sistem pemerintahan indonesia

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selama- lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut. Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang berkelanjutan dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh. Secara sempit,Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri. Sistem Pemerintahan Indonesia 1

description

sistem pemerintahan indonesia - kasus politik dinasti Atut yang merusak

Transcript of sistem pemerintahan indonesia

Page 1: sistem pemerintahan indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu

kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan

separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat

ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat

dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan

mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan

berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk

memprotes hal tersebut.

Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan

masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga

fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi,

keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang berkelanjutan dan

demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam

pembangunan sistem pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit

negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.

Secara sempit,Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk

menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu

relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari

rakyatnya itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Apa pengertian sistem pemerintahan?

2. Apa perbedaan sistem pemerintahan Parlementer dan Presidensial?

3. Bagaimana sistem pemerintahan Negara RI menurut UUD 1945?

4. Bagaimana sistem pemerintahan Negara Indonesia berdasarkan UUD 1945

setelah di Amandemen?

1

Page 2: sistem pemerintahan indonesia

5. Bagaimana contoh kasus yang dapat merusak Sistem Pemerintahan

Indonesia?

6. Bagaimana analisis sebab dan akibat dari kasus yang dapat merusak

Sistem Pemerintahan Indonesia?

7. Apa solusi untuk mengatasi kasus yang dapat merusak Sistem

Pemerintahan Indonesia?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian sistem pemerintahan.

2. Mengetahui perbedaan sistem pemerintahan Parlementer dan

Presidensial.

3. Mengetahui sistem pemerintahan Negara RI menurut UUD 1945.

4. Mengetahui sistem pemerintahan Negara Indonesia berdasarkan UUD

1945 setelah di Amandemen.

5. Mengetahui contoh kasus yang dapat merusak Sistem Pemerintahan

Indonesia.

6. Mengetahui sebab dan akibat dari kasus yang dapat merusak Sistem

Pemerintahan Indonesia.

7. Mengetahui solusi untuk mengatasi kasus yang dapat merusak Sistem

Pemerintahan Indonesia.

2

Page 3: sistem pemerintahan indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori

Sistem Pemerintahan

2.1.1 Pengertian sistem pemerintahan

1) Sistem pemerintahan dalam arti sempit, yakni sebuah kajian yang

melihat hubungan antar legislatif dan eksekutif dalam sebuah

negara. Berdasarkan kajian diatas maka dibedakan dua model

pemerintahan yakni, sistem parlementer dan sistem presidensial.

2) Sistem pemerintahan dalam arti luas, yakni suatu kajian

pemerintahan negara yang bertolak dari hubungan antara semua

organ negara, termasuk hubungan antara pemerintah pusat dengan

bagian-bagian yang ada di dalam negara. Dari pandangan diatas

maka sistem pemerintahan negara dibedakan menjadi negara

kesatuan, negara serikat (federal), dan negara konfederasi.

3) Sistem pemerintahan dalam arti sangat luas, yakni kajian yang

menitikberatkan hubungan antara negara dan rakyat. Dari kajian

tersebut dapat dibedakan Sistem Pemerintahan Monarki.

Pemerintahan Aristokrasi dan Pemerintahan Demokrasi.

Sistem Pemerintahan Menurut Para Ahli

1) Aristoteles, menurutnya bentuk pemerintahan dibagi menjadi enam

berdasarkan jumlah orang yang memerintah dan sifat

pemerintahanya yakni monarki, tirani, aristokrasi, oligarki, republik

(politea), dan demokrasi.

2) Polybius, membagi bentuk pemerintahan menurut jumlah orang

yang memerintah dan sifat pemerintahanya. Berdasarkan sudut

pandang ini dapat dibedakan menjadi enam jenis pemerintahan,

yakni monarki, tirani, aristokrasi, oligarki, demokrasi dan anarki

(oklokrasi).

