SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

121
OLEH: 1. JAYANTI ERRY P. 22 2. LISTYA PUSPASARI 23 3. NABIHA REYHAN P. 25 4. SISKA ANDRILIANA P. 37 5. SITI FARIDA 38 6. WAHYU ADI SATRIO 40 SISTEM KOORDINASI (Kelompok 3)

Transcript of SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Page 1: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

OL E H:1. J AYA NT I E RRY P. 2 22. L IS T YA PU S PA S A RI 2 33. N AB IH A RE YH AN P. 2 54. S IS KA A ND RIL IA NA P. 3 75. S ITI FA R ID A 3 86. WAH YU A DI S AT R IO 4 0

SISTEM KOORDINASI(Kelompok 3)

Page 2: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Di dalam tubuh manusia terdapat sistem koordinasi yang berfungsi mengatur agar semua organ dapat bekerja dengan semestinya.Sistem koordinasi yang dimiliki oleh manusia meliputi sistem saraf, sistem endokrin, dan alat indera

Apa sih sistem Koordinasi itu?

Page 3: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Sistem Koordinasi

Sistem Saraf

Hewan Manusia

Sistem Indera

Hewan Manusia

Sistem Hormonal

Hewan Manusia

Page 4: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN
Page 5: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Reaksi terhadap rangsangan melalui resptor, sistem saraf, dan efektor.

Untuk bereaksi terhadap rangsangan, tubuh memerlukan 3 komponen yaitu:• Reseptor

a. Fotoreseptor

b. Fonoreseptor

c. Mekanoreseptor

d. Kemoreseptor• Sistem saraf • Efektor

Sistem Saraf Hewan dan Manusia

Page 6: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

NEURON

Bagian-bagian neuron: • Badan sel • Dendrit • Akson

Page 7: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Macam-macam neuronNeuron Berdasarkan Jumlah uluran

(a) Neuron unipolar, (b) Neuron bipolar, dan (c) Neuron multipolar.

Page 8: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Macam-Macam NeuronNeuron berdasarkan Fungsi

Page 9: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

1. Sel saraf sensoris : Membawa rangsangan (impuls) dari indera ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang

belakang) (Impuls reseptor saraf pusat). Neuron multipolar : mempunyai 1 kaki panjang dan banyak kaki

pendek. Somanya terdapat di bagian tengah materi abu-abu sistem saraf tulang belakang .

2. Sel saraf penghubung/asosiasi (Neuron konektor): Terdapat di dalam sumsum tulang belakang. Untuk

menghubungkan atau meneruskan rangsangan dari sel saraf sensoris ke saraf motoris (Sensorik motorik).

Neuron bipolar : mempunyai 2 kaki (ada di retina, mukosa penciuman, telinga dalam & alat pengecap)

3. Sel saraf motoris atau sel saraf penggerak (Neuron Efferent) : Membawa respon dari pusat saraf ke otot

atau kelenjar (impuls dari saraf pusat efektor). Neuron unipolar : mempunyai 1 kaki pada soma

berkembang menjadi bipolar dengan 2 kaki

Page 10: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Berdasarkan tempatnya, sinaps dibedakan menjadi 3 macam : Sinaps aksosomatik, Sinaps aksodendritik, Sinaps aksoaksonik.

Sinapsis

Skema sinaps dan proses pelepasan neurotransmitter.

Sambungan antara neuron yang satu dengan neuron yang lain

Page 11: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Impuls saraf

Permukaan luar neuron bermuatan positif dan bagain dalam bermuatan negatif.

Penghantaran impuls saraf

Saraf dalam keadaan polarisasi Dirangsang Depolarisasi Timbul aliran listrik Timbul impuls saraf impuls saraf dibawa dendrit ke badan sel menuju akson dibawa ke neuron lain.

Page 12: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Sistem saraf

Sistem saraf pusat

Sistem saraf tepi

Otak

Sumsum tulang belakangSistem saraf sadar

Sistem saraf tak sadar

Saraf simpatik

Saraf simpatetik

Page 13: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Sistem saraf pusat

Sayatan membujur sistem saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang.

Page 14: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Otak terdiri atas empat bagian: otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), otak tengah (midbrain), dan sumsum penghubung (medula oblongata)

Otak dilindungi oleh tengkorak yang keras

Selain tengkorak, otak juga dibungkus oleh 3

lapisan (meninges):

Durameter

Piameter

Arachnoid

DURAMATERARACHNOID PIAMATER

OTAK

Page 15: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Otak

Otak besar dan bagian-bagiannya.

Otak besar

Otak belakang

Otak tengahOtak depan

Daerah asosiasi pada otak besar.

Page 16: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Terbagi menjadi empat bagian :

•Dahi (lobus frontalis), berfungsi untuk mengatur gerakan-gerakan tubuh yang disadari.

•Ubun-ubun (lobus parietalis), berfungsi mengatur kulit dan otot-otot terhadap panas,

dingin, sentuhan, dan tekanan

•Pelipis (lobus temporalis), berfungsi sebagai pusat pendengaran

•Kepala belakang (lobus oksipitalis), berfungsi sebagai pusat penglihatan. Antara otak

bagian tengah dan belakang terdapat pusat perkembangan, kecerdasan, ingatan.

Otak Besar

Page 17: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Otak kecil mempunyai dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Antara

kedua belahan dihubungkan oleh jembatan varol. Yang terdiri dari dua lapisan yaitu, lapisan luar

berwarna kelabu, dan lapisan dalam berwarna putih

Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan koordinasi kerja otot ketika

bergerak.

Otak Kecil

Page 18: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)

Sayatan melintang sumsum tulang belakang.

Bagian Luar (tepi) medula spinalis

berwarna putih (substansi alba)

dan bagian dalamnya berwarna

abu-abu (substansi grissea).

