8%

95.2%

Syaria Banks

ConventionalBanks

Page 19: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

19

37

Dimana posisi bank syariah dalam industri

perbankan nasional?

0 200.000 400.000 600.000 800.000

Bank ICBC Indonesia

Bank DKI

Bank ANZ Indonesia

Bank Jateng

Bank Kaltim

Bank Jatim

Bank Mizuho Indonesia

Bank Sumitomo Mitsui Ind

Bank DBS Indonesia

Bank Muamalat

Bank Mega

Bank Syariah Mandiri

Citibank

Standard Chartered Bank

Bank BTPN

Bank UOB Indonesia

Bank Bukopin

Bank BJB

HSBC

The Bank Of Tokyo-Mitsubishi UFJ

Bank OCBC NISP

BTN

BII

PaninBank

Permatabank

Bank Danamon

Bank CIMB Niaga

Bank BNI

BCA

BRI

Bank Mandiri Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank

syariah terbesar di Indonesia

menempati urutan ke 20 dengan

total aset Rp 61,8 triliun.

Bank Muamalat, Bank syariah

terbesar kedua menempati urutan ke

22 dengan total aset Rp 50,7

triliun. Merupakan Bank Syariah

pertama di Indonesia

BSM Merupakan perusahaan anak

dari Bank Mandiri.

Total aset BSM sebesar 8,83% dari total aset Bank Mandiri.

Bank Syariah

Mandiri

(BSM)

Bank

Muamalat

Indonesia

(BMI)

38

Perlindungan Konsumen

Jasa Keuangan

DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH

OTORITAS JASA KEUANGAN

Page 20: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

20

39

EDUKASI & SOSIALISASI

KEUANGAN

OJK juga bertugas

di Bidang Edukasi dan Perlindungan

Konsumen

PELAYANAN PENGADUAN

KONSUMEN KEUANGAN

40

PERLINDUNGAN KONSUMEN

DAN MASYARAKAT

Pasal 28

Untuk perlindungan konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan tindakan

pencegahan kerugian konsumen dan masyarakat, yg meliputi:

a. Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik sektor jasa

keuangan, layanan, dan produknya;

Pasal 29

OJK melakukan pelayanan pengaduan konsumen yang meliputi:

a. Menyiapkan perangkat yg memadai utk pelayanan pengaduan konsumen yg

dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan;

b. Membuat mekanisme pengaduan konsumen yg dirugikan oleh pelaku di Lembaga

Jasa Keuangan;

c. Memfasilitasi penyelesaian pengaduan konsumen yg dirugika oleh pelaku di

Lembaga Jasa Keuangan sesuai dg perintah peraturan perundang-undangan di sektor

jasa keuangan.

BAB VI - UU No. 21 Th 2011 Tentang OJK

Page 21: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

21

41

PERLINDUNGAN KONSUMEN

DAN MASYARAKAT

Pasal 30

Untuk perlindungan konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan tindakan

pembelaan hukum, yg meliputi:

a. Memerintahkan atau melakukan tindakan tertentu kepada Lembaga Jasa Keuangan

untuk menyelesaikan pengaduan konsumen yang dirugikan Lembaga Jasa Keuangan

dimaksud;

BAB VI - UU No. 21 Th 2011 Tentang OJK

42

Rangkaian Perlindungan Konsumen

Edukasi

Pelayanan Informasi

Pelayanan pengaduan dan Fasilitas penyelesaian pengaduan

Page 22: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

22

43

Peraturan OJK Nomor: 1/POJK.07/2013

Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan

Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) wajib menyampaikan informasi yang terkini dan mudah

diakses kpd konsumen ttg produk dan/atau layanan. Pasal 5

PUJK wajib memberikan pemahaman kepada konsumen mengenai hak dan kewajiban konsumen.

Pasal 9

Transparansi

PUJK wajib menyelenggarakan edukasi dalam rangka meningkatkan literasi keuangan kepda konsumen dan

atau masyarakat. Pasal 14

44

Peraturan OJK Nomor: 1/POJK.07/2013

Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan

Perlakuan yang adil

PUJK wajib menyediakan layanan khusus kpd konsumen dg kebutuhan khusus.

Pasal 24

PUJK wajib memenuhi keseimbangan, keadilan, dan kewajaran dalam pembuatan perjanjian dg konsumen.

Pasal 21

PUJK wajib memberikan akses yang setara kpd setiap konsumen sesuai klasifikasi konsumen atas produk

dan/atau layanan PUJK Pasal 15

Page 23: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

23

45

Peraturan OJK Nomor: 1/POJK.07/2013

Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan

Keandalan

Pelaku Usaha Jasa Keuangan wajib memiliki sistem pengawasan bagi direksi atau pengurus dalam rangka

perlindungan konsumen. Pasal 48

Pelaku Usaha Jasa Keuangan wajib menyediakan dan/atau menyampaikan informasi mengenai produk

dan/atau layanan yang akurat, jujur, jelas dan tidak menyesatkan.

Pasal 4

46

Peraturan OJK Nomor: 1/POJK.07/2013

Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan

Kerahasiaan & keamanan data/informasi konsumen

PUJK dilarang dengan cara apapun, memberikan data dan/atau informasi mengenai konsumernya kepada

pihak ketiga. Pasal 31

Pelaku Usaha Jasa Keuangan dilarang melakukan penawaran produk dan/atau layanan kepada

konsumen dan/atau masyarakat melalui sarana komunikasi pribadi tanpa persetujuan konsumen.

Pasal 19

Page 24: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

24

47

Peraturan OJK Nomor: 1/POJK.07/2013

Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan

Penanganan pengaduan serta penyelesaian sengketa konsumen secara sederhana, cepat, dan biaya terjangkau

Pelaku Usaha Jasa Keuangan wajib memiliki dan melaksanakan mekanisme pelayanan dan penyelesaian

pengaduan bagi konsumen. Pasal 32

Konsumen dapat menyampaikan pengaduan yang berindikasi sengketa antara Pelaku Jasa Keuangan

dengan konsumen kepada OJK. Pasal 40

48

MEKANISME LAYANAN PENGADUAN

KONSUMEN KEUANGAN

Pengaduan

oleh konsumen

Tindak lanjut

penyelesaian

oleh PUJK

Konsumen

menerima

keputusan PUJK? Selesai

Ya Tahap 1

Pengaduan

kepada OJK Proses fasilitasi Sepakat ?

Selesai

Tidak LAPS/

Pengadilan

Tahap 2

Tidak

Ya

Page 25: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

25

49

LAYANAN KONSUMEN KEUANGAN OJK

PERMINTAAN INFORMASI

PENYAMPAIAN INFORMASI

PENGADUAN

BIDANG EDUKASI DAN PERLINDUNGAN

KONSUMEN (EPK)

OJK

50

LAYANAN KONSUMEN KEUANGAN OJK

Telepon (Kode Area) 500-655 (500-

OJK)

Faksimili (021) 386-6032

Email [email protected]

Surat Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan u.p. Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Menara Radius Prawiro, Lantai 2 Komplek Perkantoran Bank Indonesia Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta Pusat 10350

Website http://konsumen.ojk.go.id

Page 26: Pengawasan Bank Syariah dan Perlindungan Konsumen

18/03/2016

26

51

Terima Kasih