3

Page 4: sistem pemerintahan indonesia

3) Kranenburg menyatakan adanya ketidakpastian penggunaan istilah

monarki dan republik untuk menyebut bentuk negara atau bentuk

pemerintahan

4) Leon Duguit membagi bentuk pemerintahaan berdasarkan cara

penunjukan kepala negaranya,yakni sistem republik yang kepala

negaranya diangkat lewat pemilihan dan sistem monarki yang

kepala negaranya diangkat secara turun temurun

5) Jellinec membagi bentuk pemerintahan menjadi dua, yakni republik

dan monarki. Pendapat ini sesuai dengan Leon Duguit.

2.1.2 Perbedaan Parlementer dan Presidensial

Sistem pemerintahan parlementer adalah sistem pemerintahan yang

badan eksekutif dan legislatif (pemerintahan dan parlemen atau DPR)

memiliki hubungan yang bersifat timbal balik dan saling mempengaruhi.

Sistem pemerintahan parlementer diterapkan di negara Inggris, Eropa

Barat, dan Indonesia ketika berlaku UUD RIS dan UUDS 1950. Sistem

pemerintahan presindensial adalah sistem pemerintahan yang badan

legislatif dan badan eksekutif boleh dikatakan tidak terdapat hubungan

seperti pada sistem pemerintahan parlementer. Sistem pemerintahan

presidensial diterapkan di Amerika Serikat, filipina, dan Indonesia pada

saat ini.

Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial :

a. Kekuasaan pemerintahan terpusat pada satu orang yaitu presiden,

sehingga presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala

pemerintahan.

b. Presiden dibantu oleh menteri-menteri yang diangkat dan

bertanggung jawab kepadanya.

c. Masa jabatan presiden ditetapkan dalam jangka waktu tertentu.

d. Presiden dan para menteri tidak bertanggung jawab kepada parlemen

atau DPR.

4

Page 5: sistem pemerintahan indonesia

Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer :

a. Kedudukan kepala negara tidak dapat diganggu gugat.

b. Kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri bertanggung jawab

kepada parlemen.

c. Susunan anggota dan program kabinet didasarkan atas suara

terbanyak dalam parlemen.

d. Kabinet dapat dijatuhkan atau dibubarkan setiap waktu oleh

parlemen.

e. Kedudukan kepala negara dan kepala pemerintahan tidak terletak

dalam satu tangan atau satu orang.

Menurut S.L.Witman, seperti dikutip Inu Kencana Syafi’i (2001),

terdapat 4 ciri yang membedakan sistem pemerintahan parlementer dan

presidensial.

Sistem Pemerintahan Parlementer Sistem Pemerintahan Presidensial

Didasarkan pada prinsip kekuasaan

yang menyebar (diffusion of power)

Didasarkan pada prinsip pemisah

kekuasaan (separation of power)

Terdapat saling bertanggung jawab

antara eksekutif dengan parlemen

atau legislatif.

Eksekutif tidak memiliki kekuasaan

untuk membubarkan parlemen

maupun ia (eksekutif) harus berhenti

ketika kehilangan dukungan dari

mayoritas anggota parlemen.

Terdapat saling bertanggung jawab

secara terpisah antara eksekutif

dengan parlemen dan antara kabinet

dengan parlemen.

Tidak ada hubungan saling

bertanggung jawab antara presiden

dan kabinetnya kepada parlemen.

Eksekutif (perdana menteri, kanselir)

dipilih oleh kepala negara yang telah

memperoleh persetujuan dan

dukungan mayoritas di parlemen.

Eksekutif dipilih oleh para pemilih

(rakyat yang melakukan pemilihan

secara langsung atau pemilihan yang

secara tidak langsung melalui dewan

pemilih (electoral college)

Sistem Pemerintahan Indonesia

5

Page 6: sistem pemerintahan indonesia

2.2.3 Sistem Pemerintahan Negara RI menurut UUD 1945

Sistem Pemerintahan menurut UUD ’45 sebelum diamandemen:

1. Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.

2. DPR sebagai pembuat UU.

3. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.

4. DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.

5. MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.

6. BPK pengaudit keuangan.

Sistem Pemerintahan setelah amandemen (1999 – 2002)

1. MPR bukan lembaga tertinggi lagi.

2. Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD

yang dipilih oleh rakyat.

3. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.