Medula spinalis merupakan

lanjutan medula oblongata dan

terdapat dalam rongga tulang

belakang. Berfungsi untuk:

1. Menghantarkan impuls dari

dan ke otak

2. Mengendalikan gerak refleks

Page 19: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Substansi kelabu dan substansi putih pada (a) sumsum tulang belakang dan (b) otak.

Page 20: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Sistem Saraf Tepi

Berdasarkan arah impuls

yang dibawanya

Sistem saraf Aferen

Sistem saraf Eferen

Berdasarkan asalnya

Sistem saraf kepalaSistem saraf tulang belakang

Sistem saraf tepi yang terdiri dari sistem saraf kepala dan sistem saraf tulang

belakang.

Page 21: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Sistem saraf tepi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari jalur rangsang dan tanggapan pada

sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi dibangun oleh dua tipe sel saraf, yaitu sel saraf somatik dan sel

saraf otonom . Kedua jenis sel saraf ini, dibangun oleh sistem saraf sensorik dan motorik sehingga

menjadi perantara impuls antar tubuh dengan sistem saraf pusat.

Sistem saraf somatik membawa pesan dari organ reseptor tubuh menuju sistem saraf pusat.

Sistem saraf somatik terdiri atas 12 pasang saraf kranial di otak dan 31 pasang saraf spinal. Saraf

kranial keluar dari otak. Umumnya saraf ini terhubung dengan organ atau jaringan di kepala dan muka.

Page 22: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Sistem saraf tak

sadar (Otonom)

Sistem saraf tak sadar yang tersusun atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.

Page 23: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN
Page 24: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN
Page 25: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Terjadinya gerak

Contoh proses terjadinya gerak refleks pada lutut.

Gerak biasa

Reseptor neuron sensorik pusat saraf neuron motorik efektor

Gerak refleks (Gerak tak sadar)

Reseptor neuron sensorik neuron konektor neuron motorik efektor

Page 26: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Gerak Sadar

Page 27: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Gerak Refleks (Tak Sadar)

Page 28: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Sistem Indera

Indera Penciuman

Struktur indera pembau.

Bau sel-sel olfaktori kemoreseptor otak besar bulbus olfaktorius sel-sel rambut organ korti traktus olfaktorius.

Page 29: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Indera pengecap

Struktur indera pengecap: (a) papila pada lidah, (b) tunas pengecap,

dan (c) struktur tunas pengecap.

Page 30: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Permukaan atas lidah manusia seperti beludru karena dilapisi oleh beberpa lapisan. Pada manusia reseptor bagi stimulus rasa berada pada kuncup pengecap (Taste bud) yang tersebar di lidah. Permukaan lidah manusia seperti beludru, karena ditutupi oleh beberapa lapiisan. Pada penampang lidah kuncup pengecap mengalami penjuluran yang biasa disebut dengan papila. Papila bermacam-macam sesuai bentuk dan lokasi banyaknya papila tersebut ditemukan.

Papila filiformisPapila filiformis banyak dan menyebar pada

seluruh permukaan lidah yang berfungsi untuk menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan.

Papila sirkumvalataPapila sirkumvalata memiliki bentuk V dan

terdapat 8–12 jenis yang terletak di bagian dasar lidah. Papila ini berukuran paling besar daripada yang lain.

Papila fungiformis Papila fungiformis menyebar pada permukaan

ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.Papila foliataPapila foliata ini umumnya banyak terletak

pada bagian sisi lidah.

Page 31: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Seperti halnya indera yang lain, pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf tertentu. Dalam hal mampu membedakan kelezatan makanan tersebut karena ada stimulasi kimiawi. Pada manusia, ujung saraf pengecap berlokasi di kuncup-kuncup pengecap pada lidah. Kuncup-kuncup pengecap mempunyai bentuk seperti labu, terletak pada lidah di bagian depan hingga ke belakang.

Di dalam satu papila terdapat banyak kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap sebagai reseptor. Setiap sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar taste bud melalui taste pore (lubang). Dengan demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam cairan ludah akan mengadakan kontak dan merangsang sel-sel kemudian timbul lah impuls yang akan menjalar ke syaraf otak untuk diteruskan ke thalamus dan berakhir di daerah pengecap primer di lobus parietalis untuk kemudian diinterpretasikan. Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui pori-pori bagian atas. Di dalam makanan akan merangsang ujung saraf yang mempunyai rambut (Gustatory hair). Dari ujung tersebut pesan akan dibawa ke otak, kemudian diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut.

Kuncup Pengecap (Taste Bud)

Rasa Zat kimia + air liur kuncup pengecap rambut saraf (Gustatory Hair) (otak besar) lobus parietalis

Page 32: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Indera penglihatan

(a) Alat tambahan mata dan (b) bagian-bagian kelopak mata.

Aparatus lakrimalis.

Page 33: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Indera penglihatan (2)

Struktur mata.

RetinaKoroidSklera

IrisKornea

PupilLensa

Kanalis shkelm

Duktus lakrimalis

Otot rektus lateral

Vitreous chamber

Fovea sentralis

Bintik butaPembuluh darah

Saraf optik

Otot rektus medial

Otot siliaris

Page 34: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

ALUR PENGLIHATANCahaya (Foton) Kornea Lensa dibelakang pupil viterous humour retina fotoreseptor (sel batang dan sel kerucut) sel saraf optikal otak besar (lobus oksipitalis).

Mata kiri menghantarkan impuls ke lobus oksipital kanan, dan mata kanan menghantarkan impuls ke lobus oksipital kiri.

Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel kerucut, yaitu sel-sel yang tersusun rapat di bawah permukaan retina.

