Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

27
Oleh Kelompok 7 Dian Arief Prawira R Gita Ayu Aprianti Kevin Chrisdianto Winata Peter Lii ~~~~~~

Transcript of Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Page 1: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Oleh Kelompok 7

Dian Arief Prawira R

Gita Ayu Aprianti

Kevin Chrisdianto Winata

Peter Lii

~~~~~~

Page 2: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia
Page 3: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia
Page 4: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Epidermis

Ketebalan epidermis menentukan

ketebalan kulit. Kulit yang tebal,

misalnya pada telapak tangan,

ujung jari, dan telapak kaki,

memiliki lima lapis epidermis, yaitu

stratum basal, stratum spinosum,

stratum granulosum, stratum

lusidum, dan stratum korneum. Kulit

yang tipis, seperti yang melapisi

tubuh, tidak memiliki stratum

lusidum.

Sel-sel di stratum basal, stratum

spinosum, dan stratum granulosum

merupakan sel hidup karena

mendapat nutrien dari kapiler di

jaringan ikat (dalam hal ini adalah

dermis). Sebaliknya, sel-sel di

stratum lusidum dan stratum

korneum merupakan sel mati

karena kapiler tidak mencapai

lapisan ini. Penjelasan lanjutan ada

di slide selanjutnya

Page 5: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Stratum korneum (lapisan tanduk) merupakan lapisan terluar dari epidermis yang tersusun atas sel-sel mati yang selalu mengelupas

Stratum lusidum merupakan lapisan epidermis yang bening, memiliki zat kreatinin yang bersifat menghalangi air.

Stratum granulosum merupakan lapisan epidermis yang mengandung pigmen. Pigmen tersebut dinamakan melanin.

Stratum spinosum; dimana sintesis protein dan pembentukan sel-sel baru terjadi, yang didorong ke permukaan untuk menggantikan sel-sel mati pada stratum korneum.

Stratum basal/germinativum merupakan lapisan epidermis yang selalu mengalami pertumbuhan membentuk sel-sel kulit yang baru keluar.

Penjelasan lanjutan...

Page 6: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Dermis (Korium)

Jaringan dermis lebih tebal daripada epidermis. Dermis disusun oleh jaringan ikat dan kolagen. Dalam dermis terdapat pembuluh darah, akar rambut, sel-sel otot polos, ujung saraf dan lapisan lemak subkutan. Selain itu, terdapat pula kelenjar keringat (glandula sudorifera) serta kelenjar minyak (glandula sebassea) yang terletak dekat akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut.

Page 7: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Terdiri dari....• Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak untuk mencegah kekeringan kulit dan rambut. • Kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang memanjang dari epidermis masuk ke bagian dermis.

Pangkal kelenjarnya menggulung dan dkelilingi oleh kapiler darah dan serabut saraf simpatetik. Dari kapiler darah inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri dari air dan ±1% larutan garam beserta urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran keringat ke permukaan kulit.

• Folikel rambut merupakan kantong yang mengelilingi akar rambut. Dari folikel ini akan tumbuh rambut berwarna hitam. Warna hitam pada rambut disebabkan oleh adanya melanin

• Pembuluh darah• Jaringan lemak untuk penyimpanan makanan cadangan.• Saraf

Page 8: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia
Page 9: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Pengeluaran keringat berlebihan pada pekerja berat mengakibatkan banyak garam hilang dari darah. Hal ini dapat mengakibatkan kejang dan pingsan. Keluarnya keringat yang berlebihan akibat rangsangan saraf dapat terlihat dengan menjadi merahnya warna kulit akibat pelebaran pembuluh darah di lapisan dermis. Sebaliknya, penyempitan pembuluh darah menyebabkan kulit menjadi pucat, misalnya pada saat ketakutan.

Fungsi hipotalamus adalah memonitor dan mengendalikan suhu darah. Jika darah yang melalu hipotalamus suhunya lebih rendah dari normal, maka saraf pusat pencapai panas akan mengeluarkan rangsangan ke kulit untuk menurunkan kecepatan hilangnya panas. Hal itu dilakukan dengan cara mengurangi pembentukan keringat. Sebaliknya, jika darah yang melewati hipotalamus suhunya lebih tinggi, maka saraf pusat kehilangan panas dan akan mengurangi kecepatan metabolisme, menghentikan menggigil, dan meningkatkan kecepatan hilangnya panas lewat kulit.

Page 10: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Fungsi kulit selain sistem

ekskresi

Melindungi tubuh dari kerusakan kerusakan

fisik seperti gesekan, panas, zat kimia,

penyinaran, dan sebagainya.

Mengatur suhu tubuh, tempat penyimpanan

cadangan makanan berupa lemak

Menerima rangsangan dari luar berupa

rangsang sentuhan dan rabaan

Mengurangi pengeluaran air yang berlebihan