4. Presiden tidak dapat membubarkan DPR.

5. Kekuasaan Legislatif lebih dominan.

2.2.4 Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945

Setelah di Amandemen

Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa

transisi. Sebelum diberlakukannya sistem pemerintahan baru

berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen keempat tahun 2002, sistem

pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945 dengan

beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem

pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan

mulai tahun 2004 setelah dilakukannya Pemilu 2004.

Berdasarkan undang – undang dasar 1945 sistem pemerintahan

Negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Negara Indonesia berdasarkan atas hukum, tidak berdasarkan

kekuasaan belaka.

2. Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar)

tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas) .

6

Page 7: sistem pemerintahan indonesia

3. Kekuasaan Negara yang tertinggi berada di tangan majelis

permusyawaratan rakyat.

4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi

dibawah MPR. Dalam menjalankan pemerintahan Negara

kekuasaan dan tanggung jawab adalah ditangan prsiden.

5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. Presiden harus

mendapat persetujuan dewan perwakilan rakyat dalam membentuk

undang – undang dan untuk menetapkan anggaran dan belanja

Negara.

6. Menteri Negara adalah pembantu presiden yang mengangkat dan

memberhentikan mentri Negara. Menteri Negara tidak bertanggung

jawab kepada DPR.

7. Kekuasaan kepala Negara tidak terbatas. presiden harus

memperhatikan dengan sungguh – sungguh usaha DPR.

2.2 Analisis Masalah

2.2.1 Contoh Kasus yang dapat merusak Sistem Pemerintahan Indonesia

Dinasti Politik merusak Sistem Pemerintahan Indonesia

Dinasti politik merupakan sebuah serangkaian strategi politik

manusia yang bertujuan untuk memperoleh kekuasaan, agar kekuasaan

tersebut tetap berada di pihaknya dengan cara mewariskan kekuasaan

yang sudah dimiliki kepada orang lain yang mempunyai hubungan

keluarga dengan pemegang kekuasaan sebelumnya.

(TEMPO.CO, Jakarta). Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar

Agus Gumiwang Kartasasmita memahami kekecewaan masyarakat

Banten terhadap politik dinasti Ratu Atut. Apalagi ada pertanyaan dari

masyarakat mengenai politik dinasti Ratu Atut di Provinsi Banten. Agus

mengatakan, penempatan dan pemilihan seseorang untuk posisi

tertentu di Banten tidak memakai ukuran yang jelas. Agus merupakan

bekas koordinator wilayah Golkar Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten

saat kepengurusan Jusuf Kalla. Agus mengatakan, pada 2007 dialah

yang merekomendasikan Ratu Atut untuk mencalonkan diri sebagai

7

Page 8: sistem pemerintahan indonesia

Gubernur Banten. Dalam sejumlah survei ketika itu, Ratu Atut selalu

berada di posisi teratas jadi tidak ada alasan jika tidak mencalonkan

Ratu Atut.

Agus mengingatkan, saat terpilih belum ada politik dinasti di

Banten. Namun dalam perjalanannya, ternyata politik dinasti makin

berkembang di sana. Agus sendiri tidak sepakat dengan politik dinasti.

Menurut dia, seharusnya ada cara-cara lain yang bisa dilakukan agar

kekuasaan memperoleh legitimasi. Dia mengingatkan, bahwa dia sendiri

merupakan putra Ginanjar Kartasasmita, politikus senior Golkar. Hanya

saja, pemilihan seseorang untuk menduduki jabatan politik seharusnya

memperhatikan faktor kompetensi dan kapabilitas. Dinasti Atut tetap

terpilih di Banten karena Golkar merupakan partai kuat di sana. Dia juga

menuturkan, kasus Ratu Atut tidak akan menimbulkan tsunami di

kalangan internal Golkar Banten. Namun dia mengakui, ada efek dan

getaran kepada Golkar atas kasus ini. Agus menilai, wajar masyarakat

Banten kaget dan kecewa atas kasus yang menimpa Atut, tapi Golkar

masih punya tokoh lain yang kuat. Berikut ini daftar Dinasti Politik Ratu

Atut yang duduk di pemerintahan :