1) Sel batangSel batang berfungsi untuk penglihatan dalam cahaya

suram, tetapi tidak mampu membedakan warna. Agar cahaya dapat diserap, pada sel batang terdapat pigmen yang disebut rodopsin. Untuk pembentukan rodopsin diperlukan vitamin A. Jika kamu kekurangan vitamin A, rodopsin yang dihasilkan sedikit sehingga kamu tidak bisa melihat dalam gelap atau yang disebut buta senja.

2) Sel kerucutSel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya

tinggi sehingga berperan untuk penglihatan pada siang hari dan dapat membedakan warna. Satu sel kerucut hanya menyerap satu macam warna. Pada mata terdapat tiga sel kerucut yang masing-masing menyerap warna merah, hijau, dan biru.

Page 35: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Kelainan pada mata:

(a) Mata miopi

(b) Mata miopi dibantu dengan lensa cekung

(c) Mata hipermetropi

(d) Mata hipermetropi dibantu dengan lensa cembung.

Page 36: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

INDERA PENDENGARANTELINGA

Page 37: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Indera pendengaran

Pembagian daerah telinga.

Struktur telinga bagian dalam.

Page 38: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN
Page 39: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

(a) Struktur koklea dan (b) struktur bagian dalam koklea.

(a)

(b)

Page 40: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

TELINGA BAGIAN LUAR

Page 41: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

TELINGA BAGIAN TENGAH

B. Telinga tengah• Membrana Tympani• Tiga (3) tulang pendengaran

• Incus, Malleus Stapes• Menghantarkan getaran suara

ke telinga bagian dalam• Eustachian Tube = Auditory Tube

= Pharyngotympanic Tube

Page 42: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

TELINGA BAGIAN DALAM

Page 43: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

ALUR PENDENGARAN

Getaran Suara daun telinga membran timpani tiga tulang pendengaran koklea sel-sel rambut organ korti sel saraf auditori otak besar (lobus temporalis).

Telinga kiri menghantarkan impuls ke lobus temporal kanan, dan telinga kanan menghantarkan impuls ke lobus temporal kiri.

Page 44: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Indera peraba

Reseptor sensorik pada manusia.

Page 45: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

a. Reseptor untuk merespon rangsang berupa sentuhan Korpus Meissnerb. Reseptor untuk merespon rangsang berupa tekanan Korpus Paccinic. Reseptor untuk merespon rangsang berupa tekanan Korpus Ruffinid. Reseptor untuk merespon rangsang berupa tekanan Korpus Kraussee. Reseptor untuk merespon rangsang berupa tekanan Ujung saraf tanpa selaput

Page 46: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Sistem Hormon

Hormon Manusia

Kelenjar endokrin pada manusia.

Page 47: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Kelenjar Hipofisis

Hormon yang dihasilkan hipofisis dan organ targetnya: (a) lobus anterior dan (b) lobus posterior.

(a)

(b)

Kelenjar tiroid dan paratiroid

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan triyodotironin. Kelenjar paratiroid menghasilkan

hormon parathormon.

Kelenjar adrenal menghasilkan hormon adrenalin dan noradrenalin

Page 48: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Kontrol homeostatik pada metabolisme glukosa oleh hormon insulin dan glukagon.

Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon.

Page 49: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN
Page 50: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Ovarium

Hormon pada ovarium.

Testis

Hormon pada testis.

PlasentaMenghasilkan hormon gonadotropin korion, estrogen, progesteron, dan somatotropin.

Page 51: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN
Page 52: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN
Page 53: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

No Aspek Pembeda Sistem Saraf Sistem Hormon

1 Aksi Bersifat cepat/segera Bersifat lambat

2 Pengaturan Melalui serabut saraf Melalui pembuluh darah

3 SekresiJangka pendek, misalnya denyut jantung dan kontradiksi otot neurotransmitter

Jangka panjang, misalnya pertumbuhan dan perkembangan hormon

4 Komunikasi Komunikasi melalui sistem sirkulasi

Komunikasi antar neuron melalui sinapsi.

Perbadaan Sistem Saraf dan Sistem Endokrin

Page 54: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

HUBUNGAN SARAF DAN HORMONHormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur

kerjasama antara saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf endokrin

Hormon berfungsi dalam mengatur homeostasis, metabolisme, reproduksi dan tingkah laku. Homeostasis adalah pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan. Contohnya pengendalian tekanan darah, kadar gula dalam darah, dan kerja jantung

Page 55: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

GANGGUAN PADA SISTEM SARAF

adalah kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah otak.

Stroke (Cerebrovascular accident ( CVA ) atau Cerebral apoplexy )

Penyebab Penyakit Stroke

1. Faktor risiko medis Hipertensi KolesteroL Arteriosklerosis Penyakit jantung Diabetes Riwayat stroke dalam keluarga

2. Faktor risiko perilaku Gaya hidup tidak sehat Pola makan yang tidak sehat Obesitas Kebiasaan merokok Mengkonsumsi alkohol

Page 56: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN
Page 57: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

57

ALZHEIMERPenurunan kesehatan jaringan otak sehingga menyebabkan menurunnya daya ingat dan kemampuan mental

Sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersaaan, sehingga otak tampak mengkerut dan mengecil

Biasanya diderita oleh manula

Gejala : Gangguan pada mempri yang

mengakibatkan terganggunya keterampilan dalam suatu pekerjaan

Kesulitan membaca dan komunikasi Disorientasi pada banyak hal Kesulitan melakukan pekerjaan sehari-hari Kesulitan berfikir abstrak Perubahan mood yang mendadak Perubahan kepribadian Sulit mengambil keputusan

Obat untuk pasien :1. Donepezil Rivastigmine

(untuk stadium ringan dan sedang)

2. Mematine (untuk stadium sedang dan berat)

Pencegahan : Meningkatkan daya ingat Kurangi makanan berlemak Makan makanan yang bayak

antioksidan Kurangi gula Jaga kebersihan gigi Olahraga teratur

Page 58: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

58

PARKINSON

Gejala :• Tremor makin parah dan menyebar• Otot terasa kaku dan tidak fleksibel• Pergerakan menjadi lambat• Berkurangnya keseimbangan dan koordinasi

tubuh

Degenerasi sel saraf secara bertahap pada otak bagian tengah (yang berfungsi sebagai pengatur gerak pada tubuh)

Faktor pemicu :• Genetis• Lingkungan• Aktifitas

Pengobatan :• Fisioterapi• Obat-obatan• Operasi

Page 59: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

59

AUTISME

Penyakit perkembangan syaraf yang terjadi sejak lahir maupun balita.