dari dalam tubuh

Page 11: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Sistem Ekskresi Hewan

Penjelasan

VertebrataInvertebrata

Page 12: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Sistem ekskresi pada invertebrata

Pada hewan invertebrata belum terdapat sistem ekskresi. Akan tetapi, sisa sisa metabolisme harus dikeluarkan dari dalam tubuh organisme. Untuk itu, hewan invertebrata memiliki alat dan cara ekskresi tersendiri.

Page 13: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Pengeluaran sisa-sisa metabolisme protozoa dilakukan melalui membran sel secara difusi. Protozoa mempunyai organel eksresi berupa Vakuola berdenyut yang bekerja secara periodik untuk mengatur kadar air dalam sel. Sewaktu mengeluarkan air, sisa-sisa metabolisme ikut dikeluarkan.

Page 14: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Pada porifera dan coelenterata,pengeluaran sisa metabolisme berlangsung secara difusi, dari sel tubuh ke epidermis, lalu dari

epidermis ke lingkungan hidupnya yang berair.

Page 15: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Sistem Ekskresi Platyhelminthes

a) Susunan saluran eksresi pada Planaria; b) Sel api

Sistem ekresi pada planaria terdiri atas dua saluraneksresi yang memanjang bermuara ke pori-poriyang letaknya berderet-deret pada bagian dorsal(punggung). Kedua saluran eksresi tersebutbercabang-cabang dan berakhir pada sel-sel api(flame cell). Perhatikan gambar sistem eksresi dansel api Planaria di bawah ini.

Pengeluaran sisa metabolisme padacacing pipih dan cacing pita dilakukandengan selenosit yang disebut jugaprotonefridium atau sel api . disebutsel api karena gerakannya seperti nyalaapi. Sel api menyerap sisametabolisme dari sel-sel di sekitarnya,lalu mengalirkan sisa metabolismedengan gerakan silia ke duktusekskretorius

Page 16: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Sistem Ekskresi Annelida (Cacing

Tanah)

Di samping ini adalah

gambar penampang

sistem ekskresi Annelida

Page 17: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Untuk mempelajari sistem ekskresi pada annelida, kitaambil contoh cacing tanah. Alat eksresi cacing tanah adalahsepasang metanefridium berbentuk tabung yang terdapat di setiapsegmen tubuhnya. Ujung yang terdapat dalam segmen, terbuka danberbentuk corong bersilia, disebut nefrostom. Ujung lainnya yangbermuara keluar tubuh disebut nefridiofor.

Pada nefrostom terdapat gulungan tubulus (tabung) danbagian yang menggelebung. Nefridiofor dilewati meteri-materi yangdikeluarkan oleh bagian yang menggelembung dari nefrosomdiselubungi pembuluh-pembuluh darah yang membentuk jaringan.

Materi-materi keluar dari cairan tubuh anterior menujunefridium lewat nefrostom yang terbuka. Akan tetapi, beberapamateri penting (air dan makanan) diikat langsung oleh sel-sel padagulungan tubulus dan menembus pembuluh darah di sekitar tubulusyang kemudian disirkulasikan lagi. Saat cairan bergerak disepanjang tubulus, epitelium transpor yang mengelilingi lubangtubulus memompa garam-garam esensial keluar dari tubulus inidireabsorpsi oleh darah dalam kapiler pembuluh darah yangmenyelubungi tubulus. Urin yang dikeluarkan oleh cacing tanahberbentuk cair dan mencapai 60% dari berat tubuh.

Page 18: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Insecta mempunyai alat

ekskresi yang disebut pembuluh

malpighi.pembuluh malpighi

melekat pada ujung anterior

usus belakang.

Zat-zat sisa metabolisme

diserap dari cairan jaringan oleh

pembuluh malpighi bagian

ujung distal. Dari bagian ini,

cairan masuk ke bagian

proksimal pembuluh malpighi

dan membentuk kristal asam

urat yang kemudian masuk

bersama feses. Sebagian zat sisa

yang mengandung nitrogen

dimanfaatkan untuk

membentuk kitin pada

eksoskeleton (rangka luar), dan

dapat ikut diekskresikan

sewaktu molting atau

pengupasan kulit.

Sistem Ekskresi Insecta

Page 19: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Sistem Ekskresi pada Vertebrata

Alat eksresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren). Struktur ginjal yang paling primitif pada vertebrata disebut akrinefros atau holonefros.

Pada prinsipnya, terdapat tiga tipe ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio vertebrata selain mamalia, embrio berudu dan larva amphibia yang lain. Selama perkembangan embrio amniota dan selama metamorfosis amphibia, pronefros digantikan oleh mesonefros. Mesonefros merupakan ginjal pada embrio sebagian vertebrata, ikan dewasa, dan amphibia dewasa. Pada reeptilia, burung, dan mamalia dewasa, mesonefros akan berubah menjadi metanefros selama masa perkembangan embrio.

Page 20: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Sistem Ekskresi pada

Ikan

Page 21: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Penjelasan dari gambar...