Jabatan Eksekutif

1. Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah

2. Walikota Serang Tubagus Haerul Jaman (adik Atut)

3. Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah (adik Atut)

4. Wakil Bupati Pandeglang Heryani (ibu tiri Atut)

5. Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany (adik ipar Atut)

Jabatan Legislatif

1. Anggota DPR RI Hikmat Tomet (suami Atut)

2. Anggota DPD RI Andika Hazrumy (anak Atut)

3. Anggota DPRD Banten Aden Absul Khaliq (adik ipar Atut)

4. Anggota DPRD Kota Serang Ratna Komalasari (ibu tiri Atut)

5. Wakil Ketua DPRD Kota Serang Ade Rossi Chairunnisa (menantu

Atut)

8

Page 9: sistem pemerintahan indonesia

Jabatan Fungsionaris di Partai Golkar

1. Ketua DPD II Provinsi Banten Hikmat Tomet (suami Atut)

2. Ketua DPD II Kota Serang Ratu Lilis Kadarwati (adik tiri Atut)

3. Ketua DPD Kabupaten Pandeglang Ratu Tatu (adik Atut)

4. Angkatan Muda Partai Golkar Tubagus Chaeri Wardhana (adik

Atut)

Daftar Caleg 2014

1. Hikmat Tomet (suami Atut)

2. Andika Hazrumy (anak Atut), caleg nomor urut 1, Dapil Banten 1

(Pandeglang dan Lebak)

3. Ade Rossi Chairunnisa (menantu Atut, caleg DPRD Banten, Dapil

Serang

4. Andiara Aprilia Hikmat (anak perempuan Atut), caleg DPD asal

Banten.

5. Tanto Warsini Arban (menantu Atut), caleg DPRD nomor urut 1,

Dapil Banten 7.

6. Aden Abdul Khaliq (adik Airin Rachmi Diani, adik ipar Atut), caleg

DPRD Banten, Dapil Banten.

2.2.2 Analisis Sebab dan Akibat Dinasti Politik Ratu Atut di Banten

A. Sebab

• Pilkada langsung membuat praktek money politic merebak, dan

suara mudah “dibeli” oleh elit lokal yang ingin menguasai arena

politik .

• Pembiayaan politik yang yang besar membuat para politisi

membentuk dinasti.

• Mandegnya kaderisasi dalam partai politik.

• Masyarakat cenderung apatis terhadap fenomena politik tanah air

sehingga kontrol sosial menjadi lemah.

• Kekuasaan telah mendatangkan berbagai macam kemudahan

dan fasilitas hidup, bahkan dijadikan  sebagai  sarana  untuk 

mengumpulkan harta kekayaan. Mereka  cenderung 

9

Page 10: sistem pemerintahan indonesia

mempertahankan  kekuasaan  yang  telah  mereka  raih, 

termasuk dengan cara membatasi sirkulasinya hanya  kepada 

kalangan  tertentu  saja  yang masih  memiliki  kedekatan  dalam 

kekerabatan.

• Dengan  kekuasaan  tetap  berada  dalam  genggaman  orang-

orang  yang masih memiliki hubungan keluarga yang dekat, 

penyelewengan kekuasaan  yang mereka  lakukan  akan 

berhasil  ditutupi, sehingga aman dari jeratan hukum. 

• Pragmatisme  partai  politik. Terdapat partai-partai yang ingin

mendapatkan suara signifikan walaupun dengan  menggunakan 

kekuasaan  para  pemimpin  daerah.  Untuk  itu,  partai  politik 

melakukan pinangan  kepada  anggota  keluarga  penguasa 

daerah.

B. Akibat

• Dinasti politik, terutama di daerah seperti di banten, hanya akan

memperkokoh politik oligarkhi yang bernuansa negatif. Bila

jabatan-jabatan penting di lembaga eksekutif dan legislatif

dikuasai oleh satu keluarga, maka mekanisme checks and

balances tidak akan efektif. Akibatnya, rawan terjadi

penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan diri dan keluarga. 