Autisme adalah keadaan yang menyebabkan seorang penderitanya memiliki dunianya sendiri

Pemicu :• Genetis• Lingkungan

Gejala : Gangguan perkembangan bahasa yang

lambat Tidak suka bermain selayaknya anak usianya Tidak suka dipegang/dipeluk Sukar berkomunikasi Hiperaktif/hipoaktif Suka menyendiri dan kurang bisa

bermasyarakat Sukar menunjukkan kasih sayang

Pengobatan :• Terapi • Obat-obat yang digunakan untuk

mengurangi impulsif dan hiperaktif• Pendekatan

Page 60: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

60

AMNESIAKondisi dimana seseorang kehilangan ingatan seperti informasi, pengalaman, kenyataan dll

Dibagi menjadi dua :1. Anterograne amnesia2. Retrogane amnesia

Amnestic syndrome disebabkan oleh cedera otak/kerusakan yang belum diketahui sebagai neurogical/organic amnesia

Penyebab neurogical amnesia :• Stroke• Kurang oksigen pada otak• Tumor pada area otak• Alzheimer

Risiko terserang amnesia :• Operasi pada otak• Cedera kepala• Trauma• Stroke• Penyalahgunaan alkohol• Kejang

Pencegahan :• Hindari meminum alkohol• Memakai helm saat berkendara• Pengobatan infeksi dengan cepat agar tidak

menyebar ke otak• Segera berobat jika memiliki gejala stroke, atau

aneurysm (seperti : sakit kepala parah, dan mati rasa pada satu sisi

Page 61: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Tumor otak, adalah proliferasi dan pertumbuhan tak terkendali sel-sel di dalam dan di sekitar jaringan otak. Tumor otak mencakup sekitar 7-9% dari semua jenis kanker dan dapat terjadi pada semua usia. Tumor otak dinamai menurut jaringan otak yang terkena, antara lain:1. Glioma: pada sel-sel glia atau neuroglia, tisu yang mengelilingi dan mendukung neuron atau sel-sel

saraf otak. Glioma adalah yang paling umum, meliputi 50% tumor otak primer.2. Astrocytoma: pada sel-sel neuroglia astrosit yang berbentuk bintang.3. Ependymoma: pada ependyma atau membran epitel yang melapisi ventrikel otak dan kanal tulang

belakang.4. Glioma batang otak: pada bagian otak yang berisi medula oblongata, pons varolii, dan otak tengah,

bagian otak yang menghubungkan sumsum tulang belakang ke otak.5. Medulloblastoma: pada otak kecil dan menyebar dengan cepat ke jaringan sekitarnya, terutama di

cairan serebrospinal dan batang otak. Medulloblastoma adalah tumor ganas yang paling sering terjadi pada anak.

6. Meningioma: pada meninges atau membran otak dan sumsum tulang belakang. Meningioma biasanya jinak, tumbuh lambat sehingga sering terlambat terdeteksi.

7. Neurinoma: biasanya terjadi pada fosa posterior. Saraf kranial kedelapan, yang menyampaikan indera pendengaran dan keseimbangan paling sering terpengaruh. Neurinoma tidak membentuk metastasis.

8. Limfoma: pada limfosit (sel yang bertanggung jawab untuk pertahanan tubuh). Ini adalah tumor ganas, yang berasal dari jaringan limfoid. Tumor ini sering terjadi pada pasien dengan AIDS dan pasien imunosupresi.

9. Adenoma hipofisis: pada kelenjar hipofisis dan dasar otak. Ini adalah jenis tumor otak yang jinak.

Page 62: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Sistem Saraf, Hormon, dan

Indera Pada Hewan

Page 63: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Sistem Saraf Vertebrata

Sistem saraf Ikan.

Sistem saraf Burung.

Sistem saraf Katak.

Page 64: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Sistem Saraf Invertebrata

Pada cacing pipih, sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali.

Sistem saraf cacing pipihPada cacing tanah, sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali.

Sistem saraf cacing tanah

Page 65: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Pada serangga, sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali.

Sistem Saraf Serangga

Page 66: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Sistem Indera Vertebrata

Ikan memiliki indera gurat sisi, mata, alat pendengaran, dan alat pembau.

Indera ikanReptil memiliki indera pembau yang tajam, namun penglihatannya kurang berkembang.

Indera reptil

Indera amfibi

Gurat sisi pada ikan.

Katak memiliki kelopak mata dan selaput tidur yang melindungi mata.

Burung memiliki indera penglihatan dan keseimbangan yang berkembang baik.

Indera burung

Burung memiliki indera penglihatan yang sangat baik untuk melihat mangsa.

Page 67: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Sistem Indera Invertebrata

Cacing pipih memiliki sepasang bintik mata pada bagian anterior tubuhnya.

Indera cacing pipihIndera cacing tanah berada di permukaan tubuhnya.

Indera cacing tanah

Serangga memiliki indera penglihatan.