Alat eksresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat di sisi dorsalrongga tubuh. Bentuk ginjal mesonefros sempit memanjang, berwarna cokelat, danpada ujung anteriornya berhubunga dengan sistem reproduksi.

Tubulus ginjal mengalami modifikasi menjadi duktus eferen yangmenghubungkan testis dengan duktus mesonefridikus. Selanjutnya, duktusmesonefridikus menjadi duktus deferens yang berfungsi untuk mengangkut spermadan urin yang bermuara di kloaka.

Mekanisme ekresi pada ikan yang hidup di air tawar berbeda denganmekanisme eksresi pada ikan yang hidup di air laut. Cairan tubuh ikan tawar bersifathiperosmotik dibandingkan air tawar, sehingga air cenderung masuk ke tubuh ikan. Disaat yang bersamaan, ion tubuh cenderung keluar ke air. Untuk mengatasi masalahkelebihan air dan kekurangan ion, ikan air tawar biasanya tidak banyak minum.Tubuhnya diselimuti lendir untuk mencegah masuknya air secara berlebihan. Ikanaktif menyerap ion anorganik melalui insang dan mengeluarkan banyak air melaluiurin yang encer.

Ikan yang hidup di air laut mengekskresikan sampah nitrogen yang kurangberacun, yaitu trimetilamin oksida (TMO). Zat ini memberi bau khas air laut. Selainitu, ikan air laut mengekskresikan ion-ion lewat insang dan mengeluarkan urin denganvolume yang kecil. Ginjal ikan air laut tidak memiliki glomerulus. Akibatnya tidakterjadi ultrafiltarsi di ginjal, dan urin terbentuk oleh sekresi garam-garam dan TMOyang berkaitan dengan osmosis air.

Page 22: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia
Page 23: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Sistem Ekskresi pada Amphibia

Amphibia memiliki alat ekskresi berupa ginjal mesonefros. Pada katak jantan,

saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin. Sebaliknya, pada katak betina

saluran ginjal dan saluran kelamin terpisah. Ginjal amphibia berhubungan

dengan ureter di vesika urinaria.

Saat amphibia mengalami metamorfosis, hasil ekskresi amphibia juga berubah.

Larva amphibia mengekskresikan amonia, sedangkan berudu dan hewan

dewasa mengekskresikan urea.

Page 24: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

ALAT EKSKRESI

PADA REPTILIA

Page 25: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Penjelasan

Alat ekskresi pada Reptilia adalah sepasang ginjal metanefros. Metenefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan alat ekskresi pada stadium embrional menghilang. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vesika urinaria (kandung kemih). Vesika urinaria menyempit ke bagian posterior, berukuran kecil. Vesika urinaria bermuara langsung ke kloaka.Pada jenis kura kura tertentu terdapat sepasang vesika urinaria tembahan yang juga bermuara langsung ke kloaka. Vesika urinaria tambahan berfungsi sebagai organ respirasi. Pada kura kura betina, organ respirasi tersebut juga berfungsi membasahi tanah yang dipersiapkan untuk membuat sarang sehingga tanah menjadi lunak dan mudah digali.Hasil ekskresi Reptilia adalah asam urat. Reptilia hanya menggunakan sedikit air untuk membilas sampah nitrogen dari darah karena sebagian besar sisa metabolisme diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun. Asam urat yang dikeluarkan oleh reptilia berbentuk pasta (bubur) berwarna putih. Sisa air direabsorpsi oleh bagian tabung ginjal.Buaya dan penyu air tawar mengekskresikan asam urat dan amonia. Pada penyu laut terjadi ekskresi garam dari sepasang kelenjar garam di kepala yang bermuara pada sudut mata, sehingga penyu laut tampak seperti mengeluarkan air mata. Buaya tidak mempunyai vesika urinaria sehingga asam urat keluar bersama feses.

Page 26: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Sistem Ekskresi pada Aves

Page 27: Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia

Penjelasan

Alat ekskresi pada burung berupa sepasang ginjal metanefros. Burung tidak memiliki vesika urinaria sehingga hasil ekskresi dari ginjal disalurkan langsung ke kloaka menuju ureter. Tabung ginjal burung sangat banyak sehingga metabolisme burung aktif. Tiap 1 ml kubik jaringan korteks ginjal burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal. Tabung ginjal ini dibentuk oleh lengkung Henle kecil.

Air dalam tubuh diperoleh melalui reabsorpsi di tubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuaang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka. Asam urat berbentuk kristal putih yang bercampur feses. Pada burung laut, misalnya camar, selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan garam. Hal ini disebabkan karena burung laut meminum air garam dan makan ikan laut yang mengandung banyak garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam di atas mata. Larutan garam mengalir ke rongga hidung kemudian keluar melalui nares luar dan akhirnya garam menetes dari ujung paruh.