• Dinasti politik mengarah pada terbentuknya kekuasaan yang

absolut dan itu bertentangan dengan UUD 1945 yang

menyatakan bahwa pemerintahan berdasarkan atas sistem

konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme.

• Dinasti politik pada masyarakat indonesia yang pendidikan

politiknya relatif kurang dan sistem hukum serta penegakan

hukum yang lemah, maka akan menyebabkan proses kontestasi

politik menjadi tidak adil. Keluarga pemegang jabatan yang maju

dalam kontestasi politik, seperti pemilukada, akan dengan mudah

memanfaatkan fasilitas pemerintah dan jaringannya untuk

memenangkan pertarungan dan menyingkirkan para

kompetitornya. Apalagi, bila keluarga spun turut berbisnis ikut

dalam tender-tender dalam proyek pemerintah di daerah

10

Page 11: sistem pemerintahan indonesia

bersangkutan, maka dapat dibayangkan dana-dana pemerintah

dalam bentuk proyek mudah menjadi bancakan dengan aneka

warna kknnya. Dana pemerintah seolah milik uang keluarga.  

• Dinasti politik dapat menutup peluang warga negara lainnya di

luar keluarga yang memegang jabatan untuk menjadi pejabat

publik.

2.3 Solusi Untuk Mengatasi Dinasti Poltik yang Merusak Sistem

Pemerintahan Indonesia

• Memperkuat daya imunitas PNS dari politisasi birokrasi karena selama ini

PNS menjadi mesin yang efektif bagi elite politik lokal dalam membangun

dinasti.

• Memberlakukan sistem meritokrasi (merit system), mengelola sumber

daya manusia atas dasar prestasi, bukan berdasar keturunan atau

kekayaan.

• Menggunakan kriteria conflict of interest untuk mencegah politik dinasti,

sebagai alternatif dari pelarangan anggota keluarga dalam kehidupan

politik.

• Partai-partai politik mesti memperkuat dirinya dan tidak terjebak dalam

pragmatisme merebut kekuasaan belaka. Partai politik harus berani

mengajukan kader yang telah meniti karier politik dari bawah sebagai

calon pemimpin.

• Persyaratan administratif untuk mengajukan diri sebagai calon pemimpin

politik harus lebih diperketat. Misalnya calon pemimpin politik harus

pernah memimpin satu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Atau,

pernah mendapatkan penghargaan dari lembaga yang kredibel atas

prestasinya yang terkait kepentingan publik. Dengan demikian, calon

pemimpin politik yang diajukan sudah teruji memiliki kompetensi

berurusan dengan masalah publik. Bukan kader karbitan yang hanya

bermodal popularitas, citra sesaat, atau gelontoran uang.

• Proses perekrutan Kepala Daerah bisa dikembalikan ke DPRD. Konstitusi

kita menyatakan proses pemilihan demokratis bisa berbentuk elektoral

(pemilihan langsung) atau konsensual (musyawarah, termasuk lewat

DPRD). Lebih mudah bagi aparat hukum dan masyarakat sipil untuk

11

Page 12: sistem pemerintahan indonesia

memantau money politics pada segelintir anggota DPRD daripada seluruh

warga pemilih.

• Menyusun rancangan Undang-Undang pemilukada yang didalamnya

berisi mengenai pembatasan politik dinasti.

12

Page 13: sistem pemerintahan indonesia

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem pemerintahan parlementer adalah sistem pemerintahan yang badan

eksekutif dan legislatif (pemerintahan dan parlemen atau DPR) memiliki

hubungan yang bersifat timbal balik dan saling mempengaruhi. Sedangkan

sistem pemerintahan presindensial adalah sistem pemerintahan yang

badan legislatif dan badan eksekutif boleh dikatakan tidak terdapat

hubungan seperti pada sistem pemerintahan parlementer. Dengan adanya

sistem pemerintahan maka terbentuklah suatu dinasti politik dimana terjadi

adanya sistem yang saling menghubungkan satu sama lain.

Di Indonesia, dinasti politik sebenarnya sudah muncul di dalam keluarga

Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Hal tersebut terbukti dari anak-

anak Soekarno yang meneruskan pekerjaan ayahnya sebagai seorang

politisi, seperti Megawati Soekarno Putri , Guruh Soekarno Putra, dll.