Indera seranggaMata majemuk pada serangga.

Page 68: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Protozoa pada umumnya tidak memiliki indera. Meskipun demikian

protozoa peka terhadap rangsangan, yaitu terhadap rangsang yang lembut akan

..mendekat dan terhadap rangsang yang kuat akan menjauh Euglena salah

satu jenis protozoa memiliki bintik mata yang dapat

menerima rangsang cahaya

Page 69: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Moluska memiliki dua pasang tentakel yaitu

sepasang tentakel panjang yang

diujungnya terdapat sepasang mata sebagai indera penglihat dan

sepasang tentakel pendek yang berfungsi sebagai indera peraba.

Page 70: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Cacing tanah memiliki dua macam indera yang berkembang dengan baik yaitu (1) indera penerima rangsang cahaya yang terdapat di lapisan kulit

bagian dorsal, dan banyak terkumpul di daerah ujung tubuh terutama di ujung

anterior (2) sel-sel sensori yang peka terhadap

rangsang sentuhan . Pada Planaria mempunyai

bintik mata yang fungsinya tidak untuk melihat tetapi peka terhadap rangsang

cahaya.

Page 71: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Serangga memiliki dua macam indera yang berkembang dengan baik yaitu sepasang sungut yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium.Dan mata Mata belalang terdiri dari tunggal yang peka terhadap rangsang cahaya dan dua pasang mata majemuk yang tersusun atas ribuan omatidium. Hanya cahaya yang tegak lurus yang dapat diterimanya. Omatidium dapat mendeteksi bentuk dan bayangan.

Page 72: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN
Page 73: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Indera ikan yang berkembang dengan baik adalah indera pembau dan indera penglihatannya. Mata ikan tidak memiliki kelopak tetapi dilindungi oleh selaput epidermis. Akomodasi dilakukan dengan cara mengubah kedudukan lensa matanya. Telinga ikan hanya terdiri dari bagian dalam saja yang berfungsi untuk menangkap getaran melalui tulang kepala. Indera pembau ikan hiu sangat tajam. Untuk mengetahui tekanan air ikan memiliki gurat sisi yang terletak di tengah badan ikan membujur dari tutup insang sampai ke ekor. mekanisme kerjanya adalah 1. Tekanan air2. Pori-pori gurat sisi3. Cairan gurat sisi 4. Saraf5. otak

Page 74: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Indera katak yang berkembang baik adalah mata dan pendengarannya. Mata katak tidak dapat .berakomodasi. Mata katak memiliki membrana niktitan atau selaput tidur yang terletak pada kelopak mata bawah. Fungsinya adalah melindungi dan membersihkan bola mata. Alat pendegaran katak terdiri atas dua bagian yaitu bagian tengah dan dalam . Getaran suara pertama kali diterima oleh .gendang suara yang diteruskan ke tulang pendengaran selanjutnya melalui cairan limfe diteruskan ke saraf pendengaran.

Page 75: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN
Page 76: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Indera reptilia yang berkembang denngan baik yaitu indera pembaunya yang disebut organ Jacobson yang terletak di langit-langit rongga mulut. Lidah ular berfungsi membawa zat kimia berupa gas ke indera pembaunya dengan cara difusi. Pada ular derik terdapat organa pit berbentuk lubang di depan mata dan dapat mendeteksi radiasi sinar infra merah. Organa pit berfungsi menerima pancaran panas tubuh musuhnya. Dalam keadaan gelap total, ular ini dapat menentukan lokasi mangsanya.

Page 77: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN
Page 78: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Indera burung yang berkembang dengan baik adalah indera penglihatannya. Susunan mata burung serupa dengan susunan mata mamalia. Pada retinanya terdapat dua macam sel inderapenerima rangsang, yaitusel kerucut yang peka terhadap rangsang cahaya yang kuat dan sel batang.yang peka terhadap rangsang cahaya yang lemah. Burung hantu memiliki .sel batang lebih banyak daripada sel kerucut

Page 79: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Anjing dapat mendengar bunyi infrasonik yang

getarannya kurang dari 20Hz. Kalelawar dapat

menimbulkan dan menerima getaran

infrasonik

Page 80: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Sistem Hormon

Hormon InvertebrataInvertebrata misalnya serangga menghasilkan hormon otak, hormon ekdison, dan hormon juvenil.

Pergantian kulit pada serangga yang dipengaruhi

oleh hormon.

Hormon VertebrataUmumnya hormon yang dihasilkan vertebrata hampir sama dengan hormon yang dihasilkan manusia.

Hormon berfungsi dalam mengatur homeostasis, metabolisme, reproduksi, dan tingkah laku.

Page 81: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Pengaruh NAPZA terhadap Sistem Saraf

Obat-obatan dan narkoba mempengaruhi sistem saraf dan jantung.

NAPZA• Golongan sedatif • Golongan stimulan • Golongan halusinogen• Golongan penahan rasa nyeri

Page 82: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

NAPZAMerupakan akronim dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif

Napza adalah bahan atau zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan atau psikolog seseorang (pikiran, perasaan, dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikolog. Yang termasuk dalam napza adalah Narkotik, Psikotropika, dan zat adiktif lainnya .

Dampak positif dari napza dalam bidang kedokteran yaitu digunakan sebagai obat bius dan antiseptik . Dampak negatif dari napza yaitu dapat merusak tubuh secara perlahan dan mengakibatkan ketergantungan yang dapat menyebabkan kematian.

Page 83: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

PENGGUNA NAPZA

Pengguna NAPZA dibagi pada 4 kategori :

1. Coba-coba- Karena rasa ingin tau- Ingin diakui oleh lingkungan.

2. Sosial/Rekreasi- Untuk bersenang-senang- Santai- Biasanya ketika rekreasi- Dilakukan secara berkelompok

3. Situasional (pada situasi tertentu)- Saat tegang- Sedih

4. Kecanduan/ketergantungan- Tidak bisa tidak- Hanya berfikir untuk terus pakai- Rela melakukan apa saja untuk pakai

Page 84: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

PENYEBAB PENGGUNAAN NAPZA

1. Internal (dari dalam)

• Perasaan yang buruk atau terlalu senang

• Tegang• Gugup• Dorongan perasaan yang kuat

2. External (dari luar)

• Dorongan sosial• Suasana• Benda• Tempat

Page 85: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN
Page 86: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

NAPZA(MENURUT JENIS)

NARKOTIKA

GOLONGAN I

GOLONGAN III

GOLONGAN III

PSIKOTROPIKA

GOLONGAN I

GOLONGAN II

GOLONGAN III

GOLONGAN IV

ZAT ADIKTIF

ALKOHOL

INHALASI

NARKOTIKA

Page 87: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

NAPZA(MENURUT EFEK)

DEPRESAN(DOWNER)

SIFATNYA MENEKAN KERJA SARAF PUSAT

MENGURANGI AKTIFITAS FUNGSIONAL TUBUH

MEMBUAT PEMAKAI TIDUR/TIDAK SADARKAN DIRI

CONTOH :OBAT TIDUR, OBAT PENENANG, MORFIN, KODEIN DLL

STIMULAN(UPPER)

SIFATNYA MERANGSANG KERJA SARAF PUSAT

MERANGSANG FUNGSI TUBUH DAN MENINGKATKAN KEGAIRAHAN KERJA

MEMBUAT PEMAKAINYA SEGAR, AKTIF, DAN BERSEMANGAT

CONTOH : AMPHETAMIN (SHABU-SHABU, EKSTASI), KOKAIN DLL

HALUSINOGEN

SIFATNYA MENIMBULKAN HALUSINASI

MERUBAH PERASAAN,PIKIRAN, DAN SERINGKALI MENCIPTAKAN PRESEPSI YANG BERBEDA

MEMBUAT TERGANGGUNYA PERASAAN OLEH SI PEMAKAINYA

CONTOH : GANJA

Page 88: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

NARKOTIKAMenurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Narkotika Yang Berasal Dari Tanaman

Ganja Kokain

Narkotika yang berasal dari sintetis

Amphetamin Metadon

Narkotika yang berasal dari semi sintetis

Kodein Heroin

Page 89: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Golongan narkotika berdasarkan bahan pembuatannya :

1. Narkotika AlamiZat dan obat yang langsung bisa dipakai sebagai narkotik tanpa perlu adanya proses fermentasi, isolasi dan proses lainnya terlebih dahulu karena bisa langsung dipakai dengan sedikit proses sederhana. Bahan alami tersebut umumnya tidak boleh digunakan untuk terapi pengobatan secara langsung karena terlalu beresiko. Contoh narkotika alami yaitu seperti ganja dan daun koka.

2. Narkotika SintetisNarkotika jenis ini memerlukan proses yang bersifat sintesis untuk keperluan medis dan penelitian sebagai penghilang rasa sakit / analgesik. Contohnya yaitu seperti amfetamin, metadon, dekstropropakasifen, deksamfetamin, dan sebagainya.

Narkotika sintetis dapat menimbulkan dampak sebagai berikut :a. Depresan b. Stimulan c. Halusinogen

3. Narkotika Semi Sintesis / Semi Sintetisyaitu zat / obat yang diproduksi dengan cara isolasi, ekstraksi, dan lain sebagainya seperti heroin, morfin, kodein, dan lain-lain.

Page 90: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Golongan narkotika berdasarkan jenisnya :

Golongan II• Untuk pengobatan

pilihan terakhir• Untuk pengembangan

ilmu pengetahuan• Potensi ketergantungan

sangat tinggi• Contoh : fentanil,

petidin, morfin

Golongan I• Hanya digunakan untuk

kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan

• Tidak digunakan dalam terapi

• Potensi ketergantungan sangat tinggi

• Contoh : Heroin (putauw), kokain, ganja

Golongan III

• Digunakan dalam terapi

• Potensi ketergantungan ringan

• Contoh : kodein, difenoksilat

Page 91: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN
Page 92: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN
Page 93: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Beberapa contoh Narkotika Golongan I

Tanaman Papaver Somniferum L dan semua bagian-bagiannya termasuk buahdan jeraminya, kecuali bijinya

Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri, diperoleh dari buah tanaman Papaver Somniferum L yang hanya mengalami pengolahan sekedar untuk pembungkus dan pengangkutan tanpa memperhatikan kadar morfinnya.

Opium masak terdiri dari : • Candu, hasil yang diperoleh dari opium

mentah melalui suatu rentetan pengolahan khususnya dengan pelarutan, pemanasan dan peragian dengan atau tanpa penambahan bahan-bahan lain, dengan maksud mengubahnya menjadi suatu ekstrak yang cocok untuk pemadatan.

• Jicing, sisa-sisa dari candu setelah dihisap, tanpa memperhatikan apakah candu itu dicampur dengan daun atau bahan lain.

• Jicingko, hasil yang diperoleh dari pengolahan jicing.

OPIUM

Efek samping penggunaan ini, yaitu; mual dan muntah, kebingungan, pernafasan lambat, sembelit, penglihatan ganda atau kabur, pupil mengecil, pusing, pingsan, rasa mengambang, otot kaku, ruam, gatal dan bintik merah pada kulit

Page 94: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

KOKAIN

Daun koka, daun yang belum atau sudah dikeringkan atau dalam bentuk serbuk dari semua tanaman genus Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae yang menghasilkan kokain secara langsung atau melalui perubahan kimia.