Dinasti politik juga terlihat pada diri keluarga mantan Presiden Indonesia

Alm K.H. Abdurrahman Wahid, juga Presiden kita saat ini.

Dinasti politik merupakan sebuah serangkaian strategi politik manusia yang

bertujuan untuk memperoleh kekuasaan, agar kekuasaan tersebut tetap

berada di pihaknya dengan cara mewariskan kekuasaan yang sudah

dimiliki kepada orang lain yang mempunyai hubungan keluarga dengan

pemegang kekuasaan sebelumnya.

Semenjak otonomi daerah diberlakukan di sejumlah daerah bermunculan

dinasti-dinasti politik. Banyak diantaranya adalah: dinasti keluarga

Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, yang menguasai jajaran eksekutif

dan legislatif di tingkat provinsi dan seluruh kabupaten di Banten; di

Bontang-Kaltim, istri walikota Bontang yang juga menjabat sebagai ketua

DPRD Bontang, Neni Moernaeni, maju dalam Pemilukada Bontang 2011,

dll.

13

Page 14: sistem pemerintahan indonesia

Faktor internal menjadi penyebab utama terjadinya praktik politik dinasti ini.

Seseorang yang sedang memiliki kekuasaan pasti ingin mempertahankan

kekuasaannya, yang akhirnya pilihan jatuh pada keluarga terdekatnya, baik

suami, istri, anak, menantu atau kerabat lainnya.

3.2 Saran

Sebaiknya diadakan suatu pesta demokrasi seperti pemilu yang adil dan

jujur guna menghindari adanya dinasti politik yang mendominasi.

Ditegakkannya suatu pembatasan dinasti politik hal ini agar tidak

melanggar hak asasi manusia (HAM) seperti yang dilontarkan oleh Sekjend

Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), Muchtar Sindang.

Diadakannya jeda (jarak) satu masa jabatan sebelum keluarga dekat

seorang kepala daerah atau yang lainnya mencalonkan diri.

Sebaiknya diadakan peraturan untuk tidak mencalonkan diri di wilayah

provinsi yang sama. Hal ini untuk meminimalisir adanya suatu kecurangan-

kecurangan dinasti politik yang berdampak negatif bagi pembangunan dan

demokrasi kita.

Siapapun yang nanti suatu saaat terpilih untuk menduduki kursi

pemerintahan benar-benar bisa diandalkan kualitas, kapabilitas, dan rasa

tanggungjawab dalam mengemban amanah.

14

Page 15: sistem pemerintahan indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Junaidi, SH. I., MH., Muhammad. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan/GHI.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Noor, Ms. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta : Pelajar Offset.

Soedarso. 2012. Filsafat Pancasila Identitas Indonesia. Surabaya : Buku Pustaka

Raja.

Srijanti, dkk. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan Perguruan Tinggi,

Mengembangkan Etika Berwarga Negara. Jakarta : Salemba Empat.

Sunarso, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta : UNY Press.

Sumber Lain :

Ahmad Syafii, 2013, Politik Dinasti di Negara Demokrasi,

http://syafviee.blogspot.com/2013/01/politik-dinasti-di-negara-demokrasi.html.

Diakses pada tanggal 22 November 2013.

Drs. Akbar Faizal, M.Si. , 2013, DINASTI POLITIK DI INDONESIA: BOLEH ATAU

TIDAK?,http://akbarfaizal.com/index.php?

option=com_content&view=article&id=846:mereka-bicara-tentang-partai-

hanura&catid=119:politik&Itemid=101. Diakses pada tanggal 22 November

2013.

Indra Jaya Piliang, 2013, Politik Dinasti vs Dinasti Politik,

http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/131706. Diakses pada tanggal

22 November 2013.

Tempo.Co, 2013, Golkar : Warga Kecewa Politik Dinasti Ratu Atut.

http://www.tempo.co/read/news/2013/10/11/078521108/Golkar-Warga-

Kecewa-Politik-Dinasti-Ratu-Atut. Diakses pada tanggal 22 November 2013.

15