Kokain mentah, semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun koka yang dapat diolah secara langsung untuk mendapatkan kokaina.

Page 95: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Kokain, bentuknya berupa bubuk berwarna putih. Amfetamin berbentuk kapsul atau tablet, contohnya ekstasi. Metafetamin biasanya berupa tepung atau gumpalan Kristal berwarna putih kekuningan, tidak berbau dan rasanya pahit, contoh zat; Sabu-sabu.

Kokain digunakan dengan cara disedot melalui hidung, dihisap, disuntikan. Efek kokain yang digunakan dengan cara disedot atau dihirup dapat berlangsung 15 – 30 menit, tapi jika dihisap dengan rokok hanya berlangsung 5 – 10 menit. Untuk mempertahakan rasa mabuk, seseorang harus menambah dosisnya, inilah yang menyebabkan penyalahgunaan berlebihan, menggunakan berulang kali dalam tempo relatif singkat dan dengan dosis yang semakin meningkat.

Efek samping:• Keletihan (fatigue) • Insomnia atau hipersomnia • Agitasi psikomotor • Ide-ide bunuh diri dan paranoid • Mudah tersinggung atau iritabel

Perasaan depresif -

Page 96: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Tanaman ganja, semua tanaman genus genus cannabis dan semua bagian dari tanaman termasuk biji, buah, jerami, hasil olahan tanaman ganja atau bagian tanaman ganja termasuk damar ganja dan hasis.

GANJA

Page 97: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Beberapa contoh Narkotika Golongan II

MORFIN

Gejala putus obat karena morfin berupa kegelisahan, tubuh berkeringat, nyeri otot, dan mual. Untuk mengatasinya dokter akan mengurangi dosis secara bertahap hingga pasien benar-benar lepas dari morfin

Jenis obat : Analgesik opium/narkotikGolongan : Obat resepManfaat :Meredakan rasa sakit yang

parahDikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anakBentuk obat Tablet, kapsul, cairan yang diminum, dan suntik

Morfin bekerja pada saraf dan otak sehingga tubuh tidak merasakan rasa sakit.

Efek samping : • Mengantuk• Pusing atau sakit kepala• Mual• Sembelit• Sulit buang air kecil• Gangguan tidur• Mulut terasa kering• Tubuh berkeringat

Page 98: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Benzilmorfina : 3-benzilmorfina

dll

Alfasetilmetadol : Alfa-3-asetoksi-6-dimetil amino-4,4-difenilheptana

Alfameprodina : Alfa-3-etil-1-metil-4-fenil-4-propionoksipiperidina

Alfametadol : alfa-6-dimetilamino-4,4-difenil-3-heptanol

Alfaprodina : alfa-l, 3-dimetil-4-fenil-4-propionoksipiperidina

Alfentanil : N-[1-[2-(4-etil-4,5-dihidro-5-okso-l H-tetrazol-1-il)etil]-4-(metoksimetil)-4-pipe ridinil]-Nfenilpropanamida

Allilprodina : 3-allil-1-metil-4-fenil-4-propionoksipiperidina

Anileridina : Asam 1-para-aminofenetil-4-fenilpiperidina)-4-karboksilat etil ester

Asetilmetadol : 3-asetoksi-6-dimetilamino-4, 4-difenilheptana

Benzetidin : asam 1-(2-benziloksietil)-4-fenilpiperidina-4-karboksilat etil ester

Page 99: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Beberapa contoh Narkotika Golongan III

Kodein adalah sejenis obat golongan opiat yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang hingga berat, batuk (antitusif), diare, dan irritable bowel syndrome.Pengubahan kodein menjadi morfin berlangsung di hati, dan dikatalisis oleh enzim sitokrom P450 dan CYP2D6, sedangkan enzim CYP3A4 akan mengubah kodein menjadi norkodeina.

KODEIN

Efek samping yang umumnya terjadi akibat menggunakan kodein meliputi eforia (perasaan senang/bahagia), gatal-gatal, mual, muntah, mengantuk, mulut kering, miosis, hipotensi ortostatik, penahanan urin, depresi, dan sembelit

Page 100: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

• Asetildihidrokodeina• Dekstropropoksifena : α-(+)-4-

dimetilamino-1,2-difenil-3-metil-2-butanol propionat

• Dihidrokodeina• Etilmorfina : 3-etil morfina• Kodeina : 3-metil morfina• Nikodikodina : 6-

nikotinildihidrokodeina• Nikokodina : 6-nikotinilkodeina• Norkodeina : N-demetilkodeina• Polkodina : Morfoliniletilmorfina

Jenis -Jenisnya

• Propiram : N-(1-metil-2-piperidinoetil)-N-2-piridilpropionamida

• Buprenorfina : 21-siklopropil-7-α-[(S)-1-hidroksi-1,2,2-trimetilpropil]-6,14-endo-entano-6,7,8,14-tetrahidrooripavina

• Garam-garam dari Narkotika dalam golongan tersebut diatas

• Campuran atau sediaan difenoksin dengan bahan lain bukan narkotika

• Gampuran atau sediaan difenoksilat dengan bahan lain bukan narkotika

Page 101: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Beberapa Jenis Narkotika dan Efek Penggunaannya

GANJA

HEROIN

Page 102: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

PSIKOTROPIKAMenurut UU No.5 Tahun 1997, psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah atau sintesis bukan narkotika yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan aktivitas mental dan perilaku.

Page 103: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Berdasarkan Tujuan Penggunaan Dan Tingkat Resiko Ketergantungan

PSIKOTROPIKA

GOLONGAN I :

Tujuan iptek potensi kuat

mengakibatkan sindrom

ketergantungan

GOLONGAN II :

Tujuan iptek & untuk terapi potensi kuat

mengakibatkan sindrom

ketergantungan

GOLONGAN III :

Obat, terapi dan Tujuan iptek

potensi sedang dalam

mengakibatkan sindrom

ketergantungan

GOLONGAN IV :

Obat, terapi dan Tujuan iptek potensi ringan mengakibatkan

sindrom ketergantungan

Page 104: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Psikotropika digolongkan menjadi 4 golongan :

Golongan I• Hanya untuk tujuan pengembangan ilmu

pengetahuan• Tidak digunakan dalam terapi• Potensi sindrom ketergantungan amat kuat• Contoh : LSD, MDMA/ekstasi

Golongan II• Untuk pengobatan• Untuk pengembangan ilmu pengetahuan• Potensi sindrom ketergantungan kuat• Contoh : metamfetamin (shabu),

sekobarbital

Golongan III• Untuk pengobatan atau terapi• Untuk pengembangan ilmu

pengetahuan• Potensi sindrom ketergantungan

sedang• Contoh : amobarbital, pentazosine

Golongan IV• Untuk pengobatan atau terapi• Untuk pengembangan ilmu

pengetahuan• Potensi sindrom ketergantungan

ringan• Contoh : diazepam, halozepam,

triazolam, klordiazepoksida

Page 105: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Contoh Psikotropika :

LSD (Lysergic Acid Diethylamide)• Menimbulkan Halusinasi untuk orang

gangguan jiwa dan sakit ingatan• Cara kerja : membuat otot-otot yang tegang

menjadi rileks

Page 106: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Contoh Psikotropika :

Amfetamin :• Hasil sintesisnya berupa ekstasi dan sabu• Gejala : siaga, percaya diri, gembira

berlebihan, banyak bicara, tidak mudah lelah, tidak nafsu makan, berdebar-debar, tensi menurun, napas cepat

Page 107: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

• OD : jantung berdebar, panik, mengamuk, paranoid, tensi naik, kejang, pendarahan otak, suhu badan naik, kerusakan ujung syaraf otak kematian

Page 108: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Beberapa Jenis Psikotropika dan Efek Penggunaannya Ekstasy

Obat Penenang

Page 109: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

METHAMPHETAMINE

Beberapa Jenis Psikotropika dan Efek Penggunaannya

Page 110: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

ZAT ADIKTIF

NARKOTIKA ALKOHOLOBAT PENENANG

Obat atau zat yang berasal dari tanaman

Obat dalam dunia kedokteran yang

dipakai dalam dosis kecil untuk membuat tenang dan tertidur

Zat yg diperoleh melalui fermentasi (peragian) bahan

tertentu

Page 111: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

PENGERTIANZAT ADIKTIF :

Zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang.

Page 112: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

NARKOTIKA GANJA

OPIUM

KOKAINNIKOTIN

Cannabis sativaMARIYUANA

Daun, bunga, biji, ranting

Getah buah :Papaver sommiverum

(Candu, morfin, putaw, heroin, kodein)

Daun :Erythroxylum coca

Koka

Nicotiana spTembakau

Page 113: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

GANJA OPIUM KOKAIN NIKOTIN

Dipakai dalam bentuk : Lintingan rokok

Gejala pemakaian : gembira, tertawa tanpa sebab, santai, lemah, bicara sendiri mengantuk, menguap, susah tidur, pengendalian diri kurang.

Dipakai dalam bentuk : Dihisap

Gejala pemakaian : gembira, tertawa berlebihan, bicara sendiri ,cenderung berbuat kerusuhan, mual, susah bab, pupil mengecil, nafas berat

Dipakai dalam bentuk : Serbuk

Gejala pemakaian : suka bicara, gembira berlebihan dan gaduh, gelisah, detak jantung meningkat, demam, nyeri perut, mual dan muntah.

Dipakai dalam bentuk : Irisan tembakau dalam rokok

Gejala pemakaian : gelisah, mengamuk, mengantuk, malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan lambat.

Page 114: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

GANJA OPIUM KOKAIN NIKOTIN

Gejala putus pemakaian : sukar tidur, hiperaktif, hilang nafsu makan

Gejala OD pemakaian :Ketakutan, daya pikir turun, denyut nadi tak teratur, dan gangguan jiwa

Gejala putus pemakaian : sering menguap, kepala berat, mata basah, hidung berair, hilang nafsu makan, lekas lelah, menggigil, dan kejang

Gejala OD pemakaian :Tertawa tak wajar, kulit lembab, napas pendek, dan tersengal

Gejala putus pemakaian : Gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat

Gejala OD pemakaian :Gelisah, pengendalian diri turun, mengguman tak jelas, sempoyongan, suka bertengkat, turun kesadaran, pingsan

Gejala putus pemakaian : Pusing, sulit bepikir

Page 115: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

ALKOHOL• Diperoleh dari proses peragian / fermentasi sejumlah bahan.

• Bahan yang bisa menghasilkan alkohol : beras ketan, singkong, perasan anggur

• Fungsi utama : mensterilkan alat-alat kedokteran

Page 116: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Kandungan Alkohol / Etanol dalam MIRAS

1. A Etanol 1 - 5 %2. B Etanol 5 - 20 %3. C Etanol 20 - 50 %

Page 117: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Gejala pemakaian alkohol :

• Gembira• Pengendalian diri turun (keseimbangan tubuh)• Muka kemerahan

Page 118: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Gejala Putus Alkohol :

• Gemetar• Muntah• Kejang-kejang• Susah tidur• Gangguan jiwa

Page 119: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

ALKOHOL

TINNER,BENSIN, LEM DLL

Page 120: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

JAMUR KOTORAN KERBAU DAN SAPI

Page 121: SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

TERIMA KASIH